8
PEMBAHASAN Percobaan kali ini akan menentukan viskositas dari sampel yaitu tragakan yang akan dibuat dalam bentuk cairan dengan menggunakan viskometer Brookfield dan viskotester Rion. Hal pertama yang dilakukan adalah membuat cairan tragakan. Tragakan sebelumnya harus dikembangkan terlebih dahulu agar dapat diperoleh viskositas atau kekentalannya. Tragakan dibuat dalam dua variasi konsentrasi yaitu 0,5% dan 1% b/v. Sampel tragakan masing-masing dibuat dalam aquadest 600ml. Untuk membuat tragakan 0,5% b/v dalam 600 ml, jumlah tragakan yang ditimbang adalah 3 gram, dan untuk membuat tragakan 1% b/v dalam 600 ml, jumlah tragakan yang ditimbang adalah 6 gram. Alat yang telah disiapkan, digunakan untuk membuat sampel tragakan. Mortir dan stamper di siapkan. Sebelumnya ke dalam mortir yang bersih dan kering ditambahkan sedikit tragakan untuk melapisi dasar mortir agar sampel tragakan yang akan digerus nanti jumlahnya tidak berkurang karena mengisi pori-pori mortir. Tragakan yang telah ditimbang dimasukan ke dalam mortir utuk digerus agar tragakan lebih halus dan dapat lebih cepat mengabsorpsi air, setelah digerus kemudian disisihkan. Selanjutnya, 600 ml aquades yang telah disiapkan dituang ke dalam mortir setelah itu tragakan yang telah ditimbang ditaburkan ke permukaan air dalam mortir. Hal ini

pembahasan viskositas

Embed Size (px)

Citation preview

PEMBAHASAN

Percobaan kali ini akan menentukan viskositas dari sampel yaitu tragakan yang

akan dibuat dalam bentuk cairan dengan menggunakan viskometer Brookfield dan

viskotester Rion.

Hal pertama yang dilakukan adalah membuat cairan tragakan. Tragakan

sebelumnya harus dikembangkan terlebih dahulu agar dapat diperoleh viskositas atau

kekentalannya. Tragakan dibuat dalam dua variasi konsentrasi yaitu 0,5% dan 1% b/v.

Sampel tragakan masing-masing dibuat dalam aquadest 600ml. Untuk membuat tragakan

0,5% b/v dalam 600 ml, jumlah tragakan yang ditimbang adalah 3 gram, dan untuk

membuat tragakan 1% b/v dalam 600 ml, jumlah tragakan yang ditimbang adalah 6 gram.

Alat yang telah disiapkan, digunakan untuk membuat sampel tragakan. Mortir dan

stamper di siapkan. Sebelumnya ke dalam mortir yang bersih dan kering ditambahkan

sedikit tragakan untuk melapisi dasar mortir agar sampel tragakan yang akan digerus

nanti jumlahnya tidak berkurang karena mengisi pori-pori mortir.

Tragakan yang telah ditimbang dimasukan ke dalam mortir utuk digerus agar

tragakan lebih halus dan dapat lebih cepat mengabsorpsi air, setelah digerus kemudian

disisihkan. Selanjutnya, 600 ml aquades yang telah disiapkan dituang ke dalam mortir

setelah itu tragakan yang telah ditimbang ditaburkan ke permukaan air dalam mortir. Hal

ini dilakukan agar tragakan dapat mengembang lebih sempurna dengan terlebih dahulu

menyerap air dibandingkan dengan menuangkan air langsung ke dalam tragakan.

Ditunggu beberapa saat hingga serbuk-serbuk tragakan terlihat telah menyerap air.

Setelah itu dihomogenkan dengan di gerus hingga tragakan mengembang. Hal ini

dilakukan agar viskositas atau kekentalan di setiap bagian yang ada dalam sampel

tragakan homogen atau sama.

Setelah homogen, masing-masing sampel (tragakan 0,5% dan 1%) dimasukan ke

dalam gelas ukur 600 ml untuk ditentukan viskositasnya menggunakan viskometer

Brookfield dan viskotester Rion.

Dalam menentukan viskositas menggunakan viskometer Brookfield ini, ada

beberapa hal yang sebelumnya harus ditentukan, diantaranya adalah kecepatan yang akan

digunakan dan pemilihan spindel yang sesuai.

Dalam percobaan kali ini, kecepatan yang akan digunakan adalah 3;6;12;30;dan

60 serta spindel yang dipilih adalah spindel no.3 dan no.4. Pemilihan spindel ini

didasarkan pada asumsi bahwa spindel tersebut berada dalam range tengah karena jenis

spindel ada dari no.1 sampai no.7. Dengan asumsi tersebut diharapkan range

viskositasnya dapat terukur.

Setelah menentukan kecepatan dan spindel yang akan digunakan, selanjutnya

adalah memasang spindel dan menghubungkan viskometer pada saklar. Atur kecepatan

yang diinginkan kemudian kalibrasi alat tersebut dengan memutar spindel agar jarum

skala berada pada angka 0. Skala harus selalu menunjuk angka 0 terlebih dahulu setiap

pemindahan kecepatan yang akan digunakan. Spindel harus berada dalam cairan pada

batas tertentu yaitu hingga pertengahan batas spindel agar ukuran viskositasnya bisa

sesuai. Setelah dipastikan jarum skala berada di angka 0 dan spindel telah tercelup

sempurna, nyalakan viskometer dengan menggerakan tombol on dan tunggu hingga

penunjuk skala stabil kemudian dibaca skalany.

Pengukuran yang baik adalah ketika putarannya berada diatas 10 dan dibawah

100. Semakin dekat pengukurannya dengan 100 maka hasil pengukuran yang didapat

semakin baik karena putaran yang dilakukan adalah maksimal. Namun ketika pengukuran

berada di bawah 10 maka putaran yang dilakukan kurang efektif dalam artian kurang

membertikan gambaran. Ketika putaran berada pada kecepatan diatas 100 maka sistem

sudah tidak seimbang karena gerakannya menjadi kurang terkendali dan tidak baik untuk

diukur.

Wadah yang digunakan pada pengukuran viskositas dengan menggunakan metode

Brookfield adalah beaker glass 600 ml agar spindel yang berputar untuk pengukuran

tidak terkena pada dinding maupun dasar tabung sehingga pengukurannya akurat, artinya

viskositas yang terukur adalah harga viskositas sebenarnya, tidak dipengaruhi oleh gaya

gesekan antara spindel dengan wadah cairan.

Setelah terbaca skalanya, kemudian ditentukan viskositasnya dengan mengalikan

hasil pembacaan skala dengan faktor yang telah ada pada tabel sesuai dengan spindel dan

kecepatan yang digunakan.

Selanjutnya adalah menentukan viskositas sampel dengan viskotester Rion.

Dalam menentukan viskositas dengan viskotester Rion, rotor yang akan digunakan harus

sesuai dengan viskositas sampel dan ukuran tempat sampel pun berubah sesuai dengan

rotor yang digunakan.

Jenis rotornya ada 3 yaitu dibagi berdasarkan rentang ukuran viskositasnya :

Rotor no.3 : 0,3-13 dPa.s (dengan cup no.3,,kurang lebih 170ml)

Rotor no.1 : 3-150 dPa.s (dengan wadah sampel beaker 400-500ml)

Rotor no.2 : 100-4000 dPa.s (dengan wadah sampel beaker 400-500ml)

Pada percobaan kali ini, semua rotor dicoba digunakan untuk

membandingkannya. Urutan penggunaan rotor adalah dari rotor no.3 kemudian no.1

selanjutnya no.2. hal ini dilakukan dari rentang viskositas terendah agar skala yang

terbaca dapat lebih jelas dan dapat lebih ditentukan.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan viskotester rion

ini antara lain adalah wadah sampel sesuai dengan rotor yang digunakan. Jika

menggunakan rotor no.3 wadah sampel menggunakan cup no.3, jika menggunkan rotor

no.2 dan no.1, wadah sampel dapat menggunakan beaker glas 600ml. Selain itu juga,

bagian alat tempat melihat hasil harus dalam keadaan datar dan hal ini dapat dilihat

dengan memperhatikan indikator air yang berada pada bagian atas alat. Gelembung udara

pada airnya harus berada di tengah dan hal ini menunjukan bahwa pengukuran yang

dilakukan adalah tegak lurus . Selain itu pengukuran yang dilakukan pada cairan harus

berada pada suhu kamar karena suhu yang tinggi akan menurunkan viskositas. Ikatan

antar partikel akan menjadi lebih renggang ketika suhu dari cairan meningkat. Hal inilah

yang menyebabkan viskositasnya menurun.

Dari hasil percobaan, data yang diperoleh tidak konstan. Data yang diperoleh dari

alat penentu viskositas viskometer brookfield, pada tragakan 0,5% dengan spindel no.3,

menunjukan nilai viskositas yang tidak stabil, data yang diperoleh naik turun. Pada

penentuan viskositas dengan viskositas brookfiel pada tragakan 0,5% dengan spindel 4

dan tragakan 1% dengan spindel 3 dan 4, data yang diperoleh, nilai viskositasnya

cenderung turun seiring dengan meningkatnya kecepatan rpm.

Menurut teori, jika sistem termasuk aliran newton seharusnya semakin tinggi rpm

yang digunakan maka nilai viskositas pun semakin besar, hal ini dikarenakan semakin

tinggi nilai viskositas, maka energi yang dibutuhkan untuk memutar spindel semakin

besar dan kecepatan yang digunakan pun membutuhkan energi yang besar, jadi

seharusnya niali viskositasnya pun semakin besar.

Namun dari data yang diperoleh, semakin besar rpm, nilai viskositas cenderung

menurun, berarti sistem alirannya bukan aliran Newton melainkan termasuk aliran non

Newton. Dilihat dari data grafik dan sampel yang digunakan, jenis alirannya merupakan

aliran pseudoplastis karena aliran pseudoplastis ditunjukkan oleh beberapa bahan farmasi

yaitu gom alam dan sisntesis seperti dispersi cair dari tragacanth, natrium alginat, metil

selulosa, dan natrium karboksimetil selulosa.

Viskositas aliran pseudoplastis akan berkurang dengan meningkatnya rate of

shear (laju geser/kecepatan). Rheogram lengkung untuk bahan-bahan pseudoplastis ini

disebabkan adanya aksi shearing terhadap molekul-molekul polimer (atau suatu bahan

berantai panjang). Dengan meningkatnya shearing stress, molekul-molekul yang secara

normal tidak beraturan, mulai menyusun sumbu yang panjang dalam arah aliran.

Pengarahan ini mengurangi tahanan dari dalam bahan tersebut dan mengakibatkan rate of

shear yang lebih besar pada tiap shearing stress berikutnya.

Penentuan viskositas dengan menggunakan viskotester rion, yang dapat diamati

adalah perbedaan kekentalan atau viskositas berdasarkan konsentrasi sampel. Dari hasil

percobaan diperoleh nilai viskositas tragakan 0,5% adalah 0,15 dan nilai viskositas

tragakan 1 % adalah 0,2.

Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa konsentrasi tragakan yang lebih tinggi

mempunyai nilai viskositas yang lebih tinggi juga. Hal ini disebabkan karena sampel

yang konsentrasinya lebih tinggi mengandung tragakan yang lebih banyak sehingga

kekentalan atau viskositasnya akan meningkat.

Dari percobaan kali ini, jika kita membandingkan kedua alat pengukur viskositas

tersebut yaitu viskometer brookfield dan viskotester rion, masing-masing alat tersebut

mempunyai kelebihan dan kekuranganya.

Untuk viskometer brookfield, alat tersebut lebih detail dan efektif karena dapat

menggambarkan jenis aliran viskositasnya tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama

untuk menentukan nilai viskositasnya, selain itu juga hasil yang diperoleh dari alat

tersebut tidak langsung nilai viskositas, karena untuk menentukan nilai viskositasnya

masih harus dikalikan dengan faktor.

Untuk viskotester rion, alat ini lebih sederhana dan waktu yang dibutuhkan untuk

menentukan nilai viskositasnya lebih cepat, selain itu hasil yang diperoleh langsung

merupakan nilai viskositas sampel namun dengan viskotester rion ini kita hanya dapat

menentukan satu nilai viskositas saja, selain itu juga tidak dapat menentukan jenis

alirannya.

KESIMPULAN

1. Larutan uji (tragakan) dapat dibuat sesuai dengan konsentrasi tertentu yaitu 0,5% dan

1%

2. viskositas sampel tragakan dapat ditentukan dengan menggunakan viskometer

brookfield dan viskotester rion. Dengan menggunakan brookfield dapat disimpulkan

bahwa jenis aliran sample adalah aliran pseudoplastis dan dengan viskometer rion dapat

disimpulkan bahwa konsentrasi sampel yang lebih besar memiliki nilai viskositas yang

lebih tinggi dibandingkan dengan sampel yang memiliki konsentrasi lebih rendah.