Upload
siratlaode
View
239
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
8/16/2019 PELAPUKAN (DIKTAT GEOKIMIA) revisi.pdf
1/27
BAB IV PELAPUKAN DAN PRODUKNYA
1.1 Proses Pelapukan dan produknya
Pelapukan dapat didefinisikan sebagai perubahan batuan dari masif menjadi
klastik sebagai respons terhadap kondisi lokal di permukaan (Rose, Hawkes &
Webb, 1979). Pelapukan merupakan penyebab utama dispersi sekunder, yang
melibatkan proses:
1. Disagregasi fisik dan mekanik tanpa modifikasi kimia pada mineral,
diawali dengan proses geologi berupa pengangkatan (uplift) dan erosi
2. Dekomposisi kimia yang meliputi perubahan fase mineralogi akibat efekkimia air tanah, termasuk penguraian dan represipitasi unsur dari batuan
primer dan endapan lainnya (transformasi mineral primer membentuk
mineral sekunder).
Pelapukan Fisik (Mekanik)
Disagregasi fisik menyebabkan batuan yang semula masif dan memiliki volume
besar berubah menjadi hancur . Proses pelapukan fisik atau mekanik dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Rekahan-rekahan Sheeting Joints)
Rekahan dapat terbentuk akibat hilangnya beban dari batuan di atasnya.
Erosi pada batuan di permukan menyebabkan batuan kehilangan beban
di atasnya dan seolah-olah mendapat beban dari batuan dibawahnya,
sehingga terbentuk rekahan-rekahan yang sejajar permukaan.
2. Pertumbuhan Kristal
Presipitasi garam-garam pada celah atau rongga batuan yang dilewati air
tanah menimbulkan tekanan dan dapat menyebabkan desintegasi pada
batuan
3. Tekanan Es (Frost Wedging)
8/16/2019 PELAPUKAN (DIKTAT GEOKIMIA) revisi.pdf
2/27
Di daerah dingin, air yang membeku pada pori-pori batuan akan menekan
dinding sekitarnya, karena volume es lebih besar 9% dari volume air.
4. Pengaruh Suhu
Perbedaan suhu yang ekstrim antara siang dan malam akan
menyebabkan batuan mengkerut pada malam hari dan memuai pada
siang hari sehngga ikatan antar butir melemah
5. Pengaruh Tumbuhan
Akar tumbuhan yang membesar dan menerobos batuan dapat
menghancurkan batuan di sekitarnya.
1.2 Pelapukan Kimia
Dekomposisi kimia batuan sebagai respons terhadap lingkungan permukaan
disebut pelapukan kimia. Proses-proses yang terlibat dalam dekomposisi kimia
antara lain:
1. Hidrolisa: reaksi kimia antara mineral (ion asam lemah dan basa lemah)
dengan air yang melibatkan aksi ion H + dan OH - yang dapat
menghasilkan mineral baru atau material terlarut , contohnya:
a) hidrolisa karbonat:
CO 32- + 2 H 2O HCO 3- + OH -
b) Hidrolisa dari garam seperti Fe 2(SO 4)3 dapat ditulis :
Fe 3+ + H 2O FeOH 2+ + H +
SO 42- dpt diabaikan karena anion dari asam kuat
c) Hidrolisa silikat yang mengandung Fe dan Al menghasilan lempung
atau hidroksida besi:
2 NaAlSi 3O8 + 2H ++ H 2O Al2Si2O5(OH) 4 + 4 SiO 2 + 2Na +
Albit Kaolinit
Catatan: reaksi ini juga melibatkan hidrasi, hidrolisa dan pelarutan
Na +.
8/16/2019 PELAPUKAN (DIKTAT GEOKIMIA) revisi.pdf
3/27
Kation yang dibebaskan dapat terserap oleh permukaan partike koloid
atau dilepaskan ke dalam larutan. Hidrolisa dapat tejadi dalam air murni,
namun reaksi di alam akan lebih intensif lagi dengan kehadiran asam
karbonik dan asam humik
2. Hidrasi : penambahan air ke dalam struktur molekul, contohnya
transformasi anhidrit (CaSO 4) menjadi gipsum (CaSO 4. 2H 2O)
3. Oksidasi dan reduksi:
Reaksi oksidasi terjadi di lingkungan pelapukan yang banyak udara.
Unsur –unsur seperti Fe, Mn dan S yang terbentuk sebagai Fe 2+ , Mn 2+ ,
dan S 2- pada lingkungan dalam (bawah permukaan) dan pada beberapa
batuan sedimen dapat teroksidasi menjadi Fe 3+ , Mn 4+ dan S 6 pada
lingkungan permukaan. Oksigen dari atmosfer berkombinasi dengan ionlogam menghasilkan oksida (atau hidroksida). Reaksi oksidasi cenderung
lambat, kehadiran air menjadi katalisator reaksi yang melibatkan gas
oksigen. Contohnya oksidasi pirit menghasilkan mineral baru
(Oksida/hidrosida) dan komponen terlarut SO 42-.
.Unsur lain yang dapat teroksidasi adalah: C, N, V, Cr, Cu, As, Se, Mo,
Pd, Sn, Sb, W, Pt, Hg dan U.
4. Pelarutan:
Kebanyakan mineral memiliki kelarutan yang rendah dalam air , namun air
hujan mengandung asam karbonik, sehingga mineral lebih mudah larut,
contohnya kalsit atau gamping sukar larut dalam air murni, tapi mudah
larut dalam air yang mengandung CO 2 menyebabkan terbentuknya gua-
gua kapur (pelarutan dan karbonasi), contohnya:
CaCO 3 + CO 2 + H 2O Ca + + 2 HCO 3-
Kalsit asam karbonik
Air yang kaya akan mineral juga dapat melarutkan mineral silikat,
melepaskan silika dan kation-kation yang umum seperti K, Mg, Na dan
Ca, khususnya pada hidrolisa dari silikat primer seperti olivin berikut ini :
8/16/2019 PELAPUKAN (DIKTAT GEOKIMIA) revisi.pdf
4/27
MgSiO 4 + 2H 2O + 4 CO 2 2 MgC(CHO 3)2 + SiO 2
Olivin air Mg-bikarbonat silika terlarut
Pelarutan mineral dikenal juga dengan istilah leachin g atau dissolution
5. Chelation: Kondisi asam yang ekstrim yang dihasilkan di sekitar akar
tanaman bersifat korosif menyebabkan dekomposisi batuan. Menurut
Lovering, 1959, mobilitas yang tinggi pada silika di daerah tropis
disebabkan karena vegetasi. Respirasi tanaman adalah faktor utama
siklus biokimia oksigen dan karbon dioksia , yang merupakan dua reagen
penting dalam pelapukan kimia. Asam organik dan agen-agen pembentuk
ion kompleks yang dihasilkan dari dekomposisi material organik pada
horizon tanah atas memiliki kontribusi pada reaksi dalam zona yang lebih
dalam dan pada kelarutan material dalam air .
Gambar Kesestabilan relatif mineral primer dalam zona pelapukan
(Sumber : Peters, 1978)
8/16/2019 PELAPUKAN (DIKTAT GEOKIMIA) revisi.pdf
5/27
Produk langsung dari pelapukan adalah tanah. Tanah pada umumnya
mengandung empat komponen utama, yaitu:
1. mineral residual atau fragmen batuan. Mineral residual yaitu mineral yang
sulit terdekomposisi (resisten) seperti: kuarsa dan beberapa mineral
asesori seperti zirkon, Ti-oksida, turmalin. Mineral bijih yang juga
termasuk kategori resisten antara lain: Au, Pt, kasiterit, kolumbit-tantalit
dan khromit. Ada mineral yang tahan terhadap pelapukan kimia sehingga
sering dijumpai dalam regolith, namun tidak tahan secara fisik (lunak atau
rapuh) sehingga apabila kena abrasi akan hancur menjadi tepung
2. mineral sekunder yang terbentuk selama pelapukan
Reaksi-reaksi yang terjadi selama pelapukan seperti leaching danhidrolisa membentuk mineral sekunder yang khas, dengan ukuran butir
halus dengan orde 2 m . Mineral sekunder yang terbentuk antara lain:
- mineral lempung seperti : kaolinit, monmorilonit.- Oksida dan hidroksida besi dan alumina (sesquioxide) ukuran
lempung
Sesuai dengan prosesnya mineral-mineral sekunder dikenal dengan
istilah : oksidat, hidrolisat, redusat, presipitat dll.3. material terlarut, baik dalam larutan ataupun yang mengalami presipitasi
temporer dari airtanah jenuh
4. material organik
8/16/2019 PELAPUKAN (DIKTAT GEOKIMIA) revisi.pdf
6/27
Gambar Produk pelapukan dari mineral primer
(Brady (1974)
Komponen padat tanah yang mengalami pemindahan oleh aliran air dan udara
disebut sedimen
Poduk pelapukan khusus yang terjadi pada pelapukan intensif endapan sulfida
akan menghasilkan gossan (endapan limonitik) di permukaan. Pada zone di
bawah gossan bisa terdapat zone pengkayaan sekunder . Keterdapatan gossan
di permukaan sangat berguna dalam eksplorasi, sebagai indikator mineralisasi.
3.2 Tanah
Secara sederhana didefinisikan sebagai campuran dari hancuran organik
(humus) dan produk pelapukaan batuan. Tanah juga juga didefinisikan sebagai
bagian dari regolith yang memiliki kemampuan menunjang kehidupan tumbuh-
tumbuhan. Regolith adalah fragmen batuan dan mineral yang tidak
terkonsolidasi yang menutupi permukaan bumi. Regolith dapat dibedakan
menjadi : residual (terbentuk dari bedrock di bawahnya) dan tertransport
(terbentuk dari material yang telah berpindah dari tempat asalnya).
8/16/2019 PELAPUKAN (DIKTAT GEOKIMIA) revisi.pdf
7/27
Sifat tanah tergantung pada material asal dan modifikasi kimia dan fisika yang
berlangsung selama pembentukannya (pedogenesisi) melalui berbagai episode
pelapukan sebagai respons terhadap berbagai faktor yang memiliki hubungan
interdepedensi, antara lain iklim, gemorfologi dan aktivitas organik.
Secara global, regional dan lokal, terdapat variasi iklim, material induk (batuan)
maupun vegetasi, tak mengherankan jika dijumpai tipe tanah yang bervariasi.
Masing-masing memiliki keunikan, baik dalam perkembangan profil, mineralogi,
dan kimia maupun hubungannya terhadap material sumber di bawahnya. Hal
ini harus ikut dipertimbangkan, jika tanah atau produk turunannya (seperti stream
sediment) digunakan sebagai media sample eksplorasi.
Profil Tanah
Proses pembentukan tanah berlangsung melalui berbagai tahap, mulai dari
tahap muda sampai dewasa, menuju tahap kesetimbangan. Pergerakan
material dalam bentuk larutan air dan suspensi, terutama kearah bawah (juga
sedikit ke samping dan ke atas) dan reaksi kimia yang kompleks dapat
menyebabkan berkembangnya profil tanah, yaitu lapisan-lapisan atau horizon-
horizon yang terbentuk secara alami, tersusun dari permukaan bumi ke bawah.
Hoizon-horizon ini dapat dibedakan berdasarkan warna, tekstur, dan
strukturnya.
Tanah yang berkembang baik umumnya memperlihatkan tiga horizon utama,
yaitu A, B, dan C. Horizon A dan B adalah komponen tanah yang sebenarnya,
sedangkan C adalah material induk yang lapuk.
8/16/2019 PELAPUKAN (DIKTAT GEOKIMIA) revisi.pdf
8/27
Gambar 3.1 Profil Tanah
Horizon A dibedakan menjadi horizon A0 di permukaan., merupakan lapisan
kaya organik berasal dari akumulasi sisa vegetasi yang membentuk humus.
Horizon ini biasanya berwarna gelap. Mikro-organisme seperti alga, fungi,
bakteri, cacing, insekta dan lain-lain memegang peranan penting dalam
dekomposisi material organik. Di bawah horizon A0 terdapat horizon tanah
berwarna terang yang disebut horizon A1, merupakan lokasi l eaching dan
eluviasi maksimum. Air hujan yang kaya akan oksigen, karbon dioksida dan
asam organik (humik dan fluvik) merembes perlahan ke arah bawah melalui
pori, retakan dan rongga menyebabkan unsur mobil seperti K, Mg, Na
mengalami leaching (larut dan berpindah tempat), sedangkan material halus
seperti koloid lempung dan sesquioxides (oksida besi dan alumina) mengalamieluviasi atau bermigrasi dalam bentuk suspensi ke arah profil yang lebih rendah.
Di bawah horizon A terdapat horizon B yang memiliki warna khas: coklat, coklat
kemerah-merahan atau coklat kekuning-kuningan, karena horizon B merupakan
tempat diendapkankannya lempung dan sesquioxide (oksida besi dan alumina),
8/16/2019 PELAPUKAN (DIKTAT GEOKIMIA) revisi.pdf
9/27
Komponen terlarut yang merembes dari atas dapat diendapkan di horizon ini
atau terbawa oleh aliran airtanah masuk ke dalam drainage permukaan.
Proses leaching pada horizon A dan akumulasi pada horizon B dalam studi
tanah dikenal dengan istilah podzolisasi.
Pada jenis tanah tertentu terkadang dijumpai bleached zone yang berwarna abu-
abu terang atau keputih-putihan terdapat diantara horizon A dan horizon B yang
disebut horizon E
Di bawah horizon B terdapat zone batuan dasar yang disebut horizon C, yaitu
batuan lapuk yang lunak dan remuk, namun in situ dan masih memperlihatkan
tekstur dan struktur batuan asalnya. Batuan lapuk ini dikenal juga dengan istilahsaprolit.
Tidak semua sekuen profil tanah dapat dijumpai di semua tempat. Penyebabnya
karena profil tanah telah tererosi atau tanah tidak/belum berkembang baik
(immature ) . Tanah yang i mmature biasanya tidak memiliki horizon B.
Profil tanah dapat berkembang pada batuan dasar in situ ataupun material
tertransport seperti halnya aluvial, hasil erosi glasial, dan juga pada sisa-sisa
profil tanah terdahulu.
3.4 Pelapukan Endapan Bijih Sulfida
Pada kondisi dekat permukaan semua mineral sulfida tidak stabil akibat adanya
fluida pelapukan seperti air, oksigen, karbondioksida dan asam organik terlarut.
Oleh karena itu semua sulfida melakukan reekuilibrasi menuju spesies yang
lebih stabil, seperti oksida, silikat, karbonat dan sulfida sekunder sebagai fungsi
dari kondisi Eh dan pH lokal.
Adanya perubahan Eh-pH ke arah vertikal pada level dekat permukaan
menyebabkan terbentuknya zonasi dari level teratas ke bawah (ke arah
8/16/2019 PELAPUKAN (DIKTAT GEOKIMIA) revisi.pdf
10/27
konsentrasi mineral primer) pada kondisi geologi yang steady. Ada tiga zona
utama yang bergradasi satu sama lain , yaitu:
1. zona perkolasi air (gossan dan subzona oksidasi),
2. zona saturasi (subzona pengkayaan supergen dan subzona transisi)
3. zona stagnasi (zona primer).
Zoning vertikal yang ideal hanya terjadi.
Pada zona paling atas air yang kaya akan oksigen, karbon dioksida dan asam
organik (humik dan fluvik) merembes perlahan ke arah bawah melalui pori,
retakan dan rongga. Sesuai dengan termodinamika dan Eh-pH lingkungannya
terjadi perubahan mineralogi yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Transformasi insitu tanpa tranfer ion seperti pirit menjadi goethite- Transformasi insitu dengan transfer ion secara parsial seperti oksidasi
kalkopirit menjadi pirit dengan leaching Cu
8/16/2019 PELAPUKAN (DIKTAT GEOKIMIA) revisi.pdf
11/27
Gambar Zonasi vertikal pada pelapukan endapan bijih
- Pelarutan dan migrasi kation dan presipitasi, seperti presipitasi Cu
karbonat oleh fasies pembawa karbonat yang menetralkan larutan asam
tembaga sulfat.
Zona Air Perkolasi
Zona air perkolasi dibedakan menjadi dua subzone yang memiliki litologi dan
kandungan logam yang berbeda. Sub zone yang paling atas disebut gossan,
sedangkan yang di bawahnya disebut subzona oksidasi
8/16/2019 PELAPUKAN (DIKTAT GEOKIMIA) revisi.pdf
12/27
Gossan
Gossan atau dikenal juga dengan iron hat atau iron capping (tudung besi)
adalah, adalah konsentrasi material limonitik, yaitu agregat sangat halus dari
berbagai spesies mineral seperti: goethite, lepidokrokit, hidroksida besi amorf, hematit,
sulfat terutama jarosit, KFe 3(SO 4)2(OH) 6 ;
karbonat seperti siderit FeCO 3;
berbagai spesies silika;
spesies mangan;
dan mineral jarang yang khas, tergantung pada mineral primernya,
seperti ;- scorodite (FeAsO 4,2H 2O) dari arsenopirit,- gaspeite (Ni, MG, Fe)CO 3, regresit Ni 6Fe 2(OH) 16 CO 3,4H 2O,
morenosit NiSO 4,7H 2O dari endapan nikel.
mewakili substansi sisa (fasa residual) dari bijih sulfida yang mengalami
pelindian ( leaching ) unsur yang paling mobil pada kondisi yang sangat asam
(terutama akibat dekomposisi pirit) sehingga menjadi relatif kaya akan unsur
tidak mobil.
Unsur jejak yang berasosiasi dalam gossan dan ironstone lainnya dikontrol
oleh banyak faktor, seperti:- kondisi pH,- kapasitas adsorpsi spesies mineral (besi hidroksida, mangan
oksida) yang tergantung pada pH,- derajat maturity dari proses pelapukan.
Menurut Wilhelm dan Kosakevits (1979), unsur yang paling mobil seperti
mangan, Zn, Cd dan dalam proporsi yang lebih kecil Cu, Ni , Ca dan P terlindi
dari gossan pada pH sangat rendah. Unsur yang paling stabil seperti Sn, Mo,
Sb, Ti dan Bi akan terkonsentrasi lemah dan menjadi unsur jejak bag
8/16/2019 PELAPUKAN (DIKTAT GEOKIMIA) revisi.pdf
13/27
Gambar Zona pelapukan dan pengkayaan pada urat sulfida
8/16/2019 PELAPUKAN (DIKTAT GEOKIMIA) revisi.pdf
14/27
8/16/2019 PELAPUKAN (DIKTAT GEOKIMIA) revisi.pdf
15/27
Zona Saturasi
Zona saturasi (perkolasi terbatas) dicirikan oleh posisinya di bawah muka
airtanah atau presisnya di bawah level rata-rata tahunan. Sirkulasi air terbatas,
lebih lambat dari zona di atasnya. Kandungan oksigen sangat rendah, pH
meningkat. Bagian paling atas dari zona ini disebut subzone pengkayaan,
supergen , karena proses pengkayaan berkembang cepat, sedangkan subzona di
bawahnya disebut subzona transisi karena berubah terus ke arah bawah menuju
zona primer yang tidak terubah.
Dari segi mineralogi, kedua subzone dicirikan oleh perkembangan sulfida
sekunder dan oleh replacement total atau parsial dari sulfida primer oleh sulfida
supergen, contohnya kalkosit untuk Cu, violarit (Ni-Fe-sulfida) untuk nikel.Replacement ini berlangsung dari veinlet retikulet sepanjang batas butir,
mikrofraktur, dan kembar atau dari konsentrik shell sekeliling inti sulfida primer.
Kosep dan observasi umum tentang replacement sulfida sudah dikenal sejak
lama, secara umum dinyatakan :
dalam aturan Shurman, bahwa garam dari suatu logam mampumenggantikan sulfida logam berikut dengan urutan Hg-Ag-Cu-Bi-Cd-
Pb-Zn-Ni-Co-Fe-Mn, atau
jika diklasifikasikan berdasarkan penurunan afinitas chalcophil
(Goldschmidt, 1954) maka urutannya menjadi Ag+ - Cu+ - Hg+ -
Cu++ - Pb++ - Cd++ - Mo - Bi+++ - Ni++ - Co++ - Zn++ - W - Fe++ -
Mn++.
Contohnya :
suatu logam Ag yang larut dapat diendapkan oleh sulfida Cu, Pb
atau Zn untuk membentuk sulfida Ag sekunder atau
8/16/2019 PELAPUKAN (DIKTAT GEOKIMIA) revisi.pdf
16/27
logam Cu yang larut dapat diendapkan oleh sfalerit atau pirit
untuk membentuk sulfida Cu sekunder. Dengan reaksi sebagai
berikut:
14 Cu 2+ + 5 FeS 2 + 12H 2O 7Cu 2S + 5Fe 2+ + 3SO 42- + 4H +
Pengkayaan kalkopirit oleh kalkosit :
CuFeS 2 + 2Cu 2+ + 4H 2O 4e + Cu 2S + Fe 2+ + SO 42- + 8H +
Proses ini berkembang baik pada Cu, Ag dan Ni, namun kurang penting untuk
Pb karena garamnya memiliki kelarutan rendah.
Mineral sulfida sekunder yang yang umum hadir pada zona ini antara lain:
- tembaga sulfida: kalkosit , kovelit dan kadang-kadang spesies transisi dengan
meningkatnya ratio logam/sulfur seperti anilit (Cu 1.75 S).
- nike sulfida: violarit
- perak sulfida: acantithe, pyrargyrite dan proustite
- seng sulfida: wurtzite dan sfalerit warna terang
- timbal sulfida : galena sekunder
Zone Stagnasi
Zone hidrogeologi yang lebih bawah disebut zona stagnasi , dicirikan oleh air
yang immobile oleh karena itu jarang terjadi reaksi kimia dengan agen
permukaan.
SEDIMENT (PRODUK SEDIMENTASI)
Sedimen diproduksi jika komponen tanah atau batuan tererosi oleh air, angindan gletser kemudian diendapkan kembali di tempat lain. Komponen utam dari
sedimen terdiri dari :
Residuat: adalah mineral yang tahan terhadap pelapukan, seperti SiO 2, rutil,
monazit, kasiterit, emas dan platina
8/16/2019 PELAPUKAN (DIKTAT GEOKIMIA) revisi.pdf
17/27
Hidrolisat : adalah mineral produk hidrasi daan hidrolisa, umumnya merupakan
mineral lempung.
Oksidat: adalah produk oksidasi contohnya Fe(OH) 3
Karbonat: CaCO 3, CaMgCO 3
Evaporat: NaCl, CaSO 4, MgSO 4
Mineral Lempung
Kaolinit, monmorilonit, illit dan klorit adalah mineral sekunder yang stabil yang
berasal dari pelapukan mineral aluminosilikat lain, memeiliki struktur lapis, yang
stabil pada kondisi permukaan bumi dibandingkan struktur lainnya. Mereka
memiliki persamaan:
Merupakan mineral aluminasilikat terhidrasiMemiliki ukuran butir sangat halus< 2 mikron
Koloid
Terdiri dari ukuran butir 10 -3 – 10 -6 mm. Partikel koloid sebagai fase terdispersi
dipisahkan dengan fase pendispesi cairan. Ada tiga jenis , yaitu : sol memiliki
sifat mendekati cairan mudah mengalir, gel memiliki viskositas > sol, sedangkan
pasta dan keduanya termasuk ke dalam sistem.
Sol ada yang bersifat
.
8/16/2019 PELAPUKAN (DIKTAT GEOKIMIA) revisi.pdf
18/27
Sedimen terdapat pada area yang relatif terbatas dibanding tanah (kecuali
sedimen aeolian) hal ini memberikan keuntungan dalam prospeksi
recconaissance.
Contohnya
Aureola (batas tepi) dari anomali kimia yang berkembang dalam tanah mungkin
sangat kecil (walau mungkin saja dengan kontras yang besar) sehingga
sampling dengan spasi lebar tidak akan begitu berhasil melacak nya. Di lain
pihak stream sedimen menyediakan sample komposit dari seluruh daerahtangkapan air (catchment area) di daerah hulu dari titik lokasi sample sehingga
pelapuan endapan bijih akan memberikan kontribusi terhadap sample. Kesulitan
terletak pada efek dilusi dari produk tipe batuan barren di daerah cathment area
yang jumlahnya jauh lebih banyak, sehingga akan mengurangi kontras dari suatu
anomali geokimia.
Sample stream sedimen (sedimen sungai aktif) jarang-jarang dapat melokalisasi
endapan bijih , namun demikian dapat menggambarkan daerah tangkapan air ke
arah hulu. Analisis mineralisasi dapat dilakukan dengan bantuan an alisis kimia
batuan dasar, kimia tanah, atau dilengkapi penyelidikan gelogi atau geofisika
.
Sedimen sampling umumnya merencanakan konsentrat pada aliran sungai
minor dimana sample hanya merepresentasikan daerah tangkapan air agar dilusi
anomali oleh amterial barren dapat diminimumkan. Tambahan sample dapat
dikoleksi dari sungai utama yang berada presis di bawah titik percabangan
sungai untuk mengambl keuntungan dari berkiurangnya kecepatan aliran air dan
pH yang lebih netral dari anak sungainya. Perubahan kecepatan cenderung
memungkinkanm mineral beras yang tersuspensi atau mengendap dan
perubahan pH mungkin menyebabkan adsorpsi atau presipitasi unsur-unsur
8/16/2019 PELAPUKAN (DIKTAT GEOKIMIA) revisi.pdf
19/27
dalam larutan dari aliran anak sungai. Efek ini akan mengimbangi dilusi oleh
detritus barren jika sunagi utama memiliki daerah tangkapan yang luas.
Untuk menjamin jangkauan yang baik, maka spasi sampling sepanjang sungai
yang telah ditentukan harus ditentukan lebih dulu., berdasarkan pengetahuan
atau perkiraan panjang rangkaian dispersi (dispersion trains) dalam drainage.
Faktor yang paling penting untuk dipertimbangkan dalam merencanakan lokasi
sample adalah
1. Fakta bahwa ukuran dan kontars konseptual dari target pemukaan yeng
memberikan kontribusi kepada kimia titik sample cukup besar relatif
terhadap jumlah detritus barren yang merukapan kontribusi dari daerah
tangkapan r\total di daerah hulu.
2. pola sampling yang dipilih memadai untuk area prospeksi
Hati-hati jangan sampai sampling diambil dari materail lokal yang berasal dari
land slide misalnya. Usahakan sedapat mungkin mengambil material dari
sdimensungai aktif pada dasar sungai untuk mendapatkan tipe sedimen yang
konstan . ( coba untuk sampling selalu paisr atau lumpur, dan ambilah dari lokasi
yang komparable dalam sungai.
Pola dispersi tanah dan sedimen Hawkes Webb(1962) memberikan outline yang
excellen dalam banyak faktor yang berhubungan dengan kontrol pola dispersi
yang berasal dari tanah dan formasi sedimen dan Viograv(1959) Faktor utama
adalah sbb:
1. Bulk mineralogi dan kimia dari batuan sumber, produk dekomposisi,
larutan dan gas yang koexist, material extra yang dijumpai ketika dispersi
semua mempengaruhi perilaku dari unsur yang dinominasi. Mobilitas yang
paling tinggi diperlihatkan oleh unsur yang mampu bergerak dalam
bentuk larutan. Mobilitas paling rendah diperlihatkan oleh unsur yang
terikaat dalam mineral yang stabil
2. pH dan Eh dari larutan yang ada di alam sangat menentukan kestabilan
fasa mineral dan spesies terlarut dan penting untuk disadari bahwa Eh
8/16/2019 PELAPUKAN (DIKTAT GEOKIMIA) revisi.pdf
20/27
8/16/2019 PELAPUKAN (DIKTAT GEOKIMIA) revisi.pdf
21/27
dalam padatan. F hidrous dan Mn oksida adalah scavenger yang pentng
untuk unsur-unsur seperti PB, Zn dan Ni. Hampir semua padatan ,mampu
memerangkap ion soluble dengan penyerapan (baik penyerapan kimia
maupun adsorpsi) tetapi ukuran partikel lempung , khususntya lempung,
material organik, dan koloid hidrous Fe dan oksida mangan. Derajat
penyerapan tergantung pada luas permukaan dan sifat-sifat padatan.
Mekanisme geokimia untuk membadakan dengan jelas anatar istilah
scavenging, copresipitasi, sorpsi, adsorpsi, dan chemisorpsi belu
diketahui dengan jelas. Penting untuk dicatat bahwa padatan yang terjadi
sebagai koloid dapat bermigrasi dalam larutan, hampir sebebbas material
terlarut , seajauh tidak terjadi flokulasi. Jadi spesies koloid Fe dan Mn
mengalami transport dalam airtanah pada kondisi yang memungkinkan(membawa serta ion yang diserapnya).
5. Akivitas biologi sangat mempengaruhi proses dispersi . Recycling dari
unsur terlarut oleh akar tanaman melawan leaching dari unsur mobil dari
permukaan tanah, material organik kompleks senyawa y tidak larut yang
bertindak sebagai scavenger , juga bakteri, alga dan fungi berpartisipasi
dalam berbagai reaksi redoks sebagai katalis. Mereka tidak dapat
mempengaruhi kestabilan Eh-pH lingkungan, namun dapat sangat
mempercepat reaksi. Organisme menggunakan banyak unsur untuk kimia
tubuhnya , olehkarena itu dapat memindahkan unsur secara fisik. Bukan
transport unsur terlarut, karena pembuatan lubang, penggalian, dan
aktivitas makan sama dengan memindahkanpadatan secara fisik.
Kebanyakan aktivitas biologi memberi kontribusi kepada dispersi
memfasilitasi prospeksi geokimia. . manusia mengacaukan pola dispersi
dengan memindahkan sejumlah besar material darin satu tempat ke
tempat lain, merusak kimia tanah dengan pemanenan dan pemupukan,
menimbun objek yang kaya akan logam dalam lingkungan pelapukan,
menambah kontribusi logam asing ke dalam air dan udara . Aktivitas
manusia jangan diremehkan dalam melaksanakan pekerjaan geokimia.,
bahkan di daerah remote. Beberapa anomali Zn yang paling baik dibalik
8/16/2019 PELAPUKAN (DIKTAT GEOKIMIA) revisi.pdf
22/27
menjadi pagar kelinci tua, lama sejak dikorosi atau dipindahakan oeh
manusia.
6. Gravity dan topografi adalah kontrol utama dalam dispersi permukaan,
karena diatur oleh arah pergerakan dan energimigrasi dari padatan dan
larutan.
7. Air tidak hanya memberi kontribusi yang signifikan terhadap pelapukan ,
tapi juga penting dalam redistribusi produk pelapukan baik mekanis
maupun kimiawi. Material terlaruty dan koloid bergerak dalam airtanah
dan air permukan sampai waktunya menjadi kurang mobil karena
mengalami konversi menjadin padatan. Material padat bergrak di bawah
pengaruh air permukaan, sliing, rolling, saltasi, atau suspensi. Bahkan di
tempat yang tidak ada sungai , lubrikasi oleh air memfasilitasi rayapanatau dibawah pengaruh garvitasi
8. Angin mampu memindahkan partikel yang terekspos ke permukaan pada
kondisi kering,. Dispersi diahsilkan oleh angin jarang berguna dalam
ekslorasi geokimia, karena melibatkan hanya material yang terekspos
pada permukaan daan resultan dispersinya daapt melibatkan transport
yang sangat jauh yang sering bervariasi. Angin mempengaruhi
tidak terjadiOften, a gossan contains cavities left by sulfide minerals that have
been leached. Cubic and triangular cavities usually indicate the former presence
of sulfide minerals. There may be boxwork or cellular masses, and there could
be enrichments at depth. However, large cubic or triangular cavities in gossan
could be a bad sign, because gold-bearing sulfides usually form as small
crystals that would not create large cavities. Gossan is commonly found in areas
where there are copper-gold ore bodies. There may be enough gold in gossan
to form placer gold deposits in streamcourses, below the outcrops. The
presence of unaltered pyrite, chalcopyrite, or other sulfides in gossan is a bad
sign, because it indicates that leaching is incomplete, and that enrichments
would not likely be found at depth. On the other hand, the presence of visible
gold would be cause for rejoicing.
8/16/2019 PELAPUKAN (DIKTAT GEOKIMIA) revisi.pdf
23/27
Berdasarkan pada identifikasi tekstur boxwork atau replika, semua kelas darigossan, mulai dari endapan bijih piritik sampai endapan kaya tembaga atau
nikel piritik dapat diidentifikasi. Teknik ini juga memungkinkan kita untuk
membedakan gossan eksotik (hidroksida besi yang tertransport dalam larutan
sampai beberapa ratus meter) yang tidak memiliki replika tekstur sulfida apapun
dengan gossan yang tertansport secara mekanis yang memiliki berbagai tekstur
yang khas.
Gossan memiliki peranan penting dalam eksplorasi karena merupakan indikasiadanya mineralisasi bijih sulfida di bawahnya.
Di sekitar tempat terbentuknya gossan akan terbentuk pula berbagai ironstone ,
seperti laterit yang mengandung limonit, yang membentuk formasi mirip gossan,
sehingga terkadang sulit untuk membedakannya dari gossan.
8/16/2019 PELAPUKAN (DIKTAT GEOKIMIA) revisi.pdf
24/27
Blain dan Andrew (1977) membedakan gossan dan ironstone yang membentuk
formasi mirip gossan sebagai berikut:
1. Gossan sulfida base metal, umumnya berkembang dengan baik, cukup
kaya akan silika pada outcrop , memiliki relief signifikan, morfologinya
ditentukan oleh sulida di bawahnya
2. Gossan sulfida besi berasal dari mineralisasi pirit-markasit dan pirhotit,
yang di lapangan tampak mirip gossan sulfida base metal, hanya dapat
dibedakan dengan mineralogi, tekstur dan analisis geokimia.
3. Gossan tertransport berasal dari gossan primer setelah erosi, transportasi
dan sementasi oleh hidroksida besi,:
- memiliki struktur breksiasi yang jelas (matriks dan fragmen yangeksotik),
- kurang lebih terpisah secara spasial dari gossan primer asal dan
telah terkontaminasi secara geokimia sehingga sulit digunakan
untuk eksplorasi.
4. Formasi volkano-sedimenter kaya besi-silika dan formasi besi sedimenter
akan membentuk formasi mirip gossan, jika migrasi dan presipitasi besi
atau silika menghilangkan semua gejala primernya
5. Beberapa fasies ferricrete dan silcrete yang berasosiasi dengan
landscape lateritik bisa memiliki kenampakan mirip gossan di lapangan.
Untuk membedakannya memerlukan studi geokimia dan mineragrafi
6. Batuan ferruginous yang dihasilkan dari migrasi dan presipitasi besi dan
silika tanpa hubungan dengan endapan bijih sulfida primer.
Komposisi mineralogi dari gossan sangat bervariasi , merupakan fungsi dari tipe
evolusi supergen, derajat evolusi dan komposisi endapan pimer asal. Gossan
adalah formasi yang kaya akan besi yang disebut limonit, yaitu agregat sangat
halus dari berbagai spesies mineral seperti:
goethite, lepidokrokit, hidroksida besi amorf, hematit,
sulfat terutama jarosit, KFe 3(SO 4)2(OH) 6 ;
8/16/2019 PELAPUKAN (DIKTAT GEOKIMIA) revisi.pdf
25/27
8/16/2019 PELAPUKAN (DIKTAT GEOKIMIA) revisi.pdf
26/27
unsur mobil masih dapat dijumpai dalam gossan yang terdapat di atas endapan
Zn dalam lingkungan yang reaktif.
Menurut Anderson (1982), kadar endapan porfiri asal dapat diprediksi dari
kandungan Cu pada gossan dan kandungan hematit pada limonit (rasio goethite
vs goethit plus jarosit plus hematit). Zona enrichment kalkosit juga dapat
diprediksi dengan menggunakan kandungan Cu dalam gossan dan kandungan
hematit dalam limonit (hematit/hematit plus goethite plus jarosit).
Dalam banyak kasus, data geokimia gossan dapat menunjukkan indikasi bahwa
gossan berasal dari endapan kaya akan logam dasar, endapan kadar rendah
atau batuan biasa, contohnya gossan nikel dan anomali nikel diatas batuanultramafik. Untuk itu diperlukan analisis diskriminan multivariate, analisis statistik
dan unsur indikator geokimia yang langsung, contohnya:- untuk membedakan gossan kaya nikel dari gossan lain digunakan unsur
Pt sebagai pathfinder. Pd 15 –30 ppb dan dan Ir 5 – 10 ppb dianggap
sebagai indikator positif untuk endapan sulfida nikel kadar ekonomis- Radiogenik Pb, yang dengan mudah dikarakterisasi menggunakan
spektrometer massa, merupakan indikator yang baik untuk endapan
uranium yang cukup tua dan telah menurunkan Pb radiogenik yang
signifikan, karena dispersi Pb lebih rendah daripada uranium pada
kondisi tropis. Pb radiogenik dalam gossan radioaktif adalah salah satu
indikator paling baik untuk melokalisasi endapan uranium primer.
Gossan sering berongga-rongga akibat terlindinya mineral sulfida primer.
Bentuk rongga kubik atau segitiga tergantung mineral sulfida sebelumnya, dapat
membentuk massa boxwork atau open cellular dan mungkin saja ada
pengkayaan emas di dalamnya.
Tekstur boxwork adalah tekstur open cellullar (berongga) pada gossan di daerah
yang mengalami pelapuan intensif, yang terbentuk karena menghilangnya
mineral primer akibat leaching yang diikuti dengan pengisian rongga oleh mineral
8/16/2019 PELAPUKAN (DIKTAT GEOKIMIA) revisi.pdf
27/27
sekunder. Banyak butiran mineral memulai alterasi /pelapukan pada permukaan
diskontinuitas, seperti batas butir dan kembar, belahan, dan bidang parting.
Sehingga tekstur open cellular boxwork yang terbentuk secara genetik berkaitan
dengan simetri kristalografi dari spesies mineral primernya.
Berdasarkan pengamatan tekstur makroskopi dalam hand specime n
(Blanchard,1968) dan observasi mineragrafi (Blain & Andrew, 1977)
disimpulkan bahwa tekstur boxwork merupakan pseudomorf dari tekstur sulfida
yang terawetkan sehingga disebut sebagai tekstur replika. Berdasarkan pada
identifikasi tekstur boxwork atau replika, semua kelas dari gossan, mulai dari
endapan bijih piritik sampai endapan kaya tembaga atau nikel piritik dapat
diidentifikasi. Teknik ini juga memungkinkan kita untuk membedakan gossaneksotik (hidroksida besi yang tertransport dalam larutan sampai beberapa ratus
meter) yang tidak memiliki replika tekstur sulfida apapun dengan gossan yang
tertansport secara mekanis yang memiliki berbagai tekstur yang khas.
Subzone paling atas umumnya disebut gossan, adalah konsentrasi material
limonitik, yaitu agregat sangat halus dari berbagai spesies mineral seperti:
goethite, lepidokrokit, hidroksida besi amorf, hematit,
sulfat terutama jarosit, KFe 3(SO 4)2(OH) 6 ;
karbonat seperti siderit FeCO 3;
berbagai spesies silika;
spesies mangan;
dan mineral jarang yang khas, tergantung pada mineral primernya,
seperti ;- scorodite (FeAsO 4,2H 2O) dari arsenopirit,- gaspeite (Ni, MG, Fe)CO 3, regresit Ni 6Fe 2(OH) 16 CO 3,4H 2O,
morenosit NiSO 4,7H 2O dari endapan nikel.