4
425 volume asam oleat maka semakin kecil % FFA pada akhir reaksi. Pada penelitian ini akan diteliti hasil limbah padat industri kulit dari proses fleshing yang berupa koyoran (Iemak) yang dimanfaatkan sebagai bahan alternatif pada proses pembuatan sabun.Proses fleshing merupakan proses pembersihan sisa-sisa gajih atau daging pada kulit dilakukan dengan mesin pembuang. Buangan padat proses fleshing yang berupa koyoran biasanya dimasukkan ke drum plastik dan segera dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) agar tidak menimbulkan bau. Karena buangan padat proses fleshing yang berupa koyoran mempunyai kadar lemak 26,86% (dari hasil analisa), maka buangan padat proses fleshing ini akan dimanfaatkan sebagai bahan alternatif pembuatan sabun yang merupakan tujuan dari penelitian ini sehingga dapat memberikan nilai tambah pada limbah tersebut dari semula tidak mempunyai nilai ekonomis menjadi bahan yang mempunyai nilai ekonomis.Pembuatan sabun cuci dari limbah padat industri kulit yang berupa koyoranJlemak dipengaruhi oleh penambahan basa KOH dan adsorben bleaching clay, Dimana akan didapatkan sabun cuci yang memenuhi standart S.U, Semakin meningkatnya perkembangan teknologi, maka dewasa ini banyak terdapat produk-produk dari suatu pabrik yang bermacam-macam bentuknya di pasaran guna memenuhi kebutuhan konsumen. Sebagai contoh adalah banyaknya produk-produk sabun yang muncul. Oleh karena itu sebagai alternatif baru limbah padat industri kulit untuk bahan dasar pembuatan sabun bisa digunakan. Pada pnnsipnya sabun dihasilkan dari proses saponifikasi antara minyak atau lemak dengan basa (biasanya KOH atau NaOH). Endang P. dkk (2001), sebagai peneliti pendahulu meneliti tentang pemanfaatan limbah cair minyak goreng sebagai bahan baku pembuatan sabun rakyat dengan mutu yang cukup baik mendekati S.lI, demikian juga Samsiatu S. dkk (2004) meneliti tentang pemanfaatan biji mimba untuk pembuatan sabun dengan mutu yang memenuhi standart. Elvianto dkk (2008) meneliti tentang reaksi esterifikasi asam lemak bebas minyak jarak pagar dengan katalis asam dan penambahan adsorben dimana semakin tinggi % PENDAHULUAN Key words: solid waste, skin industry,KOH,fatty acid, soap. With the increase in the development of technology, then today often products from a factory that variousforms in the market in order to satisfies the consumer. For example was the number of soap products that emerged Because of that as the new alternative that is lookingfor the alternative basefor theproduction base of soap. The alternative that will be developed was theproduction of soapfrom that isfat. This research was to make laundry detergent by making use of the waste of the skin industry. Was based on results of the analysis it was known the best condition was achieved at the time of the increase 7 gram and the increase KOH 15 gram with the level of free alkali 0.094 %, fat not 1.80 %, and the numberfatty acid 68. 7 %. Meaning that at the moment the conditionfor the quality of laundry detergent based on the Standard of Nasionallndonesia could befilled ABSTRACT Dyah Suci Perwitasari Jurusan Teknik Kimia FakultasTeknologi Industri UPN'Veteran" Jawa Timur 11. Raya Rungkut Madya-Gunung Anyar-Surabaya Telp : (031)8782179 E-mail: [email protected] PEMANFAATN LIMBAH INDUSTRI KULIT SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN SABUN UTILIZATION OF SOLID WASTE LEATHER INDUSTRY AS RAW MATERIAL MAKING SOAP Jumal TeknikKimia Vo1.5,No.2, April 2011

PEMANFAATN LIMBAH INDUSTRI KULIT SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN SABUN.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMANFAATN LIMBAH INDUSTRI KULIT SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN SABUN.pdf

425

volume asam oleat maka semakin kecil % FFA padaakhir reaksi.

Pada penelitian ini akan diteliti hasil limbahpadat industri kulit dari proses fleshing yang berupakoyoran (Iemak) yang dimanfaatkan sebagai bahanalternatif pada proses pembuatan sabun.Prosesfleshing merupakan proses pembersihan sisa-sisagajih atau daging pada kulit dilakukan dengan mesinpembuang. Buangan padat proses fleshing yangberupa koyoran biasanya dimasukkan ke drum plastikdan segera dibuang ke tempat pembuangan akhir(TPA) agar tidak menimbulkan bau. Karena buanganpadat proses fleshing yang berupa koyoranmempunyai kadar lemak 26,86% (dari hasil analisa),maka buangan padat proses fleshing ini akandimanfaatkan sebagai bahan alternatif pembuatansabun yang merupakan tujuan dari penelitian inisehingga dapat memberikan nilai tambah pada limbahtersebut dari semula tidak mempunyai nilai ekonomismenjadi bahan yang mempunyai nilaiekonomis.Pembuatan sabun cuci dari limbah padatindustri kulit yang berupa koyoranJlemak dipengaruhioleh penambahan basa KOH dan adsorben bleachingclay, Dimana akan didapatkan sabun cuci yangmemenuhi standart S.U,

Semakin meningkatnya perkembanganteknologi, maka dewasa ini banyak terdapatproduk-produk dari suatu pabrik yangbermacam-macam bentuknya di pasaran gunamemenuhi kebutuhan konsumen. Sebagaicontoh adalah banyaknya produk-produk sabunyang muncul. Oleh karena itu sebagai alternatifbaru limbah padat industri kulit untuk bahandasar pembuatan sabun bisa digunakan. Padapnnsipnya sabun dihasilkan dari prosessaponifikasi antara minyak atau lemak denganbasa (biasanya KOH atau NaOH).

Endang P. dkk (2001), sebagai penelitipendahulu meneliti tentang pemanfaatan limbahcair minyak goreng sebagai bahan bakupembuatan sabun rakyat dengan mutu yangcukup baik mendekati S.lI, demikian jugaSamsiatu S. dkk (2004) meneliti tentangpemanfaatan biji mimba untuk pembuatan sabundengan mutu yang memenuhi standart.

Elvianto dkk (2008) meneliti tentangreaksi esterifikasi asam lemak bebas minyakjarak pagar dengan katalis asam danpenambahan adsorben dimana semakin tinggi %

PENDAHULUAN

Key words: solid waste, skin industry,KOH,fatty acid, soap.

With the increase in the development of technology, then today often products from a factorythat variousforms in the market in order to satisfies the consumer. For example was the number of soapproducts that emerged Because of that as the new alternative that is looking for the alternative basefortheproduction base of soap. The alternative that will be developed was theproduction of soap from thatis fat. This research was to make laundry detergent by making use of the waste of the skin industry. Wasbased on results of the analysis it was known the best condition was achieved at the time of the increase7 gram and the increase KOH 15 gram with the level of free alkali 0.094 %, fat not 1.80 %, and thenumber fatty acid 68. 7 %. Meaning that at the moment the condition for the quality of laundry detergentbased on the Standard of Nasionallndonesia could befilled

ABSTRACT

Dyah Suci PerwitasariJurusan Teknik Kimia FakultasTeknologi Industri UPN'Veteran" Jawa Timur

11. Raya Rungkut Madya-Gunung Anyar-Surabaya Telp : (031)8782179E-mail: [email protected]

PEMANFAATN LIMBAH INDUSTRI KULIT SEBAGAI BAHAN DASARPEMBUATAN SABUN

UTILIZATION OF SOLID WASTE LEATHER INDUSTRY AS RAWMATERIAL MAKING SOAP

Jumal Teknik Kimia Vo1.5,No.2, April 2011

Page 2: PEMANFAATN LIMBAH INDUSTRI KULIT SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN SABUN.pdf

426

Gambar di atas menunjukkan semakin banyakbleaching earth yang ditambahkan, maka akansemakin besar pula % alkali bebas. Tetapi

Gambar 4. Hubungan Berat Bleaching earth dengan% Alkali bebas.

--+-9 GramKOH -e- 11«am KOH • 13«am KOH15GramKOH-+-17 «am KOH

serat Bleaching Earth

0,02.

... ---.----.-------~-

: 0,08ea>

~ 0,06:;;:""0,04

0,1

0,12,---~---------,

Gambar di atas menunjukkan bahwa semakin banyakKOH yang ditambahkan pada saat proses penyabunanmaka semakin besar % alkali bebas yang diperoleh.Hal ini disebabkan karena semakin bertambahnyaKOH pada waktu penyabunan dan kecepatanpengadukan yang tetap, maka basa alkali yang tidakbereaksi akan semakin besar sehingga akanmempengaruhi kualitas sabun. Untuk memenuhistandart SNI penambahan berat KOH tidak melebihi17 gram.

Gambar 3. Hubungan Berat KOHdengan % Alkali bebas

-+- 4 GramBleachingearth -0- 5 GramBleachingearth

• 6 GramBleachingearth 7 GrarnBklachingearth_,._ 8 GramBleachingearth

171513Bera! KOH

11

0,02

0,04

-~"----.-----0,06

0,08

0,1

0,12,---------------,

Hasil yang diperoleh dalam penelitian tntditampilkan dalam bentuk grafik seperti yang terlihatpada gambar 3 -8.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2. Skema proses pembuatan sabun

Sa bun

+Pepanasan 80 "C +

KOH

+Pengadukan 350 rpm

35 menit + air

+I Pendinginan

_I

2. Proses Pembuatan SabunMinyak hasil pemucatan

Gambar 1. Skema proses pemucatan

: 30 menit

: 1000 gram: 700e: 350 rpm: 20 menit

Bahan-bahan Yang digunakan dalampenelitian ini adalah lemak daging, bleachingearth, KOH, Aquades dan H2S04.Kondisi TetapProses PemucatanBerat lemakSuhu pemanasanKecepatan pengadukWaktu pengadukanWaktu pencairanProses Pembuatan Sa bunKecepatan pengaduk : 350 rpmSuhu pemanasan : 800eWaktu pengadukan : 35 menitPeubah yang dijalankan :Berat bleaching earth (gram): 4 : 5 : 6 : 7 : 8Berat KOH (gram): 9, 11 , 13 , 15 , 17

METODOLOGI

Jumal Teknik Kimia Vo1.5, No.2, April 2011

Page 3: PEMANFAATN LIMBAH INDUSTRI KULIT SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN SABUN.pdf

427

Gambar di atas menunjukkan bahwa semakin banyakKOH yang ditambahkan pada saat penyabunan, makaakan semakin besar pula % asam lemak jumlah yangdiperoleh. Hal ini dipengaruhi oleh kadar air yangterkandung dalam masing-masing sabun. Kadar airsabun sendiri disebabkan karena KOH yangdigunakan dalam penyabunan jumlahnya lebih besar.Sehingga dengan semakin banyak KOH yangditambahkan, maka kadar airnya akan semakinsedikit. Karena semakin sedikit air yangditambahkan, asam lemak jumlah yang terdapat padasabun akan semakin besar. Dari penelitian yang kamilakukan , hasil maksimum asam lemak jumlah 70,2 %Sedangkan standart minimal SNI 6,82 %, Dengandemikian hasil penelitian ini memenuhi SNI,

Gambar 7. Hubungan Berat KOH dengan % Asamlemak jumlah

--+- 4 Gram Bleaching earth -0- 5 Gram Bleac~ng earth6 Gram Bleadvng earth 7 Gram Bleac~ng earth

-'M-- 8 Gram Bleaching earth

171513BemtKOH

11

~70E~68~m

~66_,

72 ~.---~~-.

Gambar di atas menunjukkan bahwa semakin banyakbleaching earth yang ditambahkan, maka akansemakin besar % lemak tak tersabunkan. Tetapipeningkatan dari % lemak tak tersabunkan tidakbegitu besar karena penambahan bleaching earth disini lebih banyak berpengaruh pada sifat fisik sabunyang dihasilkan. Dari penelitian yang kami lakukan ,hasil maksimum lemak tak tersabunkan 2,07 %.Sedangkan standart maksimal SNI 2,5 %, Dengandemikian hasil penelitian ini memenuhi SNI.

Gambar 6. Hubungan Berat Bleaching earthdengan % Lemak tak tersabunkan.

1=-'-9 Gram KOH .-11Qan KOH .. 13Gram KOHl. 15GramKOH __ 17Gr2rnKCH ,

BerM Blechlng Earth

l~~~II

2,5

Gambar di atas menunjukkan bahwa semakinbanyak KOH yang ditambahkan pada prosespenyabunan, maka semakin kecil % lemak taktersabunkan. Hal ini disebabkan karena semakinbanyak KOH akan mempercepat prosessaponifikasi sehingga lemak atau minyak yangdapat disabunkan akan semakin besar padawaktu penyabunan dan kecepatan pengadukanyang sama, Secara otomatis lemak taktersabunkan semakin kecil denganbertambahnya KOH. Dari penelitian yang kamilakukan hasil maksimum lemak taktersabunkan 2,07 %. Sedangkan standartmaksimal SNI 2,5 %, Dengan demikian hasilpenelitian ini memenuhi SNI.

Gambar 5. Hubungan Berat KOH dengan %Lemak tak tersabunkan,

-+- 4 Gram Bleaching earth --.- 5 Oam Bleaching earth~ 6GramBleachingeath 7GramBleachingearth

---'l'-8 Gram Bleaching earth

15 1711 13

Serat KOH

2'5'-~~~~~------1

~ 2 I~ 6 ..s :-..--~---.-!',5 ~~ II

; 1

!;;ft. 0,5

peningkatan dari % alkali bebas tidak begitubesar, karena penambahan bleaching earth disini lebih banyak berpengaruh pada sifat fisikdari sabun yang dihasilkan. Sedangkan untukmemenuhi standar maksimal SNI 0,1 %penambahan bleaching earth tidak melebihi 7gram pada saat penambahan KOH sebesar 17gram.

Jurnal Teknik Kimia Vo1.5, No.2, April 2011

Page 4: PEMANFAATN LIMBAH INDUSTRI KULIT SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN SABUN.pdf

..

428

I

Sunarto, (2005), "Pengetahuan Bahan KulitUntuk Seni & Industri", Cetakan Kelima,Kanisius, Yogyakarta.

Samsiatu Sopiyah, (2004), "PemanfaatanBijiMimba Untuk Pembuatan Sabun ", UPN"Veteran" Jatim.

,I

,I

I

I

Pusat Standarisasi Industri, SNI - 06 - 2048 -1(990), "Sabun Cud", Badan Penelitiandan Pengembangan Industri danPerdagangan, Departemen Perindustriandan Perdagangan

Jiptits-gdl-sl-2006-emisiswiyanti 1177-StudiOptimasi Penambahan KOH Dan LamaWaktu Pemadatan Serta PengaruhnyaTerhadap Mutu Sabun-Institut TeknologiSepuluh November-GDL 4 - o.ht.

Judy.Robert.Benny.(2001).Pemanjaatan Limbah.Serutan Kulit Samakan Di Desa Sukaregang,Gantt Untuk Meningkatkan Ketahanan KaretBusa Dar; Lateks, Prosiding Seminar NasionalPascasarjana ITS Surabaya.

Endang P. DKK (2001)."Pemanjaatan Limbah CairPabrik Minyak Goreng Sebagai Bahan BakuPembuatan Sabun"Prosiding SeminarNasional Fundamental dan Aplikasi TeknikKimia ITS Surabaya.

Elvianto Dkk (2008) "Reaksi esterifikasi asamlemak bebas minyak jarak pagar dengankatalis asam dan penambahan adsorben"Prosiding Seminar Nasional Teknik KimiaSoebardjo Brotoharjono "UPN' Surabaya.

Buckle.K.A, (1985), "llmu Pangan", CetakanPertama, Universitas Indonesia, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Buangan proses fleshing industripenyamakan kulit yang biasa disebut koyorandapat dimanfaatkan untuk bahan bakupembuatan sabun karena mengandunglemak.Semakin banyak bleaching earth yangditambahkan maka semakin jernih warnaminyaknya.Sedangkan semakin besar jumlahKOH yang ditambahkan akan menghasilkansabun cuci dengan kadar alkali bebas yangtinggi karena adanya sisa KOH yang tidakbereaksi.Berdasarkan hasil analisa diketahuikondisi terbaik dicapai pada saat penambahanbleaching earth 7 gram dan penambahan KOH15 gram dengan kadar alkali bebas 0,094 %,lemak tak tersabunkan 1,80 %, dan asam lemakjumlah 68,7 %.Sehingga syarat mutu sabuncuci berdasarkan Standar Nasional Indonesiadapat dipenuhi.

KESIMPULAN

Minyak pelikanDari semua peubah berubah baik penambahanbleaching earth maupun penambahan KOHsemuanya memenuhi SII. Karena dari hasilanalisa, kandungan minyak pelikannya negatif.

Gambar di atas menunjukkan semakin banyakbleaching earth yang ditambahkan, maka asamlemak bebas akan semakin besar. Hal inidisebabkan karena semakin banyak bleachingearth yang ditambahkan, maka asam lemakbebas akan meningkat dan secara otomatis %asam lemak jumlah juga akan semakin besar.Dari penelitian yang kami lakukan , hasilmaksimum asam lemak jumlah 70,2 %Sedangkan standart minimal SNl 6,82 %.Dengan demikian hasil penelitian ini memenuhiSNl.

Gambar 8. Hubungan Berat Bleaching earthdengan% Asam lemak jumlah

13Gram 1(01----.-gGrarn I(OH ----11 Gram KOHts cram I(OH ---'M--17Gram KOH

Berat Bleaching Earth

62

s:~~ 68

"'"'"~ 66

E~ 64..""

70

Jumal Teknik Kimia Vol.S, No.2, April 2011

r