27
PAPER AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II “PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM” Halaman Judul Kelompok : B12.6.5 Disusun Oleh Kelompok 2: 1. Yuni Widiyasari B12.2012.02208 2.Munika Sari B12.2012.02218 3. Luthfiah Distaputri Ramuwisit B12.2012.02233 4. Aisya Nuraida B12.2012.02234 5. Novia Ratna P. B12.2012.02241 6. Siti Septiani B12.2012.02254 PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM Page i

Pelaporan Segmen Dan Interim

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Akuntansi Keuangan Lanjutan 2: Bab 12 Pelaporan Segmen dan Interim Paper

Citation preview

Page 1: Pelaporan Segmen Dan Interim

PAPER AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II

“PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM”

Halaman Judul

Kelompok : B12.6.5

Disusun Oleh Kelompok 2:

1. Yuni Widiyasari B12.2012.02208

2. Munika Sari B12.2012.02218

3. Luthfiah Distaputri Ramuwisit B12.2012.02233

4. Aisya Nuraida B12.2012.02234

5. Novia Ratna P. B12.2012.02241

6. Siti Septiani B12.2012.02254

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

2015

PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM Page i

Page 2: Pelaporan Segmen Dan Interim

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan Semesta Alam yang telah menciptakan alam beserta

hukum-hukumnya, melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dengan pertolongan-Nya

penyusun dapat meyelesaikan paper ini. Sholawat serta salam penyusun sanjungkan untuk

junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya serta orang-

orang yang mengikuti ajarannya.

Penyusunan paper ini berjudul “PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM.” Paper ini telah

selesai disusun guna memenuhi tugas matakuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II.

Penyusun menyadari dalam penyusunan paper ini terdapat banyak kekurangan dan

keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan juga pengalaman yang penyusun miliki. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat membantu penyusun harapkan demi

kesempurnaan paper ini dan semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin

Semarang, 16 Maret 2015

PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM Page ii

Page 3: Pelaporan Segmen Dan Interim

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

PEMBAHASAN........................................................................................................................1

1.1. PELAPORAN SEGMEN...............................................................................................1

1.1.1. Definisi Pelaporan Segmen.....................................................................................1

1.1.2. Tujuan Pelaporan Segmen.......................................................................................2

1.1.3. Identifikasi Segmen Yang Perlu Dilaporkan...........................................................2

1.1.4. Ruang Lingkup Pelaporan Segmen.........................................................................2

1.1.5. Komponen Utama Yang Dilaporkan Di Dalam Laporan Segmen..........................3

1.1.6. Kriteria Pengabungan..............................................................................................4

1.1.7. Ambang Batas Kuantitatif.......................................................................................4

1.1.8. Pertimbangan Ulang Atas Segmen Yang Dilaporkan.............................................5

1.1.9. Penyajian Dalam Pelaporan Segmen.......................................................................6

1.1.10. Penilaian Segmen....................................................................................................6

2.1.11. Mengalokasikan Biaya Bersama Dan Mengukur Profitabilitas Segmental............7

2.2. LAPORAN KEUANGAN INTERIM............................................................................7

2.2.1. Definisi Laporan Keuangan Interim........................................................................7

2.2.2. Dua Pandangan Tentang Laporan Interim..............................................................8

2.2.3. Manfaat Laporan Keuangan Interim.......................................................................8

2.2.4. Unsur Laporan Interim............................................................................................9

2.2.5. Penyajian Laporan Keuangan Interim.....................................................................9

2.3. ILLUSTRASI PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM..........................................11

JAWABAN SOAL BAKER....................................................................................................13

PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM Page iii

Page 4: Pelaporan Segmen Dan Interim

PEMBAHASAN

1.1. PELAPORAN SEGMEN

1.1.1. DEFINISI PELAPORAN SEGMEN

Menurut FASB Statement No.131, pelaporan segmen berlaku untuk

perusahan, yang didefinisikan sebagai perusahaan yang menerbitkan efek hutang

atau ekuitas yang diperdagangkan dipasar umum, yang diwajibkan untuk

memberikan laporan keuangan kepada SEC, atau memberikan laporan keuangan

dengan tujuan memberikan surat berharga dipasar umum. Perusahaan harus

melaporkan informasi segmen dengan cara yang sama dengan manajemen

mengatur perusahaan dengan unit-unit untuk pengambilan keputusan internal dan

tujuan evaluasi kinerja. Standar merunjuk pendekatan yang demikian sebagai

pendekatan manajemenuntuk segmentasi.

Dalam PSAK No.5 Pelaporan Segmen memiliki beberapa definisi, meliputi :

1. Segmen perusahaan adalah komponen suatu entitas yang aktivitasnya

mewakili kegiatan usaha utama atau kelompok pelanggan. Suatu segmen dapat

berbentuk sebuah anak perusahaan, suatu divisi, suatu departemen, dalam

beberapa hal sebuah joint venture atau anak perusahaan lain bukan investasi.

Aktiva, kinerja dan aktivitas segmen tersebut secara jelas dapat dipisahkan

secara fisik dan operasional dari aktiva, kinerja dan aktivitas yang lain dalam

etitas yang sama.

2. Segmen industri adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dan

menghasilkan suatu produk atau jasa yang berbeda menurut pembagian

industri, atau sekolompok produk atau jasa sejenis yang berbeda, terutama

untuk para pelanggan di luar perusahaan.

3. Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dan

mempunyai usaha di suatu atau sekelompok negara dalam suatu wilayah

georafis tertentu.

Berdasarkan (FASB Statement No.14) mengenai Pelaporan Keuangan Segmen

menyatakan bahwa data keuangan konsolidasi dari suatu perusahaan dipisahkan

menurut lini produk dan geografis.

PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM Page 1

Page 5: Pelaporan Segmen Dan Interim

1.1.1. TUJUAN PELAPORAN SEGMEN

Laporan keuangan segmen sangat diperlukan karena:

Tingkat profitabilitas, kesempatan berkembang, prospek masa depan, dan

resiko invesatasi sangat berbeda diantara segmen industri dan geografi.

Para pemakai laporan keuangan segmen dapat mengkaji prospek dan risiko

suatu perusahaan yang didiversifikasi. Informasi ini tidak dapat diperoleh dari

data yang diagregasikan.

Tujuan penyajian informasi menurut segmen adalah meyediakan informasi

bagi para pemakai laporan keuangan mengenai skala relatif, kontribusi laba,

dan trend pertumbuhan dari berbagai industri dan wilayah geografis

perusahaan yang didiversifikasi untuk memungkinkan para pemakai laporan

keuangan membuat pertimbangan yang lebih baik terhadap perusahaan secara

keseluruhan.

1.1.2. IDENTIFIKASI SEGMEN YANG PERLU DILAPORKAN

Segmen yang ditentukan oleh pendekatan manajemen disebut segmen usaha.

Statement No.131 menjelaskan suatu segmen usaha sebagai komponen dari suatu

perusahaan :

o Yang terlibat dalam aktivitas usaha yang menimbulkan pendapatan dan biaya,

termasuk pendapatan dan biaya segmen.

o Yang hasil usahanya ditelaah secara teratur oleh pemimpin usaha yang

berwenang, yang berwenang melakukan pengambilan keputusan.

o Yang mampu menyediakan informasi keuangan yang terpisah.

Beberapa bagian dari perusahaan tidak termasuk kriteria dalam segmen.

Program pensiun dan manfaat pensiun lainnya tidak termasuk segmen usaha.

Demikian juga, departemen pusat atau fungsional perusahaan yang tidak

memperoleh pendapatan bukan merupakan segmen usaha.

PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM Page 2

Page 6: Pelaporan Segmen Dan Interim

1.1.3. RUANG LINGKUP PELAPORAN SEGMEN

Pelaporan segmen berlaku bagi perusahaan yang menerbitkan surat-surat

berharga yang diperdagangkan kepada publik.

Entitas yang secara ekonomis signifikan, termasuk anak perusahaan, adalah

entitas dengan tingkat pendapatan, laba, aktiva atau jumlah tenaga kerja yang

signifikan di negara tempat operasi utama perusahaan dilaksanakan.

Apabila yang disajikan meliputi baik laporan keuangan induk perusahaan

maupun laporan keuangan konsolidasi, maka informasi yang dimaksud dalam

pernyataan ini hanya perlu disajikan dalam bentuk informasi yang

dikonsolidasi.

Apabila laporan keuangan anak perusahaan juga diterbitkan, maka informasi

menurut segmen juga perlu disajikan untuk anak perusahaan.

1.1.4. KOMPONEN UTAMA YANG DILAPORKAN DI DALAM

LAPORAN SEGMEN :

1. Pendapatan dan Beban Segmen

Pendapatan Segmen adalah pendapatan yang dapat diatribusikan atau

dikaitkan secara langsung pada suatu segmen, atau bagian yang relevan dari

pendapatan yang dapat dialokasikan secara layak pada suatu segmen.

Pendapatan ini merupakan hasil transaksi baik dengan pihak luar

perusahaan maupun dengan segmen lain dalam perusahaan yang sama.

Beban Segmen adalah beban yang dapat ditribusikan secara langsung pada

suatu segmen atau bagian yang relevan dari suatu beban yang dapat

dialokasikan secara layak sebagai beban suatu segmen.

2. Hasil Segmen

Hasil segmen adalah selisih antara pendapatan segmen dan beban segmen

dan umumnya mencerminkan laba usaha, meskipun dasar yang lain sering

lebih cocok.

Penghasilan bunga dan beban bunga biasanya tidak termasuk dalam hasil

segmen kecuali kalau operasi segmen terutama bersifat finansial. Juga pajak

penghasilan, hak minoritas (minority interest) dan pos luar biasa

(extraordinary item) lazimnya tidak dimasukkan sebagai hasil segmen.

PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM Page 3

Page 7: Pelaporan Segmen Dan Interim

Kalau pendapatan dan beban tidak dapat langsung ditriibusikan pada suatu

segmen tetapi terdapat dasar alokasi yang layak, maka pendapatan dan

beban tersebut dapat dialokasikan dengan menggunakan dasar yang layak

tersebut.

Beban bersama pada banyak perusahaan seperti beban kantor pusat tidak

dialokasikan pada masing- masing segmen karena beban tersebut

dimanfaatkan bersama sedemikian rupa sehingga alokasi di antara segmen

dipandang tidak bermanfaat.

3. Aktiva dan Kewajiban Segmen

o Pengungkapan aktiva segmen memberikan indikasi penggunaan sumber

daya untuk mencapai hasil operasi segmen.

o Aktiva semacam itu termasuk semua aktiva berwujud dan tak berwujud

yang dapat diidentifikasi pada segmen tertentu. Aktiva yang dimanfaatkan

oleh dua atau lebih segmen harus dialokasikan di antara segmen-segmen

tersebut dengan dasar alokasi yang layak.

o Kewajiban biasanya tidak dialokasikan karena dianggap berkaitan dengan

perusahaan secara keseluruhan atau karena dipandang meningkatkan hasil

pembelanjaan dan bukan hasil operasi.

1.1.5. KRITERIA PENGABUNGAN

Suatu perusahaan dapat menggabungkan beberapa segmen usaha yang mirip

apabila pengelompokan tersebut sesuai dengan tujuan Statement No. 131 dan

segmen-segmen tersebut memiliki ciri-ciri ekonomis yang sama/mirip. Segmen

tersebut juga harus memiliki kesamaan dalam beberapa area berikut:

a. Sifat produk dan jasanya

b. Sifat proses produksi

c. Jenis kelas pembeli/pengguna produk dan jasa tersebut

d. Metode distribusi untuk produk dan jasa, dan

e. Bila ada, sifat lingkungan peraturan (misalnya, pelayanan umum)

PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM Page 4

Page 8: Pelaporan Segmen Dan Interim

1.1.6. AMBANG BATAS KUANTITATIF

Segmen usaha harus dilaporkan apabila segmen tersebut memenuhi ambang

materalitas. Suatu segmen dianggap material dan perlu dilaporkan terpisah

apabila ada satu dari tiga kriteria berikut terpenuhi :

1. Pendapatan yang dilaporkan suatu segmen, termasuk pendapatan antar

segmen, mencakup 10% atau lebih atas pendapatan gabungan seluruh segmen

usaha

2. Nilai absolute dari laba atau rugi yang dilaporkan mencakup 10% atau lebih

atas jumlah yang lebih besar antara :

a. Gabungan laba seluruh segmen usaha yang melaporkan laba atau

b. Nilai absolute dari gabungan rugi seluruh segmen usaha yang melaporkan

kerugian.

3. Aktivanya mencakup 10% atau lebih atas aktiva gabungan seluruh segmen

usaha. Apabila segmen yang perlu dilaporkan telah diidentifikasi, seluruh

segmen usaha lainya digabungkan dengan kegiatan usaha lain dalam kategori

“lain-lain” untuk keperluan pelaporan.

1.1.7. PERTIMBANGAN ULANG ATAS SEGMEN YANG

DILAPORKAN

Segmen yang dilaporkan harus mencakup 75% dari seluruh pendapatan

eksternal. Apabila segmen yang dilaporkan tidak memenuhi kriteria ini,

segmen tambahan harus diidentifikasi untuk dilaporkan, walaupun segmen-

segmen itu tidak memenuhi ambang batas kuantitatif. Dua atau lebih dari dua

segmen yang lebih kecil yang tidak dilaporkan tersendiri dapat digabungkan

untuk membentuk sebuah segmen usaha yang dilaporkan hanya jika segmen-

segmen tersebut memenuhi sebagian besar kriteria penggabungan.

Statement No.131 tidak menentukan secara khusus jumlah segmen yang harus

dilaporkan. Namun terlalu banyak segmen yang dilaporkan akan menjadi

terlalu rinci dan akhirnya malah tidak memberikan hasil yang diharapkan.

Walaupun tidak ada batasan pasti yang ditetapkan, FABS menganjurkan agar

perusahaan yang mengidentifikasi lebih dari 10 segmen yang dilaporkan untuk

mempertimbangkan penggabungan tambahan.

PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM Page 5

Page 9: Pelaporan Segmen Dan Interim

1.1.8. PENYAJIAN DALAM PELAPORAN SEGMEN

a. Perusahaan harus menggambarkan aktivitas masing-masing segmen industri

dan menunjukkan komposisi masing- masing wilayah geografis yang

dilaporkan.

b. Untuk setiap segmen industri dan geografis yang dilaporkan, informasi

keuangan berikut ini harus diungkapkan:

Penjualan atau pendapatan operasi lainnya, dibedakan antara pendapatan

yang dihasilkan dari pelanggan di luar perusahaan dan pendapatan dari

segmen lain

Hasil segmen

Aktiva segmen yang digunakan

Dinyatakan dalam jumlah uang atau sebagai persentase dari jumlah yang

dikonsolidasikan, dan dasar penetapan harga antar segmen.

c. Perusahaan harus menyajikan rekonsiliasi antara informasi segmen-segmen

individual dan informasi keseluruhan dalam laporan keuangan.

1.1.9. PENILAIAN SEGMEN

Penilaian segmen diperlukan untuk mengetahui kemajuan segmen tersebut.

Penilaian dilakukan pada setiap segmen industri yang memenuhi satu atau

lebih uji 10% masih harus dievaluasi kembali sebelum penentuan akhir

sebagai segmen pelaporan dibuat.

Suatu segmen yang hanya memenuhi satu pengujian namun tidak dapat

diharapkan untuk memenuhi pengujian ditahun mendatang, tidak perlu

dipertimbangkan sebagai segmen pelaporan.

Sebaliknya, suatu segmen yang gagal memenuhi salah satu pengujian

namun telah menjadi segmen pelaporan di tahun sebelumnya dan

diharapkan akan memenuhi pengujian ditahun mendatang harus

dipertimbangkan sebagai segmen pelaporan.

PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM Page 6

Page 10: Pelaporan Segmen Dan Interim

2.1.11. MENGALOKASIKAN BIAYA BERSAMA DAN MENGUKUR

PROFITABILITAS SEGMENTAL

o Terlepas dari cara pembagian suatu perusahaan ke dalam sejumlah sub unit,

dalam rangka pelaporan, beberapa segmen akan mengalami timbulnya biaya

bersama ( common cost ).

o Contoh – contoh khas dari biaya dan beban semacam itu adalah biaya bunga,

pajak penghasilan, kompensasi untuk manajemen puncak, dan beban

administrasi umum perusahaan. Tergantung pada operasi perusahaan,

kebanyakan biaya dan beban yang tidak diinventariskan pada waktu yang

sama lebih dari satu sub unit.

o Sehubungan dengan perhitungan laba rugi operasi dari setiap segmen, FASB

Statement No.14 menyimpulkan bahwa sembilan pos khusus tidak

dialokasikan ke segmen. Kesembilan pos tersebut adalah

1. Pendapatan yang dihasilkan pada tingkat korporasi tetapi tidak berasal

dari operasi segmen industri.

2. Beban umum korporasi.

3. Beban bunga, kecuali yang berkaitan dengan segmen yang bergerak

dibidang keuangan.

4. Pajak penghasilan.

5. Equitas pada laba rugi dari subsidiari-subsidiari yang tidak

dikonsolidasikan dan investee lainnya yang tidak dikonsolidasikan.

6. Keuntungan atau kerugian dari operasi yang dihentikan.

7. Pos-pos luar biasa.

8. Beban interes minoritas.

9. Efek kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi.

2.2.LAPORAN KEUANGAN INTERIM

2.2.1. DEFINISI LAPORAN KEUANGAN INTERIM

Laporan keuangan interim adalah laporan kuangan yang diterbitkan diantara

dua laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan interim dapat disusun

secara bulanan, triwulanan, atau periode lainnya yang dikurang dari satu tahun

dan mencakup seluruh komponen laporan keuangan sesuai standar akuntansi

PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM Page 7

Page 11: Pelaporan Segmen Dan Interim

keuangan. Secara konseptual, laporan keuangan interim menyediakan

informasi yang lebih tepat waktu tetapi kurang lengkap dibandingkan dengan

laporan keuangan tahunan.

Laporan interim menunjukkan adanya trade off antara ketepatan waktu dan

kehandalan data-data keuangan karena memerlukan adanya estimasi untuk

melakukan review piutang, utang dagang, persediaan, dan informasi lainnya

yang mendukung pengukuran yang disajikan dalam laporan keuangan tahunan.

Kebutuhan minimum pengungkapan sebagaimana diatur dalam opinion tidak

mewajibkan penyajian keuangan yang wajar hasil operasi dan posisi keuangan

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Oleh karenanya, laporan

keuangan interim biasanya diberi label tidak diaudit.

2.2.2. DUA PANDANGAN TENTANG LAPORAN INTERIM YAITU :

1. Pandangan yang menganggap periode interim sebagai dasar periode

akuntansi dan menyimpulkan bahwa hasil operasi tiap periode ditentukan

dengan cara yang sama seperti pada periode tahunan.

2. Pandangan yang menganggap periode interim sebagai bagian yang integral

dengan periode tahunan.

Pernyataan ini dikembangkan berdasarkan pandangan kedua yang menganggap

laporan keuangan interim sebagai bagian integral dengan periode tahunan.

2.2.3. MANFAAT LAPORAN KEUANGAN INTERIM

Laporan keuangan interim tertentu diperbandingkan dengan periode sebelumnya

memberi manfaat yang lebih besar bagi para pemakai laporan dalam contoh

kondisi-kondisi sebagai berikut:

a) Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan

interim periode sebelumnya, untuk mengetahui kecenderungan (trend) posisi

keuangan dan kinerja.

b) Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan interim yang sama dalam

periode akuntansi yang lalu, untuk mengetahui kecenderungan berulang

(cyclical) musiman dari kegiatan usaha.

c) Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan

kumulatif dari awal tahun buku sampai dengan tanggal laporan keuangan

PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM Page 8

Page 12: Pelaporan Segmen Dan Interim

interim untuk mengetahui kontribusi atau pengaruh periode interim yang

dilaporkan pada periode berjalan.

d) Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan tahun

buku yang lalu, untuk mendapat gambaran pengaruh dan kinerja interim

tersebut terhadap posisi keuangan, kinerja dan arus kas periode akuntansi

yang lalu.

2.2.4. UNSUR LAPORAN INTERIM

Unsur yang sama antara pelaporan kuangan interim dengan pelaporan keuangan

tahunan adalah:

A. Dasar pengakuan pendapatan

B. Kebijakan akuntansi dasar pelaporan pada periode interim, kecuali jika

ada perubahan dalam standar akuntansi

C. Penyajian penggolongan aktiva sebagai lancar atau tidak lancar, dan

kewajiban sebagai jangka pendek atau jangka panjang.

2.2.5. PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN INTERIM

a. Laporan keuangan interim meliputi neraca, laporan laba rugi dan saldo laba

interim, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan

keuangan interim harus disajikan secara komparatif dengan periode yang sama

dengan tahun sebelumnya. Perhitungan laba-rugi interim harus mencakup

periode sejak awal tahun buku sampai dengan periode interim terakhir yang

dilaporkan.

b. Laporan keuangan interim harus menggolongkan aktiva sebagai kelompok

lancar atau tidak lancar, dan kewajiban sebagai kelompok jangka pendek atau

jangka panjang sesuai laporan tahunan. Khusus untuk perusahaan tertentu

seperti bank dan asuransi yang mempunyai metode khusus dalam

penggolongan aktiva, maka penggolongan aktiva harus dilakukan sesuai

dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

c. Apabila perusahaan melaporkan ringkasan informasi keuangan pada tanggal

laporan keuangan interim, data berikut merupakan data minimum yang harus

dilaporkan:

PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM Page 9

Page 13: Pelaporan Segmen Dan Interim

Pendapatan atau penjualan kotor, beban, estimasi pajak penghasilan, pos

luar biasa, pengarus kumulatif perubahan akuntansi, perubahan

akuntansi data laba bersih,

Data laba bersih per saham untuk setiap periode interim disajikan,

Pendapatan dan beban musiman,

Perubahan suatu segmen usaha, pos luar biasa, transaksi tidak biasa dan

tidak sering terjadi,

Kewajiban kontijensi,

Perubahan akuntansi,

Perubahan yang material pada unsur laporan arus kas.

e. Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus diterapkan secara retrospektif

dengan melaporkan jumlah setiap penyesuaian yang terjadi yang berhubungan

dengan periode sebelumnya sebagai suatu penyesuaian pada saldo laba awal

periode, kecuali jika jumlah tersebut tidak dapat ditentukan secara wajar.

Informasi komparatif harus dinyatakan kembali, kecuali jika untuk

melaksanakannya dianggap tidak praktis. Pengaruh perubahan akuntansi

terhadap hasil keuangan untuk periode interim pada periode interim berikutnya

harus diungkapkan.

f. Laporan keuangan interim terakhir, misalnya triwulan keempat tidak perlu

disusun karena pada dasarnya laporan keuangan tersebut dapat digantikan

dengan laporan keuangan tahunan.

PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM Page 10

Page 14: Pelaporan Segmen Dan Interim

2.3. ILLUSTRASI PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM

Analisis Hasil Riset

HASIL UJI PENJUALAN : Uji penjualan 10% diterapkan dengan menentukan

jumlah penjualan setiap segmen perusahaan kemudian membandingkannya dengan

nilai 10% dari gabungan penjualan seluruh segmen perusahaan.

PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM Page 11

Page 15: Pelaporan Segmen Dan Interim

HASIL UJI AKTIVA : Uji Aktiva 10% dilakukan dengan membandingkan jumlah

aktiva masing-masing segmen dengan nilai 10% dari total aktiva semua segmen

usaha.

HASIL UJI LABA USAHA : Dalam penerapan uji laba usaha 10% untuk

mengidentifikasi segmen yang perlu dilaporkan, nilai absolute laba atau rugi

operasi suatu segmen dibandingkan dengan nilai 10% dari yang lebih besar antara

laba operasi gabungan semua segmen usaha yang menghasilkan laba atau rugi

operasi gabungan semua usaha yang merugi.

TELAAH ULANG PERLUNYA PELAPORAN (UJI PENDAPATAN 75%)

Pendapatan dari keramik dinding, genteng dan lantai adalah 360,472,931,561 lebih

besar dari nilai ujinya (75% * 360,472,931,561) , maka tidak ada tambahan segmen

yang harus dilaporkan.

PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM Page 12

Page 16: Pelaporan Segmen Dan Interim

JAWABAN SOAL BAKER

L13-1

a) Segmen mana saja yang harus di laporkan?

SEGMEN PENDAPATAN a LABA(RUGI)

SEGMEN bASET

SEGMEN c

Elektronik TIDAK TIDAK TIDAKSepeda IYA IYA IYAAlat-alat Olahraga TIDAK TIDAK TIDAKAlat-alat Rumah Tangga IYA IYA IYAPeralatan Gas dan Minyak IYA IYA IYAPeralatan Pecah-Belah TIDAK IYA TIDAKPerangkat Keras IYA IYA IYA

a. Segmen pendapatan (Rp 775.000.000 x 0,10) = Rp 77.500.000

b. Segmen laba (rugi) (Rp 103.700.000 total laba, tidak termasuk rugi x 0.10) = Rp

10.370.000

c. Segmen aset (Rp 1.185.000.000 x 0.10) = Rp 118.500.000

b) Segmen tersebut mencakup bagian yang mencukupi dari total pendapatan 75%

Pendapatan dari pelanggan non-afiliasi dari segmen dilaporkan

Total pendapatan dari pelanggan non-afiliasi

Rp. 655000000= = 87.3%

Rp. 750000000

PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM Page 13

Page 17: Pelaporan Segmen Dan Interim

S13-11

a. Tentukan laba atau rugi tiap segmen geografis.

Indonesia Selandia Baru Singapura AustraliaPenjualanan nonafliasi Rp 2.500.000 Rp 320.000 Rp 60.000 Rp 120.000Penjualan interarea 100.000 10.000Total Pendapatan Rp 2.600.000 Rp 320.000 Rp 70.000 Rp 120.000Beban operasi 1.820.000 290.000 70.000 30.000Biaya alokasi 100.000 128,4 2.400.000 4.800.000Operasi laba (rugi) Rp. 680.000 Rp 1.219,4 (Rp2.400.000) (Rp4.710.000)

*) 100.000 = (Rp 2.500.000 penjualan nonalfliasi / Rp 3.000.000) x Rp 120.000.000 biaya

umum yang dialokasikan

b. Bahas ketentuan pelaporan umum terkait dengan area geografis perusahaan.

o Pendapatan dari pelanggan eksternal dikaitkan dengan :

1) Negara asal perusahaan domisili

2) Total pendapatan dikaitkan dengan dimana perusahaan tersebut

menghasilkan pendapatan. Jika pendapatan material negara tersebut

dihasilkan dari pelanggan eksternal, maka pendapatan untuk negara itu harus

diungkapkan secara terpisah.

o Aset jangka panjang yang produktif :

1. Yang terletak di negara asal entitas domisili dan

2. Total aset dari semua negara asing di mana entitas memegang aset. Jika aset

individu luar negeri adslsh material, maka jumlah aset yang dimiliki di

negara tertsebut harus diungkapkan secara terpisah.

Total penjualan asing untuk nonafliasii Rp 500.000= = 16,7 %

Penjualan konsolidasi untuk nonafliasi Rp 3.000.000

Total aset luar negeri Rp 500.000= = 18,5 %

Total aset jangka panjang Rp 2.700.000

Pendapatan dan aset jangka panjang untuk dalam negeri dan total operasi luar negeri harus

diungkapkan.

PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM Page 14

Page 18: Pelaporan Segmen Dan Interim

c. Tiga segmen yang dilaporkan secara terpisah :

Area GeografisPenjualan kepada

pelanggan nonafiliasi

Pendapatan Konsolidasi

(10%x3.000.000)

Perlukah Dilaporkan?

Luar Negeri Rp 2.500.000 83,3% YESSelandia Baru 320.000 10,7 YESSingapura 60.000 2,0 NOAustralia 120.000 4,0 NOTotal Rp 3.000.000 100,0%

Area Geografis AktivaTotal Aset Jangka

Panjang (10%x2.700.000)

Perlukah Dilaporkan?

Luar Negeri Rp 2.200.000 81,4% YESSelandia Baru 280.000 10,4 YESSingapura 140.000 5,2 NOAustralia 80.000 3,0 NOTotal Rp 2.700.000 100,0%

Untuk kedua tes ini, operasi Selandia Baru secara terpisah dilaporkan sebagai kegiatan

operasi luar negeri yang signifikan, menggunakan 10 persen ambang batas materialitas.

PELAPORAN SEGMEN DAN INTERIM Page 15