Upload
dian-suasana
View
366
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
A. Pembahasan
Percobaan mengenai pembuatan sabun dengan tujuan dapat mengetahui dan
memahami teknik pembuatan sabun dari minyak dengan basa kuat. Bahan yang
digunakan dalam percobaan ini adalah minyak goreng biasa, minyak VCO,
NaOH, KOH, air, dan pewangi.
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan
membersihkan. Sabun merupakan campuran garam natrium atau kalsium dan
asam lemak dengan direaksikan dengan alkali. Kegunaan sabun ialah untuk
membersihkan lemak atau minyak yang ada di tubuh atau benda lainnya dengan
menggunakan mediator air.
Sabun terbagi menjadi dua jenis yaitu sabun cair dan sabun padat. Perbedaan
antara keduanya yaitu pada alkali yang digunakan. Pada sabun padat,
menggunakan NaOH sedangkan pada sabun cair menggunakan KOH. NaOH
digunakan pada pembuatan sabun padat karena proses saponifikasi antara minyak
dengan NaOH lebih stabil pada pembuatan sabun padat, dan KOH digunakan
pada pembuatan sabun cair karena proses saponifikasi antara minyak dan KOH
dari 76,8% sabun cair.
Saponifikasi (esterifikasi) adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh basa.
Saponifikasi dapat terbentuk dengan mereaksikan trigliserida dengan alkali
dengan cara mengubah asam karboksilat dengan air. Ada dua metode saponifikasi
yaitu metode batch dan continue. Metode continue adalah lemak atau minyak
dihidrolisis dengan air pada suhu dan tekanan tinggi yang dibantu oleh katalis
zink. Sedangkan metode batch adalah lemak atau minyak dipanaskan dengan
alkali (NaOH atau KOH). Minyak yang digunakan sebagai bahan dasar dalam
pembuatan sabun merupakan trigliserida. Reaksi pembuatan sabun atau
saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserin sebagai
produk samping. Gliserin pada sabun mandi bertindak sebagai humektan. Gliserin
hadir dalam semua lipid alami, atau lemak. Humektan menyerap akan air dari
sumber lain, menarik air dari kedua lingkungan dan lapisan kulit yang lebih
rendah, yang membantu untuk meningkatkan jumlah air di lapisan permukaan
kulit dalam arti dapat membantu mencegah kekeringan (pelembab).
Percobaan kali ini akan dibuat dua macam sabun yaitu sabun padat dan sabun
cair. Pembuatan sabun padat yaitu dengan padatan NaOH dicampur dengan air.
Pencampuran NaOH hendaknya dilakukan dengan cara NaOH dimasukkan
kedalam gelas kimia yang sudah berisi air, bukan sebaliknya. Hal ini dilakukan
karena NaOH memiliki berat jenis yang lebih besar dibandingan aquades,
sehingga dimaksudkan berat jenis NaOH mampu turun perlahan kedalam aquades
yang mempunyai berat jenis lebih kecil. Jika hal ini dilakukan dengan prosedur
yang salah dikhawatirkan dapat memicu ledakan yang membahayakan bagi
jalannya percobaan.. Tujuan penambahan air yaitu sebagai alkali yang bersifat
polar. Kemudian minyak dipanaskan, dan dicampur dengan NaOH yang telah
bercampur dengan air. Tujuan dari pemanasan adalah agar larutan sabun yang
dibuat menjadi kental dan mengerat. Selanjutnya diaduk dengan fungsi agar
minyak dan NaOH dapat tercampur dengan sempurna dengan air atau tercapainya
suatu homogenitas antar campuran bahan. Kemudian didiamkan hingga terbentuk
sabun padat. Dalam percobaan ini, tidak terbentuknya sabun padat dapat
dikarenakan kesalahan dalam pengerjaan seperti pengadukan yang tidak konstan
saat pencampuran dan pemanasan yang tidak sesuai.
Dalam pembuatan sabun cair, prosedur dilakukan sama seperti pada
pembuatan sabun padat, hanya saja alkali yang digunakan adalah KOH bukan
NaOH. Baik fungsi pemanasan, pencampuran air, pengadukan memiliki fungsi
yang sama seperti yang yang dipaparkan pada pembuatan sabun padat.
Terbentuknya sabun cair dengan KOH dikarenakan -.
Dari percobaan diatas, perbedaan dari sabun padat dengan sabun cair adalah
terlihat dari bentuk dan wujudnya serta alkali yang digunakan. Prinsip kerja dari
sabun adalah membersihkan lemak atau minyak. Pada dasarnya air dan minyak
tidak dapat menyatu, namun pada pembuatan sabun, dibuktikan bahwa minyak
dan air dapat menyatu dengan adanya proses penyabunan.
Farmasi menggunakan sabun sebagai emulgator yang mengemulsi fase
minyak dan fase larutan. Sabun secara luas digunakan dalam industri kosmetik
untuk mengemulsi sejumlah pembersih dan kondisioner produk yang biasa
dihasilkan berupa cairan, pasta, atau gel.
Hasil pembuatan sabun dari minyak goreng tidak sepenuhnya terjadi
sempurna. Hal ini disebakan beberapa faktor yaitu pada saat pemanasan minyak
tidak memperhatikan suhu, penambahn NaOH yang dilakukan secara langsung
tidak sedikit demi sedikit juga pengadukan yang tidak konstan dapat
mempengaruhi terbentuknya campuran sabun yang berbeda. Beberapa faktor lain
yang dapat mempengaruhi reaksi penyabunan antara lain konsentrasi KOH atau
NaOH, suhu pemanasan, pengadukan, dan waktu. Konsentrasi basa yang
digunakan dihitung berdasarkan stoikiometri reaksinya. Penambahan basa harus
dilakukan sedikit demi sedikit dari minyak agar tersabunkan sempurna. Jika
larutan basanya terlalu pekat, maka emulsi pada larutan akan terpecah sehingga
menyebabkan fase tidak homogen. Sedangkan jika larutan basanya terlalu encer,
maka reaksinya akan membutuhkan waktu lebih lama. Mengenai suhu, pada
kisaran suhu tertentu, kenaikan suhu dapat mempercepat reaksi dan menaikkan
hasil reaksi dalam waktu yang cepat. Tetapi jika kenaikan suhu melebihi suhu
optimum, maka dapat menyebabkan pengurangan hasil karena harga konstanta
keseimbangan reaksi akan turun yang berarti reaksi bergeser kearah pereaksi.
Pengadukan juga dapat berpengaruh memperbesar probabilitor tumbukan
molekul-molekul reaktan yang bereaksi sehinnga kemungkinan terjadinya reaksi
akan semakin besar. Mengenai pengaruh waktu, semakin lama waktu reaksi
maka minyak yang tersabunkan semakin banyak sehingga hasil meningkat, tetapi
jika reaksi telah seimbang, penambahan waktu tidak akan menaikkan jumlah
minyak yang tersabunkan.
Pada sabun, prinsip utama pengangkatan kotoran pada tubuh adalah gaya tarik
antara molekul kotoran, sabun, dan air yang didasaarkan pada prinsip “like
disolve like”. Molekul sabun terdiri dari bagian yang disebut ekor dan kepala.
Ekor sabun terdiri dari bahan minyak dan kepala sabun terdiri dari bahan air.
Karena ekor sabun terdiri dari minyak, maka ekor sabun akan bisa menyatu
dengan kotoran yang terdiri dari lemak dan minyak juga. Sementara itu kepala
sabun yang terdiri dari air akan melekat dengan molekul air. Itulah sebabnya
sabun bisa membawa minyak dan air sekaligus.