Upload
lammien
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PPM
PELATIHAN PEMBUATAN VIDEO TUTORIAL
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAGI GURU SMK
BIDANG KEAHLIAN PARIWISATA
Tim PPM 2014
Pendidikan Teknik Elektronika
Dibiayai oleh Dana DIPA BLU UNY Tahun 2014 Sesuai dengan Surat Perjanjian
Pelaksanaan Kegiatan Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) PRIORITAS
BIDANG NomoR: 1435. g. 9/UN34.15/PL/2014 tanggal 15 April 2014 Universitas
Negeri Yogyakarta
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014
Pengabdian Pada Masyarakat
LEMBAR PENGESAHAN
Hasil Evaluasi Laporan Akhir Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun
Anggaran 2014
A. Judul Kegiatan : Pelatihan Pembuatan Video Tutorial
Sebagai Media Pembelajaran Bagi Guru
Smk Bidang Keahlian Pariwisata
B. Ketua Pelaksana : Dr. Ratna Wardani
NIP. 19701218 200501 2 001
C. Anggota Pelaksana :
1. Dr. Eko Marpanadji/ NIP. 19670608 199303 1 001
2. Nuryake Fajaryati, M.Pd./ NIP. 19840131 201404 2 002
3. Nur Hasanah, M. Cs./ NIP. 19850324 201404 2 001
4. Bekti Wulandari, M. Pd./ NIP. 19881224 201404 2 002
5. Athika Dwi Wiji Utami, M. Pd.
6. Sigit Pambudi, M. Cs
7. Satriyo Agung Dewanto, M. Pd.
D. Hasil Evaluasi :
1. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat telah / belum *) sesuai
dengan rancangan yang tercantum dalam proposal LPM.
2. Sistematika laporan telah / belum*) sesuai dengan ketentuan yang tercantun
dalam buku panduan PPM UNY.
3. Hal-hal yang lain telah / belum*) memenuhi persyaratan. Jika belum
memenuhi persyaratan dalam hal...........................................
E. Kesimpulan Dan Saran
Laporan dapat diterima / belum dapat diterima*).
Yogyakarta, Oktober 2014
Mengetahui/Menyetujui:
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta
Dr. Moch. Bruri Triyono
NIP. 19560216 198603 1 003
* Coret yang tidak perlu
Dewan Pertimbangan
Pengabdian Kepada Masyarakat
FT UNY
Dr. Zainur Rofiq, M. Pd.
NIP. 19640203 1988121 1 001
PELATIHAN PEMBUATAN VIDEO TUTORIAL SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN BAGI GURU SMK BIDANG KEAHLIAN
PARIWISATA
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
Pengabdian kepada masyarakat adalah salah satu tugas seorang dosen
seperti yang terdapat dalam Tridharma Perguruan Tinggi. Pengabdian tersebut
dapat diaplikasikan dengan cara mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi
di dunia pendidikan. Salah satu permasalahan yang sering terjadi dalam
sebuah proses pembelajaran adalah kurang optimalnya penyampaian materi
pelajaran kepada peserta didik. Semakin optimal materi pembelajaran sampai
ke peserta didik, maka semakin baik dan optimal dalam pencapaian tujuan
pembelajaran tersebut. Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
pencapaian tujuan pembelajaran, baik dari segi tenaga pendidik/guru, peserta
didik, sarana prasarana dan lainnya. Salah satu hal yang dapat diusahakan
untuk meminimalisir hambatan yang muncul dalam sebuah proses
pembelajaran dan mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran adalah
dengan memaksimalkan penggunaan media pembelajaran dalam prosesnya.
Dengan berkembangnya teknologi yang semakin pesat saat ini, proses
pembelajaranpun tidak dapat terlepas dari penerapan teknologi. Dengan
bantuan teknologi, proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan efisien dan
tepat sasaran. Guru dan pendidik pada umumnya dapat meneruskan informasi
dan pengetahuan kepada peserta didik dengan metode yang jelas.
Sebagai contoh, dalam program keahlian tata rias, saat pembelajaran
praktik merias fantasi, siswa akan sangat terbantu apabila proses
pembelajarannya dapat melihat langsung sumber belajar (face to face)
mengena teknik merias fantasi yang baik dan benar. Namun, untuk
merealisasikannya diperlukan dana dan persiapan yang tidak sedikit, baik dari
segi model dan bahan untuk praktik riasnya. Bahkan, jika dalam kelas praktik
tersebut terdiri atas banyak siswa, maka mungkin saja hanya beberapa siswa
(terutama yang duduk di tempat yang strategis dengan si model praktek) yang
dapat menyerap ilmu dengan lebih baik. Dengan memanfaatkan media
pembelajaran, dalam kontek ini berupa video tutorial, Guru cukup sekali
membuat video tutorial dan bisa menggunakan video tersebut dalam berbagai
kesempatan. Selain guru merasa diuntungkan dengan meminimalisir biaya,
tenaga, dan waktu dalam mempersiapkan kegiatan praktek, para siswa tidak
lagi harus membayangkan secara abstrak mengenai kegiatan praktek dan
pemahaman bisa lebih menyeluruh terhadap semua siswa sekalipun jumlah
siswa yang banyak dalam kelas praktik tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka melalui program Pengabdian Pada
Masyarakat Universitas Negeri Yogyakarta, kami mengusulkan untuk
melaksanakan pengabdian dengan judul kegiatan “Pelatihan Pembuatan
Video Tutorial sebagai Media Pembelajaran bagi Guru SMK Bidang
Keahlian Pariwisata”.
B. Landasan Teori
1. Media Pembelajaran
Pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan
dengan maksud untuk memudahkan terjadinya proses belajar pada siswa. Hal
ini sejalan dengan dengan pernyataan Gagne, Briggs & Wager (Winataputra,
2008: 19) menyatakan bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang
dirancang untuk memfasilitasi proses belajar pada siswa. Definisi lain
dikemukakan oleh Trianto (2009: 17) bahwa pembelajaran merupakan usaha
sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan
interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan
yang diharapkan.
Soemosasmito dalam Trianto (2009: 20) mengemukakan bahwa suatu
pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama
keefektifan pengajaran, yaitu: (1) presentasi waktu belajar siswa yang tinggi
dicurahkan terhadap kegiatan belajar mengajar; (2) rata-rata perilaku
melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa; (3) ketetapan antara
kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa diutamakan; dan (4)
mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif. Heinich et.al. (2005:
7) menyatakan bahwa “Instruction is the arrangement of information and
environment to facilitate learning.” Pembelajaran merupakan kegiatan
penyampaian informasi yang diciptakan untuk memfasilitasi pencapaian
tujuan yang spesifik yang terikat faktor lingkungan berupa model, strategi,
media, dan sarana prasarana.
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
“medium” yang berarti “perantara” atau “pengantar”. Sejalan dengan
Smaldino, et.al. (2004: 9) menyatakan bahwa, “A medium (plural, media) is a
means of communication and source of information.” Media mempunyai
makna kata metode komunikasi dan sumber informasi. Media dapat membawa
informasi antara sumber dan penenerima informasi, sehingga dapat diketahui
bahwa tujuan dari media adalam memfasilitasi komunikasi. Media dapat
berupa buku, diagram, video, rekaman suara, televisi, dan perangkat lunak
komputer.
Suatu media dapat dikatakan sebagai media pembelajaran apabila dapat
menyampaikan informasi untuk keperluan pembelajaran. Brigs (Rusman,
2009: 151) yang menyatakan bahwa, media pembelajaran sebagai “the
physical means of conveying instructional content” atau cara fisik untuk
menyampaikan materi pembelajaran. Sedangkan Rusman (2012: 160)
menyatakan bahwa media pembelajaran merupakan suatu teknologi pembawa
pesan yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran. Berdasarkan
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan
penyampaian materi pembelajaran dari sumber belajar. Bentuk dari media
pembelajaran ini dapat berupa bahan-bahan tercetak, diagram, rekaman audio,
video, televisi, dan program perangkat lunak komputer.
Media pembelajaran mempunyai kedudukan penting untuk mencapai
keberhasilan proses pembelajaran. Media pembelajaran dapat memfasilitasi
pencapaian tujuan pembelajaran yang spesifik. Sejalan dengan Kemp &
Dayton (Rusman, 2009: 154) menyatakan bahwa, kontribusi media terhadap
proses pembelajaran adalah: (1) penyampaian pesan dapat lebih terstandar; (2)
pembelajaran dapat lebih menarik; (3) pembelajaran menjadi lebih interaktif;
(4) waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek; (5) kualitas
pembelajaran dapat ditingkatkan; (6) proses pembelajaran dapat berlangsung
kapan pun dan di mana pun diperlukan; (7) sikap positif peserta didik terhadap
materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan; dan (8)
peran guru berubah ke arah yang positif.
Fungsi mendasar suatu media pembelajaran adalah sebagai penyampai
materi pembelajaran dari sumber belajar ke pembelajar. Rusman (2012:162)
menyebutkan rincian fungsi media pembelajaran, yaitu: (1) sebagai alat bantu
yang mampu memperjelas, mempermudah, dan mempercepat penyampaian
materi pembelajaran; (2) sebagai komponen dari sub sistem pembelajaran; (3)
sebagai pengarah pembelajaran; (4) sebagai pembangkit motivasi dan
perhatian; (5) meningkatkan hasil pembelajaran; (6) mengurangi terjadinya
verbalisme; dan (7) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya
indra.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran mempunyai kedudukan penting sebagai salah satu
komponen pembelajaran yang berfungsi untuk menyampaikan materi
pembelajaran dari sumber belajar ke pembelajar sehingga materi pembelajaran
menjadi lebih jelas dan mudah dipahami. Media pembelajaran dapat
mengarahkan proses pembelajaran, membangkitkan motivasi, mengurangi
verbalisme, dan mengatasi keterbatasan-keterbatasan. Media pembelajaran
yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Video Editing Software.
2. Video Editing Software
Salah satu software yang mampu membuat video editing adalah
program aplikasi Pinnacle Studio. Pinnacle Studio merupakan software untuk
memproduksi video (video production). Software yang dibuat oleh Pinnacle
System Inc. (www.pinnaclysis.com) ini sangat populer dan terkenal di seluruh
dunia untuk video capture dan video editing. Melalui software ini kita dapat
memproduksi video melalui proses meng-capture, mengedit, dan
memproduksi video secara digital. Perangkat lunak ini dilengkapi dengan text
plugin, animasi, dan banyak fitur lainya. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam
proses editing video antara lain seperti memberi judul, menambahkan musik,
menambahkan narasi, dan menambahkan transisi.
Di dalam dunia pendidikan pinnacle digunakan sebagai media
pembelajaran. Melalui pembuatan video dengan pinnacle diharapkan
pembelajaran lebih mudah dipahami dan menarik minat siswa dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu perlu adanya pelatihan video editing bagi guru
sehingga mereka dapat menghasilkan media pembelajaran yang dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Alasan penggunaan pinnacle dalam pembuatan video tutorial ini karena
Pinnacle merupakan salah satu brand image yang cukup terkenal dalam dunia
digital video dan cukup mudah untuk dipelajari oleh kalangan pemula. Selain
itu Pinnacle menyediakan solusi multimedia yang berkualitas untuk segmen
pemula baik dari segi hardware maupun software mulai dari pengolahan
photo, video, MP3 Audio, hingga manajemen data. Selain itu Pinnacle juga
memiliki solusi video editing untuk professional videographer dan educator.
Pinnacle memiliki serangkaian produk dan teknologi real-time digital
effect, stil image management, storage dan real-time video character
generation. Pinnacle juga memiliki produk video server paling lengkap, mulai
dari spot dan program playback hingga live even and news, mulai dari standar
definition dan high definition hingga network browse dan web streming
delivery. Pinnacle merupakan salah satu ikon utama dalam video editing
Profesional. Khusus realtime 3D effect, baik untik linier maupun non linier
editing environment. Salah satu produk yang cukup dikenal adalah Pinnacle
Studio. Hal-hal yang akan dipelajari dalam pembuatan video tutorial dengan
pinnacle adalah sebagai berikut:
a. Mengenal Pinnacle 14
b. Mengenal Antarmuka Menu Edit
c. Mengolah Video dan Audio
d. Mengedit dengan Dua Track
e. Bekerja dengan Transisi
f. Menggunakan Still Images
g. Memberi Efek Video dan Audio
h. Menggunakan Title Editor
C. Identifikasi dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan analisis situasi yang telah dijabarkan sebelumnya,
maka dapat diidentifikasi beberapa masalah, antara lain sebagai berikut :
a. Kegiatan belajar mengajar untuk mata pelajaran praktik masih
bersifat konvensional.
b. Guru belum mampu membuat video tutorial sebagai media
pembelajaran secara optimal.
c. Perlunya peningkatan kompetensi guru dalam hal pembuatan dan
pengembangan media pembelajaran.
d. Perlunya penambahan wawasan seorang guru dalam pembuatan
media pembelajaran yang variatif, menarik, dan kreatif.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijabarkan
sebelumnya, maka perumusan masalah dalam kegiatan ini adalah
“Bagaimana upaya memberikan kemampuan kepada guru-guru SMK
bidang keahlian Pariwisata dalam membuat media pembelajaran video
tutorial?”.
D. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari diadakannya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan
kemampuan guru-guru SMK bidang keahlian Pariwisata dalam membuat dan
mengembangkan media pembelajaran dengan video tutorial.
E. Manfaat Kegiatan
1. Menambah wawasan seorang guru dalam pembuatan media pembelajaran
yang variatif, menarik, dan kreatif.
2. Meningkatkan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran
video tutorial dalam proses belajar mengajar.
BAB 2. METODE KEGIATAN PPM
A. Khalayak Sasaran Yang Strategis
Khalayak sasaran yang dipilih adalah para guru produktif SMK N 3 Klaten
dengan jumlah 36 peserta. Penetapan pemilikan sasaran ini merupakan suatu upaya
agar dalam mengikuti penataran ada rasa tanggung jawab yang penuh untuk dapat
menyerap pengetahuan dan ketrampilan yang dilatihkan. Lebih jauh dari itu hasil
pelatihan PPM ini akan dilihat hasilnya setelah para peserta menguasai pembuatan
media pembelajaran dan diaplikasikan dalam proses pembelajaran di sekolahnya.
B. Metode Kegiatan
Untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam pelatihan program
PPM ini maka di pilih beberapa metode pemecahan salah satunya adalah metode
ceramah. Metode ceramah digunakan untuk menjelasakan teori-teori dasar dan
pengetahuan umum tentang video pembelajaran, pinnacle studio, dan langkah-
langkah pembuatan video. Metode ini diberikan pada tiap awal pembahasan pokok
bahasan, yang bertujuan untuk memberikan dasar-dasar teori tiap pokok bahasan
baru.
Metode berikutnya adalah metode demonstrasi yang diberikan untuk
menjelasakan penggunaan tiap-tiap perintah dalam software pinnacle studio.
Diharapkan dengan metode ini pemahaman peserta terhadap masing-masing materi
makin mendalam. Untuk mengetahui sejauhmana tiap peserta pelatihan mampu
mengoperasikan perintah-perintah yang diberikan digunakan metode supervisi.
Dalam pembuatan video pembelajaran ini diperlukan pengambilan video atau
gambar sebagai bahan pembuatan media, sehingga dipilih metode latihan mandiri.
Selain untuk pengambilan gambar secara mandiri, metode ini juga digunakan
untuk mengetahui sejauh mana tiap-tiap peserta mampu membuat media yang
dilakukan latihan mandiri.
C. Langkah-Langkah Kegiatan PPM
Langkah-langkah kegiatan PPM “Pelatihan Pembuatan Video Tutorial
sebagai Media Pembelajaran bagi Guru SMK Bidang Keahlian Pariwisata”
adalah sbb:
1. Penyelenggaraan pelatihan intensif teori-teori dasar pembuatan media
pembelajaran. Teori-teori dasar yang dibutuhkan:
a. Mengenal media pembelajaran
b. Mengenal teknik pengambilan gambar
c. Pembuatan storyboard
d. Mengenal pinnacle studio
e. Mengenal perintah tiap-tiap pinnacle studio
f. Mengedit video
g. Mengenal efek text, pencahayaan, transisi antar frame, background music
h. Menyimpan video dalam bentuk AVI
2. Latihan memberikan tugas kelompok, meliputi:
a. Pembuatan storyboard
b. Pengambilan video untuk bahan pembuatan media
c. Editing video
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PPM
A. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PPM
1. Story board
Hasil pelatihan pada hari pertama adalah story board. Masing-masing
kelompok membuat story board dengan tema yang sesuai dengan kompetensi
masing-masing kelompok. Adapun tema-tema story board yang telah dibuat
adalah:
a. Pembuatan Pola Dasar Rok
b. Pengoperasian Mesin Jahit Manual
c. Lipatan Daun
d. Menjahit Meja
e. Rias Wajah Kreatif
f. Table Setup Flaborate
g. Glass Wiping
h. Pembuatan Garnish
2. Video (rekaman video belum diedit)
Masih pada hari pertama, setelah pembuatan story board, masing-masing
kelompok melakukan perekaman praktek pembelajaran seperti yang telah
dijelaskan pada story board yang telah dibuat sebelumnya. Hasilnya adalah
video tentang praktek pembelajaran guru yang berdurasi sekitar 30 – 90 menit.
3. Video tutorial
Pada hari kedua pelatihan, setiap kelompok membuat video tutorial sebagai
media pembelajaran mereka. Video tutorial yang dibuat berasal dari video
yang telah direkam pada hari pertama, kemudian diedit menggunakan program
aplikasi Pinnacle. Hasil pemrograman Pinnacle dari semua kelompok adalah
video pembelajaran yang lebih menarik dibandingkan video asli (sebelum
diedit) karena telah diberi banyak efek seperti pengaturan pencahayaan,
transisi antar frame, penambahan teks, suara, gambar dan sebagainya.
B. Pembahasan Hasil Kegiatan PPM
1. Story board
Story board yang telah dibuat oleh setiap kelompok rata-rata cukup
memuaskan dalam menggambarkan proses pembelajarannya. Setiap langkah
pembelajaran dapat digambar dengan jelas dan disertai dengan keterangan
setiap langkahnya. Meskipun demikian, ada beberapa kelompok yang masih
kurang detail dalam menuangkan semua langkah pembelajaran ke dalam
story board. Misalnya, terlalu sedikit langkah-langkah yang digambarkan
pada story board, sehingga pembelajaran yang digambarkan terkesan terlalu
sederhana.
2. Video (rekaman video yang belum diedit)
Video rekaman hasil setiap kelompok telah memenuhi kriteria video yang
dapat digunakan untuk pengeditan pada program aplikasi Pinnacle. Setiap
kelompok mampu mempraktekkan sekaligus merekam proses pembelajaran
step by step sesuai dengan story board yang telah dibuat sebelumnya.
Meskipun demikian, ada beberapa video yang terlalu panjang durasinya,
terbalik, kurang pencahayaan dan goyang, tetapi semua itu dapat diedit
menggunakan fitur-fitur yang ada pada program aplikasi Pinnacle.
3. Video tutorial
Video tutorial yang dihasilkan oleh semua kelompok sesuai dengan story
board yang telah dibuat pada hari pertama. Setiap langkah pembelajaran
dapat dimasukkan pada video tutorial. Para guru sangat tertarik dalam
memberikan efek transisi antar frame pada video tutorial mereka karena
membuat video lebih menarik. Mereka juga mampu menambahkan banyak
efek teks pada video tutorial mereka. Tetapi dalam menambahkan efek suara
dan background music, para guru membutuhkan waktu yang lebih lama, dan
tidak semua video tutorial yang dihasilkan menggunakan background music.
Meskipun demikian, video tutorial yang dihasilkan rata-rata cukup menarik
dan memuaskan.
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan PPM
1. Faktor Pendukung Kegiatan PPM
a. Antusiasme dan minat yang tinggi dari guru-guru SMK dalam
pembuatan video tutorial sebagai media pembelajaran.
b. Fasilitas lab komputer yang digunakan sebagai tempat pelatihan sangat
memadai. Komputer-komputer yang tersedia mempunyai spesifikasi
yang tinggi sehingga proses pembuatan video tutorial berjalan lancar,
tidak terjadi error atau crash pada sistem komputer.
c. Adanya rasa ingin tahu yang besar terhadap aplikasi pembuatan video
tutorial dan guru-guru SMK.
d. Adanya kerjasama dan komunikasi yang baik antara tim pelatihan
dengan guru-guru SMK sehingga proses pelatiahan tidak mengalami
kendala yang berarti.
2. Faktor penghambat kegiatan PPM
a. Semua guru yang mengikuti pelatihan bukan berasal dari background
informatika/ilmu komputer, sehingga banyak yang kurang familiar
dengan penggunaan komputer.
b. Ada beberapa guru yang butuh bimbingan khusus dari tim pelatihan agar
tidak ketinggalan dengan guru-guru lainnya.
c. Pada hari kedua pelatihan, menjelang pertengahan waktu, ada beberapa
guru yang terpaksa meninggalkan pelatihan lebih awal karena ada rapat
yang tidak dapat ditinggalkan, sehingga jumlah peserta berkurang.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
PPM berjudul Pelatihan Pembuatan Video Tutorial sebagai Media Pembelajaran
bagi Guru SMK Bidang Keahlian Pariwisata dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pelatihan Pembuatan Video Tutorial sebagai Media Pembelajaran bagi Guru
SMK 3 Klaten Bidang Keahlian Pariwisata diikuti oleh 38 peserta yang
terbagi menjadi delapan kelompok. Pelatihan dilaksanakan dengan diawali
pembuatan strory board, perekaman video dan diakhiri dengan pengeditan
video dengan software Pinacle 14. Dari pelatihan dihasilkan delapan video
tutorial yang variatif, menarik, dan kreatif.
2. Terselenggaranya pelatihan Pelatihan Pembuatan Video Tutorial sebagai
Media Pembelajaran dengan lancar berarti telah meningkatkan kompetensi
guru dalam hal pembuatan dan pengembangan media pembelajaran dalam
bentuk video tutorial.
B. Saran
1. Kepada SMK-SMK lainnya disarankan selalu mengajukan surat permohonan
jenis kebutuhan PPM ke LPPM UNY, pada setiap tahunnya.
2. Kepada dosen-dosen UNY yang berkepentingan dengan pembinaan kreativitas
guru-guru SMK, dapat mengusulkan jenis PPM ini pada tahun mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum (Seri Manajemen Sekolah Bermutu). Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21.Bandung: Penerbit Alfabeta.
Smaldino, E.S., Russel, J.D., Heinich, R., et al. (2004). Instructional Media and
Technologies for Learning (8thEdition). New Jersey: Pearson Merril Prentice
Hall.
Heinich, R., Molenda, M., Russel, J.D., et al. (2005). Instructional media and
technologies for learning (8thed). New Jersey: Prentice Hall.
Trianto. (2009). Mendesain model pembelajaran inovativ-progresif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Winataputra, U. S., et al. (2008). Teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka.