22
PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Studi Pada Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kepulauan Riau) SKRIPSI Oleh : VIVI HARTANTI NIM : 100565201046 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2018

PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH …repository.umrah.ac.id/2248/1/jurnal vivi.pdf · Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada ... tersebut dan diperlukan profesionalisme aparatur

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH …repository.umrah.ac.id/2248/1/jurnal vivi.pdf · Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada ... tersebut dan diperlukan profesionalisme aparatur

PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH PADA

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

(Studi Pada Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Provinsi Kepulauan Riau)

SKRIPSI

Oleh :

VIVI HARTANTI

NIM : 100565201046

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2018

Page 2: PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH …repository.umrah.ac.id/2248/1/jurnal vivi.pdf · Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada ... tersebut dan diperlukan profesionalisme aparatur

PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH PADA

BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

(Studi Pada Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Provinsi Kepulauan Riau).

OLEH : VIVI HARTANTI

ABSTRAK

Pengelolaan Barang Milik Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi

Kepulauan Riau masih banyak mengalami kendala dan hambatan-hambatan

khususnya dalam penatausahaan barang milik daerah sehingga optimalitas dalam

pengelolaan barang milik daerah belum tercapai.Adapun tujuan penelitian ini

adalah Untuk mengetahui Pelaksanaan Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kepulauan Riau (Studi

Pada Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi

Kepulauan Riau) dan Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam Pelaksanaan

Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Provinsi Kepulauan Riau (Studi Pada Bidang Aset Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kepulauan Riau).

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini

dilaksanakan pada Bidang Aset Badan Peneglolaan Keuangan dan Aset Daerah

Provinsi Kepulauan Riau. Jumlah informan dalam penelitian ini adalah 6 orang

dengan pengecualian Kepala Kepala Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah Provinsi Kepulauan Riau di jadikan informan kunci. Dalam

penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah secara umum dapat di kategorikan

telah sesuai dengan visi dan misi serta rencana strategis pada Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kepulauan Riau, namun ada beberapa hal

yang menjadi faktor penghambat dalam Pelaksanaan Pengelolaan Barang Milik

Daerah Pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kepulauan

Riau (Studi Pada Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Provinsi Kepulauan Riau) yaitu dalam indikator diantaranya pengadaan barang

milik daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan

dan terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel tersebut belum bisa

terlaksana dengan baik atau belum efisien dan efektif. Hal ini berdasarkan dari

jawaban yang di paparkan oleh informan dan juga informan kunci dan juga

pengamatan langsung yang dilaksanakan oleh peneliti di lapangan sewaktu

mengadakan penelitian ini.

.

Kata Kunci : Pelaksanaan, Pengelolaan, Barang Milik Daerah.

IMPLEMENTATION OF MANAGEMENT OF REGIONAL GOODS IN

REGIONAL FINANCIAL AND ASSET MANAGEMENT AGENCY

RIAU ISLAND PROVINCE

(Study on Assets in the Regional Financial and Asset Management Agency of

Riau Islands Province)

BY: VIVI HARTANTI

Page 3: PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH …repository.umrah.ac.id/2248/1/jurnal vivi.pdf · Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada ... tersebut dan diperlukan profesionalisme aparatur

ABSTRACT

Regional Property Management in the Riau Islands Provincial

Government still experiences many obstacles and constraints, especially in the

administration of regional property so that the optimality in the management of

regional property has not been achieved. The purpose of this research is to

determine the Implementation of Regional Property Management in the Financial

Management Agency and Regional Assets of Riau Islands Province (Study of

Assets in the Regional Financial and Asset Management Agency of Riau Islands

Province) and to determine constraints in the Implementation of Regional

Property Management in the Regional Financial and Asset Management Agency

of Riau Islands Province (Study on Management Agency Asset Areas Regional

Finance and Assets of Riau Islands Province).

The type of research used is descriptive qualitative. This research was

carried out in the Asset Sector of the Regional Financial and Asset Management

Agency of Riau Islands Province. The number of informants in this study were 6

people with the exception of the Head of the Asset Division of the Regional

Financial and Asset Management Agency of the Riau Islands Province as the key

informant. In this study using qualitative descriptive data analysis techniques.

The conclusion in this study is that in general it can be categorized in

accordance with the vision and mission as well as the strategic plan of the

Regional Archipelago Financial and Asset Management Agency, but there are

several things that become inhibiting factors in the Management of Regional

Property in the Financial and Asset Management Agency Riau Islands Province

Region (Study on the Asset Sector of the Regional Islands Financial and Asset

Management Agency of Riau Islands) namely in the indicators including the

procurement of regional property carried out based on the principles of efficient,

effective, transparent and open, competitive, fair / not discriminatory and

accountable yet can be done well or not yet efficient and effective. This is based

on the answers described by the informants as well as key informants as well as

direct observations carried out by researchers in the field while conducting this

research.

.

Keywords: Implementation, Management, Regional Property.

A. LATAR BELAKANG

Provinsi Kepulauan Riau adalah suatu Provinsi yang sedang berkembang

dengan sumber daya alam yang melimpah, dalam perkembangan tersebut kita

membutuhkan sumber daya manusia yang handal agar dapat mengelola dari segi

ekonomi, politik, budaya dan lain sebagainya terhadap bangsa ini serta

mengembangkan Sumber Daya yang ada baik manusia maupun alamnya, agar

bisa tercapai apa yang diharapkan oleh Bangsa dan Negara.

Dalam mencapai tujuan tersebut, Provinsi Kepulauan Riau memerlukan

sumber daya manusia yang mampu mengelola dan mengembangkan suatu

kegiatan agar tercapainya apa yang telah direncanakan oleh Provinsi Kepulauan

Riau untuk kedepannya. Sumber daya manusia sangat dibutuhkan oleh

Page 4: PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH …repository.umrah.ac.id/2248/1/jurnal vivi.pdf · Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada ... tersebut dan diperlukan profesionalisme aparatur

perusahaan dan organisasi, baik kecil maupun besar, meskipun sumber daya

manusia merupakan salah satu faktor produksi yang ada pada perusahaan maupun

organisasi akan tetapi peranannya dalam mencapai tujuannya sangatlah besar.

Terkaitnya dengan semakin besarnya kewenangan daerah untuk

melakukan pemerintahan yang efektif dan efisien, pemerintahan mampu

melaksanakan manajemen aset Negara atau secara spesifik adalah manajemen aset

daerah, maka pemerintah daerah perlu menyiapkan instrumen yang tepat untuk

melakukan manajemen aset daerah secara profesional, transparansi, akuntabel,

efisien, dan efektif mulai dari perencanaan, pengelolaan/ pemanfaatan, serta

pengawasannya.

Kebebasan dan kemandirian dalam hal ini mengandung arti ”atas nama

dan tanggung jawab sendiri” (opeigen naam en verantwoordelijkheid). Dalam

pasal 1 angka (5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 disebutkan bahwa

otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat

setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dalam menjalankan otonomi daerah maka diperlukan aparat yang

mengurus dan mengatur daerah agar berjalan dengan efisien dan efektif, maka

peran aparat pemerintahan sebagai abdi Bangsa dan Negara sangat jelas tugasnya

hanya melaksanakan kebijaksanaan yang dirumus dan diproses oleh superior

politik ini diadopsi dari kebutuhan-kebutuhan bagi daerah.

Sesuai dengan bunyi pasal 155 Undang-undang Nomor 23 tahun 2014

Tentang Pemerintah Daerah disebutkan:

1. Penyelenggaraan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan daerah

di danai dari dan atas beban anggaran pendapatan dan belanja daerah

2. Penyelenggaraan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan

pemerintah di daerah didanai dari atas beban anggaran pendapatan dan belanja

daerah

3. Administrasi pendanaan penyelenggaraan urusan pemerintah

sebagaimana maksud pada nomor (1) dilakukan secara terpisah dari administrasi

pendanaan penyelenggaraan urusan pemerintah sebagaimana maksud pada nomor

(2) Sebagai penyelenggaraan urusan rumah tangga daerah, pemerintah daerah

harus mempertanggungjawabkan penggunaan wewenang penyelenggaraan urusan

tersebut dan diperlukan profesionalisme aparatur publik dalam mengelola sumber

daya daerah. Meskipun penyelenggaraan urusan rumah tangga daerah itu

bertumpu pada otonomi, yakni kebebasan dan kemandirian untuk mengatur dan

mengurus urusan tersebut, namun kebebasan dan kemandirian ini tidak

menghilangkan mekanisme pertanggungjawaban.

Dengan adanya otonomi daerah, maka kewenangan yang dimiliki oleh

pemerintah daerah semakin besar tanggung jawab yang dipikulnya akan

bertambah banyak. Namun disisi lain bertambahnya suatu kewenangan daerah

tersebut juga merupakan yang menuntut kesiapan daerah untuk pelaksanaannya,

karena semakin besar urusan pemerintah yang menjadi tanggung jawab

pemerintah daerah. Oleh karena itu ada beberapa aspek yang harus dipersiapkan

antara lain sumber daya manusia, sumber daya keuangan, sarana dan pra sarana

daerah.

Page 5: PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH …repository.umrah.ac.id/2248/1/jurnal vivi.pdf · Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada ... tersebut dan diperlukan profesionalisme aparatur

Adapun salah satu aspek dari pemerintahan daerah yang harus diatur

secara hati-hati adalah masalah pengelolaan keuangan daerah dan anggaran

daerah. Seperti sudah diketahui, anggaran daerah adalah rencana kerja pemerintah

daerah dalam bentuk uang (rupiah) dalam satu periode tertentu (satu tahun).

Anggaran daerah atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan

instrumen kebijakan yang utama bagi pemerintah daerah. Sebagai instrumen

kebijakan, Anggaran Daerah menduduki posisi sentral dalam upaya

pengembangan kapabilitas dan efektifitas pemerintah daerah. Anggaran Daerah

digunakan sebagai alat untuk menentukan besar pendapatan dan pengeluaran,

membantu pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan, otorisasi

pengeluaran di masa-masa yang akan datang, sumber pengembangan ukuran-

ukuran standar untuk evaluasi kinerja, alat untuk memotivasi para pegawai, dan

alat koordinasi bagi semua aktivitas dari berbagai unit kerja. Maka perlu

difokuskan pada upaya untuk mendukung pelaksanaan aktivitas atau program

yang menjadi prioritas dan preferensi daerah yang bersangkutan.

Aset adalah bagian dari kekayaan Daerah yang dikategorikan menjadi dua

bentuk, yaitu bergerak dan tidak bergerak. Barang adalah merupakan satuan

tertentu yang dapat dinilai/dihitung/diukur/ditimbang dan dinilai tidak termasuk

uang dan surat berharga. Menurut Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara, Barang Milik Daerah (BMD) adalah semua barang yang

dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang

sah.

BMD memiliki jenis dan variasi yang sangat beragam, baik dalam hal

tujuan perolehannya maupun masa manfaat yang diharapkan. Oleh karena itu,

dalam perlakuan akuntansinya ada BMD yang dikategorikan sebagai aset lancar,

aset tetap dan aset lainnya. Pengkategorian BMD ini dilakukan dalam menyajikan

nilai BMD dalam neraca pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).

BMD dikategorikan sebagai aset lancar apabila diharapkan segera dipakai atau

dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.

BMD yang memenuhi kriteria ini diperlakukan sebagai Persediaan. Sedangkan

BMD dikategorikan sebagai aset tetap apabila mempunyai masa manfaat lebih

dari 12 (dua belas) bulan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal

Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang, dan diperoleh atau dibangun dengan

maksud untuk digunakan. BMD yang memenuhi kriteria tersebut bisa meliputi

Tanah; Peralatan dan Mesin; Gedung dan Bangunan; Jalan, Irigasi, dan Jaringan;

Aset Tetap Lainnya; serta Konstruksi dalam Pengerjaan.

Selama ini, secara teknis pengurus barang lah yang menjadi sasaran segala

hal yang berhubungan dengan penatausahaan BMD. Dari sisi pemeriksaan dan

pelaporan, pengurus barang lah yang selalu menjadi pihak yang dimintai

keterangan dan pertanggungjawaban teknis pengelolaan barang di lingkup SKPD

yang dia tangani. Menjadikan mereka seperti “tersangka” di setiap musim

pemeriksaan, baik secara intern dari Inspektorat wilayah maupun BPK

perwakilan. Padahal pada PP nomor 6 tahun 2006 dan Permendagri nomor 17

tahun 2007 yang menjadi “kitab suci” pengelolaan BMD, tanggung jawab

pengelolaan BMD secara umum, berada pada 4 pihak. Pertama, Kepala Derah

(Gubernur/Bupati), kedua adalah Pengelola Barang (Setda, dan dibantu oleh

Page 6: PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH …repository.umrah.ac.id/2248/1/jurnal vivi.pdf · Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada ... tersebut dan diperlukan profesionalisme aparatur

asisten yang membidangi dan Pembantu Pengelola Barang; Kepala Biro

Umum/Kepala DPPKAD), ketiga adalah Penguna Barang (Kepala SKPD) dan

terakhir Pengurus Barang di SKPD yang di tetapkan oleh SK Kepala Daerah

setiap tahun.

Dari sisi regulasi tentang pengelolaan BMD, disadari bahwa PP nomor 6

tahun 2006 dan Permendagri nomor 17 tahun 2007 memang belum mampu secara

maksimal mengakomodir semua petunjuk teknis pelaksanaan pengelolaan BMD.

Dari beberapa kasus hasil laporan pemeriksaan audit oleh BPK atau BPKP masih

ditemui beberapa temuan pelaksanaan pengelolaan BMD yang tidak optimal

akibat dari pemahaman tentang regulasi tersebut yang berbeda intepretasi dan

berujung pada tidak maksimalnya pelaksanaan pengelolaan dari tahap

perencanaan sampai pelakasanaan kegiatan. Hal ini yang kemudian menjadikan

Perda tentang BMD menjadi strategis dalam mengantisipasi masalah tersebut.

Dari sisi teknis pelaksana pengelolaan BMD, khususnya di tingkat teknis SKPD

(pengurus barang) juga signifikan terlihat kelemahan pada SDM pengurus barang

baik dari sisi pemahaman tentang sistem dan prosedur penatausahaan dan sisi

kemampuan teknis penatausahaan seperti pembuatan laporan,dan lain-lain.

Adapun Pengelolaan barang daerah juga telah diatur dalam pasal 49 UU

Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Pasal 120 dan Pasal 121

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan

Barang Milik Negara/Daerah. Sedangkan peraturan pelaksanaan dari ketentuan

yang mengatur pengelolaan barang milik daerah ditetapkan oleh Menteri Dalam

Negeri selaku Pembina penyelengaraan Pemerintahan daerah yang menetapkan

kebijakan teknis pengelolaan barang milik daerah. Pengelolaan barang milik

daerah di setiap masing-masing daerah ditetapkan dengan peraturan daerah

dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau bersama-sama dengan

DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Provinsi Kepulauan Riau telah

menetapkan dengan maksud dan tujuan untuk :

1. Menyeragamkan langkah dan tindakan oleh setiap SKPD (Satuan

Kerja Perangkat Daerah) dalam pengelolaan barang daerah sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

2. Sebagai pedoman pelaksanaan bagi pejabat/aparat pengelola barang

milik daerah secara menyeluruh sehingga dapat dipakai sebagai salah satu acuan

oleh semua pihak dalam rangka melaksanakan tertib administrasi pengelolaan

barang milik daerah.

Maka dari peraturan yang telah dipaparkan pelaksanaan pengelolaan

barang milik daerah yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah Provinsi

Kepulauan Riau sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku

dengan tujuan terlaksananya, pengelolaan barang milik daerah yang dilaksanakan

oleh ke semua SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) agar terkoordinasi dalam

menjalankan pengelolaan barang milik daerah dengan baik dan memperhatikan

strandarisasi yang telah ditetapkan sesuai kondisi daerah masing-masing.

Barang Milik Daerah atau Aset Daerah, berdasarkan Peraturan Daerah

Provinsi Kepulauan Riau Nomor 10 Tahun 2010 adalah barang yang dibeli atau

Page 7: PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH …repository.umrah.ac.id/2248/1/jurnal vivi.pdf · Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada ... tersebut dan diperlukan profesionalisme aparatur

diperoleh atas beban APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ) dan

barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah.

Sejalan dengan perkembangan, Pengelolaan Barang Milik Daerah di

lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau masih banyak mengalami

kendala dan hambatan-hambatan khususnya dalam penatausahaan barang milik

daerah sehingga optimalitas dalam pengelolaan barang milik daerah belum

tercapai oleh karena itu maka Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau melalui

Peraturan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Nomor 60 Tahun 2016 Tentang

Pembentukan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kepulauan

Riau yang terdiri dari Bidang Anggaran, Bidang Perbendaharaan dan Bidang Aset

dan Bidang Aset di bentuk dengan maksud dan tujuan agar pelaksanaan

pengelolaan barang milik daerah lebih optimal.

Dari pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah yang dilaksanakan oleh

Bidang Aset pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi

Kepulauan Riau, ada beberapa gejala gejala yang dapat di lihat antara lain:

Minimnya pelaksanaan kegiatan pelatihan peningkatan pengelolaan

barang/aset milik daerah oleh Bidang Aset pada Badan Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah Provinsi Kepulauan Riau khususnya mengenai pemahaman

mengenai Undang-undang dan Peraturan yang menyangkut pengelolaan

barang/aset milik daerah, tugas pokok dan fungsi dari penyimpan dan pengurus

barang/aset daerah serta pemahaman tentang wewenang dan tanggung jawab

penyimpan dan pengurus barang/aset yang ada di Provinsi Kepulauan Riau.

Belum adanya dukungan alokasi dana yang dianggarkan secara khusus

oleh Bidang Aset pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi

Kepulauan Riau dalam melakukan bimbingan teknis tentang pengelolaan barang

milik daerah jadi tidak heran bila untuk pelatihan pengelolaan barang milik daerah

secara intensif belum bisa terwujud layaknya Satuan Kerja Perangkat Daerah

lainnya di Provinsi Kepulauan Riau.

Kemudian bukanlah rahasia umum, sejak dahulu, bendahara keuangan

selalu menerima insentif dalam melaksanakan tugasnya, artinya insentif ini

menjadi motivasi dalam bekerja. Tetapi tidaklah demikian dengan penyimpan

barang dan pengurus barang, disebagian besar pemerintah daerah termasuk di

Provinsi Kepulauan Riau kalaupun ada insentif jarang sekali besarnya insentif

tersebut sama dengan bendahara keuangan, apalagi melebihi Bendahara Keuangan

di Sekretariat Daerah Provinsi Kepulauan Riau.

Hasil Audit BPKP Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan bahwa,

disclaimernya hasil audit terhadap laporan keuangan pemerintah daerah Provinsi

Kepulauan Riau karena neraca kurang baik, neraca kurang baik karena Laporan

Barang Milik Daerah kurang baik. Jadi wajar jika saat ini anggaran, kebijakan dan

perhatian Pejabat pemerintah daerah dan DPRD harusnya mengarah ke

pengelolaan barang milik daerah. Walapun barang milik daerah dari dahulu

menjadi objek pemeriksaan BPK, tetapi 2 – 3 tahun terakhir ini bisa dirasakan

auditor BPK memeriksa barang milik daerah lebih intensif, jadi tidak heran bila

dalam 2-3 tahun terakhir ini banyak pemda (khususnya Kepala Daerah dan

DPRD) baru sadar kalau pengelolaan asetnya ternyata amburadul.

Page 8: PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH …repository.umrah.ac.id/2248/1/jurnal vivi.pdf · Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada ... tersebut dan diperlukan profesionalisme aparatur

Selain itu proses penghapusan tidak berjalan dengan baik. Salah satu sebab

kurang baiknya Laporan Barang Milik Daerah oleh Bidang Aset pada Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kepulauan Riau adalah,

banyaknya selisih antara jumlah barang di buku dengan jumlah barang yang

sebenarnya/ yang ada. Mengapa hal tersebut terjadi? Diantaranya karena proses

penghapusan yang tidak berjalan dengan baik, misalnya, beberapa Pemda dalam

setahun belum tentu melakukan penghapusan. Artinya, dalam setahun akan sangat

mungkin banyak barang yang seharusnya dihapus, karena tidak dilakukan

penghapusan barang tersebut menjadi semakin rusak bahkan menjadi hilang. Dan

hal ini akan mengakibatkan sulitnya melakukan penghapusan (barang rusak telah

hilang) dan semakin kesulitan dalam melakukan inventarisasi barang.

(menyamakan jumlah barang dibuku dan jumlah barang yang sebenarnya/ yang

ada).

Belum optimalnya aplikasi berbasis IT (internet teknologi) untuk

mendukung pengelolaan barang milik daerah oleh Bidang Aset pada Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Mengapa hal

ini terjadi? Salah satunya, belum adanya aplikasi berbasis IT yang dimiliki Pemda

dalam pelaksanaan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pentausahaan,

akuntansi aset dan penyusunan laporan barang milik daerah. dan bila kita

bandingkan dukungan Pemda terhadap Aplikasi berbasis IT yang digunakan

dalam pengelolaan keuangan daerah pasti sangat jauh berbeda. Bisa dikatakan

bahwa setiap pemda pasti memiliki aplikasi berbasis IT untuk pengelolaan

keuangan daerah tapi belum tentu untuk pengelolaan barang milik daerah.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti mencoba

merumuskan permasalahan yang terjadi pada penelitian ini adalah : “Untuk

Mengetahui Bagaimana Pelaksanaan Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kepulauan Riau (Studi

Pada Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi

Kepulauan Riau)?”.

C. KERANGKA TEORITIS

Menurut pendapat Mazmanian dan Sabatier (dalam Wahab, 2007:68-69) merumuskan “Proses implementasi kebijaksanaan negara dengan lebih rinci:

“Implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya

dalam bentuk undang-undang namun dapat pula berbentuk perintah-

perintah atau keputusan keputusan eksekutif yang penting atas keputusan

badan peradilan. Lazimnya keputusan tersebut mengidentifikasi masalah

yang ingin diatasi, menyebut secara tegas tujuan/sasaran yang ingin

dicapai dan berbagai cara untuk menstruktur/mengatasi proses

implementasinya”.

Page 9: PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH …repository.umrah.ac.id/2248/1/jurnal vivi.pdf · Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada ... tersebut dan diperlukan profesionalisme aparatur

Proses ini berlangsung setelah melalui sejumlah tahapan tertentu, biasanya

diawali dengan tahapan pengesahan undang-undang, kemudian output kebijakan

dalam bentuk pelaksanaan keputusan oleh badan (instansi) pelaksanaan, kesediaan

dilaksanakannya keputusan-keputusan tersebut oleh kelompok-kelompok sasaran,

dampak nyata maupun yang dikehendaki atau tidak dari output tersebut, dampak

keputusan sebagai dipersepsikan oleh badan-badan penting (atau upaya untuk

melakukan beberapa perbaikan) terhadap undang-undang/peraturan yang

barsangkutan. Suatu kebijakan publik yang telah diterima dan disahkan (adapted)

tidaklah akan ada artinya apabila tidak dilaksanakan. Untuk itu implementasi

kebijakan publik haruslah berhasil, malahan tidak hanya implementasinya saja

yang berhasil, akan tetapi tujuan (goal) yang terkandung dalam kebijakan publik

itu haruslah tercapai yaitu terpenuhinya kepentingan masyarakat (public inters).

Dalam penentuan konsep teori ini, penulis juga di dukung dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 pasal 4 tentang Pedoman

Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, pengelolaan barang milik daerah

meliputi : “Perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penerimaan,

penyimpanan dan penyaluran, penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan,

pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan,

pembinaan, pengawasan dan pengendalian, pembiayaan dan tuntutan ganti rugi”.

D. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono(2005:11) “Penelitian deskriptif kualitatif adalah

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu

variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara

satu variabel dengan variabel yang lain”. Dalam kaitannya dengan penelitian

ini, yang dimaksud dengan mendapatkan informasi yang seluas-luasnya dan

sedalam-dalamnya adalah untuk mengungkapkan berbagai gambaran dan

permasalahan dalam Pelaksanaan Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kepulauan Riau

(Studi Pada Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Provinsi Kepulauan Riau).

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah Provinsi Kepulauan Riau, alasan mengambil penelitian disini

adalah:

a. Karena pada awalnya kantor ini bernama Badan Pengelola Keuangan dan

Kekayaan Daerah (BPKKD) saat ini menjadi Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah (BPAKD) Provinsi Kepulauan Riau pada

awalnya bertipe A yang terdiri dari empat (4) bidang kerja saat ini hanya

ada 3 (tiga) bidang kerja.

b. Masih adanya indikasi bahwa Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah (BPAKD) Provinsi Kepulauan Riau masih belum optimal

dalam melakukan pengelolaan barang milik daerah karena antara data

Page 10: PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH …repository.umrah.ac.id/2248/1/jurnal vivi.pdf · Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada ... tersebut dan diperlukan profesionalisme aparatur

jumlah barang yang ada di Bidang Aset belum maksimal dalam proses

pendataan asset di wilayahkerja provinsi Kepulauan Riau.

c. Belum adanya laporan yang valid dari masing-masing biro/dinass dan

badan yang ada di Provinsi Kepulauan Riau kepada Bidang Aset Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPAKD) Provinsi Kepulauan

Riau baik dari segi jumlah, kualitas maupun spesifikasi yang telah

ditentukan pada kontrak kerja dengan pihak ketiga dengan ketentuan

standarisasi produk atau barang yang ditentukan oleh pemerintahan secara

umum.

3. Jenis Data

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data

Primer dan data Sekunder.

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diambil langsung dari responden yaitu

mengenai Pelaksanaan Pengelolaan Barang Milik Daerah Bidang Aset

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPAKD) Provinsi

Kepulauan Riau yang meliputi beberapa dimensi diantaranya :

perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penerimaan,

penyimpanan dan penyaluran, penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan,

pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan,

pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian,

pembiayaan dan tuntutan ganti rugi.

b. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data informasi dan keterangan lainnya yang

telah diolah lebih lanjut yang disajikan melalui dokumen, buku-buku

maupun dokumentasi yaitu berupa foto/gambar yang berkaitan dengan

penulisan. Kemudian dokumen tersebut berisikan: Sejarah berdirinya

Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPAKD)

Provinsi Kepulauan Riau, struktur organisasi, visi-misi serta tugas dan

fungsi Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

(BPAKD) Provinsi Kepulauan Riau yang sudah tersedia yang menunjang

dan berkaitan dengan masalah penelitian.

4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Agar data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dapat mudah diperoleh,

maka penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

Agar data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dapat mudah diperoleh,

maka penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

a. Teknik Wawancara.

Wawancara merupakan suatu cara untuk mendapatkan data penelitian

dengan mengadakan kontak langsung atau dialog antara peneliti

Page 11: PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH …repository.umrah.ac.id/2248/1/jurnal vivi.pdf · Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada ... tersebut dan diperlukan profesionalisme aparatur

dengan subjek atau responden penelitian dan juga informan kunci

dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (pedoman

wawancara).

5. Teknik Analisa Data

Analisa data menurut Sugiyono (2005:169),adalah:

“Kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,

mentabulasikan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan

data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab

rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang

diajukan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain yang

terkumpul.”

Dalam rangka memberikan gambaran yang jelas, logis dan akurat

mengenai hasil pengumpulan data, maka teknik analisa yang digunakan dalam

penulisan ini adalah teknik analisa kualitatif.

E. PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada Badan Pengelolaan

Keuangan Dan Aset Daerah Provinsi Kepulauan Riau (Studi Pada

Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi

Kepulauan Riau).

1. Perencanaan kebutuhan

Dalam perencanaan kebutuhan perlu dilakukan koordinasi yang baik dengan

memperhatikan standarisasi yang telah ditetapkan sesuai kondisi daerah.

Perencanaan kebutuhan bukanlah suatu kegiatan yang berdiri sendiri, tetapi

merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dalam Pengelolaan Barang Milik

Daerah, sehingga diperlukan adanya pemahaman dari seluruh SKPD terhadap

tahapan kegiatan Pengelolaan Barang Milik Daerah.

a. Adanya perencanaan kebutuhan disusun dalam Rencana Kerja dan

Anggaran (RKA) dengan memperhatikan ketersediaan barang milik

daerah yang sudah ada

Mengenai adanya perencanaan kebutuhan disusun dalam Rencana Kerja dan

Anggaran (RKA) dengan memperhatikan ketersediaan barang milik daerah yang sudah ada saat ini memang benar adanya, Dalam hal ini perencanaan kerja

dilaksanakan tentunya sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku di

BPKAD Provinsi Kepulauan Riau dan atau dinas atau bagian lain yang ada di

Bidang Aset BPKAD Provinsi Kepulauan Riau sehingga dalam pelaksanaan

kerjanya pun bisa menjadi lebih professional dan maksimal sesuai dengan visi dan

misi dari Bidang Aset BPKAD Provinsi Kepulauan Riau tersebut.

b. Adanya dana yang dianggarkan khusus dalam pengelolaan barang

milik daerah

Page 12: PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH …repository.umrah.ac.id/2248/1/jurnal vivi.pdf · Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada ... tersebut dan diperlukan profesionalisme aparatur

Mengenai adanya dana yang dianggarkan khusus dalam pengelolaan barang

milik daerah saat ini memang benar adanya, dan hal tersebut memang sudah

dianggarkan di APBD Provinsi Kepulauan Riau baik pada tahap periode APBD

murni maupun APBD perubahan sehingga dalam pelaksanaan pengelolan barang

milik daerah yang ada di Provinsi Kepulauan Riau termasuk di bagian

perlengkapan dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya dan berkelanjutan

sebagaimana yang ada pada tugas dan fungsi dari bidang aset BPKAD Provinsi

Kepulauan Riau selain itu dengan ketersediaan anggaran yang cukup dalam

pengelolaan barang milik daerah yang ada di Provinsi Kepulauan Riau tersebut

dan di tunjang dengan ketersediaan sumber daya manusia yang memadai maka

pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah yang ada akan berjalan dengan baik

sesuai dengan visi dan misi BPKAD Provinsi Kepulauan Riau khususnya bidang

aset.

2. Pengadaan

Pengadaan dilakukan dengan tujuan tertib Administrasi

penyediaan/Pengelolaan Barang Milik Daerah, pendayagunaan Barang Milik

Daerah secara maksimal dan tercapainya tertib pelaksanaan penatausahaan

Barang Milik Daerah. Pengadaan barang dapat dipenuhi dengan cara

pengadaan/pemborongan pekerjaan, membuat sendiri (swakelola), penerimaan

(hibah atau bantuan/sumbangan atau kewajiban pihak ketiga), tukar menukar dan

guna serah.

a. Pengadaan barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip-

prinsip efisien, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil/tidak

diskriminatif dan akuntabel

Berkaitan dengan pengadaan barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan

prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil/tidak

diskriminatif dan akuntabel saat ini memang dalam praktek pengadaan barang

milik daerah yang ada di lapangan khususnya yang ada bidang aset belum bisa

memenuhi prinsip-prinsip manajemen yang baik karena hal tersebut ada indikasi

campur tangan dari oknum-oknum yang memiliki wewenang serta kekuasaaan

seperti pejabat di lembaga eksekutif yang ada di Provinsi Kepulauan Riau serta

oknum yang ada di lembaga legislatif sehingga dalam pengadaan barang milik

daerah kebanyakannya mereka ikut campur dengan melakukan tindakan

nepotisme dengan cara memberikan intruksi kepada kepala bagian pengadaan

barang dan jasa atau panitia lelang pengadaaan barang milik daerah agar

memenangkan perusahaan atau rekanan yang di tunjuk oleh pemangku

kepentingan yang ada di Provinsi Kepulauan Riau tersebut sehingga hasil dari

pengadaan barang milik daerah banyak yang tidak sesuai dengan ketentuan yang

ada karena dilakukan hanya sekedar gugur kewajiban saja tanpa merasa ada

tanggungjawab baik secara moral maupun tanggungjawab sebagai penyedia

barang dan jasa secara professional.

Page 13: PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH …repository.umrah.ac.id/2248/1/jurnal vivi.pdf · Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada ... tersebut dan diperlukan profesionalisme aparatur

b. Pengadaan barang milik daerah harus dilakukan berdasarkan sistem

tender (compulsory competitive tendering contract)

Mengenai pengadaan barang milik daerah harus dilakukan berdasarkan sistem

tender (compulsory competitive tendering contract) saat ini memang benar

adanya, Dalam hal ini memang ada beberapa kriteria proses pengadaan barang

milik daerah yang ada di bagian perlengakapan yang bisa dilakukan proses

tendering dan ada juga yang bisa dilakukan dengan sistem penunjukkan langsung

tergantung jumlah nominal dari besar kecilnya proyek pengadaan barang milik

daerah tersebut sehingga jika dilaksanakan pengadaan barang milik daerah sesuai

dengan ketentuan yang ada maka konsekuensi baik hukum maupun kinerjanya

akan lebih baik namun lain halnya jika dalam pengadaan barang milik daerah

tidak dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada maka akan menimbulkan

permasalahan yang lebih besar serta konsekuesi hukum di kemudian hari baik

pada perusahaan rekanan maupun pada pihak yang terkai dalam proses pengadaan

barang milik daerah di bidang aset BPKAD Provinsi Kepulauan Riau tersebut.

3. Pengamanan dan pemeliharaan

Pengamanan dan Pemeliharaan merupakan tindakan pengendalian dan

penertiban dalam upaya pengurusan barang milik daerah secara fisik, administratif

dan tindakan hukum sehingga barang tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal

serta terhindar dari penyerobotan pengambil alihan atau klaim dari pihak lain.

Selanjutnya pemeliharaan merupakan tindakan agar semua barang selalu dalam

keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna.

a. Adanya tindakan pengendalian dalam pengurusan barang milik daerah

dalam bentuk fisik, administratif dan tindakan upaya hukum

Berkaitan dengan adanya tindakan pengendalian dalam pengurusan barang

milik daerah dalam bentuk fisik, administratif dan tindakan upaya hukum saat ini

memang benar adanya, dan itu sudah menjadi tanggungjawab dari Bidang Aset

BPKAD Provinsi Kepulauan Riau sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-

masing karena jika tidak dilakukan pengendalian baik secara fisik, Administrasi

dan bahkan sisi hukum maka hal tersebut akan berdampak pada kinerja pegawai

bagian perlengkapan dalam menjalankan tugas dan fungsi mereka masing-masing

dilapangan, dengan demikian maka akan tercapai profesionalisme kerja serta

efisiensi dan efektivitas kerja dalam pengelolaan barang milik daerah yang

dilakukan oleh Bidang Aset BPKAD Provinsi Kepulauan Riau saat ini dan yang

akan datang.

b. Adanya pemeriksaan barang milik daerah oleh instansi yang berwenang

seperti Inspektorat Provinsi ataupun Badan Pemeriksa Keuangan dan

Pembangunan Perwakilan Kepulauan Riau setempat

Berkenaan dengan adanya pemeriksaan barang milik daerah oleh instansi yang

berwenang seperti Inspektorat Provinsi Kepulauan Riauataupun Badan Pemeriksa

Keuangan setempat saat ini memang benar adanya, dan hal tersebut dilakukan

oleh Inspektorat Provinsi Kepulauan Riau serta Badan Pemeriksa Keuangan

Provinsi Kepulauan Riau dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan

terhadap pengelolaan barang milik daerah yang dilakukan oleh bidang aset

Page 14: PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH …repository.umrah.ac.id/2248/1/jurnal vivi.pdf · Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada ... tersebut dan diperlukan profesionalisme aparatur

BPKAD Provinsi Kepulauan Riau sehingga jika dijumpai atau ditemukan

kesalahan secara teknis baik dari segi Administrasi ataupun prakteknya

dilapangan maka bisa dilakukan revisi ulang berdasarkan hasil pengawasan dari

kedua instansi tersebut dan hal itu tentunya membantu bagian perlengkapan dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya secara professional dan maksimal sehingga

efisiensi dan efektivitas kerja bidang aset BPKAD Provinsi Kepulauan Riau dapat

benar-benar terlaksana sebaik mungkin dan tidak melanggar peraturan yang ada.

4. Inventarisasi

Inventarisasi merupakan kegiatan atau tindakan untuk melakukan perhitungan,

pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan barang dan pelaporan

barang milik daerah dalam unit pemakai. Dari kegiatan inventarisasi disusun

Buku Inventaris yang menunjukkan semua kekayaan daerah yang bersifat

kebendaan, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak.

a. Adanya kegiatan untuk melakukan pendataan barang milik daerah

oleh Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Provinsi Kepulauan Riau

Mengenai Adanya kegiatan untuk melakukan pendataan barang milik daerah

oleh Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi

Kepulauan Riau saat ini memang benar adanya, Dalam prakteknya dilapangan

proses pendataan barang milik daerah yang dilakukan oleh pegawai pada bidang

aset BPKAD Provinsi Kepulauan Riau tersebut memang telah dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku sehingga pelaksanaan pengelolan barang milik

daerah bisa seimbang dan serasi antara data dan fakta yang ada dan hal tersebut

bisa dijadikan sebagai kerangka acuan dalam menentukan anggaran yang

diperlukan guna melakukan pemeliharaan barang milik daerah tersebut sesuai

dengan kenyataan yang ada dan bukan berdasarkan rekayasa semata sehingga

efisiensi anggaran bisa diterapkan oleh bagian perlengkapan dengan

memaksimalkan kinerja sumber daya manusia yang ada di bagian perlengkapan

dalam proses pendataan barang milik daerah khususnya di bidang aset BPKAD

Provinsi Kepulauan Riau saat ini dan saat yang akan datang.

b. Adanya pelaporan hasil pendataan barang milik daerah oleh Bidang

Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi

Kepulauan Riau

Menanggapi tentang Adanya pelaporan hasil pendataan barang milik daerah

oleh Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi

Kepulauan Riau ini memang benar adanya, Dalam hal ini memang ada

pelaporan dari hasil pendataan yang dilakukan oleh pegawai bidang aset

BPKAD Provinsi Kepulauan Riau selain sebagai salah satu bentuk laporan

tahunan bagi bagian perlengkapan hal itu juga bisa dijadikan acuan oelh

instansi terkait lainnya dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja bagian

perlengkapan dalam melaksanakan pengelolaan barang milik daerah apakah

telah sesuai dengan ketentuan yang ada atau justru ada indikasi melakukan

pelanggaran peraturan yang ada, dan instansi terkait tersebut tersiri dari

Bappeda, Inspektorat Provinsi, bagian perlengkapan Sekretariat Daerah

Page 15: PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH …repository.umrah.ac.id/2248/1/jurnal vivi.pdf · Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada ... tersebut dan diperlukan profesionalisme aparatur

Provinsi Kepulauan Riau serta BPK Provinsi Kepulauan Riau dengan adanya

kerjasama antara instansi tersebut maka pelaksanaan pengelolaan barang milik

daerah yang ada di bidang aset BPKAD Provinsi Kepulauan Riau dapat

terlaksana secara efisien dan efektif.

5. Penilaian

Penilaian barang milik daerah dilakukan dalam rangka pengamanan dan

penyusunan neraca daerah berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintah

Daerah.

a. Adanya proses kegiatan penelitian yang selektif didasarkan pada

data/fakta yang obyektif dan relevan dengan menggunakan

metode/teknis tertentu untuk memperoleh nilai barang milik daerah

Dalam menanggapi adanya proses kegiatan penelitian yang selektif didasarkan

pada data/fakta yang obyektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknis

tertentu untuk memperoleh nilai barang milik daerah saat ini memang benar

adanya, dalam melaksanakan pengelolaan barang milik daerah pada bidang aset

BPKAD Provinsi Kepulauan Riau memang ada dibentuk tim kerja yang secara

khusus untuk melakukan kegiatan penelitian yang selektif didasarkan pada

data/fakta yang obyektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknis tertentu

untuk memperoleh nilai barang milik daerah dan hal itu berfungsi sebagai acuan

dalam penentuan besar kecilnya anggaran yang diperlukan dalam melaksanakan

kegiatan tersebut serta sebagai pembanding antara data dan fakta yang ada

dilapangan apakah telah sesuai atau masih belum sesuai sehingga bisa diantisipasi

jika terjadi kesalahan baik secara Administrasi maupun kesalahan dalam praktek

pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah oleh bidang aset BPKAD Provinsi

Kepulauan Riau.

b. Adanya prosedur penyusunan neraca penilaian tentang berapa

jumlah aset negara sekaligus nilai dari aset tersebut

Berkaitan dengan adanya prosedur penyusunan neraca penilaian tentang

berapa jumlah aset negara sekaligus nilai dari aset tersebut saat ini memang benar

adanya, dalam kenyataannya dilapangan hal tersebut memang ada dan terjadi serta

dilaksanakan oleh bidang aset BPKAD Provinsi Kepulauan Riau selain sebagai

upaya peningkatan kinerja dalam melaksanakan pengelolaan barang milik daerah

hal tersebut juga bisa dijadikan sebagai pedoman dalam menetapkan anggaran

setiap tahunnya guna memperlancar tugas dan fungsi dari bagian perlengakapan

sehingga profesioanal kerja dalam menjalankan pengelolaan barang milik daerah

benar-benar terlaksana sesuai dengan visi dan misi dari BPKAD Provinsi

Kepulauan Riau khususnya pada bidang aset.

6. Pemanfaatan

Pemanfaatan merupakan pendayagunaan barang milik daerah yang dapat

digunakan sesuai tugas pokok dan fungsi OPD (Organisasi Perangkat Daerah)

dalam bentuk pinjam pakai, sewa, kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah,

Page 16: PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH …repository.umrah.ac.id/2248/1/jurnal vivi.pdf · Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada ... tersebut dan diperlukan profesionalisme aparatur

bangun serah guna dengan tidak mengubah status kepemilikan. Pemanfaatan

barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan dilakukan oleh pengelola

setelah mendapat persetujuan Bupati, dan selain tanah dan/atau bangunan

dilaksanakan oleh pengguna setelah mendapat persetujuan pengelola.

a. Sewa yaitu pemanfaatan barang milik daerah oleh pihak lain dalam

jangka waktu tertentu dengan menerima imbalan uang tunai

Mengenai sewa yaitu pemanfaatan barang milik daerah oleh pihak lain dalam

jangka waktu tertentu dengan menerima imbalan uang tunai saat ini memang

benar adanya, dalam prakteknya memang hal tersebut ada dan terjadi. Kegiatan

sewa menyewa dalam pengelolaan barang milik daerah baik barang yang bergerak

ataupun tidak bergerak biasanya memang ada tergantung kesepakatan yang

dibuat antara pihak pemerintah dengan pihak rekanan bisa dai perusahaan swasta

ataupun perusahaan BUMD dan hal itu perlu ditunjang dengan adanya laporan

pertanggungjawaban yang lengkap sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan serta

anggaran yang telah ditetapkan namun jika tidak sesuai dengan kebutuhan dan

anggaran yang ditetapkan maka akan menimbulkan dampak negatif bisa saja

dalam bentuk sanksi pidana kurungan penjara ataupun sanksi denda tergantung

pelanggaran yang dilakukan oleh pihak mana dan pelanggarannya dalam kategori

apa juga sehingga ada kejelasan transparansi dan efektivitas birokrasi dalam

pelaksanaan kegiatan sewa menyewa dalam pengelolan barang milik daerah oleh

bidang aset BPKAD Provinsi Kepulauan Riau.

b. Pinjam Pakai yaitu penyerahan penggunaan barang antara Pemerintah

Pusat dengan Pemerintah Daerah dan antar Pemerintah Daerah dalam

jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka

waktu tersebut berakhir diserahkan kembali kepada pengelola

Mengenai pinjam pakai yaitu penyerahan penggunaan barang antara

Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah dan antar Pemerintah Daerah dalam

jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu tersebut

berakhir diserahkan kembali kepada pengelola saat ini memang benar

adanya,dalam pelaksanaannya dilapangan memang ada dan terjadi dan secara

garis besar kegiatan tersebut bisanya dalam bentuk barang bergerak sifatnya

meliputi motor dinas, kapal dinas, dan mobil dinas baik yang digunakan oleh

lembaga eksekutif.

7. Pengawasan dan pengendalian

Pengawasan dan pengendalian dalam pengelolaan barang milik daerah perlu

dilakukan guna menjamin dan mengarahkan pekerjaan yang dilaksanakan sesuai

dengan rencana dan tujuan yang hendak dicapai melalui pengawasan yang baik.

a. Adanya usaha atau kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan agar

pekerjaan yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang

telah ditetapkan

Mengenai adanya usaha atau kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan agar

pekerjaan yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan

Page 17: PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH …repository.umrah.ac.id/2248/1/jurnal vivi.pdf · Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada ... tersebut dan diperlukan profesionalisme aparatur

saat ini memang benar adanya, dalam hal ini memang ada usaha atau kegiatan

untuk menjamin dan mengarahkan agar pekerjaan yang dilaksanakan berjalan

sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan karena hal tersebut sangat penting

dan berguna dalam menunjang kinerja bagian perlengkapan dalam pengelolaan

barang milik daerah secara cepat dan tepat sesuai dengan kaidah atau peraturan

yang berlaku saat ini.

b. Pengawasan yang ketat perlu dilakukan sejak tahap perencanaan

hingga penghapusan asset

Dalam menanggapi tentang pengawasan yang ketat perlu dilakukan sejak

tahap perencanaan hingga penghapusan aset saat ini memang benar adanya, dalam

pelaksanaan sehari-hari di bidang aset BPKAD Provinsi Kepulauan Riau dapat

terlaksana dengan sebaik-baiknya sesuai dengan rencana dan tujuan yang hendak

dicapai, karena sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa pengawasan

merupakan bagian dari fungsi manajemen yang baik, namun jika dalam

pengelolaan barang milik daerah tidak dilakukan pengawasan yang maksimal baik

pengawasan secara langsung ataupun pengawasan secara tidak langsung maka

kecil kemungkinan akan tercapai hasil pengelolaan barang milik daerah secara

efisien dan efektif karena biasanya dalam melakukan pekerjaan yang tidak

diawasi hasilnya akan jauh berbeda dengan pekerjaan yang dilakuakan

pengawasan hal ini berdasarkan asumsi bahwa biasanya pegawai dikantor

pemerintahan hanya melakukan tugas dan fungsi apabila ada pengawasan dari

pimpinan dan melakukan tugas dan fungsi secara gugur kewajiban karena tidak

ada pengawasan dari pimpinan.

8. Sistem informasi data

Dalam melaksanakan pengelolaan barang milik daerah di SKPD pemerintah

daerah tertentu saat ini diperlukan adanya penyelarasan dengan sistem informasi

data yang berupa sistem informasi manajemen baik yang dilaksanakan secara

manual maupun secara elektronik guna tercapai hasil yang maksimal dengan cara

yang efisien dan efektif.

a. Adanya sistem informasi manajemen dalam pengelolaan barang

milik daerah oleh Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah Provinsi Kepulauan Riau

Dalam hal adanya sistem informasi manajemen dalam pengelolaan barang

milik daerah oleh bidang aset saat ini memang benar adanya, dalam pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah yang dilaksanakan pada bidang aset BPKAD

Provinsi Kepulauan Riau telah menggunakan sistem informasi manajemen sesuai

dengan perkembangan zaman dan teknologi bahwasannya penyususnan secara

Administrasi data-data baik dalam tahap perencanaan, proses pelaksanan, dan

sampai tahap pelaporan semuanya bisa dilakukan dengan menerapkan sistem

informasi manaejemn secara efisien dan efektif sehingga hal tersebut bisa

dirasakan manfaatnya bagi Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Provinsi Kepulauan Riau.

Page 18: PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH …repository.umrah.ac.id/2248/1/jurnal vivi.pdf · Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada ... tersebut dan diperlukan profesionalisme aparatur

b. Adanya penggunaan sistem IT dalam proses pendataan, pencatatan

dan pelaporan barang milik daerah oleh Bidang Aset Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kepulauan Riau

Berkenaan dengan Adanya penggunaan sistem IT dalam proses pendataan,

pencatatan dan pelaporan barang milik daerah oleh Bidang Aset Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kepulauan Riau saat ini

memang benar adanya, dalam pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah oleh

Bidang Aset BPKAD Provinsi Kepulauan Riau memang sudah diterapkan dan

dilaksanakan penggunaan sistem IT dalam proses pendataan, pencatatan dan

pelaporan barang milik daerah sehingga pelaksanaan pekerjaan di bagian

perlengkapan bisa terlaksana dengan efisien dan efektif dan tentunya bagian

perlengkapan tidak ketinggalan perkembangan teknologi dan dengan kata lain

bagaian perlengkapan tidak gaptek (gagap teknologi) dan cenderung melakuakn

up-date (memperbaharui) sistem informasi teknologi yang bisa diakses melalui

media internet sehingga segala sesuatunya bisa terlaksana dengan mudah dan

cepat.

9. Penghapusan

Penghapusan barang milik daerah adalah tindakan penghapusan barang

pengguna/kuasa pengguna dan penghapusan dari Daftar Inventaris Barang Milik

Daerah. Pada prinsipnya semua barang milik daerah dapat dihapuskan sepanjang

memenuhi alasan-alasan yang dipersyaratkan seperti alasan/pertimbangan teknis,

ekonomis dan pertimbangan lainnya. Penghapusan barang milik daerah berupa

barang tidak bergerak seperti tanah dan/atau bangunan ditetapkan dengan

Keputusan Bupati setelah mendapat persetujuan DPRD.

a. Adanya tindakan menghapus barang milik daerah dari daftar

barang dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat kuasa

pengguna di Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Provinsi Kepulauan Riau

Dalam menanggapi tentang adanya tindakan menghapus barang milik daerah

dari daftar barang dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat kuasa

pengguna di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kepulauan

Riau saat ini memang benar adanya, dalam pelaksanaan pengelolaan barang milik

daerah yang dilakukan oleh bidang aset BPKAD Provinsi Kepulauan Riau

memang pernah dilakukan oleh Kepala BPKAD Provinsi Kepulauan Riau beserta

Gubernur dan DPRD Provinsi Kepulauan Riau namun hal tersebut disesuaikan

dengan situasi dan kondisi yang ada di bidang aset BPKAD Provinsi Kepulauan

Riau dan meperhatikan kebutuhan barang milik daerah yang ada serta anggaran

yang akan diperuntukkan untuk melakukan penghapusan tersebut karena jika

tidak sesuai dengan peraturan atau ketentuan yang ada maka penghapusan aset

bisa mendatangkan permasalahan bagi Kepala BPKAD Provinsi Kepulauan Riau

selaku pihak pertama yang bertanggungjawab dalam melakukan penghapusan aset

Page 19: PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH …repository.umrah.ac.id/2248/1/jurnal vivi.pdf · Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada ... tersebut dan diperlukan profesionalisme aparatur

karena disatu sisi Kepala BPKAD Provinsi Kepulauan Riau adalah kuasa

pengguna anggaran di BPKAD Provinsi Kepulauan Riau.

b. Adanya sistem informasi manajemen yang digunakan dalam

penghapusan data barang milik daerah secara elektronik atau

manual

Berkaitan dengan adanya sistem informasi manajemen yang digunakan dalam

penghapusan data barang milik daerah secara elektronik atau manual saat ini

memang benar adanya, dalam pelaksanaan penghapusan data barang milik daerah

oleh bidang aset BPKAD Provinsi Kepulauan Riau yang menggunakan sistem

informasi manajemen dapat terlaksana secara efisien dan efektif karena hal

tersebut sudah terintegrasi dan terkoneksi dengan jaringan internet yang bisa

diakses dari mana saja yang penting memeiliki jaraingan internet sehingga hal

tersebut bisa terlaksana dengan maksimal dibandingkan dengan menggunakan

sistem manual dengan buku catatan diman resikonya lebih besar dan rawan akan

tindakan sabotase oleh oknum yang tidak bertanggungjawab tentunya namun

dengan istem informasi manajemn setidaknya ada back up data secara online dan

bisa tersimpan secara elektronik dan keamanan penyimpanan datanya lebih

terjamin pastinya.

B. Hambatan-Hambatan Dalam Pelaksanaan Pengelolaan Barang Milik

Daerah Pada Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Provinsi

Kepulauan Riau (Studi Pada Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah Provinsi Kepulauan Riau)

1. Pengadaan

a. Pengadaan barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip-

prinsip efisien, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil/tidak

diskriminatif dan akuntabel

Mengenai pengadaan barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip-

prinsip efisien, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif

dan akuntabel saat ini memang dalam praktek pengadaan barang milik daerah

yang ada di lapangan khususnya yang ada di biro pengadaan/bagian LPSE belum

bisa memenuhi prinsip-prinsip manajemen yang baik karena hal tersebut ada

indikasi campur tangan dari oknum-oknum yang memiliki wewenang serta

kekuasaaan seperti pejabat di lembaga eksekutif yang ada di Pemerintah Provinsi

Kepulauan Riau serta oknum yang ada di lembaga legislatif sehingga dalam

pengadaan barang milik daerah kebanyakannya mereka ikut campur dengan

melakukan tindakan nepotisme dengan cara memberikan intruksi kepada kepala

bagian perlengkapan atau panitia lelang pengadaaan barang milik daerah agar

memenangkan perusahaan atau rekanan yang di tunjuk oleh pemangku

kepentingan yang ada di Provinsi Kepulauan Riau tersebut sehingga hasil dari

pengadaan barang milik daerah banyak yang tidak sesuai dengan ketentuan yang

ada karena dilakukan hanya sekedar gugur kewajiban saja tanpa merasa ada

Page 20: PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH …repository.umrah.ac.id/2248/1/jurnal vivi.pdf · Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada ... tersebut dan diperlukan profesionalisme aparatur

tanggungjawab baik secara moral maupun tanggungjawab sebagai penyedia

barang dan jasa secara professional.

F. PENUTUP

1. Kesimpulan

Di dapati hasil secara umum bahwa Pelaksanaan Pengelolaan Barang Milik

Daerah Pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kepulauan

Riau (Studi Pada Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Provinsi Kepulauan Riau) dapat di kategorikan telah sesuai dengan visi dan misi

serta rencana strategis pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Provinsi Kepulauan Riau yang meliputi beberapa indikator yang di

operasionalisasikan diantaranya : meliputi adanya perencanaan kebutuhan disusun

dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dengan memperhatikan ketersediaan

barang milik daerah yang sudah ada, kemudian adanya dana yang dianggarkan

khusus dalam pengelolaan barang milik daerah, sehingga pengadaan barang milik

daerah harus dilakukan berdasarkan sistem tender (compulsory competitive

tendering contract).

Kemudian adanya tindakan pengendalian dalam pengurusan barang milik

daerah dalam bentuk fisik, administratif dan tindakan upaya hukum dan adanya

pemeriksaan barang milik daerah oleh instansi yang berwenang seperti

Inspektorat Provinsi ataupun Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan

Perwakilan Kepulauan Riau setempat merupakan bagian dari proses pengelolaan

barang milik daerah selain itu adanya kegiatan untuk melakukan pendataan barang

milik daerah oleh Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Provinsi Kepulauan Riau serta adanya pelaporan hasil pendataan barang milik

daerah oleh Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi

Kepulauan Riau.

Selain itu perlu didukung dengan adanya proses kegiatan penelitian yang

selektif didasarkan pada data/fakta yang obyektif dan relevan dengan

menggunakan metode/teknis tertentu untuk memperoleh nilai barang milik daerah

dan adanya prosedur penyusunan neraca penilaian tentang berapa jumlah aset

negara sekaligus nilai dari aset tersebut. Kemudian dalam proses pengelolaan

barang milik daerah ada kegiatan sewa yaitu pemanfaatan barang milik daerah

oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dengan menerima imbalan uang tunai

serta pinjam pakai yaitu penyerahan penggunaan barang antara Pemerintah Pusat

dengan Pemerintah Daerah dan antar Pemerintah Daerah dalam jangka waktu

tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu tersebut berakhir

diserahkan kembali kepada pengelola. Hal itu juga diperlukan pengawasan

melalui adanya usaha atau kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan agar

pekerjaan yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan

dan pengawasan yang ketat perlu dilakukan sejak tahap perencanaan hingga

penghapusan aset.

Agar pengelolaan barang milik daerah dapat berjalan secara efisien dan

efektif maka diperlukan adanya sistem informasi manajemen dalam pengelolaan

barang milik daerah oleh Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Page 21: PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH …repository.umrah.ac.id/2248/1/jurnal vivi.pdf · Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada ... tersebut dan diperlukan profesionalisme aparatur

Daerah Provinsi Kepulauan Riau serta adanya penggunaan sistem IT dalam proses

pendataan, pencatatan dan pelaporan barang milik daerah oleh Bidang Aset Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kepulauan Riau.

Dalam hal pengelolaan barang milik daerah juga diperlukan adanya

penghapusan barang milik daerah karena sudah tidak layak untuk digunakan

melalui adanya tindakan menghapus barang milik daerah dari daftar barang

dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat kuasa pengguna di Bidang Aset

BPKAD Provinsi Kepulauan Riau dan adanya sistem informasi manajemen yang

digunakan dalam penghapusan data barang milik daerah secara elektronik atau

manual.

Namun ada beberapa hal yang menjadi faktor penghambat dalam Pelaksanaan

Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Provinsi Kepulauan Riau (Studi Pada Bidang Aset Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kepulauan Riau) yaitu dalam indikator

diantaranya pengadaan barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip-

prinsip efisien, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif

dan akuntabel tersebut belum bisa terlaksana dengan baik atau belum efisien dan

efektif. Hal ini berdasarkan dari jawaban yang di paparkan oleh informan dan juga

informan kunci dan juga pengamatan langsung yang dilaksanakan oleh peneliti di

lapangan sewaktu mengadakan penelitian ini.

2. Saran

Adapun saran-saran yang dapat peneliti ungkapkan berkenaan dengan hasil

pembahasan di atas adalah sebagai berikut :

1) Di harapkan Kepada Kepala Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah Provinsi Kepulauan Riau agar dapat menjalankan prinsip-prinsip

manajemen yang baik dalam pengadaan barang milik daerah dilaksanakan

berdasarkan prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan dan terbuka, bersaing,

adil/tidak diskriminatif dan akuntabel sehingga meminimalisir adanya indikasi

korupsi, kolusi dan nepotisme dalam proses pengadaan barang milik daerah

tersebut.

2) Bagi pegawai Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Provinsi Kepulauan Riau pada khsususnya hendaknya bersedia untuk

menjalankan pekerjaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dan harus

menjunjung tinggi kode etik pegawai negeri sipil karena didalamnya sudah

termasuk konsekuensi yang harus diterima ketika menjalankan

tugas/pekerjaan.

3) Di samping itu di dalam melaksanakan pengelolaan barang milik daerah oleh

pegawai Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi

Kepulauan Riau dengan pimpinan yang ada di Bidang Aset Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kepulauan Riau juga harus

memperhatikan kaidah-kaidah serta etika agar tidak ada kesalahpahaman

dalam mempersepsikan arti dari komunikasi yang terjadi antara Kepala

Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi

Kepulauan Riau termasuk juga dengan pegawai di Bidang Aset Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Kepulauan Riau.

Page 22: PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH …repository.umrah.ac.id/2248/1/jurnal vivi.pdf · Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada ... tersebut dan diperlukan profesionalisme aparatur

DAFTAR PUSTAKA

BUKU-BUKU

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfa Beta

Wahab, Solichin Abdul. 2007. Analisa Kebijakan (dari Formulasi ke

Implementasi Kebijakan negara), Edisi Kesembilan. Jakarta: Bumi

Aksara.

DOKUMEN-DOKUMEN :

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Keuangan

Negara.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang pengelolaan Barang Milik

Negara.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis

Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 10 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Peraturan Gubernur Kepulauan Riau Nomor 60 Tahun 2016 tetang pembentukan

SOTK baru di Provinsi Kepulauan Riau.