Upload
deni-kurniawan
View
61
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
obgyn
Citation preview
PEMATANGAN PARU JANIN
I. Sistem Paru Janin
Paru terdiri dari 40 tipe sel yang berbeda. Sel yang melapisi alveoli ada 2 tipe sel,
yaitu pneumosit tipe I dan tipe II. Tipe II sebagai sel utama alveoli merupakan epitel yang
tipis melapisi dinding alveoli dan sel endotel kapiler, yang memungkinkan pertukaran gas
bisa terjadi. Sel tipe II, yang lebih kecil dari tipe I terletak disudut alveoli, terbentuk kuboid
dan mengandung lamellar inclusion. Badan lamellar adalah tempat penyimpanan surfaktan.
Surfaktan adalah bahan yang dikeluarkan oleh sel pada alveoli paru yang dapat
menurunkan tekanan antara udara dan jaringan, saar bayi bernafas pertama merupakan
kesempatan sel tipe II untuk membentuk dan melepas surfaktan sehingga memudahkan
perkembangan paru.
Perkembangan surfaktan pada paru mencegah alveolus kolaps selama ekspirasi dan
membut alveoli terbuka lebih mudah pada inspirasi berikutnya. Pada bayi dengan paru-paru
yang masih imatur tidak mempunyai surfaktan dalam jumlah yang cukup pada saat lahir
sehingga alveolus akan kolaps pada saat akhir ekspirasi dan tidak mampu berkembang
kembali pada saat inspirasi. Sehingga pada waktu inspirasi butuh usaha yang besar.
Kolapsnya alveolus karena kurangnya surfaktan akan menimbulkan sesak nafas pada bayi
baru lahir yang dikenal dengan Respiratory Distress Syndrome (RDS).
Kekurangan surfaktan menimbulkan atelectasis yang progresif, kolaps alveolus,
berkurangnya pengembangan paru, oedama paru, dan pengurangan kapasitas yang sangat
besar untuk pertukaran udara. Situasi ini membuat cepat lelah, penurunan usaha nafas,
hipoksia, sianosis, asidosis, dan berakhir pada kematian.
II. Indikasi penggunaan kortikosteroid
Indikasi penggunaan kortikosteroid saat antenatal pada usia kehamilan 24-34 minggu
Wanita hamil yang berisiko preterm
Perdarahan antepartum (Hemmoragic Ante Partum)
Premature Rupture of Membrane
III. Dosis Dan Cara Pemberian
Obat yang diberikan adalah deksametason atau betametason. Pemberian steroid ini tidak
diulang karena risiko terjadinya pertumbuhan janin terhambat. Efek optimal teradi 24 jam
setelah pemberian terakhir mencapai puncak dalam waktu 48 jam dan bertahan sampai 7 hari.
Pemberian siklus tunggal kortikosteroid adalah :
Betametason 2x2 mg intramuskular dengan jarak pemberian 24 jam selama 48jam.
Deksametason 4x6 mg intramuskular dengan jarak pemberian 12 jam selama 48 jam.
IV. Mekanisme Kerja Kortikosteroid
Mekanisme kortikosteroid untuk menurunkan frekuensi gawat napas adalah induksi
protein-protein yang mengatur sistem biokimia pada sel tipe II yang menghasilkan surfaktan
didalam paru-paru janin. Efek fisiologis glukokortikoid pada paru yang sedang berkembang
antara lain peningkatan surfaktan alveolus, ketegangan paru dan volume paru maksimal.