3
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi, YES or NO? 0 1 Selasa, 11 Agustus 2015 Kebutuhan listrik Indonesia makin hari makin meningkat, konsumsi listrik selama triwulan pertama 2015 mencapai 48,04 TWh atau tumbuh 2,64 persen dibandingkan periode Januari hingga Maret 2014 yang tercatat 46,81 TWh. Pertumbuhan listrik sebesar 2,64 persen tersebut memang lebih rendah dibandingkan periode triwulan pertama 2014 terhadap triwulan pertama 2013 yang tumbuh hingga 7,58 persen. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa kebutuhan Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya. Untuk mengatasi kenaikan kebutuhan listrik Indonesia pemerintah mencoba untuk menambah pembangkit listrik dengan energi yang terbarukan seperti panas bumi (geothermal). Geothermal adalah energi yang dihasilkan dari interaksi panas batuan dengan air yang mengalir disekitarnya. Interaksi ini menghasilkan uap atau air panas yang dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik. Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy (PGE), Rony Gunawan, mengatakan Indonesia memiliki potesi yang luar biasa untuk mengembangkan energi geothermal untuk menjawab kebutuhan energi nasional dan dunia karena Indonesia mempunyai 40 persen cadangan geothermal dunia, yang teridentifikasi sebesar 27.140,5 MWe (megawatt of electrical output). Dari cadangan panas bumi di Indonesia yang mencapai + 27.000 itu baru sepertiga yang dimanfaatkan yakni 9000 MWe atau setara dengan listrik 800-1000 MW. Berdeda dari energi fosil seperti minyak bumi dan batu bara, energi geothermal atau panas Bumi dapat diperbarui dengan cara menjaga kandungan air yang berinteraksi dengan dari Bumi.

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pembangkit listrik

Citation preview

Page 1: Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi, YES or NO?

0

1

Selasa, 11 Agustus 2015Kebutuhan listrik Indonesia makin hari makin meningkat, konsumsi listrik selama triwulan pertama 2015 mencapai 48,04 TWh atau tumbuh 2,64 persen dibandingkan periode Januari hingga Maret 2014 yang tercatat 46,81 TWh. Pertumbuhan listrik sebesar 2,64 persen tersebut memang lebih rendah dibandingkan periode triwulan pertama 2014 terhadap triwulan pertama 2013 yang tumbuh hingga 7,58 persen. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa kebutuhan Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya. 

Untuk mengatasi kenaikan kebutuhan listrik Indonesia pemerintah mencoba untuk menambah pembangkit listrik dengan energi yang terbarukan seperti panas bumi (geothermal). Geothermal adalah energi yang dihasilkan dari interaksi panas batuan dengan air yang mengalir disekitarnya. Interaksi ini menghasilkan uap atau air panas yang dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik. Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy (PGE), Rony Gunawan, mengatakan Indonesia memiliki potesi yang luar biasa untuk mengembangkan energi geothermal untuk menjawab kebutuhan energi nasional dan dunia karena Indonesia mempunyai 40 persen cadangan geothermal dunia, yang teridentifikasi sebesar 27.140,5 MWe (megawatt of electrical output). Dari cadangan panas bumi di Indonesia yang mencapai + 27.000 itu baru sepertiga yang dimanfaatkan yakni 9000 MWe atau setara dengan listrik 800-1000 MW. Berdeda dari energi fosil seperti minyak bumi dan batu bara, energi geothermal atau panas Bumi dapat diperbarui dengan cara menjaga kandungan air yang berinteraksi dengan dari Bumi.

Walaupun Indonesia mempunyai potensi terbesar di dunia, namun pemanfaatannya masih sanggat rendah. Hal ini karena muncul banyak penolakan pemanfaatan panas bumi oleh masyarakat yang cenderung khawatir terhadap masalah lingkungan. Direktur Pusat Studi & Bantuan Informasi Pembangunan-CSAID Joko A Budiono mengatakan ada ketakutan atau kekhawatiran masyarakat, yang tidak dapat dijawab secara efektif oleh pemerintah. Meskipun ada upaya untuk menjawab, upaya tersebut masih kalah massif untuk mengimbangi isu yang mungkin saja dengan sengaja dikembangkan pihak-pihak yang ingin menghambat proyek panas Bumi untuk alasan-alasan tertentu yang diyakini tidak terkait dengan persoalan lingkungan. 

Terdapat beberapa daerah panas Bumi di Indonesia yang telah diberdayakan sebagai pembangkit listrik, Sibayak (Sumatera Utara), Salak, Karang-Bodas, Kamojang, Wayang Windu, Darajat (Jawa Barat), Dieng (Jawa Tengah), dan

Page 2: Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Lahendong (Sulawesi Utara). Dari beberapa contoh wilayah yang telah diberdayakan tersebut, masyarakat harusnya dapat melihat jika tidak terdapat keluhan persoalan lingkungan yang benar-benar mempengaruhi kualitas hidup masyarakat. Bahkan dalam proyek Lahendong yang pernah diisukan banyak pihak akan dapat membuat kebocoran Danau Lahendong ternyata tidak benar. Selain itu isu adanya pengurangan debit dan kualitas air permukaan juga tidak dapat terbukti, karena secara praktis pemanfaatan panas Bumi dilakukan dengan proses pembaruan energi panas Bumi yang disebut hydrothermal convection. Proses dimana air dingin sisa pemanfaatan energi geothermal dimasukkan kembali ke dalam kerak Bumi yang kemudian dipanaskan secara alami dan menjadi uap yang naik ke permukaan Bumi.

Penambahan pembangkit listrik perlu dilakukan untuk menyeimbangkan dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang begitu cepat yang berarti menambah kebutuhan listrik Indonesia. Penambahan pembangkit listrik menggunakan energi terbarukan dinilai lebih efektif dan baik untuk lingkungan dibandingkan menggunakan energi yang tidak terbarukan seperti minyak Bumi dan batu bara. Masyarakat Indonesia sebaiknya menyikapi dengan bijak kebijakan pemerintah terkait pembangunan pembangkit listrik bertenaga panas Bumi (geothermal) untuk tidak terprovokasi pihak yang ingin menghambat proyek pembuatan pembangkit listrik bertenaga panas Bumi. Selain itu pemerintah sebaiknya melakukan optimalisasi dalam melakukan sosialisasi tentang pembangkit listrik bertenaga penas bumi (geothermal) sehingga dapat menjawab pertanyaan masyarakat secara efektif.

http://rubik.okezone.com/read/17321/pembangkit-listrik-tenaga-panas-bumi-yes-or-no