21
1 BAB I PENDAHULUAN Sesuai dengan Konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 1948), Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada Pasal 28 H, dan Undang-Undang Nomor 23/1992 tentang kesehatan, menetapkan bahwa kesehatan adalah hak fundamental, karena setiap individu, keluarga, dan masyarakat berhak mendapatkan perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Dalam praktiknya negara secara bertahap memenuhi hak-hak tersebut sesuai kemampuan keuangan Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Pengembangan dari Undang-Undang dasar 1945 pasal 28 H di representasikan kembali dalam UU Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dimana menjadi komitmen pemerintah dalam melindungi dan menjamin kesehatan masyarakat, terutama masyarakat miskin. Berdasarkan konstitusi dan Undang-Undang tersebut, Kementerian Kesehatan sejak tahun 2005 telah melaksanakan program jaminan kesehatan sosial dalam mekanisme asuransi kesehatan, dimulai dengan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat

PELAYANAN JAMKESMAS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PELAYANAN JAMKESMAS

1

BAB I

PENDAHULUAN

Sesuai dengan Konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 1948),

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada Pasal 28 H,

dan Undang-Undang Nomor 23/1992 tentang kesehatan, menetapkan bahwa

kesehatan adalah hak fundamental, karena setiap individu, keluarga, dan

masyarakat berhak mendapatkan perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara

bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya

termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Dalam praktiknya negara

secara bertahap memenuhi hak-hak tersebut sesuai kemampuan keuangan

Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Pengembangan dari Undang-Undang dasar 1945 pasal 28 H di

representasikan kembali dalam UU Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional (SJSN) dimana menjadi komitmen pemerintah dalam melindungi

dan menjamin kesehatan masyarakat, terutama masyarakat miskin.

Berdasarkan konstitusi dan Undang-Undang tersebut, Kementerian

Kesehatan sejak tahun 2005 telah melaksanakan program jaminan kesehatan

sosial dalam mekanisme asuransi kesehatan, dimulai dengan program Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin/JPKMM atau lebih dikenal

dengan program Askeskin. Atas pertimbangan pengendalian biaya kesehatan,

peningkatan mutu, transparansi dan akuntabilitas dilakukan perubahan mekanisme

pada tahun 2008 yang meliputi pemisahan fungsi verifikator dan pembayar,

penempatan pelaksana verifikasi di Rumah Sakit, penerapan paket tarif

Jamkesmas, pembentukan tim pengelola Jamkesmas dan tim koordinasi

Jamkesmas serta penugasan PT Askes (persero) dalam manajemen kepesertaan.

Program Jamkesmas Tahun 2011 dilaksanakan dengan beberapa perbaikan

pada aspek kepesertaan, pelayanan, pendanaan dan pengorganisasian. Pada aspek

pelayanan, Kementerian Kesehatan melalui Tim Pengelola Jamkesmas terus

melakukan upaya perbaikan mekanisme pertanggungjawaban pelayanan

Jamkesmas. Perbaikan-perbaikan mendasar dilakukan sebagai upaya pengendalian

Page 2: PELAYANAN JAMKESMAS

2

biaya tanpa mengesampingkan pelayanan kesehatan yang bermutu. Agar

pelayanan yang diberikan kepada pasien tepat sasaran yaitu kepada masyarakat

miskin yang memang membutuhkan bantuan dalam pengobatan. Sehingga

pelayanan kesehatan yang diberikan bersifat efektif dan efisien.

Page 3: PELAYANAN JAMKESMAS

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

PELAYANAN JAMKESMAS

2.1 Definisi

Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan

bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara

nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan

kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin.

2.2 Tujuan

2.2.1 Tujuan Umum

Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan sehingga

tercapai derajat kesehatan yang optimal secara efektif dan efisien bagi

seluruh peserta Jamkesmas.

2.2.2 Tujuan Khusus

a. Memberikan kemudahan dan akses pelayanan kesehatan kepada peserta

di seluruh jaringan PPK Jamkesmas.

b. Mendorong peningkatan pelayanan kesehatan yang terstandar bagi

peserta, tidak berlebihan sehingga terkendali mutu dan biayanya.

c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.

2.3 Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan

Ruang lingkup pelayanan kesehatan Program Jamkesmas di puskesmas

dan jaringannya meliputi upaya pelayanan kesehatan perorangan (promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif) yang berupa rawat jalan dan rawat inap bagi

peserta Program Jamkesmas. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan program

Jamkesmas mencakup semua jenis pelayanan kesehatan dasar yang tersedia di

puskesmas dan jaringannya, dengan standar, pedoman SOP yang sama bagi setiap

masyarakat sesuai indikasi medis. Ruang lingkup Program Jamkesmas di

puskesmas dan jaringannya meliputi:

Page 4: PELAYANAN JAMKESMAS

4

2.3.1 Pelayanan Kesehatan Dasar

2.3.1.1. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama

Pelayanan rawat jalan tingkat primer yang dimaksud adalah pelayanan

kesehatan yang diberikan oleh puskesmas dan jaringannya termasuk UKBM

(poskesdes, posyandu, Pos UKK, dan lain lain) di wilayah tersebut antara lain :

a. Pemeriksaan kesehatan dan konsultasi kesehatan

b. Pelayanan pengobatan umum

c. Pelayanan gigi termasuk cabut dan tambal

d. Penanganan gawat darurat

e. Pelayanan gizi kurang/buruk

f. Tindakan medis/operasi kecil

g. Pelayanan kesehatan ibu dan anak

h. Pelayanan imunisasi wajib bagi bayi

i. Pelayanan kesehatan melalui Kunjungan rumah

j. Pelayanan Keluarga Berencana (alat kontrasepsi disediakan BKKBN),

termasuk penanganan efek samping dan komplikasi

k. Pelayanan laboratorium dan penunjang diagnostik lainnya

l. Pemberian obat

m. Rujukan

Tempat pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat pertama adalah di

puskesmas dan jaringannya baik berupa kegiatan pelayanan kesehatan di dalam

gedung maupun kegiatan pelayanan kesehatan di luar gedung yang meliputi :

a. Puskesmas perawatan

b. Puskesmas

c. Puskesmas Keliling

d. Puskesmas Pembantu

e. Pos Kesehatan Desa

f. Pos UKBM (posyandu, Pos UKK, pos obat desa dan lainnya)

Page 5: PELAYANAN JAMKESMAS

5

g. atau sarana lainnya yang tersedia di wilayah tersebut termasuk rumah

penduduk

2.3.1.2 Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Tingkat Pertama

Pada kondisi pasien rawat jalan perlu dilakukan perawatan maka sebagai

alternatif untuk perawatan lanjutan adalah dilakukan rawat inap di puskesmas

perawatan sesuai dengan kemampuan sarana yang dimiliki, apabila tidak memiliki

kemampuan perawatan lanjutan harus dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan

rujukan yang memberikan pelayanan Program Jamkesmas. Jenis pelayanan pada

puskesmas perawatan tersebut :

a. Penanganan gawat darurat

b. Perawatan pasien rawat inap termasuk perawatan gizi buruk dan gizi kurang

c. Peawatan persalinan

d. Perawatan satu hari (one day care)

e. Tindakan medis yang diperlukan

f. Pemberian obat

g. Pemeriksaan laboratorium dan penunjang medis lainnya

h. Rujukan

Tempat pelayanan kesehatan rawat inap tingkat pertama hanya di

puskesmas perawatan.

2.3.1.3 Pelayanan Pertolongan Persalinan

Pelayanan pertolongan persalinan normal dapat dilakukan di puskesmas

dan jaringannya termasuk sarana UKBM, bidan dan dokter praktik sedangkan

pertolongan persalinan pervaginam dengan penyulit dapat dilakukan di puskesmas

dengan fasilitas PONED sesuai kompetensinya. Pelayanan pertolongan persalinan

tersebut mencakup:

a. Observasi Proses Persalinan

b. Pertolongan persalinan normal

c. Pertolongan persalinan pervaginam dengan penyulit (puskesmas dengan

fasilitas PONED)

Page 6: PELAYANAN JAMKESMAS

6

d. Pelayanan gawat darurat persalinan

e. Perawatan Nifas (Ibu dan neonatus)

f. Pemeriksaan laboratorium dan penunjang diagnostik lain

g. Pemberian obat

h. Akomodasi dan makan pasien

i. Rujukan (transport rujukan tersendiri)

Tempat pelayanan pertolongan persalinan dapat dilakukan di sarana

pelayanan kesehatan yaitu puskesmas dan jaringannya, sarana UKBM, bidan

praktik, dokter praktik, rumah bersalin maupun di rumah penduduk oleh tenaga

kesehatan yang berkompeten.

2.3.1.4 Pelayanan Spesialistik

Pada dasarnya Program Jamkesmas di puskesmas dan jaringannya adalah

pelayanan kesehatan perorangan tingkat pertama, tetapi dalam rangka peningkatan

akses pelayanan kesehatan lanjutan, beberapa puskesmas di kota besar

menyediakan pelayanan spesialistik. Apabila puskesmas memiliki fasilitas

pelayanan spesialistik, baik berupa pelayanan dokter spesialis yang bersifat tetap

atau rawat jalan maupun pelayanan penunjang spesialistik (laboratorium,

Radiologi, dan lain lain), maka kegiatan tersebut dapat menjadi bagian kegiatan

Program Jamkesmas di puskesmas dan jaringannya, tetapi perlu

pengaturan secara khusus (perlu pembatasan khususnya berbagai jenis tindakan

dengan memperhatikan kondisi sarana, prasarana, kompetensi dan ketersediaan

dana). Bayi yang lahir dari pasangan (suami dan istri) peserta Jamkesmas secara

otomatis menjadi peserta Jamkesmas, apabila bayi baru lahir memerlukan

pertolongan lanjutan di fasilitas kesehatan rujukan dapat dilakukan rujukan dari

Puskesmas dan jaringannya tanpa harus diterbitkan kartu Jamkesmas baru, cukup

kartu dari pihak orang tua dan keterangan rujukan dari Puskesmas.

2.3.1.5 Pelayanan Rujukan

Rujukan pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah proses rujukan

kasus maupun rujukan spesimen/penunjang diagnostik yang dapat berasal dari

Page 7: PELAYANAN JAMKESMAS

7

poskesdes, pustu ke puskesmas/puskesmas perawatan, antar puskesmas dan

jaringannya dan dari puskesmas dan jaringannya ke fasilitas kesehatan rujukan

(RS, BBKPM, BKPM, BKMM, BKIM) atau sarana penunjang medis lainnya.

Prosedur rujukan dilaksanakan secara berjenjang dan terstruktur dengan prinsip

portabilitas. Pelaksanaan rujukan harus didasarkan pada indikasi medis sehingga

puskesmas dan jaringannya harus dapat melakukan kendali dalam hal rujukan,

puskesmas dan jaringannya dapat melakukan filtrasi rujukan (kasus yang dapat

ditangani puskesmas dan jaringannya sesuai kompetensi dan tidak memerlukan

rujukan harus ditangani di puskesmas dan jaringannya). Prosedur rujukan harus

disertai dengan surat rujukan. Pada kondisi gawat darurat proses rujukan dapat

langsung dari puskesmas pembantu, poskesdes ke fasilitas kesehatan rujukan

terdekat.

2.4 Kriteria Pencapaian

Seluruh peserrta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dapat

memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan

Jamkesmas tahun 2009.

2.5 Prosedur Pelayanan

2.5.1 Pelayanan Tingkat Dasar

Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan

jaringannya, peserta harus menunjukkan kartu jamkesmas, atau surat keterangan

rekomendasi Dinas Sosial setempat (bagi gelandangan, pengemis, anak dan orang

terlantar) atau kartu PKH bagi peserta PKH yang belum memiliki kartu

Jamkesmas.

2.5.2 Pelayanan Tingkat lanjut

a. Peserta jamkesmas yang memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjut

(RJTL dan RITL), dirujuk dari Puskesmas dan jaringannya ke fasilitas

pelayanan kesehatan tingkat lanjut disertai kartu peserta jamkesmas dan

Page 8: PELAYANAN JAMKESMAS

8

surat rujukan yang ditunjukkan sejak awal sebelum mendapatkan pelayanan

kesehatan. Pada kasus emergency tidak memerlukan surat rujukan.

b. Kartu peserta jamkesmas dan surat rujukan dari Puskesmas dibawa ke loket

Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS) untuk

diverifikasi kebenaran dan kelengkapannya untuk selanjutnya dikeluarkan

Surat Keabsahan Peserta (SKP) dan peserta selanjutnya memperoleh

pelayanan kesehatan

c. Bayi-bayi yang terlahir dari keluarga peserta jamkesmas secara otomatis

menjadi peserta dengan merujuk pada kartu orangtuanya. Bila bayi

memerlukan pelayanan dapat langsung diberikan dengan menggunakan

identitas kepesertaan orangtuanya dan dilampirkan surat kenal lahir dan

kartu keluarga orangtuanya. Pelayanan kesehatan normal dibayarkan secara

paket baik ibu maupun ibunya, akan tetapi apabila bayi mempunyai kelainan

dan memerlukan pelayanan khusus dapat diklaim terpisah sesuai

diagnosanya.

d. Bagi gelandangan, pengemis, anak dan orang terlantar dapat mengakses

pelayanan walaupun tanpa kepemilikan kartu jamkesmas dengan

menunjukkan surat keterangan rekomendasi dari Dinas Sosisal setempat

yang menerangkan bahwa yang bersangkutan warga terlantar dan tidak

mampu.

e. Pelayanan tingkat lanjut sebagaimana diatas meliputi :

1. Pelayanan rawat jalan lanjutan (spesialistik) di Rumah Sakit,

BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM

2. Pelayanan lanjutan yang dilakukan pada

BKMM/BBPKM/BKPM/BP4/BKIM bersifat pasif (dalam gedung)

sebagai PPK penerima rujukan

3. Pelayanan rawat inap kelas III di Rumah Sakit dan tidak diperkenankan

pindah kelas atas permintaannya

4. Pelayanan obat-obatan

5. Pelayanan rujukan spesimen dan penunjang diagnostik lainnya

Page 9: PELAYANAN JAMKESMAS

9

f. Untuk kasus kronis tertentu yang memerlukan perawatan berkelanjutan

dalam waktu lama, surat rujukan dapat berlaku selama 1 bulan (seperti

Diabetes Mellitus). Untuk kasus kronis khusus seperti kasus gangguan jiwa

dan kasus pengobatan paru, surat rujukan dapat berlaku s/d 3 bulan

g. Rujukan pasien antar RS termasuk rujukan antar daerah dilengkapi surat

rujukan dari RS yang merujuk, copy kartu peserta atau surat keterangan

rekomendasi dari Dinas Sosial serta kartu PKH bagi peserta PKH yang

belum memiliki kartu Jamkesmas serta surat pengantar dari petugas yang

memverifikasi kepesertaan. Pada kasus-kasus rujukan antar daerah, petugas

yang memverifikasi kepesertaan pada RS rujukan dapat melakukan

konfirmasile database kepesertaan melalui petugas PT Askes (Persero)

tempat asal pasien.

h. Pada keadaan gawat darurat, apabila setelah penanganan

kegawatdaruratannya peserta memerlukan rawat inap dan identitas

kepesertaannya belum lengkap, maka yang bersangkutan diberi waktu 2x24

jam hari kerja untuk melengkapinya atau status kepesertaannya dapat

merujuk pada data base kepesertaan yang dilengkapi oleh petugas PT Askes

(Persero)

i. Pelayanan obat di Rumah Sakit dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Untuk memenuhi kebutuhan obat dan bahan habis pakai di Rumah

Sakit, Instalasi Farmasi/Apotik Rumah Sakit bertanggung jawab

menyediakan semua obat dan bahan habis pakai yang diperlukan.

Meski telah diberlakukan INADRG agar terjadi efisiensi pelayanan,

pemberian obat didorong agar menggunakan formularium obat

Jamkesmas di Rumah Sakit.

2. Apabila terjadi kekurangan atau ketiadaan obat tersebut maka

Rumah Sakit berkewajiban memenuhi obat tersebut melalui

koordinasi dengan pihak-pihak terkait.

3. Pemberian obat untuk pasien diberikan untuk 3 hari kecuali untuk

penyakit-penyakit kronis tertentu dapat diberikan lebih dari 3 hari

Page 10: PELAYANAN JAMKESMAS

10

sesuai dengan kebutuhan medis. Pemberian obat dilakukan dengan

efisien dan mengacu pada clinical pathway

j. Pemberian INADRG bagi seluruh PPK lanjutan sebagai dasar

pertanggungjawaban/klaim sejak 1 Januari 2009. Pemberlakuan INADRG

tersebut memerlukan persiapan perangkat keras, perangkat lunak dan

sumber daya manusia

k. Pelayanan kesehatan RJTL dan RITL dilakukan secara terpadu sehingga

biaya pelayanan kesehatan dikalimkan dan diperhitungkan menjadi satu

kesatuan menurut INADRG. Dokter berkewajiban melakukan penegakan

diagnosa yang tepat sesuai ICD-10 dan ICD-9 CM sebagai dasar penetapan

kode INA-DRG. Dokter penanggung jawab harus menuliskan nama dengan

jelas serta menandatangani berkas pemeriksaan (resume medik)

l. Apabila dalam proses pelayanan terdapat diagnosa penyakit yang belum

tercantum baik kode maupun tarifnya dalam tarif INADRG, maka balai

kesehatan/RS melaporkannya ke Ditjen Bina Pelayanan Medis untuk

dilakukan penetapannya

m. Pada kasus-kasus dengan diagnosa yang kompleks dengan severity level-3

menurut kode INADRG harus mendapatkan pengesahan dari komite medik

atau Direktur Pelayanan atau Supervisor yang ditunjuk untuk dan yang

diberi tanggung jawab oleh RS.

n. Pasien yang masuk instalasi rawat inap melalui instalasi rawat jalan atau

instalasi gawat darurat hanya diklaim menggunakan 1 kode INADRG

dengan jenis pelayanan rawat inap

o. Pasien yang datang ke-2 atau lebih ke instalasi rawat jalan dengan dua atau

lebih diagnosa akan tetapi diagnosa tersebut merupakan diagnosa sekunder

dari diagnosa utamanya maka diklaim menggunakan 1 kode INADRG

p. Pasien yang datang ke-2 atau lebih ke instalasi rawat jalan dengan kasus

yang bukan merupakan diagnosa sekunder dari diagnosa utamanya maka

diklaim menurut diagnosa msing-masing. Setiap pasien yang datang untuk

kontrol ulang instalasi rawat jalan, diagnosa utamanya menggunakan kode

Z.

Page 11: PELAYANAN JAMKESMAS

11

q. Agar pelayanan berjalan dengan lancar, RS bertanggung jawab untuk

menjamin ketersediaan Alat Medis Habis Pakai (AMHP), obat dan darah

r. Untuk menjamin ketersediaan dan harga obat/vaksin/serum dipusat dan

daerah serta di balai kesehatan atau RS, dilakukan kesepakatan kerja sama

antara Menkes dan Konsosium BUMN Farmasi. RS dan Balai Kesehatan

menindaklanjutinya dengan tindakan teknis dengan mengacu kepada

pedoman pelaksanaan kesepakatan kerjasama tersebut.

s. Pelayanan RS diharapkan dapat dilakukan dengan cost efficient dan cost

effective agar biaya pelayanan seimbang dengan tarif INADRG

t. Dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada peserta, tidak boleh

dikenakan iur biaya oleh PPK dengan alasan apapun

Page 12: PELAYANAN JAMKESMAS

12

BAB III

MASALAH PELAYANAN JAMKESMAS

DI PUSKESMAS TANJUNG PINANG

3.1 Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama

Puskesmas adalah pelayanan kesehatan tingkat pertama. Puskesmas

Tanjung Pinang merupakan pelayanan rawat jalan tingkat pertama dan belum

dapat melaksanakan pelayanan rawat inap. Sehingga permasalahan-permasalahan

yang timbul pada pelayanan di Puskesmas tersebut terdiri dari pelayanan rawat

jalan.

Konsultasi kesehatan merupakan salah satu jenis pelayanan rawat jalan

tingkat pertama. Pelayanan tersebut dapat diperoleh oleh seluruh peserta

jamkesmas. Namun pada prakteknya di Puskesmas Tanjung Pinang jarang sekali

konsultasi kesehatan dilakukan sebagaimana mestinya. Menurut pengamatan

bahwa kurangnya penerapan dari konsultasi kesehatan tersebut dikarenakan

beberapa hal yaitu waktu yang tersedia untuk konsultasi sangat sedikit. Sedangkan

pasien yang datang untuk berobat setiap harinya sangat banyak. Sehingga untuk

menghindari antrian yang begitu banyak maka banyak pasien yang datang hanya

mendapatkan pengobatan dan diberikan resep tanpa mengetahui penyakit yang

diderita dan pencegahan yang seharusnya dilakukan oleh pasien. Jadi sebaiknya

perlu penambahan petugas di bagian-bagian tertentu yang memang membutuhkan

tempat konsultasi dan untuk mengurangi angka kesakitan pada wilayah kerja

puskesmas maka ada baiknya selain mendapatkan edukasi pada saat datang

berobat ke puskesmas yang sangat jarang dilakukan maka perlu ditingkatkan

penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.

Salah satu dari pelayanan pengobatan umum yaitu penulisan resep.

Penulisan resep hanya boleh dilakukan oleh dokter spesialis, dokter umum, dokter

gigi dan dokter hewan. Di Puskesmas Tanjung Pinang hanya memiliki dokter

umum dan dokter gigi. Berdasarkan SDM yang dimiliki Puskesmas Tanjung

Pinang maka yang berhak menulis resep pada puskesmas tersebut yaitu dokter

umum dan dokter gigi. Namun kenyataannya, seringkali penulisan resep

Page 13: PELAYANAN JAMKESMAS

13

dilakukan oleh perawat atau bidan yang ada di puskesmas. Hal ini sering terjadi

dikarenakan dokter dalam beberapa kesempatan disibukkan oleh urusan dinas

sedangkan pasien yang berobat selalu banyak setiap harinya sehingga perlu

adanya penambahan dokter atau adanya dokter pengganti untuk mambantu

pelayanan di puskesmas.

Diagnosa suatu penyakit selain melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik

terkadang juga diperlukan pemeriksaan penunjang. Salah satu pemeriksaan

penunjang yang dapat membantu penegakan diagnosa yaitu dengan pemeriksaan

seperti darah rutin dan urin rutin yang pemeriksaanya dilakukan di laboratorium.

Puskesmas Tanjung Pinang sudah memiliki sarana laboratorium dan SDM

laboratorium. Dalam memberikan pelayanan laboratorium ada beberapa hal yang

harus diperhatikan bahwa petugas laboratorium sangat berisiko terkena infeksi

penyakit dari spesimen yang diperiksa. Untuk mencegah hal tersebut maka perlu

adanya proteksi diri seperti pemakaian handskun dan masker. Pada Puskesmas

Tanjung Pinang terkadang petugas laboratoriumnya tidak menggunakan alat

proteksi diri dalam pemeriksaan yang dilakukan. Hal ini bisa berisiko pada

terinfeksinya petugas laboratorium tersebut dengan agen infeksius dari spesimen

yang diperiksa. Sehingga perlu dilakukan pelatihan khususnya kepada petugas

laboratorium mengenai syarat-syarat yang diperlukan dalam melakukan

pemeriksan laboratorium.

BAB IV

Page 14: PELAYANAN JAMKESMAS

14

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan

bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara

nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan

kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin.

Tujuan umum dari jamkesmas adalah meningkatkan akses dan mutu

kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai

derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien.

Sasaran program adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh

Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai

jaminan kesehatan lainnya.

4.2 Saran

Puskesmas diharapkan dapat lebih meningkatkan dan memperbanyak

upaya-upaya kesehatan diluar gedung untuk mendekatkan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat sehingga seluruh masyarakat khususnya masyarakat miskin

dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar.