3
Pada praktikum predominansi mikroba dalam bahan pangan ini dilakukan untuk mempelajari dan mengetahui pengaruh jenis bahan pangan terhadap jenis mikroba yang tumbuh spontan pada bahan pangan. Pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan dapat menguntungkan maupun merugikan. Selain itu pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan juga dapat mengakibatkan perubahan fisik atau kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak dikonsumsi. Hingga terjadi pada pembusukan dan kerusakan bahan pangan. Pada praktikum ini sampel yang digunakan yaitu tomat, gula, roti, ikan, susu dan jahe kering. Sampel bahan makanan yang digunakan awalnya dalam kondisi segar. Setelah dilakukan preparasi, sampel diinokulasikan pada media agar dan diinkubasi pada suhu ruang selama dua hari. Setelah diinkubasi selama dua hari, sampel mulai ditumbuhi mikroba dan terbentuk pada petridish. Kemudian diamati bentuk dan warna dengan mikroskop dan ditentukan mikroba jenis apa yang tumbuh pada masing-masing sampel. Proses kontaminasi mikroba ini dapat terjadi karena adanya kontak antara sampel dengan udara maupun air dan suasana yang mendukung mikroba tumbuh (zat gizi, pH, kelembaban udara, Aw, suhu, dll). Sehingga mikroba yang muncul spontan pada masing- masing sampel berbeda, tergantung pada jenis dan kondisi makanan yang mendukung pertumbuhan mikroba tertentu. Dalam praktikum ini digunakan larutan NaCl fisiologis yang berfungsi untuk mempertahankan daya hidup (viabilitas). Larutan NaCl

Pembahasan 1-4 03

Embed Size (px)

DESCRIPTION

MPP LAPORAN

Citation preview

Pada praktikum predominansi mikroba dalam bahan pangan ini dilakukan untuk mempelajari dan mengetahui pengaruh jenis bahan pangan terhadap jenis mikroba yang tumbuh spontan pada bahan pangan. Pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan dapat menguntungkan maupun merugikan. Selain itu pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan juga dapat mengakibatkan perubahan fisik atau kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak dikonsumsi. Hingga terjadi pada pembusukan dan kerusakan bahan pangan. Pada praktikum ini sampel yang digunakan yaitu tomat, gula, roti, ikan, susu dan jahe kering. Sampel bahan makanan yang digunakan awalnya dalam kondisi segar. Setelah dilakukan preparasi, sampel diinokulasikan pada media agar dan diinkubasi pada suhu ruang selama dua hari. Setelah diinkubasi selama dua hari, sampel mulai ditumbuhi mikroba dan terbentuk pada petridish. Kemudian diamati bentuk dan warna dengan mikroskop dan ditentukan mikroba jenis apa yang tumbuh pada masing-masing sampel. Proses kontaminasi mikroba ini dapat terjadi karena adanya kontak antara sampel dengan udara maupun air dan suasana yang mendukung mikroba tumbuh (zat gizi, pH, kelembaban udara, Aw, suhu, dll). Sehingga mikroba yang muncul spontan pada masing-masing sampel berbeda, tergantung pada jenis dan kondisi makanan yang mendukung pertumbuhan mikroba tertentu. Dalam praktikum ini digunakan larutan NaCl fisiologis yang berfungsi untuk mempertahankan daya hidup (viabilitas). Larutan NaCl fisiologis digolongkan sebagai bahan pengencer (extender) yang sering digunakan karena larutan ini dapat memberikan sifat buffer, mempertahankan pH dalam suhu kamar, bersifat isotonis dengan cairan sel, melindungi terhadap cold shock, dan penyeimbang elektron yang sesuai (Simbolon dkk, 2013). Dalam pembuatan larutan NaCl fisiologis 0,9% dilakukan dengan cara menimbang 9 gr NaCl lalu dilarutkan dalam 1 liter aquades steril. Selanjutnya larutan dihomogenkan, kemudian ditutup dengan kapas dan aluminium foil dan disterilkan dengan autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit. Media yang digunakan yaitu media padat nutrient agar (NA), fungsi media padat NA adalah untuk menumbuhkan bakteri dan menyimpan biakan bakteri sehingga dapat digunakan untuk proses selanjutnya. Pada nutrient agar sudah mengandung zat-zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri seperti glukosa, yeast, agar, mineral seperti Fe (Luthfia dkk, 2011). Dengan media, pertumbuhan dapat dilakukan dengan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Bahan dasar adalah air (H2O) sebagai pelarut dari agar-agar (rumput laut) dimana agar-agar tersebut berfungsi sebagai pemadat media. Komposisi nutrient agar yaitu eksrak beef, pepton, NaCl, air desitilat dan agar. nutrient agar dibuat dengan cara melarutkan agar dengan komposisi tertentu, kemudian dididihkan dengan hot plate dan dihomogenkan dengan magnetic stirrer. Selanjutnya disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121C selama 15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan.