Pemahaman Mengenai Entitas Dan Lingkungannya Serta Penetapan Resiko Salah Saji Material Dan Desain Prosedur Audit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pemahaman Mengenai Entitas Dan Lingkungannya Serta Penetapan Resiko Salah Saji Material Dan Desain Prosedur Audit

Citation preview

  • 5/19/2018 Pemahaman Mengenai Entitas Dan Lingkungannya Serta Penetapan Resiko Salah Saji Material Dan Desain Prosedur Audit

    1/19

    Standar Pekerjaan Lapangan (SA 312, SA 315, SA316)

    Standar Pekerjaan Lapangan

    SA 312 RISIKO AUDIT DAN MATERIALI TAS DALAM PELAKSANAAN AUDI T

    Risiko audit adalah risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasi

    pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji

    material. Konsep materialitas mengakui bahwa beberapa hal, baik secara individual atau

    keseluruhan, adalah penting bagi kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip

    akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, sedangkan beberapa hal lainnya adalah tidak

    penting.

    Risiko audit dan materialitas mempengaruhi penerapan standar auditing, khususnya standar

    pekerjaan lapangan dan standar pelaporan, serta tercermin dalam laporan keuangan bentuk baku.

    Risiko audit adalah risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasi

    pendapatnya sebagaimana mestinya atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji

    yang material. Laporan keuangan mengandung salah saji yang material apabila laporan keuangan

    tersebut mengandung salah saji yang dampaknya, secara individual atau keseluruhan sukup

    signifikan sehingga dapat mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan secara wajar, dalam

    hal semua yang material, sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia. Salah saji

    dapat terdaji sebagai akibat dari kekeliruan atau kecurangan.

    Dalam perencanaan audit, auditor berkepentingan dengan masalah-masalah yang mungkin

    material terhadap laporan keuangan. Auditor tidak bertanggung jawab untuk merencanakan dan

    melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa salah saji, yang disebabkan

    karena kekeliruan atau kecurangan, tidak material terhadap laporan keuangan. Faktor utama yang

    membedakan kecurangan dengan kekeliruan adalah apakah tindakan yang mendasarinya yang

    berakibat pada salah saji dalam laporan keuangan merupakan tindakan yang disengaja atau tidak

    disengaja. Dua tipe salah saji yang relevan dengan pertimbangan auditor dalam audit laporan

    keuangan - salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan dan salah saji yang

    timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva.

  • 5/19/2018 Pemahaman Mengenai Entitas Dan Lingkungannya Serta Penetapan Resiko Salah Saji Material Dan Desain Prosedur Audit

    2/19

    Perencanaan Audit

    Risiko audit dan materialitas dalam pelaksaan audit mengharuskan auditor untuk

    mempertimbangkan risiko audit dalam:

    a. Merencanakan audit dan merancang prosedur audit.

    b. Pengevaluasian akhir apakah laporan keuangan secara keseluruhan disajikan secara wajar

    sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

    Pertimbangan pada tingkat laporan keuangan

    Auditor harus mempetimbangkan risiko audit untuk merencakan audit dan merancang prosedur

    audit. Dengan mempertimbangkan risiko audit, auditor dapat dapat merancang prosedur audit

    secara efisien dan efektif.

    Auditor harus merencanakan auditnya sedemikian rupa, sehingga risiko audit dapat dibatasi pada

    tingkat yang lebih rendah, yang menurut pertimbangan profesionalisme memadai untuk

    menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Jika auditor menyimpulkan bahwa terdapat risiko

    signifikan salah saji material dalam laporan keuangan, auditor harus mempertimbangkan

    kesimpulannya ini dalam menentukan sifat, saat, atau luasnya prosedur, penugasan staf, atau

    perlunya tingkat supervisi sebagaimana mestinya. Risiko yang tinggi dapat menyebabkan auditor

    memperluas prosedur yang diterapkan, atau memodifikasi sifat prosedur untuk memperoleh

    bukti yang lebih bersifat persuasif.

    Pertimbangan pada Tingkat Saldo Akun Individual atau Golongan Transaksi

    Jika auditor ingin menurunkan tingkat risiko audit yang menurut pertimbangannya telah

    memadai untuk suatu saldo akun atau golongan transaksi atau jika ingin menginginkan

    penurunan jumlah salah saji dalam suatu saldo akun atau golongan transaksi yang dianggap

    material, maka auditor harus melaksanakan salah satu atau lebih langkah berikut:

    a) Memilih prosedur audit yang lebih efektif

    b) Melaksanakan prosedur audit lebih dekat ke tanggal laporan posisi keuangan (neraca), atau

    c) Memperluas prosedur audit tertentu

  • 5/19/2018 Pemahaman Mengenai Entitas Dan Lingkungannya Serta Penetapan Resiko Salah Saji Material Dan Desain Prosedur Audit

    3/19

    Auditor perlu mempertimbangkan risiko audit pada tingkat akun atau golongan transaksi secara

    individual, karena pertimbangan yang demikian secara langsung membantunya dalam

    menentukan lingkup prosedur audit untuk saldo akun atau golongan transaksi tersebut. Pada

    tingkat saldo akun atau golongan transaksi, risiko audit terdiri dari:

    a. Risiko bawaan (inherent risk)

    Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah

    saji material, dengan asumsi tidak terdapat pengendalian yang terkait. Risiko bawaan selalu ada

    dan tidak pernah mencapai angka nol. Risiko bawaan tidak dapat diubah oleh penerapan

    prosedur audit yang paling baik sekalipun. Meskipun demikian, apabila auditor berkesimpulan

    bahwa usaha untuk mengevaluasi risiko bawaan tidak sebanding dengan pengurangan prosedur

    audit, maka auditor harus menetapkan risiko bawaan pada tingkat maksimum pada saat

    merancang prosedur audit.

    b. Risiko pengendalian (control risk)

    Risiko pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu

    asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern entitas.

    Risiko ini merupakan fungsi efektivitas desain dan operasi pengendalian intern entitas untuk

    mencapai tujuan entitas yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan entitas.

    Penerapan risiko pengendalian didasarkan atas cukup atau tidaknya bukti audit yang mendukung

    efektivitas pengendalian dalam mencegah dan mendeteksi salah saji asersi dalam laporan

    keuangan. Apabila auditor yakin bahwa pengendalian tersebut tidak efektif, ia akan menentukan

    tingkat risiko pengendalian untuk asersi tersebut pada tingkat yang maksimum.

    c. Risiko deteksi (detection risk)

    Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yangterdapat dalam suatu asersi. Risiko ini merupakan fungsi efektivitas prosedur audit dan

    penerapannya oleh auditor. Risiko deteksi yang dapat diterima auditor dalam merancang

    prosedur audit tergantung pada tingkat yang diinginkan untuk membatasi risiko audit suatu saldo

    akun dan tergantung atas penetapan auditor terhadap risiko bawaan dan risiko pengendalian.

  • 5/19/2018 Pemahaman Mengenai Entitas Dan Lingkungannya Serta Penetapan Resiko Salah Saji Material Dan Desain Prosedur Audit

    4/19

    Apabila penetapan auditor terhadap risiko bawaan dan risiko pengendalian menurun, risiko

    deteksi yang dapat diterima akan meningkat.

    Ada perbedaan mendasar antara risiko bawaan dan risiko pengendalian dengan risiko deteksi.

    Kedua risiko yang disebut terdahulu ada, terlepas dari dilakukan atau tidaknya audit atas laporan

    keuangan, sedangkan risiko deteksi berhubungan dengan prosedur audit dan dapat diubah oleh

    keputusan auditor itu sendiri. Risiko deteksi mempunyai hubungan terbalik dengan risiko risiko

    bawaan dan risiko pengendalian. Semakin kecil risiko bawaan dan risiko pengendalian yang

    diyakini oleh auditor, semakin besar risiko deteksi yang dapat diterima, dan begitu juga

    sebaliknya.

    Evaluasi Temuan Audit

    Dalam mengevaluasi apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal

    yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, auditor harus

    menggabungkan semua salah saji yang tidak dikoreksi oleh entitas tersebut sedemikian rupa,

    sehingga memungkinkannya untuk mempertimbangkan apakah laporan keuangan secara

    keseluruhan telah disajikan salah secara material dalam hubungannya dengan jumlah individual,

    subtotal, atau jumlah keseluruhan dalam laporan keuangan. Pertimbangan yang bersifat kualitatif

    juga mempengaruhi kesimpulan yang diambil oleh auditor dalam menentukan materialitas salah

    saji. Penggabungan salah saji harus mencakup estimasi terbaik auditor mengenai jumlah seluruh

    salah saji dalam saldo akun atau golongan transaksi yang telah diperiksa, dan tidak terbatas

    hanya pada jumlah salah saji yang telah diidentifikasi secara khusus.

    Risiko terjadinya salah saji material dalam laporan keuangan umumnya lebih besar jika saldo

    akun dan golongan transaksi berisi estimasi akuntansi, dibandingkan dengan jika saldo akun dan

    golongan transaksi berisi data yang bersifat faktual. Hal ini karena adanya subjektivitas bawaan

    yang terkandung dalam estimasi peristiwa yang akan datang yang terdapat dalam setiap estimasi

    akuntansi.

    Jika auditor yakin bahwa terdapat risiko yang sangat tinggi bahwa laporan keuangan periode

    sekarang kemungkinan berisi salah saji material, dan jika salah saji periode sebelumnya yang

    berdampak terhadap laporan keuangan periode sekarang dipertimbangkan bersama-sama dengan

    kemungkinan salah saji periode sekarang, ia harus memasukkan dampak kemungkinan salah saji

  • 5/19/2018 Pemahaman Mengenai Entitas Dan Lingkungannya Serta Penetapan Resiko Salah Saji Material Dan Desain Prosedur Audit

    5/19

    secara gabungan tersebut terhadap laporan keuangan periode sekarang. Auditor harus meminta

    kepada manajemen untuk menghilangkan salah saji material tersebut. Jika salah saji material

    tersebut tidak dihilangkan, auditor harus memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau

    pendapat tidak wajar atas laporan keuangan.

    SA 315 KOMUNIKASI AUDI TOR PENDAHULU DENGAN AUDI TOR PENGGANTI

    Auditor pendahulu adalah auditor yang telah melaporkan laporan keuangan auditan terkini atau

    telah mengadakan perikatan untuk melaksanakan namun belum menyelesaikan laporan keuangan

    kemudian, dan telah mengundurkan diri, bertahan untuk menunggu penunjukan kembali, atau

    telah diberitahu bahwa jasanya telah, atau mungkin akan dihentikan. Auditor pengganti adalah

    auditor yang sedang mempertimbangkan untuk menerima perikatan untuk mengaudit laporan

    keuangan, namun belum melakukan komunikasi dengan auditor pendahulu dan dengan auditor

    yang telah menerima perikatan.

    Auditor dapat membuat proposal untuk perikatan audit sebelum melakukan komunikasi dengan

    auditor pendahulu. Auditor dapat memberitahu calon kliennya bahwa penerimaan perikatan

    belum bersifat final sampai komunikasi dengan auditor pendahulu dievaluasi. Inisiatif untuk

    mengadakan komunikasi terletak di tangan auditor pengganti, dapat berupa komunikasi tertulis

    atau lisan. Baik auditor pengganti maupun auditor pendahulu berkewajiban menjaga kerahasiaan

    yang diperoleh dan berlaku tanpa memperhatikan apakah auditor pengganti akan menerima

    perikatan atau tidak.

    Komunikasi sebelum auditor pengganti menerima per ikatan

    Auditor pengganti harus meminta keterangan yang spesifik dan masuk akal kepada auditor

    pendahulu mengenai masalah-masalah yang menurut keyakinan auditor pengganti akan

    membantu dalam memutuskan penerimaan atau penolakan perikatan. Hal-hal yang dimintakan

    keterangan harus mencakup:

    1. Informasi yang kemungkinan berkaitan dengan integritas manajemen.

  • 5/19/2018 Pemahaman Mengenai Entitas Dan Lingkungannya Serta Penetapan Resiko Salah Saji Material Dan Desain Prosedur Audit

    6/19

    2. Ketidaksepakatan dengan manajemen mengenai penerapan prinsip akuntansi prosedur

    audit, atau soal-soal signifikan yang serupa.

    3. Komunikasi dengan komite audit atau pihak lain dengan kewenangan dan tanggung

    jawab setara tentang kecurangan, unsur pelanggaran hukum oleh klien, dan masalah-

    masalah yang berkaitan dengan pengendalian intern.

    4. Pemahaman auditor pendahulu tentang alasan penggantian auditor.

    Komuni kasi lain

    Biasanya auditor pendahulu harus mengijinkan auditor pengganti untuk melakukan review atas

    kertas kerja, termasuk dokumentasi perencanaan, pengendalian intern, hasil audit, dan hal-hal

    signifikan di bidang akuntansi dan auditing, seperti kertas kerja analisis akun laporan posisi

    keuangan, dan yang berkaitan dengan kontijensi. Auditor pendahulu juga harus mencapai

    kesepakatan dengan auditor pengganti tentang penggunaan kertas kerja.

    Penggunaan komuni kasi audi tor pengganti

    Auditor pengganti harus memperoleh bukti kompeten yang cukup untuk memberikan basis

    memadai guna menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang menjadi objek perikatan

    auditannya, termasuk penilaian konsistensi penerapan prinsip akuntansi. Bukti audit yang

    digunakan untuk menganalisis dampak saldo awal atas laporan keuangan tahun berjalan dan

    konsistensi prinsip akuntansi prinsip akuntansi merupakan masalah pertimbangan profesional.

    Bukti audit tersebut dapat mencakup laporan keuangan auditan yang dilaporkan oleh auditor

    pendahulu dalam laporannya, hasil permintaan keterangan auditor pendahulu, hasil review yang

    dilakukan oleh auditor pengganti terhadap kertas kerja auditor pendahulu, dan prosedur audit

    yang dilaksanakan terhadap transaksi tahun berjalan yang dapat memberikan bukti tentang saldo

    awal atau konsistensi.

    Review yang dilakukan oleh auditor pengganti terhadap kertas kerja auditor pendahulu dapat

    berpengaruh terhadap sifat, saat, dan luasnya prosedur audit pengganti yang berkaitan dengan

    saldo awal dan konsistensi prinsip akuntansi. Namun, sifat, saat, dan luasnya pekerjaan audit

    yang dilaksanakan dan kesimpulan yang dicapai merupakan tanggung jawab auditor pengganti.

  • 5/19/2018 Pemahaman Mengenai Entitas Dan Lingkungannya Serta Penetapan Resiko Salah Saji Material Dan Desain Prosedur Audit

    7/19

    Audit atas laporan keuangan yang sebelumnya telah diaudi t

    Jika auditor pengganti menerima perikatan pengauditan kembali, ia dapat mempertimbangkan

    informasi yang diperoleh dari permintaan keterangan kepada auditor pendahulu dan review yang

    dilakukan terhadap laporan serta kertas kerja auditor pendahulu di dalam merencanakan

    pengauditan kembali, namun ini tidak cukup dipakai sebagai basis untuk menyatakan pendapat.

    Jika auditor pengganti telah mengaudit periode berjalan, hasil auditnya dapat dipertimbangkan

    dalam perencanaan dan pelaksanaan pengauditan kembali periode atau beberapa periode

    sebelumnya dan dapat memberikan bukti yang bermanfaat dalam pelaksaan pengauditan

    kembali.

    Dalam pengauditan kembali, auditor pengganti umumnya tidak akan dapat mengamati

    persediaan atau melakukan penghitungan fisik pada tanggal pengauditan kembali. Dalam

    keadaan ini, auditor pengganti dapat mempertimbangkan pengetahuan yagn diperoleh dari

    review-nya atas kertas kerja auditor pendahulu dan permintaan keterangan dari auditor

    pendahulu untuk menentukan sifat, saat, dan luasnya prosedur yang harus diterapkan dalam

    keadaan tersebut.

    Penemuan tentang salah saji yang mungkin terjadi dalam laporan keuangan yang dilaporkan

    oleh auditor pendahulu

    Jika selama audit atau pengauditan kembali, auditor penganti mengetahui informasi yang

    menyebabkan ia yakin bahwa laporan keuangan yang dilaporkan oleh auditor pendahulu

    mungkin memerlukan revisi, auditor pengganti harus meminta kepada klien untuk

    menginformasikan situasi ini kepada auditor pendahulu. Jika klien menolak memberitahukan

    kepada auditor pendahulu, auditor pengganti harus mengevaluasi kemungkinan implikasinya ke

    perikatan yang sedang berjalan, apakah menarik diri dari perikatan. Disamping itu, auditor

    pengganti dapat melakukan konsultasi dengan penasihat hukumnya dalam menentukan langkah

    semestinya yang selanjutnya akan dilaksanakan.

  • 5/19/2018 Pemahaman Mengenai Entitas Dan Lingkungannya Serta Penetapan Resiko Salah Saji Material Dan Desain Prosedur Audit

    8/19

    SA 316 PERTIMBANGAN ATAS KECURANGAN DALAM AUDIT LAPORAN

    KEUANGAN

    Gambaran dan karakteristik kecurangan

    Ada dua salah saji yang relevan dengan pertimbangan auditor tentang kecurangan dalam audit

    atas laporan keuangan:

    a. Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan

    Adalah salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan

    keuangan untuk mengelabui pemakai laporan keuangan. Kecurangan ini dapat berupa:

    1. Memanipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi atau dokumentasi

    pendukungnya yang menjadi sumber data bagi penyajian laporan keuangan.

    2. Representasi yang salah dalam atau penghilangan dari laporan keuangan peristiwa,

    transaksi, atau informasi signifikan.

    3. Salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah klasifikasi,

    cara penyajian, atau pengungkapan.

    b. Salah saji yang timbul dari perlakukan tidak semestinya terhadap aset (penggelapan atau

    penyalahgunaan)

    Berkaitan dengan pencurian aset entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai

    dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia. Perlakuan tidak semestinya terhadap aset dapat

    disertai dengan catatan atau dokumen palsu atau yang menyesatkan dan dapat menyangkut satu

    atau lebih individu di antara manajemen, karyawan, atau pihak ketiga.

    Kecurangan sering kali menyangkut suatu tekanan atau suatu dorongan untuk melakukan

    kecurangan, dan suatu peluang yang dirasakan ada untuk melaksanakan kecurangan. Kecurangan

    dapat disembunyikan dengan memalsukan dokumentasi, termasuk pemalsuan tanda tangan.

    Kecurangan juga disembunyikan melalui kolusi diantara manajemen, karyawan, atau pihak

    ketiga. Meskipun kecurangan biasanya disembunyikan, adanya faktor risiko atau kondisi lain

    dapat memperingatkan auditor tentang kemungkinan adanya kecurangan.

  • 5/19/2018 Pemahaman Mengenai Entitas Dan Lingkungannya Serta Penetapan Resiko Salah Saji Material Dan Desain Prosedur Audit

    9/19

    Auditor tidak dapat memperoleh keyakinan absolut bahwa salah saji material dalam laporan

    keuangan akan terdeteksi, karena (a) aspek penyembunyian kegiatan kecurangan, termasuk fakta

    bahwa kecurangan sering kali mencakup kolusi atau pemalsuan dokumentasi, dan (b) kebutuhan

    untuk menerapkan pertimbangan profesional dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor

    risiko kecurangan dan kondisi lain, walaupun audit yang direncanakan dan dilaksanakan dengan

    baik mungkin tidak dapat mendeteksi salah saji material yang diakibatkan oleh kecurigaan.

    Penaksiran r isiko salah saji materi al sebagai akibat dari kecurangan

    Auditor harus secara khusus menaksir risiko salah saji material dalam laporan keuangan sebagai

    akibat dari kecurangan dan harus mempertimbangkan taksiran risiko ini dalam mendesain

    prosedur audit yang akan dilaksanakan. Dalam melakukan penaksiran ini, auditor harus

    mempertimbangkan faktor risiko kecurangan dalam pelaporan keuangan baik (a) salah saji yang

    timbul sebagai akibat kecurangan dalam pelaporan keuangan, maupun (b) salah saji yang timbul

    dari perlakuan tidak semestinya terhadap aset untuk setiap golongan yang bersangkutan.

    Sebagai bagian dari penaksiran risiko, auditor harus meminta keterangan kepada manajemen

    untuk memperoleh pemahaman dari manajemen tentang risiko kecurangan dalam suatu entitas

    dan untuk menentukan apakah manajemen memiliki pengetahuan tentang kecurangan yang telah

    dilakukan terhadap atau terjadi dalam entitas. Keterangan ini dapat digunakan untuk

    mengidentifikasi faktor-faktor risiko kecurangan yang mungkin berdampak terhadap taksiran

    auditor dan tanggapan yang bersangkutan.

    Faktor r isiko yang berkaitan dengan salah saji yang timbul dar i kecurangan dalam pelaporan

    keuangan

    Faktor risiko yang berkaitan dengan salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan

    keuangan, dikelompokkan ke dalam tiga bagian:

    a.

    Karakteristik dan pengaruh manajemen atas lingkungan pengendalian. Faktor ini

    berkaitan dengan kemampuan, gaya, dan sikap manajemen atas pengendalian intern dan

    proses pelaporan keuangan.

    b. Kondisi industri. Faktor ini mencakup lingkungan ekonomi dan peraturan dalam industri

    yang menjadi tempat beroperasinya entitas.

  • 5/19/2018 Pemahaman Mengenai Entitas Dan Lingkungannya Serta Penetapan Resiko Salah Saji Material Dan Desain Prosedur Audit

    10/19

    c. Karakteristik operasi dan stabilitas keuangan. Faktor risiko ini berkaitan dengan sifat dan

    kekompleksitasan entitas dan transaksinya, keadaan keuangan entitas, dan kemampuan

    entitas dalam menghasilkan laba.

    Faktor risiko yang berkaitan dengan salah saji yang disebabkan oleh perlakuan tidak

    semestinya terhadap aset

    Faktor risiko yang berkaitan dengan salah saji yang disebabkan oleh perlakuan tidak semestinya

    terhadap aset dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan:

    a. Tingkat kecurigaan tentang terjadinya perlakuan tidak semestinya terhadap aset. Hal ini

    berkaitan dengan sifat aset entitas dan tingkat kerentanan aset dari pencurian.

    b. Pengendalian. Hal ini berkaitan dengan kurangnya pengendalian yang dirancang untuk

    mencegah atau mendeteksi terjadinya perlakuan tidak semestinya terhadap aset.

    Luasnya pertimbangan auditor atas faktor risiko dalam golongan b dipengaruhi oleh tingkat

    keberadaan faktor risiko dalam golongan a.

    Auditor tidak diwajibkan untuk merencanakan audit untuk menemukan informasi yang

    memberikan indikasi adanya tekanan keuangan bagi karyawan atau hubungan yang merugikan

    antara entitas dan karyawannya, meskipun auditor mungkin menyadari informasi tentang itu.

    Tanggapan auditor terhadap hasil penaksiran

    Tanggapan auditor terhadap penaksiran risiko yang sedang berlangsung dipengaruhi oleh sifat

    dan signifikan atau tidaknya faktor risiko yang telah diidentifikasi ada. Dalam hal tertentu,

    meskipun faktor risiko kecurangan telah diidentifikasi ada, pertimbangan auditor mungkin

    berupa prosedur yang direncanakan sebelumnya telah memadai untuk menanggapi faktor risikotersebut. Dalam hal lain, auditor mungkin berkesimpulan bahwa kondisi tersebut menunjukkan

    diperlukannya modifikasi terhadap prosedur dan dalam hal ini, auditor harus mempertimbangkan

    apakah penaksiran risiko salah saji material sebagai akibat kecurangan memerlukan tanggapan

    secara menyeluruh, tanggapan yang ada secara khusus untuk saldo akun tertentu, golongan

    transaksi atau asersi, atau keduanya. Auditor dapat pula menyimpulkan tidak praktis jika

  • 5/19/2018 Pemahaman Mengenai Entitas Dan Lingkungannya Serta Penetapan Resiko Salah Saji Material Dan Desain Prosedur Audit

    11/19

    memodifikasi prosedur dan dalam hal ini, penarikan diri dari perikatan dapat merupakan pilihan

    yang paling tepat.

    Auditor harus mendokumentasikan di dalam kertas kerja pelaksanaan penaksiran risiko salah saji

    material sebagai akibat dari kecurangan. Jika faktor risiko ada, dokumentasi harus mencakup

    faktor risiko yang diidentifikasi dan tanggapan auditor terhadap risiko tersebut. Jika tanggapan

    tambahan diperlukan, tanggapan lebih lanjut yang memadai oleh auditor juga harus

    didokumentasikan.

    Jika auditor telah menetukan bahwa terdapat bukti adanya kecurangan, masalah ini harus

    mendapatkan perhatian dari tingkat manajemen yang semestinya. Kecurangan yang melibatkan

    manajemen senior dan kecurangan yang menyebabkan salah saji material dalam laporan

    keuangan harus dilaporkan secara langsung kepada komite audit. Disamping itu, auditor harus

    mencapai pemahaman yang sama dengan komite audit mengenai sifat dari luasnya komunikasi

    yang diharapkan tentang perilaku tidak semestinya yang dilakukan oleh karyawan tingkat

    rendah.

    Bila sebagai hasil penaksiran risiko salah saji material sebagai akibat dari kecurangan, auditor

    telah mengidentifikasi faktor risiko yang mempunyai implikasi terhadap pengendalian yang

    sedang berlangsung (apakah transaksi atau adjusment yang dihasilkan dari kecurangan telah atau

    belum dideteksi), auditor harus mempertimbangkan apakah risiko tersebut mencerminkan

    kondisi yang dapat dilaporkan berkaitan dengan pengendalian intern entitas yang harus

    dikomunikasikan kepada manajemen senior dan komite audit. Auditor juga dapat

    mengomunikasikan faktor risiko yang diidentifikasi bila tindakan dapat dilaksanakan oleh entitas

    yang ditujukan kepada risiko tersebut.

    Pengungkapan kecurangan yang mungkin terjadi kepada pihak luar dapat ada:

    1.

    Untuk mematuhi persyaratan legal dan peraturan

    2. Kepada auditor pengganti bila auditor pengganti melakukan permintaan keterangan

    3. Sebagai tanggapan atas panggilan sidang pengadilan

  • 5/19/2018 Pemahaman Mengenai Entitas Dan Lingkungannya Serta Penetapan Resiko Salah Saji Material Dan Desain Prosedur Audit

    12/19

    4. Kepada agen penyandang dana atau agen tertentu lain sesuai dengan persyaratan untuk

    audit atas entitas yang menerima bantuan keuangan pemerintah

  • 5/19/2018 Pemahaman Mengenai Entitas Dan Lingkungannya Serta Penetapan Resiko Salah Saji Material Dan Desain Prosedur Audit

    13/19

    PEMAHAMAN ATAS BISNIS KLIEN

    Sumber: PSA 67

    PENDAHULUAN

    01 Tujuan Seksi ini adalah untuk menetapkan standar dan untuk memberikan panduan tentang apa yang

    dimaksud dengan pengetahuan tentang bisnis, mengapa hal ini penting bagi auditor dan anggota staf audit

    yang bekerja dalam melaksanakan perikatan, mengapa hal ini relevan dengan semua tahap audit, dan

    bagaimana auditor memperoleh dan menggunakan pengetahuan tersebut.

    02 Dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan, auditor harus memperoleh pengetahuan tentang

    bisnis yang cukup untuk memungkinkan auditor mengidentifikasi dan memahami peristiwa, transaksi,

    dan praktik, yang, menurut pertimbangan auditor, kemungkinan berdampak signifikan atas laporan

    keuangan atau atas laporan pemeriksaan atau laporan audit. Sebagai contoh, pengetahuan tersebut

    digunakan oleh auditor dalam menaksir risiko bawaan dan risiko pengendalian dan dalam menentukan

    sifat, saat, dan luasnya prosedur audit.

    03 Tingkat pengetahuan auditor untuk suatu perikatan mencakup pengetahuan umum tentang ekonomi

    dan industri yang menjadi tempat beroperasinya entitas, dan pengetahuan yang lebih khusus tentang

    bagaimana entitas beroperasi. Namun, tingkat pengetahuan yang dituntut dari auditor biasanya lebih

    rendah bila dibandingkan dengan yang dimiliki oleh manajemen. Daftar hal-hal yang perlu

    dipertimbangkan mengenai pengetahuan tentang bisnis, dalam perikatan tertentu disajikan dalamlampiran.

    PEMEROLEHAN PENGETAHUAN

    04 Sebelum menerima suatu perikatan, auditor akan memperoleh pengetahuan pendahuluan tentang

    industri dan hak kepemilikan, manajemen dan operasi entitas yang akan diaudit, dan akan

    mempertimbangkan apakah tingkat pengetahuan tentang bisnis memadai untuk melaksanakan audit yang

    akan diperoleh.

    05 Setelah penerimaan perikatan, informasi lebih lanjut dan lebih rinci akan diperoleh. Sejauh praktis

    dilaksanakan, auditor akan memperoleh pengetahuan yang diperlukan pada awal dimulainya perikatan.

    Sepanjang perjalanan pekerjaan audit, informasi tersebut akan ditentukan dan dimutakhirkan serta

    informasi lebih banyak akan diperoleh.

  • 5/19/2018 Pemahaman Mengenai Entitas Dan Lingkungannya Serta Penetapan Resiko Salah Saji Material Dan Desain Prosedur Audit

    14/19

    06 Pemerolehan pengetahuan tentang bisnis yang diperlukan merupakan proses berkelanjutan dan bersifat

    kumulatif dalam pengumpulan dan penentuan informasi dan pengaitan pengetahuan yang diperoleh

    dengan bukti audit serta informasi di setiap tahap audit. Sebagai contoh, meskipun informasi

    dikumpulkan pada tahap perencanaan, biasanya informasi tersebut diperhalus dan ditambah pada tahap

    audit berikutnya karena auditor dan asistennya belajar lebih banyak tentang bisnis.

    07 Untuk perikatan lanjutan, auditor akan memutakhirkan dan melakukan evaluasi kembali informasi

    yang dikumpulkan sebelumnya, termasuk informasi dalam kertas kerja tahun sebelumnya. Auditor juga

    melaksanakan prosedur yang didesain untuk mengidentifikasi perubahan signifikan yang telah terjadi

    sejak audit yang terakhir.

    08 Auditor dapat memperoleh pengetahuan tentang industri dan entitas dari berbagai sumber. Sebagai

    contoh:

    1. Pengalaman sebelumnya tentang entitas dan industrinya.

    2. Diskusi dengan orang dalam entitas (seperti direktur, personel operasi senior)

    3.

    Diskusi dengan personel dari fungsi audit intern dan review terhadap laporan auditor intern.

    4.

    Diskusi dengan auditor lain dan dengan penasihat hukum atau penasihat lain yang telah

    memberikan jasa kepada entitas atau dalam industri.

    5.

    Diskusi dengan orang yang berpengetahuan di luar entitas (seperti ahli ekonomi industri badanpengatur industri, customers,pemasok, dan pesaing).

    6. Publikasi yang berkaitan dengan industri (seperti statistik yang diterbitkan oleh pemerintah

    survai, teks, jurnal perdagangan, laporan oleh bank, pialang efek, koran keuangan).

    7. Perundangan dan peraturan yang secara signifikan berdampak terhadap entitas

    8. Kunjungan ke tempat atau fasilitas pabrik entitas.

    9.

    Dokumen yang dihasilkan oleh entitas (seperti, notulen rapat, bahan yang dikirim kepadapemegang saham dan diserahkan kepada badan pengatur, buku-buku promosi, Iaporan keuangan

    dan laporan tahunan tahun sebelumnya, anggaran, laporan manajemen intern, laporan keuangan

    interim, panduan kebijakan manajemen, panduan akuntansi dan sistem pengendalian intern, daftar

    akun, deskripsi jabatan, rencana pemasaran dan penjualan).

    PENGGUNAAN PENGETAHUAN

  • 5/19/2018 Pemahaman Mengenai Entitas Dan Lingkungannya Serta Penetapan Resiko Salah Saji Material Dan Desain Prosedur Audit

    15/19

    09 Pengetahuan tentang bisnis merupakan suatu kerangka acuan (frame of reference) yang digunakan

    oleh auditor untuk melaksanakan pertimbangan profesional. Pemahaman tentang bisnis dan penggunaan

    informasi tersebut secara semestinya membantu auditor dalam :

    1. Penaksiran risiko dan identifikasi masalah.

    2. Perencanaan dan pelaksanaan audit secara efektif dan efisien.

    3. Evaluasi bukti audit

    4. Penyediaan jasa yang lebih baik bagi klien.

    10 Auditor melakukan pertimbangan tentang banyak hal selama pelaksanaan auditnya. Pengetahuan

    tentang bisnis sangat penting bagi auditor dalam melakukan pertimbangan tersebut. Sebagai contoh:

    1.

    Penaksiran risiko bawaan dan risiko pengendalian.

    2. Pertimbangan risiko bisnis dan tanggapan manajemen mengenai hal ini.

    3. Pengembangan perencanaan audit secara menyeluruh dan program audit.

    4. Penentuan tingkat materialitas dan penaksiran apakah tingkat materialitas yang dipilih masih

    memadai.

    5. Penentuan bukti audit untuk menetapkan memadainya dan validitasnya dengan asersi laporan

    keuangan yang bersangkutan.

    6. Evaluasi estimasi akuntansi dan representasi manajemen.

    7. Identifikasi bidang yang mungkin memerlukan pertimbangan audit khusus dan keterampilan

    khusus.

    8. Untuk menyadari adanya informasi yang bertentangan (seperti, representasi yang berlawanan).

    9. Untuk menyadari keadaan yang luar biasa (seperti, penggelapan dan ketidakpatuhan terhadap

    undang-undang dan peraturan, hubungan yang tidak diharapkan antara data statistik operasi

    dengan hasil keuangan yang dilaporkan).

    10.

    Pembuatan permintaan keterangan berbasis informasi dan penentuan apakah jawabannya masuk

    akal

  • 5/19/2018 Pemahaman Mengenai Entitas Dan Lingkungannya Serta Penetapan Resiko Salah Saji Material Dan Desain Prosedur Audit

    16/19

    11.Pertimbangan tentang memadainya kebijakan akuntansi dan pengungkapan dalam laporan

    keuangan.

    11 Auditor harus menjamin bahwa asisten yang ditugasi dalam suatu perikatan audit memperoleh

    pengetahuan memadai tentang bisnis untuk memungkinkan mereka melaksanakan pekerjaan audit yang

    didelegasikan kepada mereka. Auditor juga perlu menjamin bahwa para asisten selalu menyadari

    tambahan informasi dan perlunya berbagi informasi dengan auditor dan asisten lainnya.

    12 Untuk memanfaatkan secara efektif pengetahuan tentang bisnis, auditor harus mempertimbangkan

    bagaimana dampak informasi tersebut terhadap laporan keuangan secara keseluruhan dan apakah asersi

    dalam laporan keuangan konsisten dengan pengetahuan audi-tor tentang bisnis.

    TANGGAL BERLAKU EFEKTIF

    13 Seksi ini efektif berlaku untuk setiap perikatan yang dibuat pada atau setelah tanggal 31 Desember

    1999. Penerapan lebih awal dari tanggal efektif berlakunya aturan dalam Seksi ini diizinkan.

    14 LAMPIRAN

    Pengetahuan tentang Bisnis-Hal-Hal yang Perlu Dipertimbangkan

    Daftar berikut ini mencakup hal-hal yang sangat luas yang dapat berlaku untuk banyak perikatan; namun,

    tidak semua hal akan relevan dengan setiap perikatan dan daftar ini bukan merupakan daftar yang

    lengkap.

    A. Faktor ekonomi umum

    (1) Tingkat aktivitas ekonomi umum (seperti resesi, pertumbuhan)

    (2) Tarif bunga dan ketersediaan pembiayaan

    (3) Inflasi, devaluasi mata uang

    (4) Kebijakan pemerintah: moneter, fiskal, perpajakan, insentif keuangan, tarif pembatasan

    perdagangan

    (5) Tarif tukar dan pengendalian mata uang asing

    B. Industri-kondisi penting yang berdampak terhadap bisnis klien

    (1) Pasar dan persaingan

  • 5/19/2018 Pemahaman Mengenai Entitas Dan Lingkungannya Serta Penetapan Resiko Salah Saji Material Dan Desain Prosedur Audit

    17/19

    (2) Kegiatan cyclical atau musiman

    (3) Perubahan dalam teknologi produk

    (4) Risiko bisnis (seperti, teknologi tinggi, model tinggi, mudahnya masuk pesaing)

    (5) Penurunan dan peningkatan operasi

    (6) Kondisi yang memburuk (seperti, penurunan permintaan, kapasitas berlebihan persaingan harga

    yang tajam)

    (7) Ratio kunci dan statistik operasi

    (8) Praktik akuntansi dan masalah tertentu

    (9) Persyaratan lingkungan dan masalah lingkungan

    (10) Kerangka (framework)peraturan

    (11) Penyediaan dan biaya energi

    (12) Praktik khusus atau unik (seperti, yang berkaitan dengan kontrak tenaga kerja, metode pembiayaan,

    metode akuntansi)

    C. Entitas

    1. Pengelolaan dan kepemilikan-karakteristik penting

    a. Struktur korporasi-swasta, publik, pemerintah (termasuk adanya perubahan terkini atau yang

    direncanakan)

    b. Pemilik dan pihak berkaitan yang menikmati manfaat entitas (lokal, asing, reputasi dan

    pengalaman bisnis)

    c. Struktur permodalan (termasuk adanya perubahan terkini atau yang direncanakan)

    d. Struktur organisasi

    e.

    Tujuan, falsafah, rencana strategik manajemen

    f. Akuisisi, merger, penjualan aktivitas bisnis (yang direncanakan atau yang terkini dilaksanakan)

    g. Sumber dan metode pembiayaan (kini dan masa lalu)

    h.

    Dewan komisaris

    komposisi

  • 5/19/2018 Pemahaman Mengenai Entitas Dan Lingkungannya Serta Penetapan Resiko Salah Saji Material Dan Desain Prosedur Audit

    18/19

    reputasi dan pengalaman bisnis setiap anggota

    independensi dan pengendalian terhadap manajemen operasi

    frekuensi rapat

    adanya komite audit dan lingkup aktivitasnya

    adanya kebijakan atas perilaku korporat

    perubahan dalam penasihat profesional (seperti penasihat hukum)

    i. Manajemen operasi

    pengalaman dan reputasi

    tingkat perputaran

    personel keuangan kunci dan statusnya dalam organisasi

    penentuan staf departemen akuntansi

    sistem pemberian bonus atau insentif sebagai bagian dari remunerasi (seperti didasarkan pada

    laba)

    penggunaan prakiraan dan anggaran

    tekanan terhadap manajemen (seperti, dominasi oleh individu, dukungan untuk harga per

    saham, batas waktu yang tidak masuk akal untuk mengumumkan hasil)

    sistem informasi manajemen

    j. Fungsi audit intern (keberadaan, kualitas)

    k. Sikap terhadap lingkungan pengendalian

    2. Bisnis entitas-produk, pasar, pemasok, biaya, operasi

    (a) Sifat bisnis (seperti, manufaktur, wholesaler,jasa keuangan, impor/ekspor)

    (b) Lokasi fasilitas produksi, gudang, kantor

    (c) Ketenagakerjaan (seperti, menurut lokasi, pasokan, tingkat upah, kontrak dengan organisasi buruh,

    komitmen pensiun, peraturan pemerintah)

    (d) Produk atau jasa dan pasar (seperti, kontrak dan customer utama, syarat pembayaran, laba bersih,

    pangsa pasar, pesaing, ekspor, kebijakan penentuan harga, reputasi produk, jaminan, buku

    order, trends, strategi dan sasaran pemasaran, proses manufaktur)

    (e) Pemasok penting barang dan jasa (seperti, kontrak jangka panjang, stabilitas pasokan, syarat

    pembayaran, impor, metode penyerahan barang sepertijust-in-time)

    (f) Sediaan (seperti lokasi, kualitas)

  • 5/19/2018 Pemahaman Mengenai Entitas Dan Lingkungannya Serta Penetapan Resiko Salah Saji Material Dan Desain Prosedur Audit

    19/19

    (g) Waralaba, lisensi, paten

    (h) Golongan penting biaya

    (i) Riset dan pengembangan

    (j) Aktiva, utang dan transaksi mata uang asing-menurut jenis mata uang,hedg-ing

    (k) Perundangan dan peraturan yang secara signifikan berdampak terhadap entitas

    (l) Sistem informasi-kini, rencana perubahan

    (m) Struktur utang, termasuk covenant dan batasan

    (3) Kinerja keuangan-faktor yang berkaitan dengan kondisi keuangan dan profitabilitas entitas

    (a) Ratio kunci dan statistik operasi

    (b) Trends

    (4) Perundang-undangan

    (a) Lingkungan dan persyaratan peraturan

    (b) Perpajakan

    (c) Isu pengukuran dan pengungkapan yang khusus dalam bisnis

    (d) Persyaratan pelaporan audit

    (e) Pemakai laporan keuangan