12
Progress ITPC-LA June 2008 1 PELUANG JEWELRY INDONESIA DI AS Pendahuluan Jewelry merupakan salah satu produk ekspor potensial Indonesia yang diharapkan dapat ditingkatkan dan dikembangkan nilai ekspornya ke seluruh dunia. Pada tahun 2007, ekspor produk precious stones Indonesia (HS 71) ke seluruh dunia senilai US$ 897.5 juta atau sebesar 0.98% dari keseluruhan total ekspor Indonesia (sumber BPS diolah Depdag). Jewelry adalah perhiasan dan jam yang merupakan bagian (turunan) dari komoditi precious stones (HS 71), baik yang terdiri dari perhiasan berbahan precious metal, precious stone, mutiara dan perak maupun logam mulia dan batu mulia itu sendiri. Meskipun peran Jewelry sebagai komoditi ekspor belum signifikan, namun produk Jewelry digolongkan sebagai salah satu produk ekspor potensial Indonesia karena produk Jewelry Indonesia dinilai memiliki kemampuan untuk lebih dikembangkan dan ditingkatkan produksinya serta tergolong labor intensive (job creation). Dalam dua tahun terakhir, ekspor Jewelry Indonesia mengalami kenaikan cukup signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Cakupan produk jewelry yang diekspor Indonesia antara lain adalah mutiara (lepas), semi precious stone, precious stones (berlian mentah), emas (belum diolah), silver, perhiasan yang terbuat dari silver dan perhiasan tiruan. Tabel-1 World Trade Atlas United States - General Imports - Customs Value 71 Precious Stones,Metals Millions of US Dollars Rank Country Jan-Dec 2005 Jan-Dec 2006 Jan-Dec 2007 % Trend % Share 0 -- World -- 37,237.85 44,086.66 47,603.53 13.06 100.00 1 Israel 8,387.93 8,894.13 9,787.72 8.02 20.56 2 India 5,031.15 5,866.27 6,199.65 11.01 13.02 3 South Africa 2,691.28 3,719.50 4,952.61 35.66 10.40 4 Belgium 2,948.43 3,069.62 3,462.68 8.37 7.27 5 Canada 2,281.46 3,002.95 3,253.86 19.42 6.84 6 China 2,204.62 2,563.42 2,787.59 12.45 5.86 7 Mexico 1,462.21 2,527.55 2,468.03 29.92 5.18 8 United Kingdom 1,065.90 1,448.69 1,827.46 30.94 3.84 9 Thailand 1,168.52 1,368.34 1,437.46 10.91 3.02 10 Italy 1,056.36 1,093.87 1,133.06 3.57 2.38 24 Indonesia 180.45 207.95 170.42 -2.82 0.36 Source of data: U.S. Dept. of Commerce, Bureau of Census Pada tahun 2007, hampir 20% ekspor jewelry Indonesia ditujukan ke AS dengan nilai US$ 170.42 juta. Nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 18.05% dibandingkan ekspor tahun 2006 senilai US$ 207.95 juta dengan pangsa pasar sebesar 0.36% (sumber US DOC). Cakupan produk jewelry Indonesia yang diekspor ke AS antara lain adalah mutiara, perhiasan terbuat dari mutiara, perhiasan dari silver dan koin emas. Meskipun trend impor Jewelry AS dari dunia naik sebesar 13.06% dalam 3 tahun

Peluang Jewelry Indonesia Di as 2008

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Peluang Jewelry Indonesia Di as 2008

Progress ITPC-LA

June 2008

1

PELUANG JEWELRY INDONESIA DI AS Pendahuluan Jewelry merupakan salah satu produk ekspor potensial Indonesia yang diharapkan dapat ditingkatkan dan dikembangkan nilai ekspornya ke seluruh dunia. Pada tahun 2007, ekspor produk precious stones Indonesia (HS 71) ke seluruh dunia senilai US$ 897.5 juta atau sebesar 0.98% dari keseluruhan total ekspor Indonesia (sumber BPS diolah Depdag). Jewelry adalah perhiasan dan jam yang merupakan bagian (turunan) dari komoditi precious stones (HS 71), baik yang terdiri dari perhiasan berbahan precious metal, precious stone, mutiara dan perak maupun logam mulia dan batu mulia itu sendiri. Meskipun peran Jewelry sebagai komoditi ekspor belum signifikan, namun produk Jewelry digolongkan sebagai salah satu produk ekspor potensial Indonesia karena produk Jewelry Indonesia dinilai memiliki kemampuan untuk lebih dikembangkan dan ditingkatkan produksinya serta tergolong labor intensive (job creation). Dalam dua tahun terakhir, ekspor Jewelry Indonesia mengalami kenaikan cukup signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Cakupan produk jewelry yang diekspor Indonesia antara lain adalah mutiara (lepas), semi precious stone, precious stones (berlian mentah), emas (belum diolah), silver, perhiasan yang terbuat dari silver dan perhiasan tiruan.

Tabel-1 World Trade Atlas

United States - General Imports - Customs Value

71 Precious Stones,Metals

Millions of US Dollars

Rank Country Jan-Dec 2005 Jan-Dec 2006 Jan-Dec 2007 % Trend % Share

0 -- World -- 37,237.85 44,086.66 47,603.53 13.06 100.00

1 Israel 8,387.93 8,894.13 9,787.72 8.02 20.56

2 India 5,031.15 5,866.27 6,199.65 11.01 13.02

3 South Africa 2,691.28 3,719.50 4,952.61 35.66 10.40

4 Belgium 2,948.43 3,069.62 3,462.68 8.37 7.27

5 Canada 2,281.46 3,002.95 3,253.86 19.42 6.84

6 China 2,204.62 2,563.42 2,787.59 12.45 5.86

7 Mexico 1,462.21 2,527.55 2,468.03 29.92 5.18

8 United Kingdom 1,065.90 1,448.69 1,827.46 30.94 3.84

9 Thailand 1,168.52 1,368.34 1,437.46 10.91 3.02

10 Italy 1,056.36 1,093.87 1,133.06 3.57 2.38

24 Indonesia 180.45 207.95 170.42 -2.82 0.36

Source of data: U.S. Dept. of Commerce, Bureau of Census

Pada tahun 2007, hampir 20% ekspor jewelry Indonesia ditujukan ke AS dengan nilai US$ 170.42 juta. Nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 18.05% dibandingkan ekspor tahun 2006 senilai US$ 207.95 juta dengan pangsa pasar sebesar 0.36% (sumber US DOC). Cakupan produk jewelry Indonesia yang diekspor ke AS antara lain adalah mutiara, perhiasan terbuat dari mutiara, perhiasan dari silver dan koin emas. Meskipun trend impor Jewelry AS dari dunia naik sebesar 13.06% dalam 3 tahun

Page 2: Peluang Jewelry Indonesia Di as 2008

Progress ITPC-LA

June 2008

2

terakhir, namun tidak demikian dengan ekspor jewelry Indonesia yang mengalami penurunan sebesar 2.82%. Penurunan tersebut diperkirakan sebagai akibat melemahnya perekonomian AS, yang mempengaruhi daya beli konsumen kelas menengah sehingga konsumsi jewelry di kelas tersebut yang banyak diproduksi Indonesia juga mengalami penurunan.

Kesempatan untuk menambah dan memperluas pangsa ekspor Jewelry di AS masih terbuka, karena pasar produk Jewelry AS merupakan pasar global, dimana sekitar 90% kebutuhan domestik AS dipenuhi oleh barang impor. Negara mitra dagang utama AS adalah Israel, sebagai Negara sumber impor utama sekaligus menjadi Negara tujuan ekspor utama AS. Kondisi ini memberikan harapan bahwa produk Indonesia masih memiliki peluang untuk meningkatkan ekspornya di pasar AS.

Industri Jewelry Di AS

Keberhasilan usaha di bidang industri Jewelry di AS ditentukan oleh tingkat kebutuhan konsumen secara pribadi untuk mengkonsumsi produk tersebut di tingkat retail. Sementara keinginan untuk membeli produk dipengaruhi oleh selera dan tingkat pendapatan pribadi. Faktor lain yang mempengaruhi permintaan produk adalah tingkat perdagangan, harga bahan baku dan trend yang sedang berlaku. Industri jewelry AS saat ini sedang menurun yang dipicu oleh menurunnya perekonomian AS, melemahnya dollar dan persaingan yang semakin ketat antara sesama pelaku industri domestik maupun dengan produk impor yang lebih murah. Pada tingkat mikro, industri pembuat Jewelry (dan Silver) di AS melayani permintaan retail jewelry yang saling bersaing ketat. Toko retail jewelry independent bersaing ketat dengan jaringan retail seperti Wal Mart. Perubahan kebijakan yang terjadi pada jaringan industri diamond (diamond pipeline) juga berdampak langsung pada jewelry independent. Jaringan industri diamond saat ini sudah berubah secara dramatis dan kelompok ini hanya bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan mining, cutting hingga retailer besar. Kondisi tersebut menyebabkan jewelry independent semakin tersingkir. Sebagai contoh Tiffany yang memiliki perusahaan fasilitas cutting, dan perusahaan mining yang memiliki retailer sendiri. Pola pipelines tersebut berdampak pada kurangnya ketersediaan barang. Meskipun ada barang bagus di pipelines, namun para jewelry sangat sulit mendapatkannya. Kondisi pasar saat ini sangat kontradiktif, misalnya pada minggu ke-empat dan pertama melemah, tapi tiba-tiba harga diamond meningkat terus, yang diakibatkan permintaan akan diamond di luar AS lebih tinggi daripada permintaan dalam negeri. Menurunnya industri manufaktur Jewelry dan Silverware di AS juga disebabkan persaingan dengan produk impor yang lebih murah. Meningkatnya penggunaan teknologi inovatif di negara-negara eksportir produsen yang memiliki kekayaan alam, bahan baku dan upah tenaga kerja lebih rendah menjadikan proses produksi lebih efisien sehingga dapat memproduksi lebih banyak, lebih atraktif dan harga dapat ditekan lebih rendah. Menurunnya perekonomian AS dan melemahnya dollar juga memicu lesunya bisnis jewelry di AS. Beberapa manufaktur yang berhasil mempertahankan usahanya dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat telah melakukan beberapa strategi seperti: (1) Outsource produk ke wilayah yang lebih murah biaya produksinya; (2) memperkuat

Page 3: Peluang Jewelry Indonesia Di as 2008

Progress ITPC-LA

June 2008

3

hubungan dengan supplier untuk mengurangi biaya pembelian di pasar yang tidak pasti, dengan melakukan hedging contract atau order dengan jumlah lebih besar; (3) menggunakan perangkat computer aided design (CAD) dan computer aided manufacturing (CAM) untuk mempercepat dan mengurangi biaya disain, sehingga proses disain lebih efisien; dan (4) membawa pekerjaan ke rumah, sehingga proses supply dapat dikontrol, menyingkat waktu dan meningkatkan efisiensi. Sementara itu, satu-satunya area yang secara riil mengalami kenaikan permintaan di AS pada dekade terakhir ini adalah produk jewelry untuk body art, seperti navel rings, bananas bars, dsb. Industri jewelry AS mengalami kegagalan dalam memfokuskan produknya. Produk industri jewelry banyak yang tidak memiliki target konsumen, khususnya target kelompok usia, sehingga tidak memaksimalkan cakupan konsumen dan pangsa pasar. Arus perdagangan pada industri ini di AS cukup tinggi, kegiatan impor maupun ekspor tercatat mencapai lebih dari 90 persen permintaan domestik dan penerimaan industri. Israel adalah negara importir terbesar dan sekaligus menjadi negara tujuan ekspor AS. Tekanan persaingan datang dari emerging produsen seperti China dan India yang mengancam industri domestik. Diperkirakan industri AS akan bergeser dengan menekankan basis industri pada disain jewelry yang menggunakan teknik dan kualitas tinggi, dan kemungkinan mengkhususkan diri pada produk unik dan complex (dengan tingkat kesulitan tinggi). Bagi produk yang kurang complex, akan diproduksi di negara-negara yang dapat memproduksi secara masal seperti China dan India. Sedangkan ekspor AS menghasilkan pendapatan industri cukup besar, khususnya dengan Israel sebagai negara tujuan ekspor utama. Permintaan dunia akan produk jewelry yang bernilai tinggi juga masih kuat. Menurut tipenya, Jewelry di AS dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu: fashion jewelry, bridal merchandise dan gold bullion/coins. Fashion jewelry digolongkan sebagai barang mewah dan mahal dengan konsumen berpenghasilan menengah ke atas. Produk ini disejajarkan dengan produk high end lainnya seperti mobil mewah dan perjalanan keliling dunia. Konsumen biasanya membeli fashion jewelry pada musim tertentu, seperti saat Natal dan Valentine day. Sedangkan perilaku konsumen Bridal Jewelry lebih konsisten bagi industri jewelry, karena meskipun income turun, mereka akan tetap membeli produk dengan harga sesuai kemampuannya. Produk gold bullion/coins menjadi aset yang dapat dimasukkan ke dalam portfolio domestik, untuk mengurangi risiko portfolio secara keseluruhan dan menjadi pengaman dalam menghadapi inflasi jangka panjang. Emas merupakan satu-satunya aset yang tidak terpengaruh harga dollar.

FAKTOR PERMINTAAN (DEMAND DETERMINANTS) Permintaan akan produk Jewelry di AS ditentukan oleh beberapa faktor utama yaitu : 1. Pendapatan rumah tangga riil (real household disposable income)

Tingkat pendapatan rumahtangga, setelah dipotong pajak, menjadi faktor yang menentukan kemampuan konsumen untuk membeli produk jewelry (jewelry, jam dan silver). Jewelry dianggap sebagai barang mewah sehingga tingkat pendapatan menjadi penentu dalam industri tersebut. Tingkat harga jewelry yang tinggi menunjukkan bahwa konsumennya biasanya memiliki penghasilan tinggi. Terkait

Page 4: Peluang Jewelry Indonesia Di as 2008

Progress ITPC-LA

June 2008

4

dengan tingkat kebutuhan/kepentingan produk, maka konsumen akan mengurangi konsumsi atau tidak akan membeli pada saat pendapatan menurun.

2. Harga Meterial Produk jewelry tergantung dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, pajak, dan nilai tukar uang. Bila dapat meningkatkan produk jewelry dengan harga lebih murah, hal tersebut akan memperluas jangkauan konsumen dan meningkatkan permintaan. Industri jewelry secara umum terkait langsung dengan fluktuasi harga diamond, emas dan precious maupun semi precious metal dan stones. Apabila harga emas dan diamond turun, maka harga jewelry akan turun.

3. Kepercayaan diri Konsumen Tolok ukur ekspektasi konsumen dan kemampuan konsumen dalam mempertahankan pendapatan mereka di masa depan merupakan faktor penentu keputusan untuk mengkonsumsi barang mahal seperti perhiasan dan arloji. Tingkat pengangguran, inflasi dan pertumbuhan GDP dalam perekonomian merupakan kunci penentu kepercayaan diri konsumen.

4. Terbukanya Produk Alternatif Dari tingkat kebutuhan/kepentingannya, maka produk jewelry dan silverware bersaing dengan produk lainnya seperti perlengkapan makan dan entertainment set (video, stereo set), sehingga sebelum membeli, konsumen akan menimbang terlebih dahulu tingkat kebutuhannya dan yang paling utama adalah pertimbangan harga.

5. Pilihan Konsumen Produk yang disukai dan sesuai dengan selera konsumen sangat bervariasi dari waktu ke waktu. Sebagai contoh saat ini sedang digemari “body art” atau body piercing, yang terlihat dengan mingkatnya permintaan akan navel ring dikalangan anak muda. Fashion, disain dan teknik pemasaran sangat penting dalam mempengaruhi pilihan konsumen. Juga patut dicatat bahwa harga non precious jewelry yang rendah adalah pesaing sebagai barang substitusi.

6. Musim dan Trend Fashion Produk Jewelry dan Silverware biasanya dibeli sebagai “hadiah”, sehingga permintaan akan produk akan naik pada musim (saat-saat) tertentu, seperti Natal, Valentine, Mother Day. Jewelry, jam tangan, dan produk terkait lainnya sangat fashionable dengan disain dan style yang selalu berganti dengan yang baru. Sebagai contoh, munculnya jam digital mengurangi permintaan jam analog dan adanya even nasional dan olahraga (seperti Olympic Game) dapat menciptakan permintaan akan collectable coin, medali dan medallions.

SEGMENTASI PRODUK DAN JASA

Page 5: Peluang Jewelry Indonesia Di as 2008

Progress ITPC-LA

June 2008

5

Segmentasi produk dan jasa industri jewelry di AS dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1. Jewelry tradisional, adalah precious jewelry yang didisain secara konservatif seperti

cincin, kalung dan gelang yang dibuat bagi segmen traditional jewelry. Produk tradisional jewelry biasanya memiliki kisaran harga menengah ke atas dan mendominasi pasar jewelry dengan pangsa sekitar 50 persen. Tipe tradisional jewelry biasanya disejajarkan dengan barang mewah lainnya seperti mobil mewah dan pesiar keliling dunia.

2. Fashion jewelry/Custom jewelry adalah segmen dengan pertumbuhan tercepat yang

mengisi 25 persen pangsa pasar industri. Pembelian fashion jewelry biasanya dilakukan pada musim tertentu, misalnya pada saat hari Natal atau hari Valentin. Konsumsi jewelry jenis ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi. Pada saat pendapatan naik, konsumsi akan naik, tetapi pada saat pendapatan turun, kemungkinan tidak terjadi pembelian. Namun hal tersebut bertolak belakang dengan konsumen bridal merchandise yang membeli produk karena memang membutuhkan produk tersebut. Meskipun pendapatan konsumen bridal merchandise menurun, konsumen tetap membeli produk dengan menyesuaikan harga produk dengan tingkat pendapatannya. Kebiasaan ini memberikan pendapatan yang lebih konsisten pada industri jewelry dan menyerap efek buruk dari menurunnya perekonomian.

3. Segmen ketiga adalah silverware, coin dan bullion termasuk coin berharga dan

perangkat makan (cutlery, tankards, tray & cups) yang berkualitas tinggi dengan pangsa pasar 25 persen.

LOYALITAS KONSUMEN Menurut David Peters, Director of Education Jewelers of America, konsumen AS saat ini sudah berubah, dan apa yang membuat mereka loyal terhadap produk kita juga sudah berubah. Konsumen saat ini sangat menghargai waktu dan mengurangi waktu untuk berbelanja. Sejak tahun 1980 hingga sekarang, total waktu berbelanja konsumen berkurang hampir 80%, yang berarti waktu konsumen tidak dapat disia-siakan. Konsumen memiliki banyak pilihan, option dan standar tinggi. Konsumen sekarang cepat sekali melakukan komplain, hal-hal kecil yang mengecewakan konsumen dapat menjadi isu besar. Dan pada saat kita memperbaiki kesalahan, konsumen sulit memberikan maaf. Beberapa alasan mengapa konsumen tidak kembali kepada kita karena pengalaman yang tidak mengenakkan yang dialami oleh konsumen. Dalam beberapa hal bukan disebabkan oleh apa yang kita jual, tetapi bagaimana cara kita menjual. Oleh sebab itu menurut Peter, sangat penting untuk membangun loyalti, karena lebih mudah menjual produk kepada konsumen lama dari pada mencari konsumen baru. Adanya loyalitas konsumen akan mengarah pada pembelian yang lebih besar dengan frekwensi yang lebih sering. Konsumen sendiri dapat dikelompokkan menjadi ”prospect”, ”first time buyer”, ”repeat costumer”, “loyal consumer” dan “advocate”. Konsumen jenis “advocate” sangat menguntungkan karena mereka tidak hanya memberitahukan kepada orang lain mengenai kita, tetapi juga mengajak semua temannya untuk bertemu dengan kita.

Page 6: Peluang Jewelry Indonesia Di as 2008

Progress ITPC-LA

June 2008

6

Beberapa cara untuk mendapatkan loyalitas antara lain :

1. Membangun “brand” sendiri. Kita tidak dapat memenuhi semua keinginan semua konsumen. Spesialisasi produk sangat diperlukan dalam menemukan niche (ceruk pasar) sendiri, apakah menjadi spesialisasi colored stone atau mutiara. Sekali kita sudah memutuskan “brand” kita, maka pesan “branding” tersebut harus disampaikan dalam semua bentuk baik pemasaran maupun iklan.

2. Memperlakukan konsumen dengan cara baik, bersahabat dan simpatik. Jewelers harus dapat membuat sesuatu yang memudahkan konsumen, dan meminimalkan ketidaknyamana. Misalnya mengenai delivery, pastikan bahwa delivery akan tepat waktu.

3. Menjaga komunikasi dengan konsumen. Menggunakan sarana teknologi sangat penting untuk membuat data base, dan menggunakan web-site agar konsumen memiliki kesempatan untuk menghubingi kita. Masukkan komentar konsumen dalam daftar website, karena dengan demikian kita dapat melihat trend dan keinginan konsumen.

4. Menjaga keautentikan dan etika. Kalau kita tidak jujur (tidak riil), maka konsumen akan tahu. Kepercayaan dan loyalitas konsumen dibangun oleh pemenuhan janji yang konsisten. Jewelers menjual ”nilai” suatu produk, bukan mengenai harga tetapi janji. Fair price for a good product.

Loyalitas menurut Peters bukan mengenai produk bukan juga mengenai harga, karena diluar sana selalu ada yang menjual produk lebih murah daripada produk kita. Loyalti adalah mengenai relationships, bagaimana membuat suatu pengalaman bagi konsumen yang berkesan sehingga kesan tersebut beralih menjadi loyalitas. Jewelry Indonesia di Pasar AS Jewelry (precious stones/HS 71) Indonesia yang diekspor ke AS mayoritas adalah produk perhiasan dengan precious metal, perhiasan dari perak, mutiara (cultured pearl worked and unworked), perhiasan imitasi, perhiasan dengan mutiara, perhiasan dengan semi precious stones dan semi precious stones dan precious stones itu sendiri.

Tabel-2 Perkembangan Ekspor Precious Stones Indonesia di AS Periode 2005 – 2007

Ranking HS Periode Jan - Des Trend (%) Prbh (%)

Indonesia 4 Dijit Deskripsi Produk 2005 2006 2007 2005 - 2007 06/05 07/06

12 7113 Jewelry w/ Precious Metal 124.38 169.36 139.38 5.86 36.17 -17.70

24 7102 Diamonds 27.80 14.69 10.51 -38.51 -47.16 -28.45

6 7101 Pearls 10.41 8.41 9.53 -4.32 -19.19 13.29

14 7117 Imitation Jewelry 3.84 7.23 7.46 39.45 88.36 3.24

17 7116 Article with Pearl, Stone 11.21 6.54 2.25 -55.15 -41.67 -65.52

14 7115 Other Article w/ Precious Metal 1.33 1.04 0.91 -17.44 -21.99 -12.62

36 7103 Other Stones, Not Strung 0.20 0.31 0.17 -7.57 49.86 -42.99

27 7114 Gold, Silversmith Article 0.23 0.26 0.15 -19.17 9.97 -40.59

50 7106 silver 0.00 0.02 0.00 #NUM! 714.37 -

100.00 Sumber: WTA

Page 7: Peluang Jewelry Indonesia Di as 2008

Progress ITPC-LA

June 2008

7

Produk jewelry Indonesia yang banyak dikenal dikalangan retailer maupun wholesaler adalah perhiasan yang terbuat dari perak dan mutiara, baik mutiara sebagai bahan baku maupun dalam bentuk perhiasan. Selain perhiasan dan mutiara, Indonesia juga mengekspor batu mulia (berlian mentah), perak dan batu semi precious. Meskipun bukan Negara sumber impor utama, produk Jewelry Indonesia cukup diminati dan memiliki pasar tersendiri. Sebagai bahan baku, ekspor mutiara dari Indonesia berada di posisi ke 6 setelah Jepang, China, French Polynesia, Australia dan Hong Kong. Sedangkan ekspor produk perhiasan lainnya (perhiasan emas, perak, dan imitasi) berada di posisi 20 besar. Produk jewelry Indonesia yang cukup dikenal di AS adalah perhiasan perak Bali. Dengan ukiran khas-nya, produk perhiasan perak Bali sudah dikenal kalangan pelaku usaha dan pecinta perhiasan. Peluang Peningkatan Ekspor Peningkatan ekspor produk jewelry Indonesia dapat dilakukan dengan beberapa upaya antara lain: 1. Peningkatan kualitas produk

Secara historis, produk kerajinan perak Indonesia sudah ada dan sudah dikenal sejak dulu, baik dari kerajinan perak Kota Gede Yogyakarta maupun kerajinan perhiasan perak Bali yang saat ini sudah go internasional. Namun berbeda dengan kerajinan perhiasan di Thailand yang sudah menikmati keuntungan dari produk high level, kualitas perhiasan perak Indonesia rata-rata masih berada pada level menengah ke bawah, meskipun beberapa produk adalah hand made. Angka pasti ekspor jewelry perak Indonesia tidak dapat terlacak, karena sebagian besar produk tersebut sampai ke AS dibawa oleh para turis ataupun backpack trader . Perhiasan dari perak dengan batu-batuan (coral, mother of pearl, onyx) saat ini menjadi bagian terbesar dari ekspor jewelry Indonesia ke AS. Dengan kemampuan SDM dan SDA yang ada, Indonesia dapat memproduksi perhiasan dengan kualitas high end. Kemampuan mengukir yang sudah dikenal sejak dulu didukung dengan bahan baku berkualitas dapat menghasilkan produk-produk yang unik, berbeda dan memiliki nilai jual tinggi. Disamping kualitas produk, hal yang perlu diperhatikan adalah trend mode yang sedang berlangsung dan segmen pasar yang dituju. Sudah saatnya jewelry Indonesia baik perhiasan emas, perak, berlian Martapura, mutiara maupun batu-batu linnya ditampilkan di pasar AS dan menjadi Go Internasional antara lain dengan mengembangkan produk yang memiliki produk ciri khas/etnis budaya Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara lain.

2. Promosi Produk

Upaya promosi produk sangat diperlukan untuk menambah dan memperluas jaringan bisnis. Promosi yang dilakukan dengan mengikuti exhibition/pameran jewelry merupakan jalan yang paling efektif untuk memperkenalkan produk, brand, disain dan sekaligus memperluas networking. Pameran jewelry di AS sendiri dapat dibedakan menjadi beberapa kategori seperti : kategori middle up (seperti JCK Las Vegas dan JA New York), kategori middle-low (seperti JIS Miami, JOGS dan beberapa pameran di Tucson Arizona, California Gift Show dan Atlanta Gift Show) dan Gem Show yang khusus menjual berbagai batu-batuan dan mineral dari seluruh dunia.

Page 8: Peluang Jewelry Indonesia Di as 2008

Progress ITPC-LA

June 2008

8

Untuk menjaga kepercayaan konsumen, maka produk yang dipromosikan adalah produk yang berkualitas, sesuai dengan kategori pameran dan dari produsen yang sudah siap untuk melakukan ekspor. Beberapa pelaku di AS mengungkapkan kepuasannya atas kerjasama dengan beberapa produsen perhiasan Indonesia yang sudah dikenal bagus produknya. Namun sebaliknya kekecewaan dan klaim juga dilayangkan terhadap beberapa eksportir yang menjual produk berkualitas rendah. Promosi produk juga sebaiknya dilakukan secara professional, mengingat industri Jewelry di AS termasuk dalam kategori high end industry. Keseriusan kita dalam membangun image produk harus tampak dalam produk yang dipamerkan dan dipromosikan. Sebagai contoh, para exhibitor jewelry pada pameran jewelry di AS membangun dan menghias booth-nya secara professional sehingga terlihat seperti jewelry gallery dan produk disain terlihat menonjol. Biasanya booth-booth yang menarik juga akan menarik banyak pengunjung dan buyer. Menurut pakar pemasaran Jack Trout, sangat penting untuk menciptakan suasana dan pengalaman yang berbeda kepada konsumen, “differentiate or die”. Bentuk fisik booth menjadi komponen utama dalam menarik dan menahan konsumen, seperti dekorasi, showcase presentation dan kebersihan.

3. Mutiara, Gem dan Semi Precious Stone

Batu-batuan (gem dan semi precious stone) dan mutiara dari Indonesia juga dikenal di AS sebagai bahan pembuatan perhiasan. Ekspor mutiara Indonesia berada di peringkat ke -6 di AS, namun mutiara tersebut sebagian besar masuk melalui Jepang dan proses auction. Maka akan terasa nilainya jika mutiara tersebut dapat dijual langsung oleh para pelaku usaha mutiara di Indonesia. Selain mutiara, beberapa jenis batu-batuan seperti coral fossil dan Amethys juga mulai dicari di AS, mengingat jenis batu tersebut saat ini hanya diproduksi di Indonesia. Meskipun perekonomian AS sedang menurun yang mempengaruhi jumlah permintaan produk perhiasan dan mutiara, namun para pelaku pasar produk mutiara tidak begitu pesimis akan kondisi pasar di tahun 2008 ini. Menurut produsen mutiara, kondisi pasar memang terlihat lemah namun tidak akan menjadi buruk. Hal ini terbukti dengan mulai stabilnya harga dan supply untuk jenis mutiara pada umumnya. Pasar mutiara jenis South Sea dinilai akan tetap stabil pada tahun 2008 ini, dan Indonesia merupakan produsen terbesar untuk produk mutiara jenis South Sea. Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah oyster yang tersedia menurun sehingga jumlah produksi diperkirakan akan menurun sebesar sepuluh sampai dengan dua puluh persen namun akan kembali pulih pada tahun 2009. Sedangkan jumlah produksi dunia untuk produk white and golden South Sea pearls mencapai 3,250 kan pada tahun 2007. Kontribusi Indonesia mencapai 1,500 kan dengan harga rata-rata mencapai US$ 66 per momme. Seiring dengan meningkatnya harga emas dan berlian yang berwarna fancy dan berukuran dua karat ke atas, harga mutiarapun meningkat dan dinilai modest sesuai dengan apa yang telah diprediksikan. Harga mutiara South Sea dinilai akan stabil pada tahun 2008.

4. National Image

Page 9: Peluang Jewelry Indonesia Di as 2008

Progress ITPC-LA

June 2008

9

Menjaga kepercayaan konsumen (buyer) terhadap produk Indonesia merupakan langkah yang utama dalam pengembangan produk jewelry di pasar AS. Mengingat disain jewelry Indonesia sudah dikenal di AS, maka menjaga kualitas barang merupakan prioritas utama. Misalnya, kualitas perak suatu perhiasan harus cukup baik dan tidak gampang luntur. Kepercayaan konsumen (buyer) menjadi kunci untuk mendapatkan buyer setia.

Sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa menjaga keautentikan dan etika merupakan modal utama dalam membangun loyalitas. Kepercayaan dan loyalitas konsumen dibangun oleh pemenuhan janji yang konsisten. Jewelers menjual ”nilai” suatu produk, hasil karya seni, keindahan dan kualitas, bukan mengenai harga tetapi janji. Fair price for a good product.

Indonesian silver pearls

Indonesian gold pearls

Page 10: Peluang Jewelry Indonesia Di as 2008

Progress ITPC-LA

June 2008

10

Indonesian Coral Fossil

Trend Jewelrydi Pasar AS

Page 11: Peluang Jewelry Indonesia Di as 2008

Progress ITPC-LA

June 2008

11

Page 12: Peluang Jewelry Indonesia Di as 2008

Progress ITPC-LA

June 2008

12