6
PEMBANGUNAN MONUMEN KEMANUSIAAN (KAMPUNG VIETNAM) DAN PERANNYA DALAM DUNIA PARIWISATA 1979-1996 Desma Yulia Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau Kepulauan, Batam Jl. Batu Aji Baru no 99 Kec. Batu Aji, Kota Batam Email: [email protected] Abstrak Penelitian ini mengkaji tentang perkembangan pariwisata di Monumen Kemanusiaan (kampung Vietnam) serta kiat-kiat yang dilakukan oleh para pengelola Monumen dalam memajukan pariwisata sejak awal berdiri sampai dampak keberadaan Monumen tersebut terhadap perekonomian masyarakat yang berada di sekitar Monumen. Tujuan dalam penelitian ini 1) untuk mengetahui keberadaan monumen berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata di kota Batam, 2) untuk mengetahui strategi yang dilakukan pengelola monumen dalam rangka memajukan pariwisata di kota Batam. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas empat tahapan. Pertama, heuristic yaitu mencari, menggali dan mengumpulkan bahan- bahan sumber. Sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber primer, dan sumber sekunder . Tahap kedua yaitu, kritik sumber. Kritik dibagi pula menjadi dua yaitu kritik intern dan ekstern. Tahapan ketiga yaitu interpretasi yaitu menetapkan makna dan saling keterkaitan hubungan dari fakta yang telah diperoleh. Tahapan ke empat yaitu historiografi yaitu penulisan sejarah. Monumen kemanusian adalah monument yang ada di Kepulauan Riau, monumen ini didirikan sekitar tahun 1998. Pembangunan monument kemanusiaan sebagai objek pariwisata di Pulau Galang mendapat sambutan yang baik dari masyarakat. Pada awal perkembangannya objek wisata monumen kemanusiaan ini tidak ramai dikunjungi oleh masyarakat. Namun lama kelamaan pengunjung yang datang bertambah banyak baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara, bahkan adanya sebuah ungkapan yang mengatakan “kalau belum ke monumen kemanusiaan kampung Vietnam namanya belum ke Kota Batam”. Bertambah banyaknya wisatawan yang datang berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat yang ada di sekitarnya. Kata kunci : monumen kemanusiaan (Kampung Vietnam), pariwisata, sejarah pariwisata. Pendahuluan Kepulauan Riau merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki pariwisata dalam bentuk monumen kemanusiaan (kampung Vietnam) tepatnya di pulau Galang kelurahan Sijantung, kecamatan Galang. Pulau Galang memiliki peninggalan para pengungsi Vietnam. Camp Vietnam merupakan salah satu tempat pariwisata yang ada di Pulau Galang. Pulau Galang mulai dikenal sejak tahun 1979-an ketika ratusan ribu penduduk Vietnam bagian selatan lari meninggalkan kampung halamannya dan mengungsi ke negara lain pasca perang saudara salah satunya Indonesia. Para pengungsi meneruskan kehidupan mereka sepanjang tahun 1979-1996 di tempat ini. Para pengungsi sangat tertutup interaksi dengan penduduk setempat. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pengawasan, pengaturan bagi penjaga keamanan, dan juga menghindari penyakit kelamin Vietnam Rose yang dibawa oleh pengungsi. Peninggalan para pengungsi Vietnam dikenal dengan nama Camp Vietnam. Peninggalan ini dijadikan sebagai monumen kemanusiaan dan dijadikan sebagai tempat objek pariwisata oleh pihak Otorita Batam, dalam rangka mewujudkan program Visit Batam 2010. Menjadikan Camp Vietnam sebagai monumen kemanusiaan tempat wisata membawa dampak positif bagi masyarakat pada umumnya dan khususnya pihak Otorita Batam. Berkunjung ke tempat wisata monumen kemanusian (Kampung Viatnam) akan menambah wawasan ilmu pengetahuan sejarah lokal, dan sejarah masa lalu para pengungsi Vietnam yang datang mencari perlindungan dari 80 National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016 ISSN:2541-111x

PEMBANGUNAN MONUMEN KEMANUSIAAN (KAMPUNG …repo.polinpdg.ac.id/661/1/ASCNITech_2016_NonREKAYASA_-_Desma_Yulia.pdf · Pembangunan Monumen Kemanusiaan (Kampung Vietnam) dan Perannya

  • Upload
    others

  • View
    21

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBANGUNAN MONUMEN KEMANUSIAAN (KAMPUNG …repo.polinpdg.ac.id/661/1/ASCNITech_2016_NonREKAYASA_-_Desma_Yulia.pdf · Pembangunan Monumen Kemanusiaan (Kampung Vietnam) dan Perannya

PEMBANGUNAN MONUMEN KEMANUSIAAN

(KAMPUNG VIETNAM) DAN PERANNYA DALAM

DUNIA PARIWISATA 1979-1996

Desma Yulia

Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan,

Universitas Riau Kepulauan, Batam

Jl. Batu Aji Baru no 99 Kec. Batu Aji, Kota Batam

Email: [email protected]

Abstrak Penelitian ini mengkaji tentang perkembangan pariwisata di Monumen Kemanusiaan (kampung

Vietnam) serta kiat-kiat yang dilakukan oleh para pengelola Monumen dalam memajukan pariwisata sejak awal

berdiri sampai dampak keberadaan Monumen tersebut terhadap perekonomian masyarakat yang berada di sekitar

Monumen. Tujuan dalam penelitian ini 1) untuk mengetahui keberadaan monumen berpengaruh terhadap

perkembangan pariwisata di kota Batam, 2) untuk mengetahui strategi yang dilakukan pengelola monumen dalam

rangka memajukan pariwisata di kota Batam.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas empat tahapan. Pertama,

heuristic yaitu mencari, menggali dan mengumpulkan bahan- bahan sumber. Sumber-sumber yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu sumber primer, dan sumber sekunder . Tahap kedua yaitu, kritik sumber. Kritik dibagi

pula menjadi dua yaitu kritik intern dan ekstern. Tahapan ketiga yaitu interpretasi yaitu menetapkan makna dan

saling keterkaitan hubungan dari fakta yang telah diperoleh. Tahapan ke empat yaitu historiografi yaitu penulisan

sejarah.

Monumen kemanusian adalah monument yang ada di Kepulauan Riau, monumen ini didirikan sekitar

tahun 1998. Pembangunan monument kemanusiaan sebagai objek pariwisata di Pulau Galang mendapat

sambutan yang baik dari masyarakat. Pada awal perkembangannya objek wisata monumen kemanusiaan ini tidak

ramai dikunjungi oleh masyarakat. Namun lama kelamaan pengunjung yang datang bertambah banyak baik

wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara, bahkan adanya sebuah ungkapan yang mengatakan “kalau

belum ke monumen kemanusiaan kampung Vietnam namanya belum ke Kota Batam”. Bertambah banyaknya

wisatawan yang datang berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat yang ada di sekitarnya.

Kata kunci : monumen kemanusiaan (Kampung Vietnam), pariwisata, sejarah pariwisata.

Pendahuluan

Kepulauan Riau merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki pariwisata dalam bentuk

monumen kemanusiaan (kampung Vietnam) tepatnya di pulau Galang kelurahan Sijantung, kecamatan Galang.

Pulau Galang memiliki peninggalan para pengungsi Vietnam. Camp Vietnam merupakan salah satu tempat

pariwisata yang ada di Pulau Galang. Pulau Galang mulai dikenal sejak tahun 1979-an ketika ratusan ribu

penduduk Vietnam bagian selatan lari meninggalkan kampung halamannya dan mengungsi ke negara lain pasca

perang saudara salah satunya Indonesia.

Para pengungsi meneruskan kehidupan mereka sepanjang tahun 1979-1996 di tempat ini. Para pengungsi

sangat tertutup interaksi dengan penduduk setempat. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pengawasan,

pengaturan bagi penjaga keamanan, dan juga menghindari penyakit kelamin Vietnam Rose yang dibawa oleh

pengungsi.

Peninggalan para pengungsi Vietnam dikenal dengan nama Camp Vietnam. Peninggalan ini dijadikan

sebagai monumen kemanusiaan dan dijadikan sebagai tempat objek pariwisata oleh pihak Otorita Batam, dalam

rangka mewujudkan program Visit Batam 2010. Menjadikan Camp Vietnam sebagai monumen kemanusiaan

tempat wisata membawa dampak positif bagi masyarakat pada umumnya dan khususnya pihak Otorita Batam.

Berkunjung ke tempat wisata monumen kemanusian (Kampung Viatnam) akan menambah wawasan ilmu

pengetahuan sejarah lokal, dan sejarah masa lalu para pengungsi Vietnam yang datang mencari perlindungan dari

80

National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016 ISSN:2541-111x

Page 2: PEMBANGUNAN MONUMEN KEMANUSIAAN (KAMPUNG …repo.polinpdg.ac.id/661/1/ASCNITech_2016_NonREKAYASA_-_Desma_Yulia.pdf · Pembangunan Monumen Kemanusiaan (Kampung Vietnam) dan Perannya

ancaman perang. Camp Vietnam merupakan tempat peninggalan pengungsi Vietnam pada tahun 1979-1996.

Banyak peninggalan yang ditemui di Camp Vietnam1.

Pengunjung dapat melihat berbagai macam benda monumen peninggalan di Camp Vietnam. Sisa-sisa

peninggalan yang terdapat di Wisata Kemanusiaan (Kampung Vietnam) dapat menggambarkan bagaimana cara

para pengungsi bertahan hidup jauh dari tanah kelahirannya. Pengunjung yang datang akan disambut oleh patung

Humanity atau patung kemanusiaan, barak-barak, gereja, pagoda, perahu-perahu, penjara,

makam,dll2

.Berdasarkan latar belakang masalah ini penulis tertarik mengkaji fenomena ini dengan judul

Pembangunan Monumen Kemanusiaan (Kampung Vietnam) dan Perannya Dalam Dunia Pariwisata 1979-1996.

Tujuan dalam penelitian ini 1) untuk mengetahui keberadaan monumen berpengaruh terhadap perkembangan

pariwisata di kota Batam, 2) untuk mengetahui strategi yang dilakukan pengelola monumen dalam rangka

memajukan pariwisata di kota Batam. batasan dalam penelitian ini dibagi dua, batasan temporal yaitu tahun

1979-1996. batasan spasial yaitu Kampung Vietnam yang terletak di Pulau Galang. Penelitian ini menggunakan

metode penelitian sejarah yang terdiri atas empat tahapan. Pertama, heuristic yaitu mencari, menggali dan

mengumpulkan bahan- bahan sumber. Sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber primer,

dan sumber sekunder . Tahap kedua yaitu, kritik sumber, kritik dibagi pula menjadi dua yaitu kritik intern dan

ekstern. Tahapan ketiga yaitu interpretasi yaitu menetapkan makna dan saling keterkaitan hubungan dari fakta

yang telah diperoleh. Tahapan ke empat yaitu historiografi yaitu penulisan sejarah.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, pada awalnya masyarakat hanya mengenal proyek, perikanan,

perdagangan, semenjak didirikan monumen kemanusiaan semenjak itulah berkembangan pariwisata di kampung

Vietnam. Para pengelola monument memiliki strategi masing-masing dalam memajukan pariwisata monumen,

ada yang membolehkan para pedagang untuk berjualan disekitar lingkungan monumen tujuannya dengan adanya

para pedagang maka masyarakat akan ramai datang ke monumen karena masyarakat mengunjungi tempat wisata

membutuhkan makanan.

Keberadaan monumen kemanusiaan (kampung Vietnam) pada awal berdirinya sangat berpengaruh terhadap

pariwisata kota Batam, monumen adalah pintu gerbang bagi pariwisata kota Batam, terutama bagi wisatawan

asing. Wisatawan asing yang akan datang ke kota Batam akan menanyakan terlebih dahulu monumen

kemanusian (kampung Vietnam) sebelum mereka mengunjungi daerah-daerah yang ada di kota Batam, dengan

mereka mengunjungi monumen kemanusiaan, mereka akan mengetahui bagaimana sejarah masyarakat Vietnam

di tempatkan di kota Batam khususnya Pulau Galang. Namun sekarang ini monumen kemanusiaan sudah mulai

tertinggal, sebagian masyarakat mengira monumen kemanusiaan adalah tempat kuno.

2. Tinjauan Pustaka

Monumen adalah patung maupun bangunan yang diciptakan untuk mengingat seseorang, kejadian, atau

bisa juga sebagai objek seni. Biasanya memiliki fungsi untuk meningkatkan kualitas penampilan sebuah tempat.

Bangunan pakai yang memiliki nilai lebih dari usianya, ukuran, ataupun yang merupakan bangunan bersejarah

pun bisa dikataka sebagai monumen.. Penelitian ini menitik beratkan pada kajian sejarah pariwisata. Pariwisata

adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta

masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan serta para pengunjung

lainnya3.Pariwisata monumen kemanusiaan adalah bagaimana orang bisa memanfaatkan monumen sebagai salah

satu objek wisata4.Pariwisata berkembang karena adanya gerakan manusia di dalam mencari sesuatu yang belum

diketahuinya, menjelajahi wilayah yang baru, mencari perubahan suasana, atau untuk mendapat perjalanan baru.

Dewasa ini pariwisata telah menjadi salah satu industri andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai

Negara5.

Pengertian di atas menjelaskan bahwa kegiatan perkembangan pariwisata sebagai salah satu industri

yang ditunjang oleh bermacam-macam usaha perlu dikelola secara terpadu dan baik. Terjadinya peningkatan

pariwisata mutlak membutuhkan koordinasi dan kerja sama yang saling bahu membahu di antara keserasian dan

kebahagaiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Arti pariwisata pada abad

ke-20 jauh lebih luas, yang didalamnya mencakup keinginan mendapat kenikmatan, mencari

1 Dahsyat Gafnesia, 2006, Kamp Sinan Pulau Galang:hal 24 2 Nasution, 2001. Batam jangan sampai arang habis besi binasa,Jakarta: Sinar harapan:hal 20

3 Nyoman s.Pandit, 2002.Ilmu pariwisata sebuah pengantar perdana. Jakarta: Pradaya paramita.hal 34 4 wawancara dengan Pak Mansyur di Galang tanggal 5 Mei 2016 5 I Gde Pitama,Putu G.Gayatri, 2005.sosiologi pariwisata. Yogyakarta. hal 40

81

National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016 ISSN:2541-111x

Page 3: PEMBANGUNAN MONUMEN KEMANUSIAAN (KAMPUNG …repo.polinpdg.ac.id/661/1/ASCNITech_2016_NonREKAYASA_-_Desma_Yulia.pdf · Pembangunan Monumen Kemanusiaan (Kampung Vietnam) dan Perannya

kepuasan,mengetahui sesuatu, menunaikan tugas, berziarah, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau

istirahat dan lain-lain.

Dalam konteks kajian tentang Monumen Kemanusiaan (Kampung Vietnam) kiranya dapat mencakup

sebagai salah satu sarana yang memberi kenikmatan bagi para wisatawan yang akan berkunjung tersebut.

Terlebih lagi didalam museum ini kita dapat berbagi informasi sejarah dan pengetahuan sosial budaya yang tentu

berguna bagi masyarakat luas. Jenis-jenis pariwisata yang didefinisikan oleh beberapa ahli sangat banyak. Jenis

pariwisata yang telah umum dikenal antara lain wisata budaya, jenis wisata ini dilakukan dengan tujuan untuk

mempelajari berbagai macam adat istiadat, budaya, tata cara kehidupan atau kebiasaan yang terdapat di daerah

yang dikunjungi atau kegiatan yang bermotif kesejarahan. Jenis wisata yang kedua adalah wisata kesehatan, jenis

wisata ini dilakukan oleh orang dalam rangka untuk memulihkan diri dari suatu penyakit atau untuk kesegaran

jasmanidan rohani. Objek wisata ini biasanya berupa tempat-tempat yang memungkinkan seorang wisatawan

untuk beristirahat. Ketiga wisata olahraga, wisata jenis ini bertujuan untuk mengikuti olympiade, lomba-lomba

dan lain-lain. Jenis wisatayang keempat adalah wisata komersil, kegiatan wisata ini bersifat komersil, bisnis atau

dagang. Misalnya, mengunjungi pameran dagang, pekan raya. Perjalanan yang dilakukan rombongan mahasiswa

atau pelajar untuk mempelajari atau meneliti suatu industri digolongkan kepada wisata industri.

Kunjungan yang dilakukan oleh orang-orang yang aktif bergerak di bidang politik dikategorikan sebagai

wisata politik. Wisata politik menurut Muyadi 2009 adalah suatu kegiatan/event yang bernuansa politik dan

dikemas sedemikian rupa sehingga menarik, perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil

bagian aktif dalam peristiwa kegiatan politik. Kegiatan wisata yang diselenggarakan bagi mereka yang

berekonomi lemah termasuk ke dalam wisata sosial. Hal ini disebabkan karena lebih diperuntukkan bagi orang-

orang yang tidak mampu sehingga tidak mengutamakan keuntungan. Kegiatan wisata yang

dilakukan yang berkaitan dengan olahraga air seperti berenang,menyelam dan lain-lain disebut wisata bahari.

Kegiatan wisata yang dilakukan untuk menikmati keindahan alam dengan tujuan untuk menghirup udara segar

termasuk kedalam wisata cagar alam, yang termasuk ke dalam jenis wisata ini yaitu mengujungiKebun Raya atau

Taman Nasiona6.

Berdasarkan jenis wisata di atas, objek wisata Monumen Kemanusiaan (Kampung Vietnam)

dikategorikan sebagai pariwisata budaya, karena wisatawan yang datang ke Monumen Kemanusiaan dapat

menyaksikan dan melihat langsung peninggalan sejarah dan nilai budaya yang terdapat dalam monumen.

Kegiatan pembangunan pariwisata sebagai industri yang ditunjang oleh bermacam-macam usaha perlu dikelola

secara terpadu dan baik. Terjadinya peningkatan pariwisata mutlak membutuhkan mantapnya koordinasi dan

kerja sama yang saling bahu membahu diantara berbagai pihak yang menunjang. Kegiatan pariwisata,

umpamanya antara biro perjalanan, perusahaan penerbangan, pengusaha hotel dan kelompok seniman7

.

Pengelolaan pariwisata hendaklah mengacu pada prinsip-prinsip pengelolaan yang menekankan nilai-nilai

kelestarian lingkungan alam, komunitas, dan nilai sosial yang memungkinkan wisatawan menikmati kegiatan

wisatanya serta bermanfaat bagi kesejahteraan komunitas lokal

Menurut Cox, pengelolaan pariwisata harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut: (1) Pembangunan

dan pengembangan pariwisata haruslah didasarkan pada kearifan lokal dan special local sense yang

merefleksikan keunikan peninggalan budaya dan keunikan lingkungan. (2) Preservasi, proteksi, dan peningkatan

kualitas sumber daya yang menjadi basis pengembangan kawasan pariwisata. (3) Pengembangan atraksi wisata

tambahan yang mengakar pada khasanah budaya lokal. (4) Pelayanan kepada wisatawan yang berbasis keunikan

budaya dan linkungan lokal. (5) Memberikan dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan

pariwisata jika terbukti memberikan manfaat positif, tetapi sebaliknya mengendalikan dan/atau menghentikan

aktivitas pariwisata tersebut jika melampaui ambang batas (carrying capacity) lingkungan alam atau

akseptabilitas sosial walaupun di sisi lain mampu meningkatkan pendapatan masyarakat8.

Salah satu konsep pemasaran adalah promosi yang mencakup bahan-bahan promosi dan cara/media

promosi, di dalam sarana promosi tersebut dijelaskanbagaimana kondisi objek wisata yang ditawarkan, yang

meliputi kondisi geografis, keunikan dibandingkan dengan objek wisata yang lain, jenis wisata apa saja yang

ditawarkan serta produk apa yang bisa dibawa pulang jika berkunjung ke objek wisata tersebut. Penjelasan yang

menarik akan membuat wisatawan tertarik untuk datang ke daerah tersebut.

Promosi pariwisata hendaknya dilakukan di bawah satu koordinasi, dengan tujuan agar kegiatan ini lebih

terpadu, terarah dan mencapai sasaran. Untuk itu peran dinas pariwisata seni dan budaya Propinsi Kepulauan

6 A. Hari Karyono,1997,KepariwisataanJakarta: Grasindo,hal. 17-19. 7 James J. Spillance,1990, Ekonomi Pariwisata: Sejarah dan Prospeknya .Yogyakarta :

Kanisius, hal 92. 8 I Gde Pitana, I Ketut Surya Diarta,”Pengantar Ilmu Pariwisata”, (Yogyakarta: Penerbit

Andi, 2009), 81-82.

82

National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016 ISSN:2541-111x

Page 4: PEMBANGUNAN MONUMEN KEMANUSIAAN (KAMPUNG …repo.polinpdg.ac.id/661/1/ASCNITech_2016_NonREKAYASA_-_Desma_Yulia.pdf · Pembangunan Monumen Kemanusiaan (Kampung Vietnam) dan Perannya

Riau sebagai kooordinasi dan fasilitator menentukan keberhasilan kegiatan promosi daerah. Penelitian ini

sesungguhnya menitikberatkan pada kajian sejarah pariwisata. Sejarah pariwisata adalah suatu gejala sosial yang

sangat kompleks dan memiliki berbagai aspek perubahan antara lain adalah sosial, budaya, dan ekonomi9.

Kajian Relevan

Penelitian dari Kuswoyo. 08.12.0.005 “Sejarah Kampung Pengungsi Vietnam di Pulau Galang dari

Tahun 1975-1996 Batam. Penelitian dari kuswoyo ini relevan dengan penelitian peneliti, karena sama sama

membahas tentang pengungsi Vietnam di Pulau Galang, perbedaannya peneliti menitikberatkan pada

pembangunan monument kemanusiaan yang difokuskan pada sector pariwisata.

Penelitian dari Ani. 09.12.0.006 “ Analisis Kedatangan Pengungsi Vietnam di Pulau Galang dalam

Konteks Agama tahun 1975-1996”. penelitian dari Ani relevan dengan peneliti karena sama-sama membahas

tentang pengungsi Vietnam di Pulau Galang, namun Ani lebih menekankan pada aspek agama dan peneliti lebih

menekankan pada aspek sejarah dalam konteks kajian pariwisatanya

Penelitian dari Rismaulil almah. 09.12. 0.023Analisis Peninggalan Camp Vietnam di Pulau Galang

dalam Konteks Pariwisata tahun 2000-2012. Penelitian dari Rismaulil almah relevan dengan peneliti karena

sama-sama membahas tentang pengungsi Vietnam, namun Rismaulil alama menganalisis peninggalannya dan

dijadikan objek wisata dari tahun 2000-2012, berbeda dengan penulis melihat dari sejarah, perubahan, dan

pariwisata dengan tahun 1979-1996

3. Metode Penelitian

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah. Menurut Gilbert J.

Garraghan dalam bukunya A Guide to Historical Method menjelaskan bahwa metode sejarah adalah seperangkat

azas atau kaidah-kaidah yang sistematis yang diubah untuk membantu mengumpulkan sumber-sumber sejarah,

menilainya secara kritis, dan menyajikan suatu sintesis hasil yang dicapai, pada umumnya dalam bentuk

tertulis.Louis Gottschalk, dalam Mengerti Sejarah menjelaskan bahwa metode sejarah adalah proses menguji dan

menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau10

, dimulai dari pengumpulan data hingga

penulisan. Metode sejarah mempunyai empat tahapan yaitu heuristik, kritik, interpretasi atau sintesis dan

historiografi11

. Heuristik merupakan tahap pengumpulan data dalam sebuah penelitian sejarah.

Heuristik merupakan sebuah proses pencarian dan pengumpulan sumber yang berkaitan dengan objek

penelitian. Menurut Louis Gottchalk ada dua hal penting yang harus diperhatikan seorang peneliti sejarah pada

tahap heuristik ini, yaitu (1) pemilihan subjek; dan (2) informasi tentang subjek. Proses pemilihan subjek

mengacu pada empat pertanyaan pokok, yaitu di mana (aspek geografis), siapa (aspek biografis), kapan (aspek

kronologis), dan bagaimana (aspek fungsional atau okupasional). Melalui empat pertanyaan pokok ini, pada tahap

awal penelitian sejarah dapat difokuskan pada tema atau topik penelitian12

, yaitu tentang strategi Museum dalam

memajukan kegiatan pariwisata. Pengumpulan sumber sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan

meliputi buku-buku yang berkaitan dengan museum dan pariwisata, sumber sekunder didapatkan dari

perpustakaan kota Batam, perpustakaan Pusat Universitas Riau Kepulauan, kampung Vietnam. Sumber primer

didapatkan dari sumber-sumber sejarah yang dikumpulkan berupa dokumen-dokumen tertulis maupun lisan.

Sumber juga dapat diperoleh melalui wawancara, wawancara dilakukan dengan pihak yang terlibat langsung

dengan museum dan ikut mempunyai peran dalam memejukan pariwisata sejarah di monumen kemanusian

(kampung Vietnam). Beberapa sumber yang digunakan adalah seperti buku petunjuk Monumen Kemanusiaan

(Kampung Vietnam), Profil monument kemanusiaan (kampung Vietnam.

Sumber-sumber yang telah dikumpulkan tersebut, baik berupa sumber benda, sumber tertulis, maupun

sumber lisan,kemudia diverifikasi atau diuji melalui serangkaian kritik, baik yang bersifat ekstern ataupun intern.

Kritik ekstern dilakukan untuk mengetahui sejauhmana keabsahan dan otentisitas sumber. Peneliti dapat bertanya

dan mengecek otentisitas sumber tersebut. Adapun kritik intern diperlukan untuk menilai tingkat kelayakan atau

kredibilitas sumber. Kredibilitas sumber biasanya mengacu pada kemampuan sumber untuk mengungkapkan

kebenaran suatu peristiwa sejarah. Tahap selanjutnya adalah interpretasi, yaitu berupa analisis (menguraikan) dan

9R. G Soekadijo,1996, Anatomi Pariwisata : Memahami Pariwisata sebagai Systemic

Linkage. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, hal 23. 10 Louis Gottschalk, 1985. Mengerti Sejarah . Jakarta: Universitas Indonesia Press, hlm.32 11 E. Kosim,1983. Metode Sejarah Asas dan Proses (Bandung : Fakultas Sastra Universitas

Padjajaran,bab I, II, III, dan VI. 12 Louis Gottschalk, Op.cit. hlm. 41

83

National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016 ISSN:2541-111x

Page 5: PEMBANGUNAN MONUMEN KEMANUSIAAN (KAMPUNG …repo.polinpdg.ac.id/661/1/ASCNITech_2016_NonREKAYASA_-_Desma_Yulia.pdf · Pembangunan Monumen Kemanusiaan (Kampung Vietnam) dan Perannya

sintesis (menyatukan) fakta-fakta sejarah. Hal ini dilakukan agar fakta-fakta yang tampaknya terlepas antara satu

sama lain bisa menjadi satu hubungan yang saling berkaitan. Dengan demikian, interpretasi dapat dikatakan

sebagai proses memaknai fakta-fakta sejarah. Setelah melakukan proses analisis dan sintesis, maka tahap akhir

yaitu historiografi atau penulisan sejarah. Proses penulisan dilakukan agar fakta-fakta yang sebelumnya terlepas

satu sama lain dapat disatukan sehingga menjadi satu perpaduan yang sistematis dalam bentuk narasi kronologis.

Hasil Dan Pembahasan Kampung pengungsi Galang adalah tempat pengungsian orang Vietnam yang pada tahun 1976-1996

sering dikenal sebagai manusia sampan. Camp ini berada di pulau Galang di bagian selatan pulau Batam dengan

jarak lebih kurang 7 km. selama kurun waktu 7 tahun, lembaga UNHCR, PBB mengumpulkan para pengungsi

perang Vietnam ini, yang tersebar di beberapa pulau seperti:pulau Natuna, Tarempa, pulau Anambas dan

sekitarnya menjadi satu di tempat ini.

Camp ini dulunya mempunyai beberapa macam fasilitas, seperti: klinik PMI, kantor administrasi dari

PBB, tempat pendidikan anak-anak, tempat peribadatan, dan tempat makam bagi mereka yang meninggal dunia

karena terserang penyakit. Tempat ini kemudian ditutup oleh PBB secara resmi pada tahun 1997. Sekarang Camp

ini menjadi objek wisata dan sejarah dari Pulau Batam.

Program Visit Batam Year (VBY) 2010 memberikan beragam alternativ wisata bagi para turis, baik

lokal maupun mancanegara. salah satunya adalah bekas Camp Vietnam yg sekarang dijadikan monumen

kemanusiaan yang merupakan salah satu wisata sejarah dan religi yang bakal menjadi andalah VBY 2010.

Monumen kemanusiaan camp Vietnam memiliki sejarah yang cukup panjang dan menyimpan beragam beragam

benda-benda peninggalan kuno yang bisa menjadi pemandangan dan pengalaman yang tak terlupakan bagi para

wisatawan. mulai dari patung, lukisan serta situs-situs sejarah lainnya. peninggalan-peninggalan sejarah yang

menjadi daya tarik wisatawan ke monument kemanusiaan (camp Vietnam) antara lain: patung taman humanity

atau patung kemanusiaan, penjara, areal pemakaman ngha trang grave, monument perahu, tempat ibadah, gedung

bekas kantus UNHCR, social service complex, hospital galang site II, barak pengungsi, youth centre, water

treatment plant, body tree, French school, kerantina.

Di kawasan wisata monumen kemanusiaan (camp Vietnam) terdapat visi dan misi. visinya adalah

menjadi kawasan wisata historis kemanusiaan yang dikenal baik di dalam negeri maupun di luar negeri. misi nya

adalah melakukan pengembangan dan pelestarian serta profesional terhadap potensi pariwisata di kawasan wisata

kemanusiaan (camp Vietnam)

Rincian Kunjungan Wisata Mancanegara ke Batam tahun 2004

No Negara Jumlah Wisatawan

1 Singapura 1.173.000 orang

2 Jepang 152.000 orang

3 Malaysia 71.000 orang

4 Australia 27.000 orang

5 Taiwan 11.000 orang

6 Korea 7.000 orang

7 Amerika 8.000 orang

8 Inggris 6.000 orang

9 Lainnya 72.000 orang

Jumlah 1.527.000 orang

Sumber: arsip Monumen Kemanusiaan (Kapung Vietnam)

Kesimpulan

Kota Batam adalah kota yang letaknya sangat strategis di Indonesia karena bersebelahan dengan Negara

Singapura, Malaysia, Thailand. Kota Batam terkenal dengan berbagai legenda dan tempat-tempat wisatanya. pada

walnya masyarakat hanya mengenal proyek, perikanan, perdagangan, semenjak didirikan monumen semenjak

itulah berkembang monumen kemanusiaan. Monumen kemanusiaan adalah ciri khas kota Batam sehingga ada

pameo yang mengatakan “jika belum ke Monumen Kemanusiaan (Camp Vietnam) berarti belum ke Batam.

84

National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016 ISSN:2541-111x

Page 6: PEMBANGUNAN MONUMEN KEMANUSIAAN (KAMPUNG …repo.polinpdg.ac.id/661/1/ASCNITech_2016_NonREKAYASA_-_Desma_Yulia.pdf · Pembangunan Monumen Kemanusiaan (Kampung Vietnam) dan Perannya

Para pengelola monumen memiliki strategi masing-masing dalam memajukan pariwisata monumen

kemanusiaan, ada yang membolehkan para pedagang untuk berjualan disekitar lingkungan monumen tujuannya

dengan adanya para pedagang maka masyarakat akan ramai datang ke monumen kemanusiaan karena masyarakat

mengunjungi tempat wisata membutuhkan makanan. Sebaiknya monumen kemanusiaan (Kampung Vetnam) juga

melakukan kerja sama selain dengan pihak pemerintah alangkah baiknya bekerjasama pula dengan pihak swasta

agar pengembangan serta promosi Monumen menjadi lebih baik.

DAFTAR BACAAN

A. Hari Karyono,1997,KepariwisataanJakarta: Grasindo,hal. 17-19.

Dahsyat Gafnesia, 2006, Kamp Sinan Pulau Galang:hal 24 E. Kosim,1983. Metode Sejarah Asas dan Proses (Bandung : Fakultas Sastra Universitas Padjajaran

I Gde Pitana, I Ketut Surya Diarta,2009. Pengantar Ilmu Pariwisat, Yogyakarta: Penerbit Andi

I Gde Pitama,Putu G.Gayatri, 2005.sosiologi pariwisata. Yogyakarta.

James J. Spillance,1990, Ekonomi Pariwisata: Sejarah dan Prospeknya .Yogyakarta : Kanisius, hal 92. Louis Gottschalk, 1985. Mengerti Sejarah . Jakarta: Universitas Indonesia Press

Nasution, 2001. Batam jangan sampai arang habis besi binasa,Jakarta: Sinar harapan

Nyoman s.Pandit, 2002.Ilmu pariwisata sebuah pengantar perdana. Jakarta: Pradaya paramita

R. G Soekadijo,1996, Anatomi Pariwisata : Memahami Pariwisata sebagai Systemic Linkage. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Wawancara dengan Pak Mansyur di Galang tanggal 5 Mei 2016

85

National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and Information Technology. Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober 2016 ISSN:2541-111x