Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PEMANFAATAN DATA REKAM MEDIS DALAM PENGHITUNGAN
BIAYARAWAT INAP PADA PENYAKIT DENGUE HAEMORAGIC FEVER
DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU
TRIWULAN I TAHUN 2009
Alfian Listya Nugrahaini Hp1, Sri Sugiarsi
2, Antik Pujihastuti
2
Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar1, Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar
2
ABSTRAK Rekam medis dalam aspek financial atau keuangan berperan untukmenyediakan data sebagai dasar
dalam penghitungan biaya pelayanan medis pasien. Di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dalam
pemanfaatan rekam medis tentang biaya perawatan pernah terjadi komplain tentang ketidaksesuaian
rincian biaya rawat inap, sedangkan proses pengumpulan dan pencatatan data rekam medis dalam
penghitungan biaya rawat inap belum sepenuhnya dilakukan oleh rumah sakit. Tujuan penelitian yaitu
untuk mengetahui pemanfaatan data rekam medis dalam perhitungan biaya rawat inap pada penyakit
Dengue HaemoragicFever (DHF) di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Periode Triwulan I Tahun
2009. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan mengunakan pendekatan study dokumenter. Cara
pengumpulan data dengan observasi dan wawancara. Populasi penelitian adalah seluruh dokumen
rekam medis pada penyakit DengueHaemoragic Fever (DHF) periode triwulan I tahun 2009 sebanyak
30 dokumen rekam medis. Besarnya sampel penelitian sebanyak 30 dokumen rekam medis
yang diambil dengan teknik quota sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa data yang dimanfaatkan dalam penghitungan biaya meliputi data
administrasi dan data penunjang. Proses pengumpulan data untuk perhitungan biaya rawat inap
dilakukan secara manual yaitu mengunakan nota transaksi pelayanan dari bagian yang terkait dengan
penghitungan biaya rawat inap. Selisih biaya rawat inap pada penyakit Dengue Haemoragic Fever
(DHF) berdasarkan kelas perawatan kelas VIP dengan kelas Isebesar Rp.30.000,00, kelas VIP dengan
kelas II Rp.80.000,00, kelas VIP dengankelas III Rp.110.000,00, kelas I dan kelas II sebesar
Rp.50.000,00, kelas I dankelas III sebesar Rp.80.000,00, kelas II dan kelas III sebesar Rp.30.000,00.
Besarnya biaya rawat inap pada penyakit Dengue Haemoragic Fever(DHF) berdasarkan kelas
perawatan sudah sesuai dengan kebijakan dari rumah sakit.
Sedangkan selisih biaya berdasarkan kelas perawatan antara kelas 1, kelas II dan kelas III berakibat
terhadap kesembuhan pasien pada saat rawat inap.
Kata kunci : Rekam Medis, Biaya Rawat Inap, Penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF)
Kepustakaan : 17 (1987 – 2009)
PENDAHULUAN
Rekam medis merupakan bukti tertulis dari
proses pelayanan yang diberikan oleh dokter
dan tenaga kesehatan lainya kepada pasien.
Rekam medis tersebut tidak hanya sekedar
hasil kegiatan pencatatan akan tetapi
mempunyai kegunaan sebagai administrasi
medis, hukum, keuangan, penelitian,
pendidikan dan dokumentasi. Rekam medis
dalam kegunaan financial atau keuangan
berperan untuk menyediakan data sebagai
dasar dalam penghitungan biaya pelayanan
medis pasien. Di RSU PKU Muhammadiyah
Delanggu dalam pemanfaatan rekam medis
dapat diolah untuk menghasilkan informasi
yang bermanfaat khususnya pembiayaan
selama pelayanan kepada pasien.
Pemanfaatan Data Rekam Medis Dalam Penghitungan... (Alfian Listya,dkk) 29
Informasi tentang biaya perawatan
diantaranya adalah biaya yang ditanggung
oleh pasien tentang jasa pelayanan perawatan,
kelas perawatan pasien, visit dokter,
penggunaan obat - obatan dan jenis pelayanan
misal: pemeriksaan penunjang khusus
untukpenyakit Dengue Haemoragic Fever
(DHF) tidak diketahui secara jelas tentang
rincian jumlah biaya rawat inap, akan tetapi
hanya terdapat tarif/ biaya kelasperawatan
secara umum. Pembuatan rincian biaya
diawali dengan proses pengumpulan dan
pencatatan data rekam medis yang berguna
untuk penghitungan biaya rawat inap, hal ini
belum sepenuhnya dilakukan oleh rumah
sakit. Rincian biaya tersebut terdapat pada
data rekam medis yang dianalisis untuk
mendapatkan kelompok rincian biaya
perawatan dan pelayanan berdasarkan kelas
perawatan dan biaya selama pasien dirawat
inap.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Rekam Medis
Rekam Medis menurut PerMenKes No.
269 MENKES/ PER/III/2008 rekam medis
adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien (Depkes, RI. 2008).
Menurut Departemen Kesehatan tahun
1991 rekam medis adalah keterangan baik
secara tertulis maupun terekam tentang
identitas, anamnesis penentuan fisik,
laboratorium, diagnosis, tindakan medis yang
diberikan pada pasien serta pengobatan, baik
yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang
mendapatkan pelayanan gawat darurat
(Depkes, RI.1991).
Menurut Huffman EK tahun 1992, rekam
medis adalah rekaman atau catatan mengenai
siapa, apa, mengapa, bilamana dan bagaimana
pelayanan kepada pasien selama masa
perawatan yang memuat pengetahuan
mengenai pasien dan pelayanan yang
diperolehnya serta informasi yang cukup
untuk mengidentifikasi pasien, membenarkan
diagnosis dan pengobatan serta merekam
hasilnya.
Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis
adalah menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka upaya peningkatan
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa
dukungan suatu sistem pengelolaan rekam
medis yang baik dan benar, maka tertib
administrasi rumah sakit tidak akan dapat
tercapai sebagaimana yang diharapkan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Gibony, bahwa nilai
guna rekam medis disingkat dengan ALFRED
yaitu:
a. Aspek Administration (Aspek
Adminisrtasi)
Suatu berkas rekam medis mempunyai
nilai administrasi, karena isinya
menyangkut tindakan berdasarkan
wewenang dan tanggung jawabsebagai
tenaga medis dan paramedis dalam
mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
b. Aspek Legal (Aspek Hukum)
Suatu berkas rekam medis mempunyai
nilai hukum, karena isinyamenyangkut
masalah adanya jaminan kepastian
hukum atas dasar keadilandalam
30 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. III, NO.1, MARET 2009, Hal 29-42
rangka usaha menegakkan serta
penyediaan bahan tanda bukti untuk
menegakkan keadilan.
c. Aspek Financial (Aspek Keuangan)
Suatu berkas rekam medis mempunyai
nilai uang karena isinyamengandung
data atau informasi yang dapat
dipergunakan sebagai aspek keuangan.
d. Aspek Research (Aspek Penelitian)
Suatu berkas rekam medis mempunyai
nilai penelitian, karena
isinyamenyangkut data atau informasi
yang dapat dipertanggung jawabkan
sebagai aspek penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan di
bidang kesehatan.
e. Aspek Education (Aspek Pendidikan)
Suatu berkas rekam medis mempunyai
nilai pendidikan, karena isinya
menyangkut data atau informasi
tentang perkembangan kronologis
dankegiatan pelayanan medis yang
diberikan kepada pasien, informasi
tersebutdapat dipergunakan sebagai
bahan atau referensi dalam pengajaran
sesuai bidang profesi masing-masing.
f. Aspek Documentation (Aspek
Dokumentasi)
Suatu berkas rekam medis mempunyai
nilai dokumentasi, karenaisinya
menyangkut sumber ingatan yang
harus didokumentasikan dan
dipakaisebagai bahan
pertanggungjawaban dan pembuatan
laporan rumah sakit (Wijono, D. 1999).
2. Tarif Rumah Sakit
Pengertian tarif tidaklah sama dengan
harga. Keduanya menunjuk padabesarnya
biaya yang harus dikeluarkan oleh konsumen
tetapi pengertian tarif lebih terkait pada
besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk
memperoleh jasa pelayanan. Sedangkan
pengertian harga lebih terkait pada besarnya
seluruh biaya perawatan yang harus
dikeluarkan guna memperoleh pelayanan
kesehatan.
Berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor282/
MenKes/ SK/ III/ 1993 tentang pola tarif
rumah sakit swasta yang akan di maksudkan
dengan tarif rumah sakit adalah seluruh biaya
penyelenggaraan kegiatan pelayanan medis
dan pelayanan non medis yang dibebankan
kepada masyarakat sebagai imbalan atau jasa
pelayanan yang diterimanya. Komponen biaya
pelayanan rumah sakit meliputi:
1. Jasa Rumah Sakit
Adalah biaya pelayanan rumah sakit yang
diberikan kepada pasien yangterdiri dari
biaya tenaga kerja, material, dan biaya
overbead.
2. Jasa Medis
Adalah biaya pelayanan profesional medis
yang diberikan oleh tenaga mediskepada
pasien.
3. Bahan dan alat
Adalah biaya bahan dan alat yang
digunakan langsung dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada seorang
pasien.
Kebijaksanaan tarif untuk rumah sakit
swasta ditentukan oleh yayasandengan
Pemanfaatan Data Rekam Medis Dalam Penghitungan... (Alfian Listya,dkk) 31
berpedoman pada komponen tarif yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Ketetapan
tarif ini harus diketahui terlebih dahulu oleh
kepalakantor Wilayah Departemen Kesehatan
setempat. Rumah Sakit diwajibkan memberi
info selengkapnya kepada pasien atau
keluarga yang bersangkutan sebelum diberi
pelayanan (Djojodibroto, 1997).
Dengan latar belakang kepemilikan rumah
sakit, tarif dapat ditetapkan dengan
berbagai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk pemulihan biaya
2. Untuk subsidi silang
3. Untuk meningkatkan akses pelayanan
4. Untuk meningkatkan mutu pelayanan
Sedangkan proses penetapan tarif disetiap
rumah sakit berbeda, hal initergantung dari
misi dan tujuan masing-masing rumah sakit.
Proses pendekatan tarif dapat diliat dari
berbagi pendekatan yaitu :
1. Penetapan tarif rumah sakit dengan
mengunakan penekatan perusahaan.
2. Penetapan tarif dengan melihat pesaing
3. Penetapan tarif pada organisasi pemerintah
(Trisnantoro, 2004).
Dalam era yang kompetitif dan penuh
ketidakpastian bahwa tarif sangat
penting dan perlu diperhatikan :
1. Saat ini banyak pilihan rumah sakit
sehingga pasien akan lebih mampudalam
mengukur kemampuan keuanganya.
2. Biaya perawatan yang murah dalam dunia
perumahsakitan akan lebih baikapabila
tanpa diimbangi dengan peningkatan mutu
pelayanan yang tinggi.
3. Kebijakan tarif hanya dapat berperan pada
pelayanan yang sifatnya efektifdan dapat
ditunda untuk sementara.
3. Penagihan Pasien Rawat Inap
Keterikatan tarif sebagai bagian dari
langganan merupakan bagian
yangmemberikan pengaruh besar bagi pasar
yang aman (Sabarguna, B. 2003).
Penagihan harian yang tertib dan cepat
akan mempermudah dalam penghitungan
akhir sehingga waktu tanggal penyelesaian
pasien menjadi lebih cepat. Selain itu
penghitungan harian akan berguna untuk
memperhitungkan deposit. Selanjutnya
penagihan yang akurat akan sangat
mempengaruhi kejelasan penghitungan arus
uang tunai harian. Sedangkan memberikan
kejelasan pada pasien dan keluarganya tentang
komponen yang perlu dibayardan beban yang
besar.
Pada perkembangan asuransi yang
semakin maju, maka kecepatan penagihan
akan bernilai uang. Untuk mencapai
penagihan yang cepat, akurat dan mudah
dilakukan maka sistem informasi
administratif. Penagihan merupakan awal dari
jumlah penerimaan yang akan diterima
walaupun semua jenis pelayanan belum tentu
dapat dibayar oleh pasien, seperti pasien tidak
mampu. Ada beberapa hal penting bahwa
penagihan perlu diperhatikan, diantaranya :
1. Kelengkapan tagihan dari berbagai
pelayanan telah terdafar dan tertagihsecara
keseluruhan.
2. Kecepatan dalam mencatat tagihan.
3. Ketepatan dari isi tagihan tersebut tepat
dan tanpa terdapat kesalahan.
32 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. III, NO.1, MARET 2009, Hal 29-42
4. Prosedur dalam tagihan harus jelas.
5. Kesesuaian dari tertagih dengan tagihan
yang dikeluarkan rumah sakit.
6. Kewenangan bagi penagih mempunyai
kewenangan sesuai yang ditentukan.
7. Kejelasan dari tagihan tersebut sesuai
dengan bukti serta nilainya.
8. Kelancaran, apakah pencatatan lancar
tanpa gangguan.
Dari gambaran tersebut diatas dapat dilihat
sistem penagihan itu perlu ditata,
untuk mencapainya ada 3 (tiga) hal terkait
yaitu :
1. Komponen biaya
Pada pasien rawat inap, komponen biaya
harus jelas agar dapat
memenuhikelengkapan, ketepatan dan
kesesuaian. Jenis pada masing-masing
lembarrekam medis harus jelas termasuk
kelompok dan bagiannya.
2. Nilai biaya
Nilai biaya akan menentukan ketepatan,
kesesuaian dan kelancaran,besarnya tarif
biaya perwatan harus jelas.
3. Waktu
Ketepatan waktu akan berperan dalam
kejelasan dan kesesuaian. Haritertentu dan
tanggalnya harus jelas, dalam hal ini perlu
ketepatan hari berakhirnya perawatan ,
misalnya jam 24.00 WIB (Sabarguna, B.
2004).
4. Dengue Haemoragic Fever (DHF)
Demam berdarah Dengue, istilah
kedokterannya DengueHaemoragic Fever
(DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan
olehinfeksi virus Dengue tipe 1-4, dan
ditularkan melalui gigitan nyamukAedes
Aegipty betina (dominan) dan beberapa
spesies Aedes lainnya. DiIndonesia sendiri,
keempat tipe virus Dengue dapat ditemukan
dan yangdihubungkan dengan gejala DHF
yang parah adalah tipe 3. Kekebalan(imunitas)
terhadap satu jenis virus tidak berlaku untuk
infeksi jenis viruslainnya, bahkan dapat
menimbulkan reaksi yang kurang
menguntungkan bagi tubuh. Jumlah kasus
DHF utamanya meningkat pada musim hujan
dimana sumber air bersih bagi
perkembangbiakan nyamuk Aedes tersedia
dimana-mana, jika tidak dilakukan program
pembersihan lingkungan yang baik.
Gejala yang tampak akibat infeksi virus
Denguebiasanya munculsetelah masa inkubasi
(masa dimana virus berkembang hingga
menimbulkan gejala) 3-8 hari setelah virus
masuk ke dalam tubuh. Jika sistem pertahanan
tubuh dapat mengatasi virus, maka gejala yang
tampak bisa ringan atau bahkan tidak
didapatkan. Namun jika tidak dapat timbul
beberapa kondisi sebagai berikut:
a. Demam tinggi mendadak, >38° C, 2-7
hari.
b. Demam tidak dapat teratasi maksimal
dengan penurun panas biasa.
c. Mual, muntah, nafsu makan minum
berkurang.
d. Nyeri sendi, nyeri otot (pegal-pegal).
e. Nyeri kepala, pusing.
f. Nyeri atau rasa panas di belakang bola
mata.
g. Wajah kemerahan.
h. Nyeri perut.
i. Konstipasi (sulit buang air besar) atau
diare.
Pemanfaatan Data Rekam Medis Dalam Penghitungan... (Alfian Listya,dkk) 33
Jika seluruh atau beberapa gejala diatas
ditemukan pada seseorang, makasecara medis
orang itu didiagnosis menderita Demam
Dengue Fever.
Adapun tanda-tanda seseorang menderita
Demam Berdarah Dengue (DHF) adalah jika
didapatkan:
a. Demam tinggi mendadak >38°C
selama 2 s.d 7 hari.
b. Adanya perdarahan spontan, seperti
bintik-bintik merah di kulit yangtidak
hilang jika ditekan (utamanya di daerah
siku, pergelangan tangandan kaki)
mimisan, perdarahan gusi, perdarahan
yang sulit dihentikanjika disuntik atau
terluka.
c. Pembesaran organ hati (hepar) dan
limpa.
d. Syok.
Tanda - tanda yang menunjukkan
penderita perlu mendapatpemeriksaan medis
antara lain:
a. Muntah darah segar (merah) atau
muntah hitam.
b. Buang air besar berwarna hitam.
c. Sesak nafas yang makin lama makin
sesak meski demam telah teratasi.
d. Nyeri perut yang makin nyata, diiringi
dengan pembesaran lingkarperut.
e. Kesadaran menurun tanpa syok, nyeri
kepala atau pusing hinggamuntah
pandangan makin lama makin kabur.
Kriteria berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium darah:
a. Adanya trombositopenia yaitu jumlah
trombosit < 150.000/mm³(normalnya
150-450 ribu/mm³)
b. Hemokonsentrasi yaitu pengentalan
darah akibat perembesan
plasma(komponen darah cair non
seluler) yang ditandai dengan
nilaiHematokrit (Hct) yang meningkat
20% dari nilai normalnya.
Penggolongan Dengue Hemorrhagic Fever
(DHF) berdasarkan derajat
a. DHF derajat I adalah suatu tanda-tanda
infeksi virus denganperdarahan.
b. DHF derajat II adalah suatu tanda
infeksi virus dengan perdarahanspontan
(mimisan, bintik-bintik merah).
c. DHF derajat III adalah suatu fase pre
syok dengan tanda DHF grade IInamun
penderita mulai mengalami tanda syok
dengan kesadaranmenurun, tangan dan
kaki dingin, nadi teraba cepat dan
lemah sertatekanan nadi masih terukur.
d. DHF derajat IV adalah suatu tanda atau
fase syok disebut juga DengueSyok
Syndrome (DSS), penderita syok dalam
dengan kesadaran sangatmenurun
hingga koma, tangan dan kaki dingin
serta pucat, nadi sangatlemah sampai
tidak teraba, tekanan nadi tidak dapat
terukur.
Penularan DHF terjadi melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegipty/Aedes albopictus
betina yang sebelumnya telah membawa virus
dalam tubuhnya dari pasien demam berdarah
lain. Nyamuk Aedes Aegipty berasal dari
Brazil dan Ethiopia dan sering menggigit
manusia pada waktu pagidan siang. Orang
yang beresiko terkena demam berdarah adalah
anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun dan
sebagian besar tinggal di lingkungan lembab,
34 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. III, NO.1, MARET 2009, Hal 29-42
serta daerah pinggiran kumuh. Penyakit DHF
sering terjadi di daerah tropis dan muncul
pada musim penghujan. Virus ini
kemungkinan muncul akibat pengaruh
musim/alam serta perilaku manusia.
Fokus pengobatan pada penderita penyakit
DHF adalah mengatasipendarahan, mencegah
atau mengatasi keadaaan syok/presyok
yaitudengan mengusahakan agar pasien
banyak minum sekitar 1,5 liter sampai2 liter
air dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau
susu). Selanjutnyaadalah pemberian obat-
obatan terhadap keluhan yang timbul,
misalnya: pemberian makanan lunak;
paracetamol membantu menurunkan demam;
pemberian cairan melalui infus; pemberian
cairan intra vena (biasanya ringer lactat,
NaCl) ringerlactate merupakan cairan intra
vena yang paling sering digunakan; pemberian
obat-obatan : antibiotic, antipiretik; anti
konvulsi jika terjadi kejang.
Langkah-Langkah untuk mencegah
terjadinya Dengue Hemorrhagic Fever (DHF).
Pencegahan penyakit DHF sangat tergantung
pada pengendalianvektornya yaitu nyamuk
Aedes Aegipty. Pengendalian nyamuk
tersebutdapat dilakukan dengan menggunakan
beberapa metode yang tepat, yaitu :
a. Lingkungan
Metode lingkungan untuk
mengendalikan nyamuk tersebut antara
laindengan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN), pengelolaan
sampahpadat, modifikasi tempat
perkembangbiakan nyamuk hasil
sampingkegiatan manusia, dan
perbaikan desain rumah. Sebagai
contoh:Menguras bak
mandi/penampungan air sekurang-
kurangnya sekaliseminggu,
Mengganti/menguras tempat bunga dan
tempat minumburung seminggu sekali,
Menutup dengan rapat tempat
penampunganair, Mengubur kaleng-
kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas
di sekitarrumah.
b. Biologis
Pengendalian biologis antara lain
dengan menggunakan ikan
pemakanjentik (ikan adu/ikan cupang),
dan bakteri/ Bt.H-14.
c. Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain
dengan : Pengasapan/ fogging
(denganmenggunakan malathion dan
fenthion), berguna untuk
mengurangikemungkinan penularan
sampai batas waktu tertentu,
Memberikanbubuk abate (temephos)
pada tempat-tempat penampungan air
seperti,gentong air, tempat bunga,
kolam, dan lain-lain.
Cara yang paling efektif dalam mencegah
penyakit DHF adalah
denganmengkombinasikan cara-cara di atas,
yang disebut dengan 3M Plus, yaitumenutup,
menguras, menimbun. Selain itu juga
melakukan beberapa plusseperti memelihara
ikan pemakan jentik, menabur larvasida,
menggunakankelambu pada waktu tidur,
memasang kasa, menyemprot
denganinsektisida, memasang obat nyamuk,
memeriksa jentik berkala, dll sesuaidengan
kondisi setempat (www. pusatmedis.com)
Pemanfaatan Data Rekam Medis Dalam Penghitungan... (Alfian Listya,dkk) 35
Formulir – formulir yang digunakan pada
penyakit Dengue Hemorrhagic
Fever (DHF) meliputi : Ringkasan Masuk dan
Keluar; Surat Persetujuan dirawat (Admision
note); Formulir perjalanan penyakit; Daftar
pengobatan/ catatan pemberian obat; Lembar
Grafik suhu, nadi dan tensi; Permintaan
pemeriksaan dan hasil pemeriksaan
penunjang; Resume keluar; Lembar
konsultasi; Surat persetujuan (Informent
Consent); Salinan Resep (Deborah, J. 2002)
5. Data dan Informasi
Data adalah kumpulan angka atau fakta
hasil pengukuran atauketerangan mengenai
suatu kejadian. Data belum dapat memberikan
arti ataupun manfaat dalam menunjang sistem
manajemen. Data adalah sebagai bahan baku
yang dalam suatu pengolahan statistik akan
dapat dirubah menjadi informasi. Informasi
adalah sesuatu yang secara potensial dapat
memberikan makna dan bermanfaat sebagai
bahan pengambilan keputusan bagi para
manajer (Davis, G.B. 1999).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
deskriptif yaitu penelitianyang hasilnya
berupa deskripsi (penggambaran) keadaan
obyek penelitian tanpa memberikan
kesimpulan yang berlaku umum (Arief, M.
2003).Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studydokumenter. Study
dokumenter yaitu teknik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis serta
memilih dokumen berdasarkan tujuan dan
fokus penelitian (Al-Gharuty, F.2009).
Variabel dapat diartikan sebagai konsep
yang nilainya bervariasi.Definisi Operasional
adalah cara kerja atau operasionalisme dari
variabel yang kita gunakan.
Populasi adalah merupakan keseluruhan
subjek penelitian (Arief, M. 2003). Populasi
dari penelitian ini adalah dokumen rekam
medis pasien rawat inap dengan penyakit
Dengue Haemoragic Fever (DHF) di RSU
PKU Muhammadiyah Delanggu triwulan I
tahun 2009 yang berjumlah 30 dokumen
rekam medis.
Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Dalampenelitian ini
pengambilan sampel mengunakan teknik non
randomsampling dengan teknik quota
sampling maksudnya pengambilan sampel
secara quota dilakukan dengan cara
menetapkan sejumlah anggota sampel secara
jatah. Dalam penelitian ini sampel yang
digunakan adalah 30 dokumen rekam medis
dengan penyakit Dengue Haemoragic Fever
(DHF) dari total populasi yang ada
(Notoatmodjo S, 2005).
HASIL PENELITIAN
Data terdiri dari tiga macam data yaitu
data administratif, data klinis dan data
penunjang, dari data – data yang berkaitan
dengan penghitungan biaya rawat inap dapat
dibedakan antara data administrasi dan data
penunjang. Data administrasi meliputi data
identitas pasien dan data persetujuan pasien
untuk pelepasan informasi. Data klinis
meliputi diagnosis dan prosedur yang
dilakukan, riwayat penyakit pasien,
pemeriksaan fisik, instruksi dari pemberi
36 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. III, NO.1, MARET 2009, Hal 29-42
pelayanan (dalam hal ini dokter yang
merawat), catatan perkembangan, laporan
hasil pemeriksaan laboratorium, grafik
pemantauan perkembangan dan pelayananan
perawat, catatan perkembangan keperawatan
dan daftar obat yang diberikan, sedangkan
data penunjang meliputi data lama perawatan,
data kelas perawatan, data jasa pelayanan
perawatan, visit dokter, penggunaan obat dan
pemeriksaan penunjang.
Setiap pelayanan maupun perawatan yang
telah diberikan kepada pasien rawat inap
dibuatkan nota transaksi pelayanan yang
kemudian dikirimkan ke bagian kasir. Bagian
kasir akan melakukan verifikasi mengenai
data yang tercatat dalam nota transaksi
pelayanan berdasarkan dokumen rekam medis.
Apabila terdapat ketidaksesuaian data, maka
bagian kasir melakukan verifikasi ulang ke
bagian yang berkaitan langsung dengan
rincian data yang tidak sesuai dengan nota
transaksi pelayanan.
Berdasarkan hasil penelitian didapat 30
pasien menderita penyakit Dengue
Haemoragic Fever (DHF) dengan menempati
kelas perawatan berbeda-beda, berikut data
berdasarkan kelas perawatan dan biaya kelas
perawatan.
Tabel 1. Data jumlah berdasarkan kelas
perawatan dan biaya penyakit Dengue
Haemoragic(DHF).
N
o
Kelas
Perawatan
Biaya Jumlah
pasien
1 Kelas VIP Rp.150.000,
/hari
2pasien
2 Kelas I Rp.120.000,
/hari
3 pasien
3 Kelas II Rp.70.000,
/hari
15pasien
4 Kelas III Rp.40.000,
/hari
10pasien
Sumber : data primer dari dokumen rekam medis
pasien DHF pada tahun 2009.
Berikut adalah masing-masing penghitungan
biaya berdasarkan kelas perawatan pada
penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF) :
Tabel 2. Rincian data biaya rawat inap
berdasarkan kelas perawatan VIP pada
penyakit DHF
Sumber : data sekunder dibagian kasir pada
penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF).
Pada tabel 2 menunjukkan bahwa biaya
rawat inap pasien denganpenyakit Dengue
Haemoragic Fever (DHF) berdasarkan kelas
perawatan dengan lama perawatan 7 hari
maka diperoleh rincian biaya dengan jumlah
sebesar Rp. 2.879.498,00.
N
o
Data Rekam
Medis
Rata – rata
biaya
1 No RM 060009
2 Lama perawatan 7 hari
3 Kelas perawatan Kelas II
(Rp.150.000,00 x
7
hari =
Rp.1.050.000,00)
4 Jasa pelayanan
perawatan
Rp. 70.000,00
5 Visit dokte Rp. 227.500,00
6 Penggunaan obat Rp.1.009.198,00
7 Laboratorium Rp.470.800,00
8 Administrasi Rp.42.000,00
9 Jasa rumah sakit Rp.10.000,00
Jumlah biaya Rp. 2.879.498,00
Pemanfaatan Data Rekam Medis Dalam Penghitungan... (Alfian Listya,dkk) 37
Tabel 3. Rincian data biaya rawat inap
berdasarkan kelas perawatan I pada
penyakit DHF
Sumber : data sekunder dibagian kasir pada
penyakitDengue Haemoragic Fever (DHF).
Pada tabel 3 menunjukkan bahwa biaya
rawat inap pasien denganpenyakit Dengue
Haemoragic Fever (DHF) berdasarkan kelas
perawatan I dengan lama perawatan 4 hari
maka diperoleh rincian biaya dengan jumlah
sebesar Rp. 1.753.073,00.
Tabel 4. Rincian data biaya rawat inap
berdasarkan perawatan II pada penyakit
DHF
Sumber : data sekunder dibagian kasir pada
penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF).
Pada tabel 4 menunjukkan bahwa biaya
rawat inap pasien denganpenyakit Dengue
Haemoragic Fever (DHF) berdasarkan kelas
perawatan II dengan lama perawatan 4 hari
maka diperoleh rincian biaya dengan jumlah
sebesar Rp. 1.421.569,00.
No Data Rekam Medis Rata – rata biaya
1 No RM 061567
2 Lama perawatan 4 hari
3 Kelas perawatan Kelas I
(Rp.120.000,00 x 4
hari =
Rp.480.000,00)
4 Jasa pelayanan
perawatan
Rp.40.000,00
5 Visit dokte Rp.130.000,00
6 Penggunaan obat Rp.785.073,00
7 Laboratorium Rp.284.000,00
8 Administrasi Rp.24.000,00
9 Jasa rumah sakit Rp.10.000,00
Jumlah biaya Rp. 1.753.073,00
N
o
Data Rekam
Medis
Rata – rata
biaya
1 No RM 056482
2 Lama perawatan 4 hari
3 Kelas perawatan Kelas II
(Rp.70.000,00 x 4
hari = Rp.
280.000,00)
4 Jasa pelayanan
perawatan
Rp.40.000,00
5 Visit dokte Rp.90.000,00
6 Penggunaan obat Rp.693.596,00
7 Laboratorium Rp.284.000,00
8 Administrasi Rp.24.000,00
9 Jasa rumah sakit Rp.10.000,00
Jumlah biaya Rp. 1.421.569,00
38 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. III, NO.1, MARET 2009, Hal 29-42
Tabel 5. Rincian data biaya rawat inap
berdasarkan kelas perawatan III pada
penyakit DHF
Sumber : data sekunder dibagian kasir pada
penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF).
Pada tabel 5 menunjukkan bahwa biaya
rawat inap pasien denganpenyakit Dengue
Haemoragic Fever (DHF) berdasarkan kelas
perawatan III dengan lama perawatan 4 hari
maka diperoleh rincian biaya dengan jumlah
sebesar Rp. 1.189.741,00.
PEMBAHASAN
1. Data Rekam Medis yang Menunjang
Dalam Penghitungan Biaya Rawat Inap
pada Penyakit Dengue Haemoragic Fever
(DHF).
Hasil identifikasi di RSU PKU
Muhammadiyah Delanggu dari data rekam
medis yang menunjang dalam
penghitungan biaya rawat inap telah
diklasifikasikan menjadi dua macam data
yaitu data administrasi dan data penunjang,
hal tersebut sudah mencakup secara
keseluruhan dari data yang diambil untuk
penghitungan biaya rawat inap. Dari
beberapa data yang menunjang dalam
penghitungan biaya terdapat data jasa
administrasi dan data jasa rumah sakit.
Data – data tersebut tidak tercantum di
dokumen rekam medis karena data jasa
administrasi merupakan biaya administrasi
yang terdapat dibagian kasir berdasarkan
biaya yang sudah ditetapkan dari rumah
sakit selama pasien dirawat inap
sedangkan data jasa rumah sakit digunakan
untuk biaya pelayanan rumah sakit yang
diberikan kepada pasien yang terdiri dari
biaya tenaga kerja, material, dan biaya
overbead. Sehingga data jasa administrasi
dan data jasa rumah sakit hanya ada
dibagian kasir untuk melengkapi
penghitungan jumlah biaya pada saat
pasien selesai pelayanan dan perawatan.
2. Proses Pengumpulan dan Pencatatan Data
Rekam Medis untukPenghitungan Biaya
Rawat Inap pada Penyakit Dengue
Haemoragic Fever(DHF)
Dalam proses pengumpulan dan
pencatatan data rekam medisuntuk
penghitungan biaya rawat inap di RSU
PKU MuhammadiyahDelanggu dilakukan
secara manual yaitu dengan mengunakan
nota transaksi pelayanan. Data pada nota
transaksi pelayanan diperoleh dari formulir
rekaman asuhan keperawatan dan evaluasi
keperawatan, formulir catatan dokter dan
formulir visit dokter, formulir pemberian
N
o
Data Rekam
Medis
Rata – rata
biaya
1 No RM 059839
2 Lama perawatan 4 hari
3 Kelas perawatan Kelas III
(Rp.40.000,00 x 4
hari =
Rp.160.000,00
4 Jasa pelayanan
perawatan
Rp.40.000,00
5 Visit dokte Rp.80.000,00
6 Penggunaan obat Rp.634.041,00
7 Laboratorium Rp.211.700,00
8 Administrasi Rp.24.000,00
9 Jasa rumah sakit Rp.10.000,00
Jumlah biaya Rp. 1.189.741,00
Pemanfaatan Data Rekam Medis Dalam Penghitungan... (Alfian Listya,dkk) 39
obat dan formulir penempelan salinan
resep serta formulir penempelan hasil
pemeriksaan penunjang misalnya formulir
hasil biaya laboratorium, sehingga data
penghitungan biaya dapat dikelola serta
tercatat secara efektif dan lengkap.
Adapun proses pengumpulan nota
transaksi untuk mendapatkanrincian biaya,
diawali dari bagian yang terkait dengan
perawatan pasien yaitu pendaftaran rawat
inap/ UGD, kelas perawatan, laboratorium
danfarmasi terdapat didalam dokumen
rekam medis. Semua rincian biaya rawat
inap meliputi jasa pelayanan perawatan,
kelas perawatan, visit dokter, penggunaan
obat dan pemeriksaan penunjang berupa
hasil laboratorium yang terdapat di nota
transaksi pelayanan dari dokumen rekam
medis.
Selanjutnya bagian apotek akan melakukan
verifikasi tentang data penggunaan obat
selama rawat inap, setelah selesai dibagian
apotekdokumen rekam medis dikirim ke
bagian kasir untuk di proses dalam
penghitungan jumlah biaya berdasarkan
rincian biaya yang terdapat didalam nota
transaksi pelayanan.
Bagian kasir akan membuat laporan
keuangan yang nantinya akandilaporkan
dan dipertanggungjawabkan untuk dibuat
laporan financialkebagian manajemen
rumah sakit hal ini telah sesuai dengan
aturan tarif yang ditetapkan oleh rumah
sakit.
3. Penghitungan Jumlah Biaya Rawat Inap
pada Penyakit Dengue HaemoragicFever
(DHF) Berdasarkan Kelas Perawatan
Berdasarkan kelas perawatan
berdasarkan hasil penghitungan
biayadiketahui bahwa terjadi selisih
biaya antara kelas I, kelas II dan kelas
IIIdengan hari lama perawatan selama 4
hari. Dapat diketahui hasil jumlah biaya
rawat inap dengan rata – rata hari lama
perawatan 4 hari yaitu kelas I, II, III
sebesar Rp.1.753.073,00,
Rp.1.421.569,00, Rp.1.189.741,00.
Sedangkan selisih pengolongan biaya
berdasarkan kelas perawatan antara kelas
I dengan kelas II sebesar Rp.50.000,00,
kelas I dengan kelas IIIsebesar
Rp.80.000,00 menunjukkan bahwa
fasilitas untuk kelas I isi ruangan antara
lain TV, AC, lemari baju, tempat tidur 1
khusus pasien yang 1 lagi khusus
penunggu pasien, dan kamar mandi
didalam. Untuk pelayanan kelas I lebih
baik dibanding kelas II karena untuk jasa
pelayanan dan visit dokter di kelas I
terdapat dokter spesialis sehingga dalam
pemberian obat dengan kualitas lebih
baik, hal ini berpengaruh terhadap
kesembuhan pasien akan lebih cepat.
Untuk kelas II isi ruangan antara lain
TV, tempat tidur ada 3 khusus untuk
pasien, dan kamar mandi didalam. Untuk
jasa pelayanan kelas II visit dokter
terdapat dokter umum dan dalam
pemberian obat kualitas baik, hal ini
dalam kesembuhan pasien akan lebih
lama.
Untuk kelas III isi ruangan terdapat TV,
tempat tidur ada 6 khususuntuk pasien,
dan kamar mandi diluar. Untuk jasa
40 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. III, NO.1, MARET 2009, Hal 29-42
pelayanan kelas III visitdokter terdapat
dokter umum dan dalam pemberian obat
kualitas kurang baik serta sempitnya
ruangan berakibat pasien akan terasa
sesak, hal ini berpengaruh terhadap
kesembuhan pasien akan lebih lama.
Selisih biaya untuk kelas II dan kelas III
sebesar Rp.30.000,00 hal ini
menunjukkan bahwa tingkat fasilitas
ruang perawatan dan jasa pelayanan
antara kelas II dan kelas III yang
digunakan maka biaya rawat inap akan
semakain besar.
Penghitungan biaya rawat inap
didasarkan pada data jasa pelayanan,
lamaperawatan, bangsal atau kelas
perawatan pasien, visit dokter,
penggunaanobat selama rawat inap
dirumah sakit dan pemeriksaan
penunjang misalnya pemeriksaan
laboratorium.
Untuk menghindari ketidaksesuaian data,
maka perawat harus lebihteliti dalam
pencatatan kunjungan dokter karena akan
mempengaruhi dalampenghitungaan
biaya rawat inap. Hal ini mengakibatkan
sering terjadi komplain dari pasien
tentang rincian biaya selama rawat inap
dan membuat kepercayaan pasien kepada
rumah sakit menurun. Oleh karena itu
bagian kasir dalam melakukan evaluasi
penghitungan biaya rawat inap
berdasarkan dokumen rekam medis yang
telah dilakukan verifikasi oleh bagian
unit rawat inap, dokter serta perawat.
Sedangkan pedoman untuk menentukan
besarnya biaya rawat inap adalah
kebijakan rumah sakit tentang tarif yang
telah disepakati oleh manajeman rumah
sakit dan yayasan muhammadiyah
berdasarkan SK MenKes RI No. 282/
MenKes/ SK/ III/ 1993 tentang pola tarif
rumah sakit swasta.
KESIMPULAN
Data rekam medis yang berperan dalam
penghitungan biaya rawat inap pada penyakit
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah data
administratif dan data penunjang.
Pengumpulan dan pencatatan data untuk
penghitungan biaya rawat inap di bagian kasir
dilakukan secara manual yaitu dengan nota
transaksi pelayanan. Data pada nota transaksi
pelayanan diperoleh dari formulir rekaman
asuhan keperawatan dan evaluasi
keperawatan, formulir catatan dokter dan
formulir visit dokter, formulir pemberian obat
dan formulir penempelan salinan resep dan
formulir penempelan hasil pemeriksaan
penunjang misalnya formulir hasil biaya
laboratorium di setiap bagian yang terkait
dengan penghitungan biaya rawat inap.
Besarnya biaya rawat inap pada penyakit
Dengue Haemoragic Fever (DHF)
berdasarkan kelas perawatan sudah sesuai
dengan kebijakan dari rumah sakit. Sedangkan
selisih biaya berdasarkan kelas perawatan
antara kelas 1, kelas II dan kelas III berakibat
terhadap kesembuhan pasien pada saat rawat
inap.
Dalam pengisian nota transaksi pelayanan
untuk setiap selesai perawatan harus segera
dilakukan pencatatan secara rinci tentang
biaya jasa pelayanan perawatan, visit dokter
Pemanfaatan Data Rekam Medis Dalam Penghitungan... (Alfian Listya,dkk) 41
dan penggunaan obat dengan tujuan
menghindari terjadinya ketidaksesuaian data,
hal ini akan berpengaruh terhadap loyalitas
pasien kepada rumah sakit. Di RSU PKU
Muhammadiyah Delanggu dalam
penghitungan jumlah biaya setelah selesai
perawatan dan pelayanan sebaiknya petugas
memberikan rincian jumlah biaya kepada
pasien selama rawat inap untuk menghindari
komplain dari tentang rincian biaya selama
rawat inap, contoh rincian
jumlah biaya.
DAFTAR PUSTAKA
AL-Gharuty, F. 2009. Studi Dokumen dalam
Penelitian Kualitatif. Diambil 24 Mei
2009. http://
adzelgar.wordpress.com/2009/02/02
Arikunto, S. 2002. Metodologi Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan CSGF (The
Community Of Self Help Group
Forum), Klaten
Davis, G.B. 1999. Kerangka Dasar Sistem
Informasi Manajemen. Jakarta: P.T
Pustaka Binaman Pressindo
Deboral, J. 2002. Medical Record Chart
Analyzer. America: Medical
Association: (Physician Dedicated to
The Health of America)
Depkes, RI. 1991. Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Rekam Medis.
Jakarta
Djojodibroto, R.D. 1997. Kiat Mengelola
Rumah Sakit, Hipokrates. Jakarta
Huffman, EK. 1994. HIM (Health Information
Management Physician Record)
USA: Company Berwin Illonionis
http://www. pusatmedis.com. Diaskes: 14 Mei
2009. 03: 46: 00 GMT
http://www.resep.web.id/tips/demam-
berdarah-bukan-penyakit-baru.htm.
Diaskes: 14 Mei 2009 04: 01:00 GMT
http//www.sabah.org.my/bm/nasihat/artikel
kesehatan/penyakitdemamberdarah.
htm. Diaskes: 27 Mei 2009 06:50:10
GMT
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Edisi Revisi ketiga
PerMenKes RI No
269/MENKES/PER/III/2008. Tentang
Rekam Medis. Jakarta
Sabarguna, B. 2004. Manajemen Keuangan
Rumah Sakit. Yogyakarta: Konsorsium
Rumah sakit Islam Jateng-DIY
____. 2003. Sistem Informasi Pemasaran
Rumah Saki Berbasis Rekam medis
(SIPRS-B-RM). Yogyakarta: Gajah
Mada Univesity Press
Taufiqurrohman, M. 2003. Metodologi
Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan.
Surakarta: CSGF (The Community Of
Self Help Group Forum)
Trisnantoro, L. 2004. Memahami Penggunaan
Ilmu Ekonomi Dalam Manajemen
Rumah Sakit. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press
Wijono, D. 1999. Manajemen Mutu
Pelayanan Kesehatan Vol.2. Surabaya:
Airlangga University Press.
42 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL. III, NO.1, MARET 2009, Hal 29-42
15