14
PEMBAHASAN TES KEMAMPUAN DASAR SAINS DAN TEKNOLOGI SBMPTN 2013 KODE 431 1. Persamaan lingkaran dengan pusat (βˆ’1,1) dan menyinggung garis 3βˆ’ 4 + 12 = 0 adalah … Sebelum menentukan persamaan lingkarannya, kita tentukan jari-jari lingkaran tersebut. Jari-jari lingkaran tersebut sama dengan jarak antara titik pusat (βˆ’1,1) dengan garis 3βˆ’ 4 + 12 = 0. Jarak antara titik ( 1 , 1 ) dengan garis yang memiliki persamaan + + =0 adalah, = | 1 + 1 + | √ 2 + 2 Sehingga, = |3(βˆ’1) βˆ’ 4(1) + 12| οΏ½3 2 +(βˆ’4) 2 = |βˆ’3 βˆ’ 4 + 12| √9 + 16 = |5| √25 = 5 5 =1 Persamaan lingkaran yang memiliki titik pusat di ( 1 , 1 ) dan berjari-jari dapat ditentukan dengan rumus, (βˆ’ 1 ) 2 +(βˆ’ 1 ) 2 = 2 Sehingga persamaan lingkaran yang berpusat di (βˆ’1,1) dan memiliki jari-jari 1, dapat ditentukan sebagai berikut. (βˆ’ 1 ) 2 +(βˆ’ 1 ) 2 = 2 ⟺ οΏ½ βˆ’ (βˆ’1)οΏ½ 2 +(βˆ’ 1) 2 =1 2 ⟺ 2 +2 +1+ 2 βˆ’ 2 +1 =1 ⟺ 2 + 2 +2βˆ’ 2 +1 =0 Jawaban A.

Pembahasan Tes Kemampuan Dasar dan Sains SBMPTN 2013 … TES KEMAM… · pencerminan terhadap garis 𝑦𝑦= βˆ’π‘₯π‘₯ 4. Matriks penyajian 𝑇𝑇 adalah … Transformasi sembarang

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PEMBAHASAN TES KEMAMPUAN DASAR SAINS DAN TEKNOLOGI SBMPTN 2013 KODE 431

1. Persamaan lingkaran dengan pusat (βˆ’1,1) dan menyinggung garis 3π‘₯π‘₯ βˆ’ 4𝑦𝑦 +12 = 0 adalah … Sebelum menentukan persamaan lingkarannya, kita tentukan jari-jari lingkaran tersebut. Jari-jari lingkaran tersebut sama dengan jarak antara titik pusat (βˆ’1,1) dengan garis 3π‘₯π‘₯ βˆ’ 4𝑦𝑦 + 12 = 0. Jarak antara titik (π‘₯π‘₯1,𝑦𝑦1) dengan garis yang memiliki persamaan π‘Žπ‘Žπ‘₯π‘₯ + 𝑏𝑏𝑦𝑦 +𝑐𝑐 = 0 adalah,

𝐷𝐷 =|π‘Žπ‘Žπ‘₯π‘₯1 + 𝑏𝑏𝑦𝑦1 + 𝑐𝑐|

βˆšπ‘Žπ‘Ž2 + 𝑏𝑏2

Sehingga,

π‘Ÿπ‘Ÿ =|3(βˆ’1) βˆ’ 4(1) + 12|

οΏ½32 + (βˆ’4)2

=|βˆ’3 βˆ’ 4 + 12|√9 + 16

=|5|√25

=55

= 1

Persamaan lingkaran yang memiliki titik pusat di (π‘₯π‘₯1,𝑦𝑦1) dan berjari-jari π‘Ÿπ‘Ÿ dapat ditentukan dengan rumus,

(π‘₯π‘₯ βˆ’ π‘₯π‘₯1)2 + (𝑦𝑦 βˆ’ 𝑦𝑦1)2 = π‘Ÿπ‘Ÿ2 Sehingga persamaan lingkaran yang berpusat di (βˆ’1,1) dan memiliki jari-jari 1, dapat ditentukan sebagai berikut.

(π‘₯π‘₯ βˆ’ π‘₯π‘₯1)2 + (𝑦𝑦 βˆ’ 𝑦𝑦1)2 = π‘Ÿπ‘Ÿ2

⟺ οΏ½π‘₯π‘₯ βˆ’ (βˆ’1)οΏ½2 + (𝑦𝑦 βˆ’ 1)2 = 12

⟺ π‘₯π‘₯2 + 2π‘₯π‘₯ + 1 + 𝑦𝑦2 βˆ’ 2𝑦𝑦 + 1 = 1

⟺ π‘₯π‘₯2 + 𝑦𝑦2 + 2π‘₯π‘₯ βˆ’ 2𝑦𝑦 + 1 = 0

Jawaban A.

2. cot 105Β° tan 15Β° = β‹― Untuk menentukan hasil dari operasi hitung tersebut, kita dapat menggunakan sifat-sifat berikut:

cot𝛼𝛼 =cos𝛼𝛼sin𝛼𝛼

tan𝛼𝛼 =sin𝛼𝛼cos𝛼𝛼

2 sin𝛼𝛼 cos𝛽𝛽 = sin(𝛼𝛼 + 𝛽𝛽) + sin(𝛼𝛼 βˆ’ 𝛽𝛽) 2 cos𝛼𝛼 cos𝛽𝛽 = sin(𝛼𝛼 + 𝛽𝛽) βˆ’ sin(𝛼𝛼 βˆ’ 𝛽𝛽)

Sehingga,

cot 105Β° tan 15Β° =cos 105Β°sin 105Β°

Γ—sin 15Β°cos 15Β°

=12 (2 cos 105Β° sin 15Β°)12 (2 sin 105Β° cos 15Β°)

=sin(105 + 15)Β° βˆ’ sin(105 βˆ’ 15)Β°sin(105 + 15)Β° + sin(105 βˆ’ 15)Β°

=sin 120Β° βˆ’ sin 90Β°sin 120Β° + sin 90Β°

=12√3 βˆ’ 112√3 + 1

=12√3 βˆ’ 112√3 + 1

Γ—12√3 βˆ’ 112√3 βˆ’ 1

=34 βˆ’ √3 + 1

34 βˆ’ 1

=74 βˆ’ √3

βˆ’ 14

= βˆ’7 + 4√3

Jawaban A.

3. Enam anak, 3 laki-laki dan 3 perempuan, duduk berjajar. Peluang 3 perempuan duduk berdampingan adalah … Untuk memahami permasalahan ini, perhatikan gambar berikut!

Karena 3 perempuan harus duduk berdampingan, kita dapat menganalogikan aturan ini sebagai pengelompokan, seperti tampak pada gambar di atas. Sehingga yang perlu kita acak hanyalah L1, L2, P, dan L3 dan diperoleh 𝑃𝑃44 kemungkinan. Akan tetapi pada kelompok tersebut terdapat 3 perempuan, sehingga apabila kita acak kita mempeoleh 𝑃𝑃33 kemungkinan. Sehingga peluangnya dapat ditentukan sebagai berikut:

𝑃𝑃(𝐴𝐴) =𝑃𝑃44 βˆ™ 𝑃𝑃33

𝑃𝑃66

=

4!(4 βˆ’ 4)! βˆ™

3!(3 βˆ’ 3)!

6!(6 βˆ’ 6)!

=4! βˆ™ 3!

6!

=4 βˆ™ 3 βˆ™ 2 βˆ™ 1 βˆ™ 3 βˆ™ 2 βˆ™ 1

6 βˆ™ 5 βˆ™ 4 βˆ™ 3 βˆ™ 2 βˆ™ 1

=144720

=15

Jawaban E. 4. Diketahui balok 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐷𝐷.𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 dengan 𝐴𝐴𝐴𝐴 = 4, 𝐴𝐴𝐴𝐴 = 𝐴𝐴𝐸𝐸 = 2. Titik 𝑃𝑃 tengah-

tengah 𝐴𝐴𝐴𝐴, 𝑄𝑄 titik tengah 𝐸𝐸𝐸𝐸, 𝑅𝑅 titik tengah 𝐴𝐴𝐸𝐸. Jarak 𝑄𝑄 ke 𝑃𝑃𝑅𝑅 adalah … Perhatikan gambar berikut!

Sebelum menentukan jarak antara 𝑄𝑄 ke 𝑃𝑃𝑅𝑅, kita tentukan dulu 𝑃𝑃𝑅𝑅, 𝑃𝑃𝑄𝑄, dan 𝑄𝑄𝑅𝑅 Menentukan Panjang 𝑷𝑷𝑷𝑷���� Untuk menentukan 𝑃𝑃𝑅𝑅, kita tentukan 𝐴𝐴𝑃𝑃 terlebih dahulu. 𝐴𝐴𝑃𝑃���� merupakan sisi miring dari segitiga siku-siku 𝐴𝐴𝐴𝐴𝑃𝑃. Sehingga,

𝐴𝐴𝑃𝑃 = �𝐴𝐴𝐴𝐴2 + 𝐴𝐴𝑃𝑃2

= οΏ½42 + 12

= √16 + 1

= √17

𝑃𝑃𝑅𝑅���� merupakan sisi miring dari segitiga siku-siku 𝐴𝐴𝑃𝑃𝑅𝑅, sehingga

𝑃𝑃𝑅𝑅 = �𝐴𝐴𝑃𝑃2 + 𝐴𝐴𝑅𝑅2

= �√172

+ 12

= √17 + 1

= √18 = 3√2

Diperoleh 𝑃𝑃𝑅𝑅 = 3√2. Menentukan Panjang 𝑸𝑸𝑷𝑷���� Sebelum menentukan 𝑅𝑅𝑄𝑄, kita tentukan 𝐸𝐸𝑄𝑄 terlebih dahulu. Perhatikan bahwa 𝐸𝐸𝑄𝑄���� merupakan sisi miring dari segitiga siku-siku 𝐸𝐸𝐸𝐸𝑄𝑄, sehingga

𝐸𝐸𝑄𝑄 = �𝐸𝐸𝐸𝐸2 + 𝐸𝐸𝑄𝑄2

= οΏ½22 + 22

= √4 + 4

= √8 = 2√2

Setelah itu, kita tentukan 𝑅𝑅𝑄𝑄. 𝑅𝑅𝑄𝑄���� merupakan sisi miring dari segitiga siku-siku 𝐸𝐸𝑅𝑅𝑄𝑄. Oleh karena itu,

𝑅𝑅𝑄𝑄 = �𝐸𝐸𝑅𝑅2 + 𝐸𝐸𝑄𝑄2

= �12 + �2√2�2

= √1 + 8

= √9 = 3

Sehingga diperoleh 𝑅𝑅𝑄𝑄 = 3. Menentukan Panjang 𝑷𝑷𝑸𝑸���� 𝑃𝑃𝑄𝑄���� merupakan sisi miring dari segitiga siku-siku 𝑃𝑃𝐸𝐸𝑄𝑄. Sehingga sebelum menentukan 𝑃𝑃𝑄𝑄, kita tentukan terlebih dahulu 𝑃𝑃𝐸𝐸. Panjang 𝑃𝑃𝐸𝐸���� dapat ditentukan dengan menggunakan teorema Pythagoras pada segitiga siku-siku 𝑃𝑃𝐴𝐴𝐸𝐸.

𝑃𝑃𝐸𝐸 = �𝑃𝑃𝐴𝐴2 + 𝐴𝐴𝐸𝐸2

= οΏ½12 + 22

= √1 + 4

= √5

Selanjutnya kita tentukan 𝑃𝑃𝑄𝑄 dengan menggunakan segitiga siku-siku 𝑃𝑃𝐸𝐸𝑄𝑄.

𝑃𝑃𝑄𝑄 = �𝑃𝑃𝐸𝐸2 + 𝐸𝐸𝑄𝑄2

= �√52

+ 22

= √5 + 4

= √9 = 3

Diperoleh 𝑃𝑃𝑄𝑄 = 3

Menentukan Jarak 𝑸𝑸 dengan 𝑷𝑷𝑷𝑷���� Untuk menentukan jarak 𝑄𝑄 ke 𝑃𝑃𝑅𝑅����, perhatikan segitiga 𝑃𝑃𝑄𝑄𝑅𝑅. Sebelumnya kita memperoleh 𝑃𝑃𝑅𝑅 = 3√2, 𝑅𝑅𝑄𝑄 = 3, dan 𝑃𝑃𝑄𝑄 = 3. Sehingga segitiga tersebut merupakan segitiga sama kaki. Perhatikan gambar segitiga 𝑃𝑃𝑄𝑄𝑅𝑅 berikut.

Karena 𝑃𝑃𝑄𝑄𝑅𝑅 segitiga sama kaki, maka garis yang melewati 𝑄𝑄 dan tegak lurus dengan 𝑃𝑃𝑅𝑅���� membagi 𝑃𝑃𝑅𝑅���� menjadi 2 bagian yang sama. Sehingga,

𝑑𝑑 = �𝑃𝑃𝑄𝑄2 βˆ’ 𝑃𝑃𝑃𝑃2

= οΏ½32 βˆ’ οΏ½32√

2οΏ½2

= οΏ½9 βˆ’92

= οΏ½92

=3√2

=32√

2

Jadi, jarak titik 𝑄𝑄 ke ruas garis 𝑃𝑃𝑅𝑅 adalah 3 2οΏ½ √2. Jawaban D.

5. Jika 𝐿𝐿(π‘Žπ‘Ž) adalah luas daerah yang dibatasi oleh sumbu 𝑋𝑋 dan parabola 𝑦𝑦 =2π‘Žπ‘Žπ‘₯π‘₯ βˆ’ π‘₯π‘₯2, 0 < π‘Žπ‘Ž < 1, maka peluang nilai π‘Žπ‘Ž sehingga 𝐿𝐿(π‘Žπ‘Ž) ≀ 9

16οΏ½ adalah …

Perhatikan bahwa: 𝑦𝑦 = 2π‘Žπ‘Žπ‘₯π‘₯ βˆ’ π‘₯π‘₯2 = π‘₯π‘₯(2π‘Žπ‘Ž βˆ’ π‘₯π‘₯). Sehingga grafik fungsi kuadrat tersebut terbuka ke bawah dan memotong sumbu 𝑋𝑋 di π‘₯π‘₯ = 0 dan π‘₯π‘₯ = 2π‘Žπ‘Ž, yang terletak di antara π‘₯π‘₯ = 0 dan π‘₯π‘₯ = 2. Sehingga luas yang dibatasi oleh parabola tersebut dengan sumbu 𝑋𝑋 adalah,

𝐿𝐿(π‘Žπ‘Ž)

≀ οΏ½ 2π‘Žπ‘Žπ‘₯π‘₯ βˆ’ π‘₯π‘₯22π‘Žπ‘Ž

0𝑑𝑑π‘₯π‘₯

⟺ 916

≀ οΏ½π‘Žπ‘Žπ‘₯π‘₯2 βˆ’13π‘₯π‘₯3οΏ½

0

2π‘Žπ‘Ž

⟺ 916

≀ οΏ½π‘Žπ‘Ž(2π‘Žπ‘Ž)2 βˆ’13

(2π‘Žπ‘Ž)3οΏ½ βˆ’ οΏ½π‘Žπ‘Ž(0)2 βˆ’13

(0)3οΏ½

⟺ 916

≀ 4π‘Žπ‘Ž3 βˆ’83π‘Žπ‘Ž3

⟺ 916

≀43π‘Žπ‘Ž3

⟺ 0 ≀43π‘Žπ‘Ž3 βˆ’

916

⟺ 0 ≀ 64π‘Žπ‘Ž3 βˆ’ 27

Untuk menentukan nilai π‘Žπ‘Ž, kita selesaikan persamaan 64π‘Žπ‘Ž3 βˆ’ 27 = 0 terlebih dahulu.

64π‘Žπ‘Ž3 βˆ’ 27 = 0

⟺ (4π‘Žπ‘Ž)3 βˆ’ 33 = 0

⟺ (4π‘Žπ‘Ž βˆ’ 3)((4π‘Žπ‘Ž)2 + 4π‘Žπ‘Ž βˆ™ 3 + 32) = 0

⟺ (4π‘Žπ‘Ž βˆ’ 3)(16π‘Žπ‘Ž2 + 12π‘Žπ‘Ž + 9) = 0

Sehingga, selesaian dari persamaan tersebut adalah π‘Žπ‘Ž = 34οΏ½ . Selanjutnya kita

lakukan uji titik untuk menentukan tanda dari 𝐿𝐿(π‘Žπ‘Ž).

π‘Žπ‘Ž =14⟹ 𝐿𝐿(π‘Žπ‘Ž) = 64 οΏ½

14οΏ½

3

βˆ’ 27 = βˆ’26 < 0

π‘Žπ‘Ž =56⟹ 𝐿𝐿(π‘Žπ‘Ž) = 64 οΏ½

56οΏ½

3

βˆ’ 27 = 101

27β‰₯ 0

Sehingga tanda dari 𝐿𝐿(π‘Žπ‘Ž) dapat digambarkan sebagai berikut.

Jadi peluang 𝐿𝐿(π‘Žπ‘Ž) β‰₯ 0 adalah

𝑃𝑃(𝐴𝐴) =1 βˆ’ 3

41 βˆ’ 0

=14

Jawaban E. 6. Diketahui 𝐴𝐴(3, 0, 0), 𝐴𝐴(0,βˆ’3, 0), dan 𝐴𝐴(0, 0, 6). Panjang vektor proyeksi 𝐴𝐴𝐴𝐴�����⃗ ke

vektor 𝐴𝐴𝐴𝐴�����⃗ adalah … Misalkan vektor proyeksi 𝐴𝐴𝐴𝐴�����⃗ ke vektor 𝐴𝐴𝐴𝐴�����⃗ adalah 𝑐𝑐, panjang 𝑐𝑐 dapat ditentukan dengan rumus:

𝑐𝑐 =𝐴𝐴𝐴𝐴�����⃗ βˆ™ 𝐴𝐴𝐴𝐴�����⃗

�𝐴𝐴𝐴𝐴�����⃗ οΏ½

Untuk itu, kita tentukan 𝐴𝐴𝐴𝐴�����⃗ , 𝐴𝐴𝐴𝐴�����⃗ , dan �𝐴𝐴𝐴𝐴�����⃗ οΏ½ terlebih dahulu.

𝐴𝐴𝐴𝐴�����⃗ = (0 βˆ’ 3, 0 βˆ’ 0, 6 βˆ’ 0) = (βˆ’3, 0, 6) 𝐴𝐴𝐴𝐴�����⃗ = (0 βˆ’ 3,βˆ’3 βˆ’ 0, 0 βˆ’ 0) = (βˆ’3,βˆ’3, 0)

�𝐴𝐴𝐴𝐴�����⃗ οΏ½ = οΏ½(βˆ’3)2 + (βˆ’3)2 + 02 = √9 + 9 = √18 = 3√2 Sehingga,

𝑐𝑐 =(βˆ’3 βˆ™ βˆ’3) + (0 βˆ™ βˆ’3) + (6 βˆ™ 0)

3√2=

93√2

=3√2

2

Jawaban C 7. Jika sin𝛼𝛼 + sin𝛽𝛽 = √2𝐴𝐴 dan cos𝛼𝛼 + cos𝛽𝛽 = √2𝐴𝐴, maka cos(𝛼𝛼 βˆ’ 𝛽𝛽) = β‹―

Perhatikan bahwa, (sin𝛼𝛼 + sin𝛽𝛽)2 = sin2 𝛼𝛼 + 2 sin𝛼𝛼 sin𝛽𝛽 + sin2 𝛽𝛽 (cos𝛼𝛼 + cos𝛽𝛽)2 = cos2 𝛼𝛼 + 2 cos𝛼𝛼 cos𝛽𝛽 + cos2 𝛽𝛽

Karena sin2 𝛼𝛼 + cos2 𝛼𝛼 = 1, sin2 𝛽𝛽 + cos2 𝛽𝛽 = 1, dan 2 sin𝛼𝛼 sin𝛽𝛽 + 2 cos𝛼𝛼 cos𝛽𝛽 = 2(sin𝛼𝛼 sin𝛽𝛽 + cos𝛼𝛼 cos𝛽𝛽) = 2 cos(𝛼𝛼 βˆ’ 𝛽𝛽)

Maka,

(sin𝛼𝛼 + sin𝛽𝛽)2 + (cos𝛼𝛼 + cos𝛽𝛽)2 = 1 + 2 cos(𝛼𝛼 βˆ’ 𝛽𝛽) + 1

⟺ √2𝐴𝐴2

+ √2𝐴𝐴2 = 2 + 2 cos(𝛼𝛼 βˆ’ 𝛽𝛽)

⟺ 2𝐴𝐴 + 2𝐴𝐴 = 2 + 2 cos(𝛼𝛼 βˆ’ 𝛽𝛽)

⟺ 2 cos(𝛼𝛼 βˆ’ 𝛽𝛽) = 2𝐴𝐴 + 2𝐴𝐴 βˆ’ 2

⟺ cos(𝛼𝛼 βˆ’ 𝛽𝛽) = 𝐴𝐴 + 𝐴𝐴 βˆ’ 1

Jawaban A. 8. Transformasi 𝑇𝑇 merupakan pencerminan terhadap garis 𝑦𝑦 = 4π‘₯π‘₯ dilanjutkan

pencerminan terhadap garis 𝑦𝑦 = βˆ’π‘₯π‘₯ 4οΏ½ . Matriks penyajian 𝑇𝑇 adalah … Transformasi sembarang titik oleh tranformasi 𝑇𝑇 sama dengan pencerminan titik tersebut terhadap titik (0, 0), karena 𝑦𝑦 = 4π‘₯π‘₯ dan 𝑦𝑦 = βˆ’π‘₯π‘₯ 4οΏ½ saling tegak lurus dan berpotongan di (0, 0). Sehingga,

𝑇𝑇 = οΏ½βˆ’1 00 βˆ’1οΏ½

Jawaban E. 9. Diketahui 𝐸𝐸(π‘₯π‘₯) = 𝑏𝑏π‘₯π‘₯3 βˆ’ 3(1 + π‘Žπ‘Ž)π‘₯π‘₯2 βˆ’ 3π‘₯π‘₯. Jika 𝐸𝐸′′(π‘₯π‘₯) habis dibagi π‘₯π‘₯ βˆ’ 1, maka

kurva 𝑦𝑦 = 𝐸𝐸(π‘₯π‘₯) tidak mempunyai titik ekstrim lokal jika … Diketahui bahwa 𝐸𝐸′′(π‘₯π‘₯) habis dibagi π‘₯π‘₯ βˆ’ 1. Sekarang kita tentukan turunan kedua fungsi 𝐸𝐸 tersebut.

𝐸𝐸′(π‘₯π‘₯) = 3𝑏𝑏π‘₯π‘₯2 βˆ’ 6(1 + π‘Žπ‘Ž)π‘₯π‘₯ βˆ’ 3 𝐸𝐸′′(π‘₯π‘₯) = 6𝑏𝑏π‘₯π‘₯ βˆ’ 6(1 + π‘Žπ‘Ž)

𝐸𝐸′′(π‘₯π‘₯) habis dibagi π‘₯π‘₯ βˆ’ 1 artinya 𝐸𝐸′′(1) = 0. Sehingga,

𝐸𝐸′′(1) = 0

⟺ 6𝑏𝑏 βˆ™ 1 βˆ’ 6(1 + π‘Žπ‘Ž) = 0

⟺ 6𝑏𝑏 βˆ’ 6 βˆ’ 6π‘Žπ‘Ž = 0

⟺ 6π‘Žπ‘Ž = 6𝑏𝑏 βˆ’ 6

⟺ π‘Žπ‘Ž = 𝑏𝑏 βˆ’ 1

Dengan mensubstitusi π‘Žπ‘Ž = 𝑏𝑏 βˆ’ 1 ke persamaan fungsi, diperoleh 𝐸𝐸(π‘₯π‘₯) = 𝑏𝑏π‘₯π‘₯3 βˆ’ 3𝑏𝑏π‘₯π‘₯2 βˆ’ 3π‘₯π‘₯

Kurva 𝑦𝑦 = 𝐸𝐸(π‘₯π‘₯) tidak mempunyai titik ekstrim lokal jika turunan pertamanya hanya memiliki paling banyak 1 akar.

𝐸𝐸′(π‘₯π‘₯) = 0

⟺ 3𝑏𝑏π‘₯π‘₯2 βˆ’ 6𝑏𝑏π‘₯π‘₯ βˆ’ 3 = 0

Sehingga akar dari turunan pertama 𝐸𝐸 paling banyak 1, maka 𝐷𝐷 ≀ 0.

𝐷𝐷 ≀ 0

⟺ (βˆ’6𝑏𝑏)2 βˆ’ 4 βˆ™ 3𝑏𝑏 βˆ™ (βˆ’3) ≀ 0

⟺ 36𝑏𝑏2 + 36𝑏𝑏 ≀ 0

⟺ 𝑏𝑏2 + 𝑏𝑏 ≀ 0

⟺ 𝑏𝑏(𝑏𝑏 + 1) ≀ 0

Sehingga, βˆ’1 ≀ 𝑏𝑏 ≀ 0. Jawaban B.

10. Banyak bilangan ratusan dengan bilangan pertama dan terakhir mempunyai selisih 3 dan tidak ada angka yang sama adalah … Bilangan-bilangan yang memiliki selisih 3 adalah 0 dan 3, 1 dan 4, 2 dan 5, 3 dan 6, 4 dan 7, 5 dan 8, 6 dan 9, serta kebalikannya kecuali 0 dan 3. Sehingga banyaknya bilangan yang memiliki selisih 3 adalah 13.

Bilangan ratusan terdiri dari 3 bilangan, maka banyaknya kemungkinan bilangan kedua adalah 10 – 2 = 8. Sehingga, banyaknya kemungkinan bilangan ratusan yang memenuhi syarat tersebut adalah 13 Γ— 8 = 104.

Jawaban – 11. Luas daerah yang dibatasi oleh kurva 𝑦𝑦 = 2 βˆ’ π‘₯π‘₯2 dan 𝑦𝑦 = |π‘₯π‘₯| adalah …

Perhatikan bahwa, Fungsi 𝑦𝑦 = |π‘₯π‘₯| dapat juga didefinisikan sebagai berikut:

𝑦𝑦 = οΏ½βˆ’π‘₯π‘₯, π‘₯π‘₯ < 0π‘₯π‘₯, π‘₯π‘₯ β‰₯ 0

Sehingga kita tentukan terlebih dahulu titik perpotongan antara grafik fungsi 𝑦𝑦 = 2 βˆ’ π‘₯π‘₯2 dan 𝑦𝑦 = |π‘₯π‘₯|. Titik potong pertama, untuk 𝒙𝒙 < 𝟎𝟎 Titik potongnya dapat ditentukan dengan mensubstitusikan persamaan 𝑦𝑦 di kedua fungsi tersebut.

2 βˆ’ π‘₯π‘₯2 = βˆ’π‘₯π‘₯

⟺ π‘₯π‘₯2 βˆ’ π‘₯π‘₯ βˆ’ 2 = 0

⟺ (π‘₯π‘₯ βˆ’ 2)(π‘₯π‘₯ + 1) = 0

Diperoleh π‘₯π‘₯ = 2 atau π‘₯π‘₯ = βˆ’1. Karena π‘₯π‘₯ < 0, kita pilih π‘₯π‘₯ = βˆ’1 Titik potong kedua, untuk 𝒙𝒙 β‰₯ 𝟎𝟎 Sama seperti sebelumnya, titik potongnya dapat ditentukan dengan mensubstitusikan persamaan 𝑦𝑦 di kedua fungsi tersebut.

2 βˆ’ π‘₯π‘₯2 = π‘₯π‘₯

⟺ π‘₯π‘₯2 + π‘₯π‘₯ βˆ’ 2 = 0

⟺ (π‘₯π‘₯ + 2)(π‘₯π‘₯ βˆ’ 1) = 0

Diperoleh π‘₯π‘₯ = βˆ’2 atau π‘₯π‘₯ = 1. Karena π‘₯π‘₯ β‰₯ 0, kita pilih π‘₯π‘₯ = 1 Menentukan luas Selanjutnya kita tentukan luasnya.

𝐿𝐿 = οΏ½2 βˆ’ π‘₯π‘₯2 βˆ’ (βˆ’π‘₯π‘₯)0

βˆ’1

𝑑𝑑π‘₯π‘₯ + οΏ½ 2 βˆ’ π‘₯π‘₯2 βˆ’ π‘₯π‘₯1

0

𝑑𝑑π‘₯π‘₯

⟺ = 2 οΏ½βˆ’π‘₯π‘₯2 + π‘₯π‘₯ + 20

βˆ’1

𝑑𝑑π‘₯π‘₯

Jawaban A. 12. ∫4 sin2 π‘₯π‘₯ cos2 π‘₯π‘₯ 𝑑𝑑π‘₯π‘₯ = β‹―

Perhatikan bahwa 2 sin π‘₯π‘₯ cos π‘₯π‘₯ = sin 2π‘₯π‘₯, maka

οΏ½ 4 sin2 π‘₯π‘₯ cos2 π‘₯π‘₯ 𝑑𝑑π‘₯π‘₯ = οΏ½(2 sin π‘₯π‘₯ cos π‘₯π‘₯)2𝑑𝑑π‘₯π‘₯

= οΏ½ sin2 2π‘₯π‘₯ 𝑑𝑑π‘₯π‘₯

= οΏ½1 βˆ’ cos 4π‘₯π‘₯

2𝑑𝑑π‘₯π‘₯

=12π‘₯π‘₯ βˆ’

18

sin 4π‘₯π‘₯ + 𝐴𝐴

Jawaban B 13. Diketahui 𝑓𝑓(π‘₯π‘₯) = 1

3οΏ½ π‘₯π‘₯3 + π‘₯π‘₯2 βˆ’ 3π‘₯π‘₯ + 13. Jika 𝑔𝑔(π‘₯π‘₯) = 𝑓𝑓(1 βˆ’ π‘₯π‘₯), maka kurva 𝑔𝑔 naik pada selang … Pertama, kita tentukan fungsi 𝑔𝑔.

𝑔𝑔(π‘₯π‘₯) = 𝑓𝑓(1 βˆ’ π‘₯π‘₯)

= 13οΏ½ (1 βˆ’ π‘₯π‘₯)3 + (1 βˆ’ π‘₯π‘₯)2 βˆ’ 3(1 βˆ’ π‘₯π‘₯) + 13

= 13οΏ½ (1 βˆ’ 3π‘₯π‘₯ + 3π‘₯π‘₯2 βˆ’ π‘₯π‘₯3) + 1 βˆ’ 2π‘₯π‘₯ + π‘₯π‘₯2 βˆ’ 3 + 3π‘₯π‘₯ + 13

= βˆ’13π‘₯π‘₯3 + 2π‘₯π‘₯2 +

343

Kurva naik ketika turunan pertamanya lebih dari atau sama dengan 0.

𝑔𝑔′(π‘₯π‘₯) β‰₯ 0

⟺ βˆ’π‘₯π‘₯2 + 4π‘₯π‘₯ β‰₯ 0

⟺ π‘₯π‘₯(4 βˆ’ π‘₯π‘₯) β‰₯ 0

Sehingga, 0 ≀ π‘₯π‘₯ ≀ 4. Jawaban D.

14. limπ‘₯π‘₯β†’0

π‘₯π‘₯ tanπ‘₯π‘₯π‘₯π‘₯ sinπ‘₯π‘₯βˆ’cosπ‘₯π‘₯+1

= β‹―

Limit dari soal tersebut dapat ditentukan sebagai berikut

limπ‘₯π‘₯β†’0

π‘₯π‘₯ tan π‘₯π‘₯π‘₯π‘₯ sin π‘₯π‘₯ βˆ’ cos π‘₯π‘₯ + 1

= limπ‘₯π‘₯β†’π‘œπ‘œ

π‘₯π‘₯ tan π‘₯π‘₯π‘₯π‘₯2

π‘₯π‘₯ sin π‘₯π‘₯π‘₯π‘₯2 βˆ’ οΏ½cos π‘₯π‘₯ βˆ’ 1

π‘₯π‘₯2 οΏ½

= limπ‘₯π‘₯β†’π‘œπ‘œ

tan π‘₯π‘₯π‘₯π‘₯

sin π‘₯π‘₯π‘₯π‘₯ βˆ’ οΏ½cos π‘₯π‘₯ βˆ’ 1

π‘₯π‘₯2 οΏ½

= lim

π‘₯π‘₯β†’π‘œπ‘œ

tan π‘₯π‘₯π‘₯π‘₯

sin π‘₯π‘₯π‘₯π‘₯ βˆ’ οΏ½

βˆ’2 sin2 12 π‘₯π‘₯

π‘₯π‘₯2 οΏ½

= limπ‘₯π‘₯β†’π‘œπ‘œ

1

1 +12 βˆ™

12 βˆ™ 2 sin 1

2 π‘₯π‘₯ sin 12 π‘₯π‘₯

12 π‘₯π‘₯ βˆ™

12 π‘₯π‘₯

=

1

1 + 12 βˆ™

12

=

1

1 + 14

=1

32οΏ½

=23

Jawaban D. 15. Jika π‘₯π‘₯4 + (π‘Žπ‘Ž βˆ’ 10)π‘₯π‘₯3 + 𝑏𝑏π‘₯π‘₯2 + 24π‘₯π‘₯ βˆ’ 15 = 𝑓𝑓(π‘₯π‘₯)(π‘₯π‘₯ βˆ’ 1) dengan 𝑓𝑓(π‘₯π‘₯) habis

dibagi π‘₯π‘₯ βˆ’ 1, maka nilai π‘Žπ‘Ž adalah … Diketahui π‘₯π‘₯4 + (π‘Žπ‘Ž βˆ’ 10)π‘₯π‘₯3 + 𝑏𝑏π‘₯π‘₯2 + 24π‘₯π‘₯ βˆ’ 15 = 𝑓𝑓(π‘₯π‘₯)(π‘₯π‘₯ βˆ’ 1) dan 𝑓𝑓(π‘₯π‘₯) habis dibagi π‘₯π‘₯ βˆ’ 1, artinya π‘₯π‘₯4 + (π‘Žπ‘Ž βˆ’ 10)π‘₯π‘₯3 + 𝑏𝑏π‘₯π‘₯2 + 24π‘₯π‘₯ βˆ’ 15 habis dibagi (π‘₯π‘₯ βˆ’ 1)(π‘₯π‘₯ βˆ’ 1). Dengan menggunakan cara Horner kita dapat memperoleh,

Sehingga,

π‘Žπ‘Ž + 𝑏𝑏 = 0 ⟺ 𝑏𝑏 = βˆ’π‘Žπ‘Ž … (1) 3π‘Žπ‘Ž + 2𝑏𝑏 βˆ’ 2 = 0 …(2)

Dengan mensubstitusikan persamaan (1) ke persamaan (2), kita peroleh

3π‘Žπ‘Ž βˆ’ 2π‘Žπ‘Ž βˆ’ 2 = 0

⟺ π‘Žπ‘Ž βˆ’ 2 = 0

⟺ π‘Žπ‘Ž = 2

Jawaban D.

### Semoga bermanfaat, yos3prens ###