4
JAHE, MINYAK JAHE, KOMPONEN PENYUSUN, SNI MINYAK JAHE, BAHAS DATA KADAR AIR, BAHAS DATA KADAR MINYAK Jahe (Zingiber officinale Roscoe ) merupakan tanaman temu-temuan yang banyak digunakan sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Jahe tumbuh subur di daerah tropis. Berdasakan data statistik, penghasil jahe terbesar di dunia masih dipegang Brazil juga Equador. Tanaman jahe berasal dari Asia Pasifik dan tersebar dari India dan kemudian menyebar ke berbagai negara seperti RRC, Jepang, Negara-negara Eropa dan juga Asia Tenggara termasuk Indonesia. Sejak 250 tahun yang lalu, di Cina Jahe sudah digunakan sebagai bumbu dapur dan obat. Di Malaysia, Filipina, dan Indonesia jahe banyak digunakan sebagai obat tradisional. Sedangkan di Eropa pada abad pertengahan, jahe digunakan sebagai aroma pada bir. Klasifikasi Divisi : Spermatophyta Sub-divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Zingiber Species : Zingiber officinale Jahe merupakan satu dari tujuh tanaman obat paling mujarab di dunia, selain Peterseli, oregano, kayu manis, kunyit, sage, dan bubuk cabai merah. Tanaman jahe memiliki beragam khasiat. Jahe merupakan salah satu tanaman yang banyak digunakan sebagai ramuan obat-obatan, bahan makanan dan minuman. Menurut Rukamana (2004), jahe yang dikonsumsi masyarakat Indonesia dan dipercaya secara tradisional dapat menghilangkan masuk angin, mengurangi atau mencegah influenza, rematik dan batuk serta mengurangi rasa sakit (analgesik) dan bengkak (anti-inflamasi). Khasiat jahe tersebut dikarenakan kandungannya yang kompleks. Berbagai senyawa aktif yang baik bagi tubuh ditemukan pada jahe, yaitu pada bagian rimpangnya. Rimpang jahe mengandung senyawa bioaktif, seperti senyawa phenolic (shogaol dan gingerol) dan minyak atsiri, seperti bisapolen, zingiberen, zingiberol, curcurmen, 6- dehydro-gingerdion, galanolakton, asam gingesulfonat, zingeron, geraniol, neral, monoakyl-digalaktosylglykerol, gingerglycolipid (Kemper, 1999). Salah satu senyawa yang paling menojol tersebut adalah minyak atsiri. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatile), mempunyai rasa getir, dan bau mirip tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman

pembahasan jahe.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pembahasan jahe.docx

JAHE, MINYAK JAHE, KOMPONEN PENYUSUN, SNI MINYAK JAHE, BAHAS DATA KADAR AIR, BAHAS DATA KADAR MINYAK

Jahe (Zingiber officinale Roscoe ) merupakan tanaman temu-temuan yang banyak digunakan sebagai

rempah-rempah dan bahan obat. Jahe tumbuh subur di daerah tropis. Berdasakan data statistik, penghasil jahe

terbesar di dunia masih dipegang Brazil juga Equador. Tanaman jahe berasal dari Asia Pasifik dan tersebar dari

India dan kemudian menyebar ke berbagai negara seperti RRC, Jepang, Negara-negara Eropa dan juga Asia

Tenggara termasuk Indonesia. Sejak 250 tahun yang lalu, di Cina Jahe sudah digunakan sebagai bumbu dapur

dan obat. Di Malaysia, Filipina, dan Indonesia jahe banyak digunakan sebagai obat tradisional. Sedangkan di

Eropa pada abad pertengahan, jahe digunakan sebagai aroma pada bir.

Klasifikasi

Divisi            :  Spermatophyta

Sub-divisi    :  Angiospermae

Kelas            :  Monocotyledoneae

Ordo           :  Zingiberales

Famili           :  Zingiberaceae

Genus         :  Zingiber

Species       :  Zingiber officinale

Jahe merupakan satu dari tujuh tanaman obat paling mujarab di dunia, selain Peterseli, oregano, kayu

manis, kunyit, sage, dan bubuk cabai merah. Tanaman jahe memiliki beragam khasiat. Jahe merupakan salah

satu tanaman yang banyak digunakan sebagai ramuan obat-obatan, bahan makanan dan minuman. Menurut

Rukamana (2004), jahe yang dikonsumsi masyarakat Indonesia dan dipercaya secara tradisional dapat

menghilangkan masuk angin, mengurangi atau mencegah influenza, rematik dan batuk serta mengurangi rasa

sakit (analgesik) dan bengkak (anti-inflamasi). Khasiat jahe tersebut dikarenakan kandungannya yang kompleks.

Berbagai senyawa aktif yang baik bagi tubuh ditemukan pada jahe, yaitu pada bagian rimpangnya.

Rimpang jahe mengandung senyawa bioaktif, seperti senyawa phenolic (shogaol dan gingerol) dan

minyak atsiri, seperti bisapolen, zingiberen, zingiberol, curcurmen, 6- dehydro-gingerdion, galanolakton, asam

gingesulfonat, zingeron, geraniol, neral, monoakyl-digalaktosylglykerol, gingerglycolipid (Kemper, 1999).

Salah satu senyawa yang paling menojol tersebut adalah minyak atsiri.

Minyak atsiri  dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang merupakan bahan yang bersifat

mudah menguap (volatile), mempunyai rasa getir, dan bau mirip tanaman asalnya yang diambil dari bagian-

bagian tanaman seperti daun, buah, biji, bunga, akar, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman.

Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor agroindustri potensial yang dapat menjadi andalan bagi

Indonesia. Minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan pewangi, penyedap ( flavoring), antiseptic internal,

bahan analgesic, sedative serta stimulan. Terus berkembangnya penggunaan minyak atsiri di dunia maka

minyak atsiri di Indonesia merupakan penyumbang devisa negara yang cukup signifikan setelah Cina

(Sastrohamidjoyo, 2004).

Salah satu tanaman penghasil minyak atsiri dari famili Zingiberaceae yang dikembangkan di Indonesia

adalah jahe (Zingiber officinale). Beberapa propinsi penghasil jahe adalah Jawa Tengah, Jawa barat, Lampung

dan Sumatera Barat. Indonesia merupakan salah satu dari lima besar negara pengekspor jahe di dunia. Minyak

atsiri jahe merupakan cairan yang berwarna kuning coklat hingga kemerahan- merahan , mudah menguap pada

suhu kamar, berat jenis lebih kecil dari berat jenis air, mempunyai rasa getir, berbau wangi khas tanaman jahe,

larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air.

Minyak jahe diketahui memiliki berbagai fungsi, diantaranya digunakan dalam industri kosmetik,

makanan, aroma terapi dan farmasi. Minyak atsiri tersebut digunakan sebagai bahan pengharum atau pewangi

pada makanan, sabun, pasta gigi, wangi – wangian dan obat – obatan. Minyak ini biasanya digunakan sebagai

aroma terapi karena ampuh untuk memberi efek relaksasi. Oleh karena itu minyak atsiri yang dihasilkan dari

tanaman jahe mempunyai nilai cukup tinggi di pasar dunia. Dengan kemajuan teknologi di bidang minyak atsiri

Page 2: pembahasan jahe.docx

maka usaha penggalian sumber- sumber minyak atsiri dan pendayagunaannya dalam kehidupan manusia

semakin meningkat.

Sifat khas jahe disebabkan adanya minyak atsiri dan oleoresin jahe. Aroma harum jahe disebabkan oleh

minyak atsiri, sedangkan oleoresinnya menyebabkan rasa pedas. Minyak atsiri dapat diperoleh atau diisolasi

dengan destilasi uap dari rhizoma jahe kering. Ekstrak minyak jahe berbentuk cairan kental berwarna kehijauan

sampai kuning, berbau harum tetapi tidak memiliki komponen pembentuk rasa pedas.

Minyak jahe dapat diperoleh dengan ditilasi rimpang jahe ataupun ampas jahe. Proses produksi minyak

jahe dilakukan dengan penyulingan (melalui steam distillation atau water distillation) atau ekstraksi rimpang

jahe yang sebelumnya telah dikeringkan dalam bentuk serpihan atau dibuat serbuk. Rendemen rata-rata minyak

jahe adalah 1-3% (kering) tergantung jenis jahe serta penanganan dan efektifitas proses penyulingan.

Kandungan minyak atsiri pada tanaman jahe yaitu 0,6-3% yang terdiri dari α- pinen, β-phellandren,

borneol, limonene, linalool, citral, nonylaldehyde, decylaldehyde, methyleptenon, 1,8 sineol, bisabilen, 1-α-

curcumin, farnese, humulen, 60% zingiberen dan zingiberole menguap, zat pedas gingerol. Kandungan minyak

tidak menguap disebut oleoresin, suatu komponen yang memberi rasa pahit. Beberapa komponen kimia utama

penyusun minyak atsiri jahe adalah zingiberene, zingiberol, fenol, asetat, lanalool, sitral dan metil hetenon.

Komponen utama minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah zingiberen dan zingiberol.

Zingiberin (C15H24) adalah senyawa paling utama dalam minyak jahe. Senyawa ini memiliki titik didih 34 0 C

pada tekanan 44 mm, dengan berat jenis pada 200C adalah 0,8684. Indeks biasnya 1,4956 dan putaran optic 730

38’ pada suhu 200 C. Selama penyimpanan zingiberence akan mengalami resinifikasi. Senyawa zingeberen,

merupakan senyawa yang sangat penting mengingat akan memberikan aroma pedas pada jahe (Muhamed,

2005). Sementara zingiberol merupakan seskwiterpen alcohol (C15H26O) yang menyebabkan aroma khas, yaitu

aroma pedas pada minyak jahe.

Minyak jahe berisi gingerol yang berbau harum khas jahe, berkhasiat mencegah dan mengobati mual

dan muntah. Rasanya yang tajam meningkatkan nafsu makan, memperkuat otot usus, membantu mengeluarkan

gas usus serta membantu fungsi jantung.

Syarat mutu jahe kering menurut SNI 01-3393-1994 :

No. Jenis Uji Satuan Persyaratan 1. Bau dan rasa - Khas 2. Kadar air, (b/b) % Maks. 12.03. Kadar minyak atsiri ml/ 100 g Min. 1.54. Kadar abu, (b/b) % Maks. 8.05. Berjamur dan berserangga - Tidak ada6. Benda asing, (b/b) % Maks. 2.0

Sementara syarat mutu minyak jahe berdasarkan SNI 06-1312-1998 :

No. Jenis uji Satuan Persyaratan 1. Berat jenis, (25C) - 0.8720- 0.88902. Indeks bias, (25C) 1.4853- 1.49203. Putaran optik - (-32)-(-14)4. Bilangan asam Mg KOH/ g Maks. 25. Bilangan ester Mg KOH/ g Maks. 156. Bilangan ester setelah asetilasi Mg KOH/ g Maks. 907. Minyak lemah - Negatif 8. Sidik jari (kromatografi gas) - Sesuai datar

Pada praktikum ini dilakukan uji kadar air dan kadar minyak pada jahe. Pada uji kadar air, sebanyak

10-20 gram jahe bersih dipotong-potong, setelah itu dimasukkan ke dalam labu destilasi. Lalu ke dalam labu

destilasi tersebut dimasukkan 100 ml toluena. Destilasi dilakukan hingga jumlah tidak bertambah lagi, kemudian

Page 3: pembahasan jahe.docx

destilasi dilakukan. Destilasi menghasilkan volume sebesar 6.2 ml, maka diperoleh kadar air 31%. Kadar air

jahe menurut Standar Nasional Indonesia adalah maksimal 12%. Hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan syarat

mutu yang telah ditentukan. Hal ini dapat disebabkan oleh pada prosedur percobaan yang dilakukan terdapat

kesalahan.

Uji kadar minyak dilakukan dengan metode destilasi air. Bahan jahe sebanyak 50-100 gram ditimbang.

Bahan dimasukkan ke dalam labu destilasi, lalu ditambahkan dengan aquades hingga bahan terendam. Setelah

itu proses destilasi dilakukan. Proses dihentikan jika kenaikan cairan hasil destilasi telah konstan. Hasil minyak

akan berada berada di atas permukaan cairan. Destilasi air pada jahe menghasilkan volume, yaitu sebesar 0.3

ml/100 gram bahan. Hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan syarat mutu Standar Nasional Indonesia yang

menyatakan bahwa kadar minyak jahe minimal 1.5 ml/100 gram. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh kualitas

bahan yang tidak baik dan dapat juga karena terdapat langkah kerja yang tidak sesuai prosedur yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Kemper, K. J.1999. Ginger (Zingiber officinale ), Longwood Herbal Task ForceandThe Center for Holistic

Pediatric Education and Research

Muhamed, N.A. 2005. Study On Important Parametrs Affecting The Hydro-Distillation For Ginger Oil

Production, Master Thesis, Faculty of Chemical and Natural Resources Engineering,University

Teknologi Malaysia.

Rukamana, R., 2004. Temu-temuan (Apotik Hidup di Pekarangan). Kanisius, Yogyakarta.

Sastrohamidjojo, H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. hal. 203-238.

SNI 01-3393-1994. Jahe Kering.

SNI 06-1312-1998. Minyak Jahe.