71
Penggabungan Usaha Definisi Penggabungan Usaha adalah salah satu strategy dari aktivitas perluasan usaha yang banyak dilakukan. Berdasarkan PSAK No. 22, penggabungan usaha (business combination) adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali atas aset dan operasi perusahaan lain. Penggabungan usaha dibagi menjadi dua, yaitu Merger dan Akuisisi. Dari definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penggabungan usaha merupakan usaha pengembangan atau perluasan perusahaan dengan cara menyatukan perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain menjadi satu kesatuan ekonomi. Bentuk Penggabungan Usaha Berdasarkan PSAK No. 22, terdapat dua jenis penggabungan usaha yaitu: 1. Akuisisi (acquisition) adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendalai atas aktiva netto dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham. 2. Penyatuan Kepemilikan (uniting of interest/pooling of interest ) adalah suatu penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan yang bergabung bersama-sama menyatukan

Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pelaporan dan Akuntansi Keuangan

Citation preview

Page 1: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

Penggabungan Usaha

Definisi

Penggabungan Usaha adalah salah satu strategy dari aktivitas perluasan usaha yang

banyak dilakukan. Berdasarkan PSAK No. 22, penggabungan usaha (business combination)

adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi

karena satu perusahaan menyatu dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali atas aset

dan operasi perusahaan lain. Penggabungan usaha dibagi menjadi dua, yaitu Merger dan

Akuisisi.

Dari definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penggabungan usaha

merupakan usaha pengembangan atau perluasan perusahaan dengan cara menyatukan

perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain menjadi satu kesatuan ekonomi.

Bentuk Penggabungan Usaha

Berdasarkan PSAK No. 22, terdapat dua jenis penggabungan usaha yaitu:

1. Akuisisi (acquisition) adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu

perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendalai atas aktiva netto dan

operasi perusahaan yang diakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva tertentu,

mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham.

2. Penyatuan Kepemilikan (uniting of interest/pooling of interest) adalah suatu

penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan yang bergabung

bersama-sama menyatukan kendali atas seluruh, atau secara efektif seluruh aktiva

neto dan operasi kendali perusahaan yang bergabung tersebut dan selanjutnya

memikul bersama segala resiko dan manfaat yang melekat pada entitas gabungan,

sehingga tidak ada pihak yang dapat diidentifikasi sebagai perusahaan pengakuisisi

(acquirer).

Page 2: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

Penyebab Melakukan Penggabungan Usaha

Tentu banyak kemungkinan penyebab mengapa melakukan penggabungan usaha,

diantara banyaknya kemungkinan yang ada, berikut adalah kemungkinan penyebab

yang paling umum:

1. Investment Profitability. Melakukan investasi pada perusahaan yang sehat dan

memiliki tingkat profitability yang tinggi adalah salah satu alasan mengapa

penggabungan usaha adalah pilihan perluasan usaha. Dengan berinvestasi pada

perusahaan yang profitable, maka perusahaan akan berkesempatan untuk ikut

menikmati keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan investee.

2. Business Diversification. Diversifikasi usaha (business diversification) adalah

strategy lainnnya yang banyak ditempuh. Dengan menguasai berbagai bidang usaha

yang berbeda-beda akan membuka kesempatan untuk memperoleh laba yang lebih

banyak lagi dalam business.

3. Business Scale. Peningkatan skala perusahaan (business scale) adalah alasan lain

mengapa dilakukan penggabungan usaha. Setelah penggabungan terjadi, tentu asset

perusahaan akan bertambah, kapasitas bertambah, jangkauan pasar akan lebih luas

dan yang tentunya akan diikuti oleh peningkatan omset, integrasi dari peningkatan

itulah yang akan menyebabkan skala perusahaan menjadi bertambah besar.

4. Risk Reduction. Tidak mungkin menghilangkan resiko dari sebuah bisnis, yang

mungkin adalah berusaha me-manage resiko yang ada, tentunya dengan berbagai

strategi yang diterapkan. Menjalankan satu usaha saja, disamping kesempatan untuk

memperoleh gain yang lebih besar menjadi lebih terbatas (dibandingkan jika

melakukan diversifikasi), juga sama artinya dengan menaruh bisnis pada potensi

resiko tanpa jalan keluar. Dengan ekspansi usaha diharapkan resiko akan lebih

tersebar sehingga akan menjadi lebih ringan, atau resiko kerugian pada perusahaan

yang satu, mungkin akan bisa ditutup oleh perusahaan lain yang dimiliki.

5. Controlling Power Gain. Ini adalah satu alasan khas mengapa suatu perusahaan

melakukan penggabungan usaha. Bisa dikatakan alasan inilah yang paling

mendominasi. Ada berbagai kemungkinan alasan mengapa suatu perusahaan ingin

mendapatkan kendali atas perusahaan lain, diantaranya:

Page 3: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

a. Market Penetration. Hal ini biasanya dilakukan oleh perusahaan-

perusahaan besar yang mengalami kesulitan untuk memasuki suatu area

pasar tertentu.

b. Supplies Sustainability. Ini biasanya dilakukan oleh perusahaan besar yang

mengalami kesulitan supply akibat raw material dikuasai oleh perusahaan

lain. Untuk memastikan sustainability supplies, perusahaan tidak memiliki

pilihan lain selain membeli perusahaan tersebut.

c. Technology Advancement. Banyak perusahaan yang invest karena

perusahaan investee memiliki technology yang dianggap unggul dan mampu

menopang kelangsungan businessnya.

d. Reducing Competition. Menguasai perusahaan kompetitor adalah salah satu

strategi untuk memenangkan persaingan.

Merger

Merger merupakan suatu strategi bisnis yang diterapkan denganmenggabungkan

antara dua atau lebih perusahaan yang setuju menyatukankegiatan operasionalnya dengan

basis yang relatif seimbang, karena merekamemiliki sumber daya dan kapabilitas yang secara

bersama-sama dapatmenciptakan keunggulan kompetitif yang lebih kuat (Hitt, et.al., 2001).

Sedangkan menurut Brian Coyle (2000) merger dapat diartikan secara luas maupun sempit.

Dalam pengertian yang luas, merger juga menunjukpada setiap bentuk pengambilalihan suatu

perusahaan oleh perusahaanlainnya, pada saat kegiatan usaha dari kedua perusahaan

tersebutdisatukan. Pengertian yang lebih sempit merujuk pada dua perusahaandengan ekuitas

hampir sama, menggabungkan sumber-sumber daya yangada pada kedua perusahaan menjadi

satu bentuk usaha. Pemegang sahamatau pemilik dari kedua perusahaan sebelum merger

menjadi pemilik darisaham perusahaan hasil merger, dan top manajemen dari kedua

perusahaantetap menduduki posisi senior dalam perusahaan setelah merger.

Merger berdasarkan aktivitas ekonomik dapat diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu:

1. Merger Horisontal. Merger horisontal adalah merger antara dua atau lebih

perusahaanyang bergerak dalam industri yang sama. Sebelum terjadi

mergerperusahaan-perusahaan ini bersaing satu sama lain dalampasar/industri yang

sama. Salah satu tujuan utama merger danakuisisi horisontal adalah untuk

mengurangi persaingan atau untukmeningkatkan efisiensi melalui penggabungan

aktivitas produksi,pemasaran dan distribusi, riset dan pengembangan dan

Page 4: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

fasilitasadministrasi. Efek dari merger horisontal ini adalah

semakinterkonsentrasinya struktur pasar pada industri tersebut. Apabilahanya

terdapat sedikit pelaku usaha, maka struktur pasar bisa mengarah pada bentuk

oligopoli, bahkan akan mengarah padamonopoli.

2. Merger Vertikal. Merger vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaan-

perusahaan yang bergerak dalam tahapan-tahapan proses produksiatau operasi.

Merger dan akuisisi tipe ini dilakukan jika perusahaanyang berada pada industri hulu

memasuki industri hilir atausebaliknya. Merger dan akuisisi vertikal dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan yang bermaksud untuk mengintegrasikan usahanyaterhadap

pemasok dan/atau pengguna produk dalam rangkastabilisasi pasokan dan pengguna.

Tidak semua perusahaan memiliki bidang usaha yang lengkapmulai dari penyediaan

input sampai pemasaran. Untuk menjaminbahwa pasokan input berjalan dengan

lancar maka perusahaantersebut bisa mengakuisisi atau merger dengan pemasok.

Mergerdan akuisisi vertikal ini dibagi dalam dua bentuk yaitu integrasi kebelakang

atau ke bawah dan integrasi ke depan atau ke atas

3. Merger Konglemerat. Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan

yangmasing-masing bergerak dalam industri yang tidak terkait. Mergerdan akuisisi

konglomerat terjadi apabila sebuah perusahaanberusaha mendiversifikasi bidang

bisnisnya dengan memasukibidang bisnis yang berbeda sama sekali dengan bisnis

semula.Apabila merger dan akuisisi konglomerat ini dilakukan secara terusmenerus

oleh perusahaan, maka terbentuklah sebuahkonglomerasi. Sebuah konglomerasi

memiliki bidang bisnis yangsangat beragam dalam industri yang berbeda.

4. Merger Ekstensi Pasar. Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan oleh

dua ataulebih perusahaan untuk secara bersama-sama memperluas areapasar. Tujuan

merger dan akuisisi ini terutama untuk memperkuat jaringan pemasaran bagi produk

masing-masing perusahaan.Merger dan akusisi ekstensi pasar sering dilakukan oleh

perusahan-perusahan lintas Negara dalam rangka ekspansi dan penetrasipasar.

Strategi ini dilakukan untuk mengakses pasar luar negeri dengan cepat tanpa harus

membangun fasilitas produksi dari awaldi negara yang akan dimasuki. Merger dan

akuisisi ekstensi pasardilakukan untuk mengatasi keterbatasan ekspor karena

kurangmemberikan fleksibilitas penyediaan produk terhadap konsumenluar negeri.

5. Merger Ekstensi Produk. Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh

duaatau lebih perusahaan untuk memperluas lini produk masing-masing perusahaan.

Setelah merger perusahaan akan menawarkanlebih banyak jenis dan lini produk

Page 5: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

sehingga akan menjangkaukonsumen yang lebih luas. Merger dan akuisisi ini

dilakukan denganmemanfaatkan kekuatan departemen riset dan

pengembanganmasing-masing untuk mendapatkan sinergi melalui efektivitas

risetsehingga lebih produktif dalam inovasi.

Pola adalah sistem bisnis yang diimplementasikan oleh sebuah perusahaandan dalam hal ini

pola merger adalah sistem bisnis yang akan diadopsi atauyang akan dijadikan acuan oleh

perusahaan hasil merger. Klasifikasiberdasarkan pola merger terbagi dalam dua kategori

yaitu :

1. Mothership Merger. Mothership merger adalah pengadopsian satu pola atau

sistemuntuk dijadikan pola atau sistem pada perusahaan hasil merger.Biasanya

perusahaan yang dipertahankan hidup adalah perusahaanyang dominan dan sistem

pola bisnis perusahaan yang dominaninilah yang diadopsi.

2. Platform Merger. Jika dalam mothership merger hanya satu sistem yang diadopsi,

maka dalam platform merger hardware dan software yang menjadi kekuatan

masing-masing perusahaan tetap dipertahankan dan dioptimalkan. Artinya adalah

semua system atau pola bisnis,sepanjang itu baik, akan diadopsi oleh perusahaan

hasil merger.

Akuisisi

Akuisisi dalam terminologi bisnis diartikan sebagai pengambilalihan kepemilikan atau

pengendalian atas saham atau asset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam

peristiwa inibaik perusahaan pengambilalih atau yang diambil alih tetap eksis sebagaibadan

hukum yang terpisah. (Abdul Moin, 2004). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27

Tahun 1998 tentangPenggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan

Terbatasmendefinisikan akuisisi sebagai perbuatan hukum yang dilakukan olehbadan hukum

atau orang perseorangan untuk mengambil alih baik seluruhatau sebagian besar saham

perseroan yang dapat mengakibatkanberalihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut.

Berdasarkan hubungan usaha serta ada atau tidaknya kesamaan sifatdari dua entitas

usaha yang melakukan akuisisi. Menurut Reksohadiprojodalam Wiharti(1999) akuisisi dapat

dibedakan dalam tiga kelompok besar,yaitu:

Page 6: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

1. Akuisisi Horizontal. Akuisisi yang dilakukan oleh badan usaha yang lain, tetapi

masih dalam bisnis yang sama.

2. Akuisisi Vertikal. Akuisisi pemasok atau pelanggan bada usaha yang dibeli.

3. Akuisisi Konglomerat. Akuisisi bada usaha yang tidak ada hubungannya sama sekali

dengan bada usaha pembeli.

Klasifikasi berdasarkan obyek yang diakuisisi dibedakan atas akuisisi sahamdan akuisisi

asset, yaitu :

1. Akuisisi Saham. Istilah akuisisi digunakan untuk menggambarkan suatu transaksi

jual beli perusahaan, dan transaksi tersebut mengakibatkanberalihnya kepemilikan

perusahaan dari penjual kepada pembeli.Karena perusahaan didirikan atas saham-

saham, maka akuisisiterjadi ketika pemilik saham menjual saham-saham mereka

kepadapembeli/pengakuisisi.Akuisisi saham merupakan salah satu bentuk akuisisi

yang palingumum ditemui dalam hampir setiap kegiatan akuisisi. Akuisisitersebut

dapat dilakukan dengan cara membeli seluruh atausebagian saham-saham yang telah

dikeluarkan oleh perseroan maupun dengan atau tanpa melakukan penyetoran atas

sebagianmaupun seluruh saham yang belum dan akan dikeluarkanperseroan yang

mengakibatkan penguasaan mayoritas atas sahamperseroan oleh perusahaan yang

melakukan akuisisi tersebut, yangakan membawa ke arah penguasaan manajemen

dan jalannyaperseroan.

2. Akuisisi Aset. Apabila sebuah perusahaan bermaksud memiliki perusahaan lainmaka

ia dapat membeli sebagian atau seluruh aktiva atau asetperusahaan lain tersebut. Jika

pembelian tersebut hanya sebagiandari aktiva perusahaan maka hal ini dinamakan

akusisi parsial.Akuisisi asset secara sederhana dapat dikatakan merupakan:

a. Jual beli (aset) antara pihak yang melakukan akuisisi aset(sebagai

pihak pembeli) dengan pihak yang diakuisisi asetnya (sebagai pihak

penjual), jika akuisisi dilakukan dengan pembayaran uang tunai.

Dalam hal ini segala formalitas yang harus dipenuhi untuk suatu jual

beli harus diberlakukan, termasuk jual beli atas hak atas tanah yang

harus dilakukan dihadapan Pejabat Pembuatan Akta Tanah.

b. Perjanjian tukar menukar antara aset yang diakuisisi dengansuatu

kebendaan lain milik dan pihak yang melakukan akuisisi, jika akuisisi

tidak dilakukan dengan cara tunai. Dan jikakebendaan yang

dipertukarkan dengan aset merupakan saham-saham, maka akuisisi

Page 7: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

tersebut dikenal dengan nama assets for share exchange dengan akibat

hukum bahwa perseroan yang diakuisisi tersebut menjadi pemegang

saham dan perseroanyang diakuisisi.

Untuk melakukan akuisisi, Morris (2000) mengemukakan adanya beberapa hal yang

perlu diketahui terlebih dahulu:

1. Characteristics and size of industry and company

2. Size of market and expected market growth

3. Share of market held by thr candidate (to be acquired)

4. Barriers to entry by the new competition

5. State of the acquisition candidate’s technology and easy with wich it could be

duplicated by the acquirer of by a competitor

6. Competitive advantage of the acquisition candidate’s product or service

7. Amount of the investment required by the acquirer and the projected return rates

8. Existence of in place management, technical personnel and other key personnel

9. Ability of the acquirer to acquire and retain the acquisition candidate’s business,

Size and price rage

Sedangkan pada PSAK No. 22 (2010) penerapan metode akuisisi mensyaratkan:

a) Pengidentifikasian pihak pengakuisisi;

b) Penentuan tanggal akuisisi;

c) Pengakuan dan pengukuran aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang

diambil-alih, dan kepentingan nonpengendali pihak yang diakuisisi; dan

d) Pengakuan dan pengukuran goodwill atau keuntungan dari pembelian dengan

diskon.

Akuisisi dapat terjadi dalam keseluruhan ataupun secara sebagian. Akuisisi

keseluruhan terjadi jika yang diambil alih seluruh saham dariperusahaan yang diambil alih

tersebut, sedangkan akuisisi disebut akuisisi sebagian jika akuisisi dilakukan dengan

mengambil alih lebih dari 50% kepemilikan saham tetapi kurang dari 100%, Coyle (2000).

Selain itu, akuisisi dapat dilakukan dengan cara :

1. Pembayaran tunai

2. Pembayaran dengan penerbitan surat-surat berharga dalam bentuk saham, obligasi,

dan surat-surat berharga lainnya.

Page 8: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

3. Campuran dalam bentuk pembayaran tunai dan surat berharga.

4. Opsi baik pihak yang sahamnya diambil alih, untuk menerima pembayaran dalam

bentuk tunai atau surat berharga.

Akuisisi, Coyle (2000) dalam prakteknya juga dapat mengambil bentuk :

1. Aggressive

2. Defensive

3. Negotiated

Akuisisi dikatakan bersifat aggressive, jika akuisisi dilakukan denganpaksa, yang

pada umumnya memperoleh tentangan yang sangat darimanajemen perusahaan yang akan

diambil alih, sehingga seringkali disebut juga dengan hostile take over. Bentuk akuisisi yang

berlawanan dari aggressive acquisition ini adalah negotiated take over. Sedangkan

suatuakuisisi disebut dengan defensif, jika terjadi keadaan tawar menawar antara manajemen

perusahaan yang diambil alih mengenai pihak mana yang disetujui untuk melakukan

pengambil alihan. Defensive acquisition ini padaumumnya terjadi sebagai reaksi dari

aggressive take over.

Pengungkapan

Pihak pengakuisisi mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan

keuangan dapat mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari kombinasi bisnis yang terjadi:

a) Selama periode pelaporan berjalan; atau

b) Setelah akhir periode pelaporan tetapi sebelum tanggal penyelesaian laporan

keuangan.

Pihak pengakuisisi mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan

keuangan dapat mengevaluasi dampak keuangan dari penyesuaian yang diakui pada periode

pelaporan berjalan yang berhubungan dengan kombinasi bisnis yang terjadi pada periode

tersebut atau periode pelaporan sebelumnya.

Page 9: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

Metode Pencatatan Merger dan Akuisisi

Ada dua metode pencatatan, yaitu:

1. Purchased Methode (Metode Pembelian). Metode ini mengakui adanya goodwill

sebesar selisih dari harga beli dan harga wajar aktiva dan kewajiban yang diakuisisi.

Goodwill dianggap sebagai factor yang menyebabkan perusahaan dapat memperoleh

laba di atas rata-rata. Seperti aktiva lainnya goodwill dinilai berdasarkan biaya

perolehan awalnya dari pembeli jika dapat secara objective ditentukan, untuk

selanjutnya di amortisasi.

2. Pooling of Interest Method (Metode Penggabungan Kepemilikan). Metode ini tidak

mengakui adanya goodwill karena tidak ada harga beli, hanya nilai buku yang

terbawa (diakui). FASB No 141 ”Busines Combination” tahun 2001 menyatakan

penghapusan “Pool of Interest Method. Jadi sejak statement#141 dikeluarkan,

diharapkan semua merger dan akuisisi menggunakan metode pembelian. ED PSAK

22 (revisi 2010) tidak menggunakan konsep “pooling of interest” untuk semua jenis

kombinasi bisnis, dimana ED PSAK 22 (revisi 2010) tidak berlaku untuk kombinasi

bisnis yang melibatkan entitas sepengendali. Namun pada prakteknya masih banyak

merger dan akuisisi menggunakan Pooling of Interest Method, hal ini dikarenakan :

a. Terhindar dari peningkatan biaya depresiasi atas aktiva yang

direvaluasi.

b. Terhindar dari beban amortisasi goodwill.

c. Peningkatan fleksibilitas manajemen terkait dengan dividen.

d. Manajemen memiliki kesempatan menciptakan laba yang sebelumnya

belum dilaporkan.

e. Menyembunyikan nilai kepentingan yang diberikan dalam merger dan

akuisisi.

f. Melindungi manajemen dari kritik pemegang saham (harga beli aktiva

yang lebih tinggi dari nilai wajar aktiva)

Page 10: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

Mendeterminasi Nilai Beli dalam Purchased Methode Merger dan Akuisisi

Dalam mendeterminasi Nilai Beli dalam Purchased Methode pembeli memperhitungkan

seluruh biaya perolehan sehubungan dengan akuisisi aktiva bersih atau saham perusahaan

lain sebagai bagian dari harga beli.

Ada beberapa expenditure yang mungkin timbul dari merger dan akuisisi:

1. Direct Expenditure: imbal jasa bagi penemu (finder’s fee), Accountan fee, Lawyer

Fee dan Appraisal fee

2. Expenditure pengeluaran efek: biaya pendaftaran efek, audit, dan hukum

sehubungan pendaftaran saham dan komisi pialang.

3. Indirect & General Expenditure: biaya gaji accountant yang merupakan pegawai

perusahaan pengakuisisi dalam merger dan akuisisi.

Contoh Kasus:

Pada tanggal 1 Januari 2008, Royal Bali Inc. (RBC) membeli semua aktiva dan kewajiban

PT. Baik Baik Saja (BBS) dalam satu merger dengan mengeluarkan 10,000 lembar saham

PT. Baik Baik Saja dengan nilai nominal $ 10. Saham yang dikeluaran tersebut mempunyai

nilai pasar $ 600,000.

Royal Bali Inc mengeluarkan Legal expense dan Appraisal expense sebesar $40,000

sehubungan dengan M&A’s dan biaya pengeluaran saham sebesar $25,000.

Total harga beli saham, sama dengan nilai saham yang dikeluarkan Royal Bali Inc ditambah

biaya tambahan yang terjadi sehubungan dengan akuisisi aktiva.

Total Harga Beli dapat dihitung:

Nilai Wajar Saham yang dikeluarkan = $ 600,000

Other Acquisition Cost = $40,000

--------------------------------------------------------

Total Harga Beli = $640,000

Page 11: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

Saham yang dikeluarkan oleh Royal Bali Inc untuk melakukan M&A’s dinilai pada nilai

wajar dikurangi dengan biaya pengeluaran saham.

Nilai tercatat sahamnya dihitung dengan:

Nilai Wajar Saham yang dikeluarkan = $600,000

Biaya Pengeluaran Saham = ($25,000)

--------------------------------------------------------

Nilai tercatat saham = $575,000

Perbandingan Nilai Buku dengan Nilai Wajar M&A’s melalui pembelian aktiva bersih PT.

Baik Baik Saja menjadi sebagai berikut:

Maka, pencatatan jurnal merger dan akuisisi sebagain berikut:

[Debit]. Kas dan Piutang = $ 45,000

[Debit]. Persediaan = $ 75,000

[Debit]. Tanah = $ 70,000

[Debit]. Bangunan & Peralatan = $ 350,000

[Debit]. Paten = $ 80,000

[Debit]. Goodwill = $ 130,000

[Credit]. Kewajiban lancar = $ 110,000

[Credit]. Saham biasa = $ 100,000

[Credit]. Tambahan modal disetor = $ 475,000

[Credit]. Biaya merger tangguhan = $ 40.000

Page 12: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

[Credit]. Biaya pengeluaran Saham tangguhan = $ 25.000

Goodwill sebesar $ 130,000 berasal dari total harga beli aktiva bersih dikurangi

dengan nilai wajar dari aktiva bersih; $640,000 – $510,000 = $130,000

Nilai Saham Biasa = $10 x $ 10,000 = $ 100,000

Tambahan Modal disetor = Nilai tercatat saham–Saham biasa= 575,000-100,000 =

$475,000

Merger dan Akuisisi Melalui Pembelian Saham (Share Acquisition)

Merger dan Akuisisi yang dilakukan melalui pembelian saham dari perusahaan lain bukan

melalui akuisisi aktiva bersih disebut dengan Share Acquisition.

Contoh Kasus:

Royal Bali Inc menukarkan 10,000 lembar sahamnya dengan total nilai pasar $ 600,000

untuk semua saham PT. Baik Baik Saja dalam transaksi pembelian, timbul biaya merger

sebesar $40,000 dan biaya pengeluaran saham $ 25,000 yang sebelumnya dicatat dalam

Account tangguhan.

Untuk mencatat pembelian saham PT Baik Baik Saja, maka di jurnal:

[Debit]. Investasi pada saham PT. Baik Baik Saja = $640,000

[Credit]. Saham biasa = $100,000

[Credit]. Tambahan Modal disetor = $475,000

[Credit]. Biaya merger tangguhan = $40,000

[Credit]. Biaya pengeluaran saham tangguhan = $25,000

Untuk investasi pada saham biasa, pelaporan kepemilikan antar-perusahaan dapat

menggunakan 3 (tiga) method, yaitu:

1. Laporan Keuangan Konsolidasi

2. Expense Method

3. Equity Method

Page 13: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

Penerapan metode tergantung pada Control Level Factor yang dimiliki investor pada

investee. Berikut indikator level kontrol:

1. Expense Method: untuk tingkat kepemilikan 0% - 20 % memiliki Control Level

yang tidak signifikan.

Dicatat oleh investor berdasarkan biaya historisnya.

Pendapatan diakui oleh investor jika deviden diumumkan oleh invstee

Expense Method digunakan ketika investor tidak memiliki kemampuan

untuk mengendalikan atau tidak mempunyai pengaruh yang signifikan atas

investee, yang disebabkaan besarnya investasi investor ke investee (kurang

dari 20%)

Contoh Kasus:

PT. Royal Bali Cemerlang (RBC) membeli 20% Saham biasa PT. Baik Baik Saja

(BBS) senilai $100,000 pada awal tahun tetapi tidak memiliki pengaruh sigifikan

kepada BBS. Selama tahun berjalan BBS memiliki laba bersih $50,000 dan

membayar dividen $20,000.

PT. Royal Bali Cemerlang mencatatnya dengan jurnal:

Untuk mencatat pembelian pada saham biaya PT. Baik Baik Saja:

[Debit]. Investasi pada saham biasa BBS = $100,000

[Credit]. Kas = $100,000

Untuk mencatat pendapatan dividen dari PT. Baik Baik Saja=$20.000 x 20%:

[Debit]. Kas = $4,000

[Credit]. Pendapatan Dividen = $ 4,000

2. Equity Method: untuk tingkat kepemilikan > 20% - 50 % memiliki Control Level

yang signifikan.

Ditujukan untuk mencerminkan perubahan Equity atau kepemilikan investor

dalam investee.

Investasi dicatat sebesar biaya atau harga perolehan awal dan disesuaikan

tiap periode untuk bagian investor atas laba atau rugi investee dan dividen

yang diumumkan oleh investee

Page 14: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

Equity Method diharuskan penggunaannya untuk pelaporan investasi dalam saham

perusahaan jenis berikut ini:

Corporate Joint Venture: Perusahaan dimiliki dan dioperasikan oleh

kelompok usaha kecil, dimana tidak satu pun yang memiliki kepemilikan

mayoritas dalam saham biasa joint venture tsb.

Perusahaan dengan kepemilikan investor atas saham, memberikan investor

kemampuan untuk mempunyai pengaruh signifikan atas kebijakan operasi

dan keuangan perusahaan.

Laba bersih yang dicantumkan oleh perusahaan investee akan dicatat sebagai

pendapatan dari investasi serta penginkatan akun investasi. Jika Rugi Bersih

diumumkan oleh perusahaan investee maka akan dicatat berlawanan dari Laba

Bersih. Pembagian deviden yang diumumkan oleh perusahaan investee akan dicatat

sebagai Kas/Piutang serta mencatat penurunan akun investasi.

Contoh Kasus:

PT. Royal Bali Cemerlang (RBC) mengakuisisi pengaruh signifikan atas BBS

dengan membeli 20% Saham biasa PT. Baik Baik Saja pada awal tahun. BBS

melaporkan laba sebesar $60,000 untuk tahun berjalan.

RBC mencatat bagiannya atas laba BBS sebesar $ 12,000 dengan jurnal:

Pendapatan dari investasi pada PT. Baik Baik Saja $60,000 x 20% = $12,000

[Debit]. Investasi pada saham BBS = $12,000

[Credit]. Pendapatan dari Investee = $12,000

Jurnal ini disebut sebagai “Accrual Equity” yang biasanya dibuat sebagai

Adjustment jurnal pada akhir periode. Apabila investee melaporkan kerugian

untuk periode tersebut, investor mengakui bagiannya atas rugi tersebut dan

mengurangi nilai tercatat investasi sebesar jumlah porsi kerugian.

3. Laporan Keuangan Konsolidasi: Tingkat kepemilikan > 50 % memiliki Control

Level yang dominant.

Laporan Keuangan Konsolidasi

Page 15: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

1. Definisi

Berdasarkan PSAK No.4(Revisi 2009), laporan keuangan konsolidasi adalah laporan

keuangan suatu kelompok usaha yang disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal.

Dengan kata lain menyatakan bahwa semua perusahaan induk (kecuali ada pengaturan

khusus) harus mengkonsolidasikan semua anak perusahaannya baik yang ada di dalam negeri

maupun di luar negeri:

1. Pemilikan baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan > 50%

saham berhak suara pada perusahaan lain.

2. Pemilikan 50% atau kurang saham berhak suara pada perusahaan lain yang dapat

dibuktikan bahwa pengendalian tetap ada.

Berdasarkan PSAK No. 4, alasan perusahaan anak tidak dilakukan konsolidasi

adalah:

1. Pengendalian dimaksudkan untuk sementara, karena saham perusahaan anak dibeli

dengan tujuan untuk dijual atau dialihkan dalam jangka pendek.

2. Perusahaan anak di batas oleh suatu retriksi jangka panjang, sehinggamempengaruhi

secara signifikan kemampuannya dalam mentransfer danakepada perusahaan induk.

Perusahaan anak yang tidak dikonsolidasikantersebut harus dipertanggungjawabkan

oleh perusahaan induk sebagaimana perusahaan anak lainnya.

Berikut beberapa pernyataan mengenai konsolidasian menurut Accounting Principle

Board (APB) opinion No.16:

1. Kepemilikan saham minoritas (kecil), persentase kepemilikan saham dibawah 20%,

pencatatan metode akuntansi dengan Cost Method.

2. Kepemilikan saham dengan jumlah cukup besar (dapat mempengaruhi

secaraberarti), persentase kepemilikan saham antara 20% sampai dengan 50%,

pencatatan metode akuntansi dengan Equity Method.

3. Kepemilikan saham mayoritas (dapat mengendalikan perusahaan anak), persentase

kepemilikan saham diatas 50%, pencatatan metode akuntansi dengan Cost Method

dan Equity Method, namun dianjurkan Equity Method. Perusahaan induk diharuskan

menyusun Laporan Konsolidasi.

Page 16: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

XXX XXXXXX XXXXXX XXX XXX XXXXXX XXX XXX XXXXXX XXX XXX XXXXXX XXX XXX XXX

Perbedaan Equity Method dan Cost Method

Kas

Kas Pdpt. Dividen

Kas

No Entry

No Entry

3

4

5

Inv Shm pd SCRugi SC

Inv shm pd SCKas

KasDividen dibayar tunai Piutang dividen pd SC Piutang dividen pd SC

SC membagikan dividen secara tunai

Transaksi saat pembelian investasi SC

oleh PC

Investasi Shm pd SC Investasi Shm pd SC Invs. Shm pd SC

Kas

SC melaporkan pembagian dividen

Investasi Shm pd SC Laba SC

Piutang dividen pd SC Piutang dividen pd SC Pendapatan Dividen

NO

Subsidiary Comp. melaporkan laba

SC melaporkan rugi

1

2

JURNAL YANG DIBUAT PARENT COMPANY (PC)EQUITY METHOD COST METHOD

URAIAN

Jika seluruh saham 100% dibeli, maka laporan konsolidasi sangat mudah untuk dibuat

hanya dengan menggabungkan kedua atau lebih laporan hasil operasi perusahaan untuk

menghasilkan satu laporan keuangan saja. Namun, permasalahan akan timbul ketika acquirer

membeli perusahaan investee kurang dari 100% yang berarti masih menyisakan hak bagi

perusahaan investee walaupun mungkin sangat kecil. Permasalahan seperti ini membuat

munculnya berbagai teori dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Beberikut teori-

teori tersebut:

1. Proprietary Theory (Teori Perusahaan Induk). Teori ini adalah yang paling pertama

digunakan dalam sejarah teori penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Teeori ini

didasari oleh satu asumsi, bahwa: Laporan keuangan Konsolidasi adalah perluasan

dari laporan keuangan perusahaan induk, oleh karenanya harus dibuat dari sudut

pandang pemegang saham perusahaan induk. Artinya: laporan keuangan konsolidasi

dibuat semata-mata hanya untuk kepentingan stockholder perusahaan induk, dan

laba bersih pada laporan keuangan konsolidasi merupakan ukuran laba bagi

perusahaan induk saja.

Theory ini menjadi tidak applicable ketika kepemilikan perusahaan induk pada

perusahaan investee tidak mencapai 100%. Timbul ketidak-konsisten-an atas

perlakuan akuntansinya. Misalnya:

Kepemilikan minoritas merupakan kewajiban dari sudut pandang stockholder

perusahaan induk (kemepilikan minoritas dimasukkan ke dalam kelompok

kewajiban), kenyataannya kewajiban yang dimaksudkan disini bukan

kewajiban yang berdasarkan pada konsep kewajiban yang pada umumnya.

Page 17: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

Laba kepemilikan minoritas dianggap sebagai beban dari sudut pandang

stockholder perusahaan induk, beban yang dimaksudkan tidak memenuhi

criteria beban yang umumnya.

2. Entity Theory (Teori Entitas). Teori ini mencoba memberikan solusi atas persoalan-

persoalan yang timbul pada proprietary theory:

Entity theory merefleksikan sudut pandang keseluruhan entitas usaha.

Laba kepemilikan minoritas merupakan distribusi total laba konsilidasi. Kepemilikan minoritas merupakan bagian dari equitas pemegang saham

konsolidasi.

Laba dan ekuitas subsididiary (perusahaan anak) ditentukan terhadap seluruh pemegang saham, sehingga total laba dapat di distribusikan secara consisten kepada seluruh stockholder mayoritas dan minoritas.

Seluruh aktiva bersih preusan anak dikonsolidasikan pada nilai wajarnya,

berdasarkan harga yang dibayarkan oleh preusan induk untuk kepemilikannya. Hal

ini untuk menjamin konsistensi penilaian atas aktiva bersih kepemilikan both

mayoritas dan minoritas.

3. Contemporary Theory (Teori Kontemporer). Contemporary berada diantara kedua

teori yang sudah ada sebelumnya (entity dan proprietary), hal itu tercermin dari

pendekatan yang dipakai dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi:

Pada dasarnya bagi teori ini, laporan keuangan konsolidasi menyajikan posisi

keuangan sebagai hasil operasi usaha perusahaan tunggal, tetapi dibuat

terutama untuk kepentingan stockholder dan creditor perusahaan induk.

Laba bersih konsolidasi adalah laba bersih untuk pemegang saham

perusahaan induk.

Laba kepemilikan minoritas adalah pengurang dalam menentukan laba bersih

konsolidasi (tetapi bukan beban seperti pada proprietary theory). Ini

dianggap sebagai alokasi atas realisasi laba entitas keseluruhan kepada

seluruh mayoritas dan minoritas.

Ekuitas kepemilikan minoritas dianggap bagian dari ekuitas konsolidasi,

dilaporkan dalam jumlah tunggal karena kepemilikan minoritas tidak akan

mengambil manfaat dari disclosure (pengungkapan/pelaporan) konsolidasi.

Aktiva bersih perusahaan anak dikonsolidasikan pada nilai buku ditambah

kelebihan biaya investasi perusahaan induk atas nilai bukunya.

Page 18: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

2. Prosedur Akuntansi Konsolidasi

Melakukan eliminasi atas transaksi dan saldo resiprokal (Reciprocal Account) antara

induk perusahaan dan anak perusahaan, serta mengeliminasi keuntungan dan

kerugian yang belum direalisasi yang timbul antara anak perusahaan dan Induk

perusahaan.

Tanggal pelaporan keuangan antara anak perusahaan dan induk perusahaan pada

dasarnya harus sama.

Hak minoritas disajikan tersendiri dalam Neraca Konsolidasi antara perkiraan

Kewajiban dan Modal.

Hak minoritas dalam Laba disajikan tersendiri dalam Laporan laba Rugi

Konsolidasi.

Prosedur konsolidasi menurut PSAK No. 4:

1) Mengeliminasi transaksi dan saldo resiprokal (Reciprocal Account) antara

Induk Perusahaan dan Anak perusahaan.

2) Mengeliminasi keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi (Unrealized

Profit & Loss) yang timbul dari transaksi antara Induk perusahaan dan

AnakPerusahaan.

3) Tanggal pelaporan keuangan Anak Perusahaan sama dengan

tanggalpelaporan Perusahaan Induk, jika tanggal pelaporan keuangan

Anakperusahaan berbeda, dapat digunakan:

Perbedaan tanggal pelaporan tidak lebih dari 3 bulan.

Peristiwa/transaksi material yang terjadi diantara tanggal pelaporan

tersebut diungkapkan (Didisclosure) dalam catatan atas lapora

keuangan konsolidasi.

4) Menggunakan kebijakan akuntansi yang sama transaksi, peristiwa dan

keadaan yang sama. Jika tidak maka harus diungkapkan:

Penggunaan kebijakan akuntansi yang berbeda.

Proporsi unsur yang terkait dengan kebijakan akuntansi tersebut

terhadap unsur sejenis dalam laporan keuangan konsolidasi.

5) Menyajikan sendiri hak minoritas:

Pada neraca konsolidasi antara kewajiban dan Modal.

Pada laporan laba Rugi Konsolidasi: Hak minoritas dalam laba.

Page 19: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

6) Investasi pada Anak perusahaan harus dipertanggungjawabkan. Sesuai PSAK

No.13 (Akuntansi Untuk Investasi) terhitung sejak investasi tersebut tidak

memenuhi persyaratan sebagai Anak perusahaan danbukan perusahaan

asosiasi berdasarkan PSAK No.15 (Akuntansi untukInvestasi pada

Perusahaan Asosiasi).

Induk Perusahaan yang memenuhi kriteria konsolidasi tidak boleh

menyajikan tersendiri laporan keuangan (tanpa konsolidasi) sebagai laporan

keuangan untuk tujuan laporan keuangan (General PurposeFinancial

Statement), hanya dapat disajikan sebagai informasi tambahan dalam laporan

keuangan konsolidasi.

3. Laporan Keuangan Konsolidasi Saat Akuisisi

Contoh: Pengambilan alih aktiva bersih

(P) mengambil alih net asset (aktiva bersih) (S) dengan cash $500,000. Asumsi: Nilai Buku

sama dengan nilai wajarnya/Harga pasarnya (Fair/Market Value). Neraca kedua perusahan

sebelum proses akuisi nampak seperti dibawah ini:

Atas akuisi ini, pada buku PT. P (Parent Company) di masukkan jurnal:

[Debit]. Account Receivable = $200.000

[Debit]. Inventory = $100.000

[Debit]. Equipment = $300.000

[Credit]. Current Liabilities = $100.000

Page 20: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

[Credit]. Cash = $500.000

Karena fair value (nilai wajar) sama dengan nilai bukunya, maka tidak diperlukan re-

valuation, dan tidak ada goodwill yang perlu diakui.

Sehingga, Neraca setelah konsolidasi PT.(P) dan Subsidiary akan seperti di bawah ini:

4. Konsolidasi atas Akuisisi Saham (Consolidating Stock Acquisition)

Dalam akuisi saham, perusahaan pengakuisisi hanya akan berurusan dengan

pemegang saham (shareholder) dan sama sekali tidak akan berurusan dengan perusahaan

investee.

Contoh: Akuisisi Saham

Sama dengan contoh yang diatas, namun yang dibeli hanya sahamnya saja dan $500.000

dibayarkan kepada pemegang sahamnya.

Atas Akuisisi saham tersebut, PT. P akan mencatat dengan jurnal sebagai berikut:

[Debit]. Investment In Subsidiary S = $ 500,000

[Credit]. Cash = $ 500,000

Jika kita perhatikan, di sini sama sekali tidak mencatat adanya penambahan asset (aktiva)

maupun liabilities, melainkan dicatat sebagai investasi saja. Hal ini dikarenakan yang

diakuisisi hanya sahamnya saja, dimana nilai saham sebesar $500.000 adalah cerminan dari

nilai net assetnya juga. Dalam hal ini hak kendali diperoleh dengan membeli saham PT. S.

Page 21: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

Untuk membuat Neraca Konsolidasinya, maka kita perlu buatkan kertas kerja seperti dibawah

ini:

Dengan memperhatikan kertas kerja konsolidasi tersebut, maka muncul pertanyaan “mengapa

ada eliminasi?”

Telah diketahui bahwa, PT.S telah menjadi subsidiary PT.P Dan neraca konsolidasi ini dibuat

oleh PT.P (Bukunya PT.P) adalah untuk menyatukan laporan keuangan dua entitas yang

tadinya terpisah-pisah, mungkinkah PT.P berinvestasi pada perusahaannya sendiri? Tentu

tidak, oleh karena itu perlu dilakukan jurnal eliminasi.

Begitu juga dengan ekuitas pemegang saham perusahaan subsidiary, perlu di eliminasi karena

aktiva maupun liabilities nya adalah milik perusahaan PT.P itu sendiri selaku parent company

(bukan ekuitas pihak luar, seperti pada pengambil alihan aktiva bersih).

Maka jurnal eliminasinya akan seperti ini:

[Debit]. Common stock Company S = $ 200,000

[Debit]. Retained Earning Company S = $ 300,000

[Credit]. Investment in Company S = $ 500,000

Dalam kasus akuisisi aktiva bersih, tentunya perusahaan investee akan memberikan

laporan keuangan dengan nilai asset yang sesuai dengan nilai buku-nya, tanpa

memperhitungkan apakah nilai bukunya sesuai dengan harga pasar atau belum. Akan tetapi

pihak investor pastinya tidak akan percaya begitu. Disinilah perlunya menggunakan jasa

appraisal independent untuk melakukan penilaian (revaluation), guna memperoleh nilai yang

wajar (Fair Value). Nilai wajar yang dimaksudkan disini adalah sesuai dengan harga

Page 22: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

pasarnya. Itulah sebabnya mengapa nilai wajar kadang juga disebut dengan Nilai Pasar

(Market Value). Walaupun revaluation telah dilakukan oleh appraisal independent, tetap saja

nilai wajar yang dihasilkan masih berupa estimasi.

Jadi, apakah hasil revaluation sudah mencerminkan nilai wajar atau belum, akhirnya

yang menjadi penentu jadi atau tidaknya transaksi kembali kepada calon investor yang akan

melakukan pengambilan keputusan. Namun, dari begitu banyaknya kasus akuisi yang telah

terjadi, tidak sedikit acquirer (investor) yang bersedia membayar lebih dari fair value.

Dalam kasus akuisisi aktiva bersih, jika nilai wajar aktiva bersih perusahaan investee

(terakuisisi) tidak sama dengan nilai bukunya, maka aktiva dan kewajiban perusahaan

investee yang dapat diidentifikasi di catat sebesar fair value-nya. Selisih antara fair value

aktiva bersih dengan harga beli (yang dibayarkan) di akui sebagai Goodwill.

Eliminasi Jurnal

a. Investasi

Akun investasi dieliminasi dengan ekuitas entitas anak

Jika kepemilikan pada entitas anak tidak 100% akan muncul kepentingan non

pengendali.

Perbedaan nilai wajar dan nilai buku harus diperhitungkan dalam konsolidasi

(nilai wajar yang dikonsolidasi)

Goodwiil muncul jika nilai perolehan tidak sama dengan nilai wajar

b. Akun. Utang – Piutang yang muncul antara anak dan induk harus dihapuskan.

c. Transaksi. Transaksi yang boleh diakui adalah transaksi kepada pihak ketiga,

transaksi anak dan induk harus dieliminasi.

a) Persediaan.

Penjualan dan harga pokok penjualan.

Jika barang terjual maka laba yang belum direalisasi harus dikurangkan dari

nilai inventori dan mempengaruhi laba yang telah diakui.

b) Aset Tetap

Pada tahun terjadi transaksi tidak boleh diakui keuntungan/kerugian dari

transaksi tersebut

Laba yang ada dalam aset tersebut harus dieliminasi

Nilai penyusutan akan disesuaikan

c) Obligasi

Obligasi hanya boleh diakui sebesar obligasi pada pihak eksternal.

Page 23: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

Pendapatan / beban bunga harus dieliminasi

XXX XXXXXX XXXXXX XXXXXX XXX XXX XXXXXX XXX

XXX XXX XXX XXX

XXX XXX

XXX XXX XXX XXX

1

2

3

4

5

Jurnal elominasi Equity Method dan Cost Method

Mengeliminasi goodwil untuk

periode ybs

Armotisasi Goodwill Goodwill

Armotisasi Goodwill Goodwill

Dividen

mengeliminasi goodwill yang

sudah diarmotisasi s.d. periode sebelumnya

No Entry

R/E Goodwill

Mengeliminasi laba/rugi SC

yang menjadi hak PC untuk periode ybs

Laba/Rugi SC Invs. Shm pd SC

No Entry

Mengeliminasi dividen SC yang menjadi hak PC untuk periode

ybs

Invs. Shm pd SC Dividen

Pdpt. Dividen

R/E SCGoodwill Invs. Shm pd SC

Jurnal di PC awal periode: Jurnal di PC saat pembelian:Modal Shm SCAgio Modal ShmR/E SCGoodwill Invs. Shm pd SC

JURNAL ELIMINASI YANG DIBUAT OLEH PARENT COMPANYEQUITY METHOD COST METHOD

NO URAIAN

Mengeliminasi modal SC yang menjadi hak PC

Modal Shm SCAgio Modal Shm

Contoh:

Page 24: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

Masih memakai kasus yang saya pakai di Konsolidasi 1, untuk itu saya hadirkan kembali

Balance Sheet kedua perusahaan sebelum proses akuisisi terjadi, seperti dibawah ini:

Hanya saja, akan tambahkan :

Nilai Wajar “Inventory” adalah $120,000

Nilai Wajar “Equipment (net)” adalah $400,000

Jika saya masukkan ke dalam spreadsheet, perkiraan nilai wajarnya seperti dibawah ini:

Dari spreadsheet di atas bisa kita lihat bahwa nilai wajar aktiva bersih PT. S adalah $620,000

(diperoleh dengan cara: Total Asset Fair Value–Libilities Fair Value = $720,000–100,000 =

$620,000). Maka langkah selanjutnya adalah melakukan jurnal eliminasi dan jurnal

penyesuaiaan seperti dibawah ini:

[Debit]. Common Stock PT.S = $200.000

[Debit]. Retained Earnings PT. S = $300.000

[Credit]. Invesment in PT. S = $500.000

[Debit]. Inventory = $20.000

[Debit]. Equipment = $100.000

[Debit]. Goodwill = $80.000

Page 25: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

[Credit]. Investment in PT. S = $200.000

Jurnal di atas terdiri dari:

Jurnal Eliminasi: Investasi pada PT. S dieliminasi dengan cara meng-offset-kannya

equity perusahaan subsidiary (PT.S), nilainya tetap seperti sebelumnya, yaitu

$500,000

Jurnal Penyesuaian: yang disesuaikan adalah : Selisih nilai wajar dengan book value

dan Goodwill ($20,000+$100,000+$80,000) di-offset-kan dengan Investasi Pada

PT.S ($200,000).

Jika jurnal eliminasi dan jurnal penyesuaian di atas dimasukkan ke dalam kertas kerja

konsolidasi, maka hasilnya akan seperti ini:

5. Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan Konsolidasi

Pengungkapan berikut dibuat dalam laporan keuangan konsolidasian:

a) Sifat hubungan antara entitas induk dan suatu entitas anak jika entitas induk tidak

memiliki (secara langsung maupun tidak langsung melalui entitas anak) lebih dari

setengah kekuasaan suara;

b) Alasan mengapa kepemilikan (secara langsung maupun tidak langsung melalui

entitas anak) lebih dari setengah kekuasaan suara atau kekuasaan suara potensial atas

investee tidak diikuti dengan pengendalian;

c) Akhir periode pelaporan dari laporan keuangan entitas anak jika laporan keuangan

tersebut digunakan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasian dan tanggal

atau periode berbeda dari tanggal laporan keuangan entitas induk, dan alasan

menggunakan tanggal atau periode yang berbeda;

Page 26: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

d) Sifat dan luas setiap restriksi signifikan (misalnya akibat dari perjanjian pinjaman

yang diterima atau persyaratan regulator) dalam kemampuan entitas anak untuk

mentransfer dana ke entitas induk dalam bentuk deviden tunai, atau pembayaran

kembali pinjaman atau uang muka;

e) Suatu rincian yang menunjukan dampak setiap perubahan bagian kepemilikan

entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian

atas ekuitas yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk; dan

f) Jika pengendalian atas entitas anak hilang, maka entitas induk mengungkapkan

keuntungan atau kerugian (jika ada) yang diakui sesuai dengan paragraf 31, dan:

porsi dari keuntungan atau kerugian yang dapat didistribusikan pada

pengakuan sisa investasi pada entitas anak terdahulu dengan nilai wajar pada

tanggal hilangnya pengendalian, dan

pos keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laha rugi

komprehensif jika tidak disajikan secara terpisah dalam laporan laha rugi

komprehensif.

Ketika entitas induk menyusun laporan keuangan tersendiri, maka laporan keuangan

tersendiri tersebut mengungkapkan:

a) laporan keuangan tersebut adalah laporan keuangan tersendiri yang merupakan

informasi tamhahan dalam laporan keuangan konsolidasian;

b) daftar investasi yang signiftkan dalam entitas anak, pengendalian bersama entitas,

dan entitas asosiasi, termasuk nama, negara atau tempat kedudukan, proporsi

kepemilikan, dan proporsi hak suara yang dimiliki jika berbeda; dan

c) penjelasan tentang metode yang digunakan untuk mencatat investasi yang terdaftar

di (b)

Special Purpose Entity

Pengertian

Page 27: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

Berdasarkan ISAK 7 Suatu entitas dapat didirikan untuk mencapai suatu tujuan

khusus yang terbatas (misalnya untuk melakukan sewa, kegiatan riset dan pengembangan

atau sekuritisasi aset keuangan). Suatu entitas bertujuan khusus (EBK) atau special purpose

entities (SPE) dapat berbentuk perusahaan, perserikatan, firma atau entitas yang tidak

berbentuk badan hukum. EBK umumnya dibentuk dengan ketentuan kontraktual yang

mengatur secara ketat atau memberikan batasan tetap atas kewenangan pimpinan, wali

amanat, atau manajemen untuk membuat keputusan mengenai pengoperasian EBK.

Ketentuan ini sering kali menjelaskan bahwa kebijakan dalam mengoperasikan EBK tidak

dapat dimodifi kasi atau diubah (beroperasi dengan autopilot), kecuali mungkin oleh pendiri

atau sponsornya.

Hak (beneficial interest) dalam suatu EBK, misalnya, dapat berupa instrumen utang,

instrumen ekuitas, hak partisipasi, hak residual, atau sewa. Beberapa hak, mungkin

memberikan tingkat pengembalian yang tetap atau pasti kepada pemegangnya, sementara

yang lain memberikan akses terhadap keuntungan ekonomi di masa depan dari kegiatan

EBK. Dalam banyak hal, pendiri atau sponsor (atau entitas yang menjadi alasan pembentukan

EBK atau yang diwakili) memperoleh manfaat utama dari kegiatan EBK, walaupun ia hanya

memiliki sebagian kecil ekuitas EBK atau bahkan tidak memiliki sama sekali.

Permasalahan

PSAK 4 mensyaratkan konsolidasi atas entitas yang dikendalikan oleh entitas pelapor.

Akan tetapi, PSAK 4 tidak memberikan aturan yang eksplisit mengenai konsolidasi EBK.

Permasalahannya adalah dalam kondisi bagaimana suatu entitas mengonsolidasi suatu EBK.

Ruang Lingkup

Pengalihan aset dari suatu entitas ke suatu EBK mungkin dapat dikategorikan sebagai

penjualan oleh entitas tersebut. Meskipun pengalihan tersebut memang benar merupakan

penjualan, ketentuan dalam PSAK 4 dan Interpretasi ini mensyaratkan entitas untuk

mengonsolidasikan EBK tersebut. Interpretasi ini tidak membahas hal-hal yang terkait

dengan pengakuan penjualan atau eliminasi atas konsekuensi penjualan tersebut dalam

konsolidasi.

Page 28: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

Interpretasi

Suatu EBK dikonsolidasikan jika substansi hubunganantara suatu entitas dan EBK

mengindikasikan adanya pengendalian EBK oleh entitas tersebut. Dalam konteks EBK,

kendali dapat timbul melalui perumusan terlebih dulu atas kegiatan EBK tersebut (beroperasi

dengan autopilot) atau dengan cara lainnya. PSAK 4 paragraf 10 menjelaskan beberapa

situasi di mana kendali dapat diperoleh, bahkan pada kasus di mana entitas memiliki hak

suara 50% atau kurang pada entitas lain. Sejalan dengan

itu, suatu entitas mungkin memperoleh kendali atas suatu EBK meskipun entitas tersebut

hanya memiliki sedikit atau bahkan sama sekali tidak memiliki modal EBK. Penerapan

konsep pengendalian membutuhkan adanya pertimbangan atas semua faktor yang relevan

untuk tiap-tiap kasus.

Sebagai tambahan untuk kondisi yang dijelaskan dalam PSAK 4 paragraf 10, kondisi-

kondisi berikut ini, misalnya, mungkin mengindikasikan hubungan di mana entitas

mengendalikan EBK dan konsekuensinya mengonsolidasi EBK tersebut (panduan rinci ada

dalam Lampiran atas Intepretasi ini):

a) secara substansi, kegiatan dari EBK dijalankan untuk mewakili suatu entitas sesuai

dengan kebutuhan khususnya, sehingga entitas tersebut memperoleh manfaat dari

operasi EBK;

(b) secara substansi, entitas mempunyai kekuasaan dalam pengambilan keputusan untuk

memperoleh sebagian besar manfaat dari kegiatan EBK, atau dengan cara membuat

mekanisme autopilot, entitas telah mendelegasikan kekuasaan dalam pengambilan

keputusan ini;

(c) secara substansi, entitas mempunyai hak untuk memperoleh sebagian besar manfaat

dari EBK dan oleh karena itu, juga menanggung risiko dari aktivitas EBK; atau

(d) secara substansi, entitas memperoleh mayoritas hak residual dan menanggung risiko

kepemilikan yang terkait dengan EBK atau asetnya untuk memperoleh manfaat dari

aktivitas EBK yang bersangkutan.

Indikasi adanya Pengendalian Terhadap EBK

Page 29: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

Kegiatan EBK, secara subtansi, dilakukan atas nama entitas pelapor, yang secara

langsung dan tidak langsung membentuk EBK sesuai dengan kebutuhan khusus bisnisnya.

Misalnya:

EBK pada dasarnya terkait dengan penyediaan sumber modal jangka panjang kepada

entitas atau pendanaan untuk mendukung jalannya operasi utama entitas atau operasi

sentral entitas; atau

EBK memberikan pasokan barang atau jasa yang konsisten dengan operasi utama

entitas atau operasi sentral entitas yang, jika tanpa adanya EBK, harus dipenuhi

sendiri oleh entitas. Ketergantungan ekonomi dari suatu entitas pada entitas pelapor

(seperti hubungan pemasok dengan pelanggan utama) tidak dengan sendirinya,

mengarah pada pengendalian.

Ketergantungan ekonomi dari suatu entitas pada entitas pelapor (seperti hubungan

pemasok dengan pelanggan utama) tidak dengan sendirinya, mengarah pada

pengendalian.

Pengambilan keputusan

Entitas pelapor, secara substansi, memiliki kemampuan dalam pengambilan keputusan

untuk mengendalikan atau untuk memperoleh pengendalian atas EBK atau asetnya, termasuk

kemampuan dalam pengambilan keputusan setelah pembentukan EBK. Kemampuan dalam

pengambilan keputusan tersebut mungkin telah didelegasikan dengan pembentukan

mekanisme “autopilot”.

Misalnya:

kekuasaan untuk membubarkan EBK secara sepihak;

- kekuasaan untuk mengubah ketentuan/aturan dalam EBK; atau

- kemampuan untuk memveto usulan perubahan ketentuan atau aturan dalam EBK.

Manfaat

Entitas pelapor, secara substansi, mempunyai hak untuk memperoleh manfaat yang

besar dari kegiatan EBK melalui undangundang, kontrak, perjanjian, aturan tertentu, atau

skema lain, dalam bentuk perencanaan atau perangkat aturan. Hak untuk memperoleh

manfaat dalam EBK menunjukan adanya pengendalian ketika hal ini dikhususkan untuk

Page 30: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

entitas yang melakukan transaksi dengan EBK dan entitas tersebut memperoleh manfaat

tersebut dari kinerja keuangan EBK.

Misalnya:

o hak atas sebagian besar manfaat ekonomis yang didistribusikan oleh entitas dalam

bentuk arus kas neto di masa depan, laba, aset neto dan manfaat ekonomi lain;atau

o hak atas sebagian besar kepentingan residual dalam distribusi residual terjadual atau

dalam likuidasi EBK.

Risiko

Indikasi adanya pengendalian dapat diperoleh dengan mengevaluasi risiko dari masing-

masing pihak yang bertransaksi dengan EBK. Sering kali, entitas pelapor menjamin tingkat

pengembalian atauperlindungan kredit baik secara langsung atau tidak langsung melalui EBK

ke investor luar yang memberikan modal secara substansial ke EBK. Sebagai hasil dari

penjaminan, entitas menanggung risiko residual atau risiko kepemilikan dan investor

substansinya hanya sebagai peminjam karena kerentanan mereka atas keuntungan dan

kerugian terbatas.

Misalnya:

penyedia modal tidak memiliki kepentingan yang signifi kan atas aset EBK;

penyedia modal tidak memiliki hak atas manfaat ekonomi EBK di masa depan;

penyedia modal tidak secara substantif rentan pada risiko yang melekat atas aset neto

atau operasional EBK; atau

substansinya, penyedia modal menerima pembayaran yang setara dengan tingkat

pengembalian para kreditur atau bunga atas modal.

INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI

Page 31: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 12 (revisi 2009):7 Investasi pada Entitas Asosiasi

terdiri dari paragraph 1-37. Seluruh paragraf dalam PSAK ini memiliki kekuatan mengatur

yang sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring mengatur prinsip-prinsip

utama. PSAK 15 (revisi 2009) harus dibaca dalam konteks tujuan pengaturan dan Kerangka

Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan

untuk unsur-unsur yang tidak material. PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi,

Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan memberikan dasar untuk memilih dan

menerapkan kebijakan akuntansi ketika tidak ada panduan yang eksplisit. Pernyataan ini

tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material.

PENDAHULUAN

Ruang Lingkup

01. Pernyataan ini diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi.

Namun, Pernyataan ini tidak diterapkan untuk investasi dalam entitas asosiasi yang dimiliki

oleh:

(a) organisasi modal ventura; atau

(b) reksa dana, unit perwalian, dan entitas sejenis termasuk dana asuransi terhubung-

investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan pada nilai wajar melaluilaporan

laba rugi atau diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan dan dicatat

sesuai dengan PSAK

55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Investasi tersebut

itu diukur pada nilai wajar sesuai dengan PSAK 55, perubahan nilai wajar diakui

pada laporan laba rugi dalam periode terjadinya perubahan. Entitas yang memiliki

investasi tersebut membuat pengungkapan yang disyaratkan oleh paragraf 32(f).

Definisi

Page 32: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

02. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:

Entitas anak adalah suatu entitas, termasuk entitas non korporasi seperti persekutuan, yang

dikendalikan oleh entitas lain (yang dikenal sebagai entitas induk).

Entitas asosiasi adalah suatu entitas, termasuk entitas nonkorporasi seperti persekutuan,

dimana investor mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakan entitas anak ataupun

bagian partisipasi dalam ventura bersama.

Laporan keuangan konsolidasian adalah laporan keuangan suatu kelompok usaha yang

disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal.

Laporan keuangan tersendiri adalah laporan keuangan yang disajikan oleh entitas induk,

yang mencatat investasi pada entitas anak, entitas asosiasi, dan pengendalian bersama

entitas berdasarkan kepemilikan ekuitas langsung bukan berdasarkan pelaporan hasil dan

aset neto investee.

Metode ekuitas adalah metode akuntansi dimana investasi pada awalnya diakui sebesar

biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan pasca perolehan dalam

bagian investor atas aset neto investee. Laba atau rugi investor meliputi bagian investor atas

laba atau rugi investee.

Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan

keuangan dan operasional investee, tetapi tidak mengendalikan atau mengendalikan

bersama atas kebijakan tersebut.

Page 33: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

Pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional suatu

entitas untuk memperoleh man/aat dari aktivitas entitas tersebut.

Pengendalian bersama adalah persetujuan kontraktual untuk berbagi pengendalian atas

suatu aktivitas ekonomi, dan ada hanya ketika keputusan keuangan dan operasional strategis

terkait dengan aktivitas tersebut mensyaratkan konsensus dari seluruh pihak-pihak yang

berbagi pengendalian (venturer).

Pengaruh Signifikan

03. Jika investor memiliki, secara langsung maupun tidak langsung (misalnya melalui

entitas anak), 20% atau lebih hak suara investee, maka investor dianggap memiliki pengaruh

signifikan, kecuali dapat dibuktikan denganjelas bahwa entitas tidak memiliki pengaruh

signifikan. Sebaliknya, jika investor memiliki, secara langsung maupun tidak langsung

(misalnya melalui entitas anak), kurang dari 20% hak suara investee, maka investor dianggap

tidak memiliki pengaruh signifikan, kecuali pengaruh signifikan tersebut dapat dibuktikan

dengan jelas. Kepemilikan substansial atau mayoritas oleh investor lain tidak menghalangi

investor untuk memiliki pengaruh signifikan.

04. Keberadaan pengaruh signifikan oleh investor umumnya dibuktikan dengan satu

atau lebih cara berikut ini:

(a) keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisarisatau organ setara di investee;

(b) partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam

pengambilan keputusan tentang dividen atau distribusi lainnya;

(c) adanya transaksi material an tara investor dengan investee;

(d) pertukaran personel manajerial; atau

(e) penyediaan informasi teknis pokok.

Page 34: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

05. Entitas mungkin memiliki waran, opsi beli saham, instrument utang atau

instrument ekuitas yang dapat dikorvesi menjadi saham biasa, atau instrument sejenis lain

yang mempunyai potensi (jika dieksekusi atau dikorvesi) untuk menambah hak suara entitas

atau mengurangi hak suara pihak lain atas kebijakan keuangan dan operasional entitas lainnya

(yaitu hak suara). Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat

dieksekusi atau dikonversi, termasuk hak suara potensial yang dimiliki oleh entitas lain,

dipertimbangkan ketika menilai apakah suatu entitas memiliki pengarug signifikan. Hak

suara potensial saat ini tidak dapat dieksekusi atau dikonversi ketika, misalnya, hak suara

tersebut tidak dapat dieksekusi atau dikonversi sampai dengan suatu tanggal di masa depan

atau sampai terjadinya suatu peristiwa di masa depan.

06. Dalam menilai apakah hak suara potensial berkontribusi terhadap pengaruh

signifikan, maka entitas menguji semua fakta dan keadaan (termasuk syrarat eksekusi hak

suara potensial dan perjanjian kontraktual lain apakah dipertimbangkan secara individual atau

dalam kombinasi) yang mempengaruhi hak potensial, kecuali maksud manajemen dan

kemampuan keuangan untuk mengeksekusi atau mengkonversi.

07. Entitas kehilangan pengaruh signifikan atas investee ketika entitas kehilangan

kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional

investee. Hilangnya pengaruh signifikan dapat terjadi dengan atau tanpa perubahan dalam

tingkat kepemilikan secara absolute relative. Hal ini dapat terjadi, misalnya, ketika entitas

asosiasi menjadi subyek pengendalian pemerintah, pengadilan, administrator, atau regulator.

Hal ini dapat juga terjadi sebagai hasil dari suatu perjanjian kontraktual.

Metode Ekuitas

08. Dalam metode ekuitas, investasi pada entitas asosiasi pada awalnya diakui sebesar

biaya perolehan dan Jumlah tercatat tersebut ditambah atau dikurang untuk mengakui bagian

investor atas laba atau rugi investee setelah tanggal perolehan bagian investor atas laba atau

rugi investee diakui dalam laporan laba rugi investor. Penerimaan distribusi dan investee

mengurangi nilai tercatat investasi. Penyesuaian terhadap jumlah tercatat tersebut juga

Page 35: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

diperlukan jika terdapat perubahan dalam proporsi bagian investor atas investee yang timbul

dari pendapatan komprehensif lain investee. Perubahan tersebut termasuk perubahan yang

timbul dari revalusi aset tetap dan selisih mata uang asing. Bagian investor atas perubahan

tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain investor (lihat PSAK 1 (revisi 2009):

Penyajian Laporan Keuangan).

09. Ketika terdapat hak suara potensial, maka bagian investor atas laba atau rugi

investee dan perubahan dalam ekuitas investee ditentukan berdasarkan bagian kepemilikan

saat ini dan tidak mencerminkan kemungkinan eksekusi atau konversi hak suara potensial.

PENERAPAN METODE EKUITAS

10. Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas,

kecuali ketika investasi diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58

(revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.

11. Investasi yang dijelaskan di paragraf 10 dicatat sesuai dengan PSAK 58 (revisi

2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.

12. Ketika investasi pada entitas asosiasi yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai

dimiliki untuk dijual tidak lagi memenuhi kriteria untuk diklasifikasikan sebagai dimiliki

untuk dijual, maka investasi tersebut dicatat dengan menggunakan metode ekuitas sejak

tanggal klasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual. Laporan Keuangan untuk periode sejak

klasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual disesuaikan.

13. Pengakuan penghasilan yang didasarkan pada distribusi yang diterima tidak dapat

menjadi ukuran yang cukup atas penghasilan yang diperoleh oleh investor atas investasi

dalam entitas asosiasi, karena distribusi yang diterima mempunyai hubungan yang sedikit

dengan kinerja entitas asosiasi. Karena investor memiliki pengaruh signifikan atas entitas

Page 36: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

asosiasi, maka investor mempunyai andil dalam kinerja entitas asosiasi dan, sebagai hasilnya,

memperoleh imbal hasil atas investasinya. Investor mencatat bagiannya dengan memperluas

lingkup laporan keuangannya dengan mencakup bagiannya atas laba atau rugi entitas

asosiasi. Sebagai hasilnya, penerapan metode ekuitas memberikan pelaporan yang lebih

informatif atas aset neto dan laba atau rugi investor.

14. Investor menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak tang gal investor tidak

lagi memiliki pengaruh signifikan atas entitas asosiasi dan mencatat investasinya sesuai

dengan PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, yang

mana hilangnya pengaruh signifikan tersebut tidak mengakibatkan entitas asosiasi menjadi

entitas anak atau ventura bersama sebagaimana didejinisikan dalam PSAK 12 (revisi 2009):

Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama. Ketika kehilangan pengaruh signijikan, maka

investor mengukur setiap investasi yang tersisa pada entitas asosiasi pada nilai wajar.

Investor mengakui dalam laporan laba rugi setiap selisih antara:

(a) nilai wajar investasi yang tersisa dan hasil pelepasan sebagian kepemilikan pada

entitas asosiasi, dengan

(b) jumlah tercatat investasi dalam tanggal ketika hilangnya pengaruh signifikan.

15. Ketika investasi dihentikan sebagai investasi pada entitas asosiasi dan dicatat

sesuai dengan PSAK 55 (revisi2006): Instromen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran,

maka nilai wajar investasi ketika dihentikan sebagai investasi pada entitas asosiasi dianggap

sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal sebagai aset keuangan sesuai dengan PSAK

55 (revisi 2006).

16. Jika investor kehilangan pengaruh signifikan atas entitas asosiasi, maka investor

mencatat seluruh jumlah yang diakui dalam pendapatan komprehensiflain yang terkait

dengan entitas asosiasi tersebut menggunakan dasar yang sama dengan yang diperlukan jika

entitas asosiasi telah melepaskan secara langsung aset dan liabilitas yang terkait. Oleh karena

itu, jika keuntungan atau kerugian yang sebelumnya telah diakui dalam pendapatan

komprehensif lain oleh entitas asosiasi akan direklasifikasi ke laporan laba rugi atas

Page 37: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

pelepasan aset atau liabilitas yang terkait, maka investor mereklasifikasi keuntungan atau

kerugian dari ekuitas ke laporan laba rugi (sebagai penyesuaian reklasifikasi) sejak investor

kehilangan pengaruh signifikan atas entitas asosiasi. Misalnya,jika entitas asosiasi memiliki

aset keuangan tersedia untuk dijual dan investor kehilangan pengaruh signifikan atas entitas

asosiasi terse but, maka investor mereklasifikasi keuntungan atau kerugian yang telah diakui

sebelumnya dalam pendapatan komprehensif lain yang terkait dengan aset tersebut ke laporan

laba rugi. Jika bagian kepemilikan investor pada entitas asosiasi berkurang, namun investasi

terse but tetap sebagai investasi pada entitas asosiasi, maka investor mereklasifikasi ke

laporan laba rugi hanya suatu jumlah proporsional dari keuntungan atau kerugian yang

sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain.

17. Banyak prosedur yang sesuai untuk penerapan metode ekuitas yang serupa dengan

prosedur konsolidasi sebagaimana dijelaskan dalam PSAK 4 (revisi 2009): Laporan

Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri. Selanjutnya, konsep yang

mendasari prosedur yang digunakan dalam akuntansi untuk perolehan entitas anak digunakan

dalam akuntansi untuk perolehan investasi pada entitas asosiasi.

18. Bagian kelompok usaha pada entitas asosiasi merupakan agregasi kepemilikan

entitas induk dan entitas anaknya pada entitas asosiasi tersebut. Kepemilikan entitas asosiasi

lain atau ventura bersama dalam kelompok usaha diabaikan untuk tujuan ini. Jika entitas

asosiasi mempunyai entitas anak, entitas asosiasi, atau ventura bersama, maka laba atau rugi

dan aset neto yang dicatat dengan menerapkan metode ekuitas merupakanjumlah yang diakui

dalam laporan keuangan entitas asosiasi (termasuk bagian entitas asosiasi atas laba atau rugi

dan aset neto dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dimilikinya), setelah

penyesuaian yang diperlukan terhadap dampak penyeragaman kebijakan akuntansi (lihat

paragraf 23 dan 24).

19. Laba atau rugi yang dihasilkan dari transaksi "hilir" dan "hulu" antara investor

(termasuk entitas anak yang dikonsolidasikan) dan entitas asosiasi diakui dalam laporan

keuangan investor tersebut hanya sebesar bagian investor lain dalam entitas asosiasi.

Transaksi "hilir" misalnya, penjualan aset entitas asosiasi kepada investor. Transaksi "hulu",

Page 38: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

misalnya, penjualan aset dari investor kepada entitas asosiasi. Bagian investor atas laba atau

rugi entitas asosiasi yang dihasilkan dari transaksi-transaksi ini dieliminasi.

20. Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas sejak

tanggal investasi tersebut memenuhi definisi entitas asosiasi. Pada saat perolehan investasi,

setiap selisih antara biaya perolehan investasi dengan bagian investor atas nilai wajar neto

aset dan liabilitas teridentifikasi dari entitas asosiasi dicatat dengan cara sebagai berikut:

(a) goodwill yang terkait dengan entitas asosiasi termasuk dalam jumlah tercatat

investasi. Amortisasi goodwill tersebut tidak diperkenankan.

(b) setiap selisih lebih bagian investor atas nilai wajar neto aset dan liabilitas

teridentifikasi dari entitas asosiasi terhadap biaya perolehan investasi dimasukkan

sebagai penghasilan dalam menentukan bagian investor atas laba atau rugi entitas

asosiasi pada periode investasi diperoleh.

Penyesuaian terhadap bagian investor atas laba atau rugi entitas asosiasi setelah perolehan

juga dilakukan untuk mencatat, misalnya, penyusutan aset yang tersusutkan berdasarkan

nilai wajarnya pada tanggal perolehan. Serupa dengan hal tersebut, penyesuaian terhadap

bagian investor atas laba atau rugi entitas asosiasi setelah perolehan dilakukan untuk rugi

penurunan nilai yang diakui oleh entitas asosiasi, misalnya goodwill atau aset tetap.

21. Laporan keuangan terkini entitas asosiasi yang tersedia digunakan oleh investor

dalam menerapkan metode ekuitas. Jika akhir periode pelaporan investor berbeda dengan

entitas asosiasi, maka entitas asosiasi menyajikan (untuk digunakan oleh investor) laporan

keuangan dengan tanggal yang sama dengan laporan keuangan investor, kecuali hal tersebut

tidak praktis.

22. Jika (sesuai dengan paragraj 21) laporan keuangan entitas asosiasiyang

digunakan dalam menerapkan metode ekuitas disusun berbeda tanggal dengan investor,

maka penyesuaian dilakukan terhadap dampak dari setiap transaksi atau peristiwa signifikan

Page 39: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

yang terjadi di antara tanggal laporan keuangan entitas asosiasi dengan tanggal laporan

keuangan investor. Dalam setiap kasus, perbedaan antara akhir periode pelaporan entitas

asosiasi dengan akhir periode pelaporan investor tidak boleh lebih dari tiga bulan.

Panjangnya periode pelaporan dan setiap perbedaan antar akhir periode pelaporan adalah

sama dari periode ke periode.

23. Laporan keuangan investor disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi

yang sama untuk transaksi dan peristiwa dalam keadaan serupa.

24. Jika entitas asosiasi menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dengan

investor untuk transaksi dan peristiwa dalam keadaan serupa, maka penyesuaian dilakukan

untuk menyamakan kebijakan akuntansi entitas asosiasi dengan kebijakan akuntansi investor

ketika laporan keuangan entitas asosiasi tersebut digunakan oleh investor dalam menerapkan

metode ekuitas.

25. Jika entitas asosiasi menerbitkan saham preferen kumulatif yang dimiliki oleh

pihak selain investor dan diklasifikasikan sebagai ekuitas, maka investor menghitung

bagiannya atas laba atau rugi setelah penyesuaian dividen atas saham terse but, terlepas

apakah dividen tersebut telah atau belum diumumkan.

26. Jika bagian investor atas rugi entitas asosiasi sama dengan atau melebihi

kepentingannya pada entitas asosiasi, maka investor menghentikan pengakuan bagiannya atas

rugi lebih lanjut. Kepentingan pada entitas asosiasi adalah jumlah tercatat investasi pada

entitas asosiasi dengan metode ekuitas ditambah dengan setiap kepentingan jangka panjang

yang secara substansi membentuk bagian investasi neto investor pada entitas asosiasi.

Misalnya, suatu pos yang diselesaikan, baik tidak direncanakan ataupun mungkin terjadi di

masa datang yang dapat diperkirakan (joreseable future), secara substansi merupakan suatu

perpanjangan investasi pada entitas asosiasi. Pos-pos tersebut dapat termasuk saham preferen

dan piutang atau pinjaman jangka panjang yang diberikan tetapi tidak termasuk piutang

dagang, utang dagang, atau setiap piutang jangka panjang dengan agunan yang memadai,

Page 40: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

seperti pinjaman yang diberikan dengan penjaminan. Kerugian yang diakui, dalam metode

ekuitas, atas selisih lebih investasi investor pada saham biasa diterapkan untuk komponen

lain dari bagian investor pada entitas asosiasi dalam urutan yang terbalik dengan

senioritasnya (misalnya prioritas dalam likuidasi).

27. Setelah kepentingan investor dikurangkan menjadi nol, tambahan kerugian

dicadangkan, dan liabilitas diakui, hanya sepanjang investor memiliki kewajiban konstruktif

atau hukum atau melakukan pembayaran atas nama entitas asosiasi. Jika entitas asosiasi

kemudian melaporkan laba, maka investor mulai mengakui bagiannya atas laba tersebut

hanya setelah bagiannya atas laba tersebut sarna dengan bagian atas rugi yang belum diakui.

28. Setelah menerapkan metode ekuitas, termasuk pengakuan kerugian entitas asosiasi

sesuai dengan paragraf26, maka investor menerapkan persyaratan dalam PSAK 55 (revisi

2006):

Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran untuk menentukan apakah diperlukan

untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai dengan memperhatikan investasi neto

investor

pad a entitas asosiasi.

29. Investor juga menerapkan persyaratan dalam PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen

Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran untuk menentukan apakah setiap tambahan rugi

penurunan nilai diakui dengan memperhatikan bagian investor pada entitas asosiasi yang

bukan merupakan bagian dari investasi neto dan jumlah rugi penurunan nilai.

30. Karena goodwill yang membentuk nilai tercatat investasi dalam entitas asosiasi

tidak diakui secara terpisah, maka tidak dilakukan pengujian penurunan nilai secara terpisah

dengan menerapkan persyaratan pengujian penurunan nilai goodwill dalam PSAK 48 (revisi

2009): Penurunan NilaiAset. Sebagai gantinya, seluruh nilai tercatat investasi diuji penurunan

nilai berdasarkan PSAK 48 (revisi 2009) sebagai suatu aset tunggal, dengan membandingkan

Page 41: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

antara jumlah terpulihkan (mana yang lebih tinggi antara nilai pakai dan nilai wajar dikurangi

biaya untuk menjual) dengan jumlah tercatatnya, kapan pun penerapan persyaratan dalam

PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengukuran dan Pengukuran mengindikasikan

bahwa investasi mungkin telah mengalami penurunan niiai. Rugi penurunan nilai yang diakui

pada keadaan tersebut tidak dialokasikan pada setiap aset, termasuk goodwill, yang

membentuk bagian dari nilai tercatat investasi pada entitas asosiasi. Dengan demikian,

pembalikan dari penurunan nilai diakui sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009) sepanjang

jumlah terpulihkan dari investasi tersebut kemudian meningkat. Dalam menentukan nilai

pakai investasi, entitas mengestimasi:

(a) bagiannya atas nilai kini arus kas masa depan yang diharapkan akan dihasilkan oleh

entitas asosiasi, termasuk arus kas dari operasional entitas asosiasi dan hasil pelepasan

investasi; atau

(b) nilai kini estimasi arus kas masa depan yang diharapkan timbul dari dividen yang

akan diperoleh dari investasi dan pelepasan investasi.

Dengan asumsi-asumsi yang tepat, kedua metode tersebut akan memberikan hasil yang sama.

31. Jumlah terpulihkan dari investasi pada entitas asosiasi dinilai untuk setiap entitas

asosiasi, kecuali entitas asosiasi tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk dari pemakaian

berkelanjutan yang sebagian besar independen dari aset lain.

PENGUNGKAPAN

32. Pengungkapan berikut ini dibuat:

(a) nilai wajar investasipada entitas asosiasiyang tersedia kuotasi harga publikasian;

(b) ringkasan informasi keuangan entitas asosiasi, termasuk jumlah agregataset,

liabilitas,pendapatan, dan laba atau rugi;

(c) alasan mengapa anggapaninvestoryang tidak memiliki pengaruh signijikanjika

investor memiliki kurang dari 20% hak suara atau hak suara potensial investee

secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak, namun disimpulkan bahwa

investor tersebutmemiliki pengaruh signifikan;

Page 42: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

(d) alasan mengapa anggapan investor yang memiliki pengaruh signijikan jika investor

memiliki lebih dari 20% hak suara atau hak suara potensial investee secara langsung

atau tidak langsung melalui entitas anak, namun disimpulkan bahwa investor tersebut

tidak memiliki pengaruh signifikan;

(e) akhir periode pelaporan dari laporan keuangan entitasasosiasi, ketika laporan

keuangan tersebut digunakan dalam menerapkan metode ekuitas dan tanggal atau

periode yang berbeda dengan investor, dan alasan menggunakan tanggal atau

periode yang berbeda;

(f) sifat dan tingkatan setiap pembatasan signifikan (misalnya hasil dari perjanjian

pinjaman yang diterima atau persyaratan regulator) atas kemampuan entitas asosiasi

untuk mentransfer dana kepada investor dalam bentuk dividen tunai, atau

pembayaran kembali pinjaman yang diberikan atau uang muka;

(g) bagian rugi entitas asosiasi yang tidak diakui, baik untuk periode terjadinya kerugian

tersebut maupun secara kumulatif, jika investor menghentikan pengakuan bagiannya

atas rugi entitas asosiasi; dan

(h) ringkasan informasi keuangan entitas asosiasi, secara individual atau dalam

kelompok, yang tidak dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, termasuk jumlah

total aset, total liabilitas, pendapatan, dan laba atau rugi.

33. Investasi pada entitas asosiasiyang dicatatdengan menggunakan metode ekuitas

diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar. Bagian investor atas laba atau rugi entitas

asosiasi, dan jumlah tercatat investasi, diungkapkan secara terpisah. Bagian investor dari

setiap operasi yang dihentikan dari entitas asosiasi juga diungkapkan secara terpisah.

34. Bagian investor atas perubahan yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain

entitas asosiasi diakui oleh investor dalam pendapatan komprehensif lain.

35. Sesuai dengan PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset

Kontinjensi investor mengungkapkan:

(a) bagiannya atas liabilitas kontinjensi entitas asosiasi yang terjadi bersama-sama

dengan investor lain, dan

Page 43: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

(b) liabilitas kontinjensi yang timbul karena investor berkewajiban bersama-sama untuk

semua atau sebagian liabilitas entitas asosiasi.

Page 44: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

Soal Kasus

Kasus 1.

Parent Company membeli Subsidiary Company.

PT. A membeli saham PT. B, kondisi modal PT. B pada saat itu adalah:

Modal Saham, @Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000.000Agio Saham Rp 100.000.000Retained Earning Rp 150.000.000

Jumlah Modal Rp. 1.250.000.000

PT. B akan mengadakan emisi saham baru sebanyak 500 lembar dengan harga nominal Rp. 1

juta. PT. A member 500 lembar saham yang beredar milik PT. B melalui pasar modal dengan

harga per lembar Rp. 1.2 juta. Selain itu PT. A akan membeli pula 325 lembar saham baru

langsung dari PT. B dengan harga per lembar Rp. 1.1 juta.

Jurnal yang dibuat PT. A:

Jurnal untuk mencatat pembelian 500 lembar saham di Pasar Modal:

Investasi Saham PT. B Rp. 600.000.000Kas Rp. 600.000.000

(1.200.000 x 500) Jurnal untuk mencatat pembelian 325 lembar saham baru:

Investasi Saham PT. B Rp. 357.500.000Kas Rp. 357.500.000

(1.100.000 x 325)

Jurnal yang dibuat PT. B:

Kas Rp. 357.500.000Modal Saham Rp. 325.000.000Agio Saham Rp. 32.500.000

(@1.000.000 x 325 = 325.000.000)

URAIAN SEBELUM PEMBELIAN SETELAH PEMBELIANModal Saham @Rp. 1juta 1,000,000,000 1,500,000,000 Agio Saham 100,000,000 132,500,000 Retained Earning 150,000,000 150,000,000 Total Modal 1,250,000,000 1,782,500,000

Komposisi modal PT. B sebelum dan sesudah dibeli PT. A

Page 45: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

Jurnal Pembelian Saham PT. B oleh PT. A:

Pembelian dari Pasar Modal = 500 lembar

Pembelian langsung dari PT. B = 325 lembar

Jumlah = 825 lembar

Makan, persentase kepemilikan saham PT. B oleh PT. A adalah:

[(500+325) / (1000+500)] x 100% = 55%

PT. A selaku Parent Company memiliki 55% saham PT. B (Subsidary Company).

Besarnya hak PC terhadap SC adalah: (Controlling Interest)

55% x Rp. 1.782.500.000 = Rp. 980.375.000

Besarnya perkiraan investasi saham pada PT. B:

Rp. 600.000.000 + Rp. 357.500.000 = Rp. 957.500.000 (Nilai Investasi at Cost)

Controlling Interest (Book Value) = Rp. 980.375.000

Excess of Book Value over Cost = Rp 22.875.000

Jika dibuat Worksheet Neraca Konsolidasi PC dan SC setelah pembelian, diasumsikan

account lain milik kedua perusahaan tersebut diabaikan:

D C D CInv. Shm PT. B 957,500,000 Eliminasi 55% MS 825,000,000 Eliminasi 55% AS 72,875,000 Eliminasi 55% RE 82,500,000 EBVC 22,875,000 Modal Shm PT. B 1,500,000,000 Eliminasi 55% 825,000,000 Hak Minoritas 675,000,000 Agio Saham PT. B 132,500,000 Eliminasi 55% 72,500,000 Hak Minoritas 60,000,000 R/E PT. B 150,000,000 Eliminasi 55% 82,500,000 Hak Minoritas 67,500,000

Eliminasi Neraca KonsolidasiAccount PT. A PT. B

Page 46: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

Jurnal Eliminasi yang dibuat PT. A:

Modal Saham PT. B Rp. 825.000.000Agio Saham PT. B Rp. 72.500.000Retained Earning Rp. 82.500.000

EBVC Rp. 22.500.000Investasi Saham PT. B Rp. 957.500.000

Kasus 2.

Laporan Laba Rugi PT. DEF tahun 2007 yang membeli 100% modal saham PT. GHI.

URAIAN PT. DEF PT. GHI TOTALPenjualan 500,000,000 300,000,000 800,000,000 HPP:Persediaan Awal 150,000,000 100,000,000 250,000,000 Pembelian 450,000,000 250,000,000 700,000,000 Barang Tersedia Dijual 600,000,000 350,000,000 950,000,000 Persediaan Akhir 200,000,000 130,000,000 330,000,000 Harga Pokok Penjualan: 400,000,000 220,000,000 620,000,000 Laba Kotor 100,000,000 80,000,000 180,000,000 Biaya Usaha 60,000,000 50,000,000 110,000,000 Laba Bersih Usaha 40,000,000 30,000,000 70,000,000

Informasi tambahan:

Pada periode tersebut terdapat jual beli barang dagangan antara perusahaan afiliasi

sebesar Rp 100 juta dengan harga pokok Rp 80 juta.

Pada akhir periode, 40% dari barang dangan tersebut belum terjual.

Diminta:

a) Buat jurnal eliminasi yang dibuat oleh PT. DEF

b) Buat kertas kerja Laporan Laba Rugi Konsolidasi periode tahun 2007 yang dibuat

oleh PT. DEF

c) Buat Laporan Laba Rugi Konsolidasi periode tahun 2007 yang dibuat oleh PT. DEF

Page 47: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

Jawaban:

a) Jurnal Eliminasi:

Penjualan Rp 100.000.000Pembelian Rp 100.000.000

(Eliminasi penjualan dan pembelian sebesar 100 juta)

Persediaa (Laba Rugi) Rp 8.000.000Persediaan (Neraca) Rp 8.000.000

(40%x(100.000.000-80.000.000))

(Eliminasi persediaan akhir yang terlalu besar)

b)

D CPenjualan 500,000,000 300,000,000 100,000,000 700,000,000 HPP:Persediaan Awal 150,000,000 100,000,000 250,000,000 Pembelian 450,000,000 250,000,000 100,000,000 600,000,000 Barang Tersedia Dijual 600,000,000 350,000,000 850,000,000 Persediaan Akhir 200,000,000 130,000,000 8,000,000 322,000,000 Harga Pokok Penjualan: 400,000,000 220,000,000 528,000,000 Laba Kotor 100,000,000 80,000,000 172,000,000 Biaya Usaha 60,000,000 50,000,000 110,000,000 Laba Bersih Usaha 40,000,000 30,000,000 62,000,000

PT. DEF & PT. GHIWORKSHEET LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI PERIODE TAHUN 2007

URAIAN PT. DEF PT. GHIELIMINASI

TOTAL

c)

Penjualan 700,000,000 Harga Pokok Penjualan (HPP):Persediaan Awal 250,000,000 Pembelian 600,000,000 Barang Tersedia Dijual 850,000,000 Persediaan Akhir 322,000,000 Harga Pokok Penjualan 528,000,000 Laba Kotor 172,000,000 Biaya Usaha 110,000,000 Laba Bersih Usaha 62,000,000

PT. ABC & PT. XYZLAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI PERIODE TAHUN 2007

Page 48: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

Kasus 3.

Dari kasus no. 1 diatas:

Informasi lain:

Pada periode tersebut terdapat jual beli barang dagangan antara perusahaan afiliasi

sebesar Rp. 100 juta dengan harga pokok Rp. 80 juta.

Pada awal periode tersebut, perusahaan masih mempunyai barang dagangan yang

berasal dari perusahaan afiliasi, labar koto yang melekat pada persediaan awal Rp. 10

juta.

Pada akhir periode perusahaan masih mempunyai barang dagangan yang berasal dari

perusahaan afiliasi, laba kotor yang melekat pada persediaan akhir Rp. 8 juta.

Diminta:

a) Buatlah jurnal eliminasi yang dibuat oleh PT. DEF

b) Buat kertas kerja Laporan Laba Rugi Konsolidasi Periode 2007 yang dibuat PT. DEF

c) Buat laporan Laba Rugi Konsolidasi periode tahun 2007 yang dibuat PT. DEF.

Jawaban:

a) Jurnal Eliminasi:

Penjualan Rp 100.00.000Pembelian Rp 100.000.000

(Eliminasi penjualan dan pembelian sebesar Rp 100 juta)

Retained Earning Rp 10.000.000Persediaan Awal Rp 10.000.000

(Eliminasi laba kotor yang melekat pada persediaan awal)

Persediaan (Laba Rugi) Rp 8.000.000Persediaan (Neraca) Rp 8.000.000

b)

Page 49: Pelaporan Dan Akuntansi Keuangan - Kombinasi Bisnis, Laporan Konsolidasi, Special Purpose Entity Dan Investasi Pada Entitas Asosiasi

D CPenjualan 500,000,000 300,000,000 100,000,000 700,000,000 HPP:Persediaan Awal 150,000,000 100,000,000 10,000,000 240,000,000 Pembelian 450,000,000 250,000,000 100,000,000 600,000,000 Barang Tersedia Dijual 600,000,000 350,000,000 840,000,000 Persediaan Akhir 200,000,000 130,000,000 8,000,000 322,000,000 Harga Pokok Penjualan: 400,000,000 220,000,000 518,000,000 Laba Kotor 100,000,000 80,000,000 182,000,000 Biaya Usaha 60,000,000 50,000,000 110,000,000 Laba Bersih Usaha 40,000,000 30,000,000 72,000,000

PT. DEF & PT. GHIWORKSHEET LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI PERIODE TAHUN 2007

URAIAN PT. DEF PT. GHIELIMINASI

TOTAL

c)

Penjualan 700,000,000 Harga Pokok Penjualan (HPP):Persediaan Awal 240,000,000 Pembelian 600,000,000 Barang Tersedia Dijual 840,000,000 Persediaan Akhir 322,000,000 Harga Pokok Penjualan 518,000,000 Laba Kotor 182,000,000 Biaya Usaha 110,000,000 Laba Bersih Usaha 72,000,000

PT. ABC & PT. XYZLAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI PERIODE TAHUN 2007