146
i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS SMP Negeri Kota Surakarta SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Oleh: Diah Ambar Susanti NIM : 031324020 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

i

Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural

dalam Pembelajaran di Sekolah

Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS SMP Negeri Kota Surakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Diah Ambar Susanti

NIM : 031324020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

Page 2: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

ii

Page 3: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

iii

Page 4: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

iv

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur yang dalam, kupersembahkan

skripsi ini untuk yang kukasihi :

Tuhan Yesus Penyelamatku

Bunda Maria Pelindungku

Orang Tuaku tercinta

( Bapak Sutarno dan Ibu Sarinem)

Kakak-kakakku tersayang

( Mbak Tanti, Mas Dani, Mbak Nining, Mas Adi dan Mas Dhanis)

Kekasihku termanis

( Mas Sasmito )

Page 5: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

v

MottoMottoMottoMotto

♥ Uluran Tangan Kasih Tuhan Membuat Aku Bangun Dari

Ketidakberdayaanku, Senyuman Kasih Tuhan Membuat Aku

Selalu Tenang Dalam Menjalani Kehidupanku

♥ Saat Paling Membahagiakan DalamKehidupan Adalah Berada

Dalam Aliran Kasih Sayang Diantara Sahabat-Sahabat

♥ Kesedihan dan Kebahagiaan Adalah Permainan Bagi Jiwa

yang Sedang Bertumbuh Jadi Dewasa. Suka-Duka, Tangisan-

Senyuman, Syukur-Gagal, Hanyalah Aliran Kehidupan yang

Datang dengan Pesannya Masing-Masing (GEDE PRAMA)

Page 6: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Februari 2008

Penulis

Diah Ambar Susanti

Page 7: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Diah Ambar Susanti

Nomor Mahasiswa : 031324020

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di

Sekolah

Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS SMP Negeri Kota Surakarta

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 28 Februari 2008

Yang menyatakan

Diah Ambar Susanti

Page 8: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

viii

ABSTRAK

Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di

Sekolah

Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS SMP Negeri Kota Surakarta

Diah Ambar Susanti

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2008

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis pemahaman dan praktik nilai

demokrasi dalam pembelajaran multikultural yang dilaksanakan oleh guru, (2)

menganalisis pemahaman dan praktik nilai humanistik dalam pembelajaran

multikultural yang dilaksanakan oleh guru, dan (3) menganalisis pemahaman dan

oraktik nilai pluralistik dalam pembelajaran multikultural yang dilaksanakan oleh

guru.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Kota Surakarta. Tehnik pengambilan

sampel menggunakan Purposive Sampling, sampel yang diambil sebanyak 14

sekolah. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner. Data hasil penelitian

dianalisis menggunakan korelasi Product Moment dengan taraf signifikasi 5%.

Permasalahan dijawab menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II.

Berdasarkan analisis data disimpulkan : (1) pemahaman nilai demokrasi dalam

pembelajaran multikultural yang dilaksanakan oleh guru dengan sangat baik dan

praktik nilai demokrasi dalam pembelajaran multikultural yang dilaksanakan oleh

guru dengan baik, (2) pemahaman nilai humanisme dalam pembelajaran

multikultural yang dilaksanakan oleh guru dengan sangat baik dan praktik nilai

humanistik dalam pembelajaran multikultural yang dilaksanakan oleh guru

dengan baik, dan (3) pemahaman nilai pluralisme dalam pembelajaran

multikultural yang dilaksanakan oleh guru dengan baik dan praktik nilai

pluralistik dalam pembelajaran multikultural yang dilaksanakan oleh guru dengan

buruk

Page 9: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

ix

ABSTRACT

THE UNDERSTANDING OF MULTICULTURAL EDUCATION AND ITS

IMPLEMENTATION AT SCHOOLS

A Case Study: At Teachers of Social Science in State Junior High Schools in

Surakarta

Diah Ambar Susanti

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2008

This study aims (1) to analyze the understanding and the implementation of

democratic value in multicultural process conducted by teachers, (2) to analyze

the understanding and the implementation of humanistic value in multicultural

process conducted by teachers, and (3) to analyze the understanding and the

implementation of the value of pluralism in learning teaching process conducted

by the teachers.

This study was conducted at Junior High Schools in Surakarta city. The samples

were 14 schools collected by using Purposive Sampling. The technique of

collecting the data was questionnaire. The technique of analysing the data was

Product Moment correlation on the significance of 5%. The problem formulations

were answered by using PAP type II.

The conclusions that can be drawn from the analysis are: (1) the understanding of

democratic value in multicultural learning teaching process, conducted by teacher

is very good and so is the implementation, (2) the understanding the value of

humanism in multicultural learning teaching process conducted by the teacher is

very good and so is the implementation, and (3) the understanding of pluralistic

value in multicultural learning teaching process conducted by the teacher is good

and so is the implementation.

Page 10: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

x

Kata Pengantar

Puji dan syukur kepada Tuhan atas segala berkat dan rahmat serta

karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar dan

baik. Skripsi berjudul “Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam

Pembelajaran di Sekolah”. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Ekonomi Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah memberikan

bantuan baik material maupun spiritual yang sangat berarti bagi penulis, maka

dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd, M.Si, selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan

Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku dosen pembimbing I yang

dengan sabar membimbing, merelakan waktu untuk membimbing,

mengarahkan, dan memberikan saran kepada penulis dalam penyusunan

skripsi.

Page 11: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

xi

5. Bapak Yohanes Maria Vianey Mudayen, S.Pd., selaku dosen pembimbing II

yang telah memberikan masukan-masukan tentang kesalahan dalam penulisan

skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Kepala Sekolah di setiap SMP Negeri Kota Surakarta yang

dijadikan sampel penelitian yang telah mengijinkan peneliti untuk

mengadakan penelitian.

7. Bapak dan Ibu dosen terhormat, Bapak Rubi, Bapak Indra, Ibu Wigati, Ibu

Catur dan segenap dosen, “Terimakasih atas ilmu dan bimbingan yang telah diberikan “Terimakasih atas ilmu dan bimbingan yang telah diberikan “Terimakasih atas ilmu dan bimbingan yang telah diberikan “Terimakasih atas ilmu dan bimbingan yang telah diberikan

kepada penulis selama perkuliahan”. kepada penulis selama perkuliahan”. kepada penulis selama perkuliahan”. kepada penulis selama perkuliahan”.

8. Bapak dan Ibu Guru di setiap SMP Negeri Kota Surakarta yang diteliti dalam

penelitian ini yang telah bersedia untuk mengisi kuesioner guna membantu

peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.

9. Bapak dan Ibu ku tercinta, yang selalu mengiringi langlah hidupku dengan

kasih sayang dan doa. “Terimakasih atas semua yang bapak dan ibu berikan pada erimakasih atas semua yang bapak dan ibu berikan pada erimakasih atas semua yang bapak dan ibu berikan pada erimakasih atas semua yang bapak dan ibu berikan pada

Diah dukungan baik spiritual maupun material, terimakasih atas kasih sayang dan doa Diah dukungan baik spiritual maupun material, terimakasih atas kasih sayang dan doa Diah dukungan baik spiritual maupun material, terimakasih atas kasih sayang dan doa Diah dukungan baik spiritual maupun material, terimakasih atas kasih sayang dan doa

yang diberikan”yang diberikan”yang diberikan”yang diberikan”....

10. Kakak-kakak ku tersayang, (mbak Tanti, mbak Nining, mas Dhanis, mas Dani, mas (mbak Tanti, mbak Nining, mas Dhanis, mas Dani, mas (mbak Tanti, mbak Nining, mas Dhanis, mas Dani, mas (mbak Tanti, mbak Nining, mas Dhanis, mas Dani, mas

Adi)Adi)Adi)Adi) terimakasih banyak atas semangat dan dukungan yang diberikan yang

yang tak akan terlupakan.

11. Keponakanku terkasih, (Tania, Siti, Toni, Nadya, Cesya, Bagas dan Cristian),(Tania, Siti, Toni, Nadya, Cesya, Bagas dan Cristian),(Tania, Siti, Toni, Nadya, Cesya, Bagas dan Cristian),(Tania, Siti, Toni, Nadya, Cesya, Bagas dan Cristian), bulik

dan om di Solo (Pak Ranto dan bulik Utik serta om Hartanto dan bulik Yati)(Pak Ranto dan bulik Utik serta om Hartanto dan bulik Yati)(Pak Ranto dan bulik Utik serta om Hartanto dan bulik Yati)(Pak Ranto dan bulik Utik serta om Hartanto dan bulik Yati), dan

mbah Pambah Pambah Pambah Pawirowirowirowiro terimakasih banyak atas perhatian dan semangat yang diberikan.

Page 12: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

xii

12. Mas SasmitoMas SasmitoMas SasmitoMas Sasmito ku termanis, yang dengan setia dan sabar mendampingi penulis

dalam penyusunan skripsi ini, sehingga dapat terselesaikan. Terimakasih atas

cinta, kesetiaan menemaniku, dan menjaga hatiku selama ini.

13. Teman-teman Pendidikan Ekonomi 2003 (Hendra, Koko, Okta, Lius, Istadi, (Hendra, Koko, Okta, Lius, Istadi, (Hendra, Koko, Okta, Lius, Istadi, (Hendra, Koko, Okta, Lius, Istadi,

Andika, Alex, Bona, Wisnu, Anang, Yustina, Nanik, Asti, Asih, Ian, Isnani, Ratna, Andika, Alex, Bona, Wisnu, Anang, Yustina, Nanik, Asti, Asih, Ian, Isnani, Ratna, Andika, Alex, Bona, Wisnu, Anang, Yustina, Nanik, Asti, Asih, Ian, Isnani, Ratna, Andika, Alex, Bona, Wisnu, Anang, Yustina, Nanik, Asti, Asih, Ian, Isnani, Ratna,

Rino, Romo Fredy, Sinta, Mbak Sandi, Pipit, Rini, Riska, Yoga, Meta, Urbanus, YuRino, Romo Fredy, Sinta, Mbak Sandi, Pipit, Rini, Riska, Yoga, Meta, Urbanus, YuRino, Romo Fredy, Sinta, Mbak Sandi, Pipit, Rini, Riska, Yoga, Meta, Urbanus, YuRino, Romo Fredy, Sinta, Mbak Sandi, Pipit, Rini, Riska, Yoga, Meta, Urbanus, Yuyun, yun, yun, yun,

Katrin dan Katrin dan Katrin dan Katrin dan HeriHeriHeriHeri).).).). Keakraban, canda tawa kalian saat kuliah tidak akan hilang

ditelan waktu dan semoga kebersamaan kita ini akan aku ingat sepanjang

hidup.

14. Sahabat dan teman kost “Primadona” ((((Tasya, Mpok, Ndun, Parti, DewiTasya, Mpok, Ndun, Parti, DewiTasya, Mpok, Ndun, Parti, DewiTasya, Mpok, Ndun, Parti, Dewi))))

terimakasih banyak sahabat telah menemaniku dalam suka duka, semangat,

kasih sayang dan kebaikan kalian selamanya akan menjadi bagian hidupku.

15. Sahabat-sahabatku di Solo (Tyas, Ricka, Siska, Nilam, Lia, Reni, Dely)(Tyas, Ricka, Siska, Nilam, Lia, Reni, Dely)(Tyas, Ricka, Siska, Nilam, Lia, Reni, Dely)(Tyas, Ricka, Siska, Nilam, Lia, Reni, Dely) dan seluruh

karyawan Bakso Pawiroredjokaryawan Bakso Pawiroredjokaryawan Bakso Pawiroredjokaryawan Bakso Pawiroredjo terimakasih telah memotivasi dan memberi

semangat untuk menyelesaikan skripsiku.

16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang juga telah

banyak membantu, dan memberi semangat kepada penulis.

Page 13: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

xiii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

perbaikan dan kemajuan selanjutnya. Akhir kata, semoga karya kecil ini dapat

memberikan manfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, Maret 2008

Penulis

Page 14: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

MOTTO .......................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM ....... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT ..................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI................................................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 10

D. Manfaat Peneltian........................................................................... 11

BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................... 12

A. Pendidikan Multikultural ............................................................... 12

1. Konsep dan Definisi Pendidikan Multikultural........................ 12

Page 15: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

xv

2. Komponen Pendidikan Multikultural....................................... 16

3. Gagasan Pendidikan Multikultural........................................... 18

4. Wacana Pendidikan Multikultural di Indoensia....................... 20

B. Praktik dan Pemahaman Pendidikan Multikultural di Indonesia .. 23

1. Praktik Multikultural dalam Pendidikan .................................. 23

2. Manfaat Pendidikan Multikultural ........................................... 25

3. Pengembangan Pendidikan Multikultural ................................ 26

C. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 29

D. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 31

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................. 33

A. Jenis Penelitian .............................................................................. 33

B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 33

C. Subjek dan Objek .......................................................................... 34

1. Subjek....................................................................................... 34

2. Objek ........................................................................................ 34

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .................... 34

1. Populasi .................................................................................... 34

2. Sampel...................................................................................... 34

3. Teknik Pengambilan Sampel.................................................... 35

E. Variabel Penelitian ........................................................................ 36

1. Nilai Demokrasi ....................................................................... 36

2. Nilai Humanisme ..................................................................... 36

3. Nilai Pluralisme........................................................................ 37

Page 16: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

xvi

F. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 37

1. Kuesioner ................................................................................. 37

2. Observasi.................................................................................. 38

G. Jenis Data ....................................................................................... 39

1. Data Primer .............................................................................. 39

2. Data Sekunder .......................................................................... 39

H. Teknik Pengujian Instrumen .......................................................... 39

1. Validitas .................................................................................. 39

2. Reliabilitas ............................................................................... 40

I. Teknik Analisis Data...................................................................... 41

1. Variabel Pemahaman ............................................................... 41

2. Variabel Praktik ....................................................................... 42

BAB IV. GAMBARAN UMUM.................................................................... 43

A. Gambaran Umum Kota Surakarta.................................................. 43

1. Letak dan Luas Wilayah........................................................... 43

2. Topografi.................................................................................. 44

3. Visi dan Misi Kota Surakarta................................................... 45

4. Sejarah Kota Surakarta............................................................. 46

5. Jumlah Penduduk ..................................................................... 48

B. Gambaran Umum Sekolah di Kota Surakarta................................ 48

1. Sekolah Menengah Pertama di Kota Surakarta........................ 48

2. Perkembangan Pendidikan di Kota Surakarta.......................... 49

Page 17: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

xvii

C. Deskripsi Responden...................................................................... 52

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............ 52

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Bidang Studi ............. 53

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang

Pendidikan............................................................................... 54

BAB V. ANALISIS DATA dan PEMBAHASAN ....................................... 55

A. Pengujian Instrumen ...................................................................... 55

1. Pengujian Validitas .................................................................. 55

2. Pengujian Reliabilitas ............................................................. 59

B. Analisis Data .................................................................................. 60

1. Pemahaman dan Praktik Pembelajaran Nilai Demokrasi

dalam Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru .. 60

2. Pemahaman dan Praktik Pembelajaran Nilai Humanisme

dalam Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru .. 63

3. Pemahaman dan Praktik Pembelajaran Nilai Pluralisme

dalam Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru .. 66

C. Pembahasan.................................................................................... 69

1. Pemahaman dan Praktik Pembelajaran Nilai Demokrasi

dalam Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru .. 69

2. Pemahaman dan Praktik Pembelajaran Nilai Humansime

dalam Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru .. 73

3. Pemahaman dan Praktik Pembelajaran Nilai Pluralisme

dalam Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru .. 76

Page 18: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

xviii

BAB VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, SARAN … 81

A. Kesimpulan ................................................................................... 81

B. Keterbatasan Penelitian.................................................................. 82

C. Saran............................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 86

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xx

Page 19: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

A. Lampiran I Kuesioner ............................................................................. 88

B. Lampiran II Data Primer ........................................................................ 94

C. Lampiran III Pengujian Validitas dan Reliabilitas.................................. 103

D. Lampiran IV r Tabel................................................................................ 113

E. Lampiran V Data SMP Kota Surakarta................................................... 114

F. Lampiran VI Surat Penelitian ................................................................. 121

Page 20: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

xx

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel III.1 Kisi-Kisi Item Pertanyaan untuk Memperoleh Data Mengenai

Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam

Pembelajaran di Sekolah .............................................................. 37

Tabel III.2 Penilaian Acuan Patokan Tipe II ................................................. 42

Tabel IV.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kota Surakarta ...................... 44

Tabel IV.2 Tingkat kepadatan dan jumlah penduduk menurut Kecamatan

Kota Surakarta.............................................................................. 48

Tabel IV.3 Perkembangan Jumlah Sekolah untuk SD, SMP, SMU,

dan SMK Negeri dan Swasta di Kota Surakarta

Tahun 2005/2006-2006/2007....................................................... 50

Tabel IV.4 Perkembangan Jumlah Kelas untuk SD, SMP, SMU,

dan SMK Negeri dan Swasta di Kota Surakarta

Tahun 2005/2006-2006/2007....................................................... 50

Tabel IV.5 Perkembangan Jumlah Siswa untuk SD, SMP, SMU,

dan SMK Negeri dan Swasta di Kota Surakarta

Tahun 2005/2006-2006/2007....................................................... 50

Tabel IV. 6 Kelompok Guru Menurut Statusnya ............................................ 51

Tabel IV. 7 Kondisi Ruang Kelas Sekolah di Kota Surakarta Tahun 2006 .... 51

Tabel IV. 8 Nama SMP di Kota Surakarta Sebagai Sampel Penelitian .......... 52

Tabel IV. 9 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................. 53

Tabel IV.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Bidang Studi ................... 53

Tabel IV.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang

Pendidikan.................................................................................... 54

Tabel V. 1 Validitas Variabel Pemahaman Nilai Demokrasi dalam

Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru................. 56

Tabel V.2 Validitas Variabel Pemahaman Nilai Humanisme dalam

Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru................. 56

Page 21: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

xxi

Tabel V.3 Validitas Variabel Pemahaman Nilai Pluralistik dalam

Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru................. 57

Tabel V.4 Validitas Variabel Prakti Nilai Demokrasi dalam

Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru................. 58

Tabel V.5 Validitas Variabel Praktik Nilai Humanistik dalam

PembelajaranMultikultural yang Dilaksanakan Guru.................. 58

Tabel V.6 Validitas Variabel Praktik Nilai Pluralistik dalam

Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru................. 59

Tabel V.7 Reliabilitas Instrumen .................................................................. 60

Tabel V.8 Pemahaman Nilai Demokrasi dalam Pembelajaran Multikultural

yang Dilaksanakan Guru .............................................................. 61

Tabel V.9 Praktik Nilai Demokrasi dalam Pembelajaran Multikultural

yang Dilaksanakan Guru .............................................................. 63

Tabel V.10 Pemahaman Nilai Humanisme dalam Pembelajaran Multikultural

yang Dilaksanakan Guru .............................................................. 64

Tabel V.11 Praktik Nilai Humanistik dalam Pembelajaran Multikultural

yang Dilaksanakan Guru .............................................................. 66

Tabel V.12 Pemahaman Nilai Pluralisme dalam Pembelajaran

Multikultural yang Dilaksanakan Guru........................................ 67

Tabel V.13 Praktik Nilai Pluralistik dalam Pembelajaran Multikultural

yang Dilaksanakan Guru .............................................................. 69

Page 22: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia.

Kebenaran dari pernyataan ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural maupun

geografis yang begitu beragam dan luas. Bangsa Indonesia terdiri dari

beragam suku dan ras, yang mempunyai budaya, bahasa, agama atau

keyakinan yang berbeda-beda. Sekarang ini jumlah pulau yang ada di wilayah

Negara Republik Indonesia (NKRI) sekitar 13.000 pulau besar dan kecil.

Populasi penduduknya berjumlah lebih dari 200 juta jiwa, terdiri dari 300 suku

yang menggunakan hampir 200 bahasa yang berbeda. Selain itu mereka juga

menganut agama dan kepercayaan yang beragam seperti Islam, Kristen

Protestan, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu serta berbagai macam aliran

kepercayaan.

Kondisi keberagaman masyarakat dan budaya secara positif

menggambarkan kekayaan potensi sebuah masyarakat yang pluralis atau

masyarakat heterogen, namun secara negatif orang merasa tidak nyaman

karena tidak saling mengenal budaya lain. Setiap etnik atau ras cenderung

mempunyai ideologi yang etnosentris, yang menyatakan bahwa kelompoknya

lebih superior daripada kelompok etnik atau ras lain. Terjadinya tidak saling

mengenal identitas budaya lain, bisa mendorong meningkatnya prasangka

yang mempengaruhi interaksi sosial antara berbagai golongan masyarakat.

Misalnya, setiap golongan masyarakat Indonesia menyandang perangkat

Page 23: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

2

prasangka, warisan generasi sebelumnya. Golongan pribumi,

misalnya, hidup dengan sejumlah prasangka terhadap keturunan China,

dan sebaliknya. Golongan penduduk Islam menyimpan sejumlah prasangka

terhadap golongan Kristen, dan sebaliknya. Prasangka juga diarahkan kepada

sebuah kelompok secara keseluruhan, atau kepada seseorang hanya karena itu

anggota kelompok tertentu. Secara demikian, prasangka memiliki potensi

dalam “mengambinghitamkan” orang lain melalui diskriminasi, dan

penciptaan jarak sosial.

Perpecahan dan ancaman disintegrasi bangsa telah terjadi sejak zaman

kerajaan Singosari, Sriwijaya, Majapahit, Goa, Mataram hingga pada era kini.

Contoh yang kongkrit dan sekaligus menjadi pengalaman pahit bagi bangsa ini

adalah terjadinya pembunuhan besar-besaran terhadap masa pengikut Partai

Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965, kekerasan terhadap etnis Cina di

Jakarta pada Mei 1998, perang Islam Kristen di Maluku Utara pada tahun

1999-2003 yang telah menghancurkan ribuan harta benda penduduk, 400

gereja dan 30 masjid dan perang etnis antara warga Dayak dan Madura yang

terjadi sejak ahun 1931 hingga tahun 2000 telah menyebabkan kurang lebih

2.000 nyawa manusia melayang sia-sia (Yaqin, 2005: 4).

Bila suatu bangsa ingin kuat dalam era demokrasi, diperlukan sikap saling

menerima dan menghargai dari tiap masyarakat yang beraneka ragam

sehingga dapat saling membantu, bekerja sama membangun Negara yang

lebih baik. Menurut Suparno (2003) ada dua model dalam sejarah manusia

bagaimana menjadikan masyarakat yang multikultural dapat bersatu

Page 24: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

3

membangun Negara secara kuat. Pertama, dengan menyeragamkan dan

menghilangkan perbedaan yang ada baik dari segi budaya, agama, dan lain-

lain. Masyarakat yang multikultural dipaksa disatukan dengan aturan ketat

yaitu penyeragaman dan tidak diterima adanya perbedaan. Itulah yang

dilakukan Uni Soviet dan Yugoslavia zaman dulu dan hasilnya adalah bubar,

karena perbedaan tidak dapat dihilangkan. Menghilangkan perbedaan yang

sudah ada sejak lahir adalah suatu pemaksaan yang melawan Hak Asasi

Manusia (HAM) maka tidak dapat bertahan lama.

Model kedua, justru menerima perbedaan, mengakuinya, dan

menghargainya. Sehingga dengan saling menerima, masyarakat multikultural

akan dapat saling melengkapi, saling mengenal, dan bahu membahu dalam

membangun sebuah Negara. Dalam model kedua ini, Hak Asasi Manusia

(HAM) setiap orang diakui dan kekhasan setiap kelompok diakui, bahkan

dikembangkan sehingga diperlukan semangat multikultural.

Sikap saling menerima, menghargai budaya dan keyakinan yang berbeda

tidak langsung dapat berkembang sendiri, apalagi dalam diri seseorang ada

kecenderungan untuk mengharapkan orang lain menjadi seperti dirinya. Sikap

saling menerima dan menghargai akan cepat berkembang bila dilatihkan dan

dididikan pada generasi muda dalam sistem pendidikan nasional. Berkaitan

dengan hal ini, dalam dunia pendidikan menawarkan satu alternatif melalui

penerapan strategi dan konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan

keragaman yang ada di masyarakat, khususnya yang ada pada siswa seperti

keragaman etnis, agama, status sosial, dan gender dalam suatu kajian yaitu

Page 25: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

4

pendidikan multikultural.Melalui pendidikan multikultural, siswa yang datang

dari berbagai golongan masyarakat dibimbing untuk saling mengenal cara

hidup mereka, adat istiadat, kebiasaan, memahami aspirasi-aspirasi mereka,

serta untuk mengakui dan menghormati bahwa setiap golongan memiliki hak

untuk menyatakan diri menurut cara masing-masing. Dalam konteks

masyarakat Indonesia, melalui pendidikan multikultural, para siswa dapat

dibimbing untuk memahami makna Bhinneka Tunggal Ika, dan untuk

mengamalkan dalam kehidupan nyata sehari-hari.

Di beberapa negara Eropa Barat dan Amerika Serikat, sampai dengan

Perang Dunia II, masyarakat tersebut hanya mengenal adanya satu

kebudayaan, yaitu kebudayaan kulit putih yang Kristen. Golongan-golongan

lainnya yang ada dalam masyarakat tersebut dikategorikan sebagai minoritas

dengan segala hak-hak mereka yang dibatasi. Di Amerika Serikat, berbagai

gejolak untuk persamaan hak bagi golongan minoritas dan kulit hitam serta

kulit berwarna mulai muncul di akhir tahun 1950-an. Puncaknya pada tahun

1960-an dengan dilarangnya perlakuan diskriminasi oleh orang kulit putih

terhadap orang kulit hitam dan berwarna di tempat-tempat umum, perjuangan

hak-hak sipil membantu mereka yang terpuruk dan minoritas untuk dapat

mengejar ketinggalannya dari golongan kulit putih yang dominan di berbagai

posisi dan jabatan dalam beragam bidang pekerjaan dan usaha.

Azra (2003) menjelaskan bahwa gagasan pendidikan multikultural

merupakan suatu hal baru di Indonesia, realitas kultural dan perkembangan

Page 26: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

5

terakhir kondisi sosial, politik, dan budaya bangsa khususnya sejak reformasi

yang penuh dengan gejolak sosio politik dan konflik berbagai level

masyarakat membuat pendidikan multikultural terasa semakin dibutukan.

Pendidikan multikultural membantu siswa mengerti, menerima, dan

menghargai orang dari suku, budaya yang berbeda. Untuk itu, anak didik perlu

diajak melihat nilai budaya lain, sehingga mengerti secara dalam, dan

akhirnya dapat menghargainya, dengan tidak menyembunyikan budaya lain

atau menyeragamkan sebagai budaya nasional, sehingga budaya lokal hilang.

Supaya strategi pendidikan multikultural dapat dikembangkan maka

kurikulum, model pembelajaran, suasana sekolah, kegiatan ekstrakulikuler,

dan peran guru harus multikultural. Isi, pendekatan, dan evaluasi kurikulum

harus menghargai perbedaan dan tidak diskriminatif, isi dan bahan ajar di

sekolah perlu dipilih yang sungguh menekankan pengenalan dan penghargaan

terhadap budaya lain. Menurut Tanggok (Kompas, 19 September 2007)

mengatakan bahwa, “idealnya pendidikan multikultural diakomodasikan di

kurikulum nasional”. Selain kurikulum, guru perlu ditatar terlebih dahulu agar

memahami metodologi pendidikan multikultural sehingga dapat

dikembangkan dalam kurikulum muatan lokal di daerah konflik atau bekas

konflik, seperti di Kalimantan Barat, Poso, Papua, dan Ambon.

Pengembangan kurikulum dengan menggunakan pendekatan

pengembangan multikultural harus didasarkan pada prinsip: 1) keragaman

budaya menjadi dasar dalam menentukan filsafat; 2) keragaman budaya

menjadi dasar dalam mengembangkan berbagai komponen kurikulum seperti

Page 27: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

6

tujuan, konten, proses, dan evaluasi; 3) budaya di lingkungan unit pendidikan

adalah sumber belajar dan objek studi yang harus dijadikan bagian dari

kegiatan belajar siswa; dan 4) kurikulum berperan sebagai media dalam

mengembangkan kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional (Hasan, 2004 ).

Kurikulum di Indonesia sangat sering berganti, saat guru maupun siswa

mulai beradaptasi dengan sebuah kurikulum baru, sudah ada lagi kurikulum

yang lebih baru. Pengembangan kurikulum sangat diperlukan agar selalu

relevan terhadap perubahan jaman dan dalam penyusunan kurikulum

hendaknya menggunakan asas korelasi. Ini berarti bahwa antara bidang studi

yang satu dengan bidang studi yang lain harus dikorelasikan dan dihubungkan

sehingga merupakan suatu kesatuan yang bulat. Sekolah merupakan miniatur

masyarakat dimana didalamnya terdapat keberagaman budaya, maka dalam

penyusunan kurikulum harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat terjadi

perubahan dan penyempurnaan sesuai dengan karakteristik dan keperluan

masyarakat.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum

operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan

pendidikan. Kurikulum pada tingkat satuan pendidikan ini dikembangkan

sesuai dengan satuan pendidikan, potensi atau karakteristik daerah, sosial

budaya masyarakat setempat paserta didik. Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah kemudian

disupervisi oleh Dinas Kabupaten/Kota (Rismiati, 2007). Menurut Rismiati

(2007), tujuan dari KTSP adalah mewujudkan kurikulum yang sesuai dengan

Page 28: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

7

kekhasan (karakteristik), kondisi, potensi daerah, kebutuhan dan permasalahan

daerah, satuan pendidikan dan peserta didik, dengan mengacu pada tujuan

pendidikan Nasional. Terkait dengan tujuan, maka implementasi dari KTSP

adalah perlu dikembangkan proses belajar-mengajar yang bermitra individual-

sosial-kultural agar sikap dan perilaku peserta didik sebagai makhluk

individual tidak terlepas dari kaitannya dengan kehidupan masyarakat. Dalam

memacu kemajuan KTSP perlu ditumbuhkan kolaborasi dengan model-model

kegiatan kolektif (tim, gugus tugas, regu kerja, dan sebagainya) dan

membangun kultur akademik di sekolah sebagai sumber penggalangan

perilaku bagi warga sekolah maka, harmonisme lingkungan pendidikan dalam

keluarga, sekolah, dan masyarakat harus dijaga dalam menanamkan nilai-nilai

tertentu dan jangan sampai terjadi konflik atau bahkan kontradiksi.

Tidak kurang pentingnya di dalam proses pendidikan adalah peranan guru

yang tidak hanya dituntut untuk menguasai dan mampu secara profesional

mengajarkan mata pelajaran yang diajarkan. Lebih dari itu, seorang pendidik

juga harus mampu menanamkan nilai-nilai inti dari pendidikan multikultural

yaitu demokrasi, humanistik, dan pluralistik pada siswa. Pada akhirnya, output

yang dihasilkan dari sekolah tidak hanya cakap sesuai dengan disiplin ilmu

yang ditekuninya, tetapi juga mampu menerapkan nilai-nilai keberagaman

dalam memahami dan menghargai keberadaan para pemeluk agama dan

kepercayaan lain. Peran guru dalam pendidikan multikultural sangat penting,

guru harus mengatur dan mengorganisir isi, proses, situasi, dan kegiatan

sekolah secara multikultural, di mana tiap siswa dari berbagai suku, gender,

Page 29: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

8

ras, berkesempatan untuk mengembangkan dirinya dan saling menghargai

perbedaan itu (Suparno, 2003).

Sedangkan peran guru dalam mengimplementasikan nilai-nilai

keberagaman inklusif di sekolah menurut Salamah (2006), meliputi: (1)

seorang guru harus mampu bersikap demokratis, baik dalam sikap maupun

perkataannya tidak diskriminatif, (2) guru seharusnya mempunyai kepedulian

yang tinggi terhadap kejadian-kejadian tertentu yang ada hubungannya dengan

agama. Misalnya, ketika terjadi bom Bali (2003), maka seorang guru yang

berwawasan multikultural harus mampu menjelaskan keprihatinannya

terhadap peristiwa tersebut. (3) guru seharusnya menjelaskan bahwa inti dari

ajaran agama adalah menciptakan kedamaian dan kesejahteraan bagi seluruh

umat manusia, maka pemboman, invasi militer, dan segala bentuk kekerasan

adalah sesuatu yang dilarang oleh agama, (4) guru mampu memberikan

pemahaman tentang pentingnya dialog dan musyawarah dalam menyelesaikan

berbagai permasalahan yang berkaitan dengan keragaman budaya, etnis,

dan agama.

Suyanto (2004) menjelaskan bahwa pendidikan menjadi tanggung jawab

Pemerintah Daerah, sehingga berbagai persoalan yang terkait dengan

profesionalisme dan kesejahteraan guru dapat secara langsung dipantau oleh

Pemerintah Kabupaten/ Kota. Dalam aspek profesionalisme, Pemerintah

Daerah dapat melakukan tukar menukar guru dari satu daerah dengan daerah

Page 30: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

9

lain agar terjadi transfer nilai-nilai positif yang diperoleh akibat perbedaan

budaya sekolah.

Dengan adanya program ini, wawasan dan pengetahuan guru tentang

kurikulum muatan lokal semakin bertambah, sehingga akan memperkaya

pengetahuan dan pengalaman guru. Kendala yang dihadapi guru selama ini

adalah tertutupnya mobilitas guru dari satu daerah ke daerah lain. Hal ini

terjadi karena dengan era desentralisasi, guru tertutup untuk melakukan

mobilitas sosial akibat keterkaitan mereka dengan gaji yang telah teranggarkan

dalam Dana Anggaran Umum (DAU) daerah masing-masing. Guru yang baik

perlu mendapat insentif untuk pindah ke daerah yang mereka kehendaki,

sehingga mendapatkan kesempatan untuk melakukan mobilitas secara

horizontal. Perpindahan guru dari satu daerah ke daerah yang lain juga akan

mendorong perbaikan pendidikan secara tidak langsung akibat dari interaksi

antar etnis dalam proses pembelajaran di sekolah. Jika guru selamanya tidak

bisa melakukan mobilitas sosial, maka akan terjadi inbreeding secara etnis.

Selamanya anak-anak Jawa akan diajar oleh guru dari etnis Jawa, begitu pula

etnis-etnis lain. Keadaan ini tidak ikut mendorong terjadinya pendidikan

multikultural yang baik. Tegaknya NKRI memerlukan pemahaman terhadap

entitas multikultural di negeri ini. Tukar-menukar dan perpindahan guru lintas

daerah akan mendorong terjadinya pendidikan multikultural secara tidak

langsung. Dengan adanya mobilitas horizontal para guru secara nasional, para

siswa akan cepat belajar memahami budaya etnis lain langsung dari para guru

mereka.

Page 31: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

10

Oleh sebab itu, pada penelitian ini peneliti mencoba untuk melihat

bagaimana pemahaman dan praktik terhadap pelaksanaan pendidikan

multikultural. Berdasar latar belakang inilah, maka diambil judul :

“Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran

di Sekolah”, Studi kasus guru-guru mata pelajaran IPS SMP Negeri Kota

Surakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal di atas maka saya merumuskan masalah:

1. Bagaimana pemahaman dan praktik pembelajaran nilai demokrasi dalam

pembelajaran multikultural yang dilaksanakan guru?

2. Bagaimana pemahaman dan praktik pembelajaran nilai humanistik dalam

pembelajaran multikultural yang dilaksanakan guru?

3. Bagaimana pemahaman dan praktik pembelajaran nilai pluralistik dalam

pembelajaran multikultural yang dilaksanakan guru?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pemahaman dan praktik nilai demokrasi dalam

pembelajaran multikultural yang dilaksanakan oleh guru.

2. Untuk menganalisis pemahaman dan praktik nilai humanistik dalam

pembelajaran multikultural yang dilaksanakan oleh guru.

Page 32: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

11

3. Untuk menganalisis pemahaman dan praktik nilai pluralistik dalam

pembelajaran multikultural yang dilaksanakan oleh guru.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Guru

Penelitian ini dapat memberikan informasi dan memberikan semacam arah

tentang pemahaman dan praktik yang diperlukan seorang guru dalam

menyajikan pengajaran multikultural dalam pembelajaran di sekolah

sesuai dengan prespektif identitas nasional Indonesia.

2. Penulis

Penelitian ini dapat memberikan gambaran penulis mengenai pemahaman

dan praktik pendidikan multikultural dan dapat menjadi bekal dalam

berkarya di masa yang akan datang.

3. Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan menjadi

bahan pembanding bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian

sejenis.

Page 33: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pendidikan Multikultural

1. Konsep dan Definisi Pendidikan Multikultural

Krisis mutidimensi yang dialami negara Indonesia, diakui atau tidak

merupakan bagian dari problem kultural yang salah satu penyebabnya

adalah keragaman kultural yang ada dalam masyarakat Indonesia.

Keragaman itu sendiri merupakan rahmat Tuhan yang dianugerahkan

kepada bangsa Indonesia. Karena dengan begitu, masyarakat dapat saling

mengenal dan bahu-membahu dalam membangun negara ini.

Namun, keragaman juga dapat menjadi salah satu sumber

malapetaka yang dapat mengakibatkan adanya kecurigaan dan rasa saling

tidak percaya dari satu kelompok terhadap kelompok-kelompok yang lain.

Diskriminasi, ketidakadilan, dan pelanggaran terhadap hak-hak asasi

manusia yang terjadi dengan segala bentuknya seperti kriminalitas,

korupsi, kekerasan terhadap perempuan dan anak, kekerasan antar

pemeluk agama, dan sebagainya adalah wujud nyata dari problematika

kultural.

Salah satu upaya untuk membangun kesadaran dan pemahaman

generasi masa depan akan pentingnya untuk selalu menjunjung tinggi

nilai-nilai keadilan, demokrasi, kemanusiaan dan pluralisme dalam

pergaulan dalam masyarakat yang mempunyai latar belakang kultural

beragam adalah penerapan pendidikan multikultural.

Page 34: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

13

Menurut Yaqin (2005:292) konsep pendidikan multikultural tidak

hanya bertujuan agar peserta didik memahami dalam disiplin ilmu yang

dipelajarinya. Akan tetapi, juga peserta didik mempunyai dan dapat

mempraktikkan nilai-nilai pluralistik, demokrasi, humanistik dan keadilan

terkait dangan perbedaan kultural yang ada di sekitar mereka. Dengan

diterapkannya konsep ini, diharapkan segala bentuk diskriminasi,

kekerasan, dan ketidakadilan yang sebagian besar dilatar belakangi oleh

adanya perbedaan kultural seperti perbedaan agama, ras, etnis, bahasa,

kemampuan, gender, dan kelas sosial-ekonomi dapat dihindari.

Menurut Tilaar (2004:40) pendidikan multikultural adalah

pendidikan untuk meningkatkan penghargaan terhadap keragaman etnik

dan budaya masyarakat dimana nilai demokrasi, humanisme, dan

pluralisme terkandung di dalamnya. Sedangkan menurut Yaqin (2005:23)

pendidikan multikultural adalah strategi pendidikan yang diaplikasikan

pada semua jenis mata pelajaran dengan cara menggunakan perbedaan-

perbedaan kultural yang ada pada para siswa seperti perbedaan etnis,

agama, bahasa, gender, klas sosial, ras, kemampuan, dan umur agar proses

belajar menjadi efektif dan mudah.

Hernandez, (1994 dalam Mahfud, 2006:168) mengartikan

pendidikan multikultural sebagai perspektif yang mengakui realitas politik,

sosial, dan ekonomi yang dialami oleh masing-masing individu dalam

pertemuan manusia yang kompleks dan beragam secara kultur, dan

merefleksikan pentingnya budaya, ras, seksualitas dan gender, etnisitas,

Page 35: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

14

agama, status sosial, ekonomi, dan pengecualian-pengecualian dalam

pendidikan.

Apapun definisi yang para pakar pendidikan kemukakan, bahwa

kenyataan bangsa Indonesia terdiri banyak etnik, dengan keragaman

budaya, agama, ras dan bahasa. Indonesia memiliki falsafah berbeda suku,

etnik, bahasa, agama dan budaya, tapi memiliki satu tujuan, yakni

terwujudnya bangsa Indonesia yang kuat, kokoh, memiliki identitas yang

kuat, sehingga tercapai sebagai bangsa yang maju, adil, makmur dan

sejahtera. Dengan demikian, pendidikan multikultural dapat diartikan

sebagai sebuah proses pendidikan yang memberi peluang sama pada

seluruh anak bangsa tanpa membedakan perlakuan karena perbedaan etnik,

budaya, dan agama, yang memberikan penghargaan terhadap keragaman,

dan yang memberikan hak-hak sama bagi etnik minoritas, dalam upaya

memperkuat persatuan dan kesatuan, identitas nasional dan citra bangsa di

mata internasional.

Pendidikan multikultural sekaligus juga untuk melatih dan

membangun karakter siswa agar mampu bersikap demokratis, humanis dan

pluralis dalam lingkungan mereka, dengan kata lain, dapat digambarkan

melalui sebuah pribahasa “sambil menyelam minum air”. Artinya selain

siswa diharapkan dapat dengan mudah memahami, menguasai, dan

mempunyai kompetensi yang baik terhadap mata pelajaran yang diajarkan

guru, siswa juga diharapkan mampu untuk selalu bersikap dan menerapkan

Page 36: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

15

nilai-nilai demokratis, humanistik dan pluralistik di sekolah atau di luar

sekolah.

Tujuan pendidikan multikultural menurut Grafura (2007), yaitu:

a. untuk memfungsikan peranan sekolah dalam memandang keberadaan

siswa yang beraneka ragam;

b. untuk membantu siswa dalam membangun perlakuan yang positif

terhadap perbedaan kultural, ras, etnik, kelompok keagamaan;

c. memberikan ketahanan siswa dengan cara mengajar mereka dalam

mengambil keputusan dan ketrampilan sosialnya;

d. untuk membantu peserta didik dalam membangun ketergantungan

lintas budaya dan memberikan gambaran positif kepada mereka

mengenai perbedaan kelompok.

Sementara menurut Mahfud (2006:170) pendidikan multikultural

mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan awal dan tujuan akhir. Tujuan awal

merupakan tujuan sementara karena tujuan ini hanya berfungsi sebagai

perantara agar tujuan akhirnya dapat dicapai dengan baik.

Tujuan awal pendidikan multikultural yaitu membangun wacana

pendidikan multikultural di kalangan guru, dosen, ahli pendidikan,

pengambil kebijakan dalam dunia pendidikan dan mahasiswa jurusan ilmu

pendidikan maupun mahasiswa umum. Harapannya adalah apabila mereka

mempunyai wacana pendidikan multikultural yang baik maka kelak

mereka tidak hanya mampu untuk membangun kecakapan dan keahlian

siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkannya. Akan tetapi, juga

Page 37: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

16

mampu untuk menjadi transformator pendidikan multikultural yang

mampu menanamkan nilai-nilai pluralistik, humanistik, dan demokrasi

secara langsung di sekolah kepada para peserta didiknya. Tujuan akhir

pendidikan multikultural yaitu peserta didik tidak hanya mampu

memahami dan menguasai materi pelajaran yang dipelajarinya akan tetapi

diharapkan juga bahwa para peserta didik akan mempunyai karakter yang

kuat untuk selalu bersikap demokratis, pluris, dan humanis.

2. Komponen-komponen Pendidikan Multikultural

Menurut Tilaar (2004:40) rumusan materi pendidikan multikultural

terdiri dari tiga tema besar yakni demokrasi, humanistik, dan pluralistik.

a. Istilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno, yang diutarakan di

Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap

sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan

hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini berubah

sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak

abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem “demokrasi” di

banyak negara. Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yakni demos

yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan,

sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat oleh rakyat

dan untuk rakyat. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem

pemerintahan suatu Negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan

rakyat atas Negara untuk menjalankan oleh pemerintah Negara

tersebut.

Page 38: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

17

b. Humanistik merupakan sebuah filsafat yang memandang individu

rasional sebagai nilai tertinggi, memandang individu sebagai sumber

nilai tertinggi, dan ditujukan untuk membina perkembangan kreatif

dan moral individu dengan cara yang bermakna dan rasional tanpa

menunjuk konsep-konsep yang adikodrati. Humanistik adalah istilah

umum untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda yang memfokuskan

dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah yang berhubungan

dengan manusia. Humanistik telah menjadi sejenis doktrin beretika

yang cakupannya diperluas hingga mencapai seluruh etnisitas

manusia, berlawanan dengan sistem-sistem beretika tradisional yang

hanya berlaku bagi kelompok-kelompok etnis tertentu.

c. Pluralistik, kata pluralisme berasal dari bahasa Inggris, pluralism.

Apabila merujuk pada wikipedia bahasa Inggris, maka definisi

pluralism adalah : “In the social sciences, pluralism is a framework

of interaction in which groups show sufficient respect and tolerance

of each other, that they fruitfully coexist and interact without conflict

or assimilation” atau dalam bahasa Indonesia adalah “suatu

kerangka interaksi yang mana setiap kelompok menampilkan rasa

hormat dan toleran satu sama lain, berinteraksi tanpa konflik atau

asimilasi atau pembauran”

Page 39: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

18

3. Gagasan Pendidikan Multikultural

Pendidikan multikultural merupakan fenomena yang relatif baru di

dalam dunia pendidikan. Sebelum Perang Dunia II pendidikan

multikultural belum dikenal. Pendidikan dijadikan sebagai alat politik

untuk melanggengkan kekuasaan yang memonopoli sistem pendidikan

untuk kelompok tertentu. Dengan kata lain pendidikan multikultural

merupakan gejala baru di dalam pergaulan umat manusia yang

mendambakan persamaan hak, termasuk hak untuk mendapatkan

pendidikan yang sama untuk semua orang, “Education for All” (Tilaar,

2004:123).

Strategi pendidikan multikultural, sejak lama telah berkembang di

Eropa, Amerika dan di negara-negara maju lainnya. Strategi ini adalah

pengembangan dari studi interkultural dan multikulturalisme. Dalam

perkembangannya, studi ini menjadi sebuah studi khusus tentang

pendidikan multikultural yang pada awalnya bertujuan agar populasi

mayoritas dapat bersikap toleran terhadap populasi minoritas. Menurut

Tilaar (2004:40) nilai-nilai dari pendidikan multikutural adalah demokrasi,

humanistik, dan pluralistik yang anti terhadap adanya kontrol dan tekanan

yang membatasi dan menghilangkan kebebasan manusia. Selanjutnya,

pendidikan multikultural justru menjadi motor penggerak dalam

menegakkan demokrasi, humanistik, dan pluralistik yang dilakukan

melalui sekolah, kampus, dan institusi-institusi pendidikan lainnya.

Page 40: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

19

Sejarah kelam yang panjang yang dialami negara-negara Eropa dan

Amerika seperti kolonialisme, perang sipil di Amerika dan perang dunia I

dan II, menjadi landasan utama kenapa pendidikan multikultural ini

diaplikasikan di kedua benua besar tersebut (Yaqin, 2005:24). Dalam

sejarah, pada tahun 1415 hingga awal 1900-an negara-negara utama di

Eropa, seperti Spanyol, Portugis, Inggris, Perancis dan Belanda, telah

melakukan ekspansi dan penjajahan terhadap negara-negara lain di Afrika,

Asia, dan Amerika. Kolonialisasi ini menyebabkan kerugian jiwa dan

materi yang sangat besar bagi negara-negara lain di Afrika. Ribuan bahkan

bahkan jutaan warga jajahan menderita dan meninggal dunia., serta

milyaran Dollar hasil dari kekayaan alam negara jajahan telah dikuras oleh

para penjajah.

Kemudian, Perang Dunia I yang mengawali pada tahun 1914 dan

berlanjut menjadi Perang Dunia II yang dimulai pada tahun 1939 dan

berakhir hingga pertengahan tahun 1950-an telah menyebabkan negara-

negara Eropa tercerai-berai dan saling bermusuhan. Ribuan bahkan jutaan

jiwa melayang, krisis ekonomi, politik dan sosial yang begitu dahsyat

terjadi hampir di seluruh negara-negara Eropa sehingga, pada waktu itu,

pengangguran, kriminalitas, korupsi, dan kerusuhan terjadi di mana-mana.

Di sisi lain, pada tahun 1861-1865, Amerika juga telah mengalami

tragedi yang sangat menyakitkan yaitu perang sipil. Perang yang

diakibatkan oleh adanya isu pertentangan ras dan etnis ini telah merenggut

ratusan ribu jiwa. Tragedi kemanusiaan ini, seperti kolonialisme, Perang

Page 41: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

20

Dunia I dan II, dan perang sipil di Amerika, telah menjadi bagian dari

sejarah kelam dunia, khususnya bagi bangsa Eropa dan Amerika.

Sementara itu, Indonesia juga mempunyai pengalaman yang tidak

kalah menyedihkan. Kekerasan, pemberontakan, pembumihangusan dan

pembunuhan. Perpecahan dan ancaman disintegrasi bangsa telah terjadi

sejak zaman kerajaan Singosari, Sriwijaya, Majapahit, Goa, Mataram

hingga pada era kini. Pembunuhan besar-besaran terhadap masa pengikut

Partai Komunis Indonesia pada tahun 1965, kekerasan terhadap etnis Cina

di Jakarta pada Mei 1998, perang Islam Kristen di Maluku Utara pada

tahun 1999-2003, dan perang etnis antara warga Dayak dan Madura yang

terjadi sejak tahun 1931 hingga tahun 2000 adalah bagian dari sejarah

kelam bangsa ini. Berdasarkan kenyataan yang memilukan inilah, maka

keberadaan pendidikan multikultural sangat diperlukan.

4. Wacana Pendidikan Multikultural di Indonesia

Wacana pendidikan multikultural di Indonesia relatif baru dikenal

sebagai suatu pendekatan yang dianggap lebih sesuai bagi masyarakat

Indonesia yang heterogen, plural (Mahfud, 2006:190). Sejak jatuhnya

Presiden Soeharto dari kekuasaanya yang diikuti dengan masa yang

disebut sebagai “era reformasi”, kebudayaan Indonesia cenderung

mengalami disintegrasi. Krisis moneter, ekonomi, dan politik yang

bermula sejak akhir tahun 1997 mengakibatkan terjadinya krisis kultural di

dalam kehidupan bangsa dan negara.

Page 42: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

21

Menurut Azyurmardi Azra, (2002 dalam Mahfud, 2006:190) pada

level nasional, berakhirnya sentralisme kekuasaan yang pada masa Orde

Baru memaksakan “monokulturalisme” yang nyaris seragam,

memunculkan reaksi balik, yang mengandung implikasi negatif bagi

rekontruksi kebudayaan Indonesia yang multikultural. Bersamaan dengan

proses otonomisasi dan dengan sentralisasi kekuasaan pemerintahan, juga

terjadi peningkatan gejala “provinsialisme” yang hampir tumpang tindih

dengan “entitas”. Kecenderungan ini, jika tidak terkendali, akan dapat

menimbulkan disintegrasi sosio-kultural yang amat parah bahkan

mengalami disintegrasi politik.

Kondisi keragaman masyarakat dan budaya, secara positif

menggambarkan kekayaan potensi sebuah masyarakat yang bertipe

pluralis, namun secara negatif orang merasa tidak nyaman karena tidak

saling mengenal budaya orang lain. Setiap etnik atau ras cenderung

mempunyai semangat dan ideologi yang etnosentris, yang menyatakan

bahwa kelompoknya lebih superior daripada kelompok etnik atau ras lain

Salah seorang tokoh pendidikan multikultural di Negara ini adalah

H.A.R. Tilaar. Tilaar (2004:245) menegaskan bahwa pendidikan

multikultural di Indonesia menjadi penting karena kondisi plural

masyarakat (yang diwujudkan dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika,

yang terdapat dalam lambang Garuda Pancasila). Pendidikan multikultural

relatif baru dikenal sebagai pendekatan yang dianggap lebih sesuai bagi

masyarakat Indonesia yang heterogen, plural. Pendidikan multikultural

Page 43: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

22

hendaknya dijadikan strategi dalam mengelola kebudayaan dengan

menawarkan strategi transformasi budaya yang ampuh yakni melalui

mekanisme pendidikan yang menghargai perbedaan budaya.

Penambahan informasi tentang keragaman budaya merupakan model

pendidikan multikultural yang mencakup revisi atau materi pembelajaran,

termasuk revisi buku-buku teks. Revisi pembelajaran seperti yang terjadi

di Amerika Serikat misalnya, merupakan strategi yang dianggap paling

penting dalam reformasi pendidikan dan kurikulum. Penulisan kembali

sejarah Amerika dari perspektif yang lebih beragam merupakan suatu

agenda pendidikan yang diperjuangkan intelektual, aktivis, dan praktisi

pendidikan (Mahfud, 2006:192).

Sementara di Indonesia masih diperlukan usaha dalam merevisi

buku-buku teks agar mengakomodasi kontribusi dan partisipasi yang lebih

inklusif bagi warga dari berbagai latar belakang suku, agama, budaya, dan

etnis. Model lainnya, pendidikan multikultural tidak sekedar merevisi

materi pembelajaran, tetapi juga melakukan reformasi dalam sistem

pembelajaran itu sendiri. Affirmative Action dalam seleksi siswa sampai

rekrutmen tenaga pengajar di Amerika contohnya, adalah salah satu

strategi rekrutmen tenaga pengajar yang menjadi salah satu strategi untuk

membuat perbaikan ketimpangan struktural terhadap kelompok minoritas.

Menurut pasal 41 Undang-Undang No. 20/2003, “Pendidik dan

tenaga kependidikan dapat bekerja secara lintas daerah”. Maka guru dapat

melakukan mobilitas sosial yakni tidak selamanya anak-anak Jawa akan

Page 44: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

23

diajar oleh guru Jawa, begitu pula etnis-etnis lain. Keadaan ini akan ikut

mendorong terjadinya pendidikan multikultural yang baik. Tukar-menukar

dan perpindahan guru lintas daerah akan mendorong terjadinya pendidikan

multikultural secara tidak langsung. Contoh lain adalah model sekolah

pembauran Iskandar Muda di Medan yang memfasilitasi interaksi siswa

dari berbagai latar belakang budaya dan menyusun program anak asuh

lintas kelompok.

B. Praktik dan Pemahaman Pendidikan Multikultural di Indonesia

1. Praktik Multikultural dalam Pendidikan

Multikultural mengemuka, baik sebagai ide maupun gerakan politik,

pada tahun 1960-an, utamanya di masa pasca-kolonialisme di Kanada,

Australia, Inggris, dan Amerika Serikat (Melville dan Rose, 2004:4). di

negara-negara tersebut, multikultural telah diterapkan dalam bentuk

kebijakan pemerintah, misalnya dalam bentuk : kewarganegaraan ganda,

dukungan terhadap bahasa kelompok minoritas, agama, dan kepercayaan

minoritas, perikehidupan tradisional hingga dukungan keterwakilan

kelompok minoritas di bidang politik.

Dengan kata lain tidak ada lagi perbedaan antara kelompok “kita”

dan kelompok “mereka”, tidak ada lagi perbedaan antara warga kelompok

masyarakat kulit putih dan kulit hitam, mayoritas dan minoritas, warga

“asli” dan pendatang (Melville dan Rose, 2004:7).

Page 45: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

24

Salah satu tokoh pendidikan multikultural di Amerika Serikat adalah

James Banks, yang dikenal dengan idenya tentang kesamaan (hak)

pendidikan. Banks menegaskan bahwa untuk menjaga lingkungan sekolah

yang multikultural maka semua aspek di sekolah harus dikaji dan diubah,

termasuk pula dalam kebijakan, perilaku para guru, bahan belajar, metode

penilaian, metode bimbingan konseling,dan bahkan gaya mengajar (Banks,

1981 dalam Sidharta, 1995:138). Sidharta (1995:139) menjelaskan bahwa

penerapan pendidikan multikultural di Amerika Serikat telah dapat

menghasilkan tiga hal positif, yaitu: warga kulit putih semakin peka

terhadap persoalan warga minoritas, warga masyarakat semakin inklusif,

dan toleransi telah menjadi satu-satunya hal yang mutlak.

Tilaar (2004: 245) menegaskan bahwa pendidikan multikultural di

Indonesia menjadi penting karena kondisi plural masyarakat yang

(diwujudkan dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang terdapat dalam

lambing Garuda Pancasila), terpuruknya kualitas pendidikan nasional, dan

meningkatnya kecenderungan ke arah disintegrasi. Tujuan pendidikan

multikultural di Indonesia seyogyanya diarahkan pada terwujudnya

masyarakat Indonesia yang: menguasai pengetahuan, demokrasi,

nasionalis, bermoral dan cerdas.

Page 46: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

25

2. Manfaat Pendidikan Multikultural

Grafura (2007) menjelaskan pendidikan multikultural memiliki

manfaat, terutama dalam:

a. memberikan terobosan baru pendidikan yang mampu meningkatkan

empati dan mengurangi prasangka siswa atau mahasiswa sehingga

tercipta manusia (warga negara) antar budaya yang mampu

menyelesaikan konflik dengan tanpa kekerasan;

b. menerapkan pendekatan dan strategi pembelajaran yang potensial

dalam mengedepankan proses interaksi sosial dan memiliki

kandungan afeksi yang kuat;

c. model pendidikan multikultural mambantu guru dalam mengelola

proses pembelajaran menjadi lebih efisien dan efektif, terutama

memberikan kemampuan peserta didik dalam membangun

kolaboratif dan memiliki komitmen nilai yan tinggi dalam kehidupan

masyarakat yang serba majemuk;

d. memberikan kontribusi bagi bangsa Indonesia dalam penyelesaian

dan mengelola konflik yang bernuansa SARA yang timbul di

masyarakat dengan cara meningkatkan empati dan mengurangi

prasangka.

Page 47: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

26

3. Pengembangan Pendidikan Multikultural

Menurut Suparno (2003) strategi pengembangan pendidikan

multikultural didasarkan pada beberapa penekanan yang bermuatan

multikultural, yaitu :

a. Pendidikan multikultural seyogyanya dimulai dari diri sendiri. Hal

ini menekankan bahwa pendidikan multikultural harus dimulai dari

pengenalan terhadap jati dirinya sendiri, bukan jati diri etnik lain.

Keterlibatan seseorang dalam pendidikan multikultural akan terjadi

apabila ia melihat ada relevansinya dengan kehidupannya sendiri.

Relevansi masalah orang lain terhadap kehidupannya sendiri akan

membuat seseorang berminat untuk terlibat dalam pendidikan

multikultural;

b. Dalam semua bidang pelajaran, hendaknya dimasukkan nilai dan

tokoh-tokoh dari budaya lain agar siswa mengerti bahwa dalam

setiap budaya, ilmu dikembangkan. Contoh-contoh ilmuwan dan

hasil teknologi, perlu diambil dari berbagai budaya dan latar

belakang termasuk gender. Kesamaan dan perbedaan antar budaya

perlu dijelaskan dan dimengerti. Siswa dibantu untuk kian mengerti

nilai budaya lain, menerima, dan menghargainya. Misalnya dalam

mengajarkan makanan, pakaian, cara hidup, bukan hanya dijelaskan

dari budayanya sendiri, tetapi juga budaya yang lain;

c. Model pembelajaran dari kelas pun perlu diwarnai multikultural,

yaitu dengan menggunakan berbagai pendekatan berbeda-beda.

Page 48: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

27

Penyajian bahan, dalam memberi contoh, guru perlu memilih yang

beraneka ragam nilai. Buku-buku yang ditulis dalam pelajaran perlu

disusun untuk menghargai budaya lain dan penghargaan gender.

Dulu banyak buku memuat contoh stereotip budaya tertentu, maka

kini harus lebih menyeluruh, termasuk agar tidak terjadi bias gender.

Dalam Orde Baru, sering karena ditakutkan SARA, banyak buku

pelajaran tidak berani memuat simbol atau gambar yang berasal dari

agama lain dengan alasan agar tidak ada ketegangan;

d. Suasana sekolah sangat penting dalam penanaman nilai multibudaya.

Sekolah harus dibangun dengan suasana yang menunjang

penghargaan budaya lain. Relasi guru, karyawan, siswa yang berbeda

budaya diatur dengan baik, siswa yang berasal dari golongan lain

harus dihargai dan tidak boleh ditolak. Bahkan yang tidak kalah

penting, terlebih di tingkat SD-SMU, dekorasi sekolah perlu diatur

dengan nuansa multikultur. Misalnya, meskipun sekolah tersebut

berada di Pulau Jawa, hiasan dan dekorasi ruang dibuat beraneka

ragam budaya suku-suku yang ada di Indonesia;

e. Kegiatan ekstrakurikuler hendaknya multinilai, sikap menghargai

orang yang berbeda dari budaya lain akan lebih berkembang bila

siswa mempraktikan dan mengalaminya sendiri. Maka, model live-

in, tinggal di tengah orang yang berbeda berbudaya lain, sangat

membantu siswa menghargai budaya lain. Misalnya, siswa dari Bali

ikut live-in satu minggu di tengah orang Sunda, apabila mereka

Page 49: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

28

mengalami bahwa di sana terima dengan baik, mereka akan dibantu

lebih menghargai budaya Sunda;

f. Proyek dan kepanitiaan di sekolah baik diatur dengan lebih variasi

dan beragam. Setiap panitia terdiri dari aneka macam siswa dari

berbagai suku, ras, agama, budaya, dan gender sehingga akan lebih

menumbuhkan semangat kesatuan dalam perbedaan yang ada;

g. Belajar bahasa dari suku lain sangat berguna, Indonesia terdiri dari

banyak pulau dan suku dengan bahasa yang berbeda. Negara

Indonesia mempunyai satu bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia,

dan ini baik untuk alat komunikasi antarwarga Indonesia. Namun,

yang kiranya tidak boleh ditinggalkan adalah bahwa akan lebih

dibantu menghargai orang dan budaya lain, bila dapat mengerti

bahasa lain. Melalui bahasa, terutama dapat menggunakannya, orang

akan mudah mengerti makna terdalam budaya orang lain. Maka,

semakin mengenal bahasa suku lain, akan semakin mendorong untuk

mengerti mereka lebih dalam dan menerima serta menghargainya.

Kiranya usaha menghargai budaya lain dapat secara edukatif

menekankan pentingnya belajar bahasa suku-suku lain. Bila

dorongan ini sejak awal ditekankan pada siswa, maka akan

membantu mereka lebih mengerti masyarakat dari suku lain.

h. Pendidikan multikultural harus mencakup realita sosial dan

kesejahteraan dari etnik-etnik dan bangsa Indonesia. Kontekstualisasi

pendidikan multikultural harus terutamanya bersifat lokal, nasional

Page 50: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

29

dan global. Kontekstualisasi demikian dimaksudkan untuk

menumbuhkan rasa hormat menghormati sesama etnik dan warga

negara Indonesia. Tidak cukup hanya memperkenalkan kepada siswa

tentang jenis-jenis makanan khas etnik, rumah adat etnik, atau

upacara adat etnik, karena hal ini hanya bersifat permukaan saja.

Salah satu contoh kontekstualisasi masalah persatuan dan kesatuan

dalam rangka peringatan Hari Proklamasi 17 Agustus 1945,

diselenggarakan bazaar rakyat dengan menyajikan beraneka ragam

kesenian atau makanan rakyat dari berbagai etnik di Indonesia

C. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang terkait dengan pendidikan multikultural

dilakukan oleh Hanurawan (1994), yang berjudul “Sikap Guru Terhadap

Peran Kajian Multikultural dalam Mengurangi Prasangka Siswa”. Subyek

pada penelitian ini adalah guru pada satu sekolah yang memiliki pengalaman

mengajar perspektif multikultural di kelas yang bersifat majemuk, sedangkan

sampelnya guru yang mewakili kriteria guru muda, menengah, dan senior

dengan pengalaman kurang, sedang, dan banyak pengalaman mengajar.

Lokasi dilaksanakannya penelitian ini berada di sekolah di negara bagian

Victoria Australia. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data tematik

yaitu yang memusatkan diri pada penggolongan tema dan pola perilaku.

Kesimpulan divalidasi melalui umpan balik yang diberikan oleh partisipan,

diperoleh tulisan reflektif guru yang ditulis setelah wawancara. Kesimpulan

Page 51: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

30

dari penelitian ini adalah secara umum, guru memiliki sikap positif terhadap

peran pelajaran multikultural dalam mengurangi sikap berprasangka murid

dan secara khusus, guru memiliki sikap positif dan pemahaman yang baik

tentang teori, konsep, strategi dan generalisasi berkenaan dengan lahirnya

sikap berprasangka pada diri anak dan cara antisipasinya.

Berita lain mengenai pendidikan multikultural adalah dalam seminar

“Pendidikan Multikulturalisme Menuju Masyarakat Madani di Kalimantan

Barat”. Seminar ini diselenggarakan Center for Research and Inter-Religions

Dialogue (CRID) pada hari Selasa tanggal 18 September 2007 yang

menghadirkan Sekretaris Eksekutif Hubungan Antar Keagamaan (HAK)

Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) P Benny Susetya Pr. Dalam seminar

ini membicarakan mengenai pendidikan multikultural perlu diprioritaskan

menjadi salah satu kurikulum muatan lokal di daerah konflik. Pendidikan

multikultural di jenjang pendidikan formal diharapkan dapat membangun

kesadaran siswa untuk memahami dan menghargai perbedaan sehingga

wilayah daerah konflik dapat diredam atau bahkan dihilangkan.

Dalam seminar ini mengidealkan pendidikan multikutural diakomodasikan

dalam kurikulum nasional dimana guru juga harus ditatar terlebih dahulu agar

memahami metodologi pendidikan multikultural yang berbeda dengan

pengajaran mata pelajaran lain. Sehingga pendidikan multikultural dapat mulai

dikembangkan dalam kurikulum muatan lokal di daerah konflik atau bekas

konflik , seperti di Kalimantan Barat, Poso, Papua, dan Ambon (Kompas, 19

September 2007).

Page 52: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

31

D. Kerangka Pemikiran

Krisis multidimensi yang dialami Negara Indonesia, diakui atau tidak

merupakan bagian dari problem kultural yang salah satu penyebabnya adalah

keragaman kultur yang ada dalam masyarakat. Melalui keragaman kultur

masyarakat dapat saling mengenal dan bahu membahu dalam membangun

sebuah Negara. Namun di sisi lain, keragaman dapat menjadi salah satu

sumber masalah yang dapat mengakibatkan adanya kecurigaan dan rasa saling

tidak percaya dari satu kelompok terhadap kelompok yang lain. Diskriminasi,

ketidakadilan, dan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia terus terjadi

dengan segala bentuknya seperti kekerasan terhadap anak, pengesampingan

hak-hak minoritas, pengesampingan terhadap nilai-nilai budaya lokal,

kekerasan antar pemeluk agama, dan sebagainya adalah wujud nyata dari

problematika kultural yang ada.

Salah satu wujud untuk membangun kesadaran dan pemahaman generasi

masa depan akan pentingnya untuk selalu menjunjung tinggi nilai demokrasi,

humanisme, dan pluralisme dalam pergaulan di dalam masyarakat yang

mempunyai latar belakang kultural beragam adalah penerapan pendidikan

multikultural.

Strategi dan konsep pendidikan multikultural tidak hanya bertujuan agar

peserta didik memahami dan ahli dalam disiplin ilmu yang dipelajarinya.

Akan tetapi, agar peserta didik mempunyai, dan sekaligus dapat mempraktikan

nilai-nilai demokrasi, humanisme, dan pluralisme dengan perbedaan kultural

yang ada di sekitar mereka. Dengan diterapkannya konsep dan strategi ini,

Page 53: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

32

diharapkan segala bentuk diskriminasi, kekerasan, dan ketidakadilan yang

sebagian besar dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan kultural seperti

perbedaan agama, ras, etnis, bahasa, kemampuan, gender, umur, dan kelas

social ekonomi dapat diminimalkan.

Agar tujuan pendidikan multikultural dapat dicapai, maka diperlukan

adanya peran serta dan dukungan dari guru dan tenaga pendidik. Mereka perlu

mempunyai pemahaman mengenai pengetahuan pendidikan multikultural dan

melaksanakan praktik pendidikan multikultural dihadapan para siswa. Guru

dan tenaga pendidik tidak hanya bertanggung jawab agar peserta didik

mempunyai pemahaman dan keahlian terhadap matapelajaran yang

diajarkannya, akan tetapi juga bertanggung jawab untuk menanamkan nilai-

nilai yang terkandung dalam pendidikan multikultural. Nilai-nilai tersebut

antara lain adalah nilai demokrasi, nilai humanisme, dan nilai pluralisme.

Nilai demokrasi adalah sebuah nilai yang menunjukkan adanya kebebasan

atau kemerdekaan dalam menentukan sesuatu, sedangkan nilai humanisme

adalah sebuah nilai yang menunjukkan adanya rasa menghargai dan toleransi

terhadap orang lain, dan nilai pluralisme adalah sebuah nilai yang mengajak

menghargai perbedaa-perbedaan yang ada baik bahasa, agama, gender,

perbedaan status dan umur.

Page 54: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitan

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, sebab berusaha untuk

mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek atau subjek yang

diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa

melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiono,

2007:21). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif, artinya semua informasi atau data diwujudkan dengan angka dan

analisisnya menggunakan analisis statistik.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri kota Surakarta. Sementara itu

waktu penelitiannya dilaksanakan pada November 2007 sampai selesai.

Alasan subjektif penulis mengadakan penelitian di kota Surakarta, antara lain

memudahkan penulis dalam melakukan penelitian sebab lokasi penelitian

mudah dijangkau dan lebih dekat dengan tempat tinggal penulis. Sedangkan

alasan objektif penulis mengadakan penelitian di Surakarta adalah Surakarta

merupakan kota yang cukup “heterogen” dimana tidak hanya masyarakat

bersuku Jawa saja yang bermukim tetapi juga masyarakat etnis yang lain,

selain itu juga keberagaman agama, bahasa maupun budaya yang begitu

terlihat dalam kehidupan bermasyarakat.

Page 55: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

34

C. Subjek dan Objek

1. Subjek

Subjek menurut Arikunto (2000:116) adalah benda, hal/orang tempat

variabel penelitian melekat. Mereka berperan sebagai pemberi informasi

yang berhubungan dengan subyek penelitian. Subyek dalam penelitian ini

adalah guru bidang studi IPS di SMP Negeri kota Surakarta.

2. Objek

Objek dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti yaitu

pemahaman dan praktik pendidikan multikultural oleh guru dalam

pembelajaran di sekolah.

D. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Sugiono (2007:55) adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulanya. Populasi dalam penelitian ini adalah SMP Negeri kota

Surakarta, yang berjumlah 27 sekolah SMP Negeri.

2. Sampel

Sampel menurut Sugiono (2007:56) adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini

sampel yang digunakan adalah guru-guru mata pelajaran IPS di SMP

Negeri kota Surakarta.

Page 56: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

35

3. Teknik Pengambilan Sampel

Penentuan sampel dari populasi penelitian ini adalah dengan

menggunakan Purposive Sampling. Menurut Zuriah (2005:119) Purposive

Sampling yaitu teknik pengambilan sampel atas ciri-ciri tertentu yang

dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan populasi yang

diketahui sebelumnya.

Kriteria yang digunakan untuk memilih sekolah dan guru sebagai

sampel adalah:

a. Sekolah negeri, sebab sekolah negeri berstatus umum sehingga nuansa

multikultural lebih mengena.

b. Responden dari setiap sekolah yaitu khusus guru mata pelajaran IPS,

sebab tekanannya lebih mengajarkan anak untuk dapat bersosialisasi

dengan baik.

c. Mata pelajaran IPS meliputi Geografi, Ekonomi, dan Sejarah sehingga

di dapat 3 guru sebagai responden yang mewakili ketiga mata

pelajaran IPS di masing-masing sekolah.

Sampel diambil 50% dari 27 sekolah sehingga di dapat 14 sekolah.

Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan, maka diperoleh empat

belas sekolah yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini, antara lain:

1) SMP Negeri 6

2) SMP Negeri 7

3) SMP Negeri 8

4) SMP Negeri 10

Page 57: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

36

5) SMP Negeri 13

6) SMP Negeri 14

7) SMP Negeri 16

8) SMP Negeri 18

9) SMP Negeri 20

10) SMP Negeri 21

11) SMP Negeri 24

12) SMP Negeri 25

13) SMP Negeri 26

14) SMP Negeri 27

Setiap sekolah diambil 3 responden untuk mengisi kuesioner, sehingga

dari 14 sekolah yang dijadikan sampel penelitian, total jumlah responden

yang mengisi kuesioner adalah 42 responden.

E. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah pemahaman serta praktik nilai

demokrasi, nilai humanistik, dan nilai pluralistik. Batasan variabel yang

dipakai dalam penelitian ini adalah :

1. Nilai Demokrasi, adalah sebuah nilai yang menunjukkan adanya

kebebasan atau kemerdekaan dalam menentukan sesuatu.

2. Nilai Humanisme, adalah sebuah nilai yang menunjukkan adanya rasa

menghargai, toleransi dan kasih sayang terhadap orang lain.

Page 58: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

37

3. Nilai Pluralisme, adalah sebuah nilai yang mengajak menghargai

perbedaan-perbedaan yang ada baik bahasa, agama, gender, perbedaan

status dan umur.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain

yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna

(Riduwan, 2002:25). Untuk mempermudah maka dibuat kisi-kisi

pertanyaan

Tabel III. 1

Kisi-Kisi Item Pertanyaan untuk Memperoleh Data Mengenai

Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam

Pembelajaran di Sekolah

No. Item Variabel Indikator

Positif Negatif

1. Pemahaman

Demokrasi

2. Pemahaman

Humanistik

3. Pemahaman

Pluralistik

a. Pemahaman membangun Hak

Asasi Manusia

b. Pemahaman membangun sikap

anti diskriminasi

c. Pemahaman memberi kebebasan

berpendapat dan berkreatifitas

d. Pemahaman menghargai perbedaan

kemampuan

a. Pemahaman membangun toleransi

b. Pemahaman membangun kasih

sayang

a. Pemahaman menghargai

keragaman bahasa

b. Pemahaman menghargai

keragaman agama

1, 2

5

6

8, 9

10, 11

14

15

16

3

4

7

12

13

17

Page 59: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

38

4. Praktik

Demokrasi

5. Praktik

Humanistik

6. Praktik

Pluralistik

c. Pemahaman membangun sikap

sensitif gender

d. Pemahaman membangun

pemahaman kritis terhadap

ketidakadilan dan perbedaan

status

e. Pemahaman menghargai perbedaan

umur

a. Praktik membangun Hak Asasi

Manusia

b. Praktik membangun sikap anti

diskriminasi

c. Praktik memberi kebebasan

berpendapat dan berkreatifitas

d. Praktik menghargai perbedaan

kemampuan

a. Praktik membangun toleransi

b. Praktik membangun kasih sayang

a. Praktik menghargai keragaman

bahasa

b. Praktik menghargai keragaman

agama

c. Praktik membangun sikap sensitif

gender

d. Praktik membangun pemahaman

kritis terhadap ketidakadilan dan

perbedaan status

e. Praktik menghargai perbedaan

umur

18

21

23, 24

29, 30, 31

34

37

38

39, 40, 41

45

19

20

22

25

26, 27,28

32, 33

35

36

42

43, 44

46

47

2. Observasi

Observasi yaitu peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke

SMP Negeri di kota Surakarta untuk memperoleh data mengenai sekolah

yang akan dijadikan sampel penelitian.

Page 60: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

39

G. Jenis Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung diperoleh dari guru mata

pelajaran IPS mengenai pemahaman dan praktik pendidikan multikultural

dalam pembelajaran di sekolah. Data primer diperoleh melalui kuesioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari SMP Negeri di Kota

Surakarta berupa keterangan, catatan atau dokumen dalam kaitannya

dengan penelitian ini. Data tersebut meliputi gambaran umum Kota

Surakarta dan gambaran umum SMP Negeri Kota Surakarta.

H . Teknik Pengujian Instrumen

1. Validitas

Menurut Sugiono (2007:271), instrumen yang valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Tinggi

rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang

dimaksud. Uji validitas dilakukan dengan perhitungan dari Karl Pearson

yang dikenal dengan sebutan korelasi product moment. Rumus yang

digunakan adalah rumus korelasi product moment, dengan rumus:

( )( )

{ ( ) } ( )� ���

� ��

−−

−=

2222YYNXXN

yxxyNrxy

Page 61: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

40

keterangan :

rxy = koefisien korelasi tiap item

�xy = jumlah perkalian skor dengan skor kuadrat

�y = jumlah skor butir

�x = jumlah skor total

N = jumlah responden ( Sugiono, 2007: 213)

Besarnya rxy dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan taraf

signifikasi (� = 5%). Apabila hasil pengukuran r menunjukkan hasil lebih

besar atau sama dengan taraf signifikasi 5%, maka item tersebut

dinyatakan valid, tetapi jika lebih kecil dari 5% maka item tersebut

dinyatakan tidak valid.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah taraf sampai dimana suatu instrumen dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Dikatakan dapat

dipercaya apabila ukuran yang diperoleh merupakan yang benar dari suatu

yang ingin diukur. Untuk menghitung reliabilitas kuesioner, dalam

penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan taraf

signifikasi 5%, yaitu sebagai berikut:

��

���

��

���

=�

2

i

2

i

iS

S-1

1)-(k

kr

Keterangan :

ir = reliabilitas instrumen

k = mean kudrat antara subjek

Page 62: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

41

� 21S = mean kuadrat kesalahan

S 21 = varian total

Dengan taraf signifikasi 5%, suatu alat ukur dikatakan reliabel, apabila

r hitung > r tabel . Hasil perhitungan r i dikonsultasikan dengan harga kategori

nilai r.

I. Teknik Analisis Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan angket tertutup dimana jawaban atas pertanyaan telah

disediakan oleh peneliti sehingga responden cukup menandai salah satu

alternatif jawaban yang telah disediakan.

Dari jawaban yang telah diberikan tadi maka peneliti dapat mengetahui

pemahaman dan praktek guru terhadap pendidikan multikultural dalam

pembelajaran di sekolah. Untuk kepentingan pengukuran variabel digunakan

ukuran Skala Likert.

1. Variabel Pemahaman

Variabel pemahaman menggunakan alternatif jawaban Benar (B) dan

Salah (S). Alternatif jawaban positif, Benar (B) diberi bobot 1 dan Salah

(S) diberi bobot 0. Sedangkan alternatif jawaban negatif, Benar (B) diberi

bobot 0 dan Salah (S) diberi bobot 1.

Page 63: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

42

2. Variabel Praktik

Variabel praktik menggunakan alternatif jawaban positif sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) diberi bobot 5

Setuju (S) diberi bobot 4

Ragu-ragu (RR) diberi bobot 3

Tidak Setuju (TS) diberi bobot 2

Sangat Tidak Setuju (STS) diberi bobot 1

Sedangkan alternatif jawaban negatif sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) diberi bobot 1

Setuju (S) diberi bobot 2

Ragu-ragu (RR) diberi bobot 3

Tidak Setuju (TS) diberi bobot 4

Sangat Tidak Setuju (STS) diberi bobot 5

Kemudian data hasil penelitian dianalisis menggunakan Penilaian

Acuan Patokan (PAP) tipe II (Masidjo, 1995: 157) dengan perhitungan

sebagi berikut:

Tabel III.2

Penilaian Acuan Patokan Tipe II

Tingkat Pemahaman dan

Praktik Pendidikan

Kriteria

81% - 100%

66% - 80%

56% - 65%

46% - 55%

Di bawah 46%

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Buruk

Sangat Buruk

Page 64: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

43

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Kota Surakarta

1. Letak dan luas wilayah

a. Letak wilayah

Secara geografis Kota Surakarta terletak diantara 1100 45’ 15” –

1100 45’ 35” Bujur Timur dan 70

0 36” – 70

0 56” Lintang Selatan.

Batas-batas wilayah Kota Surakarta adalah sebagai berikut :

1) Sebelah Utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten

Boyolali

2) Sebelah Timur : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten

Karanganyar

3) Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo

4) Sebelah Barat : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten

Karanganyar

b. Luas wilayah

Luas wilayah Kota Surakarta adalah + 44,040 km2 Secara

administrasi terdiri dari 5 wilayah kecamatan dan 51 kelurahan.

Pembagian wilayah administrasi Kota Surakarta dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Page 65: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

44

Tabel IV.1

Pembagian Wilayah Administrasi Kota Surakarta

Banyaknya No Kecamatan

Kelurahan RW RT

Jumlah

Penduduk

Tingkat

Kepadatan

per km2

1 Banjarsari 13 167 832 152.413 10.29

2 Jebres 11 145 605 128.359 10.20

3 Pasar Kliwon 9 100 424 75.346 15.648

4 Serengan 7 75 332 46.764 14.660

5 Laweyan 11 105 451 86.901 10.20

Sumber : Pemerintah Kota Surakarta 2004

2. Topografi

Menurut topografi, Kota Surakarta yang juga sangat dikenal sebagai

Kota Solo, merupakan sebuah dataran rendah yang terletak di cekungan

lereng pegunungan Lawu dan pegunungan Merapi dengan ketinggian

sekitar 92 meter diatas permukaan air laut. Kota Surakarta dibelah dan

dialiri oleh 3 (tiga) buah Sungai besar yaitu Bengawan Solo, Kali Jenes,

dan Kali Pepe.

Kota Surakarta mempunyai suhu udara maksimum 32,5 derajad

Celcius, sedang suhu udara minimum adalah 21,9 derajad Celcius. Rata-

rata tekanan udara adalah 1010,9 MBS dengan kelembaban udara 75%.

Kecepatan angin 4 Knot dengan arah angin 240 derajad. Kota Surakarta

beriklim tropis, sedang musim penghujan dan kemarau bergantian

sepanjang 6 bulan tiap tahunnya.

Page 66: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

45

3. Visi dan Misi Kota Surakarta

a. Visi Kota Surakarta

Terwujudnya Kota Solo sebagai kota budaya yang bertumpu pada

potensi perdagangan, jasa, pendidikan, pariwisata dan olahraga.

b. Misi Kota Surakarta

Misi Kota Surakarta adalah sebagai berikut :

1) Revitalisasi kemitraan dan partisipasi seluruh komponen

masyarakat dalam semua bidang pembangunan, serta perekatan

kehidupan bermasyarakat dengan komitmen cinta kota yang

berdasarkan pada nilai-nilai “SALA KOTA BUDAYA”

2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki

kemampuan dalam penguasaan dan pendayaan ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni, guna mewujudkan inovasi dan integritas

masyarakat madani yang mendasarkan kepada KeTuhanan Yang

Maha Esa.

3) Mengembangkan seluruh kekuataan ekonomi yang berdaya saing

tinggi serta mendayagunakan potensi wisata dan teknologi terapan

yang akrab lingkungan.

4) Membudayakan peran dan fungsi hukum, pelaksanaan hak-hak

Asasi Manusia dan Demokratisasi bagi seluruh elemen masyarakat

utamanya penyelenggara Pemerintah.

Page 67: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

46

4. Sejarah Kota Surakarta

Sejarah kelahiran Kota Surakarta (Solo) dimulai pada masa

pemerintahan Raja Paku Buwono II di Kraton Kartosuro. Pada masa itu

terjadi pemberontakan Mas Garendi (Sunan Kuning) dibantu kerabat-

kerabat Keraton yang tidak setuju dengan sikap Paku Buwono II yang

mengadakan kerjasama dengan Belanda. Salah satu pendukung

pemberontakan ini adalah Pangeran Sambernyowo (RM Said) yang

merasa kecewa karena daerah Sukowati yang dulu diberikan oleh keraton

Kartosuro kepada ayahandanya dipangkas. Karena terdesak, Paku Buwono

mengungsi kedaerah Jawa Timur (Pacitan dan Ponorogo).

Dengan bantuan pasukan Kumpeni dibawah pimpinan Mayor Baron

Van Hohendrof serta Adipati Bagus Suroto dari Ponorogo pemberontakan

berhasil dipadamkan. Setelah tahu Keraton Kartosuro dihancurkan Paku

Buwono II lalu memerintahkan Tumenggung Tirtowiguno, Tumenggung

Honggowongso, dan Pangeran Wijil untuk mencari lokasi ibu kota

Kerajaan yang baru.

Pada tahun 1745, dengan berbagai pertimbangan fisik dan

supranatural, Paku Buwono II memilih desa Sala sebuah desa di tepi

sungai Bengawan Solo sebagai daerah yang terasa tepat untuk

membangun istana yang baru. Sejak saat itulah, desa sala segera berubah

menjadi Surakarta Hadiningrat.

Melihat perjalanan sejarah tersebut, nampak jelas bahwa

perkembangan dan dinamika Surakarta (Solo) pada masa dahulu sangat

Page 68: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

47

dipengaruhi selain oleh Pusat Pemerintahan dan Budaya Keraton

(Kasunanan dan Mangkunegaran), juga oleh kolonialisme Belanda

(Benteng Verstenberg). Sedangkan pertumbuhan dan persebaran ekonomi

melalui Pasar Gedhe (Hardjonagoro).

Tanggal 16 Juni merupakan hari jadi Pemerintah Kota Surakarta.

Secara de facto tanggal 16 Juni 1946 terbentuk Pemerintah Daerah Kota

Surakarta yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri,

sekaligus menghapus kekuasaan Kerajaan Kasunanan dan

Mangkunegaran. Secara yuridis Kota Surakarta terbentuk berdasarkan

penetapan Pemerintah tahun 1946 Nomor 16/SD, yang diumumkan pada

tanggal 15 Juli. Dengan berbagai pertimbangan faktor-faktor historis

sebelumnya, tanggal 16 Juni 1946 ditetapkan sebagai hari jadi Pemerintah

Kota Surakarta. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagai

Negara, selanjutnya dalam perkembangannya Surakarta telah memenuhi

standar kriteria sebagai Daerah Otonom berdasarkan UU No.16 Tahun

1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kota besar dalam lingkuangan

Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa

Yogyakarta yang disebut dengan Daerah Kota Madya Surakarta.

Kemudian berdasarkan UU No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Pemerintah Di Daerah. Kotamadya Surakarta disebut Daerah Tingkat II

dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

sebagai Kota Surakarta.

Page 69: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

48

5. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kota Surakarta 505.153 jiwa (Data Statistik Tahun

2004). Pada siang hari jumlah bertambah 2 kali lipat bahkan lebih karena

banyaknya penglaju dari daerah-daerah sekitar Kota Surakarta untuk

melakukan berbagai kegiatan. Di sisi laian Kota Surakarta sendiri

mempunyai masalah masalah demografi yang tidak sederhana yaitu

persebaran penduduk yang tidak merata. Di bagian selatan kota tingkat

kepadatan sangat tinggi, sementara di bagian utara tingkat kepadatannya

relatif lebih rendah. Tingkat kepadatan menurut kecamatan di Kota

Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel IV.2

Tingkat kepadatan dan jumlah penduduk menurut Kecamatan

Kota Surakarta

Kecamatan Tingkat Kepadatan Jumlah

Penduduk

Kecamatan Pasar Kliwon 15.648 jiwa per km2 75.346 jiwa

Kecamatan Serengan 14.660 jiwa per km2 46.764 jiwa

Kecamatan Banjarsari 10.29 jiwa per km2 152.413 jiwa

Kecamatan Jebres 10.20 jiwa per km2 128.359 jiwa

Kecamatan Laweyan 10.20 jiwa per km2 86.901 jiwa

Sumber : Pemerintah Kota Surakarta 2004

B. Gambaran Umum Sekolah-Sekolah di Kota Surakarta

1. Sekolah Menengah Pertama di Kota Surakarta

Di Kota Surakarta terdapat 79 Sekolah Menengah Pertama (SMP),

yang terdiri dari SMP Negeri, SMP Swasta, dan MTs yang berada di

bawah pimpinan Dinas Pendidikan Kota Surakarta. Sekolah Menengah

Pertama (SMP) Negeri berjumlah 27 sekolah, Sekolah Menengah Pertama

Page 70: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

49

(SMP) Swasta berjumlah 45 sekolah, dan 7 MTs. Jika diamati, jumlah

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri lebih sedikit daripada Sekolah

Menengah Pertama (SMP) Swasta dan MTs. Adapun data jumlah SMP di

Kota Surakarta dapat dilihat pada lampiran.

2. Perkembangan Pendidikan di Kota Surakarta

Pendidikan merupakan investasi sunber daya manusia yang

berhubungan dengan kebutuhan siswa sebagai manusia sebagai

stakeholder pendidikan. Gambaran peran nyata pendidikan tampak dengan

adanya penunjang pendidikan. Perkembangan pendidikan di Kota

Surakarta juga dipengaruhi oleh faktor penunjang pendidikan.

Perkembangan pendidikan di Kota Surakarta dapat di lihat dari jumlah

sekolah, siswa, kelas, dan jumlah guru yang ada serta berbagai jenis usaha

penunjang pendidikan.

Kemajuan suatu bangsa banyak dipengaruhi oleh mutu pendidikan

penduduknya. Beberapa faktor utama yang mendukung penyelenggaraan

pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah tersedianya

sekolah dengan sarana dan prasarana yang memadai. Di Kota Surakarta,

perkembangan pendidikan terlihat dari semakin meningkatnya sekolah-

sekolah baik SD, SMP, SMU, dan SMK. Peningkatan perkembangan

jumlah sekolah dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 71: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

50

Tabel IV.3

Perkembangan Jumlah Sekolah untuk SD, SMP, SMU, dan SMK

Negeri dan Swasta di Kota Surakarta Tahun 2005/2006-2006/2007

No. Tahun SD SMP SMU SMK

1. 2005/2006 281 71 41 42

2. 2006/2007 275 71 41 40

Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta Tahun 2006

Peningkatan jumlah sekolah yang dibangun di Kota Surakarta

disesuaikan dengan semakin meningkatnya jumlah kelas dari tahun

ketahun.

Tabel IV.4

Perkembangan Jumlah Kelas untuk SD, SMP, SMU, dan SMK

Negeri dan Swasta di Kota Surakarta Tahun 2005/2006-2006/2007

No. Tahun SD SMP SMU SMK

1. 2005/2006 1972 895 558 610

2. 2006/2007 8337 924 563 883

Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta Tahun 2006

Peningkatan jumlah kelas yang dibangun di Kota Surakarta

disesuaikan dengan semakin meningkatnya jumlah anak sekolah dari tahun

ketahun. Perkembangan jumlah siswa di Kota Surakarta dapat dilihat pada

tabel di bawah ini :

Tabel IV. 5

Perkembangan Jumlah Siswa SD, SMP, SMU, dan SMK Negeri

dan Swasta di Kota Surakarta Tahun 2005/2006 – 2006/2007

No. Tahun SD SMP SMU SMK

1. 2005/2006 64340 34445 20442 21159

2. 2006/2007 64301 34847 20083 20202

Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta Tahun 2006

Peningkatan jumlah siswa tidak terlepas dari peran dari guru. Tenaga

kependidikan yang profesional akan mendorong peningkatan mutu

Page 72: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

51

pendidikan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota

Surakarta, jumlah guru di Kota Surakarta sebanyak 6154 guru.

Pengelompokan guru-guru berdasarkan status, dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel IV.6

Kelompok Guru Menurut Statusnya

No. Status Jumlah

1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 3439

2. Non PNS 3824

Jumlah 7263

Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta Tahun 2006

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa guru di Kota Surakarta paling

banyak berstatus Non Pegawai Negeri Sipil (3824), kemudian berstatus

Pegawai Negeri Sipil (3439).

Faktor pendukung dalam penyelenggaraan pendidikan yang bermutu

berkaitan dengan tersedianya ruang kelas yang mendukung untuk

menunjang keberhasilan pendidikan. Di bawah ini akan disajikan kondisi

ruang sekolah di Kota Surakarta:

Tabel IV.7

Kondisi Ruang Kelas Sekolah di Kota Surakarta Tahun 2006

Ruang Kelas Jenjang

Baik Rusak Berat Rusak Ringan

SD 1240 443 208

SMP 903 55 20

SMA 591 4 3

SMK 579 40 7

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Surakarta Tahun 2006

Page 73: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

52

Dari 27 Sekolah Menengah Pertama Negeri Kota Surakarta, peneliti

mengambil 50% dari total sampel sehingga di dapat sampel sebanyak 14

sekolah. Berikut ini adalah nama-nama ke-14 sekolah tersebut :

Tabel IV. 8 Nama SMP di Kota Surakarta sebagai Sampel Penelitian

No. Nama SMP

1. SMP Negeri 6

2. SMP Negeri 7

3. SMP Negeri 8

4. SMP Negeri 10

5. SMP Negeri 13

6. SMP Negeri 14

7. SMP Negeri 16

8. SMP Negeri 18

9. SMP Negeri 20

10. SMP Negeri 21

11. SMP Negeri 24

12. SMP Negeri 25

13. SMP Negeri 26

14. SMP Negeri 27

C. Deskripsi Responden

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Responden dalam penelitian ini adalah guru bidang studi mata

pelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama Negeri yang berjumlah 42

responden. Berikut ini akan disajikan tabel yang memuat uraian tentang

deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin :

Page 74: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

53

Tabel IV.9

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 24 57%

Perempuan 16 38%

Tidak mengisi 2 5%

Jumlah 42 100%

Sumber : Data Primer Hasil Penelitian, 2007

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa responden terbanyak dari laki-

laki 24 orang (57%), sedangkan responden perempuan berjumlah 16 orang

(38%) dan sisanya 2 orang (5%) tidak mengisi identitas.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Bidang Studi

Karakteristik responden berdasarkan bidang studi akan dijelaskan

dalam tabel berikut :

Tabel IV.10

Karakteristik Responden Berdasarkan Bidang Studi

Bidang Studi Jumlah Persentase

Ekonomi 12 29

Sejarah 14 33

Geografi 13 31

Tidak Mengisi 3 7

Jumlah 42 100%

Sumber : Data Primer Hasil Penelitian, 2007

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa responden terbanyak adalah

guru yang mengampu bidang studi Sejarah 14 orang (33%), responden

bidang studi Geografi 13 orang (31%) sedangkan Ekonomi 12 orang

(29%), dan responden yang tidak mengisi 3 (7%).

Page 75: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

54

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan latar belakang pendidikan akan

dijelaskan dalam tabel berikut :

Tabel IV.11

Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang

Pendidikan

Latar Belakang Pendidikan Jumlah Persentase

S1 32 76%

D3 6 14%

D2 1 3%

Tidak Mengisi 3 7%

Jumlah 42 100%

Sumber : Data Primer Hasil Penelitian, 2007

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa responden terbanyak adalah

guru yang berlatar belakang pendidikan S1 32 orang (76%), responden

berlatar belakang pendidikan D3 6 orang (14%) sedangkan responden

berlatar belakang pendidikan D2 1 orang (3%), dan responden yang tidak

mengisi 3 orang (7%).

Page 76: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

55

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Pengujian Instrumen

Dalam penelitian ini, telah dibagikan kuesioner kepada 42 responden di 14

Sekolah Menengah Pertama di Kota Surakarta. Dari 42 kuesioner yang

dibagikan semuanya kembali, artinya responrate dari responden adalah 100%.

Dari kuesioner tersebut dilakukan pengujian validitas dan reliabitas untuk

mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas kuesioner.

1. Pengujian Validitas

Syarat suatu instrumen penelitian adalah harus mampu mengukur apa

yang diinginkan, sehingga dapat mengungkap data variabel yang diteliti

secara tepat (validitas), dan taraf sampai dimana suatu instrumen dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data (reliabilitas).

Dalam melakukan analisis statistik digunakan bantuan komputer

program SPSS (Statistical Program for Social Science) versi 12.0 for

windows. Untuk mengukur tingkat validitas digunakan rumus Korelasi

Product Moment. Dari hasil perhitungan � = 0,05 diperoleh r tabel sebesar

0, 304. Dalam menentukan setiap butir instrumen valid atau tidak valid,

maka dibandingkan antara r tabel dengan r hitung , apabila r tabel > r hitung maka

butir instrumen dinyatakan tidak valid dan sebaliknya apabila r tabel < r hitung

maka butir instrumen tersebut dinyatakan valid. Hasil pengujian validitas

menunjukkan bahwa dari 47 butir soal, dinyatakan valid.

Page 77: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

56

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini berdasarkan

variabel pemahaman nilai demokrasi dalam pembelajaran multikultural

yang dilaksanakan guru adalah sebagai berikut:

Tabel V.1

Validitas Variabel Pemahaman Nilai Demokrasi dalam

Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru

No Butir r tabel r hitung Kesimpulan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

0,304

0,304

0,304

0,304

0,304

0,304

0,304

0,304

0,304

0,619

0,580

0,481

0,517

0,676

0,569

0,580

0,562

0,382

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Sumber : Pengujian Validitas, 2007 (Lampiran III, halaman 104)

Dari hasil pengujian vaiditas pada tabel di atas diperoleh r tabel < r hitung

dari 9 butir soal dinyatakan valid semua.

Hasil uji validitas dari variabel pemahaman nilai humanisme dalam

pembelajaran multikultural yang dilaksanakan guru adalah sebagai berikut:

Tabel V.2

Validitas Variabel Pemahaman Nilai Humanisme dalam

Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru

No Butir r tabel r hitung Kesimpulan

10

11

12

13

14

0,304

0,304

0,304

0,304

0,304

0,456

0,539

0,428

0,537

0,539

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Sumber : Pengujian Validitas, 2007 (Lampiran III, halaman 105)

Page 78: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

57

Dari hasil pengujian validitas pada tabel di atas diperoleh r tabel < r hitung

dari 5 butir soal dinyatakan valid semua.

Hasil uji validitas dari variabel pemahaman nilai pluralisme dalam

pembelajaran multikultural yang dilaksanakan guru adalah sebagai berikut:

Tabel V.3

Validitas Variabel Pemahaman Nilai Pluralistik dalam

Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru

No Butir r tabel r hitung Kesimpulan

15

16

17

18

19

20

21

22

0,304

0,304

0,304

0,304

0,304

0,304

0,304

0,304

0,358

0,585

0,510

0,355

0,393

0,464

0,442

0,355

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Sumber : Pengujian Validitas, 2007 (Lampiran III, halaman 107)

Dari hasil pengujian validitas pada tabel di atas diperoleh r tabel < r hitung

dari 8 butir soal dinyatakan valid semua.

Hasil uji validitas dari variabel praktik nilai demokrasi dalam

pembelajaran multikultural yang dilaksanakan guru adalah sebagai berikut:

Page 79: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

58

Tabel V.4

Validitas Variabel Praktik Nilai Demokrasi dalam

Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru

No Butir r tabel r hitung Kesimpulan

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

0,304

0,304

0,304

0,304

0,304

0,304

0,304

0,304

0,304

0,304

0,304

0,358

0,523

0,489

0,467

0,635

0,575

0,410

0,456

0,442

0,465

0,511

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Sumber : Pengujian Validitas, 2007 (Lampiran III, halaman 109)

Dari hasil pengujian validitas pada tabel di atas diperoleh r tabel < r hitung

dari 11 butir soal dinyatakan valid semua.

Hasil uji validitas dari variabel praktik nilai humanistik dalam

pembelajaran multikultural yang dilaksanakan guru adalah sebagai berikut:

Tabel V.5

Validitas Variabel Praktik Nilai Humanistik dalam

Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru

No Butir r tabel r hitung Kesimpulan

34

35

36

37

0,304

0,304

0,304

0,304

0,452

0,555

0,592

0,485

Valid

Valid

Valid

Valid

Sumber : Pengujian Validitas, 2007 (Lampiran III, halaman 110)

Dari hasil pengujian validitas pada tabel di atas diperoleh r tabel < r hitung

dari 4 butir soal dinyatakan valid semua.

Hasil uji validitas dari variabel praktik nilai pluralistik dalam

pembelajaran multikultural yang dilaksanakan guru adalah sebagai berikut:

Page 80: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

59

Tabel V.6

Validitas Variabel Praktik Nilai Pluralistik dalam Pembelajaran

Multikultural yang Dilaksanakan Guru

No Butir r tabel r hitung Kesimpulan

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

0,304

0,304

0,304

0,304

0,304

0,304

0,304

0,304

0,304

0,304

0,438

0,478

0,448

0,353

0,418

0,531

0,571

0,329

0,442

0,351

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Sumber ; Pengujian Validitas, 2007 (Lampiran III, halaman 112)

Dari hasil pengujian validitas pada tabel di atas diperoleh r tabel < r hitung

dari 10 butir soal dinyatakan valid semua.

2. Pegujian Reliabilitas

Pengujian reliabilitas bertujuan untuk mnegetahui taraf kepercayaan

dari suatu instrumen. Pengukuran terhadap reliabilitas menggunakan

rumus Alpha Cronbach. Hasil perhitungan reliabilitas dapat dijelaskan

melalui tabel berikut ini :

Page 81: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

60

Tabel V.7

Reliabilitas Instrumen

Variabel r tabel � Kesimpulan

Pemahaman Nilai Demokrasi

dalam pembelajaran multikultural

yang dilaksanakan guru

0,304 0,819 Reliabel

Pemahaman Nilai Humanisme

dalam pembelajaran multikultural

yang dilaksanakan guru

0,304 0,720 Reliabel

Pemahaman Nilai Pluralisme

dalam pembelajaran multikultural

yang dilaksanakan guru

0,304 0,725 Reliabel

Praktik Nilai Demokrasi dalam

pembelajaran multikultural yang

dilaksanakan guru

0,304 0,799 Reliabel

Praktik Nilai Humanistik dalam

pembelajaran multikultural yang

dilaksanakan guru

0,304 0,715 Reliabel

Praktik Nilai Pluralistik dalam

pembelajaran multikultural yang

dilaksanakan guru

0,304 0,762 Reliabel

Sumber : Pengujian Reliabilitas, 2007 (Lampiran III, halaman 103-111)

B. Analisis Data

1. Pemahaman dan Praktik Pembelajaran Nilai Demokrasi dalam

Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru

a. Pemahaman Nilai Demokrasi dalam Pembelajaran Multikultural yang

Dilaksanakan Guru

Untuk data pemahaman nilai demokrasi dalam pembelajaran

multikultural yang dilaksanakan guru, skor tertinggi dan skor terendah

yang mungkin dicapai adalah :

Skor tertinggi yang diharapkan 9 X 1 = 9

Skor terendah yang mungkin dicapai 9 X 0 = 0

Page 82: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

61

Penentuan kategori pemahaman nilai demokrasi dalam

pembelajaran multikultural yang dilaksanakan guru, dilakukan

berdasarkan pedoman Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II

(Masidjo, 1995 : 157), dapat ditentukan sebagai berikut :

Pembulatan

81 % X 9 = 7,29 7

66 % X 9 = 5,94 6

56 % X 9 = 5,04 5

46 % X 9 = 4,14 4

Di bawah 46

Tabel V. 8

Pemahaman Nilai Demokrasi dalam Pembelajaran Multikultural

yang Dilaksanakan Guru

Skor Frekuensi Persentase Kriteria

7 35 83% Sangat Baik

6 2 5% Baik

5 - - Cukup Baik

4 1 2% Buruk

Dibawah 3 4 10% Sangat Buruk

Jumlah 42 100%

Sumber : Data Primer Hasil Penelitian, 2007 (Lampiran II,halaman 94)

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa 35 (83%) responden

menyatakan bahwa pemahaman nilai demokrasi dalam pembelajaran

multikultural yang dilaksanakan guru sangat baik, 2 (5%) responden

menyatakan baik, tidak ada responden menyataknan cukup baik, 1

(2%) responden menyatakan buruk, dan 4 (10%) responden

menyatakan sangat buruk. Dengan mengacu pada tabel di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa pemahaman nilai demokrasi dalam

Page 83: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

62

pembelajaran multikultural yang dilaksanakan guru dengan sangat

baik.

b. Praktik Nilai Demokrasi dalam Pembelajaran Multikultural yang

Dilaksanakan Guru

Untuk data praktik nilai demokrasi dalam pembelajaran

multikultural yang dilaksanakan guru, skor tertinggi dan skor terendah

yang mungkin dicapai adalah :

Skor tertinggi yang diharapkan 11 X 5 = 55

Skor terendah yang mungkin dicapai 11 X 1 = 11

Penentuan kategori praktik nilai demokrasi dalam pembelajaran

multikultural yang dilaksanakan guru, dilakukan berdasarkan pedoman

Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II (Masidjo, 1995 : 157), dapat

ditentukan sebagai berikut :

Pembulatan

81 % X 55 = 44,55 45

66 % X 55 = 36,3 36

56 % X 55 = 30,8 31

46 % X 55 = 25,3 25

Di bawah 46

Page 84: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

63

Tabel V. 9

Praktik Nilai Demokrasi dalam Pembelajaran Multikultural yang

Dilaksanakan Guru

Interval Frekuensi Persentase Kriteria

45 – 55 8 19% Sangat Baik

36 – 44 29 69% Baik

31 – 35 3 7% Cukup Baik

25 – 30 - - Buruk

Dibawah 24 2 5% Sangat Buruk

Jumlah 42 100%

Sumber : Data Primer Hasil Penelitian, 2007 (Lampiran II, halaman 97)

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa 8 (19%) responden

menyatakan bahwa praktik nilai demokrasi dalam pembelajaran

multikultural yang dilaksanakan guru dengan sangat baik, 29 (69%)

responden menyatakan baik, 3 (7%) responden menyatakan cukup

baik, tidak ada responden yang menyatakatan buruk, dan 2 (5%)

responden menyatakan sangat buruk. Dengan mengacu pada tabel di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa praktik nilai demokrasi dalam

pembelajaran multikultural yang dilaksanakan guru dengan baik.

2. Pemahaman dan Praktik Pembelajaran Nilai Humanistik dalam

Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru

a. Pemahaman Nilai Humanisme dalam Pembelajaran Multikultural yang

Dilaksanakan Guru

Untuk data pemahaman nilai humanisme dalam pembelajaran

multikultural yang dilaksanakan guru, skor tertinggi dan skor terendah

yang mungkin dicapai adalah :

Page 85: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

64

Skor tertinggi yang diharapkan 5 X 1 = 5

Skor terendah yang mungkin dicapai 5 X 0 = 0

Penentuan kategori pemahaman nilai humanisme dalam

pembelajaran multikultural yang dilaksanakan guru, dilakukan

berdasarkan pedoman Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II

(Masidjo, 1995 : 157), dapat ditentukan sebagai berikut :

81 % X 5 = 4,05

66 % X 5 = 3,3

56 % X 5 = 2,8

45 % X 5 = 2,3

Di bawah 46

Tabel V. 10

Pemahaman Nilai Humanisme dalam Pembelajaran Multikultural

yang Dilaksanakan Guru

Skor Frekuensi Persentase Kriteria

4,05 – 5 35 83% Sangat Baik

3,3 – 4 2 5% Baik

2,8 – 3,2 4 10% Cukup Baik

2,3 – 2,7 - - Buruk

Dibawah 2,2 1 2% Sangat Buruk

Jumlah 42 100%

Sumber : Data Primer Hasil Penelitian, 2007 (Lampiran II,halaman 95)

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa 35 (83%) responden

menyatakan bahwa pemahaman nilai humanisme dalam pembelajaran

multikultural yang dilaksanakan guru sangat baik, 2 (5%) responden

menyatakan baik, 4 (10%) responden menyatakan cukup baik, tidak

ada responden yang menyatakan buruk, dan 1 (2%) responden

menyatakan sangat buruk. Dengan mengacu pada tabel di atas, maka

Page 86: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

65

dapat disimpulkan bahwa pemahaman nilai humanisme dalam

pembelajaran multikultural yang dilaksanakan guru dengan sangat

baik.

b. Praktik Nilai Humanistik dalam Pembelajaran Multikultural yang

Dilaksanakan Guru

Untuk data praktik nilai humanistik dalam pembelajaran

multikultural yang dilaksanakan guru, skor tertinggi dan skor terendah

yang mungkin dicapai adalah :

Skor tertinggi yang diharapkan 4 X 5 = 20

Skor terendah yang mungkin dicapai 4 X 1 = 4

Penentuan kategori praktik nilai humanistik dalam pembelajaran

multikultural yang dilaksanakan guru, dilakukan berdasarkan pedoman

Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II (Masidjo, 1995 : 157), dapat

ditentukan sebagai berikut :

Pembulatan

81 % X 20 = 16,2 16

66 % X 20 = 13,2 13

56 % X 20 = 11,2 11

46 % X 20 = 9,2 9 9

Di bawah 46

Page 87: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

66

Tabel V. 11

Praktik Nilai Humanistik dalam Pembelajaran Multikultural yang

Dilaksanakan Guru

Interval Frekuensi Persentase Kriteria

16 – 20 32 77% Sangat Baik

13 – 15 8 19% Baik

11 – 12 - - Cukup Baik

9 – 10 1 2% Buruk

Dibawah 8 1 2% Sangat Buruk

Jumlah 42 100%

Sumber : Data Primer Hasil Penelitian, 2007(Lampiran II, halaman 98)

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa 32 (77%) responden

menyatakan bahwa praktik nilai humanistik dalam pembelajaran

multikultural yang dilaksanakan guru dengan sangat baik, 8 (19%)

responden menyatakan baik, tidak ada responden yang menyatakan

cukup baik, 1 (2%) responden menyatakan buruk, dan 1 (2%)

responden menyatakan sangat buruk.

Dengan mengacu pada tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

praktik nilai humanistik dalam pembelajaran multikultural yang

dilaksanakan guru dengan sangat baik.

3. Pemahaman dan Praktik Pembelajaran Nilai Pluralistik dalam

Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan Guru

a. Pemahaman Nilai Pluralisme dalam Pembelajaran Multikultural yang

Dilaksanakan Guru

Untuk data pemahaman nilai pluralisme dalam pembelajaran

multikultural yang dilaksanakan guru, skor tertinggi dan skor terendah

yang mungkin dicapai adalah :

Page 88: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

67

Skor tertinggi yang diharapkan 8 X 1 = 8

Skor terendah yang mungkin dicapai 8 X 0 = 0

Penentuan kategori pemahaman nilai pluralisme dalam

pembelajaran multikultural yang dilaksanakan guru, dilakukan

berdasarkan pedoman Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II

(Masidjo, 1995 : 157), dapat ditentukan sebagai berikut :

81 % X 8 = 6,48

66 % X 8 = 5,28

56 % X 8 = 4,48

46 % X 8 = 3,38

Di bawah 46

Tabel V. 12

Pemahaman Nilai Pluralisme dalam Pembelajaran Multikultural

yang Dilaksanakan Guru

Skor Frekuensi Persentase Kriteria

6 30 71% Sangat Baik

5 3 7% Baik

4 - - Cukup Baik

3 5 12% Buruk

Dibawah 2 4 10% Sangat Buruk

Jumlah 42 100%

Sumber : Data Primer Hasil Penelitian, 2007 (Lampiran II,halaman 96)

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa 30 (71%) responden

menyatakan bahwa pemahaman nilai pluralisme dalam pembelajaran

multikultural yang dilaksanakan guru sangat baik, 3 (7%) responden

menyatakan baik, tidak ada responden yang menyatakan cukup baik, 4

(12%) responden menyatakan buruk, dan 4 (10%) responden

menyatakan sangat buruk. Dengan mengacu pada tabel di atas, maka

Page 89: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

68

dapat disimpulkan bahwa pemahaman nilai pluralisme dalam

pembelajaran multikultural yang dilaksanakan guru dengan sangat

baik.

b. Praktik Nilai Pluralistik dalam Pembelajaran Multikultural yang

Dilaksanakan Guru

Untuk data praktik nilai pluralistik dalam pembelajaran

multikultural yang dilaksanakan guru, skor tertinggi dan skor terendah

yang mungkin dicapai adalah :

Skor tertinggi yang diharapkan 10 X 5 = 50

Skor terendah yang mungkin dicapai 10 X 1 = 10

Penentuan kategori praktik nilai pluralistik dalam pembelajaran

multikultural yang dilaksanakan guru, dilakukan berdasarkan pedoman

Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II (Masidjo, 1995 : 157), dapat

ditentukan sebagai berikut :

81 % X 50 = 41

66 % X 50 = 33

56 % X 50 = 28

46 % X 50 = 23

Di bawah 46

Page 90: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

69

Tabel V. 13

Praktik Nilai Pluralistik dalam Pembelajaran Multikultural yang

Dilaksanakan Guru

Interval Frekuensi Persentase Kriteria

41 – 50 9 21% Sangat Baik

33 – 40 20 48% Baik

28 – 32 9 21% Cukup Baik

23 – 27 2 5% Buruk

Dibawah 22 2 5% Sangat Buruk

Jumlah 42 100%

Sumber : Data Primer Hasil Penelitian, 2007(Lampiran II, halaman 99)

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa 9 (21%) responden

menyatakan bahwa praktik nilai pluralistik dalam pembelajaran

multikultural yang dilaksanakan guru dengan sangat baik, 20 (48%)

responden menyatakan baik, 9 (21%) responden menyatakan cukup

baik, 2 (5%) responden menyatakan buruk, dan 2 (5%) responden

menyatakan sangat buruk.

Dengan mengacu pada tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

praktik nilai pluralistik dalam pembelajaran multikultural yang

dilaksanakan guru dengan baik.

C. Pembahasan

1. Pemahaman dan Praktik Pembelajaran Nilai Demokrasi dalam

Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan oleh Guru

Hasil penelitian pemahaman nilai demokrasi menunjukkan bahwa 35

(83%) pemahaman nilai demokrasi dalam pembelajaran multikultural yang

dilaksanakan oleh guru sudah sangat baik. Tetapi masih ada guru yang

belum memahami nilai demokrasi dalam pembelajaran multikultural, hal

ini ditunjukkan dari hasil penelitian ada 4 (10%) guru menyatakan

Page 91: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

70

pemahaman nilai demokrasi dengan sangat buruk. Pemahaman nilai

demokrasi dipahami oleh guru antara lain dengan pemahaman membangun

hak asasi manusia, pemahaman membangun sikap anti diskriminasi,

pemahaman memberi kebebasan berpendapat dan berkreatifitas dan

pemahaman menghargai perbedaan kemampuan.

Dalam pemahaman membangun hak asasi manusia, guru dapat

memahami bahwa setiap anak mempunyai hak memperoleh pendidikan

untuk masa depannya, guru juga paham bahwa setiap anak mempunyai

hak asasi pribadi yaitu hak untuk memeluk agama dan beribadah menurut

agama masing-masing, dan guru memahami bahwa semua siswa

mempunyai hak untuk mendapat pengayoman dan perlakuan yang sama di

sekolah.

Dalam pemahaman membangun sikap anti diskriminasi diwujudkan

guru antara lain dengan memberikan pelayanan pendidikan yang sama

tanpa dibedakan berdasarkan kontribusi orang tua siswa terhadap sekolah

sehingga guru dapat memahami bahwa setiap siswa mempunyai tingkat

martabat dan kedudukan yang sama sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

Pemahaman memberi kebebasan berpendapat dan berkreatifitas, guru

dapat memahaminya dengan memahami bahwa siswa berhak untuk

berpendapat dalam segala aspek di sekolah, sehingga tidak ada larangan

bagi siswa untuk memberikan kritik dan saran demi kemajuan sekolah.

Pemahaman guru dalam menghargai perbedaan kemampuan,

diantaranya adalah dengan memahami bahwa setiap anak mempunyai daya

Page 92: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

71

kreatifitas sesuai dengan bakat yang dimilikinya dan guru juga mengakui

adanya potensi yang sama dalam berekspresi pada masing-masing siswa.

Sedangkan, hasil penelitian praktik nilai demokrasi menunjukkan

bahwa 29 (69%) praktik nilai demokrasi dalam pembelajaran multikultural

yang dilaksanakan oleh guru sudah baik. Tetapi masih ada guru yang

belum mempraktikan nilai demokrasi dalam pembelajaran multikultural,

hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian ada 2 (5%) guru menyatakan

praktik nilai demokrasi dengan sangat buruk. Praktik nilai demokrasi

dilaksanakan oleh guru antara lain dengan praktik membangun hak asasi

manusia, praktik membangun sikap anti diskriminasi, praktik memberi

kebebasan berpendapat dan berkreatifitas, dan praktik menghargai

perbedaan kemampuan.

Dalam praktik membangun hak asasi manusia, guru dapat

melaksanakannya dengan mengambil keputusan memberi izin pada siswa

untuk meninggalkan kelas di luar ketentuan peraturan di sekolah, sebagai

contoh, seorang siswa yang sedang sakit atau sedang ada kepentingan

keluarga yang sangat mendesak, maka guru dapat memberikan hak kepada

siswa tersebut dengan mengambil keputusan memberikan izin untuk

beristirahat dan pulang ke rumah meskipun belum waktunya untuk

meninggalkan kelas. Praktik lain adalah saat pemilihan pengurus kelas,

seorang guru harus dapat memberikan hak memilih bagi semua siswa

untuk memilih pengurus kelas, selain hak untuk memilih, hak untuk

dipilih juga harus dapat diberikan guru bagi semua siswa. Contohnya saat

Page 93: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

72

pemilihan ketua kelas, guru harus dapat berlaku adil dan bijaksana yaitu

dengan memberikan hak pilih bagi semua siswa termasuk juga siswa

perempuan sehingga hak pilih sebagai ketua kelas untuk siswa laki-laki

dan siswa perempuan sama.

Praktik membangun sikap anti diskriminasi meminta guru harus dapat

memposisikan diri secara netral, yang berarti bahwa tidak

mengistimewakan siswa yang dianggap mempunyai nilai lebih dari siswa

lain misalnya siswa yang seagama dengan kepercayaan guru, siswa yang

secara fizik menarik atau siswa yang mampu memberikan kontribusi yang

lebih kepada sekolah.

Dalam membangun praktik memberi kebebasan berpendapat dan

berkreatifitas, guru melaksanaknnya dalam proses pembelajaran yaitu

bekerjasama dan melibatkan siswa dalam membuat rancangan

pembelajaran, melibatkan siswa dalam kegiatan evalusi di kelas, sampai

menerapkan metode pembelajaran yang merupakan persetujuan dari semua

siswa.

Praktik menghargai perbedaan kemampuan, dilaksanakan guru antara

lain dengan tidak menghardik siswa yang mempunyai daya tangkap lambat

ketika menerima pelajaran sehingga guru perlu memberi kesempatan pada

siswa untuk bertanya dan mengulangi materi pelajaran apabila belum jelas.

Secara umum pemahaman dan praktik pembelajaran nilai demokrasi

dalam pembelajaran multikultural sudah dilaksanakan oleh guru. Praktik

pembelajaran nilai demokrasi di sekolah hanya dapat diwujudkan melalui

Page 94: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

73

pemahaman yang baik mengenai nilai demokrasi dalam pembelajaran

multikultural yang dilaksanakan oleh guru. Guru harus dapat membangun

pengakuan atas hak asasi manusia yang merupakan dasar dari terwujudnya

demokrasi pendidikan. Seorang guru juga harus mampu untuk

membangun sikap demokratis, artinya dalam segala tingkah lakunya, baik

sikap maupun perkataannya, tidak diskrimintif yaitu bersikap tidak adil

atau menyinggung. Dengan demikian guru dapat dengan adil dan

bijaksana memberi kebebasan berpendapat dan berkreatifitas dengan tetap

menghargai perbedaan kemampuan masing-masing siswa.

2. Pemahaman dan Praktik Pembelajaran Nilai Humanistik dalam

Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan oleh Guru

Hasil penelitian pemahaman nilai humanisme menunjukkan bahwa 35

(83%) pemahaman nilai humanisme dalam pembelajaran multikultural

yang dilaksanakan oleh guru sudah sangat baik. Tetapi masih ada guru

yang belum memahami nilai humanisme dalam pembelajaran

multikultural, hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian ada 1 (2%) guru

menyatakan pemahaman nilai humanisme dengan sangat buruk.

Pemahaman nilai humanisme dipahami oleh guru antara lain dengan

pemahaman membangun toleransi dan pemahaman membangun kasih

sayang.

Pemahaman membangun toleransi dapat dipahami oleh guru dengan

melihat bahwa perbedaan atau keragaman sebagai kekayaan bukan hal

yang perlu ditakutkan, mengingat prinsip Bhineka Tunggal Ika yang

Page 95: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

74

berarti berbeda-beda tapi tetap satu jua yang juga menggambarkan

keragaman dari masyarakat Indonesia. Dengan demikian seorang guru

dapat memahami bahwa segala macam fanatisme antara lain sukuisme dan

chauvinisme bertentangan dengan paham nasionalisme bangsa. Fanatisme

tidak memberikan tempat atau ruang untuk berdialog, fanatisme terhadap

kebudayaan dan agama atau golongan bertentangan dengan paham nilai

humanisme.

Dalam pemahaman membangun kasih sayang diwujudkan oleh guru

dengan mengembangkan dan menanamkan kasih sayang pada semua siswa

agar dapat mempribadi dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan, hasil penelitian praktik nilai humanistik menunjukkan

bahwa 32 (77%) praktik nilai humanistik dalam pembelajaran

multikultural yang dilaksanakan oleh guru sudah sangat baik. Tetapi masih

ada guru yang belum mempraktikan nilai humanistik dalam pembelajaran

multikultural, hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian ada 1 (2%) guru

menyatakan praktik nilai humanistik dengan sangat buruk. Praktik nilai

humanistik antara lain dengan praktik membangun toleransi dan praktik

membangun kasih sayang.

Dalam praktik membangun toleransi, diwujudkan oleh guru dengan

selalu membangun tali silaturahmi dengan siswa maupun dengan orang tua

siswa dan menanamkan paham nasionalis sehingga paham kecintaan yang

berlebihan pada suku atau paham sukuisme dapat diminimalkan.

Page 96: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

75

Untuk praktik membangun kasih sayang, dalam proses pembelajaran

guru mendisiplinkan siswa dengan menciptakan suasana belajar mengajar

yang penuh rasa kekeluargaan sehingga kasih sayang antara guru dengan

siswa dapat terjalin dengan baik. Guru juga dengan senantiasa

mengajarkan pada siswa untuk menyelesaikan konflik dengan jalan

perdamaian, tidak menyimpan rasa dendam dan saling memaafkan.

Secara umum pemahaman dan praktik pembelajaran nilai humanistik

dalam pembelajaran multikultural sudah dilaksanakan oleh guru. Suatu

masyarakat akademis tidak akan bertahan apabila hanya dikuasai oleh

kemampuan intelektual tanpa dibarengi kemampuan untuk memahami

nilai humanisme.

Melalui pemahaman nilai humanisme dalam pembelajaran

multikultural yang baik, maka praktik pembelajaran nilai humanistik dapat

dengan baik pula dilaksanakan oleh guru. Di dalam pergaulan sehari-hari

di dalam masyarakat akademis, guru berkomunikasi dengan bermacam-

macam siswa dengan latar belakang sejarah dan kebudayaannya masing-

masing. Perbedaan-perbedaan tersebut perlu diketahui dan diapresiasi di

dalam komunikasi sehari-hari. Guru yang memahami dan dapat

mempraktikkan nilai humanistik adalah orang yang mempunyai

pandangan luas, yang tidak fanatik, memegang teguh pendiriannya tetapi

dapat mengakomodasikan perebedaan-perbedaan yang ada di dalam

pergaulan di sekolah. Maka, dengan pemahami dan mempraktikan nilai

Page 97: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

76

humanistik, komunitas akademik akan menjadi terbuka karena kejernihan

berpikir oleh rasionalisme pemikiran yang lebih luas.

3. Pemahaman dan Praktik Pembelajaran Nilai Pluralistik dalam

Pembelajaran Multikultural yang Dilaksanakan oleh Guru

Hasil penelitian pemahaman nilai pluralisme menunjukkan bahwa 30

(71%) pemahaman nilai pluralisme dalam pembelajaran multikultural yang

dilaksanakan oleh guru sudah sangat baik. Tetapi masih ada guru yang

belum memahami nilai pluralisme dalam pembelajaran multikultural, hal

ini ditunjukkan dari hasil penelitian ada 4 (10%) guru menyatakan

pemahaman nilai pluralisme dengan sangat buruk. Pemahaman nilai

pluralisme dipahami oleh guru antara lain dengan pemahaman menghargai

keragaman bahasa, pemahaman menghargai keragaman agama,

pemahaman membangun sikap sensitif gender, pemahaman membangun

pemahaman kritis terhadap ketidakadilan dan perbedaan status, dan

pemahaman menghargai perbedaan umur.

Dalam pemahaman menghargai keragaman bahasa, guru

memahaminya dengan memberi kesempatan siswa untuk menggunakan

bahasa yang dipakai sehari-hari untuk menyampaikan pendapat dalam

kesempatan non-formal, dengan begitu guru sudah dapat memahami

bahwa dalam pemahaman nilai pluralisme tidak ada diskriminasi bahasa.

Pemahaman menghargai keragaman agama, dipahami oleh guru

dengan menyadari bahwa hubungan antara manusia dengan Tuhan Yang

Maha Esa merupakan hak pribadi paling hakiki dengan demikian setiap

Page 98: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

77

siswa tidak perlu terikat pada keluarga dan sekolah dalam menentukan

agama yang akan dianut.

Untuk pemahaman membangun sikap sensitif gender, guru

membangun kesadaran peserta didik mengenal pentingnya menjunjung

tinggi kesetaraan gender, perbedaan jenis kelamin dalam kelas tidak

mengakibatkan peran antara siswa laki-laki dan perempuan.

Sedangkan untuk membangun pemahaman kritis terhadap

ketidakadilan dan perbedaan status, guru memahaminya diantaranya pada

saat pemilihan kepala sekolah, dalam memilih kepala sekolah harus

dengan bijaksana tanpa melihat kesesuaian dengan daerah asal, agama

maupun budaya mayoritas guru di sekolah. Contoh lain adalah pada saat

memberikan sanksi tegas kepada setiap siswa yang melakukan

kebohongan atau mencontek dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini

dilakukan demi membangun sikap siswa untuk percaya diri dan

bertanggung jawab.

Dan dalam pemahaman menghargai perbedaan umur, guru

mewujudkannya dengan tidak memberikan batasan umur tertentu bagi

siswa yang akan masuk dan belajar di sekolah, apabila siswa tersebut

mempunyai kemauan dan kemampuan untuk belajar dengan sungguh.

Sedangkan, hasil penelitian praktik nilai pluralistik menunjukkan

bahwa 20 (48%) praktik nilai pluralistik dalam pembelajaran multikultural

yang dilaksanakan oleh guru sudah baik. Tetapi masih ada guru yang

belum mempraktikan nilai pluralistik dalam pembelajaran multikultural,

Page 99: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

78

hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian ada 2 (5%) guru menyatakan

praktik nilai pluralistik dengan sangat buruk. Praktik nilai pluralisme

dilaksanakan oleh guru diantaranya dengan praktik menghargai keragaman

bahasa, praktik menghargai kergaman agama, praktik membangun sikap

sensitif gender, praktik membangun pemahaman kritis terhadap

ketidakadilan dan perbedaan status, dan praktik menghargai perbedaan

umur.

Dalam praktik menghargai keragaman bahasa, guru mempunyai

sensifitas yang tinggi terhadap masalah-masalah yang menyangkut adanya

diskriminasi bahasa yang terjadi di dalam kelas maupun di luar kelas.

Contohnya, ketika mayoritas peserta didik menertawakan bahasa, dialek

dan aksen salah seorang siswa lain yang sedang mengungkapkan

pendapatnya di dalam kelas, maka guru harus mengambil tindakan dengan

menghentikan tindakan siswa yang sedang menertawakan temannya.

Selain itu, guru juga memberikan penjelasan bahwa menertawakan dialek

orang lain adalah sebuah tindakan yang tidak terpuji, apalagi di dalam

dunia akademis hal tersebut sangat dilarang.

Dalam praktik menghargai keragaman agama, guru dituntut untuk

menghormati kepercayaan siswa lain yaitu dengan memberikan ucapan

selamat hari raya besar agama lain meskipun agama tersebut berbeda

dengan agama guru, memberi kesempatan pada siswa untuk berdoa

menurut agama masing-masing sebelum atau sesudah pelajaran, dan

Page 100: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

79

memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk melaksanakan waktu

ibadah menurut agamanya.

Guru melaksanakan praktik membangun sikap sensitif gender dengan

melibatkan siswa perempuan untuk menjadi ketua kelas, berangkat dari

kenyataan bahwa keterlibatan siswa perempuan masih sangat minim dalam

hal pemilihan pengurus kelas terutama ketua kelas. Sulitnya bagi siswa

perempuan untuk menjabat sebagai ketua kelas hal ini disebabkan oleh

adanya anggapan bahwa perempuan pada umumnya mempunyai

kemampuan yang lebih rendah dari siswa laki-laki dalm bidang

kepemimpinan. Sebagai seorang guru harus dapat memberikan penjelasan

kepada siswa bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan,

dimana antara laki-laki dan perempuan mempunyai harkat dan martabat

yang sama sebagai makhluk ciptaan Ilahi.

Sedangkan dalam melaksanakan praktik membangun pemahaman

kritis terhadap ketidakadilan dan perbedaan status, guru memberi sanksi

atau hukuman pada siswa yang melakukan kesalahan dengan adil dan

tidak melihat latar belakang keluarga siswa. Sebagai parktik membangun

perbedaan status, dengan menanamkan sikap peduli terhadap masyarakat

yang terpinggirkan secara ekonomi atau sosial salah satunya dengan

mengadakan acara bakti sosial.

Praktik lain bagi seorang guru misalnya, ketika ada penggusuran

terhadap perkampungan kumuh yang terletak tidak jauh dari sekolah,

seorang guru harus mampu menjelaskan keadaan tersebut secara objektif

Page 101: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

80

dan kritis. Guru dapat menjelaskan kenapa sampai penggusuran, apa

dampak dari penggusuran itu, kenapa orang-orang yang tinggal di daerah

yan digusur tersebut kebanyakan orang miskin, apa yang seharusnya

dilakukan pemerintah terhadap para korban penggusuran tersebut,

tentunya akan bermanfaat dalam membentuk wacana dan pemahaman

siswa terhadap berbagai fenomena sosial yang ada di sekitar mereka.

Secara umum pemahaman dan praktik pembelajaran nilai pluralistik

dalam pembelajaran multikultural sudah dilaksanakan oleh guru.

Kenyataan bahwa masyarakat Indonesia sangat beragam, hal ini diakui

sebagai kekuatan bangsa. Lambang negara Indonesia, Bhineka Tunggal

Ika merupakan suatu bukti akan nilai pluralisme. Dalam pluralisme

tersimpan budaya berupa beragam adat-istiadat, agama, dan kepercayaan,

serta bahasa yang berjenis-jenis.

Praktik nilai pluralistik tentu akan terlaksana dengan baik apabila nilai

pluralisme dapat dipahami dengan baik pula. Guru diharapkan mempunyai

sensifitas yang tinggi terhadap masalah-masalah yang menyangkut adanya

diskriminasi bahasa, agama, gender, perbedaan status, dan umur.

Page 102: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

81

BAB VI

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari bab sebelumnya, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemahaman nilai demokrasi dilaksanakan oleh guru dengan sangat baik

(83%) dan praktik nilai demokrasi dalam pendidikan multikultural

dilaksanakan guru dengan baik (69%). Pemahaman dan praktik nilai

demokrasi dengan membangun hak asasi manusia (HAM), membangun

sikap anti diskriminasi, memberi kebebasan berpendapat dan

berkreatifitas, dan menghargai perbedaan kemampuan bagi masing-masing

siswa di sekolah.

2. Pemahaman nilai humansime dilaksanakan guru dengan sangat baik (83%)

dan praktik nilai humanistik dalam pendidikan multikultural dilaksanakan

oleh guru dengan baik (77%). Pemahaman dan praktik nilai humanistik

dengan membangun toleransi dan kasih sayang antara siswa dan orang tua

siswa.

3. Pemahaman nilai pluralisme dilaksanakan oleh guru dengan baik (71%)

dan praktik nilai pluralistik dalam pendidikan multikultural dilaksanakan

oleh guru dengan buruk (48%). Pemahaman dan nilai pluralistik dengan

memahami keragaman bahasa, menghargai keragaman agama,

membangun sikap kesetaraan gender, membangun pemahaman kritis

Page 103: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

82

terhadap ketidakadilan dan perbedaan status, dan meghargai perbedaan

umur siswa di sekolah.

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, ada beberapa keterbatasan yan dihadapai oleh

penulis, yaitu :

1. Dalam penelitian ini, penulis hanya memakai responden guru yang

mengampu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang meliputi

pelajaran Ekonomi, Geografi, dan Sejarah, padahal sekarang mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial terpadu dimana guru mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial dituntut untuk dapat juga mengajarkan pelajaran

Ekonomi, Geografi, dan Sejarah sekaligus.

2. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan instrumen

kuesioner dan wawancara secara tidak terstruktur, sehingga data yang

diperoleh kurang lengkap.

3. Pengisian kuesioner dilakukan secara tidak bersama pada waktu yang

sama, karena penulis meninggalkan kuesioner di sekolah dan baru

beberapa hari kemudian diambil. Hal tersebut disebabkan keterbatasan

waktu penulis sehingga ada responden yang mengisi kuesioner dengan

sungguh-sungguh, tetapi ada responden yang mengisi kuesioner dengan

tidak sungguh-sungguh. Dengan demikian, keberhasilan hasil penelitian

ini sangat tergantung pada keseriusan dan kejujuran responden dalam

mengisi kuesioner.

Page 104: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

83

4. Luasnya wilayah di Kota Surakarta dan sulitnya menghubungi humas dan

kepala sekolah karena tidak selalu berada di tempat, menyebabkan proses

pencarian data menjadi lambat.

5. Proses pembuatan surat izin penelitian yang cukup lama, karena lokasi

penelitian dan domisili penulis berbeda sehingga harus mengurus surat

izin penelitian secara lintas provinsi.

6. Keterbatasan dari penulis yaitu keterbatasa dana sehingga penulis tidak

mampu memenuhi sekolah yang mengharapkan dana.

7. Tidak menggunakan metode triangulasi, misalnya mencari informasi dari

pihak siswa.

C. Saran

Sehubungan dengan hasil penelitian ini, berikut akan dikemukakan

beberapa saran yang dapat diperhatikan oleh para guru bersama para

pemegang kebijakan dalam pendidikan dan pihak-pihak yang berminat

terhadap masalah ini :

1. Bagi Guru

Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, khususnya kepada para

guru sebagai orang yang paling dekat dengan siswa disarankan untuk

memahami nilai-nilai utama yang terkandung dalam pendidikan

multikultural yaitu nilai demokrasi, humanisme, dan pluralisme, sehingga

dapat dipraktikan di hadapan para siswa. Melalui pemahaman yang baik

Page 105: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

84

maka praktik nilai pendidikan multikultural akan dapat dilaksanakan

dengan baik pula.

Praktik nilai pluralistik belum dilaksanakan dengan baik oleh guru,

untuk dapat mempraktikan nilai pluralisme perlu diadakan kajian-kajian

untuk guru yaitu seperti seminar, pelatihan, lokakarya atau penelitian,

mengenai pendidikan multikultural terutama mengenai praktik nilai

pluralistik muatan untuk nilai pluralisme antara lain yaitu menghargai

keragaman bahasa, menghargai keragaman agama, membangun sikap

kesetaraan gender, membangun pemahaman kritis terhadap ketidakadilan

dan perbedaan status serta menghargai perbedaan umur. Dengan demikian

diharapkan pemahaman dan praktik nilai pendidikan multikultural

senantiasa dapat dipahami, dipraktikan dalam perilaku di sekolah maupun

aktifitas keseharian.

2. Bagi Dinas Pendidikan

Berkaitan dengan usaha mentransmisikan nilai-nilai multikultural di

sekolah, hendaknya disediakan suatu pendukung ketercapaian pendidikan

multikultural seperti seminar, pelatihan, lokakarya atau penelitian untuk

guru, tentang efektifitas strategi dan konsep pendidikan multikultural. Hal

ini dapat melalui penulisan buku pendidikan multikultural yang lebih

spesifik seperti manajemen pendidikan multikultural, administrasi

pendidikan multikultural, kurikulum pendidikan multikultural, strategi

belajar mengajar multikultural dan kajian-kajian pendidikan multikultural

yang lebih spesifik, seperti di beberapa negara Asia, Eropa maupun

Page 106: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

85

Amerika yang telah mempunyai program studi pendidikan multikultural

yaitu pendirian pusat studi pendidikan multikultural pada fakultas ilmu

pendidikan.

3. Bagi peneliti lain

Penulis menyarankan perlu peneliti lain yang dapat mengembnagkan

penelitian ini. Dalam penelitian ini, penulis hanya memakai responden

guru mata pelajaran IPS. Sebaiknya untuk peneliti berikutnya, melibatkan

responden guru untuk semua mata pelajaran di sekolah seperti IPA, PKn,

Agama, Bahasa, maupun Ketrampilan, juga melakukan penelitian pada

tingkat pendidikan yang lebih tinggi seperti pada siswa SMU atau

Universitas, sehingga dapat ditemukan hasil yang lebih optimal dan bisa

digeneralisasikan pada wilayah yang lebih luas.

Page 107: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

86

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Asdi Mahatsya

Azra, Azyumardi. 2003. Pendidikan Multikultural (Membangun Kembali

Indonesia Bhinneka Tunggal Ika). Diakses dari

http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0701/12/opini/3232252.htm pada

tanggal 28 Oktober 2007

Grafura, Lubis. 2007. Pembelajaran Berbasis Multikultural. Diakses dari

http://lubusgrafura.wordpress.com pada tanggal 25 Oktober 2007

Hanurawan, Fattah. 1994. Sikap Guru Terhadap Peran Pengajaran Kajian

Multikultural dalam Mengurangi Prasangka Siswa. Jurnal Ilmu

Pendidikan. Agustus, Jilid 4, No.3. hal. 131-137

Humanisme. Diakses pada http://bruderfic.or.id./h-60/pendidikan_yang

_humanis.htm pada tanggal 14 Mei 2007

Lie, Anita. 2006. Mengembangkan Model Pendidikan Multikultural. Diakses dari

http://www.kompas.com/cetak/0609/01/opnini/292517htm pada tanggal

29 Oktober 2007

Mahfud, Choirul. 2006. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.

Yogyakarta: Kanisius

Mellville,C dan M. Rose. 2004. Translating Difference:a Debate About

Multiculturalism. Diakses pada

http://opendemocracy.net/content/articles/PDF/1991 pada tanggal 25

Oktober 2007

Mustaqa, Khoirul. Paradigma Multikultural. Diakses dari

http://www.republika.co.id/suplemmen/cetak_detail.asp?172153.htm pada

tanggal 25 Oktober 2007

Pengertian Demokrasi. Diakses pada http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi pada

tanggal 14 Mei 2007.

Polemik Pluralisme di Indonesia. Diakses dari

http://id.wikipedia.org/wiki/polemik_pluralism.id pada tanggal 14 Mei

2007

Page 108: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

87

Riduwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:

Alfabeta

Rismiati, Catur. 2007. Kurikulum: Kurikulum Berbasis Kompetensi dan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Disampaikan dalam Pembekalan

PPL II Program Studi Pendidikan Ekonomi, FKIP, Universitas Sanata

Dharma

Salamah, Husniyatus. Upaya Membangun Keberagaman Inklusif di Sekolah.

Diakses dari

http://www.ditpertais.net/annualconference/ancon06/makalah%20%20hus

niyatus%20salamah.doc pada 20 Oktober 2007

Sidharta, B. Rahardjo.1995. Multikulturalism: Membangun Harmoni Masyarakat

Plural. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya

Sugiono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suparno, Paul. Pendidikan Multikultural. Diakses dari

http://www.republika.co.id/suplemmen/cetak_detail.asp?172153.htm pada

tanggal 25 Oktober 2007

Suyanto. 2004. Mobilitas Horizontal bagi Guru Bermutu. Diakses dari

http://pascasarjana _stiami.com/cetak.php?id=11 pada tanggal 25 Oktober

2007

Tanggok , Ikhsan. 2007. Pendidikan Multikultural Prioritaskan di Daerah

Konflik. Kompas, tanggal 19 September 2007

Tilaar, H. A. R. 2004. Multikulturalisme Tantangan-tantangan Global Masa

Depan dalam Transformasi Pendidikan Nasional, Jakarta: Grasindo

Yaqin, Ainul M. 2005. Pendidikan Multikultural Cross-Cultural Understanding

untuk Demokrasi dan Keadilan. Yogyakarta: Pilar Media

Zuriah, Nurul. 2005. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi.

Jakarta: Bumi Aksara

Page 109: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

88

Kepada

Yth. Bapak/Ibu Guru SMP

di Kota Surakarta

Dengan hormat,

Saya Diah Ambar Susanti, mahasiswa Semester VII Program Studi

Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta yang sedang melakukan penelitian dalam rangka penyusunan

skripsi sebagai tugas akhir. Untuk kepentingan itu, pada kesempatan ini dengan

rendah hati saya mohon kesediaan Bapak/Ibu Guru untuk terlibat dalam penelitian

ini dengan mengisi kuesioner terlampir.

Kuesioner ini terdiri dari sejumlah pertanyaan yang terkait dengan

pemahamah dan praktik pembelajaran di sekolah. Saya akan sangat terbantu

apabila Bapak/Ibu dapat segera mengembalikan kuesioner yang telah diisi secara

penuh.

Partisipasi Bapak/Ibu akan sangat menentukann keberhasilan penelitian

ini. Oleh karenanya, Bapak/Ibu dimohon mengisi setiap pertanyaan yang ada

secara komplit. Saya menjamin sepenuhnya kerahasiaan jawaban yang Bapak/Ibu

berikan.

Demikian, permohonan saya, atas kesediaan dan partisipasi Bapak/Ibu

untuk meluangkan waktu mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, November 2007

Hormat saya,

Diah Ambar Susanti

Page 110: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

89

I. IDENTITAS RESPONDEN

Petunjuk : Silanglah ( X ) huruf di depan pertanyaan sesuai dengan keadaan

Bapak/Ibu Guru

1. Nama : ........................................ (boleh tidak diisi)

2. Jenis Kelamin :

a. Laki-laki

b. Perempuan

3. Guru Bidang Studi :

a. Ekonomi

b. Sejarah

c. Geografi

4. Latar Belakang Pendidikan : ................................................. (harap diisi)

Page 111: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

90

II. PETUNJUK PENGISIAN

Berikan tanda ( X ) pada kolom alternatif jawaban yang telah tersedia, untuk

jawaban yang paling tepat menurut pandangan Bapak/lbu Guru.

Pernyataan-Pernyataan Berkaitan dengan Pemahaman Pendidikan Multikultural

No. Pemahaman B S

1. Setiap anak mempunyai hak memperoleh pendidikan

untuk masa depannya.

2. Setiap anak mempunyai hak asasi pribadi yaitu hak untuk

memeluk agama dan beribadah menurut agama masing-masing.

3. Tidak semua siswa mempunyai hak untuk mendapatkan

pengayoman dan perlakuan yang sama di sekolah.

4. Pelayanan pendidikan perlu dibedakan berdasarkan kontribusi

orang tua siswa terhadap sekolah.

5. Setiap siswa mempunyai tingkat martabat dan kedudukan

yang sama sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

6. Siswa berhak untuk berpendapat dalam segala aspek di

sekolah.

7. Siswa dilarang keras untuk memberi kritik atau saran untuk

kemajuan sekolah.

8. Setiap anak mempunyai daya kreatifitas sesuai dengan

bakat yang dimilikinya.

9. Guru mengakui adanya potensi yang sama dalam

berekspresi pada masing- masing siswa.

10. Perbedaan tidak perlu ditakutkan tapi perlu dipahami

sebagai kekayaan.

11. Prinsip Bhineka Tunggal Ika dapat menggambarkan

keragaman keragaman dari masyarakat Indonesia.

12. Paham chauvinisme perlu ditanamkan untuk

membina nasionalisme siswa.

Page 112: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

91

13. Kasih sayang hanya perlu diungkapkan bagi siswa dari

keluarga terhormat.

14. Kasih sayang perlu dikembangkan dan ditanamkan agar

mempribadi pada setiap siswa dalam kehidupan sehari- hari.

15. Pada kesempatan forum non-formal siswa dapat

menggunakan bahasa yang dipakai sehari- hari untuk

menyampaikan pendapat.

16. Hubungan antara manusia dengan Tuhan YME merupakan

hak pribadi yang paling hakiki.

17. Setiap siswa perlu terikat pada keluarga dan sekolah dalam

menentukan agama yang dianutnya.

18. Diperingatinya Hari Kartini atau Hari Ibu diharapkan dapat

menggugah kesadaran guru tentang pentingnya kesetaraan dan

keadilan gender.

19. Perbedaan jenis kelamin dalam kelas mengakibatkan perbedaan

peran antara laki- laki dan perempuan.

20. Memilih kepala sekolah harus sesuai dengan daerah,

agama dan budaya mayoritas guru.

21. Demi membangun sikap siswa untuk percaya diri dan

bertanggung jawab, guru wajib memberikan sansi tegas bagi

setiap siswa yang melakukan kebohongan/ mencontek

dalam kegiatan akademi di sekolah.

22. Batasan umur siswa perlu diberlakukan di sekolah agar

tercipta keseragaman umur.

Page 113: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

92

III. PETUNJUK PENGISIAN

Berikan tanda ( X ) pada kolom alternatif jawaban yang telah tersedia,

untuk jawaban yang paling tepat menurut pandangan Bapak/lbu Guru.

Pernyataan-Pernyataan Berkaitan dengan Praktik Pendidikan Multikultural

No. Praktik SS S RR TS STS

23. Saya mengambil keputusan dengan

memberi izin pada siswa untuk

meninggalkan kelas diluar ketentuan

peraturan di sekolah.

24. Saya memberikan hak memilih bagi semua

siswa untuk memilih ketua kelas.

25. Hak pilih untuk menjadi ketua kelas hanya

saya peruntukkan bagi siswa laki-laki.

26. Saya mengistimewakan siswa yang

memeluk agama sesuai dengan agama saya.

27. Saya memberikan penilaian bukan

berdasarkan pada hasil belajar siswa tapi

lebih pada kontribusi orang tua siswa

terhadap sekolah.

28. Siswa yang berkulit putih lebih lebih

berkompeten untuk untuk memenangkan

lomba Hari Kartini.

29. Saya melibatkan siswa dalam membuat

rancangan pembelajaran.

30. Saya melibatkan siswa dalam kegiatan

evaluasi di kelas

31. Metode pembelajaran yang saya terapkan

merupakan persetujuan siswa.

32. Saya menghardik dengan keras siswa yang

mempunyai daya tangkap lambat ketika

menerima pelajaran.

33. Saya tidak pernah mengulang materi

pelajaran sebab saya yakin semua siswa

sudah jelas.

34. Saya selalu membangun silahturahmi

dengan siswa maupun dengan orang tua

siswa

35. Saya selalu menanamkan paham sukuisme

pada diri siswa agar kebudayaan tidak

luntur.

36. Dalam pembelajaran saya mendisiplinkan

siswa dengan menciptakan suasana belajar

antara majikan dengan karyawan.

Page 114: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

93

37. Saya selalu mengajarkan pada siswa untuk

mudah memberi maaf bila terjadi konflik

dengan siswa lain.

38. Saya memberi sanksi pada siswa yang

mengejek bahasa dari daerah tertentu.

39. Saya memberikan ucapan selamat kepada

siswa yang merayakan hari besar agama

yang dianutnya.

40. Dalam membuka ataupun menutup

pelajaran saya membebaskan siswa untuk

berdoa sesuai agama masing-masing.

41. Saya selalu memberikan kesempatan pada

setiap siswa untuk melaksanakan waktu

ibadah menurut agamanya.

42. Dalam membuka pelajara saya hanya

menggunakan salam pembuka menurut

agama saya pribadi.

43. Saya sering menunjuk siswa laki-laki untuk

dipilih menjadi ketua kelas daripada siswa

perempuan.

44. Dalam pembelajaran saya selalu

berdasarkan bahwa ada perbedaan antara

gender dan seks.

45. Bakti sosial untuk membangun sikap peduli

terhadap masyarakat yang terpinggirkan

secara ekonomi/sosial hanya ditekankan

pada pemberian sumbangan yang bersifat

ekonomis.

46. Saya menghukum atau memberi sanksi

pada siswa dengan melihat perbedaan latar

belakang keluarga.

47. Saya melihat kemampuan siswa lebih

tergantung pada kecerdasan (IQ) bukan

pada usia semata.

Page 115: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

94

A. Pemahaman Nilai Demokrasi dalam Pembelajaran Multikultural yang

Dilaksanakan oleh Guru

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Skor Total

1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8

2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7

3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8

4 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7

5 1 1 1 1 1 1 0 1 0 7

6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8

7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8

8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8

12 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7

13 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8

14 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8

15 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8

16 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8

17 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8

18 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7

19 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8

20 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8

21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

22 1 1 0 1 1 0 1 1 1 7

23 1 0 1 1 1 1 1 1 0 7

24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

25 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7

26 1 1 0 1 1 0 1 1 1 7

27 1 1 0 1 1 0 1 1 0 6

28 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8

29 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8

30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

31 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8

32 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8

33 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8

34 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8

35 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7

36 1 1 1 1 1 1 0 1 0 7

37 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8

38 1 1 0 1 1 0 1 1 0 6

39 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8

40 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8

41 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7

42 1 1 1 0 1 0 1 1 1 7

Page 116: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

95

B. Pemahaman Nilai Humanisme dalam Pembelajaran Multikultural

yang Dilaksanakan oleh Guru

No. 10 11 12 13 14 Skor Total

1 1 1 1 1 1 5

2 1 1 1 1 1 5

3 0 0 1 0 1 2

4 1 1 1 1 1 5

5 1 1 1 1 1 5

6 1 1 1 1 1 5

7 1 1 0 1 1 4

8 1 1 0 1 1 4

9 1 1 0 1 1 4

10 1 1 1 1 1 5

11 1 1 1 1 1 5

12 1 1 1 1 1 5

13 1 1 1 1 1 5

14 1 1 1 1 1 5

15 1 1 1 1 1 5

16 1 1 1 1 1 5

17 1 1 1 1 1 5

18 1 1 1 0 1 4

19 1 1 0 1 1 4

20 1 1 1 1 1 5

21 1 1 0 1 1 4

22 1 1 1 1 1 5

23 1 1 1 1 1 5

24 1 1 1 1 1 5

25 1 1 1 1 1 5

26 1 1 1 1 1 5

27 1 1 1 1 1 5

28 1 1 1 1 1 5

29 1 1 1 1 1 5

30 1 1 1 1 1 5

31 1 1 0 1 1 4

32 1 1 1 1 1 5

33 1 1 1 1 1 5

34 1 1 1 1 1 5

35 1 1 1 1 1 5

36 1 1 1 1 1 5

37 1 1 0 1 1 4

38 1 1 0 1 1 4

39 1 1 0 1 1 4

40 1 1 0 1 1 4

41 1 1 0 1 1 4

42 1 1 0 1 1 4

Page 117: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

96

C. Pemahaman Nilai Pluralisme dalam Pembelajaran Multikultural

yang Dilaksanakan oleh Guru

No. 15 16 17 18 19 20 21 22 Skor Total

1 0 1 1 1 0 1 1 0 5

2 1 1 1 1 1 1 1 1 8

3 1 1 0 1 1 1 1 0 6

4 1 1 1 1 1 1 1 1 8

5 1 1 1 0 1 1 1 0 6

6 1 1 0 1 0 1 1 0 5

7 1 1 1 1 0 1 1 0 6

8 1 1 0 1 1 0 1 0 5

9 1 1 1 1 1 1 1 1 8

10 1 1 1 1 1 1 1 0 7

11 1 1 1 1 1 1 1 0 7

12 0 1 1 0 1 1 1 1 6

13 0 1 1 0 1 1 1 1 6

14 1 1 0 1 1 1 1 1 7

15 1 1 0 0 1 1 1 1 6

16 1 1 1 1 0 1 1 0 6

17 0 1 1 1 1 1 1 0 6

18 1 1 1 1 0 1 1 1 7

19 0 1 1 1 1 1 1 0 6

20 1 1 1 1 1 1 1 0 7

21 1 1 1 1 1 1 1 1 8

22 1 1 0 0 1 1 1 0 5

23 1 1 0 1 0 1 1 1 6

24 1 1 0 1 1 1 1 0 6

25 0 1 1 1 1 1 1 0 6

26 1 1 1 0 0 1 1 0 5

27 0 1 1 1 1 1 1 0 6

28 0 1 1 1 1 1 1 0 6

29 1 0 1 0 1 0 1 0 4

30 0 1 1 1 1 0 1 1 6

31 0 1 1 1 1 1 1 0 6

32 1 1 1 0 1 1 1 0 6

33 1 1 1 0 1 0 1 0 5

34 1 1 1 1 1 1 1 0 7

35 0 1 0 1 1 1 1 1 6

36 1 1 1 1 1 1 1 1 8

37 1 1 1 1 1 1 1 0 7

38 1 1 1 1 1 1 1 1 8

39 1 1 1 1 1 1 1 0 7

40 1 1 0 1 1 1 1 0 6

41 1 1 0 1 1 1 1 0 6

42 1 1 0 1 1 1 1 0 6

Page 118: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

97

D. Praktik Nilai Demokrasi dalam Pembelajaran Multikultural yang

Dilaksanakan Guru

No. 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Jumlah

1 3 5 5 5 5 5 4 5 1 5 5 48

2 1 4 4 5 4 5 2 4 2 4 4 39

3 1 5 5 5 5 4 1 1 2 2 4 35

4 2 5 4 5 4 5 1 4 1 4 5 40

5 1 5 5 4 4 4 2 1 2 4 5 37

6 2 5 5 5 5 4 4 2 2 5 5 44

7 2 5 5 5 5 5 3 2 2 4 4 42

8 1 4 2 4 4 4 3 3 3 4 4 36

9 1 5 5 5 5 5 1 5 1 5 5 43

10 2 4 4 5 5 5 2 4 2 5 5 43

11 1 5 5 5 5 5 1 1 1 5 5 39

12 1 5 5 5 5 5 2 4 2 1 2 37

13 2 4 5 5 5 4 2 3 2 4 4 40

14 2 5 4 5 5 5 2 2 2 5 4 41

15 1 5 5 5 5 5 2 4 2 4 4 42

16 1 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 47

17 1 5 5 5 5 5 1 1 1 4 4 37

18 1 5 4 5 5 4 2 4 2 4 5 41

19 2 5 5 5 5 5 1 4 3 1 2 38

20 3 5 4 5 5 5 2 4 3 5 4 45

21 4 5 4 5 5 5 5 4 3 5 4 49

22 5 4 4 2 4 4 5 5 5 2 3 43

23 2 5 2 5 5 4 1 1 1 5 5 36

24 5 5 5 4 5 4 2 4 2 4 4 44

25 2 2 2 4 4 4 3 4 2 4 4 35

26 2 5 2 5 5 4 3 2 2 5 4 39

27 4 5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 43

28 2 2 2 4 4 1 1 1 1 2 1 21

29 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 53

30 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 40

31 2 5 5 5 5 4 2 2 2 5 5 42

32 5 4 4 5 5 5 2 2 2 4 4 42

33 5 2 4 5 5 4 4 5 1 4 4 43

34 2 4 4 5 5 5 2 4 2 5 5 43

35 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 51

36 2 5 5 4 5 5 2 5 2 5 4 44

37 2 5 4 5 5 4 2 4 2 5 4 42

38 2 2 4 4 4 4 1 1 1 4 4 31

39 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 51

40 2 5 5 5 4 4 2 2 2 4 5 40

41 5 5 5 5 5 5 2 3 5 4 5 49

42 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 2 15

Page 119: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

98

E. Praktik Nilai Humanistik dalam Pembelajaran Multikultural yang

Dilaksanakan Guru

No. 34 35 36 37 Skor Total

1 5 5 5 5 20

2 4 5 5 4 18

3 4 5 4 5 18

4 4 4 5 5 18

5 4 4 4 4 16

6 4 5 4 4 17

7 4 4 5 4 17

8 5 3 4 5 17

9 5 5 5 5 20

10 4 4 5 5 18

11 5 5 5 5 20

12 4 5 5 4 18

13 4 4 4 4 16

14 4 4 5 5 18

15 5 5 4 4 18

16 5 5 5 5 20

17 5 4 4 4 17

18 4 5 5 4 18

19 4 5 5 5 19

20 5 2 4 5 16

21 4 5 5 5 19

22 4 4 2 5 15

23 4 2 5 4 15

24 4 2 4 4 14

25 2 4 4 4 14

26 4 5 5 4 18

27 2 4 4 4 14

28 4 4 4 4 16

29 4 4 4 4 16

30 4 4 4 4 16

31 4 4 5 5 18

32 1 1 3 1 6

33 5 2 3 4 14

34 1 4 4 5 14

35 5 5 5 5 20

36 5 5 5 5 20

37 4 5 5 5 19

38 1 4 4 4 13

39 4 5 5 5 19

40 5 4 5 5 19

41 3 5 5 5 18

42 1 2 2 5 10

Page 120: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

99

F. Praktik Nilai Pluralistik dalam Pembelajaran Multikultural yang

Dilaksanakan Guru

No. 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 Skor Total

1 5 4 5 5 5 5 5 4 5 2 45

2 2 4 2 1 2 4 3 4 4 2 28

3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 2 40

4 2 5 5 4 5 5 4 1 2 4 37

5 4 4 5 5 2 4 2 2 4 4 36

6 4 4 5 2 4 4 4 2 4 2 35

7 2 4 4 4 2 4 3 2 4 3 32

8 4 3 4 5 2 2 2 5 2 1 30

9 1 1 5 5 1 1 1 1 1 1 18

10 4 4 2 2 4 4 2 2 5 2 31

11 4 5 5 4 5 5 5 1 5 1 40

12 4 2 4 1 4 2 4 2 1 5 29

13 3 5 4 5 4 4 5 2 5 2 39

14 4 3 5 4 2 4 4 4 4 2 36

15 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 39

16 5 2 5 5 4 4 4 1 5 4 39

17 4 4 5 4 2 5 4 4 5 4 41

18 3 4 1 5 2 4 1 4 2 4 30

19 5 5 5 2 5 5 5 4 5 5 46

20 2 5 5 5 4 4 3 2 5 4 39

21 4 4 5 5 4 5 3 4 5 3 42

22 1 3 2 1 4 1 1 1 1 1 16

23 3 4 5 4 4 3 5 5 5 4 42

24 4 4 4 5 4 2 2 2 5 4 36

25 1 3 4 1 4 4 3 2 4 1 27

26 2 4 4 4 4 4 4 2 4 2 34

27 4 3 4 1 3 4 4 1 4 2 30

28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

29 1 3 4 4 4 4 4 1 4 4 33

30 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 36

31 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 45

32 5 4 5 5 2 4 4 5 1 2 37

33 5 4 5 5 2 4 4 5 1 2 37

34 1 4 2 1 1 5 4 1 4 1 24

35 4 5 2 5 4 5 4 1 5 4 39

36 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 48

37 4 4 4 4 1 2 4 2 4 1 30

38 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 36

39 1 5 5 5 3 4 4 1 4 4 36

40 4 5 5 5 5 5 4 5 5 2 45

41 5 5 3 4 2 1 1 2 4 1 28

42 4 5 5 5 5 4 4 5 5 2 44

Page 121: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

100

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Laki-laki Perempuan Tidak Mengisi

1 1 - -

2 - 1 -

3 1 - -

4 - 1 -

5 - 1 -

6 1 - -

7 - 1 -

8 1 - -

9 - 1 -

10 1 - -

11 - 1 -

12 1 - -

13 1 - -

14 1 - -

15 - 1 -

16 1 - -

17 - 1 -

18 1 - -

19 1 - -

20 1 -

21 1 - -

22 - 1 -

23 1 - -

24 1 - -

25 1 - -

26 - 1 -

27 - 1 -

28 1 - -

29 - - 1

30 1 - -

31 1 - -

32 - 1 -

33 1 - -

34 1 - -

35 1 - -

36 - - 1

37 1 - -

38 - 1 -

39 1 - -

40 - 1 -

41 - 1 -

42 1 - -

Skor Total 24 16 2

Page 122: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

101

Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

No. S1 D3 D2 Tidak Mengisi

1 1 - - -

2 1 - - -

3 1 - - -

4 - 1 - -

5 1 - - -

6 - 1 - -

7 1 - - -

8 1 - - -

9 1 - - -

10 1 - - -

11 1 - - -

12 1 - - -

13 1 - - -

14 1 - - -

15 1 - - -

16 - 1 - -

17 1 - -

18 - - - 1

19 1 - - -

20 1 - - -

21 - 1 - -

22 1 - - -

23 1 - - -

24 - 1 - -

25 1 - - -

26 1 - - -

27 - - 1 -

28 1 - - -

29 1 - - -

30 1 - - -

31 1 - - -

32 1 - - -

33 - 1 - -

34 1 - - -

35 1 - - -

36 - - - 1

37 1 - - -

38 1 - - -

39 1 - - -

40 - - - 1

41 1 - - -

42 1 - - -

Skor Total 32 6 1 3

Page 123: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

102

Karakteristik Responden Berdasarkan Bidang Studi

No. Ekonomi Sejarah Geografi Tidak Mengisi

1 1 - - -

2 - 1 - -

3 1 - - -

4 1 - - -

5 - 1 - -

6 - - 1 -

7 1 - - -

8 - - 1 -

9 - 1 -

10 - - 1 -

11 1 - - -

12 - - 1 -

13 - 1 - -

14 1 - - -

15 - - - -

16 - 1 1 -

17 1 - - -

18 - - - 1

19 - 1 - -

20 1 - - -

21 - - 1 -

22 1 - - -

23 - 1 - -

24 - 1 - -

25 1 - - -

26 - - 1 -

27 - 1 - -

28 - - - 1

29 1 - - -

30 - - 1 -

31 - - 1 -

32 - - 1 -

33 - 1 - -

34 - - 1 -

35 - - 1 -

36 - 1 - -

37 - - - 1

38 1 - - -

39 - - 1 -

40 - 1 - -

41 - 1 - -

42 - 1 - -

Skor Total 12 14 13 3

Page 124: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

103

A. Pemahaman Nilai Demokrasi dalam Pembelajaran Multikultural yang

Dilaksanakan Guru

Reliability Case Processing Summary

N %

Cases Valid 42 100,0

Excluded(a) 0 ,0

Total 42 100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,819 9

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

nd_1 ,93 ,261 42

nd_2 ,90 ,297 42

nd_3 ,90 ,297 42

nd_4 ,88 ,328 42

nd_5 ,93 ,261 42

nd_6 ,69 ,468 42

nd_7 ,90 ,297 42

nd_8 ,93 ,261 42

nd_9 ,48 ,505 42

Page 125: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

104

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

nd_1 6,62 3,217 ,619 ,794

nd_2 6,64 3,162 ,580 ,795

nd_3 6,64 3,260 ,481 ,805

nd_4 6,67 3,154 ,517 ,801

nd_5 6,62 3,168 ,676 ,788

nd_6 6,86 2,760 ,569 ,798

nd_7 6,64 3,162 ,580 ,795

nd_8 6,62 3,266 ,562 ,799

nd_9 7,07 2,946 ,382 ,834

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

7,55 3,864 1,966 9

Page 126: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

105

B. Pemahaman Nilai Humanisme dalam Pembelajaran Multikultural yang

Dilaksanakan Guru

Reliability Case Processing Summary

N %

Cases Valid 42 100,0

Excluded(a) 0 ,0

Total 42 100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,721 5

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

nh_1 ,88 ,328 42

nh_2 ,93 ,261 42

nh_3 ,76 ,431 42

nd_4 ,90 ,297 42

nd_5 ,93 ,261 42

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

nh_1 3,52 ,841 ,456 ,683

nh_2 3,48 ,890 ,539 ,660

nh_3 3,64 ,723 ,428 ,722

nd_4 3,50 ,841 ,537 ,653

nd_5 3,48 ,890 ,539 ,660

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

4,40 1,222 1,106 5

Page 127: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

106

C. Pemahaman Nilai Pluralisme dalam Pembelajaran Multikultural yang

Dilaksanakan Guru

Reliability Case Processing Summary

N %

Cases Valid 42 100,0

Excluded(a) 0 ,0

Total 42 100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,725 8

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

np_1 ,64 ,485 42

np_2 ,88 ,328 42

np_3 ,67 ,477 42

np_4 ,74 ,445 42

np_5 ,71 ,457 42

np_6 ,86 ,354 42

np_7 ,90 ,297 42

np_8 ,48 ,505 42

Page 128: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

107

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

np_1 5,24 3,113 ,358 ,713

np_2 5,00 3,171 ,585 ,674

np_3 5,21 2,904 ,510 ,677

np_4 5,14 3,199 ,355 ,711

np_5 5,17 3,118 ,393 ,704

np_6 5,02 3,243 ,464 ,691

np_7 4,98 3,390 ,442 ,699

np_8 5,40 3,076 ,355 ,715

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

5,88 3,961 1,990 8

Page 129: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

108

D. Praktik Nilai Demokrasi dalam Pembelajaran Nilai Multikultural yang

Dilaksanakan Guru

Reliability Case Processing Summary

N %

Cases Valid 42 100,0

Excluded(a) 0 ,0

Total 42 100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,799 11

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

pd_1 2,40 1,415 42

pd_2 4,40 1,061 42

pd_3 4,17 1,080 42

pd_4 4,62 ,825 42

pd_5 4,67 ,612 42

pd_6 4,40 ,767 42

pd_7 2,38 1,268 42

pd_8 3,19 1,418 42

pd_9 2,29 1,215 42

pd_10 4,05 1,168 42

pd_11 4,14 ,952 42

Page 130: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

109

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

pd_1 38,31 40,268 ,358 ,799

pd_2 36,31 40,512 ,523 ,777

pd_3 36,55 40,790 ,489 ,781

pd_4 36,10 42,966 ,467 ,785

pd_5 36,05 43,217 ,635 ,779

pd_6 36,31 42,365 ,575 ,778

pd_7 38,33 40,472 ,410 ,790

pd_8 37,52 38,646 ,456 ,786

pd_9 38,43 40,397 ,442 ,786

pd_10 36,67 40,423 ,465 ,783

pd_11 36,57 41,519 ,511 ,779

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

40,71 48,697 6,978 11

Page 131: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

110

E. Praktik Nilai Humanistik dalam Pembelajaran Nilai Multikultural yang

Dilaksanakan Guru

Reliability Case Processing Summary

N %

Cases Valid 42 100,0

Excluded(a) 0 ,0

Total 42 100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,715 4

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

nh_1 3,88 1,173 42

nh_2 4,10 1,078 42

nh_3 4,38 ,795 42

nh_4 4,45 ,739 42

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

nh_1 12,93 4,409 ,452 ,704

nh_2 12,71 4,355 ,555 ,620

nh_3 12,43 5,226 ,592 ,615

nh_4 12,36 5,747 ,485 ,673

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

16,81 8,012 2,830 4

Page 132: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

111

F. Praktik Nilai Pluralistik dalam Pembelajaran Nilai Multikultural yang

Dilaksanakan Guru

Reliability Case Processing Summary

N %

Cases Valid 42 100,0

Excluded(a) 0 ,0

Total 42 100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,762 10

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

pp_1 3,43 1,309 42

pp_2 3,98 ,924 42

pp_3 4,14 1,095 42

pp_4 3,90 1,445 42

pp_5 3,40 1,211 42

pp_6 3,81 1,131 42

pp_7 3,55 1,152 42

pp_8 2,74 1,483 42

pp_9 3,83 1,360 42

pp_10 2,81 1,348 42

Page 133: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

112

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

pp_1 32,17 41,215 ,438 ,741

pp_2 31,62 43,607 ,478 ,740

pp_3 31,45 42,693 ,448 ,740

pp_4 31,69 41,634 ,353 ,755

pp_5 32,19 42,256 ,418 ,744

pp_6 31,79 41,294 ,531 ,730

pp_7 32,05 40,583 ,571 ,724

pp_8 32,86 41,784 ,329 ,759

pp_9 31,76 40,771 ,442 ,740

pp_10 32,79 42,319 ,351 ,753

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

35,60 50,296 7,092 10

Page 134: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

113

TABEL NILAI – NILAI r PRODUCT MOMENT

Taraf Signif Taraf Signif Taraf Signif N

5 % 1%

N

5 % 1 %

N

5 % 1 %

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

0,997

0,850

0,878

0,811

0,754

0,707

0,666

0,632

0,602

0,576

0,553

0,532

0,514

0,497

0,482

0,468

0,456

0,444

0,433

0,423

0,413

0,404

0,396

0,999

0,990

0,959

0,917

0,874

0,834

0,798

0,765

0,735

0,708

0,648

0,661

0,641

0,623

0,606

0,590

0,575

0,561

0,549

0,537

0,526

0,515

0,505

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

0,388

0,381

0,374

0,367

0,361

0,355

0,349

0,344

0,339

0,334

0,329

0,325

0,320

0,316

0,312

0,308

0,304

0,301

0,297

0,294

0,291

0,288

0,284

0,281

0,279

0,496

0,487

0,478

0,470

0,463

0,456

0,449

0,442

0,436

0,430

0,424

0,418

0,413

0,408

0,403

0,398

0,393

0,389

0,384

0,380

0,376

0,372

0,368

0,364

0,361

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

125

150

175

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

0,266

0,254

0,244

0,235

0,227

0,220

0,213

0,207

0,202

0,195

0,176

0,159

0,148

0,138

0,113

0,098

0,088

0,080

0,074

0,070

0,065

0,062

0,345

0,330

0,317

0,306

0,296

0,286

0,278

0,270

0,263

0,256

0,230

0,210

0,194

0,181

0,148

0,128

0,115

0,105

0,097

0,091

0,086

0,081

Page 135: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

114

NAMA DAN ALAMAT SEKOLAH SMP NEGERI / SWASTA

NO NAMA ALAMAT TELP

1 SMP Negeri 1 Jl. MT. Haryono 4 714866

2 SMP Negeri 2 Jl. Apel 3 Jajar 712942

3 SMP Negeri 3 Jl. Kartini 18 634932

4 SMP Negeri 4 Jl. D.I. Panjaitan 14 833880

5 SMP Negeri 5 Jl. Diponegoro 45 634930

6 SMP Negeri 6 Jl. Kapten Mulyadi 641843

7 SMP Negeri 7 Jl. Mr. Sartono 852674

8 SMP Negeri 8 Jl. Hos Cokroaminoto 51 632947

9 SMP Negeri 9 Jl. Sekar Jagat 1 Pajang 718604

10 SMP Negeri 10 Jl. Kartini 12 635910

11 SMP Negeri 11 Jl. Sungai Kapuas 30 634910

12 SMP Negeri 12 Jl. A Yani 370 714939

13 SMP Negeri 13 Jl. Urip Sumoharjo 634925

14 SMP Negeri 14 Jl. Prof WZ Yohanes 54 636995

15 SMP Negeri 15 Purwonegaran 60 713440

16 SMP Negeri 16 Jl. Kol. Sutarto 188 636960

17 SMP Negeri 17 Jl. Jend. A. Yani 717520

18 SMP Negeri 18 Jl. Tembus Kadipiro 854078

19 SMP Negeri 19 Jl. Brondongan Serengan 637273

20 SMP Negeri 20 Jl. Surya 155 656384

21 SMP Negeri 21 Jl. Karengan 27B 646014

22 SMP Negeri 22 Jl. Makam Bergolo 713089

23 SMP Negeri 23 Jl. Adi Sumarmo 716575

24 SMP Negeri 24 Jl. Dr. Muwardi 721333

25 SMP Negeri 25 Jl. Dr. Muwardi 36 713673

26 SMP Negeri 26 Jl. Joyonegaran 2 642172

27 SMP Negeri 27 Jl. Arifin 17 656623

28 SMP Negeri Terbuka Jl. Kol. Sutarto 188 636960

29 SMP Batik Jl. Slamet Riyadi 447 712944

30 SMP Muhammadiyah 5 Jl. Slamet Riyadi 443 711416

31 SMP Regina Pacis Jl. LU Adisucipto 45 719626

32 SMP Al Muayyad Jl. KH. Samanhudin 64 720152

33 SMP Murni Jl. Dr. Wahidin 33 724350

34 SMP Ta’mirul Islam Jl. Dr. Wahidin 5 723243

35 SMP Widya Bakti Jl. Tanjung 75 712518

36 SMP Muhammadiyah 10 Jl. Srikoyo Krasem 738916

37 SMP YPAC Jl. Slamet Riyadi 364 714229

38 SMP Al Islam 1 Jl. Moh Yamin 125 718825

39 SMP Kanisius 2 Jl. Honggowongso 642358

40 SMP Widya Wacana 2 Jl. Veteran 652144

Page 136: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

115

41 SMP Muhammadiyah 6 Jl. Pangeran Wijil II No 1 738954

42 SMP Muhammadiyah 8 Jl. Sri Kuncoro 12 647397

43 SMP Darussalam Jl. Gatot Subroto 161 668723

44 SMP Islam Bhakti Jl. Bonang 3 Joyotakan 635346

45 SMP Kristen 5 Jl. Dewi Sartika 37 636404

46 SMP Yosodipuro Jl. Mawar 4 Kalitan 740514

47 SMP Kanisius 1 Jl. Sugiyopranoto 637838

48 SMP Kasatriyan 1 Jl. Kamandungan 2 634919

49 SMP Muhammadiyah 1 Jl. Flores 1 636273

50 SMP Marsudirini Jl. Alor 20 641351

51 SMP Islam Diponegoro Jl. Kapten Mulyadi 221D 651292

52 SMP Al Irsyad Jl. Kapten Muyadi 117 647730

53 SMP Kr. 3 Margoyudan Jl. Monginsidi 37 637816

54 SMP Kr. 4 Monginsidi Jl. A. Yani 2 653650

55 SMP Muhammadiyah 7 Jl. Tentara Pelajar 648665

56 SMP MIS Jl. RE. Martadinata 293 648284

57 SMP Advent Jl. Ngemingan 53 633316

58 SMP Warga Jl. Monginsidi 15 638874

59 SMP Tri Pustaka Jl. Kol. Sutarto 648591

60 SMP SLB/A – YKAB Jl. H. Cokroaminoto 43 656416

61 SMP Dharma Pancasila Jl. Tangkuban Perahu 45 656416

62 SMP Prof. Dr. Suharso Jl. Tentara Pelajar 647626

63 SMP Bintang Laut Jl. Slamet Riyadi 637274

64 SMP Muhammadiyah 4 Tempurejo 05/II 716412

65 SMP Kristen 1 Jl. A Rahman Saleh 641305

66 SMP Kristen 2 Jl. A Rahman Saleh 78 642550

67 SMP Widya Wacana 1 Jl. Lumbang Tobing 12 637669

68 SMP Purnama 2 Jl. A. Yani Sumber I 735601

69 SMP PGRI 1 Jl. Kelud Timur No 13 853964

70 SMP Muhajidin Jl. Adisumarmo 152 742543

71 SMP Kr. Kalam Kudus Jl. AM Sangaji 24 666248

72 SMP Muhammadiyah 2 Jl. Kerinci Sekip 852313

Page 137: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

116

Gambaran Umum SMP Negeri di Kota Surakarta yang Diteliti

1. SMP Negeri 6 Surakarta

a. Kepala Sekolah : Dra. Sri Suwartinah

b. Status Sekolah : Negeri

c. Alamat Sekolah : Kapten Mulyadi No.259 Semanggi/Pasar Kliwon

Surakarta

d. Jumlah Guru : PNS berjumlah 45 dan GTT berjumlah 4 guru

e. Jumlah Siswa : Th Ajaran 2006/2007 berjumlah 730 siswa

2. SMP Negeri 7 Surakarta

a. Kepala Sekolah : Dra. Sri Atmiyah Ami

b. Status Sekolah : Negeri

c. Alamat Sekolah : Jl. Mr. Sartono 36, Banjarsari, Surakarta, Jawa

Tengah

d. Jumlah Guru : PNS berjumlah 43 dan GTT berjumlah 8 guru

e. Jumlah Siswa : Th Ajaran 2006/2007 berjumlah 749 siswa

3. SMP Negeri 8 Surakarta

a. Kepala Sekolah : Sarinah, S.Pd

b. Status Sekolah : Negeri

c. Alamat Sekolah : Jl. HOS Cokroaminoto 51, Jebres, Surakarta, Jateng

d. Jumlah Guru : PNS berjumlah 39, Guru Bantu berjumlah 3, dan

GTT berjumlah 4 orang

e. Jumlah Siswa : Th Ajaran 2005/2006 berjumlah 774 siswa

Page 138: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

117

4. SMP Negeri 10 Surakarta

a. Kepala Sekolah : Drs. F. Handoyo, M.M

b. Status Sekolah : Negeri

c. Alamat Sekolah : Jl. Kartini 12, Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah

d. Jumlah Guru : PNS berjumlah 42 guru dan GTT berjumlah 7 guru

e. Jumlah Siswa : Th Ajaran 2007/2008 berjumlah 725 siswa

5. SMP Negeri 13 Surakarta

a. Kepala Sekolah : Dra. Siti Mundjajanah

b. Status Sekolah : Negeri

c. Alamat Sekolah : Jl. Jend. Urip Sumoharjo 49, Kepatihan Wetan,

Jebres Surakarta, Jawa Tengah

d. Jumlah Guru : PNS berjumlah 39 dan GTT 3 guru

e. Jumlah Siswa : Th Ajaran 2006/2007 berjumlah 696 siswa

6. SMP Negeri 14 Surakarta

a. Kepala Sekolah : Drs. Y. Himawan Samodra

b. Status Sekolah : Negeri

c. Alamat Sekolah : Jln. Prof. WZ. Johanes 54 Jebres, Surakarta, Jawa

Tengah

d. Jumlah Guru : PNS berjumlah 43 dan GTT 11 guru

e. Jumlah Siswa : Th Ajaran 2006/2007 berjumlah 675 siswa

Page 139: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

118

7. SMP Negeri 16 Surakarta

a. Kepala Sekolah : Drs. M Amir Khusni, MM

b. Status Sekolah : Negeri

c. Alamat Sekolah : Jl. Kolonel Sutarto No. 188

d. Jumlah Guru : PNS berjumlah 32, Guru Bantu berjumlah 3, GTT

berjumlah 3 guru

e. Jumlah Siswa : Th Ajaran 2007/2008 berjumlah 588

8. SMP Negeri 18 Surakarta

a. Kepala Sekolah : Drs. Triyoto, MM

b. Status Sekolah : Negeri

c. Alamat Sekolah : Jl. Tembus Kadipiro, Banjarsari, Surakarta, Jawa

Tengah

d. Jumlah Guru : PNS berjumlah 37 guru dan GTT berjumlah 13 guru

e. Jumlah Siswa : Th Ajaran 2007/2008 berjumlah 654 siswa

9. SMP Negeri 20 Surakarta

a. Kepala Sekolah : Drs. H. Sambodo MR

b. Status Sekolah : Negeri

c. Alamat Sekolah : Jl. Surya No.155. Jagalan, Jebres, Surakarta, Jateng

d. Jumlah Guru : PNS berjumlah 47 guru dan GTT 5 guru

e. Jumlah Siswa : Th Ajaran 2006/2007 berjumlah 600 siswa

Page 140: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

119

10. SMP Negeri 21 Surakarta

a. Kepala Sekolah : Amir Suhadak, S.Pd., MPd

b. Status Sekolah : Negeri

c. Alamat Sekolah : Jl. Karengan 27 B Kampung Sewu, Jebres-Surakarta

d. Jumlah Guru : PNS berjumlah 35 guru dan GTT berjumah 6 guru

e. Jumlah Siswa : Th Ajaran 2006/2007 berjumlah 565 siswa

11. SMP Negeri 24 Surakarta

a. Kepala Sekolah : Drs. Suharno

b. Status Sekolah : Negeri

c. Alamat Sekolah : Jl. Dr. Muwardi 36, Laweyan , Surakarta, Jateng

d. Jumlah Guru : PNS berjumlah 40 guru dan GTT berjumlah 11 guru

e. Jumlah Siswa : Th Ajaran 2006/2007 berjumah 695 siswa

12. SMP Negeri 25 Surakarta

a. Kepala Sekolah : Nugroho, S.Pd, M.Pd

b. Status Sekolah : Negeri

c. Alamat Sekolah : Jl. Dr. Muwardi 36, Laweyan, Surakarta, Jawa

Tengah

d. Jumlah Guru : PNS berjumlah 51 guru dan GTT berjumlah 4 guru

e. Jumlah Siswa : Th Ajaran 2007/2008 berjumlah 791 siswa

Page 141: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

120

13. SMP Negeri 26 Surakarta

a. Kepala Sekolah : Ratna Purwaningtyastuti, S.Pd. M.Pd

b. Status Sekolah : Negeri

c. Alamat Sekolah : Jl. Joyonegaran 2, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah

d. Jumlah Guru : PNS berjumlah 48 guru dan GTT berjumlah 3 guru

e. Jumlah Siswa : Th Ajaran 2007/2008 berjumlah 756 siswa

14. SMP Negeri 27 Surakarta

a. Kepala Sekolah : Drs. Karyana, MM

b. Status Sekolah : Negeri

c. Alamat Sekolah : Jl. Arifin 17, Pasar Kliwon, Surakarta, Jawa Tengah

d. Jumlah Guru : PNS berjumlah 44 guru dan GTT berjumlah 7 guru

e. Jumlah Siswa : Th Ajaran 2007/2008 berjumlah 554 siswa

Page 142: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

121

Page 143: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

122

Page 144: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

123

Page 145: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

124

Page 146: Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam ... · i Pemahaman dan Praktik Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran di Sekolah Studi Kasus: Guru- guru Mata Pelajaran IPS

125