12

Click here to load reader

PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV · PDF fileKELAS D UNIVERSITY Muh_Nur ... kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna ... 12 dan 13 Undang-undang

  • Upload
    haquynh

  • View
    217

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV · PDF fileKELAS D UNIVERSITY Muh_Nur ... kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna ... 12 dan 13 Undang-undang

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2015/2016

Mata Kuliah Hukum Acara Mahkamah Konstitusi

Halaman 1

Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id

PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV

TAHUN 2015/2016

MATA KULIAH HUKUM ACARA MAHKAMAH KONSTITUSI

Disusun oleh

MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN

NPM. 151000126

KELAS D

UNIVERSITY

Muh_Nur_Jamal

D070AF70

16jamal

muh.jamal08

081223956738

muh.nurjamaluddin

Page 2: PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV · PDF fileKELAS D UNIVERSITY Muh_Nur ... kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna ... 12 dan 13 Undang-undang

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2015/2016

Mata Kuliah Hukum Acara Mahkamah Konstitusi

Halaman 2

Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id

Silakan follow ya

[email protected]

muhnurjamaluddin.blogspot.co.id

mnurjamaluddin.blogspot.co.id

creativityjamal.blogspot.co.id

[email protected]

SAAT INI

Jalan PH. Hasan Mustapa Nomor 28, Gang Senang Raharja,

RT 02, RW 15, Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul,

Kode POS 40124, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia

ASAL

Kampung Pasir Galuma, RT 02, RW 06, Desa Neglasari,

Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut,

Provinsi Jawa Barat, Indonesia

Muhammad Nur Jamaluddin

Page 3: PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV · PDF fileKELAS D UNIVERSITY Muh_Nur ... kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna ... 12 dan 13 Undang-undang

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2015/2016

Mata Kuliah Hukum Acara Mahkamah Konstitusi

Halaman 3

Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id

Renungan

Ya Tuhan, saya lupa

Saya benar-benat lupa, padahal sudah belajar dan menghafalnya

Ingat:

Ingatlah Aku, maka akan Ku ingatkan pula semua yang kamu lupa?

Ya Tuhan, karena saya lupa

Izinkan saya untuk melihat pekerjaan temanku

Izinkan pula saya untuk menyontek melalui Hand Phone

Atau melalui buku yang sudah saya bawa ini

Atau melalui catatan kecil yang sudah saya siapkan ini

Ingat:

Bukankah Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui?

Bukankah Aku lebih dapat melihat apa yang kamu sembunyikan itu?

Ya Tuhan, karena saya ingin mendapat nilai terbaik

Supaya dapat membanggakan diriku, kelurgaku dan juga yang

lainnya

Izinkan saya mengahalalkan semua cara ini

Ingat:

Bukankah yang memberikan nilai terbaik itu Aku?

Dosen hanyalah sebagai perantara saja dariku?

Jikalau kamu ingin mendapatkan kebahagian di dunia

Dan juga kebahagiaan di akhirat

Jangan pernah menghalalkan semua yang telah Aku haramkan

Ingat:

Kebahagian di dunia itu hanya bersifat sementara bagimu

Aku akan siapkan 99% lagi kebahagiaan untukmu kelak di akhirat

Page 4: PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV · PDF fileKELAS D UNIVERSITY Muh_Nur ... kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna ... 12 dan 13 Undang-undang

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2015/2016

Mata Kuliah Hukum Acara Mahkamah Konstitusi

Halaman 4

Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG

FAKULTAS HUKUM

Jalan Lengkong Besar Nomor 68 Bandung 40261

UJIAN AKHIR SEMESTER TAHUN AKADEMIK 2015/2016

MATA KULIAH : HUKUM ACARA MAHKAMAH KONSTITUSI

HARI, TANGGAL : RABU, 23 MARET 2016

KELAS/SEMESTER : A-B-C-D-E-F-G-H / IV

WAKTU : 60 MENIT

DOSEN : TIM DOSEN

SIFAT UJIAN : CLOSE BOOK

Soal:

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kekuasaan kehakiman dan lembaga pelaksana kekuasaan

kehakiman di Indonesia beserta dasar hukumnya!

Jawaban:

Menurut pasal 24 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945 Amandemen keempat, kekuasaan

kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna

menegakkan hukum dan keadilan. Kemudian menurut pasal 24 ayat (2) Undang-undang Dasar

1945 Amandemen keempat bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah

Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam Lingkungan Peradilan Umum,

Lingkungan Peradilan Agama, Lingkungan Peradilan Militer, Lingkungan Peradilan Tata

Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Selanjutnya menurut Pasal 1 Undang-

undang Nomor 48 tahun 2009 tentang Kakuasaan Kehakiman, bahwa kekuasaan kehakiman

adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan

hukum dan keadilan pancasila, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia.

Adapun lembaga pelaksana kekuasaan kehakiman di Indonesia, yaitu:

a. Mahkamah Agung (MA) merupakan puncak perjuangan keadilan bagi setiap warga negara.

Pasal 24A ayat (1) Undang-undang Dasar 1945 Amandemen keempat menyatakan

“Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-

undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang

lainnya yang diberikan oleh undang-undang”.

Page 5: PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV · PDF fileKELAS D UNIVERSITY Muh_Nur ... kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna ... 12 dan 13 Undang-undang

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2015/2016

Mata Kuliah Hukum Acara Mahkamah Konstitusi

Halaman 5

Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id

Kemudian berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-undang Dasar 1945 Amandemen

keempat dapat diketahui bahwa di bawah Mahkamah Agung terdapat badan peradilan yang

berada dalam lingkungan peradilan umum, peradilan agama, peradilan tata usaha negara dan

peradilan militer.

b. Menurut pasal 2 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2003 sebagaimana telah diubah

dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Mahkamah Konstitusi bahwa

Mahkamah Konstitusi (MK) merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan

kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan

hukum dan keadilan. Keberadaan Mahkamah Konstitusi di Indonesia dilatarbelakangi oleh

keinginan untuk menjamin agar Undang-undang Dasar 1945 sebagai hukum tertinggi

dapat ditegakkan. Adapun dasar hukum kewenangan dan kewajiban Mahkamah Konstitusi

diatur dalam Pasal 24C Undang-undang Dasar 1945 Amandemen keempat dan Pasal 10,

12 dan 13 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Mahkamah Konstitusi.

c. Komisi Yudisial, selain Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi ada satu lagi lembaga

baru dalam lingkup kekuasaan kehakiman yang kewenangannya ditentukan dalam Undang-

undang Dasar 1945 Amandemen keempat pasal 24A ayat (3) dan Pasal 24B ayat (1), (2)

(3) dan (4). Meskipun Komisi Yudisial tidak menjalankan kekuasaan kehakiman,

keberadaannya diatur dalam Undang-undang Dasar 1945 Amandemen keempat Bab IX

tentang kekuasaan kehakiman, sehingga keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari

kekuasaan kehakiman. Secara fungsional peranan Komisi Yudisial bersifat penunjang

(auxiliary) terhadap lembaga pelaku kekuasaan kehakiman yaitu Mahkamah Agung dan

Mahkamah Konstitusi serta badan-badan peradilan di bawahnya. Meskipun fungsinya terkait

dengan kekuasaan kehakiman, Komisi Yudisial bukan lembaga penegak norma hukum (code

of law), melainkan lembaga penegak norma etik (code of ethics). Komisi ini hanya berurusan

dengan soal-soal kehormatan, keluhuran martabat, dan perilaku hakim, bukan dengan

lembaga peradilan atau lembaga kekuasaan kehakiman secara institusional.

d. Peradilan umum adalah lingkungan peradilan yang memiliki kewenangan mengadili perkara

umum, baik jenis perkara pidana maupun perdata, maupun pihak-pihak yang bersengketa.

Dengan demikian segala perkara yang tidak termasuk wilayah kewenangan lingkungan

peradilan lain adalah kewenangan lingkungan peradilan umum. Badan-badan peradilan yang

terdapat dalam lingkungan peradilan umum adalah pengadilan negeri dan pengadilan

tinggi. Di lingkungan peradilan umum juga dibentuk peradilan khusus yang menyidangkan

perkara tertentu sesuai dengan ketentuan undang-undang.

Page 6: PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV · PDF fileKELAS D UNIVERSITY Muh_Nur ... kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna ... 12 dan 13 Undang-undang

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2015/2016

Mata Kuliah Hukum Acara Mahkamah Konstitusi

Halaman 6

Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id

Peradilan khusus tersebut diantaranya adalah pengadilan HAM, pengadilan anak,

pengadilan niaga, pengadilan tindak pidana korupsi, dan pengadilan hubungan

industri. Dasar hukum keberadaan lingkungan peradilan umum adalah Undang-undang

Nomor 2 tahun 1986 yang kemudian diubah oleh Undang-undang Nomor 8 tahun 2004

tentang Peradilan Umum. Undang-undang Nomor 8 tahun 2004 ini kemudian diubah

menjadi Undang-undang Nomor 49 tahun 2009 Tentang Peradilan Umum.

e. Peradilan agama adalah peradilan khusus bagi umat Islam untuk memeriksa dan memutus

perkara waris, wakaf, wasiat, hibah, perceraian, sadaqah, infaq, zakat, dan ekonomi

syariah. Badan peradilan dalam lingkungan peradilan agama meliputi pengadilan agama

sebagai pengadilan tingkat pertama dan pengadilan tinggi agama sebagai pengadilan tingkat

banding dan berpuncak kepada Mahkamah Agung. Dasar hukum keberadaan lingkungan

peradilan agama adalah Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan

Kedua atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.

f. Peradilan militer adalah peradilan yang khusus mengadili perkara pidana dan tata usaha

negara anggota militer Indonesia. Pada masa lalu militer meliputi anggota TNI dan anggota

Polri. Setelah reformasi, militer dan Polri dipisah, dengan demikian Polri tidak masuk

lingkungan pengadilan militer, tetapi menjadi wilayah lingkungan peradilan umum.

Bahkan nantinya anggota TNI pun menjadi kewenangan lingkungan peradilan umum untuk

tindak pidana umum. Wilayah lingkungan peradilan militer nantinya hanya untuk

pelanggaran disiplin dan pidana militer yang dilakukan oleh anggota TNI. Badan peradilan

yang berada dalam lingkungan peradilan militer ialah pengadilan militer, pengadilan

militer tinggi, pengadilan militer utama dan pengadilan militer pertempuran. Semua

badan peradilan ini berpuncak pada Mahkamah Agung. Dasar hukum keberadaan lingkungan

peradilan militer adalah Undang-undang Nomor 31 tahun 1997 yang sekaligus mencabut

dan menyatakan tidak berlakunya Undang-undang Nomor 5 Tahun 1950 tentang

Pengadilan Militer.

g. Peradilan tata usaha negara adalah peradilan yang memiliki kewenangan mengadili

perkara tata usaha negara. Yang dimaksud dengan perkara tata usaha negara adalah perkara

gugatan seseorang terhadap putusan pejabat tata usaha negara yang merugikan dan tidak

sesuai dengan hukum yang berlaku. Pejabat tata usaha dalam hal ini adalah setiap jabatan

yang menjalankan fungsi pemerintahan . Putusan yang dapat diajukan gugatan adalah putusan

yang jelas untuk seseorang (individual) dan tidak lagi membutuhkan persetujuan atau

tindakan lain (final).

Page 7: PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV · PDF fileKELAS D UNIVERSITY Muh_Nur ... kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna ... 12 dan 13 Undang-undang

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2015/2016

Mata Kuliah Hukum Acara Mahkamah Konstitusi

Halaman 7

Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id

Pengadilan tata usaha negara adalah pengadilan tingkat pertama, sedangkan

pengadilan tingkat banding adalah pengadilan tinggi tata usaha negara, sedangkan

pengadilan tingkat kasasi ada pada Mahkamah Agung. Di lingkungan pengadilan tata

usaha negara dibentuk pengadilan khusus, yaitu pengadilan pajak. Dasar hukum

keberadaan lingkungan peradilan tata usaha negara adalah Undang-undang Nomor 5 Tahun

1986 diubah dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata

Usaha Negara.

2. Kewenangan Mahkamah Konstitusi tentunya telah diciptakan dengan tegas dalam peraturan

perundang-undangan. Sebutkan jenis dan dasar hukukmnya serta jelaskan apa yang menjadi

kewenangan Mahkamah Konstitusi tersebut?

Jawaban:

Berdasarkan pasal 24C Undang-undang Dasar 1945 dan pasal 10 Undang-undang Nomor 8

Tahun 2011 tentang Mahkamah Konstitusi bahwa yang menjadi kewenangan Mahkamah

Konstitusi, yaitu:

a. Pasal 10 ayat (1) Undang-undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Mahkamah Konstitusi

Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang

putusannya bersifat final untuk:

1) menguji undang-undang terhadap Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945;

2) memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

3) memutus pembubaran partai politik; dan

4) memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.

b. Pasal 10 ayat (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Mahkamah Konstitusi

Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden

dan/atau Wakil Presiden diduga telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan

terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela,

dan/atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana

dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

c. Pasal 10 ayat (3) Undang-undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Mahkamah Konstitusi

Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa:

1) pengkhianatan terhadap negara adalah tindak pidana terhadap keamanan negara

sebagaimana diatur dalam undang-undang;

Page 8: PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV · PDF fileKELAS D UNIVERSITY Muh_Nur ... kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna ... 12 dan 13 Undang-undang

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2015/2016

Mata Kuliah Hukum Acara Mahkamah Konstitusi

Halaman 8

Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id

2) korupsi dan penyuapan adalah tindak pidana korupsi atau penyuapan sebagaimana diatur

dalam undang-undang;

3) tindak pidana berat lainnya adalah tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5

(lima) tahun atau lebih;

4) perbuatan tercela adalah perbuatan yang dapat merendahkan martabat Presiden dan/atau

Wakil Presiden;

5) tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden adalah syarat

sebagaimana ditentukan dalam pasal 6 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945.

d. Setelah Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-

undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah diundangkan,

kewenangan Mahkamah Konstitusi ditambah lagi yaitu memutus perselisihan tentang

hasil pemilihan kepala daerah (pilkada) yang semula merupakan kewenangan

Mahkamah Agung. Pasal 236C Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tersebut

menyatakan “Penanganan perselisihan hasil penghitungan suara pemilihan kepala daerah dan

wakil kepala daerah oleh Mahkamah Agung dialihkan kepada Mahkamah Konstitusi paling

lama 18 (delapan belas) bulan sejak undang-undang ini diundangkan”.

Kemudian mengenai tanggung jawab Mahkamah Konstitusi diatur dalam pasal 12 Undang-

undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Mahkamah Konstitusi, yang menyatakan “Mahkamah

Konstitusi bertanggung jawab mengatur organisasi, personalia, administrasi, dan keuangan sesuai

dengan prinsip pemerintahan yang baik dan bersih.” Selanjutnya dalam pasal 13 ayat (1) dan (2)

diatur mengenai tanggung jawab dan akuntabilitas Mahkamah Konstitusi, yaitu”

(1) Mahkamah Konstitusi wajib mengumumkan laporan berkala kepada masyarakat secara

terbuka mengenai:

a. permohonan yang terdaftar, diperiksa, dan diputus;

b. pengelolaan keuangan dan tugas administrasi lainnya.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimuat dalam berita berkala yang diterbitkan

oleh Mahkamah Konstitusi.

Page 9: PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV · PDF fileKELAS D UNIVERSITY Muh_Nur ... kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna ... 12 dan 13 Undang-undang

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2015/2016

Mata Kuliah Hukum Acara Mahkamah Konstitusi

Halaman 9

Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id

3. Mahkamah Konstitusi dalam rangka menjalankan kewenangannya sebagai salah satu pemegang

kekuasaan kehakiman memiliki panduan dalam menjalankan persidangan. Panduan tersebut

berupa asas-asas hukum yang digunakan sebagai pegangan bagi para hakim dalam menjalankan

tugasnya mengawal konstitusi. Sebutkan dan jelaskan oleh Saudara apa yang menjadi Asas-asas

Hukum Acara Mahkamah Konstitusi?

Jawaban:

Asas-asas Hukum Acara Mahkamah Konstitusi adalah sebagai berikut;

a. Persidangan Terbuka Untuk Umum, dalam pasal 13 Undang-undang Nomor 48 Tahun

2009 tentang Kekuasaan Kehakiman menyatakan bahwa sidang pengadilan adalah terbuka

untuk umum kecuali undang-undang menentukan lain. Hal ini berlaku secara universal dan

berlaku di semua lingkungan peradilan. Dalam pasal 40 ayat (1) Undang-undang Nomor 8

Tahun 2011 tentang Mahkamah Konstitusi menentukan secara khusus bahwa sidang

Mahkamah Konstitusi terbuka untuk umum, kecuali Rapat Permusyawaratan Hakim (RPH).

Keterbukaan sidang ini merupakan salah satu bentuk social control dan juga bentuk

akuntabilitas Hakim. Transparansi dan akses publik secara luas yang dilakukan Mahkamah

Konstitusi dengan membuka, bukan hanya sidang tetapi juga proses persidangan yang dapat

dilihat atau dibaca melalui transkripsi, berita acara dan putusan yang dipublikasikan lewat

dunia maya. Tersedianya salinan putusan dalam bentuk hard copy yang dapat diperoleh

pihak Pemohon dan Termohon setelah sidang pembacaan putusan yang dilakukan dalam

sidang yang terbuka untuk umum merupakan interpretasi Mahkamah Konstitusi

terhadap keterbukaan dan asas sidang terbuka untuk umum tersebut serta sebagai

pelaksanaan Pasal 14 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Mahkamah

Konstitusi.

b. Independen dan Imparsial, dalam pasal 2 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang

Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu

lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk

menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Pada pasal 3 Undang-

undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, menyatakan bahwa dalam

menjalankan tugas dan fungsinya, Hakim wajib menjaga kemandirian peradilan.

Independensi atau kemandirian tersebut sangat berkaitan erat dengan sikap imparsial atau

tidak memihak hakim baik dalam pemeriksaan maupun dalam pengambilan

keputusan. Independensi hakim merupakan jaminan bagi tegaknya hukum dan keadilan,

dan prasyarat bagi terwujudnya cita-cita negara hukum.

Page 10: PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV · PDF fileKELAS D UNIVERSITY Muh_Nur ... kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna ... 12 dan 13 Undang-undang

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2015/2016

Mata Kuliah Hukum Acara Mahkamah Konstitusi

Halaman 10

Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id

Indenpendensi melekat sangat dalam dan harus tercermin dalam proses pemeriksaan dan

pengambilan keputusan atas setiap perkara, dan terkait erat dengan independensi pengadilan

dalam hal ini adalah Mahkamah Konstitusi sebagai institusi yang berwibawa, bermartabat dan

terpercaya. Independensi hakim dan pengadilan terwujud dalam kemandirian dan

kemerdekaan hakim, baik sendiri-sendiri maupun sebagai institusi, dari berbagai pengaruh

yang berasal dari luar diri hakim berupa intervensi yang bersifat memengaruhi dengan halus,

dengan tekanan, paksaan, kekerasan, atau balasan karena kepentingan politik atau ekonomi

tertentu dari pemerintah atau kekuatan politik yang berkuasa, kelompok atau golongan,

dengan ancaman penderitaan atau kerugian tertentu, atau dengan imbalan atau janji imbalan

berupa keuntungan jabatan, keuntungan ekonomi, atau bentuk lainnya (dikutip dari bukunya

Prof. Jimly Asshidiqie “Sengketa Kewenangan Konstitusional Lembaga Negara” (hal.

53). Hakim yang tidak independen atau mandiri tidak dapat diharapkan bersikap netral atau

imparsial dalam menjalankan tugasnya. Demikian juga satu Mahkamah yang tergantung

pada badan lain dalam bidang-bidang tertentu dan tidak mampu mengatur dirinya secara

mandiri juga akan menyebabkan sikap yang tidak netral dalam menjalankan tugasnya.

Independensi dan imparsialitas merupakan konsep yang mengalir dari

doktrin separation of powers (pemisahan kekuasaan) yang harus dilakukan secara tegas

agar cabang-cabang kekuasaan negara tidak saling memengaruhi.

c. Peradilan Dilaksanakan Secara Cepat, Sederhana dan Murah, dalam pasal 4 ayat (2)

Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman menentukan

bahwa peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan. Penjelasan atas ayat (2)

tersebut menyatakan bahwa yang dimaksud dengan sederhana adalah pemeriksaan dan

penyelesaian perkara dialakukan dengan acara yang efisien dan efektif sedangkan biaya

murah adalah biaya perkara yang dapat terpikul oleh raktyat. Dalam hukum acara

Mahkamah Konstitusi tidak dikenal adanya biaya perkara yang dibebankan pada pemohon

atau termohon. Semua biaya yang menyangkut persidangan di Mahkamah Konstitusi

dibebankan pada biaya negara. Menurut Prof. Jimly, ketentuan mengenai biaya perkara

dibebankan pada negara alasannya adalah bahwa proses peradilan di lingkungan Mahkamah

Konstitusi pada pokoknya bukanlah mengadili kepentingan umum atau kepentingan lembaga-

lembaga negara yang juga bersifat publik. Oleh karena itu, orang berurusan dengan

Mahkamah Konstitusi tidak perlu dibebani dengan beban biaya sama sekali.

Page 11: PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV · PDF fileKELAS D UNIVERSITY Muh_Nur ... kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna ... 12 dan 13 Undang-undang

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2015/2016

Mata Kuliah Hukum Acara Mahkamah Konstitusi

Halaman 11

Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id

Selain itu, hal ini dimaksudkan untuk menjaga kehormatan dan kewibawaan Mahkamah

Konstitusi, lebih baik jika Mahkamah Konstitusi dibebaskan dari keharusan berhubungan

keuangan dengan pihak lain. Biarlah seluruh kebutuhan Mahkamah Konstitusi dibebankan

saja kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

d. Hak untuk Didengar Secara Seimbang (Audi et Alteram Partem), dalam perkara yang

diperiksa dan diadili di persidangan biasa, baik penggugat maupun tergugat, atau

penuntut umum maupun terdakwa mempunyai hak yang sama untuk didengar

keterangannya secara berimbang dan masing-masing pihak mempunyai kesempatan yang

sama mengajukan pembuktian untuk mendukung dalil masing-masing. Dalam nuansa yang

sedikit berbeda, pada pengujian undang-undang maka pemohon dan pemerintah serta Dewan

Perwakilan Rakyat maupun pihak yang berkaitan langsung dengan undang-undang yang

dimohonkan untuk diuji juga diberi hak yang sama untuk didengar. Bahkan stakeholder lain

yang merasa mempunyai kepentingan dengan undang-undang yang diuji tersebut harus

didengar jika pihak yang terkait tersebut mengemukakan keinginannya untuk memberi

keterangan. Setidak-tidaknya memberi keterangan secara tertulis yang wajib dipertimbangkan

Mahkamah Konstitusi jika keterangan tersebut mengandung nilai yuridis yang dapat membuat

jelas permasalahan yang berkaitan dengan prosedur pembuatan undang-undang tersebut

maupun muatan materi atau bagian pasal maupun ayat undang-undang yang diuji tersebut.

Asas ini berkaitan dengan asas Independen dan Imparsial. Dalam proses perkara, pihak

terkait yang tidak secara langsung ikut, keterangannya akan dinilai Mahkamah

sebagai mengajukan informasi tambahan (ad informabdum). Kegagalan hakim untuk

melaksanakan asas ini secara baik akan menimbulkan kesan bahkan tuduhan bahwa hakim

atau Mahkamah tidak imparsial bahkan tidak adil. Dalam peradilan biasa hal demikian pun

dapat dijadikan alasan untuk membatalkan putusan yang telah dijatuhkan.

e. Hakim Aktif dan Juga Pasif dalam Proses Persidangan, asas ini menarik, karena dalam

Hukum Acara Mahkamah Konstitusi hakim tidak hanya bersikap pasif saja, tetapi sekaligus

harus bersikap aktif. Hal ini karena karakteristik khusus perkara konstitusi yang kental

dengan kepentingan umum ketimbang kepentingan perorangan telah menyebabkan proses

persidangan tidak dapat diserahkan hanya pada inisiatitif pihak-pihak.

Mekanisme constitutional control harus digerakkan pemohon dengan satu permohonan dan

dalam hal demikian hakim bersikap pasif dan tidak boleh secara aktif melakukan inisiatif

untuk menggerakkan mekanisme Mahkamah Konstitusi memeriksa perkara tanpa diajukan

dengan satu permohonan.

Page 12: PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV · PDF fileKELAS D UNIVERSITY Muh_Nur ... kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna ... 12 dan 13 Undang-undang

Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester IV Tahun 2015/2016

Mata Kuliah Hukum Acara Mahkamah Konstitusi

Halaman 12

Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) www.mnj.my.id

Kemudian setelah sekali permohonan tersebut didaftar dan mulai diperiksa, disebabkan

adanya kepentingan umum yang termuat didalamnya secara langsung maupun tidak langsung

akan memaksa hakim untuk bersikap aktif dalam proses dan tidak menguntungkan proses

hanya pada inisiatif pihak-pihak, baik dalam rangka menggali keterangan maupun bukti-bukti

yang dianggap perlu untuk membuat jelas dan terang hal yang diajukan dalam permohnan

tersebut.

f. Ius Curia Novit, dalam pasal 10 Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang

Kekuasaan Kehakiman menyebutkan bahwa “Pengadilan tidak boleh menolak untuk

memeriksa, mengadili dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum

tidak ada atau kurang jelas melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya”. Dengan

kata lain bahwa Mahkamah dianggap mengetahui hukum yang diperlukan. Mahkamah

tidak dapat menolak memeriksa, mengadili dan memutus setiap perkara yang diajukan

dengan alasan bahwa hukumnya tidak ada atau hukumnya kurang jelas.

4. Sebutkan dan terangkan oleh Saudara apa yang dimaksud dalam bunyi Pasal 24C ayat (3)

Undang-undang Dasar 1945 Amandemen keempat?

Jawaban:

Pasal 24C ayat (3) Undang-undang Dasar 1945 Amandemen keempat berbunyi: “Mahkamah

Konstitusi mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden,

yang diajukan masing-masing tiga orang oleh Mahkamah Agung, tiga orang oleh Dewan

Perwakilan Rakyat, dan tiga orang oleh Presiden.” Penjelasannya bahwa Mahkamah Konstitusi

mempunyai 9 (sembilan) orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan dengan Keputusan

Presiden sebagaimana disebut dalam Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 8 Tahun 2011

tentang Mahkamah Konstitusi. Susunan Mahkamah Konstitusi itu sendiri berdasarkan Pasal 4

ayat (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Mahkamah Konstitusi adalah terdiri

atas seorang ketua merangkap anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota, dan 7

(tujuh) orang anggota hakim konstitusi. Hakim Mahkamah Konstitusi diangkat dan

diberhentikan dengan Keputusan Presiden. Kemudian komposisi hakim konstitusi di

Mahkmah Konstitusi merupakan perwujudan tiga cabang kekuasaan negara, yakni legislatif,

eksekutif, dan yudikatif, yakni dari sembilan anggota hakim konstitusi terdiri atas tiga orang

yang diajukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat, tiga orang yang diajukan oleh Presiden, dan

tiga orang yang diajukan oleh Mahkamah Agung.