Upload
rizqi-muhamad-iqbal
View
221
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang
Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya
pembangunan yang berkesinambungan dan meliputi seluruh
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan
tugas mewujudkan tujuan nasional yaitu melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial
Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat
Indonesia seluruhnya dengan pancasila sebagai dasar, tujuan,
pedoman pembangunan masyarakat
Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan suatu
masyarakat adil dan makmur yang merata berdasarkan
pancasila dan UUD 1945 dalam wadah negara kesatuan Republik
Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan
rakyat dalam suasana yang aman, tenteram, tertib serta dinamis
dan dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka,
bersahabat, tertib dan damai.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi
masalah dalam makalah ini adalah Bagaimana Konsep Dasar
Pembangunan Nasional ?
C. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui Konsep
Dasar Pembangunan Nasional.
BAB II
P E M B A H A S A N
PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA
A. Kerangka Dasar Pembangunan Nasional
1. Hubungan Pembangunan Nasional Dengan Pancasila
a. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya
pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi
seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk
melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang
termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Oleh karena itu pembangunan nasional merupakan
pengamalan Pancasila, sehingga seluruh semangat dan
gerak pembangunan dilaksanakan sebagai pengamalan
semua sila, sehingga seluruh semangat dan gerak
pembangunan dilaksanakan sebagai pengamalan semua
sila Pancasila serta serasi dan utuh menyeluruh.
b. Pengamalan sila Keutuhanan Yang Maha Esa, mencakup
tanggung jawab bersama semua golongan beragama
untuk secara terus dan bersama-sama meletakan landasan
spiritual, moral dan etik yang kukuh bagi pembangunan
nasional.
Pengalaman sila Kemanusiaan yang adil dan beradab
meliputi peningkatan martabat serta hal dan kewajiban
asasi warga negara serta penghapusan penjajahan,
kesengsaraan dan ketidakadilan dari muka bumi.
Pengamalan sila Persatuan Indonesia mencakup
upaya peningkatan pembinaan bangsa di semua bidang
kehidupan manusia, masyarakat, bangsa dan negara,
sehingga rasa kesetiakawanan semakin kuat dalam rangka
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
Pengamalan sila Kerakyatan yang dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
dalam pembangunan nasional, mencakup upaya
menumbuh kembangkan sistem politik Demokrasi
Pancasila yang mampu memelihara Stabilitas nasional
dinamis serta mengembangkan kesadaran dan tanggung
jawab politik warga negara.
Sedangkan pengamalan sila Keadilan Sosial bagi
seluruh Rakya Indonesia dalam pembangunan, antara lain
mencakup upaya untuk mengembangkan pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi yang dikaitkan dengan
pemerataan pembangunan menuju kemakmuran bagi
seluruh rakyat dalam sistem ekonomi yang disusun
sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.
2. Hubungan Pembangunan Nasional Dengan UUD 1945
a. Undang Undang Dasar 1945 merupakan dasar landasan
konstitusional pembangunan nasional sehingga sekaligus
merupakan pedoman dan penuntun bagi penyelenggaraan
pembangunan nasional.
b. Pembangunan ekonomi selalu diarakan kepada mantapnya
sistem ekonomi nasional berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 yang antara lain memiliki ciri :
1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan.
2) Cabang – cabang produksi yang penting bagi negara
dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
negara.
3) Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya sebagai pokok-pokok kemakmuran rakyat
dikusasi oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
c. Pembangunan kesejahteraan rakyat harus senantiasa
memperhatikan bahwa setiap warga negara berhak atas
taraf kesejahteraan yang layak serta berkewajiban ikut
serta dalam upaya mewujudkan kemakmuran rakyat.
Sedangkan pembinaan kepribadian bangsa untuk
mewujudkan kemakmuran dan jati diri serta meningkatkan
harkat dan martabat bangsa.
d. Demokrasi politik berdasarkan Pancasila pada hakikatnya
merupakan wujud kedaulatan di tangan rakyat yang
diselenggarakan melalui permusyawaratan/perwakilan
menurut nilai-nilai luhur Pancasila.
Demokrasi pancasila mengandung makna bahwa
mengenal penyelesaian masalah nasional sejauh mungkin
ditempuh jalan musyawarah untuk mencapai mufakat bagi
kepentingan rakyat.
Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan antar
lembaga pemerintahan dengan lembaga negara lainnya
senantiasa dilandasi oleh semangat kebersamaan,
keterpaduan dan keterbukaan yang bertanggungjawab.
Hukum nasional sebagai sasaran ketertiban dan
kesejahteraan, harus dapat berperan menganyomi
masyarakat serta mengabdi pada kepentingan nasional.
e. Penyelenggaraan pertahanan keamanan negara
dilaksanakan dengan sistem Hamkamra yang bersifat
kesemestaan, kerakyatan dan kewilayahan, serta dalam
rangka pemenuhan hak dan kewajiban bela negara bagi
setiap warga negara dengan menggunakan seluruh potensi
nasional secara optimal dan terpadu.
3. Hubungan Pembangunan Nasional Dengan Wawasan
Nusantara
a. Wawasan Nusantara merupakan Wawasan Nasional yang
bersumber pada Pancasila dan berdasarkan UUD 1945.
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenal diri dan lingkungannya,
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa
serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
b. Sebagai doktrin, wawasan nusantara merupakan ajaran
yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat dengan
tujuan agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan
dalam rangka mencapai tujuan dan mewujudkan cita-cita
nasional.
Dengan demikian wawasan nusantara dijadikan
pendorong dan pedoman dalam menyelenggarakan
kehidupan nasional sebagai satu kesatuan.
Oleh karena itu wawasan nusantara juga merupakan
wawasan dalam penyelenggaraan pembangunan nasinal
untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.
c. Wawasan nusantara tidak hanya merupakan tuntutam
konseptual saja, tetapi hendaknya dapat diwujudkan
dalam bentuk dan kondisi persatuan dan kesatuan
segenap aspek dan dimensi kehidupan nasional. Sebagai
wawasan pembangunan nasional, wawasan nusantara
memberikan rambu-rambu pedoman dan arah bagi
kelanjutan pembangunan nasional dalam mengaktual-
isasikan aspirasi dan kepentingan nasional yang
mengutamakan persatuan dan kesatuan dengan dijiwai
dengan semangat kekeluargaan dan rasa kebersamaan
dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara yang mencakup perwujudan
kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, satu
kesatuan ekonomi, satu kesatuan sosial – budaya dan
sebagai satu kesatuan Hankam.
4. Hubungan Pembangunan Nasional Dengan Ketahanan
Nasional
a. Pada hakikatnya Ketahanan Nasional adalah kemampuan
dan kekuatan bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan
hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional.
Untuk mewujudkan kondisi Ketahanan Nasional yang
merupakan pengaturan dan penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan
selaras dalam seluruh aspek kehidupan.
b. Ketahanan nasional mencerminkan keterpaduan antara
aspek kehidupan bangsa secara utuh dan menyeluruh.
Oleh sebab itu guna tetap memungkinkan pembangunan
nasional selalu berjalan menuju tujuan yang dicapai dan
agar dapat dielakan dari tantangan, ancaman, hambatan
dan gangguan, maka pembangunan nasional
diselenggarakan melalui pendekatan Ketahanan Nasional.
Ketahanan Nasional adalah kondisi yang nyata yang
dapat dicapai. Sedangkan pembangunan nasional
merupakan prsoes kegiatan seluruh bangsa untuk
mewujudkan Ketahanan Nasional atau kondisi yang
memadai guna menghadapi tantangan, ancaman,
hambatan dan gangguan dari luar maupun dari dalam.
c. Ketahanan nasional dan pembangunan nasional
merupakan sistem holarki dalam arti bahwa keduanya
mempunyai tujuan hubunngan interpendensi. Jadi tingkat
Ketahanan Nasional yang tangguh akan menunjang
lancarnya pembangunan nasional yang berhasil akan
mendorong perwujudan tingkat Ketahanan Nasional yang
lebih tinggi.
d. Selanjutnya Ketahanan Nasional juga berfungsi sebagai
Pola Dasar Pembangunan Nasional. Sebagai Pola dasar
pembangunan maka Ketahanan Nasional pada hakikatnya
merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan
pembangunan nasional yang dilaksanakan melalui
Pentahapan Repelita.
5. Hakikat Garis-Garis Besar Haluan Negara
Pasal 3 UUD 1945 menyatakan bahwa Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) menetapkan Undang-Undang
dasar dan Garis – garis Besar daripada Haluan Negara.
Selanjutnya dalam penjelasannya dinyatakan bahwa
mengingat dinamika masyarakat, sekali dalam 5 tahun MPR
memperhatikan segara yang terjadi dan segala aliran pada
waktu itu dan menentukan haluan – haluan apa yang
hendaknya dipakai di kemudian hari.
Berdasarkan ketentuan diatas, jelaslah bahwa
mewujudkan tujuan nasional menuju tercapainya tujuan
pembangunan nasional haruslah didasarkan pada haluan
negara yang ditetapkan oleh MPR dan yang memuat dinamika
serta aliran-aliran pemikiran masyarakat setiap 5 tahun.
Ketentuan UUD 1945 tersebut diatas juga menegaskan
bahwa setiap 5 tahun sekali MPR menetapkan berbagai
haluan negara dalam bentuk ketetapan MPR. Salah satu
ketetapan MPR tersebut adalah tentang GBHN yang memuat
prinsip-prinsip dasar, arah dan strategi pembangunan
nasional.
Dengan demikian maka GBHN adalah haluan negara
tentang pembangunan nasional dalam garis – garis besar
sebagai pernyataan kehendal rakyat yang ditetapkan oleh
MPR setiap 5 tahun. GBHN disusun dengan Pancasila sebagai
landasan idiil dan UUD 1945 sebagai landan konstitusional,
sehingga GBHN merupakan perwujudan Pancasila sebagai
ideologi nasional karena GBHN memua prinsip-prinsip dasar,
arah dan strategi pembangunan nasional yang akan
dijabarkan lebih lanjut dalam pokok – pokok kebijaksanaan
pelaksanaan pembangunan nasional, maka GBHN pada
dasarnya juga merupakan dasar sistem pembangunan
nasional.
6. Konsepsi Dasar dan Alur Pikir GBHN 1993
Sebagaimana telah diuraikan diatas, dalam Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa terkandung pikiran-pikiran
dan gagasan dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan,
yang dijabarkan dalam Pembukaan UUD 1945 dalam bentuk
cita-cita bangsa dan tujuan nasional.
Tujuan nasional tersebut diwujudkan melalui
pembangunan nasional menuju tercapinya tujuan
pembangunan nasional sebagaimana dirumuskan dalam
GBHN. Oleh karena itu dalam GBHN ditegaskan bahwa
keseluruhan semangat, arah dan gerak pembangunan
dilaksanakan sebagai pengamalan semua sila Pancasila
secara serasi serta sebagai kesatuan yang utuh.
Berdasarkan pokok pikiran bahwa pembangunan
nasional harus merupakan pengamalan Pancasila, maka
hakikat pembangunan nasional haruslah merupakan
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
B. Kepentingan Pembangunan Nasional
1. Umum
Dengan latar belakang uraian-uraian tersebut diatas,
bagaimana dengan pembangunan nasional di Indonesia
sendiri? Sebagai suatu bangsa, kita memiliki cita-cita
nasional, yag terkristalisasi dalam Pancasila dan terjabar ke
dalam UUD 1945. Dalam rangka mewujudkan cita-cita
nasional, kita melasanakan pembangunan nasional sebagai
pengalaman Pancasila, dengan berpegang kepada GBHN
yang ditetapkan oleh MPR setiap lima tahun, dalam rangkaian
jangka panjang 25 tahun. Pembangunan nasional ini
mencakup semua aspek kehidupan manusia. Selanjutnya
pada bagian lain GBHN menyatakan :
“ Sedangkan titik berat dalam Pembangunan Jangka panjang
adalah pembangunan ekonomi dengan sasaran utama untuk
mencapai keseimbangan antara bidang pertanian dan bidang
industri, serta terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat”,
yang berarti bahwa sebagian besar dari usaha pembangunan
diarahkan kepada pembangunan ekonomi, sedangkan
pembangunan di bidang – bidang lainnya bersifat menunjang
dan melengkapi bidang ekonomi.Pembangunan ekonomi, di
samping meningkatnya taraf kehidupan secara langsung, juga
merupakan syarat untuk melaksanakan kegiatan
pembangunan bidang lain.
Setelah diketahui titik berat pembangunan nasional
adalah pembangunan ekonomi, maka diperlukan adanya teori
ekonomi yang melandasi kegiatan pembangunan. Pengkajian
yang lebih cermat akan mencakup strategi pembangunan,
teori tahap-tahap pertumbuhan ekonomi, diagram yang
menggambarkan proses pembangunan nasional Indonesia,
serta segi manajemen yang mendukung pembangunan
nasional yang telah dilaksanakan sesuai prinsip – prinsip
manajemen yang baik.
2. Hakikat Pembangunan Nasional Indonesia
Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia dengan
Pancasila sebagai dasar, tujuan dan pedoman pembangunan
nasional. Pembangunan nasional mengandung makna
peningkatan kesejahteraan material dan spiritual, (karena
diarahkan untuk mencapai tujuan Bangsa), yaitu mewujudkan
suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan
spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah negara
kesatuan, suasana peri kehidupan bangsa yang aman
tenteram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan
pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
3. Arah dan Kebijaksanaan
Pembangunan nasional merupakan upaya
pengembangan dan penggunaan semua potensi nasional
dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional.
Pembangunan nasional berpedoman kepada wawasam
Nusantara yang mencakup perwujudan kepulauan nusantara
sebagai satu kesatuan politik, satu kesatuan ekonomi, satu
kesatuan sosial budaya, serta satu kesatuan pertahanan dan
keamanan. Untuk tetap memungkinkan berlangsungnya
pembangunan nasional menuju ke tujuan yang ingin di capai
dan agar dapat secara efektif menjamin kepentingan
nasional, Ketahanan Nasional perlu terus ditingkatkan.
Ketahanan ini meliputi ketahanan dalam segenap aspek
kehiupan sebagai suatu totalitas, dalam menghadapi TAHG,
baik yang timbul dari luar maupun dari dalam negeri.
C. Strategi Pembangunan Nasional
1. Umum
Dalam rangka mencapai tujuan nasional, strategi
pembangunan nasional yang dipakai adalah “Trilogi
Pembangunan”. Pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas
yang sehat dan dinamis dilaksanakan secara serasi dan saling
memperkuat dengan mengarahkan secara terpadu segenap
modal dasar,potensi nasional yang dimiliki oleh bangsa dan
negara Indonesia. Di samping itu faktor – faktor dominan
perlu diperhatikan dalam menggerakan dan memanfaatkan
segenap modal dasar pembangunan, dengan melaksanakan
asas-asas pembangunan.
Strategi pembangunan nasional diwujudkan dalam
bentuk program pembangunan nasional yang pada
hakekatnya untuk menciptakan :
a. Peningkatan Ketahanan Nasional di segenap aspek
kehidupan nasional
b. Peningkatan kualitas penghidupan dan kehidupan segenap
rakyat Indonesia
c. Pembangunan aspek kesejahteraan dan pembangunan
aspek keamanan sebagai bagian integral pembangunan
nasional, dengan pengertian bahwa kondisi keamanan
merupakan prasyarat bagi kesinambungan dan kelancaran
pembangunan kesejahteraan, sebaliknya keberhasilan
pembangunan kesejahteraan akan meningkatkan kondisi
keamanan.
2. Wawasan Pembangunan Nasional
Pembangunan nasional yang mencakup aspek
kehidupan dapat dilihat dari dua aspek pokok kepentingan
nasional, yaitu aspek keamanan (security) dan aspek
kesejahteraan (prosperity) yang satu dengan yang lainnya
tidak dapat dipisahkan. Peningkatan dalam aspek keamanan
selalu akan memberikan peluang untuk makin meningkatnya
taraf kesejahteraan rakyat memberikan peluang untuk makin
meningkatnya keamanan bangsa dan negara.
Kondisi nyata yang diharapkan dalam Wawasan
Pembangunan Nasional adalah terciptanya suasana dan
kondisi “Tata tenteram kerta raharja” merupakan hasil
perpaduan upaya yang selaras, serasi dengan hakikat tujuan
kehidupannya di alam kemerdekaan dan kedaulatan, yaitu
disamping berhak untuk memperoleh dan menikmati suasana
dan kondisi tersebut juga wajib untuk ikut serta dalam upaya
mewujudkannya.
Guna dapat mewujudkan suasana dan kondisi tersebut
secara nyata, wawasan dalam aspek kesejahteraan dan
keamanan nasional dikembangkan lebih lanjut dalam
penerapannya, berupa :
a. Penerapan aspek kesejahteraan nasional juga merupakan
pendayagunaan semua potensi nasional secara semesta
sehingga setiap warga negara secara metara diberi
kesempatan memperoleh pekerjaan dan penghidupan
yang layak. Perwujudan pengembangan wawasan dalam
aspek kesejahteraan nasional, melibatkan keikutsertaan
seluruh rakyat dalam pembangunan nasional dan
pendayagunaan seluruh potensi nasional secara semesta.
Dengan memperhatikan hakikat tantangan dalam bidang
kesejahteraan yang dihadapi dan adanya peluang potensi
nasional yang tersedia, maka dapat dikembangkan
kemampuan untuk menanggulangi tantangan dan
memanfaatkan peluang yang ada dalam rangka memacu
pertumbuhan kesejahteraan nasional. Hal ini menjamin
terciptanya kondisi “kereta raharja” dalam segenap bidang
kehidupan bangsa dan negara.
b. Penerapan aspek keamanan nasional merupakan
pendayagunaan semua potensi nasional secara semesta
sedemikain rupa sehingga setiap warga negara dan
masyarakat merasa aman dan terlindung. Perwujudan
pengembangan wawasan dalam aspek keamanan nasional
seperti halnya aspek kesejahteraan nasional, juga
melibatkan seluruh potensi nasional secara semesta.
Pelibatan tersebut meliputi segenap tata
kehidupan .berbangsa dan bernegara. Dengan
memperhatikan hakikat ancaman yang dihadapi dan
peluang potensi nasional yang tersedia, maka dapat
dikembangkan kemampuan dan kekuatan pertahanan
keamanan dalam rangka menangkal dan
menanggulangihakikat ancaman. Hal ini menjamin
terciptanya suasana “tata tertram” dalam segenap bidang
kehidupan bangsa dan negara.
3. Konsepsi Kesejahteraan Nasional
Konsepsi kesejahteraan nasional pada hakikatnya,
adalah mewujudkan kehidupan masyarakat yang kerta
raharja dalam suasana keamanan nasional yang mantap.
Yaitu, masyarakat adil dan makmur yang merata, meteriil dan
spiritual yang berdasarkan Pancasila dalam wadah negara
kesatuan Republik Indonesia, melalui berbagai upaya, fungsi
dan penyelenggaraan kesejahteraan nasional.
a. Upaya kesejahteraan nasional, antara lain dilaksanakan
melalui :
1) Pengembangan dan pemantapan segenap aspek
kehidupan nasional secara menyeluruh, terpadu,
seimbang dan serasi serta secara berlanjut dalam
rangka mencapai tujuan nasional
2) Membina hasil-hasil yang telah dicapai untuk diarahkan
kepada pemanfaatan sebesar-besarnya bagi rakyat
Indonesia, secara adil dan merata serta menjamin
kesinambungan kemanfaatannya bagi generasi
berikutnya dalam rangka kelangsungan perjuangan
bangsa.
b. Fungsi kesejahteraan nasional, yaitu :
1) Pengintegrasian dan penyerasian segenap upaya dan
kegiatan pembangunan di berbagai bidang kehidupan
nasional dengan berpegang teguh pada tujuan
kesejahteraan negara.
2) Memelihara dan meningkatkan pendayagunaan
potensi nasional secara efisien dan efektif guna
pencapaian tujuan kesejahteraan nasional.
3) Penyelesaian dan penyelerasan kepentingan
kesejahteraan nasional terhadap kepentingan
keamanan nasional.
c. Penyelenggaraan Kesejahteraan nasional, dikembangkan
dengan perangkat sebagai berikut :
1) Sistem Kesejahteraan Nasional
Kemampuan penyelenggaraan kesejahteraan nasional
diwujudkan dalam suatu sistem kesejahteraan rakyat
yang pada hakikatnya diperlukan dalam rangka upaya
pembangunan nasional dengan mendayagunakan
sumber daya nasional dan prasarana nasional secara
menyeleruh dan terpadu, adil dan merata, serta
melibatkan peran serta seluruh rakyat.
2) Politik Kesejahteraan Nasional
Politik kesejahteraan nasional pada hakikatnya adalah
kebijaksanaan pembangunan yang diarahkan kepada :
a. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang
menuju pada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
b. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi secara
menyeluruh dan seimbang bagi kehidupan seluruh
masyarakat Indonesia.
c. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis, yang
mencakup segenap aspek kehidupan nasional.
3) Strategi Kesejahteraan Nasional
Berdasarkan politik kesejahteraan nasional, strategi
kesejahteraan diarahkan untuk memacu berbagai
prioritas aspek kehidupan nasional, yang dapat
menyumbang secara optimal keselarasan tata
kehidupan nasional seutuhnya, yaitu :
a. Meningkatkan dan memantapkan disiplin nasional
dengan menginfestasikan kedudukan manusia
Indonesia sebagai modal utama pemmbangunan
nasional baik dilihat dari kedudukannya sebagai
objek maupun sebagai subjek pembangunan.
b. Peningkatan produktivitas nasional melalui
intensifikasi dan ekstensifikasi penggarapan
segenap modal dasar pembangunan.
c. Mengendalikan pengelolaan SDA untuk kepentingan
kesejahteraan rakyat secara berkesinambungan dan
berlanjut. Strategi itu disertai dengan uapaya
pelestariannya, dan mempertimbangkan
keterkaitannya yang erat dengan kepentingan
keamanan.
d. Penyempurnaan dan pemantapan sistem pendidikan
nasional, sistem kehidupan beragama, dengan
tujuan terbentuknya manusia Indonesia yang kuat
fisik dan mentalnya serta tinggi ketaqwaannya,
pengetahuannya, ketrampilannya, dan
keprofesionalannya.
4) Konsepsi Keamanan Nasional
Konsepsi keamanan nasional pada hakikatnya
adalah terwujudnya suasana kehidupan masyarakat
yang tata tentram, maju, mandiri dan sejahtera.
Konsepsi tersebut sekaligus harus dapat menjamin
tercegah dan teratasinya hal-hal yang mengancam
keamanan dan kelangsungan hidup bangsa dan negara
kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Perwujudan
konsepsi Kamna, dilaksanakan melalui upaya, fungsi
dan penyelenggaraan Hankam negara. Dalam
pengertian mempertahankan kemerdekaan dan
menegakan kedaulatan NKRI, melaksanakan
penegakan hukum serta ikut menciptakan dunia yang
damai, antara lain :
a. Upaya pertahanan keamanan negara adalah
mencegah, menangkal dan menanggulangi hakikat
ancaman dalam berbagai perwujudannya, baik yang
timbul dari dalam maupun dari laur negeri dalam
rangka :
1) Menjamin tetap tegaknya NKRI yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
dasara 1945.
2) Mengamankan perjuangan bangsa yang tengah
mengisi kemerdekaannya dalam upaya
mencapai tujuan nasional.
b. Fungsi pertahanan keamanan negara adalah :
1) Memelihara dan meningkatkan kewaspadaan
nasional
2) Memelihara dan meningkatkan kesatuan
wilayah nusantara dan seluruh bidang
kehidupan bangsa dalam rangka mewujudkan
wawasan nusantara.
3) Memelihara dan meningkatkan ketahahan
nasional dengan menumbuhkan kesadaran
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4) Memelihara dan meningkatkan ketahanan
nasional dengan menumbuhkan kesadaran
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
5) Memelihara dan mengembangkan kemampuan
dan kekuatan pertahanan keamamanan negara
secara terpadu dalam rangka mewujudkan
sistem pertahanan keamanan rakyat semesta.
6) Memelihara dan meningkatkan kemantapan
integritas antar ABRI dan antar ABRI dengan
rakyat.
7) Membangun kekuatan Hankameg yang tangguh
dalam perwujudan Tentara Nasional Indoensia,
dengan ABRI sebagai intinya.
c. Penyelenggaraan pertahanan keamanan negara,
dikembangkan dengan perangkat sebagai berikut :
1) Sistem Pertahanan Keamanan Negara
Kemampuan pertahanan keamanan negara
diwujudkan dalam suatu sistem pertahanan
keamanan rakyat semesta (Sishankamrata)
yang dikembangkan dengan mendayagunakan
segenap sumber daya nasional dan prasarana
nasional secara menyeluruh, terpadu dan
terarah.
2) Politik Pertahanan Keamanan Negara
Dengan memperhatikan hakikat ancaman, baik
dari luar dari dalam negeri, serta segala aspek
yang ada hubungannya denga pertahanan
keamanan negara, maka politik pertahanan
keamanan negara adalah defensif aktif serta
preventif-aktif yang diarahkan untuk menjamin
keamanan dalam negeri, turut serta memelihara
perdamaian dunia pada umumnya dan
keamanan di kawasan Asia Tenggaran khusunya
dengan :
a) Memelihara stabilitas nasional yang dinamis
meningkatkan Ketahanan nasional, serta
membangun suatu kemampuan dan
kekuatan pertahanan keamanan negara yang
selaras dengan tuntutan kebutuhan dan
kemampuan negara.
b) Membangun kemampuan rakyat dalam usaha
pembelaan negara sehingga memiliki.
Kesemestaan dan keserbaguaan yang tinggi
dan produktif serta mampu melaksanakan
ketertiban umum, perlindungan masyarakat,
keamanan rakyat dan perlawanan secara
berlanjut.
c) Meningkatkan dan memantapkan stabilitas
nasional dengan meningkatkan persatuan
dan kesatuan bangsa melalui penghayatan
dan pengamalan nilai – nilai yang terkandung
di dalam wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional.
D. Pengaruh Lingkungan Strategis
1. Nasional
a. Mental
1) Etos kerja manusia Indonesia pada umumnya belum
setinggi etos kerja negara-negara maju.
2) Nilai-nilai asli baik dan sudah turun temurun senderung
menurun
b. Materiil
Dukungan kepada pengusaha kecil dan koperasi dalam
rangka pemerataan kesempatan berusaha maupun
peningkatan mutu sumber daya manusia belum memadai.
2. Regional
Mutu SDM Indonesia belum mengimbangi peningkatan
mutu Sumber Daya Manusia di Singapura, Thailand dan
Malaysia. Padahal negara-negara tersebut menghasilkan
produk yang hampir sama dengan Indonesia.
3. Internasional
Dengan telah ditandatanganinya WTO (World Trade
Organization) di Maroko, hampir seluruh dunia menjadi satu
kesatuan ekonomi. Secara teoritis hal ini akan membawa
seluruh dunia mampu memilih produk yang termurah tanpa
hambatan. Kondisi tersebut akan mempengaruhi Indonesia
dalam kerja sama ekonomi dengan negara-negara besar,
terutama dalam menciptakan peluang dan memperkecil
semua kendala dalam memenuhi ketentuan baru WTO.
BAB III
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka disimpulkan bahwa
Terwujudnya masyarakat ndonesia yang damai, demokratis,
berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia
Indonesia yang sehat, mandiri, beriman dan bertakwa, berakhlak
mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan,
menguasai IPTEK, memiliki etos kerja yang tinggi dan berdisiplin.
B. Saran
Disarankan bahwa Pembangunan nasional merupakan upaya
pengembangan dan penggunaan semua potensi nasional dalam
rangka mencapai tujuan pembangunan nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat jendral Pendidikan
Tinggi Bagian Priyek Pendidikan Acuan Proses Pancasila.
Bahan Kuliah Pancasila Oleh Feliks TH. Liwupung SH. Unuversitas
Khtolik Widya mandira Kupang.
Pendidikan Pancasila, Untuk pelaksanaan teknis.
1. Drs. Danid Frans Bessle
2. Drs. Hendrik Pous,, Msi
3. Drs. Petrus Ly., Msi
4. Drs. Soleman Bully., Msi
5. Drs. Leonard Lobo.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
berkah Hidayat dan bimbingannya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik walau masih banyak
kekuarangan.
Kami menyadari bahwa dalam penyelesaian tugas ini kami
dapat banyak bantuan oleh karena itu berkenaan dengan kami
dengan hati yang tulis meminta kritik dan saran demi
menyempurnakan tugas ini.
Kupang, Oktober 2010
Penyusun
MAKALAH
PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA