40
PELAPORAN KEUANGAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA SUBSIDI BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN- DAN BELANJA LAIN- LAIN LAIN 1

PELAPORAN KEUANGAN BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

  • Upload
    cheche

  • View
    65

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PELAPORAN KEUANGAN BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN. KEKUASAAN ATAS PENGELOLAAN NEGARA. 2. Dikuasakan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal dan wakil pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan . - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

PELAPORAN PELAPORAN KEUANGAN KEUANGAN

BELANJA SUBSIDI BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA DAN BELANJA

LAIN-LAINLAIN-LAIN

1

Page 2: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

KEKUASAAN ATAS KEKUASAAN ATAS PENGELOLAAN NEGARA PENGELOLAAN NEGARA

1. Dikuasakan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal dan wakil pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan.

2. Dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna  Anggaran/Pengguna Barang kementerian/lembaga yang dipimpinnya.

3. Diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.

2

2

Page 3: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

PENGELOLAAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARAKEUANGAN NEGARA

PRESIDENPemegang kekuasaan PKN

MENTERI………PENGGUNAANGGARAN

MENTERI……PENGGUNAANGGARAN

MENTERI KEUANGANPENGGUNAANGGARAN

UTANG DAN HIBAH

INVESTASIPEMERINTAH

PENERUSANPINJAMAN

TRANSFERKE DAERAH

BELANJA SUBSIDI& BELANJA LAIN-LAIN

BADAN LAINNYA

TRANSAKSIKHUSUS

999.01999.02

999.03 999.04 999.05 999.06 999.07

3

3

Page 4: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

DASAR HUKUM APPDASAR HUKUM APP

Berdasarkan UU No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan NegaraPasal 51 ayat (1) berbunyi:“Menteri Keuangan/Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Negara/ Daerah menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi pembiayaan dan perhitungannya.”

4

Page 5: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

ANGGARAN PEMBIAYAAN ANGGARAN PEMBIAYAAN DAN PERHITUNGANDAN PERHITUNGAN

Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan adalah dana yang dialokasikan kepada Menteri Keuangan/BUN sebagai Pengguna Anggaran selain yang dialokasikan untuk Kementerian Negara/Lembaga, yang dalam pelaksanaannya dapat diserahkan kepada Kementerian Negara/Lembaga/pihak lain sebagai Kuasa Pengguna Anggaran

BELANJA LAIN-BELANJA LAIN-LAIN LAIN

BA 069BA 069

BELANJA SUBSIDI BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA DAN BELANJA LAIN-LAIN (BA LAIN-LAIN (BA

999.06)999.06)BELANJA BELANJA SUBSIDI SUBSIDI

(BA 999.07(BA 999.07

BELANJA BELANJA LAIN-LAIN LAIN-LAIN

(BA 999.08)(BA 999.08)

Page 6: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

DASAR HUKUM APPDASAR HUKUM APP

Berdasarkan PP 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah:Pasal 1 ayat (24):“Anggaran pembiayaan dan perhitungan adalah dana APBN yang dialokasikan kepada Menteri Keuangan / BUN sebagai PA selain yang dialokasikan untuk K/L, yang dalam pelaksanaannya dapat diserahkan kepada K/L/pihak lain sebagai KPA”

6

Page 7: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

KRITERIA PIHAK LAINKRITERIA PIHAK LAIN(PMK196/PMK.05/2008)(PMK196/PMK.05/2008)

Pihak lain adalah instansi/unit organisasi di luar Kementerian Negara/Lembaga dan berbadan hukum yang menggunakan anggaran yang bersumber dari APBN dan bukan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai entitas Pemerintahan Daerah, dan karenanya wajib menyelenggarakan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) sesuai ketentuan yang berlaku.

7

Page 8: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

JENIS TRANSAKSI BAPPJENIS TRANSAKSI BAPP

1. Belanja Subsidi

2. Belanja Transfer Lainnya

3. Belanja Lain-Lain

4. Transfer kepada Pemerintah Daerah Transfer Dana Perimbangan Transfer Otonomi Khusus dan Penyesuaian

5. Pengelolaan Utang Pembayaran Bunga Utang Dalam dan Luar Negeri Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri Pembayaran Cicilan Pokok Utang Dalam Negeri Penerimaan Pembiayaan Penerimaan Hibah

6. Belanja Penerusan Pinjaman

7. Belanja Penyertaan Modal Negara

8. Belanja Penerusan Pinjaman sebagai Hibah

9. Belanja Penerusan Hibah

10. Transaksi Khusus Pengeluaran Kerjasama Internasional Pengeluaran Perjanjian Hukum Internasional Pengeluaran Koreksi dan Pengembalian Pembayaran Jasa Perbendaharaan Pembayaran PFK Pendapatan Jasa Perbendaharaan dan Perbankan

11. Transaksi Pengelolaan PNBP dilakukan oleh Direktorat Jenderal Anggaran c.q. Direktorat PNBP terdiri dari:

PPh Migas; PNBP Migas dan PNBP Migas Lainnya; Pungutan Ekspor; Penerimaan Laba BUMN Perbankan dan Non-Perbankan.

Page 9: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

BELANJA LAIN-LAINBELANJA LAIN-LAIN

Belanja lain-lain/tak terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah pusat/daerah.

9

Page 10: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

KATEGORI BELANJA LAIN LAINKATEGORI BELANJA LAIN LAIN

Belanja lain-lain dibagi dalam 3 (tiga) kategori utama yaitu:

1. Pengeluaran/belanja pemerintah pusat yang sifat pengeluarannya tidak dapat diklasifikasikan ke dalam pos-pos belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, dan belanja daerah.

2. Pengeluaran/belanja yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial.

3. Pengeluaran/belanja tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah.

Page 11: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

BELANJA PUSAT DALAM BELANJA PUSAT DALAM APPAPP

Kriteria keperluan mendesak

a. Sulit direncanakan kebutuhannya;b.Adanya resiko yang besar apabila tidak dipenuhi

pada saat kejadian, baik dari segi politik, ekonomi, sosial dan keamanan;

c. Kejadian yang tidak disebabkan oleh alam, contohnya adanya akibat dari suatu kebijakan Pemerintah Asing yang terkait dengan Pemerintah Indonesia, klaim pihak ketiga sebagai hasil putusan pengadilanDana cadangan resiko fiskal digunakan untuk

menampung alokasi untuk mengantisipasi adanya perubahan asumsi-asumsi dalam penyusunan APBN, contohnya perubahan harga minyak dan besaran subsidi yang akan mengubah besaran penerimaan dan pengeluaran

Page 12: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

PEMBIAYAAN DALAM APPPEMBIAYAAN DALAM APP

Masuk dalam kategori “below the lines” APBN Pengeluaran dalam kategori ini tidak berdampak

pada penambahan kekayaan pemerintah secara langsung. Penarikan pinjaman untuk penerusan pinjaman akan menimbulkan hutang Pemerintah kepada pihak Lender dan secara bersamaan menimbulkan piutang Pemerintah pada penerima penerusan pinjaman.

Dipergunakan antara lain untuk: pembayaran cicilan pokok hutang luar dan dalam negeri, penerusan pinjaman maupun hibah dan PMN

Page 13: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

PENGANGGARAPENGANGGARAN N

PENGANGGARAPENGANGGARAN N

ANGGARAN K/L???

ANGGARAN K/L???

ANGGARAN BAPP (BA

069)

ANGGARAN BAPP (BA

069)

Terencana dan dapat

diklasifikasikan ke dalam pos-pos belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah,

belanja bantuan sosial, dan

belanja daerah

1.Tidak Terencana2.Pengeluaran/belanja yang sifatnya tidak biasa

dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan

bencana alam, bencana sosial.

3.Pengeluaran/belanja tidak terduga lainnya

yang sangat diperlukan dalam rangka

penyelenggaraan kewenangan pemerintah.

RM??PLN??RM??PLN??

ANGGARAN BABUN (BA

999.08)

ANGGARAN BABUN (BA

999.08)

ANGGARAN BA 010.XX

ANGGARAN BA 010.XX

Page 14: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

KATEGORI BELANJA LAIN KATEGORI BELANJA LAIN LAINLAIN

Belanja lain-lain dibagi dalam 3 (tiga) kategori utama yaitu:1.Pengeluaran/belanja pemerintah pusat yang sifat pengeluarannya tidak dapat diklasifikasikan ke dalam pos-pos belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, dan belanja daerah.

2.Pengeluaran/belanja yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial.

3.Pengeluaran/belanja tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah.

14

Page 15: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

BELANJA PUSAT DALAM BELANJA PUSAT DALAM APPAPP

Kriteria keperluan mendesak

a. Sulit direncanakan kebutuhannya;b.Adanya resiko yang besar apabila tidak dipenuhi

pada saat kejadian, baik dari segi politik, ekonomi, sosial dan keamanan;

c. Kejadian yang tidak disebabkan oleh alam, contohnya adanya akibat dari suatu kebijakan Pemerintah Asing yang terkait dengan Pemerintah Indonesia, klaim pihak ketiga sebagai hasil putusan pengadilanDana cadangan resiko fiskal digunakan untuk

menampung alokasi untuk mengantisipasi adanya perubahan asumsi-asumsi dalam penyusunan APBN, contohnya perubahan harga minyak dan besaran subsidi yang akan mengubah besaran penerimaan dan pengeluaran

15

Page 16: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

PENTINGNYA KLASIFIKASI PENTINGNYA KLASIFIKASI BELANJA BELANJA

memformulasikan kebijakan dan mengidentifikasi alokasi sumber daya sektor-sektor;

mengidentifikasi capaian kegiatan pemerintah melalui penilaian kinerja pemerintah; dan

membangun akuntabilitas atas ketaatan dalam pelaksanaan anggaran terhadap otorisasi yang diberikan oleh legislatif.

16

Page 17: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

FORMULASI KLASIFIKASI FORMULASI KLASIFIKASI YANG MEMENUHI FUNGSI YANG MEMENUHI FUNGSI

ANGGARAN DAN ANGGARAN DAN PELAPORANPELAPORAN

Klasifikasi menurut fungsi, untuk analisis dan formulasi kebijakan;

Klasifikasi organisasi, untuk keperluan akuntabilitas;

Klasifikasi menurut dana, untuk keperluan sumber pembiayaan;

Klasifikasi menurut ekonomi, untuk tujuan statistik dan objek (jenis belanja), ketaatan, pengendalian dan analisis ekonomi;

Klasifikasi menurut program dan kegiatan, untuk informasi dan pengendalian pencapaian tujuan

17

Page 18: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

PELAPORAN APPPELAPORAN APP

Setiap Kementerian Negara / Lembaga wajib menyelenggarakan SAI untuk menghasilkan laporan keuangan termasuk Bagian APP ( PMK No. 171/PMK.05/2007)Penyusunan Laporan Keuangan APP dilakukan secara terpisah dengan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga sesuai dengan Bagian Anggaran masing-masing;Laporan Keuangan APP dikirim kepada Menteri Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan;Direktorat Jenderal Perbendahaaran akan melakukan penyusunan Laporan Keuangan APP secara keseluruhan.TATACARA TATACARA

PENYUSUNAN/PELAPORAN PENYUSUNAN/PELAPORAN BSBLBSBL

PMK 196/PMK.05/2008PMK 196/PMK.05/2008

TATACARA TATACARA PENYUSUNAN/PELAPORAN PENYUSUNAN/PELAPORAN

BSBLBSBLPMK 196/PMK.05/2008PMK 196/PMK.05/2008

Page 19: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

PENYAJIAN PENYAJIAN LK LK

Laporan Keuangan yang disajikan:

1. LRA2. NERACA3. CALK4. LAPORAN BMN

19

Page 20: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

REVIUREVIU

Laporan Keuangan Belanja Subsidi dan Belanja Lain-lain yang disajikan sebelum disampaikan kepada Menteri Keuangan wajib di reviu oleh Aparat Pengawasan Intern sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah tentang Sistem Pengendalian Intern (SPI). {PP 60/2008 pasal 48 & 49}

Reviu dimaksud dapat dilakukan oleh BPKP berdasarkan penetapan terlebih dahulu oleh Menteri Keuangan, selama terkait dengan kegiatan kebendaharaan umum negara.

20

Page 21: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

PERNYATAAN TANGGUNG PERNYATAAN TANGGUNG JAWABJAWAB

(Statement of (Statement of Responsibility)Responsibility)Berdasarkan PP-8/2006 tentang Pelaporan Keuangan

dan Kinerja Instansi pemerintah pasal 25 ayat (2) menyatakan bahwa Kementerian Negara/Lembaga/Pihak Lain yang menerima alokasi APP wajib menyampaikan Laporan Keuangan tahunan yang dilampiri dengan pernyataan tanggung jawab.

21

Laporan Realisasi Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan Tahunan yang digunakan oleh Kementerian Negara /Lembaga/Pemerintah Daerah yang telah direviu, disampaikan secara terpisah disertai dengan Pernyataan Tanggung Jawab (Statement of Responsibility) yang ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah yang menggunakan Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan dan Pernyataan Telah Direviu.

Page 22: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman dan/atau hibah kepada Pemerintah Daerah atau sebaliknya. (UU 17/2003 pasal 22 ayat 2)

Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman atau hibah kepada Pemerintah Daerah/Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah sesuai dengan yang tercantum /ditetapkan dalam UU APBN UU 1/2004 pasal 33 ayat (1).

PENGHIBAHAN PENGHIBAHAN ASETASET22

Page 23: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

Penjualan

Tukar Menukar

HibahHibah

Penyertaan mdlPempus/da

Pengalihan Kepemilikan BMN/D kpd pihak lain dg menerima penggantian dlm bentuk uang

Pengalihan kepemilikanBMN/D yg dilakukan antara pempus dg pemda, antar pemda, atau antara pempus/pemda dg pihak lain, dg menerima penggantian dlm btk barang, sekurang2nya dg nilai seimbangPengalihan kepemilikan brg dr pempus kpd pemda, dr pemda kpd pempus antar pemdaatau dr pempus/Pemda kpd phk lain, tanpa memperoleh penggantian

Pengalihan kepemilikan BMN/D yg sml mrp’ kekayaan yg tdk dipisah’ mjd kekayaan yg dipisah’ u. dip’htg’sbg mdl/saham ngr/daerahpd BUMN BUMD/bdn hk lain’yg dimiliki negara

Bentuk Bentuk PemindahtangPemindahtang

anananan

23

Page 24: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

HIBAHHIBAH

Penggunadg perset. Pengelola

21

24

Page 25: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

MEKANISME SERAH TERIMA MEKANISME SERAH TERIMA BARANGBARANG

UMUMUMUM Barang Milik Negara (BMN) pada akhir tahun

diserahkan dari Pembantu Pengguna Barang(PB) atau KPB Belanja Lain-lain kepada satuan kerja kementerian negara/lembaga/pihak lain yang mengelola Belanja Lain-lain selambat-lambatnya tanggal 31 Desember dan/atau sampai dengan telah selesainya kegiatan dimaksud.

Penyerahan BMN dilakukan dari Pembantu Pengguna Barang Belanja Lain-lain (DJA) atau yang diberi kuasa kepada SKPD, diperlakukan sebagai Hibah.

25

Page 26: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

HAL-HAL YANG PERLU HAL-HAL YANG PERLU PERHATIAN PERHATIAN

Pengelola Barang > DJKNPengguna Barang > DJA (Dit. A3)Kementerian Negara/Lembaga Kuasa Pengguna Barang: Satker

26

Page 27: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

NERACANERACA

ASETASET KEWAJIBAN KEWAJIBAN

Aset Tetap

Tanah xxx

Peralatan dan Mesin xxx

Gedung dan Bangunan xxx

Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx

Ekuitas

Aset Tetap Lainnya xxx

Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx

Total xxx

27

Page 28: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

MEKANISME SERAH MEKANISME SERAH TERIMA BARANGTERIMA BARANG

(PMK 96/PMK.06/2007)(PMK 96/PMK.06/2007)

DJA(PB)

PEMDA

DJKN

Korwil(UAPPB-

W)

Satker(KPB)

Permohonan/usulan

penghapusan untuk

pengalihan status

penggunaan BMN kepada

PEMDA (Hibah)

1 2

3

SK Persetujuan penghapusan,

dgn tindak lanjut

pengalihan BMN kepada PEMDA

(Hibah)

SK Penghapusan,

berdasarkan SK Persetujuan

Penghapusan dari DJKN

BAST-BMN berdasarkan

SK Penghapusan

dari DJA

4

5 6 7

28

Page 29: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

MEKANISME PELAPORAN MEKANISME PELAPORAN BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA BELANJA

LAIN-LAINLAIN-LAIN(PMK 196/2008)(PMK 196/2008)29

Page 30: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

PELAPORAN APPPELAPORAN APPSetiap Kementerian Negara / Lembaga wajib menyelenggarakan SAI untuk menghasilkan laporan keuangan termasuk Bagian APP ( PMK No. 171/PMK.05/2007)Penyusunan Laporan Keuangan APP dilakukan secara terpisah dengan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga sesuai dengan Bagian Anggaran masing-masing;Laporan Keuangan APP dikirim kepada Menteri Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan;Direktorat Jenderal Perbendahaaran akan melakukan penyusunan Laporan Keuangan APP secara keseluruhan.TATACARA TATACARA

PENYUSUNAN/PELAPORAN PENYUSUNAN/PELAPORAN BSBLBSBL

PMK 196/PMK.05/2008PMK 196/PMK.05/2008

TATACARA TATACARA PENYUSUNAN/PELAPORAN PENYUSUNAN/PELAPORAN

BSBLBSBLPMK 196/PMK.05/2008PMK 196/PMK.05/2008

30

Page 31: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

UNIT AKUNTANSI BELANJA UNIT AKUNTANSI BELANJA LAIN LAINLAIN LAIN

K/L & PIHAK LAINSELAKU KUASA PENGGUNA

ANGGARAN APP

Page 32: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

Transaksi Belanja Lain-Lain antara lain belanja yang dilakukan oleh Kementerian Negara/Lembaga yang bersumber dari BAPP yang bersifat mendesak serta tujuan khusus yang anggarannya tidak tersedia pada Kementerian Negara/Lembaga.

DS Belanja Lain-Lain terdiri dari dokumen anggaran, dokumen pengeluaran, dokumen penerimaan, dan dokumen lain yang dipersamakan untuk Belanja Lain-Lain.

Satuan Kerja yang diberi kewenangan untuk menggunakan anggaran Belanja Lain-lain merupakan UAKPA.

Penanggung Jawab UAKPA adalah Kepala Satuan Kerja. Kementerian Negara/Lembaga yang mendapat pelimpahan

wewenang untuk menggunakan anggaran Belanja Lain-Lain merupakan UAPA

Penanggung Jawab UAPA adalah Menteri Teknis atau pejabat yang ditunjuk/diberi kewenangan.

UNIT AKUNTANSI DAN DOKUMEN SUMBERUNIT AKUNTANSI DAN DOKUMEN SUMBERBELANJA LAIN-LAINBELANJA LAIN-LAIN

32

Page 33: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

UAKPA Belanja Lain-Lain wajib memroses dokumen sumber untuk menghasilkan laporan keuangan berupa LRA, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

UAKPA Belanja Lain-Lain wajib menyampaikan LRA dan Neraca beserta ADK setiap bulan ke KPPN/BUN.

UAKPA Belanja Lain-Lain melakukan rekonsiliasi dengan KPPN dan/atau PKN setiap bulan.

UAKPA Belanja Lain-Lain wajib menyampaikan LRA dan Neraca beserta ADK setiap bulan ke UAPPA-E1/UAPA.

Penyampaian laporan keuangan semester dan tahunan disertai dengan Catatan atas Laporan Keuangan.

PROSES AKUNTANSI PROSES AKUNTANSI TINGKAT UAKPATINGKAT UAKPA33

Page 34: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

UAPPA-E1 Belanja Lain-Lain menyusun laporan keuangan tingkat UAPPA-E1 berdasarkan laporan keuangan UAKPA Belanja Lain-Lain.

UAPPA-E1 Belanja Lain-Lain melakukan rekonsiliasi Laporan Keuangan dengan Direktorat Jenderal Anggaran setiap Triwulanan.

UAPPA-E1 Belanja Lain-Lain wajib menyampaikan laporan keuangan tingkat UAPPA-E1 beserta ADK kepada UAPA Belanja Lain-Lain Kementerian Negara/Lembaga setiap bulan.

Penyampaian laporan keuangan semester dan tahunan disertai dengan Catatan atas Laporan Keuangan.

PROSES AKUNTANSI PROSES AKUNTANSI TINGKAT UAPPA-E1TINGKAT UAPPA-E1

34

Page 35: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

UAPA Belanja Lain-Lain melakukan proses penggabungan laporan keuangan UAPPA-E1 Belanja Lain-Lain yang digunakan oleh Kementerian Negara/Lembaga.

UAPA Belanja Lain-Lain menyusun laporan keuangan tingkat UAPA berdasarkan hasil penggabungan laporan keuangan dari UAPPA-E1 Belanja Lain-Lain.

UAPA Belanja Lain-Lain menyampaikan LRA dan Neraca tingkat UAPA beserta ADK kepada Direktorat Jenderal Anggaran setiap triwulan.

Penyampaian laporan keuangan semester dan tahunan disertai dengan Statement of Responsibility dan Catatan atas Laporan Keuangan.

UAPA Belanja Lain-Lain melakukan rekonsiliasi atas laporan keuangan dengan Direktorat Jenderal Anggaran setiap semester.

Hasil rekonsiliasi dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi .

PROSES AKUNTANSI PROSES AKUNTANSI TINGKAT UAPATINGKAT UAPA K/L K/L

35

Page 36: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

UAPA PA Belanja Lain-Lain melakukan proses penggabungan laporan keuangan UAPA Belanja Lain-Lain yang digunakan oleh Kementerian Negara/Lembaga dan Pihak Lain.

UAPA PA Belanja Lain-Lain menyusun laporan keuangan tingkat UAPA berdasarkan hasil penggabungan laporan keuangan dari UAPA Belanja Lain-Lain yang digunakan oleh Kementerian Negara/Lembaga dan Pihak Lain.

UAPA PA Belanja Lain-Lain menyampaikan LRA dan Neraca tingkat UAPA beserta ADK kepada Direktorat Jenderal Perbendaharaan selaku UAPA BUN setiap triwulan.

Penyampaian laporan keuangan semester dan tahunan disertai dengan Statement of Responsibility dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Direktorat Jenderal Anggaran melakukan rekonsiliasi atas laporan keuangan dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap semester.

Hasil rekonsiliasi dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi .

PROSES AKUNTANSI TINGKAT PROSES AKUNTANSI TINGKAT UAPA PENGGUNA ANGGARANUAPA PENGGUNA ANGGARAN

DJADJA36

Page 37: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

LAPORAN KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN ANGGARAN PEMBIAYAAN DAN ANGGARAN PEMBIAYAAN DAN

PERHITUNGANPERHITUNGAN

Kementerian Negara/Lembaga dan/atau Direktorat Jenderal yang diberi kewenangan dalam pengelolaan anggaran yang bersumber dari APP dalam penyusunan laporan keuangan wajib membentuk Unit Akuntansi.

Laporan Keuangan APP merupakan gabungan dari Laporan Keuangan masing-masing UAKPA.

Laporan Keuangan APP sebelum disampaikan kepada Menteri Keuangan direviu oleh Aparat Pengawas Internal Pemerintah yang ditugaskan oleh Menteri Keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan Laporan Keuangan APP diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

37

Page 38: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

PEMBINAAN APPPEMBINAAN APP

Dalam rangka menjaga kesinambungan penyusunan dan keandalan laporan keuangan, Direktorat Jenderal Anggaran c.q Direktorat Anggaran III melakukan pembinaan dan monitoring penyusunan laporan keuangan APP (BSBL).

Dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan monitoring Direktorat Jenderal Anggaran c.q Direktorat Anggaran III dapat bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

38

Page 39: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

AKHIR

BULAN7LK

sudah diterima

KPPN?

Belum

SuratPeringatan

5 4 3 2 1

SP2D

KECUALI SPM BLJ PEGAWAI, LS PIHAK KETIGA

DAN KEMBALI

SANKSI BAGI KPA SANKSI BAGI KPA SANKSI BAGI KPA SANKSI BAGI KPA

SPM UP/TUP,SPM GU, SPM LS KE BENDAHARA

SANKSI APABILA:1. Tidak Rekon dengan

KPPN dan KPKNL2. Tidak Menyampaikan

Laporan BMN ke KPPN dan KPKNL3. Tidak Mengirim Laporan

ke Unit Vertikal4. Tidak melaporkan DK/TP

SANKSI APABILA:1. Tidak Rekon dengan

KPPN dan KPKNL2. Tidak Menyampaikan

Laporan BMN ke KPPN dan KPKNL3. Tidak Mengirim Laporan

ke Unit Vertikal4. Tidak melaporkan DK/TP

39

Page 40: PELAPORAN KEUANGAN  BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN

TERIMA TERIMA KASIHKASIH

40