104
CCE – 08 = MANAJEMEN LOGISTIK DAN PERALATAN PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST CONTROLLER) PEKERJAAN SUMBER DAYA AIR DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

CCE – 08 = MANAJEMEN LOGISTIK DAN PERALATAN

PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN

(COST CONTROLLER) PEKERJAAN SUMBER DAYA AIR

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

Page 2: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

HAND OUT

Page 3: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

DAFTAR PUSTAKA

1. Puslatjakons, Manajemen Logistik, Pelatihan general super intendent pekerjaan

pengairan

2. Puslatjakons, Manajemen peralatan, Pelatihan general super intendent pekerjaan

pengairan

3. Waskita Karya PT, Manual logistik , 2002

4. Waskita Karya PT, Manual Peralatan

Page 4: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

I - 1

BAGIAN I : MANAJEMEN LOGISTIK

BAB I

PENDAHULUAN

UMUM

Menurut kamus Webster Dictonary :

Logistik = science of transport and supply,

a r t in ya : Logistik adalah ilmu te n ta n g t ra n sp o rt dan p e n ye d iaa n .

(1) Ada unsur transport yang mcnggerakkan sesuatu dari suatu tempat

ketempat lain dengan mempergunakan sarana untuk perpindahannya.

(2) Ada unsur supply /penyediaan sesuatu yang diperlukan yong dapat

dilakukan dengan berbagai macam cara:

dibeli

dipinjam

dibuat

ditambang

dimutasi, dll.

Apabila kita telah mengerti arti dari terjemahan tersebut, rasanya yang tercakup

oleh istilah logistik adalah luas sekali, setiap kegiatan hampir ada unsur

logistiknya.

Setiap kegiatan yang melibatkan penggunaan sesuatu, tentu ada unsur supply dan ada

unsur transportnya, dengan pengertian lain, proses sejak awal dari tempat asal

barang/sesuatu sampi ketempat pemakainya.

Dalam konteks ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang melibatkan, penggunaan

sesuatu, obyeknya dapat berbeda-beda namun unsur-unsur yang tetap adalah masalah

transport dan penyediaan.

Dengan kata lain, obyeknya dapat berbeda tetapi cara pengelolaannya sama. Hal ini

berkembang sehingga merupakan manajemen tersendiri yang manajemen logistik yang

terdiri dari fungsi-fungsi :

Perencanaan Pengadaan

dan Pengendalian.

Page 5: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

I - 2

Perencanaan :

Kebutuhan

Anggaran Biaya

Pengadaan :

Pengadaan

Penerimaan

Penyimpanan

Penyaluran

Pengendalian : Membandingkan dan mengarahkan agar pelaksanaan sesuai

dengan rencana.

Logistik : di Angkatan bersenjata obyektifnya adalah semua perangkat

perang, personil, senjata, alat angkut, perbengkelan dan

sebagnya.

Badan Urusan Logistik, Obyeknya adalah pangan terutama beras

Sasaran manajemen logistik tidak lain agar supply dan penyoluran dapat berjalan lancar

sehingga waktu pelaksanaan. mutu hasil dan biaya dapat terlaksana dengan baik sesuai

dengan yang diinginkan.

Kita perhatikan sebentar apa yang pernah kita dapat tentang logistik diperguruan tinggi.

Yang dipelajari di Perguruan tinggi baru berupa llmu Bahan Bangunan, yang membahas

masalah-masalah bahan bangunan dari segi fisiknya.

Bagaimana pemanfaatannya dalam suatu proyek setelah dipenuhinya, persyaratan fisik

jenis, mutu, bentuk, harga dan sebagainya, belum termasuk dalam pembahasan.

Berapa jumlah persediaannya, dimana tempat didapatkan, berapa jauh harus diangkut,

sarana jalan darat / laut / udara yang akan dilalui, alat angkut yang tersedia / dipakai kapan

diperlukan, prosedur-prosedur yang perlu ditempuh, berapa lama diangkut, berapa lama

waktu yang diperlukan untuk masing-masing tnhap pemindahan / pengangkutan,

kesemuanya agar sampai ditempat tujuan pada waktu diperlukan dengan tidak terlambat.

Bagaimana pengamanan terhadap kehilangan;

Bagaimana pengamanan terhadap gangguan mutu, dan sebagainya.

Page 6: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

I - 3

Ini semua akan tercakup dalam manajemen logistik, dan belum tercakup oleh ilmu bahan

bangunan.

Logistik dalam lingkungan perusahaan.

Seperti diuraikan diatas, bahwa kesamaan yang terdapat dalam logistik tidak terletak pada

obyeknya, melainkan terletak pada pengelolaan unsur supply dan transport. Obyeknya dapat

berbeda-beda tergantung masing-masing instansi yang memiliki atau yang mengelola.

Dalam lingkungan perusahaan yang dicakup oleh kegiatan logistik adalah material untuk

proyek. Peralatan dan perlengkapan lain, tidak termasuk dalam kegiatan logistik, tetapi

ditangani terpisah.

Tentunya timbul pertanyaan mengapa tidak semuanya dimasukkan dalam kegiatan logistik

saja, sehingga pengurusannya dapat lebih tersentralisir, sedangkan unsur supply dan

transport pengelolaannya mempunyai kesamaan-kesamaan.

Sebagai dikatahui. perusahaan mempunyai 5 sarana manajemen yaitu berupa sumber

daya :

sumber daya manusia

sumber daya alat

sumber daya uang

sumber daya teknologi

sumber daya material

Kelima Jenis sumber daya tersebut satu dengan yang lain mempunyai bobot daya guna

yang seimbang oleh karena itu keseluruhannya harus tertangani secara sama berat.

Inilah sebabnya mengapa sumber daya material ditangani secara terpisah dengan sumber

daya lainnya.

Material mempunyai peran sangat dominan di dalam keberhasilan penyelesaian suatu

proyek, oleh karenanya harus tertangani secara tersendiri agar dicapai hasil maksimal,

demikian juga untuk sumber daya yang lain.

Page 7: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

II - 1

BAB II

KEDUDUKAN DAN PERAN LOGISTIK

Dalam uraian-uraian Iebih lanjut, yang dimaksud dengan logistik terbatas untuk

lingkungan perusahaan adalah, material dengan segala penanganan dan

aspeknya.

Sedangkan Material diartikan sebagai (Vide Manual Logistik):

a). Bahan konstruksi yaitu bahan, barang ataupun peralatan yang diperluka

untuk membuat / membentuk bangunan yang harus disupply berdasarkan

kontrak;

b). Bahan, barang ataupun peralatan kerja yang habis dipakai.

c). Perlengkapan kerja.

L o g is t ik a d a la h : Ke g ia ta n p e re n ca n a a n , p e n g a d a a n , p e n y imp a n a n dan

p e n ya lu ra n ma te r ia l dalam ka ita n n ya dengan ke g ia ta n

p e la ksa n a a n p ro ye k .

2.1. Kedudukan Logistik dalam kegiatan Perusahaan / manajemen.

- Dengan jumlah biaya tertentu yang disediakan pemberi tugas melalui proses

konstruksi, perusahaan membuat bangunan dengar bentuk, besar dan rnutu

seperti dikehendaki pemberi tugas

- Sebagai imbalan jasa, perusahaan menerima fee tertentu yang diperlukan untuk

overhead, pajak dan laba usaha.

Proses konstruksi melibatkan sumber daya :

- Manusia

- Alat

- Teknologi, dan

- Material

Sebagai unsur-unsur biaya produksi.

Makin rendah biaya produksi yang makin efisien pelaksanaan proses konstruksi, makin

besar kecenderungan perusahaan meraih laba usaha.

Page 8: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

II - 2

Keterlibatan sumber daya manusia, alat, uang, teknologi secara berdaya guna dalam proses

konstruksi, memberi peluang perusahaan untuk mampu memenuhi kewajibannya

danmemperoleh laba yang ditargetkan.

Logistik dengan segala aspeknya dapat menambah, mengurangi atau tidak berpengaruh

terhadap peluang tersebut diatas bila mana logistik dapat berperan : efisien, boros, ataupun

hanya sesuai rencana.

Note : Logostik = supply dan transport

2.2. Kedudukan Logistik dalam pelaksanaan proyek

Berbicara tentang kedudukan logistik dalam pelaksanaan proyek, kita harus kaitkan hal

tersebut dengan aspek pengelolaan proyek itu sendiri yang maliputi :

- Metode Konstruksi

- Sheduling : waktu pelaksanaan

Alat

Material

Tenaga

- Anggaran biaya

- Cash flow (arus kas)

a. Bagi material yang termasuk katagori bahan konstruksi, umumnya jenis, ukuran,

jumlah ataupun mutunya tertentu sesuai dengan persyaratan kontrak. Oleh karena

itu metode pelaksanaanya harus memperhatihan hal ini, misalnya :

- Pemasangan eskalator dilantai tingkat atas

- Pemasangan sistem AC yang benar

- Bangunan dengan kerangka baja

- Bangunan dengan kerangka pre-fab

- Jembatan

- Bahan – bahan untuk finishing dari jenis tertentu

- Pekerjaan jalan dengan menggunakan aspal beton, aspal penetrasi ataupun

beton untuk pavement.

- Pemasangan fender atau bolard untuk yetty pelabuhan, dan sebagainya.

b. Penyediaan material dalam kaitannya dengan masalah schedule sangat dominan

sekali.

Penyediaan material dalam kaitannya dengan masalah schedule sangat dominan

sekali.

Logistik perlu ditata dengan baik agar menjamin kebutuhan material dapat dipenuhi

Page 9: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

II - 3

tepat waktu, junlah dan mutunya.

Banyak kasus terjadinya keterlambatan pekerjaan sebagai akibat terlambatnya

pendatangan material, disebutkan oleh perencanaan pengadaan material yang

kurang teliti.

c. Logistik yang terselenggara dengan baik, efisien mempunyai efek kepada

pembiayaan yang efisien pula.

Sebaliknya bila mana logistik boros, misalnya karena harga pembeliannya lebih

tinggi, mutunya yang tidak sesuai terpaksa banyak ditolak, penerimaan yang tidak

teliti sehingga volumenya kurang, karena harus cepat-cepat terpaksa di pakai,

angkutan dengan biaya lebih tinggi.

Logistik masuk pos biaya / beban, sehingga langsung akan berpengaruh terhadap

besar kecilnya biaya proyek.

d. Logistik perlu terselenggara secara terprogram menurut kebutuhan riil waktu-

kewaktu dari tahap-tahap kegiatan proyek, dengan demikian dana untuk proyek

dapat dimanfaatkan secara berdaya guna. Hal ini sangat berpengaruh kepada

besarnya dana kerja yang perlu disediakan. Dilain pihak perbandingan antar dana

yang disediakan dan biaya yang diperlukan berjalan dengan seimbang sehingga

likuiditas proyek terbina dengan baik.

2.3. Peran Logistik di dalam kegiatan pelaksanaan Proyek

Senada dengan kedudukan logistik dalam kegiatan pelaksanaan proyek maka peran

logistik dalam kegiatan suatu proyek cukup dominan. Lebih-lebih bila mana dilihat dari

struktur biaya suatu proyek, pos logistik menempati porsi 30% sampai 70 % dari seluruh

biaya proyek, tergantung kepada jenis proyeknya.

Peran logistik dapat dilihat dari 3 aspek lain :

- Waktu pelaksanaan

- Mutu hasil pelaksanaan dan

- Biaya penyelesaian proyek

a. Waktu pelaksanaan

Penyediaan material sesuai dengan saat pemakaiannya, ikut menjamin pekerjaan

selesai pada waktunya setidak-tidaknya kelambatan tidak disebabkan oleh masalah

material.

Penyediaan material perlu diprogramkan sejak dari tempat asalnya, prosedur yang

mempengaruhi supply, jenis dan waktu pengangkutan.

Bahkan program tersebut harus sudah termasuk pembuatannya dipabrik bilamana

Page 10: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

II - 4

barangnya perlu dibuat terlebih dahulu dala hal ini yang perlu diperhatikan adalah :

kapasitas produksi, lama pembuatan dan mutu material.

b. Mutu hasil pelaksanaan

Perusahaan membuat bangunan dengan mutu sesuai yang telah disepakati kontrak

dengan pemberi tugas.

Kesesuaian jenis dan mutu material beserta cara pelaksanaan yang memadai

(termasuk komponen bahan pembentuk bilamana harus dibuat dengan cara

mencampur) akan menghasilkan mutu bangunan sesuai pesanan.

Sebaliknya penggunaan material yang dibawah persyaratan bisa berakibat mutu

bangunan yang dihasilkan berada dikualitas pesanan, ini bisa berakibat hasilnya

tidak bisa diterima oleh pemberi tugas dan konsekuensinya bangunan yang sudah

jadi harus dibongkar dan dibuat ulang, bararti suatu pemborosan biaya dan juga

mengganggu citra.

Sebaliknya penggunaan material dengan mutu melebihi dengan yang telah

dipersyaratkan berarti naiknya biaya pelaksanaan, naum tidak menambah citra,

yang jelas mengurangi laba.

c. Biaya penyelesaian proyek

- Pembelian material dengan harga diatas rencana bisa berakibat naiknya biaya

pelaksanaan.

- Pemakaian bahan yang mutunya kurang, walau harga menjadi lebih murah,

barakibat mutu hasil kerja kurang yang menjadi tidak bisa diterima pemberi

tugas, harus dibongkar dan diulang pemborosan biaya.

- Kekurangan lancaran supply material berakibat pelaksanaan kerja tersendat-

sendat, tidak selesai pada waktunya, overhead naik, citra terpengaruh dan

mungkin harga-harga bahan telah mengalami kenaikan.

- Karena terlambat, harus dikejar (speed up) biaya pelaksanaan menjadi naik.

- Akibat dari terlambat, likuiditas proyek terganggu karena uang masuk yang

berupa termyn menjadi terlambat diterima.

2.4. Manual Logistik

Dalam kaitannya dengan kegiatan pelaksanaan proyek adalah sangat penting untuk

perusahaan menerbitkan manual logistik.

Dalam upaya menyediakan tiga variabel pokok yaitu biaya, mutu dan waktu peran dan

fungsi manual logistik ini sangat penting karena manual ini merupakan pedoman

pelaksanaan pengelolaan logistik yang menyatu tata cara pengendalian material

bangunan yang merupakan komponen yang dominan dalam pembiayaan proyek.

Hal pokok dan mendasar pada manual logistik adalah adanya kewenangan dari

Page 11: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

II - 5

manajemen proyek dalam melakukan kegiatan logistik mulai dari perencanaan,

pengadaan, penyimpanan dan pengendalian logistik dengan batasan dan mekanisme

tertentu disesuaikan kepentingan proyek.

Kelancaran pelaksanaan proyek sangat tergantung pula pada kelancaran penyediaan

sumber daya material dalam volume yang tepat, mutu sesuai persyaratan dan waktu

pengadaan yang sesuai dengan jadwal kebutuhan material di proyek.

Agar pengelolaan material dapat ditangani dengan sebaik-baiknya diperlukan petugas

logistik yang profesional serta pengendalian dan pengawasan secara menyeluruh yang

cermat, konsisten dan berlanjut selama kegiatan proses konstruksi.

2.5. Macam-macam Material Bahan dan Tugas Logistik pada Pelaksanaan Pekerjaan

Macam-macam material :

a). Bahan konstruksi-konstruksi yaitu bahan, barang atau peralatan yang diperlukan

untuk membuat/ membentuk bangunan yang harus di suply sesuati kontrak.

b). Bahan, barang atau perlengkapan kerja yang habis dipakai

c). Bahan pendukung antara lain : bekisting, perancah, perlengkapan kerja,

perlengkapan keamanan dan sebagainya.

Tugas logistik pada pelaksanaan proyek :

- Membuat jadwal pengadaan bahan di proyek

- Melakukan survey dan memberikan informasi kepada kepala proyek tentang sumber

dan harga bahan

- Menyelenggarakan pembelian bahan yang telah diputuskan olek kepala proyek

sesuai jadwal pengadaan bahan prosedur perusahaan.

- Menyelenggarakan administrasi pergudangan tentang penerimaan, penyimpanan

dan pemakaian bahan

- Membuat laporan manajerial tentang pemakaian dan persediaan bahan di proyek.

- Aktivitas-aktivitas untuk melakukan tugas-tugas diatas, perlu dipahami dan dikuasai

kemampuan menanganinya antara lain :

a. Membaca dan memahami gambar-gambar kerja dan persyaratan teknis

(spesifikasi)

b. Menghitung volume material yang diperlukan

c. Mengetahui dan memahami seluk beluk mutu material

d. Membuat program pengadaan material

e. Membuat surat pesanan material atau surat perjanjian pesanan material

f. Membuat berita acara penerimaan material

g. Memahami prosedur penerimaan material

Page 12: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

II - 6

h. Memahami prosedur dan penyelenggaraan penyimpanan material

i. Memahami seluk beluk penyaluran material termasuk :

j. membuat bon pengeluaran material

k. membuat bon pengeluaran bahan bakar/ pelumas

l. membuat bon pemakaian alat

m. mengisi kartu gudang

n. Membuat evaluasi bulanan

o. Membuat laporan mingguan.

Page 13: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

III - 1

BAB III

PERENCANAAN PENGADAAN DAN PENYIMPANAN MATERIAL

3.1 Menentukan Kuantitas Material

a. Untuk menentukan kuantitas material diperlukan :

- Bill of Quantity (BQ) dari seluruh item (bagian atau satuan) pekerjaan, gambar

pelaksanaan, risalah aanwijzing serta hasil survei lapangan.

- Metoda pelaksanaan, khususnya untuk material pendukung

b. Tiap-tiap item pekerjaan diuraikan jenis-jenis material serta kuantitas yang

diperlukan.

c. Dari seluruh item pekerjaan, material-material yang sejenis dijumlahkan untuk

mengetahui total kebutuhan.

d. Data ini harus dimiliki oleh petugas logistik, diperoleh dari Rencana Anggaran

Pelaksanaan (RAP), sebagai bahan untuk membuat daftar kebutuhan material di

proyek.

3.2 Menyiapkan Contoh Material

a. Sebelum berlangsung proses pengadaan material, petugas logistik dan petugas

teknik menyiapkan contoh material untuk dimintakan persetujuan tertulis kepada

konsultan atau pemberi tugas.

b. Contoh material harus diambil dari sumber-sumber dan atau pemasok yang mampu

mengadakan dalam jumlah/ kuantitas dan kualitas yang diperlukan.

c. Untuk material-material dengan persyaratan kekuatan tertentu, permohoonan

persetujuan harus dilengkapi dengan sertifikat dari pabrik atau hasil uji test dari

laboratorium yang disetujui atau ditentukan oleh konsultan atau pemberi tugas.

d. Untuk material-material yang sulit didefinisikan secara pasti atau merupakan

gabungan dari beberapa bahan agar disiapkan contoh secara seutuhnya dalam

bentuk mock up dan dimintakan persetujuan tertulis kepada konsultan/ pemberi

tugas.

e. Ada alternatif material yang diajukan sebagai pengganti (bila diperlukan) dengan

sasaran menguntungkan perusahaan.

Page 14: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

III - 2

3.3 Jadwal Pengadaan Material

a. Jadwal pengadaan material mengacu ke jadwal penggunaan material dengan

mempertimbangkan waktu yang diperlukan untuk penyiapan contoh dan proses

permintaan persetujuan, proses administrasi pembelian, proses produksi/ fabrikasi,

serta proses pengiriman/ transportasi sampai di lapangan (di lokasi pekerjaan).

b. Jadwal pengadaan material dibuat berdasarkan jadwal kegiatan pelaksanaan

pekerjaan yang membutuhkan masing-masing material yang ada dalam rencana

pelaksanaan proyek sebagai tanggal penggunaan material dan ditarik kedepan

sesuai alokasi waktu yang diperlukan untuk kegiatan-kegiatan pada butir a, diatas

dan dapat digambarkan sebagai berikut :

c. Pengadaan material dapat dilakukan sekaligus atau bertahap, berdasarkan

pertimbangan atas efisiensi biaya dan efektivitas material yang bersangkutan.

3.4 Penempatan / Penyimpanan Material

a. Ada 2 (dua) cara dalam penempatan/ penyimpanan material yaitu :

- gudang

- lahan terbuka

- tempat penyimpanan khusus

b. - Material yang disimpan dalam gudang adalah material kecil dan mudah hilang dan

atau material yang mudah rusak oleh udara terbuka

- Material yang ditempatkan dilahan terbuka adalah material besar/ berat dan atau

material yang tidak rusak oleh udara terbuka

- Material yang disimpan khusus : bahan peledak, cairan kimia, bahan bakar

minyak dan lain-lain

c. Bangunan gudang/ tempat penyimpanan harus direncanakan dengan baik dengan

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

- Besarnya bangunan gudang harus cukup menampung kebutuhan minimal

Page 15: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

III - 3

material yang akan disimpan dalam jangka waktu tertentu (mis. 3 hari, seminggu,

2 minggu, sebulan dan seterusnya).

- Letak bangunan gudang harus dipilih di lokasi yang tidak mengganggu kegiatan

konstruksi, dapat diawasi secara mudah dan proses transportasi lancar

- Tata letak dan identifikasi material yang disimpan juga harus diatur sedemikian,

sehingga memudahkan arus keluar masuk material dan tidak terjadi kesalahan

pengambilan. Untuk material yang mutunya dapat terpengaruh oleh waktu

penyimpanan, harus disusun sedemikian, agar yang datang lebih dahulu dapat

dikeluarkan lebih dahulu.

- Aman terhadap lingkungan di sekitarnya

d. Lahan terbuka untuk penempatan material harus direncanakan dengan baik dengan

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

- Luasnya cukup untuk jumlah minimal material yang akan ditempatkan dalam

jangka waktu tertentu (mis. 3 hari, 2 minggu, sebulan dan seterusnya).

- Letak lahan harus bebas dari kegiatan konstruksi, tetapi cukup dekat dengan

tempat fabrikasi (bila diperlukan fabrikasi).

- Lahan harus aman terhadap kehilangan/ pencurian dan terhadap kerusakan

akibat alam, seperti banjir, terendam air, tertimbun longsoran dan sebagainya.

- Dasar lahan harus cukup keras dan rata, bila diperlukan dapat diberi perkerasan

dan ganjal-ganjal.

- Batas-batas lokasi material harus sedemikian sehingga jelas.

Page 16: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IV - 1

BAB IV

PELAKSANAAN PENGADAAN MATERIAL

Setelah semua jenis material yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek dihitung jumlah

kebutuhan serta waktu pengirimannya, maka manajemen proyek segera menetapkan

kebijakan-kebijakan pengadaannya, sesuai dengan kebijakan penanganan pekerjaan,

material-material mana yang akan disediakan oleh pemberi tugas, mana yang akan

diadakan sendiri oleh perusahaan dan mana yang akan diserahkan pengadaannya kepada

sub kontraktor.

4.1 Wewenang dan Tanggung Jawab

a. Pada dasarnya, wewenang dan tanggung jawab pengadaan material ada pada

kepala proyek.

b. Kepala proyek dapat meminta bantuan kepada manajemen perusahaan untuk

pengadaan material dengan tanpa melepas tanggung jawab.

c. Pelimpahan wewenang pengadaan material harus dilakukan secara tertulis dari

pemegang wewenang (kepala proyek) kepada kepala / petugas logistik yang diberi

pelimpahan.

d. Siapapun pelaku pengadaan material, harus tetap berpedoman pada RAP yang

bersangkutan

4.2 Kebijakan Pengadaan Material

Kecuali untuk material-material yang disediakan oleh pemberi tugas atau pihak lain

yang ditunjuk oleh pemberi tugas yang diatur dalam surat perjanjian/ kontrak proyek,

maka kepala proyek dapat menetapkan kebijakan pengadaan material sebagai berikut :

a. dibeli

b. disewa

c. dipinjam

d. diambil dari alam/ diproduksi sendiri

4.2.1 Material Dibeli

1. Material dapat dibeli :

- melalui pemasok (toko, perusahaan, perorangan)

- langsung ke pabrik / quarry

- lewat distributor

Page 17: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IV - 2

2. Pemasok, pabrik ataupun distributor harus terseleksi dan terdaftar didalam

Daftar Rekanan Terseleksi (DRT).

3. Kepada pemasok, pabrik dan distributor yang dipilih dan diminta

penawarannya, diberikan data yang jelas tentang material yang dibutuhkan,

spesifikasi, kuantitas, jadwal pengiriman dan persyaratan-persyaratan lain

yang dianggap perlu.

4. Semua penawaran yang masuk dievaluasi, dipilih yang memenuhi syarat,

dinominasi dan dipilih yang paling menguntungkan perusahaan.

5. Dalam kondisi khusus yang ditetapkan oleh kepala proyek dengan

persetujuan manajemen perusahaan dapat dilakukan penunjukkan langsung

melalui negosiasi dan disyahkan dengan berita acara.

6. dalam hal pemasok atau pabrik dan atau distributor telah berperan serta

sejak awal penyiapan tender (mendukung proses tender) yang diikuti oleh

perusahaan untuk sesuatu proyek, maka pemasok dan pabrik dan atau

distributor tersebut diutamakan untuk ditunjuk sesuai dengan kesepakatan

pada saat mendukung tender yang dikuatkan dengan suatu kesepakatan

tertulis (MOU).

7. Pembelian material-material secara efisien yang tidak perlu diatur dengan

pasal-pasal perjanjian dapat dilakukan dengan surat pesanan material

(SPM). Sedang untuk material yang karena kuantitas atau nilainya dan atau

spesifikasinya perlu diatur dengan surat perjanjian, dilakukan dengan

menggunakan surat perjanjian pembelian material (SPPM) yang dengan

jelas memuat dan mengatur hal-hal sebagai berikut :

a. Jenis dan jumlah kuantitas material

b. Persyaratan mutu/ spesifikasi

c. Waktu penyerahan

d. Franko/ tempat penyerahan

e. Cara pembayaran

f. Cara penerimaan, khususnya bagi material lepas/ cair (pasir, batu, BBM,

beton ready mix).

g. Harga satuan dan jumlah harga memperhatikan faktor-faktor

pengendalian.

8. Kuantitas dan waktu pengadaan material, harus didasarkan pada

perencanaan pengadaan

9. Bila harga atau volume material ternyata melebihi anggaran dalam RAP

maka keputusan pembelian dialihkan pada manajemen perusahaan.

Page 18: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IV - 3

4.2.2 Material Disewa

1. Material yang dapat diadakan dengan cara sewa adalah material pendukung

proses konstruksi (tidak terpasang jadi bangunan), seperti formwork,

scaffolding, perlengkapan keamanan bangunan dan sebagainya.

2. Penyewaan material dapat dilakukan baik denan pihak eksterm maupun

intern perusahaan (pada unit usaha yang lain).

3. Diutamakan penyewaan dilakukan secara langsung kepada pemiliknya tidak

melalui perantara.

4. Bila ada beberapa pemilik material yang akan disewa, maka perlu dilakukan

cara penawaran seperti pada proses pembelian.

5. dalam hal pihak eskterm maupun intern telah berperan serta sejak awal

penyiapan tender (mendukung proses tender) yang diikuti oleh perusahaan

untuk sesuatu proyek, maka pihak tersebut diutamakan untuk ditunjuk sesuai

dengan kesepakatan sewa pada saat mendukung tender yang dikuatkan

dengan kesepakatan tertulis (MOU).

6. Untuk penyewaan material harus dibuat surat perjanjian yang jelas yang

memuat :

a. Jenis, kapasitas dan jumlah atau kuantitas material

b. Lama waktu pemasangan dan penggunaan

c. Harga sewa termasuk pemasangan atau tidak

d. Cara pembayaran

e. Syarat-syarat lain untuk menghindari timbulnya perselisihan

7. Bila harga sewa material ternyata melebihi anggaran dalam RAP, maka

keputusan penyewaan ada pada manajemen perusahaan.

4.2.3 Material Dipinjam

1. Pengadaan material dengan cara ini hanya dalam kondisi yang khusus yaitu

bila sudah sangat mendesak kebutuhannya, sementara persediaan tidak ada

dan kiriman dari pemasok (penjual) terlambat.

2. Peminjaman material ini harus didukung dengan Berita Acara antara Kepala

Proyek yang meminjam dengan pihak lain yang dipinjami

3. Apabila peminjaman dilakukan kepada unit kerja lain di lingkungan

perusahaan sendiri dan ternyata material tersebut tidak akan digunakan lagi

oleh unit kerja yang bersangkutan (karena merupakan material sisa), maka

perlu dibuat Berita Acara Pemindahan Beban atas biaya material tersebut,

sebesar biaya yang dibukukan.

Page 19: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IV - 4

4.2.4 Material diambil dari alam atau diproduksi sendiri

1. Material yang diambil dari alam adalah material-material yang quarry atau

sumbernya ada didekat atau relatif dekat dengan lokasi proyek, misalnya

pasir, batu koral, batu pecah, tanah merah dan sebagainya. Dalam kondisi

tertentu material dapat dibeli dengan cara konsesi (hak penggalian dalam

jangka waktu tertentu) atau dengan membayar retribusi kepada pemerintah

daerah setempat.

2. Material yang diproduksi sendiri, misalnya kosen pintu/ jendela, coneblock,

paving block, campuran beton jadi, beton cetak (precast concrete) dan

sebagainya. Bahan bakunya dibeli dan diperlukan biaya pembuatan atau

biaya produksi dan transportasi.

3. Material-material ini juga terikat pada tahapan perencanaan, berupa

persetujuan contoh material, jadwal pengadaan bahan baku, lama

transportasi, jangka waktu pembuatan dan kapasitas produksi dan

sebagainya.

4. Biaya produksi dan transportasi dari material-material harus tetap

berpedoman pada RAP proyek yang bersangkutan.

4.3 Material yang disediakan melalui subkontraktor

a. Material yang diadakan oleh sub kontraktor adalah seluruh jenis material yang

diperlukan pada item-item pekerjaan yang diserahkan pelaksanaannya kepada sub

kontraktor, kecuali ada ketentuan lain bahwa material akan disediakan oleh

kontraktor utama atau pemberi tugas.

b. Dalam hal pengadaan seperti ini yang perlu dikontrol oleh petugas logistik adalah

mutu atau kualitas material (baik menyangkut ukuran, kekuatan, warna, merk dan

lain sebagainya), jumlah atau kuantitas material dan waktu penyerahan di proyek.

c. Pengadaan material oleh sub kontraktor tetap terikat oleh perencanaan yang

disusun oleh proyek.

d. Sub kontraktor berkewajiban untuk segera mengeluarkan material yang ditolak

(karena tidak memenuhi persyaratan), keluar dari lokasi proyek.

e. Bila karena sesuatu hal sub kontraktor tidak mampu mengadakan material, maka

material tersebut diambil alih pengadaannya oleh perusahaannya sebagai

kontraktor utama dengan segala resiko tetap menjadi tanggung jawab pihak sub

kontraktor.

Page 20: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IV - 5

4.4 Material yang disediakan oleh pemberi tugas

a. Material yang diadakan oleh pemberi tugas atau pihak lain yang ditunjuk oleh

pemberi tugas adalah seluruh jenis dan kuantitas material yang didalam surat

perjanjian/ kontrak sudah disebutkan bahwa material tersebut akan diadakan atau

disuplai oleh pemberi tugas.

b. Pada saat penyerahan material tersebut harus dibuat Berita Acara Penyerahan

Material (BAPM) yang meliputi jenis, kuantitas, kualitas, ukuran, spesifikasi dan

tanggal penyerahannya.

c. Pihak proyek (perusahaan) harus aktif mengurus proses pengadaan material

tersebut kepada pemberi tugas, sesuai dengan jadwal waktu yang ditentukan /

ditetapkan di dalam perencanaan.

d. Dalam menentukan jumlah material yang akan disediakan oleh Pemberi Tugas,

harus sudah diperhitungkan adanya cadangan atau kelebihan (waste) yang

kemungkinan akan terjadi dalam pemakaiannya.

e. Material yang disediakan oleh Pemberi Tugas juga harus memenuhi spesifikasi

yang disebutkan dalam persyaratan teknis dari surat perjanjian/ kontrak.

4.5 Penerimaan dan penyimpanan material

a. Penerimaan Material

Penerimaan material adalah proses pengalihan tanggung jawab dari pemasok atau

pihak lain yang menyerahkan, kepada pihak pertama. Secara akuntansi, sejak

terbitnya Berita Acara Penerimaan Material (BAPM) sudah harus dibukukan sebagai

biaya. Oleh karena itu dalam proses penerimaan material, kesesuaian mutu,

kebenaran kuantitas, kebenaran harga satuan dan jumlah harga serta waktu

penyerahan harus mendapat perhatian sepenuhnya.

b. Penyimpanan Material

Kepala/ petugas logistik melaksanakan tata laksana penyimpanan dengan

mempertimbangkan kelancaran arus material dari ke tempat yang akan

menggunakan jarak tempat penyimpanan ke tempat pemakaian sesuai prosedur

perencanaan penyimpanan material.

4.6 Material Khusus

Material khusus adalah material yang cara pengadaannya berbeda dengan yang biasa,

misalnya material impor, material-material bahan peledak, bahan kimia, BBM dan

material lainnya yang dalam pengadaannya memerlukan prosedur khusus.

Page 21: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IV - 6

4.7 Material Impor

1. Sejak saat penyusunan daftar material yang diperlukan proyek, material yang

khusus didatangkan secara impor dipisahkan dalam daftar tersendiri, agar

memudahkan proses pengadaannya.

2. Pengadaan material ini pada dasarnya sama dengan material yang lain hanya pada

perencanaan jadwal pengadaannya perlu dialokasikan waktu untuk proses dan

prosedur impor.

3. Unruk melakukan proses impor sesuai batas waktu dalam jadwal pengadaan

dilakukan oleh proyek atau manajemen perusahaan dengan menunjuk perusahaan

pengimpor (importir) yang bonafid. Kalau nilai tukar valuta asing yang digunakan

untuk pembayaran tidak dapat dipastikan, sebaiknya menggunakan sistem hedging.

4. Untuk menekan biaya material impor, harus diupayakan pemanfaatan fasilitas

bebas bea masuk, bila hal tersebut memungkinkan (pelajari cara pendanaan proyek

yang bersangkutan dan ketentuan-ketentuan pemerintah yang berlaku).

4.8 Material Bahan Peledak

1. Sejak saat penyusunan daftar material yang diperlukan proyek, material khusus ini

juga perlu dipisahkan dalam daftar tersendiri, agar memudahkan proses

pengadaannya.

2. Pengadaan material ini pada dasarnya sama dengan material yang lain, hanya pada

perencanaan jadwal pengadaannya perlu dialokasikan waktu untuk proses perijinan

dari ”yang berwajib”.

3. Apabila ada perusahaan khusus yang menangani material ini, maka sebaiknya

menggunakan jasa perusahaannya tersebut untuk pengadaannya.

Page 22: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

V - 1

BAB V

PROSES PENGENDALIAN MATERIAL

Kegiatan pengendalian material adalah suatu proses yang panjang, memakan waktu,

melibatkan banyak orang dan menyangkut 3 (tiga) aspek yaitu biaya, mutu dan waktu.

Kegiatan pengendalian tersebut harus dipahami benar-benar karena pada dasarnya adalah

suatu rangkaian tindakan dan keputusan yang saling terkait, masing-masing bertanggung

jawab dan berperan yang penting sebagai fungsi pengendalian. Pengendalian biaya material

pada dasarnya menyangkut baik kuantitas maupun harga satuannya.

5.1 Penunjukkan Pemasok / Sumber

a. Dipilih dari rekanan yang memenuhi persyaratan serta terdaftar dalam daftar

rekanan terseleksi (DRT).

b. Ditunjuk rekanan yang sudah dilibatkan dalam proses tender dan atau rekanan yang

paling menguntungkan perusahaan.

5.2 Penetapan Harga Material

a. Dilakukan negosiasi yang ketat, adil (fair) dan terbuka

b. Berpedoman pada RAP dan spesifikasi yang ditentukan

c. Apabila perlu untuk material khusus atau kondisi khusus dapat dibentuk tim

negosiasi

5.3 Pembuatan Surat Perjanjian Pembelian Material (SPPM)

a. Secara jelas memuat spesifikasi material, kuantitas, harga, waktu penyerahan dan

cara pembayaran dan hal-hal lain yang dianggap perlu

b. Mengamankan kepentingan perusahaan dan menggunakan kontrak standar

(kecuali ada pertimbangan lain).

c. Untuk kontrak dengan nilai besar dan atau kondisi khusus, diamankan dengan

jaminan bank dari pemasok atau diasuransikan.

d. Harga, mutu dan waktu penyerahan material yang dicantumkan dalam surat

perjanjian, harus berpedoman pada RAP, spesifikasi dan jadwal waktu pengadaan.

e. Apabila pembayaran material menggunakan valas agar diamankan, salah satunya

dengan sistem hedging.

Page 23: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

V - 2

5.4 Memantau (memonitor) Proses Produksi dan Pengiriman

Kepala/ petugas logistik harus mengetahui sampai dimana pross produksi dan

pengiriman material serta harus melakukan tindakan-tindakan untuk menjamin bahwa

material akan datang dilokasi pekerjaan pada waktu yang telah ditetapkan. Bila

diperlukan diadakan pemeriksaan proses produksi/ fabrikasi sesuai prosedur mutu

inspeksi dan tes.

5.5 Penerimaan Material

a. Mencocokkan material yang datang dengan contoh yang sudah disetujui dan

melakukan pengukuan secara teliti dan cermat untuk memastikan kualitas dan

kuantitasnya.

b. Petugas penerima material harus tegas dan berani menolak material yang tidak

sesuai dengan pesanan.

c. Berita Acara Penerimaan Material harus mencantumkan dengan jelas jenis dan

kuantitas material, serta tanggal penerimaan.

d. Untuk material lepas, seperti pasir, koral dan sebagainya, sejak negosiasi harus

ditetapkan cara pengukurannya, misalnya diatas bak truk atau dibuat bak

penerimaan dilapangan dengan ukuran tertentu atau cara lain yang disepakati

bersama.

e. Semua material yang sudah diterima dicatat buku penerimaan dan pengeluaran

yang khusus dibuat untuk masing-masing material.

5.6 Penempatan/ Penyimpanan Material

a. Material ditempatkan/ disimpan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan

(site plannya).

b. Karena suatu alasan tertentu, tempat penumpukan/ penyimpanan material dapat

diubah/ dipindahkan, tetapi tetap berpegang pada prinsip aman, tidak rusak dan

mudah diambil untuk penggunaannya.

5.7 Penggunaan/ Pengalokasian Material

a. Permintaan material dilakukan oleh Pelaksana dengan menggunakan formulir yang

disesuaikan

b. Material yang akan diambil dicatat di dalam buku penerimaan dan pengeluaran

material masing-masing, sehingga dapat diketahui sisa persediaan pada saat

pengambilan tersebut.

Page 24: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

V - 3

5.8 Pembukuan Biaya dan Pembayaran Material

Pembukuan biaya material dan pembayarannya adalah merupakan tugas dari kepala

administrasi keuangan proyek yang pada pelaksanaannya harus memperhatikan hal-hal

sebagai berikut :

a. Biaya material dapat dibukukan sebagai biaya apabila telah rangkap syarat

administrasinya yaitu terdiri dari :

1. Copy surat pesanan/ surat perjanjian pembelian material yang telah

ditandatangani oleh pemegang wewenang (kepala proyek) atau yang diberi

kuasa.

2. Berita Acara Penerimaan Material yang telah ditandatangani oleh kepala proyek

yang bersangkutan.

b. Material dapat dibayar apabila kuitansi / tagihan telah diperiksa diproyek oleh bagian

teknik dan disetujui oleh kepala proyek atau di kantor perusahaan oleh pejabat yang

berwenang

c. Kasir yang melaksanakan pembayaran, wajib memeriksa kembali terlebhi dahulu

kebenaran dari aritamatiknya.

5.9 Inventarisasi Material Sisa

a. Inventarisasi material sisa, harus segera dilakukan oleh petugas logistik setelah

diyakini bahwa sisa material tersebut sudah tidak diperlukan lagi oleh pekerjaan

yang terkait, baik disaat proyek masih dalam proses pelaksanaan maupun pada

saat proyek telah selesai.

b. Pencatatan material sisa ini, didukung oleh suatu berita acara kelebihan material

yang disusun oleh petugas logistik proyek dan ditandatangani kepala proyek.

c. Apabila material sisa tersebut akan dimanfaatkan oleh proyek lain, maka harus

dibuat berita acara serah terima material untuk dipergunakan sebagai dasar

kelengkapan pemindahan beban material tersebut dari proyek yang menyerahkan

kepada proyek yang menerima.

Secara diagramatis rangkaian tindakan dan keputusan tersebut dapat digambarkan

sebagai berikut :

Page 25: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

V - 4

Penerimaan

Material

Penunjukkan

Sumber

Material

Negosiasi

Harga

Surat

Perjanjian

Penempatan /

penyimpanan

Material

Pembayaran

Material

Material Sisa

Monitoring

Pengiriman

Pemakaian

Material

Proses AspekPetugas

Terkait

Kepala

Proyek

Bonafiditas

Sumber

RAP Biaya,

Mutu, Waktu

Kepala

Proyek / Tim

Biaya, Mutu,

Waktu

Legal /

Hukum

WAKTU

KUANTITAS

MUTU

WAKTU

KUANTITAS

MUTU

WAKTU

KUANTITAS

MUTU

WAKTU

KUANTITAS

KUANTITAS

BIAYA

Kepala /

Petugas

Logistik

Kepala /

Petugas

Logistik

Kepala /

Petugas

Logistik

Petugas

Gudang

Kepala /

Petugas

Logistik

Pelaksana

Kepala Adm.

Keuangan

Proyek

Pelaksana

Kepala /

Petugas

Logistik

Pelaksana

Page 26: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VI - 1

BAB VI

PROSEDUR LOGISTIK

6.1 Prosedur Perencanaan Logistik (PRL)

6.1.1 Pembuatan Daftar Material

1. Kuantitas material yang akan dibuat daftarnya dapat diambil dari kuantitas

yang dibuat oleh Kepala Teknik yang terdapat pada RAP untk masing-masing

item pekerjaan.

2. Dimulai dari item pekerjaan yang akan dikerjakan di awal pekerjaan Kepala/

petuga logistik merincikan material-material yang dibutuhkan untuk masing-

masing item pekerjaan pada tabel formulir LOG-01 terlampir.

3. Untuk material yang membutuhkan perincian lebih lanjut kepala/ petugas

logistik dapat mengisi tabel formulir rincian jenis material (LOG-02) terlampir,

agar dapat dipergunakan sebagai dasar order material (pengadaan).

4. Lampiran : 1. Formulir LOG-01 : Uraian Kebutuhan Material

2. Formulir LOG-02 : Rincian Jenis Material

6.1.2 Pengajuan Contoh Material

1. Untuk persyaratan mutu material, kepala/ petugas logistik mempelajari

formulir prod. 01 daftar kriteria keberterimaan material/ produk.

2. Apabila persyaratan mutu telah dimengerti betul dan persetujuan pemberi

tugas dipersyaratkan, maka kepala/ petugas logistik segera menghubungi

pemasok atau sub kontraktor untuk meminta contoh material dan atau brosur/

katalog yang diperlukan.

3. Pemasok yang diutamakan adalah yang ikut berperan sewaktu perhitungan

tender dan terdaftar dalam DRT.

4. Apabila pemasok yang bersangkutan belum terdaftar, kepala proyek

mengkoordinir penilaian dengan menggunakan formulir prod. 02 yang

terdapat pada prosedur mutu.

5. Dengan mengacu pada APP, contoh bahan/ brosur/ katalog untuk material

yang dipersyaratkan segera diajukan ke pemberi tugas atau pengawas yang

ditugaskan dengan menggunakan formulir prod. 03 yang terdapat pada

prosedur mutu untuk mendapatkan persetujuan.

6. Kepala/ petugas logistik mengarsipkan catatan mutu yang berkaitan dengan

Page 27: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VI - 2

persetujuan material dan atau katalog/ brosur material agar diarsipkan sesuai

dengan prosedur pengendalian catatan mutu.

7. Kepala/ petugas logistik mengkoordinir penempatan contoh material yang

sudah disetujui dan disimpan di tempat yang dibuat khusus untuk itu.

8. Kepala/ petugas logistik agar membuat identifikasi dan pengamanan contoh

material.

9. Lampiran :

• Formulir prod. 01 : Daftar kriteria keberterimaan material/ produk

• Formulir prod. 02 : Daftar nilai bonafiditas rekanan

• Formulir prod. 03 : Permintaan persetujuan penggunaan material/ produk

6.1.3 Pembuatan Jadwal Pengadaan

1. Dari formulir LOG-01 yaitu uraian kebutuhan material, Kepala/ Petugas

Logistik dibantu Kepala Teknik membuat jadwal induk pengadaan material

dengan mengisi formulir LOG-03

2. Pada penentuan waktu pengadaan perlu diperhatikan jadwal pelaksanaan

pekerjaan dengan memberi tenggang waktu yang cukup sebelum pekerjaan

yang bersangkutan dilaksanakan.

3. Pada rapat mingguan proyek agar diinformasikan pada peserta rapat tentang

material yang akan datang dalam minggu depannya untuk penjadwalan

inspeksi dan tes.

4. Lampiran Formulir LOG-03 : Jadwal Bahan/ Material

6.2 Prosedur Pelaksanaan Logistik (PPL)

6.2.1 Material Lokal di Proyek

Material lokal di proyek :

1. Kepala/ petugas logistik menentukan material yang akan diadakan dengan

mengacu kepada jadwal bahan/ material (formulir LOG-03).

2. Mengacu pada contoh material yang telah disetujui, kepala/ petugas logistik

meminta kepada minimal 3 (tiga) calon pemasok yang terdaftar dalam DRT

(Daftar Rekanan Terseleksi) untuk memasukan penawaran harga serta cara-

cara pembayarannya.

3. Kepala / petugas logistik bersama kepala teknik mengevaluasi masing-

masing penawaran dan membuat Berita Acara Evaluasi Penawaran Harga,

selanjutnya diajukan kepada Kapro untuk memutuskan pemenangnya yang

paling menguntungkan perusahaan.

4. Berdasarkan evaluasi penawaran tersebut, kepala proyek memutuskan

Page 28: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VI - 3

calon pemasok yang menguntungkan perusahaan dan segera membuat

surat pemesanan material (SPM).

5. Untuk hal-hal yang khusus dan atau mendesak (seperti kelangkaan calon

pemasok) dapat menunjuk langsung 1 (satu) calon pemasok.

6. Kepala / petugas logistik memantai proses pengadaan mengacu pada jadwal

pengadaan.

6.2.2 Penerimaan Material

1. Khusus untuk material yang dirakit, Kepala / Petugas Logistik bersama

Kepala/ Petugas Teknik perlu meninjau sebelum dikirim ke lokasi

2. Kepala / petugas logistik bersama kepala petugas teknik melakukan

pemeriksaan/ pengecekan tentang kesesuaian saat material datang, baik

pemeriksaan dokumen, maupun pemeriksaan fisik, berupa : mutu, ukuran,

jumlah, serta persyaratan lainnya.

3. Setelah material diperiksa, diberikan status sesuai dengan prosedur mutu

dalam status inspeksi dan tes.

4. Kepala/ petugas logistik menerbitkan Berita Acara Penerimaan Material

(formulir LOG-04) sesuai dengan syarat keberterimaan.

5. Material yang telah diterima, diperlakukan sesuai prosedur penyimpanan

material

6. Material yang ditolak diberlakukan sesuai dengan prosedur mutu dan

segera dikeluarkan dari site secepatnya.

7. Lampiran : 11 Formulir LOG-04 : Berita Acara Penerimaan Material (BAPM)

6.2.3 Penyimpanan Material

Kepala/ petugas logistik mencatat segala pengeluaran dan penerimaan dalam

kartu gudang (formulir LOG-05). Kemudiansecara periodik tiap minggu membuat

laporan evaluasi terhadap rencana pengadaan material (formulir LOG-06).

Seperti diuraikan dalam bab perencanaan material, maka setelah material

diterima, dilakukan penyimpanan di gudang, lahan terbuka dan atau tempat

penyimpanan khusus.

A. Penyimpanan di Gudang

a. Semen

1. Agar semen tidak terletak langsung dilantai, dibuat landasan yang

rapat dengan ketinggian + 10 cm, untuk mencegah terjadinya

pembekuan akibat kelembaban lantai dasar gudang.

Page 29: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VI - 4

2. Penumpukan maksimum 10 lapis untuk mempermudah pengambilan

dan mencegah agar semen tidak membatu akibat tekaan yang berat.

3. Penumpukan diatur sedemikian rupa dengan diberi sela untuk

memudahkan pengambilan.

4. Penempatan diatur dengan sistem FIFO yaitu yang masuk terdahulu

agar dapat dikeluarkan terdahulu juga.

b. Kayu

1. Untuk penyimpanan kayu, sebaiknya digunakan gudang khusus yang

terbuka (tanpa dinding). Dibuat landasan dengan jarak secukupnya

dan dengan ketinggian + 10 cm dari lantai dasar, agar kayu terhindar

dari kelembaban dan tidak melengkung selama penumpukan.

2. Untuk kayu yang berbeda-beda jenis dan ukurannya, sebaiknya

dikelompokan sesuai dengan jenis dan ukuran masing-masing dengan

membuat rak-rak sesuai kebutuhan.

3. Penumpukan kayu yang berbentuk kosen harus diatur sedemikian

rupa, sesuai dengan urutan pemakaian (yang akan dipasang lebih

dahulu, diletakan dibagian atas).

c. Suku cadang, baut/ mur dan barang kecil lainnya

1. Dibuat rak atau kotak penyimpanan yang disekat-sekat sedemikian

rupa dengan ukuran sesuai kebutuhan

2. kotak/ rak dapat diberi warna kontras yang berbeda-beda dan atau

diberi label (nomor atau keterangan lainnya) untuk memudahkan

pengenalan jenis material yang disimpan.

d. Material cair (bukan bahan bakar)

Yang termasuk material cair adalah cat, tiner atau material kimia yang

dikemas dalam kaleng/ plastik.

1. Penyimpanan dapat dilakukan diatas lantai kerja atau pada rak-rak

2. Dianjurkan penempatannya cukup jauh atau aman terhadap bahaya

kebakaran.

e. Paku, kawat/ kawat beton dan peralatan/ perlengkapan kerja

Material ini pada umumnya tidak berjumlah/ volume besar persediannya

(cukup untuk memenuhi kebutuhan seminggu, 2 minggu atau sebulan)

sehingga dapat diletakkan diatas lantai kerja atau alat-alat penggantung.

f. Material khusus (bahan bakar/ pelumas dan bahan peledak)

1. Diajurkan penyimpanan material ini terpisah dari material lain dengan

jarak yang cukup aman dari kemungkinan terjadinya bahaya

kebakaran.

Page 30: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VI - 5

2. Berikan label pada drum penyimpanan untuk menjelaskan jenis

material

3. Pasang tanda-tanda bahaya

4. Sediakan alat pemadam kebakaran secukupnya

5. Khusus untuk bahan peledak, agar diikuti petunjuk penyimpanan dan

ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik atau instansi yang

berwenang.

B. Penyimpanan di lahan terbuka

a. Besi beton, besi profil

1. Penumpukan diatur menurut ukuran atau jenis material

2. Penumpukan harus memperhatikan jadwal pemakaian masing-

masing material dan dihindari penumpukan tumpang tindih yang

dapat menyebabkan kesulitan untuk pengambilannya.

b. Batu kali, batu pecah, pasir

1. Penumpukan dianjurkan memakai dinding-dinding pemisah atau bak

besar yang sekaligus dapat dipergunakan sebagai alat pengukur

dalam penerimaan material ini.

2. Lahan penyimpanan agar dipadatkan seperlunya untuk menghindari

terbenamnya material.

c. Aspal

1. Perlu perhatian khusus, terutama pada saat penerimaan, periksa

dengan teliti kemungkinan adanya kebocoran drum atau lubang pada

drum, akibat alat bantu yang dipakai. Dibuat lantai kerja yang

memadai atau alas pasir dan dibuat pengamanan keliling sedemikian

rupa, sebagai tindakan preventif apabila terjadi kebocoran.

2. Jangan diletakan diatas rumput atau benda lain yang mudah terbakar

3. Disediakan alat penutup untuk menghindari sinar apabila secara

langsung.

Semua material yang disimpan di lahan terbuka, juga harus dicatat

penerimaan dan pengambilannya, supaya pada setiap saat dapat

diketahui berapa penggunaan dan berupa sisa material yang masih ada.

Lampiran :

12. Formulir LOG-05 : Kartu Gudang

13. Formulir LOG-06 : Laporan Evaluasi Mingguan Pengadaan Material

Page 31: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VI - 6

6.2.4 Pengeluaran Material

Pengeluaran material merupakan suatu kegiatan dalam pengaturan pemindahan

material/ barang dari suatu tempat (gudang, stock yard) ketempat lain untuk

digunakan diamana prosedur pengeluaran material diatur sebagai berikut :

1. Pelaksana membuat permintaan material dengan menggunakan formulir bon

permintaan/ pengeluaran (formulir LOG-07).

2. Formulir bon permintaan/ pengeluaran ini dimintakan persetujuan kepada

kepala teknik. Bon yang sudah disetujui tersebut diserahkan ke kepala /

petugas logistik.

3. Kepala/ petugas logistik memerintahkan petugas gudang untuk mengecek/

mencocokkan dengan stock material yang ada.

4. Kalau stock material cukup maka bon permintaan disetujui oleh kepala /

petugas logistik dan diserahkan petugas gudang untuk dikeluarkan.

5. Bila stock material yang ada maka bon permintaan, maka kepala/ petugas

logistik dapat mencoret/ mengubah bon permintaan dengan memberitahukan

kepada yang meminta (pelaksana), ditandatangani/ diparaf dan material /

barang yang dapat diserahkan ke pemakai. Kekurangan stock material

tersebut dilaporkan oleh petugas gudang kepada kepala/ petugas logistik

untuk diproses lebih lanjut pengadaan berikutnya.

6. Semua material yang dikeluarkan dicatat kedalam buku harian gudang

(formulir-LOG-08).

7. Lampiran : 14. Formulir LOG-07 : Bon Permintaan/ Pengeluaran Material

15. Formulir LOG-08 : Buku Harian Gudang

6.3 Prosedur Evaluasi Pengadaan (PEP)

Evaluasi Pengadaan

1. Kepala/ petugas logistik melakukan evaluasi jadwal pengadaan secara periodik

2. Evaluasi dilakukan minimum satu minggu sekali, sebelum rapat koordinasi proyek

dengan maksud apabila terjadi penyimpangan dapat dibicarakan atau diputuskan

pada rapat tersebut.

3. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara manual dengan komputer yang penting

hasilnya dapat melihat apakah suatu aktivitas terlambat atau tidak. Hal yang sudah

umum dibuat adalah evaluasi garis vertikal yang dibuat pada schedule barchart.

4. Apabila ditemui adanya penyimpangan agar kepala/ petugas logistik segera

melakukan tindak lanjut untuk mengatasi penyimpangan tersebut.

Page 32: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VI - 7

Page 33: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VI - 8

Page 34: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VI - 9

1

Page 35: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VI - 10

DRT

DRT

DRT

2

Page 36: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VI - 11

3

Page 37: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VI - 12

Page 38: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VI - 13

04

Page 39: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VI - 14

05

Page 40: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VI - 15

06

Page 41: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VI - 16

07

Page 42: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VI - 17

08

Page 43: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VII - 1

BAGIAN II : MANAJEMEN PERALATAN

BAB VII

PENDAHULUAN

Pembangunan di bidang sumber daya air merupakan pembangunan yang sangat bervariasi

dari segi pekerjaannya ada yang menggunakan teknologi sederhana, sampai yang

menggunakan teknologi tinggi.

Dalam pembangunan pekerjaan di bidang sumber daya air, dikenal ada berbagai bangunan

seperti :

• Bendungan (Dam) dengan bangunan fasilitasnya : bangunan pelimpah

(spillway), power house, pipa pesat (kalau ada PLTA), bangunan

pengambilan (Intakes) dan saluran induk, sekunder dan seluruhnya ada

bangunan khusus seperti terowongan, talang (Aquaduct) dan syphoon.

• Pekerjaan sungai atau penanganan banjir : normalisasi aliran sungai,

pengerahan endapan, pembuatan groyen, krib, pembuatan rumah pompa dan

pekerjaan tanggul.

• Pekerjaan rawa dan pengamanan pantai

Saluran induk pembilas, pintu-pintu katub

• Pekerjaan irigasi

Semua jenis bangunan tersebut diatas, didalam proses pembangunannya antara lain

memerlukan bahan serta alat / peralatan yang bermacam-macam jenis alat, ukuran, dan

kapasitas, type yang akan dipakai.

Proses pengelolaan mulai dari perencanaan, pengadaan, pengangkutan, penyimpanan,

pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan monitoring diatur dalam manajemen logistik

dan manajemen peralatan.

Page 44: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VIII - 1

BAB VIII

PERENCANAAN ALAT

Perencanaan alat adalah usaha yang dilakukan untuk menghitung/memperkirakan kebutuhan alat, baik

jenis, kapasitas, maupun jumlah yang diperlukan perusahaan, untuk mendukung pelaksanaan proyek.

Dalam merencanakan kebutuhan alat harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Jenis, volume, dan waktu pelaksanaan pekerjaan.

b. Tuntutan mutu pekerjaan / Rencana Mutu.

c. Metode Konstruksi.

d. Ketersediaan alat.

e. Rencana Biaya.

Perencanaan detail meliputi jenis, kapasitas, dan jumlah alat, d ilakukan pada saat proyek akan

dimulai, dimana pada tahap ini sudah dipertimbangkan me to de ko ns t ruks i p eke rjaa n ya ng su da h

disempurnakan.

8.1 Rencana Kebutuhan Alat

8.1.1 Rencana kebutuhan alat Proyek

Setiap proyek yang diperkirakan akan didapat, dan d i la ksa na ka n d i ta hu n ya ng a kan

datang, dibuat perkiraan kebutuhan alat dengar memp e rt imba ng ka n je n is p q ke rja an ,

kondisi, dan sifat lapangan, volume pekerjaan, serta perkiraan waktu pelaksanaan

pekerjaan. Hasil perkiraan kebutuhan alat tersebut di kelompokkan kedalam jenis,

kapasitas, jumlah alat, serta perkiraan waktu pemakaian. Kebutuhan a lat in i le bih la nju t

diproses di bagian peralatan.

8.2 Pemilihan Alat

Untuk memudahkan dalam pemilihan peralatan konstruksi. beberapa pertimbangan di

bawah ini dapat dipergunakan sebagai acuan umum.

8.2.1 Menggunakan peralatan yang ada

Untuk pekerjaan di mana penggunaan peralatan baru yang penuh untuk seluruh

umur ekonomisnya masih belum diketahui, dan penggunaan peralatan tersebut

lebih lanjut masih belum ada kepastian. mungkin lebih baik menggunakan

peralatan yang sudah ada meskipun biaya operasinya mungkin relatif lebih

Page 45: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VIII - 2

besar. Artinya sebelum seorang manajer memutuskan untuk membeli alat baru,

sebaiknya mempertimbangkan lebih dahulu kemungkinan menggunakan

peralatan yang sudali dimiliki, baik seluruhnya atau sebagian.

8.2.2 Menggunakan peralatan sewa

Biaya pemeliharaan peralatan meskipun tidak digunakan masih tergolong cukup

tinggi. Hal tersebut karena peralatan harus tetap dijalankan untuk waktu-waktu

tertentu, dan diamankan dari kemungkinan gangguan. Apabila pekerjaan baru

yang memerlukan peralatan yang dimiliki belum ada kepastian, sebaiknya tidak

membeli peralatan baru, tetapi lebih baik dengan cara menyewa. Meskipun

biaya sewa per satuan pekerjaan kemungkinan relatif mahal. namun untuk

jangka waktu tertentu masih lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan

apabila membeli baru.

8.2.3 Sesuai untuk kondisi pekerjaan

Apabila telah diputuskan untuk membeli peralatan baru, rnaka peralatan

konstruksi yang akan dibeli harus dapat memenuhi kebutuhan pekerjaan seperti

jenis pekerjaan, jenis material yang akan digunakan atau harus ditangani,

kondisi jalan dan jembatan yang harus dilalui, keadaan iklim di daerah

pekerjaan, keadaan tofografi di lingkungan pekerjaan, dan keadaan lingkungai

lainnya.

8.2.4 Jenis alat yang seragam

Dalam memilih peralatan, lebih baik untuk menggunakan jumlah jenis peralatan

yang sedikit sehingga di proyek tersebut ada keseragaman dalam jenis

peralatan. Harus dipilih jenis peralatan tertentu yang dapat dipergunakan untuk

sebagian besar pekerjaaan yang ada. Hal ini memungkinkan untuk medapatkan

pelatihan dari agen tunggalnya secara lebih baik bagi para petugas

pengelolanya dan dapat menyediakan fasilitas pemeliharaan yang lebih baik

pula. Dianjurkan untuk memilih jenis mesin yang urnum atau sama untuk

berbagai peralatan seperti untuk dump truck, bulldozer, excavator, dan

sebagainya. Hal ini dapat mengurangi penyediaan suku cadang yang diperlukan

dan memungkinkan untuk saling tukar mesin apabila pada suatu saat

diperlukan. Dengan jumlah jenis peralatan yang terbatas. maka jumlah agen

tunggal atau distributor yang perlu dihubungi juga akan makin sedikit, Secara

administrasi kondisi semacan itu, baik pemeliharaannya dilaksanakan secara

swakelola atau dilaksanakan pihak ketiga juga akan menguntungkan. Apabila

dilakukan swakelola kondisi seperti itu juga dapat mengurangi biaya overhead.

Page 46: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VIII - 3

8.2.5 Ukuran dan kapasitas peralatan

Pada waktu memilih peralatan yang ukurannya besar, harus diingat bahwa

meskipun peralatan tersebut mampu memberikan hasil kerja yang relatif lebih

besar meskipun hanya bekerja pada sebagian kemampuannya, akan tetapi

biasanya biaya produksinya juga lebih besar apabila dibandingkan dengan biaya

produksi peralatan yang lebih kecil yang bekerja dengan beban penuh.

Peralatan yang besar memerlukan peralatan pasangan yang besar pula supaya

ada kesesuaian dalam siklus waktu kerjanya (excavator yang besar memerlukan

dump truck yang besar pula untuk pasangan kerjanya). Apabila peralatan utama

tersebut tidak dapat bekerja dapat mengakibatkan beberapa peralatan

pasangannya juga menganggur. Hal ini dapat menimbulkan biaya menunggu

yang besar pula (tidak ekonomis).

Selain hal tersebut, peralatan yang besar memerlukann fasilitas pemeliharaan

yang besar pula. Begitu pula untuk keperluan mobilisasinya diperlukan alat

angkut seperti trailer yang berkemampuan besar, dan memerlukan usaha

pengamanan sarana jalan dan jembatan yang lebih besar.

Dianjurkan untuk hanya memiliki sesedikit mungkin jenis ukuran untuk setiap

macam peralatan. Hal ini akan memudahkan dalam mengatur jumlah peralatan

cadangan dalam menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan apabila ada

peralatan yang tidak dapat dioperasikan karena rusak. Apabila menganggur,

peralatan yang lebih kecil biayanya (cost of idle) juga relatif lebih kecil.

8.2.6 Menggunakan peralatan standar

Peralatan standar ialah peralatan yang dibuat secara umum, dan mudah

diperoleh. Peralatan semacam itu biasanya diproduksi secara masal dalam

jumlah yang besar. dengan harga yang relatif moderat. Suku cadang untuk

peralatan standar biasanya mudah diperoleh dan harganya relatif lebih murah.

Apabila pekerjaan telali selesai, peralatan standar umumnya lebih mudah untuk

digunakan di pekerjaan lain atau pun dijual kembali apabila dibandingkan

dengan peralatan bukan standar. Untuk mengetahui jenis peralatan standar

yang ada. karena masing-masing produsen rnembuat jenis dan ukuran yang

berbeda, maka perlu dilakukan survai di pasaran.

Page 47: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VIII - 4

8.2.7 Harga satuan pekerjaan

Harga satuan pekerjaan merupakan faktor yang sangat penting .yang perlu

dipertimbangkan dalam memilih peralatan konstruksi. pada waktu

rnemperhitungkan biaya pemilikan dan operasi, semua faktor yang

mempengaruhi harga harus diperhitungkan secara masak. Pada waktu

menghitung biaya pemilikan, biaya yang diperhitungkan bukan hanya biaya

pembelian saja, akan tetapi juga termasuk biaya pengepakan, pengangkutan,

pemasangan. Asuransi, dan juga bunga bank.

8.2.8 Negara asal dan agen penjualan

Dengan terbatasnya devisa yang tersedia, maka dari mana peralatan tersebut

akan dibeli menjadi sangat penting. Hal tersebut juga akan mempengaruhi biaya

pengapalan peralatan sampai dinegara kita. Akan mejadi lebih menguntungkan

apabila membeli peralatan yang sudah dapat diproduksi atau dirakit di dalam

negeri, bila dibandingkan dengan cara langsung mengimpornya Apabila karena

suatu hal terpaksa harus mengimpor peralatan yang diperlukan, maka harus

diusahakan membelinya dari perusahaan yang memiliki keagenan (agen

tunggal) di Indonesi dan memiliki pervvakilan di kota dekat lokasi proyek. Hal

tesebut sangat penting supaya kelancaran pelayanan purna jual dapat terjamin,

baik untuk keperluan pengadaan suku cadang atau pelayanan teknik lainnya.

8.2.9 Ketersediaan suku cadang

Penyediaan suku cadatig sangat penting, karena merupakan pendukung utama

dalam menjamin kelancaran operasi peralatan. Tidak ada peralatan yang tidak

memerlukan suku cadang selam masa penggunaannya. Suku cadang. terutama

untuk suku cadang tertentu, harus selalu tersedia di lokasi proyek apabila

sewaktu-waktu peralatan mengalami kerusakan. Jenis suku cadang tersebut

pada umumnya sama untuk berbagai merk dan jenis peralatan. Yang berbeda

biasanya hanya ukuran dan modelnya. Untuk memperoleh daftar suku cadang

tersebut dapat rekomendasi . dari perusahaan agen tunggal peralatan atau

dengan melakukar survai dari pengalaman yang sudah lampau. Hal ini

menunjukkan pentingnya pencatatan setiap pelaksanaan pemeliharaan yang

dilakukan supaya dapat memperoleh riwayat peralatan termasuk penggantian

suku cadangnya, dan catatan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan

akuntansi, terutama apabila pemeliharaan peralatan dilaksanakan secara

swakelola.

Page 48: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VIII - 5

Tidak tersedia suku cadang dapat mengakibatkan waktu menunggu menjadi

lebih lama yang pada akhirnya akan mempengaruhi produksi alat dan juga biaya

menunggu (idle cost) atau biaya tidak produktif menjadi lebih besar. Hal tersebut

merupakan suatu kerugian yang sebenarnya harus dihindari

Oleh karena ketidaktersediaan suku cadang potensial untuk dapat menimbulkan

kerugian sebaiknya pada waktu membeli peralatan baru sudah diperhitungkan

untuk sekalian membeli suku cadang yang dibutuhkan pada awal operasi.

Namun demikian, karena penyediaan suku cadang merupakan modal yang idle,

jumlahnya perlu dibatasi dan direncanakan dengan sebaik-baiknya. Pengadaan

suku cadang tersebut menjadi sangat penting sekali terutama apabila peralatan

tersebut dilakukan melalui prosedur impor dan agen tunggalnya belum ada

Indonesia.

8.2.10 Kemampuan di berbagai lapangan

Peralatan yang dipilih. terutama apabila dibeli sendiri (bukan sewa), sebaiknya

yang mempunyai kemampuan lebih dari satu jenis pekerjaan, atau dapat

dikonversikan menjadi porulaum lain. Sebagai contoh ialah seperti power shovel

yang dapai dikonversikan menjadi dragline, atau crane dan sebaliknya. Contoh

lain ialah seperti tractor yang dapat digunakan sebagai dozer, atau pusher untuk

keperluan scraper, atau dilengkapi dengan peralatan ripper.

8.2.11 Pemilihan pabrik pembuat

Sangat dianjurkan untuk memilih peralatan dari satu pabrik yang sama, dan

memiliki reputasi yang baik, sehingga hanya sedikit sekali merk pabrik yang ada

di suatu proyek. Keuntungan dari merk yang sama biasanya kemungkinan saling

tukar (interchangeability) suku cadang atau komponen alat menjadi besar. Hal

terbukti karena sering terjadi suatu pabrik menggunakan mesin. (engine) yang

sama atau sejenis untuk berbagai jenis peralatan yang diproduksinya. Hal ini

merupakan keuntungan apabila dilihat dari penyediaan suku cadang maupun

dari segi kemampuan teknik tenaga pemelihara peralatan.

Keuntungan lain dari jumlah merk peralatan yang sedikit ialah relatif Iebih

mudah berhubungan dengan agen tunggal pelaksana pelayanan purna jual, dan

biayanya juga relatif lebih murah. Kondisi tersebut juga memudahkan agen

tunggal dalam memberikan pelayanan purna jual apabila peralatan yang

diageninya terkonsentrasi di suatu proyek.

Page 49: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VIII - 6

8.2.12 Menyesuaikan dengan tenaga kerja yang tersedia

Peralatan yang dipilih harus disesuaikan dengan tenaga yang tersedia. Hal

tersebut supaya dapat dengan mudah ditangani oleh tenaga pengelola

pemeliharaan maupun operator yang akan menjalankannya. Peralatan yang

rumit atau canggih memerlukan tenaga mekanik dan operator yang mempunyai

pengalaman dan berkemampuan tinggi. Peralatan seperti itu dapat menyulitkan

penanganannya apabila ditangani oleh tenaga yang belum berpengalaman atau

tidak terdidik. Kalau pun dipaksakan tenaga yang ada mungkin tidak dapat

memberikan hasil yang optimal. Dengan demikian, apabila peralatan yang dipilih

belum dikuasai oleh tenaga yang tersedia, maka apabila dikehendaki hasil yang

optimal, tenaga yang tersedia perlu dilatih terlebih dahulu. Hal ini memerlukan

usaha dan biaya tersendiri.

8.2.13 Penggunaan masa depan

Apabila peralatan yang dipilih akan digunakan selama umur ekonomisnya pada

proyek yang sama, mungkin tidak perlu memikirkan pemakaian atau penjualan

setelah proyek tersebut selesai. Apabila peralatan tersebut hanya digunakan

untuk selama sebagian dari umur ekonomisnya di proyek tersebut, maka perlu

dipikirkan bagaimana kemungkinan untuk menjualnya atau penggunaannya

untuk pekerjaan yang akan datang. Supaya mernudahkan dalam penjualan atau

penggunaannya pada proyek yang akan datang, maka dalam memilih peralatan

yang akan digunakan pada suatu proyek perlu juga memperhitungkan

keccnderungan atau memperkirakan untuk penggunaannya pada waktu yang

akan datang. Hal tersebut untuk menghindari kesulitan dalam penjualannya atau

pengalokasian untuk tugas yang akan datang.

8.3 Kebijakan Pengadaan Alat.

Pengadaan alat dilaksanakan berdasarkan kebutuhan riil alat, dan harus didukung oleh

kepastian perolehan proyek. Pelaksanaan pengadaan alat melalui investasi, mengikuti

prosedur, dan mengacu pada Kebijakan Investasi Aktiva Tetap dan Penyertaan Modal

pada Perusahaan Lain.

Pengadaan alat merupakan keputusan yang sudah memperhitungkan berbagai aspek,

yang menguntungkan Perusahaan, baik dalam jangka panjang, maupun jangka pendek.

Kondisi umum yang perlu di pertimbangkan dalam memilih alat adalah :

a. Sudah terbukti handai (mampu bertahan dalam umur ekonomis).

b. Mempunyai reputasi (merk yang telah terbukti kehandalannya di pasaran).

Page 50: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VIII - 7

c. Mengacu pada merk/ spesifikasi yang telah dipunyai.

d. Jaminan purna jual terjamin (layanan service, dan jaminan suku cadang).

e. Kelengkapan (tool kit, suku cadang fast moving, buku manual).

Jika pengadaan alat melibatkan pihak lain dengan cara sewa, maka hak dan kewajiban

masing-masing pihak harus dituangkan dalam suatu perjanjian/kontrak yang

ditandatangani oleh pihak yang terkait, diatas materai secukupnya.

Hal-hal yang harus diatur dalam perjanjian/kontrak tersebut, antara lain :

a Jenis, jumlah, merk, type, dan kapasitas alat yang menjadi obyek perjanjian

b Jangka waktu penggunaan.

c Tarif, atau harga, dan pola hubungan kerja yang disepakati.

d Sanksi-sanksi (keterlambatan penyerahan, kerusakan, idle)

e Biaya mobilisasi/demobilisasi, asuransi, pajak, retribusi alat.

f Biaya operasi, pemeliharaan (bahan bakar dan pelumas), dan biaya perbaikan.

g Kewenangan mengoperasikan alat.

h Cara pembayaran.

i Dan lain-lain yang dianggap perlu.

Untuk beberapa jenis alat tertentu, pada saat pengadaan perlu disertakan beberapa

kelengkapan sebagai persyaratan baku, antara lain :

a. Buku riwayat alat.

b. Perlengkapan-alat yang diperlukan.

c. Tool kit.

d. Suku cadang yang bersifat fast moving.

e. Buku manual alat.

f. Dokumen yang diperlukan.

g. Check List kondisi alat.

8.3.1 Pengadaan alat dengan cara mutasi.

Pengadaan alat dengan cara mutasi adalah pemenuhan kebutuhan ala dengan

cara memindahkan alat dari proyek ke proyek lain. Mutasi alat ditetapkan

dengan Keputusan/ persetujuan Direksi. Pengaturan mutasi alat menjadi

tanggung jawab Divisi yang terlibat, dengai mempertimbangkan segala segi

sehingga masing-masing pihak tidal merasa dirugikan.

Page 51: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VIII - 8

8.3.2 Pengadaan alat dengan cara membuat sendiri.

Pengadaan alat dengan cara membuat sendiri adalah pemenuhan

kebutuhan alat dengan cara membuat, merakit, atau memodifikasi alat yang

ada, sehingga memenuhi fungsi sebagai alat yang dibutuhkan. Pengadaan alat

dengan cara membuat sendiri diputuskan oleh Unit Usaha terkait dengan

pertimbangan :

1. Spesifikasi alat yang diperlukan tersebut tidak bisa diperoleh.

2. Untuk memudahkan/mempercepat pelaksanaan pekerjaan.

3. Biaya pengadaan alat yang dibutuhkan sangat mahal.

4. Fungsi alat yang diperlukan tersebut memungkinkan untuk dibuat, dirakit

atau dimodifikasi sendiri.

5. Memenuhi persyaratan Teknis dan Keamanan.

Ada dua cara pembiayaan untuk pembuatan alat, yaitu melalui :

a. Beban investasi, jika biaya pengadaan memenuhi batas investasi, dan

fungsi alat tidak habis disusut dalam umur proyek.

b. Beban di Proyek (BDP), jika fungsi alat sesuai umur proyek.

Untuk pengadaan alat dengan cara ini, Proyek harus membuat analisa biaya

pembuatan alat, disertai dengan pertimbangan, dan latar belakang mengapa

alat harus dibuat, dan diajukan ke unit usaha untuk mendapatkan persetujuan.

Unit usaha segera mempertimbangkan persetujuannya, dengan catatan yang

diperlukan.

8.3.3 Pengadaan alat dengan cara sewa.

Pengadaan alat dengan cara sewa exiern adalah pemenuhan kebutuha alat

dengan menyewa dari perusahaan pemilik alat, dilengkapi denga perjanjian

sewa menyewa antara pemilik, dan penyewa alat.

Keputusan untuk sewa extern berada di unit usaha terkait.

Beberapa pertimbangan untuk memutuskan pengadaan alat dengan sewa

extern, antara lain :

a. Alat yang diperlukan tidak tersedia di Unit Usaha lain.

b. Tidak ekonomis, bila didatangkan dari unit Usaha Lain

c. Tidak layak (feasible] untuk investasi, maupun leasing.

d. Tidak mungkin, atau terlalu mahal bila dibuat sendiri.

Urutan tindakan pengadaan alat dengan cara sewa extern, menglkuti pada

Lampiran Prosedur pengadaan alat dengan cara sewa extern.

Page 52: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VIII - 9

8.3.4 Pengadaan alat dengan cara investasi.

Pengadaan alat dengan cara investasi adalah pemenuhan kebutuhan alal

dengan cara membeli dari pabrik, dealer, agen, toko, atau pemilik alat dengan

memperhitungkan pengembalian biaya kepemilikan.

Alat yang dibeli dapat dalam kondisi baru, atau yang sudah direkondisi.

Pertimbangan untuk memutuskan pembelian alat adalah :

a. Dengan membeli alat tersebut, kelayakan ekonomi (feasibility proyel' masih

baik.

b Terdapat kepastian/ peluang besar untuk mengoperasikan ala

tersebut dalam jangka panjang.

c Unit Usaha mampu menyediakan dana untuk membeli dengan tidak

menggangu cash flow dalam jangka panjang.

d Untuk peremajaan (replacement) alat yang tingkat pemakaiannya tinggi.

e Untuk pemakaian dalam waktu tertentu, dan dijual setelah selesa

pemakaian.

8.3.5 Pengadaan alat dengan cara sewa beli (leasing)

Pengadaan alat dengan cara sewa beli (leasing) adalah pemenuhan kebutuhan

alat dengan cara menyewa dari perusahaan leasing dalam kurun waktu tertentu,

dan pada akhir sewa alat menjadi milik penyewa, atau dijual sebelum waktu

leasing berakhir.

Alat yang akan disewa beli dapat dalam kondisi baru, atau yang sudah

direkondisi.

Cara leasing ditempuh bila unit usaha mengalami kesulitan pembayaran secara

tunai, tetapi cash flow dari hasil operasi alat cukup baik, sehingg mampu

mendukung untuk melakukan sewa beli.

8.3.6 Realisasi pengadaan alat dengan cara disediakan oleh Owner.

Pengadaan alat dengan cara disediakan owner adalah pemenuhan

kebutuhan alat dengan perjanjian peminjaman/pemakaian/sewa antara unit

usaha dengan owner yang menyediakan alat.

Cara ini ditempuh bila dalam dokumen kontrak proyek yang bersangkuta

menyebutkan adanya penyediaaan alat oleh owner.

Urutan tindakan pengadaan alat dengan cara disediakan oleh owner mengikuti

prosedur pengadaan alat yang ditatapkan oleh pemberi kerja.

Page 53: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

VIII - 10

8.4 Jadwal Pengadaan Alat.

Jadwal pengadaan alat adalah rencana detail dari waktu yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan alat untuk proyek yang akan dilaksanakan.

Jadwal pengadaan alat dibuat berdasarkan pada metode konstruksi yang sudah

ditetapkan

Jadwal pengadaan mencakup informasi tentang :

1. Macam alat (jenis, kapasitas, dan jumlah).

2. Waktu (mobilisasi, operasi, demobilisasi).

3. Waktu kerja tiap alat (hari kerja, jam kerja, lembur).

4. Cara pengadaan (sumber alat).

5. Biaya (cara pembayaran, upah, operasi, perawatan, asuransi, pajak).

6. SDM (jumlah operator, mekanik, pelaksana, pengawas).

7. Perencanaan Jadwal pengadaan suku cadang.

8.5 Jadwal Operasi Alat.

Jadwal operasi alat adalah rencana waktii penggunaan alat dalam periode tertentu.

Jadwal operasi alat akan memberikan gambaran kapan alat tersebut operasi, idle,

menjalani perawatan, atau overhaul. Dari Jadual juga dapat diketahui kapan alat sudah

dapat dipasarkan/ dipindahkan lagi.

Jadual operasi alat ini harus tetap dibuat sebagai pedoman, dan jika oleh suatu sebab

terjadi penyimpangan, perlu dilakukan revisi.

Page 54: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 1

BAB IX

PENGOPERASIAN ALAT

Agar pengoperasian alat berjalan lancar, perlu ditugaskan petugas yang bertanggung jawab

tentang pengoperasian alat, yaitu Pelaksana peralatan Operator, dan Mekanik yang

profesional.

Agar alat beroperasi dengan aman, maka :

a. Penggunaan alat harus sesuai dengan fungsinya.

b. Selalu memperhatikan kondisi dan medan kerja.

c. Pemeliharaan harus tetap dilaksanakan secara teratur.

d. Ratio antara personil dengan jumlah alat, harus seimbang.

e. Dukungan fasilitas pemeliharaan yang memadai.

f. Sarana komunikasi, dan transpotasi yang memadai.

Ini dipengaruhi kecepatan penyelesaian suatu pekerjaan dan juga kualitasnya. Kesalahan

atas ketidakberesan dalam mengelola peralatan dalam suatu pekerjaan akan sangat

berpengaruh terhadap penyelesaian terhadap kualitas pekerjaan, yang pada akhirnya dapat

mempengaruhi harga satuan pekerjaan dari margin keuntungan perusahaan. Oleh karena

itu, para pengelola proyek, terutama yang bertanggung jawab daiam pengelolaan peralatan,

perlu memberikan perhatian yang khusus dalam pengoperasian peralatan. Dalam

mengoperasikan peralatan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti diuraikan di

bawah ini.

9.1 Persiapan kerja

Pengoperasian peralatan perlu direncanakan dengan baik dan cermat karena setiap

kegiatan yang dilakukan akan rnempengaruhi biaya pekerjaan dan pada akhiniya

akan mempengaruh margin perusahaan. Langkah awal yang perlu ditempuh ialah

membuat daftar pertanyaan (check list) mengenai berbagai kegiatan yang harus

dilakukan sebelum mengoperasikai peralatan di lapangan pekerjaan. Setelah daftar

pertanyaan dibuat, kemudian diperiksa apakah kegiatan persiapan tersebut sudah

lengkap apa masih ada yang terlewat. Kalau hasil ada yang terlewat segera daftar

tersebut dilengkapi. Dalam menyusun daftar pekerjaai tersebut sebaiknya diurutkan

berdasarkan kepentingan dan prioritas kegiatan yang harus dilakukan. Beberapa

kegiatan penting yang perlu dilakukan, yang perlu dimasukkan dalan daftar

pertanyaan. ialah antara lain :

Page 55: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 2

(1) memeriksa daftar rencana atau jadwal penggunaan peralatan;

(2) mempersjapkan peralatan termasuk pekerjaan memeriksa apakah peralatan

yang tersedia sudah sesuai atau belum dengan yang ada dalam daftar rencana.

termasuk peralatan cadangan yang dibutuhkan untuk masing-masing peralatan;

(3) mencatat cara atau rencana untuk mengatasi kekurangan peralatan, apabila

perlu, termasuk waktu dan sumber untuk memenuhinya mempersiapkan

peralatan yang akan digunakan;

(4) mengetes peralatan yang sudah tersedia dan memperbaikinya apabila

diperlukan

(5) memeriksa padanan (matching equipment) yang diperlukan,

(6) menyiapkan operator, menyiapkan mekanik pemelihara peralatan,

(7) menyiapkan bahan-bahan pendukung yang diperlukan,

(8) memeriksa hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja;

(9) membuat jadwal kerja yang rinci untuk masing-masing peralatan;

(10) memobilisasi peralatan; dan

(11) mengoperasikan peralatan

9.2 Memeriksa daftar rencana penggunaan peralatan

Pada saat kontraktor mengajukan penawaran atau dalam kontrak pekerjaan biasanya

dilengkapi dengan daftar peralatan yang direncanakan akan digunakan dalam

pelaksanaan pekerjaan. Sebelum pengelola peralatan memobilisasi peralatan ke

lapangan pekerjaan perlu meneliti daftar peralatan tersebut, apakah daftar tersebut

masih tetap dapat digunakan sebagai landasan dalam penggunaan peralatan di

lapangan atau perlu mengalami perubahan.

Apabila yang digunakan adalah dokumen yang terlampir pada dokumen kontrak

kemungkinan daftar tersebut sudah tetap, karena sudah ada kesepakatan antara

kontraktor dan pemberi kerja. Namun apabila dokumen yang ada hanya dokumen

yang dilampirkan pada saat mengajukan penawaran harga. dokumen tersebut perlu

diteliti secara cermati karena dimungkinkan adanya fasca negosiasi yang

mengadakan peninjauan kembali atau perubahan penggunaan peralatan untuk

pelaksanaan pekerjaan. Apabila telah ada perubahan penggunaan peralatan, perlu

dibuat kembali daftar yang definitif yang sudah disahkan oleh pemberi pekerjaan.

Selanjutnya hanya dokumen yang sudah disetujui oleh pemberi kerja saja yang

digunakan sebagai landasan dalam memobilisasi peralatan ke lapangan pekerjaan.

Daftar tersebut perlu memuat data yang lengkap dan rinci mengenai spesifikasi

teknik peralatan yang akan digunakan, lokasi penggunaan, dan periode penggunaan

Page 56: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 3

peralatan yaitu kapan peralatan mulai digunakan dan kapan diharapkan pekerjaan

tersebut dapat diselesaikan. Daftar tersebut diperlukan untuk perhitungan biaya

pekerjaan. Termasuk untuk mengurus klaim atau amandemen/addendum apabila

dalam pelaksanaan pekerjaan ada perubahan.

9.3 Mempersiapkan peralatan

Langkah berikutnya yang perlu dilakukan oleh pengelola peralatan ialah

mempersiapkan peralatan yang akan digunakan pada suatu pekerjaan dalam

keadaan yang siap operasi. Spesifikasi teknik setiap peralatan yang akan digunakan

termasuk jenis dan model peralatan, nomor kodenya dan rencana lokasi

penggunaannya perlu dicatat dengan baik. Begitu pula perlengkapan (accessories

atau attachment) yang dimiliki masing-masing peralatan harus i;dicatat. Data-data

mengenai kelengkapan tersebut juga perlu dicatat dengan baik. Dokumen peralatan

yang memuat data-data tersebut harus tersedia peralatan di lapangan pekerjaan. Hal

ini diperlukan untuk pencatatan dalam pembukuan yang berkaitan dengan masalah

keuangan. Selain itu juga untuk memudahkan dalam pekerjaan pemeliharaan seperti

pernesanan suku cadang atau kebutuhan bahan-bahan lainnya.

Sebelum dibawa ke lapangan pekerjaan peralatan harus dites terlebih dahulu.

sehingga kalau ada kekurangan dapat segera diketahui dan diperbaiki. Relatif lebih

mudah memperbaiki peralatan sewaktu masih di pool dibandingkan apabila sudali

berada di lapangan pekerjaan yang kemungkinan berada pada daerah yang

terpencil.

Selain kondisi masing-masing peralatan dites, juga diperiksa apakah padanan

peralatan yang diperlukan sudah tersedia dan juga ada dalam kondisi siap kerja. Hal

tersebut perlu diiakukan karena peralatan yang ada tidak akan dapat digunakan

apabila peralatan padanannya tidak tersedia atau dalam keadaan rusak. Sebagai

contoh, sekelompok truk yang akan digunakan mcngangkut tanah dari suatu lokasi

pekerjaan tidak akan dapat bekerja apabila eksavator yang akan digunakan untuk

memuat tanah ke atas truk belum tersedia atau ada dalam keadaan rusak.

Peralatan yang digunakan dimungkinkan mengalami kerusakan sehingga tidak dapat

beroperasi sewaktu-waktu. Kerusakan tersebut ada kalanya dapat diperbaiki dengan

segera di lapangan pekcrjaan karena mungkin lianya incngalaini kerusakan ringan.

namuii jugn nua kemungkinan memcrlukan waktu perbaikan yang lama karena

incngalaini rusak bcrat dan cidak dapat diperbaiki di lapangan atau harus menunggu

Page 57: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 4

suku cadang ynng dipcsan kepada agen tunggal pemcgang merk peralatan. Apabila

masa tidak bekerja peralatan cukup lama sehingga akan mengganggu pekerjaan lain

atau target penyelesaian pekerjaan maka diperlukan peralatan cadangan yang

sewaktu-waktu dapat dioperasikan scbagai pengganti yang sedang mengalami

kerusakan. Karena membiarkan peralatan menunggu pekerjaan yang terlalu lama

adalah merupakan pemborosan, maka kebutuhan peralatan cadangan harus

direncanakan degan baik. Peralatan cadangan sebaiknya hanya disediakan untuk

pekerjaan yang strategis dan kritis yaitu antara lain yang akan mengganggu

pekerjaan yang lain atau mempengaruhi target pekerjaan secara keseluruhan

9.4 Menyiapkan operator

Selain kondisi, peralatan padanan dan peralatan cadangan yang diperlukan. hal lain

yang perlu dikerjakan ialah memeriksa apakah operator yang akan mengoperasikan

peralatan sudah tersedia dalam jumlah yang cukup dan dalam kondisi siap

ditugaskan. Apabila tenaga operator yang dibutuhkan telah tersedia. sebelum mereka

dikirimkan ke lapangan pekerjaan perlu dilatih terlebih dahulu acau diberikan

penjelasan mengenai tugas-tugas yang harus dilakukan oleh mereka. Selain mereka

dituntut untuk dapat mengoperasikan peralatan mungkin dan efisien, kepada mereka

perlu juga dijelaskan kewajiban lain yang seperii membuat laporan harian operasi,

dan memelihara serta dengan sebaik-baiknya sehingga peralatan selalu ada dalam

kondisi siap kerja.

Mereka juga perlu diberitahu mengenai berbagai peraturan dan prosedur yang

berlaku di lapangan pekerjaan di mana mereka akan dipekerjakan, seperti peraturan

internal perusahaan dalam permintaan pengadaan bahan-bahan pendukung dan

pembuatan laporan, maupun peraturan yang ada atau dikeluarkan oleh pemberi

kerja, kalau ada. Kepada mereka perlu juga dijelaskan mengenai sangsi-sangsi yang

akan diberikan apabila mereka melanggar ketentuan yang digariskan.

Para calon operator juga perlu diingatkan mengenai berbagai tatakrama atau

kebiasaan yang berkaitan dengan adat istiadat dan budaya lingkungan masyarakat di

mana pekerjaan berada. Juga mereka perlu diingatkan agar tidak merusak

lingkungan alami atau kalau pun tidak dapat dihindari agar kerusakan lingkungan

tersebut ditekan sekecil mungkin. Hal ini sangat penting ka ena dalanr keadaan

tertentu atau di daerah tertentu akan mempengaruhi kelancaran pelaksanaan

pekerjaan atau dapat dihindari adanya gangguan-gangguan eksternal. Apabila

masyarakat setempat merasa terganggu kepentingannya, apabila para pekerja

Page 58: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 5

dirasakan oleh mereka tidak menghormati budaya dan adat kebiasaan mereka, maka

hal yang sepele saja dapat memicu keributan, yang dapat mengganggu kelancaran

pelaksanaan pekerjaan.

Penjelasan lain yang perlu diberikan ialah hak-hak mereka selama menjalankan

tugas di lapangan agar mereka merasa tenteram karena ada kejelasan mengenai

apa yang akan mereka peroleh, Termasuk dalam hal ini adalah santunan asuransi

apabila mereka mengalami kecelakaan atau premi yang dapat mereka peroleh

apabila hasil kerja mereka melampui target yang telah ditetapkan. Hal tersebut

merupakan daya dorong atau motivator supaya mereka dapat bekerja secara

produktif, optimal, dan efisien.

9.5 Menyiapkan mekanik

Untuk keperluan pemeliharaan perlu diperiksa apakah mekanik sebagai tenaga

pelaksana beserta perlengkapan kerja mereka telah tersedia dalam jumlah yang

cukup dan siap untuk digunakan. Kalau perlu, apabila peralatan bekerja tersebar di

tempat yang berjauhan dibuat kelompok-kelompok yang akan menangani kelompok

peralatan yang ada di lokasi-lokasi tertentu. Masing-masing kelompok dilengkapi

peralatan kerja sendiri-sendiri. Hal tersebut perlu dilakukan apabila alat transportasi

untuk pekerja tidak tersedia sedangkan areal pekerjaan yang harus dicakup

berjauhan. Apabila kelompok mekanik yang dibutuhkan telah tersedia, sebelum

mereka dikirimkan ke lapangan pekerjaan perlu dilatih terlebih dahulu atau diberikan

penjelasan mengenai tugas-tugas yang harus dilakukan oleh mereka.

Selain mereka dituntut untuk dapat memelihara peralatan sebaik-baiknya dan cepat

waktu. Kepada mereka perlu juga dijelaskan kewajiban lain yang harus mereka

lakukan seperti membuat laporan pemeliharaan, dan memelihara serta menjaga

peralatan kerja (tool kit) dengan sebaik-baiknya sehingga peralatan selalu ada dalam

kondisi siap kerja. Mereka perlu dituntut ketepatan dan kecepatan penyelesaian

pemeliharaan karena akan mempengaruhi kelancaran pengoperasian peralatan yang

pada akhirnya akan mempengaruhi pencapaian target penyelesaian pekerjaan.

Kepada mereka juga perlu ditekankan pentingnya pengerjaan laporan yang harus

dilakukan tepat waktu dalam kaitannya dengan keperluan pembukuan keuangan

maupun untuk riwayat peralatan dan perencanaan pengadaan suku cadang serta

bahan-bahan pendukung lainnya yang diperlukan kemudian.

Selain itu mereka juga perlu diberitahu mengenai berbagai peraturan dan prosedur

yang berlaku di lapangan pekerjaan di mana mereka akan dipekerjakan, seperti

Page 59: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 6

peraturan internal perusahaan dalam pennintaan pengadaan bahan-bahan

pendukung dan pembuatan laporan, maupun peraturan yang ada atau dikeluarkan

oleh pemberi kerja. kalau ada. Kepada mereka perlu juga dijelaskan mengenai

sangsi-sangsi yang akan diberikan apabila mereka melanggar ketentuan yang

digariskan.

Seperti halnya kepada operator, kepada para mekanik juga perlu diberikan

penjelasan mengenai hak-hak mereka selama menjalankan tugas di lapangan agar

mereka merasa tenteram karena ada kejelasan mengenai apa yang akan mereka

peroleh. Termasuk dalam hal ini adalah santunan asuransi apabila mereka

mengalami kecelakaan, atau premi yang dapat mereka peroleh apabila hasil kerja

mereka melampaui target yang telah ditetapkan. Hal tersebut merupakan daya

dorong atau motivator supaya mereka dapat bekerja secara produktif, optimal, dan

efisien.

Fast moving part (suku cadang yang sering diganti) adalah suku cadang yang harus

diganti setelah mencapai jumlah jam kerja tertentu antara lain seperti saringan, seal,

plat kopling (disc clutch), dan slang hidraulik. Suku cadang yaug sering diganti

tersebut harus selalu tersedia dalam jumlah yang cukup. Suku cadang jenis ini relatif

Iebih mudah direncanakan pengadaannya karena biasanya pabrik pembuat peralatan

mencantumkannya dalam buku petunjuk pengoperasian dan pemaliharaan peralatan.

Apabila pelaksanaan pemeliharaan, terutama pemeliharaan alat berat. dilakukan oleh

agen tunggal pemegang merk peralatan atau pihak ketiga lainnya, penyediaan suku

cadang ini hanya untuk pemeliharaan periodik atau pemeliliaraan ringan saja.

Kebutuhan suku cadang untuk pemeliharaan berat menjadi tanggung jawab agen

tunggal atau pihak ketiga tersebut. Untuk mencukupi kebutuhan pasokan suku

cadang dan ketersediaannya lebih terjamin baik dan segi waktu pemasokan maupun

keasliannya. sebaiknya perlu diadakan kerja sama dengan agen tunggal atau

distributor pemegang merk peralatan meskipun seluruh pekerjaan pemeliharaan akan

dikerjakan secara swakelola.

9.6 Keselamatan dan kesehatan kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan aspek lain yang peting dalam

pengerjaan proyek dengan menggunakan peralatan konstruksi. Apabila dalam suatu

pekerjaan sering terjadi kecelakaan, akan mempengaruhi psikologis para pekerja.

Kondisi seperti ini dalam keadaan tertentu akan mempengaruhi penyelesaian

pekerjaan. Dalam kondisi yang ekstrim, dan kadang-kadang dikaitkan dengan isu

Page 60: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 7

supra natural atau mistik, orang menghindar atau tidak mau bekerja dalam pekerjaan

tersebut. Kalau pun ada yang mau kadang-kadang mereka meminta bayaran yang

tinggi. Untuk memulihkan keadaan seperti ini dalam kondisi yang normal sering kali

merupakan pekerjaan yang sulit dan memerlukan biaya yang tinggi. Maka oleh

karena itu, pengelola proyek Iebih baik mengantisipasi dan mengatasinya sebelum

hal tersebut terjadi. Kepada para operator dan mekanik perlu diberikan perangkat

keselamatan dan kesehatan kerja yang diperlukan.

Selain itu juga perlu dijelaskan mengenai peraturan atau prosedur yang berkaitan

dengan keselamatan dan kesehatan kerja tersebut. Selain masalah keselamatan

kerja bagi dirinya sendiri, operator juga perlu memperhatikan keselamatan kcrja bagi

orang lain, kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja serta keselamatan peralatan

yang menjadi tanggung jawabnya.

Asuransi tenaga kerja merupakan salah satu hak bagi para pekerja selama

melaksanakan tugasnya. Oleh kareiu itu pengelola proyek perlu memenuhi hak

mereka dengan sebaik-baiknya apa yang dilakukan oleh pengelola peralatan

mengenai asuransi keselamatan kerja, harus diberitahukan secara jelas kepada

mereka terutama mengenai kewajiban yang harus mereka penuhi atau lakukan.

Dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, mengingat keadaan geografi lingkungan

sekitarnya yang bermacam-macam, dari daerah datar sampai daerah yang berbukit-

bukit dan curam dan memiliki hutan belukar yang padat dan ditumbuhi pepohonan

berduri. atau daerah berbatuan terjal. kecelakaan sering tidak bisa dihindari.

Kecelakaan tersebut dapat terjadi karena alam yang tidak ramah atau karena

kecerobohan atau kelalaian manusia itu sendiri. Untuk pertolongan pertama apabila

terjadi kecelakaan di lapangan pekerjaan, pengelola peralatan perlu menyediakan

obat-obatan dan bahan atau peralatan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan

(P3K) yang lengkap. Peralatan P3K tersebut harus diusahakan tersedia pada setiap

peralatan apabila memungkinkan. Apabila tidak barang-barang tersebut harus

tersedia paling tidak di kantor lapangan.

Karena para pekerja sering juga bertindak secara ceroboh, sebelum cerjadi

kecelakaan yang fatal, baik yang menimpa dirinya sendiri atau orang lain, pengelola

perlu membuat tanda-tanda. rambu-rambu atau foster-foster yang berkaitan dengan

keselamatan kerja dan kesehatan kerja di lokasi lokasi strategis dan tempat-tempat

yang rawan kecelakaan. Dengan adanya rambu-rambu tersebut diharapkan para

pekerja akan selalu bertindak hati-hati dan penuh perhitungan dalam menjalankan

setiap tugasnya.

Page 61: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 8

Selain itu karena manusia sering kali pelupa, meskipun sudah disediakan rambu-

rambu atau foster-foster keselamatan kerja, pengelola masih pcrlu juga untuk

memberikan pengarahan atau peringatan secara umum kepada seluruh pekerja

melalui pertemuan umum atau dalam kegiatan-kegiatan tertentu. Peringatan seperti

ini perlu dilakukan secara reguler untuk menunjukkan bahwa pengelola peralatan

cukup tanggap dan memiliki perhatian serta tanggung jawab yang besar terhadap

keselamatan dan kesehatan para pekerjanya.

9.7 Memobilisasi peralatan

Dari segi keperluan mobilisasi peralatan konstruksi dapat dikelompokkan ke dalam

dua kelompok besar, yaitu : 1) peralatan yang dapat bergerak sendiri, 2) peralaian

yang tidak dapat bergerak sendiri. Peralatan kelompok kedua ini dapat dibagi lagi ke

dalam dua sub kelompok yaitu : a) peralatan yang dapat ditarik, dan b) peralatan

yang harus diangkut.

Yang dimaksudkan dengan peralatan yang dapat bergerak sendiri ialah peralatan

yang mempunyai kemampuan bergerak sendiri dalam jarak yang jauh. Peralatan

kelompok ini dapat dengan mudah dimobilisasi setiap waktu tanpa memerlukan

bantuan peralatan lain seperti peralatan penarik (tractor] atau peralatan pengangkut

(trailer). Setelah diperiksa dan kondisinya baik, peralatan tersebut dapat langsung

dimobilisasi. Selain itu karena tidak memerlukan bantuan peralatan lain biaya

mobilisasi peralatan kelompok ini jauh lebih murah bila dibandingkan dengan

kelompok kedua. Contoh peralatan yang termasuk dalam kelompok ini ialah berbagai

jenis truk, motor/ pay scraper, motor grader, mesin pemadat beroda ban atau besi

(wheel compaction roller), loader beroda ban (wheel loader), truck/mobile crane

beroda ban, dan peralatan beroda ban lainnya.

Sesuai dengan istilahnya, peralatan yang tidak dapat bergerak sendiri kalau akan

dipindahkan lokasinya memerlukan peralatan lain untuk membawanya. Peralatan

tersebut tidak dapat berjalan sendiri karena tidak dilengkapi dengan roda, atau

dilengkapi dengan roda tapi tidak memiliki mesin penggerak roda. Peralatan yang

dilengkapi dengan roda tapi dengan roda kelabang juga dikelompokan sebagai tidak

dapat berjalan sendiri karena roda kelabang hanya direncanakan untuk berjalan

terbatas, seperti pada eksavator, dan tidak direncanakan untuk keperluan berjalan

jauh. Meskipun peralatan tersebut memiliki mesin penggerak, tapi fungsi utamanya

untuk menggerakkan peralatan kerja (boom dan bucket) bukan untuk berjalan jauh.

Roda kelabang pada bulldozer sebenarnya dapat digunakan untuk berjalan Iebih

Page 62: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 9

banyak atau lebih jauh meskipun terus menerus. Oleh karena roda kelabang dapat

merusak jalan, untuk kondisi tersebut bulldozer tidak merekomendasikan untuk

bergerak sendiri, kecuali apabila dilengkapi dengan peralatan pengaman khusus.

Peralatan yang dapat ditarik ialah peralatan yang tidak dapat berjalan sendiri, tetapi

memiliki roda ban. Peralatan yang termasuk dalam kelompok ini, apabila ukurannya

agak besar untuk pemindahannya biasanya menggunakan peralatan lain seperti

traktor atau kendaraan seperti truk atau jip. Peralatan yang akan dipindahkan ditarik

di belakang kendaraan tersebut. Beberapa peralatan yang tergolong dalam kelompok

ini ialah seperti kompresor (mobile compressor), mesin pencampur adukan beton

(mobile concrete mixer), dan pembangkit listrik (generator) yang dilengkapi dengan

roda ban tapi tidak memiliki mesin penggerak/penarik sendiri. Pemindahan peralatan

yang tergolong dalam kelompok ini memerlukan usaha dan biaya lebih banyak

dibandingkan dengan kelompok yang pertama.

Peralatan yang perlu diangkut ialah peralatan yang tidak dapat berjalan sendiri dan

tidak memiliki roda penggerak untuk berjalan. Kalau pun ada yang dilengkapi dengan

roda untuk berjalan, seperti kelabang pada eksavator atau buldozer, karena tidak

dapat digunakan untuk berjalan jauh atau karena dapat merusak jalan yang akan

dilaluinya. digolongkan juga sebagai peralatan yang perlu diangkut. Untuk

memindahkan peralatan kelompok ini diperlukan peralatan bantu untuk

mengangkutnya.

Untuk peralatan yang umumnya memiliki bobot yang besar, seperti eksavator. rowed

scraper, sheep foot roller, atau buldozer, diperlukan alat angkut yang memiliki

kapasitas yang besar pula seperti trailer. Dalam memobilisasi peralatan kelompok ini

bobot masing-masing peralatan yang akan diangkut perlu diperhatikan karena masih

banyak jalan dan jembatan yang daya dukungnya rendah. Untuk keperluan hal ini,

setelah bobot peralatan yang akan diangkut diketahui dengan pasti, sebaiknya

diadakan survai lapangan kelas jalan dan daya dukung jembatan yang akan dilalui.

Apabila ditemukan jalan auu jembatan yang memiliki daya dukung lebih rendah

dibandingkan dengan bobot peralatan yang akan diangkut, perlu diadakan

pengaturan kembali mengenai cara pengangkutan yang akan dilaksanakan.

Umpamanya apabila dimungkinkan, sebagian peralatan kerja seperti boom dan

bucket eksavator atau pisau buldozer dilepas terlebih dahulu dan diangkut tersendiri

untuk mengurangi bobotnya. Apablia bobot peralatan tersebut tidak mungkin

diturunkan lagi, maka jembatan yang akan dilalui diperkuat terlebih dahulu sebelum

Page 63: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 10

dilalui. Karena dimungkinkan adanya berbagai kesulitan dalam memobilisasi

peralatan kelompok ini, pengelola peralatan sesungguhnya perlu berhati-hati sejak

mempersiapkan penawaran kepada pemberi kerja, karena dapat mempengaruhi

biaya yang diperlukan.

Untuk peralatan yang ringan dan dimensinya kecil, seperti pemadat tanah portable,

kompresor atau mesin pengaduk beton yang kecil, untuk mengangkutnya bisanya

cukup dengan truk atau behkan dengan kendaraan pick up. Memobilisasi peralatan

kelompok ini juga cukup mudah dan biayanya tidak besar bila dibandingkan dengan

yang memerlukan alat pengangkut khusus.

9.8 Mengoperasikan Peralatan

Kegiatan mengoperasikan peralatan merupakan suatu langkah strategis namaun

kritis dalam pelaksanaan pekerjaan. Apablia peralatan dikelola dengan baik dan

dapat dioperasikan dengan optimum, tidak mustahil dapat mempercepat

penyelesaian pekerjaan dan akhirnya dapat menghemat biaya sehingga dapat

menurunkan biaya satuan pekerjaan. Pengurangan biaya tersebut, apabila dilakukan

karena pengelola peralatan menggunakannya secara efisien akan merupakan

keuntungan bagi perusahaan kontraktor. Namun sebaliknya, penggunaan peralatan

dapat menjadi sumber petaka apabila peralatan tidak dikelola dengan baik sehingga

tidak dapat bekerja secara optimum dan tidak efisien. Apabila lial ini yang terjadi

meka pembiayaan peralatan mejadi boros yang pada akhirnya meningkatkan biaya

satuan pekerjaan. Kalau hal tersebut dikarenakan karena pengelola peralatan tidak

cakap, maka kenaikan biaya pekerjaan tersebut menjadi kerugian bagi perusahaan.

Oleh karena peralatan dapat menjadi sumber keuntungan atau kerugian maka para

pengelola peralatan perlu memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengoperasikan

peralatan di lapangan pekerjaan. Pengelola peralatan perlu memiliki kiat-kiat yang jitu

dalam mengatur penggunaan peralatan untuk penyelesaian pekerjaan.

Hampir pada setiap pekerjaan, pemakaian peralatan pada umumnya tidak berdiri

sendiri tapi bekerja dalam kombinasi dari beberapa peralatan. Sebagai contoh untuk

pekerjaan

timbunan atau galian diperlukan buldozer untuk membongkar tanah asli kemudian

mendorongnya ke tempat pengumpulan. Selanjutya tanah tersebut diangkat

menggunakan eksavator untuk selanjutnya dimuat ke atas dump truk untuk diangkut

ke tempat penimbunan. Setelah dump truck rnenurunkan tanah di tempat

Page 64: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 11

penimbunan kemudian buldozer akan menggusurnya dan meratakannya di tempat

penimbunan. Kalau timbunan tersebut perlu dipadatkan maka buldozer akan

memadatkannya. Apabila diperlukan kepadatan tertentu, seperti pada pembuatan

tanggul saluran atau inti bendungan tanah, buldozer saja tidak cukup tapi masih

memerlukan peralatan pemadat lain seperti sheep foot roller.

Dari rangkaian-pekerjaan tersebut terlihat bagaimana suatu kelompok peralatan

mempengaruhi siklus waktu kerja kelompok peralatan lainnya, yang akhirnya akan

mempengaruhi hasil kerja keseluruhan. Sikius waktu kerja dump truck dipengaruhi

oleh kecepatan eksavator memuat tanah ke atasnya. Begitu pula siklus waktu kerja

buldozer di tempat penimbunan akan dipengaruhi oleh datangnya dump truck ke

lokasi penimbunan. Apabila dump truck datangnya terlambat, maka buldozer akan

"menganggur" beberapa lama menunggu dump truck datang. Apabila dump truck

terlalu cepat datang padahal buldozer belum menyelesaikan pekerjaannya yang

pertama, maka dump truck yang akan menganggur menunggu giliran. Kondisi

peralatan menganggur merupakan pemborosan, baik dilihat dari segi penyusuian

peralatan maupun dari segi konsumsi bahan bakar dan bahan pelumas, karena

selama menunggu peralatan tersebut terus dihidupkan sehingga penyusutan juga

terus berlangsung. Makin lama suatu peralatan menunggu, makin besar pemborosan

yang terjadi. Kondisi seperti inilah yang potensial akan jnemberikan kerugaian

terhadap perusahaan.

Siklus waktu kerja merupakan salah satu faktor kunci dalam memperoleh

produksi peralatan. Makin pendek sikius waktu kerja, makin tinggi produksi yang

dapat dihasilkan oleh peralatan setiap jam kerjanya. Sebaliknya makin besar siklus

waktu kerja, makin kecil produksi peralatan per satuan waktunya.

Untuk menghilangkan atau menekan sekecil mungkin kerugian yang mungkin timbul

pengelola perlatan di lapangan perlu mengadakan penelitian yang seksama. Apakah

siklus waktu kerja peralatan seperti digambarkan di atas karena ada ketidak

mampuan produksi masing-masing peralatan sehingga jumlah padanan peralatan

(matching equipment) dari sekelompok peralatan tidak seimbang. Karena ada

perbedaan perbedaan produksi peralatan yang mampu berproduksi lebih banyak

akan menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat. Perbedaan siklus waktu yang nyata di

lapangan pekerjaan dengan perhitungan pada waktu menyiapkan penawaran harga

mungkin saja terjadi karena ada faktor-faktor yang belum diperhitungkan atau karena

ada perbedaan yang mencolok antara asumsi yang dipakai pada saat merencanakan

Page 65: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 12

dengan keadaan sebenarnya di lapangan. Dengan demikian untuk mengatasi

masalah tersebut perlu dilakukan penelitian siklus waktu kerja yang nyata dilapangan

secara seksama. Apabila siklus waktu yang nyata telah diperoleh segera diadakan

perhitungan kembali produksi masing-masing peralatan sehingga dapat dihitung

kebutuhan nyata jumlah padanan peralatan masing-masing kelompok. Penelitian

siklus waktu kerja peralatan ini perlu dilakukan di awal pelaksanaan pekerjaan

sebelum pemborosan yang terjadi berlarut-Iarut.

Siklus waktu kerja peralatan yang berjalan cepat seperti dump truck, dipengaruhi oleh

keadaan jalan kerja di lapangan. Makin mulus jalan kerja makin rendah tahanan

gelinding yang diberikan oleh jalan tersebut, ini berarti peralatan dapat dijalakan

dengan kecepatan yang makin tinggi pula. Kecepatan yang tinggi suatu peralatan

akan mengurangi siklus waktu kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan. Ini berarti bahwa makin mulus suatu jalan kerja makin tinggi produksi yang

dapat dicapai oleh peralatan karena siklus waktu kerja yang dibutuhkan makin

pendek.

Dari gambaran tersebut terlihat bahwa kondisi jalan kerja juga dapat mempengaruhi

siklus waktu kerja dan hasil produksi suatu peralatan. Oleh karena itu, untuk

meningkatkan produksi suatu peralatan, pengelola peralatan harus memperhatikan

dan memelihara kondisi jalan kerja yang digunakn untuk lalu lintas peralatan yang

digunakan di lapangan pekerjaan sehingga tidak ada hambatan yang dapat

mengganggu kelancaran arus lalu lintas peralatan yang bekerja. Untuk meningkatkan

produksi peralatan sampai ke tingkat yang optimum, pengelola peralatan harus selalu

mengadakan penelitian keadaan jalan kerja secara periodik, sehingga apabila

diketahui ada kerusakan jalan kerja yang potensiai akan menurunkan siklus waktu

kerja peralatan dapat segera diperbaiki. Pemeliharan jalan kerja sebaiknya dilakukan

secara terus menerus untuk mejamin keajegarr produksi suatu peralatan jangan

sampai mengalami penurunan.

Untuk memperoleh keuntungan yang optimum, karena pemeliharaan jalan kerja

memerlukan biaya yang cukup besar, perlu diadakan pengamatan mengenai

besarnya biaya pemeliharaan jalan kerja dan peningkatan yang dihasilkan.

Bandingkan besarnya ongkos pemeliharaan jalan yang harus dikeluarkan dengan

nilai kenaikan produksi yang dicapai. Pekerjaan pemeliharaan jalan kerja perlu terus

dilakukan sepanjang biaya yang dikeluarkan masih seimbang dengan nilai dari hasil

peningkatan produksi yang diperoleh. Bahar bakar merupakan salah satu unsur

Page 66: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 13

sangat penting dalam kelancaran pengoperasian peralatan sangat tergantung sekali

terhadap ketersediaan dilapangan pekerjaan dalam jumlah yang cukup dan waktu

yang cepat. Karena bahan bakar merupakan kunci kelangsungan pengoperasian

peralatan, pengelola peralatan di lapangan pekerjaan maupun di kantor induk, perlu

secara terus menerus dari waktu ke waktu memantau keadaan stok bahan bakar.

Untuk kelancaran pengoperasian peralatan perlu diadakan persediaan bahan bakar

umpamanya minimum untuk keperluan dua minggu kerja penuh atau bahkan lebih.

Hal seperti ini sangat penting untuk dilakukan terutama apabila lokasi pekerjaan

berada di daerah yang terpencil dan memerlukan waktu yang lama untuk

mendatangkan bahan bakar ke lokasi tcrsebut.

Hal penting lainnya yang perlu ditangani oleh pengelola peralatan di lapangan ialah

keamanan peralatan dari ulah tangan manusia atau dari kemungkinan gangguan

alam seperti , banjir, longsor, atau gangguan lainnya. Untuk keperluan tersebut,

untuk peralatan yang sapat berjalan sendiri seperti dump truk sebaiknya disediakan

tempat pool dekat kantor lapangan sehingga mudah mengawasinya. Untuk peralatan

kecil atau portable sebaiknya setelah selesai digunakan dikembalikan ke gudang

penyimpanan yang disediakan di kantor lapangan. Untuk peralatan yang tidak dapat

bergerak sendiri setiap setelah selesai digunakai peralatan harus diparkir di tempat

yang aman dari kemungkinan gangguan bcncana alam.

Hasil produksi yang dicapai peralatan yang berkaitan erat dengan taliapan

penyelesaian pekerjaan dan juga dengan biaya yang dikeiuarkan. Untuk

memudahkan perhitungan yang berkaitan dengan keduanya, setiap kegiatan

pengoperasian .peralatan perlu dilakukan pencatatan. Pencatatan tersebut antara

lain meliputi pencatatan data mengenai lokasi pekerjaan, bagian atau jenis pekerjaan

yang ditangani, waktu kerja. produksi yaitu dihasilkan, besarnya konsumsi bahan-

bahan yang digunakan selama peralatan dioperasikan, jumlah operator yang

mengoperasikan peralatan, dan informasi lain yang dipandang perlu. Laporan

tersebut harus dibuat oleh masing-masing operator peralatan setiap hari kerja. dan

segera disampaikan kepada pejabat yang bertanggung jawab setelah selesai bekerja

pada hari tersebut atau paling lambat pada hari berikutnya. Untuk memudahkan

perhitungan pada tingkat administrasi yang lebih tinggi pengelola peralatan di

lapangan perlu membuat rekapitulasi laporan tersebut untuk seluruh peralatan yang

digunakan di lapangan pekerjaan setiap periode tertentu, umpamanya setiap minggu,

setiap dua minggu atau setiap bulan.

Page 67: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 14

Setiap peralatan yang digunakan perlu dipelihara dengan baik dan tepat waktu

sehingga kondisinya selalu ada dalam keadaan optimal dan siap bekerja setiap

waktu. Oleh karena itu supaya pelaksanaan pemeliharaan tersebut dapat berjalan

dengan baik dan tidak mengganggu kelancaran pengoperasinnya, pengelola

peralatan perlu membuat jadwal kerja penggunaan peralatan dan tentatif jadwal

pemeliharaan yang baik dan selalu diperbarui secara periodik sesuai dengan

perkembangan yang terjadi di lapangan.

Penggunaan peralatan pada suatu pekerjaan biasanya meliputi areal kerja yang

sangat luas. Terutama apabila daerah pengambilan bahan-bahan timbunan atau

tempat pembuangan lokasinya berjauhan dengan lokasi pekerjaan pembuatan

bangunan-bangunan yang diperlukan. Oleh karena itu luas daerah administrasi

pemerintahan yang tercakup dalam lokasi kerja peralatan juga sangat iuas, dan

masyarakat yang terkait juga sangat banyak. Untuk kemudahan dalam pelaksanaan

pekerjaan serta untuk menekan sekecil mungkin gangguan keamanan atau

gnngguan lainnya, sebaiknya pengelola pekerjaan atau pengelola peralatan sendiri

menghubungi kepala pemerintah yang terkait dan tokoh masyarakat setempat.

Peranan mereka akan sangat besar dalam membantu kelancaran pekerjaan atau

dalam penyelesaian apabila terjadi konplik antara masyarakat dengan pekerja yang

menangani peralatan.

9.8.1 Asuransi Alat.

Untuk mengurangi resiko yang akan ditanggung Perusahaan yang

diakibatkan oleh terjadinya hal-hal diluar dugaan, maka alat perlu

diasuransikan. Jenis pertanggungan asuransi yang biasa dipakai adalah All

Risk, atau Total Loss Only (TLO) atau Third Party Liability ( TPL ) jika

diperlukan.

Tahap mobilisasi/demobilisasi.

Pada tahap mob/demob, asuransi alat harus ditutup, dan polis asuransi harus

sudah diterima sebelum alat mulai diangkut. Jenis pertanggungan asuransi

disesuaikan dengan sarana angkutan yang dipakai :

a. Angkutan darat, menggunakan pertanggungan All Risk

b. Angkutan laut/udara, menggunakan pertagungan All Risk atau TLO.

Tahap montage/demontage.

Pada tahap montage/demontage, menggunakan pertanggungan All Risk.

Tahap operasi.

Pada tahap operasi, semua alat menggunakan pertanggungan All Risk.

Page 68: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 15

9.8.2 Produksi peralatan

Yang dimaksud dengan produksi alat ialah jumlah hasil pekerjaan yang dapat

diproduksi oleh suatu peralatan selama waktu tertentu. Biasanya dinyatakan

dalam berat atau volume bahan Lazimnya satuan produksi yang digunakan

ialah dalam m3/jam atau ton/jam. Besarnya produksi tersebut tergantung

kepada beberapa faktor, yaitu:

▪ produksi alat per cycle (m3)

▪ faktor koreksi

▪ cycle time (menit)

Produksi setiap alat berbeda-beda tergantung kepada jenis alat dan

kapasitasnya masing-masing

Secara umum besarnya produksi yang dapat dihasilkan oleh suatu peralatan

ialah :

Q = (A X 60) / Cm x f

Q = produksi peralatan, m3/jam

A = produksi per siklus, m3

f = faktor koreksi

Cm = waktu siklus, menit

Bulldozer

A = L x H2

L = Lebar Pisau

H = tinggi pisau

f = E x k x S

E = Efisiensi mesin per jam

k = Faktor blade

s = Faktor tanah

Excavator :

A = kapasitas bucket (peres atau munjung)

f = E x K x S

E = efisiensi mesin per jam (umpamanya diambil 0.83)

K = faktor bucket (umpamanya diambil 0.9)

S = faktor tanah (umpamanya diambil 0.8)

Page 69: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 16

Mesin pemadat (compactor) :

Q = (W x V X H x 1000) / N dalam m3/jam padat

Q = produksi peralatan, m3/jam

W = lebar pemadatan, m

V = kecepatan rata-rata, km/jam

H = ketebalan lapisan yang dipadatkan, m

N = jumlah lintasan yang dibutuhkan atau jumlah siklus pemadatan

Pencampur beton (concrete mixer) :

Waktu mencampur :

1 (satu) menit untuk ukuran kapasitas s/d 1 (satu) cuyard.

ditambah 0.25 menit untuk setiap tambahan kapasitas sebesar 1 (satu)

cuyard untuk peralatan dengan ukuran lebih besar daripada 1 (satu) cuyard.

Power shovel dan dragline

Q = A x C x 60 x f

Q = produksi peralatan, m3/jam bank

A = kapasitas bucket (dalam m3 bank)

C = jumlah siklus per menit

f = faktor koreksi

Kapal keruk jenis cutter dredger (CDR) :

• Qe = Qt x Etot

Qe = produksi efektif dalam m3 / jam padat

Qt = produksi theoritik (pabrik) dalam m3/jam padat, besarnya adalah :

Etot = Efisiensi total

• Qt = (270 x Sc x N) / ( x H)

N = daya terpakai (continuous rating), dalam hp

Sc = prosentase zat padat (solid content) dalam campuran, (20 - 30 %)

tergantung sifat material dan diameter pipa

= berat jenis campuran material, dalam kg/dm3

H = tinggi kenaikan manometris (total), dalam m kolom air (mka)

• E tot = Ew x Eo x Em

Ew = efisiensi waktu

Page 70: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 17

Eo = efisiensi operator

Em = efisiensi material

Kapal keruk jenis bucket dredger (BDR) :

Qc = Q th x E tot

Qc = produksi efektif, dalam m/jam padat

Qth = produksi theoritik (pabrik), dalam m3/jam padat, besarnya adalah: :

Qth = Qb x Sc x i x n x 60 x Eb

Qb = kapasitas (ember) bucket, dalam m3

Sc = prosentase zat padat (solid content) dalam campuran, (25% - 75%),

tergantung sifat material

i = jumlah ember

n = putaran ember per menit

Eb = efisiensi ember, tergantung kepada kondisi ember dan rantai,

(60 % - 100 %)

Etot = efisiensi total

Etot = Ew x Eo x Em

Ew = Efisiensi Waktu

Eo = Efisiensi Operator

Em = Efisiensi Material

9.8.3 Monitoring

Alat perlu dimonitor kondisinya, sejak saat dilaksanakan mobilisasi, selama

pengoperasian, dan pada saat demobilisasi. Pengoperasian alat dimonitor

melalui laporan harian operasi (LHO) yang dibuat oleh operator, dan diketahui

oleh Pelaksana lapangan.

LHO, digunakan untuk memudahkan pemantauan alat, evaluasi alat, dan

pembuatan laporan periodik.

Beberapa hal yang harus dicatat dalam Laporan adalah :

Pada saat mobilisasi.

a. Tanggal mulai mobilisasi, dan tanggal sampai ditujuan..

b. Tujuan alat.

c. Sarana mobilisasi yang dipakai.

d. Cerita singkat kejadian selama mobilisasi, jika ada yang istimewa.

Pada saat operasi.

a. Tanggal mulai operasi.

b. Posisi hour meter sebe\um dan sesudah bekerja.

Page 71: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 18

c. Jumlah jam operasi.

d. Cuaca harian selama operasi.

e. Operator yang bertugas.

f. Kelainan/kerusakan/perbaikan selama operasi.

g. Hal lain yang berpengaruh.

Pada saat idle/rusak

a. Tanggal mulai /o/e/rusak.

b. Posisi hourmeterpada saat mulai id/e/rusak.

c. Perbaikan/pemeliharaan selama idle/rusak jika ada.

d. Lokasi id/e/rusak.

e. Posisi hour meter pada'saai mulai operasi lagi.

f. Tanggal mulai operasi lagi.

9.8.4 Pool Alat.

Proyek yang padat alat, sebaiknya menyediakan fasilitas pool alat, sebagai

tempa penyimpanan alat setelah selesai, atau sedang tidak beroperasi, dan

juga tempa untuk pemeliharaan guna mendukung operasi dan keamanan alat.

Klasifikasi pool ditentukan dari jumlah dan jenis alat.

Fasilitas keamanan mencakup petugas jaga (satpam), penerangan waktu

malam pagar keliling, rumah jaga, dan sebagainya.

9.9 Biaya Alat

Biaya alat terdiri atas biaya pemilikan, biaya operasi, biaya pemeliharaan, biaya

penggantian, biaya tidak langsung, biaya pajak dan keuntungan.

9.9.1 Biaya Kepemilikan

Biaya kepemilikan atau Ownership cost, terdiri atas biaya penyusutan, biaya

bunga modal, biaya manajemen. Biaya kepemilikan mulai di bayar pada awal

bulan berikutnya setelah alat di beli.

9.9.1.1 Biaya Penyusutan (depresiasi)

Metode perhitungan biaya penyusutan ada beberapa, antara lain

straight line, Sum of the years digits, double declining balance.

Sebagai contoh perusahaan menggunakan cara perhitungan Double

declining balance untuk menghitung biaya penyusutan. Dengan

metode ini penyusutan di hitung dengan prosentase terhadap nilai

buku. Besarnya nilai prosentase di kelompokkan berdasarkan umur

ekonomis alat, seperti yang terdapat pada tabel 5.2.4.2.

Contoh perhitungan biaya penyusutan :

Page 72: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 19

Pembelian alat dengan nilai perolehan sebesar Rp. 100.000.000,-

umur ekonomis 4 tahun (sesuai tabel 5.2.4.2 nilai penyusutan

sebesar 50 %).

Perhitungan besarnya nilai penyusutan sebagai berikut :

Tahun Penyusutan Nilai Buku

0 - Rp. 100.000.000,-

1 50 % X Rp. 100.000.000,- = Rp 50.000.000,- Rp 50.000.000,-

2 50 % X Rp. 50.000.000,- = Rp 25.000.000,- Rp 25.000.000,-

3 50 % X Rp. 25.000.000,- = Rp 12.500.000,- Rp 12.500.000,-

4 50 % X Rp. 12.500.000,- = Rp 6.250.000,- Rp 6.250.000,-

Tabel 9.9.1.1 Perhitungan penyusutan secara double declining balance

Nilai buku pada tahun terakhir umur ekonomis alat disebut nilai sisa

(salvage value).

Perusahaan menganut Nilai Sisa = Nilai Buku Tahun Berjalan

9.9.1.2 Biaya Bunga Modal (cost of money)

Bunga modal adalah biaya yang harus di bayar atas penggunaan

uang sebagai modal untuk membeli alat.

Jika modal tersebut berasal dari pinjaman, maka pengembaliannya

selalu di kenakan bunga oleh pemilik uang. Atas dasar tersebut,

maka bunga yang harus di bayar menjadi bagian dari biaya pemilikan

alat.

Sekalipun alat dibeli dari uang sendiri (tidak meminjam), biaya bunga

harus tetap di perhitungkan sebagai bagian dari biaya pemilikan,

dengan asumsi bahwa jika uang tersebut di simpan di bank, akan

mendapatkan bunga simpanan. Biaya bunga diperhitungkan pada

tingkat suku bunga yang berlaku atas investasi rata-rata pada tahun

tertentu.

Contoh perhitungan biaya bunga modal :

Pembelian alat dengan nilai perolehan sebesar Rp. 100.000.000,-

tingkat suku bunga 16 %, maka perhitungan biaya bunga modal

sebagai berikut :

Page 73: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 20

Tahun Investasi

awal Investasi

akhir Investasi rata-rata

Biaya bunga

0

0 100.000.000 - -

1

100.000.000

50.000.000 75.000.000 16 % X 75.000.000 = 12.000.000

2

50.000.000 25.000.000 37.500.000 16 % X 37.500.000 = 6.000.000

3

25.000.000 12.500.000 18.750.000 16 % X 18.750.000 = 3.000.000

4

12.500.000 6.250.000 9.375.000 16 % X 9.375.000. = 1.500.000

Tabel 9.9.1.2 Perhitungan biaya bunga modal

9.9.1.3 Biaya manajemen (management fee)

Biaya manajemen adalah biaya yang dikeluarkan sebagai pengganti

biaya pajak (pajak kendaraan bermotor), asuransi, penyimpanan, dan

biaya lain yang dikeluarkan dalam upaya pemilikan alat.

Biaya manajemen biasanya ditentukan sebesar 1 % sampai dengan

5 % dari harga pemilikan.

Contoh perhitungan : Jika nilai pemilikan sebesar Rp. 100.000.000,-

dan biaya manajemen ditentukan sebesar 5 %, maka besar biaya

manajemen = 5 % X Rp. 100.000.000,- = Rp. 5.000.000,- per tahun.

Dari contoh perhitungan diatas, maka ownership cost yang harus di

bayar tiap tahun besarnya sebagai berikut :

Page 74: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 21

Tahun Biaya

Penyusutan Biaya Bunga

Biaya Manajemen

Biaya ownership

1

50.000.000

12.000.000 5.000.000 67.000.000

2

25.000.000 6.000.000 5.000.000 36.000.000

3

12.500.000 3.000.000 5.000.000 20.500.000

4

6.250.000 1.500.000 5.000.000 12.750.000

Jumlah

93.750.000 22.500.000 20.000.000 136.250.000

Tabel 9.9.1.3 Biaya Ownership

9.9.2 Biaya Operasi (Operating cost)

Biaya operasi meliputi biaya untuk :

1. Pemakaian bahan bakar

2. Pemakaian minyak pelumas

3. Pemakaian minyak hidrolik

4. Pemakaian gemuk (grease)

5. Pemakaian bahan pelengkap

6. Pemakaian ban dan accu

7. Pemakaian pipa-pipa kapal (kalau ada)

8. Upah operator dan mekanik

Biaya operasi ini termasuk biaya langsung, karena di keluarkan pada saat alat

beroperasi.

9.9.2.1 Biaya pemakaian bahan bakar

Biaya pemakaian bahan bakar adalah biaya yang dikeluarkan untuk

pembelian bahan bakar pada saat alat beroperasi. Perhitungan

biaya untuk bahan bakar dihitung berdasarkan SFC (Specific fuel

consumption), yang besarnya berkisar antara :

0,10 – 0,30 liter / PK/jam, untuk mesin bensin

0,10 – 0,15 liter / PK / jam, untuk mesin diesel.

Pemakaian bahan bakar terutama dipengaruhi oleh jenis pekerjaan

(ringan, sedang, berat).

Page 75: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 22

9.9.2.2 Biaya pemakaian minyak pelumas

Biaya pemakaian minyak pelumas adalah biaya yang dikeluarkan

untuk penggunaan minyak pelumas selama alat beroperasi.

Perkiraan penggunaan minyak pelumas dapat dihitung menggunakan

rumus sebagai berikut :

jamlitert

CfXDG k /

50,195

Keterangan :

G = Pemakaian minyak pelumas, dalam liter / jam

Dk = Kekuatan mesin (PK)

f = Faktor

C = Isi carter mesin, gear box, dan sebagainya dalam liter

t = periode penggantian minyak pelumas, dalam jam.

Sebagai pedoman penentuan nilai f dapat diambil dari tabel berikut :

Jenis Alat Kondisi Lapangan

Ringan Sedang Berat

Alat roda ban ”on road”

Alat roda ban “off road”

Track type tractors

Dragline & shovels

Dredger

0,25

0,50

0,50

0,50

0,25

0,30

0,55

0,63

0,55

0,50

0,40

0,60

0,75

0,60

0,60

Tabel 9.9.2.1 Nilai faktor pemakaian minyak pelumas

9.9.2.3 Biaya pemakaian minyak hidrolik

Biaya pemakaian minyak hidrolik adalah biaya yang dikeluarkan

untuk pembelian minyak hidrolik selama alat beroperasi. Jumlah

pemakaian minyak hydrolik dapat dihitung dengan rumus :

)/(20,1/ jamliterXtCH

Keterangan : H = Kebutuhan minyak hidraulik , dalam liter / jam

C = Kapasitas sistem minyak hidrolik

t = periode penggantian minyak hidrolik dalam jam

9.9.2.4 Biaya pemakaian gemuk (grease)

Biaya pemakaian gemuk adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Page 76: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 23

pembelian minyak gemuk selama alat beroperasi. Secara praktis,

contoh penggunaan gemuk dapat mengikuti tabel sebagai berikut :

Jenis Alat

Pemakaian gemuk (kg/jam)

Pada Kondisi Lapangan

Ringan Sedang Berat

Track type 100 PK

75 - 100

PK

60 - 75

PK

25 - 60

PK

Wheel type 100 - 150

PK

Unit alat yang ditarik

Dredger

0,20

0,15

0,10

0,05

0,05

0,05

1,00

0,50

0,25

0,20

0,15

0,15

0,10

2,00

0,50

0,45

0,40

0,25

0,25

0,15

3,00

Tabel 9.9.2.2 Pemakaian gemuk pada alat

9.9.2.5 Biaya pemakaian bahan pelengkap

Biaya pemakaian bahan pelengkap adalah biaya yang dikeluarkan

untuk pembelian bahan pelengkap yang terdiri atas air accu, majun,

sabun, balok, macam-macam tali, matting, dan lain-lain selama alat

beroperasi. Pemakaian bahan pelengkap biasanya dihitung

berdasarkan perkiraan / pengalaman, dan sangat tergantung pada

kondisi operasi.

9.9.2.6 Biaya pemakaian ban dan accu

Biaya pemakaian ban atau accu dihitung dengan rumus :

accuataubanjamUmur

accuataudalamluarbanaHaccuataubanBiaya

)(

)(arg

Menentukan umur ban merupakan pekerjaan yang sulit karena

sangat terpengaruh oleh jenis alat, permukaan jalan, dan faktor berat

muatan.

Contoh umur ban pemakaian ban :

Page 77: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 24

Jenis Alat

Daerah Operasi

Ringan Sedang Berat

Km Jam Km Jam Km Jam Motor Grader Wheel Loader

80.000 -

4.000 5.000

50.000 -

2.500 3.500

30.000 0 -

1.50 0

1.00 0

Tabel 9.9.2.3 Tabel Pemakaian ban

Daerah operasi ringan : Pada jalan yang terawat baik yaitu jalan tanah,

atau pasir, dengan tingkat keausan ban

normal.

Daerah operasi sedang : Pada jalan dengan permukaan batu kerikil

bercampur batu pecah, dengan tingkat

keausan ban normal.

Daerah operasi berat : Pada jalan dengan permukaan penuh batu

pecah, yang menyebabkan tingkat keausan

ban tinggi dan sering bocor.

9.9.2.7 Biaya pemakaian pipa-pipa kapal

Biaya ini hanya ada pada pemakaian kapal keruk, atau alat lain yang

memerlukan pipa-pipa kapal sebagai alat bantu.

Untuk pembuangan lumpur diperlukan pipa-pipa apung dan pipa

darat. Contoh perhitungan perkiraan umur, pipa dihitung dengan

rumus :

tahunp

dtdT

133

)133(2

Keterangan : T = perkiraan umur pemakaian pipa, dalam tubuh.

d = diameter rata-rata pipa, dalam inchi

t = tebal pipa, dalam inchi

p = Perkiraan produksi per tahun, dalam juta kubik

Umur pipa sangat dipengaruhi oleh butiran material yang

melewatinya.

Biaya pemakaian dihitung dari harga pembelian, dibagi umur pakai

pipa.

Page 78: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 25

9.9.2.8 Biaya Upah

Biaya upah adalah biaya yang dikeluarkan untuk fasilitas SDM yang

terlibat dalam pengoperasian alat selama alat beroperasi,

Unsur biaya upah terdiri atas :

a. Upah operator

b. Upah pembantu operator

c. Upah mekanik

d. Upah lembur

e. Upah Keamanan

f. Tunjangan pengobatan

g. Dan biaya lain untuk operator, mekanik dan keamanan.

9.9.3 Biaya Perbaikan

Biaya perbaikan adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan perbaikan

alat selama alat beroperasi.

Perkiraan biaya perbaikan selama umur ekonomis, dihitung secara

prosentase terhadap harga pokok alat.

Contoh besarnya prosentase biaya perbaikan, dapat dilihat pada tabel berikut:

Jenis Alat Prosentase Harga Pokok Keterangan

Dragline

Shovel

Tractor

Grader

Scraper

Truck

50 - 80

60 - 100

90 - 100

70 - 100

80 - 100

40 - 70

- Harga pokok adalah harga

alat dikurangi harga bagian

alat yang termasuk dalam

biaya produksi

(consumable parts).

- Makin berat kondisi

lapangan makin besar

prosentase.

Tabel 9.9.3.1 Prosentase biaya perbaikan

Alokasi biaya perbaikan, kecil ditahun awal, dan bertambah besar di tahun-

tahun berikutnya.

Metode yang dipakai untuk menghitung perkiraan biaya perbaikan,

menggunakan modifikasi metode sum of the years digits, seperti contoh pada

tabel berikut :

Page 79: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 26

Tahun Prosentase Biaya Perbaikan terhadap Harga

Pokok

Keterangan

1 1/10 X 90 % = 9 % Contoh hitungan untuk :

• Prosentase biaya perbaikan = 90 %

• Umur ekonomis 4 tahun, sehingga jumlah umur = 10

2 2/10 X 90 % = 18 %

3 3/10 X 90 % = 27 % 4 4/10 X 90 % = 36 %

Tabel 9.9.3.2 Contoh hitungan prosentase biaya perbaikan

9.9.4 Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung terdiri atas biaya overhead, biaya pengawasan, biaya

pool, force majeur, dan biaya lain yang harus dibayar untuk keperluan operasi

alat, tetapi belum termasuk ke dalam pos biaya lain.

Biaya tidak langsung diperhitungkan berdasarkan pengalaman dan kondisi

kebutuhan perusahaan yang biasanya berkisar antara 1 % s/d 5 % dari biaya

langsung (biaya operasi).

9.9.5 Biaya pajak dan keuntungan

Keuntungan dihitung atas dasar kebutuhan pengembangan usaha dan

kewajiban perusahaan, sedangkan pajak dihitung sesuai dengan aturan pajak

yang berlaku.

9.10 Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan

Perhitungan harga satuan pekerjaan dilakukan dengan memperhitungkan semua

unsur biaya, berikut diberikan suatu urutan hitungan harga satuan pekerjaan.

A. Data alat

1. Jenis alat :

2. Merk :

3. Type / Model :

4. Tahun Pembuatan :

5. Kapasitas :

6. Produksi alat / jam :

7. Umur ekonomis alat :

8. Jam kerja pertahun :

9. Nilai Perolehan : Rp. a

10. Nilai Sisa : Rp. b = p % X Rp. a

11. Nilai yang disusut : Rp. c = Rp (a – b)

Page 80: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 27

B. Biaya Alat

1. Biaya Langsung

1.1 Biaya Pemilikan

a. Biaya penyusutan = Rp a1.1

(dihitung sesuai umur alat, dan metode penyusutan yang dipakai)

b. Bunga modal = Rp b1.1

(dihitung sesuai tingkat suku bunga investasi yang berlaku)

c. Biaya Manajemen = Rp c1.1 = x % X Rp c

Total biaya pemilikan = Rp (a1.1 + b1.1 + c1.1 ) = Rp X1.1

1.2 Biaya Operasi dan Perawatan

a. Bahan Bakar : Rp. a1.2 /jam

b. Minyak Pelumas : Rp. b1.2 /jam

c. Minyak hidrolis : Rp. c1.2 /jam

d. Grease : Rp. d1.2 /jam

e. Bahan Pelengkap : Rp. e1.2 /jam

f. Ban dan pipa : Rp. f1.2 /jam

g. Biaya operator & mekanik : Rp. g1.2 /jam

Total biaya operasi & perawatan : Rp. h1.2 /jam

Total biaya operasi & perawatan = Rp. (a1.2 + b1.2 + ..... + ...... + g1.2 )

= Rp X1.2 / jam

1.3 Biaya Perbaikan : Rp. X1.3 / jam

Total biaya langsung = Rp. B1 = Rp (X1.1 + X1.2 + X1.3) / jam

2. Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung = Rp. B2 = (1 s/d 10 % X Rp. B1 ) / jam

3. Keuntungan & pajak

3.1 Biaya keuntungan = Rp. B3.1 = x1 % X (Rp B1 + Rp B2 ) / jam

3.2 Biaya Pajak = Rp. B3.2 = x2 % ( Rp B1 + Rp B2 + Rp B3.1) / jam

Total biaya keuntungan dan pajak = Rp. B3 = (Rp B3.1 + Rp B3.2) / jam

Total biaya untuk kerja = Rp B = (Rp B1 + Rp B2 + Rp B3) / jam

C. Harga Satuan Pekerjaan (HSP) :

jam / produksisatuan

jam/Rupiah

alatProduksi

biayaTotalPekerjaanSatuanHarga

produksiSatuan

jam/ Rupiah

alatProduksi

BRp

Perhitungan HSP yang memperhitungkan berbagai faktor koreksi, dapat dilihat pada

modul Analisa Harga Satuan.

Page 81: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

IX - 28

9.11 Manual Operasi Alat

Cara mengoperasikan alat harus mengikuti manual alat yang dibuat perusahaan,

atau aturan lain yang dibakukan oleh perusahaan. Jika tidak ada, maka

pengoperasian alat harus mengikuti buku petunjuk atau buku manual operasi yang

dibuat oleh pabrik pembuat alat yang bersangkutan.

Page 82: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

X - 1

BAB X

INVENTARISASI ALAT

Inventarisasi alat adalah suatu kegiatan administrasi untuk memberikan kemudahan dalam

pengawasan, pengamanan, dan monitoring alat. Inventarisasi dilakukan terhadap se mu a a lat ya ng

dimiliki, baik yang diperoleh melalui investasi, maupun yang diperoleh dengan cara lain (hibah,

mutasi). Alat yang diperoleh melalui Hibah harus dicatat dalam extra comtable, dengan nilai penyusutan

nol. Inventarisasi alat dilakukan secara periodik, setiap triwulan, atau setiap ada perubahan data yang

menyangkut alat.

Kegiatan administrasi dalam rangka inventarisasi alat, meliputi :

1. Identffikasi.

2. Kegiatan inventarisasi (mencakup data perolehan, umur ekonomis, nilai buku)

10.1 Identifikasi

Identifikasi alat adalah pemberian identitas kepada setiap alat, sehingga dapa! denga n mu d a h

dikenali. Mengingat banyaknya pengelola alat jenis macam, dan jumlah alat, maka diperlukan

suatu cara pemberian identititas pada alat yang diberlakukan secara baku

Ketentuan umum mengenai identitas alat adalah :

a. Identitas alat melekat pada alat secara permanen dan mudah dtemukan.

b. Identitas diberikan untuk satu alat, dan tidak boleh ditukar.

c. Jika alat sudah dihapus, maka identitas tidak boleh dipakai lagi.

10.2 Kegiatan Inventarisasi

Sistem inventarisasi alat adalah cara yang d ipakai dalam mengadministrasikan ala yang dimiliki.

Administrasi alat mencakup pencatatan data fisik, data administras dan data keuang an yan g

menyangkut alat.

10.2.1 Data fislk alat

Data fisik alat adalah data yang melekat pada alat mencakup :

a. Nama/jenis alat. c. Pabrik/ negara pembuat.

b. Merk d. Model/type.

e. Kapasitas. g. Tahun pembuatan.

f. Kondisi alat. h. Nomor seri pabrik (rangka, mesin).

Page 83: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

X - 2

10.2.2 Data administrasi

Data Administrasi adalah informasi administratif yang mencakup antara lain :

a. Unit usaha yang melaksanakan investasi.

b. Sumber dana pengadaan.

c. Tahun pembelian.

d. Pemasok.

10.2.3 Data keuangan

Data keuangan adalah data yang mencakup antara lain :

a. Nilai perolehan alat. d. Nilai buku.

b. Tahun rekondisi terakhir. e. Biaya rekondisi terakhir.

c. Jumlah biaya rekondisi. f. Umur ekonomis alat.

10.2.4 Penyusutan

Penyusutan alat secara rinci diuraikan pada Peraturan Perusahaan

dibidang Akuntansi, atau petunjuk perhitungan dari Perusahaan

tentang penyusutan.

Penyusutan adalah suatu besaran nilai rupiah yang dipakai untuk

mengurangi Nilai buku alat tiap tahun.

Nilai buku merupakan nilai rupiah alat pada saat tertentu

Beberapa faktor yang harus diketahui untuk menghitung nilai buku alat :

10.2.4.1 Nilai perolehan

Nilai perolehan adalah total biaya yang diperlukan untuk

pengadaa alat, yang terdiri :

a. Harga GIF alat di pelabuhan tujuan.

b. Biaya inklaring oleh EMKL/EMKU.

c. Pajak-pajak.

d. Biaya transport termasuk retribusi sampai ke tempat seragh

terima.

e. Biaya lain yang harus dikeluarkan sampai dengan

alai diterima.

Besarnya nilai perolehan juga merupakan besarnya nilai buku

sebelum dilakukan penyusutan tahun pertama.

Page 84: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

X - 3

10.2.4.2 Umur ekonomis.

Umur ekonomis adalah perkiraan jangka waktu (jumlah tahun)

alat mampu berproduksi secara normal. Umur ekonomis

bervariasi tergantung jenis alatnya.

10.2.4.3 Nilai penyusutan

Nilai penyusutan adalah besarnya nilai rupiah yang dikurangkan

pada nilai buku yang dilakukan tiap akhir tahun, atau akhir

periode

Besarnya penyusutan tergantung pada sistem

perhitungan penyusutan yang dipakai, dan juga dipengaruhi oleh

jonis, dan umur ekonomis alat.

Besarnya nilai penyusutan dinyatakan dalam prosentase

terhadap Nilai Buku.

Nilai penyusutan ditentukan berdasarkan peraturan

perpajakan yang dikelompokkan menurut umur ekonomis alat.

Besarnya prosentase nilai penyusutan seperti pada tabel 5.2.4-2

No Nilai penyusutan Umur Ekonomis

1

10% Nilai Buku

1 6 th < Umur ekonomis < 20 th

2

12,5% Nilai Buku

8 th < Umur ekonomis < 1 6 th.

3

25 % Nilai Buku

4 th< Umur ekonomis < 8th.

4

50 % Nilai Buku

Umur ekonomis <. 4th.

Tabel 5.2.4-2 Nilai penyusutan berdasarkan umur alat.

10.2.4.4 Nilai sisa

Nilai Sisa alat adalah nilai buku pada saat alat mencapai urm

ekonomis.

Nilai sisa besarnya tergantung pada nilai perolehan, umur

ekonomi alat, dan metode perhitungan penyusutan yang dipakal.

Page 85: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

X - 4

10.2.4.5 Rekondisi alat.

Rekondisi alat adalah usaha untuk meningkatkan / mengembalika

kinerja alat agar mendekati kinerja alat baru, dengan cara

melakukan perbaikan besar (overhaul).

Biaya yang dikeluarkan untuk rekondisi akan menambah nilai

buku alat dan memperpanjang umur ekonomis alat.

Page 86: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

XI - 1

BAB XI

PEMELIHARAAN ALAT

Pemeliharaan alat dilakukan dengan tertib, teratur, dan menerus, serta harus mempunyai

system kerja yang efektif agar dapat menjamin umur operasional alat menjadii panjang.

Biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan alat dapat dibebankan sebagai biaya atau beban

investasi rekondisi Perusahaan, untuk alat yang idle dalam jangka panjang, biaya pemeliharaan

di bukukan pada pos tersendiri yang termasuk dalam overhead.

11.1 Klasifikasi Pekerjaan Pemeliharaan.

Beberapa petunjuk dalam pemeliharaan alat yang perlu diperhatikan adalah :

a. Pelaksanaan pemeliharaan periodik, berpedoman pada jadual penggunaa dan

ketentuan pelaksanaan pemeliharaan yang ada didalam buku petunju dari

pabrik alat. Selanjutnya disusun program pemeliharaan yang mencaku jenis

pekerjaan pemeliharaan, waktu pemeliharaan, dan material yang diperlukan,

sehingga bagian logistik dapat mempersiapkan pada waktunya.

b. Pemeliharaan harus dilakukan oleh mekanik yang mampu, agar terlaksan

dengan benar.

Untuk memudahkan pelaksanaan dan pengawasan, maka pemeliharaan perlu

dibedakan dalam beberapa kelas/tingkatan pemeliharaan.

11.1.1 Tingkatan pemeliharaan.

Tingkat pemeliharaan dirinci secara jelas dalam beberapa kelas/ tingkat

pemeliharaan, dengan rincian jenis pekerjaan yang berbeda-beda.

Pemeliharaan masing-masing alat harus dijadualkan sesuai dengan tingkat

pemeliharaan, sehingga alat tetap pada kondisi siap operasi secara optimum.

11.1.1.1 Pemeliharaan tingkat I.

Pemeliharaan tingkat I, merupakan pemeliharaan alat yang

dilakukan operator sebelum beroperasi, pada saat beroperasi, dan

setelah beroperasi. Kegiatan yang dilakukan pada pemeliharaar

tingkat I adalah :

a. Memeriksa dengan mengelilingi alat, untuk melihat kemungkinan

adanya bagian-bagian yang retak, ikatan baut yang kendor dari

sebagainya

Page 87: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

XI - 2

b. Memeriksa indikator oli, indikator bahan bakar, air radiator, accu,

tegangan V-belt, drain bahan bakar dan sebagainya.

c. Memeriksa alat pengukur (gauges), menghidupkan mesin

mencoba rem, mencoba stir, attachment dan sebagainya.

d. Memeriksa dan membersihkan alat pada waktu selesai kerja

11.1.1.2 Pemeliharaan tingkat II.

Pemeliharaan tingkat II merupakan pemeliharaan alat yang

dilakukan oleh mekanik yang khusus dididik untuk melakukan

kegiatan :

a. Penggantian atau penambahan pelumas (grease, oli

mesin,transmisi).

b. Penggantian filter element untuk bahan bakar, oli, udara,

hidrolik.

c. Penyetelan (adjustment) pada rem, clutch, breaker poin

karburator dan sebagainya.

Pekerjaan pemeliharaan tingkat II merupakan pekerjaan rutin

dengan interval pelaksanaan seperti yang ditentukan dalam buku

manual operasi, pada lubrication guide masing-masing alat.

11.1.1.3 Pemeliharaan tingkat III.

Pemeliharaan tingkat III merupakan pemeliharaan alat yang

dilakukan oleh mekanik bengkel, untuk perbaikan kerusakan ringan.

Yang dimaksud dengan perbaikan kerusakan ringan adalah

perbaikan yang dapat dilakukan tanpa harus membongkar/ melepas

bagian alat yang besar, sehingga waktu penyelesaiaannya relatif

cepat. Kegiatan tersebut antara lain :

a. Mengatasi kerusakan kecil pada engine, misalnya menggant

nozzel, V-belt, hose, memperbaiki kebocoran dan sebagainya.

b. Mengganti atau memperbaiki roller yang bocor, menggant

bearing alau seal dari komponen alat yang mudah lepas.

11.1.1.4 Pemeliharaan tingkat IV

Pemeliharaan tingkat IV merupakan pemeliharaan alat yang

dilakukan oleh mekanik bengkel, untuk mengatasi kerusakan berat.

Yang dimaksud dengan perbaikan kerusakan berat adalah

perbaikan yang dalam pelaksanaannya harus membongkai

Page 88: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

XI - 3

/melepas bagian alat yang besar, sehingga waktu penyelesaiaannya

relatif lama. Kegiatan tersebut antara lain Overhaul mesin,

mengganti bearing/gear\da\am transmission, mengganti clutch disc

pada steering clutch bulldozer.

11.1.1.5 Pemeliharaan tingkat V

Pemeliharaan tingkat V merupakan kegiatan rekondisi alat.

Pemeliharaan Tingkat V harus dilakukan oleh mekanik bengkel

yang didukung oleh fasilitas bengkel yang memadai untuk tujuan

rekondisi alat.

Kegiatan rekondisi antara lain adalah rebuilt, ovehoul, pemasangan

dan atau penyetelan suatu komponen untuk mengembalikan

kemampuan alat atau untuk tujuan memperpanjang umur (life time).

11.1.2 Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance)

Pemeliharaan tingkat I dan tingkat II merupakan pemeliharaan pencegahan.

Pada umumnya pemeliharaan tingkat I dan tingkat II sama untuk semua alat,

yaitu pemeriksaan fisik, penggantian filter, penggantian minyak pelumas,

penggantian minyak hidrolik, rnelumasi bearing dan sebagainya. Kerusakan

alat dapat dihindari dengan melakukan pemeliharaan pencegahan secara

rutin.

11.1.2.1 Sistem pemeliharaan pencegahan.

Sistem pemeliharaan pencegahan yang baik harus dibuat

sederhana, fleksibel, dan baku. Pada prinsipnya ada tiga hat yang

harus dilaksanakan :

a. Pemeriksaan berkala kondisi alat secara teratur.

b. Operator segera lapor kepada mekanik jika ada kelainan dan

menghentikan operas! jika dirasa akan membahayakan.

c. Tindak lanjut laporan oleh mekanik.

11.1.2.2 Rencana pemeliharaan pencegahan

Pemeliharaan pencegahan harus disusun jadualnya untuk masing-

masing alat. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan mengingatkan

waktu pemeliharaan.

Page 89: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

XI - 4

Jika alat yang dioperasikan dalam jumlah banyak, maka selain

dibuat jadual tersebut, dapat juga dibuat sistem kartu pemeliharaan

untuk masing-masing alat.

11.1.3 Pemeliharaan perbaikan

Pemeliharaan perbaikan adalah pemeliharaan tingkat III, IV dan V,

Pelaksanaan perbaikan bisa dijadualkan, jika sifatnya untuk

pencegahan atau koreksi, sedang perbaikan yang disebabkan

karena kerusakan, tidak bisa di jadualkan.

11.2 Bengkel

Penempatan lokasi bengkel, penempatan perlengkapan, pembagian tugas

kewenangan serta tanggung jawab bengkel harus dinyatakan secara tegas dan

mempunyai Managemen yang baik, karena hal ini akan sangat mempengaruhi/

mendukung kerja alat, dan secara langsung akan mempengaruhi produktivitas alat.

lasalah utama yang perlu diatur dalam manajemen bengkel adalah :

a. Pengelolaan sumber daya manusia yang terlibat di bengkel.

b. Pengelolaan suku cadang.

c. Pengelolaan penggunaan ruangan bengkel yang ada.

d. Pengelolaan kegiatan pemeliharaan, dan perbaikan alat.

e. Pengelolaan administrasi, dan keuangan.

f. Pengelolaan Keselamatan, dan Kesehatan Kerja.

Perlu dipahami bahwa bengkel merupakan sub sistem dari sistem pengelolaan alat

perusahaan, sehingga bengkel harus dapat menjamin kemampuan operasi alat secara

menerus.

agar bengkel mempunyai kinerja yang baik, maka petugas bengkel harus selalu

mengetahui jumlah alat, jenis alat, dan kondisi masing-masing alat, termasuk yang

berada dalam lingkup pemeliharaan.

Sarana, perlengkapan kerja, dan alat penunjang, disesuaikan dengan jumlah maupun

jenis alat, dan batasan kemampuan jenis pekerjaan/pemeliharaan yang nenjadi

tanggung jawab bengkel tersebut.

Page 90: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

RANGKUMAN

Sebagaimana prinsip manajemen secara umum maka langkah-langkah POAC atau

Planning, Organizing, Actuating dan Controlling juga diterapkan pada manajemen logistik.

Nilai material yang terkandung di dalam kontrak pelaksanaan pekerjaan, termasuk sangat

tinggi dan dominan sehingga fungsi seorang petugas logistik sangat penting di dalam

perencanaan dan pengendalian material konstruksi.

Pada bab II di dalam modul ini pertama kali tentunya di jelaskan tugas dan tanggung-jawab

serta kedudukan dan peran seorang petugas logistik baik di manajemen perusahaan

maupun pada pelaksanaan proyek.

Selanjutnya pada bab III perencanaan material diuraikan mengenai bagaimana menentukan

kuantitas material, menyiapkan contoh dan membuat jadwal pengadaan material.

Pada Pelaksanaan pengadaan material di bab IV, perlu diketahui kebijakan pengadaannya

baik yang dibeli, disewa, dipinjam dan diambil dari alam. Material yang dibeli harus dari

pemasok dan diambil dari alam. Material yang dibeli harus dari pemasok yang terseleksi

sehingga terjamin baik kualitas, kuantitas dan delivery time nya.

Langkah manajemen logistik selanjutnya adalah seperti uraian pada bab V mengenai proses

pengendalian material dimana diuraikan prosedur penunjukkan pemasok, penetapan harga,

syarat administrasi dan pelaksanaan kontrol pada sistem akuntansi untuk mengurangi

penyimpangan – penyimpangan yang mungkin ada.

Pada Bab terakhir yaitu bab VI pada manajemen logistik, dapat dilihat prosedur dan formulir

yang dipakai pada proses tersebut diatas yang tujuan nya adalah perencanaan yang baik

dan pengendalian yang teliti agar dapat mensupply material ke proyek sesuai rencana dan

anggaran yang tersedia.

Pada Proyek yang berskala besar dan menengah, fungsi peralatan terutama peralatan berat

adalah sangat dominan di dalam menyelesaikan progres physik di lapangan. Karena hal

tersebut, proyek menuntut kondisi peralatan yang prima untuk menghasilkan produktifitas

yang optimum dengan waktu kerja yang efisien dan idle time yang minimum.

Adalah tugas seorang manajer / petugas peralatan untuk menjaga kondisi alat siap pakai

seperti tersebut diatas dengan pedoman manajemen peralatan yang baik.

Page 91: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen Logistik Dan Peralatan

Perencanaan peralatan pada bab VIII merupakan langkah awal dan didahului rencana

kebutuhan alat, pemilihan peralatan dan kebijakan pengadaan alat. Apabila schedule

pelaksanaan proyek sudah dibuat dengan benar, maka jadwal pengadaan alat dan jadwal

operasi alat tentunya dapat dibuat pula.

Bab selanjutnya yaitu bab IX adalah membahas pengoperasian alat dari segi manajemen

dimana diperlukan persiapan peralatan, persiapan operator, persiapan mekanik,

keselamatan dan kesehatan kerja dan bagaimana memobilisir peralatan tepat waktu.

Manajemen pengoperasian peralatan sangat penting yang meliputi meng cover asuransi,

menghitung dan memonitor produksi alat sehingga tercapai efisiensi dan produktifitas yang

tinggi.

Pada bab berikut yaitu bab X adalah mengenai inventarisasi alat yang meliputi data fisik,

administrasi, keuangan dan penyusutan.

Sedangkan bab terakhir (bab XI) adalah tentang pemeliharaan alat yang merupakan hal

yang tidak boleh di abaikan.

Page 92: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

i

KATA PENGANTAR

Usaha dibidang Jasa konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah

berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai

badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas

pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini bahwa mutu produk, ketepatan waktu

penyelesaian, dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih rendah dari yang

diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah ketersediaan

tenaga ahli / trampil dan penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan

serta penguasaan teknologi.

Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan

terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.

Untuk memenuhi kebutuhan terhadap produk sesuai kualitas standar tersebut, perlu

dilakukan berbagai upaya, mulai dari peningkatan kualitas SDM, standar mutu, metode

kerja dan lain-lain.

Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan

adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang menggeluti

standar baku mutu baik untuk bidang pekerjaan jalan dan jembatan, pekerjaan sumber

daya air maupun untuk pekerjaan dibidang bangunan gedung.

Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja dibidang sumber daya air, telah

menghasilkan sekitar 130 (seratus Tiga Puluh) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Cost

Controller merupakan salah satu jabatan kerja yang diprioritaskan untuk disusun materi

pelatihannya mengingat kebutuhan yang sangat mendesak dalam pembinaan tenaga

kerja yang berkiprah dalam pengendalian mutu konstruksi bidang sumber daya air.

Materi pelatihan pada Jabatan Kerja Cost Controller of Water Resources Construction

ini terdiri dari 8 (Delapan) modul yang merupakan satu kesatuan yang utuh yang

diperlukan dalam melatih tenaga kerja yang menggeluti Cost Controller..

Namun penulis menyadari bahwa materi pelatihan ini masih banyak kekurangan

khususnya untuk modul Manajemen Logistik, dan Manajemen Peralatan Pekerjaan

Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan

masukkan guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.

Jakarta, Desember 2005

Tim Penyusun

Page 93: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen logistik dan peralatan

ii

LEMBAR TUJUAN

JUDUL PELATIHAN : COST CONTROLLER PEKERJAAN SUMBER DAYA AIR

TUJUAN PELATIHAN

A. Tujuan Umum Pelatihan

Mampu merencanakan dan melaksanakan pengendalian biaya pelaksanaan

dilapangan, sesuai anggaran biaya yang telah ditetapkan, pada pelaksanaan

pekerjaan SDA

B. Tujuan Khusus Pelatihan

Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu :

1. Menerapkan dokumen kontrak

2. Membuat rencana anggaran pelaksanaan pekerjaan bersama bagian lain

yang terkait

3. Menyusun dan mengevaluasi cash flow pelaksanaan pekerjaan bersama

bagian lain yang terkait

4. Berkoordinasi dengan bagian lain yang terkait melaksanakan pengadaan

bahan, upah, subkontraktor, peralatan, dan biaya umum serta memeriksa

permintaan dana kerja

5. Melakukan pencatatan dan evaluasi biaya pelaksanaan pekerjaan, serta

membuat pelaporan secara periodik.

Seri / Judul : CCE – 08 : Manajemen Logistik dan Peralatan

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah selesai mempelajari modul ini, peserta mampu menjelaskan pengelolaan logistik

sebagai bagian / pendukung dalam pelaksanaan produksi agar tepat waktu, kualitas serta

biaya.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Setelah modul ini diajarkan para peserta mampu :

1. Menjelaskan tentang pengertian Logistik

2. Menjelaskan kedudukan dan peran logistik

Page 94: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen logistik dan peralatan

iii

3. Menjelaskan dan melaksanakan cara pengelolaan logistik sebagai bagian dari

tugas operasional.

4. Menjelaskan dan melaksanakan kegiatan administrasi dibidang logistik untuk

mendukung tugas operasional.

Page 95: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen logistik dan peralatan

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

LEMBAR TUJUAN ..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iv

DESKRIPSI SINGKAT DAN DAFTAR MODUL ....................................................... vii

PANDUAN PEMBELAJARAN .................................................................................... viii

MATERI SERAHAN ..................................................................................................... xii

BAGIAN I : MANAJEMEN LOGISTIK

BAB I PENDAHULUAN (MANAJEMEN LOGISTIK) ............................................... I -1

BAB II KEDUDUKAN DAN PERAN LOGISTIK ..................................................... II -1

2.1 Kedudukan Logistik Dalam Kegiatan Perusahaan / Manajemen ...... II -1

2.2 Kedudukan Logistik Dalam Pelaksanaan Proyek .............................. II -2

2.3 Peran Logistik Di dalam Kegiatan Pelaksanaan Proyek .................... II -3

2.4 Manual Logistik ...................................................................................... II -4

2.5 Macam-macam Material Bahan dan Tugas Logistik Pada

Pelaksanaan Pekerjaan ..................................................................... II -5

BAB III PERENCANAAN PENGADAAN DAN PENYIMPANAN MATERIAL ......... III -1

3.1 Menentukan Kuantitas Material ........................................................... III -1

3.2 Menyiapkan Contoh Material .............................................................. III -1

3.3 Jadwal Pengadaan Material ............................................................... III -2

3.4 Penempatan / Penyimpanan Material ................................................. III -2

BAB IV PELAKSANAAN PENGADAAN MATERIAL .............................................. IV -1

4.1 Wewenang Dan Tanggung Jawab ...................................................... IV -1

4.2 Kebijakan Pengadaan Material ............................................................ IV -1

4.3 Material Diambil Dari Alam Atau Diproduksi Sendiri ........................... IV -4

4.4 Material Yang Disediakan Oleh Pemberi Tugas ................................. IV -5

4.5 Penerimaan Dan Penyimpanan Material ............................................. IV -5

4.6 Material Khusus ................................................................................... IV -5

4.7 Material Impor ...................................................................................... IV -6

4.8 Material Bahan Peledak ....................................................................... IV -6

Page 96: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen logistik dan peralatan

v

BAB V PROSES PENGENDALIAN MATERIAL ...................................................... V -1

5.1 Penunjukkan Pemasok / Sumber ....................................................... V -1

5.2 Penetapan Harga Material ................................................................. V -1

5.3 Pembuatan Surat Perjanjian Pembelian Material (Sppm) ................. V -1

5.4 Memantau (Memonitor) Proses Produksi Dan Pengiriman ................ V -2

5.5 Penerimaan Material .......................................................................... V -2

5.6 Penempatan / Penyimpanan Material ................................................ V -2

5.7 Penggunaan / Pengalokasian Material ................................................ V -2

5.8 Pembukuan Biaya dan Pembayaran Material ..................................... V -3

5.9 Inventarisasi Material Sisa ................................................................... V -3

BAB VI PROSEDUR DAN FORMULIR ................................................................... VI -1

6.1 Prosedur Perencanaan Logistik (PRL) ................................................ VI -1

6.2 Prosedur Pelaksanaan Logistik (PPL) ............................................... VI -2

6.3 Prosedur Evaluasi Pengadaan (PEP) ............................................... VI -6

BAGIAN II : MANAJEMEN PERALATAN

BAB VII PENDAHULUAN ( MANAJEMEN PERALATAN ) ..................................... VII -1

BAB VIII PERENCANAAN ALAT ............................................................................... VIII -1

8.1 Rencana Kebutuhan Alat .................................................................... VIII -1

8.2 Pemilihan Alat ..................................................................................... VIII -2

8.3 Kebijakan Pengadaan Alat .................................................................. VIII -7

8.4 Jadwal Pengadaan Alat .....................................................................VIII -10

8.5 Jadwal Operasi Alat ...........................................................................VIII -10

BAB IX PENGOPERASIAN ALAT ............................................................................ IX -1

9.1 Persiapan Kerja ................................................................................... IX -1

9.2 Memeriksa Daftar Rencana Penggunaan Peralatan ......................... IX -2

9.3 Mempersiapkan Peralatan ................................................................. IX -3

9.4 Menyiapkan Operator ......................................................................... IX -4

9.5 Menyiapkan Mekanik ........................................................................... IX -5

9.6 Keselamatan dan Kesehatan Kerja ...................................................... IX -6

9.7 Memobilisasi Peralatan ...................................................................... IX -8

9.8 Mengoperasian Peralatan .................................................................. IX -10

9.9 Biaya Alat ............................................................................................. IX -18

Page 97: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen logistik dan peralatan

vi

9.10 Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan ................................................ IX -26

9.11 Manual Operasi Alat ............................................................................ IX -27

BAB X INVENTARISASI ALAT ................................................................................ X -1

10.1 Identifikasi ........................................................................................... X -1

10.2 Kegiatan Inventarisasi ...................................................................... X -1

BAB XI PEMELIHARAAN ALAT ............................................................................... XI -1

11.1 Klasifikasi Pekerjaan Pemeliharaan .................................................... XI -1

11.2 Bengkel ............................................................................................... XI -4

RANGKUMAN DAFTAR PUSTAKA

Page 98: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen logistik dan peralatan

vii

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL

PELATIHAN PENGENDALIAN BIAYA PEKERJAAN SUMBER DAYA AIR

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja PENGENDALI BIAYA

PEKERJAAN SUMBER DAYA AIR (COST CONTROLLER OF WATER RESOURCES

CONSTRUCTION) dibakukan dalam SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional

Indonesia) yang didalamnya telah ditetapkan unit-unit kompetensi, elemen kompetensi

dan Kriteria Unjuk Kerja, sehingga dalam Pelatihan COST CONTROLLER unit-unit

kompetensi tersebut Tujuan Khusus Pelatihan.

2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisa dari masing-masing Unit

Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk kerja yang menghasilkan

kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap prilaku dari setiap Elemen

Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus

pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.

3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan

kurikulum dan silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusunlah seperangkat modul

pelatihan (seperti tercantum dalam daftar modul) yang harus menjadi bahan

pengajaran dalam pelatihan Cost Controller.

DAFTAR MODUL

No. Kode Judul Modul

1. CCE-01 UUJK, Etika Profesi dan Etos Kerja

2. CCE-02a Sistem Manajemen K3 Konstruksi

CCE-02b RPL dan RKL

3. CCE-03 Dokumen Kontrak

4. CCE-04 Manajemen Proyek

5. CCE-05 Analisa Harga Satuan

6. CCE-06 Spesifikasi

7. CCE-07 Pengendalian Biaya

8. CCE-08 Manajemen Logistik dan Peralatan

Page 99: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen logistik dan peralatan

viii

P A N D U A N P E M B E L A J A R A N

Page 100: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen logistik dan peralatan

ix

A. BATASAN

JUDUL : MANAJEMEN LOGISTIK DAN PERALATAN KETERANGAN

KODE MODUL : CCE - 08

Deskripsi :

Materi ini membahas tentang manajemen

logistik dan peralatan yang perlu diketahui dan

dipahami oleh seorang Cost Estimator.

Manajemen Logistik membahas mengenai

kedudukan dan peranan logistik dan

pengelolaan logistik sebagai bagian dari tugas

operasional. Sedangkan manajemen peralatan

membahas mengenai perencanaan alat,

pengoperasian alat, inventarisasi alat dan

pemeliharaan alat.

Tempat Kegiatan : Dalam ruang kelas dengan kapasitas ± 25 orang

Waktu Kegiatan :

4 x 45 menit (4 JPL) Bahan : Materi Serahan

Page 101: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen logistik dan peralatan

x

B. PROSES PEMBELAJARAN

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

1. Ceramah : Pembukaan

• Menjelaskan tujuan instruksional (TIU & TIK)

• Merangsang motivasi peserta dengan pertanyaan atas pengalaman dalam manajemen logistik dan peralatan

Waktu : 10 menit

2. Ceramah : Pendahuluan (manajemen logistik)

• Menjelaskan mengenai

pengertian logistik Waktu : 10 menit Bahan : Materi Serahan, Bab I

3. Ceramah : Kedudukan dan peran

logistik • Menjelaskan mengenai peran

logistik di dalam manajemen perusahaan, dalam proyek dan dalam pelaksanaan proyek

Waktu : 10 menit Bahan : Materi Serahan, Bab II

4. Ceramah : Perencanaan dan penyiapan material - Menjelaskan menentukan

kualitas material, penyiapan contoh material untuk persetujuan secara tertulis, cara membuat jadwal pengadaan material, cara penempatan dan penyimpanan material

• Mengikuti penjelasan

instruktur TIU dan TIK dengan tekun dan aktif

• Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas

• Mendengarkan

penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif

• Mencatat hal-hal yang perlu

• Bertanya bila perlu • Mendengarkan

penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif

• Mencatat hal-hal yang perlu

• Bertanya bila perlu

• Mendengarkan

penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif

• Mencatat hal-hal yang perlu

• Bertanya bila perlu

OHT

4 s/d 5

OHT

6 s/d 7

OHT 8

OHT

9 s/d 10

Page 102: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen logistik dan peralatan

xi

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

Waktu : 10 menit Bahan : Materi Serahan, Bab III

5. Ceramah : Pelaksanaan Pengadaan material - Menjelaskan wewenang dan

tanggung jawab pengadaan material, kebijakan pengadaan material

Waktu : 15 menit Bahan : Materi Serahan, Bab IV

6. Ceramah : Proses pengendalian material - Menjelaskan proses penunjukan

pemasok, menetapkan harga material, pembuatan surat perjanjian pembelian material sampai dengan penempatan/penyimpanan material setelah dipakai masih ada material sisa

Waktu : 10 menit Bahan : Materi Serahan, Bab V

7. Ceramah : Prosedur logistik - Menjelaskan prosedur

perencanaan logistik (PRL), prosedur pelaksanaan logistik (PPC) dan prosedur evaluasi pengadaan (PEP) dengan menggunakan formulir LOG 01 s/d LOG 08

Waktu : 25 menit Bahan : Materi Serahan, Bab VI

8. Ceramah : Pendahuluan ( Manajemen Peralatan) - Menjelaskan mengenai

pengertian manajemen peralatan Waktu : 10 menit Bahan : Materi Serahan, Bab VII

• Mendengarkan penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif

• Mencatat hal-hal yang perlu

• Bertanya bila perlu

• Mendengarkan

penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif

• Mencatat hal-hal yang perlu

• Bertanya bila perlu • Mendengarkan

penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif

• Mencatat hal-hal yang perlu

• Bertanya bila perlu • Mendengarkan

penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif

• Mencatat hal-hal yang perlu

• Bertanya bila perlu

OHT 11 s/d 14

OHT 15 s/d 17

OHT 18 s/d 30

OHT 31

Page 103: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen logistik dan peralatan

xii

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

9. Ceramah : Perencanaan Alat

- Menjelaskan mengenai pemilihan alat dan pengadaan alat

Waktu : 10 menit Bahan : Materi Serahan, Bab VIII

10. Ceramah : Pengoperasian Alat

- Menjelaskan mengenai prosedur pengoperasian peralatan termasuk K3

Waktu : 50 menit Bahan : Materi Serahan, Bab IX

11. Ceramah : Inventarisasi Alat

- Menjelaskan mengenai prosedur inventarisasi alat termasuk menghitung penyusutan

Waktu : 10 menit Bahan : Materi Serahan, Bab X

12. Ceramah : Pemeliharaan Alat

- Menjelaskan mengenai klasifikasi pemeliharaan, pemeliharaan pencegahan dan pemeliharaan perbaikan

Waktu : 10 menit Bahan : Materi Serahan, Bab XI

• Mendengarkan

penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif

• Mencatat hal-hal yang perlu

• Bertanya bila perlu • Mendengarkan

penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif

• Mencatat hal-hal yang perlu

• Bertanya bila perlu • Mendengarkan

penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif

• Mencatat hal-hal yang perlu

• Bertanya bila perlu • Mendengarkan

penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif

• Mencatat hal-hal yang perlu

• Bertanya bila perlu

OHT 32 s/d 33

OHT 34 s/d 52

OHT 53

OHT 54

Page 104: PELATIHAN PENGENDALI BIAYA PEKERJAAN (COST …

Pelatihan Cost Controller Manajemen logistik dan peralatan

xiii

M A T E R I S E R A H A N