8

Click here to load reader

PEMANTAUAN ELEKTROKARDIOGRAM

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMANTAUAN ELEKTROKARDIOGRAM

PEMANTAUAN ELEKTROKARDIOGRAM

Dr. P. K. Dash

Ringkasan

Pemantauan elektrokardiogram pada periode perioperatif adalah salah satu standar

yang paling direkomendasikan. Selain bisa mendapatkan informasi mengenai

status jantung, pemantauan laju pernapasan dan ventilator juga dapat diperoleh

dari sinyal EKG. Dasar pengetahuan yang baik serta penguasaan teknik dari

seorang anestesiologis berguna untuk memberikan perhatian terhadap pasien.

Penerapan teknologi canggih dalam pemantauan EKG memberikan banyak

informasi dan harus dilakukan secara maksimal.

Kata kunci: EKG, sadapan, iskemia miokard, disritmia

Pendahuluan

Ketika kita memasuki abad ke-21, fokus pada pemantauan bergeser dari

invasif menjadi non-invasif dan miniaturisasi, modularitas dan komputerisasi

untuk menekan biaya dan efektivitas biaya. Outcome yang didapatkan dianggap

lebih penting daripada keuntungan ilmiah berupa tehnik-tehnik yang baru, tidak

terkecuali elektrokardiogram.1

Dasar digunakannya EKG adalah sebagai monitor yang berguna untuk

mengetahui kondisi pasien pada saat teranestesi secara umum. Karena kondisi

pasien tersebut dapat tetap termonitor melalui tanada-tanda elektrik biologisnya.

Terdapat 3 hal yang mendasari konsep ini. Pertama, aktivitas selular berupa

modifikasi potensial membran istirahat yang normal. Hal ini tidak langsung

diukur dalam praktek klinis, namun lebih kepada koordinasi aktivitas listrik

sekelompok sel yang aktif menghasilkan pola perubahan potensial listrik di

seluruh permukaan tubuh yang diukur dengan menggunakan elektroda. Kedua,

mekanisme pengalihan arus listrik dalam jaringan. Ini merupakan hasil dari

migrasi ion berbeda dengan elektron dalam konduktor logam. Ketika elektroda

logam ditempatkan di atas kulit, terdapat arus yang melewati sebagai akibat dari

elektron yang ditukar oleh ion. Amplitudo dari sinyal tersebut jauh lebih rendah

(1,5 mV) terutama karena listrik impedansi dari jaringan. Ini harus diperkuat dan

Page 2: PEMANTAUAN ELEKTROKARDIOGRAM

dimodifikasi untuk memungkinkan penggunaannya. Ketiga, potensi biologis yang

kompleks yang sangat berkarakteristik untuk sinyal EKG. Menurut analisis

Fourier, gelombang apapun dapat berubah menjadi beberapa gelombang sinus

frekuensi yang berberbeda yang bisa dikombinasikan secara aljabar, di tempat asli

gelombang itu muncul. Frekuensi sinyal EKG antara 0,05-200 Hz, tetapi 100 Hz

sudah memadai untuk tujuan diagnostik klinis.2

Sejarah EKG3

1887 : Augustus Waller Desire, merekam arus listrik sebelum kontraksi jantung

1903 : Einthoven, galvanometer mengembangkan senar galvanometer

1911 : Sir Thomas Lewis menerbitkan karya rintisan EKG

1929 : Dock, penggunaan chatode ray oscilloscope untuk EKG

1932 : Wolferth CC dan CC Kayu, memperkenalkan sadapan di dada

1942 : Goldberger E, memperkenalkan sadapan ekstremitas unipolar

Perintis yang menggunakan EKG dalam anestesi diantaranya adalah JB

Heard, AE Strauss, EB Krumbhaar & Michael Johnstone.

EKG termasuk standar pemantauan yang paling utama dan

direkomendasikan hampir di seluruh dunia. Ini berlaku untuk seluruh prosedur di

bawah sedasi, baik anestesi umum, maupun regional.4 EKG telah banyak

digunakan oleh para dokter karena non invasif-nya, biaya yang terjangkau, mudah

dioperasikan, bersifat kontinyu dan sangat minim resikonya terhadap pasien.5

Menurut informasi yang diperoleh oleh para anestesiologis dari berbagai

sumber preoprative, EKG sangat berguna dan optimal untuk pemantauan selama

periode intraoperatif, yaitu tes skrining pra operasi, Holter monitoring dan test

stress.6

Skrining pra operasi dapat memberikan informasi berupa:

a) Iskemik pada angina tidak stabil, varian angina dan Infark miokard akut.

b) Penyakit katup, miokard dan perikardial.

c) Kelainan konduksi dan disritmia.

d) Fungsi pacemaker

e) Penyakit paru dan beberapa penyakit sistemik

Page 3: PEMANTAUAN ELEKTROKARDIOGRAM

Holter monitoring memberikan informasi tentang perubahan transien EKG

yang tidak terdeteksi oleh 12 sadapan EKG. Selain itu juga memberikan informasi

tentang variabilitas denyut jantung dan sinyal EKG rata-rata.

Test stress ini berguna dalam memberikan diagnosis probabilitas dari

penyakit arteri koroner dan parameter prognostik seperti risiko infark miokard,

kematian mendadak dan perlu atau tidaknya suatu tindakan pembedahan.

Pemantauan perioperatif bertujuan mendapatkan informasi tentang:

a) Denyut jantung

b) Iskemia miokard

c) Disritmia dan abnormalitas konduksi

d) Perubahan status fisiologis

e) Penempatan kateter intracardiac

Sistem sadapan

Informasi terbaik yang diperoleh dari EKG dioptimalkan dengan

memperhatikan aplikasi teknis sistem sadapan secara rinci. Jantung terletak di

pusat dari medan listrik yang dihasilkannya. Intensitas listrik menurun saat jauh

dari jantung. Ketika jaraknya lebih dari 15 cm dari jantung, penurunan hampir

tidak terlihat. Karena semua elektroda ditempatkan pada jarak yang lebih besar

dari 15 cm, mereka dianggap berjarak sama (equidistant).7

Terdapat 12 sadapan konvensional, 6 di bidang frontal (I, II, III, aVR, aVL

dan aVF) dan 6 di bidang horizontal (V1-V6). Untuk tujuan pemantauan, mereka

dapat dikelompokkan ke dalam empat sistem, yaitu:8

a) Sistem tiga elektroda

b) Sistem modifikasi tiga elektroda

c) Sistem lima elektroda

d) Sadapan invasif dan epicardial

Sistem tiga elektroda

Tiga elektroda ditempatkan pada lengan kanan (RA), lengan kiri (LA) dan

kaki kiri (LL). Untuk sadapan bipolar (I, II & III), satu pasang untuk monitoring

dan yang lainnya digunakan sebagai ground. Untuk sadapan tambahan (aVR, aVL

Page 4: PEMANTAUAN ELEKTROKARDIOGRAM

& AVF), satu untuk explorasi sadapan dan dua lainnya terhubung ke potensial

nol. Iskemia pada dinding miokard anterior dinding miokard iskemia tidak dapat

dimonitor oleh sistem ini.

Sistem modifikasi tiga elektroda

Sama seperti pada sitem tiga elektroda, yaitu menggunakan tiga elektroda,

akan tetapi dengan perubahan posisi pada tubuh. MCL (modified chest lead), CS5,

CM5, CB5 & CC5 berada di dalam kelompok ini. Beberapa keuntungannya adalah

dapat memaksimalkan gelombang 'P' untuk pemantauan disritmia dan

meningkatkan sensitivitas sistem tiga elektroda untuk memantau iskemia dinding

anterior. Yang paling banyak digunakan adalah MCL1 di ICU dan CS5 di OT.9

Penempatan elektroda disajikan pada Gambar-1

Gambar -1: Penempatan elektroda untuk sistem modifikasi tiga elektroda

Page 5: PEMANTAUAN ELEKTROKARDIOGRAM

Polaritas, pemilihan sadapan dan penempatan elektroda dalam sistem tiga

elektroda dan sistem modifikasi tiga elektroda disajikan dalam Tabel-1.10

Tabel-1

Posisi dan polaritas sistem tiga elektroda dan modifikasi tiga elektroda

Sadapan Lengan kanan

(RA)Lengan kiri

(LA)Kaki kiri

(LL)Pilihan sadapan

I RA LA Ground I

II RA Ground LL II

III Ground LA LL III

avR RA Ground Ground avR

avL Ground LA Ground avL

avF Ground Ground LL avF

MCL1 Ground Klavikula kiri V1 III

CS5Klavikula

kananV5 Ground I

CM5 Manubrium V5 Ground I

CB5 Skapula kanan V5 Ground I

CC5Linea axilaris anterior kanan

V5 Ground I

Page 6: PEMANTAUAN ELEKTROKARDIOGRAM