9
Pemanfaatan air asam tambang sebagai energi listrik Pemanfaatan air asam tambang (acid mine drainage) sebagai energi listrik alternatif (bagian ke 1) Latar Belakang Masalah Permasalahan pertambangan batubara yang berdampak negatif terhadap lingkungan salah satunya adalah air asam tambang yang menurunkan kesuburan tanah, dalam perkembangannya penanggulangan air asam tambang sampai saat ini pada umumnya dilakukan dengan melokalisir dengan membuat kolam-kolam pengendapan (settling pond) untuk mengendapkan material halus dengan memberi kapur dan tawas sehingga sekaligus menetralkan keasaman sampai mencapai baku mutu kemudian dapat dilepas ke parairan bebas, perlakuan ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Sedangkan upaya pencegahan selama ini lebih populer dengan mencegah terjadinya kontak batuan yang mengandung sulfur/belerang dengan udara terbuka sehingga tidak terjadi reaksi pembetukan asam dengan metode dry cover dan wet cover. Permasalahan yang kedua adalah bagaimana kita menjawab dan memberikan solusi terhadap kebutuhan energi listrik dengan memanfaatkan potensi yang ada disekitar kita, dengan penelitian ini diharapkan asam tambang yang selama ini hanya dikelompokan sebagi sumber masalah dapat diubah menjadi

Pemanfaatan air asam tambang sebagai energi listrik.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pemanfaatan air asam tambang sebagai energi listrik.docx

Pemanfaatan air asam tambang sebagai energi listrik

Pemanfaatan air asam tambang (acid mine drainage) sebagai energi listrik alternatif (bagian ke 1)

Latar Belakang MasalahPermasalahan pertambangan batubara yang berdampak negatif terhadap lingkungan

salah satunya adalah air asam tambang yang menurunkan kesuburan tanah, dalam perkembangannya penanggulangan air asam tambang sampai saat ini pada umumnya dilakukan dengan melokalisir dengan membuat kolam-kolam pengendapan (settling pond) untuk mengendapkan material halus dengan memberi kapur dan tawas sehingga sekaligus menetralkan keasaman sampai mencapai baku mutu kemudian dapat dilepas ke parairan bebas, perlakuan ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Sedangkan upaya pencegahan selama ini lebih populer dengan mencegah terjadinya kontak batuan yang mengandung sulfur/belerang dengan udara terbuka sehingga tidak terjadi reaksi pembetukan asam dengan metode dry cover dan wet cover.

Permasalahan yang kedua adalah bagaimana kita menjawab dan memberikan solusi terhadap kebutuhan energi listrik dengan memanfaatkan potensi yang ada disekitar kita, dengan penelitian ini diharapkan asam tambang yang selama ini hanya dikelompokan sebagi sumber masalah dapat diubah menjadi potensi yang besar sebagai sumber energi, terutama pada wilayah/daerah yang banyak terdapat tambang batubara seperti di kalimantan dan sumatera.

Page 2: Pemanfaatan air asam tambang sebagai energi listrik.docx

Tinjauan PustakaRalph H. Petrucci-Suminar “kima dasar prinsip dan terapan modern edisi ke empat” jilid 3, 1987P.W. ATKINS “Physical Chemistry” University lecturer and Fellow of Lincoln College, Oxford 1990

Dasar TeoriSel Galvani atau disebut juga dengan sel volta adalah sel elektrokimia yang dapat menyebabkan terjadinya energi listrik dari suatu reaksi redoks yang spontan. reaksi redoks spontan yang dapat mengakibatkan terjadinya energi listrik ini ditemukan oleh Luigi Galvani dan Alessandro Guiseppe Volta Reaksi redoks adalah reaksi reduksi oksidasi

  Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion   Reduksi menjelaskan penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion

Proses dalam Sel Galvani Pada anode, logam Zn melepaskan elektron dan menjadi Zn2+ yang larut.Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e- Pada katode, ion Cu2+ menangkap elektron dan mengendap menjadi logam Cu.Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s)hal ini dapat diketahui dari berkurangnya massa logam Zn setelah reksi, sedangkan massa logam Cu bertambah. Reaksi total yang terjadi pada sel galvani adalah:Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)

Page 3: Pemanfaatan air asam tambang sebagai energi listrik.docx

Air asam tambang terjadi akibat tersedianya mineral sulfida, air, dan udara/oksigen. Mineral sulfida bisa dalam bentuk pyrite (FeS2) , galena (PbS) , Chalcopyrite (CuFeS2), atau yang lainnya. Reaksi pertama adalah reaksi pelapukan dari pirit disertai proses oksidasi. pirit dioksidasi menjadi sulfat dan besi fero. Dari reaksi ini dihasilkan dua mol keasaman dari setiap mol pirit yang teroksidasi. O2 terlarut dapat juga mengoksidasi tetapi kurang penting karena kelarutannya sangat terbatas. Reaksi ini dapat terjadi baik pada kondisi abiotik maupun biotik Selain oksidasi langsung, pirit dapat juga terlarut dan selanjutnya teroksidasi2FeS2 + 7O2 + 2H2O -------------- 2Fe2+ + 4SO4

2- + 4H+

PercobaanHari : seninTanggal : 20 Mei 2013Jam : 21.00 WITA

Alat dan bahan :1.       Sampel air asam tambang* dengan PH=3 (sebagai larutan elektrolit)2.       Tanah liat (sebagai jembatan garam, kaya dengan unsur Kalium)

Page 4: Pemanfaatan air asam tambang sebagai energi listrik.docx

3.       Lempengan seng (Zn) sebagai anoda4.       Lempengan Tembaga (Cu) sebagai katoda5.       Kabel secukupnya6.       Lampu LED (light emitting diode)7.       Digital multimeter8.       pH meter9.       timbangan digital (ketelitian 0.1g)10.   Gelas ukur11.   Beberapa Gelas plastik ukuran 250 ml

(catatan * sampel diambil pada tanggal 20 Mei 2013, Lokasi tambang di Kecamatan Batu Engau Kabupaten Paser , Kalimantan Timur)

(percobaan 1)Prosedur kerja :

1.       Susun 3 buah gelas plastik dengan diisi tanah liat masing-masing 66 gram (3 sendok makan) 2.       Pasang rangkaian katoda-anoda dan tempatkan pada gelas plastik, setiap gelas akan berisi

satu lempengan seng dan satu lempengan tembaga. (rangkaian seri)3.       Tuang sampel air asam tambang ke tiap gelas masing-masing 100 ml4.       Pasang lampu LED5.       Ukur pH, tegangan, Arus listrik

Tabel pengukuran percobaan 1 :Waktu pengukuran pH

elektrolitTegangan (volt)

Arus (mA)

20/05/1321.00

1,2 2,5 120

21/05/1306.30

2,0 2,0 100

21/5/1312.30

2,5 2,0 50

21/5/1316.30

2,5 2,0 37

Beban (lampu LED) dilepas21/05/1321.30

2,6 2,0 32

22/05/1305.45

2,8 2,0 33

22/05/1317.45

2,8 1,8 40

Gambar 5. Grafik pH elektrolit AAT dengan tanah liat pada rangkaian seri bekerja dengan beban sebuah lampu LED

Gambar 6. Grafik Tegangan (volt) yang dihasilkan (AAT + tanah liat) pada rangkaian seri bekerja dengan beban (1 lampu LED) dan tanpa beban

Page 5: Pemanfaatan air asam tambang sebagai energi listrik.docx

Gambar 7. Grafik Arus Listrik (mA) yang dihasilkan (AAT + tanah liat) pada rangkaian seri bekerja dengan beban (1 lampu LED) dan tanpa beban

Hasil Percobaan 1 :1.       Nilai pH AAT cenderung naik dengan terjadinya proses elektrokimia, dan cenderung stabil

setelah beban listrik dilepaskan.2.       AAT dengan tanah liat memberikan tegangan yang baik sekitar 2,0 volt3.       Arus listrik terus menurun sampai beban dilepaskan dan kemudian stabil

Percobaan 2Prosedur kerja :

1.       Susun 3 buah gelas plastik (tanpa diisi tanah liat) 2.       Pasang rangkaian katoda-anoda dan tempatkan pada gelas plastik, setiap gelas akan berisi

satu lempengan seng dan satu lempengan tembaga. (rangkaian seri)3.       Tuang sampel air asam tambang ke tiap gelas masing-masing 150 ml4.       Ukur pH, tegangan, Arus listrik

Tabel pengukuran Percobaan 2Waktu pengukuran pH

elektrolitTegangan (volt)

Arus (mA)

21/5/1317.08

1,2 2,8 400

21/05/1321.30

1,7 2,0 300

22/05/1305.45

2,6 2,0 80

22/05/1317.45

2,6 1,8 27

Gambar 9. Grafik pH elektrolit AAT pada rangkaian seri bekerja tanpa beban

Gambar 10. Grafik Tegangan (volt) yang dihasilkan AAT pada rangkaian seri bekerja tanpa beban

Gambar 11. Grafik Arus Listrik (mA) yang dihasilkan AAT pada rangkaian seri bekerja tanpa beban

Hasil Percobaan 2 :1.       Nilai pH AAT cenderung naik kemudian cenderung stabil2.       AAT tanpa ditambahkan tanah liat dan tanpa diberi beban, tegangannya terus cenderung

menurun3.       AAT tanpa ditambahkan tanah liat dan tanpa diberi beban, arus listriknya terus cenderung

menurun

Page 6: Pemanfaatan air asam tambang sebagai energi listrik.docx

Kesimpulan :Air Asam Tambang dapat dimanfaatkan sebagai sumber tenaga listrik, dari 300 ml yang dibagi menjadi 3 wadah dan dirangkai seri sudah mampu menghasikan listrik bertegangan 2,0 volt (lebih besar dari tegangan yang dihasilkan sebuah batrei kering). Tentunya untuk menghasilkan tegangan yang lebih besar diperlukan pengembangan dan modifikasi lebih lanjut.

foto : enam gelas AAT mampu menyalakan lampu baca