12
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MULYONO

Pelayanan pendidikan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pelayanan pendidikan

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MULYONO

Page 2: Pelayanan pendidikan

PERMASALAHAN PENDIDIKAN

• Rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang pendidikan.

• Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, baik

melalui pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru, buku dan alat pelajaran, serta

peningkatan mutu manajemen sekolah.

• Namun demikian belum menunjukkan peningkatan yang merata.

Page 3: Pelayanan pendidikan

TIGA FAKTOR PENYEBAB RENDAH MUTU PENDIDIKAN

(1) Kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan

education production function atau input-output analysis yang tidak dilaksanakan

secara konsekuen.

(2) Pelaksanaannya lebih memusatkan pada input pendidikan dan kurang memperhatikan

pada proses pendidikan.

(3) Proses pendidikan sangat menentukan output pendidikan.

Page 4: Pelayanan pendidikan

(4) Penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara sentralistik,

• Menempatkan sekolah sebagai penyelenggara pendidi-kan sangat tergantung pada keputusan birokrasi yang mempunyai jalur yang sangat panjang dan kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat.

Page 5: Pelayanan pendidikan

(5) PERAN SERTA MASYARAKAT

• Khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat

minim dan pada

umumnya lebih banyak bersifat dukungan input bukan pada proses pendidikan.

Page 6: Pelayanan pendidikan

(6) Sekolah tidak mempunyai beban

• Untuk mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan pendidikan

kepada orangtua siswa sebagai salah satu pihak yang

berkepentingan dengan pendidikan (stakeholder).

Page 7: Pelayanan pendidikan

PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI

• Kehidupan manusia pada era globalisasi sekarang ini mengalami perubahan yang

dramatis dalam segala aspeknya.

• Perubahan ini ditandai dengan derasnya arus informasi dan dunia tanpa tapal batas

yang mengakibatkan tingkat persaingan yang dihadapi oleh dunia pendidikan menjadi

sangat ketat dan bersifat frontal.

• Pelayanan jasa pendidikan dituntut bukan saja memikirkan strategi keluar untuk

memenangkan pesaing, tetapi juga lebih penting lagi adalah memikirkan upaya-upaya

melakukan konsolidasi dan pembenahan ke dalam yang seringkali disebut sebagai

strategi ke dalam.

Page 8: Pelayanan pendidikan

• Konsolidasi dan pembenahan ke dalam sangat diperlukan untuk lebih memastikan

bahwa setiap komponen yang terkait dengan seluruh kegiatan pelayanan jasa

pendidikan dikelola secara efisien, efektif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan

kualitas pelayanan jasa secara menyeluruh.

• Komponen-komponen tersebut meliputi unsur-unsur manajerial yang meliputi: Sumber

Daya Manusia, Financial, Sarana Prasarana, Informasi, Kurikulum, dan Humas,

sedangkan mata rantai kegiatan pelayanan jasa pendidikan meliputi: Supplier, Input,

Proses, Out put dan Customer dan disingkat dengan SIPOC.

• Dunia pendidikan juga menerima pengaruh era informasi.

Page 9: Pelayanan pendidikan

Reigeluth dan Garfinkel (1994) menggambarkan perbedaan antara fenomena era industri dan era informasi yang mempengaruhi pendidikan sebagai berikut:

Era Industri Era informasi

Hubungan permusuhan Hubungan kerjasama

Organisasi birokratis Organisasi tim

Kepemimpinan otokratis Kepemimpinan bersama

Pengawasan terpusat Otonomi dan akuntabilitas

Otokrasi Demokrasi

Demokrasi perwakilan Demokrasi partisipatif

Kerelaan Inisiatif

Komunikasi satu arah Jaringan kerjasama

Kompartemen Holisme /integrasi tugas

Page 10: Pelayanan pendidikan

Berdasarkan kenyataan tersebut perlu dilakukan upaya perbaikan, salah satunya dengan mengubah paradigma lama dimana sekolah dipahami sebagai unit produksi menjadi sekolah sebagai “Unit pelayanan jasa pendidikan” baik secara internal maupun eksternal.

Page 11: Pelayanan pendidikan

Seperti apa perbedaan antara paradigma lama dengan baru mengenai sekolah dapat dilihat pada tabel berikut ini.

PARADIGMA LAMA PARADIGMA BARU

Unit produksi Berpusat pada guru Guru adalah pengajar Perintah, petunjuk, kontrol Mengutamakan hasil, target Pendekatan input-output Subordinasi Pengambilan keputusan terpusat. Ruang gerak kaku Pendekatan birokratik Overregulasi

Unit pelayanan jasa Berpusat pada siswa Guru adalah fasilitator Mempengaruhi, memberdayakan Mengutamakan proses Pendekatan input, proses, output Otonomi Pengambilan keputusan partisipatif Ruang gerak luwes Pendekatan profesional Deregulasi

Page 12: Pelayanan pendidikan