3
EFEK POTENSIAL NEGATIF DARI ZAT PELINCIR SELAMA DALAM PROSES DAN FORMULASI Setiap prosedur pengerjaan dan kapsul padat dan kelengkapn tablet dapat dipengaruhi oleh zat pelincir dan ’glidant’. Termasuk tipe dan konsentrasi dari zat tambahan, intensitas pencampuran (waktu dan kecepatan), tipe pencampuran, dan metode penambahan zat tambahan. Magnesium stearat menghilangkan efek pada kelengkapan tablet dari berbagai zat pelincir yang diketahui. Kenaikan waktu pencampuran magnesium sterarat mengurangi disintegrasi dari berbagai formulasi tablet. Rata-rata energi yang diberikan dalam pencampuran dapat mempengaruhi juga. Zat pelincir yang hidrofobik dapat mengurangi bioavabilitas dan kelarutan secara in vitro pada beberapa formulasi tablet dan kapsul. Kehadiran natrium stearyl fumarat mempunyai efek yang sangat sedikit pada waktu disintegrasi. Efek negatif dari magnesium stearat pada disintegrasi berhubungan dengan konsentrasi. Bentuk magnesium stearat memiliki kekuatan yang rendah dan kapisan hidrofobik mengelilingi partikelnya. Kehadiran dalam jumlah kecil dari magnesium stearat tidak memberikan efek yang begitu berarti pada rentang disintegrasi. Akan tetapi, berbeda halnya bila dikombinasikan dengan aerosil 200 dan atau avicel PH 101 rentang disintegrasi akan turun. Apabila magnesium stearat

Pelincir

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pelincir/pelicin

Citation preview

EFEK POTENSIAL NEGATIF DARI ZAT PELINCIR

SELAMA DALAM PROSES DAN FORMULASI

Setiap prosedur pengerjaan dan kapsul padat dan kelengkapn tablet dapat

dipengaruhi oleh zat pelincir dan ’glidant’. Termasuk tipe dan konsentrasi dari zat

tambahan, intensitas pencampuran (waktu dan kecepatan), tipe pencampuran, dan metode

penambahan zat tambahan. Magnesium stearat menghilangkan efek pada kelengkapan

tablet dari berbagai zat pelincir yang diketahui. Kenaikan waktu pencampuran

magnesium sterarat mengurangi disintegrasi dari berbagai formulasi tablet. Rata-rata

energi yang diberikan dalam pencampuran dapat mempengaruhi juga.

Zat pelincir yang hidrofobik dapat mengurangi bioavabilitas dan kelarutan secara

in vitro pada beberapa formulasi tablet dan kapsul. Kehadiran natrium stearyl fumarat

mempunyai efek yang sangat sedikit pada waktu disintegrasi. Efek negatif dari

magnesium stearat pada disintegrasi berhubungan dengan konsentrasi. Bentuk

magnesium stearat memiliki kekuatan yang rendah dan kapisan hidrofobik mengelilingi

partikelnya.

Kehadiran dalam jumlah kecil dari magnesium stearat tidak memberikan efek

yang begitu berarti pada rentang disintegrasi. Akan tetapi, berbeda halnya bila

dikombinasikan dengan aerosil 200 dan atau avicel PH 101 rentang disintegrasi akan

turun. Apabila magnesium stearat ditambahkan pada formulasi yang mengandung

amylum kentang sebagai agen disintegrasi, maka akan menurunkan kekuatan tablet dan

menaikkan waktu disintegrasi. Dengan adanya penambahan natrium tearyl glycolate

pengaruhnya akan sangat kecil. Zat pelincir dapat memiliki efek negatif pada ikatan dari

amylum dan derivat amylum.

Kenaikkan waktu disintegrasi tablet yang dikarenakan formasi lapisan hydrofobik

pada partikel sunstrat oleh magnesium stearat selama pencampuran dan tergantung pada

intensitas waktu pencampuran. Lapisan dibentuk pada partikel substrat oleh zat pelincir,

seperti magnesium stearat, selama pencampuran sebelum pencetakkan. Zat pelincir

berfungsi sebagai barier atau batas. Campuran partikel yang dicetak dengan bahan plastik

dan elastik mengurangi kekuatan hancur dari tablet yang sesuai dengan atau sama dengan

konsentrasi zat pelincir.

Peralatan yang digunakan dalam pencetakan tablet akan dipengaruhi oleh tipe dan

konsentrasi zat pelincir yang dibutuhkan dalam memproduksi tablet yang dapat diterima.

Zat pelincir yang tidak sufisien akan menyebabkan rusaknya alat.

Pengerasan merupakan salah satu permasalahan dalam penambahan zat pelincir

yang tidak tepat. Permasalahan yang berat dari pengerasang adalah’picking’. Picking

merupakan adanya partikel padat pada ’punch’. Hal ini dikarenakan granul tidak kering.

Kesalahan dalam formulasi tablet terjadi bila agen disintegrasi dan zat pelincir

ditambahkan dalam satu alat pencampuran. Menyebabkan penyalutan zat pelincir pada

aen dsintegrasi.

PEMILIHAN ZAT PELINCIR

Dalam situasi formulasi yang baik, zat pelincir tidak diperlukan. Efek dari zat

pelincir tergantung pada kemampuan untuk mengurangi ikatan interpartikel.

Dengan menyemprotkan zat pelincir pada granul akan meningkatkan kelinciran

tablet.

ZAT PELINCIR UNTUK DOSIS PADAT BENTUK TEKNOLOGI

Zat pelincir dapat dikategorikan sebagai kategori larut air atau tidak larut air. Zat

pelincir yang tidak larut air contohnya : asam stearat, minyak mineral, minyak tumbuhan

yang terhidrigenisasi glyceril bihanat, parafin dan....................................