Upload
doankhue
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ARTIKEL TENTANGPEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMONIKASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Disusun oleh:Albarq suradiqul hash (1110100608)
TI-2010-malamStikom banyuwangi
Jl.jendral. A. yani 82 B telp (0333) 7700669
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Saat ini komputer bukan lagi merupakan barang mewah, alat ini sudah
digunakan di
berbagai bidang pekerjaan seperti halnya pada bidang pendidikan. Pada
awalnya
komputer dimanfaatkan di sekolah sebagai penunjang kelancaran pekerjaan
bidang
administrasi dengan memanfaatkan software Microsoft word, excel dan
access.
Dengan masuknya materi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
kurikulum baru,
maka peranan komputer sebagai salah satu komponen utama dalam TIK
mempunyai
posisi yang sangat penting sebagai salah satu media pembelajaran.
Kutipan dari Kurikulum untuk Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi
· Visi mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi yaitu agar siswa
dapat dan
terbiasa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi
secara tepat
dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan
belajar,
bekerja, dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi,
mengembangkan
sikap imaginatif, mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan
mudah
beradaptasi dengan perkembangan baru di lingkungannya
· Melalui mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi diharapkan
siswa dapat
terlibat pada perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami
penambahan dan
perubahan dalam penggunaan beragam produk teknologi informasi dan
komunikasi.
Siswa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk
mencari,
mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan
efektif.
Dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi, siswa akan
dengan
cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan.
Penambahan
kemampuan siswa karena penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
akan
mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga
siswa
dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana
penggunaan
Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal, termasuk apa
implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu
Teknologi
Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala
hal yang
berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan
pengelolaan
informasi. Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan
dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari
perangkat yang
satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi
adalah
suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas
tentang
segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan,
dan
transfer/pemindahan informasi antar media.
· Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi
adalah:
1. Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang terus berubah sehingga siswa dapat termotivasi untuk
mengevaluasi dan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi
sebagai
dasar untuk belajar sepanjang hayat.
2. Memotivasi kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi dan mengantisipasi
perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga siswa bisa
melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan seharihari
secara mandiri dan
lebih percaya diri.
3. Mengembangkan kompetensi siswa dalam menggunakan Teknologi
Informasi
dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai
aktifitas dalam kehidupan seharihari.
4. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik,
dan
mendorong siswa terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi
informasi, dan terbiasa bekerjasama.
5. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif,
kreatif, dan
bertanggungjawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah seharihari.
3
Dengan melihat isi dari kurikulum tersebut, kita harus mengintegrasikan
TIK dalam
proses belajar mengajar di madrasah bukan hanya untuk mata pelajaran
teknologi dan
informasi saja.
Melihat kondisi TIK pada saat ini dan perkembangannya di masa datang,
kita harus
mempersiapkan diri dan melakukan perencanaan yang matang dalam
mengimplementasikan TIK di madrasah. Jika kita tidak memulainya
sekarang maka
madrasah sebagai salah satu institusi pendidikan selain sekolah yang berada
dibawah
Depdiknas akan tertinggal oleh sekolah lain. Jika ini terjadi, usaha kita akan
semakin
berat untuk mensejajarkan madrasah dengan sekolah lain. Di satu sisi, kita
sedang
berusaha mengejar ketertinggalan dalam mata pelajaran khususnya MIPA
dan Bahasa
Inggris, di sisi lain TIK akan membuat kita tertinggal semakin jauh.
Mengamati Program Pengembagan TIK yang dilakukan Depdiknas
Untuk mengejar ketertinggalan pemanfaatan TIK di sekolah dari negara lain,
saat ini
Depdiknas mempunyai program pengembangan TIK secara besarbesaran.
Ada tiga
posisi penting di Depdiknas dalam program pengembangan TIK, yaitu:
1. Bidang kejuruan, TIK menjadi salah satu jurusan di SMK. Pengembangan
TIK
secara teknis baik hardware dan software masuk dalam kurikum pendidikan.
Dibentuknya ICT center di seluruh Indonesia. Untuk menghubungkan
sekolahsekolah
di sekitar ICT center dibangun WAN (Wireless Area Network) Kota.
2. Pustekkom, sebagai salah satu ujung tombak dalam pengembangan TV
pendidikan interaktif, Elearning
dan ESMA.
Program ini bertujuan untuk
mempersempit jurang perbedaan kualitas pendidikan antara kota besar
dengan
daerah.
3. Jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional), bertujuan untuk
mengintegrasikan
kedua program di atas agar terbentuk sebuah jaringan yang menghubungkan
semua sekolah di Indonesia. Sehingga diperkirakan di masa depan semua
sekolah
di Indonesia akan terkoneksi dengan internet.
Melihat program yang diadakan oleh Depdiknas kita bisa memanfaatkan
fasilitas tersebut
karena bersifat terbuka.
4
Pengembangan TIK di Madrasah secara Mandiri
Kita belum terlambat untuk mempersiapkan diri dalam penguasaan TIK
sebagai media
pembelajaran di madrasah. Mulai saat ini pihak madrasah dan Majlis
Madrasah harus
membuat sebuah program pengembangan TIK secara menyeluruh.
Ada beberapa poin untuk membuat suatu perencanaan pengembangan TIK,
diantaranya:
1. Mempersatukan visi dan misi pengembangan TIK yang ingin dicapai
antara Kepala
sekolah, guru dan majlis madrasah.
2. Pembentukan Komite Teknologi (Organisasi Labkom) yang mandiri
3. Mengidentifikasi infrastruktur lembaga, baik hardware, software maupun
sistem
dan jaringan yang sudah dimiliki
4. Penentuan hardware dan software yang akan digunakan atau
dikembangkan.
5. Mengidentifikasi SDM yang dimiliki
6. Menentukan bentuk pelatihan penguasaan TIK baik untuk guru dan staf
lainnya.
7. Adanya Time schedule yang jelas untuk pencapaian program
8. Penentuan Investasi yang diperlukan secara berkala tiap tahun
9. Mengidentifikasi perkembangan software dan kurikulum baru
10. Mengadakan revisi perencanaan disesuaikan dengan perkembangan yang
terjadi.
Dengan perencanaan yang matang, kita bisa mengembangkan TIK secara
bertahap di
madrasah agar tidak tertinggal dari sekolah lain. Program yang dibuat haru
dilaksanakan
secara berkelanjutan meskipun terjadi pergantian kepala dan majilis
madrasah.
Pemanfaatan TIK Sebagai Media Pembelajaran
TIK bukan merupakan teknologi yang berdiri sendiri, tetapi merupakan
kombinasi dari
hardware dan software.Ada hal penting yang harus diperhatikan dalam
memanfaatkan
TIK sebagai media pembelajaran yaitu hardware dan software yang tersedia
dan jenis
metode pembelajaran yang akan digunakan.
Beberapa pemanfaatan TIK dalam pembelajaran diantaranya:
1. Presentasi
Presentasi merupakan cara yang sudah lama digunakan, dengan
menggunakan
OHP atau chart. Peralatan yang digunakan sekarang biasanya menggunakan
5
sebuah komputer/laptop dan LCD proyektor. Ada beberapa keuntungan jika
kita
memanfaatkan TIK diantaranya kita bisa menampilkan animasi dan film,
sehingga tampilannya menjadi lebih menarik dan memudahkan siswa untuk
menangkap materi yang kita sampaikan. Software yang paling banyak
digunakan
untuk presentasi adalah Microsoft Powerpoint.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan
presentasi,
diantaranya:
a. Jangan terlalu banyak tulisan yang harus ditampilkan.
b. Tulisan jangan terlalu kecil karena harus dilihat oleh banyak siswa.
c. Perbanyak memasukkan gambar dan animasi
d. Usahakan bentuk presentasi yang interaktif.
2. Demonstrasi
Demontrasi biasanya digunakan untuk menampilkan suatu kegiatan di depan
kelas, misalnya eksperimen.
Kita bisa membuat suatu film caracara
melakukan suatu kegiatan misalnya cara
melakukan pengukuran dengan mikrometer yang benar atau mengambil
sebagian
kegiatan yang penting. Sehingga dengan cara ini siswa bisa kita arahkan
untuk
melakukan kegiatan yang benar atau mengambil kesimpulan dari kegiatan
tersebut.
Cara lain adalah memanfaatkan media internet, kita bisa menampilkan
animasi
yang berhubungan dengan materi yang kita ajarkan (meskipun tidak
semuanya
tersedia). Sebagai contoh untuk menampilkan arah vektor dari perkalian
silang
kita bisa mengakses internet dengan alamat
http://www.upscale.utoronto.ca/GeneralInterest/Harrison/Flash/ClassMecha
nics/
RightHandRule/RightHandRule.html
Seperti tampak pada gambar di bawah ini;
6
Animasi arah vektor
3. Virtual Experiment
Maksud dari virtual eksperimen disini adalah suatu kegiatan laboratorium
yang
dipindahkan di depan komputer. Anak bisa melakukan beberapa eksperimen
dengan memanfaatkan software virtual eksperimen misalnya Crocodile
Clips.
Software ini bisa didownload di http://www.crocodileclips.
com/s3_1.jsp , tetapi
kita harus register dulu untuk mendapatkan active code yang berlaku untuk
satu
bulan. Tampilan crocodile clips seperti tampak pada gambar di bawah ini.
membuat rangkaian listrik
7
Metode ini bisa digunakan jika kita tidak mempunyai laboratorium IPA yang
lengkap atau digunakan sebelum melakukan eksperimen yang
sesungguhnya.
4. Kelas virtual
Maksud kelas virtual di sini adalah siswa belajar mandiri yang berbasiskan
web,
misalnya menggunakan moodle. Saya berikan contoh bentuk kelas maya
yang
sedang kami kembangkan di MAN 2 Ciamis.
Pada kelas maya ini siswa akan mendapatkan materi, tugas dan test secara
online.
Kita sebagai guru memperoleh kemudahan dalam memeriksa tugas dan
menilai
hasil ujian siswa. Terutama hasil ujian siswa akan dinilai secara otomatis.
materi online
8
Bentuk tugas yang diberikan
Bentuk test
9
hasil test yang didapat siswa
Sebenarnya banyak bentuk pemanfaatan TIK lainnya yang dapat digunakan
untuk
membantu siswa dalam proses belajar mengajar. Tetapi semua itu tergantung
kepada kita bagaimana cara memanfaatkannya.
Konsep dan Perencanaan dalam Automasi Perpustakaan
January 6th, 2010
Konsep dan Perencanaan dalam Automasi Perpustakaan
Oleh :
Ikhwan Arif *
Makalah Seminar dan Workshop Sehari “ Membangun Jaringan
Perpustakaan Digital dan Otomasi Perpustakaan menuju Masyarakat
Berbasis Pengetahuan “ UMM 4 Oktober 2003
Pendahuluan
Penerapan Teknologi Informasi (TI) saat ini telah menyebar hampir di
semua bidang tidak terkecuali di perpustakaan. Perpustakaan sebagai
institusi pengelola informasi merupakan salah satu bidang penerapan
teknologi informasi yang berkembang dengan pesat. Perkembangan dari
penerapan teknologi informasi bisa kita lihat dari perkembangan jenis
perpustakaan yang selalu berkaitan dengan dengan teknologi informasi,
diawali dari perpustakaan manual, perpustakaan terautomasi, perpustakaan
digital atau cyber library. Ukuran perkembangan jenis perpustakaan banyak
diukur dari penerapan teknologi informasi yang digunakan dan bukan dari
skala ukuran lain seperti besar gedung yang digunakan, jumlah koleksi yang
tersedia maupun jumlah penggunanya. Kebutuhan akan TI sangat
berhubungan dengan peran dari perpustakaan sebagai kekuatan dalam
pelestarian dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan kebudayaan
yang berkembang seiring dengan menulis, mencetak, mendidik dan
kebutuhan manusia akan informasi. Perpustakaan membagi rata informasi
dengan cara mengidentifikasi, mengumpulkan, mengelola dan
menyediakanya untuk umum.
Penerapan teknologi informasi di perpustakaan dapat difungsikan dalam
berbagai bentuk, antara lain:
1. Penerapan teknologi informasi digunakan sebagai Sistem Informasi
Manajemen Perpustakaan. Bidang pekerjaan yang dapat
diintegrasikan dengan sistem informasi perpustakaan adalah
pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka,
pengelolaan anggota, statistik dan lain sebagainya. Fungsi ini sering
diistilahkan sebagai bentuk Automasi Perpustakaan.
2. Penerapan teknologi informasi sebagai sarana untuk menyimpan,
mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan
dalam format digital. Bentuk penerapan TI dalam perpustakaan ini
sering dikenal dengan Perpustakaan Digital.
Kedua fungsi penerapan teknologi informasi ini dapat terpisah maupun
terintegrasi dalam suatu sistem informasi tergantung dari kemampuan
software yang digunakan, sumber daya manusia dan infrastruktur peralatan
teknologi informasi yang mendukung keduanya. Dalam makalah ini
selanjutnya akan membahas tentang automasi perpustakaan.
Faktor Penggerak
Kemudahan mendapatkan produk TI
Harga semakin terjangkau untuk memperoleh produk TI
Kemampuan dari teknologi informasi
Tuntutan layanan masyarakat serba “klick”
Alasan lain
Mengefisiensikan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan
Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna perpustakaan
Meningkatkan citra perpustakaan
Pengembangan infrastruktur nasional, regional dan global.
Peranan Katalog dalam Automasi Perpustakaan
Katalog adalah keterangan singkat atau wakil dari suatu dokumen. Katalog
perpustakaan elektronik adalah jantung dari sebuah sistem perpustakaan
yang terautomasi. Sub sistem lain seperti OPAC dan sirkulasi berinteraksi
dengannya dalam menyediakan layanan automasi. Sebuah sistem katalog
yang dirancang dengan baik merupakan faktor kunci keberhasilan penerapan
automasi perpustakaan.
Cakupan dari Automasi Perpustakaan
Pengadaan koleksi
Katalogisasi, inventarisasi
Sirkulasi, reserve, inter-library loan
Pengelolaan penerbitan berkala
Penyediaan katalog (OPAC)
Pengelolaan anggota
Bagaimana mengenai Layanan Referens ?
Layanan referens tidak termasuk dalam bagian yang terintegrasi dari suatu
sistem automasi perpustakaan, namun yang lebih penting adalah penyediaan
teknologi informasi yang digunakan dalam layanan referens. Layanan
informasi referens dikembangkan dengan menyediakan koleksi dalam
bentuk digital yang dikemas dalam CD-ROM dan akses informasi ke
jaringan luar (LAN, WAN, Internet)
Peran CD-ROM
Mempercepat akses informasi multi media baik itu berupa abstrak,
indeks, bahan full text, dalam bentuk digital tanpa mengadakan
hubungan ke jaringan komputer.
Media back-up / cadangan data perpustakaan dan sarana koleksi
referens bagi perpustakaan lain.
Peran Internet
Untuk mengakses infrormasi multimedia dalam resource internet.
Sarana telekomunikasi dan distribusi informasi.
Untuk membuat homepage, penyebarluasan katalog dan informasi.
Keperluan Pengguna
Pustakawan harus dapat melayani keperluan pengguna seperti permintaan
akan akses yang lebih cepat ke informasi yang diperlukan dari dalam
maupun luar perpustakaan. Dengan begitu diharapkan agar para pustakawan
mahir dalam penggunaan teknologi informasi sehingga mereka dapat
membantu pengguna perpustakaan dalam menemukan informasi yang
diperlukan.
Apa yang harus diketahui dan dikerjakan oleh pustakawan dalam
mengautomasikan perpustakaannya :
Faham akan maksud dan ruang lingkup dan unsur dari AP
Faham dan bisa mengapresiasi pentingnya melaksanakan analisis
sistem yang menyeluruh sebelum merencanakan desain sistem
Faham akan dan bisa mengapresiasi manfaat analisis sistem dan
desain, implementasi, evaluasi dan maintenance.
Faham akan proses evaluasi software sejalan dengan proposal
sebelum menentukan sebuah sistem
Faham akan dan bisa mengapresiasi pentingnya pelatihan untuk staf
dan keterlibatan mereka dalam seluruh proses kerja
Unsu-unsur Automasi Perpustakaan
Dalam sebuah sistem automasi perpustakaan terdapat beberapa unsur atau
syarat yang saling mendukung dan terkait satu dengan lainnya, unsur-unsur
atau syarat tersebut adalah :
1. Pengguna (users)
Pengguna merupakan unsur utama dalam sebuah sistem automasi
perpustakan. Dalam pembangunan sistem perpustakaan hendaknya selalu
dikembangkan melalui konsultasi dengan pengguna-penggunanya yang
meliputi pustakawan, staf yang nantinya sebagai operator atau teknisi serta
para anggota perpustakaan. Apa misi organisasi tersebut? Apa kebutuhan
informasi mereka ? Seberapa melek komputerkah mereka? Bagaimana sikap
mereka ? Apakah pelatihan dibutuhkan? Itu adalah beberapa pertanyaan
yang harus dijawab dalam mengembangkan sebuah sistem automasi
perpustakaan. Automasi Perpustakaan baru bisa dikatakan baik bila
memenuhi kebutuhan pengguna baik staf maupun anggota perpustakaan.
Tujuan daripada sistem automasi perpustakaan adalah untuk memberikan
manfaat kepada pengguna.
Konsultasikan dengan pengguna untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan
mereka. Namun perlu hati-hati terhadap penilaian keliru yang dilakukan oleh
pengguna mengenai kebutuhan dan persepsi tentang apa yang bisa dan tidak
bisa dilakukan oleh suatu sistem komputer . Kebutuhan dapat dirincikan
terlalu banyak atau terlalu sedikit dan kadang-kadang persepsi bisa juga
keliru.
Staf yang bersangkutan harus dilibatkan mulai dari tahap perencanaan dan
pelaksanaan sistem. Masukan dari masing-masing staf harus dikumpulkan
untuk menjamin kerjasama mereka. Tenaga-tenaga inti yang dilatih untuk
menjadi operator, teknisi dan adminsitrator sistem harus diidentifikasikan
dan dilatih sesuai bidang yang akan dioperasikan.
2. Perangkat Keras (Hardware)
Komputer adalah sebuah mesin yang dapat menerima dan mengolah data
menjadi informasi secara cepat dan tepat. Pendapat lain mengatakan bahwa
komputer hanya sebuah komponen fisik dari sebuah sistem komputer yang
memerlukan program untuk menjalankannya.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komputer adalah
sebuah alat dimana kemampuanya sangat tergantung pada manusia yang
mengoperasikan dan software yang digunakan.
Kecenderungan perkembangan komputer :
Ukuran fisik mengecil dengan kemampuan yang lebih besar
Harga terjangkau (murah)
Kemampuan penyimpanan data berkapasitas tinggi
Transfer pengiriman data yang lebih cepat dengan adanya jaringan
Dalam memilih perangkat keras yang pertama adalah menentukan staf yang
bertanggung jawab atas pemilihan dan evaluasi hardware sebelum transaksi
pembelian. Adanya staf yang bertanggung jawab adalah untuk mengurangi
ketergantungan terhadap pihak lain dan menghindari dampak buruk yang
mungkin timbul. Hal lain adalah adanya dukungan teknis serta garansi
produk dari vendor penyedia komputer.
3. Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak diartikan sebagai metode atau prosedur untuk
mengoperasikan komputer agar sesuai dengan permintaan pemakai.
Kecenderungan dari perangkat lunak sekarang mampu diaplikasikan dalam
berbagai sistem operasi, mampu menjalankan lebih dari satu program dalam
waktu bersamaan (multi-tasking), kemampuan mengelola data yang lebih
handal, dapat dioperasikan secara bersama-sama (multi-user).
Untuk mendapatkan software kini sudah banyak tersedia baik dari luar
maupun dalam negeri dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan dan
harga yang bervariasi. Di perpustakaan software yang dikenal antara lain
CDS/ISIS, WINISIS yang mudah didapat dan gratis freeware dari Unesco
atau dari beberapa perguruan tinggi sekarang telah banyak membuat dan
mengembangakan sistem perpustakaannya sendiri seperti SIPUS 2000 di
UGM, Sipisis di IPB. Masih banyak lagi perguruan tinggi dan institusi
pengembang software yang mengembangkan SIP dengan kemampuan yang
tidak kalah sip. Sistem Informasi Perpustakaan ini difungsikan untuk
pekerjaan operasional perpustakaan, mulai dari pengadaan, katalogisasi,
inventarisasi, keanggotaan, OPAC, pengelolaan terbitan berkala, sirkulasi,
dan pekerjaan lain dalam lingkup operasi perpustakaan.
Kriteria Penilaian Software
Suatu software dikembangkan melalui suatu pengamatan dari suatu sistem
kerja yang berjalan, untuk menilia suatu software tentu saja banyak kriteria
yang harus diperhatikan. Beberapa criteria untuk menilia software adalah
sebagai berikut :
Kegunaan : fasilitas dan laporan yang ada sesuai dengan kebutuhan
dan menghasilkan informasi tepat pada waktu (realtime) dan relevan
untuk proses pengambilan keputusan.
Ekonomis : biaya yang dikeluarkan sebanding untuk
mengaplikasikan software sesuai dengan hasil yang didapatkan.
Keandalan : mampu menangani operasi pekerjaan dengan frekuensi
besar dan terus-menerus.
Kapasitas : mampu menyimpan data dengan jumlah besar dengan
kemampuan temu kembali yang cepat.
Sederhana : menu-menu yang disediakan dapat dijalankan dengan
mudah dan interaktif dengan pengguna
Fleksibel : dapat diaplikasikan di beberapa jenis sistem operasi
dan institusi serta maupun memiliki potensi untuk dikembangkan
lebih lanjut.
Menentukan Software
Membangun sendiri
Mengontrakan keluar
Membeli software jadi yang ada di pasaran
Pilihan apapun yang dijatuhkan, software harus
Sesuai dengan keperluan
Memiliki ijin pemakaian
Ada dukungan teknis, pelatihan , dokumentasi yang relevan serta
pemeliharaan.
Menentukan staf yang bertanggungjawab atas pemilihan dan evaluasi
software.
Memilih dan membeli perangkat lunak merupakan suatu proses tersedianya
dukungan pemakai, karena diperlukan banyak pelatihan dan pemecahan
masalah sebelum sistem tersebut dapat berjalan dengan baik. Salah satu cara
untuk memastikan dukungan pelanggan adalah memilih perangkat lunak
yang digunakan oleh sejumlah perpustakaan. Sekelompok besar pengguna
biasanya menjustifikasikan layanan dukungan pelanggan sebagai hal yang
subtansial. Selain itu, pengguna dapat saling membantu dalam pemecahan
masalah.
Spesifikasi perangkat keras harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan
minimum operasi perangkat lunak.
4. Network / Jaringan
Jaringan komputer telah menjadi bagian dari automasi perpustakaan karena
perkembangan yang terjadi di dalam teknologi informasi sendiri serta
adanya kebutuhan akan pemanfaatan sumber daya bersama melalui
teknologi.
Komponen perangkat keras jaringan antara lain : komputer sebagai server
dan klien, Network Interface Card ( LAN Card terminal kabel (Hub),
jaringan telepon atau radio, modem.
Hal yang harus diperhatikan dalam membangun jaringan komputer adalah :
Jumlah komputer serta lingkup dari jaringan (LAN, WAN)
Lokasi dari hardware : komputer, kabel, panel distribusi, dan
sejenisnya
Protokol komunikasi yang digunakan
Menentukan staf yang bertanggun jawab dalam pembangunan
jaringan.
5. Data
Data merupakan bahan baku informasi, dapat didefinisikan sebagai
kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, fakta, tindakan,
benda, dan sebagainya. Data terbentuk dari karakter, dapat berupa alfabet,
angka, maupun simbol khusus seperti *, $ dan /. Data disusun mulai dari
bits, bytes, fields, records, file dan database.
Sistem informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah data
tersebut sesuai instruksi, dan mengeluarkan hasilnya. Fungsi pengolahan
informasi sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah
dalam periode waktu sebelumnya, karena itu ditambahkan sebuah
penyimpanan data file (data file storage) ke dalam model sistem informasi;
dengan begitu, kegiatan pengolahan tersedia baik bagi data baru maupun
data yang telah dikumpulkan dan disimpan sebelumnya.
Gambar 1. Model dasar sistem informasi
Data
Pengolaha
n Informasi
Gambar 2. Model Pengembangan Sistem Informasi
Penyimpanan
Masukan Pengolahan Keluaran
Standar basis data katalog
Kerjasama antar perpustakaan secara elektronik telah berkembang seiring
dengan perkembangan teknologi yang telah memungkinkan untuk itu dan
didasari adanya kebutuhan untuk menggunakan sumber daya bersama.
Bentuk tukar-menukar maupun penggabungan data katalog koleksi adalah
suatu hal yang sudah biasa terjadi dalam perpustakaan, kerjasama dapat
dilakukan jika masing-masing perpustakaan itu memiliki kesamaan dalam
format penulisan data katalog data. Persoalan yang sering dihadapi dalam
kerjasama tukar-menukar atau penggabungan data adalah banyaknya data
yang ditulis dengan suka-suka yaitu tidak memperhatikan standar yang ada.
Pekerjaan konversi data merupakan hal yang membosankan dan memakan
banyak waktu. Sering data katalog dalam perpustakaan tidak menggunakan
standar, hal ini banyak terjadi karena kurangnya pemahaman akan manfaat
standar penulisan data. Pertemuan-pertemuan mungkin perlu sering
diadakan diantara anggota-anggota jaringan perpustakaan untuk menentukan
standar-standar dan prosedur-prosedur yang digunakan bersama.
Persoalan lain dalam standardisasi format penulisan data katalog adalah
bahasa. Kebanyakan perpustakaan mengkoleksi materi yang menggunakan
bahasa pengantar berbeda-beda. Bagaimana dengan bahasa pengantar
cantuman katalog itu sendiri? Informasi judul jelas harus diisi sesuai dengan
judul koleksi yang bersangkutan. Bagaimana dengan kolom subjek dan kata
kunci? Haruskah diisi dengan bahasa nasional (Bahasa Indonesia untuk
perpustakaan di Indonesia) atau dengan bahasa internasional (Bahasa
Inggris)? Lebih jauh lagi, bagaimana kita memberi nama pada kolom-kolom
isian, dengan Bahasa Indonesia (judul, pengarang, penerbit, dsb.) atau
bahasa Inggris (title, author, publisher etc.)? Bagaimana dengan koleksi
yang berpengantar bahasa-bahasa lain seperti Arab, China atau Korea ?
Metadata
Metada merupakan istilah baru dan bukan merupakan konsep baru di dunia
pengelola informasi. Perpustakaan sudah lama menciptakan metada dalam
bentuk pengkatalokan koleksi .
Definisi metadata sangat beragam ada yang mengatakan “data tentang data”
atau “informasi tentang informasi”, pengertian dari beberapa definisi
tersebut bahwa metadata adalah sebagai bentuk pengindentifikasian,
penjelasan suatu data, atau diartikan sebagai struktur dari sebuah data.
Dicontohkan metadata dari katalog buku terdiri dari : judul, pengarang,
penerbit, subyek dan sebagainya. Metada yang biasa digunakan di
perpustakaan adalah Marc dan Dublin Core.
INDOMARC
Machine Readable Cataloging (MARC) merupakan salah satu hasil dan juga
sekaligus salah satu syarat penulisan katalog koleksi bahan pustaka
perpustakaan. Standar metadata katalog perpustakaan ini dikembangkan
pertama kali oleh Library of Congress, format LC MARC ternyata sangat
besar manfaatnya bagi penyebaran data katalogisasi bahan pustaka ke
berbagai perpustakaan di Amerika Serikat. Keberhasilan ini membuat negara
lain turut mengembangkan format MARC sejenis bagi kepentingan
nasionalnya masing-masing.
Format INDOMARC merupakan implementasi dari International Standard
Organization (ISO) Format ISO 2719 untuk Indonesia, sebuah format untuk
tukar-menukar informasi bibliografi melalui format digital atau media yang
terbacakan mesin (machine-readable) lainnya. Informasi bibliografi biasanya
mencakup pengarang, judul, subyek, catatan, data penerbitan dan deskripsi
fisik.
Indomarc menguraikan format cantuman bibliografi yang sangat lengkap
terdiri dari 700 elemen dan dapat mendeskripsikan dengan baik kebanyakan
objek fisik sumber pengetahuan, seperti jenis monograf (BK), manuskrip
(AM), dan terbitan berseri (SE) termasuk; Buku Pamflet, Lembar tercetak,
Atlas, Skripsi, tesis dan disertasi (baik diterbitkan ataupun tidak), dan Jurnal
Buku Langka.
Dublin Core
Dublin Core merupakan salah satu skema metadata yang digunakan untuk
web resource description and discovery. Gagasan membuat standar baru
agaknya dipengaruhi oleh rasa kurang puas dengan standar MARC yang
dianggap terlalu banyak unsurnya dan beberapa istilah yang hanya
dimengerti oleh pustakawan serta kurang bisa digunakan untuk sumber
informasi dalam web. Elemen Dublin Core dan MARC intinya bisa saling
dikonversi.
Metadata Dublin Core memiliki beberapa kekhususan sebagai berikut:
a. Memiliki deskripsi yang sangat sederhana
b. Semantik atau arti kata yang mudah dikenali secara umum.
c. Expandable memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
Dublin Core terdiri dari 15 unsur yaitu :
1. Title : judul dari sumber informasi
2. Creator : pencipta sumber informasi
3. Subject : pokok bahasan sumber informasi, biasanya dinyatakan
dalam bentuk kata kunci atau nomor klasifikasi
4. Description : keterangan suatu isi dari sumber informasi, misalnya
berupa abstrak, daftar isi atau uraian
5. Publisher : orang atau badan yang mempublikasikan sumber
informasi
6. Contributor : orang atau badan yang ikut menciptakan sumber
informasi
7. Date : tanggal penciptaan sumber informasi
8. Type : jenis sumber informasi, nover, laporan, peta dan sebagainya
9. Format : bentuk fisik sumber informasi, format, ukuran, durasi,
sumber informasi
10. Identifier : nomor atau serangkaian angka dan huruf yang
mengidentifikasian sumber informasi. Contoh URL, alamat situs
11. Source : rujukan ke sumber asal suatu sumber informasi
12. Language : bahasa yang intelektual yang digunakan sumber informasi
13. Relation : hubungan antara satu sumber informasi dengan sumber
informasi lainnya.
14. Coverage : cakupan isi ditinjau dari segi geografis atau periode waktu
15. Rights : pemilik hak cipta sumber informasi
6. Manual
Manual atau biasa disebut prosedur adalah penjelasan bagaimana
memasang, menyesuaikan, menjalankan suatu perangkat keras atau
perangkat lunak. Prosedur merupakan aturan-aturan yang harus diikuti
bilamana menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak. Banyak
peripheral perangkat keras maupun sistem tidak berjalan dengan optimal
karena dokumentasi yang tidak memadai atau pengguna tidak mengerti
manual yang disediakan. Manual harus dibaca dan dimengerti walau serumit
apapun. Manual adalah kunci bagi kelancaran sistem.
Manual / prosedur dapat juga mencakup kebijakan-kebijakan khususnya
dalam lingkungan jaringan dimana pemasukan dan pengeluaran data
membutuhkan format komunikasi bersama. Pertemuan-pertemuan mungkin
perlu sering diadakan diantara anggota-anggota jaringan untuk menentukan
standar-standar dan prosedur-prosedur.
Tahapan Membangun Sistem AP
Tahap Hasil
Persiapan Definisi masalah
Maksud dan tujuan
Kerangka kerja
Perkiraan waktu dan biaya
Survei Analisa kond. sumber daya
Analisa kebutuhan
Analisa sistem berjalan
Disain Menyusun logika kerja sistem
Disain data, table, database,
relasi.
Disain input, proses dan output
Spes. peralatan yang diperlukan
Pembangunan Pembuatan program aplikasi.
Instalasi software, jaringan klien
server
Dokumentasi
Uji coba Tes sistem keseluruhan
Evaluasi, perbaikan
Training Training : staf,operator, teknisi,
administrator
Sosialisasi
Operasional Sistem siap digunakan.
Bantuan teknis
Pengembangan lebih lanjut
Kesimpulan
Unsur dan syarat automasi perpustakaan ada banyak. Biasanya, pustakawan
berharap terlalu banyak dari sistem ini dan oleh karenannya merasa kecewa
bilamana sistem tersebut tidak bekerja seperti yang diharapkan. Untuk
memastikan adanya keberhasilan dalam automasi perpustakaan dibutuhkan
kerjasama yang optimal dan berkelanjutan diantara pengguna sehingga
tercipta kepuasan diantara pengguna, suatu penilain mendalam mengenai
kebutuhan-kebutuhan pengguna harus dilakukan sebelum rencana detail
untuk automasi dilakukan. Perlu tersedianya staf (pustakawan, operator,
teknisi/administrator) yang terlatih. Seluruh anggota staf harus mengerti
tentang sistem automasi perpustakaan.
Daftar Pustaka
1. Materi TOT Technologi Information & Communication oleh Unesco
dan Pusnas RI di Yogyakarta 1999
2. Konsep, Desain dan Implementasi Perpustakaan Elektronik : Integrasi
Perpustakaan Terotomasi dan Perpustakaan Digital Untuk
Perpustakaan Nasional di Indonesia Oleh: Ismail Fahmi
3. Model Implementasi Protokol OAI dalam IndonesiaDLN dan
Hubungannya dengan Digital Library di Luar Negeri oleh Rurie
Muharto.