6
A. Pembahasan Percobaan mengenai pembuatan sabun dengan tujuan dapat mengetahui dan memahami teknik pembuatan sabun dari minyak dengan basa kuat. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah minyak goreng biasa, minyak VCO, NaOH, KOH, air, dan pewangi. Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Sabun merupakan campuran garam natrium atau kalsium dan asam lemak dengan direaksikan dengan alkali. Kegunaan sabun ialah untuk membersihkan lemak atau minyak yang ada di tubuh atau benda lainnya dengan menggunakan mediator air. Sabun terbagi menjadi dua jenis yaitu sabun cair dan sabun padat. Perbedaan antara keduanya yaitu pada alkali yang digunakan. Pada sabun padat, menggunakan NaOH sedangkan pada sabun cair menggunakan KOH. NaOH digunakan pada pembuatan sabun padat karena proses saponifikasi antara minyak dengan NaOH lebih stabil pada pembuatan sabun padat, dan KOH digunakan pada pembuatan sabun cair karena proses saponifikasi antara minyak dan KOH dari 76,8% sabun cair. Saponifikasi (esterifikasi) adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh basa. Saponifikasi dapat terbentuk

PEMBAHASAN SABUN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBAHASAN SABUN

A. Pembahasan

Percobaan mengenai pembuatan sabun dengan tujuan dapat mengetahui dan

memahami teknik pembuatan sabun dari minyak dengan basa kuat. Bahan yang

digunakan dalam percobaan ini adalah minyak goreng biasa, minyak VCO,

NaOH, KOH, air, dan pewangi.

Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan

membersihkan. Sabun merupakan campuran garam natrium atau kalsium dan

asam lemak dengan direaksikan dengan alkali. Kegunaan sabun ialah untuk

membersihkan lemak atau minyak yang ada di tubuh atau benda lainnya dengan

menggunakan mediator air.

Sabun terbagi menjadi dua jenis yaitu sabun cair dan sabun padat. Perbedaan

antara keduanya yaitu pada alkali yang digunakan. Pada sabun padat,

menggunakan NaOH sedangkan pada sabun cair menggunakan KOH. NaOH

digunakan pada pembuatan sabun padat karena proses saponifikasi antara minyak

dengan NaOH lebih stabil pada pembuatan sabun padat, dan KOH digunakan

pada pembuatan sabun cair karena proses saponifikasi antara minyak dan KOH

dari 76,8% sabun cair.

Saponifikasi (esterifikasi) adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh basa.

Saponifikasi dapat terbentuk dengan mereaksikan trigliserida dengan alkali

dengan cara mengubah asam karboksilat dengan air. Ada dua metode saponifikasi

yaitu metode batch dan continue. Metode continue adalah lemak atau minyak

dihidrolisis dengan air pada suhu dan tekanan tinggi yang dibantu oleh katalis

zink. Sedangkan metode batch adalah lemak atau minyak dipanaskan dengan

alkali (NaOH atau KOH). Minyak yang digunakan sebagai bahan dasar dalam

pembuatan sabun merupakan trigliserida. Reaksi pembuatan sabun atau

saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserin sebagai

produk samping. Gliserin pada sabun mandi bertindak sebagai humektan. Gliserin

hadir dalam semua lipid alami, atau lemak. Humektan menyerap akan air dari

Page 2: PEMBAHASAN SABUN

sumber lain, menarik air dari kedua lingkungan dan lapisan kulit yang lebih

rendah, yang membantu untuk meningkatkan jumlah air di lapisan permukaan

kulit dalam arti dapat membantu mencegah kekeringan (pelembab).

Percobaan kali ini akan dibuat dua macam sabun yaitu sabun padat dan sabun

cair. Pembuatan sabun padat yaitu dengan padatan NaOH dicampur dengan air.

Pencampuran NaOH hendaknya dilakukan dengan cara NaOH dimasukkan

kedalam gelas kimia yang sudah berisi air, bukan sebaliknya. Hal ini dilakukan

karena NaOH memiliki berat jenis yang lebih besar dibandingan aquades,

sehingga dimaksudkan berat jenis NaOH mampu turun perlahan kedalam aquades

yang mempunyai berat jenis lebih kecil. Jika hal ini dilakukan dengan prosedur

yang salah dikhawatirkan dapat memicu ledakan yang membahayakan bagi

jalannya percobaan.. Tujuan penambahan air yaitu sebagai alkali yang bersifat

polar. Kemudian minyak dipanaskan, dan dicampur dengan NaOH yang telah

bercampur dengan air. Tujuan dari pemanasan adalah agar larutan sabun yang

dibuat menjadi kental dan mengerat. Selanjutnya diaduk dengan fungsi agar

minyak dan NaOH dapat tercampur dengan sempurna dengan air atau tercapainya

suatu homogenitas antar campuran bahan. Kemudian didiamkan hingga terbentuk

sabun padat. Dalam percobaan ini, tidak terbentuknya sabun padat dapat

dikarenakan kesalahan dalam pengerjaan seperti pengadukan yang tidak konstan

saat pencampuran dan pemanasan yang tidak sesuai.

Dalam pembuatan sabun cair, prosedur dilakukan sama seperti pada

pembuatan sabun padat, hanya saja alkali yang digunakan adalah KOH bukan

NaOH. Baik fungsi pemanasan, pencampuran air, pengadukan memiliki fungsi

yang sama seperti yang yang dipaparkan pada pembuatan sabun padat.

Terbentuknya sabun cair dengan KOH dikarenakan -.

Dari percobaan diatas, perbedaan dari sabun padat dengan sabun cair adalah

terlihat dari bentuk dan wujudnya serta alkali yang digunakan. Prinsip kerja dari

sabun adalah membersihkan lemak atau minyak. Pada dasarnya air dan minyak

Page 3: PEMBAHASAN SABUN

tidak dapat menyatu, namun pada pembuatan sabun, dibuktikan bahwa minyak

dan air dapat menyatu dengan adanya proses penyabunan.

Farmasi menggunakan sabun sebagai emulgator yang mengemulsi fase

minyak dan fase larutan. Sabun secara luas digunakan dalam industri kosmetik

untuk mengemulsi sejumlah pembersih dan kondisioner produk yang biasa

dihasilkan berupa cairan, pasta, atau gel.

Hasil pembuatan sabun dari minyak goreng tidak sepenuhnya terjadi

sempurna. Hal ini disebakan beberapa faktor yaitu pada saat pemanasan minyak

tidak memperhatikan suhu, penambahn NaOH yang dilakukan secara langsung

tidak sedikit demi sedikit juga pengadukan yang tidak konstan dapat

mempengaruhi terbentuknya campuran sabun yang berbeda. Beberapa faktor lain

yang dapat mempengaruhi reaksi penyabunan antara lain konsentrasi KOH atau

NaOH, suhu pemanasan, pengadukan, dan waktu. Konsentrasi basa yang

digunakan dihitung berdasarkan stoikiometri reaksinya. Penambahan basa harus

dilakukan sedikit demi sedikit dari minyak agar tersabunkan sempurna. Jika

larutan basanya terlalu pekat, maka emulsi pada larutan akan terpecah sehingga

menyebabkan fase tidak homogen. Sedangkan jika larutan basanya terlalu encer,

maka reaksinya akan membutuhkan waktu lebih lama. Mengenai suhu, pada

kisaran suhu tertentu, kenaikan suhu dapat mempercepat reaksi dan menaikkan

hasil reaksi dalam waktu yang cepat. Tetapi jika kenaikan suhu melebihi suhu

optimum, maka dapat menyebabkan pengurangan hasil karena harga konstanta

keseimbangan reaksi akan turun yang berarti reaksi bergeser kearah pereaksi.

Pengadukan juga dapat berpengaruh memperbesar probabilitor tumbukan

molekul-molekul reaktan yang bereaksi sehinnga kemungkinan terjadinya reaksi

akan semakin besar. Mengenai pengaruh waktu, semakin lama waktu reaksi

maka minyak yang tersabunkan semakin banyak sehingga hasil meningkat, tetapi

jika reaksi telah seimbang, penambahan waktu tidak akan menaikkan jumlah

minyak yang tersabunkan.

Page 4: PEMBAHASAN SABUN

Pada sabun, prinsip utama pengangkatan kotoran pada tubuh adalah gaya tarik

antara molekul kotoran, sabun, dan air yang didasaarkan pada prinsip “like

disolve like”. Molekul sabun terdiri dari bagian yang disebut ekor dan kepala.

Ekor sabun terdiri dari bahan minyak dan kepala sabun terdiri dari bahan air.

Karena ekor sabun terdiri dari minyak, maka ekor sabun akan bisa menyatu

dengan kotoran yang terdiri dari lemak dan minyak juga. Sementara itu kepala

sabun yang terdiri dari air akan melekat dengan molekul air. Itulah sebabnya

sabun bisa membawa minyak dan air sekaligus.