15
1 PEMANFAATAN DATA REKAM MEDIS DALAM PENGHITUNGAN BIAYARAWAT INAP PADA PENYAKIT DENGUE HAEMORAGIC FEVER DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU TRIWULAN I TAHUN 2009 Alfian Listya Nugrahaini Hp 1 , Sri Sugiarsi 2 , Antik Pujihastuti 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar 1 , Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar 2 ABSTRAK Rekam medis dalam aspek financial atau keuangan berperan untukmenyediakan data sebagai dasar dalam penghitungan biaya pelayanan medis pasien. Di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dalam pemanfaatan rekam medis tentang biaya perawatan pernah terjadi komplain tentang ketidaksesuaian rincian biaya rawat inap, sedangkan proses pengumpulan dan pencatatan data rekam medis dalam penghitungan biaya rawat inap belum sepenuhnya dilakukan oleh rumah sakit. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pemanfaatan data rekam medis dalam perhitungan biaya rawat inap pada penyakit Dengue HaemoragicFever (DHF) di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Periode Triwulan I Tahun 2009. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan mengunakan pendekatan study dokumenter. Cara pengumpulan data dengan observasi dan wawancara. Populasi penelitian adalah seluruh dokumen rekam medis pada penyakit DengueHaemoragic Fever (DHF) periode triwulan I tahun 2009 sebanyak 30 dokumen rekam medis. Besarnya sampel penelitian sebanyak 30 dokumen rekam medis yang diambil dengan teknik quota sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data yang dimanfaatkan dalam penghitungan biaya meliputi data administrasi dan data penunjang. Proses pengumpulan data untuk perhitungan biaya rawat inap dilakukan secara manual yaitu mengunakan nota transaksi pelayanan dari bagian yang terkait dengan penghitungan biaya rawat inap. Selisih biaya rawat inap pada penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF) berdasarkan kelas perawatan kelas VIP dengan kelas Isebesar Rp.30.000,00, kelas VIP dengan kelas II Rp.80.000,00, kelas VIP dengankelas III Rp.110.000,00, kelas I dan kelas II sebesar Rp.50.000,00, kelas I dankelas III sebesar Rp.80.000,00, kelas II dan kelas III sebesar Rp.30.000,00. Besarnya biaya rawat inap pada penyakit Dengue Haemoragic Fever(DHF) berdasarkan kelas perawatan sudah sesuai dengan kebijakan dari rumah sakit. Sedangkan selisih biaya berdasarkan kelas perawatan antara kelas 1, kelas II dan kelas III berakibat terhadap kesembuhan pasien pada saat rawat inap. Kata kunci : Rekam Medis, Biaya Rawat Inap, Penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF) Kepustakaan : 17 (1987 2009) PENDAHULUAN Rekam medis merupakan bukti tertulis dari proses pelayanan yang diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainya kepada pasien. Rekam medis tersebut tidak hanya sekedar hasil kegiatan pencatatan akan tetapi mempunyai kegunaan sebagai administrasi medis, hukum, keuangan, penelitian, pendidikan dan dokumentasi. Rekam medis dalam kegunaan financial atau keuangan berperan untuk menyediakan data sebagai dasar dalam penghitungan biaya pelayanan medis pasien. Di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dalam pemanfaatan rekam medis dapat diolah untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat khususnya pembiayaan selama pelayanan kepada pasien. Pemanfaatan Data Rekam Medis Dalam Penghitungan... (Alfian Listya,dkk) 29

PEMANFAATAN DATA REKAM MEDIS DALAM …

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMANFAATAN DATA REKAM MEDIS DALAM …

1

PEMANFAATAN DATA REKAM MEDIS DALAM PENGHITUNGAN

BIAYARAWAT INAP PADA PENYAKIT DENGUE HAEMORAGIC FEVER

DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU

TRIWULAN I TAHUN 2009

Alfian Listya Nugrahaini Hp1, Sri Sugiarsi

2, Antik Pujihastuti

2

Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar1, Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar

2

ABSTRAK Rekam medis dalam aspek financial atau keuangan berperan untukmenyediakan data sebagai dasar

dalam penghitungan biaya pelayanan medis pasien. Di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dalam

pemanfaatan rekam medis tentang biaya perawatan pernah terjadi komplain tentang ketidaksesuaian

rincian biaya rawat inap, sedangkan proses pengumpulan dan pencatatan data rekam medis dalam

penghitungan biaya rawat inap belum sepenuhnya dilakukan oleh rumah sakit. Tujuan penelitian yaitu

untuk mengetahui pemanfaatan data rekam medis dalam perhitungan biaya rawat inap pada penyakit

Dengue HaemoragicFever (DHF) di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Periode Triwulan I Tahun

2009. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan mengunakan pendekatan study dokumenter. Cara

pengumpulan data dengan observasi dan wawancara. Populasi penelitian adalah seluruh dokumen

rekam medis pada penyakit DengueHaemoragic Fever (DHF) periode triwulan I tahun 2009 sebanyak

30 dokumen rekam medis. Besarnya sampel penelitian sebanyak 30 dokumen rekam medis

yang diambil dengan teknik quota sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa data yang dimanfaatkan dalam penghitungan biaya meliputi data

administrasi dan data penunjang. Proses pengumpulan data untuk perhitungan biaya rawat inap

dilakukan secara manual yaitu mengunakan nota transaksi pelayanan dari bagian yang terkait dengan

penghitungan biaya rawat inap. Selisih biaya rawat inap pada penyakit Dengue Haemoragic Fever

(DHF) berdasarkan kelas perawatan kelas VIP dengan kelas Isebesar Rp.30.000,00, kelas VIP dengan

kelas II Rp.80.000,00, kelas VIP dengankelas III Rp.110.000,00, kelas I dan kelas II sebesar

Rp.50.000,00, kelas I dankelas III sebesar Rp.80.000,00, kelas II dan kelas III sebesar Rp.30.000,00.

Besarnya biaya rawat inap pada penyakit Dengue Haemoragic Fever(DHF) berdasarkan kelas

perawatan sudah sesuai dengan kebijakan dari rumah sakit.

Sedangkan selisih biaya berdasarkan kelas perawatan antara kelas 1, kelas II dan kelas III berakibat

terhadap kesembuhan pasien pada saat rawat inap.

Kata kunci : Rekam Medis, Biaya Rawat Inap, Penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF)

Kepustakaan : 17 (1987 – 2009)

PENDAHULUAN

Rekam medis merupakan bukti tertulis dari

proses pelayanan yang diberikan oleh dokter

dan tenaga kesehatan lainya kepada pasien.

Rekam medis tersebut tidak hanya sekedar

hasil kegiatan pencatatan akan tetapi

mempunyai kegunaan sebagai administrasi

medis, hukum, keuangan, penelitian,

pendidikan dan dokumentasi. Rekam medis

dalam kegunaan financial atau keuangan

berperan untuk menyediakan data sebagai

dasar dalam penghitungan biaya pelayanan

medis pasien. Di RSU PKU Muhammadiyah

Delanggu dalam pemanfaatan rekam medis

dapat diolah untuk menghasilkan informasi

yang bermanfaat khususnya pembiayaan

selama pelayanan kepada pasien.

Pemanfaatan Data Rekam Medis Dalam Penghitungan... (Alfian Listya,dkk) 29

Page 2: PEMANFAATAN DATA REKAM MEDIS DALAM …

Informasi tentang biaya perawatan

diantaranya adalah biaya yang ditanggung

oleh pasien tentang jasa pelayanan perawatan,

kelas perawatan pasien, visit dokter,

penggunaan obat - obatan dan jenis pelayanan

misal: pemeriksaan penunjang khusus

untukpenyakit Dengue Haemoragic Fever

(DHF) tidak diketahui secara jelas tentang

rincian jumlah biaya rawat inap, akan tetapi

hanya terdapat tarif/ biaya kelasperawatan

secara umum. Pembuatan rincian biaya

diawali dengan proses pengumpulan dan

pencatatan data rekam medis yang berguna

untuk penghitungan biaya rawat inap, hal ini

belum sepenuhnya dilakukan oleh rumah

sakit. Rincian biaya tersebut terdapat pada

data rekam medis yang dianalisis untuk

mendapatkan kelompok rincian biaya

perawatan dan pelayanan berdasarkan kelas

perawatan dan biaya selama pasien dirawat

inap.

TINJAUAN PUSTAKA

1. Rekam Medis

Rekam Medis menurut PerMenKes No.

269 MENKES/ PER/III/2008 rekam medis

adalah berkas yang berisikan catatan dan

dokumen tentang identitas pasien,

pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

pelayanan lain yang telah diberikan kepada

pasien (Depkes, RI. 2008).

Menurut Departemen Kesehatan tahun

1991 rekam medis adalah keterangan baik

secara tertulis maupun terekam tentang

identitas, anamnesis penentuan fisik,

laboratorium, diagnosis, tindakan medis yang

diberikan pada pasien serta pengobatan, baik

yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang

mendapatkan pelayanan gawat darurat

(Depkes, RI.1991).

Menurut Huffman EK tahun 1992, rekam

medis adalah rekaman atau catatan mengenai

siapa, apa, mengapa, bilamana dan bagaimana

pelayanan kepada pasien selama masa

perawatan yang memuat pengetahuan

mengenai pasien dan pelayanan yang

diperolehnya serta informasi yang cukup

untuk mengidentifikasi pasien, membenarkan

diagnosis dan pengobatan serta merekam

hasilnya.

Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis

adalah menunjang tercapainya tertib

administrasi dalam rangka upaya peningkatan

pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa

dukungan suatu sistem pengelolaan rekam

medis yang baik dan benar, maka tertib

administrasi rumah sakit tidak akan dapat

tercapai sebagaimana yang diharapkan. Hal ini

sesuai dengan pendapat Gibony, bahwa nilai

guna rekam medis disingkat dengan ALFRED

yaitu:

a. Aspek Administration (Aspek

Adminisrtasi)

Suatu berkas rekam medis mempunyai

nilai administrasi, karena isinya

menyangkut tindakan berdasarkan

wewenang dan tanggung jawabsebagai

tenaga medis dan paramedis dalam

mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

b. Aspek Legal (Aspek Hukum)

Suatu berkas rekam medis mempunyai

nilai hukum, karena isinyamenyangkut

masalah adanya jaminan kepastian

hukum atas dasar keadilandalam

30 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. III, NO.1, MARET 2009, Hal 29-42

Page 3: PEMANFAATAN DATA REKAM MEDIS DALAM …

rangka usaha menegakkan serta

penyediaan bahan tanda bukti untuk

menegakkan keadilan.

c. Aspek Financial (Aspek Keuangan)

Suatu berkas rekam medis mempunyai

nilai uang karena isinyamengandung

data atau informasi yang dapat

dipergunakan sebagai aspek keuangan.

d. Aspek Research (Aspek Penelitian)

Suatu berkas rekam medis mempunyai

nilai penelitian, karena

isinyamenyangkut data atau informasi

yang dapat dipertanggung jawabkan

sebagai aspek penelitian dan

pengembangan ilmu pengetahuan di

bidang kesehatan.

e. Aspek Education (Aspek Pendidikan)

Suatu berkas rekam medis mempunyai

nilai pendidikan, karena isinya

menyangkut data atau informasi

tentang perkembangan kronologis

dankegiatan pelayanan medis yang

diberikan kepada pasien, informasi

tersebutdapat dipergunakan sebagai

bahan atau referensi dalam pengajaran

sesuai bidang profesi masing-masing.

f. Aspek Documentation (Aspek

Dokumentasi)

Suatu berkas rekam medis mempunyai

nilai dokumentasi, karenaisinya

menyangkut sumber ingatan yang

harus didokumentasikan dan

dipakaisebagai bahan

pertanggungjawaban dan pembuatan

laporan rumah sakit (Wijono, D. 1999).

2. Tarif Rumah Sakit

Pengertian tarif tidaklah sama dengan

harga. Keduanya menunjuk padabesarnya

biaya yang harus dikeluarkan oleh konsumen

tetapi pengertian tarif lebih terkait pada

besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk

memperoleh jasa pelayanan. Sedangkan

pengertian harga lebih terkait pada besarnya

seluruh biaya perawatan yang harus

dikeluarkan guna memperoleh pelayanan

kesehatan.

Berdasarkan Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor282/

MenKes/ SK/ III/ 1993 tentang pola tarif

rumah sakit swasta yang akan di maksudkan

dengan tarif rumah sakit adalah seluruh biaya

penyelenggaraan kegiatan pelayanan medis

dan pelayanan non medis yang dibebankan

kepada masyarakat sebagai imbalan atau jasa

pelayanan yang diterimanya. Komponen biaya

pelayanan rumah sakit meliputi:

1. Jasa Rumah Sakit

Adalah biaya pelayanan rumah sakit yang

diberikan kepada pasien yangterdiri dari

biaya tenaga kerja, material, dan biaya

overbead.

2. Jasa Medis

Adalah biaya pelayanan profesional medis

yang diberikan oleh tenaga mediskepada

pasien.

3. Bahan dan alat

Adalah biaya bahan dan alat yang

digunakan langsung dalam memberikan

pelayanan kesehatan kepada seorang

pasien.

Kebijaksanaan tarif untuk rumah sakit

swasta ditentukan oleh yayasandengan

Pemanfaatan Data Rekam Medis Dalam Penghitungan... (Alfian Listya,dkk) 31

Page 4: PEMANFAATAN DATA REKAM MEDIS DALAM …

berpedoman pada komponen tarif yang

ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Ketetapan

tarif ini harus diketahui terlebih dahulu oleh

kepalakantor Wilayah Departemen Kesehatan

setempat. Rumah Sakit diwajibkan memberi

info selengkapnya kepada pasien atau

keluarga yang bersangkutan sebelum diberi

pelayanan (Djojodibroto, 1997).

Dengan latar belakang kepemilikan rumah

sakit, tarif dapat ditetapkan dengan

berbagai tujuan sebagai berikut :

1. Untuk pemulihan biaya

2. Untuk subsidi silang

3. Untuk meningkatkan akses pelayanan

4. Untuk meningkatkan mutu pelayanan

Sedangkan proses penetapan tarif disetiap

rumah sakit berbeda, hal initergantung dari

misi dan tujuan masing-masing rumah sakit.

Proses pendekatan tarif dapat diliat dari

berbagi pendekatan yaitu :

1. Penetapan tarif rumah sakit dengan

mengunakan penekatan perusahaan.

2. Penetapan tarif dengan melihat pesaing

3. Penetapan tarif pada organisasi pemerintah

(Trisnantoro, 2004).

Dalam era yang kompetitif dan penuh

ketidakpastian bahwa tarif sangat

penting dan perlu diperhatikan :

1. Saat ini banyak pilihan rumah sakit

sehingga pasien akan lebih mampudalam

mengukur kemampuan keuanganya.

2. Biaya perawatan yang murah dalam dunia

perumahsakitan akan lebih baikapabila

tanpa diimbangi dengan peningkatan mutu

pelayanan yang tinggi.

3. Kebijakan tarif hanya dapat berperan pada

pelayanan yang sifatnya efektifdan dapat

ditunda untuk sementara.

3. Penagihan Pasien Rawat Inap

Keterikatan tarif sebagai bagian dari

langganan merupakan bagian

yangmemberikan pengaruh besar bagi pasar

yang aman (Sabarguna, B. 2003).

Penagihan harian yang tertib dan cepat

akan mempermudah dalam penghitungan

akhir sehingga waktu tanggal penyelesaian

pasien menjadi lebih cepat. Selain itu

penghitungan harian akan berguna untuk

memperhitungkan deposit. Selanjutnya

penagihan yang akurat akan sangat

mempengaruhi kejelasan penghitungan arus

uang tunai harian. Sedangkan memberikan

kejelasan pada pasien dan keluarganya tentang

komponen yang perlu dibayardan beban yang

besar.

Pada perkembangan asuransi yang

semakin maju, maka kecepatan penagihan

akan bernilai uang. Untuk mencapai

penagihan yang cepat, akurat dan mudah

dilakukan maka sistem informasi

administratif. Penagihan merupakan awal dari

jumlah penerimaan yang akan diterima

walaupun semua jenis pelayanan belum tentu

dapat dibayar oleh pasien, seperti pasien tidak

mampu. Ada beberapa hal penting bahwa

penagihan perlu diperhatikan, diantaranya :

1. Kelengkapan tagihan dari berbagai

pelayanan telah terdafar dan tertagihsecara

keseluruhan.

2. Kecepatan dalam mencatat tagihan.

3. Ketepatan dari isi tagihan tersebut tepat

dan tanpa terdapat kesalahan.

32 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. III, NO.1, MARET 2009, Hal 29-42

Page 5: PEMANFAATAN DATA REKAM MEDIS DALAM …

4. Prosedur dalam tagihan harus jelas.

5. Kesesuaian dari tertagih dengan tagihan

yang dikeluarkan rumah sakit.

6. Kewenangan bagi penagih mempunyai

kewenangan sesuai yang ditentukan.

7. Kejelasan dari tagihan tersebut sesuai

dengan bukti serta nilainya.

8. Kelancaran, apakah pencatatan lancar

tanpa gangguan.

Dari gambaran tersebut diatas dapat dilihat

sistem penagihan itu perlu ditata,

untuk mencapainya ada 3 (tiga) hal terkait

yaitu :

1. Komponen biaya

Pada pasien rawat inap, komponen biaya

harus jelas agar dapat

memenuhikelengkapan, ketepatan dan

kesesuaian. Jenis pada masing-masing

lembarrekam medis harus jelas termasuk

kelompok dan bagiannya.

2. Nilai biaya

Nilai biaya akan menentukan ketepatan,

kesesuaian dan kelancaran,besarnya tarif

biaya perwatan harus jelas.

3. Waktu

Ketepatan waktu akan berperan dalam

kejelasan dan kesesuaian. Haritertentu dan

tanggalnya harus jelas, dalam hal ini perlu

ketepatan hari berakhirnya perawatan ,

misalnya jam 24.00 WIB (Sabarguna, B.

2004).

4. Dengue Haemoragic Fever (DHF)

Demam berdarah Dengue, istilah

kedokterannya DengueHaemoragic Fever

(DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan

olehinfeksi virus Dengue tipe 1-4, dan

ditularkan melalui gigitan nyamukAedes

Aegipty betina (dominan) dan beberapa

spesies Aedes lainnya. DiIndonesia sendiri,

keempat tipe virus Dengue dapat ditemukan

dan yangdihubungkan dengan gejala DHF

yang parah adalah tipe 3. Kekebalan(imunitas)

terhadap satu jenis virus tidak berlaku untuk

infeksi jenis viruslainnya, bahkan dapat

menimbulkan reaksi yang kurang

menguntungkan bagi tubuh. Jumlah kasus

DHF utamanya meningkat pada musim hujan

dimana sumber air bersih bagi

perkembangbiakan nyamuk Aedes tersedia

dimana-mana, jika tidak dilakukan program

pembersihan lingkungan yang baik.

Gejala yang tampak akibat infeksi virus

Denguebiasanya munculsetelah masa inkubasi

(masa dimana virus berkembang hingga

menimbulkan gejala) 3-8 hari setelah virus

masuk ke dalam tubuh. Jika sistem pertahanan

tubuh dapat mengatasi virus, maka gejala yang

tampak bisa ringan atau bahkan tidak

didapatkan. Namun jika tidak dapat timbul

beberapa kondisi sebagai berikut:

a. Demam tinggi mendadak, >38° C, 2-7

hari.

b. Demam tidak dapat teratasi maksimal

dengan penurun panas biasa.

c. Mual, muntah, nafsu makan minum

berkurang.

d. Nyeri sendi, nyeri otot (pegal-pegal).

e. Nyeri kepala, pusing.

f. Nyeri atau rasa panas di belakang bola

mata.

g. Wajah kemerahan.

h. Nyeri perut.

i. Konstipasi (sulit buang air besar) atau

diare.

Pemanfaatan Data Rekam Medis Dalam Penghitungan... (Alfian Listya,dkk) 33

Page 6: PEMANFAATAN DATA REKAM MEDIS DALAM …

Jika seluruh atau beberapa gejala diatas

ditemukan pada seseorang, makasecara medis

orang itu didiagnosis menderita Demam

Dengue Fever.

Adapun tanda-tanda seseorang menderita

Demam Berdarah Dengue (DHF) adalah jika

didapatkan:

a. Demam tinggi mendadak >38°C

selama 2 s.d 7 hari.

b. Adanya perdarahan spontan, seperti

bintik-bintik merah di kulit yangtidak

hilang jika ditekan (utamanya di daerah

siku, pergelangan tangandan kaki)

mimisan, perdarahan gusi, perdarahan

yang sulit dihentikanjika disuntik atau

terluka.

c. Pembesaran organ hati (hepar) dan

limpa.

d. Syok.

Tanda - tanda yang menunjukkan

penderita perlu mendapatpemeriksaan medis

antara lain:

a. Muntah darah segar (merah) atau

muntah hitam.

b. Buang air besar berwarna hitam.

c. Sesak nafas yang makin lama makin

sesak meski demam telah teratasi.

d. Nyeri perut yang makin nyata, diiringi

dengan pembesaran lingkarperut.

e. Kesadaran menurun tanpa syok, nyeri

kepala atau pusing hinggamuntah

pandangan makin lama makin kabur.

Kriteria berdasarkan hasil pemeriksaan

laboratorium darah:

a. Adanya trombositopenia yaitu jumlah

trombosit < 150.000/mm³(normalnya

150-450 ribu/mm³)

b. Hemokonsentrasi yaitu pengentalan

darah akibat perembesan

plasma(komponen darah cair non

seluler) yang ditandai dengan

nilaiHematokrit (Hct) yang meningkat

20% dari nilai normalnya.

Penggolongan Dengue Hemorrhagic Fever

(DHF) berdasarkan derajat

a. DHF derajat I adalah suatu tanda-tanda

infeksi virus denganperdarahan.

b. DHF derajat II adalah suatu tanda

infeksi virus dengan perdarahanspontan

(mimisan, bintik-bintik merah).

c. DHF derajat III adalah suatu fase pre

syok dengan tanda DHF grade IInamun

penderita mulai mengalami tanda syok

dengan kesadaranmenurun, tangan dan

kaki dingin, nadi teraba cepat dan

lemah sertatekanan nadi masih terukur.

d. DHF derajat IV adalah suatu tanda atau

fase syok disebut juga DengueSyok

Syndrome (DSS), penderita syok dalam

dengan kesadaran sangatmenurun

hingga koma, tangan dan kaki dingin

serta pucat, nadi sangatlemah sampai

tidak teraba, tekanan nadi tidak dapat

terukur.

Penularan DHF terjadi melalui gigitan

nyamuk Aedes Aegipty/Aedes albopictus

betina yang sebelumnya telah membawa virus

dalam tubuhnya dari pasien demam berdarah

lain. Nyamuk Aedes Aegipty berasal dari

Brazil dan Ethiopia dan sering menggigit

manusia pada waktu pagidan siang. Orang

yang beresiko terkena demam berdarah adalah

anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun dan

sebagian besar tinggal di lingkungan lembab,

34 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. III, NO.1, MARET 2009, Hal 29-42

Page 7: PEMANFAATAN DATA REKAM MEDIS DALAM …

serta daerah pinggiran kumuh. Penyakit DHF

sering terjadi di daerah tropis dan muncul

pada musim penghujan. Virus ini

kemungkinan muncul akibat pengaruh

musim/alam serta perilaku manusia.

Fokus pengobatan pada penderita penyakit

DHF adalah mengatasipendarahan, mencegah

atau mengatasi keadaaan syok/presyok

yaitudengan mengusahakan agar pasien

banyak minum sekitar 1,5 liter sampai2 liter

air dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau

susu). Selanjutnyaadalah pemberian obat-

obatan terhadap keluhan yang timbul,

misalnya: pemberian makanan lunak;

paracetamol membantu menurunkan demam;

pemberian cairan melalui infus; pemberian

cairan intra vena (biasanya ringer lactat,

NaCl) ringerlactate merupakan cairan intra

vena yang paling sering digunakan; pemberian

obat-obatan : antibiotic, antipiretik; anti

konvulsi jika terjadi kejang.

Langkah-Langkah untuk mencegah

terjadinya Dengue Hemorrhagic Fever (DHF).

Pencegahan penyakit DHF sangat tergantung

pada pengendalianvektornya yaitu nyamuk

Aedes Aegipty. Pengendalian nyamuk

tersebutdapat dilakukan dengan menggunakan

beberapa metode yang tepat, yaitu :

a. Lingkungan

Metode lingkungan untuk

mengendalikan nyamuk tersebut antara

laindengan Pemberantasan Sarang

Nyamuk (PSN), pengelolaan

sampahpadat, modifikasi tempat

perkembangbiakan nyamuk hasil

sampingkegiatan manusia, dan

perbaikan desain rumah. Sebagai

contoh:Menguras bak

mandi/penampungan air sekurang-

kurangnya sekaliseminggu,

Mengganti/menguras tempat bunga dan

tempat minumburung seminggu sekali,

Menutup dengan rapat tempat

penampunganair, Mengubur kaleng-

kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas

di sekitarrumah.

b. Biologis

Pengendalian biologis antara lain

dengan menggunakan ikan

pemakanjentik (ikan adu/ikan cupang),

dan bakteri/ Bt.H-14.

c. Kimiawi

Cara pengendalian ini antara lain

dengan : Pengasapan/ fogging

(denganmenggunakan malathion dan

fenthion), berguna untuk

mengurangikemungkinan penularan

sampai batas waktu tertentu,

Memberikanbubuk abate (temephos)

pada tempat-tempat penampungan air

seperti,gentong air, tempat bunga,

kolam, dan lain-lain.

Cara yang paling efektif dalam mencegah

penyakit DHF adalah

denganmengkombinasikan cara-cara di atas,

yang disebut dengan 3M Plus, yaitumenutup,

menguras, menimbun. Selain itu juga

melakukan beberapa plusseperti memelihara

ikan pemakan jentik, menabur larvasida,

menggunakankelambu pada waktu tidur,

memasang kasa, menyemprot

denganinsektisida, memasang obat nyamuk,

memeriksa jentik berkala, dll sesuaidengan

kondisi setempat (www. pusatmedis.com)

Pemanfaatan Data Rekam Medis Dalam Penghitungan... (Alfian Listya,dkk) 35

Page 8: PEMANFAATAN DATA REKAM MEDIS DALAM …

Formulir – formulir yang digunakan pada

penyakit Dengue Hemorrhagic

Fever (DHF) meliputi : Ringkasan Masuk dan

Keluar; Surat Persetujuan dirawat (Admision

note); Formulir perjalanan penyakit; Daftar

pengobatan/ catatan pemberian obat; Lembar

Grafik suhu, nadi dan tensi; Permintaan

pemeriksaan dan hasil pemeriksaan

penunjang; Resume keluar; Lembar

konsultasi; Surat persetujuan (Informent

Consent); Salinan Resep (Deborah, J. 2002)

5. Data dan Informasi

Data adalah kumpulan angka atau fakta

hasil pengukuran atauketerangan mengenai

suatu kejadian. Data belum dapat memberikan

arti ataupun manfaat dalam menunjang sistem

manajemen. Data adalah sebagai bahan baku

yang dalam suatu pengolahan statistik akan

dapat dirubah menjadi informasi. Informasi

adalah sesuatu yang secara potensial dapat

memberikan makna dan bermanfaat sebagai

bahan pengambilan keputusan bagi para

manajer (Davis, G.B. 1999).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian

deskriptif yaitu penelitianyang hasilnya

berupa deskripsi (penggambaran) keadaan

obyek penelitian tanpa memberikan

kesimpulan yang berlaku umum (Arief, M.

2003).Pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah studydokumenter. Study

dokumenter yaitu teknik pengumpulan data

dengan menghimpun dan menganalisis serta

memilih dokumen berdasarkan tujuan dan

fokus penelitian (Al-Gharuty, F.2009).

Variabel dapat diartikan sebagai konsep

yang nilainya bervariasi.Definisi Operasional

adalah cara kerja atau operasionalisme dari

variabel yang kita gunakan.

Populasi adalah merupakan keseluruhan

subjek penelitian (Arief, M. 2003). Populasi

dari penelitian ini adalah dokumen rekam

medis pasien rawat inap dengan penyakit

Dengue Haemoragic Fever (DHF) di RSU

PKU Muhammadiyah Delanggu triwulan I

tahun 2009 yang berjumlah 30 dokumen

rekam medis.

Sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti. Dalampenelitian ini

pengambilan sampel mengunakan teknik non

randomsampling dengan teknik quota

sampling maksudnya pengambilan sampel

secara quota dilakukan dengan cara

menetapkan sejumlah anggota sampel secara

jatah. Dalam penelitian ini sampel yang

digunakan adalah 30 dokumen rekam medis

dengan penyakit Dengue Haemoragic Fever

(DHF) dari total populasi yang ada

(Notoatmodjo S, 2005).

HASIL PENELITIAN

Data terdiri dari tiga macam data yaitu

data administratif, data klinis dan data

penunjang, dari data – data yang berkaitan

dengan penghitungan biaya rawat inap dapat

dibedakan antara data administrasi dan data

penunjang. Data administrasi meliputi data

identitas pasien dan data persetujuan pasien

untuk pelepasan informasi. Data klinis

meliputi diagnosis dan prosedur yang

dilakukan, riwayat penyakit pasien,

pemeriksaan fisik, instruksi dari pemberi

36 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. III, NO.1, MARET 2009, Hal 29-42

Page 9: PEMANFAATAN DATA REKAM MEDIS DALAM …

pelayanan (dalam hal ini dokter yang

merawat), catatan perkembangan, laporan

hasil pemeriksaan laboratorium, grafik

pemantauan perkembangan dan pelayananan

perawat, catatan perkembangan keperawatan

dan daftar obat yang diberikan, sedangkan

data penunjang meliputi data lama perawatan,

data kelas perawatan, data jasa pelayanan

perawatan, visit dokter, penggunaan obat dan

pemeriksaan penunjang.

Setiap pelayanan maupun perawatan yang

telah diberikan kepada pasien rawat inap

dibuatkan nota transaksi pelayanan yang

kemudian dikirimkan ke bagian kasir. Bagian

kasir akan melakukan verifikasi mengenai

data yang tercatat dalam nota transaksi

pelayanan berdasarkan dokumen rekam medis.

Apabila terdapat ketidaksesuaian data, maka

bagian kasir melakukan verifikasi ulang ke

bagian yang berkaitan langsung dengan

rincian data yang tidak sesuai dengan nota

transaksi pelayanan.

Berdasarkan hasil penelitian didapat 30

pasien menderita penyakit Dengue

Haemoragic Fever (DHF) dengan menempati

kelas perawatan berbeda-beda, berikut data

berdasarkan kelas perawatan dan biaya kelas

perawatan.

Tabel 1. Data jumlah berdasarkan kelas

perawatan dan biaya penyakit Dengue

Haemoragic(DHF).

N

o

Kelas

Perawatan

Biaya Jumlah

pasien

1 Kelas VIP Rp.150.000,

/hari

2pasien

2 Kelas I Rp.120.000,

/hari

3 pasien

3 Kelas II Rp.70.000,

/hari

15pasien

4 Kelas III Rp.40.000,

/hari

10pasien

Sumber : data primer dari dokumen rekam medis

pasien DHF pada tahun 2009.

Berikut adalah masing-masing penghitungan

biaya berdasarkan kelas perawatan pada

penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF) :

Tabel 2. Rincian data biaya rawat inap

berdasarkan kelas perawatan VIP pada

penyakit DHF

Sumber : data sekunder dibagian kasir pada

penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF).

Pada tabel 2 menunjukkan bahwa biaya

rawat inap pasien denganpenyakit Dengue

Haemoragic Fever (DHF) berdasarkan kelas

perawatan dengan lama perawatan 7 hari

maka diperoleh rincian biaya dengan jumlah

sebesar Rp. 2.879.498,00.

N

o

Data Rekam

Medis

Rata – rata

biaya

1 No RM 060009

2 Lama perawatan 7 hari

3 Kelas perawatan Kelas II

(Rp.150.000,00 x

7

hari =

Rp.1.050.000,00)

4 Jasa pelayanan

perawatan

Rp. 70.000,00

5 Visit dokte Rp. 227.500,00

6 Penggunaan obat Rp.1.009.198,00

7 Laboratorium Rp.470.800,00

8 Administrasi Rp.42.000,00

9 Jasa rumah sakit Rp.10.000,00

Jumlah biaya Rp. 2.879.498,00

Pemanfaatan Data Rekam Medis Dalam Penghitungan... (Alfian Listya,dkk) 37

Page 10: PEMANFAATAN DATA REKAM MEDIS DALAM …

Tabel 3. Rincian data biaya rawat inap

berdasarkan kelas perawatan I pada

penyakit DHF

Sumber : data sekunder dibagian kasir pada

penyakitDengue Haemoragic Fever (DHF).

Pada tabel 3 menunjukkan bahwa biaya

rawat inap pasien denganpenyakit Dengue

Haemoragic Fever (DHF) berdasarkan kelas

perawatan I dengan lama perawatan 4 hari

maka diperoleh rincian biaya dengan jumlah

sebesar Rp. 1.753.073,00.

Tabel 4. Rincian data biaya rawat inap

berdasarkan perawatan II pada penyakit

DHF

Sumber : data sekunder dibagian kasir pada

penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF).

Pada tabel 4 menunjukkan bahwa biaya

rawat inap pasien denganpenyakit Dengue

Haemoragic Fever (DHF) berdasarkan kelas

perawatan II dengan lama perawatan 4 hari

maka diperoleh rincian biaya dengan jumlah

sebesar Rp. 1.421.569,00.

No Data Rekam Medis Rata – rata biaya

1 No RM 061567

2 Lama perawatan 4 hari

3 Kelas perawatan Kelas I

(Rp.120.000,00 x 4

hari =

Rp.480.000,00)

4 Jasa pelayanan

perawatan

Rp.40.000,00

5 Visit dokte Rp.130.000,00

6 Penggunaan obat Rp.785.073,00

7 Laboratorium Rp.284.000,00

8 Administrasi Rp.24.000,00

9 Jasa rumah sakit Rp.10.000,00

Jumlah biaya Rp. 1.753.073,00

N

o

Data Rekam

Medis

Rata – rata

biaya

1 No RM 056482

2 Lama perawatan 4 hari

3 Kelas perawatan Kelas II

(Rp.70.000,00 x 4

hari = Rp.

280.000,00)

4 Jasa pelayanan

perawatan

Rp.40.000,00

5 Visit dokte Rp.90.000,00

6 Penggunaan obat Rp.693.596,00

7 Laboratorium Rp.284.000,00

8 Administrasi Rp.24.000,00

9 Jasa rumah sakit Rp.10.000,00

Jumlah biaya Rp. 1.421.569,00

38 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. III, NO.1, MARET 2009, Hal 29-42

Page 11: PEMANFAATAN DATA REKAM MEDIS DALAM …

Tabel 5. Rincian data biaya rawat inap

berdasarkan kelas perawatan III pada

penyakit DHF

Sumber : data sekunder dibagian kasir pada

penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF).

Pada tabel 5 menunjukkan bahwa biaya

rawat inap pasien denganpenyakit Dengue

Haemoragic Fever (DHF) berdasarkan kelas

perawatan III dengan lama perawatan 4 hari

maka diperoleh rincian biaya dengan jumlah

sebesar Rp. 1.189.741,00.

PEMBAHASAN

1. Data Rekam Medis yang Menunjang

Dalam Penghitungan Biaya Rawat Inap

pada Penyakit Dengue Haemoragic Fever

(DHF).

Hasil identifikasi di RSU PKU

Muhammadiyah Delanggu dari data rekam

medis yang menunjang dalam

penghitungan biaya rawat inap telah

diklasifikasikan menjadi dua macam data

yaitu data administrasi dan data penunjang,

hal tersebut sudah mencakup secara

keseluruhan dari data yang diambil untuk

penghitungan biaya rawat inap. Dari

beberapa data yang menunjang dalam

penghitungan biaya terdapat data jasa

administrasi dan data jasa rumah sakit.

Data – data tersebut tidak tercantum di

dokumen rekam medis karena data jasa

administrasi merupakan biaya administrasi

yang terdapat dibagian kasir berdasarkan

biaya yang sudah ditetapkan dari rumah

sakit selama pasien dirawat inap

sedangkan data jasa rumah sakit digunakan

untuk biaya pelayanan rumah sakit yang

diberikan kepada pasien yang terdiri dari

biaya tenaga kerja, material, dan biaya

overbead. Sehingga data jasa administrasi

dan data jasa rumah sakit hanya ada

dibagian kasir untuk melengkapi

penghitungan jumlah biaya pada saat

pasien selesai pelayanan dan perawatan.

2. Proses Pengumpulan dan Pencatatan Data

Rekam Medis untukPenghitungan Biaya

Rawat Inap pada Penyakit Dengue

Haemoragic Fever(DHF)

Dalam proses pengumpulan dan

pencatatan data rekam medisuntuk

penghitungan biaya rawat inap di RSU

PKU MuhammadiyahDelanggu dilakukan

secara manual yaitu dengan mengunakan

nota transaksi pelayanan. Data pada nota

transaksi pelayanan diperoleh dari formulir

rekaman asuhan keperawatan dan evaluasi

keperawatan, formulir catatan dokter dan

formulir visit dokter, formulir pemberian

N

o

Data Rekam

Medis

Rata – rata

biaya

1 No RM 059839

2 Lama perawatan 4 hari

3 Kelas perawatan Kelas III

(Rp.40.000,00 x 4

hari =

Rp.160.000,00

4 Jasa pelayanan

perawatan

Rp.40.000,00

5 Visit dokte Rp.80.000,00

6 Penggunaan obat Rp.634.041,00

7 Laboratorium Rp.211.700,00

8 Administrasi Rp.24.000,00

9 Jasa rumah sakit Rp.10.000,00

Jumlah biaya Rp. 1.189.741,00

Pemanfaatan Data Rekam Medis Dalam Penghitungan... (Alfian Listya,dkk) 39

Page 12: PEMANFAATAN DATA REKAM MEDIS DALAM …

obat dan formulir penempelan salinan

resep serta formulir penempelan hasil

pemeriksaan penunjang misalnya formulir

hasil biaya laboratorium, sehingga data

penghitungan biaya dapat dikelola serta

tercatat secara efektif dan lengkap.

Adapun proses pengumpulan nota

transaksi untuk mendapatkanrincian biaya,

diawali dari bagian yang terkait dengan

perawatan pasien yaitu pendaftaran rawat

inap/ UGD, kelas perawatan, laboratorium

danfarmasi terdapat didalam dokumen

rekam medis. Semua rincian biaya rawat

inap meliputi jasa pelayanan perawatan,

kelas perawatan, visit dokter, penggunaan

obat dan pemeriksaan penunjang berupa

hasil laboratorium yang terdapat di nota

transaksi pelayanan dari dokumen rekam

medis.

Selanjutnya bagian apotek akan melakukan

verifikasi tentang data penggunaan obat

selama rawat inap, setelah selesai dibagian

apotekdokumen rekam medis dikirim ke

bagian kasir untuk di proses dalam

penghitungan jumlah biaya berdasarkan

rincian biaya yang terdapat didalam nota

transaksi pelayanan.

Bagian kasir akan membuat laporan

keuangan yang nantinya akandilaporkan

dan dipertanggungjawabkan untuk dibuat

laporan financialkebagian manajemen

rumah sakit hal ini telah sesuai dengan

aturan tarif yang ditetapkan oleh rumah

sakit.

3. Penghitungan Jumlah Biaya Rawat Inap

pada Penyakit Dengue HaemoragicFever

(DHF) Berdasarkan Kelas Perawatan

Berdasarkan kelas perawatan

berdasarkan hasil penghitungan

biayadiketahui bahwa terjadi selisih

biaya antara kelas I, kelas II dan kelas

IIIdengan hari lama perawatan selama 4

hari. Dapat diketahui hasil jumlah biaya

rawat inap dengan rata – rata hari lama

perawatan 4 hari yaitu kelas I, II, III

sebesar Rp.1.753.073,00,

Rp.1.421.569,00, Rp.1.189.741,00.

Sedangkan selisih pengolongan biaya

berdasarkan kelas perawatan antara kelas

I dengan kelas II sebesar Rp.50.000,00,

kelas I dengan kelas IIIsebesar

Rp.80.000,00 menunjukkan bahwa

fasilitas untuk kelas I isi ruangan antara

lain TV, AC, lemari baju, tempat tidur 1

khusus pasien yang 1 lagi khusus

penunggu pasien, dan kamar mandi

didalam. Untuk pelayanan kelas I lebih

baik dibanding kelas II karena untuk jasa

pelayanan dan visit dokter di kelas I

terdapat dokter spesialis sehingga dalam

pemberian obat dengan kualitas lebih

baik, hal ini berpengaruh terhadap

kesembuhan pasien akan lebih cepat.

Untuk kelas II isi ruangan antara lain

TV, tempat tidur ada 3 khusus untuk

pasien, dan kamar mandi didalam. Untuk

jasa pelayanan kelas II visit dokter

terdapat dokter umum dan dalam

pemberian obat kualitas baik, hal ini

dalam kesembuhan pasien akan lebih

lama.

Untuk kelas III isi ruangan terdapat TV,

tempat tidur ada 6 khususuntuk pasien,

dan kamar mandi diluar. Untuk jasa

40 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. III, NO.1, MARET 2009, Hal 29-42

Page 13: PEMANFAATAN DATA REKAM MEDIS DALAM …

pelayanan kelas III visitdokter terdapat

dokter umum dan dalam pemberian obat

kualitas kurang baik serta sempitnya

ruangan berakibat pasien akan terasa

sesak, hal ini berpengaruh terhadap

kesembuhan pasien akan lebih lama.

Selisih biaya untuk kelas II dan kelas III

sebesar Rp.30.000,00 hal ini

menunjukkan bahwa tingkat fasilitas

ruang perawatan dan jasa pelayanan

antara kelas II dan kelas III yang

digunakan maka biaya rawat inap akan

semakain besar.

Penghitungan biaya rawat inap

didasarkan pada data jasa pelayanan,

lamaperawatan, bangsal atau kelas

perawatan pasien, visit dokter,

penggunaanobat selama rawat inap

dirumah sakit dan pemeriksaan

penunjang misalnya pemeriksaan

laboratorium.

Untuk menghindari ketidaksesuaian data,

maka perawat harus lebihteliti dalam

pencatatan kunjungan dokter karena akan

mempengaruhi dalampenghitungaan

biaya rawat inap. Hal ini mengakibatkan

sering terjadi komplain dari pasien

tentang rincian biaya selama rawat inap

dan membuat kepercayaan pasien kepada

rumah sakit menurun. Oleh karena itu

bagian kasir dalam melakukan evaluasi

penghitungan biaya rawat inap

berdasarkan dokumen rekam medis yang

telah dilakukan verifikasi oleh bagian

unit rawat inap, dokter serta perawat.

Sedangkan pedoman untuk menentukan

besarnya biaya rawat inap adalah

kebijakan rumah sakit tentang tarif yang

telah disepakati oleh manajeman rumah

sakit dan yayasan muhammadiyah

berdasarkan SK MenKes RI No. 282/

MenKes/ SK/ III/ 1993 tentang pola tarif

rumah sakit swasta.

KESIMPULAN

Data rekam medis yang berperan dalam

penghitungan biaya rawat inap pada penyakit

Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah data

administratif dan data penunjang.

Pengumpulan dan pencatatan data untuk

penghitungan biaya rawat inap di bagian kasir

dilakukan secara manual yaitu dengan nota

transaksi pelayanan. Data pada nota transaksi

pelayanan diperoleh dari formulir rekaman

asuhan keperawatan dan evaluasi

keperawatan, formulir catatan dokter dan

formulir visit dokter, formulir pemberian obat

dan formulir penempelan salinan resep dan

formulir penempelan hasil pemeriksaan

penunjang misalnya formulir hasil biaya

laboratorium di setiap bagian yang terkait

dengan penghitungan biaya rawat inap.

Besarnya biaya rawat inap pada penyakit

Dengue Haemoragic Fever (DHF)

berdasarkan kelas perawatan sudah sesuai

dengan kebijakan dari rumah sakit. Sedangkan

selisih biaya berdasarkan kelas perawatan

antara kelas 1, kelas II dan kelas III berakibat

terhadap kesembuhan pasien pada saat rawat

inap.

Dalam pengisian nota transaksi pelayanan

untuk setiap selesai perawatan harus segera

dilakukan pencatatan secara rinci tentang

biaya jasa pelayanan perawatan, visit dokter

Pemanfaatan Data Rekam Medis Dalam Penghitungan... (Alfian Listya,dkk) 41

Page 14: PEMANFAATAN DATA REKAM MEDIS DALAM …

dan penggunaan obat dengan tujuan

menghindari terjadinya ketidaksesuaian data,

hal ini akan berpengaruh terhadap loyalitas

pasien kepada rumah sakit. Di RSU PKU

Muhammadiyah Delanggu dalam

penghitungan jumlah biaya setelah selesai

perawatan dan pelayanan sebaiknya petugas

memberikan rincian jumlah biaya kepada

pasien selama rawat inap untuk menghindari

komplain dari tentang rincian biaya selama

rawat inap, contoh rincian

jumlah biaya.

DAFTAR PUSTAKA

AL-Gharuty, F. 2009. Studi Dokumen dalam

Penelitian Kualitatif. Diambil 24 Mei

2009. http://

adzelgar.wordpress.com/2009/02/02

Arikunto, S. 2002. Metodologi Penelitian

Kedokteran dan Kesehatan CSGF (The

Community Of Self Help Group

Forum), Klaten

Davis, G.B. 1999. Kerangka Dasar Sistem

Informasi Manajemen. Jakarta: P.T

Pustaka Binaman Pressindo

Deboral, J. 2002. Medical Record Chart

Analyzer. America: Medical

Association: (Physician Dedicated to

The Health of America)

Depkes, RI. 1991. Petunjuk Teknis

Penyelenggaraan Rekam Medis.

Jakarta

Djojodibroto, R.D. 1997. Kiat Mengelola

Rumah Sakit, Hipokrates. Jakarta

Huffman, EK. 1994. HIM (Health Information

Management Physician Record)

USA: Company Berwin Illonionis

http://www. pusatmedis.com. Diaskes: 14 Mei

2009. 03: 46: 00 GMT

http://www.resep.web.id/tips/demam-

berdarah-bukan-penyakit-baru.htm.

Diaskes: 14 Mei 2009 04: 01:00 GMT

http//www.sabah.org.my/bm/nasihat/artikel

kesehatan/penyakitdemamberdarah.

htm. Diaskes: 27 Mei 2009 06:50:10

GMT

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian

Kesehatan. Jakarta: Edisi Revisi ketiga

PerMenKes RI No

269/MENKES/PER/III/2008. Tentang

Rekam Medis. Jakarta

Sabarguna, B. 2004. Manajemen Keuangan

Rumah Sakit. Yogyakarta: Konsorsium

Rumah sakit Islam Jateng-DIY

____. 2003. Sistem Informasi Pemasaran

Rumah Saki Berbasis Rekam medis

(SIPRS-B-RM). Yogyakarta: Gajah

Mada Univesity Press

Taufiqurrohman, M. 2003. Metodologi

Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan.

Surakarta: CSGF (The Community Of

Self Help Group Forum)

Trisnantoro, L. 2004. Memahami Penggunaan

Ilmu Ekonomi Dalam Manajemen

Rumah Sakit. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press

Wijono, D. 1999. Manajemen Mutu

Pelayanan Kesehatan Vol.2. Surabaya:

Airlangga University Press.

42 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. III, NO.1, MARET 2009, Hal 29-42

Page 15: PEMANFAATAN DATA REKAM MEDIS DALAM …

15