33
Disusun Oleh: Drs. Musa, M.H.I PEMBAGIAN TAUHID Penghayatan terhadap iman kepada Allah SWT adalah dasar yang paling esensial dari seluruh akidah Islam dan penghayatan terhadap tauhidullah atau mengesakan Allah adalah dasar dan sendinya dari iman kepada Allah. Setiap muslim berkewajiban menghayati dan mengamalkan hakikat tauhid yang diperintahkan Allah dan menjadi landasan agama-Nya serta menjadi sebab diturunkannya kitab-kitab suci dan diutusnya para Rasul shalawatullah wa salamuhu alaihim. Secara umum tauhid dibagi menjadi dua bagian, yaitu tauhid rububiyah dan tauhid uluhiyah. Kedua macam tauhid ini saling berhubungan dan tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Seorang muslim tidak boleh hanya berpegang dan mengakui tauhid rububiyah saja, akan tetapi ia harus merealisasikan tauhid rububiyah tersebut dalam bentuk amaliah dengan melakukan penyembahan hanya kepada Allah semata, melakukan ketaatan yang mutlak, merendahkan diri, berdoa, bertawakkal, takut dan harap hanya kepada-Nya. Kedua macam tauhid tersebut harus diyakini dan dapat 1

Pembagian Tauhid

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Secara umum tauhid dibagi menjadi dua bagian, yaitu tauhid rububiyah dan tauhid uluhiyah. Kedua macam tauhid tersebut harus diyakini dan dapat direalisasikan dalam kehidupan riil (nyata) sehari-hari.

Citation preview

Page 1: Pembagian Tauhid

Disusun Oleh: Drs. Musa, M.H.I

PEMBAGIAN TAUHID

Penghayatan terhadap iman kepada Allah SWT adalah dasar yang paling

esensial dari seluruh akidah Islam dan penghayatan terhadap tauhidullah atau

mengesakan Allah adalah dasar dan sendinya dari iman kepada Allah. Setiap

muslim berkewajiban menghayati dan mengamalkan hakikat tauhid yang

diperintahkan Allah dan menjadi landasan agama-Nya serta menjadi sebab

diturunkannya kitab-kitab suci dan diutusnya para Rasul shalawatullah wa

salamuhu alaihim.

Secara umum tauhid dibagi menjadi dua bagian, yaitu tauhid rububiyah

dan tauhid uluhiyah. Kedua macam tauhid ini saling berhubungan dan tidak bisa

dipisahkan satu dengan lainnya. Seorang muslim tidak boleh hanya berpegang

dan mengakui tauhid rububiyah saja, akan tetapi ia harus merealisasikan tauhid

rububiyah tersebut dalam bentuk amaliah dengan melakukan penyembahan hanya

kepada Allah semata, melakukan ketaatan yang mutlak, merendahkan diri,

berdoa, bertawakkal, takut dan harap hanya kepada-Nya. Kedua macam tauhid

tersebut harus diyakini dan dapat direalisasikan dalam kehidupan riil (nyata)

sehari-hari.

1. Tauhid Rububiyah

Tauhid adalah bahasa Arab yang berasal dari kata wahhada yuwahhidu

tauhidan, yang berarti menyendirikan; mengesakan; dan meniadakan bilangan.

Menurut pengertian syariat Islam, tauhidullah bermakna meniadakan persamaan

dan penyerupaan mengenai dzat, sifat-sifat, asma Allah, dan perbuatan-Nya, dan

meniadakan sekutu dalam ketuhanan dan ibadah. Lawan kata tauhid adalah

syirik, karena syirik berarti mensekutukan, menyerupakan sesuatu dengan Allah,

1

Page 2: Pembagian Tauhid

atau mengadakan tandingan-tandingan terhadap Allah, dan menjadikan selain

Allah sebagai ilah atau sesembahan lain bersama Allah.

Sedangkan kata rububiyah diambil dari kata rabb yang di antaranya

bermakna tuan, raja, yang mengatur, mendidik, memperbaiki, memelihara dan

lain-lain. Kata rububiyah dapat diartikan dengan menciptakan, memberi rezki,

merajai, yang dipertuan, mendidik, memperbaiki dan mengatur.Allah adalah rabb

semesta alam, artinya Allah adalah pencipta, pengatur, pemelihara, pengayom,

pemberi rezki, tuan, raja, pengendali dan lain-lain terhadap alam semesta ini.

Hanya Allah yang mempunyai wewenang dalam rububiyah dan yang wajib

diesakan. Allah tidak mempunyai sekutu dalam rububiyah dan tidak wajar serta

tidak dibenarkan makhluk-Nya mempunyai hak rububiyah tersebut. Dalam

konteks inilah, maka tauhid rububiyah bermakna meniadakan sekutu bagi Allah

dalam sifat-sifat rububiyah yang sebenarnya. Allah adalah satu-satunya pencipta,

pemberi rezki, raja diraja, dan pengatur semua makhluk-Nya, seperti

menghidupkan dan mematikan, memberi dan mencegah, menolong dan

membahayakan, memuliakan dan menghinakan, memberikan kekuasaan dan

menurunkannya, dan lain sebagainya. Allah berfirman :

ممن الملك وتنزع تشاء من الملك تؤتي الملك مالك اللهم قل

كل على انك الخير بيدك تشاء من وتذل تشاء من وتعز تشاء

. قدير شيء

Tauhid rububiyah merupakan tauhid I’tiqadi ‘ilmi (pengesaan Allah yang

bersifat keyakinan teoritis, yaitu tauhid dalam bentuk ma’rifat (pengetahuan

pengenalan), itsbat (penetapan), I’tiqad (keyakinan), qasd (tujuan), dan iradah

(kehendak). Seorang muslim harus berpegang kepada keyakinan tauhid

rububiyah ini, yakni beriman bahwa Allah SWT itu satu, esa dalam zat, esa sifat-

sifat, asma, dan perbuatan-Nya. Tidak ada sekutu dan tidak ada yang

2

Page 3: Pembagian Tauhid

menyerupai-Nya, serta tidak beranak dan tidak diperanakkan. Allah menjelaskan

tentang diri-Nya dengan firman-Nya :

) احد الله هو الصمد) (1قل يولد) (2الله ولم يلد له) 3لم يكن ولم

احد ( ) 4كفوا

Artinya : Katakanlah! Dia Allah Yang Maha Esa. Allah tumpuan harapan. Tidak beranak dan tidak diperanakkan. Tidak ada satupun yang setara dengan-Nya.

Pelajaran atau kajian sifat dua puluh yang dikembangkan dalam

masyarakat penganut mazhab asy’ariyah di Indonesia adalah lebih difokuskan

pada pembahasan tauhid rububiyah ini. Allah dima’rifati sebagai yang wajibul

wujud, esa, berdiri sendiri, kekal, dan mnempunyai sifat-sifat kesempurnaan dan

mustahil mempunyai sifat-sifat kekurangan. Kajian sifat dua puluh hanya

membicarakan sebagian kecil sifat-sfat dan asma Allah yang amat banyak

diuraikan secara terinci dan jelas di dalam Al-Quraan dan hadis Nabi saw. Bila

kita kembali kepada sejarah pada saat diturunkannya Al-Quraan, orang-orang

musyrik Arab pada dasarnya mengakui tauhid rububiyah ini, akan tetapi mereka

tetap dianggap sebagai musyrik. Padahal bila ukurannya didasarkan pada

mengesakan Allah dengan tauhid rububiyah saja maka orang-orang musyrik

sebenarnya sudah memiliki dan berpegang teguh pada tauhid rububiyah. Namun

standarnya tidak terbatas pada tauhid rububiyah saja, tapi dilanjutkan pada

aplikasi tauhid rububiyah, yakni tauhid uluhiyah yang nanti akan kita bicarakan

lebih lanjut. Allah telah menjelaskan di dalam Al-Quraan bagaimana pengakuan

orang-orang kafir musyrik tentang keesaan Allah dalam bidang tauhid rububiyah

ini.

خلقهن ليقولن واألرض السموات خلق من سئلتهم ولئن

العليم العزيز

3

Page 4: Pembagian Tauhid

Artinya : Jika engkau tanyakan kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi”? Mereka akan menjawab; “Semuanya diciptakan oleh yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”.

Dalam surah Az-Zukhruf ayat 87 Allah berfirman :

يؤفكون فأنى الله ليقولن خلقهم من سئلتهم ولئن Artinya : Jika engkau bertanya kepada mereka, ‘Siapakah yang menciptakan mereka’? niscaya mereka menjawab, “Allah”. Oleh karena itu, bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?

Dan dalam ayat ke 31 surah Yunus Allah berfirman :

السمع يملك أمن واألرض السماء من يرزقكم من قل

من الميت ويخرج الميت من الحي يخرج ومن واألبصار

. تتقون أفال فقل الله فسيقولون األمر يدبر ومن الحي Artinya : Katakan, ‘Siapakah yang memberi rezki kepada kalian dari langit dan bumi atau siapakah yang berkuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan ?’ Mereka akan menjawab, “Allah”. lantas katakanlah, “Kenapa kalian tidak bertakwa (kepada-Nya)”.

Berdasarkan ayat-ayat di atas dan banyak lagi ayat-ayat yang semakna

yang menjelaskan tentang pengakuan orang-orang musyrik Arab bahwa Allah itu

esa dan pencipta segala sesuatu, sedangkan mereka tetap dianggap musyrikin,

seperti firman Allah dalam surah Yusuf ayat 106 :

مشركون وهم اال بالله اكثرهم يؤمن وما Artinya : Kebanyakan mereka tidak beriman kepada Allah, tetapi mereka

tetap mempersekutukan Allah.

4

Page 5: Pembagian Tauhid

Menurut sekelompok ulama salaf, “Pertanyaan yang diajukan kepada

orang-orang musyrik, siapakah pencipta langit dan bumi? Mereka pasti

menjawab, Allah”. Padahal disamping pengakuan mereka itu, mereka tetap

menyembah selain Allah.1

SYIRIK RUBUBIYAH DAN REALITASNYA DALAM MASYARAKAT

ISLAM

Abu Bakar Al-Jazairi dalam kitabnya yang berjudul Aqidah Mu”min

menjelaskan secara panjang lebar mengenai realitas syirik rububiyah yang

melanda umat islam sekarang, sebagai berikut :

Pertama, kebanyakan umat Islam yang awam dan orang-orang senacam

mereka berkeyakinan bhwa di alam ini terdapat pemimpin spritual seperti para

wali dan orang-orang salwh yang mempunyai kemampuan bertindak secara

khusus dalam kehidupan manusia. Mereka menolong dan menyingkirkan,

memberi dan mencegaah, membahayakan memanfaatkan, sebagaimana yang

tersebar danpopuler dikalangan umat Islamyang awam bahwa para pemimpin

spritual itu mempunyai dewan (mahkamah pengadilan, kantor). Di atas dewan ini

diungkapkan dewannya orang-orang saleh. Dewan itu mengeluarkan berbagai

ketetapan dan ketentuan mengenai keuntungan dan kebehasilan fulan serta

kerugian dan kegagalannya.

Dari hal tersebut kebnyakan hati manusia berhubungan dengan orang-

orang salwh. Mereka dimintai pertolongan dan dipanggil ketika ada malapetaka.

Mereka juga diundang untuk menyelamatkan agar terhindar dari bencana.

Kenyataan i9ni merupakan realitas rububiyah, karena di dalamnya terkandung

keyakinan adanya tindakan dan pengaturan di dunia selain Allah.

Kedua, kebanyakan orang yang menghubung-hubungkan kepadailmu

pengetahuan berkeyakinan bahwa roh paraali dan orang-orang saleh

1 ? Abdurrahman bin Hasan, Fathul Majid Syarh Kitab at0Tauhid, Darul fikr, Beirut, 1992, hal.25.

5

Page 6: Pembagian Tauhid

bisabertindak setelah mereka meningggal . keyakinan yang batil ini telah populer

dan meresap dalam diri kebanyakan orang Islam, sampai-sampai bru nisandan

kuburan menjadi jang kebohongn bagi orang yang takut dan menjadi rumah sakit

bago orang yngsakit. Orng yang terkena kesusahan, teraniaya atau tertimpa

bencana selalu minta pertolongan pada batu nisan dan kuburan itu. Dia tinggal

di halamannya dan berhubungan dengan rumbai-rumbai pemilknya (ahli kubur)

dengan berharap agarkesusahannya dihilangkan dan kebutuhannya dipenuhi.

Banyak sekali orang yang sakit pindah dan pergi kekuburan . di samping,

juga banyak orang yang mempunyai penyakit dan kebutuhan menuju dan

bermaksud ,e sana. Dia tinggal di halamannya dengan berharap kepada ahli

kubur, sampai-sampai ada ungkapan dikalangan orang-orang awam, “Jika kalian

kesulitan, pergilah dan memohonlah kepada ahli kubur”. Mereka datang dengan

meminta pertolongsn krpsds shli kubur dsn berdos di sampingnya.

Ketentuan semacam itu tidak diragukan oleh orang-orang mukmin yang

berakal bahwa perbuatan tersebut termasuk syirik riil (zhahir), karena di

dalamnya terkandung keyakinan bahwa roh para wali dapat bertindak untuk

memberi dan mencegah, membahyakan dan menolong. Kita tahu bahwa hal ini

adalah kekuasaan dan kewenangan rububiyah. Dengan demikian, mengatur

makhluk itu hanya khusus bagi Allah dan kewenangn-Nya.

Ketiga, takut kepada jin, minta pertolongan kepadanyadan menyajikan

korban untuknya sperti korban yang disembelihlingkaran lobang yang digali

DOA, ANTARA TAUHID DAN SYIRIK Islam adalah agama yang sangat menekankan kepada umatnya untuk

mengesakan Allah (tauhidullah) yang merupakan tiang tonggak dari pondasi

bangunan Islam. Melakukan penyembahan hanya kepada Allah semata dan

meminta pertolongan pun juga hanya kepada-Nya pula merupakan implementasi

6

Page 7: Pembagian Tauhid

dan wujud nyata dari tauhidullah (pengesaan Allah dalam bidang tauhid

rububiyah); sebagaimana pengakuan yang selalu diucapkan berulang-ulang –

paling tidak 17 kali dalam sehari semalam – oleh orang yang mendirikan shalat,

yakni ayat ke 5 dari surah al-Fatihah

CنD FعEي ت DسF ن FاكF Eي وFا CدC FعDُب ن FاكF Eي ا

Artinya : Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu

(pula) kami memohon pertolongan

Dan dalam ayat ke-2 surah Al-Ikhlash, Allah menegaskan kepada kita, bahwa

Allah adalah tempat kita menggantungkan segala harapan dan permohonan.

CدFمFالص Cالله

Artinya : Allah tempat meminta segala sesuatu

Rasulullah saw pernah berwasiat kepada Abdullah bin Abbas agar

mengajukan permintaan dan permohonan pertolongan hanya kepada Allah, bukan

kepada yang lain. Rasulullah saw bersabda sebagaimana yang diriwayatkan oleh

Turmudzi dari Ibnu Abbas rs :

EاللهE ب DنEعF ت DاسFف FتD FعFن ت Dاس EَذFا وFا Fالله EلF أ DاسFف FتDل

F أ Fس EَذFا ا

Artinya : Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah dan jika engkau memohon prtolongan, mohonlah kepada Allah.

Di dalam Al-Quraan, Allah telah menegaskan bahwa Dia sangat dekat

dengan hamba-hamba-Nya, bahkan lebih dekat daripada urat nadi hamba itu

sendiri, sehingga apabila sang hamba menyeru atau berdoa kepada-Nya, Allah

akan mengabulkan segala permohonan yang disampaikan. Oleh sebab itu Allah

memerintahkan agar memenuhi segala perintah-Nya dan supaya beriman kepada-

Nya sebagai prasyarat diijabahkan segala permohonan dan permintaan.

دعان إَذا الداع دعوة أجيب قريب فإنى عنى عُبادى سألك وإَذا . يرشدون لعلهم بي وليؤمنوا لى ).186الُبقرة : )فليستجيُبوا

7

Page 8: Pembagian Tauhid

Artinya : Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka {jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku akan mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

عُبادتي عن يستكُبرون الذين إن لكم استجب ادعوني ربكم وقال : ) . المؤمن داخرين جهنم )60سيدخلون

Artinya : Dan Tuhanmu berfirman; “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari meyembah-Ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina”.

Dari uraian di atas, dapat kita ambil suatu kesimpulan bahwa ibadah hanya

boleh ditujukan kepada Allah semata, tidak kepada selain-Nya. Dan salah satu

bentuk ibadah adalah doa, maka doa juga hanya boleh dihadapkan dan

dimohonkan kepada Allah semata pula. Ini adalah salah satu prinsip dasar tauhid

yang mesti dipegang teguh dan diamalkan oleh setiap muslim. Dalam hadis

Rasulullah saw dijelaskan bahwa Doa adalah ibadah dan dalam riwayat kain

disebutkan doa itu inti ibadah.

Seiring dengan itu, Islam melarang syirik (mensekutukan) Allah dengan apa

dan siapa pun dari makhluk-Nya, yakni menjadikan sesuatu sebagai tandingan

bagi Allah atau melakukan penyembahan dan atau pemintaan pertolongan kepada

selain Allah seperti kepada batu, pohon, kuburan, matahari, bulan, nabi, syekh,

auliya, malaikat, atau berhala dan lain sebagainya, baik yang berhubungan

dengan tauhid rububiyah maupun tauhid uluhiyah. Syirik merupakan perbuatan

dosa yang amat besar dan tidak terampunkan oleh Allah, sebagaimana firman

Allah dalam Surah AnNisa ayat 48,

ومن يشاء لمن َذلك دون ما ويغفر به يشرك ان يغفر ال الله ان

غظيما اثما افترى فقد بالله يشرك

Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang

8

Page 9: Pembagian Tauhid

dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mensekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.

Rasulullah saw dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim

mengatakan, bahwa perbuatan syirik merupakan salah satu dosa paling besar

yang berada di atas dosa-dosa besar lainnya.

: ( ) الوالدين وعقوق بالله اإلشراك ثالثا الكُبائر بـأكُبر أنُبئكم أال

الزور وشهادة

Artinya : Perhatikanlah, aku hendak menceritakan kepada kalian tentang dosa-dosa yang paling besar - Rasulullah mengatakannya tiga kali – yaitu : (1) syirik (mensekutukan) Allah, (2) durhaka kepada kedua orang tua, dan (3) memberikan kesaksian palsu.

Perbuatan syirik adalah tindakan pelecehan dan penghinaan terhadap Allah

yang Maha Pencipta dan Maha Pengatur alam ini. Membuat tandingan terhadap

Allah berarti menganggap Allah yang Maha Kuasa dan Perkasa itu lemah dan

tidak berdaya.

Orang yang melakukan syirik adalah orang yang kurang mempecayai

kekuasaan dan kasih sayang Allah untuk dapat mengabulkan segala permintaan

dan permohonan yang diajukann oleh hamba kepada-Nya. Mereka beranggapan

seakan-akan Allah tidak memperhatikan doa dan permohonannya, kalau tidak

melalui perantara yang dapat mempengaruhi Allah, karena Allah, menurut

anggapannya, tidak mau menerima permintaan dan permohonan dari orang-orang

biasa, kotor, banyak dosa. Allah hanya memperhatikan dan memperkenankan

doa, permohonan dan permintaan dari orang-orang salih, ahli ibadah, wali, dan

orang-orang suci. Sehingga ada sebagian orang ketika mempunyai hajat tertentu

atau dalam kesulitan dan ditimpa mara bahaya memanggil-manggil sambil

menyebut nama wali tertentu untuk menolongnya (sebagaimana diajarkan dalam

buku-buku manaqib orang tertentu), atau ketika hendak salat hajat seseorang

berdiri sambil mengucapkan kata-kata :sesembahan yang ditujukan kepada

9

Page 10: Pembagian Tauhid

orang-orang gaib, roh-roh suci dan serangkaian nama jabatan wali-wali dalam

konsep tasawuf, seperti ungkapan mereka :

. أرواح يا عليكم السالم الغيب رجال يا عليكم السالم

ياغوث. المقدسية

بنصرة وانصرونا الله بغوثة اغيثونا يانجُباء ياأبدال يااوتاد ياقطب

الله بنظرة وانظرونا الله

Dari ungkapan di atas jelas tergambar bahwa permintaan sesuatu, berupa

istigatsah, pertolongan dan perlindungan yang ditujukan kepada wali-wali dan

orang-orang suci bersama Allah, yang berarti menjadikan mereka sebagai

tandingan-tandingan atau saingan kepada Allah. Menjadikan wali-wali itu

sebagai ilah-ilah selain Allah atau bersama Allah.

Dengan demikian, sebenarnya orang yang seperti ini telah berburuk sangka

terhadap Allah dan tidak mempunyai keyakinan yang mantap, bahwa Allah akan

mengabulkan segala permohonan dan permintaan yang diajukan oleh hamba

kepada-Nya. Dan orang yang seperti ini adalah orang yang tidak mempunyai

kemauan baik untuk memperbaiki diri dan bertaubat, mengakui segala kesalahan

dan dosa-dosa yang dilakukan serta enggan merendahkan diri mengakui segala

kelemahan, kekurangan dan keberhajatannya kepada Allah (sebagai hakikat dari

do’a yang merupakan inti ibadah), sehingga berlindung di belakang populritas,

nama besar dan bayang-bayang orang-orang suci, wali, atau orang salih, dalam

mengajukan permohonan dan doa dan menjadikan mereka sebagai perantara yang

dianggap dapat memberi syafaat atau penolong untuk mendekatkannya kepada

Allah.

Gambaran orang yang seperti itu sama halnya dengan orang-orang

musyrik arab jahili yang dalam tataran teoritis mengakui keesaan Allah dari

aspek tauhid rububiyah, akan tetapi mereka tetap dianggap musyrik bila dilihat

dari segi tauhid uluhiyah/ubudiyah, karena mereka menyembah kepada tuhan-

tuhan lain selain Allah dengan cara menghadapkan doa dan permohonan kepada

10

Page 11: Pembagian Tauhid

selain Allah yang mereka anggap sebagai penolong atau pemberi syafaat di sisi

Allah; dan mereka berdalih bahwa hal itu bukan sebagai penyembahan kepada

selain Allah, tetapi yang di panggil/diseru selain Allah itu mereka yakini dapat

mendekatkan mereka kepada Allah sedekat-dekatnya. Hal ini diungkapkan oleh

Allah dalam firman-Nya pada surah Az-Zumar ayat 3 :

اولياء الله دون من اتخذوا والذين الخالص الدين لله اال

ماهم في بينهم يحكم الله ان زلفى الله الى ليقربونا اال مانعُبدهم

: ) . الزمر كفار كذب هو من اليهدى الله ان يختلفون )3فيه

Artinya : Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil penolong selain Allah (berkata) : “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta lagi sangat inkar.

Dari ayat di atas dapat kita ambil pelajaran, bahwa orang-orang musyrik

mengakui bahwa perbuatan mereka meminta dengan menyeru selain Allah atau

bersama Allah itu sebagai penolong bukan sebagai penyembahan kepada mereka,

tapi hanya untuk membantu mendekatkan kami kepada Allah, sehingga dengan

pertolongan mereka, Allah akan mengabulkan segala permintaan kami.

Pernyataan orang-orang musyrik tersebut merupakan sanggahan terhadap

perbuatan mereka yang dinilai oleh Al-Qur’aan sebagai perbuatan penyembahan

kepada selain Allah, sehingga terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat, dan

perselisihan tersebut nanti akan mendapatkan kata putus dari Allah, siapa

sebenarnya yang berpegang teguh pada tauhid yang bersih dari syirik dan siapa

pula yang telah mencampur-adukkan antara tauhid dan syirik. Ayat di atas

menyebutkan dua tipe keyakinan yang saling bertentangan atau berbeda secara

diametris, yaitu antara keyakinan tauhid yang murni yang menyatakan bahwa

hanya untuk Allah agama yang bersih dari kemusyrikan dan keyakinan syirik

11

Page 12: Pembagian Tauhid

dengan menjadikan selain Allah sebagai wali-wali (penolong-penolong) bersama

Allah.

Allah hanya memerintahkan orang-orang beriman untuk menyembah atau

menyeru (berdoa, menyembah, mengajukan permintaan/permohonan

pertolongan) hanya kepada Allah semata atau dengan istilah lain berdoa dengan

mengikhlaskan agama hanya kepada Allah semata, sebagaimana firman Allah

berikut ini.

الُبينة .... ( : حنفاء الدين له مخلصين الله ليعُبدوا اال امروا )5وما

Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya menyemah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.

Dalam surah Al-Mu”min ayat 65, Allah berfirman :

لله الحمد الدين له مخلصين فادعوه هو اال اله ال الحي هو

. العالمين رب

Dialah Yang Hidup kekal, tiada tuhan melainkan Dia; maka sembahlah {serulah) Dia dengan memurnikan ibadat kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.

Dalam surah Al-A”raf ayat 29, Allah menegaskan :

مسجد كل عند وجوهكم واقيموا بالقسط ربي امر قل

. تعودون بدأكم كما الدين له مخلصين وادعوه

Artinya : Katakanlah, “Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan”, dan (katakanlah), “Lurtuskanlah muka (diri) mu di setiap shalat dan sembahlah (serulah) Allah dengan mengikhlaskan ketaatankepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan alian pada permulaan (demikian pulalah) kalian akan kembali kepada-Nya.

Seiring perintah Allah agar berdoa hanya kepada-Nya, maka Allah

melarang orang yang beriman berdoa kepada selian Dia, sebagaimana firman

Allah dalam surah Al-Qashash ayat 88;

12

Page 13: Pembagian Tauhid

له وجهه إال هالك شيئ كل هو إال إله ال أخر إلها الله مع والتدع

. ترجعون واليه الحكم

Artinya : Dan janganlah kamu seru (sembah) tuhan lain bersama Allah. Tidak ada tuhan (yang berhak disembah atau diseru) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya lah segala penentuan dan hanya kepada-Nya lah kalian dikembalikan.

Dan orang yang menyeru atau menghadapkan doa kepada selain Allah

bersama Allah akan mendapat azab dari Allah. sebagaimana firman Allah dalah

surah Asy-Syu’ara ayat 213;

المعذبين من فتكون أخر إلها الله مع تدع فال

Artinya : Maka jaanganlah kamu menyeru (menyembah) tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang di azab.

Islam melarang menyeru atau berdoa kepada selain Allah, sebab apa

yang diseru selain Allah tidak dapat memberi manfaat dan menolak mudarat dan

orang yang berdoa kepada selain Allah termasuk orang yang berbuat zalim. Allah

berfirman dalam surah Yunus ayat 106 :

من أَذا فعلت فأن واليضرك ينفعك ماال الله دون من تدع وال

الظالمين

Artinya : Dan janganlah kamu menyembah (menyeru) selain Allah apa yang tidak memberi manfaat kepadamu dan tidak pula memberi mudarat kepadamu, sebab jika engkau melakukan itu, maka sesungguhnya engkau kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim.

Apa dan siapa pun yang diseru (dihadapkan doa kepadanya) selain Allah

adalah batil, bertentangan dengan kebenaran (alhaq) atau tidak sesuai dengan

tauhid yang murni. Hal ini dijelaskan oleh Allah secara gamblang dalam firman-

Nya pada surah Al-Hajj ayat 62 dan surah Luqman ayat 20 :

13

Page 14: Pembagian Tauhid

الله وأن الُباطل هو دونه من يدعون ما وأن هوالحق الله بأن َذلك

. الكُبير العلى هو

Artinya : (kuasa Allah), yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah tuhan Yang Hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah itulah yang batil. Sesungguhnya Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Pada ayat lain, Allah menjelaskan bahwa yang diseru (dihadapkan doa

kepadanya) selain Allah itu adalah hamba-hamba seperti kita juga. Apabila

mereka diseru (berdoa kepada mereka), mereka pun tidak mampu mengabulkan

atau mengijabahi segala permintaan kita.

فليستجيُبوا فادعوهم أمثالكم عُباد الله دون من تدعون الذين إن

صدقين كنتم ان لكم

Artinya : Sesungguhnya yang kalian seru selain Allah adalah hamba-hamba serupa kalian (juga). Maka serulah mereka lalu biarkanlah mereka memperkenankan untuk kalian, jika kalian memang orang-orang yang benar.

Orang-orang yang diseru (disembah) selain Allah itu sebenarnya tidak

memiliki apa-apa walau setipis kulit ari. Bila diseru mereka pun tidak akan

mendengar seruan atau doa yang kita panjatkan. Dan kalaupun mendengar,

mereka tidak akan mampu mengabulkan pemohonan atau permintaan yang kita

ajukan kepada mereka. Bahkan pada hari kiamat, orang-orang yang diseru selain

Allah tersebut akan mengingkari syirik yang kita lakukan. Hal ini dijelaskan

dengan tegas dalam firman Allah pada surah Fathir ayat 13 dan 14 :

) قطمير........ من يملكون ما دونه من تدعون إن) 13والذين

ويوم لكم استجابوا ما سمعوا ولو دعاءكم اليسمعون تدعوهم

خُبير ( مثل والينُبئك بشرككم يكفرون )14القيمة

Artinya : Dan orang=orang yang kalian seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kalian menyeru mereka, mereka tidak mendengar seruan kalian itu; dan kalau mereka mendengar, mereka

14

Page 15: Pembagian Tauhid

tidak dapat memperkenankan permintaan kalian. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikan kalian dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepada kalian sebagai yang diberikan oleh yang Maha Mengetahui.

Allah memerintahkan Rasulullah saw untuk menantang orang-orang

musyrik agar menyeru atau memanggil apa/siapa yang mereka anggap sebagai

tuhan-tuhan selain Allah. Allah memastikan bahwa yang diseru selain Allah itu

tidak akan mampu mengelakkan mereka dari segala bahaya dan tidak pula

mampu mengalihkan bahaya tersebut kepada yang lain. Padahal orang-orang

yang diseru selain Allah sendiri mencari jalan atau sarana (wasilah) kepada Allah

dengan melakukan ketaatan dan taqarrub kepada Allah dan mengharapkan

rahmat-Nya dan takut terhadap azab-Nya. Karena mereka sadar bahwa azab

Allah itu amat ditakuti. Allah berfirman dalam surah Al-Isra ayat 56-57.

عنكم الضر كشف فاليملكون دونه من زعمتم الذين ادعوا قل

أيهم) 56والتحويال ( الوسيلة ربهم الى يُبتغون يدعون الذين أولئك

محذورا كان ربك عذاب إن عذابه ويخافون رحمته ويرجون اقرب

)57 (

Artinya : Katakanlah; “Panggillah (serulah) mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Allah, maka mereka tidak akan mampu mengelakkan bahaya dari kamu dan tiada (juga) pengalihan (memindahkannya). Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Rabb mereka, siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan siksa-Nya. Sesungguhnya azab Rabb kamu adalah suatu yang harus ditakuti.

Ayat-ayat yang telah kita sampaikan pada uraian di atas, bukan hanya

sekedar cerita dan sanggahan terhadap orang-orang musyrik di masa Rasulullah

saw saja, tetapi juga ditujukan kepada umat Islam di segala zaman, supaya

menjadi perhatian dan pelajaran bagaimana sebenarnya I’tiqad atau keyakinan

tauhid yang murni yang terbebas dari aroma kemusyrikan walau sekecil apapun.

15

Page 16: Pembagian Tauhid

Sehingga seorang muslim akan terhindar dari noda syirik yang dosanya tidak

terampunkan oleh Allah SWT.

Jadi ibadah adalah suatu ungkapan yang mempunyai makna dan bentuk

yang amat luas cakupannya, dan di antara bentuk ibadah itu adalah doa, bahkan

doa adalah inti ibadah. Oleh sebab itu doa permohonan hanya boleh dihadapkan

atau diajukan kepada Allah semata, tidak boleh doa itu dihadapkan kepada selain

Allah dan atau bersama Allah dan ini adalah perbuatan syirik yang nyata,

sebagaimana dijelaskan oleh banyak ayat Al-Quraan di atas. Minta hanya kepada

Allah dan memohon pun hanya kepada Allah, sehingga kita terhindar dari syirik

yang akan membawa kita masuk ke dalam neraka jahannam. Na’udzu billahi

min dzalik.

Ada suatu perbuatan yang sangat aneh dan menyimpang yang dilakukan

oleh sebagian umat Islam dalam berdoa ketika menghadapi kondisi atau keadaan

yang sulit dan bahaya. Mereka tidak mengikhlaskan doanya hanya kepada Allah,

tetapi menghadapkan doa kepada selain Allah secara mutlak. Dan perbuatan

sebagian orang Islam ini sangat bertolak belakang dengan orang-orang kafir

musyrik dalam menghadapi situasi yang sulit dan bahaya, mereka malah

mengikhlaskan doa mereka hanya kepada Allah semata dan melupakan segala

sekutu yang mereka buat-buat atau ciptakan secara dusta terhadap Allah pada

saat-saat keadaan biasa dan normal.

Sebagain orang Islam mengajukan permintaan atau doa kepada seorang

wali yang dianggapnya dapat menolong dan mengabulkan permohonannya untuk

menghindarkan bahaya atau dapat menolongnya melancarkan atau memudahkan

segala kesulitan yang dihadapi. Dia memanggil-manggil, “wahai wali fulan

tolonglah aku” atau “wahai wali fulan mudahkanlah isteriku dalam melahirkan”,

dan ungkapan-ungkapan lain yang senada yang dihadapkan kepada wali-wali

tertentu untuk dapat menolongnya. Sebagian orang Islam melakukan hal ini

karena kepada mereka diajarkan doa yang salah oleh penyusun manaqib wali

tertentu – walaupun wali tersebut sebenarnya berlepas diri dari keyakinan yang

16

Page 17: Pembagian Tauhid

demikian. Dalam sebuah buku manaqib diajarkan, apabila mengahapi keadaan

sulit dan bahaya untuk memanggil dia meminta pertolongan kepadanya,

sebagaimana dinaskan :

“Barangsiapa menyeru aku (ya Saman atau ya Abdul Qadir Jailani) - tiga kali

- ketika mendapat kesusahan dunia ataupun kesusahan akhirat, niscaya hadirlah

aku serta aku tolong dia”.

Memperhatikan ungkapan di atas, jelas sekali bahwa sebagian orang Islam

disuruh untuk menghadapkan doa, menyeru atau memanggil wali-wali tertentu

untuk membantu melepaskan dia dari segala kesulitan dan marabahaya yang

dihadapi dan seakan sama sekali tidak ada kaitannya dengan Allah. Allah sama

sekali tidak menjadi perhitungan dan seakan-akan walilah yang menjadi tuhan

penentu dan pengatur alam ini, sehingga dialah yang mampu menolong dan

menghilangkan kesusahan dan kesulitan yang dahapi penyeru-penyerunya.

Bahkan wali dianggap mampu membantu menghilangkan kesusahan dunia, tapi

lebih lancang lagi kesusahan akhirat, yang sebenarnya merupakan hak prerogatif

(mutlak) Allah semata.

Praktek berdoa, menghadapkan permohonan kepada wali-wali atau

berdoa kepada selain Allah adalah perbuatan yang bertentangan dengan tauhid

yang murni, sebagaimana kita jelaskan pada bagian lalu. Di samping itu Allah

menegaskan kepada kita, agar tidak menyuruh manusia untuk menjadikan

malaikat dan nabi-nabi, apalagi hanya sekedar seorang wali, sebagai tuhan-tuhan

selain Allah. Allah berfirman dalam surah Ali Imran ayat 79-80.

يقول ثم والنُبوة والحكم الكتاب الله يؤتيه ان لُبشر ماكان

كنتم بما ربانيين كونوا ولكن الله دون من لى عُبادا كونوا للناس

تدرسون كنتم وبما الكتاب تتخذوا) 79( تعلمون ان يأمركم وال

مسلمون ( انتم إَذ بعد بالكفر أيأمركم اربابا والنُبيين )80الملئكة

Artinya : Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya kitab, hukum, dan kenabian, kemudian dia berkata kepada manusia;

17

Page 18: Pembagian Tauhid

“Hendaklah kalian menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah”. Akan tetapi (dia berkata); “Hendaklah kalian menjadi orang-orang rabbani”, karena kalian selalu mengajarkan al-Kitab dan disebabkan kalian tetap mempelajarinya. Dan (tidak wajar pula) menyuruh kalian menjadikan malaikat dan para Nabi sebagai tuhan. Apakah (patut) dia menyuruh kalian berbuat kekafiran di saat kalian telah menjadi orang yang berserah diri (muslim),

Syekh Abdul Qadir Jailani sebagai salah seorang wali yang dipanggil atau

diseru untuk dimintai pertolongannya guna menghilangkan kesusahan dan

bahaya, dalam bukunya al-Fath al-Rabbani sebagaimana dikutip oleh penulis

buku Asy-Syekh Abdul Qadir Al-Jailani wa Araauhu al-I’tiqadiyah wa ash-

Shufiyah, menasehatkan :

“Berbuat ikhlaslah, janganlah kalian berbuat syirik, esakanlah Allah SWT, dan janganlah menyelinap dari pintu-Nya. Mintalah kepada-Nya dan jangan meminta kepada selain-Nya. Mintalah pertolongan kepada-Nya dan janganlah meminta pertolongan kepada selain-Nya. Bertawakkallah kepada-Nya dan jangan bertawakkal kepada selain-Nya.

Menghadapkan doa kepada selain Allah yang dilakukan oleh sebagian

muslim ini sangat berbeda dengan sikap dan perilaku orang musyrikin dalam

menghadapi kesulitan dan bahaya yang menghadang mereka. Di dalam Al-

Quraan dijelaskan bahwa orang kafir musyrikin mengikhlaskan doa mereka

kepada Allah semata ketika mengalami kesulitan, padahal mereka terkenal

sebagai masyarakat yang mensekutukan Allah dengan berbagai berhala

(sesembahan lain bersama Allah). Allah berfirman dalam surah Az-Zumar ayat

8 :

منه نعمة خوله اَذا ثم اليه منيُبا ربه ضردعا االنسان مس وإَذا

سُبيله عن ليضل أندادا لله وجعل قُبل من اليه يدعوا كان ما نسي

. النار أصحاب من إنك قليال بكفرك تمتع قل

Artinya : Dan apabila manusia itu ditimpa kemudaratan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya, kemudian apabila Tuhan memberikan ni’mat-Nya kepadanya lupalah dia lupa akan kemudaratan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu,

18

Page 19: Pembagian Tauhid

dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jala-Nya. Katakanlah; “Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka”.

Ketika mereka menghadapi bahaya dalam pelayaran di lautan, orang-orang

musyrik berdoa, menyeru meminta pertolongan hanya kepada Allah dengan

mengikhlaskan agama (ketaatan) kepada Allah, tetapi begitu terlepas dari bahaya

sampai kedaratan, mereka pun kembali kepada kemusyrikan, sebagaimana

dijelaskan Allah dalam surah Al-‘Ankabut ayat 65 :

نجهم فلما الدين له مخلصين الله دعوا الفلك فى ركُبوا فإَذا

. يشركون إَذاهم الُبر فى

Artinya : Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, maka tatkala Allah menyelematkan dan sampai kedarat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah).

Masih ada beberapa ayat lain yang semakna dengan kedua ayat di atas,

seperti ayat 67 dari surah Al-Isra, ayat 33 surah Ar-Ruum, dalam surah Luqman

ayat 32 dan lain-lain.

Dengan memperhatikan dua kelompok manusia di atas, tergambar dua

sikap dan perilaku yang saling kontradiksi dalam menyikapi dua kondisi yang

berbeda. Sebagian orang Islam yang mengaku dirinya muslim dalam keadaan

biasa dan normal mereka mengajukan doa hanya kepada Allah, tetapi bila dalam

keadaan terjepit dan menghadapi bahaya mereka mengajukan permohonan dan

doa kepada selain Allah atau kepada wali-wali tertentu yang mereka anggap

mampu memberikan pertolongan dan dapat mengabulkan permintaanya, sehingga

dalam kondisi seperti ini ia terjebak dalam kemusyrikan; sedangkan orang-orang

musyrik dalam menghadapi keadaan sulit dan bahaya mereka menjadi seorang

mukhlis menghadapkan doa kepada Allah semata, tetapi bila sudah terbebas dari

bahaya, mereka pun kembali pada keyakinan kemusyrikan.

19

Page 20: Pembagian Tauhid

Apa yang mesti kita harus perbuat apabila kita berdoa, meminta dan

memohon sesuatu? Allah telah memerintahkan kita supaya berdoa dengan

menggunakan atau menyebut nama-nama Allah yang terbaik (al-asmaul husna)

dan jangan sekali-kali menyimpang dari kebenaran (ilhad) dalam menyebut

asma-Nya.

فى يلحدون الذين وَذروا بها فادعوه الحسنى االسماء ولله

األعراف ( : يعملون كانوا ما سيجزون )180أسمائه

Artinya : Hanya milik Allah asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna tersebut dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.

من فيه بما واياكم ونفعنى العظيم القران فى ولكم لى الله بارك

. السميع هو إنه تالوته ومنكم منى فتقُبل الحكيم والذكر االيات

. المسلمين. ولسائر ولكم لى الله وأستغفر هذا قولى أقول العليم

. الرحيم الغفور هو إنه فاستغفروه

Marabahan, Jumat 24 Maret 2006 M

24 Shafar 1427 H

20