Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
WLO 05 / PENGOPERASIAN WHEEL LOADER
PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
i
KATA PENGANTAR
Kehadiran dan peranan alat-alat berat dalam Pembangunan Nasional tidak dapat dipungkiri
lagi. Dalam penggunaan alat-alat berat berbagai tuntutan besar dipenuhi, antara lain
produksi, kualitas dan kecepatan.
Mengingat tuntutan termaksud, ditambah dengan nilai atau harga alat-alat berat yang
demikian mahal, maka operator alat-alat berat yang termasuk dalam penanggung jawab
tuntutan tersebut, perlu mempunyai kompetensi yang diperlukan sesuai yang digariskan
dalam SKKNI.
Operator Wheel Loader adalah salah satu dari mereka yang harus dapat memenuhi tuntutan
tersebut di atas. Kemampuan operator yang sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan
diperoleh dari pengalaman pengoperasian alat yang cukup serta pelatihan-pelatihan yang
diperlukan untuk mengisi kekurangan yang ada.
Buku atau modul ini merupakan suatu materi yang diperuntukkan bagi para peserta
pelatihan dan juga instruktur yang akan menanganinya.
Penulis sadar bahwa buku ini masih terdapat kekurangan-kekurangan, apalagi mengingat
bahwa perkembangan teknologi dibidang alat-alat berat cukup pesat. Oleh karenanya
berbagai masukan termasuk koreksi terhadap buku ini sangat diharapkan demi
sempurnanya buku ini.
Atas segala sumbang saran dan masukannya penulis menyampaikan banyak terima kasih.
Jakarta, Desember 2005
Tim Penyusun
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
ii
LEMBAR TUJUAN
JUDUL PELATIHAN : Operator Wheel Loader
TUJUAN PELATIHAN :
A. Tujuan Umum Pelatihan
Setelah mengikuti pelatihan peserta diharapkan mampu :
Mengoperasikan Wheel Loader secara benar, melaksanakan pemeliharaan harian sesuai
dengan petunjuk pemeliharaan dan membuat laporan operasi.
B. Tujuan Khusus Pelatihan
Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu :
1. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja selama pemeliharaan dan
pengoperasiaan Wheel Loader
2. Melaksanakan pemeliharaan harian Wheel Loader sesuai dengan petunjuk
pemeliharaan
3. Melaksanakan pengoperasian Wheel Loader sesuai dengan aplikasi dan teknik
operasi yang benar.
4. Membuat Laporan Operasi
Seri / Judul Modul = WLO – 05 : Pengoperasian Wheel Loader
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ( TIU )
Setelah selesai mempelajari modul ini, para peserta mengetahui cara mengoperasikan
Wheel Loader sesuai dengan aplikasi dan teknik operasi yang benar.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ( TIK )
Setelah modul ini diajarkan, peserta mampu :
1. Teknik dasar pengoperasian
2. Teknik aplikasi pengoperasian
3. Jenis material
4. Perhitungan produksi
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
LEMBAR TUJUAN .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DISKRIPSI SINGKAT.......................................................................................... v
DAFTAR MODUL ................................................................................................ Vi
PANDUAN INSTRUKTUR .................................................................................. vii
BAB 1 : PENDAHULUAN 1 - 1
1.1. Umum ...................................................................................... 1 - 1
1.2. Sistem Operasi ........................................................................ 1 - 1
1.3. Loader ...................................................................................... 1 - 2
1.4. Pandangan Umum Wheel Loader............................................ 1 - 2
BAB 2 : TEKNIK DASAR PENGOPERASIAN ............................................ 2 - 1
2.1. Umum ...................................................................................... 2 - 1
2.2. Pengetesan Alat / Tuas Kendali dan Instrumen ...................... 2 - 1
2.3. Menjalankan Alat ..................................................................... 2 - 5
2.4. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat mengendarai alat .......... 2 - 11
2.5. Transportasi ................. ........................................................... 2 - 11
2.6. Menarik (towing) Alat ............................................................... 2 - 12
2.7. Sebelum memulai pekerjaan ................................................... 2 - 13
2.8. Perkiraan Produksi .................... ............................................. 2 - 15
BAB 3 : TEKNIK APLIKASI PENGOPERASIAN ………………..………….. 3 - 1
3.1. Umum ……………………………............................................... 3 - 1
3.2. Menggali (Digging).................................................................... 3 - 1
3.3. Perataan (Leveling) ……………............................................... 3 - 4
3.4. Pemindahan ............................................................................ 3 - 5
3.5. Memuat ke dalam Dump Truck ............................................... 3 - 6
3.6. Memuat dan memindah (load and carry) ................................. 3 - 9
BAB 4 : JENIS MATERIAL …………………………………………………….. 4 - 1
4.1. Umum ...................................................................................... 4 - 1
4.2. Jenis Material ........................................................................... 4 - 1
4.3. Sifat Fisik …………………………………………………………. 4 - 2
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
iv
BAB 5 : PERHITUNGAN PRODUKSI ………………………………………… 5 - 1
5.1. Umum ...................................................................................... 5 - 1
5.2. Produksi Wheel Loader ........................................................... 5 - 1
RANGKUMAN
DAFTAR PUSTAKA
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
v
DESKRIPSI SINGKAT
PENGEMBANGAN MODUL OPERATOR WHEEL LOADER
1. Tujuan pelatihan pada dasarnya adalah memberikan bekal pengetahuan dan
keterampilan kepada peserta agar dapat memenuhi tuntutan kompetensi yang diinginkan
atau upaya untuk memperkecil dan bila perlu menghilangkan kesenjangan kompetensi
(competency gap) yang ada dengan kompetensi yang diinginkan.
2. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Operator Wheel Loader telah
ditetapkan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang telah
dirinci menjadi unit-unit kompetensi, sehingga dalam Pelatihan Operator Wheel Loader,
unit-unit kompetensi tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan.
3. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan hasil analisis dari Unit Kompetensi,
Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja dari setiap Elemen Kompetensi yang telah
ditetapkan dalam SKKNI, dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan
yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.
4. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan
Kurikulum dan Silabus yang telah ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul
pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang harus menjadi bahan latihan
dalam pelatihan Operator Wheel Loader.
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
vi
DAFTAR MODUL
NO. KODE JUDUL
1. WLO-01 Etos Kerja
2. WLO-02 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. WLO-03 Struktur dan Fungsi Wheel Loader
4. WLO-04 Pemeliharaan (Maintenance)
5. WLO-05 Pengoperasian Wheel Loader
6. WLO-06 Laporan Operasi
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
vii
PANDUAN INSTRUKTUR
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
viii
JUDUL : PENGOPERASIAN WHEEL LOADER
KODE : WLO - 05
DESKRIPSI : Modul ini membahas tentang Pengoperasian Wheel
Loader.
Persyaratan Peserta :
1. Pendidikan formal : Minimum SLTA atau sederajat
2. Umur minimal : -
3. Pengalaman Kerja : Kelas II : Telah magang sebagai operator wheel
loader minimal 2000 jam
Kelas I : Telah mengoperasikan wheel loader minimal
5000 jam
4. Berbadan sehat dinyatakan dengan surat keterangan dokter atau psychotest
5. Lulus seleksi masuk :
Tempat Kegiatan : Dalam ruang kelas dengan kapasitas 12 orang dan
praktek dilapangan.
Waktu kegiatan : Teori 2 jam pelajaran (1 jp = 45 Menit)
Alat bantu praktek/
Bahan pelatihan : • Bahan Serahan
• OHP + Screen
• Video/Slide/ Film
• Lembar kertas kosong
• Petunjuk Instruktur
• Petunjuk Peserta
• Trasparan / OH
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
ix
Kegiatan Istruktur Kegiatan Peserta Pendukung
1. Ceramah ; Pembukaan
• Menjelaskan tujuan instruksional
(TIU dan TIK)
• Membagikan bahan pra test
• Merangsang motivasi peserta
dengan pertanyaan atau
pengalamannya dalam
melakukan kegiatan
pengoperasian alat-alat berat
Waktu : 10 menit
2. Ceramah : Pendahuluan
Memberikan gambaran umum
secara singkat tentang
Pengoperasian Wheel Loader.
• Umum
• Sistem Operasi
• Loader
• Pandangan umum wheel loader
Waktu : 10 Menit
Bahan : Bahan serahan
Pengoperasian Wheel Loader (Bab
1, Pendahuluan).
3. Ceramah : Teknik Dasar
Pengoperasian
• Umum
• Menjelaskan Pengetesan
Alat/Tuas Kendali dan Instrumen
- Penjelasan Tuas Kendali
- Menjelaskan Pemeriksaan
Instrumen
• Menjalankan Alat
- Persiapan
- Menggerakkan peralatan kerja
- Pencegahan waktu berjalan
- Berjalan ditempat miring
- Mengubah kecepatan alat
- Mengubah arah gerakan
• Mengikuti penjelasan TIU
dan TIK dengan tekun
dan aktif.
• Mengerjakan pra test
sesuai kemampuan.
• Mengajukan pertanyaan-
pertanyaan apabila
kurang jelas.
• Mengikuti penjelasan
instruktur dengan tekun
dan aktif.
• Mencatat hal-hal yang
dianggap perlu.
• Mengajukan pertanyaan
mengenai yang kurang
dipahami.
• Melakukan diskusi
dengan instruktur
mengenai hal-hal yang
masih belum dipahami
• Mengikuti penjelasan
instruktur dengan tekun
dan aktif.
• Mencatat hal-hal yang
dianggap perlu.
• Mengajukan pertanyaan
mengenai yang kurang
dipahami.
• Melakukan diskusi
dengan instruktur
mengenai hal-hal yang
masih belum dipahami.
OH
Bahan Pra Test
OH
OH
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
x
- Berbelok arah
• Hal-hal yang diperhatikan saat
traveling
• Transportasi
• Menarik (towing) Alat
- Menarik alat ketika engine
hidup
- Menarik alat ketika engine mati
• Sebelum memulai pekerjaan
• Perkiraan produksi
Waktu : 145 menit
Bahan : Bahan serahan
Pengoperasian Wheel Loader (Bab 2,
Teknik Dasar Pengoperasian).
4. Ceramah : Teknik Aplikasi
Pengoperasian
Memberikan ulasan singkat
mengenai Teknik Aplikasi
Pengoperasian
• Umum
• Menjelaskan cara menggali
• Perataan (leveling)
• Pemindahan
• Memuat ke dalam Dump Truck
• Memuat dan memindah (load
and carry)
Waktu : 90 menit
Bahan : Pengoperasian Wheel
Loader (Bab 3, Teknik Aplikasi
Pengoperasian).
5. Ceramah : Jenis Material
Memberikan ulasan singkat
mengenai Jenis Material.
• Umum
• Jenis Material
• Sifat Fisik
- Pengembangan material
- Berat material
- Bentuk material
- Kohesivitas material
• Mengikuti penjelasan
instruktur dengan tekun
dan aktif.
• Mencatat hal-hal yang
dianggap perlu.
• Mengajukan pertanyaan
mengenai yang kurang
dipahami.
• Melakukan diskusi
dengan instruktur
mengenai hal-hal yang
masih belum dipahami.
• Mengikuti penjelasan
instruktur dengan tekun
dan aktif.
• Mencatat hal-hal yang
dianggap perlu.
• Mengajukan pertanyaan
mengenai yang kurang
OH
OH
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
xi
- Kekerasan material
- Daya dukung tanah
Waktu : 45 menit
Bahan : Bahan serahan
Pengoperasian Wheel Loader (Bab 4,
Jenis Material).
6. Ceramah : Perhitungan Produksi
Memberikan ulasan singkat
mengenai Perhitungan Produksi.
• Umum
• Perhitungan Produksi
- Faktor yang mempengaruhi
produksi
- Rumus dasar
Waktu : 60 menit
Bahan : Pengoperasian Wheel
Loader (Bab 5, Perhitungan
Produksi).
dipahami.
• Melakukan diskusi
dengan instruktur
mengenai hal-hal yang
masih belum dipahami.
• Mengikuti penjelasan
instruktur dengan tekun
dan aktif.
• Mencatat hal-hal yang
dianggap perlu.
• Mengajukan pertanyaan
mengenai yang kurang
dipahami.
• Melakukan diskusi
dengan instruktur
mengenai hal-hal yang
masih belum dipahami.
OH
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
xii
MATERI SERAHAN
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
1 - 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Umum
Penggunaan alat-alat berat ini merupakan alat-alat pengganti dari alat-alat yang lebih
sederhana misalnya cangkul, sekop, gerobak dan lain-lain, dimana alat-alat berat ini
mempunyai kemampuan daya kerja yang lebih berat, lebih cepat serta lebih teliti.
Fungsi pokok alat-alat berat antara lain untuk pekerjaan-pekerjaan penggalian,
pemindahan, penimbunan, perataan, pemadatan, pembersihan dan lain-lain.
Timbulnya bermacam-macam alat-alat berat disebabkan oleh adanya beberapa faktor
yaitu antara lain bermacam-macam pekerjaan, adanya bermacam-macam jenis atau
sifat material, adanya bermacam-macam volume pekerjaan dan lain sebagainya.
Walaupun sudah bermacam-macam alat-alat berat yang ada tetapi tidak akan mungkin
ada satu alat pun yang mempunyai fungsi super misalnya, bisa memuat sendiri,
memindahkan ketempat yang jauh kecepatan yang tinggi serta dapat membuang
sendiri, namun kalau ada alat tersebut pasti tidak akan efisien.
Berdasarkan segi efisiensi ini maka alat-alat berat yang ada mempunyai bermacam-
macam bentuk dan kapasitasnya, bermacam-macam fungsi dan penggunannya,
sebagai contoh alat pemuat loader, alat angkut dump truck dan alat penggusur dipakai
bulldozer.
1.2. Sistem Operasi
Sistem operasi alat-alat berat yang baik dan teratur adalah merupakan persyaratan
yang mutlak untuk dapat menyelesaikan pekerjaan secara cepat serta mempunyai
efisiensi yang tinggi sehingga sesuai dengan rencana kerja.
Dalam hal ini maka perlu adanya perhitungan-perhitungan yang teliti guna
menyesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya dilapangan. Karena dengan sistim
operasi yang baik, akan mendatangkan banyak keuntungan diantaranya, biaya
exploitasinya akan lebih murah, waktu penyelesaian pekerjaan lebih cepat serta alat-
alat berat yang sipergunakan dapat seminimal mungkin.
Kecepatan dan kelincahan operator sangat menentukan untuk mencapai efisiensi yang
tinggi selama menjalankan loader, seperti memuat kedalam dump truck, memuat dan
memindah serta meratakan dan merapihkan. Kunci penilaian dititik beratkan pada
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
1 - 2
kecepatan waktu siklus (cycle time) sesuai dengan ketentuan, serta jumlah jam
mengoperasikan wheel loader.
1.3. Loader
Loader adalah suatu alat berat yang dipergunakan sebagai alat pemuat material dan
yang termasuk jenis loader adalah, misalnya power shovel, dozer shovel, drag line,
back hole, clam shall dan lain-lain.
Perkembangan alat-alat berat begitu pesat sehingga dari tahun ke tahun
disempurnakan fungsinya untuk mencapai efisiensi yang tinggi. Dengan memasang
suatu attacment tertentu maka loader bisa difungsikan sebagai pemuat atau pemindah
bermacam-macam material, seperti tanah, batu pecah, balok dan lain-lain.
Wheel loader ini diperlengkapi dengan 4 persneling untuk bergerak maju dapat
mencapai kecepatan (32 ÷ 36) km/jam, sedangkan untuk bergerak mundur dapat
mencapai (33 ÷ 37) km/jam, tergantung pada merk dan type alat.
Daya yang dikeluarkan ada 55 HP, 110 HP, 130 HP, 180 HP, 205 HP, 260 HP, 415
HP, 641 HP, 789 HP dan masih banyak lagi yang mempunyai tenaga yang dikeluarkan
diantara horse power tersebut.
Ukuran bucket yang ada dari 1,0 m3, 2,0 m3, 4,0 m3, 8,0 m3, 26,0 m3 dan diantara
ukuran-ukuran tersebut yang bergeser 0,5 m3 pertambahannya, inipun tergantung dari
pabrik pembuatannya.
1.4. Pandangan Umum Wheel Loader
Gambar dibawah ini adalah salah satu contoh foto asli dari tipe wheel loader yang
biasa dipergunakan di dalam pekerjaan Sumber Daya Air.
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
1 - 3
1.4.1. Komponen utama
Dalam modul struktur dan fungsi wheel loader telah dibahas tentang
komponen utama secara detail. Untuk modul pengoperasian wheel loader ini
ditunjukkan pandangan umum untuk mengingat kembali tata letak komponen
utama.
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
1 - 4
1.4.2. Alat-alat kontrol
Posisi alat-alat kontrol yang berada didalam kabin dengan susunan
penempatannya seperti terlihat dalam gambar.
Pada tipe ini menggunakan satu tuas (control lever) untuk mengoperasikan lift
arm dan bucket.
Ada tipe alat lain yang menggunakan dua tuas (control lever) untuk
mengoperasikan lift arm dan bucket seperti gambar berikut :
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
2 - 1
BAB 2
TEKNIK DASAR PENGOPERASIAN
2.1. Umum
Setiap operator wheel loader perlu pembekalan Teknik Dasar Pengoperasian, yang
berhubungan dengan persiapan awal sebelum menjalankan engine. Hal ini sangat
penting untuk dipahami mengingat bahwa dalam mengoperasikan alat selalu
melakukan gerakan yang bersumber pada teknik dasar pengoperasian. Sebelum
mengoperasikan alat operator harus melakukan pemanasan engine yang diatur
dengan suatu prosedur demikian juga pada saat melakukan pengetesan tuas kendali
dan pengamatan instrumen.
Berikut ini merupakan bentuk pembahasan materi yang berhubungan dengan Teknik
Dasar Pengoperasian.
2.2. Pengetesan Alat/Tuas Kendali dan Instrumen
2.2.1. Tuas Kendali.
Dalam wheel loader ada dua macam type tuas kendali untuk menjalankan lift
arm dan bucket, dimana keduanya mempunyai tujuan yang sama yaitu
memudahkan operator untuk mengoperasikan loader.
• Type pertama menggunakan satu tuas.
Gambar a1 menunjukkan satu tuas untuk menggerakkan lift arm dan
bucket. Untuk menggerakkan lift arm lihat posisi tuas pada a2, dimana
terdapat 4 posisi yaitu, posisi 1 untuk menaikkan lengan, posisi 2 untuk
menahan, posisi 3 untuk menurunkan dan posisi 4 untuk mengapung.
Keempat posisi tersebut telah direncanakan agar operator lebih mudah
dalam mengoperasikan lift arm. Pada Gb. a3 menunjukkan posisi lift arm
pada posisi yang maksimum atas dan maksimum bawah. Gb a4
menggambarkan gerakan tuas kendali pada posisi A dan B dan ditengah
artinya netral. Dari gerakan bucket menuju ke posisi lift dan buang seperti
pada Gb. a5. Untuk gerakan kombinasi, misalnya menahan dan membuang,
posisikan tuas ke posisi 2 dan tuas didorong ke posisi buang. Lakukan
pengetesan gerakan tersebut, seperti petunjuk dan Gb. pada semua
gerakan tuas serta amati gerakan bucket dan arm.
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
2 - 2
Pengoperasian lengan pengangkat (lift arm).
1. Keatas (raise)
2. Menahan (hold)
3. Menurunkan (lower)
4. Mengapung (floal)
Bila tuas pengendali peralatan kerja ditarik lebih
jauh sampai posisi keatas, tuas akan berhenti
sampai posisi ini lengan angkat mencapai batas
maksimal posisi penyetelan dan tuas akan kembali
keposisi menahan (hold).
Penting !
Jangan pergunakan posisi mengambang (float) ketika menurunkan bucket.
Pengoperasian bucket.
1. TILT
2. Buang (Dump)
Bila tuas pengendali peralatan kerja ditarik terus
sampai posisi TILT, tuas akan berhenti pada posisi
ini hingga bucket mencapai posisi tegak keatas
(TILT) dan tuas akan kembali ke posisi menahan.
• Type Kedua Menggunakan Dua Tuas
Gb. b1 menunjukan lokasi tuas 1 dan tuas 2 yang dibedakan untuk
menggerakkan lift arm dan bucket. Lift arm digerakkan dengan tuas 1 dan
bucket digerakkan dengan tuas 2. tuas 1 dan tuas 2 harus digerakkan
sendiri-sendiri untuk mengkombinasikan dua gerakan yang bersamaan. Dua
tangan operator akan selalu memegang kedua tuas tersebutselama
beroperasi, karena setiap melakukan pekerjaan selalu gerakannya akan
bersamaan. Misalnya akan menyekop material yang berada di depannya
a.1
a.2
a.3
a.4
a.5
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
2 - 3
alat, kombinasi gas, lift arm, bucket harus serasi agar bucket dapat terisi
penuh material dan ban tidak selip, dan atau engine tidak mati karena terlalu
berat bebannya. Untuk meyakinkan cobalah gerakkan lift arm, bucket
secara sendiri-sendiri, kemudian arah gerakkan tuas kendali lihat petunjuk
Gb b2 dan c1 sedangkan arah gerakan lift arm lihat Gb b3 dan gerakan
bucket lihat c2.
Pengoperasian Lift Arm (Lever 1)
Raise
Hold (Lift arm tetap pada posisi yang sama).
Lower.
Float (Lift arm bergerak bebas tanpa tenaga
hydraulic).
Ketika lift arm control lever ditarik melebihi posisi
Raise, lever akan berhenti pada posisi tersebut
sampai lift arm mencapai posisi preset kick-out
dan lever kembali ke posisi hold.
Penting !
Jangan menggunakan posisi Float ketika
menurunkan bucket.
Pengoperasian Bucket (lever 2)
Tilt
Hold (Lift arm tetap pada posisi yang sama)
Dump
Ketika bucket control lever ditarik melebihi posisi
Tilt, lever akan berhenti pada posisi tersebut
sampai bucket mencapai posisi positioner dan
lever kembali ke hold.
b.1
b.2
b.3
c.1
c.2
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
2 - 4
2.2.2. Pemeriksaan Instrumen
Periksalah instrumen panel berikut untuk meyakinkan bahwa telah berfungsi
dengan baik.
Torque convertor oil temperature gauge menunjuk pada posisi daerah hijau
berarti suhu oli normal.
Engine water temperatur gauge menunjuk pada posisi di daerah hijau berarti
suhu air pendingin normal.
Fuel gauge jarum menunjuk F (Full) yang mengindikasikan bahwa bahan bakar
penuh.
Air pressure gauge jarum menunjuk di daerah hijau yang mengindikasikan
tekanan udara normal.
Bila engine oil monitor ini menyala maka alarm akan berbunyi, hal ini
memberikan petunjuk bahwa olie di dalam oil pan kurang volumenya.
Engine oil pressure monitor ini diindikasikan dengan lampu monitor bila lampu
mati tekanan olie engine normal.
Charge monitor, bila lampu monitor mati menunjukkan bahwa pengisian
berjalan normal.
Coolant level monitor, bila lampu monitor mati mengindikasikan jumlah air
pendingin di dalam radiator sesuai standar.
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
2 - 5
2.3. Menjalankan Alat
2.3.1. Persiapan
• Lepaskan kunci pengaman (safety lock), untuk tuas bucket dan tuas lift
arm.
• Gerakkan tuas lift arm dan bucket ke posisi untuk berjalan. Angkat bucket
setinggi 40 sampai 50 cm.
• Bebaskan rem parkir sesuai prosedur.
• Pindahkan tuas kontrol kecepatan ke posisi yang diinginkan.
• Pindahkan tuas pengarah gerakan ke posisi yang diinginkan.
• Tekan pedal gas untuk menjalankan alat.
2.3.2. Menggerakkan peralatan kerja
a). Menggunakan dua tuas
Lift arm control lever dan bucket control lever
digunakan untuk mengoperasikan lift arm dan
bucket.
• Lift arm
Raise
Hold (Lift arm tetap pada posisi yang sama)
Lower
Float (Lift arm bergerak bebas tanpa tenaga
hidrolik)
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
2 - 6
Ketika lift arm control lever ditarik melebihi posisi
Raise, lever akan berhenti pada posisi tersebut
sampai lift arm mencapai posisi preset kick-out,
dan lever kembali ke posisi Hold.
Penting !
Jangan menggunakan posisi Float ketika
menurunkan bucket.
• Bucket
Tilt
Hold (Lift arm tetap pada posisi yang sama)
Dump
Ketika bucket control lever ditarik melebihi posisi
Tilt, lever akan berhenti pada posisi tersebut
sampai bucket mencapai posisi preset positioner,
dan lever kembali ke posisi Hold.
b). Menggunakan satu tuas
Tuas pengendali peralatan kerja dapat dipergunakan untuk menggerakkan
lift arm dan bucket seperti berikut :
Cara kerja Lift Arm :
Keatas (raise)
Menahan (hold) : lift arm dipertahankan
posisi sama
Menurun (lower)
Mengambang (float) : lift arm bergerak
bebas dibawah pengaruh gaya luar
Pada waktu tuas kendali peralatan kerja ditarik
lebih jauh dari posisi ke atas, tuas akan berhenti
sampai pada posisi ini, sehingga lengan pengantar
mencapai posisi penyetelan (kick out) dan tuas
akan kembali pada posisi memegang.
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
2 - 7
Penting !
Jangan mempergunakan posisi mengambang
apabila menurunkan bucket.
Cara kerja bucket :
A Gerakan menekuk (tilt)
B Gerakan membuang (dump)
Pada waktu tuas kendali peralatan kerja ditarik
lebih jauh dari posisi ke atas, tuas akan berhenti
sampai pada posisi ini, sehingga lengan pengantar
mencapai posisi penyetelan (kick out) dan tuas
akan kembali pada posisi memegang.
2.3.3. Pencegahan waktu berjalan
a. Jangan memutar kunci kontak ke posisi OFF saat berjalan. Hal ini sangat
berbahaya jika engine diberhentikan pada waktu alat sedang berjalan,
sebab kemudi (steering) akan berat. Bila engine berhenti, segera di rem
untuk memberhentikan alat.
b. Hal ini juga sangat berbahaya pada waktu mengoperasikan alat melihat
kemana-mana. Harus selalu konsentrasi pada pekerjaan.
c. Bila menjalankan alat terlalu cepat sangat berbahaya, jangan netralkan
transmisi atau bergerak dengan tiba-tiba, berhenti mendadak, membelok
dengan tajam atau zig zag.
d. Jika menemukan ketidak normalan alat waktu pengoperasian (suara
gaduh, bergetar, tercium bau, ukuran-ukuran tidak normal, rembesan olie
dan lain-lain) segera gerakkan alat ke tempat yang aman dan cari
penyebabnya.
e. Aturlah bucket pada posisi ketinggian dari 40 – 50 cm (16 – 20 inch) diatas
permukaan tanah dan jalankan pada permukaan tanah yang datar.
f. Selama berjalan, jangan menggerakkan work equipment control lever. Bila
terjadi gerakan pada equipment control lever, pertama berhentikan alat,
dan kembalikan levers.
g. Jangan memutar steer secera mendadak pada saat berbelok,
kemungkinan bisa berakibat peralatan kerja dapat menekan ke permukaan
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
2 - 8
tanah dan dapat menghilangkan keseimbangan, atau alat bisa menjadi
rusak dan atau merusak jalan.
h. Bila berjalan diatas permukaan batu atau diatas jalan jelek, berjalanlah
pada kecepatan rendah, dan hindari berbelok dengan mendadak.
i. Hindarilah berjalan melalui tempat berbahaya (abstacles). Bila alat
terpaksa melalui tempat itu, jagalah alat kerja diposisikan sedekat mungkin
dengan muka tanah dan berjalanlah dengan kecepatan rendah.
j. Memeriksa kedalaman air dan kondisi jalan yang akan dilewati
k. Jangan masuk ke dalam aliran air yang melebihi kedalaman yang diizinkan.
l. Selalu patuhi peraturan lalu lintas bila melewati jalan umum. Alat harus
berjalan pelan dibawah kecepatan kendaraan umum, jaga jarak terhadap
batas jalan kiri dan batas jalan kanan dan jangan melewati batas yang
dipergunakan oleh kendaraan yang berlawanan arah.
m. Apabila menempuh perjalanan jauh ikuti prosedur petunjuk pabrik.
2.3.4. Berjalan ditempat miring
a. Berjalan ditempat miring dapat berakibat alat selip atau terbalik.
b. Bila berjalan ditempat miring, tempatkan bucket pada posisi kira-kira 20 –
30 cm diatas tanah. Dalam keadaan darurat lebih cepat bucket diturunkan
ke tanah untuk menghentikan alat.
c. Jangan berbelok atau berputar pada tempat miring. Harus kembali
ketempat yang datar memposisikan ke tempat tujuan.
d. Jangan melewati rumput, daun kering, atau plat yang basah. Walaupun
hanya selip sedikit bisa berakibat alat tergelincir ke samping, oleh karena
itu jalankan alat dengan gigi transmisi rendah dan lebih berhati-hati,
jalankan alat ke arah naik atau ke arah turun lurus.
e. Bila menuruni bukit jangan menempatkan gigi transmisi ke posisi netral.
Hal ini sangat berbahaya karena tidak dapat mempergunakan rem dengan
tenaga engine. Harus ditempatkan gigi transmisi rendah sebelum menuruni
bukit.
f. Bila menuruni bukit, pergunakanlah tenaga engine untuk mengurangi
kecepatan dan jalankan alat pelan. Bilamana perlu pergunakan
pengereman dengan tenaga engine bersama-sama dengan rem pedal
untuk mengendalikan kecepatan.
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
2 - 9
g. Bila engine berhenti pada saat berjalan
miring, secepatnya injak rem pedal
sepenuhnya untuk memfungsikan rem,
turunkan bucket ke tanah, kemudian
pasanglah rem parkir untuk menahan alat
ditempatnya.
h. Bila berjalan menaiki atau menuruni bukit
dengan membawa beban pada bucket, harus
berjalan dengan bucket menghadap bukit
(berjalan berlawanan bila menuju ke atas dan
sebaliknya bila menuruni bukit).
i. Bila berjalan naik dengan muatan di bucket,
bila alat berjalan dengan bucket menghadap
ke bawah, akan berbahaya kemungkinan alat
bisa berbalik.
2.3.5. Mengubah kecepatan alat
Peringatan !
• Ketika berjalan dengan kecepatan tinggi,
jangan mengubah kecepatan terburu-buru.
• Ketika menggerser (shifting) persnelling,
gunakan brake untuk mengurangi kecepatan
alat, baru pindah perseneling ke posisi yang
diinginkan.
Cara menggeser (shifting) persnelling :
Gerakkan speed control lever ke posisi yang
diinginkan. Hanya persnelling ke-1 dan 2 yang
bisa digunakan untuk digging dan loading,
sehingga gunakanlah speed control lever
stopper .
Penting !
• Alat ini dilengkapi dengan kickdown switch yang berfungsi untuk
menurunkan transmisi ke persnelling 1 ketika tombol lift arm control lever
ditekan kebawah pada saat alat travel dengan persnelling 2.
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
2 - 10
• Disarankan untuk menggunakan kickdown switch ketika sedang operasi
digging atau loading dengan persnelling 1 atau 2.
2.3.6. Mengubah arah gerakan
Peringatan !
• Ketika akan mengubah arah jalannya alat, dari
arah maju ke arah mundur harus diperiksa
bahwa keadaan aman, karena operator tidak
bisa melihat dekat ke belakang alat, oleh
karena itu perlu lebih hati-hati apabila mau
merubah gerakan yang berlawanan arah.
• Jangan mengubah directional lever saat alat
berjalan dengan kecepatan yang tinggi.
• Ketika mengubah arah, injak pedal brake
terlebih dahulu untuk mengurangi kecepatan
alat secukupnya.
• Berhentikan alat ketika akan memindah arah
gerakan.
2.3.7. Berbelok arah
Peringatan !
• Sangat berbahaya membelokkan alat secara tiba-tiba pada kecepatan tinggi
atau pada bukit yang curam.
• Bila engine mati saat alat sedang berjalan (travel), maka steering tidak
berfungsi.
• Berhati-hatilah saat berjalan pada tempat yang curam.
1. Bila berjalan untuk mengarahkan alat belok kiri
atau kanan, gunakan stering wheel .
2. Rangka depan alat ini dihubungkan dengan
rangka belakang melalui center pin pada
bagian tengah dari alat. Frame depan dan
belakang terputus dititik tersebut dan roda
belakang mengikuti jejak roda depan pada saat
berjalan (travel). Rangka depan dan rangka
belakang bengkok pada titik ini dan roda
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
2 - 11
belakang akan mengikuti jalur yang sama pada
saat dibelokkan.
3. Putar steering wheel perlahan untuk mengikuti
gerakan alat. Ketika memutar steering wheel
penuh, jangan sampai mencapai ujung langkah
steering tersebut.
2.4. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Traveleing
Ketika melakukan travel dengan kecepatan tinggi pada jarak yang jauh, ban akan
menjadi panas dan bisa menyebabkan keausan yang berlebihan. Hal-hal yang harus
diperhatikan saat travel jarak jauh.
1. Patuhi peraturan yang berhubungan dengan alat dan kendarai alat dengan hati-
hati.
2. Sebelum mengendarai alat lakukan pengecekan.
3. Tentukan tekanan ban, kecepatan alat dan tipe ban sesuai dengan yang
direkomendasikan.
4. Periksa tekanan ban sebelum mulai travel (saat ban dingin).
5. Setelah travel selama 1 jam, hentikan alat selama 15 menit. Periksa tekanan ban
dan kerusakan lain yang mungkin ada.
6. Lakukan travel dengan keadaan bucket kosong.
7. Dianjurkan menggunakan gas nitrogen untuk mendinginkan ban.
2.5. Transportasi
1. Pada saat loading / unloading keatas alat angkut,
harus extra hati-hati, jalankan engine pada low idle
dan jalankan wheel loader dengan kecepatan
rendah.
2. Lakukan loading/unloading pada permukaan tanah
yang rata. Jaga jarak aman dengan bahu jalan.
3. Ganjal roda alat pengangkut dan tempatkan blocks dibawah ke dua ramp sebelum
loading dan un loading.
4. Gunakan ramp yang mampu menahan beban alat, mempunyai panjang dan lebar
yang cukup.
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
2 - 12
5. Pastikan ramp telah terpasang dengan aman dan kuat, bersih dari grease, oli, air,
dan material loose lainnya. Bersihkan semua kotoran yang ada pada ban alat.
6. Jangan menggunakan steering saat berada diatas ramp. Jika perlu turunkan
loader kembali untuk membetulkan posisi dan naik keatas haulingnya.
7. Setelah sampai diatas, ganjal roda loader dan amankan dengan mengikat ke body
hauling tersebut.
2.6. Menarik (Towing) Alat
Peringatan !
• Jika alat yang telah rusak ditarik dengan cara yang tidak benar, bisa menyebabkan
cidera pada manusia dan atau kerusakan pada alat.
• Jika ada kelainan pada brake line, brake tidak dapat dipakai, sehingga harus sangat
berhati-hati pada saat menarik alat.
Penting !
• Penarikan alat digunakan untuk menarik alat ke tempat dimana bisa dilakukan
perbaikan untuk jarak yang tidak terlalu jauh.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat menarik alat :
a. Dianjurkan menggunakan towing bar.
b. Jika menggunakan sling minimal 1,5 berat alat
c. dibawa ke tempat yang cukup jauh harus menggunakan alat hauling (low boy)
d. Pasang papan pengaman di alat yang ditarik untuk melindungi operator jika seling
yang digunakan putus.
e. Jika brake dan steering alat yang ditarik tidak difungsikan, tidak boleh ada operator
di dalam alat.
f. Periksa medan yang akan dilewati, jika berupa lumpur atau melewati bukit gunakan
seling batangan yang kekuatannya 1.5 kali berat alat yang ditarik.
g. Jaga sudut penarikan dan sependek mungkin. Usahakan lurus dan maksimal
perbedaan arah antara kedua alat adalah 30o.
h. Jika alat bergerak tiba-tiba, semua beban akan tertuju ke seling atau batangan
sehingga rawan putus dan retak. Selalu awali gerakan panarikan dengan perlahan-
lahan.
i. Kekuatan alat penarik harus minimal sama dengan alat yang ditarik.
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
2 - 13
j. Jika rute penarikan menuruni bukit, gunakan alat penarik yang lebih besar untuk
mendapatkan braking power lebih besar, atau pasang alat lain dibelakang alat
yang ditarik untuk menghindari resiko alat terbalik.
2.6.1. Menarik Alat Ketika Engine Hidup.
1. Jika transmisi dan steering wheel masih berfungsi serta engine bisa
dihidupkan, masih memungkinkan untuk menarik alat keluar dari daerah
berlumpur sampai lokasi yang bagus.
2. Operator harus berada didalam alat yang ditarik dan mengoperasikan
steering alat.
2.6.2. Menarik Alat Ketika Engine Mati.
Jika kebocoran angin atau tekanan di dalam air tank drop, maka parking brake
akan aktif secara otomatis. Saat melakukan penarikan, parking brake harus di
release terlebih dahulu.
1. Oli transmisi tidak melumasi sistem, maka rear dan front drive shaft harus
dilepas. Jika perlu roda diganjal block untuk mencegah alat bergerak.
2. Steering tidak bisa difungsikan, maka steering cylinder dan steering linkage
harus dilepas. Walaupun kondisi brake bagus hanya bisa digunakan sekali
waktu saja, karena efek pengereman akan berkurang setiap brake pedal
diinjak.
3. Hubungkan alat untuk menarik dengan baik dan aman, baru kemudian
ambil balok pengganjal dan penarikan bisa dimulai.
2.7. Sebelum Memulai Pekerjaan
Perhatian !
a. Berhati-hatilah atur jarak jangan terlalu dekat ujung parit (lubang). Pada waktu
membuat timbunan atau mengeruk atau membuang tanah ke dalam parit,
menaruh satu bucket kemudian dengan menggunakan tanda pada bucket
berikutnya untuk mendorong timbunan bucket pertama dan seterusnya.
b. Beban mendadak ringan pada saat tanah didorong di atas galian/parit atau pada
saat alat mencapai puncak kemiringan. Bila hal ini terjadi, maka akan bahaya
karena laju alat mendadak akan naik, oleh karena itu turunkan kecepatannya.
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
2 - 14
c. Pada saat bucket penuh muatan, jangan memutar atau mendadak
memberhentikan alat.
d. Pada waktu membawa beban yang tidak stabil, seperti benda bulat atau silinder
atau tiang pancang, bila bucket diangkat tinggi, hal ini berbahaya karena
kemungkinan beban yang diangkat bisa jatuh diatas kebin operator dan dapat
menyebabkan luka parah atau kerusakan.
e. Pada saat membawa beban yang tidak stabil, berhati-hatilah terhadap posisi alat
kerja jangan diangkat terlalu tinggi atau jarak punggung bawah bucket terlalu jauh.
f. Bila alat kerja mendadak diturunkan atau mendadak diberhentikan, dapat
berakibat alat terbalik. Khususnya ketika membawa beban, berhati-hatilah pada
waktu menggerakkan alat kerja.
g. Jangan menggunakan bucket atau lengan angkat sebagai alat angkat (sebagai
crane).
h. Camkanlah bahwa alat ini dipergunakan untuk tujuan pokok sesuai petunjuk.
Apabila dipergunakan diluar dari fungsi alat dalam petunjuk operasi maka dapat
menyebabkan kerusakan terhadap alatnya.
i. Lakukan hal berikut untuk menjamin operasi
- Pada waktu bekerja pada tempat gelap, hidupkan lampu penerangan depan,
dan terangilah pada lokasi pekerjaan apabila perlu.
- Jangan bekerja pada tempat bersalju, hujan lebat atau kondisi lain yang
kemungkinan sangat buruk. Tunggulah sampai cuaca bagus dengan demikian
dapat melaksanakan pekerjaan dengan cukup baik.
j. Lakukanlah hal-hal berikut untuk menjaga terhadap timbunan benda lain.
- Pada saat bekerja didalam terowongan, dibawah jembatan, dibawah kabel
listrik, atau ditempat lain yang mempunyai ruang gerak terbatas, bekerjalah
dengan lebih berhati-hati jangan sampai bucket menyentuh benda lain.
- Bekerja pada pemuatan ke atas dump truck, periksalah bahwa di baknya tidak
ada orang dan disekitar alat bebas orang dan berhati-hatilah jangan sampai
bucket memukul kabin operator dump truck.
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
2 - 15
- Untuk mencegah terjadinya benturan dengan benda-benda lain, harus selalu
menjalankan alat dengan kecepatan yang aman, khususnya pada tempat yang
terbatas, didalam ruangan dan ditempat-tempat dimana banyak alat-alat lain
disekitarnya.
2.8. Perkiraan Produksi
Produksi wheel loader diukur berdasarkan atas volume material yang dapat
dipindahkan dengan jarak tertentu dengan waktu tertentu sehingga menghasilkan
suatu volume perpindahan. Dapat juga berfungsi untuk memuat kedalam dump truck
sehingga menghasilkan material yang dapat dimuat dalam jumlah volume dan dalam
waktu tertentu. Masih banyak fungsi yang lain yang berkaitan antara produk dan waktu
untuk melakukannya, serta mutu pelaksanaan yang dikaitkan dengan waktu.
Disamping waktu, kapasitas bucket juga sangan menentukan karena dengan waktu
yang sama namun beda capasitas bucketnya juga akan berbeda produksinya.
Produksi loader ditentukan oleh cycle time, cycle time ditentukan oleh kapasitas
bucket, kapasitas bucket ditentukan oleh daya engine, daya engine ditentukan oleh
kebutuhan volume pekerjaan sebagai pertimbangan.
Dari penjelasan diatas dapat digambarkan bahwa waktu operasi wheel loader disebut
cycle time yang menyangkut keterampilan seorang operator dalam menjalankan alat.
Oleh karena itu dalam penilaian seorang operator cycle time adalah merupakan unsur
terpenting didalam menentukan kelas seorang operator, disamping pengalaman
menjalankan loader dan sikap mental untuk menjalankan tugas.
Dalam handbook dari pabrik cutterpilar edition 3 memberikan perkiraan antara ukuran
bucket versus cycle time.
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
2 - 16
Tabel 2.1. Perkiraan Produksi (m3, yard3)
Bucket Size (m3 or yd3)
1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5 8.0 8.5 9.0 9.5 10.0
Cycle
Time
Cycles
Per Hr Unshaded area Indicates average production
0.35 171
0.40 150 150 225 330 375 150 525
0.45 133 135 200 268 332 400 466 530 600 665 730 800 885
0.50 120 120 180 240 300 360 420 480 540 600 660 720 780 840 900 960 1003 1080 1140 1200
0.55 109 109 164 218 272 328 382 436 490 545 600 655 705 765 820 870 925 980 1008 1090
0.60 100 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 100
0.65 92 92 138 184 230 276 322 368 416 460 505 555 600 645 690 735 780 830 875 920
0.70 86 342 386 430 474 515 560 600 645 690 730 775 815 880
0.75 80 560 600 640 680 720 760 800
Bucket Size (m3 or yd3)
11.0 12.0 13.0 14.0 15.0 16.0 17.0 18.0 19.0 20.0 21.0 22.0 23.0 24.0 25.0 26.0
Cycle
Time
Cycles
Per Hr
0.35 171 Unshaded area Indicates average production
0.40 150
0.45 133
0.50 120 1320 1440
0.55 109 1200 1310 1420 1520 1635 1740 1850 1960 2070 2180 2285 2395 2505 2615 2725 2830
0.60 100 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2100 220 2300 2400 2500 2600
0.65 92 1010 1105 1195 1285 1380 1470 1560 1655 1745 1840 1930 2020 2115 2205 2300 2390
0.70 86 945 1030 1120 1200 1290 1375 1460 1545 1630 1720 1805 1890 1975 2060 2150 2235
0.75 80 880 960 1040 1120 1200 1280 1360 1440 1520 1600 1680 1760 1840 1920 2000 2080
0.80 75 975 1050 1125 1200 1275 1350 1425 1500 1575 1650 1725 1800 1875 1950
Job Efficiency Worktime/Hr
Efficiency Factor
Bucket Load Factor
60 Min Hr 55 50 45
40 -
100 % 91 % 83 % 75 %
69 % -
Bucket Size x 1.00 .95 .90 .85
.80
.75
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
2 - 17
Tabel 2.2. Perkiraan Produksi (metric tons)
Metric Tons – 1600 kg Lm 3 (1.6 t) density
Bucket Size m3 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5 8.0 8.5 9.0 9.5
Cycle Time
Cycles Per Hr
Unshaded area Indicates average production
0.40 150 240 360 480 600 720
0.45 133 213 319 426 532 638 745 851 958 1064 1170
0.50 120 192 288 384 480 576 672 768 864 960 1058 1152 1248 1344 1440 1536 1632 1730 1825
0.55 109 174 262 349 436 523 610 698 785 872 959 1046 1134 1221 1308 1395 1482 1570 1655
0.60 100 160 240 320 400 480 560 640 720 800 880 960 1040 1120 1200 1280 1360 1440 1520
0.65 92 147 221 294 368 442 515 589 662 736 810 883 957 1030 1104 1178 1251 1325 1400
0.70 86 482 550 619 688 757 826 894 963 1032 1101 1170 1238 1310
0.75 80 768 832 896 960 1024 1088 1150 1215
Bucket Payload Metric (Tons)
1.6 2.4 3.2 4.0 4.8 5.6 6.4 7.2 8.0 8.8 9.6 10.4 11.2 12.0 12.8 13.6 14.4 15.2
Bucket Size m3 10.0 11.0 12.0 13.0 14.0 15.0 16.0 17.0 18.0 19.0 20.0
Cycle
Time
Cycles
Per Hr
0.40 150 Unshaded area Indicates average production
0.45 133
0.50 120
0.55 109 1744 1918 2092 2267 2441 2616 2790 2964 3139 3318 3488
0.60 100 1600 1760 1920 2080 2240 2400 2560 2720 2880 3040 3200
0.65 92 1472 1619 1765 1913 2060 2208 2355 2502 2649 2796 2944
0.70 86 1376 1513 1651 1788 1926 2064 2201 2339 2476 2614 2752
0.75 80 1280 1408 1536 1664 1792 1920 2048 2176 2304 2432 2560
0.80 75 1200 1320 1440 1560 1680 1800 1920 2040 2160 2280 2400
Bucket Payload
Metric (Tons) 16 17.6 19.2 20.8 22.4 24.0 25.6 27.2 28.8 30.4 32.0
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
2 - 18
Grafik 2.3. Travel Time - Empty
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
2 - 19
Grafik 2.4. Travel Time - Loaded
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
2 - 20
Tabel 2.5. Production Loading (m3/h)
Cycle Time
(min)
Cycles Per Hr
Bucket Size ** (cu.m)
1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5 8.0 8.5 9.0 9.5 10.0 10.5 11.0
0.35 171 White area indicates average production
0.40 150 150 225 330 375 450
0.45 133 135 200 288 332 400 466 530 600 665
0.50 120 120 180 240 300 360 420 480 540 600 660 720 780 840 900 960 1003 1080 1140 1200 1200 1320
0.55 109 109 164 218 272 328 382 436 480 545 600 655 705 785 820 870 925 980 1008 1080 1145 1200
0.60 100 100 180 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 1000 1050 1110
0.65 92 92 138 184 230 278 322 368 416 460 505 555 600 645 690 735 780 830 875 920 965 1010
0.70 86 300 342 386 430 474 515 660 800 845 890 730 775 815 880 905 945
0.75 80 440 480 520 560 600 640 680 720 780 800 840 880
* Actual production = (Standard production) x (Bucket factor) x (Job efficiency)
** Bucket Size = Heaped bucket capacity
Bucket Factor (K) Job Efficiency (E)
Loading conditions K
Operating conditions E
Easy excavating
Average excavating
Rather difficult excavating
Difficult excavating
1.1 – 1.1
0.85 – 0.95
0.8 – 0.85
0.75 – 0.8
Good
Average
Rather poor
Poor
0.83
0.75
0.67
0.58
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
2 - 21
Tabel 2.6. Production Loading (load and carry)
HAULING DISTANCE
CICLE TIME
Bucket Size ** (m3) OR (cu.yd)
m f t MIN 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5
20 66 0.80 75 113 150 188 225 263 300 338 375 413 450 488 525 563
40 131 0.92 65 98 130 163 196 228 261 293 326 359 391 424 457 489
60 197 1.04 58 87 115 144 173 202 231 260 288 317 346 375 404 433
80 262 1.16 52 78 103 129 155 181 207 233 259 284 310 336 362 388
100 328 1.28 47 70 94 117 141 164 188 211 234 258 281 305 328 352
120 394 1.40 39 64 86 107 129 150 171 193 214 236 257 279 300 321
140 459 1.52 39 59 79 99 118 138 158 178 197 217 237 257 276 296
160 525 1.64 37 55 73 91 110 128 146 165 183 201 220 238 256 274
180 591 1.76 34 51 68 85 102 119 136 153 170 188 205 222 239 256
200 656 1.88 32 48 64 80 96 112 128 144 160 176 191 207 223 239
HAULING
DISTANCE
CICLE
TIME Bucket Size ** (m3) OR (cu.yd)
m f t MIN 8.0 8.5 9.0 9.5 10.0 10.5 11.0 11.5 12.0 12.5 13.0 13.5 14.0
20 66 0.80 600 638 675 713 750 788 825 863 900 938 975 1013 1050
40 131 0.92 522 554 587 620 652 685 717 750 783 815 848 880 913
60 197 1.04 462 490 519 548 577 606 635 663 692 721 750 779 808
80 262 1.16 414 440 466 491 517 543 569 595 621 647 672 498 724
100 328 1.28 375 398 422 445 469 492 516 539 563 586 609 633 656
120 394 1.40 343 364 386 407 429 450 471 493 514 536 557 579 600
140 459 1.52 316 336 355 375 395 414 343 454 474 493 513 533 553
160 525 1.64 293 311 329 348 366 384 402 421 439 457 476 494 512
180 591 1.76 273 290 307 324 341 358 375 392 409 426 443 460 477
200 656 1.88 255 271 287 303 319 335 351 367 383 399 415 431 447
* Actual production = (Standard production) x (Bucket factor) x (Job efficiency)
** Bucket Size = Heaped bucket capacity
Job Efficiency (E)
Estimating conditions
Operating conditions E
1. Cy cle time = (Trav el time) + (Fixed time)
2. Gear : F2, F3
3. Fixed time : 0.60 min
Fixed time is loading, turning and dumping time
Good
Av erage
Rather poor
Poor
0.83
0.80
0.75
0.70
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
2 - 22
Tabel 2.7. V-Shape Loading
Average cycle time for wheel loader Unit : min.
Bucket zize Loading condition
~ 3 m3 3.1 ~ 5 m3 5.1 m3~
A Easy 0.45 0.55 0.65
B Average 0.55 0.65 0.70
C Rather difficult 0.70 0.70 0.75
D Difficult 0.75 0.75 0.80
Tabel 2.8. Cross Loading
Average cycle time for wheel loader Unit : min.
Bucket zize Loading condition
~ 3 m3 3.1 ~ 5 m3 5.1 m3~
A Easy 0.40 0.50 0.60
B Average 0.50 0.60 0.65
C Rather difficult 0.65 0.65 0.70
D Difficult 0.70 0.75 0.75
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
3 - 1
BAB 3
TEKNIK APLIKASI PENGOPERASIAN
3.1. Umum
Teknik aplikasi pengoperasian wheel loader adalah merupakan kunci keterampilan
yang dapat dicapai oleh operator berdasarkan atas perpaduan antara skil, perasaan
dan keterampilan yang dimiliki.
Dalam teknik aplikasi banyak rambu-rambu yang harus dipatuhi selama
pengoperasian, disamping itu dilain pihak operator juga dituntut dalam
mengoperasikan alat harus cepat gerakannya agar dapat memenuhi aturan yang diikat
dengan waktu siklus (cycle time). Disinilah operator harus memapu melaksanakan
pengoperasian dengan cepat namun alat harus tetap terjaga dalam kondisi baik.
Seperti yang akan dibahas pada meteri berikut ini yaitu teknik aplikasi pengoperasian
wheel loader.
3.2. Menggali (Digging)
Peringatan !
Alat harus selalu diposisikan lurus menghadap ke depan ketika melakukan digging
atau scooping, tidak boleh dengan memainkan bengkok (articulated).
Menyekop tumpukan tanah dengan menggerakkan alat kedepan seperti gambar
dibawah. Bila ban mulai selip pada saat beban berat, angkat bucket sedikit keatas
menurunkan beban.
1. Masukan bucket dalam tumpukan tanah sementara gerakan alat ke depan.
2. Setelah bucket seluruhnya masuk kedalam tanah, tuas pengendali peralatan kerja
pada posisi keatas sementara pergerakan alat kedepan. Gerakan tuas pengendali
peralatan kerja ke atas menuju ke posisi tilt terus menerus sampai bucket terisi
tanah penuh. Cobalah tahan beban pada posisibucket disenter, jika beban berada
pada sebelah bucket saja maka beban tidak seimbang.
3. Ketika bucket sulit untuk menembus tumpukan tanah, gerakkan tuas pengendali
peralatan kerja alat kekiri dan kekanan untuk menggerakkan gigi bucket naik dan
turun. Ketika menggali dan menumpukkan pada permukaan tanah, aturlah ujung
gigi bucket menghadap sedikit kebawah dan jalankan alat kedepan. Harus hati-hati
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
3 - 2
tidak boleh beban menempati pada satu sisi saja karena dapat menimbulkan beban
tidak stabil.
Pekerjaan Penggalian ini dilakukan dengan gigi bucket.
a. Aturlah ujung bucket menghadap sedikit ke bawah.
b. Jalankan alat maju dan tuas pengendali peralatan kerja digeser kedepan untuk
memotong lapisan tanah yang tipis pada permukaan sewaktu menggali tanah.
c. Jalankan tuas pengendali peralatan kerja sedikit keatas dan kebawah untuk
mengurangi tahanan pada waktu menggerakkan alat kedepan. Pada saat
menggali dengan bucket, hindarilah arah tenaga gali hanya sebelah dari bucket
saja.
Penting !
Jika ban slip, umur ekonomis ban akan berkurang, oleh karena itu berusahalah agar
ban tidak slip selama beroperasi.
Jika mengangkut tanah atau batu, jalankan loader ke arah maju menuju muatan. Untuk
mencegah terjadinya kerusakan ban yang disebabkan karena terjadinya slip,
perhatikan hal-hal berikut ini :
• Jagalah agar area kerja selalu dalam keadaan rata dan bersihkan batu-batu yang
berserakan.
• Bila mengerjakan timbunan, jalankan alat menggunakan speed 1 atau 2. jalankan
dengan speed 1 jika mengangkut batu koral. Ketika bucket menyentuh tanah, roda
depan akan terangkat.
1. Pada saat memajukan alat sambil menurunkan
bucket, posisi bucket rata dengan permukaan tanah.
Penting !
Jika bucket menabrak tanah, roda depan akan
terangkat dan ban akan slip.
2. Pergunakan gigi 1 segera didepan material yang akan
diloading. Setelah shift down selesai, injak pedal
accelerator disaat yang bersamaan dan masukkan
bucket ke dalam material.
• Setelah bucket seluruhnya masuk kedalam tanah, tuas pengendali peralatan kerja
pada posisi keatas sementara pergerakan alat kedepan. Gerakan tuas pengendali
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
3 - 3
peralatan kerja ke posisi tilt terus menerus sampai bucket terisi tanah penuh.
Cobalah tahan beban pada posisibucket disenter, jika beban berada pada sebelah
bucket saja maka beban tidak seimbang.
• Ketika bucket sulit untuk menembus tumpukan tanah, gerakan tuas pengendali
peralatan kerja alat kekiri dan kekanan untuk menggerakkan gigi bucket naik dan
turun. Ketika menggali dan menumpukkan pada permukaan tanah, aturlah ujung
gigi bucket menghadap sedikit kebawah dan jalankan alat kedepan. Harus hati-hati
tidak boleh beban menepati pada satu sisi saja karena dapat menimbulkan beban
tidak stabil.
3. Jika material berada di stockpile, jaga cutting edge
bucket agar tetap horizontal. Ketika meloading batu
coral, bucket harus ditilt sedikit ke bawah.
Hati-hati jangan sampai ada batu yang berada dibawah bucket, karena bisa
menyebabkan ban terangkat dan slip. Cobalah untuk menempatkan material pada
bucket bagian tengah agar alat tetap stabil.
4. Pada saat mendorong bucket kedalam material,
naikkan lift arm untuk menjaga posisi bucket tidak
terlalu jauh. Dengan menaikkan lift arm, kekuatan
tarik akan dikeluarkan oleh gerakan roda depan.
5. Periksa apakah material yang dimuat kedalam bucket
sudah cukup, kemudian gerakkan bucket control lever
untuk mengangkat bucket dan muatannya.
Penting !
Bila sisi bucket bergerak naik dan turun sementara
bucket mendorong dan menggali, roda depan akan
terangkat dari tanah dan menyebabkan roda slip.
6. Bila material dalam bucket terlalu banyak, tuanglah
dan angkat bucket untuk membuang material yang
berlebihan. Ini untuk mencegah agar muatan tidak
tumpah saat diangkut.
Pada saat menggali dan mengangkut pada
permukaan tanah yang rata, aturlah gigi bucket (set
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
3 - 4
bucket edge) sedikit menghadap kebawah dan
jalankan alat ke depan kearah menuju material.
Berhati-hatilah jangan membebani bucket satu sisi
karena akan menyebabkan alat tidak seimbang.
Pengoperasian ini harus menggunakan speed 1.
Cara menggali :
1. Atur ujung bucket dengan posisi sedikit menghadap
kebawah.
2. Jalankan alat kearah maju dan gerakkan bucket
kedepan untuk memotong tipis permukaan bila
sedang memuat tanah.
3. Gerakkan lift arm sedikit keatas dan ke bawah untuk
mengurangi hambatan ketika menjalankan alat maju.
Pada saat menggali dengan bucket, jangan
menggunakan tenaga penggalian hanya satu sisi
bucket saja.
3.3. Perataan (Leveling)
Penting !
Selalu jalankan alat arah mundur ketika meratakan permukaan tanah. Jika pekerjaan
meratakan harus dilakukan dengan speed maju, jangan memposisikan bucket dumping
engle lebih dari 200.
1. Keruklah tanah dalam bucket.
2. Taburkan tanah sedikit demi sedikit.
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
3 - 5
3. Garulah tanah yang dihambur tersebut dengan posisi
teeth bucket menyentuh tanah dan jalankan alat
mundur.
.
4. Ratakan tanah dengan menggunakan bucket yang
telah diisi dengan material dan jalankan alat mundur.
Dalam pekerjaan perataan ini mestinya ada yang harus di potong dan ada yang harus
ditimbun, lakukan hal tersebut sesuai dengan perasaan (felling) agar mencapai hasil
yang maksimal.
3.4. Pemindahan
• Mengerjakan dorongan
Penting !
- Jangan memposisikan bucket pada posisi DUMP
ketika mendorong material.
- Posisikan sisi bawah bucket berada di permukaan
tanah.
• Memuat
Peringatan !
- Ketika travel dengan membawa beban, turunkan
bucket serendah mungkin.
- Berbahaya jika memasukkan bucket kedalam
stockpile atau timbunan batuan, dengan kondisi
lapangan kerja yang tidak rata
Cara kerja wheel loader memuat dan memindahkan
material terdiri dari kegiatan :
Scooping – Carrying – Dumping
(ke vessel, hopper, glory hole dan lain-lain)
Jagalah kondisi jalan baik, turunkan bucket serendah
mungkin.
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
3 - 6
• Membawa beban
Pilih dan lakukan metode bekerja yang efektif dimana bisa meminimalkan
membelok dan travel sesuai dengan kondisi medan.
Peringatan !
- Jaga selalu agar area kerja tetap rata. Jangan
berbelok atau mengerem tiba-tiba ketika berjalan
dengan membawa beban, karena sangat bahaya.
3.5. Memuat kedalam Dump Truck
Prosedur Pemuatan berbentuk V
Pengisian metode V (v-shape loading)
Posisikan dump truck sedemikian rupa dekat terhadap
wheel loader dan tumpukan material. Setelah mengisi
bucket, jalankan alat kearah belakang, kemudian putar
kearah dump truck dan maju untuk memuat ke dump
truck.
Dengan putaran sudut yang lebih kecil dari wheel loader ini, akan lebih hemat
operasinya.
Bila pemuatan bucket penuh dan diangkat kelewat tinggi maka pertama goncangkan
bucket untuk menstabilkan beban sebelum mengangkat bucket.
1). Posisi menaikkan lift arm dan alat maju
2). Posisi siap menumpahkan ke dalam dump body
3). Posisi menumpahkan material ke dalam dump body
sedemikian rupa sehingga merata
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
3 - 7
4). Posisi setelah menumpahkan material ke dalam dump
body bucket di posisikan tilt untuk menghindari
benturan.
Waktu siklus (cycle time) :
- Waktu yang digunakan untuk mengisi bucket sampai penuh (scooping)
- Waktu yang dipergunakan untuk menuju ke tempat dump truck (Carrying)
- Waktu yang dipergunakan untuk menumpahkan keatas bak secara merata
(dumping)
- Waktu tetap adalah jumlah waktu yang dipergunakan untuk pemindahan persneling.
Ke empat komponen waktu tersebut dapat diukur pada waktu operator melakukan
praktek pengisian dump truck secara langsung. Waktu siklus ini bisa dibandingkan
kalau komponen yang diuraikan diatas adalah sama dengan komponen yang diberikan
dalam standar pelaksanaan, sehingga hasil penilaian tim penguji yang diberikan
memang benar-benar nilai yang objective terhadap kemampuan operator dalam
melakukan pengoperasian loader.
Prosedur pemuatan melintang
Pengisian silang (cross loading)
Aturlah posisi wheel loader menghadap arah sudut
sebelah kanan terhadap tumpukan material. Setelah
menggali dan menyekop material, jalankan alat mundur
lurus, kemudian mundurkan dump truck sampai antara
tumpukan material dengan wheel loader.
Metode ini memberikan waktu yang paling sedikit untuk
memuat dan paling efektif menurunkan cycle time.
▪ Mengambil material ke dalam bucket yaitu dengan memposisikan punggung bucket
sampai gigi bucket sejajar dasar tanah (mendatar) kemudian didorong ke depan
dengan menggerakkan loader maju. Selanjutnya gerakan maju dari loader
dibarengi dengan gerakan bucket menuju posisi memegang (hold).
▪ Loader bergerak mundur dengan posisi bucket membawa material sampai jarak
minimal untuk dump truck bisa bergerak mundur menuju ke depan bucket loader,
selanjutnya loader menuangkan material ke dalam dump body. Setelah diisi dump
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
3 - 8
truck bergerak maju untuk kembali ke posisi awal, menunggu loader maju untuk
melakukan penyekopan sampai bucket penuh dan mundur ke posisi semula untuk
menunggu dump truck mundur sampai ke depan bucket loader. Gerakan loader
menuangkan isi bucket ke dalam dump body dengan ketinggian minimal untuk
dapat menuangkan material dari bucket tanpa menyentuh dump body. Pada saat
dump truck bergerak mundur, posisi loader harus ada jarak untuk maju ke tempat
penumpahan berikutnya. Hal ini dump truck geraknya selalu tetap, yaitu mundur
lurus dan maju juga lurus, sehingga yang tau pengaturan penempatan material ke
dalam dump body adalah operator loader. Posisi loader selalu berpindah,
tergantung kearah mana material berikut akan ditempatkan. Dalam sistem ini juga
menganut prinsip yang sama seperti pada sistem V, bahwa loader harus mengis i
dump body secara penuh dan merata ke semua titik.
▪ Gerakan diatas diulangi sampai dump body berisi penuh material, kemudian dump
truck bergerak menuju ke tempat yang telah ditentukan untuk ditumpahkan.
Waktu siklus (cycle time)
- Waktu yang dipergunakan loader untuk mengisi bucket sampai penuh (Scooping).
- Waktu yang dipergunakan loader untuk mundur (Carrying).
- Waktu yang dipergunakan dump truck untuk mundur.
- Waktu yang dipergunakan loader menumpahkan diatas dump body (dumping)
- Waktu yang dipergunakan dump truck untuk maju.
Ke lima komponen waktu tersebut dapat diukur pada waktu operator melakukan
praktek pengisian dump truck secara langsung. Waktu siklus ini bisa dibandingkan
kalau komponen yang diuraikan diatas adalah sama dengan komponen yang diberikan
dalam standar pelaksanaan, sehingga hasil penilaian tim penguji yang diberikan
memang benar-benar nilai yang objective terhadap kemampuan operator dalam
melakukan pengoperasian loader.
3.6. Memuat dan Memindah (load and carry)
Daerah kerja (working area) yang akan dipergunakan untuk dilewati loader diratakan
terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan memuat dan memindah material. Jalan
hantar untuk gerakan loader diratakan ini sangat penting untuk menjaga agar loader
berjalan dengan mulus sehingga material yang diangkut tidak berceceran diperjalanan.
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
3 - 9
Prosedur penumpukan material
Perhatikan bila menumpuk material, untuk membentuk
tumpukan material, berhati-hatilah jangan sampai counter
weight menyentuh tanah. Jangan memposisikan bucket
pada membuang (dump) sewaktu melaksanakan
penyusunan tumpukan.
Gerakan Loader
▪ Loader ditempatkan pada posisi daerah kerja yang sudah diratakan dan
dikondisikan siap untuk menggali material yang akan dipindahkan. Gerakan bucket
dan lift arm diatur secara simultan untuk menggali material sehingga dicapai hasil
galian yang optimal. Pengaturan gerakan simultan inilah yang mempengaruhi waktu
siklus setiap gerakan yang selalu melakukan perpaduan antara dua gerakan yang
saling mendukung. Setelah bucket penuh material, langkah berikutnya
memposisikan bucket pada kondisi membawa secara stabil. Material diangkut ke
tempat penampungan sesuai ketentuan dengan kecepatan optimum yang bisa
dicapai tanpa ada yang berceceran diperjalanan.
▪ Pada kondisi tertentu material yang diangkut ternyata berceceran dijalan, maka
harus dilakukan perataan kembali agar loader berjalan mulus.
▪ Demikian pekerjaan tersebut diulang sampai material yang dipindahkan telah
selesai dikerjakan dengan rapih.
Dari gerakan diatas mempergunakan waktu siklus (cycle time) dengan perincian
sebagai berikut :
- Waktu yang dipergunakan untuk mengisi bucket sampai penuh
- Waktu yang dipergunakan untuk memutar kearah lokasi penampungan
- Waktu yang dipergunakan untuk menuju ke tempat penampungan
- Waktu yang dipergunakan untuk menumpahkan material
- Waktu yang dipergunakan untuk kembali menuju ke tempat material
Ke lima komponen waktu tersebut dapat diukur pada waktu operator melakukan
praktek secara langsung. Waktu siklus ini bisa dibandingkan kalau komponen yang
diuraikan diatas adalah sama dengan komponen yang diberikan dalam standar
pelaksanaan, sehingga hasil penilaian tim penguji yang diberikan memang benar-benar
nilai yang objective terhadap kemampuan operator dalam melakukan pengoperasian
loader.
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
4 - 1
BAB 4
JENIS MATERIAL
4.1. Umum
Wheel Loader merupakan salah satu peralatan utama dalam pekerjaan pemindah
tanah yang dikerjakan secara mekanis, sehingga bagi operator Wheel Loader yang
menangani bermacam-macam jenis pekerjaan tanah/material perlu memahami jenis
dan sifat fisik material dalam pekerjaan pemindahan tanah tersebut.
Sebenarnya jenis material ini sangat beraneka ragam, namun untuk pekerjaan
konstruksi terbatas pada beberapa jenis saja, demikian juga mengenai sifat fisik
meterial hanya dikenalkan untuk beberapa sifat saja yang sering dijumpai di lapangan,
baik menyangkut penanganannya maupun pengaruh kepada produksi Wheel Loader.
4.2. Jenis Material
Pada pekerjaan konstruksi khususnya pekerjaan pemindahan tanah terdapat berbagai
material yang secara garis besar dapat diurut sebagai berikut :
1. Endapan organik
2. Tanah biasa (soil)
3. Tanah liat (clay)
4. Tanah berpasir (sandy soil)
5. Pasir (sand)
6. Gravel (kerikil)
7. Kerikil besar dan padat
8. Batu kapur, Batu Pasir
9. Cadas Lunak
10. Cadas Keras
11. Batu cadas, Kapur keras
12. Batu (rock)
13. Granit,
Pada umumnya masing-masing jenis material memiliki karakteristik yang tidak sama
satu dengan lainnya sehingga dalam pekerjaan pemindahan tanah kedua hal tersebut
yaitu jenis dan sifat material harus dipahami bersama oleh fihak yang terkait dengan
pekerjaan pemindahan tanah termasuk operator Wheel Loader.
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
4 - 2
4.3. Sifat Fisik
Beberapa sifat fisik material yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pemindahan
tanah adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan/penyusutan material
2. Berat material
3. Bentuk material
4. Kohesivitas Material
5. Kekerasan Material
6. Daya dukung
4.3.1. Pengembangan/penyusutan Material.
Yang dimaksud dengan pengembangan material adalah perubahan
penambahan atau pengurangan volume material/ tanah yang terjadi akibat dari
perubahan bentuk dari aslinya.
Keadaan material terbagi dalam 3 keadaan yaitu :
▪ Bank (keadaan asli)
▪ Loose (keadaan lepas/terurai)
▪ Compacted (keadaan padat)
Tanah x 1,25 = 1.250 x 0,72 =
Gravel x 1,13 = 1.130 x 0,91 =
Batu lunak x 1,65 = 1.650 x 0,74 =
ASLI LEPAS PADAT
a. Keadaan asli (bank)
Kedaan material yang masih alami dan belum mengalami gangguan,
dinamakan keadaan asli (bank), dan dalam keadaan seperti ini butiran-
butiran yang dikandungnya masih terkonsolidasi dengan baik.
Ukuran dinyatakan dalam BCM = Bank Cubic Metre atau
BCY = Bank Cubic Yard
b. Keadaan Gembur (Loose)
Material yang telah digali dari tempat aslinya akan mengalami perubahan
volume yaitu mengembang yang disebabkan adanya penambahan rongga
1.000 m3
1.000 m3
1.000 m3
1.250 m3
1.130 m3
1.650 m3
900 m3
1.030 m3
1.220 m3
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
4 - 3
udara diantara butiran- butiran material. Dengan demikian volumenya akan
menjadi lebih besar.
Keadaan ini akibat perlakuan terhadap material tersebut, sehingga
kedaannya menjadi terurai atau gembur, misalnya pekerjaan penggalian
dengan Wheel Loader atau alat lainnya
Ukuran dinyatakan dalam LCM = Loose Cubic Metre atau
LCY = Loose Cubic Yard
c. Keadaan Padat (Compacted)
Keadaan ini akan dialami oleh material yang dipadatkan. Perubahan
volume terjadi karena adanya penyusutan rongga udara diantara butiran
material tersebut dan dengan demikian volumenya akan berkurang.
Perubahan terjadi karena material yang gembur (terurai/loose) mengalami
perlakuan pemadatan, misalnya dipadatkan dengan road roller.
Ukuran dinyatakan dalam CCM = Compact Cubic Metre atau
CCY = Compact Cubic Yard
Dalam perhitungan produksi peralatan, material yang didorong/digusur dengan
blade, atau yang dimuat dengan bucket, kemudian digelar/di-spreading adalah
dalam kondisi gembur (loose). Untuk menghitung suatu volume tanah asli yang
telah terurai karena digali atau melakukan pemadatan dari material yang sudah
gembur, perlu dikalikan dengan faktor yang disebut faktor konversi.
Faktor tersebut adapat dengan mudah dibaca pada tabel faktor konversi.
Contoh :
Bila 500 BCM (Bank Cubic Metre) tanah biasa digemburkan maka :
Volume tanah gembur = Vol.tanah asli x faktor
500 x 1,25 = 625 LCM (Loose Cubic Metre)
Dan bila tanah tersebut dipadatkan, maka
Volume tanah padat = Vol. Gembur x faktor
= 625 x 0,72 = 450 CCM (Compacted Cubic Metre)
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
4 - 4
TABEL FAKTOR KONVERSI VOLUME MATERIAL
JENIS MATERIAL KONDISI PERUBAHAN KONDISI
KONDISI
ASLI
KONDISI
GEMBUR
KONDISI
PADAT
TANAH BERPASIR
ASLI GEMBUR PADAT
1,00 0,90 1,05
1,11 1,00 1,17
0,99 0,80 1,00
CLAY/TANAH BIASA
ASLI
GEMBUR PADAT
1,00
0,80 1,11
1,25
1,00 1,39
0,90
0,72 1,00
CLAY/TANAH LIAT
ASLI GEMBUR
PADAT
1,00 0,70
1,11
1,25 1,00
1,59
0,90 0,63
1,00
GRAVELY SOIL/TANAH BERKERIKIL
ASLI GEMBUR PADAT
1,00 0,85 0,93
1,18 1,00 1,09
1,08 0,91 1,00
GRAVEL/KERIKIL
ASLI
GEMBUR PADAT
1,00
0,88 0,97
1,13
1,00 1,10
1,03
0,91 1,00
KERIKIL BESAR DAN PADAT ASLI GEMBUR
PADAT
1,00 0,70
0,77
1,42 1,00
1,10
1,29 0,91
1,00
PECAHAN BATU KAPUR, BATU PASIR, CADAS LUNAS, SIRTU
ASLI GEMBUR PADAT
1,00 0,61 0,82
1,65 1,00 1,35
1,22 0,74 1,00
PECAHAN GRANIT, BASALT,
CADAS KERAS
ASLI
GEMBUR PADAT
1,00
0,59 0,76
1,70
1,00 1,30
1,31
0,77 1,00
PECAHAN CADAS, BROCKEN ROCK
ASLI GEMBUR
PADAT
1,00 0,57
0,71
1,75 1,00
1,24
1,40 0,80
1,00
LEDAKAN BATU CADAS, KAPUR KERAS
ASLI GEMBUR PADAT
1,00 0,56 0,77
1,80 1,00 1,38
1,30 0,72 1,00
4.3.2. Berat material
Berat adalah sifat fisik dari setiap meterial yang akan mempengaruhi kepada
kemampuan alat untuk mendorong, mengangkut, mengangkat dan sebagainya,
seperti contoh sebagai berikut :
Suatu alat berat waktu mengangkat material dengan berat 1,5 t/m3 alat dapat
bekerja denga baik, tapi pada saat mengangkat dengan berat 3,6 t/m3 ternyata
alat mengalami kesulitan karena berat beban sehingga gerakkannya menjadi
terganggu.
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
4 - 5
4.3.3. Bentuk material
Yang dimaksud dengan bentuk dalam sifat fisik material ini adalah bentuk
butiran dari material yang terjadi akibat terurai dari bentuk aslinya, yang akan
berpengaruh terhadap kemampuan bucket atau blade menampung material
tersebut.
Material yang butirannya seragam cenderung dapat mengisi rongga udara,
sehingga volumenya sebanding atau sama dengan volume bukcet, sedangkan
material yang berbongkah-bongkah akan lebih kecil volumenya dari volume
bucket, karena pada material ini akan terbentuk rongga-rongga udara yang
mengisi sebagian isi bucket.
Berapa besar volume material yang dapat ditampung dalam suatu ruangan
dapat dihitung dengan cara memberikan angka koreksi yang disebut Faktor
Muat atau Bucket Factor atau Pay Load Factor.
4.3.4. Kohesivitas Material
Sifat lain dari material adalah kehesivitas-nya, yaitu daya lekat atau
kemampuan untuk saling mengikat diantara butir-butir material tersebut.
Material dengan kohesivitas tinggi akan menggunung (haped), dan dengan
demikian volume dari material ini akan lebih besar dari volume ruangan yang
ditempatinya, misalnya tanah liat.
Sedangkan material dengan kohesivitas yang kurang baik, bila menempati
suatu ruangan (bukcet) akan sukar menggunung, cenderung rata (peres/
struck), misalnya pasir.
4.3.5. Kekerasan Material
Material yang keras akan lebih sukar untuk digali atau dikupas oleh alat berat,
sehingga dapat menurunkan produktivitas alat.
Pada umumnya material yang tergolong keras adalah batu-batuan yang dalam
pekerjaan pemindahan tanah perlu penanganan khusus, misalnya dengan
Ripping atau bahkan dengan peledakan terlebih dahulu.
Batuan dalam pengertian pemindahan tanah antara lain :
▪ Batuan beku : sifat keras, padat, pejal dan kokoh.
▪ Batuan sedimen : merupakan pelapisan dari yang lunak sampai yang keras.
▪ Batuan metamorf : umumnya perlapisan dari yang keras, padat dan tidak
teratur.
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
4 - 6
Nilai kekerasan material diukur dengan menggunakan Ripper Meter atau
Seismic Test Meter, dan hasil dari test ini akan dapat menentukan jenis ripper
yang cocok untuk pengerjaan material tersebut.
4.3.6. Daya dukung tanah
Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah untuk mendukung alat yang
berada diatasnya. Apabila suatu alat berada diatas tanah, maka alat tersebut
akan memberikan daya tekan yang disebut “ground pressure”, yang besarnya
berat alat didistribusikan kapada luas ban yang kontak dengan tanah
(GVW/Ground Contact Area, satuannya kg/cm2). Biasanya telah diberikan dari
pabrik pembuat alat-alat berat untuk masing-masing jenis dan type alat.
Daya dukung tanah dapat diketahui dengan cara pengukuran / test langsung di
lapangan, dengan menggunakan alat test yaitu antara lain dengan Cone Penetro Test,
yang hasilnya dinyatakan suatu angka index.
BEBERAPA JENIS MATERIAL DAN DAYA DUKUNG
JENIS MATERIAL DAYA DUKUNG
PASIR & TANAH 0,5 kg/cm2
TANAH LIAT : ▪ LEMBAB ▪ SEDANG ▪ KERING
1,0 kg/cm2 2,0 kg/cm2 4,0 kg/cm2
PASIR : ▪ MURNI KERING ▪ PADAT KERING
2,0 kg/cm2 4,0 kg/cm2
KERIKIL : PADAT LEKAT 8,0 kg/cm2
CADAS : ▪ SEDIKIT LEPAS ▪ PADAT LEKAT
5,0 kg/cm2 24,0 kg/cm2
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
5 - 1
BAB 5
PERHITUNGAN PRODUKSI
5.1. Umum
Dalam meghitung kemampuan operator untuk mengerjakan suatu pekerjaan misalnya
pemindahan material, memuat material ke dalam dump truck dan mungkin membuang
tanah ketempat jurang. Karena loader juga bisa dipasang perlengkapan lain diluar
bucket sehingga hal ini juga bisa dihitung kapasitasnya untuk memindahkan atau untuk
melakukan pemuatan keatas alat angkut (houler).
Langkah pertama dalam membuat estimasi kapasitas alat yang dihitung secara teoritis
berdasarkan beberapa asumsi yang kemungkinan dapat dipakai sebagai dasar
perhitungan.
Langkah berikutnya kemampuan operator dalam melaksanakan pekerjaan yang
diinstruksikan pimpinan untuk menjalankan tugasnya.
Dari kedua unsur tersebut akan dikombinasikan untuk menentukan kapasitas alat
(produksi) yang berhubungan dengan tingkat kehandalan alat pada setiap kerja. Kalau
operator mampu melakukan, tapi bila alatnya tidak mampu atau rusak, maka produksi
yang diharapkan tidak akan bisa dicapai, begitu sebaliknya.
Ada beberapa tabel yang dicantumkan berdasarkan pengalaman dilapangan seperti
faktor konversi untuk beberapa jenis material, efisiensi kerja yang mendekati
kenyataan, faktor bucket yang dapat dikeruk dan tabel waktu tetap yang diperlukan
untuk memindah perseneling, muat, berputar serta membuang muatan.
Berikut akan dibahas tentang produksi alat yang dihitung melalui waktu siklus (cycle
time). Ini hanya sebagai contoh yang secara umum dengan mudah dicerna dalam
menghitung suatu produksi alat.
5.2. Produksi Wheel Loader
Untuk menghitung produktivitas per jam dari suatu alat adalah produktivitas standard
alat tersebut dalam kondisi ideal dikalikan dengan suatu faktor, dimana faktor tersebut
dinamakan effisiensi kerja.
Effisiensi kerja tergantung pada banyak faktor seperti : topografi, keahlian operator,
pemilihan standar pemeliharaan dan sebagainya yang menyangkut operasi alat.
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
5 - 2
Dalam kenyataannya memang sulit untuk menentukan besarnya effisiensi kerja, tetapi
dengan dasar pengalaman – pengalaman dapat ditentukan effisensi kerja yang
mendekati kenyataan
5.2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
Berikut ini merupakan suatu factor yang mempengaruhi produksi yang biasa
dipergunakan dalam perhitugan antara lain :
1). Jenis material
2). Efisiensi kerja
3). Kapasitas bucket
4) Metode pengisian
5). Keterampilan operator
Semua faktor tersebut dapat berpengaruh terhadap produksi wheel loader, dan
sangat sulit untuk menentukan besarannya secara pasti, namun ini harus
diberikan suatu angka agar bisa dihitung produksinya. Untuk menghindari
kebuntuan data ini maka dibuatlah suatu besaran angka yang dapat
dipergunakan sebagai dasar perhitungan.
Besaran angka ini biasa disebut dengan faktor, yang disusun melalui proses
pengalaman-pengalaman pekerjaan yang berhubungan dengan produksi wheel
loader. Walaupun angka-angka ini bukan hasil perhitungan dengan rumus yang
pasti, namun nilainya mendekati kenyataan.
Tabel 5.1 Efisiensi Kerja
Kondisi Operasi Alat Pemeliharaan Mesin
Baik
Sekali Baik Sedang Buruk
Buruk
Sekali
Baik sekali
Baik
Sedang
Buruk
Buruk sekali
0.83
0.78
0.72
0.63
0.52
0.81
0.75
0.69
0.61
0.50
0.76
0.71
0.65
0.57
0.47
0.70
0.65
0.60
0.52
0.42
0.63
0.60
0.54
0.45
0.32
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
5 - 3
Faktor Bucket
Faktor bucket dipengaruhi oleh kondisi material yang akan dimuat, untuk ini
digolongkan dalam tingkat pemuatan sehingga menemukan suatu besaran
angka yang disebut faktor bucket.
Tabel 5.2 Faktor Bucket
Kondisi pemuatan Faktor Pemuatan Pemuatan material/ bahan dari stockpile Ringan atau dari material yang telah dikeruk oleh Ekskavator lain, dengan tidak memerlukan lagi daya gali dan bahan dapat dimuat munjung 1,0 – 0.8
ke dalam bucket. Contoh : Pasir, tanah berpasir, tanah colloidal dengan kadar air sedang dll Pemuatan Pemuatan dari stockpile tanah lepas yang lebih Sedang sukar dikeruk dan dimasukkan ke dalam bucket tetapi dapat dimuat sampai hampir munjung (antara peres dan munjung (penuh). Contoh : Pasir kering, tanah berpasir, tanah 0.8 – 0.6 campur tanah liat, tanah liat, gravel yang belum disaring, pasir padat dan sebagainya, atau menggali dan memuat gravel lunak langsung dari bukit asli. Pemuatan Pemuatan batu belah atau batu cadas belah, Yang agak tanah liat yang keras pasir campur gravel, tanah sulit berpasir, tanah colloidal yang liat, tanah liat dengan 0.6 -0.5 kadar air yang tinggi, bahan – bahan tersebut telah ada pada stockpile/persediaan sulit untuk mengisi bucket dengan material – material tersebut Pemuatan Batu bongkah besar – besar dengan bentuk yang Yang sulit tidak beraturan dengan banyak ruangan di antara tumpukannya batu hasil ledakan batu – batu bundar 0.5 – 0.4 yang besar – besar, pasir campuran batu – batu bundar tersebut, tanah berpasir, tanah campur lempung, tanah liat yang tidak bias dimuat – gusur ke dalam bucket.
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
5 - 4
Kapasitas Bucket SAE
Kapasitas bucket dari wheel loader dihitung
sebagai berikut :
- Lebar dalam rata – rata bucket = W
- Luas penampang melintang = A
- Kapasitas bucket dengan 2 : 1 sudut
kemiringan
- Kapasitas peres = baAWVs 2
3
2
Kapasitas munjung = )(68
22
cabwb
VsVr
Kapasitas peres adalah sama dengan volume material didalam bucket sesudah
material munjung diratakan setinggi tepiannya dengan batang lurus, ujung yang
satu bergerak sepanjang tepi – potong (cutting edge) sedang yang lain
sepanjang tepi – belakang atau penahan tumpahan (spilt guard).
Kapasitas peres dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
baAWVs 2
3
2
dimana : A = Penampang melintang ditengah – tengah bucket (mm2, inci2)
W = Lebar – dalam rata-rata dari bucket, (mm, inci)
a = Tinggi penahan – tumpahan di tengah – tengah bucket tegak
lurus pada garis operasi (mm, inci )
b = Panjang bukaan pada tengah – tengah bucket (mm, inci)
Dengan menggunakan perbandingan kemiringan 1 : 2 terhadap muatan
munjung, maka kapasitas munjung dapat dihitung sebagai berikut :
6
)(
8
22 cabwbVsVr
Dimana c = panjang garis normal ke garis – operasi (lihat gambar)
Penampang melintang ini dibatasi oleh perkiraan batas tanah – munjung, garis
bucket dan garis penahan – tumpahan.
Metode ini digunakan untuk bucket – bucket dengan sisi miring yang sejajar
serta tepi – potong dan penahan – tumpahan yang sejajar pula.
Siku – siku penahan tumpahan yang dipasang di pojok – pojok bucket sebelah
belakang tidak begitu banyak mempengaruhi pada perhitungan
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
5 - 5
Waktu Siklus (Cycle Time)
Berikut ini ditunjukkan standar cycle time berdasarkan atas metode pemuatan
yang ditentukan dengan dua cara yaitu V shape loading dan Cross loading.
Tabel 5.3 V-Shape Loading
Unit : min.
Bucket zize
Loading condition
~ 3 m3 3.1 ~ 5 m3 5.1 m3~
A Easy 0.45 0.55 0.65
B Average 0.55 0.65 0.70
C Rather difficult 0.70 0.70 0.75
D Difficult 0.75 0.75 0.80
Waktu siklus dapat dihitung dengan rumus :
ZR
D
F
DCm
1
Tabel 5.4 Cross Loading
Unit : min.
Bucket zize
Loading condition
~ 3 m3 3.1 ~ 5 m3 5.1 m3~
A Easy 0.40 0.50 0.60
B Average 0.50 0.60 0.65
C Rather difficult 0.65 0.65 0.70
D Difficult 0.70 0.75 0.75
Load and carry
Load and carry adalah pekerjaan pemindahan material yang berjarak relatif
dekat sehingga tidak memerlukan alat dump truck sebagai pembawa.
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
5 - 6
Untuk muat angkut dihitung dengan rumus :
ZxF
DCm 2
Dimana : Cm = Waktu siklus (menit)
D = Jarak angkut (m)
F = Kecepatan maju (m/menit)
R = Kecepatan mundur (m/menit)
Z = waktu tetap (menit)
(1) Jarak angkut
(2) Kecepatan maju, kecepatan mundur
Gigi – 2 atau gigi – 3 selalu digunakan untuk maju ataupun mundur, untuk
mesin – mesin TORQFLOW, besarnya kecepatan diberikan dalam
spesifikasi dikalikan dengan 0,8 untuk memperoleh kecepatan yang akan
digunakan dalam perhitungan
(3) Waktu tetap
Waktu tetap adalah jumlah waktu – waktu yang diperlukan untuk ganti
persnelling, pemuatan, berputar, membuang muatan serta menunggu
dump truck.
Tabel 5.5 Waktu Tetap
Pemuatan Pemuatan Muat & Angkut
Bentuk V Melintang
Mesin gerak langsung 0,25 0,35 -
Mesin gerak hidrolis 0,20 0,30 -
Mesin gerak TORQFLOW 0,20 0,30 0,35
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
5 - 7
5.2.2. Rumus dasar
▪ Produksi per jam
Produksi per jam dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
Cm
xEqxQ
60
Dimana : Q = Produksi per jam (m3/jam)
q = Produksi per siklus (m3)
Cm = Waktu Siklus (menit)
E = Effisiensi kerja
▪ Produksi per siklus
q = q1 x K
dimana : q1 = Kapasitas munjung (penuh) yang tercantum dalam
spesifikasi
K = Faktor bucket
Banyaknya tanah yang dapat dikeruk ke dalam bucket tergantung dari tipe
dan keadaan tanah saat itu.
Contoh perhitungan produksi
Soal 1.
Sebuah Wheel Loader bekerja memuat sebuah dump truck dengan kondisi-kondisi
kerja sebagai berikut :
Metode operasi = pemuatan bentuk V
Jarak angkut = 7,5 m
Tipe material = gravel
Effisiensi kerja = 0,83 (kondisi operasi dan
pemeliharaan mesin-mesin : baik)
Faktor bucket = 0.8 (muatan sedang)
Kecepatan = F2 = 0 – 5,8 km/jam
R2 = 0 – 6,0 km/jam
Penyelesaian :
Produksi per siklus : q = 1,8 m3 = 2,2 m3 (munjung) x 0,8
- Kecepatan maju = menitmx /7,9660
10008,5
- Kecepatan mundur = menitmx /10060
10000,6
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
5 - 8
- Waktu tetap = 0,2 menit
- Waktu siklus Cm = menitxx
51,02,0100
25,7
7,96
25,7
Produktivitas
jammxxx
Q /8,17551,0
00,183,0608,1 3
Soal 2 :
Sebuah wheel loader dengan bucket 3,9 m3 bekerja memuat dump truck dengan
kondisi sebagai berikut :
Kondisi kerja :
- Metode operasi = pemuatan silang
- Jarak angkut = 10 m
- Tipe material = tanah liat berpasir
- Effisiensi kerja = 0,83
- Faktor bucket = 0,9 (pemuatan ringan)
- Kecepatan alat = F1 = 0 – 7 Km/jam
R1 = 0 – 7 Km/jam
Penyelesaian :
- Produksi per siklus = q = 3,5 m3
= 3,9 m3 (munjung) x 0,9
- Waktu siklus :
• Kecepatan maju menitmx /7,11660
10007
• Kecepatan mundur menitmx /7,11660
10007
• Waktu tetap 0,3 menit
Waktu siklus Cm = menit47,03,07,116
10
7,116
10
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
5 - 9
Faktor konversi volume tanah
Tanah Lepas f = 1,00
Tanah asli f = 0,80
Produktivitas tanah lepas
jammxxx
Q /34251,0
00,183,0605,3 3
Produktivitas tanah asli
jammxxx
Q /27351,0
80,083,0605,3 3
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
i
DAFTAR PUSTAKA
1. Komatsu Operation & Maintenance Manual, Wheel Loader WA 120 – 3 CS, Serial
number WA 120 – 10004 and up.
2. Pama Persada PT. Nusantara 2001, Buku Petunjuk Operator Pengoperasian dan
Perawatan WA 600-1.
3. Komatsu Specification and Application Handbook edition 14.
4. Caterpillar Performance Handbook Edition 31.
5. Rachmanhadi, IR. Alat-alat Berat dan Penggunaannya tahun 1982
Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader
i
RANGKUMAN
1. Gambaran tentang timbulnya berbagai macam alat-alat berat kapasitasnya, untuk
mengenalkan bahwa tujuan utamanya adalah meningkatkan efisiensi pada
pengoperasian alat-alat berat tersebut. Untuk mencapai tingkat efisiensi yang lebih tinggi
maka perkembangan alat-alat berat selalu disempurnakan keberadaannya, demikian
juga cara pengoperasiannya lebih dimudahkan.
2. Pengoperasian wheel loader secara umum adalah, melakukan persiapan antara lain
pengetesan alat-alat kendali, mencoba gerakan alat terhadap semua arah gerakan serta
pemeriksaan instrument. Penjelasan tentang hal ini dibahas dalam teknik dasar
pengoperasian alat agar dapat dipahami sebelum menjalankan.
3. Teknik menggali, melaksanakan pekerjaan perataan, pemindahan material termasuk
cara membawa beban serta pekerjaan pemuatan ke dalam dump truck dibahas dalam
Teknik Aplikasi. Kunci utama kemampuan operator wheel loader, akan tercermin dalam
melaksanakan pekerjaan yang dapat dicapai dengan kecepatan tinggi, namun tetap
harus mengikuti aturan yang lain, sebagai pembatas.
4. Untuk mengetahui tingkat kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan wheel loader perlu
didasari dengan pengetahuan tentang jenis material yang akan dihadapi di lapangan.
Dengan pengetahuan ini untuk memahami produk yang dapat dihasilkan pada setiap
pelaksanaan pekerjaan, ini diajarkan agar mempunyai gambaran tata cara
melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan jenis material yang akan dikerjakan.
5. Dalam kaitan dengan pengoperasian alat operator juga dibekali pengetahuan Tata cara
untuk menghitung produksi alat berdasarkan ketentuan rumus-rumus pengalaman,
disajikan dalam modul ini. Dengan pengetahuan ini, diharapkan operator bisa
menghitung jumlah volume pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan pada setiap harinya,
untuk mendukung pembuatan laporan harian hasil produksi alat.
Demikianlah isi modul pengoperasian wheel loader ini, dilatihkan agar operator bisa
mengoperasikan alat dengan benar dan aman.