123
PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU PAI DI SMP NEGERI 98 JAKARTA (Penelitian Kualitatif di SMP Negeri 98 Jakarta) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh Muhammad Rian Padhila NIM. 1110011000064 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK

MENINGKATKAN KINERJA GURU PAI

DI SMP NEGERI 98 JAKARTA

(Penelitian Kualitatif di SMP Negeri 98 Jakarta)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

Muhammad Rian Padhila NIM. 1110011000064

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

LBMBAR PENGESATIAN PEMBIMBING

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKANKINERJA GT}RU PAI DI SMP NEGERI gS JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk memenuhi persyaratan mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

(s Pd.r)

Oleh

MUHAMMAD RIAN PADHILA

NIM: r110011000064

Dosen Pembimbing:

Drs. Masan AF, M.Pd

NIP. 19sr0716 198103 I 005

JURUS$I PEI{DIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKTILTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGI]RUAN

UNTVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARJT HIDAYATTILLAH

JAKARTA

2At4

Page 3: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

LEMBAR PENGESAIIAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi yang berjudul Pelaksanaan Supenrisi Klinis untuk Meningkatkan

Kinerja Guru PAI di SMP Negeri 98 Jakarta disusun oleh Muhammad Rian

Padhila, NIM. 1110011000064, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguman, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta:

Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak

unhrk diujikan pada sidang muraqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh

fakultas.

Jakarta, 1 7 November 2014

Yang mengesahkan,

Pembimbing

Drs. Masan AF, M-Pd

NrP. 19510716 198103 1 005

llt

Page 4: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul Pelaksanaan Supervisi Klinis untuk Meningkatkan KinerjaGuru PAr di SMP Negeri 98 Jak*rta disusun oleh MUHAMMAD RIANPADHILA Nomor Induk Mahasiswa 1110011000064, diajukan kepada FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan UfN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telahdinyatakan lulus dalam ujian Munaqasah pada tanggal 02 Februari 2a1,5dihadapan dewan penguji. oleh karena itu, penulis berhak memperoleh gelarSarjana Pendidikan Islam (s.Pd.I) dalam bidang pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 02 Februari 2015

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

Dr H. Abdul Majid Khon M AgNIP. 19580707 t98703 I 005

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi)

tt Marhamah Saleh. Lc.. MANIP. 19720313 200801 2 010

Penguji I

Prof. Dr. H. Salman HarunNIP. 19450612 196510 I 001

Penguji II

Siti Khadijah. MANIP. 19700727 199703 2 004

Tanggal

Tanggal Tanda'lggan

_1'w+_Lo n--Tot{({ /

Tanggal

Tanggal

Q z : ?!!f-

Mengetahui:Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Page 5: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

ST]RAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Muhammad Rian Padhila

NIM :1110011000064

Jurusan . Pendidikan Agama Islam

Angkatan : 20l0l20ll

Alamat : Jl. Margonda raya Rt. 03/017 No. 25 Kel. Kemiri muka Kec. Beji

Kota Depokl6423

MEIYYATAI(AN DENGAN SESUNGGUHIYYA

Bahwa skripsi yang berjudul Pelaksanaan Supervisi Klinis Untuk

Meningkatkan Kinerja Guru PAI di SMP Negeri 98 Jakarta adalah benar

hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen:

: Drs. Masan AI, M.Pd

: 195107161981031005

Dosen Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Demikian surat pernyataan ini penulis buat dengan sesungguhnya dan penulis siap

menerima segala konsekuensi apabila pernyataan skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Jakarta, I 7 November 2014

Nama

NIP

Menyatakan

Page 6: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

vi

ABSTRAK

Muhammad Rian Padhila (1110011000064). Pelaksanaan Supervisi Klinis

untuk Meningkatkan Kinerja Guru PAI di SMP Negeri 98 Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan supervisi

klinis untuk meningkatkan kinerja guru, mengetahui dampak dari pelaksanaan

supervisi klinis yang dilakukan guru PAI, dan untuk mengetahui faktor

pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan supervisi klinis bagi guru PAI.

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September – Oktober 2014 di SMP

Negeri 98 Jakarta.

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Kemudian dalam teknik

pengumpulan data penulis melakukan tiga teknik pengumpulan data yaitu

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian data-data yang telah didapat

dari ketiga teknik tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis data yaitu

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian berdasarkan data dari observasi, wawancara, dan

dokumentasi menunjukkan bahwa proses pelaksanaan supervisi klinis di SMP

Negeri 98 Jakarta sudah berlangsung dengan baik, banyak yang mendukung

pelaksanaan kegiatan supervisi klinis ini. Mulai dari kepala sekolah serta

jajarannya dan guru yang bersangkutan. Dalam supervisi klinis ini setiap tahapan

mampu memberikan makna yang dapat meningkatkan kinerja guru pendidikan

agama islam (PAI), mulai dari tahap pertemuan awal, tahap observasi

pembelajaran sampai pada tahap pasca pertemuan balikan. Dampak yang

dirasakan guru PAI setelah pelaksanaan supervisi klinis adalah meningkatnya

kemampuan kompetensi professional guru. Dalam pembelajaran pendidikan

agama islam guru mulai memperbaiki proses belajar mengajarnya sehingga dapat

meningkatkan kinerjanya didalam mengajar. Faktor pendukung dalam

pelaksanaan supervisi klinis ini yaitu adanya dukungan yang tinggi dari pihak

pengelola sekolah, apresiasi yang tinggi diberikan dari Kepala Sekolah terhadap

pelaksanaan supervisi klinis. Sedangkan faktor penghambat dalam pelaksanaan

supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi klinis, terkadang

waktu sudah ditetapkan untuk pelaksanaannya namun karena ada agenda lain di

sekolah sehingga pelaksanaan supervisi klinis tersebut dibatalkan, padahal dalam

hal ini guru sudah menyiapkan semuanya.

Kata Kunci : Supervisi Klinis, Kinerja Guru PAI.

Page 7: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

vii

ABSTRACT

Muhammad Rian Padhila (1110011000064). Implementation of Clinical

Supervision to Improve the Performance of PAI Teachers in Junior High

School 98 Jakarta.

This research aims to determine how the implementation of clinical

supervision to improve the performance of teachers, knowing the impact of the

implementation of clinical supervision conducted PAI teachers, and to determine

the contributing factors and obstacles in the implementation of clinical

supervision for teachers PAI. This study was conducted on September-October

2014 in Junior High School 98 Jakarta.

The research methods used in this study is a qualitative approach with case

study method. Later in the data collection techniques the authors conducted three

data collection techniques are observation, interviews, and documentation. Then

the data that has been obtained from the three techniques is analyzed using data

analysis of data collection, data reduction, data presentation, and conclusion.

The results based on the data of observation, interviews, and documentation

showing that the process of implementation of clinical supervision in SMP Negeri

98 Jakarta has been going well, many of which support the implementation of

clinical supervision. Starting from the principal, his staff and the teacher

concerned. In this clinical supervision every stage capable of giving meaning to

improve the performance of Islamic religious education teachers (PAI), starting

from the initial meeting, the observation stage of learning to the post-meeting

phase reversal. PAI teachers perceived impact after implementation of clinical

supervision is increasing the ability of professional competence of teachers. In the

study of Islamic religious education teachers improve teaching and learning

process started so as to improve its performance in teaching. Contributing factor

in the implementation of clinical supervision is that the high support from the

school administrators, given the high appreciation of the Principal of the

implementation of clinical supervision. While limiting factor in the

implementation of clinical supervision is a matter of timing of clinical

supervision, sometimes the time has been set for implementation, but because

there is another agenda at the school so that the implementation of clinical

supervision is canceled, but in this case the teacher has prepared everything.

Keywords: Clinical Supervision, Teacher Performance PAI.

Page 8: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia

yang telah tercurahkan, sehingga setelah melalui proses yang cukup panjang

akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu

tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta

seluruh penerus perjuangannya yang telah membawa umatnya kepada jalan

kebenaran.

Penulisan skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Supervisi Klinis untuk

Meningkatkan Kinerja Guru PAI di SMP Negeri 98 Jakarta” ini pada

dasarnya disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Cukup terharu rasanya ketika penulis telah menyelesaikan proses akademik

dan penyusunan skripsi ini, karena dengan media ini penulis telah banyak belajar,

berpikir, berimajinasi, mencurahkan segenap kemampuan dalam hal pemikiran,

kreatifitas dan ketelitian untuk memenuhi kebutuhan kurioritas (rasa ingin tahu)

penulis dalam masalah pendidikan. Dan penulis sadar akan berbagai kelemahan,

kebodohan, dan keterbatasan yang ada dalam diri penulis yang terdapat didalam

tulisan ini, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah semata.

Oleh karena itu, dengan kerendahan hati sudah sepantasnya penulis

mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu hingga terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terima kasih tersebut

penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyda, MA., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 9: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

ix

2. Ibu Nurlena Rifai, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag dan Ibu Hj. Marhamah Saleh, Lc, MA.,

selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.

4. Bapak Drs. Masan AF, M.Pd., selaku pembimbing skripsi yang bersedia

meluangkan waktu dan senantiasa memberikan petunjuk, arahan, bimbingan

serta koreksi dengan penuh kesabaran sehingga mencapai hasil yang

maksimal.

5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta

bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan. Semoga ilmu yang

telah diberikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

6. Dra.Hj.Ida Farida,M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 98 Jakarta yang

telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah

yang beliau pimpin.

7. Seluruh dewan guru dan staf tata usaha SMP Negeri 98 Jakarta yang telah

banyak membantu penulis dalam pengumpulan data untuk skripsi ini,

diantaranya adalah: Ibu Dra. Sri Triana Purwaningrum, bapak Drs. Sri

Purwata, bapak Idi Supriyadi, S.Pd.I, dan bapak Jamhari E, S.Pd.I.

8. Orang tua, baik ayahanda Mashud, MM., dan ibunda Maryati, yang selalu

penulis banggakan yang telah memberikan dukungan secara moril dan

materil. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan cinta yang

mereka berikan kepada penulis.

9. Kakakku Amelia Solihat, S.Pd beserta suami & anak, dan adikku Nurkamelia

Sopianah yang selalu memberikan dukungan dan doanya selama ini.

10. Seluruh keluarga besar penulis yang telah banyak memberikan motivasi,

dukungan, dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Dewanti Mustika Sari, yang selalu menemani dalam penyusunan skripsi ini

dengan dorongan, motivasi, nasehat, dan masukan-masukannya yang menjadi

inspirasiku dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Page 10: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

x

12. Teman-teman seperjuangan selama menjalani perkuliahan di jurusan

Pendidikan Agama Islam angkatan 2010 kelas A sampai kelas D, terutama

kelas B yang selalu memberikan motivasi dan saling tukar informasi selama

proses penulisan skripsi ini.

13. Teman-teman kuliah: Aminudur Yusuf Putra, Yuda Setiadi, Ahmad Cahyadi,

Chaerul Umam, Soni Harianto, M. Mujallisin, dan semua teman-teman

seperjuangan yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

14. Teman-teman PPKT: Nurhasanah, Afni, Arfiyani, Atsna, dan Dewa yang

menemani saat praktek mengajar di MTs Islamiyah Sawangan dan semua

siswa/i MTs Islamiyah Sawangan yang telah membantu meringankan beban

ketika praktek mengajar.

15. Guru-guru di MTs Islamiyah Sawangan: Bpk. Sholahuddin, bu Nurhasanah,

bu Zakiyah, dan guru-guru yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu

persatu yang telah memberikan banyak pelajaran yang berharga dalam

mengajar yang baik.

16. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan serta

perhatian yang luar biasa.

Akhirnya, semoga segala bantuannya yang tidak ternilai ini mendapatkan

balasan dari Allah SWT dengan balasan yang sepantasnya, dan semoga penelitian

ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi khasanah ilmu

pengetahuan, Amiiin.

Jakarta, 17 November 2014

Penulis

Page 11: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................ iv

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ................................................... v

ABSTRAK .......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... .. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah .................................................................. 5

D. Perumusan Masalah ................................................................... 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 6

BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................. 7

A. Supervisi Klinis ……………………………….. ........................ 7

1. Pengertian Supervisi Klinis ................................................. 7

2. Ciri-Ciri Supervisi Klinis .................................................... 10

3. Tujuan Supervisi Klinis ...................................................... 11

4. Karakteristik Supervisi Klinis ............................................. 12

5. Prinsip-Prinsip Supervisi Klinis .......................................... 13

6. Proses/Pelaksanaan Supervisi Klinis .................................. 15

a. Tahap pertemuan awal ................................................. 15

b. Tahap observasi ........................................................... 16

c. Tahap pertemuan balikan ............................................. 18

Page 12: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

xii

B. Kinerja Guru ……………........................................................... 20

1. Pengertian Kinerja Guru ..................................................... 20

2. Macam-Macam Kinerja Guru ............................................. 23

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru .............. 27

C. Pendidikan Agama Islam ........................................................... 32

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam .................................. 32

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ........................................ 33

3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam .......................... 35

4. Peran Guru Pendidikan Agama Islam ................................. 37

D. Penelitian yang Relevan ............................................................. 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 42

A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 42

B. Latar Penelitian (Setting) ............................................................ 42

C. Metode Penelitian ....................................................................... 54

D. Objek Penelitian ......................................................................... 55

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 55

F. Teknik Analisis Data .................................................................. 63

BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 65

A. Deskripsi Data ............................................................................ 65

B. Pembahasan ................................................................................ 68

1. Pelaksanaan Supervisi Klinis di SMP Negeri 98 Jakarta .... 68

2. Dampak Supervisi Klinis terhadap Peningkatan Kinerja

Guru PAI di SMP Negeri 98 Jakarta ................................... 76

3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan

Supervisi Klinis di SMP Negeri 98 Jakarta ........................ 78

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 80

A. Kesimpulan ................................................................................ 80

B. Implikasi ..................................................................................... 81

Page 13: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

xiii

C. Saran ........................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 83

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 87

Page 14: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Siklus Supervisi Klinis ...................................................................... 20

Tabel 3.1 Struktur Organisasi SMP Negeri 98 Jakarta ..................................... 47

Tabel 3.2 Data Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah ............................. 48

Tabel 3.3 Data Guru berdasarkan kualifikasi pendidikan ................................. 48

Tabel 3.4 Jumlah guru dengan tugas mengajar ................................................. 49

Tabel 3.5 Tenaga Kependidikan: Tenaga Pendukung ....................................... 50

Tabel 3.6 Data Siswa dalam Tiga Tahun Terakhir ........................................... 51

Tabel 3.7 Data Ruang Belajar ........................................................................... 51

Tabel 3.8 Data Ruang Kantor ........................................................................... 52

Tabel 3.9 Data Ruang Penunjang ...................................................................... 52

Tabel 3.10 Data Lapangan Olahraga dan Upacara .............................................. 53

Tabel 3.11 Observasi Penelitian .......................................................................... 57

Tabel 3.12 Pedoman Wawancara Supervisor ...................................................... 58

Tabel 3.13 Pedoman Wawancara Guru PAI ....................................................... 60

Tabel 3.14 Dokumen Penelitian .......................................................................... 63

Tabel 4.1 Pelaksanaan Supervisi Klinis di SMP Negeri 98 Jakarta .................. 65

Tabel 4.2 Aktivitas Mengajar Guru PAI ........................................................... 67

Page 15: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Observasi Guru

Lampiran 2 Pedoman Wawancara Supervisor

Lampiran 3 Pedoman Wawancara Guru PAI

Lampiran 4 Berita Wawancara Supervisor

Lampiran 5 Berita Wawancara Guru PAI

Lampiran 6 Instrumen Supervisi Klinis

Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 8 Daftar Uji Referensi

Lampiran 9 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 10 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 11 Surat Keterangan Sekolah

Page 16: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

rendahnya kualitas pendidikan baik dilihat dari proses pendidikan yang

sedang berjalan maupun produk hasil pendidikan itu sendiri. Dari proses

pendidikan khususnya pembelajaran sebagian besar guru kita lebih cenderung

menanamkan materi pelajaran yang bertumpu pada satu aspek kognitif tingkat

rendah seperti mengingat, menghafal dan menumpuk informasi. Rendahnya

kualitas produk pendidikan tersebut merupakan gambaran kualitas proses

penyelenggaraan sistem pendidikan dimana terkait banyak unsur, namun

proses belajar mengajar merupakan jantungnya pendidikan yang harus

diperhitungkan karena pada kegiatan pembelajaran inilah transformasi

berbagai konsep, nilai serta materi pendidikan diintegrasikan.

Oleh karena itu perhatian terhadap kinerja sumber daya manusia adalah

hal yang utama yang perlu diperhatikan untuk menyiapkan SDM yang handal

dan berkualitas. Sebagai suatu upaya, pendidikan berusaha menjadikan

manusia yang memiliki kemampuan cipta (kognitif), segi rasa (afektif),

maupun dari segi karsa (psikomotorik). Pembinaan dari segi cipta antara lain

bisa dilakukan melalui peningkatan intelektualitas, pendidikan dan latihan

logika dalam wujud penguasaan dan penerapan ilmu dan teknologi.

Pengembangan dari segi rasa dapat dilakukan melalui kegiatan dan apersepsi

kesenian dalam berbagai bentuk. Sedangkan karsa dikembangkan melalui

penanaman dan pengembangan etika, adat kebiasaan dan pendidikan dalam

rangka membangun kemampuan manusia. Disamping itu juga bahwa

pendidikan berhubungan langsung dalam kehidupan manusia kapan dan

dimana saja berada.

Sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional, maka keberadaan lembaga

pendidikan diharapkan bermutu yang dikelola secara optimal oleh tenaga

pengajar yang profesional merupakan suatu keharusan. Karena lembaga

Page 17: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

2

pendidikan yang bermutu akan menghasilkan out put yang berkualitas,

sehingga dapat bersaing dalam era globalisasi ini. Oleh karena itu pendidikan

sebagai usaha sadar untuk mengembangkan seluruh potensi anak didik

menuju manusia yang sempurna sebaiknya dikelola oleh tenaga guru yang

memiliki profesionalitas tinggi dan kompeten dalam bidang pendidikan,

karena jika tidak demikian tunggulah kehancurannya. Sebagaimana yang

disebutkan dalam kitab suci Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 135, yang

berbunyi :

........

Artinya: Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu,

Sesungguhnya akupun berbuat (pula).1

Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang

menyelenggarakan kegiatan proses belajar mengajar sebagai upaya untuk

tercapainya tujuan pendidikan. Penanggung jawab dalam proses belajar

mengajar adalah guru. Tinggi rendahnya mutu pendidikan banyak

dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru,

karena guru secara langsung memberikan bimbingan dan bantuan terhadap

siswa dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Guru sebagai pendidik

merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Hal ini

menunjukkan bahwa betapa signifikan (berarti penting) posisi guru dalam

dunia pendidikan.

Pada saat ini terdapat perkembangan baru dalam sistem pengajaran dan

pendidikan. Ada kecenderungan yang kuat bahwa untuk meningkatkan

kualitas layanan dalam kualifikasi profesional guru yang perlu dibina dan

ditata kembali kemampuannya sehingga pada gilirannya dapat digunakan

untuk mengarahkan program guru. Hal ini tidak terlepas dari bantuan dan

bimbingan dari supervisor. Dalam melaksanakan tugasnya, pengawas

1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV. Naladana, 2004), h. 195

Page 18: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

3

berkewajiban membantu guru memberi dukungan yang dapat melaksanakan

tugas dengan baik sebagai pendidik maupun pengajar.

Kepala sekolah sebagai supervisor mempunyai tanggung jawab untuk

peningkatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran di

sekolah serta mempunyai peranan yang sangat penting terhadap

pengembangan dan kemajuan sekolah. Oleh karena itu, ia harus

melaksanakan supervisi secara baik dan benar sesuai dengan prinsip-prinsip

supervisi serta teknik dan pendekatan yang tepat.

Kepala sekolah sebagai seorang yang bertugas membina lembaganya

agar berhasil mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan harus mampu

mengarahkan dan mengkoordinasi segala kegiatan. Tugas demikian tidak lain

adalah tugas supervisi.2 Jadi dapat tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan

itu sangat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepala sekolah

sebagai pemimpin pendidikan.

Dewasa ini terdapat kecenderungan kegiatan supervisi pengajaran

mengarah kepada supervisi klinis. Hal ini dapat dipahami karena mengajar

tidak dapat dipandang sekedar proses penyampaian pengetahuan saja, tetapi

suatu perbuatan yang kompleks, yang mengandung secara serempak unsur-

unsur teknologi, ilmu, seni, dan pilihan nilai.

Terselenggaranya kegiatan belajar mengajar yang kondusif tidak terlepas

dari faktor kerjasama semua pihak yang ada di sekolah tersebut. Guru selain

sebagai pengajar dan pendidik, mempunyai tanggung jawab lain yaitu

membantu kepala sekolah agar proses pembelajaran di sekolah lebih baik lagi

dalam semua aspek.

Sebagai pengajar guru berfungsi merencanakan program pengajaran,

melaksanakan program pengajaran, dan mengevaluasi program pengajaran

yang telah dilaksanakan. Sebagai pendidik guru bertugas mendidik agar siswa

menjadi manusia dewasa yang berakhlak mulia, sedangkan sebagai pemimpin

guru dituntut mampu menjadi pemimpin yang baik bagi diri sendiri, siswa,

2 B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 2, h.

183

Page 19: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

4

maupun masyarakat. Begitu pentingnya peran guru, maka seorang guru harus

profesional dan menunjukkan kinerja yang baik untuk meningkatkan mutu

pelayanan pada siswa dalam proses pembelajaran di kelas.

Usaha meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran sebagian besar

terletak pada peningkatan kegiatan guru dalam mendorong murid-murid

kearah tercapainya tujuan. Agar tugas mendidik dan mengajar dapat

ditingkatkan, guru perlu mendapat pembinaan yang berupa pengertian tentang

pentingnya fungsi supervisi pendidikan. Usaha yang demikian tidak dapat

dipisahkan dari peran kepala sekolah yang harus mampu membina guru agar

peka dan peduli terhadap perubahan serta untuk bersikap inovatif dan selalu

mengembangkan kualitas sumber daya dalam mengajar dan mendidik.

Namun demikian kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa

kecenderungan kinerja guru di SMP Negeri 98 Jakarta saat ini belum optimal.

Beberapa faktor yang mempengaruhinya adalah rendahnya kemampuan IT

dari guru-guru, sarana prasarana yang masih kurang dan kondisi lingkungan

kerja guru yang kurang kondusif. Dengan demikian kepala sekolah sebagai

pemimpin pendidikan di sekolah dituntut mampu mengendalikan dan

meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan manajemen secara

profesional.

Proses belajar mengajar di SMP Negeri 98 Jakarta berjalan dengan baik,

namun terdapat pula hal-hal yang harus di evaluasi seperti kinerja guru PAI

yang belum optimal didalam proses belajar mengajar. Sebagaimana hasil

observasi (pra penelitian) yang penulis lakukan dengan kepala sekolah dan

sebagian guru, terdapat persepsi yang menyatakan bahwa guru kurang

disiplin dalam menjalankan tugasnya seperti tidak menyiapkan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran, rendahnya kualitas IT dari guru PAI, dan juga

kurang disiplin waktu dalam mengajar tatkala kepala sekolah tidak berada di

sekolah atau tidak mengontrol kerja guru, khususnya dalam hal

terselenggaranya proses belajar mengajar.

Untuk mengatasi masalah yang dialami oleh guru-guru di SMP Negeri 98

Jakarta khususnya guru PAI adalah dengan melaksanakan supervisi klinis.

Page 20: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

5

Supervisi klinis merupakan suatu bentuk bantuan profesional yang diberikan

secara sistematik kepada guru/calon guru berdasarkan kebutuhan yang

bersangkutan dengan tujuan membina keterampilan mengajar mereka.

Supervisi klinis juga dapat dikatakan sebagai supervisi yang difokuskan pada

perbaikan pembelajaran melalui siklus yang sistematis mulai dari tahap

perencanaan, pengamatan, dan analisis yang intensif terhadap penampilan

pembelajarannya dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.

Pelaksanaan supervisi klinis memiliki manfaat yang baik, selain dapat

meningkatkan profesionalisme juga dapat meningkatkan kemampuan meneliti

dari supervisor maupun guru.

Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas, maka penulis akan menulis

skripsi dengan judul: “Pelaksanaan Supervisi Klinis Untuk Meningkatkan

Kinerja Guru PAI di SMP Negeri 98 Jakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka

identifikasi permasalahan yang muncul, sebagai berikut:

1. Kinerja guru yang belum optimal dalam proses belajar mengajar.

2. Kurang disiplinnya guru dalam menyiapkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran.

3. Kurang disiplinnya guru pada ketepatan waktu dalam mengajar.

4. Supervisi klinis merupakan suatu bantuan profesional yang diberikan

secara sistematik kepada guru/calon guru dengan tujuan membina

keterampilan mengajar mereka.

C. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan ini lebih terarah dan tidak meluas, maka penelitian ini

dibatasi dengan dua aspek, yaitu:

1. Supervisi klinis yang dimaksud disini adalah pelaksanaan supervisi yang

dilakukan oleh kepala sekolah yang ada pada suatu lembaga pendidikan,

khususnya di SMP Negeri 98 Jakarta.

Page 21: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

6

2. Usaha-usaha kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru PAI dalam

proses belajar mengajar.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka peneliti merumuskan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan supervisi klinis dalam meningkatkan kinerja

mengajar guru PAI di SMP Negeri 98 Jakarta?

2. Bagaimana dampak pelaksanaan supervisi klinis dalam meningkatkan

kinerja mengajar guru PAI di SMP Negeri 98 Jakarta?

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan supervisi

klinis di SMP Negeri 98 Jakarta?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak

dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan supervisi klinis terhadap

peningkatan kinerja guru PAI di SMP Negeri 98 Jakarta.

b. Untuk mengetahui dampak pelaksanaan supervisi klinis dalam

meningkatkan kinerja mengajar guru PAI di SMP Negeri 98 Jakarta.

c. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam

pelaksanaan supervisi klinis di SMP Negeri 98 Jakarta.

2. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat bagi:

a. Bagi penulis, untuk menambah wawasan mengenai proses

pelaksanaan supervisi klinis.

b. Bagi sekolah, dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk

meningkatkan kinerja guru.

c. Dari hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan untuk bahan

penelitian selanjutnya.

Page 22: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Supervisi Klinis

1. Pengertian Supervisi Klinis

Menelaah pengertian supervisi diawali dulu dengan memahami asal

katanya secara etimologis, “supervisi berasal dari kata super and vision.

Super yang artinya diatas, dan vision mempunyai arti melihat atau

pandangan, jadi supervisi diartikan melihat dari atas”.1 Dengan demikian

supervisi diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh pengawas dan

kepala sekolah sebagai pejabat yang berkedudukan diatas atau lebih

tinggi dari guru untuk melihat atau mengawasi pekerjaan guru.

Menurut arti katanya, “istilah klinis dikaitkan dengan istilah klinik

dalam dunia kedokteran, yaitu tempat orang sakit yang datang ke dokter

untuk diobati”.2 Dalam supervisi klinis, guru disamakan dengan pasien,

sedangkan pengawas disamakan dengan dokter yang dapat mengobati

pasien. Seperti halnya dokter yang tidak pernah berinisiatif atau memulai

datang ke pasien untuk menanyakan kepada pasien apakah dia sakit atau

memerlukan obat, maka pasienlah yang dengan kemauan dirinya sendiri

datang ke dokter untuk disembuhkan penyakitnya.

Istilah klinis dalam supervisi ini sebagaimana telah disinggung

diatas, memberikan unsur-unsur khusus sebagai berikut:

a. Hubungan tatap muka antara supervisor dengan guru dalam

proses supervisi terjalin dengan baik.

b. Hubungannya terpusat pada keinginan/kerisauan (concern) guru

yang terpusat pada tingkah laku aktual di kelas.

c. Observasi dilakukan secara langsung dan cermat.

d. Data observasi di deskripsikan secara mendetail.

e. Analisis dan interpretasi observasi dilakukan secara bersama

antara supervisor dan guru.

1 Rugaiyah dan Atiek Sismiati, Profesi Kependidikan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 99

2 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Supervisi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), h. 38

Page 23: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

8

f. Pemberian bimbingan oleh supervisor lebih bersifat pembinaan

(pemberian bantuan, bimbingan, layanan, dan tuntunan).3

Dalam prosesnya guru yang merasa mempunyai problema dalam

PBM, datang ke supervisor untuk membicarakan (teknik individual), lalu

mengamati pelaksanaan perbaikannya di kelas (observasi kelas),

kemudian hasil observasi itu dibicarakan kembali secara individual

dengan guru yang bersangkutan, atau kadang-kadang dalam suatu rapat

jika suatu problema diduga sama dihadapi semua guru.

Menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya administrasi dan

Supervisi Pendidikan, ia berpendapat bahwa “supervisi klinis ialah suatu

proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan

profesional guru/calon guru, khususnya dalam penampilan belajar,

berdasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai

pegangan untuk perubahan tingkah laku mengajar tersebut”.4

“Pengertian supervisi klinis bisa dibaca dari istilah klinis itu sendiri.

Clinical artinya berkenaan dengan menangani orang sakit. Sama halnya

dengan mendiagnosis orang sakit, maka guru pun dapat di diagnosis

dalam proses belajar mengajar, untuk menemukan aspek-aspek mana

yang membuat guru itu tidak dapat mengajar dengan baik”.5 Jadi

supervisi klinis itu merupakan satu model supervisi untuk menyelesaikan

masalah tertentu yang sudah diketahui sebelumnya.

Cogan mendefinisikan supervisi klinis sebagai berikut:

The rasional and practice designed to improve the teacher’s

classroom performance. It takes its principal data from the

events of the classroom. The analysis of these data and the

relationships between teachers and supervisor from the basis of

the program, procedures, and strategies designed to improve the

3 Ari H. Gunawan, Administrasi Sekolah: Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 1996), h. 207 4 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 1992), h. 91 5 Made Pidarta, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h.

249-250

Page 24: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

9

student’s learning by improving the teacher’s classroom

behavior. 6

Sesuai dengan pendapat Cogan ini, supervisi klinis pada dasarnya

merupakan pembinaan performan si guru mengelola proses belajar

mengajar. Pelaksanaannya didesain dengan praktis serta rasional. Baik

desainnya maupun pelaksanaannya dilakukan atas dasar analisis data

mengenai kegiatan-kegiatan di kelas. Data dan hubungan antar guru dan

supervisor merupakan dasar program prosedur dan strategi pembinaan

perilaku mengajar guru dalam mengembangkan belajar murid-murid.

Richard Waller memberikan definisi tentang supervisi klinis sebagai

berikut:

Supervisi klinis adalah supervisi yang di fokuskan pada perbaikan

pengajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap

perencanaan, pengamatan, dan analisis intelektual yang intensif

terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk

mengadakan modifikasi yang rasional. (Clinical supervision may be

defined as supervision focused upon the improvement of instruction

by means of sistematic cycles of planning, observation and intensive

intelectual analysis of actual teaching performances in the interest of

rational modification).7

Adapun Ary H. Gunawan dalam bukunya menjelaskan bahwa

“supervisi klinis merupakan suatu proses kepemimpinan dalam

pendidikan yang bertujuan membantu pengembangan profesional guru

khususnya dalam penampilan mengajar berdasarkan observasi dan

analisis data secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan

tingkah laku mengajar tersebut”.8

Dari berbagai pendapat diatas, penulis menyimpulkan bahwa

supervisi klinis merupakan suatu proses tatap muka antara supervisor

dengan guru yang membicarakan hal mengajar dan yang ada

hubungannya dengan itu. Pembicaraan ini bertujuan untuk membantu

6 Ibrahim Bafadal, Supervisi Pengajaran: Teori dan Aplikasinya Dalam Membina Profesional

Guru, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 90 7 Ngalim Purwanto, op. Cit., h. 90

8 Ari H. Gunawan, op. Cit., h. 207

Page 25: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

10

pengembangan profesional guru dan sekaligus untuk perbaikan proses

pengajaran itu sendiri. Pembicaraan ini biasanya dipusatkan kepada

penampilan mengajar guru berdasarkan hasil observasi.

2. Ciri-Ciri Supervisi Klinis

Supervisi klinis memiliki ciri-ciri tersendiri yang membedakannya

dengan model-model supervisi yang lain. Ciri-ciri yang dimaksud adalah

sebagai berikut:

a. Ada kesepakatan antara supervisor dengan guru yang akan di

supervisi tentang aspek perilaku yang akan diperbaiki.

b. Yang disupervisi atau diperbaiki adalah aspek-aspek perilaku guru

dalam proses belajar mengajar yang spesifik. Misalnya cara

menertibkan kelas, teknik bertanya, teknik mengendalikan kelas

dalam metode keterampilan proses, teknik menangani anak

membandel, dan sebagainya.

c. Memperbaiki aspek perilaku diawali dengan pembuatan hipotesis

bersama tentang bentuk perbaikan perilaku atau cara mengajar yang

baik. Hipotesis ini bisa diambil dari teori-teori dalam proses belajar

mengajar.

d. Hipotesis diatas diuji dengan data hasil pengamatan supervisor

tentang aspek perilaku guru yang akan diperbaiki ketika sedang

mengajar. Hipotesis ini mungkin diterima, ditolak, atau direvisi.

e. Ada unsur pemberian penguatan terhadap perilaku guru terutama

yang sudah berhasil diperbaiki, agar muncul kesadaran betapa

pentingnya bekerja dengan baik serta dilakukan secara

berkelanjutan.

f. Supervisi dilakukan secara kontinu, artinya aspek-aspek perilaku itu

satu-persatu diperbaiki sampai guru itu bisa bekerja dengan baik.

Atau kebaikan bekerja guru itu dipelihara agar tidak kumat

jeleknya.9

La Sulo mengemukakan ciri-ciri supervisi klinis ditinjau dari

pelaksanaannya sebagai berikut:

a. Bimbingan supervisor kepada guru/calon guru bersifat bantuan,

bukan perintah atau instruksi.

b. Jenis keterampilan yang akan disupervisi diusulkan oleh guru atau

calon guru yang akan di supervisi, dan disepakati melalui pengkajian

bersama antara guru dan supervisor.

9 Made Pidarta, op. cit. h. 250-251

Page 26: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

11

c. Meskipun guru atau calon guru mempergunakan berbagai

keterampilan mengajar secara terintegrasi, sasaran supervisi hanya

pada beberapa keterampilan tertentu saja.

d. Instrumen supervisi dikembangkan dan disepakati bersama antara

supervisor dan guru.

e. Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada

memerintah atau mengarahkan.

f. Supervisi berlangsung dalam suasana intim dan terbuka.

g. Supervisi berlangsung dalam siklus yang meliputi perencanaan,

observasi, dan diskusi/pertemuan balikan.

h. Supervisi klinis dapat dipergunakan untuk pembentukan atau

peningkatan dan perbaikan keterampilan mengajar.10

3. Tujuan Supervisi Klinis

a. Tujuan umum

“Mengajar adalah suatu kegiatan yang dapat dikendalikan, dapat

diamati, dan terdiri dari komponen-komponen keterampilan

mengajar yang dapat dilatih secara terbatas”.11

Maka ketiga kegiatan

pokok dalam supervisi klinis yaitu pertemuan pendahuluan,

observasi mengajar, dan pertemuan balikan memiliki tujuan untuk

memperbaiki dan meningkatkan keterampilan mengajar guru di

kelas.

Adapun Made Pidarta dalam bukunya menjelaskan bahwa

“secara umum supervisi klinis bertujuan memperbaiki perilaku guru-

guru dalam proses belajar mengajar, secara aspek demi aspek dengan

intensif, sehingga mereka dapat mengajar dengan baik”.12

Hal inilah

yang membuat supervisi klinis merupakan kunci untuk

meningkatkan kemampuan profesional guru.

b. Tujuan Khusus

Sedangkan menurut dua orang teoritis lainnya, yaitu Acheson

dan Gall tujuan supervisi klinis adalah meningkatkan pengajaran di

10

Ngalim Purwanto, op. cit., h. 91

11 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2012), cet. 6, h.

248

12 Made Pidarta, op. cit., h. 251

Page 27: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

12

kelas. Tujuan ini dirinci lagi kedalam tujuan khusus yang lebih

spesifik, sebagai berikut:

1) Menyediakan umpan balik yang objektif terhadap guru,

mengenai pengajaran yang dilaksanakannya.

2) Mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah-masalah

pengajaran.

3) Membantu guru mengembangkan keterampilannya

menggunakan strategi pengajaran.

4) Mengevaluasi guru untuk kepentingan promosi jabatan dan

keputusan lainnya.

5) Membantu guru mengembangkan satu sikap positif terhadap

pengembangan professional yang berkesinambungan.13

4. Karakteristik Supervisi Klinis

Untuk memandu pelaksanaan supervisi klinis bagi supervisor dan

guru diperlukan karakteristik agar arah yang ditempuh sejalan dengan

rencana program yang ditentukan sebelumnya, adapun karakteristiknya

adalah sebagai berikut:

a. Perbaikan dalam mengajar mengharuskan guru mempelajari

keterampilan intelektual dan bertingkah laku yang spesifik.

b. Fungsi utama supervisor adalah mengajarkan berbagai keterampilan

kepada guru yaitu: keterampilan mengamati dan memahami proses

pengajaran; keterampilan menganalisis proses pengajaran secara

rasional berdasarkan bukti-bukti pengamatan yang jelas dan tepat;

keterampilan dalam kurikulum dan mengajar.

c. Fokus supervisi klinis adalah perbaikan cara guru melaksanakan

tugas mengajar dan bukan mengubah kepribadian guru.

d. Fokus supervisi klinis dalam perencanaan dan analisis merupakan

pegangan dalam pembuatan dan pengujian hipotesis mengajar yang

didasarkan atas bukti-bukti pengamatan.

e. Fokus supervisi klinis adalah pada masalah mengajar dalam jumlah

keterampilan yang tidak terlalu banyak, dan juga mempunya arti

vital bagi pendidikan.

f. Fokus supervisi klinis didasarkan atas bukti pengamatan dan bukan

atas keputusan/penilaian yang tidak didukung oleh bukti nyata.

g. Supervisi klinis merupakan suatu proses memberi dan menerima

yang dinamis. Dalam hal ini supervisor dan guru merupakan teman

sejawat dan mencari pengertian bersama yang berhubungan dengan

pendidikan.

13

Ibrahim Bafadal, op. cit., h. 91

Page 28: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

13

h. Proses supervisi klinis terutama berpusat pada interaksi verbal

mengenai analisis jalannya pengajaran.

i. Tiap guru mempunyai kebebasan maupun tanggung jawab untuk

mengemukakan pokok persoalan, mengajarnya sendiri, dan

mengembangkan gaya mengajarnya.14

Adapun Jerry H. Makawimbang didalam bukunya mengemukakan

bahwa salah satu supervisi akademik yang populer adalah supervisi

klinis, yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Supervisi diberikan berupa bantuan, sehingga inisiatif tetap berada di

tangan tenaga kependidikan.

b. Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji bersama

kepala sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan.

c. Instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh guru

dan supervisor.

d. Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan

mendahulukan interpretasi guru.

e. Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka, dan

supervisor lebih banyak mendengarkan serta menjawab pertanyaan

guru.

f. Supervisi klinis sedikitnya memiliki tiga tahap, yaitu pertemuan

awal, pengamatan, dan umpan balik.

g. Adanya penguatan dan umpan balik dari supervisor terhadap

perubahan perilaku guru yang positif sebagai hasil pembinaan.15

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa supervisi klinis

lebih berorientasi kepada penemuan masalah secara obyektif. Masalah

tersebut bukan untuk menekan bawahan, akan tetapi untuk dianalisis dan

dilakukan pemecahan masalah secara bersama-sama.

5. Prinsip-Prinsip Supervisi Klinis

Dalam melaksanakan supervisi klinis terdapat beberapa prinsip-

prinsip yang dijadikan dasar/patokan dalam setiap kegiatannya, prinsip-

prinsip tersebut antara lain:

a. Terpusat pada guru ketimbang supervisor. Prinsip ini menekankan

tanggung jawab dalam meningkatkan/mengembangkan keterampilan

mengajar dan menganalisis serta mencari cara-cara meningkatkan

14 Syaiful Sagala, op. cit., cet. 6, h. 247-248

15 Jerry H. Makawimbang, Supervisi Klinis Teori dan Pengukurannya: Analisis di Bidang

Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 35-36

Page 29: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

14

keterampilan mengajar itu lebih disesuaikan dengan kebutuhan guru

yang bersangkutan.

b. Hubungan guru dengan supervisor lebih interaktif ketimbang

direktif. Prinsip ini menekankan bahwa antara supervisor dan guru

pada hakikatnya sederajat dan saling membantu dalam meningkatkan

kemampuan dan sikap profesionalnya. Disini supervisor sebagai

tenaga pengajar yang sudah lama berpengalaman berkewajiban

membantu guru yang kurang berpengalaman.

c. Demokratik ketimbang otoritatif. Prinsip ini menekankan kedua

belah pihak harus bersifat terbuka, artinya masing-masing pihak,

supervisor dan guru berhak mengemukakan pendapat secara bebas,

namun kedua belah pihak berkewajiban mengkaji dan

mempertimbangkan pendapat pihak lain untuk mencapai

kesepakatan.

d. Sasaran supervisi terpusat pada kebutuhan dan aspirasi guru. Prinsip

ini mengemukakan bahwa kebutuhan mendapatkan pelayanan

supervisi itu bersumber dan dirasakan manfaatnya oleh guru.

e. Umpan balik dari proses belajar mengajar guru diberikan dengan

segera hasil penilaiannya harus sesuai dengan kontrak yang telah

disetujui bersama.

f. Supervisi yang diberikan bantuan dengan tujuan untuk meningkatkan

kemampuan mengajar dan sikap profesional guru.16

Tidak jauh berbeda dengan diatas, Piet A. Sahertian dalam bukunya

yang berjudul Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam

Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia mengidentifikasi prinsip-

prinsip supervisi klinis antara lain:

a. Supervisi klinis yang dilaksanakan harus berdasarkan inisiatif dari

para guru lebih dahulu. Perilaku supervisor harus sedemikian taktis

sehingga guru-guru terdorong untuk berusaha meminta bantuan dari

supervisor.

b. Ciptakan hubungan manusiawi yang bersifat interaktif dan rasa

kesejawatan.

c. Ciptakan suasana bebas dimana setiap orang bebas mengemukakan

apa yang dialaminya. Supervisor berusaha untuk apa yang

diharapkan guru.

d. Objek kajian adalah kebutuhan profesional guru yang riil yang

mereka sungguh alami.

e. Perhatian dipusatkan pada unsur-unsur yang spesifik yang harus

diangkat untuk diperbaiki.17

16

Ibid., h. 32-33

17 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan: Dalam Rangka

Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 39

Page 30: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

15

6. Proses/Pelaksanaan Supervisi Klinis

Langkah-langkah dalam proses supervisi klinis adalah sebagai

berikut:

a. Tahap pertemuan awal

Tahap pertama dalam proses supervisi klinis adalah tahap

pertemuan awal (preconference). Pertemuan awal ini dilakukan

sebelum melaksanakan observasi kelas, sehingga banyak juga

teoritisi supervisi klinis yang menyebutnya dengan istilah tahap

pertemuan sebelum observasi (preobservation conference). “Dalam

tahap ini diperlukan identifikasi perhatian utama guru dan

menerjemahkannya dalam tingkah laku yang dapat dipahami.

Dibutuhkan hubungan baik antara supervisor dan guru untuk

melakukan ini secara efektif”.18

Tujuan utama pertemuan awal ini adalah “untuk

mengembangkan secara bersama-sama antara supervisor dan guru,

kerangka kerja observasi kelas yang akan dilakukan. Hasil

pertemuan awal ini adalah kesepakatan (contract) kerja antara

supervisor dan guru”.19

Tujuan ini bisa dicapai apabila dalam

pertemuan awal ini tercipta kerja sama dan komunikasi yang baik

antara supervisor dan guru.

Pada pertemuan pendahuluan ini tidak perlu membutuhkan

waktu yang lama. “Dalam pertemuan awal ini supervisor bisa

menggunakan waktu 20 sampai 30 menit, kecuali jika guru

mempunyai permasalahan khusus yang membutuhkan diskusi

panjang. Pertemuan ini sebaiknya dilaksanakan di satu ruang yang

netral, misalnya kafetaria atau bisa juga di kelas. Pertemuan di ruang

kepala sekolah atau supervisor kemungkinannya akan membuat guru

menjadi tidak bebas”.20

18 Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah, (Jogjakarta: DIVA

Press, 2012), h. 112

19 Jerry H. Makawimbang, op. cit., h. 39

20 Ibrahim Bafadal, op. cit., h. 96

Page 31: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

16

Secara teknis diperlukan lima langkah dalam pelaksanaan

pertemuan pendahuluan:

1) Menciptakan suasana akrab antara supervisor dengan guru,

2) Melakukan titik ulang rencana pelajaran serta tujuan pelajaran,

3) Melakukan titik ulang komponen keterampilan yang akan

dilatihkan dan diamati,

4) Memilih atau mengembangkan instrumen observasi,

5) Membicarakan bersama untuk mendapatkan kesepakatan

tentang instrumen observasi yang dipilih atau yang

dikembangkan.21

b. Tahap observasi

Tahap kedua dalam proses supervisi klinis adalah tahap

observasi pengajaran secara sistematis dan objektif. “Pada tahap ini,

guru melatih tingkah laku mengajar berdasarkan komponen

keterampilan yang disepakati dalam pertemuan pendahuluan.

Sedangkan supervisor mengamati dan mencatat atau merekam secara

objektif, lengkap dan apa adanya dari tingkah laku guru ketika

mengajar”.22

Menurut Jerry, ada dua aspek yang harus diputuskan dan

dilaksanakan oleh supervisor sebelum dan selama melaksanakan

observasi mengajar, yaitu:

Menentukan aspek-aspek yang diobservasi dan bagaimana

cara mengobservasinya. Mengenai aspek-aspek yang akan

diobservasi harus sesuai dengan hasil diskusi bersama antara

supervisor dan guru pada waktu pertemuan awal. Tujuan

utama pengumpulan data adalah untuk memperoleh informasi

yang nantinya akan digunakan untuk mengadakan tukar

pikiran dengan guru setelah observasi terakhir, sehingga guru

bisa menganalisis secara cermat aktivitas-aktivitas yang telah

dilakukannya di kelas. Disinilah letak pentingnya tehnik dan

instrumen observasi yang bisa digunakan untuk

mengobservasi guru dalam mengelola proses belajar

mengajar.23

21

Soetjipto & Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), Cet. 2, h.

249

22 Jamal Ma’mur Asmani, op. cit., h. 113

23 Jerry H. Makawimbang, op. cit., h. 40

Page 32: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

17

Langkah-langkah tahap ini adalah sebagai berikut:

1) Persiapan. Baik supervisor maupun guru bersiap-siap untuk

melakukan supervisi.

2) Guru dan supervisor mulai memasuki ruang kelas. Guru terus

mengajar dan supervisor duduk di kursi belakang kelas

mengamati guru mengajar.

3) Sikap supervisor. Supervisor harus dapat membawa diri sebaik-

baiknya dalam melaksanakan supervisi di kelas. Supervisor

perlu berhati-hati melakukan tindakan, baik dalam sikap duduk

maupun gerakan-gerakan yang lain.

4) Cara mengamati. Supervisor ketika melakukan supervisi akan

mengamati guru yang disupervisi secara teliti.

5) Mengakhiri supervisi. Pada saat sudah selesai mengajar, guru

dan supervisor mengikuti para siswa keluar kelas.24

Ibrahim Bafadal didalam bukunya mereview beberapa teknik

dan menganjurkan kita untuk menggunakannya dalam proses

supervisi klinis. Beberapa teknik tersebut adalah sebagai berikut:

1) Selective verbatim. Disini supervisor membuat semacam

rekaman tertulis yang biasa disebut dengan verbatim transcript.

Transkip ini bisa ditulis langsung berdasarkan pengamatan dan

bisa juga menyalin dari apa yang direkam terlebih dahulu

melalui tape recorder.

2) Rekaman observasional berupa seating chart. Disini supervisor

mendokumentasikan perilaku murid-murid sebagaimana mereka

berinteraksi dengan seorang guru selama pengajaran

berlangsung. Seluruh kompleksitas perilaku dan interaksi

dideskripsi secara bergambar.

3) Wide lens techniques. Disini supervisor membuat catatan yang

lengkap mengenai kejadian-kejadian di kelas dalam cerita yang

panjang lebar.

4) Checklists and timeline coding. Disini supervisor mengobservasi

dan mengumpulkan data perilaku belajar mengajar. Dalam

analisis ini, aktivitas kelas diklasifikasikan menjadi tiga kategori

besar, yaitu pembicaraan guru, pembicaraan murid, dan tidak

ada pembicaraan.25

Demikianlah beberapa teknik yang telah direview dan

dikemukakan oleh Ibrahim Bafadal didalam bukuya, bisa digunakan

24

Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 133-134 25 Ibrahim Bafadal, op. cit., h. 99-100

Page 33: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

18

untuk mengarahkan dan mempermudah tahap observasi dalam

proses supervisi klinis.

c. Tahap pertemuan balikan

Tahap ketiga dalam proses supervisi klinis adalah tahap

pertemuan balikan. “Pertemuan balikan ini dilakukan segera setelah

melaksanakan observasi pengajaran, dengan terlebih dahulu

dilakukan analisis terhadap hasil observasi. Tujuan utama pertemuan

balikan ini adalah menindak lanjuti apa saja yang dilihat oleh

supervisor, sebagai observer, terhadap proses belajar mengajar”.26

Pertemuan balikan ini merupakan tahap yang penting untuk

mengembangkan perilaku guru dengan cara memberikan balikan

tertentu. Balikan ini harus deskriptif, konkret dan bersifat

memotivasi, sehingga betul-betul bermanfaat bagi guru. Paling tidak

ada lima manfaat pertemuan balikan bagi guru, yaitu:

1) Guru bisa diberi penguatan dan kepuasan, sehingga bisa

termotivasi dalam mengajarnya.

2) Isu-isu dalam pengajaran bisa didefinisikan bersama supervisor

dan guru dengan tepat.

3) Supervisor, bila mungkin perlu bisa berupaya mengintervensi

guru secara langsung untuk memberikan bantuan dan

bimbingan.

4) Guru bisa dilatih dengan tehnik ini untuk melakukan supervisi

terhadap dirinya sendiri.

5) Guru bisa diberi pengetahuan tambahan untuk meningkatkan

tingkat analisis profesional diri pada masa yang akan datang.27

Langkah-langkah utama dalam tahap pertemuan balikan ini

adalah:

1) Supervisor memberikan penguatan pada guru tentang proses

belajar yang baru dilaksanakan.

2) Supervisor dan guru memperjelas kontrak yang dilakukan mulai

tujuan sampai pelaksanaan evaluasi.

3) Supervisor menunjukkan hasil observasi berdasarkan format

yang disepakati.

26 Ibid., h. 102

27

Jerry H. Makawimbang, op. cit., h. 42

Page 34: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

19

4) Supervisor menanyakan pada guru perasaannya dengan hasil

observasi tersebut.

5) Supervisor meminta pendapat guru tentang penilaian dirinya

sendiri.

6) Supervisor dan guru membuat kesimpulan dan penilaian

bersama.

7) Supervisor dan guru membuat kontrak pembinaan berikutnya.28

Faktor yang sangat menentukan keberhasilan supervisi klinis sebagai

salah satu pendekatan supervisi pengajaran adalah kepercayaan pada

guru bahwa tugas supervisor semata-mata untuk membantu

mengembangkan pengajaran guru.

Demikian tiga tahap pokok dalam proses supervisi klinis. Ketiga

tahap ini sebenarnya berbentuk siklus, yaitu tahap pertemuan awal, tahap

observasi mengajar, dan tahap pertemuan balikan. Rincian ketiga tahap

ini telah dibahas di muka dan terangkum dalam gambar berikut ini.

28 Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru:

Memberdayakan Pengawas Sebagai Gurunya Guru, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 57

Page 35: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

20

Tabel 2.1

Siklus Supervisi Klinis

(Sumber: Supervisi Klinis oleh Jerry H. Makawimbang, 2013)

B. Kinerja Guru

1. Pengertian Kinerja Guru

“Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual

formance (prestasi kerja nyata) yang dicapai seseorang. Secara

terminologi, pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan

TAHAP PERTEMUAN

AWAL

1. Menganalisis

rencana pelajaran.

2. Menetapkan

bersama aspek-

aspek yang akan di

observasi dalam

mengajar.

TAHAP OBSERVASI

MENGAJAR

1. Mencatat peristiwa

selama pengajaran.

2. Catatan harus

objektif dan

selektif.

TAHAP

PERTEMUAN BALIKAN

1. Menganalisis hasil observasi bersama guru.

2. Menganalisis perilaku mengajar.

3. Bersama menetapkan aspek-aspek yang harus dilakukan untuk

membantu perkembangan keterampilan mengajar berikutnya.

Page 36: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

21

kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan jabatan atau tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.29

Kinerja dapat pula diartikan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja

atau hasil untuk kerja. Sementara itu menurut August W. Smith,

“performance is output derives from proceses, human or therwise, yaitu

kinerja adalah hasil dari suatu proses yang dilakukan manusia”.30

Kinerja sebagai sumbangan secara kualitatif dan kuantitatif yang

terukur dalam rangka membantu tercapainya tujuan kelompok dalam satu

unit kerja. Dengan kata lain, kinerja adalah prestasi, kontribusi

sumbangan, atau hasil kerja. Bernardim dan Russell mengatakan bahwa

“kinerja adalah catatan hasil atau keluaran yang dicapai pada suatu fungsi

jabatan atau kegiatan tertentu pada suatu kurun waktu tertentu”.31

Menurut anwar Prabu Mangkunegara, “kinerja (prestasi kerja)

adalah hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM

persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.32

Kinerja guru dalam proses belajar mengajar adalah “perilaku yang

dihasilkan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik

dan pengajar ketika mengajar didepan kelas, sesuai dengan kriteria

tertentu”.33

Kinerja seorang guru akan tampak pada situasi dan kondisi

kerja sehari-hari, kinerja dapat dilihat dalam aspek kegiatan dalam

menjalankan tugas dan cara/kualitas dalam melaksanakan kegiatan/tugas

tersebut.

“Kinerja guru dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan guru

dalam melaksanakan tugas pendidikan sesuai dengan tanggung jawab

29

Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, Guru Profesional, (Bandung: PT Refika Aditama,

2012), h. 27

30 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 50 31

Abdullah Munir, Menjadi Kepala Sekolah Efektif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), Cet.

3, h. 30

32 A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja SDM, (Bandung: PT Refika Aditama,

2006), Cet. 2, h. 9

33 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), h. 176

Page 37: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

22

dan wewenangnya berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan

selama periode tertentu dalam kerangka mencapai tujuan pendidikan”.34

Berkaitan dengan kinerja guru, “wujud perilaku yang dimaksud

ialah kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana seorang

guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran

dan menilai hasil belajar”.35

“Tingkatan kinerja guru dapat diketahui melalui penilaian prestasi

kerja, yakni evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis

tentang kerja atau jabatan seorang guru, termasuk potensi

pengembangannya”.36

Dari berbagai pendapat diatas, penulis menyimpulkan bahwa kinerja

guru merupakan penampilan perilaku kerja guru yang diperlihatkan

dalam proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pengajaran yang

baik. Oleh karena itu guru harus memenuhi persyaratan yang dituntut

oleh profesi tersebut dan harus bekerja dan bersikap profesional agar

sejalan dengan peranan guru di sekolah sebagai lembaga pendidikan

profesional.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka seorang guru dituntut agar

dapat memiliki kinerja yang baik dan kinerja guru menurut Piet Sahertian

dan Ida Aleida mengacu pada:

a. Kemampuan menguasai bahan pelajaran yang disajikan

b. Kemampuan mengelola program belajar mengajar

c. Kemampuan mengelola kelas

d. Kemampuan menggunakan media/sumber belajar

e. Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan

f. Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar

g. Kemampuan menilai prestasi siswa untuk kependidikam dan

pengajaran

h. Kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan

dan penyuluhan

i. Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

34 Barnawi & Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional: Instrumen Pembinaan,

Peningkatan & Penilaian, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 14

35 Rusman, op. cit., h. 50

36

Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, op. cit., h. 31

Page 38: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

23

j. Kemampuan memahami prinsip-prinsip guna keperluan

pengajaran.37

2. Macam-Macam Kinerja Guru

Kinerja guru sangat penting untuk diperhatikan dan dievaluasi

karena guru mengemban tugas profesional, artinya tugas-tugas hanya

dapat dikerjakan dengan kompetensi khusus yang dipeloleh melalui

program pendidikan.

Guru mengemban peranan-peranan sebagai berikut:

a. Guru sebagai ukuran kognitif

b. Guru sebagai agen moral

c. Guru sebagai inovator

d. Peranan kooperatif.38

Berbagai kemampuan diatas harus dimiliki oleh pendidik, karena itu

semua merupakan tugas pokok yang harus dilakukan oleh para pendidik

di sekolah. Namun demikian, sebelum mereka memiliki ke semua

kemampuan tersebut, terlebih dahulu harus memiliki kompetensi-

kompetensi sebagai pendidik/guru.

Menurut Muhibbin Syah, “kompetensi guru merupakan kemampuan

seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara

bertanggung jawab dan layak”.39

Kemampuan/kompetensi yang harus dimiliki guru mencakup empat

macam sebagaimana termaktub dalam UU RI No. 14 tahun 2005 tentang

guru dan dosen pasal 10 ayat (1), yaitu: “Kompetensi guru sebagaimana

dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang

diperoleh melalui pendidikan profesi”.40

37

Piet Sahertian dan Ida Aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan dalam Rangka Program

Inservice Education, (Jakarta: PT Rineka Cipta), h. 5

38 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran: Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2009), Cet. 8, h. 43 39

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1997), Cet. 3, h. 229

40 Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, op. cit., h. 16

Page 39: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

24

Adapun keempat kompetensi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kompetensi Kepribadian

Menurut Kunandar didalam bukunya menjelaskan bahwa,

“kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang

mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan

berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak

mulia”.41

Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan merinci kemampuan pribadi

guru meliputi:

1) Kemantapan dan integrasi pribadi

2) Peka terhadap perubahan dan pembaharuan

3) Berpikir alternatif

4) Adil, jujur dan objek

5) Disiplin dalam melaksanakan tugas

6) Ulet dan tekun dalam bekerja

7) Berusaha memperoleh hasil kerja yang sebaik-baiknya

8) Simpatik dan menarik, bijaksana dan sederhana dalam bertindak

9) Bersifat terbuka

10) Kreatif

11) Berwibawa42

Kesebelas point diatas adalah karakter yang harus dimiliki setiap

pendidik sebagai tauladan bagi anak didiknya serta menjadi panutan

bagi masyarakat. Apalah jadinya jika seorang yang disebut sebagai

tauladan dan panutan mempunyai karakter yang bertolak dengan

point diatas, tentulah dapat mengakibatkan kerusakan moral pada

anak didik serta masyarakat pada umumnya.

b. Kompetensi Pedagogik

Tugas guru yang utama ialah mengajar dan mendidik murid di

kelas dan di luar kelas. Guru selalu berhadapan dengan murid yang

41 Kunandar, Guru Profesional: Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru,

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 75 42

Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar

Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991), h. 14-21

Page 40: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

25

memerlukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap utama untuk

menghadapi hidupnya di masa depan.

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, yang dimaksud

dengan kompetensi pedagogis adalah:

Kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: (a)

pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (b)

pemahaman tentang peserta didik; (c) pengembangan

kurikulum/silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e)

pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f)

evaluasi hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.43

Ada beberapa hal yang terkait dengan kompetensi pedagogik

seorang guru dalam menjalankan tugas keguruannya yaitu:

1) Memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik, sosial,

moral, kultural emosional dan intelektual

2) Memahami latar belakang keluarga dan masyarakat peserta

didik dan kebutuhan belajar dalam konteks kebhinekaan budaya

3) Memahami gaya belajar dan kesulitan belajar peserta didik

4) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik

5) Menguasai teori dan prinsip belajar serta pembelajaran yang

mendidik

6) Mengembangkan kurikulum yang mendorong keterlibatan

peserta didik dalam pembelajaran

7) Merangsang pembelajaran yang dididik

8) Melaksanakan pembelajaran yang mendidik

9) Pengevaluasi proses dan hasil pembelajaran44

c. Kompetensi Profesional

Tugas guru ialah mengajarkan pengetahuan kepada murid. Guru

tidak sekedar mengetahui materi yang akan diajarkannya, tetapi

memahaminya secara luas dan mendalam. Oleh karena itu, murid

harus selalu belajar untuk memperdalam pengetahuannya terkait

mata pelajaran yang diampunya.

43 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori

dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 30-31 44

Trianto dan Titik Triwulan Tutik, Sertifikasi Guru dan Upaya Peningkatan Kualitas

Kompetensi & Kesejahteraan, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h. 72-76

Page 41: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

26

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, kompetensi

profesional adalah:

Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan

mendalam yang meliputi: (1) konsep, struktur, dan metode

keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan

materi bahan ajar; (2) materi ajar yang ada dalam kurikulum

sekolah; (3) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait;

(4) penerapan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari;

dan (5) kompetisi secara profesional dalam konteks global

dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.45

Ahmad Samana merinci hal-hal yang harus dikerjakan oleh guru

dalam meniti serta mengembangkan karirnya adalah sebagai berikut:

1) Guru dituntut menguasai bahan ajar.

2) Guru mampu mengelola program belajar mengajar.

3) Guru mampu mengelola kelas.

4) Guru mampu menggunakan media dan sumber pengajaran.

5) Guru menguasai landasan-landasan kependidikan.

6) Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar.

7) Guru mampu menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan

pengajaran.

8) Guru mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan

penyuluhan.

9) Guru mengenal dan mampu ikut penyelenggaraan administrasi

sekolah.

10) Guru memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan

mampu menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan untuk

kepentingan pengajaran.46

d. Kompetensi Sosial

“Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,

sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik,

dan masyarakat sekitar”.47

Menurut Achmad Sanusi mengungkapkan “kompetensi sosial

mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan

45 Jejen Musfah, op. cit., h. 54

46 A. Samana, Profesionalisme Keguruan, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), h. 61-68

47

Kunandar, op. cit., h. 77

Page 42: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

27

kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya

sebagai guru”. 48

Sudarwan Danim mengemukakan dalam bukunya tentang

“kemampuan sosial yang harus dimiliki oleh seorang guru memiliki

tiga subranah, yaitu”:49

1) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

peserta didik

2) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

sesama pendidik dan tenaga kependidikan

3) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang

tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

Kemampuan sosial diatas juga sangat penting dimiliki seorang

pendidik, sebagai tauladan bagi anak didik dan panutan bagi

masyarakat. Apabila seorang guru dipandang baik oleh masyarakat,

akan muncul kepercayaan masyarakat untuk menyekolahkan anak-

anaknya ke sekolah tempat guru tersebut mengajar. Akan sebaliknya

jika seorang guru dipandang buruk oleh masyarakat, akan timbul

kekhawatiran masyarakat dan enggan menyekolahkan putra-putrinya

ke sekolah tempat guru tersebut mengajar.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Sebagaimana kita ketahui, semua hal itu pasti ada faktor-faktor yang

mempengaruhinya, baik itu mempengaruhi secara positif maupun faktor

yang mempengaruhi secara negatif, begitu pula dengan kinerja guru

dalam kaitan dengan kinerjanya tidak akan terlepas dari faktor-faktor

tersebut dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan melalui proses

belajar mengajar.

48 Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Gaung

Persada Press, 2009), h. 63

49 Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet.

3, h. 24

Page 43: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

28

Menurut Kartini, bahwa “faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

guru antara lain”: 50

a. Faktor dalam diri sendiri (internal faktor)

Diantara faktor dari dalam diri, yaitu:

1) Kecerdasan

2) Keterampilan dan kecakapan

3) Bakat

4) Kemampuan dan minat

5) Motivasi

6) Kesehatan

7) Kebutuhan psikologis

8) Kepribadian

9) Cita-cita dan tujuan dalam bekerja

b. Faktor dari luar diri (eksternal faktor)

1) Lingkungan kerja

2) Lingkungan tempat bekerja

3) Komunikasi dengan kepala sekolah

4) Sarana dan prasarana

5) Kegiatan guru di kelas

6) Kegiatan guru di sekolah.

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara didalam bukunya berpendapat

bahwa “ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan

pencapaian kinerja. A.A. Anwar Prabu Mangkunegara juga

mengemukakan 6 karakteristik dari guru yang memiliki motif berprestasi

tingi, yaitu”:51

a. Memiliki tanggung jawab pribadi tinggi.

b. Berani mengambil resiko.

c. Memiliki tujuan yang realistis.

d. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk

merealisasi tujuannya.

e. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam seluruh kegiatan

yang dilakukannya.

50

Kartini Kartino, Menyiapkan dan Memadukan Karir, (CV Rajawali, 1985), h. 22-29

51 A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,

(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000), h. 68

Page 44: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

29

f. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah

diprogramkan.

Guru yang memiliki kinerja yang tinggi akan bernafsu dan berusaha

meningkatkan kompetensinya, baik dalam kaitannya dengan

perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian pembelajaran, sehingga

diperoleh hasil kerja yang optimal.

“Sedikitnya terdapat sepuluh faktor yang dapat meningkatkan kinerja

guru, baik faktor internal maupun eksternal. Kesepuluh faktor tersebut

adalah”:52

a. Dorongan untuk bekerja

Seorang guru dalam mengembangkan persiapan mengajar, tentu

dipengaruhi oleh keinginan-keinginan yang ada dalam dirinya. Jika

guru memiliki keinginan yang kuat sesuai peranannya, maka akan

berusaha melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan upaya

penyusunan persiapan mengajar secara optimal.

b. Tanggung jawab terhadap tugas

Guru sebagai fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan

belajar kepada peserta didik, melalui kegiatan mengajar,

membimbing, dan melaksanakan administrasi sekolah.

c. Minat terhadap tugas

Minat guru terhadap tugas yang dibebankan kepadanya dapat dilihat

dari kerajinannya dalam bekerja, ketertarikannya untuk mendalami

tugas yang diberikan, dan gairahnya dalam menerima tugas-tugas

dengan perasaan senang.

d. Penghargaan atas tugas

Penghargaan atas keberhasilan yang dicapai guru dalam bekerja

merupakan salah satu motivasi yang memacu dan mendorongnya

untuk bekerja dan berprestasi lebih baik.

52

E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004: Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 4, h. 99

Page 45: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

30

e. Peluang untuk berkembang

Dalam rangka meningkatkan kompetensi profesionalnya, guru

dituntut untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya

secara optimal, sehingga dapat melaksanakan tugasnya sesuai

dengan kebutuhan masyarakat, serta perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat.

f. Perhatian dari kepala sekolah

Perhatian kepala sekolah terhadap guru sangat penting untuk

meningkatkan profesionalisme serta kinerja guru dan tenaga

kependidikan lain di sekolah. Perhatian kepala sekolah dalam

meningkatkan keprofesionalisme guru dapat dilakukan melalui

diskusi kelompok dan kunjungan kelas.

g. Hubungan interpersonal dengan sesama guru

Hubungan interpersonal sesama guru di sekolah dapat

mempengaruhi kualitas kinerja guru, karena motivasi kerja dapat

terbentuk dari interaksi dengan lingkungan sosial disekitarnya,

disamping hasil perubahan yang bersifat fisik, seperti suasana kerja,

dan kondisi fisik gedung sekolah.

h. MGMP dan KKG

Musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), dan kelompok kerja

guru (KKG) merupakan dua organisasi atau wadah yang dapat

meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru. Dalam MGMP dan

KKG, para guru bisa saling bertukar pikiran, dan saling membantu

memecahkan masalah yang dihadapi, bahkan bisa saling belajar dan

membelajarkan.

i. Kelompok diskusi terbimbing

Diskusi terbimbing dapat membuahkan hasil yang memuaskan,

dapat meningkatkan motivasi dan semangat kerja para guru, dengan

demikian upaya ini perlu dikembangkan dengan cara mencari model-

model pembinaan yang efektif dan efisien untuk meningkatkan

profesionalisme dan kinerja guru.

Page 46: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

31

j. Layanan perpustakaan

Salah satu sarana peningkatan profesionalisme guru adalah

tersedianya buku sumber yang dapat menunjang kegiatan

pembelajaran dan pembentukkan kompetensi guru. Pengadaan buku

pustaka perlu diarahkan untuk mendukung kegiatan pembelajaran

untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan guru akan materi

pembelajaran.

Sedangkan Menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara dalam

bukunya yang berjudul evaluasi kinerja SDM, “yang menjadi faktor

mempengaruhi kinerja diantaranya adalah”:53

a. Faktor kemampuan (Ability)

Secara psikologis, kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya,

pimpinan dan guru yang memiliki IQ diatas rata-rata dengan

pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam

mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah

mencapai kinerja maksimal.

b. Faktor motivasi (Motivation)

Motivasi diartikan suatu sikap (attitude) guru terhadap situasi kerja

dilingkungan kerjanya. Mereka yang bersikap positif terhadap situasi

kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya

jika mereka bersikap negatif terhadap situasi kerjanya akan

menunjukkan motivasi kerja yang rendah. Situasi kerja yang

dimaksud mencakup antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim

kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan kondisi

kerja.

Semua pekerjaan itu harus dikerjakan bersama-sama antara guru

yang satu dengan guru yang lainnya yaitu dengan cara bermusyawarah.

Untuk meningkatkan kinerja para guru harus melihat pada keadaan

pemimpinnya atau kepala sekolahnya.

53

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, op. cit., Cet. 2, h. 13

Page 47: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

32

C. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI)

Menurut Prof. Dr. Simanhadi Widyaprakosa yang dikutip oleh

Sudirman, dkk dalam bukunya “pendidikan dalam arti sempit berupa

usaha sadar dari orang dewasa untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan anak didik untuk mencapai kedewasaannya, sedangkan

dalam arti luas dalah proses perubahan tingkah laku manusia untuk

perkembangan kepribadian dan kemampuannya”.54

“Pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau

sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok

orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan

kehidupan yang lebih tinggi dalam arti mental”.55

“Pendidikan agama diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan

untuk membentuk manusia agamis dengan menanamkan aqidah

keimanan, amaliah, dan budi pekerti atau akhlak yang terpuji untuk

menjadi manusia yang takwa kepada Allah SWT”.56

“Pendidikan agama merupakan bagian pendidikan yang amat penting

yang berkenaan dengan aspek-aspek sikap dan nilai, antara lain akhlak

dan keagamaan. Oleh karena itu pendidikan agama juga menjadi

tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah”.57

Abdul Majid dan Dian Andayani mendefinisikan Pendidikan Agama

Islam adalah “usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka

mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami dan

mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau

54

Sahilun A. Nasir, Peranan Pendidikan agama terhadap pemecahan problema remaja,

(Jakarta: Kalam Mulia, 2002), Cet. 2, h. 11

55 Sudirman, dkk. Ilmu Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1988), Cet. 2, h. 5

56

M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,

2002), h. 4 57

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. 9, h. 87

Page 48: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

33

pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan”.58

Menurut AKBP Soekarno dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam

yang dikutip oleh Drs. Sahilun A. Nasir pendidikan agama Islam adalah:

Suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar

nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang

terkandung didalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna

dan maksud serta tujuannya dan pada akhirnya dapat

mengamalkannya serta menjadikan agama Islam yang telah

dianutnya itu sebagai pandangan hidupnya, sehingga dapat

mendatangkan keselamatan dunia dan akhiratnya kelak.59

Adapun Zakiah Daradjat dalam bukunya menjelaskan bahwa

pendidikan agama Islam merupakan:

Pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa

bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya selesai dari

pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan

ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara

menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu

pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di

dunia maupun di akhirat kelak.60

Dari berbagai pengertian, penulis menyimpulkan bahwa pendidikan

agama islam merupakan upaya sadar dan terencana yang dilakukan oleh

seseorang atau lembaga pendidikan dalam mempersiapkan anak didik

yang memiliki pribadi muslim, melalui sumber utama ajaran agama

Islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadits.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani didalam bukunya

menjelaskan bahwa

Tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan

untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui

pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan

58 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 132

59 Sahilun A. Nasir, op. cit., Cet. 2, h. 11-12

60

Zakiah Daradjat, op. cit., h. 86

Page 49: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

34

serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga

menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal

keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk

dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.61

Sedangkan menurut Depdiknas, pendidikan agama Islam di SMP

Bertujuan untuk:

a. Untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui

pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,

serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga

menjadi manusia Muslim yang terus berkembang dalam hal

keimanan, ketakwaannya kepada Allah SWT. Serta berakhlak mulia

dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,

serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih

tinggi.

b. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak

mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas,

produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh),

menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta

mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.

c. Untuk berkembangnya kemampuan perserta didik dalam

mengembangkan, memahami dan mengamalkan nilai-nilai agama

Islam, penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

d. Untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak

mulia, keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut serta meningkatkan tata cara membaca al-Qur’an dan

tajwid sampai kepada tata cara menerapkan hukum bacaan mad dan

wakaf. 62

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan

agama Islam adalah untuk menjadikan siswa mampu menghayati,

memahami, dan mengamalkan pendidikan agama Islam, sehingga

menjadikan siswa muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah serta

mampu mengaplikasikan nilai-nilai ajaran agama Islam dalam perilaku

sehari-hari.

61 Abdul Majid dan Dian Andayani, op. cit., h. 132

62 Depdiknas, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah

Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Depdiknas, 2003), hlm. 8

Page 50: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

35

3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian dan

keseimbangan antara: 63

a. Hubungan manusia dengan Allah SWT

Program pengajarannya meliputi segi iman, Islam dan Ihsan.

b. Hubungan Manusia dengan sesama manusia

Program pengajarannya berkisar pada pengaturan dan kewajiban

antara manusia yang satu dengan manusia yang lain dalam

kehidupan bermasyarakat, dan mencakup segi kewajiban dan

larangan dalam hubungan dengan sesama manusia.

c. Hubungan manusia dengan alam (makhluk selain manusia) dan

lingkungan

Sebagai Khalifah di bumi manusia bertugas mengolah dan

memafaatkan alam yang telah di anugrahkan Allah manurut

kepentingannya sesuai dengan garis-garis yang telah ditentukan

agama.

Adapun ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Menengah Pertama (SMP) terfokus pada aspek:64

a. Keimanan

Yang dimaksudkan dalam keimanan disini adalah beriman

kepada Allah SWT dan kelima rukun iman lainnya. Jadi, peserta

didik diajarkan bagaimana cara beriman kepada Allah SWT dan

kelima rukun iman lainnya. Karena ini menjadi dasar keyakinan

peserta didik terhadap agama yang dianutnya.

b. Al Quran/Hadits

Sebagaimana diketahui bahwa sumber ajaran Islam yang

pertama adalah Al Qur’an dan kedua adalah Hadits. Al Qur’an

sendiri merupakan wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad

SAW secara berangsur-angsur. Al Qur’an hanya memuat prinsip-

63

Ibid., hlm. 9

64 Ibid.

Page 51: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

36

prinsip dasar dan tidak menjelaskannya secara terperinci khususnya

dalam masalah ibadah. Penjelasan secara terperinci diberikan oleh

Hadits. Hadits adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi

Muhammad SAW, baik berupa ucapan, perbuatan maupun ketetapan

namun jarang dikerjakan oleh nabi.

Oleh karena itu, Al Qur’an dan Hadits ini sangat penting untuk

disampaikan kepada peserta didik karena hal itu sebagai sumber

ajaran Islam.

c. Akhlak

Akhlak adalah berasal dari bahasa Arab jama’ dari “khuluq”

yang artinya perangai atau tabiat. Sesuai dengan arti bahasa ini,

maka akhlak adalah bagian ajaran Islam yang mengatur tingkah laku

perangai manusia. Ibnu Maskawaih mendefenisikan akhlak dengan

“keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya melakukan perbuatan-

perbuatan tanpa melalui pertimbangan fikiran”.

Akhlak ini meliputi akhlak manusia kepada tuhan, kepada

nabi/rasul, kepada diri sendiri, kepada keluarga, kepada tetangga,

kepada sesama muslim, kepada non muslim.

Pendidikan akhlak sangat penting diajarkan kepada peserta

didik, hal ini disebabkan karena pendidikan akhlak ini berkisar

tentang persoalan kebaikan, kesopanan dan tingkah laku yang terpuji

serta berbagai persoalan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari

dan bagaimana seharusnya seorang peserta didik bertingkah laku.

d. Fiqh/Ibadah

Ibadah menurut bahasa berarti tunduk hanya kepada Allah,

dalam arti luas ibadah meliputi segala amal saleh yang dikerjakan

manusia karena mengharap ridha Allah. Tujuan ibadah ini

disampaikan kepada peserta didik supaya mereka mengetahui

hukum-hukum agama dan dapat melaksanakannya dengan benar dan

mengharapkan penerimaan dari Allah.

Page 52: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

37

e. Tarikh

Sejarah adalah ilmu yang membahas berbagai peristiwa atau

kejadian di masa lalu dengan memperhatikan dari segi waktu,

tempat, pelaku, latar belakang, dan hikmah yang terdapat dalam

peristiwa tersebut. Arti sejarah sendiri secara harfiah berarti

ketentuan waktu, dan secara istilah berarti keterangan yang telah

terjadi pada masa lampau atau pada masa yang masih ada.

Tujuan dari Tarikh atau sejarah ini disampaikan kepada peserta

didik supaya mereka dapat belajar dari peristiwa yang sudah terjadi

dan dapat mengambil hikmah dari apa yang ada dalam peristiwa

tersebut.

4. Peran Guru PAI

Dalam konsep pendidikan modern telah terjadi pergeseran

pendidikan, diantaranya adalah pendidikan di keluarga bergeser ke

pendidikan sekolah. Guru adalah tenaga yang profesional dari pada

sekedar tenaga sambilan. Hal ini mengandung makna bahwa pendidikan

sekolah merupakan tumpuan utama bagi masyarakat, sehingga menuntut

penanganan yang serius dan profesional terutama dari kalangan gurunya.

Dalam konteks pendidikan nasional, tugas pokok guru yang

profesional adalah mendidik, mengajar, dan melatih, yang ketiga-tiganya

diwujudkan dalam kesatuan kegiatan pembelajaran. Berikut ini peran

guru PAI yang profesional adalah:

a. Menguasai ilmu pengetahuan (agama Islam) sekaligus mampu

melakukan transfer ilmu pengetahuan agama Islam, serta

mengimplementasikannya (amaliah)

b. Mampu menyiapkan peserta didik agar dapat tumbuh dan

berkembang kecerdasan dan daya kreasinya untuk kemaslahatan diri

dan masyarakatnya

c. Mampu menjadi model atau sentral identifikasi diri dan konsultan

bagi peserta didik

d. Memiliki kepekaan informasi, intelektual, dan moral spiritual serta

mampu mengembangkan bakat, minat dan kemampuan peserta didik

Page 53: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

38

e. Mampu menyiapkan peserta didik untuk bertanggung jawab dalam

membangun peradaban yang di ridhai oleh Allah.65

Guru sebagai ujung tombak dalam pembelajaran tidak dapat dipilih

begitu saja. Guru harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu sebagaimana

yang dikutip oleh Ahmad Susanto, yaitu:

a. Harus cakap dalam bidangnya (profesional), kreatif dalam

pengajarannya, senang dalam pekerjaannya, cinta kepada peserta

didiknya, mencurahkan segenap kemampuannya untuk mengarahkan

peserta didik dengan tarbiyah (pendidikan) yang baik, membekali

mereka dengan pengetahuan-pengetahuan yang bermanfaat,

mengajarkan mereka akhlak-akhlak mulia dan berusaha keras

menjadikan mereka dari kebiasaan-kebiasaan yang buruk.

b. Harus menjadi qudwah (uswah atau suri teladan) yang baik bagi

orang lain, baik dalam tutur kata, perbuatan, dan perilakunya.

c. Guru harus mengerjakan hal-hal yang ia perintahkan kepada peserta

didiknya, jangan sampai perkataannya tidak sesuai dengan

perbuatannya. Tuntunan ini sesuai dengan firman Allah SWT yang

berbunyi:

“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan apa

yang tidak kalian perbuat?. Sangat besar kebencian di sisi Allah

bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan”.66

(Q.S. ash-Shaf: 2-3)

d. Seorang guru harus mengetahui bahwa pekerjaannya merupakan

penerus pekerjaan nabi yang diutus Allah untuk memberikan

petunjuk kepada manusia, mendidik mereka, dan mengenalkan

mereka pada penciptanya.

e. Guru harus menyadari karakteristik peserta didik berbeda-beda.

Tingkat kecerdasan dan akhlak peserta didik berbeda-beda, menuntut

guru memiliki jiwa lapang dada dalam menghadapi peserta didik.

f. Seorang guru harus menolong guru lainnya dengan cara memberikan

nasihat dan bermusyawarah demi kemaslahatan peserta didiknya

sehingga mereka semua dapat menjadi suri teladan bagi peserta

didik.

g. Tawadhu’ (rendah hati) dalam hal keilmuan.

h. Jujur dan menepati janji. Kejujuran adalah akhlak yang mulia yang

semestinya dimiliki oleh guru dalam perkataan dan perbuatannya.

65

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam: di Sekolah, Madrasah dan

Perguruan Tinggi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 51 66

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV Naladana, 2004), h. 805

Page 54: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

39

Janji guru terhadap peserta didik dapat mengerti dan memahami

kebohongan sekalipun tidak dapat menuding langsung gurunya.

i. Seorang guru harus membekali dirinya dengan sikap sabar.67

Syarat-syarat pendidik yang baik seperti yang dikemukakan diatas,

bukanlah semata-mata harus dimiliki oleh guru agama Islam saja tetapi

merupakan syarat yang harus dimiliki oleh seluruh guru bidang studi

lainnya.

67 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana,

2013), h. 292-295

Page 55: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

40

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Sebelum peneliti melakukan penelitian tentang pelaksanaan supervisi

klinis untuk meningkatkan kinerja guru PAI, terlebih dahulu peneliti

melakukan kajian terhadap penelitian yang relevan, yaitu:

1. Faisyal Mahdi pada tahun 2013 dengan judul “Pelaksanaan supervisi

klinis pada guru bidang studi rumpun agama Islam di Madrasah

Tsanawiyah Darul Ma’arif Pringapus Kab. Semarang tahun pelajaran

2013/2014”. Suatu Penelitian Kualitatif. Hasil penelitiannya adalah

pelaksanaan supervisi klinis pada guru bidang studi rumpun agama Islam

di MTs Darul Ma’arif dilaksanakan tiap awal semester yang meliputi

administrasi dan melakukan kegiatan kunjungan atau observasi kelas.

Kemudian upaya-upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala

pelaksanaan supervisi klinis di MTs Darul Ma’arif adalah

memaksimalkan kedisiplinan guru dan memberikan pelatihan.68

2. Wita Ristyani pada tahun 2009 dengan judul “Usaha Kepala Sekolah

dalam Melaksanakan Supervisi Klinis (Studi Kasus di SMA UII

Yogyakarta)”. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan

kuantitatif deskriptif. Hasil penelitiannya adalah usaha yang digunakan

kepala sekolah dalam supervisi klinis yaitu dengan cara membantu guru

tersebut dalam memecahkan dan mengatasi segala permasalahan

pembelajaran, sehingga guru tersebut tidak akan lagi mengalami

kesulitan pada saat mengajar dan proses pembelajaran berjalan lancar dan

optimal kembali.69

3. Hendra Faizal pada tahun 2006 dengan judul “Supervisi Klinis dalam

Mengantisipasi Konflik di SMP Islamiyah Sawangan Depok”. Jenis

penelitiannya adalah metode gabungan kualitatif dan kuantitatif. Hasil

penelitiannya adalah upaya supervisi klinis yang dilakukan oleh kepala

68 Faisyal Mahdi, “Pelaksanaan supervisi klinis pada guru bidang studi rumpun agama Islam di

Madrasah Tsanawiyah Darul Ma’arif Pringapus Kab. Semarang tahun pelajaran 2013/2014”,

Skripsi pada S1 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Salatiga, 2014, h. 70.

69 Wita Ristyani, “Usaha Kepala Sekolah dalam Melaksanakan Supervisi Klinis (Studi Kasus

di SMA UII Yogyakarta)”, Skripsi pada S1 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta, 2009

Page 56: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

41

sekolah SMP Islamiyah dalam mengantisipasi konflik cukup bain, karena

dari hasil penelitian yang telah dilakukan guru selalu mempraktekan

segala sesuatu yang kiranya dapat menjadikan konflik didalam kelas,

baik itu merupakan teguran kepaa siswa yang tidak mentaati peraturan

sekolah dan memberikan pujian kepada siswa yang berprestasi. Ini semua

demi tercapainya tujuan belajar mengajar yang ideal.70

70 Hendra Faizal, “Supervisi Klinis dalam Mengantisipasi Konflik di SMP Islamiyah

Sawangan Depok”, Skripsi pada S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2006, h. 75

Page 57: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 98 Jakarta yang beralamat di Jl.

Raya Depok Lenteng Agung Jagakarsa Jakarta Selatan. Adapun penelitian ini

dilaksanakan pada bulan September 2014 – Oktober 2014.

B. Latar Penelitian (Setting)

1. Sejarah Singkat Sekolah & Identitas Sekolah

a. Sejarah singkat sekolah

SMP Negeri 98 Jakarta berdiri pada tahun 1968 dengan nama

SMPN 41 Filial. Nama SMPN 41 Pilihan diberikan karena pada

waktu pertama berdiri SMPN 98 Jakarta masih menginduk ke SMPN

41 Jakarta. Adapun yang menjadi Kepala Sekolah pada waktu itu

adalah Bp. Adung Supriadi dengan Wakil Kepala Sekolah Bp. H. Ti-

ich Sibi.

Nama-Nama Kepala SMPN 98 Jakarta:

No.

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Tahun

2013 – Sekarang

2009 – 2013

2004 – 2009

2000 – 2004

1998 – 2000

1995 – 1998

1993 – 1995

1989 – 1993

1985 – 1989

1981 – 1985

1977 – 1981

Kepala Sekolah

Dra.Hj.Ida Farida,M.Pd

Dra. Hj. Betty Aflinda, MM

Drs. H. Diponegoro Usul, M.Pd

Dra. H. Tjik Ayu Mursyid

H. Surban Batubara

H. Ti-ich Sibi

Drs. Zainudin Lingga

H. Abu Thalib SH

H. Ti-ich Sibi

H. Abdul Syukur

H. Adung Supriadi

Page 58: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

43

12 1968 - 1977 H. Adung Supriadi (SMPN 41

Filial)

b. Identitas sekolah

a. Nama Sekolah : SMP Negeri 98 Jakarta

b. No. Statistik Sekolah / NPSN : 201016304069

c. Tipe Sekolah/Jenis Sekolah : A/A1/A2/B/B1/B2/C/C1/C2/

SSN

d. Alamat Sekolah : JL. Raya Depok Lenteng Agung

Jagakarsa Jakarta Selatan

e. Telepon/HP/Fax : 021 – 7867633 / 021- 78890839

f. Email : [email protected]

g. Status Sekolah : Negeri

h. Nilai Akreditasi Sekolah : Angka : 88 Kualifikasi : A

Tahun : 2009

i. Luas Lahan, dan jumlah rombel :

Luas Lahan : 4.330 m2

jumlah Rombel Kelas VII : 6 ( Pagi : 6 Siang : ………. )

jumlah Rombel Kelas VIII : 6 ( Pagi : 6 Siang : ………. )

jumlah Rombel Kelas IX : 6 ( Pagi : 6 Siang : ………. )

Jumlah Rombel (Kls. VII + VIII + IX) : 18 ( Pagi : 18 Siang

: ………. )

2. Visi Misi dan Tujuan Sekolah

a. Visi Sekolah

Berkompeten dalam IMTAQ, IPTEK , SENI dan OLAH RAGA

Motto : Membantu mengedepankan kecerdasan sikap dan

intelektual siswa

Indikator :

1) Bersunggu-sungguh dalam menjalankan kewajiban beragama

2) Bersikap sopan dan santun

Page 59: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

44

3) Berprestasi dalam bidang akademik dan teknologi

4) Berprestasi dalam bidang seni

5) Berprestasi dalam bidang olah raga

b. Misi Sekolah

1) Melaksanakan pembiasaan sholat Dhuha serta sholat Dzuhur

berjamaah

2) Melaksanakan pembiasaan membaca Al-Qur’an

3) Menanamkan sikap santun terhadap guru dan warga sekolah

4) Menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai budaya dan

karakter bangsa kepada seluruh peserta didik

5) Meningkatkan mutu akademik untuk mencapai Standar

Kelulusan

6) Mengembangkan Standar Isi, Proses dan Penilaian

7) Mengembangkan proses pembelajaran variatif

8) Mengembangkan proses pembelajaran inovatif

9) Mengembangkan pembelajaran berbasisi IT

10) Mengembangkan minat dan bakat seni

11) Mengembangkan minat dan bakat olah raga

c. Tujuan Sekolah dalam 4 Tahun Mendatang

1) Sekolah mampu menghasilkan panduan strategi dan model

pembelajaran yang berorientasi pada CTL pada tahun 2018

2) Sekolah mampu menghasilkan sistem penilaian terpadu dan

berkelanjutan untuk kelas 7 s.d 9 semua mata pelajaran pada

tahun 2018

3) Sekolah mampu memiliki guru berkualifikasi S1 dan S2, guru

yang berkualifikasi instruktur tingkat provinsi, semua guru telah

mengikuti pelatihan implementasi kurikulum 2013 dan guru

yang mengajar sesuai bidangnya pada tahun 2018

Page 60: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

45

4) Sekolah mampu meningkatkan monitoring dan evaluasi oleh

kepala sekolah terhadap kinerja guru dan TU pada setiap

tahunnya

5) Sekolah mampu meningkatkan kuantitas tenaga kependidikan

baik PNS maupun honorer setiap tahunnya

6) Sekolah mampu menghasilkan standar proses untuk metode dan

strategi pembelajaran dengan KBM yang berorientasi pada

pendekatan saintifik untuk semua mata pelajaran pada tahun

2018

7) Sekolah mampu menghasilkan standar penilaian otentik untuk

kelas 7 s,d 9 semua mata pelajaran pada tahun 2018

8) Sekolah mampu memenuhi bahan dan sumber pembelajaran

untuk kelas 7 s.d 9 semua mata pelajaran pada tahun 2018

9) Sekolah mampu memenuhi media pembelajaran secara lengkap

semua mata pelajaran pada tahun 2018

10) Sekolah mampu menghasilkan standar sarana dan prasarana

meliputi semua sarana prasarana, fasilitas peralatan dan

perawatan yang memenuhi SPM seperti memiliki laboratorium

multimedia dan website pada tahun 2018

11) Sekolah mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif

pada setiap tahunnya

12) Sekolah mampu menghasilkan kelulusan 100 % setiap tahunnya

13) Sekolah mampu memiliki standar KKM 80 untuk kelas 7 s.d 9

semua mata pelajaran pada tahun 2018

14) Sekolah mampu meningkatkan kejuaraan lomba-lomba

akademik meliputi : siswa dan guru berprestasi, karya tulis

siswa dan guru, olimpiade untuk mata pelajaran matematika,

fisika dan biologi setiap tahunnya

15) Sekolah mampu meningkatkan kejuaraan lomba-lomba non

akademik meliputi bidang olah raga, kesenian, pramuka,

ketrampilan dan kerajinan pada setiap tahunnya

Page 61: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

46

16) Sekolah mampu melengkapi administrasi sekolah yang bersifat

wajib dan tidak wajib pada setiap tahunnya

17) Sekolah mampu mengimplementasi MBS pada setiap tahunnya

18) Sekolah mampu meningkatkan sistem monitoring dan evaluasi

tentang kinerja sekolah pada setiap tahunnya

19) Sekolah mampu meningkatkan sistem supervisi klinis oleh

kepala sekolah pada setiap tahunnya

20) Sekolah mampu menggalang partisipasi masyarakat pada setiap

tahunnya

21) Sekolah mampu memiliki jaringan informasi akademik di

internal sekolah pada tahun 2017

22) Sekolah mampu memiliki jaringan kerja secara vertikal dan

horizontal yang sinergis pada setiap tahunnya

23) Sekolah mampu meningkatkan aspek-aspek manajemen untuk

pengembangan standar pendidikan setiap tahunnya

24) Sekolah mampu memiliki upaya pendayagunaan potensi sekolah

dan lingkungan yang sehat pada setiap tahunnya

25) Sekolah mampu menghasilkan perangkat model-model penilaian

pembelajaran pada setiap tahunnya

26) Sekolah mampu mengimplementasi model evaluasi

pembelajaran pada setiap tahunnya

27) Sekolah mampu menghasilkan instrumen atau perangkat soal-

soal untuk berbagai model evaluasi pada setiap tahunnya

28) Sekolah mampu menghasilkan prestasi pada lomba-lomba dan

uji coba dalam peningkatan standar nilai pada setiap tahunnya

29) Sekolah mampu menyediakan penerapan model-model

pembelajaran bagi anak berprestasi, bermasalah dan kelompok

anak lainnya pada setiap tahunnya

30) Sekolah mampu melaksanakan kegiatan bidang keagamaan pada

setiap tahunnya

Page 62: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

47

31) Sekolah mampu melaksanakan kegiatan bidang tata krama pada

setiap tahunnya

3. Struktur Organisasi

Tabel 3.1

Struktur Organisasi SMP Negeri 98 Jakarta

KOMITE SEKOLAH

PURWANTO KITUNG, SH.SE.MM.MPH

KEPALA SEKOLAH

Dra. HJ. IDA FARIDA, M.Pd

STAFF KURIKULUM

Dra. NELTI SAFRIDA

SITI AMINAH, S.Pd

STAFF KESISWAAN

MOH HASYIM, S.Pd

STAFF SARPRAS

AGUS RAHMADDI, S.Pd

WKL. KEPALA SEKOLAH

Dra. Hj.SRI TRIANA P

Drs. SRI PURWATA

KA. TATA USAHA

SUYATMI, SE

PENDIDIK

PESERTA

DIDIK

Page 63: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

48

4. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

a. Kepala sekolah dan Wakil Kepala Sekolah

Tabel 3.2

Data Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah

No

Jabatan Nama

Jenis Kelamin

Usia Pend.

Akhir

Masa

Kerja L P

1. Kepala Sekolah Dra. Hj. Ida Farida, M.Pd - P 57 S2 34

2. Wakil Kepala Sekolah Dra. Hj. Sri Triana P - P 47 S1 22

b. Guru

1) Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah

Tabel 3.3

Data Guru berdasarkan kualifikasi pendidikan

No. Tingkat Pendidikan

Jumlah dan Status Guru

Jumlah GT/PNS GTT/Guru Bantu

L P L P

1. S3/S2 - 4 - - 4

2. S1 8 13 3 1 25

3. D-4 - - - - -

4. D3/Sarmud - - - - -

5. D2 - - - - -

6. D1 1 1 - - 2

7. ≤ SMA/sederajat

Jumlah 9 18 3 1 31

Page 64: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

49

2) Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar

belakang pendidikan (keahlian)

Tabel 3.4

Jumlah guru dengan tugas mengajar

No. Guru

Jumlah guru dengan latar belakang

pendidikan sesuai dengan tugas

mengajar

Jumlah guru dengan latar belakang

pendidikan yang TIDAK sesuai

dengan tugas mengajar Jumlah

D1/D2 D3/

Sarmud

S1/D4 S2/S3 D1/D2 D3/

Sarmud

S1/D4 S2/S3

1. IPA - - 3 - - - - - 3

2. Matematika - - 3 1 - - - - 4

3. Bahasa Indonesia - - 2 2 - - - - 4

4. Bahasa Inggris - - 3 - - - - - 3

5. Pendidikan Agama - - 1 - - - - - 1

6. IPS 1 - 3 - - - - - 4

7. Penjasorkes - - 1 - - - 1 - 2

8. Seni Budaya 1 - 1 - - - - - 2

9. PKn - - 2 - - - - - 2

10. TIK/Keterampilan - - 2 - - - - - 2

11. BK - - 1 1 - - - - 1

12.

Lainnya: .............. 3 3

Jumlah 2 - 22 4 - - 4 - 32

Page 65: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

50

c. Tenaga Kependidikan: Tenaga Pendukung

Tabel 3.5

Tenaga Kependidikan: Tenaga Pendukung

No. Tenaga pendukung

Jumlah tenaga pendukung dan kualifikasi

pendidikannya

Jumlah tenaga

pendukung

Berdasarkan Status

dan Jenis Kelamin Jumlah

≤ SMP SMA D1 D2 D3 S1 PNS Honorer

L P L P

1. Tata Usaha - 3 1 - 1 2 2 2 2 1 7

2. Perpustakaan - 1 - - 1 - - - - 2 2

3. Laboran lab. IPA - - - - - - - - - - -

4. Teknisi lab. Komputer - - - - - - - - - - -

5. Laboran lab. Bahasa - - - - - - - - - - -

6. PTD (Pend Tek. Dasar) - - - - - - - - - - -

7. Kantin - - - - - - - - - - -

8. Penjaga Sekolah 1 - - - - - - - 1 - 1

9. Tukang Kebun - 1 - - - - - - 1 - 1

10. Keamanan 1 1 - - - - - - 2 2

11.

Lainnya: ...................

Pesuruh

1 - - - - - - - 1 - 1

Jumlah 3 5 1 - 2 1 2 2 7 3 14

Page 66: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

51

5. Data Siswa dalam Tiga Tahun Terakhir

Tabel 3.6

Data Siswa dalam Tiga Tahun Terakhir

Th.

Pelajaran

Jml

Pendaftar

(Cln Siswa

Baru)

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

Jumlah

(Kls. VII + VIII

+ IX)

Jml Siswa Jumlah

Rombel Jml Siswa

Jumlah

Rombel Jml Siswa

Jumlah

Rombel Siswa Rombel

2012/2013 366 213 6 208 6 237 6 658 18

2013/2014 483 216 6 216 6 205 6 636 18

2014/2015 669 213 6 216 6 215 6 644 18

1. Sarana dan Prasarana

a. Data Ruang Belajar

Tabel 3.7

Data Ruang Belajar

Jenis Ruangan Jumlah

(buah) Ukuran

(pxl)

Kondisi*) Jenis Ruangan Jumlah

(buah) Ukuran

(pxl)

Kondisi

1. Perpustakaan 1 8x10 Baik 6. Lab. Bahasa 1 9x8 Baik

2. Lab. IPA 1 8x10 Baik 7. Lab. Komputer 1 9x8 Baik

3. Ketrampilan - - - 8. PTD

4. Multimedia - - - 9. Serbaguna/aula 1 7x10 baik

5. Kesenian - - -

Page 67: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

52

b. Data Ruang Kantor (di isi dalam angka)

Tabel 3.8

Data Ruang Kantor

Jenis Ruangan Jumlah

(buah) Ukuran

(pxl)

Kondisi*)

1. Kepala Sekolah 1 6x8 Baiik

2. Wakil Kepala Sekolah 1 4x8 Baiik

3. Guru 1 12x8 Baiik

4. Tata Usaha 1 6x8 Baiik

5. Tamu - - -

Lainnya: ……………… - - -

c. Data Ruang Penunjang ( di isi dalam angka )

Tabel 3.9

Data Ruang Penunjang

Jenis Ruangan Jumlah

(buah) Ukuran

(pxl)

Kondisi*) Jenis Ruangan Jumlah

(buah) Ukuran

(pxl)

Kondisi

1. Gudang 1 7x5 Baik 10. Ibadah 1 6x11 Baik

2. Dapur 1 3x2.2 Baik 11. Ganti - - -

3. Reproduksi Baik 12. Koperasi 1 2x6 Baik

4. KM/WC Guru 5 4x6 Baik 13. Hall/lobi - - -

5. KM/WC Siswa 5 2x8 Baik 14. Kantin 7 2x4 Baik

6. BK 1 3x8 Baik 15. Rumah Pompa/ - - -

Page 68: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

53

Menara Air

7. UKS 1 3x8 Baik

16. Bangsal

Kendaraan 1 4x10 Baik

8. PMR/Pramuka - - - 17. Rumah Penjaga 1 7x5 Baik

9. OSIS - - - 18. Pos Jaga 1 2x3 Baik

d. Lapangan Olahraga dan Upacara

Tabel 3.10

Data Lapangan Olahraga dan Upacara

Lapangan Jumlah

(buah) Ukuran (pxl) Kondisi Keterangan

1. Lapangan Olahraga

a. Voly/Basket/Bulutangkis

b. Futsal

1

1

10x50

15x28

Baik

Baik

2. Lapangan Upacara 1 10x50 Baik

2. Kegiatan Intrakurikuler & Kegiatan Extrakulikuler

a. Kegiatan Intrakurikuler

Kegiatan Intrakurikuler dilaksanakan pagi hari, mulai pukul 07.30

s/d 14.00 sementara mengacu pada kurikulum.

b. Kegiatan Extrakulikuler

1) Pramuka (wajib untuk kelas VII dan VIII)

2) Kesenian

3) Beladiri (Pencak silat, Karate, Tekwondo)

4) Paskibra

5) Olah raga (futsal, Basket, dan Bulu tangkis)

6) PMR

Page 69: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

54

7) KIR

8) Rohis dan Rokris

9) UKS

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinta didalam bukunya yang berjudul

Metode Penelitian Pendidikan, “penelitian deskriptif yaitu suau metode

penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang

ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau, penelitian ini

tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas,

tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya”.1 Oleh karenanya tujuan

utama penelitian deskriptif adalah untuk memberikan gambaran yang jelas

dan akurat tentang material (fenomena) yang sedang diselidiki. Dengan kata

lain, digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang apa, bagaimana keadaan

sesuatu (fenomena) dan melaporkannya.

Menurut Bagdon dan Tayor, yang dikutip oleh S. Margono bahwa

“penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang diamati. Ahli psikologi pendidikan dari Universitas of Nebraska,

Lincoln mengemukakan metode pendekatan kualitatif merupakan sebuah

proses investigasi”.2

Menurut Samiaji Sarosa dalam bukunya menjelaskan, studi kasus (case

study) merupakan “satu metodologi penelitian yang mengunakan bukti

empiris (bukan hasil eksperimen laboratorium) untuk membuktikan apakah

suatu teori dapat diimplementasikan pada suatu kondisi atau tidak. Studi

kasus didefinisikan sebagai pendekatan penelitian yang melakukan eksplorasi

suatu fenomena dalam konteksnya dengan menggunakan data dari berbagai

1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012), Cet. 8, h. 54 2 S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 36

Page 70: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

55

sumber”.3 Studi kasus menyiratkan peneliti melakukan analisis secara intensif

pada satu unit analisis yang diteliti.

Adapun data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder

tentang pelaksanaan supervisi klinis dalam meningkatkan kinerja guru PAI.

Data primer adalah data atau informasi yang dikumpulkan terutama untuk

tujuan investigasi yang sedang dilakukan. Sedangkan data sekunder adalah

informasi yang dikumpulkan untuk memberikan masukan dan saran, sumber

dalam penelitian adalah kepala sekolah dan guru-guru PAI di SMP Negeri 98

Jakarta.

D. Objek Penelitian

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi

Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga

elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang

berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut dapat dinyatakan sebagai

objek penelitian yang ingin dipahami secara lebih mendalam dan apa yang

terjadi didalamnya.

“Pada situasi sosial atau objek penelitian ini peneliti dapat mengamati

secara mendalam aktivitas (activity) orang-orang (actors) yang ada pada

tempat (place) tertentu”.4 Dengan demikian dalam penelitian ini yang

menjadi objek penelitian adalah kepala sekolah dan guru Pendidikan Agama

Islam yang ada di SMP Negeri 98 Jakarta.

E. Teknik Pengumpulan Data

“Teknik pengumpulan data adalah ketetapan cara-cara yang digunakan

oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan

dalam berbagai sumber dan berbagai cara”.5

3 Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, (Jakarta: PT Indeks, 2012), h. 115

4 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. 6, h. 297-298

5 Ibid., h. 308

Page 71: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

56

Bila dilihat dari sumbernya, maka pengumpulan datanya dapat

menggunakan:

1. Studi pustaka, yaitu dengan menelaah buku-buku yang ada kaitannya

dengan masalah yang penulis bahas pada skripsi ini sebagai bahan

teoritis.

2. Penelitian lapangan, yaitu peneliti melihat secara langsung kondisi yang

terjadi ditempat penelitian.

Bila dilihat dari caranya, maka teknik pengumpulan datanya dapat

dilakukan dengan:

1. Observasi

Yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala

yang tampak pada objek peneliti. Pengamatan dan pencatatan yang

dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa

sehingga observasi berada bersama objek yang diselidiki.6

Pada dasarnya, tujuan dari observasi adalah untuk mendeskripsikan

lingkungan (site) yang diamati, aktivitas-aktivitas yang berlangsung,

individu-individu yang terlibat dalam lingkungan tersebut beserta

aktivitas dan perilaku yang dimunculkan, serta makna kejadian

berdasarkan perspektif individu yang terlibat tersebut.7

Setelah dirumuskan tujuan observasi, langkah erikutnya adalah

membuat panduan (guidelines) observasi. Hampir sama dengan panduan

wawancara, fungsi dari panduan observasi adalah untuk mempermudah

peneliti memberikan patokan dan batasan dari observasi yang dilakukan

agar observasi yang dilakukan tetap pada tujuannya. Adapun observasi

yang dilakukan pada penelitian ini lebih rincinya dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

6 S. Margono, op. cit., h. 158 7 Haris Herdiansyah. Metodologi Penelitian Kualitatif: untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2012), Cet. 3, h. 132

Page 72: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

57

Tabel 3.11

Observasi Penelitian

No Panduan Observasi Rincian Observasi

1 Siapa atau apa yang

diobservasi ?

Pelaksanaan supervisi klinis

yang dilakukan oleh kepala

sekolah/supervisor.

2 Dimana lokasinya ? di SMP Negeri 98 Jakarta

3 Kapan Observasi dilakukan ?

Observasi dilakukan pada

saat waktu pelaksanaan

supervisi klinis yang sudah

ditentukan oleh supervisor.

2. Wawancara

Merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu

topik tertentu. Definisi wawancara berikutnya dikemukakan oleh Stewart

& Cash yang didefinisikan sebagai berikut:

An nterview is interactional because there is an exchanging, or

sharing of roles, responsibilities, feelings, beliefs, motives, and

information. If one person does all of the talking and the other all of

the listening, a speech to an audience of one, not an interview, is

talking place.8

Berdasarkan definisi menurut Stewart & Cash, wawancara diartikan

sebagai sebuah interaksi yang didalamnya terdapat pertukaran atau

berbagai aturan, tanggung jawab, perasaan, kepercayaan, motif, dan

informasi. Wawancara bukanlah suatu kegiatan dengan kondisi satu

orang melakukan/memulai pembicaraan sementara yang lain hanya

mendengarkan.

8 Ibid., Cet. 3, h. 118

Page 73: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

58

Dalam penelitian kualitatif, wawancara menjadi metode

pengumpulan data yang utama. Sebagian besar data diperoleh melalui

wawancara.9 Untuk itu, penguasaan teknik wawancara sangat mutlak

diperlukan. Satu hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti ketika

melakukan wawancara, jangan sampai subjek merasa seperti di interogasi

oleh peneliti. Jika subjek merasa bahwa dirinya diinterogasi, maka subjek

akan merasa tidak nyaman dan merasa terancam karena dalam interogasi

terkandung unsur tekanan dari salah satu pihaknya.

Penulis melakukan wawancara dengan supervisor dan guru PAI di

SMP Negeri 98 Jakarta mengenai pelaksanaan supervisi klinis dalam

meningkatkan kinerja guru.

Tabel 3.12

Pedoman Wawancara Supervisor

No Variabel Pertanyaan

1 Supervisi Klinis Apakah ibu membicarakan bersama guru mengenai

apa saja yang akan di observasi?

Apakah ibu menciptakan suasana akrab antara

supervisor dengan guru?

Bagaimana hubungan ibu dengan para guru dan

karyawan di sekolah ini?

Apakah ibu menjelaskan kepada guru mengenai

tujuan pelaksanaan supervisi klinis ini?

Apakah cara mengajar guru sudah sesuai dengan

apa yang bapak harapkan?

Apakah guru memberikan tugas-tugas latihan

kepada murid?

Apakah ibu mendiskusikan hasil observasi kepada

9 Ibid, h. 118

Page 74: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

59

guru?

Bagaimana perasaan guru setelah di observasi cara

mengajarnya?

apakah bapak membuat catatan yang lengkap

mengenai kejadian-kejadian di kelas?

Apakah banyak hal-hal yang perlu diperbaiki oleh

guru mengenai cara mengajarnya?

Manfaat apa yang didapat dari pelaksanaan

supervisi klinis untuk kinerja guru?

Dalam melaksanakan supervisi klinis pihak mana

saja yang ikut terlibat?

Kendala dan hambatan dalam pelaksanaan

supervisi klinis bagi seorang guru?

2 Kinerja Guru

PAI

Usaha apa yang Bapak lakukan dalam

meningkatkan kinerja guru dalam mengajar?

Apa yang diusahakan oleh guru dalam

meningkatkan kinerjanya kedepan?

Metode pengajaran apa saja yang biasa guru

terapkan dalam pembelajaran PAI?

Bagaimana sikap siswa ketika pelajaran PAI sedang

berlangung?

Problem apa saja yang guru hadapi didalam

pelaksanaan pengajaran PAI?

Apakah kinerja guru PAI lebih baik ketimbang

kinerja guru umum lainnya?

Apakah guru-guru PAI selalu menggunakan

media/sumber belajar ketika proses mengajar?

Apakah guru-guru PAI selalu memberikan motivasi

kepada siswa agar semangat dalam menerima

pengajaran PAI?

Page 75: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

60

Apakah guru-guru PAI selalu memberikan tauladan

yang baik kepada murid-muridnya?

Bagaimana dampak supervisi terhadap kinerja guru

PAI?

Tabel 3.13

Pedoman Wawancara Guru PAI

No Indikator Pertanyaan

1 Supervisi Klinis Apakah Bapak bersama kepala sekolah/supervisor

membuat kesepakatan tentang hal-hal yang akan di

observasi?

Apakah Bapak dengan kepala sekolah/supervisor

melakukan komunikasi secara akrab dan terbuka?

Apakah Kepala sekolah/supervisor selalu

menghargai Bapak?

Apakah kepala sekolah/supervisor menjelaskan

tujuan pelaksanaan supervisi klinis?

Apakah kepala sekolah/supervisor menetapkan

waktu/jadwal kegiatan observasi?

Bagaimana pendapat Bapak mengenai pelaksanaan

supervisi klinis?

Apakah pelaksanaan supervisi klinis ini dapat

meningkatkan kinerja guru, khususnya untuk guru-

guru PAI?

Bagaimana perasaannya ketika kepala

sekolah/supervisor sedang mengobservasi kinerja

mengajar Bapak?

Apakah kepala sekolah/supervisor

mendokumentasikan perilaku/interaksi guru dan

Page 76: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

61

siswa dalam proses pembelajaran?

Apakah kepala sekolah/supervisor mengamati

proses kinerja mengajar guru?

Apakah kepala sekolah/supervisor menanyakan

perasaan guru setelah melakukan proses

pembelajaran?

Apakah kepala sekolah/supervisor melakukan

analisis terhadap hasil observasi?

Apakah kepala sekolah/supervisor memberitahu

hasil analisisnya kepada guru?

Apakah kepala sekolah/supervisor memberikan

masukan kepada Bapak mengenai kinerja mengajar

yang lebih baik?

Bagaimana perasaan Bapak setelah mengetahui

hasil analisis pembelajaran?

Apakah kepala sekolah/supervisor menanyakan

kesan guru terhadap pembelajaran yang telah

dilaksanakan?

Apakah pelaksanaan supervisi klinis dapat

memecahkan masalah-masalah yang dihadapi guru

pada proses pembelajaran?

Apakah pelaksanaan supervisi klinis dapat

memberikan manfaat untuk Bapak?

Apakah kepala sekolah/supervisor sudah baik

dalam menjalankan tugasnya sebagai supervisor

pada pelaksanaan supervisi klinis?

Kendala dan hambatan dalam pelaksanaan supervisi

klinis bagi seorang guru?

Page 77: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

62

3. Dokumentasi

Merupakan kegiatan penelitian dengan mengamati berbagai

dokumen yang berkaitan dengan topik dan tujuan penelitian, teknik ini

sering disebut juga observasi historis. Dokumentasi merupakan suatu

teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis

dokumen-dokumen baik dokumen tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang.10

Dokumen berguna jika peneliti yang ingin mendapatkan informasi

mengenai suatu peristiwa tetapi mengalami kesulitan untuk

mewawancarai langsung para pelaku. Kondisi tersebut mungkin terjadi

jika peneliti melakukan studi pada peristiwa di masa lalu dimana para

pelakunya mungkin sudah meninggal dunia.

Terdapat berbagai macam jenis dokumen yang mungkin dijumpai

peneliti. Tipe-tipe dokumen antara lain:

a. Dokumen personal, privat atau publik seperti: buku harian, notulen

rapat, media massa, laporan tahunan, dan lainnya.

b. Dokumen tertulis dan catatan (records), seperti: akta kelahiran, surat

nikah, SIM, dan lainnya.

c. Dokumen historis atau catatan sejarah

d. Foto, video, dan film dari suatu peristiwa

e. Dokumen elektronik

f. Dokumen di internet.11

Metode dokumentasi ini dimaksudkan untuk mencari data-data

tentang profil lengkap SMP Negeri 98 Jakarta, baik itu tentang sejarah

berdirinya sekolah maupun infrastruktur serta sumber daya manusia yang

ada didalamnya.

Tabel 3.14

Dokumen Penelitian

10

Sugiyono, op. cit., cet. 6, h. 329

11 Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar, (Jakarta: Indeks, 2012), h. 62-63

No Jenis Dokumen Rincian Dokumen

1 Profil Lembaga/Sekolah a. Identitas sekolah SMP

Page 78: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

63

F. Teknik Analisis Data

Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa analisis

data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,

sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada

orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,

menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Untuk menganalisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut:12

1. Pengumpulan informasi, melalui observasi langsung, wawancara dan

hasil uji tes.

12 Sugiyono, op. cit., cet. 6, h. 337

Negeri 98 Jakarta

b. Visi, misi, dan tujuan

c. Struktur organisasi

d. Data pendidik dan tenaga

kependidikan

e. Data siswa dalam tiga tahun

terakhir

f. Sarana dan prasarana

2 Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM)

a. Kegiatan intrakurikuler

b. Kegiatan extrakulikuler

c. Prestasi yang dicapai

(prestasi belajar dan kegiatan

sekolah

Page 79: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

64

2. Reduksi, mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya

dan membuang hal yang tidak perlu.

3. Penyajian, setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

dan sebagainya. Menurut Miles and Huberman menyatakan yang paling

sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif

adalah dengan teks yang bersifat naratif.

4. Menarik kesimpulan, dalam penelitian kualitatif kesimpulan mungkin

dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi

mungkin saja tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah

dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat

sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah

merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan

dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya

masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas,

dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

Page 80: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

65

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Langkah selanjutnya dalam analisis data adalah penyajian data atau

sekumpulan informasi yang memungkinkan peneliti melakukan penarikan

kesimpulan.Penyajian data data yang umum dilakukan dalam penelitian kualitatif

adalah teks naratif yang menceritakan secara panjang lebar temuan penelitian.

Dalam bab IV ini akan dikemukakan deskripsi data hasil penelitian. Sesuai

dengan data yang diperoleh penulis, maka disajikan data sebagai berikut:

A. Deskripsi Data

Tabel 4.1

Pelaksanaan Supervisi Klinis di SMP Negeri 98 Jakarta

Pelaksanaan

Supervisi

Klinis di SMP

Negeri 98

Jakarta

Selatan

Hasil Observasi

(Pra Pengamatan)

Hasil observasi yang didapat penulis

terdapat 3 tahap kegiatan dalam

pelaksanaan supervisi klinis yaitu pra

pengamatan, observasi pembelajaran

dan pasca pengamatan. Berdasarkan

hasil yang telah dilakukan pada

tanggal 23 September 2014 oleh

Kepala Sekolah dan Guru PAI telah

dihasilkan beberapa hal sebagai

berikut:

1. Tersusunnya Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran

yang sesuai dengan kegiatan

pembelajaran.

2. Tersusunnya identifikasi

masalah pembelajaran yang

meliputi materi ajar serta

kesulitan belajar peserta didik.

Page 81: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

66

Pelaksanaan

Supervisi Klinis

di SMP Negeri 98

Jakarta Selatan

HASIL OBSERVASI

(Observasi Pembelajaran)

Hasil observasi yang dilakukan

oleh penelitian dengan

mengamati guru PAI dan

peserta didik selama proses

pembelajaran. Maka kegiatan

supervisi klinis dilaksanakan

pada hari Selasa di kelas 9.2

Semester 1 tahun 2014/2015

pada SMP Negeri 98 Jakarta

Selatan, lebih jelasnya dapat

dilihat pada pembahasan.

HASIL OBSERVASI

(Pasca Pengamatan)

Hasil observasi yang dilakukan

oleh peneliti setelah mengamati

guru PAI dan peserta didik

selama pembelajaran. Maka

kegiatan pasca pengamatannya

guru PAI terlebih dahulu

menyampaikan kesan yang ia

dapat selama proses

pembelajaran yang telah

berlangsung sebelum supervisor

menyampaikan saran dan kritik

mereka, lebih jelasnya dapat

dilihat pada pembahasan.

Page 82: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

67

Tabel 4.2

Aktivitas Mengajar Guru PAI

Aktivitas

Mengajar Guru

PAI

HASIL OBSERVASI

Hasil observasi yang dilakukan

peneliti sebagai berikut:

Pembelajaran yang telah

dilakukan oleh guru PAI telah

sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran.

Namun terdapat kekurangan

dalam proses pembelajaran, yaitu

guru tidak memanfaatkan media

pembelajaran yang dapat

meningkatkan pemahaman

konsep peserta didik, lebih

jelasnya dapat dilihat pada

pembahasan.

HASIL WAWANCARA

Hasil wawancara yang telah

dilakukan peneliti selama

penelitian oleh guru PAI Idi

Supriyadi S.Pd.I pada hari selasa

tanggal 23 September 2014

diruang audio SMP Negeri 98

Jakarta Selatan adalah setelah

pelaksanaan supervisi klinis

selesai guru dapat melakukan

perbaikan proses kegiatan belajar

mengajar serta dapat

meningkatkan kinerja guru dengan

cara menciptakan pembelajaran

yang inovatif dan kreatif. Dengan

pelaksanaan supervisi klinis maka

kompetensi yang dimiliki guru

dapat meningkat sehingga guru

PAI dapat menjadi guru yang

professional, lebih jelasnya dapat

dilihat pada pembahasan.

Page 83: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

68

B. Pembahasan

1. Pelaksanaan Supervisi Klinis di SMP Negeri 98 Jakarta

Supervisi klinis pada dasarnya merupakan pembinaan performan si

guru mengelola proses belajar mengajar. Supervisi klinis dalam

pelaksanaannya membutuhkan perangkat-perangkat seperti Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), instrument observasi, dan ada

kesepakatan waktu pelaksanaan observasi kelas. Pelaksanaannya didesain

dengan praktis serta rasional. Baik desainnya maupun pelaksanaannya

dilakukan atas dasar analisis data mengenai kegiatan-kegiatan di kelas.

Data dan hubungan antar guru dan supervisor merupakan dasar program

prosedur dan strategi pembinaan perilaku mengajar guru dalam

mengembangkan belajar peserta didik.

Untuk mengetahui secara langsung bagaimana pelaksanaan supervisi

klinis sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja guru PAI di SMP

Negeri 98 Jakarta Selatan, maka peneliti mengunjungi langsung ke SMP

Negeri 98 Jakarta Selatan dengan izin dari Kepala Sekolah SMP Negeri

tersebut. Setelah mendapat izin peneliti ikut secara langsung dalam

kegiatan supervisi klinis di SMP Negeri 98 Jakarta Selatan mulai dari

tahap pra pengamatan, observasi pembelajaran dan pasca pengamatan.

Dalam mengikuti kegiatan ini peneliti melakukan observasi dan

wawancara terkait dengan pelaksanaan supervisi klinis.1

Untuk memperjelas gambaran pelaksanaan supervisi klinis sebagai

upaya untuk meningkatkan kinerja guru PAI, dibawah diuraikan secara

lebih rinci mengenai tahapan-tahapan kegiatannya mulai dari tahap

pertemuan awal, tahap observasi mengajar sampai pada tahap pertemuan

balikan yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 98 Jakarta Selatan pada

tanggal 23 September 2014 Tahun Ajaran 2014/2015. Berikut hasil

pengamatan peneliti terkait kegiatan tahapan-tahapan yang ada dalam

supervisi klinis.

1 Hasil Observasi Pelaksanaan Supervisi Klinis di SMP Negeri 98 Jakarta pada tanggal 23

September 2014

Page 84: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

69

a. Tahapan Supervisi Klinis

1) Tahap Pertemuan Awal

Tahap awal persiapan dimulai dengan melakukan

identifikasi masalah pembelajaran yang meliputi materi ajar,

kesulitan belajar peserta didik serta pemilihan metode

pembelajaran yang tepat digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar. Materi ajar yang dipilih tentu harus disesuaikan

dengan kurikulum yang sedang berjalan di SMP Negeri 98

Jakarta Selatan. Hal yang dilakukan pada tahap ini meliputi

identifikasi masalah pembelajaran, serta alternative solusi yang

dipilih. Menurut guru PAI, materi yang harus diajarkan pada

semester yang sedang berlangsung adalah materi Hadits tentang

Menuntut Ilmu. Materi ini dianggap penting karena ilmu sangat

besar pengaruhnya terhadap perjalanan seorang manusia di

dunia ini.2 Dengan ilmu seorang manusia dapat dibedakan

berdasarkan tingkat kehormatannya. Semakin tinggi ilmu

seseorang, maka orang akan memandangnya dengan hormat,

takjub dan orang itu akan mempunyai kedudukan mulia di

dalam masyarakat, tetapi apabila seseorang tidak berilmu, maka

kedudukannya di mata manusia akan dipandang rendah bahkan

mungkin hina.

Langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan di

kelas IX dirancang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). Selain mempersiapkan materi ajar dan metode

pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar guru pun mempersiapkan supervisor, yang menjadi

supervisor dalam kegiatan supervisi klinis adalah wakil kepala

sekolah/bidang Kurikulum. Pemilihan supervisor berdasarkan

harapan guru yang dapat memberikan bantuan atas kesulitan

2 Hasil Observasi Pelaksanaan Supervisi Klinis di SMP Negeri 98 Jakarta pada tanggal 23

September 2014

Page 85: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

70

guru dalam melaksanakan tugas pengajarannya. Pemilihan wakil

kepala sekolah/bidang Kurikulum sebagai supervisor sudah

memenuhi kriteria yang diinginkan oleh guru yang akan

disupervisi karena mempunyai perhatian terhadap segala

kegiatan di sekolah baik pembelajaran maupun manajemen

sekolah, luas pengetahuannya tentang masalah-masalah

pendidikan, administrasi, dan organisasi, serta bersifat simpatik

dan mempunyai perhatian dan kepedulian yang tinggi terhadap

peserta didik dan guru dalam pembelajaran. Kehadiran wakil

kepala sekolah/bidang kurikulum dalam kegiatan tersebut

sangatlah penting karena informasi, saran serta kritik yang

membangun dari kegiatan pembelajaran dikelas dapat menjadi

masukan berharga bagi peningkatan kinerja guru secara khusus

dan peningkatan kualitas sekolah secara umum. Adanya

supervisor dalam kegiatan supervisi klinis ini sedikit banyak

memberi manfaat bagi guru PAI yang bersangkutan, karena

setelah proses observasi mengajar selesai dilakukan dan

berlanjut pada tahap pertemuan balikan supervisor bersama

dengan guru PAI yang bersangkutan dapat mengidentifikasi hal-

hal yang perlu ditingkatkan berdasarkan pengalaman guru PAI

tersebut dan hasil pengamatan supervisor.

Pada tahap pertemuan awal dalam pelaksanaan supervisi

klinis diketahui bahwa setiap guru dituntut mampu membuat

rencana pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan peserta

didik serta dapat mengidentifikasi sumber kesulitan peserta

didik. Hal ini berarti guru secara tidak langsung dapat

meningkatkan kemampuan mengelola pembelajaran dengan cara

memahami karakteristik peserta didik. Menurut penulis pada

tahapan ini sudah menyentuh salah satu aspek kompetensi yang

harus dimiliki guru yakni kompetensi pedagogik, karena guru

sudah berusaha mengelola pembelajaran dengan membuat

Page 86: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

71

rencana pembelajaran dan dalam tahapan ini guru berusaha

mengubah pandangan peserta didik terhadap materi

pembelajaran yang dianggap sulit.3

2) Tahap Observasi Mengajar

Tahapan ini dilakukan setelah semua perangkat

pembelajaran siap digunakan. Kegiatan observasi pembelajaran

dilaksanakan pada tanggal 23 September 2014 di SMP Negeri

98 Jakarta Selatan mulai dari jam 08:45 sampai jam 10:00 WIB.

Pembelajaran dilakukan oleh Idi Supriyadi, S.Pd.I di kelas 9.2

dengan mengambil materi Hadits tentang Menuntut Ilmu.

Banyaknya peserta didik dalam kelas ada 36 siswa dan proses

pembelajaran dilakukan secara individu yang nantinya akan

dibuat kelompok-kelompok kecil dengan tata letak tempat

duduk membentuk huruf U serta metode dan model

pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya oleh guru yang

bersangkutan.

Sebelum melaksanakan proses belajar mengajar perlu

dilakukan pertemuan singkat (briefing) yang dipimpin oleh

supervisor. Pada pertemuan ini, setelah supervisor menjelaskan

secara umum kegiatan supervisi klinis yang akan dilakukan,

selanjutnya sebelum guru PAI memulai pembelajaran, guru PAI

diberi kesempatan mengemukakan rencananya secara singkat.

Informasi ini sangat penting bagi supervisor terutama untuk

merancang rencana observasi yang akan dilakukan di kelas.

Selesai guru menyampaikan penjelasan, selanjutnya supervisor

masuk ke kelas 9.2 untuk mengamati jalannya pembelajaran.

Supervisor dipersilahkan untuk memilih tempat strategis

agar dapat mengamati jalannya pembelajaran secara maksimal.

Kemudian guru PAI melakukan pembelajaran sesuai rencana.

3 Hasil Observasi Pelaksanaan Supervisi Klinis di SMP Negeri 98 Jakarta pada tanggal 23

September 2014

Page 87: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

72

Awal pembelajaran dimulai dengan menertibkan suasana kelas

serta mengecek absensi peserta didik kemudian dilanjutkan

dengan apersepsi yang masih berhubungan dengan materi yang

akan diajarkan. Pada pembelajaran ini guru PAI menggunakan

pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL), kontekstual

merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan

membantu peserta didik untuk memahami makna materi

pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut

dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi,

sosial dan kultural) sehingga peserta didik memiliki

pengetahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu

konteks ke konteks lain. Sementara model pembelajarannya

menggunakan Tutor Sebaya yaitu pembelajaran yang

melibatkan peserta didik sebagai tutor membantu guru dalam

proses pembelajaran untuk mendampingi peserta didik dalam

belajar. Selanjutnya guru menjelaskan materi dengan peragaan

atau contoh dan memberikan pertanyaan terbuka untuk

merangsang pemikiran peserta didik. Setelah guru selesai

menjelaskan, peserta didik dibentuk menjadi beberapa kelompok

kecil dengan tingkat kemampuan yang heterogen.

Pengelompokkan peserta didik dilakukan dengan cara peserta

didik mengambil kertas dalam wadah yang telah disediakan.

Kemudian peserta didik bergabung dengan kelompoknya

masing-masing sesuai dengan nomor urut kertas yang ada

didalamnya yang mereka ambil, sementara tutor sebaya telah

dipilih oleh guru berdasarkan tingkat kemampuan pemahaman

yang lebih tinggi dibandingkan peserta didik lainnya. Masing-

masing kelompok diberi tugas untuk memahami serta

menjelaskan kembali makna dari hadits tentang menuntut ilmu

dengan bahasanya sendiri. Guru memanggil perwakilan dari

masing-masing kelompok untuk menjelaskan makna dari suatu

Page 88: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

73

hadits. Guru memberi apresiasi bagi perwakilan yang telah

menyampaikan hasil diskusi serta memberi pembenaran.

Kegiatan supervisi klinis dihadiri oleh wakil kepala

sekolah/bidang kurikulum sebagai supervisor. Posisi supervisor

berada dibelakang, supervisor melakukan pengamatan dikelas

berdasarkan pada lembar instrument supervisi klinis. Observasi

terutama ditujukan pada interaksi yang terjadi antara peserta

didik dengan peserta didik dalam kelompok, interaksi peserta

didik antara kelompok dalam diskusi kelas, interaksi antara guru

dan peserta didik selama proses pembelajaran, aktivitas peserta

didik dalam belajar, kapan peserta didik mulai belajar, kapan

peserta didik mulai terlihat bosan belajar dan kapan peserta

didik selesai belajar. Supervisor tidak diperkenankan melakukan

intervensi pada kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik,

maupun yang dilakukan oleh guru. Dengan cara seperti itu,

peserta didik tidak terganggu dengan kehadiran supervisor.4

3) Tahap Pertemuan Balikan

Setelah selesai proses pembelajaran, selanjutnya adalah

tahap pasca pengamatan. Pada awal tahapan pasca pengamatan,

guru PAI diberi kesempatan menyampaikan kesan-kesan tentang

aktivitas pembelajaran yang telah dilaksanakannya. Dalam kasus

kegiatan supervisi klinis ini, guru menyampaikan bahwa dia

tidak merasa gugup ketika melakukan pembelajaran walaupun

adanya supervisor yang mengamati ketika dia mengajar karena

guru sudah terbiasa berkomunikasi dengan atasan yang dalam

hal ini menjadi supervisor. Setelah guru menyampaikan kesan-

kesannya, supervisor kemudian menyampaikan saran dan kritik

yang dapat menjadi bahan evaluasi bagi guru yang telah di

supervisi agar kinerja dan profesionalitas semakin meningkat.

4 Hasil Observasi Pelaksanaan Supervisi Klinis di SMP Negeri 98 Jakarta pada tanggal 23

September 2014

Page 89: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

74

Beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan adalah dalam

hal penggunaan media yang belum bervariasi, misalnya guru

bisa mencari dan menggunakan media yang menarik agar minat

dan motivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dapat

meningkat, karena terbatasnya media di sekolah tersebut maka

perlu adanya penggunaan media yang lebih variatif, serta SK

dan KD harap ditulis di papan tulis. Kemudian yang harus

ditingkatkan adalah memberikan pertanyaan yang menuntut

proses berpikir peserta didik serta pertanyaan lanjutan yang akan

mendorong peserta didik untuk lebih mendalami jawaban yang

pertama (problem question).5

b. Manfaat Pelaksanaan Supervisi Klinis di SMP Negeri 98 Jakarta

Selatan

Untuk mengetahui manfaat bagi guru yang telah disupervisi

klinis. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah

dilaksanakan salah satu guru menyatakan bahwa setelah mengikuti

pelaksanaan supervisi klinis :

1) Guru dapat melakukan perbaikan dalam proses kegiatan belajar

mengajar.

2) Dengan adanya pelaksanaan supervisi klinis dapat

meningkatkan kinerja guru PAI dan meningkatkan kualitas

sekolah secara keseluruhan.

3) Memberikan motivasi guru dan peserta didik dalam kegiatan

belajar mengajar.

4) Guru akan mencoba mencari media yang tepat untuk

diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar agar dapat

meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap suatu materi

ajar.

5 Hasil Observasi Pelaksanaan Supervisi Klinis di SMP Negeri 98 Jakarta pada tanggal 23

September 2014

Page 90: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

75

5) Guru menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan

suasana belajar di ruang kelas.6

Selain itu guru juga mampu bersikap terbuka dalam menerima

kritik terhadap kekurangan dalam proses pembelajaran yang ia

lakukan. Guru bisa lebih mengevaluasi dirinya secara objektif karena

sebelum di supervisi ada hal yang tidak mereka sadari untuk

dilakukan, namun setelah disupervisi akhirnya mereka menyadari

bahwa terdapat kekurangan dan ada hal yang harus diperbaiki.

Menurut para guru pada awalnya terasa berat dan sulit untuk

dapat menerima kritikan yang diberikan oleh supervisor saat

pelaksanaan supervisi klinis, tapi sejalan dengan berkembangnya

peserta didik yang semakin beragam maka guru harus mampu

mengendalikan peserta didik. Dengan adanya supervisi klinis di

sekolah masalah yang terkait pembelajaran seperti kurangnya

penggunan media kreatif untuk mendukung terjadinya kegiatan

belajar mengajar yang inovatif serta penggunaan metode yang

monoton sehingga peserta didik merasa jenuh selama kegiatan

belajar mengajar dapat terselesaikan. Menerima kritikan dan saran

dari supervisor saat proses supervisi klinis maka guru akan

memperoleh cara atau inovasi pembelajaran yang mampu

mengendalikan peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai dengan lebih baik.

Manfaat pelaksanaan supervisi klinis juga dirasakan oleh guru

Bahasa Indonesia di sekolah tersebut. Dengan masalahnya kurang

terampil dalam mengkondisikan kelas sehingga peserta didik tidak

fokus selama kegiatan belajar mengajar, guru meminta kepada

supervisor untuk mensupervisi ketika mengajar dikelas. Setelah

mendapat saran-saran dari supervisor yaitu memperbesar suara dan

mengulang kembali pada hal-hal yang dianggap penting kemudian

6 Hasil Wawancara dengan guru PAI di SMP Negeri 98 Jakarta pada tanggal 23 September

2014

Page 91: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

76

guru tersebut menerima saran dan bisa mengajar lebih baik lagi

untuk menjadi guru yang professional.

2. Dampak Supervisi Klinis Terhadap Peningkatan Kinerja Guru PAI

di SMP Negeri 98 Jakarta Selatan.

Peningkatan kompetensi guru merupakan amanat Undang-undang

Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Upaya peningkatan

kompetensi dan kinerja guru harus terus dilakukan karena semakin

beragamnya kemampuan peserta didik serta kebutuhan terhadap

pendidikan yang semakin meningkat. Salah satu kegiatan yang sangat

tepat dalam upaya meningkatkan kinerja guru adalah pelaksanaan

supervisi klinis. Karena dengan adanya supervisi klinis dapat

memperbaiki perilaku guru-guru dalam proses belajar mengajar, terutama

yang kronis, secara aspek demi aspek dengan intensif, sehingga mereka

dapat mengajar dengan baik dan kinerjanya diharapkan dapat meningkat.

Berdasarkan wawancara dengan guru PAI yang sudah di supervisi di

SMP Negeri 98 Jakarta Selatan ada beberapa hal penting yang dapat

diperoleh melalui kegiatan supervisi klinis, yaitu:7

a. Dengan adanya supervisi klinis terdapat perbaikan/peningkatan

kinerja mengajar guru didalam proses kegiatan belajar mengajar.

b. Biasanya guru akan mencoba mencari media yang tepat untuk di

tunjukkan kepada peserta didik, seperti menggunakan video.

c. Guru bisa lebih kreatif untuk mencari media dan metode yang

bervariasi setelah pelaksanaan supervisi klinis.

Dengan demikian dapat disimpulkan dampak yang terjadi pada guru

setelah melaksanakan Supervisi Klinis adalah adanya peningkatan

kompetensi professional. Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam

guru PAI mulai memperbaiki proses belajar mengajar, guru dan peserta

didik juga termotivasi dalam kegiatan belajar mengajar dan adanya

7 Hasil Wawancara dengan Supervisor di SMP Negeri 98 Jakarta pada tanggal 29 September

2014

Page 92: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

77

kepuasan serta keikhlasan dalam bekerja. Dengan dilaksanakannya

Supervisi Klinis dapat meningkatkan kualitas serta kuantitas guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran.

Bagi peserta didik adanya Supervisi Klinis menyebabkan terjadinya

peningkatan pemahaman terhadap materi pelajaran, peningkatan minat

serta motivasi belajar peserta didik, peningkatan keaktifan peserta didik

dalam proses pembelajaran. Tidak ada rasa cemas, peserta didik gembira

dan percaya diri, tidak takut bertanya, peningkatan efektivitas hasil

belajar, serta adanya kepuasan dalam belajar.

Kinerja guru sangat penting untuk diperhatikan dan dievaluasi

karena guru mengemban tugas profesional, artinya tugas-tugas hanya

dapat dikerjakan dengan kompetensi khusus yang dipeloleh melalui

program pendidikan. Guru mengemban peranan-peranan sebagai ukuran

kognitif, agen moral, innovator, serta peranan kooperatif. Berbagai

kemampuan tersebut harus dimiliki oleh pendidik, karena itu semua

merupakan tugas pokok yang harus dilakukan oleh para pendidik di

sekolah. Namun demikian, sebelum mereka memiliki ke semua

kemampuan tersebut, terlebih dahulu harus memiliki kompetensi-

kompetensi sebagai pendidik/guru.

Kemampuan/kompetensi yang harus dimiliki guru mencakup empat

macam sebagaimana termaktub dalam UU RI No. 14 tahun 2005 tentang

guru dan dosen pasal 10 ayat (1), yaitu: “Kompetensi guru sebagaimana

dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang

diperoleh melalui pendidikan profesi”8. Dengan terbentuknya keempat

kompetensi tersebut muncul paradigma baru untuk profil guru Indonesia

yang memiliki kepribadian matang dan berkembang, penguasaan ilmu

yang kuat, keterampilan untuk membangkitkan peserta didik kepada

8Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, Guru Profesional, (Bandung: PT Refika Aditama,

2012), h. 16

Page 93: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

78

sains dan tekhnologi, dan perkembangan profesi secara

berkesinambungan.

Guru yang memiliki kinerja yang tinggi akan bernafsu dan berusaha

meningkatkan kompetensinya, baik dalam kaitannya dengan

perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian pembelajaran, sehingga

diperoleh hasil kerja yang optimal.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Supervisi

Klinis di SMP Negeri 98 Jakarta Selatan

Dalam pelaksanaan Supervisi Klinis di SMP Negeri 98 Jakarta

Selatan terdapat beberapa faktor pendukung terlaksananya kegiatan

supervisi klinis ini sebagai pengupayaan peningkatan kinerja guru yaitu:

adanya dukungan yang tinggi dari pihak pengelola sekolah, apresiasi

yang tinggi diberikan dari Kepala Sekolah terhadap pelaksanaan

supervisi klinis sebagai salah satu upaya peningkatan kinerja guru PAI

sekaligus peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Selain itu sikap

antusias dari guru-guru SMP Negeri 98 Jakarta Selatan yang tinggi untuk

mengikuti dan melaksanakan supervisi klinis.

Sejalan dengan pelaksanaan supervisi klinis sebagai upaya

peningkatan kinerja guru Pendidikan Agama Islam terungkap beberapa

faktor penghambat atau kendala yang dialami pada saat proses yang

dilaksanakan. Kendala yang paling sering dihadapi ialah “terkendalanya

waktu pelaksanaan supervisi klinis, terkadang waktu sudah ditetapkan

untuk pelaksanaannya namun karena ada agenda lain di sekolah sehingga

pelaksanaan supervisi klinis tersebut dibatalkan, padahal dalam hal ini

guru sudah menyiapkan semuanya”.9

Kendala yang lainnya pun menurut supervisor yang sudah

mensupervisori pelaksanaan supervisi klinis ialah seperti “pembuatan

program pembelajaran. Terkadang juga ditemukan kendala yang datang

9 Hasil Wawancara dengan guru PAI di SMP Negeri 98 Jakarta pada tanggal 29 September

2014

Page 94: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

79

dari guru itu sendiri, biasanya guru yang akan di supervisi merasa tegang

sehingga harus ada persiapan yang bagus agar nantinya mendapatkan

hasil yang bagus pula”.10

Terlepas dari faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan

supervisi klinis di SMP Negeri 98 Jakarta Selatan. Para guru sepakat

bahwasanya pelaksanaan Supervisi Klinis sebagai pengupayaan

peningkatan kinerja guru Pendidikan Agama Islam berlangsung dengan

baik dan perlu dikembangkan secara berkelanjutan guna meningkatkan

kinerja keguruan yang dimiliki guru. Untuk mendapat informasi yang

lebih mendalam terkait pengupayaan Supervisi Klinis dalam peningkatan

kinerja guru Pendidikan Agama Islam, peneliti melakukan wawancara

dengan guru yang sudah pernah disupervisi. Berdasarkan hasil

wawancara tersebut Supervisi Klinis di SMP Negeri 98 Jakarta Selatan

mendapat banyak dukungan dari banyak kalangan seperti seluruh civitas

sekolah, kepala sekolah serta guru-guru yang bersangkutan dalam rangka

pengupayaan peningkatan kinerja guru sehingga saat ini guru tiap mata

pelajaran sudah mengalami perubahan kearah yang lebih baik dalam

pembelajaran.

10 Hasil Wawancara dengan Supervisor di SMP Negeri 98 Jakarta pada tanggal 29 September

2014

Page 95: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Supervisi Klinis untuk meningkatkan kinerja guru PAI di

SMP Negeri 98 Jakarta Selatan

Sebuah kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh orang

ahli/professional dalam bidangnya sehingga dapat memberikan perbaikan

dan peningkatan/pembinaan agar pembelajaran dapat dilakukan dengan

baik dan berkualitas. Pada kegiatan ini dilakukan pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI). Proses pelaksanaannya pun berlangsung

dengan baik, banyak yang mendukung pelaksanaan kegiatan supervisi

klinis ini. Mulai dari kepala sekolah serta jajarannya dan guru yang

bersangkutan. Dalam supervisi klinis ini setiap tahapan mampu

memberikan makna yang dapat meningkatkan kinerja guru pendidikan

agama islam (PAI), mulai dari tahap pertemuan awal, tahap observasi

pembelajaran sampai pada tahap pasca pertemuan balikan.

2. Dampak Supervisi Klinis terhadap peningkatan kinerja guru PAI di SMP

Negeri 98 Jakarta Selatan

Setelah proses supervisi klinis ini dilaksanakan maka dampak yang

dirasakan guru PAI adalah meningkatnya kemampuan kompetensi

professional. Dalam pembelajaran pendidikan agama islam guru mulai

memperbaiki proses belajar mengajarnya sehingga dapat meningkatkan

kinerjanya didalam mengajar, guru juga dapat memilih dan menerapkan

media dan metode yang bervariasi untuk ditunjukkan dan diterapkan

Page 96: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

81

kepada murid didalam proses pembelajaran. Dengan dilaksanakannya

Supervisi Klinis dapat meningkatkan kualitas serta kuantitas guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran.

3. Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan supervisi klinis di

SMP Negeri 98 Jakarta Selatan

Peneliti menemukan beberapa faktor pendukung dalam pelaksanaan

supervisi klinis ini yaitu adanya dukungan yang tinggi dari pihak

pengelola sekolah, apresiasi yang tinggi diberikan dari Kepala Sekolah

terhadap pelaksanaan supervisi klinis sebagai salah satu upaya dalam

peningkatan kinerja guru PAI sekaligus peningkatan mutu pembelajaran di

kelas. Selain itu sikap antusias dari guru-guru SMP Negeri 98 Jakarta

Selatan yang tinggi untuk mengikuti dan melaksanakan supervisi klinis.

Sedangkan faktor penghambat dalam pelaksanaan supervisi klinis adalah

terkendalanya waktu pelaksanaan supervisi klinis, terkadang waktu sudah

ditetapkan untuk pelaksanaannya namun karena ada agenda lain di sekolah

sehingga pelaksanaan supervisi klinis tersebut dibatalkan, padahal dalam

hal ini guru sudah menyiapkan semuanya. Kendala yang lainnya pun

seperti pembuatan program pembelajaran. Terkadang juga ditemukan

kendala yang datang dari guru itu sendiri, biasanya guru yang akan di

supervisi merasa tegang sehingga harus ada persiapan yang bagus agar

nantinya mendapatkan hasil yang bagus pula.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka implikasi penelitiannya adalah

pentingnya pelaksanaan supervisi klinis dalam meningkatkan kinerja guru PAI

yang secara langsung dapat meningkatkan kompetensi profesional guru.

Program ini juga perlu dijalankan setiap semesternya agar guru itu dapat

memperbaiki keterampilan mengajarnya, selain itu juga perlu ada dukungan

dari pihak sekolah baik itu dari kepala sekolah, guru-guru dan staf sekolah agar

Page 97: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

82

pelaksanaan supervisi klinis ini dapat berjalan dengan baik, sehingga kualitas

proses belajar mengajar menjadi lebih efektif serta kualitas dan kuantitas

sekolah dapat meningkat secara keseluruhan.

C. Saran

Dari hasil temuan penelitian di atas, ada beberapa saran yang dapat

dipertimbangkan dalam pelaksanaan supervisi klinis dalam upaya meningkatkan

kinerja guru PAI sebagai berikut :

1. SMP Negeri 98 Jakarta Selatan sebagai sekolah yang pernah

mempraktikan supervisi klinis dapat membagi pengalamannya kepada

sekolah lain yang belum mengenal dan mempraktikan supervisi klinis agar

dapat mempraktikannya di sekolah lain.

2. Bagi supervisor, sebaiknya harus melihat kembali proses pembelajaran

yang dilakukan oleh guru yang telah disupervisi klinis, apakah guru

tersebut sudah memperbaiki cara mengajarnya atau belum.

3. Bagi guru jika terdapat kekurangan dalam keterampilan mengajar,

sebaiknya meminta bantuan kepada kepala sekolah atau guru-guru senior

yang ada di sekolah untuk memberikan saran agar kekurangan tersebut

dapat diperbaiki sehingga dapat meningkatkan kinerja mengajarnya.

4. Perlu adanya sikap antusias dan keinginan yang kuat dari para guru untuk

berkeinginan dalam melaksanakan supervisi klinis.

Page 98: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

83

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Supervisi, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004.

Asmani, Jamal Ma’mur. Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah, Jogjakarta:

DIVA Press, 2012.

Bafadal, Ibrahim. Supervisi Pengajaran: Teori dan Aplikasinya Dalam Membina

Profesional Guru, Jakarta: Bumi Aksara, 1992.

Barnawi., dan Arifin, Mohammad. Kinerja Guru Profesional: Instrumen

Pembinaan, Peningkatan & Penilaian, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.

Danim, Sudarwan. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, Bandung: Alfabeta,

2013.

Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: CV Naladana,

2004.

Depdiknas, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, Jakarta:

Depdiknas, 2003.

Faisyal Mahdi, “Pelaksanaan supervisi klinis pada guru bidang studi rumpun

agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Darul Ma’arif Pringapus Kab.

Semarang tahun pelajaran 2013/2014”, Skripsi pada S1 Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri Salatiga: 2014.

Fathurrohman, Pupuh., dan Suryana, Aa. Guru Profesional, Bandung: PT Refika

Aditama, 2012.

Gunawan, Ari H. Administrasi Sekolah: Administrasi Pendidikan Mikro, Jakarta:

PT Rineka Cipta, 1996.

H. Makawimbang, Jerry. Supervisi Klinis Teori dan Pengukurannya: Analisis di

Bidang Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2013.

Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran: Berdasarkan Pendekatan Sistem,

Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Page 99: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

84

Hendra Faizal, “Supervisi Klinis dalam Mengantisipasi Konflik di SMP Islamiyah

Sawangan Depok”, Skripsi pada S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:

2006.

Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif: untuk Ilmu-Ilmu Sosial,

Jakarta: Salemba Humanika, 2012.

Kartino, Kartini. Menyiapkan dan Memadukan Karir, Jakarta: CV Rajawali, 1985.

Kunandar. Guru Profesional: Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi

Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.

Majid, Abdul., dan Andayani, Dian. Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. Evaluasi Kinerja SDM, Bandung: PT Refika

Aditama, 2006.

------------------------. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung:

PT. Remaja Rosda Karya, 2000.

Margono, S. Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Masaong, Abd. Kadim. Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas

Guru: Memberdayakan Pengawas Sebagai Gurunya Guru, Bandung:

Alfabeta, 2013

Muhaimin. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam: di Sekolah,

Madrasah dan Perguruan Tinggi, Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

Mulyasa, E. Implementasi Kurikulum 2004: Panduan Pembelajaran KBK,

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.

Munir, Abdullah. Menjadi Kepala Sekolah Efektif, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2010.

Musfah, Jejen. Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber

Belajar Teori dan Praktik, Jakarta: Kencana, 2011.

Nasir, Sahilun A. Peranan Pendidikan agama terhadap pemecahan problema

remaja, Jakarta: Kalam Mulia, 2002.

Pidarta, Made. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,

1992.

Page 100: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

85

------------------------. Supervisi Pendidikan Kontekstual, Jakarta: Rineka Cipta,

2009.

Purwanto, Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 1992.

Rugaiyah., dan Atiek Sismiati. Profesi Kependidikan, Bogor: Ghalia Indonesia,

2011.

Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003.

Sagala, Syaiful. Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta, 2012.

Sahertian, Piet A. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan: Dalam Rangka

Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Sahertian, Piet., dan Sahertian, Ida Aleida. Supervisi Pendidikan dalam Rangka

Program Inservice Education, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1990.

Samana, A. Profesionalisme Keguruan, Yogyakarta: Kanisius, 1994.

Sarosa, Samiaji. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar, Jakarta: Indeks, 2012.

Saudagar, Fachruddin., dan Idrus, Ali. Pengembangan Profesionalitas Guru,

Jakarta: Gaung Persada Press, 2009.

Soetjipto., dan Kosasi, Raflis. Profesi Keguruan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004.

Sudirman, dkk. Ilmu Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1988.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D, Bandung: Alfabeta, 2008.

Suharsaputra, Uhar. Administrasi Pendidikan, Bandung: PT Refika Aditama,

2010.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2012.

Suryosubroto, B. Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta:

Kencana, 2013.

Page 101: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

86

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 1997.

Trianto., dan Tutik, Titik Triwulan. Sertifikasi Guru dan Upaya Peningkatan

Kualitas Kompetensi & Kesejahteraan, Jakarta: Prestasi Pustaka

Publisher, 2007.

Usman, M. Basyiruddin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat

Pers, 2002.

Wijaya, Cece., dan Rusyan, Tabrani. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses

Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991.

Wita Ristyani, “Usaha Kepala Sekolah dalam Melaksanakan Supervisi Klinis

(Studi Kasus di SMA UII Yogyakarta)”, Skripsi pada S1 UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta: 2009.

Page 102: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

LEMBAR OBSERVASI GURU

Guru yang di Supervisi : Idi Supriyadi, S.Pd.I

Hari/Tanggal : Selasa, 23 September 2014

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas : IX. 2

Tujuan : Untuk mengetahui aktivitas mengajar guru

No.

Aspek yang Diamati

Deskriptif

1. Menyampaikan materi yang diajarkan Guru menyampaikan materi tentang

hadits menuntut ilmu. Dari segi

penjelasannya guru sudah baik,

karena selalu mengaitkan materi

kedalam aplikasi dikehidupan

sehari-hari, agar siswa mampu

mengaplikasikan apa yang sudah

diajarkan guru didalam

kehidupannya.

2. Membentuk kelompok kecil Setelah menjelaskan materi

pembelajaran, guru meminta siswa

untuk membentuk kelompok kecil.

Pengelompokkan siswa dilakukan

dengan cara siswa mengambil

kertas dalam wadah yang telah

disediakan. Pengelompokkan siswa

ini sudah cukup baik, karena

pengelompokkan tersebut

dilakukan dengan cara adil dan

tidak memilih-milih.

3. Membimbing siswa dalam diskusi

kelompoknya

Pada saat diskusi berlangsung, guru

mendatangi setiap kelompok satu

persatu, dan juga mengarahkannya

jika terdapat kelompok yang masih

kurang mengerti.

4. Meminta kepada siswa untuk

menjelaskan hasil diskusinya

Guru memanggil perwakilan dari

masing-masing kelompok untuk

menjelaskan makna dari suatu

hadits. Guru memberi apresiasi

Page 103: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

bagi perwakilan yang telah

menyampaikan hasil diskusi serta

memberi pembenaran

5. Memberikan kesimpulan tentang

materi yang sudah diajarkan

Guru bersama-sama dengan siswa

menyimpulkan materi pembelajaran

yang telah berlangsung.

Jakarta, 23 September 2014

Observer

Muhammad Rian Padhila

Page 104: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

PEDOMAN WAWANCARA

Hari / Tanggal :

Yang di wawancarai :

Jabatan :

Tempat :

Yang mewawancarai :

A. Supervisi Klinis

1. Apakah bapak membicarakan bersama guru mengenai apa saja yang akan di

observasi?

2. Apakah bapak menciptakan suasana akrab antara supervisor dengan guru?

3. Bagaimana hubungan bapak dengan para guru dan karyawan di sekolah ini?

4. Apakah bapak menjelaskan kepada guru mengenai tujuan pelaksanaan supervisi

klinis ini?

5. Apakah bapak mencatat berapa banyak siswa yang memberikan respon terhadap

pertanyaan guru?

6. Apakah cara mengajar guru sudah sesuai dengan apa yang bapak harapkan?

7. Apakah guru memberikan tugas-tugas latihan kepada murid?

8. Apakah bapak mendiskusikan hasil observasi kepada guru?

9. Apakah bapak menanyakan kepada guru mengenai hasil mengajarnya?

10. Bagaimana perasaan guru setelah di observasi cara mengajarnya?

11. Apakah bapak membuat catatan yang lengkap mengenai kejadian-kejadian di kelas?

12. Apakah banyak hal-hal yang perlu diperbaiki oleh guru mengenai cara mengajarnya?

B. Kinerja Guru PAI

13. Usaha apa yang Bapak lakukan dalam meningkatkan kinerja guru dalam mengajar?

14. Apa yang diusahakan oleh guru dalam meningkatkan kinerjanya kedepan?

15. Metode pengajaran apa saja yang biasa guru terapkan dalam pembelajaran PAI?

16. Bagaimana sikap siswa ketika pelajaran PAI sedang berlangung?

Page 105: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

17. Problem apa saja yang guru hadapi didalam pelaksanaan pengajaran PAI?

18. Apakah kinerja guru PAI lebih baik ketimbang kinerja guru umum lainnya?

19. Apakah guru-guru PAI selalu menggunakan media/sumber belajar ketika proses

mengajar?

20. Apakah guru-guru PAI selalu memberikan motivasi kepada siswa agar semangat

dalam menerima pengajaran PAI?

21. Apakah guru-guru PAI selalu memberikan tauladan yang baik kepada murid-

muridnya?

22. Bagaimana dampak supervisi terhadap kinerja guru PAI?

Page 106: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

PEDOMAN WAWANCARA

Hari / Tanggal :

Yang di wawancarai :

Jabatan :

Tempat :

Yang mewawancarai :

A. Supervisi Klinis

1. Apakah Bapak/Ibu bersama kepala sekolah membuat kesepakatan tentang hal-hal

yang akan di observasi?

2. Apakah Bapak/Ibu dengan kepala sekolah melakukan komunikasi secara akrab dan

terbuka?

3. Apakah Kepala sekolah selalu menghargai Bapak/Ibu?

4. Apakah kepala sekolah menjelaskan tujuan pelaksanaan supervisi klinis?

5. Apakah kepala sekolah menetapkan waktu/jadwal kegiatan observasi?

6. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai pelaksanaan supervisi klinis?

7. Apakah pelaksanaan supervisi klinis ini dapat meningkatkan kinerja guru,

khususnya untuk guru-guru PAI?

8. Bagaimana perasaannya ketika kepala sekolah sedang mengobservasi kinerja

mengajar Bapak/Ibu?

9. Apakah kepala sekolah mendokumentasikan perilaku/interaksi guru dan siswa

dalam proses pembelajaran?

10. Apakah kepala sekolah mengamati proses kinerja mengajar guru?

11. Apakah kepala sekolah menanyakan perasaan guru setelah melakukan proses

pembelajaran?

12. Apakah kepala sekolah melakukan analisis terhadap hasil observasi?

13. Apakah kepala sekolah memberitahu hasil analisisnya kepada guru?

14. Apakah kepala sekolah memberikan masukan kepada Bapak/Ibu mengenai kinerja

mengajar yang lebih baik?

15. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah mengetahui hasil analisis pembelajaran?

Page 107: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

16. Apakah kepala sekolah menanyakan kesan guru terhadap pembelajaran yang telah

dilaksanakan?

17. Apakah pelaksanaan supervisi klinis ini sangat penting untuk dilaksanakan?

18. Apakah pelaksanaan supervisi klinis dapat memecahkan masalah-masalah yang

dihadapi guru pada proses pembelajaran?

19. Apakah pelaksanaan supervisi klinis dapat memberikan manfaat untuk Bapak/Ibu?

20. Apakah kepala sekolah sudah baik dalam menjalankan tugasnya sebagai supervisor

pada pelaksanaan supervisi klinis?

Page 108: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

PEDOMAN WAWANCARA

Hari / Tanggal : Senin, 29 September 2014

Yang di wawancarai : Dra. Hj. Sri Triana Pranawingrum

Jabatan : Wakil Kepala Sekolah / Bid. Kurikulum

Tempat : Ruang wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 98 Jakarta

Tujuan : Untuk mengetahui pendapat supervisor tentang kegiatan supervisi

klinis yang telah dilakukan dan hasil dari pelaksanaan supervisi

tersebut.

1. Apakah ibu membicarakan bersama guru mengenai apa saja yang akan di

observasi?

Jawab:

Iya, karena saya memberikan formatnya sehingga guru menjadi tahu apa saja yang

akan kita lihat didalam kelasnya nanti.

2. Apakah ibu menciptakan suasana akrab antara supervisor dengan guru?

Jawab:

Iya, memang harus akrab supaya guru tidak merasa disalahkan atau dijatuhkan.

Jadi harus dalam suasana akrab.

3. Bagaimana hubungan ibu dengan para guru dan karyawan di sekolah ini?

Jawab:

Hubungan saya sangat baik dengan para guru dan karyawan di sekolah.

4. Apakah ibu menjelaskan kepada guru mengenai tujuan pelaksanaan supervisi

klinis ini?

Jawab:

Iya, saya menjelaskan. Karena tujuan supervisi klinis ini untuk perbaikan cara

mengajar guru dikelas dan beberapa hal disitu.

5. Apakah cara mengajar guru sudah sesuai dengan apa yang ibu harapkan?

Jawab:

Cara mengajar guru banyak yang sudah sesuai, hanya perlu beberapa variasi

metode yang perlu dilakukan oleh guru tersebut.

6. Apakah guru memberikan tugas-tugas latihan kepada murid?

Page 109: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

Jawab:

Iya, guru selalu memberikan tugas-tugas latihan kepada murid disaat proses

pembelajaran.

7. Apakah ibu mendiskusikan hasil observasi kepada guru?

Jawab:

Iya mendiskusikan, supaya guru tahu bahwa hasil yang sudah saya amati dari kelas

itu kemudian ada kekurangan-kekurangannya sehingga guru tahu apa yang harus

diperbaikinya.

8. Bagaimana perasaan guru setelah di observasi cara mengajarnya?

Jawab:

Perasaannya baik, karena ada beberapa hal yang mungkin selama ini tidak disadari

untuk dilakukan begitu kita lihat dan amati sehingga menyadari ada kekurangannya

disitu.

9. Apakah ibu membuat catatan yang lengkap mengenai kejadian-kejadian di

kelas?

Jawab:

Kalau kejadian-kejadian dikelas hanya secara garis besarnya saja jadi tidak secara

detail karena yang kita amati hanya metode dan modelnya, kalau materi kita yakin

beliau sudah bisa sehingga kita hanya mengamati tehnik-tehnik yang perlu

dikembangkan yang kita perhatikan.

10. Apakah banyak hal-hal yang perlu diperbaiki oleh guru mengenai cara

mengajarnya?

Jawab:

Tidak banyak, mungkin hanya seperti variasi media kemudian seperti tehnik

bertanyanya perlu ditingkatkan kemudian memancing pertanyaan siswa.

11. Manfaat apa yang didapat dari pelaksanaan supervisi klinis untuk kinerja

guru?

Jawab:

a. Biasanya guru akan mencoba mencari media yang tepat untuk di tunjukkan

kepada murid, seperti menggunakan video.

b. Guru bisa lebih kreatif untuk mencari media yang lain dan juga dapat memilih

metode-metode yang tepat untuk diterapkan didalam pembelajaran.

c. Guru dapat meningkatkan kinerja mengajarnya melalui pelaksanaan supervisi

klinis ini.

Page 110: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

12. Dalam melaksanakan supervisi klinis pihak mana saja yang ikut terlibat?

Jawab:

Dalam pelaksanaan supervisi klinis yang terlibat adalah saya sebagai supervisor

dan terkadang juga dengan kepala sekolah.

13. Kendala dan hambatan dalam pelaksanaan supervisi klinis bagi seorang guru?

Jawab:

a. Biasanya guru yang mau di supervisi itu suka tegang jadi harus ada persiapan

yang bagus supaya nanti hasilnya bagus juga.

b. Kemampuan IT yang kurang sehingga guru PAI sangat jarang sekali

menggunakan media pembelajaran disaat proses pembelajaran.

14. Usaha apa yang ibu lakukan dalam meningkatkan kinerja guru dalam

mengajar?

Jawab:

Usaha yang dilakukan adalah mengirim guru untuk mengikuti pelatihan mengenai

metode yang diperlukan oleh beliau, kemudian kami melakukan supervisi tidak

hanya satu kali tapi dua kali dalam satu tahun.

15. Apa yang diusahakan oleh guru dalam meningkatkan kinerjanya kedepan?

Jawab:

Biasanya guru kalau sekolah mengirimkan beliau untuk mengikuti pelatihan dia

harus mau berangkat, kemudian harus memperbaiki kemampuan IT nya, kemudian

karena beliau guru agama tentu pengalamannya diluar juga diperlukan.

16. Metode pengajaran apa saja yang biasa guru terapkan dalam pembelajaran

PAI?

Jawab:

Biasanya menggunakan praktek di musholah, seperti menghafalkan surat-surat

pendek dengan model permainan itu sangat menyenangkan bagi siswa.

17. Bagaimana sikap siswa ketika pelajaran PAI sedang berlangung?

Jawab:

Kalau menggunakan model game pasti senang siswanya, tapi kalau mendengarkan

ceramah biasanya mereka bosan, makanya guru harus bervariasi dalam mengajar.

18. Problem apa saja yang guru hadapi didalam pelaksanaan pengajaran PAI?

Jawab:

Problemnya adalah media, karena di sekolah ini medianya terbatas sehingga

penggunaan media ini yang masih kurang.

Page 111: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

19. Apakah kinerja guru PAI lebih baik ketimbang kinerja guru umum lainnya?

Jawab:

Rata-rata sama kualitas mengajarnya antara kinerja mengajar guru PAI dan juga

kinerja mengajar guru umum lainnya.

20. Apakah guru-guru PAI selalu menggunakan media/sumber belajar ketika

proses mengajar?

Jawab:

Kalau sumber belajar salalu menggunakan seperti model cerita kemudian model

permainan, tapi kalau media hambatannya ada disitu.

21. Apakah guru-guru PAI selalu memberikan motivasi kepada siswa agar

semangat dalam menerima pengajaran PAI?

Jawab:

Iya, semua guru saya rasa begitu. Kita harus memberikan motivasi didalam

pembelajaran khususnya pada pembelajaran PAI.

22. Apakah guru-guru PAI selalu memberikan tauladan yang baik kepada murid-

muridnya?

Jawab:

Selama ini guru PAI selalu memberikan teladan yang baik kepada murid-muridnya

dan juga tidak ada guru PAI yang bermasalah disini.

23. Bagaimana dampak supervisi terhadap kinerja guru PAI?

Jawab:

Ada peningkatan mengenai metode walaupun itu tidak terlalu besar karena

supervisi klinis itu tidak boleh dlakukan hanya sekali tapi harus berulang-ulang kali

sehingga dapat menghasilkan kinerja guru yang lebih baik lagi.

Jakarta, 29 September 2014

Interviewer Interviewee

Muhammad Rian Padhila Dra. Hj. Sri Triana Pranawingrum

Page 112: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

PEDOMAN WAWANCARA

Hari / Tanggal : Selasa, 23 September 2014

Yang di wawancarai : Idi Supriyadi, S. Pd. I

Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam

Tempat : Ruang Audio SMP Negeri 98 Jakarta

Tujuan : Untuk mengetahui pendapat guru model tentang kegiatan supervisi

klinis yang telah dilakukan dan hasil dari pelaksanaan supervisi

tersebut.

1. Apakah Bapak bersama kepala sekolah/supervisor membuat kesepakatan

tentang hal-hal yang akan di observasi?

Jawab:

Ya, ada kesepakatan antara kami dengan kepala sekolah terkait hal-hal yang akan

di observasi pada pelaksanaan supervisi klinis.

2. Apakah Bapak dengan kepala sekolah/supervisor melakukan komunikasi

secara akrab dan terbuka?

Jawab:

Ya, kami selalu berkomunikasi dengan kepala sekolah dengan akrab dan terbuka.

3. Apakah Kepala sekolah/supervisor selalu menghargai Bapak?

Jawab:

Ya sangat menghargai, bahkan menjunjung untuk memajukan pendidikan agama

islam di sekolah ini.

4. Apakah kepala sekolah/supervisor menjelaskan tujuan pelaksanaan supervisi

klinis?

Jawab:

Ya, kepala sekolah menjelaskan apa itu tujuan pelaksanaan supervisi klinis.

5. Apakah kepala sekolah/supervisor menetapkan waktu/jadwal kegiatan

observasi?

Jawab:

Page 113: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

Ya ditentukan waktunya, Biasanya jadwal itu dibuat seminggu sebelum observasi,

kemudian kepala sekolah memberikan tugas itu kepada wakil kepala sekolah.

6. Bagaimana pendapat Bapak mengenai pelaksanaan supervisi klinis?

Jawab:

Menurut saya supervisi klinis itu sangat diperlukan bagi guru untuk perbaikan

proses kegiatan belajar mengajar di kelas.

7. Apakah pelaksanaan supervisi klinis ini dapat meningkatkan kinerja guru,

khususnya untuk guru PAI?

Jawab:

Ya, pelaksanaan supervisi klinis ini sangat membantu dalam meningkatkan kinerja

guru khususnya untuk guru PAI.

8. Bagaimana perasaannya ketika kepala sekolah/supervisor sedang

mengobservasi kinerja mengajar Bapak?

Jawab:

Pada saat kepala sekolah mengobservasi kinerja mengajar saya, perasaan saya

biasa-biasa saja karena kami biasa berkomunikasi dengan pimpinan.

9. Apakah kepala sekolah/supervisor mendokumentasikan perilaku/interaksi

guru dan siswa dalam proses pembelajaran?

Jawab:

Benar, kepala sekolah mendokumentasikan perilaku/interaksi guru dan siswa

dalam proses pembelajaran, baik berupa catatan ataupun dengan mengambil

gambarnya.

10. Apakah kepala sekolah/supervisor mengamati proses kinerja mengajar guru?

Jawab:

Ya, kepala sekolah selalu melihat dan mengamati proses kinerja mengajar guru

pada saat pelaksanaan supervisi klinis.

11. Apakah kepala sekolah/supervisor menanyakan perasaan guru setelah

melakukan proses pembelajaran?

Jawab:

Benar, kepala sekolah menanyakan dan timbal baliknya itu sebagai koreksi untuk

guru agar pada saat pertemuan berikutnya guru itu benar-benar siap dengan

materi yang akan disampaikan.

12. Apakah kepala sekolah/supervisor melakukan analisis terhadap hasil

observasi?

Page 114: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

Jawab:

Ya, pada saat guru melaksanakan tugas mengajar dan diamati oleh kepala sekolah

setelah itu pada saat pertemuan berikutnya diberitahukan analisis hasil

observasinya.

13. Apakah kepala sekolah/supervisor memberitahu hasil analisisnya kepada

guru?

Jawab:

Ya, disampaikan dengan melalui lewat penilaiannya dan untuk penilaiannya itu

kepala sekolah biasanya memberikan wewenang kepada wakil kepala sekolah,

baik wakil kurikulum, wakil kesiswaan dan staff lainnya yang sudah senior.

14. Apakah kepala sekolah/supervisor memberikan masukan kepada Bapak

mengenai kinerja mengajar yang lebih baik?

Jawab:

Kadang-kadang ada masukan juga dari kepala sekolah mengenai kinerja mengajar

saya, karena dengan adanya masukan dari kepala sekolah itu bisa meningkatkan

kinerja mengajar saya yang lebih baik lagi.

15. Bagaimana perasaan Bapak setelah mengetahui hasil analisis pembelajaran?

Jawab:

Perasaan saya senang, karena dengan adanya analisis pembelajaran dapat

berguna untuk perbaikan proses belajar mengajar.

16. Apakah kepala sekolah/supervisor menanyakan kesan guru terhadap

pembelajaran yang telah dilaksanakan?

Jawab:

Iya ditanyakan kepada guru, maka guru itu lewat observasi kepala sekolah dan

juga lewat supervisinya ditanyakan kesannya terhadap pembelajaran yang telah

disampaikannya.

17. Apakah pelaksanaan supervisi klinis dapat memecahkan masalah-masalah

yang dihadapi guru pada proses pembelajaran?

Jawab:

Pada pelaksanaan supervisi klinis sebagian dapat memecahkan masalah-masalah

yang dihadapi guru pada proses pembelajaran di kelas.

18. Apakah pelaksanaan supervisi klinis dapat memberikan manfaat untuk

Bapak? Dan apa manfaatnya?

Jawab:

Page 115: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

Manfaat dari pelaksanaan supervisi klinis sangat banyak, diantaranya adalah

untuk perbaikan proses kegiatan belajar mengajar, pelaksanaan supervisi klinis

bisa meningkatkan kinerja guru, kemudian memotivasi guru dan siswa dalam

kegiatan belajar.

19. Apakah kepala sekolah/supervisor sudah baik dalam menjalankan tugasnya

sebagai supervisor pada pelaksanaan supervisi klinis?

Jawab:

Secara umum kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya sebagai supervisor

sudah dapat dinilai baik, karena setiap satu semester itu ada pelaksanaan

supervisi klinis.

20. Kendala dan hambatan dalam pelaksanaan supervisi klinis bagi seorang

guru?

Jawab:

a. Sarananya yang masih kurang, khususnya dalam pengadaan alat media

pembelajaran, sehingga guru PAI sangat jarang sekali dalam menggunakan

media pembelajaran disaat proses pembelajaran.

b. Terkendalanya waktu pelaksanaan supervisi klinis, terkadang waktu sudah

ditetapkan untuk pelaksanaannya namun karena ada agenda lain di sekolah

sehingga pelaksanaan supervisi klinis tersebut dibatalkan, padahal dalam hal

ini guru sudah menyiapkan semuanya,

Jakarta, 23 September 2014

Interviewer Interviewee

Muhammad Rian Padhila Idi Supriyadi, S. Pd. I

Page 116: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

DAFTAR REFERENSI

Nama : Muhammad Rian Padhila

Judul : Pelaksanaan Supervisi Klinis untuk Meningkatkan Kinerja GuruPAI di SMP Negeri 98 Jakarta

Dosen Pembimbing : Drs. Masan AF, M.Pd

No BABNomor

FootnoteHlm

SkripsiREr'RENSI

ParafPmbimbing

I

1

I 2Departemen Agama R.l, Al-fur'an danTerjemahnya, (Jakarta: CV. Naladan4 2004), h.r95 ltut

2 I J

B. Suryozubroto, Manajemen Pendidikan diSektloh, (Jakarta: Rineka Cipt4 2010), Cet.2,h.183

/

J

2

I 7Rugaiyah dan Atiek Sismiati, ProfesiKependidilmn, @ogor: Ghalia Indonesia, 2011), h.

99 74 2 7

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Supervisi,(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), h. 38

5 a., 8

fui H. Gunawan, Administrasi Sekolah:A&nini strasi P endidikan Mikro, (Jakarta: PTRineka Cipt4 1996), h.2A7

6 4 8

Ngalim Purwanto, Administrasi dan SupervisiPendidiksn, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1992),h.9t /i.u-t

7 5 IMade Pidart4 Pemikiran Tentang SupervisiPendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 249-254

I

8 6 9Ibrahim Bafadal, Supervisi Pengajaran: Teori danAplilmsinya Dalam Membina Profesiornl Guru,(Jakarta:Bumi Aksar4 1992), h. 90

9 7 9 Ngalim Purwanto, op. Cit., h. 9010 8 9 Ari H. Gunawan, op. Cit., h.2071l 9 l0 Made Pidarta, op. cit. h.250-251t2 t0 ll Ngalim Purwanto, op. cit., h. 91

l3 11 llSyaiful Sagala, Administrasi PendidikanKontemparer, @andung: Alfabeta, 2Al2), cet. 6, h.248

t4 t2 1l Made Pidarta, op. cit., h.25115 l3 t2 Ibrahim Bafadal, op. cit., h. 91

16 t4 l3 Syaiful Sagala, op. cit., cet. 6, h.247-248

Page 117: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

l3Jerry H. Makawimbang Supervisi Klinis Teori danPengakurannya : Anali si s di Bidang P endidikan,(Bandung: Alfabeta, 2AB), h. 35-36

Ibid., h. 32-33

Piet A. Sahertian, Konsep Dasar & TefuikSupervisi P endidikan : Dalam RangkaPengembangan Sumber Daya Mamtsia, (Jakarta:Rineka Cipta, 2000), h. 39

Jamal Ma'mur Asmani, Tips Efehf SupertisiP endidilcai Sekolah, (Iogiakarta: DIVA Press,2012),h.712Ierry H. Makawimbang, op. cit., h. 39Ibrahim Bafadal, op. cit., h. 96

Soajipto & Raflis Kosasi, Profesi Keguruan,(Jakarta: PT Rineka Cipt4 20A4), Cet. 2,h.249Jamal Ma'mur Asmani, op. cit., h. I 13

Jerry H. Makawimbang, op. cit., h. 40

Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontelcstual,(Jakarta: Rineka Cipta, 2OO9), h. 133-134

Ibrahim Bafadal, op. cit., h. 99-100Ibid., h. 102

Jerry H. Makawimbang, op. cit.,h. 42

Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pembelajarandan Pengembangan Kapasitas Guru:Memberdayakan P engawa s Se bagai GurunyaGuru, @andung: Alfabet4 z}13),h.57Pupuh Fathurrohman dan AaSwyan4 GuruProfesiorwl, @andung: PT Refika Aditama, 2012\,h.27

Rusman, Mode l-Model Pembelajaran :Mengembanglmn Profe siornlisme Guru, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 50

Abdullah Munir, Menjadi Kepala Sekolah Efehif(Jogiakarta: Ar-Ruzz Mediq 2010), Cet. 3, h. 30

A A, Anwar Prabu Mangkunegara, EvaluasiKinerja SDM, @andung: PT Refika Aditam42006), Cet.2,h.9Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidilmn,@andung: PT Refika Aditamq 2010), h.176Barnawi & Mohammad Arifrn, Kinerja GuruProfe si onal : Instrumen Pembinaan, P eningkatan& Penilaian, (Jogiakarta: Ar-Ruzz Media, 2Ol2),ht4Rusman, op. cit., h. 50Fupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, op. cit., h.3l

Page 118: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

Piet Sahertian dan Ida Aleida Sahertian, SupervisiPendidilmn dalam Rangla Prograrn InserviceEducafion, (Jakarta: PI Rineka Cipta), h. 5

Oemar Hamalik, P erencanaan Pengaj aran :B erfusarlran P endelmtan Si stem, (Jakarta: BumiAksara, 2009), Cet. 8, h. 43

Muhibbin Syah, Psikologr Pendidilmn dengunP endekatan Baru, (Bandung: Remaj a Rosdakarya,1997), Cet. 3, h.229Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, op. cit., h.

16

Kunandar, Guru Profe sional . Implementasi KTSPdan Sukses dalarn Sertifilmsi Guru, (Jakarta:PTRaja Grafindo Persada, 20A7),h.75Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan, KemampuanDasar Guru Dalam Prases Belajar Mengajar,

1991), h. t4-21Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru:Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori donPrahik, (Jakarta: Kencana, 201 l), h. 30-3 ITrianto dan Titik Triwulan Tutik, Sertifikasi Gurudm Uptya Peningkatan Kualitas Kompetensi &Ke se.jahte raan, (Jakarta: Prestasi PustakaPublisher, 2007\, h. 7 2-7 6

jen Musfatq op. cit., h. 54

A. Samana, Profesiornlisme Keguruan,(Yogyakaaa: Kanisius, 1994), h. 6l-68Kunandar, op. cit., h. 77

Fachruddin Saudagar dan AIi Idrus,Pengembangan Profe sionalitas Cnru, (Jakarta:Gaung Persada Press, 2009), h. 63

Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan EtikaProfesi Garu, @andung: Alfabeta, 2013), Cet. 3,h.24Kartini Kartino, Menyrapkan dan MemadukanKarir. (CVRaiawali- 1985) h.22-29A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, MarmjemenSumber Duya Marrusia Perusahaan, @andung:PT. Remaja Rosda Karya, 2000), h. 68

E. Mulyas4 Implementasi Kurikulum 2004:Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung: PTRemaja Rosdakarya, 2006), Cet. 4, h. 99

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, op. cit., Cet.2,h. 13

Page 119: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

3254Sahilun A. Nasir, Peranan Pendidikm qgamaterhadap peme cahan prob lema remaj a, (Jakarta:Kalam Mulia, 2AAZ), Cet. 2, h. llSudirman, dtrk.Ilmu Pendidilmn, @andung: PTRemaja Rosdakarya, 1988), Cet. 2, h. 5

M. Basyiruddin Usman, Metodologi PembelajaranAgotna Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 4

Zakiah Daradjat, Ilrru Pendidil<an Islam, (Jakarta:Bumi Aksar4 2011), Cet. 9, h. 87

Abdul Majid dan Dian Andayani, PendidilmnAgama Islam Berbasis Kompetensi, @andung: PTRemaja Rosdakary4 2AO4),h. 132

Sahilun A. Nasir, op. cit., Cet.2, h. 11-12ZaktahDaradiat, op. cit., h.86Abdul Majid dan Dian Andayani, op. cit., h. 132

Depdiknas, Standar Kompetensi Mata PelajaranPendidilran Agama Islam Sekolah MenengahPertama dnn Madrasah Tsanawiyah. (Jakarta:Depdiknas, 2003), hlm. 8

Muhaimin, P engembangan Kurikulum P endidikanAgama Islam: di Selealah, Madrasah danPerguruan Tinggi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009),h51Departemen Agama RJ, Al-Qur'an danTerjemahnya, (Jakarta: CV Naladana, 2004), h.805Ahmad Susanto, Teori Belajar don Pembelajarandi Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013), h.

292-295

Faisyal Mahdi, "Pelaksanaan supervisi klinis padaguru bidang studi rumpun agama Islam diMadrasah Tsanawiyah Darul Ma'arif PringapusKab. Semarang tahun pelajaran 201312014",Skripsi pada Sl Sekolah Tinggi Agama IslamNegeri Salatiga, Salatiga" 2014, h. 70.

Wita Ristyani, "IJsaha Kepala Sekolah dalamMelaksanakan Supervisi Klinis (Studi Kasus diSMA tm Yogyakarta)", Skripsi pada Sl UINSunan KalljagaYogyakarta, YogyakartU 20A9

Hendra Faizal, "Supervisi Klinis dalamMengantisipasi Konflik di SMP IslamiyahSawangan Depok", Skripsi pada S1 UIN SyarifHidayatullah Jakarta, Iakart4 2006, h. 7 5

Page 120: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

73

J

I 54Nana Syaodih Sukmadinat4 Metode PenelitianPendidilmn, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2012), Cet. 8, h. 54

74 2 54S. Margono, Metde Penelitian Pendidilan,(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 36 l

75 J 55Samiaj i Sarosa, P ene litian Kualitatif Dasar-Dasar,(Jakarta: PTIndeks, 20l2\,h. 115 I

76 4 55Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan:Pendelmtan Kuantitat$ KualilatiJ dsn R&D,@andung: Alfabetq 2008), Cet. 6, h.297-298

77 5 55 Ibid.. h.308 *\78 6 56 S. Margono.op- cit., h. 158 \

79 7 56Haris Herdiansyah. Metodologi PenelitianKaalilatif untuk llrmt-Ilmu Sosial, (Jakarta:Salemba Humanika, 2012\, Cet. 3, h. 132

Y\'t\80 8 57 Ibid., Cel3, h. 118

8l 9 58 Ibid,h. tlg82 10 6l Sugiyono, op. cit., cet. 6, h.329

83 11 62Samiaj i Sarosa, P ene li tian Kualitatif: Dasar-Dasar, (Jakarta: Indeks, 2Al2\, h. 62-63

84 t2 63 Sugiyono, op. cit., cet. 6, h.337

85

4

I 74Hasil Wawancara dengan guru PAI di SMP Negeri98 Jakarta pada tanggal 23 Septemb er 2014 )

86 2 75Hasil Wawancara dengan Supervisor di SMPNegeri 98 Jakarta pada tanggal 29 September 2014

87 J 76Pupuh Fathurrohman dan AaSuryan4 GuruProfesional, @andung: PT Refika Aditam4 2012),h. 16

r T

88 4 77Hasil Wawancara dengan guru PAI di SMP Negeri98 Jakarta pada tanggal 29 September 2Al4

89 5 77Hasil Wawancara dengan Supervisor di SMPNegeri 98 Jakarta pada tanggal 29 September 2014

Menyetujui,DosenPembimbing

Drs. Masan AF, M.PdNIP. 19510716198103 I 005

Page 121: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

KEMENTERIAN AGAIUAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H" Juada No 95 Cipnat 15412lndo,ne€Sa

FORM (FR)

No. Dokumen ' FITK-FR AfrQfi1Tgl. Terbit : 1 Maret 2010No. Revisi: : 01

Hal 1t1

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

Nomor : Un.Olff . llKM .01 3 ldtE20l4Lamp. : -Hal : Bimbingan Skripsi

Jakart4 09 Mei 2014

KepadaYth.

MasanAF, M. PdPembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif HidayatullahJakarta.

As s alamu' al ailatm wr.w b.

Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:

menjadi pembimbing I/II

Muhammad Rian Padhila

I 1 1001 1000064

Pendidikan Agama Islam

VIII (Delapan)

Upaya Meningkatkan Kinerja Guru dalam Melaksanakan

Supervisi Klinis di MTs Islamiyah Sawangan

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 12

Desember 2013, abstraksr/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahanredaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohonpembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.

Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapatdiperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Woss al amu' alaihtm wr.w b.

Agama Islam

MajidKhon, M.Ag80707 198703 1 005

Nama

NIM

Jurusan

Semester

Judul Skripsi

Tembusan:l. DekanFITK2. Mahasiswaybs.

Page 122: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

KEMENTERIAN AGAMA

"ffi utN JAKARTA

i WF-i li'#,,,"*, r" ss cipltat 10412 t*onesia

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082

Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

No. Revisi: : 01

Hal 1t1

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

Nomor : Un.01 /F. 1/KM.01 .St k".pJZAMLamp. : Outtine/ProposatHal : Permohonan lzin Penelitian

Tembusan:1. Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan

Jakarta, 16 September 2014

Kepada Yth.

Kepala SekolahSMP Negeri 98 Jakartaf,:Ui

Tempat

A ssal amu' al aiku m wr.wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama : Muhammad Rian Padhila

NIM :1110011000064

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Semester : lX (Sembilan)

Judul Skripsi : Pelaksanaan Supervisi Klinis untuk Meningkatkan Kinerja

Guru PAI di SMP Negeri gB Jakarta

adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakartayang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) diinstansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.

Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebutmelaksanakan penelitian dimaksud.

Ates perhatian dan kerja sarna Saudara, karni r.rcapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum wr.wb. , I

lslam

. . . DIL'H./Abdul Ma.1id Khon, M.Ag'f NrP. r9s8o7o7 t987o3 I oos

-.s

,Dekan

Page 123: PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26611/3/MUHAMMAD... · supervisi klinis adalah masalah waktu pelaksanaan supervisi

JA'{{ E {iA

#PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAIGR'TA

DINAS PEI\IDIDIKAF{SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI gS JAKARTA

Jln. RayaDepok Lenteng Agung Jagakarsa Telp. 021-7g67633JAKARTA SELATAN

KodePos 12610

SURAT KETERANGAN

Nomor : 293 /08l.l l l

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala sMp Negeri 9g Jakarta, dengan

ini menerangkan bahwa:

nama

NIM

JUrUSan

je4yang

: Muhammad Rian Padhila

:1110011000064

: Pendidkan Agama Islam

: Strata Satu (S1)

Adalah benar nama tersebut di atas telah mengadakan penelitian di SMp

Negeri 98 Jakart4 guna mendapatkan data yang diperlukan, sebagai bahan dalam

penyusunan Skripsi yang berjudul : Pelaksanaan Supervisi Klinis untukMeningkatkan Kinerja Guru PAr di SMp Negeri 9g Jakarta, sesuai surat

permohonan nomor :un.0 I /F. I /tr(M .01.3 lx,lz}l 4 angenl I 6 september 2ol 4.

Demikian surat keterangan

dipergunakan sebagaimana mestinya.

dibuat dengan sebenarnya, untuk

, SMPN 98 Jakarta