Upload
others
View
19
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PEMBELAJARAN LITERASI DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
Senna Dony Prabowo
141314005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PEMANFAATAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH DALAM MATA
PELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMK NEGERI 2 DEPOK
Oleh:
Senna Dony Prabowo
141314005
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Dra. Theresia Sumini, M.Pd Tanggal 23 Juli 2019
Pembimbing II
Hendra Kurniawan, M.Pd Tanggal 23 Juli 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
PEMBELAJARAN LITERASI DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH
DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Senna Dony Prabowo
NIM. 141314005
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal 30 Juli 2019
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap
Tanda Tangan
Ketua : Ig. Bondan Suratno, S.Pd, M.Si. ……………….
Sekretaris : Dra. Theresia Sumini, M.Pd. ………………
Anggota : Dra. Theresia Sumini, M.Pd. ………………
Anggota : Hendra Kurniawan, M.Pd. ………………
Anggota : Drs. Y.R. Subakti, M.Pd. ………………
Yogyakarta, 30 Juli 2019
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd, M.Si.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
1. Kedua orang tua saya ( R. Ristudianto dan Noor Setyaningtyas) yang selalu
memberikan dukungan baik materi maupun moril kepada saya
2. Adik kandung saya (Duta Laksmana dan Dinda Mutiara)
3. Teman-teman, sahabat dan pacar saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Tidak ada waktu untuk menyesal tentang jalan yang dipilih, tapi selalu
berusahalah untuk dapat selalu menempuh jalan tersebut.
(Senna Dony Prabowo)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 30 Juli 2019
Penulis
Senna Dony Prabowo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Senna Dony Prabowo
NIM : 141314005
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PEMANFAATAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH DALAM MATA
PELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMK NEGERI 2 DEPOK”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pengkalan data, dan mempublikasikannya di internet
atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini, saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 30 Juli 2019
Yang menyatakan,
Senna Dony Prabowo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PEMBELAJARAN LITERASI DALAM MATA PEMBELAJARAN
SEJARAH DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN
Oleh:
Senna Dony Prabowo
141314005
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai: (1) perencanaan
(2) pelaksanaan dan (3) hasil pelaksanaan gerakan literasi sekolah dalam
pembelajaran sejarah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus.
Penelitian dilakukan di SMK Negeri 2 Depok kelas X Kimia. Pengumpulan data
dilakukan melalui observasi, wawancara, kuesioner, serta dokumen dan
dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan peserta didik sebagai
informan dalam penelitian ini yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yang
terdiri atas pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Perencanaan yang dilakukan
oleh guru adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisi
tentang implementasi gerakan literasi sekolah dalam pembelajaran Sejarah
Indonesia, (2) Pelaksanaan gerakan literasi sekolah dalam pembelajaran sejarah
terlaksana dengan baik sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang telah dibuat oleh guru, (3) Hasil dari pelaksanaan gerakan literasi sekolah
dalam pembelajaran Sejarah Indonesia mendapat respon yang positif dari peserta
didik. Dalam aspek kognitif menunjukkan bahwa nilai peserta didik yang
mencapai KKM 75 sebanyak 26 orang dengan nilai rata-rata 80,00 atau 84,37%.
Dalam aspek afektif minat belajar sejarah dengan memanfaatkan gerakan literasi
sekolah menunjukkan kategori tinggi 93,75%. Pada aspek psikomotorik
menunjukkan hasil keterampilan peserta didik melalui penugasan artikel narasi
sudah mencapai KKM dengan rata-rata mencapai 87,14.
Kata Kunci: Pembelajaran, Literasi, Sejarah Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
LITERACY-BASED LEARNING IN HISTORY SUBJECT ON NEGERI 2
DEPOK SLEMAN VOCATIONAL SENIOR HIGHSCHOOL
By:
Senna Dony Prabowo
141314005
This research aims to describe: (1) Planning (2) implementation and (3)
the results of the implementation of the school literacy movement in learning
history.
This study uses a qualitative approach with case study method. The study
was conducted in 2 Depok Vocational senior high school of class X Chemistry.
Data collection was done through observation, interviews, questionnaires, as well
as documents and documentation. The subjects in this study were teachers and
students as informants who were selected using purposive sampling techniques.
Data analysis techniques used were the Miles and Huberman model which
consists of data collection, data reduction, data presentation, and drawing
conclusions.
The results of this study signify that: (1) The planning conducted by the
teacher in the was making Learning Implementation Plans (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran-RPP) related to the implementation of the school literacy movement
by learning Indonesian history, (2) The implementation of school literacy
movement in history learning was well implemented according to the Learning
Implementation Plan (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran-RPP) made by the
teacher, (3) The results of the school literacy movement implementation in
learning Indonesian history received positive response. The cognitive aspect
shows that the value of students who reached Minimum Mastery Criteria (Kriteria
Ketuntasan Minimal-KKM) 75 were 26 students with average score of 80.00 or
84.37%. The affective aspects of interest in learning history by utilizing the school
literacy movement is high which is of 93.75%. The psychomotor aspects which
shows the results of the students' skills through the assignment of narrative articles
reached Minimum Mastery Criteria (Kriteria Ketuntasan Minimal-KKM) with
average of 87.14.
Key Words: Learning, Literation, Indonesian History
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pemanfaatan Gerakan Literasi Sekolah dalam Mata Pelajaran Sejarah
Indonesia di SMK Negeri 2 Depok “. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1) pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa keberasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak
lepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo. S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang
senantiasa memberikan perhatian, arahan, semangat, dan motivasi kepada
penulis selama penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd., Selaku Dosen Pembimbing II yang
senantiasa memberikan perhatian, arahan, semangat dan motivasi kepada
penulis selama penyusunan skripsi.
5. Bapak Drs. A. Kardiyat Wiharyanto, M. M. selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang senantiasa memberikan motivasi, semangat, dan
bimbingan pada penulis.
6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Sejarah yang dengan sabar dan
iklas mengajar, mendidik, dan memberikan ilmu kepada penulis selama
menempuh studi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang selalu memberikan
pelayanan dengan baik pada penulis.
8. Kepada kepala sekolah, guru, dan peserta didik Sekolah SMK Negeri 2
Depok yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data untuk
menyelesaikan skripsi ini.
9. Kepada keluarga yang senantiasa memberikan, semangat, dukungan, dan
doa dengan sabar dan iklas.
10. Teman saya Yanuarius Vandana Putra, Andreas Parama, Andreas
Danang Mahardika, Bernadus Pascal, Hermawan Yoga Setiawan dan
seluruh teman-teman angkatan 2014 yang senantiasa membantu, dan
menyemangati dalam penelitian ini.
11. Teman spesial saya Sekar Giri Paramita yang senantiasa mendampingi
dan mendukung saya baik di saat susah maupun senang.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun.
Semoga sekripsi ini dapat bermanfaat sesuai dengan fungsinya dan dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
Yogyakarta, 30 Juli 2019
Penulis
Senna Dony Prabowo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………..ii
LEMBAR PENGESAHAN.………………………………………….…………iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………...iv
MOTTO…………………………………………………………………………..v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...............................................................vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……………………..........vii
ABSTRAK………………………………………………………………………viii
ABSTRACT……………………………………………………………………....ix
KATA PENGANTAR……………………………………………………………x
DAFTAR ISI..........................................................................................................xi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………...…………………………………………….....1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………5
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………….5
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………...5
BAB II : KAJIAN PUSTAKA……………………………………………….......7
A. Kajian Teori…………………………………………………………….7
1. Literasi…………………………………………………………..7
2. Gerakan Literasi Sekolah……………………………………….8
3. Konsep Belajar………………………………………………...15
B. Penelitian yang Relevan………………………………………………20
C. Kerangka Berpikir ……………………………………………………22
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN……………………………………24
A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………...24
B. Pendekatan Penelitian………………………………………………....24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
C. Sumber Data…………………………………………………………..25
D. Metedologi Pengumpulan Data……………………………………….26
E. Instrumen Pengumpulan Data………………………………………....29
F. Teknik Sampling………………………………………………………31
G. Validitas Data…………………………………………………………32
H. Analisis Data………………………………………………………….35
F. Sistematika Penulisan…………………………………………………38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………39
A. Deskripsi Lokasi Penelitian…………………………………………...39
1. Sejarah SMK Negeri 2 Depok………...…………………………..…39
2. Visi dan Misi………………...……………………………………….41
B. Deskripsi Hasil Penelitian…………………………………………….41
1. Perencanaan Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah
Indonesia…………………………………………………………….44
2. Pelaksanaan Pembelajaran Literasi dalam Mata Pembelajaran
Sejarah Indonesia……………………………………………………50
3. Hasil Pembelajaran Sejarah Indonesia dengan Memanfaatkan
Literasi……………………………………………………………….55
C. Pembahasan…………………………………………………………...62
1. Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Indonesia dengan
Memanfaatkan Literasi………………………………………………62
2. Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Indonesia dengan Memanfaatkan
Literasi……………………………………………………………….66
3. Hasil Pembelajaran Sejarah Indonesia yang Memanfaatkan Litrasi....73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………...79
A. Kesimpulan …………………………………………………………...79
B. Saran. …………………………………………………………………81
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...83
LAMPIRAN……………………………………………………………………..85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel: 1 Contoh Kegiatan Literasi ………………………………………………11
Tabel: 2 Pihak yang berperan dalam pelaksanaan kompeten literasi…………….11
Tabel: 3 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Penelitian……………………………..31
Tebel: 4 Hasil Penilain Kognitif Peserta Didik…………………………………56
Tabel: 5 Data Minat Peserta Didik……………………………………………….58
Tabel: 6 Kreteria Penilaian Keterampilan Peserta didik…………………………59
Tabel: 7 Data Nilai Aspek Psikomotorik ………………………………………..60
Tabel: 8 Data Nilai Aspek Psikomotorik Peserta Didik …………………………61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gambar Kerangka Berfikir.…………………………………….…... 24
Gambar 2. :Proses Analisis Model Miles dan Huberman……………………….36
Gambar 3 : Hasil Minat Peserta Didik………………………………………….58
Gambar 4 : Nilai Aspek Psikomotorik ………………………………………….62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Intrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas Secara Umum ………86
Lampiran 2. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Penelitian ...….......……………......88
Lampiran 3. Daftar Pertanyaan Wawancara Peserta Didik …………...…………89
Lampiran 4. Daftar Pertanyaan Wawancara Guru……………………………….90
Lampiran 5. Daftar Narasumber …………………………………………..…….91
Lampiran 6. Catatan Lapangan 1 ……………………………………………......92
Lampiran 7. Catatan Lapangan 2 ………………………………………….…….94
Lampiran 8. Catatan Lapangan 3 ………………………………………………..97
Lampiran 9. Catatan Lapangan 4 ………………………………………………..99
Lampiran 10. Catatan Lapangan 5 ……………………………………….…….101
Lampiran 11. Catatan Lapangan 6 ……………………………………………..103
Lampiran 12. Catatan Lapangan 7 ………………………………………….….105
Lampiran 13. Catatan Lapangan 8 ……………………………………………..107
Lampiran 14. Catatan Lapangan 9 ………………………………………….….109
Lampiran 15. Catatan Lapangan 10 ……………………………………………111
Lampiran 16. Silabus Mata Pelajaran ………………………………………….113
Lampiran 17. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………...116
Lampiran 18. Soal Tes Pilihan Ganda …………………………………………125
Lampiran 19. Lembar Kerja Peserta Didik .…….……………………………...131
Lampiran 20. Kisi-Kisi Angket Penelitian ………..…………………………....140
Lampiran 21. Kuisioner Penelitian ……………….…………………………....141
Lampiran 22. Instrumen Penilaian Keterampilan ….…………………….….....145
Lampiran 23. Dokumentasi Kegiatan Peserta Didik .………………………......145
Lampiran 24. Hasil Produk Penelitian …………….……………………….......147
Lampiran 25. Hasil LKPD 2 ……………………….………………………......150
Lampiran 26.Surat Ijin Penelitian dari Dinas Pendidikan ……………..…..…...151
Lampiran 27. Surat Keterangan dari SMK Negeri 2 Depok …………..…........152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang didapat oleh setiap
manusia agar dapat lebih dewasa serta membuat lebih kritis dalam berpikir.
Pendidikan merupakan tonggak penting penopang keberadaan suatu bangsa.
1Secara umum pendidikan adalah suatu usaha yang terencana untuk
mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat
membuat seseorang menjadi baik. Menurut Undang-Undang UU SISDIKNAS
NO.23 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa
yang akan datang. Kita ketahui bahwa anak-anak pasti mengalami pertumbuhan
dan perkembangan pendidikan digunakan untuk mengarahkan pertumbuhan dan
perkembangan anak dengan harapan dapat mencapai keberasilan dalam
pertumbuhan dan perkembangannya.
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara merupakan proses pembudayaan
yakni suatu usaha memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi baru dalam
masyarakat yang tidak hanya bersifat pemeliharaan tetapi juga dengan maksud
memajukan serta memperkembangkan kebudayaan menuju ke arah keluhuran
hidup kemanusian.2
1 http://mangwaskim.blogspot.com/2016/05/penjelasan-singkat-gerakan-literasi.html. Diakses pada
tanggal 9 Maret 2018 pukul 20.40 2http://anastasiakristanti.blogs.uny.ac.id/2015/09/27/pengertian-pendidikan-menurut-kh-
dewantara-dan-driyakara/. Diakses pada tanggal 9 Maret pukul 20.50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
http://mangwaskim.blogspot.com/2016/05/penjelasan-singkat-gerakan-literasi.htmlhttp://anastasiakristanti.blogs.uny.ac.id/2015/09/27/pengertian-pendidikan-menurut-kh-dewantara-dan-driyakara/http://anastasiakristanti.blogs.uny.ac.id/2015/09/27/pengertian-pendidikan-menurut-kh-dewantara-dan-driyakara/
2
Sedangkan menurut Driyakara pendidikan didefinisikan sebagai upaya
memanusiakan atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani. Pendidikan itu
adalah pelaksanaan (pemberlakuan) nilai-nilai. Dalam hal ini, pendidikan
seharusnya mampu membawa anak didik untuk mengalami, menghayati nilai-nilai
keagamaan, sehingga anak didik dapat membangun nilai-nilai.3
Pendidikan merupakan kegiatan pengarahan saat anak mengalami tumbuh
dan berkembang. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa
anak kearah tingkat kedewasaan. Artinya, membawa anak didik agar dapat berdiri
sendiri (mandiri) di dalam hidupnya di tengah-tengah masyarakat. Tujuan
pendidikan mempunyai beberapa macam salah satunya adalah tujuan nasional
yaitu membangun kualitas manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan selain itu dapat meningkatkan kebudayaan dengan-Nya sebagai warga yang
berbudi pekerti yang luhur dan berkepribadian yang kuat, cerdas, terampil, dapat
mengembangkan dan menyuburkan sikap demokrasi dengan lingkungannya, sehat
jasmani maupun mengembangkan daya estetik, berkesanggupan untuk
membangun diri dan masyarakatnya.
Kualitas pendidikan di Indonesia terbilang kurang dibandingkan kualitas
pendidikan di negara-negara maju yang lain. Indonesia tercatat sebagai salah satu
negara yang berhasil mengurangi angka buta huruf disitu membuktikan bahwa
Indonesia telah melewati tahapan krisis literasi. Meskipun demikian di Indonesia
masih memliliki minat baca yang relatif rendah. Di era globalisasi seperti ini
pendidikan haruslah sangat ditingkatkan agar dapat bersaing dan mengejar
3 ibid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
ketingglan-ketinggalan dengan negara lain. Pemerintah bebrapa kali telah
berusaha untuk memajukan mutu pendidikan di Indonesia tetapi mungkin hasilnya
masih kurang yang dikarena oleh banyak faktor salah satunya adalah minat baca.
Minat baca merupakan salah satu kunci dalam keberasilan pendidikan.
Kegiatan membaca membuat kita dapat mengetahui berbagai informasi
dan materi-materi pembelajaran. Kurangnya minat baca membuat siswa kurang
menyukai mata pelajaran yang banyak membutuhkan membaca. Beberapa usaha
telah dilakukan pemerintah untuk menanggulangi hal ini yaitu pemerintah
mengeluarkan sebuah Gerakan Literasi Sekolah. Gerakan ini dikembangkan
berdasarkan Permendikbud nomor 23 Tahun 2015 tentang Pernumbuhan Budi
Pekerti yaitu sebuah upaya untuk menumbuhkan budi pekerti pada anak
didik/siswa. Buku buku telah di bagikan ke sekolah-sekolah dengan harapan dapat
menambah keberasilan gerakan tersebut.4
GLS dikembangkan berdasarkan Sembilan agenda prioritas (nawacita)
yang terkait dengan tugas kemendikbud. Pada dasarnya Literasi sekolah dengan
konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami dan, menggunakan suatu
secara cerdas memlalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat,
menyimak, menulis, dan berbicara. GLS juga merupakan sebuah upaya yang
dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi
pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik
dengan mempunyai tujuan menumbuhkan budi pekerti seorang individu melalui
gerakan literasi sekolah tersebut.
4 Sutrianto.,(dkk), Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas, Jakarta
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan,2016,hlm. 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Di Yogyakarta beberapa sekolah sudah menerapkan program GLS
tersebut termasuk di SMK Negeri 2 Depok Sleman dimana sekolah tersebut
mempunyai fasilitas yang cukup mendukung pelaksanaan Gerakan Literasi
Sekolah. Penggunaan media-media dan teknologi untuk mendukung jalannya
Gerakan Literasi Sekolah sudah cukup baik juga. Di SMK Negeri 2 Depok
Sleman penerapan gerakan literasi masih pada tahap pembiasaan yaitu membaca
15 menit sebelum kegiatan belajar setiap hari. Untuk itu peneliti akan mencoba
memfokuskan Gerakan Literasi Sekolah pada pembelajaran sejarah. Selain itu
pelajaran sejarah terkesan membosankan dan kurang disukai karena banyaknya
aktivitas membaca. Peneliti juga ingin mengubah pandangan siswa pada mata
pelajaran sejarah yang terkesan hanya menghafal dan agar lebih dapat diterima
serta menyenangkan dengan mengajak siswa untuk belajar sejarah dengan
menggunakan Gerakan Literasi dan cara pembelajaran yang lain dan lebih mudah
diterima siswa. Penggunaan GLS untuk pembelajaran memang sangat baik karena
dengan menggunakan GLS kita dapat merangsang adanya pengalaman indrawi
dan siswa juga akan lebih tertarik. Dengan kegiatan ini diharapkan siswa mampu
lebih mudah dalam menerima pembelajaran yang disampaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dirumuskanlah rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan gerakan literasi sekolah dalam pembelajaran
sejarah Indonesia di SMK Negeri 2 Depok Sleman?
2. Bagaimana pelaksanaan gerakan literasi sekolah dalam pembelajaran
sejarah Indonesia di SMK Negeri 2 Depok Sleman?
3. Bagaimana hasil dari pelaksanaan gerakan literasi sekolah dalam
pembelajaran sejarah Indonesia di SMK Negeri 2 Depok Sleman?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian sebagai
berikut:
1. Menjelaskan perencanaan gerakan literasi sekolah dalam pembelajaran
sejarah di SMK Negeri 2 Depok Sleman.
2. Melaksanakan gerakan literasi sekolah dalam pembelajaran sejarah di
SMK Negeri 2 Depok Sleman.
3. Menjelaskan hasil pelaksanaan gerakan literasi sekolah di SMK Negeri 2
Depok Sleman.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Universitas
Sebagai bahan masukan bagi perguruan tinggi dan dapat sebagai tambahan
wawasan serta masukan referensi bagi perpustakaan dan mahasiswa
Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Bagi Sekolah
Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan kualitas lembaga
sekolah, termasuk para pendidik yang ada di dalamnya. Dapat menjadi
pertimbangan untuk diterapkan dalam sekolah.
3. Bagi Penulis
Sebagai Syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan di Universitas
Sanata Dharma. Sebagai bahan kajian keilmuan dan persiapan menjadi
calon guru yang professional.
4. Bagi Guru
Sebagai wawasan dan masukan yang dapat digunakan dalam pembelajaran
sejarah di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Literasi
Literasi secara umum adalah kemampuan individu dalam mengelola
dan memahami informasi saat membaca atau menulis. Pada awalnya literasi
diartikan sebagai kemelekaksaraan yang selanjutnya berkembang menjadi
kemelekwacanaan atau kecakapan dalam membaca dan menulis.5 Literasi
lebih dari sekedar kemampuan baca tulis, oleh karena itu literasi tidak
terlepas dari keterampilan bahasa yaitu pengetahuan bahasa tulis dan lisan
yang memerlukan kemampuan kognitif, pengetahuan tentang genre dan
kultural.6 Deklarasi UNESCO itu juga menyebutkan bahwa literasi informasi
dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan,
mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan
dan mengomunikasikan informasi untuk mengatasi berbagai persoalanan.7
Keterampilan membaca dalam konteks literasi merupakan keterampilan untuk
memperoleh beragam pengetahuan yang kemudian diolah secara kritis.8
Tujuan Umum Literasi yakni Menumbuhkan budi pekerti peserta
didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan
5 Hendra Kurniawan, Literasi dalam pembelajaran sejarah, Yogyakarta, penerbit Gava
Media,2018,hlm. 13. 6http://www.literasipublik.com/pengertian-literasi?_. Diakses pada tanggal 10 Maret 2018 pukul
21.00 7 Pangesti Wiedardti.,(dkk),Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah,Jakarta, Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,2016,hlm.7. 8 Hendra Kurniawan, 2018, “Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah”, Historia vitae,
Vol 32, No. 1, Universitas Sanata Dharma, hlm. 4.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
http://www.literasipublik.com/pengertian-literasi?_e_pi=7%2CPAGE_ID10%2C4869810429
8
dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang
hayat.9 Sementara tujuan khusus literasi yaitu:
1. Menumbuhkan budaya literasi di sekolah 2. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat. 3. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan
ramah anak agar warga sekolah mampu mengekika pengetahuan
4. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
Membaca merupakan seperangkat keterampilan proses berfikir yang
dipadukan dengan pengetahuan awal (konteks) pembaca untuk menggali
pemahaman utuh atas makna yang terkandung dalam bacaan atau teks.10
Membaca dalam konteks literasi dipandang sebagai usaha untuk
memahami, meggunakan, merefleksikan, dan melibatkan diri dalam berbagai
jenis teks untuk mencapai satu tujuan. Membaca dapat diartikan sebagai
kegiatan membangun makna, menggunakan informasi dari bacaan secara
langsung dalam kehidupan, dan mengaitkan informasi dari teks dengan
pengalaman pembaca. Membaca membutuhkan kemampuan menganalisis
dan menyintesis informasi sehingga pemahaman yang dihasilkan memiliki
struktur makna yang kompleks.11
2. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
GLS merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif
dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga
kependidikan, pengawas sekolah, komite sekolah, orang tua atau wali murid
9 Sutrianto,(dkk), Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas, Jakarta
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan,2016,hlm. 2. 10 Hendra Kurniawan op. cit.,hlm 49. 11 Hendra Kurniawan op. cit., hlm 49.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
peserta didik), akademisi, penerbit, media masa, masyarakat (tokoh
masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.) dan,
pemangku kepentingan dibawah koordinasi Direktorat Jendral Pendidikan
Dasar dan Menengah Kementriaan Pendidikan dan Kebudayaan. Gerakan ini
adalah gabungan dan wujud kerja sama dari berbagai elemen yang
mempunyai tujuan yang sama yaitu memajukan minat baca penerus bangsa,
maka sangat diharapkan seluruh warga sekolah untuk dapat
mengoordinasikan kegiatan tersebut.
a. Tujuan Gerakan Literasi
1) Tujuan Umum
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui
pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan
Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
2) Tujuan Khusus
a) Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
b) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
c) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah
anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
b. Komponen Literasi
Menumbuhkan budi pekerti dapat dilakukan dengan cara
membiasakan membaca berbagai materi baca yang berisikan nilai moral
dalam konteks kebangsaan dan kenegaraan Indonesia seperti yang
terkandung dalam butir-butir Nawacita: Nilai-nilai budi pekerti, kearifan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan
peserta didik.
Komponen Literasi terdiri dari:
a) Literasi Dasar (Basic Literacy) Literasi dasar, yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara,
membaca, menulis, dan menghitung (Counting) berkaitan dengan
kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating),
Mempersepsikan informasi, mengomunikasikan, serta menggambarkan
informasi berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan
pribadi.
b) Literasi Perpustakaan (Library Literacy) Literasi perpustakaan antara lain, memberikan pemahaman cara
membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi
dan periodikal, memahami Dewey Demical System sebagai klasifikasi
pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan,
memahami menggunakan katalog dan pengideksan, hingga memiliki
pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang menyelesaikan
sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.
c) Literasi Media (Media Literacy) Literasi media yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai
bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik
(media radio, media televisi) media digital (media internet), dan
memahami tujuan penggunaannya.
d) Literasi Teknologi (Technology Literacy) Literasi Teknologi yaitu kemampuan memahami kelengkapan yang
mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak
(software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi,
berikutnya kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak,
mempresentasikan, dan mengakses internet.
e) Literasi visual ( Visual Literacy) Literasi Visual adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi
media dan litarasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan
kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audio
visual secara kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap materi visual
yang tidak terkandung, baik dalam bentuk cetak, auditori, maupun
digital (perpaduan ketiganya disebut teks multimodal), perlu dikelola
dengan baik. Bagaimanapun didalamnya banyak manipulasi dan
hiburan yang benar-benar perlu disaring berdasarkan etika dan
kepatutan.12
12Pangesti Wiedardti.,(dkk) op. cit., hlm 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Dalam konteks SMK, contoh kegiatan literasi dipaparkan sebagai berikut.
Tabel: 1 Contoh Kegiatan Literasi
No
Komponen
Contoh Kegiatan
Tahap
Pembiasaan
Tahap
Pengembangan
Tahap
pembelajaran
1. Literasi Dasar Membaca 15
menit sebelum
kegiatan
belajar seti/ap
hari
Mendiskusikan
bacaan
Menuliskan
analisis
terhadap bacaan
2. Literasi
Perpustakaan
Mencari
bahan pustaka
yang diminati
untuk kegiatan
membaca 15
menit
Menggunakan
perpustakaan
sebagai sumber
informasi dalam
diskusi tentang
bacaan
Mencantumkan
daftar pustaka
dalam laporan
tugas/ praktik
setiap mata
pelajaran
3. Literasi Media Membaca
berita dari
media cetak/
daring dalam
kegiatan
membaca 15
menit
Mendiskusikan
berita dari
media cetak/
daring
Membuat
pembelajaran
untuk diskusi
dan berbagi
informasi
terkait
pemahaman
mata pelajaran
antar teman,
guru, dan antar
sekolah
4. Literasi Teknologi
Membaca
buku
elektronik
Memberikan
komentar
terhadap buku
elektronik
Setiap mata
pelajaran
memanfaatkan
teknologi
(komputasi,
searching, dan
share) dalam
mengolah,
,menyaji,
melaporkan
hasil kegiatan/
laporan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
5. Literasi Visual Membaca film
atau iklan
pendek
Mendiskusikan
film atau iklan
pendek
Menggunakan
aplikasi
video/film
dalam menyaji
dan melaporkan
kegiatan hasil
praktik/diskusi/
observasi
melalui website
sekolah,
youtube, dll13
Pihak yang berperan aktif dalam pelaksanaan komponen literasi adala sebagai
berikut:
Tabel: 2 Pihak yang berperan dalam pelaksanaan komponen literasi
No KOMPONEN
LITERASI
PIHAK YANG BERPERAN AKTIF
1. Literasi usia dini Orang tua dan keluarga, guru/PAUD,
pamong/pengasuh
2. Literasi dasar Pendidikan formal
3. Literasi perpustakaan Pendidikan formal
4. Literasi Teknologi Pendidikan formal dan keluarga
5. Literasi Media Pendidikan formal, keluarga, dan lingkungan
sosial (tetangga/masyarakat sekitar)
6. Literasi Visual Pendidikan formal, keluarga, dan lingkungan
sosial (tetangga/masyarakat sekitar)
14
13 Sutrianto, (dkk).Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas, Jakarta
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan,2016,hlm.7 14 Pangesti Wiedarti.,(dkk), Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah,Jakarta Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,2006,hlm.10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c. Ihwal Literasi di Sekolah
Metode pembelajaran kurikulum 2013 yang menetapkan siswa sebagai
subyek pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitatornya, akses yang luas
pada sumber informasi misalnya melalui internet, televisi dan media lainnya
dapat menjadikan siswa lebih tau daripada guru, dan guru menjadi fasilitator
yang baik dan berkualitas dengan cara mengarahkan siswa.
Dalam konteks sekolah subjek dalam kegiatan literasi adalah peserta didik,
pendidik, tenaga kependidikan (pustakawan, pengawas), serta kepala sekolah.
Semua komponen ini berkolaborasi menjadi sebuah timTLS (Tim Literasi
Sekolah) di bawah koordinasi kepala sekolah dan dikuatkan dengan SK
kepala sekolah. Tim Literasi Sekolah diharapkan dapat menciptakan suasana
akademik yang kondusif, yang mampu membuat seluruh anggota komunitas
antusias untuk belajar.
a) Prinsip-prinsip Literasi Sekolah
Menurut Beers (2009), praktik-praktik yang baik dalam gerakan literasi
sekolah menekankan prisip-prinsip sebagai berikut.
1. Perkembangan literasi berjalan sesuai tahap perkembangan yang dapat diprediksi.
Tahap perkembangan anak dalam belajar membaca dan menulis
saling beririsan antartahap perkembangan. Memahami tahap
perkembangan literasi peserta didik dapat membantu sekolah untuk
memilih strategi pembiasaan dan pembelajaran litarasi yang tepat
sesuai kebutuhan perkembangan mereka
2. Program literasi yang baik bersifat berimbang. Sekolah yang menerapkan program literasi berimbang menyadari
bahwa tiap peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda. Oleh
karena itu, strategi membaca dan jenis teks yang dibaca perlu
divariasikan dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Program
literasi yang bermakna dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan
bacaan kaya ragam teks, seperti karya sastra untuk anak remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3. Program literasi terintegrasi dengan kurikulum. Pembiasaan dan pembelajaran literasi disekolah adalah tanggung
jawab semua guru di semua mata pelajaran sebab pembelajaran mata
pelajaran apapun membutuhkan bahasa, terutama membaca dan
menulis. Dengan demikian, pengembangan professional guru dalam
hal literasi perlu diberikan kepada guru semua mata pelajaran.
4. Kegiatan membaca dan memiliki dilakukan kapanpun Misalnya, ‘menulis surat kepada presiden’ atau ‘membaca untuk ibu’ merupakan
contoh-contoh kegiatan literasi yang bermakna.
5. Kegiatan literasi mengembangkan budaya lisan Kelas berbasis literasi yang kuat diharapkan memunculkan berbagai kegiatan lisan berupa
diskusi tentang buku selama pembelajaran di kelas. Kegiatan diskusi
ini juga perlu membuka kemungkinan untuk perbedaan pendapat agar
kemampuan berpikir dapat diasah. Peserta didik perlu belajar untuk
menyampaikan perasaan dan pendapatnya, saling mendengarkan, dan
menghormati perbedaan pandangan.
6. Kegiatan literasi perlu mengembangkan kesadaran terhadap keberagaman.
Warga sekolah perlu menghargai perbedaan melalui kegiatan
literasi di sekolah. Bahkan bacaan untuk peserta didik perlu
merefleksikan kekayaan budaya Indonesia agar mereka dapat terpajang
pada pengalaman multikultural.15
d. Tahap Pelaksanaan GLS
1. Tahap Pembiasaan : penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit
membaca (permendikbud no. 23 Tahun 2015).
2. Tahap Pengembangan : meningkatkan kemampuan literasi melalui
kegiatan menanggapi buku pengayaan
3. Tahap Pembelajaran : meningkatkan kemampuan literasi di semua mata
pelajaran menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua
mata pelajaran.
15 Ibid., hlm. 11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3. Konsep Belajar
a. Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan
yang disebabkan oleh pengalaman.16
Belajar menurut para ahli:
Menurut James O. Whittaker belajar adalah proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latian atau pengalaman.
Menurut Hamalik bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan
tingkah laku berkat pelatian dan pengalaman. Belajar merupakan suatu proses dan
bukan semata-mata hasil yang hendak dicapai. Proses itu sendiri berlangsung
melalui serangkaian pengalaman sehingga terjadi modifikasi tingkah laku
seseorang atau terjadi penguatan pada tingkah laku yang dimiliki sebelumnya.
Belajar adalah sebuah aktivitas yang akan menghasilkan sebuah pengalaman dan
akan sangat berpengaruh pada perubahan-perubahan cara berpikir, pemahaman,
tingkah laku bahkan sifat seorang individu.
Menurut Winkel belajar merupakan aktivitas mental ataupun psikis yang
berlangsung baik di lingkungan dengan interaksi yang aktif. Selain itu belajar
diharuskan atau menghasilkan perubahan yang secara langsung ataupun tidak
langsung dalam pribadi yang melakukannya. Dalam belajar akan ada hasil
perubahan dalam pengelolaan pemahaman dalam sisi apapun. Terutama untuk
anak-anak yang baru mengenal.
16https://octavianinur.wordpress.com/2013/11/07/defifinisi-belajar-mengajar-dan-pembelajaran-
menurut-para-ahli/?_e_pi_=7%2PAGE_ID10%2C1096782510. Diakses pada tanggal 11 Maret
2018 pukul 20.15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
https://octavianinur.wordpress.com/2013/11/07/defifinisi-belajar-mengajar-dan-pembelajaran-menurut-para-ahli/?_e_pi_=7%252PAGE_ID10%2C1096782510https://octavianinur.wordpress.com/2013/11/07/defifinisi-belajar-mengajar-dan-pembelajaran-menurut-para-ahli/?_e_pi_=7%252PAGE_ID10%2C1096782510
16
Menurut Ernest R.Hilgard belajar memiliki pengertian sebagai proses
dari perbuatan yang telah dilakukan dengan sengaja atau dilakukan dalam keadaan
sadar. Kemudian menimbulkan adanya perubahan dan menyebabkan keadaan
yang berbeda dari sebelumnya. Berdasarkan pengertian ini belajar juga
menimbulkan perubahan diri dan lebih baik jika atas kemauan masing-masing
pribadi dan bukan paksaan, karena dengan cara ini tak jarang mereka yang belajar
berakhir depresi hingga tekanan mental.17
Belajar merupakan hal penting bagi setiap individu entah itu belajar formal
seperti dikelas maupun non formal yaitu belajar dari pengalaman diri sendiri.
b. Sejarah
Sejarah dalam bahasa Arab disebut dengan Sajaratun (syajaroh) yang
berarti pohon, maksudnya kita ketahui bahwa semua sejarah diawali dengan satu
peristiwa kecil dan kemudian berkembang besar. Sejarah secara umum adalah
kejadian yang terjadi dimasa lampau yang disusun berdasarkan bukti peninggalan-
peninggalan dari berbagai peristiwa. Sejarah adalah peristiwa-peristiwa yang
benar-benar terjadi pada masa lampau dalam kehidupan manusia sebagai makluk
social. Selain itu sejarah dapat dikatakan juga sebagai ilmu yang mempelajari
peristiwa-peristiwa yang benar terjadi pada masa lampau.18
c. Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran merupakan jantung dari proses pendidikan. Pembelajaran
menjadi sangat penting karena dalam kegiatan ini terdapat proses interaksi antara
17 ibid 18https://www.sekolahpendidikan.com/2017/02/pengertian-sejarah-lengkap-
secara.html/_e_pi=7%2CPAGE-ID10%2C99888888115. Diakses pada tanggal 11 Maret 2018
pukul 20.40.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
https://www.sekolahpendidikan.com/2017/02/pengertian-sejarah-lengkap-secara.html/_e_pi=7%2CPAGE-ID10%2C99888888115https://www.sekolahpendidikan.com/2017/02/pengertian-sejarah-lengkap-secara.html/_e_pi=7%2CPAGE-ID10%2C99888888115
17
guru dengan siswa. Arti penting pembelajaran ini memberikan penjelasan bahwa
pembelajaran merupakan proses yang tidak bisa dianggap remeh dalam proses
kemajuan bangsa.19
Dalam rangka pembangunan bangsa pengajaran sejarah tidak semata-mata
berfungsi untuk memberikan pengetahuan sejarah sebagai kumpulan informasi
fakta sejarah tetapi juga bertujuan menyadarkan anak didik atau membangkitkan
kesadaran sejarahnya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka sejarah yang
diajaarkan haruslah sejarah yang mengedepankan nilai-nilai kehidupan, bukan
sejarah hapalan yang hanya menyuguhkan nama, tempat, angka tahun dan
peristiwa semata. Kendatipun unsur-unsur tersebut tidak dapat ditinggalkan dari
pembelajaran sejarah, akan tetapi bukan berarti pembelajaran yang dilakukan
hanya memfokuskan pada hal-hal tersebut, yang akan menjadikan pembelajaran
sejarah menjadi kering dari makna dan tidak dapat memberi penyadaran20
pembelajaran sejarah juga sebagai proses internalisasi nilai-nilai peristiwa masa
lalu yang berupa asal-usul, silsislah, pengalaman dan keteladanan pelaku sejarah.
Pembelajaran seajarah memanglah sangat penting dimana kita mempelajari
peristiwa-peristiwa masa lalu untuk menjadi pedoman atau suatu bekal untuk
kehidupan di masa depan.
a. Kurikulum 2013
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru di Indonesia. Beberapa sekolah di
Indonesia telah menerapkan kurikulum 2013. Kurikulum ini telah mulai
19Heri susanto.Seputar Pembelajaran Sejarah (Isu,Gagasan dan Strategi
Pembelajaran).Yogyakarta,Aswaja Pressindo,2014,hlm.56. 20 Ibid.hlm.35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dilaksanakan pada tahun ajaran 2013-2014 pada sekolah-sekolah yang ditunjuk
mampu untuk menerapkan kurikulum ini. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum
berbasis kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian
autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.21
Orientasi pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 adalah untuk
menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif dan efektif melalui
penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana) dan pengetahuan
(tahu apa).22 Prinsip utama pengembangan kurikulum 2013 adalah didasarkan
model kurikulum berbasis kompetensi dengan standar kompetensi lulusan yang
ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan dan program
pendidikan. Selain itu kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek
pengetahuan, aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan
perilaku. Kurikulum selalu berubah dari masa ke masa. Hal itu disebabkan karena
kebutuhan masyrakat yang setiap tahunnya berkembang dan tuntutan zaman yang
selalu berubah. Pada dasarnya Kurikulum 2013 sangat baik dan tepat digunakan
pada masa sekarang. Tetapi walaupun begitu bukan berarti Kurikulum ini
memiliki keunggulan dan kekurangan sebagai berikut:
a) Keunggulan Kurikulum 2013
1. Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah
2. Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya didapat dari nilai ujuan saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi,
praktek, sikap dan lain-lain.
3. Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah diintergrasikan ke dalam semua program studi.
21 Abdul Majid.Pendekatan Ilmiah dalan Implementasi Kurikulum 2013.Bandung.PT Remaja
Rosdakarya,2014,hlm.1. 22 Ibid.hlm.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
4. Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
5. Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistic domain sikap, ketrampilan dan pengetahuan
6. Banyak kompetensi yang dibutuhkan sesuai perkembangan seperti pendidikan karakter, metodologi, pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dam hard
skills, kewirausahaan.
7. Hal paling menarik dari kurikulum 2013 kini adalah sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial. Hal ini mulai dari perubahan sosial yang
terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
8. Standar penelitian mengarahkan kepada penilaian berbasis kompetensi seperti sikap, ketrampilan dan pengetahuan secara proporsional.
9. Mengharuskan adanya remidiasi secara berkala 10. Sifat pembelajaran sangan konstektual. 11. Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan
kompetensi,profesi,pedagogi,sosial dan personal
12. Ada rambu-rambu yang jelas bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran (buku induk)
13. Guru berperan sebagai fasilitator 14. Diharapkan kreatifitas guru akan semakin meningkat 15. Efisiensi dalam managemen sekolah contohnya dalam pengadaan buku,
dimana buku sudah disiapkan dari pusat
16. Sekolah dapat memperoleh pendampingan dari pusat dan memperoleh koordinasi dan supervise dari daerah
17. Pembelajaran berpusat pada siswa dan kontekstual dengan metode pembelajaran yang lebih bervariasi
18. Penilaian meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik sesuai proporsi. 19. Ekstrakulikuler wajib Pramuka meningkatkan karakter siswa terutama dalam
kedisiplinan, kerjasama, saling menghargai, cinta tanah.
b) Kelemahan kurikulum 2013
1. Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata
pelajaran yang harus tetap harus menggunakan penjelasan dari guru
2. Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum 2013, karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif, pada kenyataannya
sangat sedikit para guru yang seperti itu.
3. Tidak adanya keserasian antara orientasi proses pembelajaran serta hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan itu sulit untuk dicapai dikarenakan kebijakan
Ujian Nasional (UN) masih tetap diberlakukan. UN hanya bisa mendorong
orientasi pendidikan tergantung pada hasil semata dan tanpa sama sekali
memperhatikan proses belajar yang berlangsung. Hal ini sangat berdampak
pada tidak dianggapnya penting untuk mata pelajaran yang tidak di-UN-kan.
Padahal kita tahu, mata pelajaran yang tidak di-UN-kan juga memberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
konstribusi yang sangat besar untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang ingin
dicapai.23
Kurikulum 2013 adalah pendidikan karakter agar dapat terbentuknya
peserta didik yang berbudi pekerti. Dalam menumbuhkan budi pekerti dalam
peserta didik kurikulum 2013 dapat di kolaborasikan dengan Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) yang mempunyai tujuan menumbuhkan budi pekerti peserta didik
melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah adar menjadi pembelajar
sepanjang hayat.
B. Penelitian yang Relevan
1. Yuliati (2014) Model Budaya Baca-Tulis berbaris Balance Literacy dan
Gerakan Informasi Literasi di Sekolah Dasar. Model mengonstruksi budaya
baca-tulis berbasis pendekatan Balance Literacy dan Gerakan Informasi
Literasi ini efektif untuk mengembangkan kemampuan membaca, menulis dan
meningkatkan aktifitas baca tulis siswa sekolah dasar. Perlu adanya kerja
keras guru, kepala sekolah, dan petugas perpustakaan sekolah untuk
membangun aktivitas-aktivitas dalam model berupa program-program yang
dikembangkan dan didukung produk yang terdiri atas :
a. Pedoman guru 1: Model Pengembangan Budaya Baca-Tulis Berbasis Balance Literacy dan Gerakan Informasi Literasi di SD.
b. Pedoman guru 2: Penataan Kelas Pendukung Pengembangan Budaya Baca-Tulis Berbasis Balance Literacy dan Gerakan
Informasi Literasi di SD.
c. Pedoman guru 3: Program Gerakan Informasi Literasi untuk Pengembangan Budaya Baca-Tulis.
23http://huzaeniridwan.blogspot.co.id/2014/01/kelebihan-dan-kekurangan-kurikulum-
2013.html?m=1. Diakses pada tanggal 12 Maret 2018 pukul 19.22.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
http://huzaeniridwan.blogspot.co.id/2014/01/kelebihan-dan-kekurangan-kurikulum-2013.html?m=1http://huzaeniridwan.blogspot.co.id/2014/01/kelebihan-dan-kekurangan-kurikulum-2013.html?m=1
21
d. Pedoman guru 4: Silabus dan RPP Pembelajaran Membaca dan Menulis Berbasis Pendekatan Balance Literacy dan Gerakan
Informasi Literasi di SD
2. Penelitian dari Ropita Dewi Sartika yang berjudul Pembelajaran Sejarah
Indonesia yang memanfaatkan Literasi di SMA Negeri 1 Ngaglik. Dalam
penelitian ini ditunjukan bahwa :
a. Perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru adalah membuat RPP yang mengandung unsur-unsur literasi dengan baik.
b. Pelaksanaan pembelajaran telah dilakukan oleh guru dengan baik sesuai dengan RPP yang dibuat oleh guru.
c. Hasil pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi pada ketiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik sudah
mencapai KKM 75.
Mengacu dalam penelitian di atas maka dapat dilakukan penelitian yang
sejenis tetapi dengan kajian yang berbeda. Maka dalam kesempatan kali ini
peneliti akan mengkaji dan mencoba memanfaatkan Gerakan Literasi Sekolah
dalam pembelajaran sejarah di salah satu sekolah di Yogyakarta yakni SMK
Negeri 2 Depok Sleman.
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran literasi sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan
mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai
aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis dan/atau berbicara.
24Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan
secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran
yang warganya literat sepanjang hayat melalui perlibatan publik. Gerakan literasi
24 Sutrianto.,(dkk),Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas, Jakarta
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan,2016,hlm.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
merupakan salah satu cara untuk menanamkan budi pekerti luhur. Disini guru
akan sangat berperan penting dalam merangsang siswa untuk belajar dengan cara
memotivasinya.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) telah diterapkan dibeberapa sekolah di
Yogyakarta salah satunya adalah SMK Negeri 2 Depok Sleman. Dengan
menerapkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) inilah diharapkan dapat
mengembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem
literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar peserta
didik menjadi pembelajar sepanjang hayat. Dalam proses pelaksanaan Gerakan
Literasi ini dalam pembelajaran sejarah yang melibatkan guru dan siswa dan
seluruh Tim Literasi Sekolah diharapkan dapat menumbuhkan budaya literasi,
kebiasaan membaca, dan mengembangkan sikap budi pekerti.
Pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah bertujuan untuk
mengurangi rendahnya minat baca peserta didik dalam belajar sejarah.
Pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah juga membantu peserta didik
dalam mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam aspek
kognitif, peserta didik dapat meningkatkan pemahaman terkait materi yang
dipelajari. Dalam aspek afektif, peserta didik dapat meningkatkan minat belajar
sejarah dan menambah rasa keingintahuan terkait materi yang dipelajari. Dalam
aspek psikomotorik, peserta didik dapat mengembangkan keterampilannya dalam
proses pembelajaran yang dapat dilihat dari hasil produk literasi berupa artikel
narasi yang dibuat oleh peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Gambar 1. Kerangka Berpikir
LITERASI
PESERTA
DIDIK
PEMBELAJAR
AN SEJARAH
HASIL
BELAJAR
MEMBACA
MENYIMAK
MENULIS
BERBICARA
ASPEK AFEKTIF
ASPEK
PSIKOMOTORIK
ASPEK KOGNITIF
GURU
PRODUK LITERASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
a) Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Depok Sleman yang beralamat
di Jl. SMK Pembangunan No.6A, Santren, Caturtunggal, Kec. Depok,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
b) Waktu Penelitian
Penelitiaan ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2018
c) Subyek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru dan peserta didik kelas X Kimia SMK
Negeri 2 Depok Sleman, dan objek penelitian ini adalah penerapan Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) dalam pembelajaran mata pelajaran sejarah Indonesia.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan Kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu
situasi tertentu (dalam konteks tertentu) lebih banyak meneliti hal-hal yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif, lebih lanjut,
mementingkan pada proses dibandingkan dengan hasil akhir, oleh karena itu
urutan-urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi dalam
banyaknya gejala-gejala yang ditemukan.25 Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kualitatif dengan model studi kasus. Pendekatan kualitatif adalah
25 Sarwono Jonathan,Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif,Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu,
2006, hlm.257
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi
yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pendekatan ini,
peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan
terinci, dari pandangan informan dan melakukan studi pada situasi yang
alami.26
Penelitian studi kasus adalah studi mengeksplorasi suatu masalah dengan
batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan
menyertakan berbagai sumber informasi.
Penelitian kualitatif dengan model studi kasus bersifat deskriptif yaitu
peneliti melaksanakan dan menggambarkan hasil dari penelitian yang telah
dilakasanakan.
C. Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, tindakan,
selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lain-lain.27 Sumber data
merupakan asal informasi yang diperoleh dalam kegiatan penelitian. Sumber
data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah
data yang dikumpulkan langsung dari sumbernya dan diolah sendiri oleh suatu
organisasi atau perseorangan. Sedangkan data sekunder adalah data yang
diperoleh oleh suatu organisasi dalam bentuk yang sudah jadi berupa
publikasi.28
26 Hamid Darmadi,Metode Penelitian dan Sosial, Bandung : Alfabeta,2014, hlm.287. 27 Lexy. J. Moleong, Metodologi penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014, hlm.157 28 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV. Alfabeta,2005, hlm.9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Sejarah, visi dan misi dan tujuan SMK Negeri 2 Depok Sleman
2. Hasil wawancara tentang penerapan GLS dalam pembelajaran mata
pelajaran sejarah Indonesia kepada guru mata pelajaran sejarah.
3. Hasil wawancara terhadap peserta didik seputar penerapan GLS dalam
pembelajaran sejarah Indonesia.
Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik
pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, dan hasil
observasi. Bentuk lain data kualitatif yaitu hasil pemotretan saat kegiatan
pembelajaran. Sumber data lainnya yaitu kuesioner mengenai minat
peserta didik terhadap pelaksanaan gerakan literasi seklolah dalam
pembelajaran sejarah Indonesia dan observasi pelaksanaan gerakan literasi
sekolah dalam pembelajaran sejarah Indonesia yang didapat dari guru dan
peneliti.
D. Metode Pengumpulan Data
Sebuah data bagi suatu penelitian merupakan bahan yang akan digunakan
untuk menjawab permasalahan penelitian. Oleh sebab itu maka, data haruslah
selalu ada agar permasalahan dapat terpecahkan. Metode pengumpulan data
dari penelitian ini:
1. Observasi
Pada tahap awal observasi dilakukan secara umum, peneliti
mengumpulkan data atau informasi sebanyak mungkin. Tahap selanjutnya
peneliti harus melakukan observasi yang terfokus, yaitu mulai menyempitkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
data atau informasi yang diperlukan sehingga peneliti dapat menemukan pola-
pola perilaku dan hubungan yang terus menerus terjadi.29
Untuk memahami lebih komprehensif dan mendalam tentang kasus
tertentu, penelit melakukan observasi langsung atau observasi partisipasif.
Observasi langsung adalah observasi yang dilaksanakan untuk melihat
keadaan tertentu. Misalnya keadaan tentang kondisi bangunan sekolah,
kondisi kelas, keadaan sarana dan fasilitas pendukung dan lain sebagainya.
Sedangkan observasi partisipasif adalah observasi yang dilakukan oleh
observaser ketika terjun langsung pada kegiatan. Artinya sambil melaksanakan
observasi, observaser adalah bagian dari kegiatan.30 Dalam penelitian ini,
observasi dilakukan peneliti dengan melihat kegiatan siswa di kelas saat
penerapan GLS di sekolah dan saat Pembelajaran berlangsung. Observasi ini
dilakukan untuk mengetahui informasi mengenai aktivitas pelaksanaan
kegiatan pembelajaran literasi.
2. Kuisioner
Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai metode pengumpulan
data. Peneliti menyebarkan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai
pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah dan melibatkan peserta
didik.
29 Sarwono Jonathan,Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif,Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu,
2006, hlm.224. 30 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur, Jakarta: Kencana,2013,
hlm.76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Dalam penelitian ini kuisioner merupakan alat yang berfungsi untuk
mengetahui ketertarikan peserta didik dalam pembelajaran sejarah dan
digunakan untuk mencari informasi suatu masalah dari responden.
3. Wawancara
Wawancara adalah percakapan yang diarahkan pada suatu masalah
tertentu. Ini merupakan tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih
berhadapan-hadapan secara fisik. Wawancara pada penelitian kualitatif
merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa
pertanyaan informal.31
Peneliti awalnya menyusun pertanyaan yang terkait dengan pelaksanaan
gerakan literasi sekolah dalam mata pelajaran sejarah Indonesia.wawacara
melibatkan guru mata pelajaran sejarah dan peserta didik.
Jenis wawancara yang digunakan ialah wawancara mendalam (in-dept-
interview) yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab dengan bertatap muka antara pewawancara dengan
informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan
pedoman wawancara.
Wawancara yang ditujukan pada guru dan siswa untuk menggali
informasi terkait pendapat dan presepsi guru dan peserta didik terkait
pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah.
31 Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Prenadamedia Group, 2016, hlm 77.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
4. Dokumen atau Dokumentasi
Dokumen merupakan sarana pembantu peneliti dalam mengumpulkan
data atau informasi dengan cara membaca surat-surat, pengumuman, iktisar
rapat, pernyataan tertulus kebijakan tertentu dan bahan-bahan tulisan lainnya.
32Sedangkan dokumentasi ialah sebuah fakta-fakta yang terkandung pada
foto-foto, audio, dan video. Metode pencarian data ini sangat bermanfaat
karena dapat dilakukan dengan tanpa mengganggu obyek atau suasana
peneliti. Peneliti dengan mempelajari dokumen-dokumen tersebut dapat
mengenal dan nilai-nilai yang dianut oleh obyek yang diteliti.33 Dalam
penelitian ini dokumen yang digunakan adalah persiapan, pelaksanaan dan
hasil penelitian berupa RPP, bahan ajar, daftar nilai dan hasil produk artikel
narasi peserta didik. Dokumentasi berupa foto saat kegiatan pembelajaran
literasi.
E. Instrumen Pengumpulan Data
1. Instrumen Observasi
Dalam kesempatan kali ini, peneliti melakukan observasi langsung saat
kegiatan guru dan peserta didik di dalam kelas. Selain itu peneliti juga melakukan
observasi dengan menggunakan lembar observasi terkait dengan pemanfaatan
GLS dalam Pembelajaran Sejarah. Penelitian menggunakan lembar observasi
berupa chek-list yaitu pedoman observasi yang berisikan aspek yang diamati
terkait dengan aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran literasi.
(Lampiran 1)
32 Sarwono Jonathan, op. cit.225 33Sarwono Jonathan, op. cit.225
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2. Instrumen Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada guru mata pelajaran
sejarah beserta peserta didik di SMK Negeri 2 Depok Sleman dengan
menggunakan pertanyaan wawancara yang disusun berdasarkan kisi-kisi yang
dibuat oleh peneliti. Pertanyaan wawancara dibuat berkaitan dengan pemanfaatan
GLS dalam pembelajaran sejarah di SMK Negeri 2 Depok Sleman. Berikut kisi-
kisi wawancara yang digunakan oleh peneliti:
Tabel: 3 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN
Fokus
Penelitian Indikator Butir-butir Pertanyaan NO
Pembelajaran
sejarah yang
memanfaatkan
literasi
Pelaksanaan pembelajaran
sejarah yang
memanfaatkan
literasi
Kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan
pembelajaran literasi
Kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajan sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran
literasi
Cara mengatasi kesulitan yang dihadapi
Pemahaman yang didapatkan dalam pelajaran sejarah dengan
memanfaatkan pembelajaran
literasi
Kesan peserta didik dalam proses pembelajaran sejarah yang
memanfaatkan literasi
1
2
3
4
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
3. Instrumen Dokumen atau Dokumentasi
Dalam hal ini peneliti mempelajari dokumen resmi intern tentang
Permendikbud nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti yaitu
sebuah upaya untuk menumbuhkan budi pekerti pada anak didik/siswa. Peneliti
juga mempelajari perangkat yang terkait pengimplementasian Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) dalam pembelajaran sejarah dan untuk mengetahui kelengkapan
dokumen yang terkumpul, maka peneliti menggunakan instrumen-instrumen yang
telah telah disiapkan.
4. Instrumen Kuesioner
Dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk mengetahui minat dan
ketertarikan peserta didik pada pemanfaatan gerakan literasi sekolah dalam mata
pelajaran sejarah Indonesia. Skor kuesioner terdiri dari lima kategori yaitu: (SS)
Sangat Setuju dengan skor 5, (S) Setuju dengan skor 4, (KS) Kurang Setuju
dengan skor 3, (TS) Tidak Setuju dengan skor 2, dan (STS) Sangat Tidak Setuju
dengan skor 1. (Lampiran 21)
F. Teknik Sampling
Dalam penelitian kualitatif untuk memperoleh informasi yang mendalam
mengenai fokus penelitian, maka peneliti akan menggunakan teknik purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sample sumber data
dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan ini misalnya, orang yang dipilih
dianggap paling tahu tentang informasi terkait dengan penelitian yang dilakukan.
Dalam penelitian ini ada 8 peserta didik dan 1 guru mata pelajaran sejarah untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
diwawancarai terkait dengan pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah
Indonesia.
G. Validitas data
Validitas adalah suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala
tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.34 Validitas
merupakan derajat ketepatan antara dua yang terjadi pada objek penelitian dengan
data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Pengembangan validitas yang
diharapkan dapat mencapai tingkat kebenaran yang diharapkan, dilakukan dengan
cara observasi termasuk di dalamnya pengumpulan data baik gambar maupun
audio dan audio visual yang dilakukan oleh beberapa peneliti, serta deskripsi dari
masing-masing peneliti. Dengan cara tersebut, penelitian diharapkan dapat
melakukan pembandingan terhadap setiap data dan hasil penilitan yang diperoleh
dari masing-masing peneliti/ tim peneliti yang terlibat. Dalam penelitian ini,
peneliti memilih uji data dengan triangulasi, meningkatkan ketekunan, diskusi
dengan teman sejawat.
1. Triangulasi
Triangulasi adalah pengecekan dengan cara pemeriksaan ulang.
Pemeriksaan ulang bisa dan biasa dilakukan sebelum dan atau sesudah data
dianalisis. Pemeriksaan dengan cara triangulasi dilakukan untuk meningkatkan
derajat kepercayaan dan akurasi data.35 Tringulasi terdiri dari tiga strategi,
yaitu:36
34 Sarwono Jonathan, op. cit,.hlm.100 35 Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2012,hlm.10335 Sugiyono, Metode Penelitian pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan
R&D),Bandung: Alfabeta, 2010 hlm. 273.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber yaitu menguji krebilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam
penelitian ini, peneliti melakukan triangulasi sumber dengan menggunakan
data yang diperoleh dari sumber penelitian. Penelitian melakukan triangulasi
berdasarkan observasi aktifitas guru, kuesioner peserta didik yang mengikuti
pembelajaran literasi, dan hasil wawancara kepada guru dan peserta didik.
Setelah itu data dideskripsikan dan dikategorisasikan yang kemudian
dianalisis sehingga menghasilkan kesimpulan.
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik yaitu menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam
penelitian ini peneliti memperoleh data melalui observasi, wawancara, dan
peneliti melengkapi dengan dokumen dan dokumentasi.
c. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu yaitu pengumpulan data dilakukan pada waktu yang
tepat, dimana sumber tidak merasa terbebani oleh sesuatu, sumber masih
segar, sehingga data yang diperoleh lebih valid, sehingga lebih kredibel.
Dalam penelitian ini, peneliti menentukan waktu yang tepat dan sesuai dengan
waktu narasumber untuk pengambilan data. Dalam hal ini peneliti mengambil
waktu wawancara setelah kegiatan pembelajaran dan saat pulang sekoalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan
urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sitematis. Demikian juga
dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat memberikan deskripsi
data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.37 Dalam penelitian
ini sebagai bekal untuk meningkatkan ketekunan adalah membaca referensi
hasil penelitian atau dokumen yang berkaitan dengan temuan yang diteliti
sehingga peneliti dapat melakukan pengecekan ulang terkait data yang
ditemukan dengan pengamatan secara cermat dan berkesinambungan terkait
dengan proses evaluasi pembelajaran.
3. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil
akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat.
Dengan demikian pemeriksaan sejawat berarti pemeriksaan yang dilakukan
dengan jalan mengumpulkan rekan-rekan yang sebaya, yang memiliki
pengetahuan umum yang sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga
bersama mereka peneliti dapat me-review presepsi, pandangan, dan analisis
yang dilakukan.38 Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pemeriksaan
sejawat dengan teman-teman yang juga melakukan penelitian yang sama.
selain itu peneliti juga melakukan diskusi dengan dosen.
37 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014, hlm.
370. 38 idem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
H. Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang
dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan
pola yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model
analisis data dari Miles dan Hurberman, yaitu model interatif. Proses analisis
interaktif ini merupakan proses siklus dan interaktif. Artinya, peneliti harus
bergerak diantara proses pengumpulan data, penyajian data reduksi data, dan
kesimpulan atau verifikasi. Dengan begitu, analisis ini merupakan sebuah proses
yang berulang dan berlanjut secara terus menerus dan saling menyusul.
Berikut proses analisis model Miles dan Hurberman:
Gambar 2. Proses analisis model Miles dan Huberman39
39 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta Bandung,
2012, hlm 246
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
1. Tahap Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, peneliti melakuakan proses yang telah ditentukan
dari awal. Proses pengumpulan data harus melibatkan narasumber yang terdiri
dari 1 guru mata pelajaran sejarah dan 32 peserta didik. Observasi yang dilakukan
saat kegiatan pembelajaran literasi berlangsung. Dalam hal ini peneliti
mengumpulkan data dari kuesioner untuk peserta didik dan wawancara dengan
melibatkan informan yang diambil secara acak (Purpose sampling), dan
dilengkapi dengan dokumen dan dokumentasi.
2. Tahap Reduksi Data
Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan data kasar yang
muncul dari catatan tertulis dari lapangan. Tahapan reduksi dapat merupakan
bagian kegiatan analisis sehingga pilihan-pilihan peneliti tentang bagian data
mana yang dikode, dibuang, pola-pola, cerita apa yang berkembang, merupakan
pilihan-pilihan analitis. Inti dari reduksi data adalah proses penggabungan dan
penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan
(scipt) yang akan dianalisis. 40Dengan begitu proses reduksi data dimaksudkan
untuk lebih menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang bagian data
yang tidak diperlukan, serta mengorganisasikan data sehingga memudahkan untuk
dilakukan penarikan kesimpulan. Dalam hal ini, peneliti melakukan reduksi data
dari data-data yang diperoleh melalui observasi, kuesioner, wawancara, dan
dokumen dan dokumentasi terkait dengan pelaksanaan pembelajaran literasi
dalam mata pelajaran sejarah.
40 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, Jakarta Selatan:
Selemba Humanika, 2010, hlm. 165.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3. Penyajian data
Display data atau penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun
yang memeberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Dengan mencermati penyajian data ini, peneliti lebih mudah memahami
apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Data yang peneliti sajikan
berupa hasil penelitian atau temuan, table, dan hasil penemuan kendala.
4. Verifikasi dan penarikan kesimpulan
Verifikasi dan penarikan kesimpulan dimaknai sebagai penarikan arti data
yang telah ditampilkan.pemberian makna ini tentu saja sejauh pemahaman peneliti
dan interprestasi yang dibuatnya. Dengan melakukan verifikasi, peneliti kualitatif
dapat mempertahankan dan menjamin validitas dan reabilitas hasil temuannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
1. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini dimuat dalam lima bab sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan,
Berisi tentang pokok bahasan utama yang menjadi latar belakang
penelitian ini.
Bab II Kajian Pustaka
Berisi tentang kajian teor, penelitian yang relevan, dan kerangka
berfikir tentang Gerakan Literasi Sekolah
Bab III Metodologi penelitian
Mencangkup tempat dan waktu penelitian, pendekatan penelitian,
sumber data, metode pengumpulan data, instrumen pengumpulan
data, teknik pengumpulan data, validitas data, anlisis data, dan
sistematika penulisan
Bab IV Hasil Penelitan,
Mencangkup deskripso latar, deskripsi penelitian, dan pembahasan
Bab V Kesimpulan dan Saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Depok. SMK Negeri 2
Depok terletak di Jalan STM Pembangunan, Mrican, Caturtunggal, Depok,
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekolah ini sebelumnya bernama STM
Pembangunan Yogyakarta dan diresmikan pada 29 Juni 1972. Masa pendidikan
yang wajib ditempuh adalah 4 tahun yang dengan didukung dengan fasilitas
penunjang yang lengkap. SMK Negeri 2 Depok atau yang lebih dikenal dengan
nama STEMBAYO (STM Pembangunan Yogyakarta) memiliki komitmen tinggi
terhadap pendidikan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap menghadapi
persaingan di era pasar bebas. SMK Negeri 2 Depok untuk mewujudkan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas maka sekolah membuka program 3 tahun
dan program 4 tahun yang dapat dijadikan pilihan sesuai dengan cita-cita.
1. Sejarah SMK Negeri 2 Depok
Pada tahun 1970/1971 pemerintah dengan program pembangunan lima
tahun kesatu (PELITA 1) berpikir untuk membentuk suatu lembaga sekolah
teknik tingkat menengah, oleh karenanya diadakan suatu proyek dengan nama
“Proyek Perintis Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan” dengan masa studi
lebih lama dibanding standar SMU atau SMK lain, yaitu butuh waktu 4 tahun
untuk bersekolah di STM Pembangunan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Negeri 2 Depok adalah sekolah menengah kejuruan yang berlokasi di Kabupaten
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekolah ini, dahulu bernama STM Negeri
Pembangunan Yogyakarta atau dikenal dengan singkatan STEMBAYO,
diresmikan pada tanggal 29 Juni 1972 oleh Presiden Soeharto, dengan lima
jurusan yaitu Mesin Umum dan Konstruksi, Listrik Arus Kuat dan Lemah, Sipil
Basah dan Bangunan, Kimia Industri, Geologi Tambang. Pada saat Tahun Ajaran
baru Januari 1972, Kompleks Sekolah yang terletak di Mrican Yogyakarta, belum
selesai secara sempurna baik dari bangunan fisik dan peralatan belajar. Pada saat
awal penerimaan siswa pertama tidak dilakukan di Kampus STM pembangunan
Mrican, akan tetapi dilakukan di STM Negeri 1 Jetis. Siswa angkatan pertama
yang berasal dari wilayah sekitar Yogyakarta dan beberapa dari luar daerah,
langsung melaksanakan proses belajar mengajar dengan peralatan yang paling
lengkap dizamannya hingga saat ini dan siswa secara intensif belajar mengajar
selama 4 tahun.
Setelah tahun 1985 nama “perintis” sudah tidak digunakan lagi sehingga
sejak tahun 1m 986 kedelapan sekolah tersebut berubah nama menjadi “STMN
Pembangunan”. Nama STEMBAYO tercetus pada tahun kedua sejak berdirinya
sekolah yaitu tahun 1973. Untuk keperluan kegiatan ekstra kurikuler pada saat itu
sekelompok siswa pecinta alam mendirikan perkumpulan Camille
Papasektembayo (Putra Pecinta Alam STM Pembangunan Yogyakarta) yang
selanjutnya secara lebih mudah mereka menyebut Pecinta Alam STEMBAYO.
Nama ini diketahui oleh pengelola sekolah, sehingga istilah STEMBAYO lebih
dikenal dan familiar untuk sebutan STM Pembangunan Yogyakarta hingga
sekarang. Organisasi sejenis diantaranya Pepeal STEMBAYO. Bersamaan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
tercetusnya nama STEMBAYO, diciptakan juga lagu Mars STM Pembangunan
yang saat ini dikenal yang diciptakan oleh Sdr. Almarhum Sudarto, SPd. setelah
terpilih dalam lomba cipta lagu mars STM Pembangunan yang diikuti oleh
perwakilan STM Pembangunan seluruh Indonesia. Almarhum Sudarto, SPd.
adalah alumni angkatan ke 2 (1973) STM Pembangunan Yogyakarta atau lebih
dikenal STEMBAYO.
Pada tanggal 7 Maret 1997 dengan Keputusan Mendikbud No.
036/O/1997, Nama sekolah ini berubah menjadi SMK Negeri 2 Depok
Yogyakarta. Dari segi fasilitas, SMK Negeri 2 Depok memiliki gedung sekolah
bagi setiap jurusan, sarana praktik, dua lokasi tempat parkir (bagi guru dan bagi
siswa), auditorium, lab bahasa, kantin yang dinyatakan sebagai kantin terbaik
antara SMA/SMK di Kabupaten Sleman, masjid, ruang sidang, gedung-gedung
dan ruangan unt