Upload
chap-chiep-chup-dhini
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PEMBAHASAN
3.1. Kasus
Jokowi-JK sudah menetapkan 34 kementerian yang terdiri atas 16 kementerian dari partai
politik dan 18 kementerian untuk kalangan profesional. Kalangan profesional akan membawahi
sejumlah kementerian strategis, di antaranya Kementerian Keuangan, BUMN, ESDM, dan
Pertanian.
Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto menjelaskan, secara umum seleksi untuk calon
menteri akan diawali dengan melakukan rekam jejak. Setiap menteri harus dipastikan harus
memiliki rekam jejak yang jelas dan tidak masuk dalam daftar hitam yang telah dibuat dan
diusulkan Tim Transisi. Daftar hitam itu diantaranya, menteri tidak boleh terlibat pelanggaran
hak azasi manusia (HAM) dan tidak pernah merusak lingkungan. Keduanya menjadi persyaratan
awal agar menteri bisa lolos ke tahap selanjutnya. Nantinya, Pak Jokowi-JK yang menentukan
setelah lolos seleksi.
Langkah selanjutnya, juga akan ada uji loyalitas terhadap calon menteri. Setiap calon
menteri hanya boleh loyal pada Presiden-Wapres, seperti yang pernah dikemukakan Jokowi
bahwa menteri harus lepas jabatan dari partai. “Kalau tidak loyal pada Presiden tentu tidak akan
lolos,” terangnya.
Saat ditanya apakah akan melakukan lelang jabatan untuk seleksi menteri? Andi justru
menuturkan bahwa seleksi antara menteri profesional dengan yang berasal dari partai tentu akan
diperlakukan berbeda. Calon menteri dari profesional akan diseleksi sendiri oleh Jokowi-JK dan
dari calon menteri dari parpol tentu akan diusulkan dari partai politik. “Lebih detailnya hanya
Pak Jokowi-JK yang mengetahui,” ujarnya.
Namun, lanjut dia, seleksi menteri asal partai justru dipandang sebagai pekerjaan rumah
bagi partai di Indonesia. Selama ini ada pandangan jika menteri dari unsur partai kemampuannya
dipertanyakan. Karena itu, nanti partai politik harus bekerja lebih keras menyeleksi anggotanya,
sebab nantinya harus terbentur dengan kriteria yang diingikan Jokowi-JK. “Kuncinya partai
harus menyeleksi dengan ketat,” ujar Andi.
Soal nama-nama menteri, sebenarnya Jokowi-JK telah menunjuk tiga orang untuk
menjadi Tim Penyelaras Akhir. Tim ini bertugas untuk menyelaraskan antara program kerja
dengan nama kementerian. “Siapa tiga orang ini belum bisa saya sebut,” jelasnya.
Yang jelas, saat ini ketiga anggota Tim Penyelaras Akhir ini sedang membahas nama-
nama kementerian di luar Jakarta. Caranya dengan melihat setiap bidang, apakah perlu untuk
dibuat lembaga baru. Misalnya, apakah bidang infrastruktur perlu untuk dibuat kementerian.
“Saya tidak bisa sebut dimananya,” terangnya.
Tim tersebut, lanjutnya, memiliki batas waktu kerja hingga Jumat depan (19/9). Setelah itu
hasilnya akan dilaporkan ke Jokowi-JK dan keputusan akhirnya tentu ada ditangan keduanya.
“Itu hak prerogratif presiden,” jelasnya.
3.2. Analisa
Dengan terpilihnya Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden,
rakyat dan bangsa Indonesia berharap agar Presiden dan Wakil Presiden bekerja keras di dalam
memilih menteri-menteri yang profesional, bekerja sesuai bidangnya, dan penuh loyalitas yang
tinggi. Dalam pemilihan itu pun tidak mudah, perlu persiapan yang matang dalam menyeleksi
calon-calon menteri dari berbagai partai politik.
Dan dari tahapan-tahapan seleksi calon-calon menteri itu, Presiden dan Wakil Presiden
lah yang memutuskan hasilnya karena tugas-tugas menteri itu bertanggung-jawab kepada
Presiden.