PELURUHAN RADIOAKTIF

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PELURUHAN RADIOAKTIF

Citation preview

RADIOKIMIAPELURUHAN RADIOAKTIF

OLEH :

RATIH NOVIYANTI

(1113031028)

NI MADE ERNA PURNAMA DEWI

(1113031029)

NI KADEK ARI WENTARI

(1113031035)

I PUTU EKA ANDIPA SURYANADA

(1113031041)GUSTI AGUNG RAMA NARENDRA P.(1113031054)JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2014

PELURUHAN RADIOAKTIFPeluruhan radiokatif adalah peristiwa hilangnya energi dari inti atom yang tidak stabil dengan memancarkan radiasi dan partikelpartikel pengion. Peluruhan, atau hilangnya energi ini akan menghasilkan jenis atom lain yang stabil. Ditinjau dari jenis dan besar energinya, radiasi radioaktif dibedakan menjadi tiga macam (yang dinamakan sesuai dengan urutan alphabet Yunani), yaitu radiasi alfa, beta, dan gamma.

1. Stabilitas Inti Atom

Inti menempati bagian yang sangat kecil dari volume suatu atom, tetapi ia mengandung sebagian besar massa dari atom karena baik proton maupun netron berada di dalamnya. Dalam mengkaji stabilitas inti atom, ada baiknya kita mengetahui kerapatannya, agar kita menyadari betapa rapatnya partikel itu dikemas. Sebaga cintoh kita perhitungan kita asumsikan bahwa suatu inti mempunyai jari-jari 5x10-3 pm dan massa 1x10-22 g. angka-angka ini kira-kira sama dengan inti yang mengandung 30 proton dan 30 neutron. Kerapatan adalah perbandingan massa terhadap volume (m/v), dan kita dapat menghitung volume dari jari-jari yang diketahui (volume bola ialah dengan r adalah jari-jari bola). Mula-mula kita ubah satuan pm menjadi cm. lalu kita hitung kerapatan dalam g/cm3:r = 5x10-3 pm x

kerapatan =

Ini merupakan keraptan yang luar biasa tinggi. Kerapatan tertinggi yang dietahui untuk suatu unsur adalah 22,6 g/cm3, dimiliki oleh osmium (Os). Jadi, inti atom rata-rata sekitar 9x1012 (atau 9 triliun) kali lebih rapat dibandingkan unsur paling rapat yang diketahui.Kerapatan yang sangat tinggi dari inti menimbulkan pertanyaan apa yang mengikat partikel-partikel tersebut sehingga begitu rapatnya. Dari interaksi elektrostatik kita mengetahui bahwa proton-proton akan saling tolak menolak dan muatan tak sejenis saling tarik menarik. Namun, selain tolakan ada juga yang disebut tarik-menarik jarak pendek antara ptoton dan proton, proton dan neutron, serta neutron dan neutron. Stabilitas semua inti ditentukan oleh selisih antara tolakan elektrostatik dan tarikan jarak pendek. Jika tolakan melampaui tarikan, inti akan terdisintegrasi (meluruh), memancarkan partikel dan/atau radiasi. Jika tarikan melampaui tolakan maka inti menjadi stabil.Faktor utama yang menentukan kestabilan suatu inti adalah perbandingan neutron terhadap proton (n/p). untuk atom stabil dari unsur yang mempunyai nomor atom rendah nilai n/p mendekati 1. Dengan naiknya nomor atom, perandingan neutron terhadap proton dari inti stabil menjadi lebih besar dari 1. Penyimpangan pada nomor-nomor atom yang lebih tinggi muncul karena dibutuhkan lebih banyak neutron untuk melawan kuatnya tolakan-tolakan pada proton-proton ini sehingga dapat menstabilkan inti atom. Aturan berikut dapat berguna dalam memprediksi stabilitas inti:

a. Inti yang mengandung 2, 8, 20, 50, 82, dan 126 proton atau neutron biasanya lebih stabil dibandingkan inti yang jumlah proton atau neutronya bukan angka yang disebutkan ini. Contohnya, ada 10 isotop stabil timah (Sn) dengan nomor atom 50 dan hanya 2 isotop stabil antimon (Sb) dengan nomor atom 51. Bilangan 2, 8, 20, 50, 82, dan 126 dinamakan bilangan ajaib. Pengaruh bilangan ini untuk stabilitas inti sama dengan banyaknya electron gas mulia yang sangat stabil.b. Inti dengan bilangan genap proton dan neutron biasanya lebih stabil.

c. Semua isotope dari unsur-unsur dengan nomor atom lebih besar dari 83 bersifat radioaktif. Semua isotope teknetium (Tc, Z = 43) dan promentium (Pm, Z = 61) adalah radioaktif.

Gambar diatas menunjukkan plot dari banyaknya neutron versus proton dalam berbagai isotope. Inti-inti stabil terletak di suatu daerah pda grafik sebagai pita stabilitas (belt of stability). Kebanyakan inti radioaktif terketak di luar daerah pita kestabilan ini. Di atas pita stabilitas, inti mempunyai perbandingan neutron terhadap proton lebih tinggi dibandingan di dalam pita (untuk jumlah proton yang sama). Untuk menurunkan perbandingan ini (dengan demikian, bergerak turun kea rah pita stabilitas), inti-inti ini mengalami proses berikut, yang dinamakan pemancaran (emission) partikel :

Pemancaran partikel beta mengakibatkan peningkatan jumlah proton dalam inti dan sekaligus menurunkan jumlah neutron. Beberapa contohnya adalah

Di bawah pita stabilitas ini, inti mempunyai perbandingan neutron terhadap proton lebih rendah dibandingan dalam pita (jumlah proton sama). Untuk meningkatkan perbandingan ini (dan dengan demikian bergerak naik kea rah pita stabilitas), inti-inti ini dapatmemancarkan positron

Atau dapat juga mengalami penangkapan electron. Contoh pemancaran positron adalah

Penangkapan electron adalah tertagkapnya sebuah elektron biasanya elektron 1s oleh inti. Elektron yang ditangkap bergabung dengan proton membentuk neutron sehingga nomor atom menurun sebanyak satu sementara nomor massa tetap sama. Proses ini mempunyai efek bersih yang sama dengan pemancaran positron

2. Fisi Spontan

Reaksi fisi adalah pembelahan inti atom berat (besar) menjadi inti yang lebih kecil bersifat lebih stabil, diikuti oleh pancaran partikel (neutron atau sinar gamma) dan pembebasan sejumlah besar energi. Produk fisi atau fragmen inti yang terbentuk biasanya hampir sama massanya dan bersifat radioaktif. Reaksi fisi dibagi menjadi dua yaitu reaksi fisi spontan dan tidak spontan.Atom-atom yang dapat mengalami reaksi fisi spontan adalah atom dengan nomor massa lebih dari 230, misalnya uranium dan plutonium. Reaksi fisi spontan adalah sederetan pembelahan inti dimana neutron-neutron yang dihasilkan dalam tiap pembelahan inti menyebabkan terjadinya pembelahan inti-inti yang lain. Reaksi fisi spontan dapat lebih mudah terjadi jika inti atom tersebut ditembaki partikel seperti neutron atau proton. Sumber partikel yang digunakan untuk menembak inti atom dapat berasal dari neutron yang dihasilkan reaksi fisi spontan atau dapat juga berasal dari alat pemercepat partikel (particle accelerator).

Reaksi fisi terjadi bila energi potensial coulomb Vc > Qfis; yang mana Qfis adalah energi yang diperlukan atau diserap oleh sebuah nuklida untuk membelah nukleus atau menurunkan jumlah massa nukleusnya. Nuklida-nuklida yang dapat atau mudah mengalami reaksi fisi adalah nuklida yang memiliki bilangan hasil komparasi antara jumlah netron dan protonnya tidak sama dengan satu. Nuklida yang mudah ditemukan di alam yang memiliki hasil komparasi jumlah netron terhadap protonnya lebih besar dari satu sehingga dapat mengalami reaksi fisi antara lain isotop U-238, U-235, dan Th-232.

Salah satu contoh reaksi fisi spontan yakni reaksi fisi U235. Pada awalnya sebuah neutron menumbuk inti uranium-235 (U-235) dan menimbulkan reaksi yang menghasilkan produk fisi (Ba-141 dan Kr-92) serta 3 buah neutron. Dua dari tiga neutron hasil reaksi fisi itu kemudian menumbuk inti U-235 lainnya dan menimbulkan reaksi fisi berikutnya (reaksi fisi generasi kedua). Neutron hasil fisi dari reaksi fisi kedua ini diharapkan akan menimbulkan reaksi fisi berikutnya (reaksi fisi generasi ketiga), dan selanjutnya kan terjadi reaksi fisi dari generasi ke generasi secara kontinu. Pada reaksi fisi U235. Ini dibutuhkan neutron lambat yang memiliki energi kinetik lemah. Berikut adalah gambar reaksi fisi U235.

Produk dari reaksi fisi uranium menghasilkan atom-atom yang bermassa lebih kecil, seperti: Ba, Kr, Zr, Te, Sr, Cs, I, La,dan Xe dengan massa atom sekitar 95 dan 135. Adapun produk dari reaksi fisi plutonium mempunyai massa atom sekitar 100 dan 135. Energi ikatan per nukleon untuk unsur-unsur yang sangat berat (seperti uranium) lebih sedikit dibandingkan unsur-unsur dengan massa atom sedang. Oleh sebab itu, apabila inti uranium-235 membelah, inti yang baru mempunyai energi ikatan dan defek massa yang lebih besar. Sebagai akibatnya, apabila hasil pembelahan terbentuk, ada penurunan jumlah massa dari sistem. Massa yang hilang berubah menjadi sejumlah energi yang ekuivalen berdasarkan persamaan Einstin ( E = mc2 ). Bahkan jumlah massa yang sangat sedikit menghasilkan energi dalam jumlah yang sangat besar apabila perubahan ini terjadi. Kenyataannya, pembelahan dari 1 kg uranium-235 menghasilkan sejumlah energi yang ekuivalen dengan pembakaran 3.000 ton batu bara atau 13.200 barrel minyak bumi. Reaksi spontan juga disebut sebagai reaksi berantai (Chain Reaction). Pada persamaan fisi isotopU-235digunakan sebuah neutron. Akan tetapi, reaksi kembali membentuk tiga neutron. Ketiga neutron tersebut, apabila semuanya bertemu dengan isotop U-235 lainnya, dapat memulai pemecahan (fisi) lainnya, yang akan menghasilkan lebih banyak neutron. Ini merupakan efek domino yang telah lama diketahui manusia. Dalam istilah kimia inti,serangkaian pemecahan inti ini disebut reaksi berantai (chain reaction). Reaksi fisi berantai bergantung pada banyaknya neutron yang dilepaskan, bukan pada banyaknya neutron yang digunakan selama reaksi inti. Saat kita menuliskan persamaan reaksi fisi isotopU-238 (isotop Uranium yang lebih melimpah di alam), kita hanya menggunakan satu neutron dan mendapatkan satu neutron pula. Reaksi berantai tidak dapat terjadi pada isotop U-238. Hanya isotop yang dapat menghasilkan neutron berlebihan pada pemecahannya yang dapat mengalamichain reaction. Jenis isotop ini dikatakandapat pecah. Hanya adaduaisotop utama yang dapat dipecah selama reaksi inti, yaituU-235danPu-239.3. Peluruhan

Peluruhan alfa adalah bentuk radiasi partikel dengan kemampuan mengionisasi atom sangat tinggi dan daya tembusnya rendah. Peluruhan partikel alfa terjadi pada nuklida-nuklida yang memiliki nomor massa >79 dan perbandingan neutron dan protonnya lebih besar dari satu. partikel alfa ini merupakan inti atom Helium yang terdiri dari 2 proton dan 2 neutron. pada saat peluruhan terjadi partikel alfa akan kehilangan 2 proton. jadi jika sebuah inti atom (inti induk) memancarkan partikel alfa maka akan terbentuk inti baru (inti anak) dengan nomor masa A 4 dan nomor atom z 2 dapat di gambarkan sebagai berikut :4. Peluruhan alfa dapat dituliskan sebagai berikut :

5. Dalam memancarkan partikel alfa, nuklida selalu membebaskan energi sebesar 5.8 MeV. Energi peluruhan alfa akan turun dengan bertambahnya jumlah massa nukleon dan akan naik dengan bertambahnya jumlah muatan proton. Sifat-sifat partikel alfa

Daya tembus pendek, karena massa partikel alfa yang tinggi maka memiliki sedikit energi dan jarak yang rendah, sehingga partikel alfa dapat dihentikan dengan selembar kertas (atau kulit). Daya ionisasi partikel alfa sangat besar, kurang lebih dari 100 kali daya ionisasi partikel beta dan 10.000 kali daya ionisasi sinar gamma.

Berdasarkan penelitian Rutherfor pada Tahun 1906 didapatkan hubungan kualitatif antara energi radiasi partikel alfa dan waktu paruh nuklida radioaktif yakni semakin besar energi radiasi partikel alfanya maka semakin pendek waktu paruhnya. Bila energi radiasi semakin besar maka jarak tempuh radiasi partikel alfa semakin jauh. Hubungan tidak langsung antara waktu paruh dan jarak tempuh radiasi dinyatakan dengan :

log L = a + b log R,

dimana L adalah tetapan peluruhan partikel alfa, a dan b adalah tetapan yang harganya ditentukan oleh jenis deret radioaktif, dan R adalah jarak tempuh radiasi partikel alfa. Waktu paruh partikel alfa dapat dinyatakan dengan rumus :

Menurut teori mekanika kuantum, partikel alfa yang berenergi rendah masih dapat menerobos potensial penghalang coulomb yang ukurannya lebih tinggi dan keluar dari nukleus. Peristiwa ini dikenal sebagai tummeling effect. Kemungkinan ini akan menjadi lebih besar ketika jumlah nukleon bertambah dan lebih kecil bila jumlah muatan proton bertambah. Dengan kata lain bila hasil komparasi antara jumlah proton sangat besar, maka kecenderungan nuklida radioaktif berat meluruhkan partikel alfa sangat besar. Peluruhan partikel alfa selalu diserta dengan pemancaran radiasi gamma.

6. Peluruhan

Nuklida nuklida berat yang mempunyai nomor massa (A) ganjil dalam menuju keadaan nuklida yang stabil cenderung meluruhkan satu partikel beta, tetapi untuk nomor massa (A) genap lebih cenderung meluruhkan dua atau tiga partikel betanya. Untuk menuju keadaan nuklida yang stabil tersebut dapat dilakukan satu dari tiga tipe peluruhan partikel beta, yaitu peluruhan partikel beta yang bermuatan negatif, peluruhan partikel beta yang bermuatan positif, dan penangkapan elektron. Suatu nuklida mempunyai nomor massa (A) yang berisi terlalu banyak netron daripada protonnya sehingga ada kecenderungan mengubah netronnya, misal yang diubah satu netron (0n1) menjadi satu proton (+1p+), satu partikel beta (-1e0) dan satu anti neutrino (-1v). Akibat dari contoh proses ini maka nomor nuklida (Z) akan bertambah dengan satu angka, dan jumlah netron akan berkurang satu angka, dan nomor massa nuklida (A) tetap. Proses ini disebut proses peluruhan beta.

Bila suatu nuklida berat yang bernomor massa (A) tersebut memiliki jumlah proton yang tidak jauh berbeda dengan netronnya ada kecenderungan mengubah partikel protonnya. Sebagai contoh, bila yang diubah ini satu proton menjadi netron dan satu partikel beta yang bermuatan positif (+1e0), satu massa neutrino yang bermuatan positif (+1v) dan satu netron. Akibat dari peristiwa ini nomor nuklidanya akan turun satu angka, jumlah netronnya bertambah satu angka, dan nomor massanya tetap. Proses peluruhan partikel beta yang bermuatan positif disebut proses peluruhan positron. Dampak dari peluruhan partikel positron atau beta positif ini akan diikuti oleh proses anhilasi atau penghilangan energi sebesar 1,02 MeV yang ekuivalen dengan dua kuanta radiasi gamma. Ini terjadi karena partikel positron yang meluruh dari nuklida akan berinteraksi dan saling menetralkan dengan elektron yang mengorbit di luar nukleus.

Arah meluruhnya partikel beta yang bermuatan negatif dapat menuju ke nukleus dan berinteraksi dengan nukleon yang bermuatan positif atau proton. Dampak terjadinya interaksi antara satu proton dan satu elektron maka jumlah netron akan bertambah satu, jumlah proton berkurang satu dan disertai pembebasan energi sebesar Eo. Besarnya Eo dapat ditentukan sebagai berikut:

Eo = E neutron E proton E elektron

Dimana E = mc2Elektron yang mudah memasuki nukleus adalah elektron yang menempati orbital terdekat dengan nukleus, yaitu elektron dari orbital K. Kekosongan elektron di orbital K akan segera diisi oleh elekron yang berasal dari orbital di atasnya, misal oleh elektron dari orbital L. Perpindahan elektron dari orbital yang berenergi tinggi ke orbital yang berenergi rendah akan disertai dengan pembebasan sejumlah energi yang berwujud radiasi X.

Suatu nuklida berat lebih cenderung meluruhkan partikel beta daripada partikel proton atau neutronnya. Ini disebabkan karena energi yang diperlukan untuk meluruhkan satu proton atau satu neutron jauh lebih besar dibandingkan dengan meluruhkan satu partikel beta. Bila nuklida berat meluruhkan satu partikel proton atau netron diperlukan energi sebesar 5 MeV sampai dengan 8 MeV, dan bila meluruhkan satu partikel beta hanya diperlukan energi sebesar 0,51 MeV.

7. Peluruhan

Setelah peluruhan alfa dan beta, inti biasanya dalam keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar (stabil) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma (). Dalam proses pemancaran foton, baik nomor atom atau nomor massa inti tidak berubah. Setelah inti meluruh menjadi inti baru biasanya terdapat kelebihan energi pada ikatan intinya sehingga seringkali disebut inti dalam keadaan tereksitasi. Inti yang kelebihan energinya ini biasanya akan melepaskan energinya dalam bentuk sinar gamma yang dikenal dengan peluruhan gamma, sinarnya ini adalah foton dan termasuk ke dalam gelombang elektromagnetik yang mempunyai energi yang sangat besar melebihi sinar X.

Peluruhan gamma () merupakan radiasi gelombang elektromagnetik dengan energi sangat tinggi sehingga memiliki daya tembus yang sangat kuat. Sinar gamma dihasilkan oleh transisi energi inti atom dari suatu keadaan eksitasi ke keadaan dasar. Sinar gamma bukanlah partikel sehingga tidak memiliki nomor atom (A=0) maka dalam peluruhan sinar- tidak dihasilkan inti atom baru. Sifat-sifat dari sinar gamma ini yaitu:a. Sinar gamma dipancarkan oleh inti atom tereksitasi dengan panjang gelombang antara 0,005 hingga 0,5 .

b. Daya ionisasinya di dalam medium sangat kecil sehingga daya tembusnya sangat besar bila dibandingkan dengan daya tembus partikel alpa atau beta.

c. Sinar gamma tidak bermuatan sehingga tidak dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.Mekanisme peluruhan gamma dapat digambarkan sebagai berikut:

( Contoh peluruhan gamma yang mengikuti peluruhan beta yaitu:

( ( Energi yang dihasilkan dalam peluruhan gamma yang terjadi pada suatu inti atom dapat dihitung dalam persamaan berikut. (

Dimana:

E = Ei E0

Ei : energi keadaan eksitasi

E0 : energi keadaan dasar

M: massa inti mula-mula

ER : energi pentalan inti setelah peluruhan

C : kecepatan cahayaDAFTAR PUSTAKAChang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga.Santoso, Budi. 2013. Fisika Inti dan Radioaktivitas. Diakses dari http://budi_santoso.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/31207/BAB+5+materi-KimiaIntidanRadiokimia.pdf pada tanggal 8 September 2014

Gambar. Reaksi Fisi U235.

E0

(keadaan dasar)

Ei

(keadaan eksitasi)

E = E - ER

_1471863821.unknown

_1471864140.unknown

_1471864360.unknown

_1471864422.unknown

_1471897052.unknown

_1471864201.unknown

_1471863947.unknown

_1471863996.unknown

_1471863897.unknown

_1471861948.unknown

_1471862006.unknown

_1471861664.unknown