Upload
rizky-saraswati-indraputri
View
127
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
geriatri
Citation preview
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 190/80 mmHg. Pada hasil
laboratorium kadar gula darah sewaktu 250 mg/dl, Hb 8,1gr%, kreatinin 2,3 mg/dl. Hasil
pemeriksaan urin: proteinuria +2. Terapu yang didapatkan adalah meloxicam 2x7,5 mg dan
dexametason 3x1 tablet, antalgin 3x1 tablet untuk menguarangi rasa nyeri, bisoprolol
1x10 mg, furosemid 1-0-0.
Hasil pemeriksaan tekanan darah mengindikasikan adanya hipertensi pada geriatri
karena batas normal tekanan darah pada geriatri berdasarkan JNC VII adalah 140/80 mmHg.
Hipertensi pada skenario kemungkinan adalah salah satu penyakit kronis yang di derita oleh
wanita ini. Pemeriksaan kadar gula darah seawaktu juga menunjukkan adanya peningkatan
yang tinggi 250 mg/dl (hiperglikemia), normalnya adalah berkisar <140 mg/dl. Namun,
adanya hiperglikemi sewaktu tersebut belum bisa mengindikasikan adanya DM pada geriatri
karena membutuhkan pemeriksaan tambahan seperti gula darah puasa, gula darah post
prandial, dan kadar Hb A1c. Jika terjadi peningkatan pada keempat kadar tersebut, patut
dicurigai adanya DM selain juga harus disertai anamnesis dan pemeriksaan fisik yang tepat.
Terjadinya penurunan kadar hemoglobin menjadi 8,1gr% dapat menunjukkan keadaan
anemia pada geriatri walaaupun penyebab anemia tersebut masih belum dapat dipastikan
misalnya karena defisiensi besi maupun akibat penyakit kronis yang diderita. Kadar kreatinin
pada wanita ini menunjukkan peningkatan dari normalnya pada wanita 0,5-1 mg/dl,
kemungkinan terjadi kelainan pada ginjal pasien, selain itu terjadi pula proteinuria +2. Hal
tersebut dapat dimungkinkan karena jumlah glomerolus pada geriatri akan semakin berkurang
sehingga tingkat absorpsi pada ginjal akan menurun. Fungsi ginjal yang menurun juga bisa
disebabkan oleh adanya polifarmasi yang diberikan kepada pasien. Tercatat untuk kasus ini
dokter memberikan setidaknya 6 jenis obat yaitu meloxicam, dexamethason, antalgin,
bisoprolol, dan furosemid.
Menurut WHO terdapat lima kriteria poko pemberian obat yang rasional pada geriatri
yaitu tepat indikasi, tepat pasien, tepat obat, tepat dosis (cara dan lama
pemberian) serta waspada efek samping obat. Pada geriatri berbagai
perubahan fisiologik pada organ dan sistema tubuh akan mempengaruhi
tanggapan tubuh terhadap obat. Perubahan yang terjadi dalam hal
farmakokinetiknya yaitu perubahan terhadap absorbsi obat, distribusi,
metabolisme dan ekskresinya. Kejadian efek samping obat pada lansia
meningkat 2-3 kali lipat, problem ini paling banyak menimpa sistem
gastrointestinal dan sistem hemopoetik.
Adapun obat yang diberikan dokter kepada pasien adalah
meloxicam. Indikasi meloxicam digunakan untuk OA dan RA, tetapi
mempunyai kontraindikasi pada pasien dengan penyakit ginjal berat.
Meloxicam merupakan NSAID sebagai antiinflamasi, antipiretik, dan
analgesik. Pada OA pemberian dosis meloxicam yaitu 7,5 mg satu
kali/hari. Interaksi dengan obat kortikosteroid akan meningkatkan tukak
lambung. Selanjutnya, obat yang diberikan adalah dexamethason,
sebagai antiinflamasi dan antialergi yang sangat kuat. Indikasi
penggunaan dexamethason adalah pada RA, anemia hemolitika. Dosis
oralnya pada dewasa 0,5 mg-10 mg/hari. Antalgin berfungsi sebagai
analgesik dan antipiretik. Antalgin diberikan bersama dengan NSAID dan
kortikosteroid untuk mengurangi tukak lambung. Dosis antalgin dewasa
500 - 1000 mg, 3 - 4 kali sehari (maksimum 3 gram sehari). Bisoprolol
adalah obat beta bloker untuk penyakit kardiovaskular terutama
hipertensi dan gagal jantung. Dosis bisoprolol maksimal adalah 20
mg/hari. Furosemid merupakan diuretik kuat yang di berikan kepada
pasien karena adanya edema pada kaki akibat gangguan pada ginjal
maupun jantung. Furosemid juga bisa digunakan sebagai antihipertensi
dengan dosis sehari 20 mg 1-2 kali, 1-2 tablet. Pemakaian furosemid akan
memicu terjadinya diuresis pada pasien.