Upload
acon
View
3
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Analisis BRI
Citation preview
PEMBAHASAN
1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk didirikan dan mulai
beroperasi pada tanggal 18 Desember 1968 berdasarkan Undang-
undang No. 21 Tahun 1968. PT BRI memiliki tiga entitas anak yaitu
PT Bank BRISyariah, PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk dan
BRI Remittance Co. Ltd. Hong Kong. Total karyawan BRI pada
tanggal 31 Desember 2013 berjumlah 81.238 orang dan pada tanggal
31 Maret 2014 berjumlah 83.430 orang. Terjadi peningkatan jumlah
karyawan sebesar 2,7% atau 2.192 orang pada Maret 2014.
2. Analisis Imbalan Kerja pada PT BRI (Persero) Tbk
BRI menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), ”Imbalan Kerja”.
Imbalan kerja yang berlaku pada BRI yaitu imbalan kerja jangka
pendek, program pensiun iuran pasti, program imbalan pasti dan
imbalan kerja jangka panjang lainnya. Imbalan kerja ditentukan
berdasarkan peraturan BRI dan persyaratan minimum Undang-undang
Tenaga Kerja No. 13/2003.
Pada laporan posisi keuangan konsolidasian terdapat liabilitas
imbalan kerja tanggal 31 Maret 2014 sebesar Rp6.262.837 dan tanggal
31 Desember 2013 sebesar Rp6.858.932. Sedangkan pada laporan laba
rugi komprehensif konsolidasian terdapat beban tenaga kerja pada 31
Maret 2014 sebesar Rp3.294.714 dan pada 31 Maret 2013 sebesar
Rp3.104.243.
1. Imbalan Kerja Jangka Pendek
Imbalan kerja jangka pendek seperti gaji, upah, bonus,
tunjangan, insentif, tantiem, pendidikan dan pelatihan diakui
selama periode jasa diberikan. Imbalan jangka pendek tidak
memerlukan perhitungan aktuaria sehingga tidak didiskontokan.
Imbalan yang menjadi hak karyawan diakui sebagai beban,
sedangkan imbalan yang terutang diakui sebagai liabilitas. Pada
tanggal 31 Maret 2014, imbalan jangka pendek tersebut telah
diakui sebagai beban tenaga kerja yang terdiri dari gaji, upah dan
tunjangan sebesar Rp1.819.754, bonus insentif dan tantiem sebesar
Rp1.071.997, pendidikan dan pelatihan sebesar Rp93.646 dan
tunjangan kesehatan sebesar Rp48.999. Sedangkan pada tanggal 31
Maret 2013, untuk masing-masing imbalan tersebut sebesar
Rp1.547.549, Rp1.027.149, Rp69.747, dan Rp36.046.
Setiap komponen imbalan kerja jangka pendek mengalami
peningkatan yaitu gaji, upah, dan tunjangan meningkat 14,9%,
bonus, insentif dan tantiem 4,18%, pendidikan dan pelatihan
25,5%, dan tunjangan kesehatan 26,4%. Rincian-rincian ini dapat
dilihat pada catatan atas laporan keuangan (Catatan 33). Pada
tanggal 31 Maret 2014, liabilitas bonus dan insentif PT BRI
sebesar Rp3.481.064 (Catatan 26).
2. Program Pensiun Iuran Pasti
Karyawan BRI diikutsertakan dalam program pensiun iuran
pasti sesuai dengan Keputusan Direksi BRI yang berlaku efektif
sejak bulan Oktober 2000. Pengelolaan program pensiun iuran
pasti dilakukan oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan BRI. Iuran
kepada Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) sebesar
persentase tertentu gaji pegawai yang menjadi peserta program
pensiun iuran pasti BRI. Iuran dicadangkan dan diakui sebagai
biaya ketika jasa telah diberikan oleh pegawai-pegawai tersebut
dan pembayaran dikurangkan dari utang iuran. Iuran terhutang
dihitung berdasarkan jumlah yang tidak didiskontokan. Kontribusi
BRI Induk pada program ini, yang dilaporkan dalam laba rugi
komprehensif periode berjalan adalah sebesar Rp33.271 dan
Rp27.105 untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 31
Maret 2014 dan 2013 (Catatan 33).
Karyawan BRI Syariah juga diikutsertakan dalam program
pensiun iuran pasti sejak bulan Januari 2009. Kontribusi BRI
Syariah pada program ini, yang dilaporkan dalam laba rugi
komprehensif periode berjalan adalah sebesar Rp52 dan Rp86
untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2014
dan 2013. Sehingga total pensiun iuran pasti sebesar Rp33.323 dan
Rp27.105 untuk tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 (Catatan 33).
3. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP)
Program pensiun manfaat pasti adalah suatu program imbalan
pascakerja di mana pemberi kerja wajib membayar sesuai dengan
imbalan yang disepakati bagi pekerja saat selesai masa kerja nanti.
Sesuai ketentuan yang diatur dalam Surat Keputusan Direksi BRI,
kontribusi pekerja BRI untuk iuran pensiun adalah sebesar 7,00%
dari penghasilan dasar pensiun pekerja dan atas sisa jumlah yang
perlu didanakan kepada DPBRI merupakan kontribusi BRI, dimana
kontribusi BRI sejak tanggal 1 Mei 2013 adalah sebesar 24,96%
(sebelumnya 22,58%).
Imbalan pasti telah sesuai dengan PSAK No.24 (Revisi 2010)
dan secara aktuaris ditentukan berdasarkan metode Projected Unit
Credit yaitu metode untuk mengukur kewajiban imbalan pasti dan
beban terkait, dengan mempertimbangkan berbagai asumsi antara
lain tingkat diskonto, tingkat kenaikan penghasilan dasar pensiun,
tingkat kenaikan manfaat pensiun, tingkat hasil investasi yang
diharapkan, tigkat kematian, tingkat cacat jasmaniah, dan usia
pensiun normal.
Liabilitas atau kewajiban program pensiun manfaat pasti
masing-masing pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember
2013 adalah sebesar Rp305.084 dan Rp392.870. Angka tersebut
didapat dari perhitungan pada Catatan 40 bagian program pensiun
manfaat pasti 1 point (e).
Beban pensiun manfaat pasti untuk periode 31 Maret 2014
yang diakui pada laporan laba rugi seharusnya beban berjumlah
Rp29.364 (Rp26.894+Rp2.470) bukan Rp2.470 sehingga terjadi
kesalahan. Rincian dari angka yang sebenarnya dapat dilihat pada
Catatan 40 bagian program pensiun manfaat pasti 1 point (L) dan
sub angka 2, masing-masing merupakan beban pensiun manfaat
pasti dari entitas induk dan entitas anak.. Sedangkan untuk tanggal
31 Maret 2013 berjumlah Rp132.354, angka ini dapat dilihat pada
catatan 33.
4. Program Tunjangan Hari Tua (THT)
Karyawan BRI juga memperoleh manfaat dari pemberian
Tunjangan Hari Tua (THT) sesuai ketentuan yang diatur dalam
Surat Keputusan Direksi BRI. Program THT dikelola oleh Yayasan
Kesejahteraan Pegawai Bank Rakyat Indonesia (YKP-BRI). Iuran
THT terdiri dari Iuran Beban Pekerja dan Iuran Beban Perusahaan.
Program THT dihitung dengan menggunakan metode Projected
Unit Credit serta mempertimbangkan asumsi-asumsi antara lain
tingkat diskonto, tingkat kenaikan penghasilan, tingkat dasar
pensiun, tingkat hasil investasi yang diharapkan, tingkat kematian,
dan tingkat cacat jasmaniah.
Beban Tunjangan Hari Tua pada 31 Maret 2014 yang diakui
pada laporan laba rugi sebesar Rp16.686 yang merupakan
kontribusi dari BRI Induk sebesar Rp16.654 dan BRISyariah
sebesar Rp32. Sedangkan pada tanggal 31 Maret 2013 beban THT
sebesar Rp20.030. Data diatas dapat dilihat pada Catatan 33 dan
Catatan 40.
5. Program Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Berdasarkan perhitungan manajemen BRI yang menggunakan
asumsi-asumsi penilaian aktuaria atas kewajiban BRI berkaitan
dengan penyisihan untuk biaya penyelesaian PHK yang meliputi
penetapan uang pesangon, uang penghargaan tanda jasa dan ganti
kerugian disusun berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan
No.13/2003 tanggal 25 Maret 2003 masing-masing pada tanggal 31
Maret 2014 dan 31 Desember 2013. Penilaian aktuaria tersebut
dilakukan oleh PT Bestama Aktuaria.
Program PHK dihitung dengan menggunakan metode
Projected Unit Credit serta mempertimbangkan asumsi-asumsi
antara lain tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji di masa depan,
tingkat kematian, dan tingkat cacat jasmaniah.
Beban PHK pada tanggal 31 Maret 2014 berjumlah Rp43.755.
beban tersebut berasal dari beban PHK BRI Induk sebesar
Rp40.608, BRISyariah sebesar Rp2.136, dan BRI Agro sebesar
Rp1.011. Sedangkan pada tanggal 31 Maret 2013 beban PHK
berjumlah Rp59.541.
Liabilitas PHK pada 31 Maret 2014 sebesar Rp858.619 yang
berasal dari BRI Induk Rp803.269, BRISyariah Rp41.755, dan BRI
Agro Rp13.595. Sedangkan liabilitas PHK pada tanggal 31
Desember 2013 sebesar Rp815.881 yang berasal dari BRI Induk,
BRISyariah, dan BRI Agro masing-masing sebesar Rp762.858,
Rp39.702, dan Rp13.321.
6. Cadangan Penghargaan Tanda Jasa
Perhitungan aktuaria atas penghargaan tanda jasa masing-
masing pada tanggal-tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember
2013, dilakukan oleh PT Bestama Aktuaria dengan menggunakan
metode Projected Unit Credit dengan mempertimbangkan asumsi-
asumsi antara lain tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji, tingkat
kenaikan harga emas, tingkat kematian, dan tingkat jasmaniah.
Liabilitas atas penghargaan tanda jasa berdasarkan perhitungan
aktuaria adalah masing-masing sebesar Rp754.236 dan Rp752.338
pada tanggal 13 Maret 2014 dan 31 Desember 2013. Sedangkan
beban atas penghargaan tanda jasa sebesar Rp17.122, Rp41.270,
dan Rp2.324 untuk masing-masing periode 31 Maret 2014, 31
Maret 2013 dan 31 Desember 2013.
7. Cuti Besar
Perhitungan aktuaria atas cuti besar dengan menggunakan
metode Projected Unit Credit serta mempertimbangkan asumsi-
asumsi antara lain tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji di masa
depan, tingkat kematian, dan tingkat cacat jasmaniah. Liabilitas
cuti besar berdasarkan perhitungan aktuaria pada 31 Maret 2014
berjumlah Rp858.964 yang berasal dari BRI Induk Rp834.418,
BRISyariah Rp21.677, dan BRI Agro Rp2.869. Sedangkan pada
tanggal 31 Desember 2013 berjumlah Rp844.309 dari BRI Induk,
BRISyariah, dan BRI Agro masing-masing sebesar Rp821.951,
Rp19.650, dan Rp2.708.
Beban cuti besar untuk tahun yang berakhir pada tanggal-
tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 masing-masing
sebesar Rp39.101 (BRI Induk Rp36.749+BRISyariah Rp2.027+
BRI Agro Rp325) dan Rp55.534 (BRI Induk
Rp48.504+BRISyariah Rp6.497+BRI Agro Rp533). Sedangkan
pada tanggal 31 Maret 2013 beban cuti besar berjumlah Rp52.559.
8. Masa Persiapan Pensiun
PT BRI Agro sebagai entitas anak memberikan program masa
persiapan pensiun kepada para pekerjanya sebagai salah satu
imbalan kerja. Perhitungan aktuaria atas masa persiapan pensiun
dilakukan oleh PT Bestama Aktuaria, menggunakan metode
Projected Unit Credit dengan mempertimbangkan berbagai
asumsi. Nilai kini kewajiban atas Masa Persiapan Pensiun
berdasarkan perhitungan aktuaria adalah masing-masing sebesar
Rp4.870 dan Rp4.431 pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31
Desember 2013 (Catatan 26). Beban Masa Persiapan Pensiun
untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2014
dan 31 Desember 2013 berdasarkan perhitungan aktuaria masing-
masing sebesar Rp439 dan Rp2.450.
DAFTAR PUSTAKA
1. Martani, Dwi, et al. (2015). Akuntansi Keuangan Menengah. Jakarta:
Salemba Empat.
2. http://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/
Corporate_Actions/New_Info_JSX/Jenis_Informasi/
01_Laporan_Keuangan/02_Soft_Copy_Laporan_Keuangan
%5CLaporan%20Keuangan%20Tahun
%202014%5CTW1%5CBBRI
%5CBBRI_LK_TW_I_Maret_2014.pdf