7
PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini telah dilaksanakan metode pengujian aktivitas analgetika yang bertujuan untuk mengenal berbagai cara untuk mengevaluasi secara eksperimental aktivitas analgetika suatu obat dan memahami dasar-dasar perbedaan daya analgetik berbagai obat analgetika. Secara ringkas dapat dibahas dan dipelajari tentang artinya nyeri, mediator nyeri, dasar kerja farmakologinya obat analgetika dan efektivitas obat. Nyeri merupakan gejala yang paling sering dikeluhkan penderita sehingga untuk mengurangi secara simtomatis diperlukan analgetika. Rasa nyeri hanya merupakan suatu gejala yang berfungsi memberi tanda tentang adanya gangguan – gangguan di tubuh seperti peradangan, infeksi kuman atau kejang otot. Rasa nyeri disebabkan rangsangan mekanis atau kimiawi, kalor atau listrik yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan dan melepaskan zat yang disebut mediator nyeri atau pengantar. Penggolongan analgetika perifer secara kimiawi adalah sebagai salisilat-salisilat, Na-salisilat, asetosal, salisilamida, dan benirilat. Derivat-derivat p- aminofenol: fenasetin dan parasetamol. Derivat-derivat

Pemba Has An

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pembahasan

Citation preview

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini telah dilaksanakan metode pengujian aktivitas analgetika yang bertujuan untuk mengenal berbagai cara untuk mengevaluasi secara eksperimental aktivitas analgetika suatu obat dan memahami dasar-dasar perbedaan daya analgetik berbagai obat analgetika. Secara ringkas dapat dibahas dan dipelajari tentang artinya nyeri, mediator nyeri, dasar kerja farmakologinya obat analgetika dan efektivitas obat. Nyeri merupakan gejala yang paling sering dikeluhkan penderita sehingga untuk mengurangi secara simtomatis diperlukan analgetika. Rasa nyeri hanya merupakan suatu gejala yang berfungsi memberi tanda tentang adanya gangguan gangguan di tubuh seperti peradangan, infeksi kuman atau kejang otot. Rasa nyeri disebabkan rangsangan mekanis atau kimiawi, kalor atau listrik yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan dan melepaskan zat yang disebut mediator nyeri atau pengantar. Penggolongan analgetika perifer secara kimiawi adalah sebagai salisilat-salisilat, Na-salisilat, asetosal, salisilamida, dan benirilat. Derivat-derivat p-aminofenol: fenasetin dan parasetamol. Derivat-derivat pirozolon: antipirin, aminofenazon, dipiron, fenilbutazon dan turunan-turunannya. Derivat-derivat antranilat: glafenin, asam mefenamat, dan asam nifluminat. Efek-efek samping yang biasanya muncul adalah gangguan-gangguan lambung-usus, kerusakan darah, kerusakan hati, dan ginjal dan juga reaksi-reaksi alergi kulit. Efek-efek samping ini terutama terjadi pada penggunaan lama atau pada dosis besar, maka sebaiknya janganlah menggunakan analgetika ini secara terus-menerus. Pada percobaan kali ini, telah dilakukan dengan mengaplikasikan metode induksi kimia. Bahan yang digunakan sebagai perangsang kimia adalahlarutan steril Asam Asetatglasialyang diberikan secara intra peritonial. Pada praktikum ini pemberian larutan steril Asam Asetat glasial diberikan 30menit setelah pemberian obat hal ini diharapkan agar obat yang diberikan belum bekerja sehingga Asam Asetat langsung berefek dan juga untuk mempermudah pengamatan onset dari obat itu. Pada praktikum kali ini obat-obat analgetik yang diperbandingkan adalah obat-obat analgetik golongan non narkotik/ perifer yaitu,Ibuprofen sebagai obat kelompok obat standard dan Parasetamol sebagai Kelompok obat Uji. Kelompok control negatif yang digunakanpada percobaanini adalahPGA, sehingga hewan percobaan hanya diberikanPGApada awal percobaan dan penginduksi asam asetat pada30menitsetelah pemberian PGAtanpa pemberian sedian analgesik. Asam asetat merupakan asam lemah yang tidak terkonjugasi dalam tubuh, pemberian sediaan asam asetat terhadap hewan percobaan akan merangsang prostaglandin untuk menimbulkan rasa nyeri akibat adanya kerusakan jaringan atau inflamasi. Prostaglandin meyebabkan sensitisasi reseptor nyeri terhadap stimulasi mekanik dan kimiawi sehingga prostaglandin dapat menimbulkan keadaanhiperalgesia, kemudian mediator kimiawi seperti bradikinin dan histamine merangsangnya dan menimbulkan nyeri yang nyata. Akibat dari adanya rasa nyeri inilah hewan percobaan akan menggeliatkan kaki belakangnya saat efek dari penginduksi ini bekerja. Pemberian sediaan asam asetat pada peritonial atau selaput gastrointestinal hewan memungkinkan sediaan lebih mudah diabsorbsi oleh tubuh dan cepat memberikan efek dibanding dengan pemberian secara oral.

KelompokRata-Rata Geliat Menciat

51015202530

Kontrol Negatif3.21112.814.214.212.8

Obat Standar335.667.67.2

Obat uji1.88.212.891213.2

Dari hasil pengamatan yang diperoleh, bahwa jumlah geliat mencit kontrol lebih banyak daripada mencit yang diberikan obat. Hal ini disebabkan karena mencit kontrol tidak memiliki perlindungan terhadap nyeri yang disebabkan karena pemberian asam asetat sebagai penyebab terjadinya nyeri. Dari hasil pengamatan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pada mencit yang diberi parasetamolmemiliki daya analgetik paling kuat dari golongan analgetik non-narkotika ini karena pada tabel hasil pengamatan menunjukan jumlah geliat yang ditunjukan mencit sedikit dari pada mencit lain yang diberikan Ibuprofen. Hal ini berlaku karena disini Parasetamol menghambat biosintesis prostaglandin yang menstimulasi SSP, sehingga dapat menghambatterjadinya perangsangan reseptor nyeri. Prostaglandin akan dilepaskan oleh sel yang mengalami kerusakan. Pembentukan prostaglandin dihambat dengan menghambat enzim siklooksigenase yang bertugas mengubah asam arachidonat menjadi endoperoksida (PGG2 / PGH). PGH akan memproduksi prostaglandin, sehingga secara tidak langsung obat analgesik menghambat pembentukan prostaglandin. Prostaglandin berperan pada nyeri yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau inflamasi dan menyebabkan sensitivitas reseptor nyeri terhadap stimulasi mekanik dan kimiawi. Ibuprofen merupakan sediaan yang efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai sedang misalnya untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan yang disebabkan oleh nyeri rematik dan otot, sakit kepala, sakit punggung, dan nyeri periode. Hal ini juga dapat digunakan untuk meredakan gejala pilek, flu serta berfungsi dan mempunyai kelebihan pada mekanisme kerja obat sebagai obat golongan anti-piretikum yang mampu menurunkan suhu tubuh. Cara kerja obat Ibuprofen adalah dengan menghambat enzim yang mensintesis prostaglandin yaitu siklooksigenase, sehingga menurunkan kadar prostaglandin. Sebagai akibatnya, peradangan nyeri dan demam berkurang. Efek analgetikanya jauh lebih lemah daripada efek analgetika opiat tetapi sediaan ini tidak menimbulkan ketagihan efek samping sentral yang merugikan. Mahupun, pemberian Ibuprofen dalam kelompok ini juga akan menunjukkan efek analgesik setelah diberi penginduksi asam asetat. Sedangkan pada kelompok mencit yang diberi parasetamol, terlihat jumlah geliat yang ditunjukan mencit cukup sedikit dibandingkan dengan kontrol negative karena mekanismenya kemungkinan menghambat sintesisprostaglandin (PG) yang menstimulasi SSP. Efek analgetik timbul karena mempengaruhibaik di hipotalamus atau ditempat cedera. Respon terhadap cedera umumnya berupa inflamasi,udem, serta pelepasan zat aktif sepertibrandikinin, PG dan histamin. PG dan Brandikinin menstimulasi ujung saraf perifer dengan membawa implus nyeri ke SSP. Parasetamol dapatmenghambat sintesis PG dan brandikinin sehingga menghambat terjadinya perangsangan reseptor nyeri karenamempunyai mekanisme kerja menghambat berbagai reaksi in-vitro. Setelah dilakukan perhitungan persentasedayaproteksipada obat analgetik yang diberikan pada mencit, ternyata dapat dilihat bahwa besarnya daya proteksi Ibuprofen, lebih besar dibanding dengan parasetamol yaitu sebanyak 52.5%. Hal inikemungkinan dikarenakanefek analgesik yang ditimbulkan oleh Ibuprofen lebih besar daripada yang ditimbulkan oleh parasetamol. Sedangkan besarnya daya proteksi parasetamol lebih kecil dari besarnya daya proteksi aspirin bernilai sebanyak 16.42%.Sehingga dalam perhitungan persentase efektifitasnya dapat dilihat bahwa efektifitas analgetik Parasetamol terhadap Ibuprofen sebesar 31.28%.