5
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BATU BARA Disusun Oleh : Nama : WIDI KISNIANTORO NIM : K2513070 Smt./Kelas : IV / B Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Pembangkit Uap Yang Diampu Oleh Bapak Dr. Eng. N. Agung Pambudi, M.Eng.. JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK KEJURUAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jnl

Citation preview

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BATU BARA

Disusun Oleh :Nama: WIDI KISNIANTORONIM: K2513070Smt./Kelas: IV / B

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Pembangkit UapYang Diampu Oleh Bapak Dr. Eng. N. Agung Pambudi, M.Eng..

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK KEJURUANPENDIDIKAN TEKNIK MESINFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA2014

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BATU BARA

Prinsip kerja PLTU tenaga batubara sebagai berikut :Batubara dialirkan mengguankan conveyor (14) menuju ke penampung batubara dan selanjutnya masuk ke the pulverized fuel mill (16) untuk dihancurkan agar menjadi tepung batubara. Tepung batubara yang halus tersebut dicampur dengan udara panas (24) oleh forced draught fan (20) sehingga menjadi campuran udara panas dan bahan bakar (batu bara). Campuran udara panas dan batu bara disemprotkan kedalam boiler menggunakan tekanan yang tinggi hingga terbakar dengan cepat seperti semburan api.Pada proses pipa yang ada di dinding boiler dialiri air yang arahnya keatas agar air itu dapat dipanaskan hingga menjadi uap, dan uapnya dialirkan ke tabung boiler (17) untuk memisahkan uap dari air yang terbawa. Uap tadi kemudian mengalir ke superheater (19) untuk menaikkan temperatur dan tekanan uap, temperatur bisa mencapai 570C dan tekanan sekitar 200 bar yang bisa disebut uap lanjut/kering (dalam fase superrated vapor). Uap lanjut inilah yang digunakan sebagai sumber tenaga turbin tekanan tinggi (11). Turbin pada sistem ini memiliki 3 tingkatan. Didalam penyetelan turbian agar mencapai set point, dapat dilakukan dengan menyetel steam governor valve (10) secara manual maupun otomatis.Terjadi penggurangan secara drastis pada suhu dan tekanan uap yang keluar dari Turbin tekanan tinggi (11), sehingga untuk meningkatkan suhu dan tekanannya kembali uap lanjut dialirkan kembali ke boiler reheater (21). Setelah uap yang dipanaskan lagi itu digunakan sebagai penggerak turbin tingkat kedua atau turbin tekanan sedang (9), kemudian outputnya langsung digunakan untuk menggerakkan turbin tingkat 3 atau turbin tekanan rendah (6). Uap yang keluar dari turbin tingkat 3 mempunyai suhu sedikit diatas titik didih, sehingga perlu di alirkan ke condensor (8) agar menjadi air untuk dipanaskan ulang.Air tadi dipompa menggunakan feed pump (7) untuk mengalirkannya melalui deaerator (12) agar dapat dipanaskan ulang. Pemanasan mulanya ada di feed heater (13) yang panasnya bersumber dari high pressure set, selanjutnya menuju economiser (23) sebelum di kembalikan ke tabung boiler(17).Tahapan selanjutnya air pendingin dari condensor akan di semprotkan kedalam cooling tower (1), timbulnya asap air pada cooling tower disebabkan oleh penyemprotan air dari kondensor. Kemudian air yang sudah agak dingin dipompa balik ke condensor sebagai air pendingin ulang.Ketiga turbin di gabung dengan shaft yang sama dengan generator 3 phase (5), Generator ini kemudian membangkitkan listrik tegangan menengah ( 20-25 kV), dengan menggunakan transformer 3 phase (4), tegangan dinaikkan menjadi tegangan tinggi berkisar 150-500 kV yang kemudian dialirkan ke sistem transmisi 3 phase. Kipas pengisap(26) akan menghisap gas buang dari boiler agar melewati electrostatic precipitator (25) untuk mengurangi polusi dan kemudian gas yang sudah disaring akan dibuang melalui cerobong (27).Pada penjelasan sistem PLTU diatas termasuk kedalam sistem tertutup karena menggunakan kembali uap yang telah dibuang untuk dijadikan air kembali lalu di panaskan ulang.Sumber :https://www.academia.eduhttps://www.youtube.com