49
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu diarahkan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara pada dasarnya merupakan interaksi dari berbagai kelompok variable, antara lain sumber daya manusia, sumber daya alam, modal, teknologi dan lain-lain. Indonesia sebagai sebuah negara dimana pembangunan nasionalnya pada hakikatnya memiliki salah satu tujuan yaitu memajukan kesejahteraan umum. Keadaan atau kondisi kependudukan yang ada sangat mempengaruhi dinamika pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah. Jumlah penduduk yang besar, jika diikuti dengan kualitas penduduk yang memadai, akan menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, jumlah penduduk yang besar jika diikuti dengan kualitas yang rendah, menjadikan penduduk tersebut sebagai beban bagi pertumbuhan nasional. Sumber daya manusia mengandung dua pengertian. Pertama, sumber daya manusia (SDM) mengadung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat di berikan dalam proses produksi. Pengertian kedua dari sumber daya manusia (SDM) menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Kedua pengertian SDM tersebut mengandung aspek kualitas dalam arti jumlah penduduk yang mampu bekerja dan aspek kualitas dalam arti jasa kerja yang tersedia dan diberikan untuk diproduksi. Meningkatnya angka pengangguran disebakan karena ketidakseimbangan pertumbuhan angkatan kerja dan penciptaan kesempatan kerja. Adanya kesejahteraan antara angka angkatan kerja dan lapangan kerja

Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu diarahkan

untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan

ekonomi suatu daerah atau suatu negara pada dasarnya merupakan interaksi dari

berbagai kelompok variable, antara lain sumber daya manusia, sumber daya alam,

modal, teknologi dan lain-lain. Indonesia sebagai sebuah negara dimana

pembangunan nasionalnya pada hakikatnya memiliki salah satu tujuan yaitu

memajukan kesejahteraan umum.

Keadaan atau kondisi kependudukan yang ada sangat mempengaruhi

dinamika pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah. Jumlah

penduduk yang besar, jika diikuti dengan kualitas penduduk yang memadai, akan

menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, jumlah penduduk

yang besar jika diikuti dengan kualitas yang rendah, menjadikan penduduk

tersebut sebagai beban bagi pertumbuhan nasional. Sumber daya manusia

mengandung dua pengertian. Pertama, sumber daya manusia (SDM) mengadung

pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat di berikan dalam proses produksi.

Pengertian kedua dari sumber daya manusia (SDM) menyangkut manusia yang

mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Kedua

pengertian SDM tersebut mengandung aspek kualitas dalam arti jumlah penduduk

yang mampu bekerja dan aspek kualitas dalam arti jasa kerja yang tersedia dan

diberikan untuk diproduksi. Meningkatnya angka pengangguran disebakan karena

ketidakseimbangan pertumbuhan angkatan kerja dan penciptaan kesempatan

kerja. Adanya kesejahteraan antara angka angkatan kerja dan lapangan kerja

Page 2: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

tersebut berdampak terhadap perpindahan tenaga kerja (migrasi) baik secara

spasial antara desa-kota maupun secara sektoral. Terjadinya perpindahan

penduduk disebabkan oleh tingginya upah atau pendapatan yang dapat diperoleh

di daerah tujuan. Kesenjangan upah/pendapatan yang besar antara desa atau

daerah dan kota mendorong penduduk desa atau daerah untuk datang dan mencari

pekerjaan di kota.

Ada kecenderungan bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi

yang membuat semakin tinggi pendapatan masyarakat per kapita mengakibatkan

semakin cepat perubahan struktur ekonomi dengan asumsi bahwa faktor-faktor

penentu lainnya yang mendukung proses tersebut seperti manusia (tenaga kerja),

bahan baku, dan teknologi tersedia. (Oloan 2009,h.3).

Kesempatan kerja timbul karena adanya investasi dan usaha untuk

memperluas kesempatan kerja ditentukan oleh laju pertumbuhan investasi, laju

pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja. Srategi pembangunan yang

diterapkan juga akan mempengaruhi usaha perluasan kesempatan kerja. Strategi

pembangunan dan sasaran tujuan nasional harus benar-benar memperhatikan

aspek sumber daya manusia dalam memasuki lapangan kerja, orientasi untuk

peningkatan GDP (gross Domestik product) harus terlebih dahulu diikuti oleh

peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan dan keterampilan yang memadai agar

dalam pembangunan tersebut peningkatan GDP (gross Domestik product) juga

diikuti dengan peningkatan produktivitas kerja.

Di Kabupaten Aceh Barat kesempatan kerja sedikit bila dibandingkan

dengan Kabupaten Naga Raya, hal ini dikarenakan Kabupaten Naga Raya yang

masih baru terbentuk sehingga memerlukan SDM yang lebih banyak. Sedangkan

Page 3: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

di Kabupaten Aceh Barat sudah banyak terisi lowongan pekerjaan sehingga tidak

ada lagi lapangan kerja terutama di bidang pemerintahan. Banyak angkatan kerja

di Kabupaten Aceh Barat yang belum mendapat pekerjaan yang sesuai dengan

bidangnya.

Angkatan kerja yang telah bekerja tersebar di sektor-sektor ekonomi yang

ada dan sebagian besar berada di sektor industri, perdagangan, jasa dan keuangan.

Kondisi ini sejalan dengan kontribusi sektor ekonomi terhadap PDRB Kabupaten

Aceh Barat. Dalam penelitian ini penulis menggunakan PDRB menurut lapangan

usaha atas dasar harga Berlaku. Data diambil dari tahun 2002 sampai dengan

tahun 2011 atau selama 10 tahun. Hal ini dikarenakan PDRB atas dasar harga

Berlaku digunakan untuk melihat pergeseran struktur ekonomi. Dengan demikian,

PDRB merupakan indikator untuk mengatur sampai sejauh mana keberhasilan

pemerintah dalam memanfaatkan sumber daya yang ada dan dapat digunakan

sebagai perencanaan dan pengambilan keputusan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikembangkan diatas, penulis ingin

meninjau kembali tentang pengaruh produk domestik regional bruto, penulis

tertarik untuk menulis dalam penelitian ini dengan judul “Pengaruh Produk

Domestik Regional Bruto Terhadap Kesempatan Kerja di Kabupaten Aceh

Barat”.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh Produk Domestik Regional Bruto terhadap pertumbuhan

kesempatan kerja di Kabupaten Aceh Barat ?

2. Berapa besarkah pertumbuhan kesempatan kerja di Kabupaten Aceh Barat ?

Page 4: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik Regional Bruto terhadap

pertumbuhan kesempatan kerja di Kabupaten Aceh Barat.

2. Untuk mengetahui pertumbuhan kesempatan kerja di Kabupaten Aceh Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Berdasarkan perumusan masalah diatas, penelitian ini dapat memberikan

manfaat antara lain :

1. Penulis

Sebagai wacana dalam mengembangkan teori-teori yang pernah di peroleh

selama perkuliahan.

2. Lingkungan Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan referensi bagi

peneliti-peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian dengan masalah yang

sama.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Pemerintah Daerah atau pihak lain

Hasil penelitian dan analisa yang dapat, diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan masukan tentang perkembangan pertumbuhan kesempatan kerja di

Kabupaten Aceh Barat.

Page 5: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

1.5 Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah penyusunan dalam penelitian ini maka sistematika

yang dipergunakan terdiri dari 5 (lima) bab yaitu :

Bagian pertama pendahuluan, pada bagian ini penulis mengemukakan

pokok bahasan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bagian kedua menguraikan tentang pengertian ketenagakerjaan,

kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi, faktor yang mempengaruhi tingkat

kesempatan kerja, kerangka pemikiran dan hipotesis.

Bagian ketiga menguraikan tentang populasi dan sampel, data penelitian,

jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, model analisis data dan defenisi

operasional variabel dan pengujian hipotesis.

Bagian keempat menguraikan tentang, Produk Domestik Regional Bruto

di Kabupaten Aceh Barat, perekonomian Aceh Barat bertumpu pada sektor

pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta jasa-jasa, angka

pengangguran terus bertambah sehingga kesempatan kerja di tahun 2011 menjadi

menurun, hasil pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian.

Bagian kelima menguraikan tentang kesimpulan dan saran-saran.

Page 6: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dihitung untuk mengetahui total

produksi barang dan jasa suatu daerah pada suatu periode tertentu. Yang

dimaksud dengan produksi adalah aktifitas suatu usaha menggunakan ‘input’

untuk memproduksi ‘output’. PDRB merupakan neraca makro ekonomi yang

dihitung secara konsisten dan terintegrasi dengan berdasar pada konsep, definisi,

klasifikasi dan cara penghitungan yang telah disepakati secara internasional.

Perubahan nilai PDRB dari waktu kewaktu terjadi karena dua hal, yaitu

terjadinya perubahan harga barang dan jasa atau karena terjadinya perubahan

volume. Penggunaan harga yang berlaku pada periode yang telah lalu

menghasilkan PDRB atas harga konstan. PDRB atas harga konstan disebut

sebagai PDRB volume atau PDRB real.

Sektor-sektor produksi dikelompokkan kedalam sembilan sektor yaitu :

1. Pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, perkebunan.

2. Pertambangan dan penggalian

3. Industri pengolahan

4. Listrik, Gas, dan air bersih

5. Bangunan

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran

7. Pengankutan dan Komunikasi

8. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

9. Jasa-jasa.Sumber : BPS. Aceh Barat dalam angka. 2010.

Page 7: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator

pertumbuhan ekonomi suatu negara/ wilayah/ daerah. Pertumbuhan tersebut dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya infrastruktur ekonomi. PDRB

adalah jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan seluruh unit usaha dalam

wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang

dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku

menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan

menggunakan harga pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan

menunjukan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada

satu tahun tertentu sebagai tahun dasar penghitungannya.

PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran

struktur ekonomi, sedangkan harga konstan dapat digunakan untuk mengetahui

pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Dengan demikian. PDRB merupakan

indikator untuk mengatur sampai sejauh mana keberhasilan pemerintah dalam

memanfaatkan sumber daya yang ada, dan dapat digunakan sebagai perencanaan

dan pengambilan keputusan.

Ada beberapa konsep definisi yang perlu diketahui :

1. Produk Domestik Regional Bruto atas Dasar Harga Pasar

PDRB atas dasar harga pasar merupakan penjumlahan nilai tambah bruto dari

seluruh sektor perekonomian didalam suatu wilayah dalam periode tertentu,

biasanya satu tahun, yang dimaksud dengan nilai tambah adalah selisih nilai

produksi dengan biaya.

Sedangkan menurut Taringan (2005, h. 18) PDRB atas harga pasar adalah

jumlah nilai tambah bruto (Gross Value added) yang timbul dari seluruh sektor

perekonomian di wilayah itu. Yang dimaksud dengan nilai tambah bruto adalah

Page 8: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

nilai produksi (Output) dikurangi dengan biaya antara (Intermediate cost). Nilai

tambah bruto mencakup komponen-komponen faktor pendapatan (Upah, Gaji,

Bunga, sewa tanah, dan keuntungan), penyusutan dan pajak tidak langsung neto.

Jadi, dengan menghitung nilai tambah bruto dari masing-masing sektor dan

menjumlahkannya, akan menghasilkan Produk Domestik Regional Bruto atas

dasar harga pasar.

2. Produk Domestik Regional Neto atas Dasar harga pasar

PDRN atas dasar harga pasar merupakan PDRB yang dikurangi dengan

penyusutan. Penyusutan dikeluarkan dari PDRB oleh karena susutnya barang

modal selama berproduksi.

3. Produk Domestik Regional Neto atas Dasar Biaya Faktor

PDRN atas dasar biaya faktor adalah PDRN atas dasar harga pasar dikurangi

dengan penyusutan. Penyusutan dikeluarkan dari PDRB oleh karena susutnya

barang modal selama produksi.

4. Pendapatan Regional

PDRN atas dasar biaya faktor merupakan jumlah balas jasa faktor-faktor

produksi dalam proses produksi, dan tidak seluruhnya menjadi milik suatu

daerah/wilayah karena termasuk pula didalamnya pendapatan penduduk

wilayah lain. Demikian sebaliknya, PDRN tersebut harus pula ditambah

dengan pendapatan yang diperoleh daerah lain. Bila pendapatan penduduk

yang masuk dan keluar dapat dicatat dengan pendapatan neto antar

wilayah/daerah didapatkan pendapatan regional (Produk Regional Bruto).

Karena sulitnya memperoleh data pendapatan masuk dan keluar suatu wilayah

maka PDRN atas dasar biaya factor diasumsikan sama dengan pendapatan

regional atau pendapatan neto.

Page 9: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

5. Pendapatan Regional Perkapita

Pendapatan perkapita merupakan pendapatan yang diterima oleh masing-

masing perkepala penduduk. Pendapatan perkapita tersebut dihasilkan dengan

membagi pendapatan regional/produk regional neto dengan jumlah penduduk

pertengahan tahun.

6. Produk Domestik dan Produk Regional

Ada perbedaan pengertian dalam literature ekonomi mengenai produk

domestic dengan produk regional. Kenyataan menunjukan bahwa sebagian

kegiatan produksi yang dilakukan disuatu daerah, beberapa factor produksinya

berasal dari wilayah/daerah lain seperti tenaga kerja, mesin dan modal.

Sehingga nilai produksi di wilayah atau domestic tidak sama dengan

pendapatan yang diterima oleh penduduk tersebut, yang pada akhirnya

menimbulkan perbedaan antara produk domestic dan produk regional. Peroduk

regional merupakan produk domestic yang ditambahkan pendapatan yang

mengalir kedalam wilayah tersebut, kemudian dikurangi pendapatan yang

mengalir keluar wilayah. Sehingga dapat dikatakan produk regional pada

dasarnya merupakan produk yang betul-betul dihasilkan oleh faktor-faktor

produksi yang dimiliki penduduk dalam wilayah yang bersangkutan.

7. Pendapatan Regional Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan

Pendapatan regional atas dasar harga konstan didapat melalui operasi

pengurangan pendapatan regional atas dasar harga berlaku dengan

perkembangan inflasi. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai

tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga pada setiap

tahun. (http://www.scribd.com/doc/25114724/Definisi-PDRB).

Menurut Jhingan (2007, h. 16) PDRB atas dasar harga pasar adalah jumlah

nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor

Page 10: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

perekonomian di wilayah itu. Yang dimaksud nilai tambah bruto adalah nilai

produksi (output) dikurangi dengan biaya antara (intermediate cost). Nilai

tambah bruto mencakup komponen-komponen faktor pendapatan (upah dan

gaji, bunga, sewa, tanah dan keuntungan), penyusutan, dan pajak tidak

langsung neto. Jadi, menghitung nilai tambah bruto dari masing-masing sektor

dan menjumlahkannya, akan menghasilkan produk domestik regional bruto

atas dasar.

2.2 Pengertian Ketenagakerjaan

Untuk membahas masalah kesempatan kerja berarti harus memahami

tentang konsep ketenagakerjaan yang umum berlaku, menurut Todaro (2000,h.25)

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Tenaga kerja (manpower) atau penduduk usia kerja (UK), adalah penduduk

dalam usia kerja (berusia 15 tahun keatas) atau jumlah seluruh penduduk

dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada

permintaan terhadap tenaga mereka. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I

pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu

melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk

memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar

penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja

dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk

tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia

adalah berumur 15 tahun - 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang

mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai

usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula

yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7

Page 11: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja dan jika mereka

mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Penerapan penduduk usia kerja di

atas 15 tahun adalah setelah ILO (International Labor Organitation)

menginstruksi agar batas awal usia kerja adalah setelah 15 tahun. Sedangkan

pada statistic Indonesia sejak tahun 1971 batas usia kerja adalah bilamana

seseorang sudah berumur 10 tahun atau lebih. Semenjak dilaksanakan

SAKERNAS (Survei Angkatan Kerja Nasional) 2001, batas usia kerja yang

semula 10 tahun atau lebih dirubah menjadi 15 tahun atau lebih mengikuti

defenisi yang dianjurkan ILO.

2. Angkatan kerja (labor force), adalah bagian dari tenaga kerja yang

sesungguhnya terlibat, atau berusaha terlibat dalam kegiatan produksi barang

dan jasa. Dalam hal ini adalah penduduk yang kegiatan utamanya selama

seminggu yang lalu bekerja, atau sedang mencari pekerjaan. Untuk kategori

bekerja apabila minimum bekerja selama 1 jam selama seminggu yang lalu

untuk kegiatan produktif sebelum pencacahan dilakukan. Mencari pekerjaan

adalah seseorang yang kegiatan utamanya sedang mencari pekerjaan, atau

sementara sedang mencari pekerjaan dan belum bekerja minimal 1 jam selama

seminggu yang lalu. Penjumlahan angka-angka angkatan kerja dalam bahasa

ekonomi disebut sebagai penawaran angkatan kerja (labour supply).

Sedangkan penduduk yang berstatus sebagai pekerja atau tenaga kerja

termasuk ke dalam sisi permintaan (labour demand).

3. Bukan angkatan kerja (unlabour force), adalah penduduk yang berusia kerja

(15 tahun ke atas), namun kegiatan utama selama seminggu yang lalu adalah

sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya. Apabila seseorang yang sedang

sekolah, mereka bekerja minimal 1 jam selama seminggu yang lalu, tetapi

kegiatan utamanya adalah sekolah, maka individu tersebut tetap masuk

Page 12: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

kedalam kelompok bukan angkatan kerja. Mereka yang tercatat lainnya

jumlahnya tidak sedikit dan mungkin sebagian besar masuk kedalam transisi

antara sekolah untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau

tidak dalam kategori bukan angkatan kerja.

4. Tingkat partisipasi angkatan kerja (labour force participation), adalah

menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam suatu kelompok umur sebagai

persentase penduduk dalam kelompok umur tersebut, yaitu membandingkan

angkatan kerja dengan tenaga kerja.

5. Tingkat pengangguran (unployment rate), adalah angka yang menunjukan

berapa banyak dari jumlah angkatan kerja sedang aktif mencari pekerjaan,

dengan jumlah angkatan kerja.

Sedangkan menurut pendapat penulis dapat menyimpulkan yang dimaksud

ketenagakerjaan adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

menghasilkan barang dan jasa, untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk

masyarakat.

Jumlah orang yang bekerja tergantung dari besarnya permintaan atau

demand dalam masyarakat. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh kegiatan

ekonomi dan tingkat upah. Proses terjadinya penempatan atau hubungan kerja

melalui penyediaan dan permintaan tenaga kerja dinamakan pasar kerja. Besar

penempatan (jumlah orang yang bekerja atau tingkat employment) dipengaruhi

oleh factor kekuatan penyediaan dan permintaan tersebut. Selanjutnya, besarnya

penyediaan dan permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh tingkat upah

(Suparmoko 2002, h. 156).

Dalam ekonomi Neoklasik bahwa penyediaan atau penawaran tenaga kerja

akan bertambah bila tingkat upah bertambah. Sebaliknya permintaan terhadap

Page 13: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

tenaga kerja akan berkurang bila tingkat upah meningkat. Ini dilukiskan dengan

garis DD pada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Penyediaan dan Permintaan tenaga kerjaSumber : Suparmoko, 2002.

Dengan asumsi bahwa semua pihak mempunyai informasi yang lengkap

mengenai pasar kerja, maka teori neoklasik beranggapan bahwa jumlah

penyediaan tenaga kerja selalu sama dengan permintaan. Keadaan pada saat

penyediaan tenaga kerja sama dengan permintaan dinamakan titik ekuilibrium

(titik E). Dalam hal penyediaan tenaga kerja sama dengan permintaan, tidak

terjadi pangangguran.

Dalam kenyataan, titik ekuilibrium itu tidak pernah tercapai karena

informasi tidak pernah sempurna dan hambatan-hambatan institusional selalu ada.

Upaya yang berlaku (W) pada umumnya lebih besar dari pada upak ekuilibrium

(We). Pada tingkat upah Wi, jumlah penyediaan tenaga adalah Ls sedang

permintaan hanya sebesar Ld. Selisih antara Ls dan Ld merupakan jumlah

pengangguran. Tiap Negara memberikan pengertian yang berbeda mengenai

definisi bekerja dan menganggur, dan definisi itu dapat berubah menurut waktu.

2.3 Kesempatan Kerja

Ld Le Ls Tenaga kerja,Penempatan,Penganggur.

Page 14: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

Tenaga kerja merupakan faktor yang penting dalam proses produksi yang

lain seperti tanah, modal dan lain-lain. Maka manusia merupakan penggerak bagi

seluruh faktor-faktor produksi tersebut. Istilah kesempatan kerja mengandung

pengertian lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia untuk bekerja

akibat dari suatu kegiatan ekonomi (produksi). Dengan demikian pengertian

kesempatan kerja adalah mencakup lapangan pekerjaan yang sudah diisi dan

semua lapangan pekerjaan yang masih kosong. Dari lapangan pekerjaan yang

masih kosong tersebut (mengandung arti adanya kesempatan, kemudian timbul

kebutuhan akan tenaga kerja). Kebutuhan tenaga kerja pada tingkat upah, posisi,

dan syarat kerja tertentu. Data kesempatan kerja secara nyata sulit diperoleh,

maka untuk keperluan praktis digunakan pendekatan bahan jumlah kesempatan

kerja didekati melalui banyaknya lapangan kerja yang terisi yang tercermin dari

jumlah penduduk yang bekerja.

Kebutuhan tenaga kerja didasarkan pada pemikiran bahwa tenaga kerja

dalam masyarakat merupakan salah satu faktor yang potensial untuk

pembangunan ekonomi secara keseluruhan, dengan demikian jumlah penduduk

Aceh Barat yang cukup besar dapat menentukan percepatan laju pertumbuhan

ekonomi. Kesempatan kerja yang tersedia dan kualitas tenaga kerja yang

digunakan akan menentukan proses pembangunan ekonomi untuk menjalankan

proses produksi dan juga sebagai pasar barang dan jasa.

(http://edukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Modul%20On

line/view&id=54&uniq=1504). Secara teoritik, tenaga kerja terbagi dua, yakni

angkutan kerja dan bukan angkatan kerja. Kemudian angkatan kerja terdiri dari

golongan pekerja dan menganggur, sedangkan bukan angkatan kerja terdiri dari

golongan bersekolah, mengurus rumah tangga dan penerima pendapatan

(Panyaman, 2001:3). Pada kajian ini adalah golongan angkatan kerja yang

Page 15: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

terserap dan merupakan kesempatan kerja atau golongan pekerja pada sektor

lapangan usaha di Kabupaten Aceh Barat.

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kesempatan Kerja

Pada suatu daerah dimana tingkat kesempatan kerjanya tinggi, hal tersebut

akan mempengaruhi tingkat pengangguran dan sebaliknya jika kesempatan kerja

itu rendah maka pengangguran akan meningkat. Tinggi rendahnya tingkat

kesempatan kerja dipengaruhi oleh komponen pokok, komponen tersebut di suatu

Negara jenisnya berbeda-beda. Menurut Simanjuntak dalam (Oloan 2009, h. 43 )

faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja, yaitu :

a. Kondisi perekonomian

b. Pertumbuhan penduduk

c. Produktivitas/kualitas sumber daya manusia

d. Tingkat upah

e. Struktur umur penduduk

Kutipan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Kondisi perekonomian

Pesatnya roda perekonomian suatu daerah mencerminkan aktivitas produksi

yang tinggi, kapasitas produksi yang tinggi membutuhkan tingginya faktor

produksi diantaranya adalah tenaga kerja. Jadi banyak perusahaan yang

menambah tenaga kerja baru, hal ini membuat para pencari kerja memperoleh

pekerjaan.

b. Pertumbuhan penduduk

Kualitas pertumbuhan ekonomi akan dipengaruhi oleh tingginya angka

pertumbuhan penduduk. Oleh sebab itu semakin tinggi jumlah penduduk akan

mengurangi kesempatan orang untuk bekerja. Karena tidak semua penduduk

Page 16: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

dapat bekerja, atau tidak semua penduduk dalam usia produktif untuk bekerja

contohnya lansia.

c. Produktivitas/kualitas sumber daya manusia

Tingginya produktivitas dan kualitas sumber daya seseorang akan mendorong

tingginya tingkat kesempatan kerja, dan sebaliknya kualitas sumber daya

manusia yang rendah akan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang

diinginkannya. Contohnya di Kabupaten Aceh Barat banyak yang

berpendidikan terakhir SMU tidak dapat bekerja di perkantoran/Dinas. Karena

setiap tahun pendidikan yang tinggi diperhitungkan untuk memperoleh

pekerjaan yang layak/sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

d. Tingkat upah

Kenaikan upah yang tidak dibarengi dengan kenaikan kapasitas produksi akan

menyebabkan pihak perusahaan akan mengurangi jumlah karyawannya, hal

tersebut akan menurunkan tingkat kesempatan kerja.

e. Struktur umur penduduk

Semakin besar struktur umur penduduk yang digolongkan muda, maka

kesempatan kerja akan menurun dan sebaliknya.

2.5 Pertumbuhan Ekonomi

Seorang ahli ekonomi, Okun yang memperkenalkan Hukum Okun

Mankiw (2000, h.194) menyatakan bahwa terdapat kaitan erat antara tingkat

pengangguran dengan GDP (gross Domestik Product) rill, di mana terdapat

hubungan yang negatif antara tingkat pengangguran dengan GDP rill. Pernyataan

ini dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kesempatan kerja

dengan GDP riil. Okun menggunakan data tahunan dari Amerika Serikat untuk

menunjukan hukum Okun ini seperti terlihat pada gambar 2.2

Page 17: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

Gambar 2.2 Kurva Hukum OkunSumber : Mankiw, 2000.

Gambar 2.2 diatas ini merupakan titik sebar dari perubahan dalam tingkat

pengangguran pada sumbu horizontal dan perubahan persentase dalam GDP riil

pada sumbu vertikal. Gambar ini menunjukan dengan jelas bahwa perubahan

dalam tingkat pengangguran tahun ke tahun sangat erat kaitannya dengan

perubahan dalam GDP riil tahun ke tahun, seperti terlihat pada garis titik sebar

pengamatan yang berslope negatif.

Salah satu masalah yang biasa muncul dalam ketenagakerjaan adalah

ketidak seimbangan antara permintaan akan tenaga kerja (demand for labour) dan

penawaran tenaga kerja (supply of labour) pada suatu tingkat upah. Ketidak

seimbangan tersebut dapat berupa :

Perubahan persentasedalam GDP riil

Garis titik sebaransetiap pengamatan

Perubahan dalam tingkatPengangguran

Page 18: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

1. Lebih besarnya penawaran dibanding permintaan terhadap tenaga kerja

(adanya excess supply of labour).

2. Lebih besarnya permintaan dibanding penawaran tenaga kerja (adanya excess

demand for labour).

Apabila jumlah orang yang menawarkan tenaganya untuk bekerja adalah

sama dengan jumlah tenaga kerja yang diminta, maka tidak akan ada excess

supply for labour maupun excess demand for labour. Pada kondisi seperti ini

berarti terjadi tingkat upah keseimbangan di mana semua orang yang ingin

bekerja telah dapat bekerja, berarti ada orang yang menganggur. Apabila terjadi

excess supply for labour berarti ada orang yang menganggur pada tingkat upah

tertentu, sedangkan apabila terjadi excess demand for labour berarti masih ada

kemungkinan tenaga kerja dapat melakukan negoisasi upah sesuai keinginannya

di atas upah keseimbangan. Seperti di Kabupaten Aceh Barat tingkat upahnya

berbeda dengan Kabupaten Nagan Raya, hal ini dikarenakan kebutuhan SDM di

Kabupaten Nagan Raya masih banyak dibutuhkan karena mengingat Kabupaten

Nagan Raya yang baru terbentuk dan untuk mengisi anggota pemerintahannya

diperlukan banyak tenaga kerja, sehingga tingkat upah lebih dominan

mempengaruhi kesempatan kerja di daerah tersebut.

Dengan menggunakan teori Harrod-Domar, pertumbuhan ekonomi dapat

menciptakan lapangan kerja yang seluas-luasnya dengan lebih mengutamakan

perkembangan sektor-sektor ekonomi yang padat karya seperti sektor pertanian

dan industri-industri berskala kecil.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa tolak ukur dari

keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah diantaranya adalah PDRB

daerah tersebut dan pertumbuhan penduduk yang bermuara pada tingkat

kesempatan kerja. PDRB menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam

Page 19: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

mengelola sumber daya alam dan faktor-faktor produksi. PDRB juga merupakan

jumlah dari nilai tambah yang diciptakan dari seluruh aktifitas ekonomi suatu

daerah atau sebagai nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu

daerah. Mengambil analisis makro Produk Domestik Regional Bruto, (Mankiw

2000, h.287) menjelaskan bahwa secara umum PDRB dapat dihitung berdasarkan

harga konstan atu berdasarkan harga berlaku. PDRB menurut harga konstan

adalah merupakan ukuran kemakmuran ekonomi yang dihasilkan tidak

dipengaruhi oleh perubahan harga.

2.6 Perumusan Hipotesis

Berdasarkan latar belakang penelitian, berlandaskan teoritis maka penulis

mencoba mengemukakan hipotesa, diduga bahwa Produk Domestik Regional

Bruto berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja sektoral di Kabupaten

Aceh Barat.

Page 20: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

III. METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif

kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak dituntut

menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data

tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Ruang lingkup penelitian ini adalah

seluruh jumlah kesempatan kerja sektoral di Kabupaten Aceh Barat dan PDRB di

Kabupaten Aceh Barat.

Mengingat luasnya aspek penelitian dari tahun 2007 sampai 2011 dan

keterbatasan dokumen terhadap informasi mengenai kesempatan kerja dan PDRB

di Kabupaten Aceh Barat maka penulis mengambil sampel penelitian selama

kurun waktu 5 tahun.

3.2 Data Penelitian

3.2.1 Jenis dan Sumber Data

Dalam penyusunan skripsi ini penulis melakukan penelitian dengan

menggunakan data sekunder yang bersifat time series dari tahun 2007 sampai

dengan tahun 2011 yang dipublikasikan oleh instansi : Badan Pusat Statistik

(BPS) Kabupaten Aceh Barat.

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

1. Studi Pustaka ( Library Research )

Page 21: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dengan cara

membaca buku-buku, situs web, dan literatur lainnya baik yang diwajibkan

maupun yang dianjurkan yang berhubungan dan ada kaitannya dengan masalah

yang akan dibahas dalam penelitian ini.

2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkip, agenda dan sebagainya. Metode dokumentasi akan

digunakan untuk mencari data kuantitatif yang berupa jumlah pertumbuhan

kesempatan kerja dan PDRB Kabupaten Aceh Barat.

3.3 Model Analisis Data

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

linear sederhana, analisis korelasi, koefisiensi determinasi, yang dihitung

menggunakan cara manual sedangkan uji t yang diolah menggunakan SPSS.

1. Analisis Regresi Linear Sederhana

Y = a + bX ..................................................................(1)

Keterangan :

Y = Kesempatan Kerja Sektoral

X = PDRB

a = Intersep

b = koefisien regresi (slop)

= ∑ −(∑ )(∑ )∑ − (∑ )= ∑ −b∑x

Page 22: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

2. Koefisien korelasi pearson (r)

Untuk melihat bentuk korelasi antar variabel dengan persamaan regresi

tersebut maka nilai a dan b harus ditentukan terlebih dahulu. Menurut Hasan

(2009, h.61) rumus mencari korelasi pearson adalah :

a. Koefisien korelasi pearson= ∑ (∑ )(∑ )[ ∑ (∑ )][ ∑ (∑ )] .............................................................(2)

b. Koefisien Penentu (KP)

Analisa ini digunakan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan

variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Koefisien penentu (KP)

merupakan kuadrat dari nilai koefisien korelasi.

Rumus koefisien korelasi determinasi menurut Ridwan (2000) dalam

Arafah (2008, h. 11)

Kp = x 100 % ........................................................(3)

Dimana :

Kp = Besarnya koefisien penentu (determinasi)

r = koefisien korelasi

c. Uji-t

= √√ ......................................................................................................(4)

Keterangan :

n = jumlah sampel

r = koefisien korelasi

Page 23: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan batasan yang diberikan pada

variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini berjumlah 2 variabel yang terdiri dari 1 variabel independen dan

variabel dependen Y. Masing-masing variabel tersebut didefinisikan dan

dioperasionalkan Definisi variabel yang digunakan dalam model analisis adalah

sebagai berikut :

1. Produk Domestik Regional Bruto (X) adalah merupakan nilai dari seluruh

kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat di suatu wilayah (region)

pada kurun waktu tertentu.

2. Kesempatan Kerja (Y) dapat diartikan sebagai partisipasi dalam

pembangunan, baik dalam arti memikul beban pembangunan maupun dalam

tanggung jawab atas pelaksanaan pembangunan ataupun di dalam menerima

kembali hasil pembangunan tersebut.

3.5 Pengujian hipotesis

Uji t digunakan untuk menguji hipotesis parameter rata-rata bila sampel

berukuran kecil (n≤30) dan ragam populasi tidak diketahui menurut (Duwi

2010,h.68)

= √√ ....................................................................................................(5)

Keterangan :

n = jumlah sampel

r = koefisien korelasi

Hipotesa statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Ho ; β = 0, PDRB tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan

kesempatan kerja di Kabupaten Aceh Barat.

Page 24: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

b. H ; β ≠ 0, PDRB berpengaruh secara signifikan terhadap terhadap

pertumbuhan kesempatan kerja sektoral di Kabupaten Aceh Barat.

Kriteria uji hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :

a. Apabila t > t maka Ho ditolak H diterima, artinya terdapat pengaruh yang

signifikan antara PDRB terhadap pertumbuhan kesempatan kerja sektoral di

Kabupaten Aceh Barat.

b. Apabila t < t maka Ho diterima H ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh

yang signifikan antara PDRB terhadap pertumbuhan kesempatan kerja

sektoral di Kabupaten Aceh Barat.

Page 25: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di KabupatenAceh Barat

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencerminkan seluruh nilai

barang dan jasa yang dihasilkan suatu wilayah dalam kurun waktu satu Tahun.

PDRB didapat dengan cara mengalikan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan

tersebut dengan harganya. Apabila harga yang dipakai merupakan harga berlaku

pada tahun tersebut maka didapatlah PDRB atas dasar harga berlaku. Akan tetapi

apabila harga yang digunakan adalah harga pada tahun 2000 maka didapatlah

PDRB atas dasar Harga konstan tahun 2000.

PDRB atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan

menunjukkan kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2009, PDRB Aceh Barat atas

dasar harga berlaku adalah senilai 2,70 triliun rupiah. Sedangkan pada tahun 2010,

nilai produksi ini mencapai 3,00 triliun rupiah. Bahkan sepanjang tahun 2011,

nilai tambah Aceh Barat mencapai 3,26 triliun rupiah.

PDRB tersebut masih dipengaruhi oleh kenaikan harga (inflasi). Untuk

melihat kenaikan produksi suatu wilayah digunakanlah PDRB harga konstan.

Kenaikan produksi tersebut disebut pertumbuhan ekonomi. Kenaikan nilai PDRB

atas dasar harga konstan akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi bernilai positif

(meningkat). Demikian pula sebaiknya, jauhnya perbedaan antara PDRB harga

berlaku dan harga konstan tahun 2000 mengindifikasikan bahwa kenaikan harga

dalam kabupaten Aceh Barat tergolong tinggi. BPS.Sumber : PDRB Kabupaten

Aceh Barat 2008-2011.

Page 26: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

Tabel 1Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Aceh Barat tahun 2002-2011 (Persen)

Atas Harga Berlaku

No Sektor

PDRB (Juta Rupiah)

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Pertanian

Pertambangan &

Penggalian

Industri pengolahan

Listrik, Gas & air

Bersih

Bangunan

Perdagangan, Hotel, &

Restoran

Pengangkutan &

Komunikasi

Keuangan, Persewaan

& Jasa Perusahaan

Jasa - jasa

365.898

5.442

20.788

2.354

137.250

232.366

85.767

16.532

194.829

404.158

6.042

23.416

2.738

152.027

250.949

95.869

22.317

223.720

538.907

7.004

26.083

3.019

170.325

272.843

106.472

21.463

252.307

478.462

7.098

18.964

4.441

105.289

330.660

116.823

24.930

230.595

584.509

10.843

20.998

5.134

206.089

400.187

142.824

31.002

308.805

664.714

12.382

23.967

6.788

276.101

486.873

142.869

34.808

371.517

716.372

15.179

27.293

8.506

377.155

569.047

241.206

39.769

420.874

882.593

16.525

33.234

11.965

378.039

579.654

262.751

45.537

489.932

1.078.420

17.244

39.990

13.355

389.716

603.249

278.811

51.384

534.037

1.220.305

18.023

48.058

14.990

409.213

624.268

288.182

59.770

586.971

Jumlah 1.061.231 1.181.240 1.398.427 1.317.267 1.710.393 2.060.024 2.415.404 2.700.234 3.006.210 3.269.784Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Aceh Barat 2012

Page 27: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

Sektor Pertanian merupakan sektor ekonomi yang mayoritas dikelola oleh

masyarakat Aceh khususnya di perdesaan. Di Kabupaten Aceh Barat Sektor

Pertanian memberikan masukan terbesar dari sektor-sektor ekonomi lainnya dari

Tahun ke Tahun seperti tercantum pada Tabel di atas. Sektor Pertambangan &

Penggalian dari kurun waktu 10 Tahun yaitu dari Tahun 2002-2011 hanya

memberikan masukan PDRB relatif kecil. Listrik, Gas da Air Bersih, seperti yang

kita tau sektor ini memang merupakan sektor kebutuhan sehari-hari masyarakat

jadi kontribusi yang di berikan seimbang dari Tahun ke Tahun. Pada Tahun 2009-

2011 sektor ini memberikan nilai plus terhadap PDRB dikarenakan sudah mulai

berkembangnya Kabupaten Aceh Barat dengan dibangunnya bangunan-bangunan

baru, dan banyaknya para imigran yang menetap di Kabupaten Aceh Barat

sehingga makin banyak tuntutan lahan tempat tinggal. Sektor ekonomi yang juga

memberikan kontribusi relatif besar terhadap pembentukan nilai PDRB

Kabupaten Aceh Barat adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yang

mayoritas berpusat di bagian perkotaan, pada Tahun 2006-2011 sektor ini

memberikan nilai tambah yang terus meningkat setiap Tahunnya terhadap PDRB.

Sektor Bangunan/konstruksi, kontribusi yang diberikan sektor ini naik turun

sepanjang Tahun 2002-2005 dan mulai bangkit lagi sepanjang Tahun 2006- 2011

dikarenakan proses rekontruksi dari Pemerintah Pusat, Daerah dan juga dibantu

oleh pihak Non Goverment Organitation (NGO) Lokal maupun Internasional. Hal

ini dapat dimaklumi karena kegiatan yang bersifat pembangunan secara fisik ini

terus dipacu oleh kabupaten Aceh Barat. Pada tahun 2009 dan 2010 pembenahan

sarana dan prasarana rusak pasca bencana alam tsunami pada akhir tahun 2004

sudah rampung dikerjakan. Sektor ekonomi lainnya yang ikut memberikan

kontribusi relatif besar terhadap PDRB Kabupaten Aceh Barat periode 2002-2011

adalah sektor transportasi dan komunikasi. Sektor Keuangan dan Persewaan

Page 28: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

masih memberikan kontribusi yang tidak jauh berbeda sepanjang Tahun 2002-

2011. Sektor Jasa-jasa seperti terlihat dalam tabel sector ini terus mengalami

lonjakan sepanjang Tahun 2002-2011.

4.2 Perkembangan Kesempatan Kerja Kabupaten Aceh Barat

Selanjutnya pasar tenaga kerja Aceh Barat juga menyediakan kesempatan

kerja yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari tingginya Tingkat Kesempatan

kerja (TKK). TKK dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini masih terbilang

tinggi yaitu berkisar antara 93-96 persen. Artinya sepanjang tahun 2009-2011,

terdapat sekitar 93-96 persen penduduk yang berhasil mendapatkan pekerjaan dari

100 persen penduduk yang bersedia bekerja. Pada tahun 2011 TKK Aceh Barat

mengalami sedikit penurunan menjadi 93 persen dikarenakan kurangnya lapangan

kerja yang tersedia. Angka ini merupakan penjumlahan dari TKK penduduk laki-

laki dan perempuan. Hal yang sama juga terjadi pada TKK penduduk laki-laki dan

perempuan.

Tingginya kesempatan kerja tersebut otomatis akan mempengaruhi jumlah

pengangguran yang dapat diukur dari indikator Tingkat Pengangguran Terbuka

(TPT). Indikator ini berguna sebagai acuan pemerintah bagi pembukaan lapangan

kerja baru. Penjumlahan nilai TKK dan TPT bernilai 100 persen.

Indikator pengangguran ini lebih besar nilainya pada penduduk Perempuan

daripada Laki-laki. Ini dikarenakan pasar kerja lebih mengutamakan kaum lelaki,

terutama pekerjaan kasar yang lebih banyak membutuhkan tenaga. Sedangkan

pada kaum Perempuan, hanya lapangan usaha tertentu yang dapat dimasuki.

Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Aceh Barat, 2012, h. 8.

Page 29: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

Tabel 2

TPT (Penduduk angkatan kerja yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaandibandingkan dengan jumlah penduduk angkatan kerja)

Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Aceh Barat 2012.

TPT tahun 2002 yang sebesar 2,33 persen berarti dari 100 persen

penduduk angkatan kerja, hanya 2,33 persen saja yang menganggur. Pada tahun

2005 terjadi peningkatan TPT di akibatkan banyaknya masyarakat yang

kehilangan aset dan lapangan usaha sehingga mereka tidak mampu membangun

atau bekerja seperti biasanya di akibatkan bencana Tsunami. Di Tahun 2006 TPT

mulai berkurang dikarenakan mulainya Pembangunan kembali oleh Pemerintah

Daerah yang terkena Tsunami termasuk Kabupaten Aceh Barat. Naik turunnya

angka TPT dari Tahun 2007-2009, Pada tahun 2009 , 4,63 yang menganggur

meningkat dari tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2010 pengangguran

yang tersisa di Aceh Barat hanya 3,52 persen saja. Pada tahun 2011 tingkat

pengangguran kembali membesar dikarenakan peningkatan jumlah tenaga kerja

yang tidak sebanding dengan penambahan lapangan usaha.

No Tahun TPT Persen (%)1 2002 2,33

2 2003 2,21

3 2004 2,04

4 2005 5,05

5 2006 2,98

6 2007 3,37

7 2008 2,14

8 2009 4,63

9 2010 3,52

10 2011 6,82

Page 30: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

Tabel 3Jumlah Tenaga Kerja Yang Bekerja Menurut lapangan Usaha Di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2002-2011

Sumber : BPS Kabupaten Aceh Barat Aceh In Invigures 2002-2011

No Lapangan UsahaJumlah Tenaga kerja (orang)

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Pertanian

Pertambangan & penggalian

Industri pengolahan

Listrik, Gas & air Bersih

Bangunan

Perdagangan, Hotel, &

Restoran

Pengangkutan dan

Komunikasi

Keuangan, Persewaan &

Jasa Perusahaan

Jasa-jasa

15.038

115

1.536

410

4.152

8.560

3.235

205

8.659

17.253

135

1.858

415

4.530

8.905

3.215

216

8.923

18.336

168

2.562

435

4.020

8.210

3.985

263

9.263

20.254

204

2.8214

400

4.562

7.259

2.546

195

9.275

23.545

215

2.965

425

5.950

10.542

3.123

240

9.300

25.614

308

3.230

420

6.020

10.031

3.975

232

9.376

28.804

336

2.070

470

5.253

10.123

3.636

226

9.551

29.959

364

3.248

310

5.571

9.589

3.323

252

13.564

30.974

678

2.559

431

5.400

12.649

1.888

416

15.264

38.711

1.578

1.300

363

3.633

12.536

2.052

610

15.062

Total 34.206 41.373 36.235 72.909 56.305 58.898 60.133 66.180 70.259 75.845

Page 31: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

Untuk mencegah ketimpangan sosial, peningkatan jumlah penduduk harus

diimbangi dengan kemajuan dibidang ketenagakerjaan. Seiring dengan

peningkatan jumlah penduduk Aceh Barat, jumlah penduduk usia kerja yaitu 15

Tahun keatas juga semakin meningkat. Pada tabel diatas terlihat bahwa jumlah

angkatan kerja merupakan penduduk usia 15 tahun ke atas yang berpartisipasi

aktif dalam pasar kerja, baik yang mempunyai pekerjaan maupun penduduk yang

mencari pekerjaan (pengangguran). Walaupun jumlah penduduk Kabupaten Aceh

Barat yang bekerja terus bertambah tiap tahunnya. Akan tetapi lonjakan angkatan

kerja di tahun 2011 yang tidak dibarengi dengan lonjakan lapangan kerja

menyebabkan jumlah pengangguran pada tahun tersebut menjadi meningkat.

4.3 Hasil Pengujian Hipotesis

Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap Kesempatan

Kerja di Kabupaten Aceh Barat. Analisis ini digunakan untuk mengetahui

pengaruh Produk Domestik Regional Bruto Terhadap Kesempatan Kerja di

Kabupaten Aceh Barat, analisis ini akan diwujudkan dengan pengolahan data

secara sederhana (manual).

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

1. Analisis Koefisien Korelasi

Untuk mengetahui tingkat keeratan, arah hubungan antara PDRB terhadap

Kesempatan Kerja, maka dapat menggunakan koefisien korelasi. Koefisien

korelasi ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel

Page 32: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

independen (X) secara serempak terhadap variabel dependen (Y). Nilai (R)

berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin mendekati 1 berarti hubungan yang

terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang

terjadi semakin lemah.

Menurut Sugiono (2007), dalam Duwi, h. 65 pedoman untuk memberikan

interprestasi koefisien korelasi (R) adalah sebagai berikut :

0,00 - 0,199 = Sangat rendah

0,20 - 0,399 = Rendah

0,40 - 0,599 = Sedang

0,60 - 0,799 = Kuat

0,80 - 1,000 = Sangat kuat

Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS versi

18.0 pada tabel output SPSS model summari diperoleh nilai koefisien korelasi (R)

sebesar 0,742. Disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4Hasil Perhitungan koefisien korelasi (R)

No Variabel R R²

1 Produk Domestik RegionalBruto, dan TKK

0,742 0,551

Sumber : Hasil SPSS (Diolah September 2012)

2. Analisa Koefesien Determinasi

Pengaruh PDRB terhadap kesempatan kerja di Kabupaten Aceh Barat,

dengan menggunakan analisis ini secara kongkret dilakukan terhadap koefisien

determinasi. Koefisien determinasi adalah Analisa ini digunakan untuk

menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel bebas (X) terhadap variabel

Page 33: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

terikat (Y). koefisien determinasi (r2) merupakan kuadrat dari nilai koefisien

korelasi.

Adapun koefesien determinasi dalam penelitian ini dapat diketahui dengan

penggunaan rumus perhitungan sebagai berikut :

Koefesien determinasi = r2 × 100%

Koefesien determinasi = (0,742)2 × 100%

Koefesien determinasi = 55,06 %

Dari perhitungan diatas diperoleh koefesien determinasi (R2) sebesar

55,06% yang berarti bahwa variabel kesempatan kerja sektoral ikut berpengaruh

terhadap PDRB di Kabupaten Aceh Barat sedangkan sisanya 44,94% dipengaruhi

oleh variabel lainnya diluar model penelitian ini.

3. Uji Regresi linear Sederhana dan Uji Signifikan Parsial (Uji t).

Uji regresi merupakan prosedur yang kuat dan fleksibel dalam

menganalisis pengaruh asosiatif antara variabel independen (X) dan variabel

dependen (Y). Sedangkan secara partial Variabel PDRB ikut berpengaruh

terhadap Variabel Kesempatan Kerja di Kabupaten Aceh Barat.

Tabel 5Variabel PDRB dan Tingkat Kesempatan Kerja

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficientst Sig.

95.0% Confidence

Interval for B

B Std. Error BetaLower

Bound

Upper

Bound

1

(Constant) 28867.515 9682.154 2.982 .018 6540.428 51194.603

PDRB .014 .005 .742 3.131 .014 .004 .024

Page 34: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

Sumber: Hasil SPSS (Diolah Agustus 2013)

Dari hasil perhitungan regresi linear sederhana maka persamaannya

sebagai berikut : Y = 28867.515 + 0.14 X

Konstanta dari persamaan diatas sebesar 28867.515, nilai konstanta ini

menyatakan apabila variabel PDRB sama dengan nol maka Kesempatan Kerja

Sektoral sebesar 0.14. Koefesien regresi PDRB dari persamaan diatas dapat dilihat

bahwa Kesempatan Kerja Sektoral sebesar 1 hal ini akan menyebabkan PDRB

naik sebesar Rp 14,- .menyatakan setiap kenaikan Kesempatan Kerja Sektoral 1

maka PDRB meningkat sebesar Rp 14,-.

Pembuktian bahwa variabel Kesempatan Kerja berpengaruh terhadap

Variabel PDRB di Kabupaten Aceh Barat dilakukan pengujian tersendiri secara

partial dengan uji t pada jumlah kepercayan (level of confidence 95%) yaitu :

Variabel PDRB thitung sebesar 3,131 lebih besar dari ttabel 2,306 artinya signifikan

terhadap Variabel Kesempatan Kerja di Kabupaten Aceh Barat. Berdasarkan hasil

olahan SPSS (Statistical Package For the Social sciences) 18.0 didapatkan 3,131,

tetapi kalau dilihat secara langsung bahwa Kesempatan Kerja juga ikut

menyumbang untuk peningkatan PDRB Kabupaten Aceh Barat, walaupun dalam

lingkup kecil, disebabkan masih ada faktor lain yang lebih besar yang

mempengaruhi PDRB.

a. Dependent Variable: TKK

Page 35: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Penelitian ini telah dilakukan di Kabupaten Aceh Barat selama 10 Tahun,

yakni tahun 2002-2011. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS versi 18.0

pada tabel output SPSS model summary diperoleh nilai koefisien korelasi (R)

sebesar 0,742.

2. Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar

55,06 % yang berarti bahwa variabel Kesempatan Kerja ikut berpengaruh

terhadap PDRB di Kabupaten Aceh Barat sedangkan sisanya 44,94 %

dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar model penelitian ini.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dikemukakan

beberapa saran sebagai berikut Guna meningkatkan Kesempatan Kerja dari sektor

PDRB yakni :

Page 36: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

1. Pemerintah mampu meningkatkan jumlah lapangan kerja di segala sektor

guna meningkatkan minimnya angka pengangguran di Kabupaten Aceh Barat

yang nantinya juga akan menambah pendapatan PDRB dengan semakin

banyaknya masyarakat yang mengaggur yang mendapatkan pekerjaan.

2. Tersedianya kesempatan kerja bagi kaum laki-laki dan perempuan secara

merata agar tidak hanya kaum Laki-laki saja yang berusaha mencari

pekerjaan tetapi bagaimana cara kaum Perempuan juga dapat diperdayakan

tenaganya agar tidak hanya mengurus keluarga dirumah. Dan dengan

keseimbangan ini perekonomian masyarakat itu tersebut pun menjadi

semakin meningkat jika sudah adanya pemerataan ketenaga kerjaan antara

kaum Laki-laki dan Perempuan.

Page 37: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Arafah. 2008. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pegawai diPT. BPR Syari’ah Amanah Ummah Leuwiliang Bogor. Karya Ilmiah(Tidak dipublikasikan) LPPM UTU. Meulaboh

Badan Pusat Statistik. 2005-2010 PDRB Kabupaten Aceh Barat.

2012. Statistik Daerah Kabupaten Aceh Barat.

Duwi, Priyatno. 2010. Paham Analisa Statistis Data dengan SPSS Cetakan I.Mediakom. Yogyakarta.

Hasan, Iqbal. 2009. Analisis data penelitian dengan statistik. PT. Bumi Aksara.Jakarta.

Mankiw. 2000. Pengantar Ekonomi Jilid 1 edisi 1. Erlangga. Jakarta

Oloan, Indra Nainggolan. 2000. Analisis Faktor-faktor yang MempengaruhiKesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Sumatra Utara. Skripsi(dipublikasikan). Fakultas ekonomi. USU. Medan. Didownload 02 Januari2012.

Payaman, S. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Lembaga PreteritFakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Suparmoko. 2002. Ekonomi Publik untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah.Andi. Yogyakarta.

Sukirno, Sadono. 2006. Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi ketiga. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Targian, Robinson. 2005. Ekonomi Regional teori dan aplikasi edisi Revisi. BumiAksara. Jakarta.

Page 38: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

Todaro, MP. 2000. Pembangunan Ekonomi Dunia Ke Tiga. Erlangga. Jakarta.

http:www.scribd.com/doc/25114724/Definisi-PDRB diakses 02 Februari 2012.

http:edukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Modul%20Online/viem&id=54&uniq=1504 diakses 09 Februari 2012.

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL…..…………………………………………………… iHALAMAN JUDUL …..…………………………………………………… iiHALAMAN TUJUAN ……………………………………………………… iiiABSTRAK ………………………………………………………………...... ivHALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ vRIWAYAT HIDUP…………………………………………………………. viiMOTO / PERUNTUKAN………………………………………………....... viiiKATA PENGANTAR ……………………………………………………... ixDAFTAR ISI ………………………………………………………………... xiDAFTAR TABEL …………………………………………………………... xiiiDAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….. xivDAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. xv

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ...............………………………………… 11.2. Rumusan Masalah ............………………………………………… 31.3. Tujuan Penelitian............………………………………………….. 41.4. Manfaat Penelitian ...........………………………………………… 4

1.4.1. Manfaat Teoritis ...........…………………………………… 41.4.2. Manfaat Praktis ...........……………………………………. 4

1.5. Sistematika Pembahasan ..........…………………………………… 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto ............…………….. 6

Page 39: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

2.2. Pengertian Ketenagakerjaan .............……………………………… 102.3 Kesempatan Kerja …………………………………………........... 142.4 Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kesempatan Kerja …............ 152.5 Pertumbuhan Ekonomi ……………………………………............ 162.6 Perumusan Hipotesis ...........………………………………………. 19

III. METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian ............………………………………… 203.2. Data Penelitian ............……………………………………………. 20

3.2.1. Jenis dan Sumber Data…………………………..............… 203.2.2. Tehnik Pengumpulan Data ...........………………………… 20

3.3. Model Analisis Data ..........……………………………………….. 213.4. Definisi Operasional Variabel ...........……………………………... 233.5. Pengujian Hipotesis ...........……………………………………….. 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Perkembangan PDRB di Kabupaten Aceh Barat ...........…………. 254.2. Perkembangan Kesempatan Kerja Kabupaten Aceh Barat .............. 284.3. Hasil Pengujian Hipotesis ...........…………………………………. 314.4. Pembahasan Hasil Penelitian ...........…………………………….... 31

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan ..............………………………………………………… 355.2. Saran................................................................................................. 35

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 37

LAMPIRAN ………………………………………………………………… 38

Page 40: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. PDRB Kabupaten Aceh BaratTahun 2002-2011 (Juta Rupiah) atas Harga Berlaku……………………… 26

2. TPT ( Penduduk angkatan kerja yang tidak bekerja dansedang mencari pekerjaan dibandingkan dengan jumlahpenduduk angkatan kerja ) Laju Indeks Implisit di Aceh Barat …………. 29

3. Jumlah Tenaga Kerja yang bekerja menurut lapangan usahadi Kabupaten Aceh Barat Tahun 2002-2011 ……………………………. 30

4. Hasil Perhitungan koefisien korelasi (R) ………………………………… 32

5. Variabel PDRB dan Tingkat Kesempatan Kerja…………………….…… 33

Page 41: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Gambar Penyediaan dan Permintaan Tenaga Kerja……………………… 13

2. Gambar Kurva Hukum Okun…………………………………………….. 17

Page 42: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Hasil Olahan ................………………………………………………….. 38

2. Data Input …………………………………………………..................... 40

3. Tabel Uji t .................……………………………………………………. 41

4. Izin Penelitian Skripsi ................………………………………………… 42

5. Surat Keterangan Penelitian ................………………………………….. 43

Page 43: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

Lampiran I : Hasil Olahan

Model Summary

Model

R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

d

i

m

e

n

s

i

o

n

0

1 .742a .551 .494 10,800.540

a. Predictors: (Constant), PDRB

b. Dependent Variable: TKK

Variables Entered/Removedb

Model Variables

Entered

Variables

Removed Method

Page 44: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

d

i

m

e

n

s

i

o

n

0

1 PDRBa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: TKK

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.144E9 1 1.144E9 9.803 .014a

Residual 9.332E8 8 1.167E8

Total 2.077E9 9

a. Predictors: (Constant), PDRB

b. Dependent Variable: TKK

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 28867.515 9682.154 2.982 .018

PDRB .014 .005 .742 3.131 .014

a. Dependent Variable: TKK

Page 45: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 43,829.23 74,966.41 57,233.90 11,272.295 10

Residual -12,348.170 25,470.061 -1.012E-12 10,182.847 10

Std. Predicted Value -1.189 1.573 .000 1.000 10

Std. Residual -1.143 2.358 .000 .943 10

a. Dependent Variable: TKK

Page 46: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

Lampiran III : Tabel Uji T

Page 47: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

Page 48: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

Page 49: Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu …repository.utu.ac.id/1686/1/BAB 1 -V.pdf · 2017. 11. 2. · Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu

xiii

Lampiran II : Data Input

No. Tahun PDRB TKK

1 2002 1.061.231 34.202

2 2003 1.181.240 41.373

3 2004 1.398.427 36.235

4 2005 1.317.267 72.909

5 2006 1.710.393 56.305

6 2007 2.060.024 58.898

7 2008 2.415.404 60.133

8 2009 2.700.234 66.180

9 2010 3.006.210 70.259

10 2011 3.269.784 75.845