Upload
fikhry-wajdi
View
171
Download
24
Embed Size (px)
Citation preview
PELUMPUH OTOT DANPELEMAS OTOT
Ilham Hariaji
DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN TERAPEUTIKA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
Electrical Condition
http://classes.midlandstech.edu/carterp/Courses/bio210/chap09/lecture1.htm
Motor End Plate
http://classes.midlandstech.edu/carterp/Courses/bio210/chap09/lecture1.htm
Motor End Plate
Contraction Process
http://classes.midlandstech.edu/carterp/Courses/bio210/chap09/lecture1.htm
Contraction Process
http://classes.midlandstech.edu/carterp/Courses/bio210/chap09/lecture1.htm
Contraction Process
http://classes.midlandstech.edu/carterp/Courses/bio210/chap09/lecture1.htm
Farmakodinamik
• Ach -> dilepaskan di ujung saraf motorik-> berinterkasi dengan reseptor nikotinik otot pada lempeng akhir saraf pada memran sel otot rangka-> depolarisasi lokal /end plate potential(EPP) yang bila melewati ambang rangsang (Et) akan menghasilkan potensial aksi otot/ muscle action potential (MAP)-> kontraksi otot
Pembagian
1. Penghambat transmisi neuromuskular2. Pelemas otot yang bekerja sentral3. Pelemas otot lainnya
Penghambat Transmisi Neuromuskular
• Menghambat transmisi neuromuskular-> kelumpuhan otot rangka
• Menurut mekanisme kerja dibagi dalam dua kelompok :
1. Obat penghambat kompetitif yang menstabilkan membran ( D-Tubokurarin)
2. Obat penghambat secara depolarisasi persisten ( Suksinilkolin)
Sejarah dan Kimia
• Kurare-> Panah Indian di Amerika Selatan • Kurare<- Tumbuhan Strychnos dan
Chondrodendron tomentosum • Kurare-> zat aktifnya adalah d-tubokurarin (d-
Tc)• 1857 Claude Bernard-> Percobaan mekanisme
kerja-> Sambungan saraf otot (NMJ)
Sejarah dan Kimia
• d-Tubokurarin -> zat aktif yang diisolasi dari kurare
• Dimetil-d- tubokurarin /metokurin aktivitas 2-3 kali d tubokurarin
• Strychnostoxifera/toksiferin -> alkaloid kurare yang paling poten-> dikembangkan alkuronium
• Biji genus Erythrina-> mengandung eritroidin-> aktivitas seperti kurare
Sejarah dan Kimia
• Galamin -> dekametonium (C10) • Suksinil kolin-> penelitian setelah 40 tahun
kemudian
Farmakodinamik
• D-tubokurarin (d-tc) dan penghambat kompetitif lainnya-> menduduki reseptor nikotinik otot-> halangi interaksi dengan Ach->EPP menurun 70% tidak mencapai Et-> tidak menghasilkan MAP dan kontraksi otot
Farmakodinamik
• C10 dan suksinilkolin -> depolarisasi persisten-> Ach meningkat-> End Plate Potential (EPP ) menghasilkan beberapa muscle action potential (MAP)-> fasikulasi selintas-> membran otot berakomodasi terhadap rangsangan yang persisten dari EPP -> tidak lagi membentuk MAP-> Blok Fase I-> Repolarisasi EPP -> blok fase II
Motor neuron
SkeletalMuscle
ACHEsterase
Neuromuscular Blockers
Sifat Relaksasi Otot Rangka
Kurare• Otot rangka kecil-> Bergerak cepat seperti otot
ekstrinsik mata, jari kaki dan tangan-> otot yang lebih besar seperti otot tangan, tungkai, leher dan badan -> otot interkostal-> diafragma. Penyembuhan terjadi dengan urutan terbalik
Sifat Relaksasi Otot Rangka
• Suksinilkolin-> derajat relaksasi otot dapat diubah dalam 0,5-1 menit setelah mengubah kecepatan infus, setelah penghentian infus efek relaksasi hilang dalam 5 menit
Efek Terhadap Berbagai Organ
• SSP-> semua pelumpuh otot merupakan senyawa amonium kuartener maka tidak menimbulkan efek sentral karena tidak dapat menembus sawar darah-otak artinya kesadaran, ingatan, sensorium, rasa sakit dan EEG tidak terganggu
Efek Terhadap Berbagai Organ
• Ganglion OtonomPerangsangan ganglion parasimpatis->
BradikardiPerangsangan ganglion simpatis-> peningkatan
tekanan darah D-tc -> penghambat ganglion ( takikardi dan
penurunan TD)
Efek Terhadap Berbagai Organ
• Penglepasan HistaminDapat merangsang pelepasan histamin • KardiovaskularTidak begitu berpengaruh • Lain-lain :
– Penurunan motilitas usus-> perangsangan ganglion
Farmakokinetik
• Pelumpuh otot merupakan amonium kuartener -> tidak diserap usus namun diserap baik melalui IM
• 2/3 d-tc dieksresi utuh melalui ginjal
Indikasi
• Adjuvan dalam anestesi• Pemasangan ventilator/ intubasi• Reposisi tulang patah/ dislokasi sendi• Mencegah trauma pada terapi listrik • Diagnostik-> Mendeteksi nyeri akibat
kompresi akar saraf
Interaksi Obat
• Anestetik umum-> sinergisme-> dosis harus diskurangi
• AntibiotikAminoglikosida, tetrasiklin, peptida,linkomisin, klindamisin -> Mempertimbangakan besar dosis dan penggunaan garam kalsium bila pernafasan tidak kembali spontan
Interaksi Obat
• Kalsium AntagonisMeningkatkan blok neuromuskular• AsetilkolinesteraseDapat mengantagonis hambatan kompetitif
Intoksikasi
• Berhubungan dengan peningkatan dosis secara langsung maupun tidak langsung
• Tersering adalah gagal nafas akibat relaksasi maupun histamin
Sedian dan Posologi
• Pemberian hanya dilakukan oleh dokter terlatih dan berpengalaman dengan fasilitas yang lengkap
• Pemberian diberikan secara parenteral dan hampair selalu IV
• D- tc 3mg/mL IV, dosis 6-9 mg IV• Metokurin Yodida, Bubuk steril 0,5-1 gram,
larutan 20,50,100 mg/dL
Sedian dan Posologi
• Suksinilkolin klorida, IV 0,5-1,0 gram bubuk steril, 20,50,100 mg/mL
• Pankuronium bromida, 1-2 mg/mL, IV awal biasanya 0,04-0,10 mg/kg
• Atrakurium besilat, larutan 10 mg/mL
Pelemas otot jenis lain
• Pelemas otot bekerja sentral-> bekerja selektif di SSP-> untuk mengurangi rasa nyeri akibat spasme otot atau spastisitas yang terjadi akibat gangguan muskuloskeletal dan neuromuskular ( Cerebral palsy, cedera otak, stroke)
• Cth: Baklofen, gabapentin, progabid, glisin, idrosilamid, riluzol