Upload
dai-afukacha
View
80
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan energi primer Indonesia meningkat seiring dengan
pertumbuhan jumlah penduduk dan ekonomi. Hal ini menyebabkan
peningkatan pada kebutuhan energi primer dan listrik. Kebutuhan energi
primer tersebut sebagian disuplai oleh energi fosil, yang pada tahun 2003
terdiri dari 54,4% minyak bumi, gas alam 26,5%, batubara 14,1 % dan
sisanya adalah energi baru dan terbarukan.
Saat ini panas bumi (geotermal) mulai menjadi perhatian dunia. Beberapa
pembangkit listrik bertenaga panas bumi sudah dimanfaatkan di banyak
negara seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, Italia, Swedia,
Swiss, Jerman, Selandia Baru,Australia, Jepang. Bahkan, sejak 2005 AS
sudah sibuk dengan riset besar mereka di bidang geotermal, yaitu
Enhanced Geothermal Systems (EGS). Saat harga minyak bumi
melambung seperti saat ini, panas bumi menjadi salah satu energi alternatif
yang tepat bagi pembangkit listrik di Indonesia. Panas bumi di Indonesia
mudah didapat secara kontinu dalam jumlah besar,tidak terpengaruh
cuaca,dan jauh lebih murah biaya produksinya daripada minyak bumi atau
batu bara.Untuk menghasilkan 330 megawatt (MW),pembangkit listrik
berbahan dasar minyak bumi,memerlukan 105 juta barel minyak bumi,
sementara pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) hanya mengolah
sumber panas yang tersimpan di reservoir perut bumi.
Berdasarkan data Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Republik Indonesia, Kita memiliki potensi energi panas bumi sebesar
27.000 MW yang tersebar di 253 lokasi atau mencapai 40% dari cadangan
1
panas bumi dunia. Dengan kata yang lebih ekstrim, kita merupakan negara
dengan sumber energi panas bumi terbesar di Dunia. Namun, hanya sekitar
kurang dari 4% yang baru dimanfaatkan. Oleh karena itu, untuk
mengurangi krisis energi nasional kita, pemerintah melalui PLN akan
melaksanakan program percepatan pembangunan pembangkit listrik
nasional 10.000 MW tahap ke-II yang salah satu prioritas sumber energi-
nya adalah panas bumi (Geothermal).
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami bahas dalam makalah kami
adalah bagaimana energi panas bumi dapat menghasilkan listrik,
komponen apa saja yang terdapat pada PLTP, serta kelemahan dan
kelebihan PLTP tersebut.
1.3. Tujuan
Mengetahui prinsip kerja PLTP,komponen-komponen pada
PLTP,prinsip dasar tentang panas bumi serta keuntungan dan kelemahan
PLTP.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah suatu teknologi yang
digunakan untuk memanfaatkan tenaga panas bumi menjadi tenaga listrik.
Menurut salah satu teori, pada prinsipnya bumi merupakan pecahan yang
terlempar dari matahari, karena itu bumi masih memiliki inti yang panas
sekali dan meleleh. Bumi juga mengandung banyak bahan radioaktif seperti
uranium -23x, uranium 2s51 dan thorium –r3r. Sebagaimana halnya dalam
inti sebuah reaktor nuklir, kegiatan bahan-bahan radioaktif ini
membangkitkan jumlah panas yang tinggi yang berusaha untuk keluar dan
mencapai permukaan bumi. Semua energi panas bumi ini sering tampak
dipermukaan bumi dalam bentuk semburan air panas, uap panas, dan
sumber air belerang.
Prinsip kerja pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah sebagai
berikut: air panas ang berasal dari sumur akan disalurkan ke separator, oleh
separator air dengan uap dipisah, kemudian uap akan digunakan untuk
menggerakkan turbin. Ada dua sistem dalam pembangkit ini yaitu:
1. Simple flash (kilas nyala tunggal)
2. Double flash (kilas nyala ganda)
Dapat dikemukakan bahwa sistem double flash adalah 15-20% lebih
produktif dengan sumur yang sama dibanding dengan simple flash. Uap
yang keluar dari sumur sering mengandung berbagai unsur kimia yang
terlarut dalam bahan-bahan padat sehingga uap itu tidak begitu murni, zat-
zat pengotor antara lain Fe, Cl, SiO2, H2S, dan NH4. pengotor ini akan
mengurangi efisiensi PLTP, merusak sudu-sudu turbin dan mencemari
lingkungan.
3
2.2. Konsep Energi Panas Bumi
Energi panas bumi dihasilkan dari batuan panas yang terbentuk
beberapa kilometer di bawah permukaan bumi yang memanaskan air di
sekitarnya sehingga akan menghasilkan sumber uap panas atau geiser
(Gambar 1.1).
Sumber uap panas ini di bor. Uap panas yang keluar dari
pengeboran setelah disaring, digunakan untuk menggerakkan generator
sehingga menghasilkan energi listrik.
Agar uap panas selalu keluar dengan kecepatan
tetap, air dingin harus dipompakan untuk mendesak uap panas. Semburan
uap panas dengan kecepatan tertentu akan menggerakkan turbin yang
dihubungkan ke genertaor sehingga generator menghasilkan energi listrik.
Energi panas bumi yang ada di Indonesia pada saat ini dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Energi panas bumi "uap basah"
Pemanfaatan energi panas bumi yang ideal adalah bila panas bumi
yang keluar dari perut bumi berupa uap kering, sehingga dapat
digunakan langsung untuk menggerakkan turbin generator listrik.
Namun uap kering yang demikian ini jarang ditemukan termasuk di
4
Indonesia dan pada umumnya uap yang keluar berupa uap basah yang
mengandung sejumlah air yang harus dipisahkan terlebih dulu sebelum
digunakan untuk menggerakkan turbin.
Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air
panas bertekanan tinggi yang pada saat menjelang permukaan bumi
terpisah menjadi kira-kira 20 % uap dan 80 % air. Atas dasar ini maka
untuk dapat memanfaatkan jenis uap basah ini diperlukan separator
untuk memisahkan antara uap dan air. Uap yang telah dipisahkan dari
air diteruskan ke turbin untuk menggerakkan generator listrik,
sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam bumi untuk menjaga
keseimbangan air dalam tanah. Skema pembangkitan tenaga listrik atas
dasar pemanfaatan energi panas bumi "uap basah" dapat dilihat pada
Gambar 1.
Gambar 1. Pembangkitan tenaga listrik dari energi panas bumi "uap
basah".
2. Energi panas bumi "air panas"
Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa
air asin panas yang disebut "brine" dan mengandung banyak mineral.
Karena banyaknya kandungan mineral ini, maka air panas tidak dapat
5
digunakan langsung sebab dapat menimbulkan penyumbatan pada
pipa-pipa sistim pembangkit tenaga listrik. Untuk dapat
memanfaatkan energi panas bumi jenis ini, digunakan sistem biner
(dua buah sistem utama) yaitu wadah air panas sebagai sistem
primemya dan sistem sekundernya berupa alat penukar panas (heat
exchanger) yang akan menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin.
Energi panas bumi "uap panas" bersifat korosif, sehingga
biaya awal pemanfaatannya lebih besar dibandingkan dengan energi
panas bumi jenis lainnya. Skema pembangkitan tenaga listrik panas
bumi "air panas" sistem biner dapat dilihat pada Gambar 2.
Skema pembangkitan tenaga listrik energi panas bumi "air
panas"
3. Energi panas bumi "batuan panas"
Energi panas bumi jenis ini berupa batuan panas yang ada dalam
perut bumi akibat berkontak dengan sumber panas bumi (magma). Energi
panas bumi ini harus diambil sendiri dengan cara menyuntikkan air ke
dalam batuan panas dan dibiarkan menjadi uap panas, kemudian
diusahakan untuk dapat diambil kembali sebagai uap panas untuk
menggerakkan turbin. Sumber batuan panas pada umumnya terletak jauh
6
di dalam perut bumi, sehingga untuk memanfaatkannya perlu teknik
pengeboran khusus yang memerlukan biaya cukup tinggi.
2.3. Sumber Daya Panas Bumi
Menurut salah satu teori, pada prinsipnya bumi merupakan pecahan
yang terlempar dari matahari. Karenanya, bumi hingga kini masih
mempunyai inti panas sekali yang meleleh. Kegiatan-kegiatan gunumg
berapi dibanyak tempat dipermukaan bumi dipandang sebagai bukti dari
teori ini. Magma yang menyebabakan letusan-letusan vulkanik juga
menghasilkan sumber–sumber uap dan air panas pada permukaan bumi.
Dibanyak tempat, air dibawah tanah bersinggungan dengan panas di perut
bumi dan menimbulkan suhu tinggi dan tekanan tinggi.Ia mengalir
kepermukaan sebagai air panas, lahar panas dan aliran uap. Kita bisa
menggunakan tidak hanya hembusan alamiah tetapi dapat membor hingga
bagian dasar uap, atau menyemprotkan air dingin hingga bersinggungan
dengan karang kering yang panas untuk memanaskannya menjadi uap.
Gambar 2.1. isi perut bumi
Pada dasarnya bumi terdiri dari tiga bagian sebagaimana terlihat
pada Gambar 2.1. Bagian paling luar adalah lapisan kulit/kerak bumi
(crust),. Tebalnya rata-rata 30-40 Km atau lebih didaratan, dan dilaut
7
antara 7 dan 10 Km. Bagian berikutnya dinamakan mantel, mantel bumi
(mantle) merupakan lapisan yang semi-cair atau batuan yang meleleh atau
sedang mengalami perubahan fisik akibat pengaruh tekanan dan
temperatur tinggi disekitarnya, yang terdiri atas batu yang dalamnya
mencapai kira-kira 3000 Km, dan yang berbatasan dengan inti bumi yang
panas sekali. Bagian luar dari inti bumi (outer core) berbentuk liquid. Inti
ini terdiri atas inti cair atau inti meleleh, yang mencapai 2000 Km.
Kemudian lapisan terdalam dari inti bumi (inner core) berwujud padat. inti
keras yang mempunyai garis tengah sekitar 2600 Km.
Panas inti mencapai 5000 0C lebih. Diperkirakan ada dua sebab
mengapa inti bumi itu panas. Pertama disebabkan tekanan yang begitu
besar karena gravitasi bumi mencoba mengkompres atau menekan materi,
sehingga bagian yang tengah menjadi paling terdesak. Sehingga kepadatan
bumi menjadi lebih besar sebelah dalam.
Sebab kedua bahwa bumi mengandung banyak bahan radioaktif seperti
Uranium-238, Uranium-235 dan Thorium-232. Bahan – bahan radioaktif
ini membangkitkan jumlah panas yang tinggi. Panas tersebut dengan
sendirinya berusaha untuk mengalir keluar, akan tetapi ditahan oleh mantel
yang mengelilinginya. Menurut perkiraan rata-rata panas yang mencapai
permukaan bumi adalah sebesar 400kkal/m2 setahun.
Dipermukaan bumi sering terdapat sumber-sumber air panas, bahkan
sumber uap panas. Panas itu datangnya dari batu-batu yang meleleh atau
magma yang menerima panas dari inti bumi.
Gambar 2.3 memperlihatkan secara skematis terjadinya sumber uap,
yang biasanya disebut fumarole atau geyser serta sumber air panas.
Magma yang terletak didalam lapisan mantel, memanasi lapisan batu
padat. Diatas batu padat terletak suatu lapisan batu berpori, yaitu batu
mempunyai banyak lubang kecil. Bila lapisan batu berpori ini berisi air,
yang berasal dari air tanah, atau resapan air hujan, atau resapan air danau
8
maka air itu turut dipanaskan oleh lapisan batu padat yang panas itu. Bila
panasnya besar, maka terbentuk air panas, bahkan dapat terbentuk uap
dalam lapisan batu berpori. Bila diatas lapisan batu berpori terdapat satu
lapisan batu padat, maka lapisan batu berpori berfungsi sebagai boiler. Uap
dan juga air panas bertekanan akan berusaha keluar. Dalam hal ini keatas,
yaitu kearah permukaan bumi.
Gambar 2.3 skema terjadinya sumber air panas
dan sumber uap
Gejala panas bumi pada umumnya tampak dipermukaan bumi berupa
mata air panas, fumarola, geyser dan sulfatora. Dengan jalan pengeboran,
uap alam yang bersuhu dan tekanan tinggi dapat diambil dari dalam bumi
dan dialirkan kegenerator turbo yang selanjutnya menghasilkan tenaga
listrik.
2.4. Langkah Konsevasi Energi Panas Bumi
Langkah awal dalam mempersiapkan konservasi energi panas bumi
yang pertama yaitu studi tentang sistem panas bumi terutama karaktersitik
9
sumber panas bumi. Kita mulai dari dapur magma. magma sebagai sumber
panas akan menyalurkan panas yang cukup signifikan ke dalam batuan-
batuan pembentuk kerak bumi. makin besar ukuran dapur magma, tentu
akan makin besar sumber daya panasnya dan semakin ekonomis untuk
dikembangkan.
Selanjutnya adalah kondisi Hidrologi, kita tahu bahwa yang
dimanfaatkan pada pembangkit listrik adalah uap air dari panas bumi
dengan suhu dan tekanan tertentu. sehingga kondisi hidrologi merupakan
salah satu faktor penentu dalam hal ketersedian air. sehingga sumber
pemasok air harus diperhatikan dalam pengembangan energi panas bumi,
biasanya sumber pemasok berasal dari air tanah, air connate, air laut, air
danau, es atau air hujan.
Kemudian yang perlu diperhatikan juga adalah volume batuan dibawah
permukaan bumi yang mempunyai cukup porositas dan permeabilitas
untuk meloloskan fluida sumber energi panas bumi yang terperangkap
didalamnya, yang sering disebut sebagai Reservoir, dan Reservoir panas
bumi biasanya diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu:
Reservoir yang bersuhu rendah (<150ºC) dan
Reservoir yang bersuhu tinggi (>150ºC).
Yang dapat digunakan untuk sumber pembangkit tenaga listrik dan
dikomersialkan adalah yang masuk kategori high temperature. Namun
dengan perkembangan teknologi, sumber panas bumi dengan kategori low
temperature juga dapat digunakan asalkan suhunya melebihi 50ºC.
Pembangkit listrik tenaga panas bumi dapat beroperasi pada suhu yang
relatif rendah yaitu berkisar antara 122 s/d 4820 0F (50 s/d 250 0C).
Bandingkan dengan pembangkit pada PLTN yang akan beroperasi pada
suhu sekitar 10220 0F atau 5500 0C.
Selain hal-hal diatas, kita juga harus memperhitungkan umur panas
bumi, walaupun termasuk energi terbarukan, namun bukan berarti panas
10
bumi memiliki umur tidak terbatas , sehingga perhitungan umur panas
bumi juga merupakan hal yang sangat penting terutama dalam hitungan
keekonomiannya.
2.5. Perhitungan Energi Panas Bumi
Perkiraan atau penilaian potensi panas bumi pada prinsipnya
mempergunakan data-data geologi, geofisika, dan geokimia. Analisa-
analisa kimia memberikan parameter-parameter yang dapat digunakan
untuk perkiraan potensi panas bumi suatu daerah. Rumus yang ada adalah
sangat kasar dan merupakan perkiraan garis besar. Diantara rumus yang
ada atau sering dipakai adalah metode Perry dan metode Bandwell, yang
pada umumnya merupakan rumus empirik.
Metode Perry pada dasarnya mempergunakan prinsip energi dari
panas yang hilang. Rumus untuk mendapatkan energi metode Perry adalah
sebagai berikut :
E = D x Dt x P
di mana:
E = arus energi (Kkal/detik)
D = debit air panas (L/det)
Dt = perbedaan suhu permukaan air panas dan air dingin (0C)
P = panas jenis (Kkal/kg)
Untuk perhitungan ini, data suhu dinyatakan dalam derajat celcius,
debit air panas dalam satuan liter per detik, sedangkan isi chlorida dalam
larutan air panas dinyatakan dalam miligram per liter.
11
2.6. Teknologi dan Prinsip Kerja PLTP
Secara garis besar, Teknologi pembangkit listrik tenaga panas bumi
dapat dibagi menjadi 3(tiga), pembagian ini didasarkan pada suhu dan
tekanan reservoir.
Saat ini terdapat tiga macam teknologi pembangkit listrik tenaga panas
bumi (geothermal power plants), pembagian ini didasarkan pada suhu dan
tekanan reservoir.Yaitu dry steam, flash steam, dan binary cycle. Ketiga
macam teknologi ini pada dasarnya digunakan pada kondisi yang berbeda-
beda.
1 . Uap Kering (dry steam)
Teknologi ini bekerja pada suhu uap reservoir yang sangat panas
(>235 derajat celcius), dan air yang tersedia di reservoir amat sedikit
jumlahnya. Seperti terlihat digambar, cara kerja nya adalah uap dari
sumber panas bumi langsung masuk ke turbin melalui pipa. kemudian
turbin akan memutar generator untuk menghasil listrik. Teknologi ini
merupakan teknologi yang tertua yang telah digunakan pada Lardarello,
Italia pada tahun 1904.
Jenis ini adalah cocok untuk PLTP kapasitas kecil dan untuk
kandungan gas yang tinggi.
Contoh jenis ini di Indonesia adalah PLTP Kamojang 1 x 250 kW dan PLTP Dieng 1 x 200
12
Gambar 2.5.1. Dry Steam Power Plant Bilamana uap kering tersedia dalam jumlah lebih besar, dapat
dipergunakan PLTP jenis condensing, dan dipergunakan kondensor
dengan kelengkapan nya seperti menara pendingin dan pompa, Tipe ini
adalah sesuai untuk kapasitas lebih besar. Contoh adalah PLTP
Kamojang 1 x 30 MW dan 2 x 55 MW, serta PLTP Drajad 1 x 55 MW.
2. Flash steam
Teknologi ini bekerja pada suhu diatas 1820C pada reservoir, cara
kerjanya adalah Bilamana lapangan menghasilkan terutama air panas,
perlu dipakai suatu separator yang memisahkan air dan uap dengan
menyemprotkan cairan ke dalam tangki yang bertekanan lebih rendah
sehingga cairan tersebut menguap dengan cepat menjadi uap yang
memutar turbin dan generator akan menghasilkan listrik. Air panas yang
tidak menjadi uap akan dikembalikan ke reservoir melalui injection
wells.
Contoh ini adalah PLTP Salak dengan 2 x 55 MW.
13
Gambar 2.5.2. Flash Steam Power Plant
3. Binary cycle
Teknologi ini menggunakan suhu uap reservoir yang berkisar
antara 107-1820C. Cara kerjanya adalah uap panas di alirkan ke salah
satu pipa di heat exchanger untuk menguapkan cairan di pipa lainnya
yang disebut pipa kerja. pipa kerja adalah pipa yang langsung terhubung
ke turbin, uap ini akan menggerakan turbin yang telah dihubungkan ke
generator. dan hasilnya adalah energi listrik. Cairan di pipa kerja
memakai cairan yang memiliki titik didih yang rendah seperti Iso-butana
atau Iso-pentana.
Gambar 2.5.3. Binary Steam Power Plant
Keuntungan teknologi binary-cycle adalah dapat dimanfaatkan
pada sumber panas bumi bersuhu rendah. Selain itu teknologi ini tidak
14
mengeluarkan emisi. karena alasan tersebut teknologi ini diperkirakan
akan banyak dipakai dimasa depan. Sedangkan teknologi 1 dan 2 diatas
menghasilkan emisi carbondioksida, nitritoksida dan sulfur, namun 50x
lebih rendah dibanding emisi yang dihasilkan pembangkit minyak.
2.7. Potensi Panas Bumi di Indonesia
Jawa Barat merupakan daerah yang memiliki potensi sumber daya
panas bumi yang terbesar di Indonesia. Potensi panas bumi di Jawa Barat
mencapai 5411 MW atau 20% dari total potensi yang dimiliki Indonesia.
Sebagian potensi panas bumi tersebut dimanfaatkan untuk pembangkit
tenaga listrik, seperti :
1. PLTP Kamojang didekata Garut, memiliki unit 1,2,3 dengan
kapasitas total 140 MW. Potensi yang masih dapat dikembangkan
sekitar 60 MW.
2. PLTP Darajat, 60 Km sebelah tenggara Bandung dengan Kapasitas
55 MW.
3. PLTP Gunung Salak di Sukabumi, terdiri dari unit 1,2,3,4,5,6
dengan kapasitas total 330 MW.
4. PLTP Wayang Windu di Panggalengan dengan Kapasitas 110 MW.
Walaupun pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) hanya
mengolah sumber panas yang tersimpan di reservoir perut bumi, bukan
berarti tidak memerlukan biaya. Investasi untuk menggali energi panas
bumi tidak sedikit karena tergolong berteknologi dan berisiko tinggi.
Investasi untuk kapasitas di bawah satu MW, berkisar US$ 3.000-
5.000 per kilowatt (kW). Sementara untuk kapasitas di atas satu MW,
diperlukan investasi US$ 1.500-2.500 per kW. Karakter produksi dan
15
kualitas produksi akan berbeda dari satu area ke area yang lain. Penurunan
produksi yang cepat, merupakan karakter produksi yang harus ditanggung
oleh pengusaha atau pengembang, ditambah kualitas produksi yang kurang
baik, dapat menimbulkan banyak masalah di pembangkit. Misalnya,
kandungan gas yang tinggi mengakibatkan investasi lebih besar.Dalam
pembangkitan listrik, harga jual per kWh yang ditetapkan PLN dinilai
terlalu murah sehingga tak sebanding dengan biaya eksplorasi dan
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Dalam hat
ini, PLN tidak bisa disalahkan karena tarif dasar listrik yang ditetapkan
pemerintah masih di bawah harga komersial, yaitu tujuh sen dollar AS per
kWh.
Tabel 1Daerah-Daerah Prospek Berpotensi Panas Bumi Dengan Kapasitas Total Energi 1.205 MW Yang Telah Ada Pengembangnya*)
L o k a s i Kapasitas (MW)
Sumatera Utara
Sarulla 6 x 55Sibayak 3 x 40
Sumatera Selatan
Lumut Bai 3 x 70
Jawa Barat
•Patuha•Kamojang•Gunung Salak 7•Wayang Windu 2•Cibuni
2 x 552 x 303 x 552 x 1101 x 10
Jawa Tengah Dieng 2 2 x 60Kapasitas Total 1.205
16
Tabel 2Daerah-Daerah Prospek Berpotensi Sumber Panas Bumi Dengan Kapasitas Total 1.590 MW Yang Belum Ada Pengembangnya*)
L o k a s i Kapasitas (MW)
Nangroe Aceh Darussalam
Pulau Weh 2 x 40
Begkulu •Ululais•Rantau Dedap
3 x 553 x 70
Lampung •Ulubelu•Lumut Balai
3 x 556 x 55
Jawa barat Karaha bodas
2 x 110
Jawa timur Argopuro 3 x 70Gorontalo Kotamobagu 2 x 40Sulawesi Utara •Lahendong
2•Tompaso
2 x 202 x 40
Maluku Ambon 2 x 25Kapasitas Total 1.590
2.8 Dampak Energi Panas Bumi Terhadap Lingkungan
Energi panas-bumi mempunyai banyak kelebihan dalam hal
keramahannya terhadap lingkungan dibanding energi yang lain. Energi
panas-bumi dapat menghasilkan
1.Tenaga listrik langsung di lokasi,
2. Dengan biaya relatif rendah,
3. Tanpa mencemari lapisan udara, air, ataupun menciptakan limbah yang
berbahaya.
4. Tidak akan mempengaruhi persediaan air tanah di daerah tersebut karena
sisa buangan air disuntikkan ke bumi dengan kedalaman yang jauh dari
lapisan aliran air tanah.
17
5. Limbah yang dihasilkan juga hanya berupa air sehingga tidak mengotori
udara dan merusak atmosfer.
6 Kebersihan lingkungan sekitar pembangkit pun tetap terjaga karena
pengoperasiannya tidak memerlukan bahan bakar, tidak seperti
pembangkit listrik tenaga lain yang memiliki gas buangan berbahaya
akibat pembakaran.
problem yang timbul dapat dikontrol atau dieliminasi, dan
pencemaran ini lebih bersifar lokal. Meskipun demikian gas-gas yang
terkandung, antara lain gas hidrogen sulfida (H2S), perlu mendapat
perhatian.
Walau penggunaan energi panas-bumi dampak positifnya lebih
menonjol untuk pembangkitan Ungkapan bahwa panas bumi tidak
mencemari lingkungan disebabkan sebagian besar tenaga listrik, sebenarnya
energi panas-bumi juga dapat memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan, seperti: polusi suhu, penurunan permukaan tanah, dan tumpang
tindih lahan.
2.9 Kelebihan dan Kelemahan PLTP
Adapun keuntungan dan kelebihan PLTP adalah sebagai berikut,
Keuntungan:
1. Bebas emisi (binary-cycle).
2. Dapat bekerja setiap hari baik siang dan malam
3. Sumber tidak fluktuatif dibanding dengan energi terbarukan lainnya
(angin, Solar cell dll)
4. Tidak memerlukan bahan bakar
5. Harga yang kompetitive
18
Kelemahan :
1. Cairan bersifat Korosif
2. Effisiensi agak rendah, namun karena tidak perlu bahan bakar,
sehingga effiensi tidak merupakan faktor yg sangat penting.
3. Untuk teknologi dry steam dan flash masih menghasilkan emisi walau
sangat kecil.
19
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Pembahasan energi panas-bumi dalam penyediaan energi diatas
menghasilkan beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Energi panas-bumi potensial untuk mengisi atau bahkan mengganti
kebutuhan sumber energi berbahan bakar fosil untuk pembangkitan
tenaga listrik.
2. Potensi energi panas-bumi di pulau Sumatra perlu ditingkatkan
pemanfaatannya untuk pembangkitan tenaga listrik dengan perhitungan
kemungkinan penjualan energi listrik ke negara tetangga terdekat.
3. Dampak terhadap lingkungan relatif sangat kecil atau dapat dikatakan
tidak ada. Hal ini dikarenakan polusi yang timbul dapat dikontrol oleh
sistim pemanfaatan energi panas-bumi yang dipergunakan.
4. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah Pembangkit Listrik
(Power generator) yang menggunakan Panas bumi ( Geothermal)
sebagai energi penggeraknya.
5. PLTP memanfaatkan uap panas bumi sebagai pemutar generator.
6. Secara singkat Prinsip kerja PLTP :
Panas tekanan tinggi digunakan untuk memutar turbin muncul beda
potensial menghasilkan listrik
7. Teknologi PLTP dibedakan menjkadi 3 yaitu dry steam, flash steam,
dan binary cycle.
20
3.2. Saran
Dukung pemerintah untuk mengurangi krisis energi nasional yang
salah satunya dengan memanfaatkan sumber energi panas bumi Indonesia.
21