95
PEMBATASAN ZONA OPERASIONAL TAKSI ONLINE DI BANDARA SULTAN ISKANDAR MUDA BLANG BINTANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM (Studi tentang Persaingan Usaha) SKRIPSI Diajukan oleh : SUVIA HUSNALITA NIM. 160102061 Mahasiswi Fakultas Syari’ah dan Hukum Prodi Hukum Ekonomi Syari’ah FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH 2020 M/1441 H

PEMBATASAN ZONA OPERASIONAL TAKSI ONLINE DI ......penelitian ini untuk mengetahui bagaimana praktek, dampak serta tinjauan hukum terhadap pembatasan zona operasional taksi online di

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PEMBATASAN ZONA OPERASIONAL TAKSI ONLINE DI

    BANDARA SULTAN ISKANDAR MUDA BLANG

    BINTANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM

    POSITIF DAN HUKUM ISLAM

    (Studi tentang Persaingan Usaha)

    SKRIPSI

    Diajukan oleh :

    SUVIA HUSNALITA

    NIM. 160102061

    Mahasiswi Fakultas Syari’ah dan Hukum

    Prodi Hukum Ekonomi Syari’ah

    FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

    BANDA ACEH

    2020 M/1441 H

  • SUVIA HUSNALITA

    NIM. 160102061

    Mahasiswi Fakultas Syari’ah dan Hukum

    Prodi Hukum Ekonomi Syari’ah

  • Banda Aceh, 3 Juli 2020

  • v

    ABSTRAK

    Nama : Suvia Husnalita

    NIM : 160102061

    Fakultas/Prodi : Syariah dan Hukum/Hukum Ekonomi Syariah

    Judul Skripsi : Pembatasan Zona Operasional Taksi Online di Bandara

    Sultan Iskandar Muda Blang Bintang dalam Perspektif

    Hukum Positif dan Hukum Islam (Studi tentang Persaingan

    Usaha)

    Tanggal Sidang : 3 Juli 2020 M/12 Dzulqaidah 1441 H

    Tebal Skripsi : 79 Halaman

    Pembimbing I : Saifuddin Sa’dan, M.Ag

    Pembimbing II : Riadhus Sholihin, M.H

    Kata Kunci : Taksi Online, Persaingan Usaha, Monopoli.

    Penelitian ini dilakukan berdasarkan permasalahan adanya proteksi zona

    operasional yang diciptakan oleh PT Angkasa Pura II kepada pengusaha taksi

    online. Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor

    118 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Angkutan Sewa Khusus menyatakan

    bahwa wilayah operasional taksi online dalam menjalankan usahanya termasuk

    wilayah perkotaan yang di dalamnya terdiri dari bandara, pelabuhan dan simpul

    transportasi lainnya. Namun faktanya sejak 2016 hingga sekarang, taksi online

    dilarang beroperasi di area Bandara Sultan Iskandar Muda, proteksi tersebut

    menyebabkan kehilangan kreatifitas dan tidak memiliki daya saing. Tujuan

    penelitian ini untuk mengetahui bagaimana praktek, dampak serta tinjauan

    hukum terhadap pembatasan zona operasional taksi online di Bandara Sultan

    Iskandar Muda Blang Bintang. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian

    kualitatif dengan metode deskriptif analisis, teknik pengumpulan data Penulis

    menggunakan interview/wawancara. Hasil riset membuktikan bahwa PT

    Angkasa Pura II tidak mengizinkan taksi online untuk menjemput penumpang di

    area bandara, praktek tersebut mendatangkan dampak positif bagi usaha taksi

    bandara, berbeda halnya dengan taksi online, mereka lebih merasakan dampak

    negative. Praktek tersebut menimbulkan indikasi persaingan usaha tidak sehat

    berupa monopoli yang tercantum dalam pasal 17 huruf b dan c (kegiatan

    monopoli) dan 19 huruf a dan d (penguasaan pangsa pasar) UU No. 5 tahun

    1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat,

    serta telah melanggar 3 prinsip etika berbisnis dalam Islam, diantaranya tidak

    adanya saling menolong atau memberi manfaat kepada orang lain, adanya

    penindasan (Az-Zhulmu) terhadap mitra bisnis lain serta Monopoli dan

    konglomerasi (iḥtikār).

  • vi

    KATA PENGANTAR

    بسم اهلل الرمحن الرحيمداما بع ،ابه ومن واالهوعلى اله واصح ،والصالة والسالم على رسول اهلل ،احلمد هلل

    Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. yang telah

    melimpahkan rahmat-Nya serta kesehatan kepada penulis, sehingga penulis

    telah dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa pula shalawat dan salam

    penulis sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan

    sahabat beliau yang telah membimbing kita ke alam yang penuh ilmu

    pengetahuan ini.

    Dengan segala kelemahan dan kekurangan akhirnya penulis dapat

    menyelesaikan sebuah karya ilmiah yang berjudul “Pembatasan Zona

    Operasional Taksi Online di Bandara Sultan Iskandar Muda Blang

    Bintang dalam Perspektif Hukum Positif dan Hukum Islam (Studi tentang

    Persaingan Usaha)”. Skripsi ini ditulis untuk menyelesaikan tugas akhir yang

    merupakan salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi sekaligus untuk

    memperoleh gelar sarjana (S1) pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-

    Raniry, Darussalam Banda Aceh.

    Dalam penulisan karya ilmiah ini, telah banyak pihak yang membantu

    penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini, dengan

    segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada:

    1. Bapak Saifuddin Sa’dan, M.Ag selaku pembimbing I serta penasehat

    akademik dan bapak Riadhus Sholihin, M.H selaku pembimbing II,

    yang telah banyak memberikan bimbingan, bantuan, ide, dan

    pengarahan,

    2. Bapak Dr. Muhammad Maulana, M.Ag yang telah memberikan

    waktunya untuk membimbing karya ilmiahnya diluar jalur

    akademik,

    3. Bapak Dr. Jabbar, M.A selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum,

  • vii

    4. Bapak Arifin Abdullah, M.H. selaku ketua prodi Hukum Ekonomi

    Syariah,

    5. Ucapan cinta dan terima kasih sebesar-besarnya penulis utarakan

    kepada Ayahanda Abdullah dan Ibunda Meutia Farida, yang telah

    memberikan kasih sayang serta pendidikan yang begitu istimewa

    serta adik-adik Lisda, Afiqa dan Khalis yang telah menyemangati.

    6. Bapak Yusman Is sebagai Direktur TAXI Primkapau, serta beberapa

    driver angkutan online yaitu Ilham Maulana dan Fakhrial Adha yang

    telah meluangkan waktu untuk menjawab setiap pertanyaan penulis.

    7. Para sahabat seperjuangan yang setia memberi motivasi Ina, Desy,

    Puput, Mutia, Oja, Raisa, Ayu, Ilham dan Teman-teman Mata Kuliah

    Metodologi Penelitian Hukum dan unit 02 dan seluruh teman-teman

    prodi Hukum Ekonomi Syariah angkatan 2016 yang selalu menjadi

    yang terbaik selama perkuliahan ini. Semoga kebaikan kalian dibalas

    oleh Allah SWT.

    Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

    sempurna yang dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman penulis.

    Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

    membangun dari berbagai pihak guna memperbaiki kekurangan yang ada di

    waktu mendatang dan mampu memberikan kontribusi yang bernilai positif

    dalam bidang ilmu.

    Banda Aceh, 3 Juli 2020

    Penulis,

    Suvia Husnalita

  • viii

    TRANSLITERASI Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri P dan K

    Nomor: 158 Tahun 1987 – Nomor: 0543b/U/1987

    1. Konsonan

    Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab

    dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan

    dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lagi

    dengan huruf dan tanda sekaligus.

    Di bawah ini daftar huruf Arab itu dan transliterasinya dengan huruf Latin.

    Huruf

    Arab

    Nama Huruf

    Latin

    Nama Huruf

    Arab

    Nama Huruf

    Latin

    Nama

    Alῑf tidak اdilamba

    ngkan

    tidak di-

    lambang-

    kan

    țā’ Ț te (dengan طtitik di

    bawah)

    ẓa ẓ zet ظ Bā’ B Be ب(dengan

    titik di

    bawah)

    ain ‘ koma‘ ع Tā’ T Te تterbalik

    (di atas)

    Śa’ Ś es (dengan ثtitik di

    atas)

    Gain G Ge غ

    Fā’ F Ef ف Jῑm J Je ج Hā’ ḥ ha (dengan ح

    titik di

    bawah)

    Qāf Q Ki ق

    Kāf K Ka ك Khā’ Kh ka dan ha خ

    Lām L El ل Dāl D De د

  • ix

    Żal Ż zet (dengan ذtitik di

    atas)

    Mῑm M Em م

    Nūn N En ن Rā’ R Er ر Wau W We و Zai Z Zet ز Hā’ H Ha ه Sῑn S Es سHamz ء Syῑn Sy es dan ye ش

    ah

    ‘ Apostrof

    Șād Ș es (dengan صtitik di

    bawah)

    Yā’ Y Ye ي

    Ḍad ḍ de (dengan ضtitik di

    bawah)

    2. Vokal

    Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal

    tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

    1) Vokal tunggal

    Vokal tnggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harkat,

    transliterasinya sebagai berikut:

    Tanda Nama Huruf Latin Nama

    َ fatḥah A A

    َ Kasrah I I

    َ ḍammah U U

    2) Vokal rangkap

  • x

    Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara

    harkat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

    Tanda Nama huruf Gabungan huruf Nama

    ي ... fatḥah dan yā’ Ai a dan i

    و ... fatḥah dan wāu Au a dan u

    Contoh:

    kataba - ك ت ب

    fa‘ala - ف ع ل

    żukira - ذ ك ر

    ه ب yażhabu - ي ذ

    su’ila - س ئ ل

    kaifa - ك ي ف

    haula - ه و ل

    3. Maddah

    Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf,

    transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

    Harakat dan

    Huruf

    Nama Huruf dan Tanda Nama

  • xi

    ى... ا... fatḥah dan alῑf atau yā’

    Ā a dan garis di atas

    ...ي kasrah dan yā’ ῑ i dan garis di atas

    . ..و ḍammah dan wāu Ū u dan garis di atas

    Contoh:

    qāla - ق ا ل

    ramā - ر م ى

    qῑla - ق ي ل

    yaqūlu - ي ق و ل

    4. Tā’ marbūțah

    Transliterasi untuk tā’ marbūțah ada dua:

    1) Tā’ marbūțah hidup

    tā’ marbūțah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah, dan

    dammah, transliterasinya adalah ‘t’.

    2) Tā’ marbūțah mati

    tā’ marbūțah yang mati atau mendapat harakat yang sukun,

    transliterasinya adalah ‘h’.

    3) Kalau dengan kata yang terakhir adalah tā’ marbūțah itu

    ditransliterasikan dengan ha (h).

    Contoh:

    rauḍ ah al-ațfāl - ر و ض ة ا أل ط ف ا ل

  • xii

    - rauḍ atul ațfāl

    al-Madῑnah al-Munawwarah - ا ل م د ي ن ة ا ل م ن وَّر ة

    - AL-Madῑnatul-Munawwarah

    țalḥah - ط ل ح ة

    Catatan:

    Modifikasi

    1) Nama orang berkebangsaan Indonesia ditulis seperti biasa tanpa

    transliterasin seperti M. Syuhudi Ismail. Sedangkn nama-nama lainnya

    ditulis sesuai kaidah penerjemahan.

    Contoh: Șamad Ibn Sulaimān.

    2) Nama Negara dan kota ditulis menurut ejaan Bahasa Indonesia, seperti

    Mesir, bukan Misr; Beirut, bukan Bayrūt; dan sebagainya.

    3) Kata-kata yang sudah dipakai (serapan) dalam Kamus Besar Bahasa

    Indonesia tidak ditranslitersikan. Contoh: Tasauf, bukan Tasawuf.

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 Aplikasi Argometer Perusahaan Grab ........................................... 48

    Gambar 2 Aplikasi Argometer Perusahaan Gojek ......................................... 49

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Daftar Tarif Airport Taxi Primkopau Airport Taxi Aceh MTG

    (ARGO) Dan Airport Taxi Kopama ................................................. 47

    Tabel 2 Tarif Taksi Online Perusahaan Grab dan Gojek .............................. 49

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 SK Penetapan Pembimbing Skripsi ........................................ 71

    Lampiran 2 Surat Izin Penelitian dari Fakultas.......................................... 72

    Lampiran 3 Lembar Kontrol Bimbingan Skripsi ...................................... 73

    Lampiran 4 Protokol Wawancara .............................................................. 75

    Lampiran 5 Dokumentasi .......................................................................... 76

    Lampiran 6 Undang-Undang No.5/1999 tentang Larangan Praktek

    Monopoli ................................................................................ 77

    Lampiran 7 Permenhub RI No.118/2018 tentang Penyelenggaraan

    Angkutan Sewa Khusus ........................................................ 78

    Lampiran 8 Riwayat Hidup Penulis .......................................................... 79

  • xvi

    DAFTAR ISI

    LEMBARAN JUDUL

    PENGESAHAN PEMBIMBING

    PENGESAHAN SIDANG

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

    ABSTRAK ..................................................................................................... v

    KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

    PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................. viii

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv

    DAFTAR ISI ................................................................................................. xvi

    BAB SATU PENDAHULUAN ................................................................. 1

    A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1 B. Rumusan Masalah............................................................ 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................. 5 D. Kajian Pustaka ................................................................. 5 E. Penjelasan Istilah ............................................................. 10 F. Metode Penelitian ............................................................ 12

    1. Jenis penelitian ......................................................... 12 2. Metode pengumpulan data ....................................... 12 3. Teknik pengumpulan data ........................................ 13 4. Instrumen pengumpulan data ................................... 15 5. Langkah-langkah analisis data ................................. 15

    G. Sistematika Pembahasan.................................................. 15

    BAB DUA PERSAINGAN USAHA DAN ETIKA BISNIS DALAM

    HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM ....................... 17

    A. Pengertian Persaingan Usaha dan Etika Bisnis ............... 17 B. Dasar Hukum Persaingan Usaha dan Etika Bisnis .......... 21 C. Bentuk-Bentuk Persaingan Usaha yang Tidak Sesuai

    dengan Etika Bisnis ......................................................... 27

    D. Prinsip Berbisnis dalam Etika Bisnis Islam ..................... 33

    BAB TIGA TINJAUAN HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM

    TERHADAP PEMBATASAN ZONA OPERASIONAL

    TAKSI ONLINE DI BANDARA SULTAN ISKANDAR

    MUDA BLANG BINTANG ................................................. 40

    A. Gambaran Umum tentang Pembatasan Zona Operasional Taksi Online di Bandara Sultan Iskandar

    Muda Blang Bintang ........................................................ 40

  • xvii

    xvii

    B. Praktek Pembatasan Zona Operasional Taksi Online di Bandara Sultan Iskandar Muda Blang Bintang ............... 45

    C. Dampak Pembatasan Zona Operasional Taksi Online di Bandara Sultan Iskandar Muda Blang Bintang ............... 46

    D. Tinjauan Hukum Terhadap Pembatasan Zona Operasional Taksi Online di Bandara Sultan Iskandar

    Muda Blang Bintang ........................................................ 53

    BAB EMPAT PENUTUP ............................................................................ 69

    A. Kesimpulan ...................................................................... 69 B. Saran ................................................................................ 69

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 69

  • 1

    BAB SATU

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Bandara Sultan Iskandar Muda merupakan salah satu gerbang akses

    masuk ke berbagai Negara. Berbagai fasilitas penunjang kebutuhan dan

    kenyamanan para penumpang juga telah disediakan untuk memaksimalkan

    pelayanan, diantaranya kebutuhan pengangkutan. Pengangkutan meliputi

    serangkaian perilaku yang terdiri atas proses negosiasi, pengangkutan, pemuatan

    ke dalam alat pengangkut, pemindahan ke tempat tujuan, penurunan di tempat

    tujuan, dan penyelesaian akibat yang timbul dari pengangkutan. Bandara Sultan

    Iskandar Muda tidak hanya menfasilitasi pengangkutan transportasi udara,

    namun juga transportasi darat yaitu taksi bandara. Taksi merupakan angkutan

    orang dengan menggunakan kendaraan bermotor umum yang diberi tanda

    khusus dan dilengkapi dengan argometer yang melayani angkutan dari pintu ke

    pintu dengan wilayah operasi tertentu.1 Adanya taksi bandara sebagai salah satu

    jasa pelayanan penunjang kegiatan penerbangan yang dikelola oleh Koperasi

    Taksi Bandara (Kopsidara).2

    Seiring perkembangan zaman transportasi darat berupa taksi mengalami

    perubahan menjadi lebih modern yang dijuluki dengan taksi online. Taksi online

    didukung oleh suatu aplikasi yang merupakan wadah untuk mempertemukan

    penumpang sebagai pengguna jasa dengan pengangkut sebagai penyedia jasa

    pengangkutan misalnya seperti Go-Jek, Uber dan Grab. Pembayaran atas jasa

    tersebut sesuai dengan besaran tarif yang tercantum pada aplikasi. Meski

    1 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 117 Tahun 2018 tentang

    Penyelenggaraan Angkutan Orang Tidak Dalam Trayek. 2Indah Tri Wulansari, Perkembangan Taksi di Bandar Udara Internasional Juanda

    Surabaya oleh Primkopal (1964-2011), Skripsi, (Malang: Fakultas Ilmu Sosial, Universitas

    Negeri Malang, 2012).

  • 2

    dijuluki sebagai taksi online, namun berdasarkan ketentuan perundang-

    undangan nama yang sesunguhnya adalah angkutan sewa khusus.

    Definisi angkutan sewa khusus tercantum dalam Peraturan Menteri

    Perhubungan Republik Indonesia Nomor 118 Tahun 2018 tentang Angkutan

    Sewa Khusus yaitu pelayanan dari pintu ke pintu dengan pengemudi, memiliki

    wilayah operasi dalam wilayah perkotaan, dari dan ke bandara, pelabuhan, atau

    simpul transportasi lainnya serta pemesanan menggunakan aplikasi berbasis

    teknologi informasi, dengan besaran tarif tercantum dalam aplikasi.3

    Di dalam Permenhub Nomor 118 Tahun 2018 tentang Angkutan Sewa

    Khusus dijelaskan bahwa wilayah operasi angkutan sewa khusus termasuk

    wilayah perkotaan yang di dalamnya terdiri dari bandara, pelabuhan dan simpul

    transportasi lainnya. Namun faktanya sejak 2016 hingga kini, taksi online

    dilarang beroperasi di area Bandara Sultan Iskandar Muda.

    Kebijakan yang melarang taksi online beroperasi di area Bandara Sultan

    Iskandar Muda menciptakan berbagai dampak. Salah satunya tidak mendapatkan

    pilihan alat pengangkut yang beragam bagi konsumen, hingga pangsa pasar

    hanya dikuasai oleh beberapa pelaku usaha. Dalam perspektif persaingan usaha

    khususnya dalam UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli

    Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, kondisi tersebut dapat menyebabkan

    terbukanya peluang yang lebar untuk menghindari atau bahkan mematikan

    bekerjanya mekanisme pasar, diantaranya dikhawatirkan pelaku usaha akan

    mengatur harga, kualitas dan kuantitas barang dan atau jasa yang ditawarkan

    guna memperoleh profit yang besar dalam waktu yang relative singkat.

    Tindakan pelaku usaha yang demikian dapat menyebabkan terjadinya praktek

    monopoli atau persaingan usaha tidak sehat4

    3 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 118 Tahun 2018 tentang

    Penyelenggaraan Angkutan Sewa Khusus. 4 Andi Fahmi Lubis, Hukum Persaingan Usaha antara Teks dan Konteks, (Komisi

    Pengawas Persaingan Usaha, 2009), hlm.3.

  • 3

    Konsep etika bisnis dalam Islam mengatakan persaingan usaha tidak

    sehat dan praktek monopoli jelas dilarang, karena Rasulullah mengharamkan

    memakan harta orang lain dengan jalan yang bathil. Allah menghalalkan kepada

    kita segala bentuk transaksi yang memiliki mashlahat seperti perdagangan dan

    berbagai bisnis usaha dan keterampilan yang disyaratkan atas dasar suka sama

    suka diantara pembisnis menunjukkan akad perdagangan tersebut terbebas dari

    riba serta perdagangan tersebut bukan lahir dari adanya paksaan, oleh karena itu

    praktik jual beli gharar (tidak jelas) dengan segala bentuknya adalah haram.

    Termasuk sempurnanya suka sama suka adalah barangnya diketahui dan bisa

    diserahkan. Maka segala bentuk transaksi yang mendatangkan mudharat bagi

    orang lain seperti persaingan usaha tidak sehat serta monopoli maka

    diharamkan.

    Imam Nawawi menjelaskan bahwa hikmah dari larangan monopoli

    adalah mencegah hal-hal yang menyulitkan manusia secara umum, oleh karena

    itu ulama sepakat apabila ada orang yang memiliki makanan lebih, sedangkan

    manusia sedang kelaparan dan tidak ada makanan kecuali yang ada pada orang

    tadi, maka wajib bagi orang tersebut menjual atau memberikan dengan cuma-

    cuma makanannya kepada manusia untuk menghindari kesulitan. Demikian

    penimbunan selain bahan makanan seperti pakaian musim dingin dan

    sebagainya, sehingga manusia sulit mendapatkannya dan membahayakan

    mereka maka hal tersebut juga dilarang dalam Islam.

    Dalam Islam juga para pelaku usaha dianjurkan untuk berkompetisi

    (bersaing) dalam hal kebaikan bukan dengan cara yang bathil dan merugikan

    lawan usahanya. Maka setiap muslim dalam Islam bukan merupakan competitor

    atau pesaing dalam kebathilan melainkan partnership dalam berbuat kebaikan

    Dalam kasus ini, murahnya tarif suatu operator taksi online membuat

    pihak lain tidak mampu bersaing. Selain tarif yang sangat murah tersebut, juga

    zona operasional taksi online yang begitu luas telah melahirkan kecemburuan

    sosial bagi sejumlah taksi konvensional khususnya taksi bandara, sehingga taksi

  • 4

    bandara memproteksi wilayahnya bebas dari taksi online, Persaingan pasar

    tersebut akan menyebabkan kehilangan kreatifitas dan tidak memiliki daya saing

    dan ini melahirkan persaingan usaha tidak sehat. Jika hal ini terjadi dampaknya

    jelas yang dirugikan adalah masyarakat selaku konsumen. Salah satunya dapat

    di lihat dari pelayanan jasa taksi di bandara Sultan Iskandar Muda yang banyak

    menuai masalah dan merugikan masyarakat.

    Di bandara Sultan Iskandar Muda, memiiki 3 jenis taksi diantaranya:

    airport taxi primkopau, airport taxi Aceh MTG (ARGO) dan airport taxi

    Kopama. Ketiga jenis taksi tersebut bekerja sama di bawah Kopsidara (Koperasi

    Taksi Bandara) yang menggunakan mobil pribadi dan mobil khusus taksi untuk

    mengangkut penumpang. Hanya saja yang menjadi perbedaannya taksi yang

    berjenis airport taxi Aceh MTG (ARGO) ini memiliki stiker khusus sehingga

    memiliki keunggulan tersendiri. Wilayah operasional ketiga taksi tersebut hanya

    dikawasan bandara Sultan Iskandar Muda karena adanya kontrak yang telah

    disepakati oleh Kopsidara dengan pihak bandara yaitu membayar sewa tempat,

    dan juga iuran perbulan.5

    Namun dalam praktiknya, pelanggaran masih dilakukan oleh beberapa

    oknum driver taksi online, mereka beroperasi di bandara Sultan Iskandar Muda

    tanpa sepengetahuan pihak manapun, dengan membuka berbagai identitas

    pengenal perusahan seperti jaket, dll. Sanksi yang diberikan yaitu peringatan

    keras kepada driver taksi online dan menurunkan penumpang secara baik-baik.

    Jelas terlihat bahwa proteksi yang diciptakan kepada taksi online

    menimbulkan banyak problematika. Berdasarkan latar belakang di atas, maka

    peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Pembatasan Zona

    Operasional Taksi Online di Bandara Sultan Iskandar Muda Blang

    Bintang dalam Perspektif Hukum Positif dan Hukum Islam (Studi tentang

    Persaingan Usaha)”

    5Wawancara dengan Yusman Is, direktur Airport Taxi Primkapau, pada Tanggal 16

    April 2019, Banda Aceh.

  • 5

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis memformat rumusan

    masalah sebagai fokus penelitian yang akan penulis analisis sebagai karya

    ilmiah dalam bentuk skripsi. Adapun fokus penelitian sebagai rumusan masalah

    tersebut yaitu:

    1. Bagaimana praktek pembatasan zona operasional taksi online di Bandara

    Sultan Iskandar Muda Blang Bintang?

    2. Bagaimana dampak pembatasan zona operasional taksi online di

    Bandara Sultan Iskandar Muda Blang Bintang?

    3. Bagaimana tinjauan hukum terhadap pembatasan zona operasional taksi

    online di Bandara Sultan Iskandar Muda Blang Bintang?

    C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis menformulasikan

    tujuan penelitian sebagai arah pencapaian dari penelitian yang penulis lakukan

    ini. Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut

    1. Untuk meneliti praktek pembatasan zona operasional taksi online di

    Bandara Sultan Iskandar Muda Blang Bintang.

    2. Untuk mengetahui konsekuensi pembatasan zona operasional taksi

    online di Bandara Sultan Iskandar Muda Blang Bintang.

    3. Untuk menganalisis tinjauan hukum terhadap pembatasan zona

    operasional taksi online di Bandara Sultan Iskandar Muda Blang

    Bintang

    D. Kajian Pustaka

    Pengkajian teori tidak akan terlepas dari kajian pustaka atau studi

    pustaka karena teori secara nyata dapat diperoleh melalui studi atau kajian

    kepustakaan. Menurut prastowo kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan

  • 6

    data dan informasi ilmiah, berupa teori-teori, metode, atau pendekatan yang

    pernah berkembang dan telah didokumentasikan dalam bentuk baku, jurnal,

    naskah, catatan, rekaman, dokumen-dokumen dan lain-lain yang terdapat di

    perpustakaan. Kegiatan ini juga untuk melihat karya ilmiah yang pernah di

    kemukakan oleh ilmuwan-ilmuwan lain sebelumnya agar tidak terjadi

    pengulangan penelitian.

    Namun sampai saat ini penulis belum menemukan penelusuran

    penelitian tentang Pembatasan Zona Operasional Taksi Online Di Bandara

    Sultan Iskandar Muda Blang Bintang Dalam Perspektif Hukum Positif dan

    Hukum Islam.

    Adapun tulisan yang secara tidak langsung berkaitan dengan kajian

    penelitian yaitu berjudul “Analisis Dampak Besaran Tarif Batas Atas dan Batas

    Bawah pada Taksi Online Terhadap Keberlangsungan Usaha dalam Perspektif

    Ekonomi Islam (Studi pada Transportasi Online Taksi Puspa Jaya di Bandar

    Lampung)”, yang ditulis oleh Tirani Suryanti, Mahasiswi S1 Fakultas Ekonomi

    dan Bisnis Islam jurusan Ekonomi Islam, selesai pada tahun 2018. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa, penerapan tarif batas atas dan batas bawah

    berdampak positif bagi penambahan penghasilan driver. Meskipun biaya tarif

    taksi online cenderung lebih murah daripada konvensional, tapi dengan

    perbedaan harga yang tidak jauh dipastikan jumlah penumpang taksi online akan

    terkontraksi. Serta penerapan tarif batas atas dan batas bawah dalam ekonomi

    Islam diperbolehkan. Atas dasar memberikan pembayaran yang patut dengan

    adanya jasa yang diberikan. Penumpang mengetahui kalkulasi harga secara adil

    dan memperoleh manfaat yang setara dengan harga yang di bayarkannya.

    Sedangkan driver memperoleh keuntungan yang normal dari konsumen.6

    6Tirani Suryanti, Analisis Dampak Besaran Tarif Batas Atas dan Batas Bawah pada

    Taksi Online Terhadap Keberlangsungan Usaha dalam Perspektif Ekonomi Islam,skripsi,

    (Lampung: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung,

    2018).

  • 7

    Selain itu penelitian yang berkaitan dengan tugas penulis juga pernah

    dilakukan oleh Muhammad Farhan Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum

    jurusan Hukum Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,

    tahun 2018 dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Filosofis dan Yuridis

    Peraturan Menteri Perhubungan No.108 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan

    Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak dalam Trayek”,

    dalam tulisannya menjelaskan tentang landasan hukum yang mengatur

    transportasi online. Kemenhub berdasarkan kewenangannya di bidang

    transportasi sesuai dengan kewenangannya delegasi mengeluarkan Permenhub

    No. 32 tahun 2016 sebagai landasan hukum transportasi online, hanya mengatur

    taksi online. Selanjutnya disempurnakan menjadi Permenhub No.26 Tahun 2017

    yang kemudian diuji materilnya ke Mahkamah Agung (MA) dengan alasan

    merugikan keberadaan taksi online. Permohonan tersebut dikabulkan untuk

    seluruhnya oleh MA. Untuk ketiga kalinya, kemenhub menerbitkan Permenhub

    No.108 tahun 2017 yang mengatur taksi online. Beberapa ketentuan yang telah

    dibatalkan oleh MA di atur kembali dalam Permenhub No.108 Tahun 2017 dan

    hal tersebut tidak sejalan pada tataran filsafat hukum yaitu asas-asas

    pembentukan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan hasil penelitian

    tersebut bahwa substansi hukum dalam Permenhub 108/2017 tidak berpedoman

    terhadap asas pembentukan peraturan perundang-undangan dan telah

    inkonsistensi karena tidak menjadikan putusan MA sebagai acuan dalam proses

    pembentukan Permenhub. Dimuatnya kembali beberapa ketentuan yang

    sebelumnya dinyatakan oleh MA tidak mempunyai kekuatan hukum yang

    mengikat dalam Permenhub 108/2017, telah bertentangan dengan pasal 3,4,5,

    dan 7 uu UMKM dan Pasal 183 ayat (2) UU LLAJ.7

    7Muhammad Farhan, Analisis Filosofis dan Yuridis Peraturan Menteri Perhubungan

    No.108 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor

    Umum Tidak dalam Trayek, Skripsi,(Yogyakarta:Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas

    Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2018).

  • 8

    Skripsi yang ditulis oleh Everdina Cathrine Tesaldnika Pattipeilohy

    dengan judul “Analisis Yuridis Tentang Persaingan Usaha Tidak Sehat Dalam

    Kebijakan Tarif Antara Taksi Konvensional Dan Taksi Berbasis Aplikasi

    Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan

    Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat” mahasiswa jurusan

    ilmu hukum fakultas hukum universitas pelita harapan, tahun 2016. Dalam

    tulisannya menjelaskan tentang kehadiran taksi online salah satunya Uber Taksi

    membuat taksi konvensional yaitu Blue Bird taksi merasa adanya persaingan

    usaha tidak sehat dalam penentuan tarif, yang mana hal ini sangat berkaitan

    dengan UU No.5/1999 tentang larangan Praktik Monopoli dan Persaingan

    Usaha Tidak Sehat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dalam

    menentukan tarif taksi konvensional maupun taksi berbasis aplikasi harus

    disamaratakan dan diharapkan para pelaku bisnis dalam pengangkutan tetap

    tunduk pada UU No.5/1999 untuk mencapai persaingan yang sehat.8

    Skripsi yang ditulis oleh Nur Azizah di tahun 2018 dengan judul

    “Perlindungan Hukum Terhadap Usaha Taksi Konvensional Akibat Persaingan

    Korporasi Dengan Usaha Taksi Online (Suatu Penelitian Di Kota Banda

    Aceh)” mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala. Dalam tulisannya

    menjelaskan tentang persaingan tidak sehat, keberadaan taksi online telah

    menajdikan 4 armada taksi konvensional berkurang menjadi 2 armada. Sehingga

    untuk mencegah terjadinya persaingan tidak sehat, maka ditetapkan standar tarif

    dan lokasi beroperasinya taksi online. Kementrian Perhubungan mengeluarkan

    Peraturan Menteri Nomor 108 tahun 2017 yang mengatur tentang ketetapan tarif

    batas atas dan batas bawah . Selanjutnya Dalam Keputusan Gubernur Aceh

    Nomor 181 tahun 2018 tentang Penetapan Alokasi Khusus Jumlah Kebutuhan

    8Everdina Cathrine Tesaldnika Pattipeilohy, Analisis Yuridis Tentang Persaingan

    Usaha Tidak Sehat Dalam Kebijakan Tariff Antara Taksi Konvensional Dan Taksi Berbasis

    Aplikasi Di tinjau Dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek

    Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat,skripsi, (Surabaya: Fakultas hukum, Universitas

    pelita harapan, 2016).

  • 9

    Kendaraan Angkutan Sewa Khusus Berbasis Teknologi Informasi Di Aceh.

    Pada poin keenam menyatakan setiap kendaraan yang diberi izin angkutan sewa

    khusus Aceh dilarang mengangkut penumpang dari simpul-simpul transportasi

    yaitu : terminal, stasiun kereta api, bandara dan pelabuhan penyebrangan.

    Namun pada kenyataannya masih ada taksi online yang melanggar ketentuan

    tersebut sehingga terjadi persaingan tidak sehat yang dapat merugikan taksi

    konvensional.9

    Skripsi yang ditulis oleh Saktya Danurbrata pada tahun 2018 yang

    berjudul “Pengaturan Tarif Taksi Online dalam Perspektif Hukum Persaingan

    Usaha” Mahasiswa Universitas Airlangga. Dalam tulisannya menjelaskan

    tentang kehadiran taksi online yang tidak dapat diterima oleh para supir taksi

    konvensional, mereka menganggap bahwa taksi online illegal karena tidak

    memenuhi aturan penyelenggaraan angkutan umum. Pemerintah melalui

    kementerian Perhubungan telah mengeluarkan aturan guna mengatur keberadaan

    taksi online dengan diberlakukannya Permenhub No 108 Tahun 2017 tentang

    Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak

    Dalam Trayek. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa taksi

    konvensional dan taksi online berada dalam pasar bersangkutan yang sama, serta

    taksi online dapat dinyatakan sebagai barang (dalam hal ini jasa) pengganti atau

    substitusi dari taksi konvensional. Indikasi perilaku anti persaingan dalam pasar

    transportasi taksi yang dilakukan oleh pengusaha taksi online dengan pengusaha

    taksi konvensional menjadi tidak terbukti.10

    Berdasarkan hasil peninjauan yang penulis lakukan maka terdapat

    perbedaan yang signifikan antara penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

    sebelumnya dengan penelitian yang akan penulis lakukan, namun tidak menutup

    9Nur Azizah, Perlindungan Hukum Terhadap Usaha Taksi Konvensional Akibat

    Persaingan Korporasi Dengan Usaha Taksi Online (Suatu Penelitian Di Kota Banda Aceh),

    skripsi, (Banda Aceh: Fakultas Hukum, Universitas Syiah Kuala, 2018) 10

    Saktya Danurbrata, Pengaturan Tariff Taksi Online Dalam Perspektif Hukum

    Persaingan Usaha, skripsi, (Surabaya: Universitas Airlangga, 2018)

  • 10

    kemungkinan merujuk pada buku-buku yang ada pada penelitian di atas, maka

    dari itu penulis dapat bertanggung jawab atas keaslian karya ilmiah ini secara

    hukum dan peluang untuk melakukan penelitian ini masih terbuka lebar.

    E. Penjelasan Istilah

    Penjelasan istilah dalam penelitian ini merupakan pemaparan terhadap

    definisi operasional variable penelitian yang urgent dijelaskan untuk

    mempertegas substansi dari penelitian yang penulis lakukan, berikut ini adalah

    frase yang membentuk judul penelitian yang telah penulis format yaitu:

    1. Zona Operasional

    Zona operasional terdiri dari kata zona dan operasional. Zona memiliki

    arti yaitu kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik lingkungan

    yang spesifik, maka zona dipastikan memiliki suatu identitas atau ciri yang

    berbeda dengan area lain disekitarnya.

    Operasional merupakan suatu batasan pengertian yang dijadikan sebagai

    pedoman untuk dapat melakukan suatu kegiatan maupun pekerjaan. Operasional

    merupakan aspek terpenting karena tanpa adanya operasional, maka tidak ada

    yang bisa dikerjakan. Sehingga zona operasional dapat di artikan sebagai suatu

    wilayah atau kawasan yang dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan suatu

    kegiatan atau pekerjaan.

    2. Taksi Online

    Taksi online berasal dari kata taksi dan online, taksi merupakan alat

    transportasi berupa kendaraan roda empat seperti mobil dengan berbagai type

    dan jenis. Sedangkan kata online yang dalam bahasa Indonesia sering di

    terjemahkan sebagai “dalam jarigan”, atau yang lebih di kenal dalam singkatan

    “daring”. Pengertian online adalah keadaan komputer yang terkoneksi atau

  • 11

    terhubung ke jaringan internet; jika komputer kita online maka kita dapat

    mengakses internet atau browsing: mencari informasi-informasi di internet.11

    3. Bandar Udara

    Bandar udara (disingkat: bandara) atau pelabuhan udara merupakan

    sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat.

    Sedangkan definisi Bandara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah

    “lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan

    kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara

    untuk masyarakat”12

    4. Hukum Positif

    Hukum positif adalah hukum yang dibuat oleh manusia yang

    mewajibkan atau menetapkan suatu tindakan. Istilah ini juga mendeskripsikan

    penetapan hak-hak tertentu untuk suatu individu atau kelompok

    5. Hukum Islam

    Hukum Islam atau syariat Islam adalah system kaidah-kaidah yang

    didasarkan pada wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasul mengenai tingkah laku

    mukallaf, baik hukum yang berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun

    hukum-hukum yang berhubungan dengan amaliyah (perbuatan) yang dilakukan

    oleh umat muslim semuanya.

    6. Persaingan Usaha

    Persaingan usaha (bisnis) adalah istilah yang sering muncul dalam

    berbagai literature yang menuliskan perihal aspek hukum persaingan bisnis.

    Persaingan berasal dari bahasa Inggris yaitu competition yang artinya kegiatan

    bersaing, pertandingan dan kompetisi. Persaingan adalah ketika organisasi atau

    11

    Andika Wijaya, Aspek Hukum Bisnis Transportasi Jalan Online, (Jakarta: Sinar

    Grafika, 2016), hlm. 9. 12

    Arista Atmadjati, Manajemen Operasional Bandar Udara, (Yogyakarta: Deepublish,

    2014), hlm.2.

  • 12

    perorangan berlomba untuk mencapai tujuan yang diinginkan seperti konsumen,

    pangsa pasar, peringkat, survey, atau sumber daya yang dibutuhkan.

    Secara umum, persaingan usaha adalah perseturuan atau rivalitas antara

    pelaku bisnis yang secara independen berusaha mendapatkan konsumen dengan

    menawarkan harga yang baik dengan kualitas barangatau jasa yang baik pula.

    F. Metodologi Penelitian

    Pada prinsipnya dalam penulisan karya ilmiah memerlukan data yang

    lengkap dan objektif serta mempunyai metode tertentu sesuai dengan

    permasalahan yang akan dibahas, langkah yang ditempuh dalam penulisan karya

    ilmiah sebagai berikut:

    1. Jenis Penelitian

    Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian

    kualitatif, yaitu sebuah metode riset yang bersifat deskriptif, menggunakan data

    analisis, mengacu pada data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan

    pendukung, serta menghasilkan suatu teori. Dalam data skripsi ini yang akan di

    teliti seperti gambaran umum mengenai manajemen zonasi bebas taxi online

    dalam area airport serta konsekuensinya terhadap omset taksi bandara Sulthan

    Iskandar Muda. Penelitian deskrptif yang digunakan dalam riset ini dengan

    menyelidiki tentang pembatasan zona operasional taksi online di bandara

    bandara Sulthan Iskandar Muda Blang Bintang dalam perspektif hukum positif

    dan Hukum Islam

    2. Metode Pengumpulan Data

    Dalam mengumpulkan data yang berhubungan dengan objek kajian, baik

    itu data primer maupun sekunder, penulis menggunakan metode library

    research (penelitian kepustakaan) dan field research (penelitian lapangan).

    a. Metode penelitian kepustakaan (library research)

    Penelitian kepustakaan (library research) yaitu suatu metode

    pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari kantor, buku

  • 13

    (kepustakaan), atau pihak-pihak yang memberikan data yang erat

    kaitannya dengan objek dan tujuan penelitian.13

    Data ini biasanya sudah

    di olah atau ditabulasikan oleh kantor dan pihak yang bersangkutan.

    Dalam hal ini peneliti mengambil data dari buku-buku yang berkaitan

    dengan tema penelitian ini, yaitu buku strategi persaingan usaha dan data

    website transportasi online, maupun data dari website lainnya yang ada

    hubungannya dengan tema penelitian ini.

    b. Metode Penelitian Lapangan (field research)

    Penelitian Lapangan (field research) yaitu mengumpulkan data

    primer dan merupakan suatu penelitian yang dilakukan terhadap objek

    pembahasan yang menitikberatkan pada kegiatan langsung, yaitu dengan

    mendapatkan data langsung, dikumpulkan melalui media

    kuesioner/angket, wawancara dan survey langsung dari responden atau

    objek yang diteliti.14

    Sumber data utama yaitu responden-responden

    yang akan di teliti adalah direktur sekaligus driver taksi bandara Sulthan

    Iskandar Muda (airport taxi Primkopau) dan driver taksi online serta

    aplikasi taksi online.

    3. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data adalah langkah dalam penelitian untuk

    mendapatkan data dengan mencatat peristiwa atau keterangan-keterangan atau

    karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan

    menunjang atau mendukung penelitian.15

    Untuk itu dalam pengumpulan data

    tersebut digunakan beberapa metode, yaitu:

    a. Interview(wawancara)

    13

    Moh. Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm.58. 14

    Sugiuno, Metode Penelitian Kuantitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm 137. 15

    Susiadi, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Cetakan ketujuh, (Bandung: CV. Mandar

    Maju, 1996), hlm. 91.

  • 14

    Metode wawancara merupakan pengumpulan data melalui

    interaksi verbal secara langsung antara peneliti dengan responden.16

    Teknik wawancara yang di maksud adalah teknik yang mengumpulkan

    data yang akurat untuk keperluan proses pemecah masalah tertentu

    sesuai data yang didapat. Pengumpulan data dalam teknik ini dilakukan

    dengan cara mengajukan pertanyaan langsung secara lisan dan tatap

    muka kepada responden yang dapat memberi informasi kepada penulis.

    Dalam penelitian ini yang akan di wawancarai adalah direktur sekaligus

    driver taksi bandara Sulthan Iskandar Muda (airport taxi Primkopau) dan

    driver taksi online.

    b. Observasi

    Observasi adalah pemilihan, pengubahan, pencatatan, dan

    pengodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan

    kegiatan observasi, sesuai dengan tujuan empiris.17

    Dalam hal ini

    observasi dilakukan di lingkungan bandara Sulthan Iskandar Muda.

    c. Dokumentasi

    Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data

    berupa data-data tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan

    serta pemikiran tentang fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan

    masalah penelitian. Teknik dokumentasi berproses dan berawal dari

    menghimpun dokumen, memilih-milih dokumen sesuai dengan tujuan

    penelitian.

    Hasil penelitian dari wawancara akan lebih kredibel/dapat

    dipercaya jika didukung dengan data-data dokumentasi. Dokumentasi

    yang peneliti gunakan dalam penelitian ini berupa data primer, dan tarif

    16

    Muhammad Teguh, Metode Penelitian Ekonomi; Teori Dan Aplikasi, (Jakarta: PT Raja

    Grafindo Persada, 2005), hlm, 136. 17

    Susiadi, Op.Cit. hlm.114

  • 15

    harga yang ditetapkan oleh taksi bandara serta tarif taksi online yang

    tertera pada aplikasi di smartphone.

    4. Instrumen Pengumpulan Data

    Dari teknik pengumpulan data yang penulis lakukan, maka masing-

    masing penelitian menggunakan instrumen yang berbeda-beda. Untuk teknik

    wawancara penulis menggunakan instrumen kertas, alat tulis, dan mobile phone

    untuk mendapatkan data dari responden.

    5. Langkah-langkah Analisis Data

    Analisis data adalah cara untuk menguraikan dan memecahkan suatu

    keseluruhan menjadi bagian-bagian atau komponen-komponen yang lebih

    kecil.18

    Dalam hal ini data tersebut akan di analisa sesuai dengan kajian

    penelitian yaitu “Pembatasan Zona Operasional Taksi Online di Bandara Sultan

    Iskandar Muda Blang Bintang dalam Perspektif Hukum Positif dan Hukum

    Islam (Studi tentang Persaingan Usaha).

    Setelah data terkumpul selanjutnya data akan di olah menggunakan

    metode kualitatif yang akan menghasilkan data deskriptif yaitu suatu gambaran

    penjelasan secara logis dan sistematis. Kemudian akan ditarik kesimpulan yang

    merupakan jawaban dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini

    dengan menggunakan pendekatan deduktif.

    G. Sistematika Pembahasan

    Dalam penelitian ini penulis akan memaparkan isi kandungan karya

    ilmiah agar mudah di pahami secara utuh, maka penulis menuangkan pokok-

    pokok pikiran dari karya ilmiah ini dalam sistematika penulisan yang terdiri dari

    4 (empat) bab, yang tersusun sebagai berikut:

    18

    Ibid. hlm 127.

  • 16

    Bab satu merupakan pendahuluan yang meliputi tentang beberapa hal

    yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, penjelasan

    istilah, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

    Bab dua merupakan landasan teorotis yang terdiri dari hukum persaingan

    usaha dan etika bisnis, bentuk-bentuk persaingan usaha yang sesuai dengan etika

    bisnis serta intervensi pemerintah dalam mengatur persaingan usaha dalam

    hukum positif dan hukum islam.

    Bab ketiga mencakup pembahasan yang terdiri dari praktek pembatasan

    zona operasional taksi online di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda Blang

    Bintang, konsekuensi pembatasan zona operasional taksi online di Bandar Udara

    Sultan Iskandar Muda Blang Bintang serta tinjauan hukum terhadap pembatasan

    zona operasional taksi online di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda Blang

    Bintang.

    Bab empat merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan juga

    terdapat saran-saran yang di anggap perlu oleh penulis untuk diperhatikan.

  • 17

    BAB DUA

    PERSAINGAN USAHA DAN ETIKA BISNIS DALAM

    HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM

    A. Pengertian Persaingan Usaha dan Etika Bisnis

    1. Persaingan Usaha

    Persaingan berasal dari bahasa inggris yaitu competition yang artinya

    persaingan, kegiatan bersaing, pertandingan atau kompetisi. Sedangkan usaha

    merupakan kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk

    mencapai suatu maksud (keuntungan). Persaingan usaha dalam kamus

    manajemen diartikan sebagai suatu kegiatan bersaing/beranding di antara

    pengusaha /pembisnis yang satu dengan pengusaha/pembisnis lainnya dalam

    memenangkan pangsa pasar (share market) dan upaya melakukan penawaran

    produk barang dan jasa kepada konsumen dengan berbagai strategi pemasaran

    yang diterapkannya.

    Pada prinsipnya persaingan usaha yang sehat berarti persaingan yang

    sesuai dengan hukum dan agama yang dilakukan oleh para pelaku usaha.

    Persaingan yang sehat diharapkan akan tercipta suatu efisiensi ekonomi secara

    optimal. Efisiensi ekonomi merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh

    persaingan usaha. Kondisi persaingan usaha yang sehat terjadi dalam pasar yang

    berstruktur sempurna atau yang biasa disebut pasar persaingan sempurna. Dalam

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan

    Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, struktur pasar

    didefinisikan sebagai suatu keadaan pasar yang memberikan petunjuk tentang

    aspek-aspek yang memiliki pengaruh penting terhadap perilaku pelaku usaha

    dan kinerja pasar, antara lain jumlah penjual dan pembeli, hambatan masuk dan

    keluar pasar, keragaman produk, sistem distribusi dan penguasaan pangsa

  • 18

    pasar.1 Berdasarkan teori ekonomi dasar, terdapat 4 struktur pasar, yaitu pasar

    persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar persaingan monopolistik, dan pasar

    oligopoli. Perbedaan keempat struktur pasar tersebut karena adanya perbedaan

    degree of market power (kekuatan pasar) yaitu kemampuan satu perusahaan

    dalam mempengaruhi harga keseimbangan.

    Pasar dengan struktur sempurna yang disebut pasar persaingan sempurna

    merupakan pasar yang jumlah pelaku usaha sangat banyak dan kemampuan

    setiap perusahaan dianggap sedemikian kecilnya. Sehingga harga yang beredar

    di dalam pasar tidak dipengaruhi oleh pelaku usaha manapun. Karakteristik

    pasar persaingan sempurna (perfect competition) yaitu banyak penjual dan

    pembeli dalam suatu pasar (many sellers and buyers), produk homogen

    (homogenous product), bebas masuk dan keluar pasar (free entry and free exit)

    dan informasi sempurna (perfect knowledge).

    Dalam Islam, setiap manusia dianjurkan untuk berkompetisi dalam hal

    kebaikan bukan dengan cara yang bathil dan merugikan lawan usahanya, hal

    tersebut sesuai dengan firman Allah :

    QS Al-Baqārah/2: 148

    ُ َجِمْيًعا، إِنه َ َلىَك ُللِّ َولُِكلٍّ ِوْجَهةٌ هَُو ُمَولِّْيَها، فَاْستَِبقُواْ الَخْيَراِت، أَْيَن َما تَُكْونُواْ يَأِْت بُِكُم َّللاه َّللاه

    .َشْيٍء قَِدْيرٌ 2

    Artinya : Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap

    kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di

    mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu

    sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas

    segala sesuatu.

    Dari ayat di atas menyatakan bahwa setiap umat muslim bukan

    merupakan competitor atau pesaing dalam kebathilan melainkan partnership

    dalam berbuat kebaikan.

    1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek

    Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat 2 QS Al-Baqārah(2): 148

  • 19

    2. Etika Bisnis

    Istilah etika, secara teoritis dapat dibedakan ke dalam dua pengertian.

    Pertama, Etika berasal dari kata Yunani yaitu ethos yang berarti kebiasaan

    (custom) atau adat istiadat. Dalam pengertian ini, etika sama dengan moralitas,

    yaitu sistem nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia

    yang telah dilembagakan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud

    dalam pola perilaku yang ajek dan terulang dalam kurun waktu yang lama

    sebagaimana layaknya sebuah kebiasaan. Selanjutnya pengertian kedua, etika

    dipahami berbeda dengan moralitas, maksutnya etika merupakan filsafat moral,

    ilmu yang membahas dan mengkaji nilai dan norma yang diberikan moralitas

    dan etika dalam pengertian pertama.

    Secara terminologi arti kata etika sangat dekat pengertiannya dengan

    istilah Al-Qur’an al-khuluq yang terdapat dalam QS Al-Qalam/98:43

    َوإِنهَك لََعىهك ُخىٍُق َلِظْيمٍ 4

    Artinya : Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti

    yang agung (QS Al Qalam[98]:4)

    Dalam Islam, istilah yang paling dekat dengan kata etika merupakan al-

    khuluq, namun ada beberapa istilah lain juga menggambarkan konsep tentang

    kebaikan, yaitu khayr (kebaikan), birr (kebenaran), qist (persamaan), ‘adl

    (kesetaraan dan keadilan), haqq (kebenaran dan kebaikan), ma’ruf (mengetahui

    dan menyetujui), dan taqwa (ketakwaan).

    Sedangkan bisnis merupakan suatu kegiatan usaha individu (privat) yang

    terorganisasi atau melembaga, untuk menghasilkan dan menjual barang atau jasa

    guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

    Adapun bisnis dalam Al-Qur’an dijelaskan melalui kata tijārah, yang mencakup

    dua makna, yaitu: pertama, perniagaan secara umum yang mencakup perniagaan

    antara manusia dengan Allah yaitu memilik petunjuk Allah, mencintai Allah dan

    3Faisal Badroen, Etika Bisnis dalam Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 4.

    4QS Al Qalam (98):4.

  • 20

    Rasul, dll. Makna tijārah kedua adalah perniagaan secara khusus, yang berarti

    perdagangan ataupun jual beli antar manusia. 5

    Menurut Muhammad Saifullah, etika bisnis adalah seperangkat prinsip-

    prinsip etika yang membedakan yang baik dan buruk, harus, benar, salah, dan

    lain sebagainya dan prinsip-prinsip umum yang membedakan seseorang untuk

    mengaplikasikannya atas apa saja dalam dunia bisnis. Dalam kata lain, etika

    bisnis berarti seperangkat prinsip dan norma yang mana para pelaku bisnis harus

    menjunjungnya dalam bertransaksi, berperilaku, dan berelasi guna mencapai

    tujuan-tujuan bisnis dengan selamat.6

    Pada dasarnya di dalam menjalankan kegiatan bisnis diperlukan etika

    karena alasan berikut: Pertama, bisnis tidak hanya bertujuan untuk profit namun

    perlu mempertimbangkan nilai manusiawi, karena bisnis bersangkutan dengan

    masyarakat banyak. Kedua, bisnis dilakukan di antara manusia satu dengan

    manusia lainnya, sehingga membutuhkan etika sebagai pedoman dan orientasi

    bagi keputusan, kegiatan dan tindak tanduk manusia dalam berhubungan bisnis

    satu dengan lainnya. Ketiga, bisnis saat ini dilakukan dalam persaingan yang

    ketat, jadi pembisnis yang bersaing yang memperhatikan norma-norma etis pada

    iklim bisnis yang semakin professional justru akan menang. Keempat, legalitas

    dan moralitas berkaitan, akan tetapi berbeda satu sama lain, karena suatu

    kegiatan yang diterima secara legal belum tentu diterima secara etis. Kelima,

    etika harus dibedakan dari ilmu empiris, yang berdasarkan pada suatu gejala

    atau fakta yang berulang terus-menerus dan terjadi di mana-mana akan

    melahirkan suatu hukum ilmiah yang bersifat universal. Keenam, situasi khusus

    yang menyebabkan pengecualian terhadap etika tidak dapat dijadikan alasan

    untuk menilai bahwa bisnis tidak mengenal etika. Ketujuh, aksi protes yang

    terjadi di mana-mana menunjukkan bahwa masih banyak orang serta kelompok

    5Ika Yunia Fauzia, Etika Bisnis dalam Islam, cet 1 (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 3.

    6 H. Fakhry Zamzam dan Havis Aravik, Etika Bisnis Islam Seni Berbisnis Keberkahan,

    (Yogyakarta: CV Budi Utama,2020), hlm. 2.

  • 21

    masyarakat yang menghendaki agar bisnis dijalankan secara baik dan

    mengindahkan norma etika.

    B. Dasar Hukum Persaingan Usaha dan Etika Bisnis

    1. Ketentuan Perundang-Undangan tentang Persaingan Usaha dan

    Etika Bisnis di Indonesia

    Di Indonesia, kebijakan persaingan usaha untuk membentuk bisnis yang

    baik tergolong tertinggal dibandingkan dengan negara lainnya, akibatnya

    persaingan usaha berjalan tidak adil dan bahkan negara atau pemerintah terlibat

    dalam proses yang membawa kepada aktivitas monopoli dan persaingan tidak

    sehat, di tengah keterlambatan ini muncul produk hukum larangan praktek

    monopoli dan persaingan tidak sehat serta lembaga pengawasan terhadap

    monopoli, diantaranya

    a. Undang-Undang No.5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek

    Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (UU Anti Praktek

    Monopoli)

    Undang-Undang Anti Monopoli atau Antitrust Law lahir sebagai

    tuntutan masyarakat atas reaksi terhadap maraknya kegiatan

    konglomerasi di Indonesia sejak 1980-an yang menimbulkan

    ketidakadilan dan berdampak buruk pada kesiapan tata ekonomi

    nasional. Maret 2000 setahun sejak diundangkan, yakni untuk

    memberikan peluang dunia usaha beradaptasi terhadap substansi

    larangan praktek monopoli yang dicantumkan didalamnya.

    Secara umum materi dan ruang lingkup dari undang-undang

    Nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan

    Usaha Tidak Sehat adalah :

    1) Oligopoli

    2) Penetapan harga

    3) Pembagian wilayah

  • 22

    4) Pemboikotan

    5) Kartel

    6) Trust

    7) Oligopsoni

    8) Integrasi vertikal

    9) Perjanjian tertutup

    10) Perjanjian dengan pihak luar neger

    b. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No.118 Tahun

    2018 tentang Penyelenggaraan Angkutan Sewa Khusus

    Taksi online maupun taksi bandara merupakan salah satu

    angkutan sewa, sehingga peraturan ini di bentuk untuk menjaga

    persaingan usaha antara sesama angkutan sewa. Lahirnya Permenhub

    No.118 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Angkutan Sewa Khusus

    resmi untuk menggantikan Permenhub No.108 Tahun 2017 tentang

    Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum

    Tidak Dalam Trayek yang resmi dicabut dan tidak berlaku lagi.

    Secara umum materi dan ruang lingkup dari Permenhub No.118

    Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Angkutan Sewa Khusus adalah

    penetapan wilayah operasi dan perencanaan, kebutuhan kendaraan

    bermotor umum, pengusahaan angkutan sewa khusus, penggunaan

    aplikasi berbasis teknologi informasi, dan sebagainya.

    Salah satu ruang lingkup peraturan ini yaitu menjelaskan

    penetapan wilayah operasi dan perencanaan kebutuhan kendaraan

    bermotor umum pada pasal 7, tarif pada pasal 21 dan penggunaan

    aplikasi berbasis teknologi informasi pada pasal 26.

    2. Ketentuan Hukum Islam tentang Persaingan Usaha dan Etika Bisnis

    a. Berdasarkan Al-Qur’an

  • 23

    QS An-Nisā/4:29

    ْنُكْم، َوالَ يَآ يَُّها الهِذْيَن َءاَمنُْوا الَ تَأْ ُلىُْوآ أَْمَولَُكْم بَْينَُكْم بِاْلَبِطِل إاِله أَْن تَُكْوَن ِتَجَرةً َلْن تَرَ اٍض مِّ

    َ لاََن بُِكْم َرِحْيًما تَْقتُىُواْ أَْنفَُسُكْم، إِنه َّللاه7

    Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

    memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali

    dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama

    suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh

    dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

    kepadamu. (QS An-Nisa[4]:29)

    Dari ayat di atas memberikan syarat boleh dilangsungkannya

    perdagangan dengan dua hal. Pertama, perdagangan itu harus dilakukan atas

    dasar saling rela antara kedua belah pihak. Tidak boleh bermanfaat untuk

    satu pihak dengan merugikan pihak lain. Kedua, tidak boleh saling

    merugikan baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

    Di dalam QS Al-Baqarah/2:188

    ْن أَْموَ اِم لِتَأُلىُواْ فَِرْيقًا مِّ ْْمِ َوالَ تَأْ ُلىُْوآ أَْمَولَُكْم بَْينَُكْم بِاْلبَِطِل َوتُْدلُْواْ بَِهآ إِلَك الُحكه ِِ بِاثإ َو اَْنتُْم ِل النها

    تَْعىَُمْونَ 8

    Artinya: Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta dan

    sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang

    bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu

    kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian

    daripada harta benda orang lain dengan (jalan berbuat)

    dosa, padahal kamu mengetahu. (QS Al-Baqarah [2]:188)

    Ayat di atas menjelaskan penggunaan kata “diantara kamu” memberi

    kesan bahwa harta benda adalah milik semua manusia secara bersama dan

    Allah yang membaginya di antara mereka secara adil, berdasarkan

    kebijaksanaan-Nya dan melalui penetapan hukum dan etika sehingga

    perolehan dan pemanfaatannya tidak menimbulkan perselisahan dan

    perusakan.

    Di dalam QS Al-Maidah/5:2

    ِْْم َوالعُْدَوانِ ‘ َوتََعاَونُْوأ َلىَك البِرِّ َوالتهْقَوى إِنه َّللاَ َشِدْيُد الِعقَابِ ‘ َوآتهُق اَّللاَ ‘ َوالَ تََعا َونُْوا َلىَك اثِإ9

    7QS An-Nisā(4): 29.

    8QS Al-Baqarah(2):188.

  • 24

    Artinya: Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

    kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam

    perbuatan dosa dan pelanggaran. Bertaqwalah kepada

    Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksa-Nya (QS Al-

    Maidah [5]:2)

    Ayat di atas memuat perintah tolong-menolong antar sesama manusia.

    Begitu hal nya dengan bisnis, dianjurkan untuk saling membantu antara satu

    mitra bisnis dengan mitra bisnis lainnya.

    b. Berdasarkan Hadits

    1) Hadits larangan monopoli

    Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dāwud :

    : قال رسول َّللا صل َّللا لىيه وسىم : قال –أحد بني لدي بن لعب –لن معمر بن أبي معمر

    فإنك تحتكر ( : شيخه: )فقىت لسعيد ( -أحد رواته –قال محمد بن لمرو ), ال يحتكر إال خاطئ

    ! ومعمر لان يحتكر : ؟ قال

    .ما فيه ليس الناِ: ما الحكرة؟ قال : لت أحمدوسأ: قال أبو داود

    (رواه ابو داود. )المحتكر من يعترض السوق: قال األوزالي : قال أبو داود 10

    Artinya: Dari Ma’mar bin Abu Ma’mar (salah satu anaknya Adi bin Hatim)

    berkata: Rasulullah bersabda, “Tidak memonopoli kecuali orang

    yang melakukan kesalahan.” (Shaḥiḥ)

    Salah satu perawi hadis di atas berkata: Lalu aku berkata kepada

    Sa’id (gurunya), “Sesungguhnya kamu juga memonopoli.” Sa’id

    berkata, “Ma’mar juga memonopoli”

    Abu Dāud berkata: Aku bertanya kepada Ahmad, Apa yang di

    maksud dengan Monopoli?” Ahmad menjawab, “Sesuatu yang

    mengganggu kehidupan manusia.”

    Abu Dāud berkata: “Menurut Al Auzā’ī, orang yang memonopoli

    adalah orang yang mengganggu stabilitas pasar.”

    Menurut hadis di atas, monopoli sangat erat dengan hajat orang

    banyak yang ketika salah satu pihak melakukannya akan mengganggu

    stabilitas pasar sehingga akan menghambat pihak lain untuk memenuhi

    kebutuhan, dan hal tersebut sangat mengganggu kehidupan manusia.

    9QS Al-Maidah/5:2

    10Al Albani, Muhammad Nashiruddin, Shahih Sunan Abu Dāwud, (Jakarta:

    Pustakaazzam, 2007), hlm. 580.

  • 25

    Hadits yang diriwayatkan juga oleh Abu Dāwud :

    و سمعت أحمد بن يونس . يد بن المسيب يحتكر النوى والخبط والبزرلان سع: قال أبو داود

    وسألت أبا بكر بن لياِ؟ . لانوا يكرهون الحكرة: سألت سفيان لن لبس القت؟ فقال: يقول

    (رواه ابو داود) .البسه: فقال 11

    Artinya : Abu Dāwud berkata: Sa’īd bin Al Musayyib memonopoli biji-

    bijian. Aku juga telah mendengar Ahmad bin Yūnus berkata,

    “Aku bertanya kepada sufyān tentang menyimpan minyak

    wangi,” ia menjawab, “mereka (para ulama) tidak menyukai

    monopoli.” Dan aku bertanya kepada Abu Bakar bin ‘Ayyās, dia

    menjawab, “simpanlah.”

    (ṣhaḥīḥ) maqṭū’ (terputus sanadnya).

    Begitu pula hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Mājah dari ‘Umar ibn

    al-Khaṭṭāb:

    الجالب : قال رسول َّللاه صىك َّللاه لىيه وسىم : لن سعيد بن المسيب لن لمر بن الخطاب قال

    (رواه ابن ماجه. )مرزوق والحتكر مىعون12

    Artinya: Dari Sa’īd ibn al Musayyab dari ‘Umar ibn al-Khathāb berkata,

    Rasulullah Saw. Bersabda, “Orang yang menawarkan barangnya

    untuk di jual akan memperoleh keberkahan rezeki, sedangkan

    orang yang melakukan monopoli, baginya laknat Allah Swt.”

    Menurut kedua hadis di atas, bahwasanya ulama tidak senang

    dengan adanya monopoli dan menentangnya, dan barang siapa yang

    melakukan monopoli akan mendapatkan laknat dari Allah karena telah

    melakukan berbagai kecurangan.

    2) Hadits Tolong Menolong dan tidak berlaku dzalim

    Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim:

    من نفس لن مؤمن لرب : قال صل َّللا لىيه وسىم أبك هريره رضي َّللا لنه لن النبي لن

    رواه . )الدنيا نفس َّللا لنه لرب يوم القيامة ومن يسر لىك معير يسر َّللا لىيه فك الدنيا واأل

    (مسىم

    Artinya: “Diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad bersabda:

    Barangsiapa yang menghilangkan kesulitan duniawinya seorang

    mukmin, maka Allah SWT akan menghilangkan kesulitannya pada

    11

    Ibid., hlm. 581. 12

    Ibn Mājah, Sunan Ibn Mājah Juz II, (Bayrut: Dar al-Fikr, tt), hlm. 728.

  • 26

    hari kiamat. Barangsiapa yang mempermudah kesulitan seseorang,

    maka Allah SWT akan mempermudah urusannya di dunia dan di

    akhirat”. (HR. Muslim).

    Begitu pula hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim :

    فيما روى لن َّللا تبرك وتعالك أنه قال يا لبادي إني صل َّللا لىيه وسىمأبي ذر لن النبي لن

    (بخاري مسىمرواه . )حرمت الظىم لىي نفسي وجعىته بينكم محرما فال تظىموا

    Artinya: Dari Abu Dzar Radhiallahu ‘anhu, dari Nabi Shallahahu’alaihi

    wasalam bersabda tentang apa yang beliau riwayatkan dari Allah

    dari Allah Subhanahu wata’ala bahwa : wahai hambaku, Aku

    haramkan zalim atas diriKu. Dan kujadikan ia larangan bagimu,

    maka janganlah saling menzalimi.” (HR. Bukhari Muslim)

    c. Qawa’id Fiqhiyah Muamalah

    Pada asalnya syariat Allah mewajibkan keadilan dan mengharamkan

    kezaliman dalam segala hal termasuk juga dalam aspek bermuamalah, hal

    tersebut sesuai dengan qaidah :.

    رَ ِر َلْنهَُمااألَْصُل هَُو اْلَعْدُل فِْي ُللِّ اْلُمَعاَماَلِت َو َمْنُع الظهثْىِم َوُمَراَلاةُ َمْصىََحِة الطهَرفَْيِن َوَرْفُع الضه

    Artinya: "Asal setiap muamalah adalah adil dan larangan berbuat zalim

    serta memperhatikan kemaslahatan kedua belah pihak dan

    menghilangkan kemudharatan”

    Pengharaman tersebut dikarenakan kezaliman merupakan sumber

    kerusakan dan pintu untuk memakan harta orang lain dengan cara yang batil.

    Sehingga segala bentuk kemudharatan harus dihilangkan sesuai dengan kaiqah :

    رَ ُر يَُزالُ اَلضه13

    Artinya: “kemudharatan harus dihilangkan”

    األَْصُل فِي الَمَضاٌر اَلَتْحِرْيم14

    Artinya: “Prinsip dasar pada masalah Mudharat adalah haram”

    13

    Nashr Farid Muhammad Washil dan Abdul Aziz Muhammad Azzam, Qawaid

    Fiqhiyyah, (Jakarta: Sinar Grafika Offset,2009), hlm.56. 14

    Ibid.., hlm. 88.

  • 27

    C. Bentuk-bentuk Persaingan Usaha yang Tidak Sesuai dengan Etika

    Bisnis

    Aktivitas persaingan usaha yang tidak sehat dan tidak sesuai dengan

    etika bisnis tentu tidak di kehendaki oleh berbagai pihak, sehingga untuk

    mencegah terjadinya monopoli pasar dan persaingan usaha tidak sehat maka

    pemerintah mengeluarkan kebijakan berupa Undang-Undang No.5 Tahun 1999

    tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (UU

    Anti Praktek Monopoli).

    Untuk mencegah timbulnya persaingan usaha yang tidak sehat, maka

    dalam pasal 17 sampai 24 Undang-Undang No.5 Tahun 1999 tentang Larangan

    Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat telah ditentukan secara

    jelas dan terstruktur mengenai kegiatan-kegiatan yang dilarang yang berdampak

    merugikan persaingan pasar, meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

    Kegiatan monopoli (pasal 17), Kegiatan monopsoni (pasal 18), Penguasaan

    pangsa pasar (pasal 19-pasal 21) dan Persekongkolan (pasal 22-pasal 24).

    1. Kegiatan monopoli

    Monopoli (dari bahasa Yunani: monos yang berarti satu dan polein yang

    berarti menjual). Dalam perspektif ekonomi konvensional monopoli merupakan

    keadaan di mana pasar hanya ada seorang penjual suatu barang, sehingga tidak

    ada pihak lain yang menyainginya.

    Pengertian monopoli dan praktik monopoli dibedakan dalam UU No.5

    Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak

    Sehat, pada pasal 1 angka 2 disebutkan praktik monopoli merupakan pemusatan

    kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan

    dikuasainya produksi dan/atau pemasaran atas barang dan/atau jasa tertentu,

    sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan

  • 28

    kepentingan umum.15

    Sedangkan pada pasal 1 angka 1, monopoli merupakan

    penguasaan atas produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau jasa tertentu oleh

    satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha. Dengan demikian,

    monopoli adalah situasi pasar dimana hanya ada satu/kelompok pelaku usaha

    yang menguasai suatu produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau

    penggunaan jasa tertentu, yang akan ditawarkan kepada banyak konsumen serta

    mampu mengontrol dan mengendalikan tingkat produksi, harga serta wilayah

    pemasaran.

    Adapun ciri-ciri pasar yang bersifat monopoli adalah :

    a. Ciri yang paling utama yang terjadi pada praktik monopoli yaitu

    sedikitnya pelaku usaha yang menguasai pasar dengan jumlah

    konsumen yang sangat banyak, sehingga pelaku usaha tersebut dapat

    menentukan jumlah barang atau jasa yang akan dijual, serta dapat

    menerapkan harga yang akan memberikan keuntungan tertinggi

    baginya.

    b. Tidak terdapat barang pengganti yang memiliki persamaan dengan

    produk monopolis di pasar tersebut.

    c. Memiliki hambatan yang besar untuk dapat masuk kedalam pasar.

    hambatan tersebut baik langsung maupun tidak langsung diciptakan

    oleh perusahaan yang mempunyai kamampuan untuk memonopoli

    pasar. perusahaan monopoli akan menekan kehadiran perusahaan

    baru dengan berbagai cara, sehingga perusahaan tersebut tidak

    mampu bersaing dan akan mati dengan sendirinya.

    d. Menetapkan hak paten atau hak cipta dan hak ekslusif pada suatu

    barang yang diperoleh melalui peraturan pemerintah. Dengan adanya

    hak paten maka perusahaan lain tidak berhak menciptakan produk

    15

    Susanti Adi Nugroho, Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, (Jakarta: PT Fajar

    Interpratama Mandiri, 2012), hlm. 225.

  • 29

    sejenis sehingga menjadikan perusahaan monopolis sebagai satu-

    satunya produsen di pasar tersebut.

    e. Perusahaan monopolis menguasai pangsa pasar lebih dari 50%.

    Kekhawatiran akan dampak negatif yang ditimbulkan dari praktik

    monopoli, membuat monopoli menjadi suatu aktifitas yang perlu diatur

    dalam undang-undang. Disebutkan dalam berbagai literatur, monopoli

    memiliki pengaruh/dampak negatif yang cukup serius, baik merugikan

    konsumen maupun pelaku usaha lainnya, antara lain:

    a. Proses pembentukan harga menjadi tidak efisien.

    Adanya peningkatan harga produk sebagai akibat tidak memiliki

    persaingan sehat. Harga yang terbentuk tidak wajar tersebut untuk

    memperoleh omset ekstra atas beban kerugian yang ditanggung oleh

    masyarakat, khususnya konsumen.

    b. Pelaku monopolis mendapatkan keuntungan secara tidak wajar

    Adanya monopoli ini sangat berpotensi untuk menetapkan harga

    guna menghasilkan keuntungan yang berlipat, tanpa memikirkan tidak ada

    pilihan lain bagi konsumen, sehingga dengan terpaksa konsumen tetap

    mengonsumsi produk barang dan jasa tertentu yang dihasilkan.

    c. Penguasaan secara monopoli menciptakan inefisiensi produksi

    Keadaan ini merupakan salah satu bentuk distorsi pasar karena tidak

    adanya kontrol atau tekanan persaingan pasar yang sehat dari pesaingnya.

    Praktik ini merusak persaingan serta dapat merugikan konsumen, bahkan

    mengambil surplus konsumen menjadi keuntungan ekstra bagi dirinya.

    Usaha untuk mencapai efisiensi produksi melalui deregulasi menjadi

    mustahil karena adanya praktik monopoli ini.

    d. Menghambat sistem ekonomi untuk mencapai tingkat optimal pareto.

    Praktik monopoli yang tidak adil ini akan menciptakan kondisi yang

    tidak kondusif bagi pengusaha (entrepreneurs), pihak yang bekerja keras

  • 30

    dan kreatif tidak memperoleh imbalan sesuai dengan usahanya, juga akan

    membunuh kreativitas masyarakat.

    e. Terjadi eksploitasi terhadap daya beli konsumen serta tidak

    memberikan hak pilih bagi konsumen

    Akibat praktik monopoli, konsumen tidak lagi perduli terhadap

    kualitas dan harga produk, karena tidak memberikan hak pilih. Eksploitasi

    juga akan berpengaruh terhadap gaji/upah karyawan perusahaan tersebut

    menjadi rendah dan kondisi kerja yang buruk.

    f. Terjadi entry barrier

    Akibat monopoli, perusahaan lain tidak ada yang mampu menembus

    pasar monopoli untuk suatu produk yang sejenis, sehingga perusahaan

    tersebut akan mengalami kesulitan untuk berkembang dan pada akhirnya

    akan bangkrut.

    g. Terciptanya pendapatan yang tidak merata.

    Pendapatan yang tidak merata ini dikarenakan sumber dana dan

    modal terkumpul pada perusahaan monopoli.

    Adapun kriteria Monopoli yang dilarang menurut pasal 17 ini jika

    monopoli tersebut memenuhi unsur-unsur sebagai berikut16

    :

    a. Melakukan kegiatan penguasaan atas produk barang atau jasa

    tertentu.

    b. Melakukan kegiatan penguasaan atas pemasaran produk barang atau

    jasa tertentu

    c. Penguasaan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya praktik

    monopoli

    d. Penguasaan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya persaingan

    usaha tidak sehat.

    16

    Rachmadi Usman, Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia

    Pustaka Utama, 2004), hlm. 67.

  • 31

    Dengan demikian, tidak semua kegiatan penguasaan atas produksi

    atau pemasaran barang atau jasa dilarang, sepanjang memenuhi unsur dan

    kriteria monopoli yang telah disebutkan didalam pasal 17 Undang-Undang

    No.5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan

    Usaha Tidak Sehat.

    2. Kegiatan monopsoni

    Monopsoni adalah situasi pasar dimana hanya ada satu pelaku usaha atau

    kelompok pelaku usaha yang menguasau pangsa pasar yang besar yang

    bertindak sebagai pembeli tunggal, sementara itu, pelaku usaha atau kelompok

    pelaku usaha yang bertindak sebagai penjual jumlahnya banyak. Akibatnya

    pembeli tunggal tersebut dapat mengontrol dan menentukan bahkan

    mengendalikan tingkat harga yang diinginkan. Kegiatan tersebut dapat

    mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha yang

    tidak sehat apabila pembeli tunggal tersebut menguasai lebih dari 50% pangsa

    pasar.

    Pelaku usaha dapat dikatakan sebagai monopsoni apabila memenuhi

    persyaratan dibawah ini :

    a. Dilakukan oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha

    atau yang bertindak sebagai pembeli tunggal

    b. Telah menguasai lebih dari 50% pangsa pasar satu jenis barang atau

    jasa tertentu

    c. Paling penting, kegiatan tersebut mengakibatkan terjadinya praktek

    monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.

    3. Penguasaan pangsa pasar

    Penguasaan pasar relative diinginkan oleh pelaku usaha karena memiliki

    potensi yang besar dalam meraih profit serta mampu melakukan segala tindakan

    yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Pihak yang

  • 32

    melakukam penguasaan pangsa pasar adalah pelaku usaha yang mempunyai

    market power, yaitu pelaku usaha yang dapat menguasai pasar.

    Wujud penguasaan pasar dapat terjadi dalam bentuk penjualan barang

    dan atau jasa dengan cara:

    a. Jual rugi dengan maksut untuk mematikan pesaingnya

    b. Melalui praktik penetapan biaya produksi secara curang serta biaya

    lainnya yang menjadi komponen harga barang

    c. Melakukan perang harga maupun persaingan usaha.

    Berdasarkan ketentuan pasal 19 maka kegiatan penguasaan pasar yang

    dilarang sebagai berikut:

    a. Menolak dan atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk

    melakukan kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan

    (refusal to deal)

    b. Menghalangi konsumen atau pelanggan pelaku usaha pesaingnya

    untuk tidak melakukan hubungan usaha dengan pelaku usaha

    pesaingnya itu

    c. Membatasi peredaran dan atau penjualan barang dan atau jasa pada

    pasar bersangkutan

    d. Melakukan praktik monopoli terhadap pelaku usaha tertentu atau

    diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu pesaingnya

    e. Melakukan jual rugi atau praktik dumping

    f. Penetapan biaya secara curang.

    4. Persekongkolan atau konspirasi usaha

    Persekongkolan merupakan bentuk kerja sama yang dilakukan oleh

    pelaku usaha dengan pelaku usaha lain dengan maksut untuk menguasai pasar

    bersangkutan bagi kepentingan pelaku usaha yang bersekongkol. Larangan

    persekongkolan ini termasuk juga persekongkolan antara pelaku usaha dengan

  • 33

    pihak lain yang belum tentu merupakan pelaku usaha. Jenis persekongkolan

    yang dilarang yaitu:

    a. Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk

    mengatur dan atau menentukan pemenang tender sehingga dapat

    mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.

    b. Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk

    mendapatkan informasi kegiatan usaha pesaingnya yang

    diklasifikasikan sebagai rahasia perusahaaan sehingga dapat

    mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.

    c. Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk

    menghambat produksi barang dan atau pemasaran barang dan atau

    jasa pelaku usaha pesaingnya dengan maksut agar barang dan atau

    jasa yang ditawarkan atau dipasok di pasar bersangkutan menjadi

    berkurang, baik dari jumlah, kualitas, maupun ketetapan waktu yang

    dipersyaratkan.

    D. Prinsip Berbisnis dalam Etika Bisnis Islam

    Dalam etika bisnis Islam terdapat beberapa prinsip sehingga tidak

    merugikan diri sendiri maupun orang lain. Prinsip-prinsip tersebut adalah:

    1. kejujuran

    kejujuran merupakan syarat yang paling mendasar dalam kegiatan

    berbisnis. Kejujuran yang dianjurkan oleh agama ini adalah sebagai

    perwujudan dari prinsip custumer oriented pada konteks sekarang, yaitu

    prinsip bisnis yang selalu menjaga kepuasan pelanggan. Dampak dari prinsip

    ini yaitu para pelanggan tidak pernah merasa dirugikan serta tidak ada

    keluhan tentang janji-janji yang diucapkan karena barang/jasa yang

    disepakati dalam kontrak tidak ada yang dimanipulasi.

    2. Menolong atau memberi manfaat kepada orang lain

  • 34

    Dalam Islam, pelaku bisnis itu tidak hanya sekedar mengejar profit

    tetapi juga berorientasi kepada sikap taawun (menolong orang lain) sebagai

    implikasi sosial kegiatan bisnis.

    3. Dilarang menjelekkan bisnis pengusaha lainnya agar orang membeli

    kepadanya.

    Islam menghargai persaingan dalam berbisnis, namun haruslah

    persaingan sehat yang tidak menghalalkan segala cara karena hal tersebut

    bertentangan dengan prinsip-prinsip muamalah dalam islam.

    4. Dilarang monopoli dan konglomerasi (iḥtikār)

    Dalam perspektif ekonomi Islam, Monopoli (iḥtikār) berasal dari

    kata al-ḥukr yang artinya al-żhulm wa al-‘isa’ah al-mu’asyarāh, yaitu

    berbuat aniaya (zalim) dan sewenang-wenang.17

    Sedangkan secara

    terminologi, Yūsuf Qarḍhawī menjelaskan monopoli (iḥtikār):

    .حتك تغىو اْمانها, حبس السىع لن التداول في السوق: احتكار 18

    Artinya: “Iḥtikār adalah menahan barang dagangan dari peredaran sampai

    harganya naik”

    Terdapat perbedaan pendapat definisi monopoli menurut empat

    mazhab. Menurut mazhab Ḥanafi, monopoli merupakan tindakan membeli

    pangan dari pasar atau tetangga dan menahannya selama 40 hari untuk

    menunggu harga naik. Mazhab Mālikī mendefinisikan iḥtikār/monopoli

    adalah penyimpanan barang oleh produsen, baik makanan, pakaian dan

    segala barang yang dapat merusak pasar tetapi pangan tidak termasuk di

    dalamnya. Mazhab Syāfi’ī berpendapat monopoli merupakan membeli

    makanan ketika masyarakat membutuhkannya dan menjualnya kembali

    dengan harga yang lebih tinggi. Terakhir mazhab Ḥambali menyatakan

    17

    Rozalinda, Fikih Ekonomi…, hlm. 351. 18

    Ibid., hlm. 352.

  • 35

    monopoli sebagai pembelian barang yang sangat di butuhkan masyarakat,

    sehingga berakibat kerugian kepada pembeli lain atau masyarakat.19

    Imam Al-Ghazali menyebut iḥtikār adalah penyimpanan barang

    dagangan oleh penjual makanan untuk dijual pada saat melonjaknya harga

    barang tersebut. Menurut Imam Muhammad bin Ali as-Syaukani

    mendefinisikan iḥtikār sebagai bentuk penimbunan atau penahanan barang

    dagangan dari peredarannya. Beliau dalam kitabnya “Nailul Authaar

    V/338” menjelaskan bahwa penimbunan (iḥtikār) yang diharamkan yaitu

    sebagai berikut: pertama, menimbun barang kebutuhan manusia dengan

    tujuan menaikkan harga di pasaran. Kedua, memborong barang kebutuhan

    pokok dengan cara memonopoli dan menimbunnya sehingga terjadi

    kelangkaan dan memunculkan kemudharatan bagi banyak orang.

    Pengharaman /Argument di atas dikemukakan bersumber dari dalil

    naqli maupun dalil aqli. Dalil naqli diantaranya :

    ِ َوالَمْسِجدِ ْوَن َلْن َسبِْيِل َّللاه ِِ َسَوآًء الَعاِلُف فِْيِه إِنه الهِذْيَن َلفَُرْوا َوَيُصدُّ الَحَراِم الهِذْي َجَعْىنَهُ لِنها

    َوالبَاِد، َو َمْن يُِرْد فِْيِه بِاِلَحاِد، بِظُىٍم نُِّذْقهُ ِمْن َلَذاٍب اَلِْيمٍ

    20

    Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia

    dari jalan Allah dan masjidil Haram yang telah kami jadikan untuk

    semua manusia, baik yang bermukim di situ maupun di padang

    pasir dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan

    secara zalim, niscaya akan kami rasakan kepadanya sebagian siksa

    yang pedih.” (QS. Al-Hajj[22]: 25).

    Ayat di atas menjelaskan perilaku kejahatan (praktik monopoli)

    yang mana pelakunya diancam dengan siksaan yang sangat pedih karena

    monopoli tersebut akan menimbulkan kelangkaan barang yang dibutuhkan

    oleh masyarakat, dan itu merupakan praktik kejahatan dan kezaliman.

    19

    Arvie Johan, Larangan Monopoli Menurut Hukum Islam dan Perhatian yang

    Sebaiknya Dibenarkan: Pendekatan Hukum dan Ekonomi, Jurnal, (Surakarta: Fakultas Hukum

    Universitas Muhammadiyah Surakarta), hlm. 6. 20

    QS. Al-Hajj (22): 25.

  • 36

    Pengharaman monopoli bukan berdasarkan dalil Naql saja, namun

    diperkuat dengan dalil ‘aql yaitu monopoli tersebut diharamkan karena

    sangat erat kaitannya dengan hajat orang banyak, yang apabila satu pihak

    melakukan monopoli, dampaknya pihak lain tidak memenuhi kebutuhan

    hidup, apabila memenuhi, mereka dapatkan dengan harga yang sangat

    tinggi. Praktik ini merupakan kejahatan serta kezaliman yang tidak bisa di

    toleransikan.

    Pengharaman monopoli tersebut juga sesuai dengan kaidah :

    ألل المال بالبا طل حرام21

    Artinya: Mengonsumsi materi yang berasal dari pendapatan yang di larang

    oleh syari’at Islam adalah haram hukumnya.

    Kaidah ini jika kita refleksikan dalam konteks maqāṣid syarī’ah,

    larangan memakan harta dengan cara batil adalah haram dan merupakan

    manifisetasi dari ḥifḍlu al māl (menjaga harta), Yusuf Qarẓāwī menjadikan

    kaidah ini sebagai kaidah muamalah, yang mana pelarangan seseorang untuk

    meraup keuntungan sebesar-besarnya dengan cara apapun dan mengambil hak

    yang bukan miliknya.

    Dari definisi di atas terlihat bahwa tujuan monopoli untuk mendapatkan

    laba yang maksimal. Monopoli dapat terjadi pada beberapa aspek, diantaranya :

    a. Monopoli usaha, yaitu monopoli yang dilakukan perusahaan karena

    menguasai produksi dan penjualan suatu produk atau jasa secara

    sendiri tanpa saingan di suatu pasar

    b. Monopoli perusahaan, yaitu monopoli yang dilakukan oleh satu

    kelompok usaha yang terdiri atas beberapa perusahaan yang

    menghasilkan produk yang relatif sama

    c. Monopoli pangsa pasar, yaitu monopoli yang dilakukan oleh

    perusahaan yang telah menguasai pangsa pasar di atas 50% dan

    21

    Alu Ahmad al-Nadwy, Jamhārah al-Qawāid al-Fiqhiyyah, (Damaskus: Dar al-

    Kalam, 2000), hlm. 305.

  • 37

    perusahaan tersebut menjadi pemimpin harga untuk produk yang

    sama dihasilkan dan dijual di pasaran.

    Pelarangan monopoli ini juga karena melanggar beberapa konsep dalam

    hukum islam, di antaranya :

    a. Tauḥid

    Adalah menghambakan diri hanya kepada Allah secara murni dan

    konsekuen dan mentaati