Pemantapan Kemampuan Profesional Universitas Terbuka

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Menerima Jasa Pembuatan PKP PAUD/TK, SD

Citation preview

  • LAPORAN PELAKSANAAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

    MENINGKATKAN PEMAHAMAN HURUF ABJAD MELALUI MEDIA

    GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B PAUD NAMA PAUD

    Disusun oleh

    NAMA : MAHASISWA NIM : xxxxxxxxxxxx PRODI : S1-PAUD

    UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ)

    UNIVERSITAS TERBUKA

    1

  • 2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Salah satu langkah pertama untuk menjadi pembaca yang sukses adalah

    belajar mengenali huruf abjad. Setiap orang tua pasti akan cepat cemas bila

    mendapati putra-putri pada usia sekolah belum juga bisa membaca dengan lancar.

    Kecemasan cukup beralasan mengingat kemampuan membaca dan menulis

    merupakan hal mendasar yang harus dipupuk sejak dini untuk dijadikan bekal

    bagi seorang anak memasuki dunia pendidikan. Iebih dari itu, kemampuan

    membaca merupakan modal utama seorang anak untuk membuka jendela masa

    depan, sebuah langkah awal menguasai ilmu pengetahuan.

    Belajar membaca bukanlah merupakan suatu tindakan alamiah dari

    seorang anak. Kemampuan membaca pada seorang anak tidaklah didapatkan

    begitu saja seiring perkembangan usianya. Untuk mendapatkan kemampuan ini

    pada seorang anak, diperlukan suatu proses belajar. lingkungan dan orangtua

    memegang peranan penting dalam proses pengenalan bunyi-bunyi bicara (fonem)

    dan kata-kata yang pada awalnya akan ditangkap oleh anak sebagai bahasa lisan.

    Dalam proses pengenalan ini, anak belum sampai pada proses belajar, hanya

    mengenal dan memahami bunyi-bunyian itu.

    Orang tua perlu mengetahui bahwa "prinsip huruf abjad" adalah proses

    awal seorang anak membedakan karakter satu huruf dengan huruf lainnya yang

    bila dirangkaikan akan menimbulkan keragaman bunyi. Proses ini adalah tahap

    dimana anak mulai mengidentilikasi bunyi yang ada dalam kata, setelah itu

    barulah dapat diajarkan bagaimana huruf-huruf abjad itu dapat membentuk suatu

    kata yang bcrmakna berbeda sate dengan lainnya.

  • 3

    Ketika sampai pada proses pengenalan huruf-huruf abjad pada anak, ada

    hal penting lain yang patut mcnjadi perhatian. Mencermati kemampuan memori

    pada anak perlu dilakukan agar jangan sampai anak merasa dipaksa untuk

    menghafal semua huruf dalam waktu singkat. Meskipun membaca memang

    merupakan suatu proses yang mewajibkan seseorang mampu menggunakan

    keterampilan diskriminasi visual-suara juga adanya proses perhatian dan memori.

    Karena itu, latihan yang cukup sering harus diberikan pada anak. Menerapkannya

    dalam suasana belajar yang tidak formal akan lebih balk.

    Tujuan utama memahami huruf abjad adalah agar anak-anak memahami

    apa yang mereka baca, schingga membaca bumf dan suara yang serasi itu juga

    harus menghubungkan kata-kata dan makna. Belajar membaca adalah proses yang

    relatif panjang yang dimulai sangat awal dalam pembangunan dan jelas sebelum

    anak-anak memasuki sekolah formal. Anak-anak yang menerima stimulasi

    pengalaman keaksaraan sejak lahir dan seterusnya tampaknya memiliki kelebihan

    dalam hal pengembangan kosa kata, memahami tujuan membaca dan

    mengembangkan kesadaran keaksaraan cetak dan konsep. Anak-anak yang

    membaca pertanyaan yang sering pada usia sangat muda terbuka menjadi menarik

    dan menyenangkan dalam cara-cara untuk bunyi bahasa kita, dengan konsep

    berirama, dan kata lain kegiatan bermain dan bahasa yang berfungsi untuk

    memberikan dasar bagi pengembangan kesadaran fonem Sebagai anak-anak yang

    terkena kegiatan keaksaraan di usia muda, mereka mulai untuk mengenali dan

    membedakan huruf. anak-anak yang telah belajar untuk mengenali dan mencetak

    huruf-huruf seperti kebanyakan anak-anak prasekolah akan memiliki lebih sedikit

    untuk belajar pada masuk sekolah. Belajar dari media bergambar, sehingga anak-

    anak yang berorientasi ke awal abjad prinsip atau cars menghuhungkan huruf dan

    bunyi. Semakin awal mulai mengerjakan Bahasa dengan anak, hanya berbicara

  • 4 kepada anak, membaca untuk anak, dan kemudian mendengarkan,menanggapi

    komunikasi anak semakin baik pula ketika waktunya tiba untuk belajar siap.

    B. Rumusan Malasah

    Bagaimana Meningkatkan Pemahaman huruf abjad dengan menggunakan

    media bergambar?

    C. Tujuan Pcnelitian

    Beberapa tujuan dan kegunaan dari Penelitian ini adalah

    1. Dengan Menggunakan media bergambar diharapkan dapat merangsang

    anak melakukan kegiatan, pikiran, perasaan, perhatian, dan minat.

    2. Dapat Melakukan kegiatan eksperimen

    3. Sebagai alat bantu untuk memperlancar proses belajar mengajar.

    4. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang maksimal

    5. Dengan menggunakan media dapat melatih kepekaan berlikir anak.

    Dapat digunakan sebagai alat permainan, dengan diberikan spidol warna,

    krayon, atau kelir maka anak diberikan kesempatan berekspresi sekaligus bermain

    dalam penuh wama diatas kertas poster.

    D. Manfaat Penelitian

    I. Bagi anak

    Dengan media bergambar anak mampu meningkatkan motivasi,

    menghilangkan atau mengurangi verbalisme, memperjelas, dan mempermudah

    konsep abstrak, dan meningkatkan days scrap belajar

    Dapat menjadikan anak mampu berfikir lebih kreatif, mampu

    menyelesaikan berbagai permasalahan, mampu berlikir logic, penalaran yang

    tinggi dan mampu menemukan satu jawaban yang peling tepat terhadap masalah

    yang diberikan berdasarkan informasi yang tersedia.

    2. Bagi Guru

    Media merupakan alat bantu untuk memperlancar proses belajar mengajar

    dan memudahkan guru dalam mengenalkan huruf abjad

    Mengembangkan Kreatifitas, guru akan selalu mencari media bergambar

  • 5 yang lebih menarik atau bahkan membuat media sendiri sehingga anak merasa

    senang ketika akan belajar

    3. Bagi Sekolah

    Mencapai Pendidikan yang maksimal

    Salah satu komponen yang menunjang pencapaian suatu tujuan

    pendidikan adalah media.

  • 6

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Karakteristik Media Media yang digunakan dalam pemahaman huruf abjad pada anak PAUD

    pada dasarnya merupakan media yang tidak berbahaya, menyenangkan dan bisa

    membantu guru menghubungkan satu hal dengan hal lainnya. Media ini memiliki

    kelebihan dan keterbatasan sebagai berikut:

    I. Kelebihan

    a. Motivasi

    Mampu memenuhi kebutuhan, minat atau keinginan untuk belajar dan

    bermain sehingga media mampu membantu anak mengerjaan tugas yang harus

    diselesaikan secara menyenangkan.

    b. Perbedaan individual

    Bisa digunakan oleh berbagai anak yang memiliki berbagai faktor seperti

    kemampuan intelektual, kepribadian serta belajar.

    c. Tujuan Belajar

    Media mampu mempercepat pencapaian tujuan belajar dan bermain

    dengan cara memberitahu anak tentang apa yang bisa ia harapkan dari proses

    belajarnya atau bermainnya.

    d. Emosi

    Belajar yang melibatkan kegembiraan, emosi dan perasaan pribadi,

    disamping, intelektual, akan sangat mempengaruhi anak dan berkesan lebih lama.

    e. Partisipasi

    Media mampu membangun tingkat partisipasi anak dengan cara

    melibatkan mental atau fisik selama pelajaran dan permainan bcrlangsung.

    2. Keterbatasan

    Setiap Media untuk para anak PAUD masih membutuhkan penjelasan

    dari gurunya.

    Relatif kurang memiliki efek dinamis

    Tidak dapat direproduksi dalam waktu cepat dan cenderung tidak bisa

    persis sama satu dengan lainnya

    Jika materi yang disajikan terlalu banyak, menyebabkan anak bosan

    mengikutinya.

  • 7 B. Media Pembelajaran

    Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari

    kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah

    segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pecan dari pengirim ke

    penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan mint serta

    perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar tcrjadi.

    Menurut Sadiman , media pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan

    sebagai berikut:

    a. Memperjelas penyajian pecan agar tidak terlalu bersifat verbalistic (dalam

    bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

    b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan Jaya indera.

    c. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat

    diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini, media pendidikan berguna

    untuk:

    d. Menimbulkan kegairahan belajar.

    e. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik

    denganlingkungandankenyataan.

    f. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan

    dan in inatnya.

    g. d. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan

    lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan

    materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan

    banyak mengalami kesulitan hilamana semuanya itu harus diatasi sendiri.

    Apalagi bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda.

    Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan

    kemampuannya dalam:

    h. Memberikan perangsang yang sama.

    i. Mempersamakan pengalaman.

    j. Menimhulkan persepsi yang sama.

    k. Berdasarkan manfaat tersebut, nampak jelas bahwa media pembelajaran

    mempunyai andil yang besar terhadap kesuksesan proses belajar mengajar.

    C. Media Gambar Berikut ini akan dipaparkan beberapa uraian berkaitan dengan pemahaman

    terhadap media gambar yang merupakan salah satu fokus dalam penelitian.

    Dewasa ini gambar fotografi secara luas dapat diperoleh dari berbagai sumber,

  • 8 misanya dari surat-surat kabar, majalah-majalah, brosur-brosur dan buku-buku.

    Gambar, lukisan, kartun, ilustrasi dan foto yang diperoleh dari berbagai sumber

    tersebut dapat dipergunakan oleh guru secara efektif dalam

    kegiatan belajar mengajar.

    Gambar pada dasarnya membantu mendorong para siswa dan dapat

    membangkitkan minatnya pada pelajaran. Membantu mereka dalam kemampuan

    berbahasa, kegiatan seni, dan pernyataan kreatif dalam bercerita, dramatisasi,

    bacaan, penulisan, melukis dan menggambar serta membantu mereka menafsirkan

    dan mengingat-ingat isi materi bacaan dari buku teks (Arif S. Sadiman, 1984).

    Gambar fotografi merupakan salah satu media pengajaran yang amat

    dikenal di dalam setiap kegiatan pengajaran hal ini disebabkan kesederhanaannya,

    tanpa memerlukan perlengkapan dan tidak diproyeksikan untuk mengamatinya.

    Media gambar termasuk kepda gambar tetap atau still picture yang terdiri dari dua

    kelompok, yaitu: pertama flat opaque picture atau gambar datar tidak tembus

    pandang, misalnya gambar fotografi, gambar dan lukisan cetak. Kedua adalah

    transparent picture atau gambar tembus pandang, misalnya film slides, film strips

    dan transparancies.

    Namun yang termasuk media gambar, penulis maksudkan dalam

    pembahasan skripsi ini yang terdapat pada kelompok pertama yakni Flat opeque

    picture, karena gambar datar tidak tembus pandang ini mudah pengadaannya serta

    biasanya relatif murah. Jadi media gambar adalah media yang dipergunakan untuk

    memvisualisasikan atau menyalurkan pesan dari sumber ke penerima (siswa).

    Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam komunikasi visual, di samping

    itu media gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide,

    mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau

    diabaikan bila tidak digrafiskan.

    D. Pemanfaatan Media Gambar Data Proses Belajar Mengajar

    Di antara media pendidikan, gambar/ foto adalah media paling umum

    dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati

    di mana-mana. Oleh karena itu ada pepatah Cina mengatakan bahwa sebuah

    gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu kata.

    Gambar ilustrasi fotografi adalah gambar yang tidak dapat diproyeksikan,

    dapat dipergunakan, baik dalam lingkungan anak-anak maupun dalam lingkungan

    orang dewasa. Gambar yang berwarna umumnya menarik perhatian. Semua

  • 9 gambar mempunyai arti, uraian dan tafsiran sendiri. Karena itu gambar dapat

    dipergunakan sebagai media pendidikan dan mempunyai nilai-nilai pendidikan

    bagi peserta didik yang memungkinkan belajar secara efisien peserta didik yang

    berkaitan dengan pemanfaatan media gambar dalam data PBM beberapa ahli

    membekas rambu yang perlu diperhatikan yaitu :

    1.Prinsip-prinsip pemakaian media gambar.

    Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan antara lain:

    Pergunakanlah gambar untuk tujuan-tujuan pengajaran yang spesifik,

    yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung

    penjelasan inti pelajaran atau pokok-pokok pelajaran. Tujuan khusus

    itulah yang mengarahkan minat siswa kepada pokok-pokok pelajaran.

    Bilamana tujuan instruksional yang ingin dicapainya adalah

    kemampuan siswa membandingkan kelompok hewan bertulang

    belakang dengan tidak, maka gambar-gambarnya harus

    memperhatikan perbedaan yang mencolok.

    Padukan gambar-gambar kepada pelajaran, sebab keefektivan

    pemakaian gambar-gambar di dalam proses belajar mengajar

    memerlukan keterpaduan. Bilamana gambar-gambar itu akan dipakai

    semuanya, perlu dipikirkan kemungkinan dalam kaitan pokok-pokok

    pelajaran. Pameran gambar di papan pengumuman pada umumnya

    mempunyai nilai kesan sama seperti di dalam ruang kelas. Gambar-

    gambar yang ril sangat berfaedah untuk suatu mata pelajaran, karena

    maknanya akan membantu pemahaman para siswa dan cara itu akan

    ditiru untuk hal-hal yang sama dikemudian hari.

    Pergunakanlah gambar-gambar itu sedikit saja, daripada

    menggunakan banyak gambar tetapi tidak efektif. Hematlah

    penggunaan gambar yang mendukung makna. Jumlah gambar yang

    sedikit tetapi selektif, lebih baik daripada dua kali mempertunjukkan

    gambar yang serabutan tanpa pilih-pilih. Banyaknya ilustrasi gambar-

    gambr secara berlebihan, akan mengakibatkan para siswa merasa

    dirongrong oleh sekelompok gambar yang mengikat mereka, akan

    tetapi tidak menghasilkan kesan atau inpresi visual yang jelas, jadi

    yang terpenting adalah pemusatan Perhatian pada gagasan utama.

    Sekali gagasan dibentuk dengan baik, ilustrasi tambahan bisa

    berfaedah memperbesar konsep-konsep permulaan. Penyajian gambar

  • 10

    hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dengan memperagakan

    konsep-konsep pokok artinya apa yang terpenting dari pelajaran itu.

    Lalu diperhatikan gambar yang menyertainya, lingkungannya, dan

    lain- lain berturut-turut secara lengkap.

    Kurangilah penambahan kata-kata pada gambar oleh karena gambar-

    gambar itu sangat penting dalam mengembangkan kata-kata atau

    cerita, atau dalam menyajikan gagasan baru. Misalnya dalam mata

    pelajaran biologi. Para siswa mengamati gambar-gambar candi gaya

    Jawa Tengah dan Jawa Timur menjelaskan bahwa mengapa bentuk

    tidak sama, apa ciri-ciri membedakan satu sama lain. Guru bisa saja

    tidak bisa mudah dipahami oleh para siswa yang bertempat tinggal di

    lingkungan hutan tropis asing. Demikian pula istilah supermarket

    terdengar asing bagi siswa-siswa yang hidup si kampung. Melalui

    gambar itulah mereka akan memperoleh kejelasan tentang istilah

    Verbal

    Mendorong pernyataan yang kreatif, melalui gambar-gambar para

    siswa akan didorong untuk mengembangkan keterampilan berbahasa

    lisan dan tulisan, seni grafis dan bentuk-bentuk kegiatan lainnya.

    Keterampilan jenis keterbacaan visual dalam hal ini sangat diperlukan

    bagi para siswa dalam membaca gambar-gambar itu.

    Mengevaluasi kemajuan kelas, bisa juga dengan memanfaatkan

    gambar baik secara umum maupun secara khusus. Jadi guru bisa

    mempergunakan gambar datar, slides atau transparan untuk

    melakukan evaluasi belajar bagi para siswa. Pemakaian instrumen tes

    secara bervariasi akan sangat baik dilakukan guru, dalam upaya

    memperoleh hasil tes yang komprehensip serta menyeluruh.

    2. Memilih gambar yang baik dalam pengajaran

    Dalam pemilihan gambar yang baik untuk kegiatan pengajaran terdapat

    beberapa kriteria yang perlu diperhatikan antara lain:

    Keaslian gambar. Gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya,

    seperti melihat keadaan atau benda yang sesungguhnya. Kekeliruan

    dalam hal ini akan memberikan pengaruh yang tak diharapkan gambar

    yang palsu dikatakan asli.

    Kesederhanaan. Gambar itu sederhana dalam warna, menimbulkan

    kesan tertentu, mempunyai nilai estetis secara murni dan mengandung

  • 11

    nilai praktis. Jangan sampai peserta didik menjadi bingung dan tidak

    tertarik pada gambar.

    Bentuk item. Hendaknya sipengamat dapat memperoleh tanggapan

    yang tetap tentang obyek-obyek dalam gambar.

    Perbuatan. Gambar hendaknya hal sedang melakukan perbuatan.

    Siswa akan lebih tertarik dan akan lebih memahami gambar-gambar

    yang sedang bergerak.

    Fotografi. Siswa dapat lebih tertarik kepada gambar yang nilai

    fotografinya rendah, yang dikerjakan secara tidak profesional seperti

    terlalu terang atau gelap. Gambaryang bagus belum tentu menarik dan

    efektif bagi pengajaran.

    Artistik. Segi artistik pada umumnya dapat mempengaruhi nilai

    gambar. Penggunaan gambar tentu saja disesuaikan dengan tujuan

    yang hendak dicapai

    Kriteria-kriteria memilih gambar seperti yang telah dikemukakan di

    atas juga berfungsi untuk menilai apakah suatu gambar efektif atau

    tidak untuk digunakan dalam pengajaran. Gambar yang tidak

    memenuhi kriteria tidak dapat digunakan sebagai media dalam

    mengajar.

    3. Menggunakan gambar dalam kelas

    Penggunaan gambar secara efektif disesuaikan dengan tingkatan anak,

    baik dalam hal besarnya gambar, detai, warna dan latar belakang untuk

    penafsiran. Dijadikan alat untuk pengalaman kreatif, memperkaya fakta, dan

    memperbaiki kekurang jelasan. Akan tetapi gambar juga menjadi tidak efektif,

    apabila terlalu sering digunakan dalam waktu yang tidak lama. Gambar sebaiknya

    disusun menurut urutan tertentu dan dihubungkan dengan masalah yang luas.

    Gambar dapat digunakan untuk suatu tujuan tertentu seperti pengajaran

    yang dapat memberikan pengalaman dasar. Mempelajari gambar sendiri dalam

    kegiatan pengajaran dapat dilakukan cara, menulis pertanyaan tentang gambar,

    menulis cerita, mencari gambar-gambar yang sama, dan menggunakan gambar

    untuk mendemonstrasikan suatu obyek.

    Pengajaran dalam kelas dengan gambar sedapat mungkin penyajiannya

    efektif. Gambar-gambar yang digunakan merupakan gambar yang terpilih, besar,

    dapat dilihat oleh semua peserta didik, bisa ditempel, digantung atau

    diproyeksikan. Display gambar-gambar dapat ditempel pada papan buletin,

  • 12 menjadikan ruangan menarik, memotivasi siswa, meningkatkan minat, perhatian,

    dan menambah pengetahuan siswa.

    4. Mengajar siswa membaca gambar

    Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengajar siswa

    membaca gambar:

    Warna. Siswa sangat tertarik pada gambar-gambar berwarna. Umumnya

    pada mulanya mereka mengamati warna sebelum mereka mengetahui

    nama warna, barulah ia tafsirkan. Pada umumnya mereka memilikji

    kriteria tersendiri tentang kombinasi warna-warna. Melatih

    menanggapi, membedakan, dan menafsirkan warna perlu

    dilakukan guru terhadap para siswa.

    Ukuran. Dapat dibandingkan mana yang lebih besar antara seekor ayam

    dengan seekor sapi, mana yang lebih tinggi antara seorang manusia

    dengan gereja, dan sebagainya.

    Jarak. Maksudnya agar anak dapat mengira-ngira jarak antara suatu

    obyek dengan obyek lainnya dalam suatu gambar, misalnya jarak antara

    puncak gunung latar belakangnya.

    Sesuatu gambar dapat menunjukkan suatu gerakan. Mobil yang sedang

    diparkir yang nampak dalam sebuah gambar, dalam gambar terdapat

    sebuah simbol-simbol gerakan.

    Temperatur. Bermaksud anak memperoleh kesan apakah di dalam

    gambar temperaturnya dingin atau panas. Bandingkan gambar yang

    menunjukkan musim salju dan gambar orang-orang yang berada dalam

    keadaan membuka pakaian. Maka dapat dibedakan temperatur rendah

    dan keadaan panas.

    E. Karakteristik Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak

    Menurut Masitoh. dkk Mengemukkan bahwa kegiatan pembelajaran di

    PAUD mengutamakan bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. Secara

    alamiah bermain memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu secara lebih

    mendalam dan secara spontan anak mengembangkan kemampuannya. Selain itu,

    bermain bagi anak dapat merupakan wahana untuk perkembangan sosial, emosi,

    dan kogntif anak.

    Pembelajaran yang paling efektif untuk anak usia dini adalah melalui suatu

    kegiatan yang konkret dengan pendekatan yang berorientasi bermain. bermain

  • 13 dibutuhkan anak untuk perkembangan berfikirnya. Bermain sebagai bentuk

    kegiatan di PAUD adalah bermain kreatif dan menyenangkan. Melalui bermain

    kreatif anak dapat mengembangkan serta mengintegrasikan semua

    kemampuannya. Sesuai dengan tingkat perkembangannya, anak lebih hanyak

    belajar melalui bermain dan melakukan eksplorasi terhadap objek-objek dan

    pengalamannya.

  • 14

    BAB III

    PELAKSANAAN PERBAIKAN

    A. Subjek Penelitian

    Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dari tanggal 2 s/d 24 Mei 2013

    Pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tersebut di atas, selain

    memenuhi salah satu syarat lulus di perkuliahan dengan mengadakan PTK, juga

    sebagai upaya meningkatkan kemampuan peneliti sebagai guru dan juga anak.

    Tempat penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah di PAUD Nama PAUD

    Subjek yang diambil dalam Penelitian Tindakan kelas (PTK) ini adalah anak B.

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan media gambar yang sesuai

    dengan usia anak 5-6 tahun sehingga hasil yang dihasilkan sesuai dengan apa

    yang diharapkan. Karakteristik Anak PAUD Nama PAUD, Desa Sibreh

    Kabupaten Kabupaten pada Kelompok B, dalam rentangan usia 4-5 atau 6 tahun

    berada dalam masa usia emas segala sesuatunya sangat berharga, baik fisik,

    emosi, intelektualnya dan sangat besar energinya sehingga diperlukan suatu

    pembelajaran yang sangat tepat sehingga berkembang kemampuan motorik kasar

    maupun halus. Karakteristik siswa di kelompok B PAUD Nama PAUD, Desa

    Sibreh yaitu:

    1. Beberapa anak muncul dengan malu-malu dan seperti kurang inisiatif

    dalam bergaul.

    2. Beberapa anak terlihat lambat dan hati-hati untuk mencoba hal-hal Baru:

    sementara yang lainnya sepertinya siap menerima setiap tantangan yang

    disajikan.

    3. intelektual mereka terlihat dalam pertumbuhan yang cepat pada

    penguasaan kola kata dan kekuatan untuk mengekspresikan ide- ide.

    B. Deskripsi Per Siklus

    Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan

    cara observasi/penelitian secara langsung. Penelitian ini dimulai dengan

    pengambilan data anak yang tidak dapat mengeja huruf abjad, sehingga jika

    penelitian telah usai dapat diketahui pcningkatan anak yang dapat mengeja huruf.

  • 15 I. Siklus I

    a. Perencanaan

    I. Langkah awal Guru

    Memberikan ucapan salam selamat pagi pada anak.

    2. Kegiatan inti

    Guru Mengenalkan huruf-huruf abjad kepada anak.

    Guru memerintahkan anak untuk ikut menyebutkan huruf-huruf abjad.

    Guru memerintahkan siswa untuk menyebutkan huruf yang ditunjukkan

    oleh guru

    Guru memerintahkan siswa untuk menyebutkan huruf yang ditunjukkan

    oleh guru

    Guru mengulangi lagi mengenai huruf-huruf abjad.

    3. Kegiatan Akhir

    Guru menanyakan kepada siswa tentang kendala yang dihadapi.

    Guru mengadakan analisis dari kegiatan siswa..

    Guru memerintahkan siswa untuk belajar kembali di rumah.

    b. Pelaksanaan

    Guru mengenalkan huruf "a" dalam awalan kata yang berarti anggur,

    angsa, ayam. Misalnya : "A" Angsa

    Guru bertanya : Siapa yang tahu gambar ini? (Sambit memperlihatkan

    gambar angsa, dibawahnya tertulis "a.....ngsa". guru menunjukkan kata

    angsa.

    Kemudian mem perlihatkan gambar satu per satu dengan bacaannya

    seperti a....ngsa, a.....yam,a....ndong dan seterusnya sampai anak mengenal

    bunyi huruf.

    Guru memperlihatkan huruf a, "coba scbutkan huruf apa ini?". Anak

    menjawab "a".

    Guru memperlihatkan huruf "a", guru memerintahkan mencari huruf "a",

    anak mencari huruf "a" dan memperlihatkan pada guru, yang sudah benar

    diberi pujian/yang masih salah dibantu guru. Kegiatan ini tujuannya agar

    anak dapat mengelompokkan huruf-huruf dengan benar, sebagai awal

    permulaan membaca. Diharapkan dengan menggunakan media bergambar

    ini dapat membantu anak dalam memahami belajar membaca khususnya.

  • 16 c. Observasi

    Peneliti mengamati aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung

    Penelita rnenilai kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal secara

    individu

    Pengamat yang lain mengamati kegiatan guru pada saat pembelajaran

    Refleksi

    Guru bersama pengamat mengevaluasi semua kegiatan siswa pada siklus

    yang sudah berjalan untuk memperbaiki kegiatan pada siklus berikutnya

    Guru bersama pengamat mengevaluasi dan menganalisis kekurangan pada

    siklus I untuk memperbaiki pada siklus II.

    2. Siklus

    a. Perencanaan

    Guru menyiapkan kembali rencana pelaksanaan pembelajaran tentang

    pengenalan abjad pada anak usia dini

    Guru menyiapkan media gambar

    Guru menyiapkan lembar pengamatan untuk siswa dan guru

    Guru menyiapkan alat evaluasi untuk siklus I

    b. Pelaksanaan

    I. Kegiatan awal

    Guru memberikan salam selamat pagi pada siswa.

    2. Kegiatan Intl

    Guru Memberikan pertanyaan kembali kepada siswa, sehingga diketahui

    besarnya pemahaman terhadap huruf abjad

    3. Kegiatan Akhir

    Guru mengambil kesimpulan mengenai Pelajaran huruf abjad yang

    diberikan.

    Guru mencari media baru yang lebih menarik dan dengan mudah dapat

    dipahami oleh siswa.

    Media yang digunakan pada siklus II

  • 17 STAWBERI APEL JERUK

    KIWI JAMBU PISANG

    c. Observasi

    Peneliti mengamati aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung

    Penelita menilai kemampuan siswa dalam menyelesaikan coal secara

    individu

    Pengamat yang lain mengamati kegiatan guru pada saat pembelajaran

    d. Refleksi

    Guru bersama pengamat mengevaluasi semua kegiatan siswa pada siklus

    yang sudah berjalan untuk memperbaiki kegiatan pada siklus berikutnya

    Guru bersama pengamat mengevaluasi dan menganalisis kekurangan pada

    siklus II.

    C. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes,

    dimana tes diberikan kepada semua siswa pada akhir siklus untuk mengetahui

    keberhasilan belajar siswa setelah melakukan pembelajaran. Observasi digunakan

    untuk mengetahui aktifitas siswa di dalam kegiatan pembelajaran serta kegiatan

    yang dilakukan oleh guru dalam memberikan pelajaran. Alat pengumpulan data

    yang dilakukan dalam penelitian ini berupa lembaran observasi dan hasil tes.

    Analisis data pada penelitian ini adalah metode deskripstif dengan

    membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa

    setelah tindakan. Data dihitung dengan langkah- langkah sebagai berikut:

    Menghitung nilai rata-rata atau persentase hasil belajar siswa sebelum dilakukan

    tindakan pada siklus I dan siklus II untuk mengetahui adanya peningkatan hasil

    belajar.

    Indikator hasil belajar siswa sekurang-kurangnya 85% dari keseluruhan

    siswa yang ada di kelas tersebut memperoleh nilai 65 atau mempunyai ketuntasan

  • 18 65%. Sedangkan untuk nilai rata-rata, indicator keberhasilan yang diterapkan

    dapat meneapai 6,5.

  • 19

    BAB IV

    HASIL PENELITIN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Per Siklus Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan

    cara observasi/penelitian secara langsung. Penelitian ini dimulai dengan

    pengambilan data anak yang tidak dapat mengeja huruf abjad, sehingga jika

    penelitian telah usai dapat diketahui peningkatan anak yang dapat mengeja huruf.

    I. Siklus I

    a. Perencanaan

    I. Langkah awal Guru

    Memberikan ucapan salam selamat pagi pada anak.

    2. Kegiatan inti

    Guru Mengenalkan huruf-huruf abjad kepada anak.

    Guru memerintahkan anak untuk ikut menyebutkan huruf-huruf abjad.

    Guru memerintahkan siswa untuk menyebutkan huruf yang ditunjukkan

    oleh guru

    Guru memerintahkan siswa untuk menyebutkan huruf yang ditunjukkan

    oleh guru

    Guru mengulangi lagi mengenai huruf-huruf abjad.

    3. Kegiatan Akhir

    Guru menanyakan kepada siswa tentang kendala yang dihadapi.

    Guru mengadakan analisis dari kegiatan siswa..

    Guru memerintahkan siswa untuk belajar kembali di rumah.

    b. Pelaksanaan

    Guru mengenalkan huruf "a" dalam awalan kata yang berarti anggur,

    angsa, ayam. Misalnya : Angsa

    Guru bertanya : Siapa yang tahu gambar ini? (Sambil memperlihatkan

    gambar angsa, dibawahnya tertul is "a.....ngsa". guru menunjukkan kata

    angsa.

    Kemudian memperlihatkan gambar satu per satu dengan bacaannya

    seperti"a....ngsa, a.....yam,a....ndong dan seterusnya sampai anak

    mengenal bunyi huruf.

    Guru memperlihatkan huruf a, "coba sebutkan huruf apa ini?". Anak

  • 20

    menjawah "a".

    Guru memperlihatkan huruf "a", guru memerintahkan mcncari huruf

    "a", anak mencari huruf "a" dan memperlihatkan pada guru, yang sudah

    benar diberi pujian/yang masih salah dibantu guru. Kegiatan ini

    tujuannya agar anak dapat mengelompokkan huruf-huruf dengan benar,

    sebagai awal permulaan membaca.

    c. Observasi

    Pada siklus 1 siswa belum begitu memahami cara mengeja abjad dari

    gambar yang diberikan.

    Pada siklus I masih banyak anak kesulitan mengucapkan bunyi dari

    kata-kata yang diberikan

    Pada siklus I ini kegiatan belum seperti apa yang diharapkan.

    Keberanian siswa untuk tambil dan menjawab pertanyaan belum begitu

    bagus.

    Hasil pengamatan siklus I berupa nilai tes dan aktifitas siswa yang dicatat

    dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan. Pengamatan pada siklus 1

    diperoleh hasil sebagai berikut:

    Tabel 1. Hasil Pengamatan Pada Siklus I

    No Jumlah Siswa Nama Jumlah siswa x Nilai 1 4 50 200 2 3 55 165 3 4 60 240 4

    4 65 260 5

    3 70 210 6 2 75 150 7 2 80 160 8 I 85 85 9 2 90 180 25 1650 Rata-rata 66 Anak Tuntas 14 Anak Tidak Tuntas 11

    Tuntas Klasikal 63.3%

    Pada siklus I nilai rata-rata siswa masih tergolong rendah karena hany a

    mencapai 66 dengan persentase ketuntasan 63.3%

    d. Refleksi

    Setelah melakukan pengamatan atas tindakan pembelajaran di dalam kelas,

    selanjutnya diadakan refleksi alas segala kegiatan yang telah dilakukan dalam

  • 21 siklus

    Dalam siklus I ddapat hasil refleksi Mama pembelajaran berlangsung

    kemampuan siswa dalam pembelajaran seperti bertanya dan menjelaskan masih

    rendah. Suasana kelas kurang terkendali saat pembelajaran hal ini disebabkan

    masih ada beberapa siswa yang tidak bisa mengeja.

    2. Siklus II

    a. Perencanaan

    Guru menyiapkan kembali rencana pelaksanaan pembelajaran tentang

    pengenalan abjad pada anak PAUD

    Guru menyiapkan media gambar

    Guru menyiapkan lembar pengamatan untuk siswa dan guru

    Guru menyiapkan alat evaluasi untuk siklus I

    b. Pelaksanaan

    1. Kegiatan awal

    Guru memberikan salam selamat pagi pada siswa.

    2. Kegiatan Inti

    Guru Memberikan pertanyaan kemballi kepada siswa, schingga diketahui

    besarnya pemahaman terhadap bumf abjad

    3. Kegiatan Akhir

    Guru mengambil kesimpulan mengenai Pelajaran huruf abjad yang

    diberikan.

    Guru mencari media baru yang lebih menarik dan dengan mudah dapat

    dipahami oleh siswa.

    c. Observasi

    Pada siklus II siswa sudah mulai antusias dalam mengeja kata-perkata dan

    menirukan bunyi dari huruf yang disebutkan, hal ini disebabkan karena

    mereka teiah lerbiasa di siklus

    Pada siklus II ini keberanian siswa mulai tumbuh, mereka sudah mulai berani

    bertanya jika memang kurang mengerti.

    Siswa sudah mulai bisa membaca kata yang ada di bawah gambar. !Iasi!

    pengamatan siklus II berupa nilai tes dan aktititas siswa yang dicatat dalam

    lembar observasi yang telah dipersiapkan. Pengamatan pada siklus II diperoleh

    hasil sebagai berikut:

  • 22

    Tabel 2. Hasil Pengamatan Pada Siklus II

    No Jumlah Siswa Nilai Jumlah siswa x Nilai 1 0 50 0 2 1 55 55

    3 2 60 120 4

    3

    65

    195

    5 2 70 140 6 4 75 300 7 3 80 240 8 4 85 425 9 5 90 450 25 1925

    Rata-rata 77 Anak Tuntas 22 Anak Tidak Tuntas 3 Tuntas Klasikal 90% Pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 77 dengan persentase

    ketuntasan klasikal 90 %. Dari pengamatan dapat diketahui bahwa terjadi

    peningkatan pada anak-anak yang ladinya tidak bisa mengeja sama sekali, setelah

    dilakukan siklus I dan kembali diulangi dengan siklus II menunjukkan hasil yang

    sangat baik sekali.

    d. Refleksi

    Setelah melakukan pengamatan atas tindakan pembelajaran di dalam kelas,

    selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan dalam

    siklus II. Dalam siklus II didapat hasil refleksi selama pembelajaran berlangsung

    kemampuan siswa dalam pembelajaran seperti bertanya dan menjelaskan telah

    lebih baik dari siklus I. Suasana kelas semakin kondusif, siswa telah lebih aktif

    dan mampu membaca kata-kata yang diberikan guru

    B. Pembahasan dari Setiap Siklus

    Uraian pembahasan pada siklus I yang diperoleh dari hasil pengamatan

    dan refleksi diperoleh kesimpulan bahwa ternyata masih banyak kendala yang

    ditemui. Membaca kata-kata dengan menggunakan media gambar agaknya masih

    membingungkan bagi para siswa, mereka tidak bisa membedakan bunyi abjad

    yang dibacakan. Ini dapat dilihat dari ekspresi siswa yang tidak memperhatikan

    penjelasan guru. Selain itu ada beberapa siswa yang mengulang bacaan yang

    diberikan guru masih agak lamban. Karena kurang mengerti siswa membuat

    keributan di kelas sehingga mengganggu proses belajar mengajar.

    Dari hasil tanya jawab tentang materi yang sudah dijelaskan, ternyata dari

  • 23 25 siswa yang berani menjawab pertanyaan dengan benar hanya ada 10 anak saja,

    10 anak diantaranya terlihat asyik bermain sendiri tanpa menghiraukan proses

    pembelajaran yang sedang berlangsung. Sedangkan yang lain diam

    memperhatikan. Sehingga hasil pembelajaran pada siklus I tidak tercapai dengan

    baik.

    Dari faktor-faktor penghambat yang peneliti peroleh di atas sangat

    mempengaruhi hasil pembelajaran sehingga pembelajaran pada siklus I ini belum

    dapat berjalan dengan baik. Untuk itu peneliti akan torus berusaha lebih keras lagi

    pada pembelajaran di siklus berikutnya. peneliti masih memiliki banyak

    kekurangan diantaranya dalam menyediakan alat bantu pembelajaran, dengan

    demikian siswa akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan karena

    langsung dapat menghadapi benda konkrit peraga yang dapat dimanipulasi

    sendiri.

    Kegiatan pembelajaran pada siklus 11 ini sudah mulai mengalami kemajuan.

    Kreatifitas siswa sudah mulai terlihat. Hal ini dapat diperhatikan dari peningkatan

    nilai rata-rata siswa yaitu pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 77 dengan

    persentase ketuntasan klasikal adalah 90%

    Keberanian siswa dalam menjawab setiap pertanyaan dan membaca ke

    depan kelas mulai memperlihatkan perubahan. Mereka mulai aktif untuk

    membaca huruf demi huruf sehingga membentuk sebuah kata yang mereka

    mengerti, misalnya angsa Keaktifan siswa ini memberikan banyak perubahan

    suasana kelas yang jadi lebih kondusif dan tertib.

    Untuk memperjelas perbandingan siklus I dan siklus II berikut diberikan

    grafik perbandingan siklus I dan siklus II.

    Grafik I. Perbandingan Siklus I dan Siklus II

    Dari grafik I dapat diketahui bahwa: nilai rata-rata siklus II lebih tinggi

  • 24 dari siklus I, anak yang tuntas pada siklus II lebih banyak bila dibandingkan siklus

    I, dan tuntas klasikal pada silkus II lebih haik.

  • 25

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan dalam bab IV

    dapat ditarik kesimpulan bahwa media gambar dapat meningkatkan kemampuan

    pada anak PAUD Nama PAUD. Hal ini disebabkan mereka tertarik dengan

    gambar-gambar yang diberikan.

    B. Saran

    Hendaknya guru dapat menerapkan pembelajaran dengan menggunakan

    media gambar abjad serta mengembangkan berbagai aktifitas dan

    kreatifitas pcserta didik dalam pembelajaran.

    Guru perlu menambahkan wawasannya tentang teori belajar dan model-

    model pembelajaran yang inovatif.

  • 26

    DAFTAR PUSTAKA

    Gordon dan Browne, Meiode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak(Jakarta: Pustaka Setia2004),h1m.16 Ariakuntu S, Sumarjono, Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Burni Aksara Aisay Siti, dkk. 2007. Mater Pokok Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Universitas Terbuka http://guruit07.blogspot.com/2009/01/pengertian-media pembelajaran.html

  • 27 Lampiran I

    RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

    SIKLUS I

    Nama Sekolah : PAUD Nama PAUD

    Pengembangan : Membaca

    Pertemuan Ke- : 1,2,3

    Kelas/Semester : B/1

    Alokasi Waktu : 3 x 30 menit

    Standar Kompetensi : Membaca Dasar

    Kompetensi Dasar : Pemahaman huruf abjad

    Indikator : Mengenal huruf abjad

    Tujuan Pembelajaran

    Anak mampu mengenal huruf abjad

    Metode Pembelajaran

    1. Ceramah

    2. Tanya Jawab

    3. Pemberian Tugas

    Langkah langkah kegiatan

    1. Langkah awal guru

    Memberikan ucapan salam selamat pagi pada anak.

    Guru Menjelaskan Pelajaran Yang Akan dimulai

    2. Kegiatan inti

    Guru mengenalkan huruf-huruf abjad kepada anak.

    Guru memerintahkan anak untuk ikut menyebutkan huruf-huruf abjad.

    Guru memerintahkan siswa untuk menyebutkan huruf yang ditunjukkan

    oleh guru.

    Guru memerintahkan siswa untuk menyebutkan huruf yang ditunjukkan

    oleh guru.

    Guru mengulangi lagi mengenai huruf-huruf abjad.

  • 28 3. Kegiatan Akhir

    Guru menanyakan kepada siswa tentang kendala yang dihadapi.

    Guru mengadakan analisis dari kegiatan siswa

    Guru memerintahkan siswa untuk belajar kembali di rumah.

    Alat / Bahan / Sumber

    Alat / media pelajaran : Media Gambar

    Sumber : Huruf Abjad Kreasi Guru

    Mengetahui, Kabupaten, 09 April 2013 Kepala PAUD Nama PAUD Mahasiswa Kepala, A. Ma Mahasiswa NIP. NIM. xxxxxxxxxxxx

  • 29 Lampiran 2

    RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

    SIKLUS II

    Nama Sekolah : PAUD Nama PAUD

    Pengembangan : Membaca

    Pertemuan Ke- : 1,2,3

    Kelas/Semester : B/1

    Alokasi Waktu : 3 x 30 menit

    Standar Kompetensi : Membaca Dasar

    Kompetensi Dasar : Pemahaman huruf abjad

    Indikator : Mengenal huruf abjad

    Tujuan Pembelajaran

    Anak mampu mengenal huruf abjad

    Metode Pembelajaran

    1. Ceramah

    2. Tanya jawab

    3. Pemberian tugas

    Langkah-langkah kegiatan

    1. Kegiatan awal

    Guru memberikan salam selamat pagi pada siswa.

    2. Kegiatan inti

    Guru memberikan pertanyaan kembali kepada siswa, sehingga diketahui

    besarnya pemahaman terhadap abjad.

    Kegiatan Akhir

    Guru mengambil kesimpulan mengenai pelajaran huruf abjad yang

    diberikan.

    Guru mencari media baru yang lebih menarik dan dengan mudah dapat

    dipahami oleh siswa.

    Alat / Bahan / Sumber

    Alat / media pelajaran : Media gambar

  • 30 Sumber : Huruf abjad Kreasi Guru

    Mengetahui, Kabupaten, 16 April 2013 Kepala PAUD Nama PAUD Mahasiswa Kepala, A. Ma Mahasiswa NIP. NIM. xxxxxxxxxxxx