22
PEMBAHASAN I GIZI BURUK 1.Pengertian Gizi buruk adalah bentuk terparah (akut), merupakan keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya tingkat konsumsi energi, protein serta makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Itu ditandai dengan status gizi sangat kurus ( menurut BB terhadap TB ) dan hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmic- kwashiorkor. Ada beberapa cara untuk mengetahui seorang anak terkena busung lapar (gizi buruk) yaitu : 1. Dengan cara menimbang berat badan secara teratur setiap bulan. Bila perbandingan berat badan dengan umurnya dibawah 60% standar WHO-NCHS, maka dapat dikatakan anak tersebut terkena busung lapar (Gizi Buruk). 2. Dengan mengukur tinggi badan dan Lingkar Lengan Atas (LILA) bila tidak sesuai dengan standar anak yang normal waspadai akan terjadi gizi buruk. 2. Faktor Penyebab Gizi Buruk Banyak faktor yang yang mengakibatkan terjadinya kasus gizi buruk. Penyebab gizi buruk terdiri dari penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung terjadinya gizi buruk, yaitu: 1. Kurangnya asupan gizi dari makanan. Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah makanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan karena alasan sosial dan ekonomi yaitu kemiskinan. Bayi dan balita tidak mendapat makanan yang bergizi, dalam hal ini makanan alamiah terbaik bagi bayi yaitu air susu ibu, dan sesudah usia enam bulan anak tidak mendapat makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat, baik jumlah dan kualitasnya. MP-ASI yang baik tidak hanya cukup mengandung energi dan protein, tetapi juga mengandung zat besi, vitamin A, asam folat, vitamin B, serta vitamin dan mineral lainnya. MP-ASI yang tepat dan baik dapat disiapkan sendiri di rumah. Pada keluarga dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah sering kali anaknya harus puas dengan makanan 1

Pembahasan i

Embed Size (px)

DESCRIPTION

knjkk

Citation preview

Page 1: Pembahasan i

PEMBAHASAN I

GIZI BURUK

1. PengertianGizi buruk adalah bentuk terparah (akut), merupakan keadaan kurang gizi tingkat berat

yang disebabkan oleh rendahnya tingkat konsumsi energi, protein serta makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Itu ditandai dengan status gizi sangat kurus ( menurut BB terhadap TB ) dan hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor. Ada beberapa cara untuk mengetahui seorang anak terkena busung lapar (gizi buruk) yaitu :

1. Dengan cara menimbang berat badan secara teratur setiap bulan. Bila perbandingan berat badan dengan umurnya dibawah 60% standar WHO-NCHS, maka dapat dikatakan anak tersebut terkena busung lapar (Gizi Buruk).

2. Dengan mengukur tinggi badan dan Lingkar Lengan Atas (LILA) bila tidak sesuai dengan standar anak yang normal waspadai akan terjadi gizi buruk.

2.   Faktor Penyebab Gizi BurukBanyak faktor yang yang mengakibatkan terjadinya kasus gizi buruk. Penyebab gizi buruk

terdiri dari penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung terjadinya gizi buruk, yaitu:

1. Kurangnya asupan gizi dari makanan.

Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah makanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan karena alasan sosial dan ekonomi yaitu kemiskinan. Bayi dan balita tidak mendapat makanan yang bergizi, dalam hal ini makanan alamiah terbaik bagi bayi yaitu air susu ibu, dan sesudah usia enam bulan anak tidak mendapat makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat, baik jumlah dan kualitasnya. MP-ASI yang baik tidak hanya cukup mengandung energi dan protein, tetapi juga mengandung zat besi, vitamin A, asam folat, vitamin B, serta vitamin dan mineral lainnya. MP-ASI yang tepat dan baik dapat disiapkan sendiri di rumah. Pada keluarga dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah sering kali anaknya harus puas dengan makanan seadanya yang tidak memenuhi kebutuhan gizi balita karena ketidaktahuan.

2. Akibat terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi.

Hal ini disebabkan oleh rusaknya beberapa fungsi organ tubuh sehingga tidak bisa menyerap zat-zat makanan secara baik. Terjadinya kejadian infeksi penyakit ternyata mempunyai hubungan timbal balik dengan gizi buruk. Anak yang menderita gizi buruk akan mengalami penurunan daya tahan sehingga anak rentan terhadap penyakit infeksi. Disisi lain anak yang menderita sakit infeksi akan cenderung menderita gizi buruk cakupan pelayanan kesehatan dasar terutama imunisasi, penanganan diare, tindakan cepat pada balita yang tidak naik berat badan, pendidikan, penyuluhan kesehatan dan gizi, dukungan pelayanan di posyandu, penyediaan air bersih, kebersihan lingkungan akan menentukan tinggi rendahnya kejadian penyakit infeksi. Mewabahnya berbagai penyakit menular akhir-akhir ini seperti demam berdarah, diare, polio, malaria, dan sebagainya secara hampir bersamaan dimana-mana, menggambarkan melemahnya pelayanan kesehatan yang ada di daerah. Berbagai penelitian membuktikan lebih dari separuh kematian bayi dan balita disebabkan oleh keadaan gizi yang jelek. Resiko meninggal dari anak

1

Page 2: Pembahasan i

yang bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal. WHO memperkirakan bahwa 54% penyebab kematian bayi dan balita didasari oleh keaadaan gizi anak yang jelek.

Ada berbagai penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang diantaranya yaitu:

1.      Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya. Namun kemiskinan kadang menjadikan hambatan dalam penyediaan pangan bagi keluarga.

2.      Pola pengasuhan anak kurang memadai.  Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik baik fisik, mental dan sosial. Di masa modern ini pengasuhan anak kadang kita serahkan kepada pembantu yang belum tentu tahu perkembangan dan kebutuhan makan anak.

3.      Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai.   Sistim pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan. Berbagai kesulitan air bersih dan akses sarana pelayanan kesehatan menyebabkan kurangnya jaminan bagi keluarga. Pokok masalah gizi buruk di masyarakat yaitu kurangnya pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat berkaitan dengan berbagai faktor langsung maupun tidak langsung. Hal ini dapat ditanggulangi dengan adanya berbagai kegiatan yang ada di masyarakat seperti posyandu, pos kesehatan. 

Ketiga faktor tidak langsung tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan keluarga. Semakin tinggi pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan, terdapat kemungkinan semakin baik tingkat ketahanan pangan keluarga, semaikin baik pola pengasuhan anak, dan semakin banyak keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

Berbagai faktor langsung dan tidak langsung di atas, berkaitan dengan pokok masalah yang ada di masyarakat dan akar masalah yang bersifat nasional. Pokok masalah di masyarakat antara lain berupa ketidakberdayaan masyarakat dan keluarga mengatasi masalah kerawanan ketahanan pangan keluarga, ketidaktahuan pengasuhan anak yang baik, serta ketidakmampuan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia. Akar masalah gizi buruk adalah kurangnya pemberdayaan wanita dan keluarga serta kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat terkait dengan meningkatnya pengangguran, inflasi dan kemiskinan yang disebabkan oleh krisis ekonomi, politik dan keresahan sosial yang menimpa Indonesia. Keadaan tersebut telah memicu munculnya kasus-kasus gizi buruk akibat kemiskinan dan ketahanan pangan keluarga yang tidak memadai.

        3.    Tipe Gizi Buruk

Menurut situs Dinas Kesehatan Pemda Ibukota Jakarta,keadaan gizi buruk ini secara klinis dibagi menjadi 3 tipe:

1.      KwashiorkorKwashiorkor adalah suatu keadaan di mana tubuh kekurangan protein dalam jumlah

besar. Selain itu, penderita juga mengalami kekurangan kalori. Nama kwashiorkor berasal dari suatu daerah di Afrika, artinya “penyakit anak yang terlantar” atau disisihkan karena ibunya

2

Page 3: Pembahasan i

mengandung alergi dan tidak lagi memberikan air susu ibu padanya. Tanpa mengganti air susu ibu dan dapat tambahan pangan yang seimbang anak (umumnya berumur kurang lebih 18 bulan) kurang mendapat protein. Jenis penyakit ini sering dijumpai pada bayi dan anak usia 6 bulan sampai 5 tahun pada keluarga berpenghasilan rendah, dan umumnya kurang sekali pendidikannya. Kurang protein pangan adalah penyebab utama kwashiorkor sedang zat pangan pemberi tenaga mungin cukup diperolehnya atau bahkan berlebihan. Kasus ini sering dijumpai di daerah miskin, persediaan makanan yang terbatas, dan tingkat pendidikan yang rendah. Penyakit ini menjadi masalah di negara-negara miskin dan berkembang di Afrika, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Asia Selatan. Di negara maju seperti Amerika Serikat kwashiorkor merupakan kasus yang langka. Berdasarkan SUSENAS (2002), 26% balita di Indonesia menderita gizi kurang dan 8% balita menderita gizi buruk. Anak dengan kwashiorkor akan lebih mudah untuk terkena infeksi dikarenakan lemahnya sistem imun. Tinggi maksimal dan kempuan potensial untuk tumbuh tidak akan pernah dapat dicapai oleh anak dengan riwayat kwashiorkor. Bukti secara statistik mengemukakan bahwa kwashiorkor yang terjadi pada awal kehidupan (bayi dan anak-anak) dapat menurunkan IQ secara permanen. Penanganan dini pada kasus-kasus kwashiorkor umumnya memberikan hasil yang baik. Penanganan yang terlambat (late stages) mungkin dapat memperbaiki status kesehatan anak secara umum, namun anak dapat mengalami gangguan fisik yang permanen dan gangguan intelektualnya. Kasus-kasus kwashiorkor yang tidak dilakukan penanganan atau penanganannya yang terlambat, akan memberikan akibat yang fatal. Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake protein yang berlansung kronis. Faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut diatas antara lain:

a. Pola makanProtein adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein/asam amino yang memadai. Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein dari sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap terjadinya kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke makanan pengganti ASI.

b. Faktor sosialHidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah berlansung turun-temurun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor.

c. Faktor ekonomiKemiskinan keluarga/penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.

d. Faktor infeksi dan penyakit lainTelah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi.

3

Page 4: Pembahasan i

4. Tanda dan gejala klinis yang timbul pada kwashiorkor antara lain:

a. Rambut tipis berwarna merah seperti rambut jagung dan mudah dicabut tanpa menimbulkan rasa sakit.

b. Edema pada seluruh tubuh terutama pada punggung kaki dan bila ditekan akan meninggalkan bekas.

c. Kelainan kulit (dermatosis) seperti timbulnya ruam berwarna merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas.

d. Wajah membulat dan sembab (moon face).e. Pandangan mata sayu.f. Pembesaran hati.g. Sering disertai penyakit infeksi akut,  diare, ISPA, dll.h. perubahan status mental menjadi cengeng, rewel, kadang apatis.i. Otot mengecil (hipotrofi) dan menyebabkan lengan atas kurus sehingga ukuran LILA-

nya kurang dari 14 cm.

Dari sekian banyak gejala klinis, ada beberapa gejala klinis tersebut yang khas pada penderita kwashiorkor. Tanpa gejala klinis yang khas ini, penegakkan diagnosis kwashiorkor tidak dapat ditegakkan. Gejala yang khas tersebut adalah edema, rambut yang tidak hitam, mudah rontok, jarang dan tipis, perut buncit karena hepatomegali, dan crazy pavement dermatosis. Karena adanaya edema, maka kwashiorkor bisa disebutedematous protein calorie malnutrition.

2.      MarasmusMarasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan

kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot (Dorland, 1998:649). Yang mencolok pada keadaan nutritional marasmus ialah pertumbuhan yang berkurang atau terhenti disertai atrofi otot dan menghilangnya lemak bawah kulit. Pada permulaan kelainan demikian merupakan proses fisiologik. Untuk berlangsungnya hidup jaringan, maka tubuh memerlukan energi yang tidak dapat dipenuhi oleh makanan yang diberikan, sehingga harus didapat dari tubuh sendiri, sehingga cadangan protein dipakai juga untuk memenuhi energi. Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi karena diet yang tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat, karena kelainan metabolik atau malformasi kongenital (Nelson,1999). Marasmus dapat terjadi pada segala umur, akan tetapi yang sering dijumpai pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan penggantinya atau sering diserang diare. Marasmus juga dapat terjadi akibat berbagai penyakit lain seperti infeksi, kelainan bawaan saluran pencernaan atau jantung, malabsorpsi, gangguan metabolik, penyakit ginjal menahun dan juga gangguan pada saraf pusat (Dr. Solihin, 1990:116). Tanda dan gejala yang terjadi seperti:

1.      Wajah seperti orang tua.2.      Mudah menangis/cengeng dan rewel.3.      Sering disertai penyakit infeksi (diare, umumnya kronis berulang, TBC).4.      Badan nampak sangat kurus seolah-olah tulang hanya terbungkus kulit.5.      Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (pakai celana longgar-

baggy pants).

4

Page 5: Pembahasan i

6.      Perut cekung.7.      Iga gambang.

Karena tidak ada edema, maka marasmus sering disebut non edematous protein calorie malnutrition.

3.      Marasmic-KwashiorkorPenyakit ini merupakan gabungan dari marasmus dan kwashiorkor dengan gabungan

gejala yang menyertai seperti:

A. Berat badan penderita hanya berkisar di angka 60% dari berat normal. Gejala khas kedua penyakit tersebut nampak jelas, seperti edema, kelainan rambut, kelainan kulit dan sebagainya.

B. Tubuh mengandung lebih banyak cairan, karena berkurangnya lemak dan otot.C. Kalium dalam tubuh menurun drastis sehingga menyebabkan gangguan metabolik seperti

gangguan pada ginjal dan pankreas.D. Mineral lain dalam tubuh pun mengalami gangguan, seperti meningkatnya kadar natrium

dan fosfor inorganik serta menurunnya kadar magnesium.E. Gejala klinis Kwashiorkor-Marasmus tidak lain adalah kombinasi dari gejala-gejala

masing-masing penyakit tersebut.         

5. Akibat Gizi Buruk

1.   Menyebabkan kematian bila tidak segera ditanggulangi oleh tenaga kesehatan.2.   Kurang cerdas.3.   Berat dan tinggi badan pada umur dewasa lebih rendah dari normal.4.   Sering sakit infeksi seperti batuk,pilek,diare,TBC,dan lain-lain.

6. Pencegahan Gizi Buruk

Beberapa cara untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada anak, yaitu:A. Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. Setelah

itu, anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang sesuai dengan tingkatan umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun.

B. Anak diberi makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak, vitamin dan mineralnya. Perbandingan komposisinya untuk lemak minimal 10% dari total kalori yang dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya karbohidrat.

C. Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program posyandu. Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar di atas. Jika tidak sesuai, segera konsultasikan hal itu ke dokter.

D. Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada petugas pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah pulang dari rumah sakit.

E. Jika anak menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan kalori yang tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan untuk proteinnya bisa diberikan setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah terlihat mampu meningkatkan energi anak. Berikan pula suplemen mineral dan vitamin penting lainnya. Penanganan dini sering kali membuahkan hasil yang baik. Pada kondisi yang sudah berat, terapi bisa dilakukan

5

Page 6: Pembahasan i

dengan meningkatkan kondisi kesehatan secara umum. Namun, biasanya akan meninggalkan sisa gejala kelainan fisik yang permanen dan akan muncul masalah intelegensia di kemudian hari.

                7. LANGKAH UTAMA TATALAKSANA GIZI BURUK

LANGKAH 1

Mencegah dan mengatasi hipoglikemia-          Segera berikan : Glukosa 10 % baik oral maupun iv

LANGKAH 2

Mencegah dan mengatasi hipotermia-          Mempertahankan suhu nadan

LANGKAH 3

Mencegah dan mengatasi dehidrasi-          Bila diare berikan ReSoMal

Bahan :Oralit 1 pak/liter, Gula pasir 50 gr, mineral mix 40 ml ditambah air menjadi 2 Liter

LANGKAH 4

Memperbaiki gangguan elektrolit-          Berikan mineral mix

Kcl                                  : 224 gramTropotasium sitrat           : 81 gramMgCL2.6H2O                  : 76 gramZn asetat 2 H2O             : 8.2 gramCu SO4.5H2O                 : 1.4 gramDitambah air sampai 2.5 Liter

-          Bila edema jangan berikan dieuretikum

LANGKAH 5

MEngobati InfeksiSetiap anak gizi buruk harus diberikan Antibiotika dengan atau tanpa demam

-          Tanpa komplikasi    : Kotrimoksasol-          Dengan Komplikasi : Gentamisin + Ampisilin diikuti amoksisilin oral

LANGKAH 6

6

Page 7: Pembahasan i

Memperbaiki kekurangan zat gizi mikro-          Anemia gizi besi : tablet besi diberikan setelah 2 minggu ( setelah fase stabilisasi )-          KVA :

Tidak ada gejala              : hari ke-1 ( 1 kapsul )Ada Gejala                      : hari ke 1, 2, dan 15 ( @1 kapsul )

-          Berikan setiap hari multivitamin dan asam folat

LANGKAH 7

Memberikan makanan untuk Stabilisasi dan TransisiStabilisasi :

-          F WHO 75   : mencegah hipoglikemi-          ReSoMal      : Mencegah dehidrasi

TransisiBertahap F 75       : F 100

LANGKAH 8

Memberikan makanan untuk tumbuh kejar-          Energi         : 150 – 220 Kkal/kg BB/hari-          Protein        : 3 – 4 gr/kg BB/hari-          Bentuk makanan padat     :

BB < 7 Kg     : makanan bayiBB > 7 Kg     : makanan anak

LANGKAH 9

Stimulasi sensorik dan dukungan emosional pada anak gizi burukAnak Gizi Buruk / KEP berat mengalami keterlambatan mental dan perilaku, maka berikan :

-          Kasih saying-          Lingkungan yang ceria-          Terapi bermain terstruktur selama 15 – 30 menit/hari-          Aktifitas fisik segera setelah sembuh-          Keterlibatan ibu ( memberikan makan, memandikan, bermain )

LANGKAH 10

Tindak lanjut dirumah-          Bila gejala klinis sudah tidak ada dan berat balita mencapai 80% BB/U atau 90% BB/TB,

maka anak dinyatakan Sembuh-          Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan dirumah

Peragakan kepada orang tua :-          Pemberian makanan dengan frekuensi yang lebih sering dengan kandungan tinggi energy dan

padat gizi-          Terapi bermain struktur

Sarankan :

7

Page 8: Pembahasan i

-          Membawa kembali untuk control secara teratur :Bulan I                  : 1 x / mingguBulan II                 : 1 x / 2 mingguBulan III-VI          : 1 x / bulan

-          Suntikan/imunisasi dasar dan ulangan (booster)Vitamin A dosis tinggi setiap 6 bulan (dosis sesuai umur)

8. Komplikasi

a. Hipotermib. Dehidrasi c. Infeksi d. Hipoglikemie. Gagal tumbuh

9. PrognosisJika ditangani dengan baik . maka akan baik pulalah prognosisnya , bukan

penatalaksaan yang mudah untuk mengetahui dan memudahkan untuk pengobatan dari gizi buruk karena selamanya anak yang mngalami gizi buruk ini akan mengalami keterburukkan mental dan keterburukkan pertumbuhan serta daya ingat.

8

Page 9: Pembahasan i

PEMBAHASAN II

OBESITAS

1.     Pengertian ObesitasObesitas atau kegemukan mempunyai pengertian yang berbeda-beda bagi setiap orang.

Terkadang kita sering dibuat bingung dengan pengertian obesitas dan overweight, padahal kedua

istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda. Obesitas adalah suatu kondisi kelebihan

berat tubuh akibat tertimbunnya lemak, untuk pria dan wanita masing- masing melebihi 20% dan

25% dari berat tubuh dan dapat membahayakan kesehatan. Sementara overweight (kelebihan

berat badan, kegemukan) adalah keadaan dimana Berat Badan seseorang melebihi Berat Badan

normal.

Menurut WHO maupun NIH  1998, disebut sebagai Obesitas bila BMI (IMT) lebih dari

normal. Untuk tepatnya  disebut sebagai Overweight bila BMI >25.0,  sedangkan preobese bila

BMI  antara 25-29,9, Obese I bila BMI 30-34,9, Obese II BMI nya 35-39,9 dan Obese III  bila

BMI nya melebihi 40.

Para dokter-dokter memiliki definisi tersendiri tentang obesitas, di antaranya yaitu:

a. Suatu kondisi dimana lemak tubuh berada dalam jumlah yang berlebihan

b. Suatu penyakit kronik yang dapat diobati

c. Suatu penyakit epidemik (mewabah)

d. Penanganan obesitas membutuhkan biaya perawatan yang sangat tinggi

2.     Tipe – Tipe pada ObesitasTipe pada obesitas dapat dibedakan menjadi 2 klasifikasi, yaitu Tipe obesitas berdasarkan

bentuk tubuh dan Tipe obesitas berdasarkan keadaan sel lemak.

2.1 Tipe Obesitas Berdasarkan Bentuk Tubuh.a)  Obesitas tipe      buah   apel    (Apple            Shape)

Type seperti ini biasanya terdapat pada pria. dimana lemak tertumpuk di sekitar perut. Resiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan dengan tipe    buah Pear   (Gynoid),

b)  Obesitas tipe      buah   pear    (Gynoid)Tipe ini cenderung dimiliki oleh wanita, lemak yang ada disimpan di sekitar pinggul dan bokong. Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid umumnya kecil.

c)  Tipe         Ovid    (Bentuk          Kotak  Buah)Ciri dari tipe ini adalah "besar di seluruh bagian badan". Tipe Ovid umumnya terdapat pada orang-orang yang gemuk secara genetik.

9

Page 10: Pembahasan i

3. EtiologiObesitas biasanya disebabkan oleh masukan energi yang melebihi kebutuhan tubuh untuk

keperluan metabolisme dasar yang mencakup metabolisme dasar,SDA,aktivitas jasmani,pembuangan sisa makanan dan energi untuk pertumbuhan.Bila kelebihan energi ini berkelanjutan,misalnya 500 kkal setiap hari,maka diperkirakan dalam waktu satu minggu akan terjadi kenaikan BB sebanyak 450-500g.

Kelebihan energi dapat terjadi sebagai akibat masukan energi yang berlebihan, penggunaan energi yang kurang atau kombinasi kedua hal tersebut. Masukan energi yang berlebihan,yang biasanya dihubungkan dengan bertambahnya nafsu makan,terdapat pada keadaan berikut :

o Gangguan psikologik/emosional,dalam hal ini makanan merupakan pengganti untuk mencapai kepuasan dalam mendapatkan rasa kasih sayang,ketenangan dan ketentraman jiwa yang tidak diperoleh penderita sebelumnya.

o Kelainan pada hipotalamus,kelenjar hipofisis,dan lesi otak lainnya yang dapat mengakibatkan gangguan terhadap pusat rasa kenyang.

o Hiperinsulinisme,pada keadaan ini terjadi perendahan lipolisis,peninggian sintesis dan ambilan lemak.

o Kebiasaan pemberian makan,misal pemberian susu botol secara berulang pada bayi setiap kali menagis dan rewel atau pemberian makanan padat tinggi kalori sejak masa awal.

o Predisposisi genetic,yang terdapat pada beberapa binatang tertentu dan mungkun juga pada manusia.Hasil penelitian membuktikan bahwa anak kembar monozigotik walaupun dibesarkan terpisah mempunyai BB yang hampir sama dibandingkan dengan anak kembar dizigotik yang dibesarkan bersama.

Penggunaan energi yang kurang mungkin ditemukan pada kedaan berikut :Merendahnya nilai metabolisme dasar,seperti perawatan baring yang lama pada penyakit

menahunEndokrinopati,missal pada hipotiroidisme,sindrom adreno-genital (sindrom chusing), sindrom Laurence-moon-biedl,sindrom pradel- wiliBerkurangnya aktivitas jasmani,meskipun dalam hal ini tanpa disertai masukan yang berlebih.

4. PatogenesisKelebihan energi oleh tubuh diubah menjadi zat lemak yang akan disimpan sebagai jaringan

lemak di bawah kulit dan pada organ tubuh lain.Selain itu obesitas mungkin terjadi sebagai akibat meningkatnya jumlah dan ukuran adiposit {sel lemak}.Jumlah adiposity ini akan bertambah bila terjadi masukan kalori yang meningkat,terutama pada janin dan masa bayi,rangsang untuk menambah jumlah sel adiposity ini akan berlangsung terus sampai pubertas,tetapi dengan intensitas yang menurun.Selama periode penurunan berat badan,besar sel lemak berkurang tetapi jumlahnya tetap.

5. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan diagnostic

10

Page 11: Pembahasan i

o DEXA (dual energy X-ray absorptiometry), menyerupai skening tulang. Sinar X digunakan untuk menentukan jumlah dan lokasi dari lemak tubuh.

o BOD POD merupakan ruang berbentuk telur yang telah dikomputerisasi. Setelah seseorang memasuki BOD POD, jumlah udara yang tersisa digunakan untuk mengukur lemak tubuh.

o Jangka kulit, ketebalan lipatan kulit di beberapa bagian tubuh diukur dengan jangka (suatu alat terbuat dari logam yang menyerupai forseps).

Bioelectric impedance analysis (analisa tahanan bioelektrik), penderita berdiri diatas skala khusus dan sejumlah arus listrik yang tidak berbahaya dialirkan ke seluruh tubuh lalu dianalisa.

b. Pemeriksaan laboratorium1. Test DarahSelama pemeriksaan fisik, dokter akan mengeluarkan tes darah untuk memeriksa kondisi banyak termasuk diabetes, kolesterol tinggi, masalah jantung, dan gangguan hati. Dengan tes darah, dokter mungkin dapat menangkap dan merawat kondisi tertentu sebelum mereka menjadi masalah.

6. Manifestasi klinis

Anak dengan obesitas akibat diet kalori tinggi,tidak hanya lebih berat tetapi juga lebih tinggi dari anak seusia,seperti juga terlihat dari umur tulangnya yang lebih melanjut.Karena masa pubertas timbul lebih awal,pada akhirnya anak yang cepat tumbuh dan matang itu akan mempunya tinggi badan yng relative lebih rendah dibandingkan anak sebayanya.Ditinjau dari segi diagnostic praktis,bentuk perawakan tubuh lebih mempunyai nilai diagnostic daripada berat badan. Pada raut muka nampak hidung dan mulut yang berbentuk kecil dengan dagu yang relative ganda. Bentuk payudara mirip dengan payudara yang telah tumbuh,suatu keadaan yang menimbulkan perasaan kurang menyenangkan pada anak lelaki. Abdomen cenderung membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk pendulum { bandul lonceng } sering disertai adanya stria newarna putih bungur. Walaupun masih dalam ukuran normal,genitalia eksterna anak lelaki nampak lebih kecil dan hanya sedikit tersembul keluar,yang disebabkan karena seakan- akan penis tersebut terpendam dalam jaringan lemak sekitarnya. Pertumbuhan genitalia anak perempuan umumnya berjalan normal,demikian pula haid pertama tidak terlambat. Ekstermitas bagian proksimal terlihat besar, sehingga akan nampak lengan atas yang besar dengan tangan yang relative kecil dan jari yang berbentuk runcing. Pada tungkai nampak paha yang besar,mungkin disertai kelainan koksavara dengan genu valgum.

Gangguan psikologik berupa kelainan emosional sering dijumpai pada anak dengan obesitas,meskipun terlihat ia dapat menyesuaikan diri.Karena malu ia enggan untuk bermain dan bergaul dengan temannya atau menghindar untuk berolahraga.Kelainan emosional ini mungkin menjadi penyebab atau merupakan akibat keadaan obesitas.Manifestasi kliniknya dapat juga berupa sebagai berikut :a. Wajah membulat.b. Pipi tembem.c. Dagu rangkap.d. Leher relatif pendek.e. Dada membusung, dengan payudara yang membesar karena

11

Page 12: Pembahasan i

f. mengandung jaringan lemakg. Perut membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat.h. Kedua tungkai umumnya berbentuk X, dengan kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel dan bergesekan. Akibatnya, timbullah lecet.i. Pada anak laki-laki, penis tampak kecil karena tersembunyi dalamj. jaringan lemak (burried penis).

7. Penatalaksanaan medis

a. Pengaturan Diet

1) Jenis dietPrinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang sesuai dengan RDA, hal ini karena anak masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan.5 Intervensi diet harus disesuaikan dengan usia anak, derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit penyerta. Pada obesitas sedang dan tanpa penyakit penyerta, diberikan diet seimbang rendah kalori dengan pengurangan asupan kalori sebesar 30%. Sedang pada obesitas berat (IMT > 97 persentile) dan yang disertai penyakit penyerta, diberikan diet dengan kalori sangat rendah (very low calorie diet).

Dalam pengaturan diet ini perlu diperhatikan tentang :o Menurunkan berat badan dengan tetap mempertahankan pertumbuhan normal.o Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak 20-30% dengan

lemak jenuh < 10% dan protein 15- 20% energi total serta kolesterol < 300 mg per hari.

o Diet tinggi serat, dianjurkan pada anak usia > 2 tahun dengan penghitungan dosis menggunakan rumus: (umur dalam tahun + 5) gram per hari.

2) Tatanan dietDiet pada obesitas diatur berdasarkan nutrisi yang tepat, porsi makan, dan frekuensi

makan. Diet secara ketat adalah terapi obesitas cara lama, dengan cara ini terjadi penurunan berat badan secara cepat namun dengan cepat akan kembali pada keadaan semula. pengaturan diet yang tepat adalah efektif untuk jangka panjang. Prinsip dasarnya adalah diet makanan sehat dan seimbang.

Kombinasi Low Calorie Diet (LCD) 1000-1500 kcal/day dan melakukan kegiatan fisik adalah hal yang dianjurkan untuk mempertahankan penurunan berat badan, selain itu mengurangi lemak di perut dan meningkatkan kesehatan jantung-paru. Kombinasi diet dan obat dapat membantu menurunkan berat badan jangka lama.

3) Pola makanHanya dengan mengeliminasi makanan kecil, mengurangi makanan mengandung tinggi

gula/lemak atau minuman- minuman manis dapat menghasilkan penurunan berat badan. Asosiasi Jantung Amerika (AHA) secara umum merekomendasikan pemberian diet untuk anak berumur 2 tahun atau lebih untuk mengkonsumsi makanan bersandar pada makanan jenis buah-buahan, sayuran, biji-bijian, susu rendah dan bebas lemak, kedelai, ikan, dan sedikit daging. Pemberian ikan pada anak dan remaja direkomendasikan untuk diberikan sebanyak seminggu 2 kali

12

Page 13: Pembahasan i

pemberian; ikan yang dimaksud adalah bukan ikan asin (ikan kering), karena ikan kering kurang mengandung asam lemak omega 3.

b. Pengaturan kegiatan fisikPeningkatan aktifitas fisik mempunyai pengaruh terhadap laju metabolisme. Latihan fisik

yang diberikan disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik, kemampuan fisik dan umurnya. Aktifitas fisik untuk anak usia 6-12 tahun lebih tepat yang menggunakan ketrampilan otot, seperti bersepeda, berenang, menari dan senam. Dianjurkan untuk melakukan aktifitas fisik selama 20-30 menit per hari.

c. Modifikasi kebiasaan makan

1. FrekuensiUmumnya pada bayi yang menyusui tidak ada masalah jadwal pemberian ASI, karena

ASI dapat diberikan setiap saat sesuka bayi. Pada bayi yang mendapatkan PASI biasanya pemberian minum dilakukan setiap 3jam,sebanyak 6xsehari dan bila perlu ditambah 1-2 kali pada malam hari. Pada bayi BBLR diberikan minum dengan porsi yang lebih sedikit , tetapi lebih sering. Pada dasarnya makin kecil berat lahir bayi , makin kecil porsi minuman dan waktu pemberiannya.

Bila bayi mulai diperkenalkan dengan makanan pelengkap,maka jarak waktu pemberian makanan utama adalah 3-4jam dan diantaranya diberikan 2x makanan pelengkap berupa buah dan bikuit. Penjadwalan hendaknya diatur agar waktu pemberian makan disesuikan dengan kebiasaan pada orang dewasa . jadi, bila bayi telah mendapat nasi tim ,maka jadwal makan secara umum adalah sebagai berikut : 3x makan pagi,siang,dan sore ; 2kali ASI/PASI waktu pagi bangun tidur dan maalam sebelum tidur,2kali buah atau kue yang di berikan antara waktu makan;dan bila perlu tambahan minum malam hari .jadwal ini hendaknya dipertahankan sampai anak usia lanjut. Pada usia sekolah waktu makan sore di ubah menjadi makan malam ,seperti halnya pada orang dewasa .2. Volume

Jumlah kalori yang diberikan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan normal yaitu sesuai dengan berat badan ideal menurut tinggi badannya. Bila pada awal penanganan didapatkan bahwa anak telah mengkonsumsi makanan dengan jumlah kalori yang berlebihan, maka pada diet berikutnya perlu dilakukan pengurangan jumlah asupan kalorinya, yaitu berkisar 200-500 kalori sehari, agar berat badan tidak selalu bertambah, atau dengan target penurunan berat 0,5 kg per minggu. Jika kita mentargetkan penurunan berat badan, maka penurunan badan ditargetkan sampai mencapai 10% di atas berat badan ideal. Tetapi, bila kita tidak mentargetkan penurunan berat badan, maka yang terpenting adalah mempertahankan berat badan agar tidak bertambah karena anak masih bertambah tinggi.

3. Makanan selinganHanya dengan mengeliminasi makanan kecil, mengurangi makanan mengandung tinggi

gula/lemak atau minuman- minuman manis dapat menghasilkan penurunan berat badan. Asosiasi Jantung Amerika (AHA) secara umum merekomendasikan pemberian diet untuk anak berumur 2 tahun atau lebih untuk mengkonsumsi makanan bersandar pada makanan jenis buah-buahan, sayuran, biji-bijian, susu rendah dan bebas lemak, kedelai, ikan, dan sedikit daging. Pemberian ikan pada anak dan remaja direkomendasikan untuk diberikan sebanyak seminggu 2 kali

13

Page 14: Pembahasan i

pemberian; ikan yang dimaksud adalah bukan ikan asin (ikan kering), karena ikan kering kurang mengandung asam lemak omega 3.

4. Makanan tinggi seratDiet tinggi serat dapat membantu menurunkan berat badan karena tinggi serat

mengakibatkan rasa kenyang (walaupun rendah kalori) sehingga dapat menurunkan asupan makan, selain itu tinggi serat juga meningkatkan oksidasi lemak. Tetapi, diet tinggi serat pada anak perlu hati-hati karena diet tinggi serat juga akan mengakibatkan mineral yang penting untuk proses tumbuh kembang anak ikut keluar. Pemberian jumlah makanan berserat yang dianjurkan untuk anak >2 tahun adalah (umur dalam tahun+5) g per hari. Dalam melakukan pengaturan diet, perlu diperhatikan asupan dengan kandungan garam cukup, yaitu 5 g per hari serta masukan zat besi, kalsium dan fluor. Anak harus makan makanan seimbang yaitu dengan sumber karbohidrat, lemak dan protein yang cukup. Karbohidrat sebaiknya berkisar 50-60%, lemak 20-30%, dan protein 15-20% sehingga cukup untuk tumbuh kembang normal.

8. Komplikasi

o Penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti pembesaran jantung atau peningkatan tekanan darah.

o Gangguan metabolisme glukosa. Misalnya, diabetes mellitus tipe IIo Gangguan kedudukan dan pertumbuhan tulang, berupa kaki pengkor atau

tergelincirnya bagian sambungan tulang paha (terutama pada anak laki-laki) serta pertumbuhan tulang yang harus menahan beban yang lebih berat dari yang semestinya.

o Asma dan gangguan pernapasan seperti sleep apnea.o Ketidaknormalan pertumbuhano Gangguan kulit, khususnya di daerah lipatan, akibat sering bergesekan.o Gangguan mata; seperti penglihatan ganda, terlalu sensitif terhadap cahaya, dan

batas pandangannya jadi lebih sempit.o Gangguan fungsi hatio Masalah psikososial seperti rendah diri, depresi dan menarik diri dari lingkungan

misalnya karena diolok-olok temannya.o Hiperlipidemia (Hyperlipoproteinemia adalah tingginya kadar lemak

(kolesterol,trigliserida maupun keduanya) dalam darah.

9. Prognosis Dampak yang diakibatkan oleh diabetes ini sangatlah banyak dan sangat berpotensi untuk menjadi penyakit yang cukup parah , oleh karena itu penatalaksanaan yang sebaik-baiknya harus sangat dijaga. Agar prognosis baik dapat terwujud.

14

Page 15: Pembahasan i

Kesimpulan

Gizi buruk adalah bentuk terparah (akut), merupakan keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya tingkat konsumsi energi dan protein dan makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Penyebab gizi buruk terdiri dari penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung, yaitu kurangnya asupan gizi dari makanan, akibat terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi. Sedangkan penyebab tidak langsungnya yaituketahanan pangan keluarga yang kurang memadai, pola pengasuhan anak kurang memadai, pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Tipe gizi buruk terdiri dari marasmus, kwashiorkor, marasmic-kwashiorkor.

Obesitas adalah penimbunan lemak yang berlebihan secara umum pada jaringan subcutan dan jaringan lannya di seluruh tubuh.Sering dikatkan dengan kelebihan berat badan (over weight ),walaupun tidak selalu identik. Kelebihan berat badan pada anak dapat disebabkan karena gangguan psikologik/emosional, kelainan pada hipotalamus, kelenjar hipofisis, hiperinsulinisme, kebiasaan pemberian makan, predisposisi genetic. Sedangkan tanda – tandanya antara lain wajah membulat, Pipi tembem, dagu rangkap, leher relatif pendek, dada membusung, dengan payudara yang membesar karena mengandung jaringan lemak, perut membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat. Adapun penanganan yang dapat dilakukan adalah Pengaturan Diet,Pengaturan kegiatan fisik,Modifikasi kebiasaan makan.

15