168
i PEMBELAJARAN LITERASI DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh: Senna Dony Prabowo 141314005 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PEMBELAJARAN LITERASI DALAM MATA PELAJARAN …dalam pembelajaran Sejarah Indonesia mendapat respon yang positif dari peserta didik. Dalam aspek kognitif menunjukkan bahwa nilai peserta

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    PEMBELAJARAN LITERASI DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

    DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN

    SKRIPSI

    Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Sejarah

    Oleh:

    Senna Dony Prabowo

    141314005

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

    JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PEMANFAATAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH DALAM MATA

    PELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMK NEGERI 2 DEPOK

    Oleh:

    Senna Dony Prabowo

    141314005

    Telah disetujui oleh:

    Pembimbing I

    Dra. Theresia Sumini, M.Pd Tanggal 23 Juli 2019

    Pembimbing II

    Hendra Kurniawan, M.Pd Tanggal 23 Juli 2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    SKRIPSI

    PEMBELAJARAN LITERASI DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

    DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN

    Dipersiapkan dan ditulis oleh :

    Senna Dony Prabowo

    NIM. 141314005

    Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

    Pada tanggal 30 Juli 2019

    Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

    Susunan Panitia Penguji

    Nama Lengkap

    Tanda Tangan

    Ketua : Ig. Bondan Suratno, S.Pd, M.Si. ……………….

    Sekretaris : Dra. Theresia Sumini, M.Pd. ………………

    Anggota : Dra. Theresia Sumini, M.Pd. ………………

    Anggota : Hendra Kurniawan, M.Pd. ………………

    Anggota : Drs. Y.R. Subakti, M.Pd. ………………

    Yogyakarta, 30 Juli 2019

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Sanata Dharma

    Dekan,

    Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd, M.Si.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Kupersembahkan skripsi ini untuk:

    1. Kedua orang tua saya ( R. Ristudianto dan Noor Setyaningtyas) yang selalu

    memberikan dukungan baik materi maupun moril kepada saya

    2. Adik kandung saya (Duta Laksmana dan Dinda Mutiara)

    3. Teman-teman, sahabat dan pacar saya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    MOTTO

    Tidak ada waktu untuk menyesal tentang jalan yang dipilih, tapi selalu

    berusahalah untuk dapat selalu menempuh jalan tersebut.

    (Senna Dony Prabowo)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

    memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan

    dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

    Yogyakarta, 30 Juli 2019

    Penulis

    Senna Dony Prabowo

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

    Nama : Senna Dony Prabowo

    NIM : 141314005

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

    Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

    “PEMANFAATAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH DALAM MATA

    PELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMK NEGERI 2 DEPOK”

    Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

    Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

    mengelolanya dalam bentuk pengkalan data, dan mempublikasikannya di internet

    atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

    selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

    Demikian pernyataan ini, saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di Yogyakarta

    Pada tanggal: 30 Juli 2019

    Yang menyatakan,

    Senna Dony Prabowo

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRAK

    PEMBELAJARAN LITERASI DALAM MATA PEMBELAJARAN

    SEJARAH DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN

    Oleh:

    Senna Dony Prabowo

    141314005

    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai: (1) perencanaan

    (2) pelaksanaan dan (3) hasil pelaksanaan gerakan literasi sekolah dalam

    pembelajaran sejarah.

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus.

    Penelitian dilakukan di SMK Negeri 2 Depok kelas X Kimia. Pengumpulan data

    dilakukan melalui observasi, wawancara, kuesioner, serta dokumen dan

    dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan peserta didik sebagai

    informan dalam penelitian ini yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive

    sampling. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yang

    terdiri atas pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan

    kesimpulan.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Perencanaan yang dilakukan

    oleh guru adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisi

    tentang implementasi gerakan literasi sekolah dalam pembelajaran Sejarah

    Indonesia, (2) Pelaksanaan gerakan literasi sekolah dalam pembelajaran sejarah

    terlaksana dengan baik sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    yang telah dibuat oleh guru, (3) Hasil dari pelaksanaan gerakan literasi sekolah

    dalam pembelajaran Sejarah Indonesia mendapat respon yang positif dari peserta

    didik. Dalam aspek kognitif menunjukkan bahwa nilai peserta didik yang

    mencapai KKM 75 sebanyak 26 orang dengan nilai rata-rata 80,00 atau 84,37%.

    Dalam aspek afektif minat belajar sejarah dengan memanfaatkan gerakan literasi

    sekolah menunjukkan kategori tinggi 93,75%. Pada aspek psikomotorik

    menunjukkan hasil keterampilan peserta didik melalui penugasan artikel narasi

    sudah mencapai KKM dengan rata-rata mencapai 87,14.

    Kata Kunci: Pembelajaran, Literasi, Sejarah Indonesia

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    ABSTRACT

    LITERACY-BASED LEARNING IN HISTORY SUBJECT ON NEGERI 2

    DEPOK SLEMAN VOCATIONAL SENIOR HIGHSCHOOL

    By:

    Senna Dony Prabowo

    141314005

    This research aims to describe: (1) Planning (2) implementation and (3)

    the results of the implementation of the school literacy movement in learning

    history.

    This study uses a qualitative approach with case study method. The study

    was conducted in 2 Depok Vocational senior high school of class X Chemistry.

    Data collection was done through observation, interviews, questionnaires, as well

    as documents and documentation. The subjects in this study were teachers and

    students as informants who were selected using purposive sampling techniques.

    Data analysis techniques used were the Miles and Huberman model which

    consists of data collection, data reduction, data presentation, and drawing

    conclusions.

    The results of this study signify that: (1) The planning conducted by the

    teacher in the was making Learning Implementation Plans (Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran-RPP) related to the implementation of the school literacy movement

    by learning Indonesian history, (2) The implementation of school literacy

    movement in history learning was well implemented according to the Learning

    Implementation Plan (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran-RPP) made by the

    teacher, (3) The results of the school literacy movement implementation in

    learning Indonesian history received positive response. The cognitive aspect

    shows that the value of students who reached Minimum Mastery Criteria (Kriteria

    Ketuntasan Minimal-KKM) 75 were 26 students with average score of 80.00 or

    84.37%. The affective aspects of interest in learning history by utilizing the school

    literacy movement is high which is of 93.75%. The psychomotor aspects which

    shows the results of the students' skills through the assignment of narrative articles

    reached Minimum Mastery Criteria (Kriteria Ketuntasan Minimal-KKM) with

    average of 87.14.

    Key Words: Learning, Literation, Indonesian History

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

    karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

    berjudul “Pemanfaatan Gerakan Literasi Sekolah dalam Mata Pelajaran Sejarah

    Indonesia di SMK Negeri 2 Depok “. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk

    mendapatkan gelar sarjana (S1) pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

    Penulis menyadari bahwa keberasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak

    lepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

    penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo. S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan

    Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

    3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi

    Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

    Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang

    senantiasa memberikan perhatian, arahan, semangat, dan motivasi kepada

    penulis selama penyusunan skripsi ini.

    4. Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd., Selaku Dosen Pembimbing II yang

    senantiasa memberikan perhatian, arahan, semangat dan motivasi kepada

    penulis selama penyusunan skripsi.

    5. Bapak Drs. A. Kardiyat Wiharyanto, M. M. selaku Dosen Pembimbing

    Akademik yang senantiasa memberikan motivasi, semangat, dan

    bimbingan pada penulis.

    6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Sejarah yang dengan sabar dan

    iklas mengajar, mendidik, dan memberikan ilmu kepada penulis selama

    menempuh studi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    7. Sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang selalu memberikan

    pelayanan dengan baik pada penulis.

    8. Kepada kepala sekolah, guru, dan peserta didik Sekolah SMK Negeri 2

    Depok yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data untuk

    menyelesaikan skripsi ini.

    9. Kepada keluarga yang senantiasa memberikan, semangat, dukungan, dan

    doa dengan sabar dan iklas.

    10. Teman saya Yanuarius Vandana Putra, Andreas Parama, Andreas

    Danang Mahardika, Bernadus Pascal, Hermawan Yoga Setiawan dan

    seluruh teman-teman angkatan 2014 yang senantiasa membantu, dan

    menyemangati dalam penelitian ini.

    11. Teman spesial saya Sekar Giri Paramita yang senantiasa mendampingi

    dan mendukung saya baik di saat susah maupun senang.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan

    kelemahan, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun.

    Semoga sekripsi ini dapat bermanfaat sesuai dengan fungsinya dan dapat

    bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan

    Yogyakarta, 30 Juli 2019

    Penulis

    Senna Dony Prabowo

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...i

    LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………..ii

    LEMBAR PENGESAHAN.………………………………………….…………iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………...iv

    MOTTO…………………………………………………………………………..v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...............................................................vi

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

    ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……………………..........vii

    ABSTRAK………………………………………………………………………viii

    ABSTRACT……………………………………………………………………....ix

    KATA PENGANTAR……………………………………………………………x

    DAFTAR ISI..........................................................................................................xi

    BAB I : PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang………...…………………………………………….....1

    B. Rumusan Masalah………………………………………………………5

    C. Tujuan Penelitian……………………………………………………….5

    D. Manfaat Penelitian……………………………………………………...5

    BAB II : KAJIAN PUSTAKA……………………………………………….......7

    A. Kajian Teori…………………………………………………………….7

    1. Literasi…………………………………………………………..7

    2. Gerakan Literasi Sekolah……………………………………….8

    3. Konsep Belajar………………………………………………...15

    B. Penelitian yang Relevan………………………………………………20

    C. Kerangka Berpikir ……………………………………………………22

    BAB III : METODOLOGI PENELITIAN……………………………………24

    A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………...24

    B. Pendekatan Penelitian………………………………………………....24

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    C. Sumber Data…………………………………………………………..25

    D. Metedologi Pengumpulan Data……………………………………….26

    E. Instrumen Pengumpulan Data………………………………………....29

    F. Teknik Sampling………………………………………………………31

    G. Validitas Data…………………………………………………………32

    H. Analisis Data………………………………………………………….35

    F. Sistematika Penulisan…………………………………………………38

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………39

    A. Deskripsi Lokasi Penelitian…………………………………………...39

    1. Sejarah SMK Negeri 2 Depok………...…………………………..…39

    2. Visi dan Misi………………...……………………………………….41

    B. Deskripsi Hasil Penelitian…………………………………………….41

    1. Perencanaan Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah

    Indonesia…………………………………………………………….44

    2. Pelaksanaan Pembelajaran Literasi dalam Mata Pembelajaran

    Sejarah Indonesia……………………………………………………50

    3. Hasil Pembelajaran Sejarah Indonesia dengan Memanfaatkan

    Literasi……………………………………………………………….55

    C. Pembahasan…………………………………………………………...62

    1. Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Indonesia dengan

    Memanfaatkan Literasi………………………………………………62

    2. Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Indonesia dengan Memanfaatkan

    Literasi……………………………………………………………….66

    3. Hasil Pembelajaran Sejarah Indonesia yang Memanfaatkan Litrasi....73

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………...79

    A. Kesimpulan …………………………………………………………...79

    B. Saran. …………………………………………………………………81

    DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...83

    LAMPIRAN……………………………………………………………………..85

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel: 1 Contoh Kegiatan Literasi ………………………………………………11

    Tabel: 2 Pihak yang berperan dalam pelaksanaan kompeten literasi…………….11

    Tabel: 3 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Penelitian……………………………..31

    Tebel: 4 Hasil Penilain Kognitif Peserta Didik…………………………………56

    Tabel: 5 Data Minat Peserta Didik……………………………………………….58

    Tabel: 6 Kreteria Penilaian Keterampilan Peserta didik…………………………59

    Tabel: 7 Data Nilai Aspek Psikomotorik ………………………………………..60

    Tabel: 8 Data Nilai Aspek Psikomotorik Peserta Didik …………………………61

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Gambar Kerangka Berfikir.…………………………………….…... 24

    Gambar 2. :Proses Analisis Model Miles dan Huberman……………………….36

    Gambar 3 : Hasil Minat Peserta Didik………………………………………….58

    Gambar 4 : Nilai Aspek Psikomotorik ………………………………………….62

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Intrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas Secara Umum ………86

    Lampiran 2. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Penelitian ...….......……………......88

    Lampiran 3. Daftar Pertanyaan Wawancara Peserta Didik …………...…………89

    Lampiran 4. Daftar Pertanyaan Wawancara Guru……………………………….90

    Lampiran 5. Daftar Narasumber …………………………………………..…….91

    Lampiran 6. Catatan Lapangan 1 ……………………………………………......92

    Lampiran 7. Catatan Lapangan 2 ………………………………………….…….94

    Lampiran 8. Catatan Lapangan 3 ………………………………………………..97

    Lampiran 9. Catatan Lapangan 4 ………………………………………………..99

    Lampiran 10. Catatan Lapangan 5 ……………………………………….…….101

    Lampiran 11. Catatan Lapangan 6 ……………………………………………..103

    Lampiran 12. Catatan Lapangan 7 ………………………………………….….105

    Lampiran 13. Catatan Lapangan 8 ……………………………………………..107

    Lampiran 14. Catatan Lapangan 9 ………………………………………….….109

    Lampiran 15. Catatan Lapangan 10 ……………………………………………111

    Lampiran 16. Silabus Mata Pelajaran ………………………………………….113

    Lampiran 17. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………...116

    Lampiran 18. Soal Tes Pilihan Ganda …………………………………………125

    Lampiran 19. Lembar Kerja Peserta Didik .…….……………………………...131

    Lampiran 20. Kisi-Kisi Angket Penelitian ………..…………………………....140

    Lampiran 21. Kuisioner Penelitian ……………….…………………………....141

    Lampiran 22. Instrumen Penilaian Keterampilan ….…………………….….....145

    Lampiran 23. Dokumentasi Kegiatan Peserta Didik .………………………......145

    Lampiran 24. Hasil Produk Penelitian …………….……………………….......147

    Lampiran 25. Hasil LKPD 2 ……………………….………………………......150

    Lampiran 26.Surat Ijin Penelitian dari Dinas Pendidikan ……………..…..…...151

    Lampiran 27. Surat Keterangan dari SMK Negeri 2 Depok …………..…........152

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang didapat oleh setiap

    manusia agar dapat lebih dewasa serta membuat lebih kritis dalam berpikir.

    Pendidikan merupakan tonggak penting penopang keberadaan suatu bangsa.

    1Secara umum pendidikan adalah suatu usaha yang terencana untuk

    mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat

    membuat seseorang menjadi baik. Menurut Undang-Undang UU SISDIKNAS

    NO.23 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

    melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa

    yang akan datang. Kita ketahui bahwa anak-anak pasti mengalami pertumbuhan

    dan perkembangan pendidikan digunakan untuk mengarahkan pertumbuhan dan

    perkembangan anak dengan harapan dapat mencapai keberasilan dalam

    pertumbuhan dan perkembangannya.

    Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara merupakan proses pembudayaan

    yakni suatu usaha memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi baru dalam

    masyarakat yang tidak hanya bersifat pemeliharaan tetapi juga dengan maksud

    memajukan serta memperkembangkan kebudayaan menuju ke arah keluhuran

    hidup kemanusian.2

    1 http://mangwaskim.blogspot.com/2016/05/penjelasan-singkat-gerakan-literasi.html. Diakses pada

    tanggal 9 Maret 2018 pukul 20.40 2http://anastasiakristanti.blogs.uny.ac.id/2015/09/27/pengertian-pendidikan-menurut-kh-

    dewantara-dan-driyakara/. Diakses pada tanggal 9 Maret pukul 20.50

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://mangwaskim.blogspot.com/2016/05/penjelasan-singkat-gerakan-literasi.htmlhttp://anastasiakristanti.blogs.uny.ac.id/2015/09/27/pengertian-pendidikan-menurut-kh-dewantara-dan-driyakara/http://anastasiakristanti.blogs.uny.ac.id/2015/09/27/pengertian-pendidikan-menurut-kh-dewantara-dan-driyakara/

  • 2

    Sedangkan menurut Driyakara pendidikan didefinisikan sebagai upaya

    memanusiakan atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani. Pendidikan itu

    adalah pelaksanaan (pemberlakuan) nilai-nilai. Dalam hal ini, pendidikan

    seharusnya mampu membawa anak didik untuk mengalami, menghayati nilai-nilai

    keagamaan, sehingga anak didik dapat membangun nilai-nilai.3

    Pendidikan merupakan kegiatan pengarahan saat anak mengalami tumbuh

    dan berkembang. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa

    anak kearah tingkat kedewasaan. Artinya, membawa anak didik agar dapat berdiri

    sendiri (mandiri) di dalam hidupnya di tengah-tengah masyarakat. Tujuan

    pendidikan mempunyai beberapa macam salah satunya adalah tujuan nasional

    yaitu membangun kualitas manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

    dan selain itu dapat meningkatkan kebudayaan dengan-Nya sebagai warga yang

    berbudi pekerti yang luhur dan berkepribadian yang kuat, cerdas, terampil, dapat

    mengembangkan dan menyuburkan sikap demokrasi dengan lingkungannya, sehat

    jasmani maupun mengembangkan daya estetik, berkesanggupan untuk

    membangun diri dan masyarakatnya.

    Kualitas pendidikan di Indonesia terbilang kurang dibandingkan kualitas

    pendidikan di negara-negara maju yang lain. Indonesia tercatat sebagai salah satu

    negara yang berhasil mengurangi angka buta huruf disitu membuktikan bahwa

    Indonesia telah melewati tahapan krisis literasi. Meskipun demikian di Indonesia

    masih memliliki minat baca yang relatif rendah. Di era globalisasi seperti ini

    pendidikan haruslah sangat ditingkatkan agar dapat bersaing dan mengejar

    3 ibid

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    ketingglan-ketinggalan dengan negara lain. Pemerintah bebrapa kali telah

    berusaha untuk memajukan mutu pendidikan di Indonesia tetapi mungkin hasilnya

    masih kurang yang dikarena oleh banyak faktor salah satunya adalah minat baca.

    Minat baca merupakan salah satu kunci dalam keberasilan pendidikan.

    Kegiatan membaca membuat kita dapat mengetahui berbagai informasi

    dan materi-materi pembelajaran. Kurangnya minat baca membuat siswa kurang

    menyukai mata pelajaran yang banyak membutuhkan membaca. Beberapa usaha

    telah dilakukan pemerintah untuk menanggulangi hal ini yaitu pemerintah

    mengeluarkan sebuah Gerakan Literasi Sekolah. Gerakan ini dikembangkan

    berdasarkan Permendikbud nomor 23 Tahun 2015 tentang Pernumbuhan Budi

    Pekerti yaitu sebuah upaya untuk menumbuhkan budi pekerti pada anak

    didik/siswa. Buku buku telah di bagikan ke sekolah-sekolah dengan harapan dapat

    menambah keberasilan gerakan tersebut.4

    GLS dikembangkan berdasarkan Sembilan agenda prioritas (nawacita)

    yang terkait dengan tugas kemendikbud. Pada dasarnya Literasi sekolah dengan

    konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami dan, menggunakan suatu

    secara cerdas memlalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat,

    menyimak, menulis, dan berbicara. GLS juga merupakan sebuah upaya yang

    dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi

    pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik

    dengan mempunyai tujuan menumbuhkan budi pekerti seorang individu melalui

    gerakan literasi sekolah tersebut.

    4 Sutrianto.,(dkk), Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas, Jakarta

    Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah kementrian Pendidikan dan

    Kebudayaan,2016,hlm. 1.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    Di Yogyakarta beberapa sekolah sudah menerapkan program GLS

    tersebut termasuk di SMK Negeri 2 Depok Sleman dimana sekolah tersebut

    mempunyai fasilitas yang cukup mendukung pelaksanaan Gerakan Literasi

    Sekolah. Penggunaan media-media dan teknologi untuk mendukung jalannya

    Gerakan Literasi Sekolah sudah cukup baik juga. Di SMK Negeri 2 Depok

    Sleman penerapan gerakan literasi masih pada tahap pembiasaan yaitu membaca

    15 menit sebelum kegiatan belajar setiap hari. Untuk itu peneliti akan mencoba

    memfokuskan Gerakan Literasi Sekolah pada pembelajaran sejarah. Selain itu

    pelajaran sejarah terkesan membosankan dan kurang disukai karena banyaknya

    aktivitas membaca. Peneliti juga ingin mengubah pandangan siswa pada mata

    pelajaran sejarah yang terkesan hanya menghafal dan agar lebih dapat diterima

    serta menyenangkan dengan mengajak siswa untuk belajar sejarah dengan

    menggunakan Gerakan Literasi dan cara pembelajaran yang lain dan lebih mudah

    diterima siswa. Penggunaan GLS untuk pembelajaran memang sangat baik karena

    dengan menggunakan GLS kita dapat merangsang adanya pengalaman indrawi

    dan siswa juga akan lebih tertarik. Dengan kegiatan ini diharapkan siswa mampu

    lebih mudah dalam menerima pembelajaran yang disampaikan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang tersebut maka dirumuskanlah rumusan masalah

    sebagai berikut:

    1. Bagaimana perencanaan gerakan literasi sekolah dalam pembelajaran

    sejarah Indonesia di SMK Negeri 2 Depok Sleman?

    2. Bagaimana pelaksanaan gerakan literasi sekolah dalam pembelajaran

    sejarah Indonesia di SMK Negeri 2 Depok Sleman?

    3. Bagaimana hasil dari pelaksanaan gerakan literasi sekolah dalam

    pembelajaran sejarah Indonesia di SMK Negeri 2 Depok Sleman?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian sebagai

    berikut:

    1. Menjelaskan perencanaan gerakan literasi sekolah dalam pembelajaran

    sejarah di SMK Negeri 2 Depok Sleman.

    2. Melaksanakan gerakan literasi sekolah dalam pembelajaran sejarah di

    SMK Negeri 2 Depok Sleman.

    3. Menjelaskan hasil pelaksanaan gerakan literasi sekolah di SMK Negeri 2

    Depok Sleman.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Bagi Universitas

    Sebagai bahan masukan bagi perguruan tinggi dan dapat sebagai tambahan

    wawasan serta masukan referensi bagi perpustakaan dan mahasiswa

    Universitas Sanata Dharma.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    2. Bagi Sekolah

    Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan kualitas lembaga

    sekolah, termasuk para pendidik yang ada di dalamnya. Dapat menjadi

    pertimbangan untuk diterapkan dalam sekolah.

    3. Bagi Penulis

    Sebagai Syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan di Universitas

    Sanata Dharma. Sebagai bahan kajian keilmuan dan persiapan menjadi

    calon guru yang professional.

    4. Bagi Guru

    Sebagai wawasan dan masukan yang dapat digunakan dalam pembelajaran

    sejarah di sekolah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Kajian Teori

    1. Literasi

    Literasi secara umum adalah kemampuan individu dalam mengelola

    dan memahami informasi saat membaca atau menulis. Pada awalnya literasi

    diartikan sebagai kemelekaksaraan yang selanjutnya berkembang menjadi

    kemelekwacanaan atau kecakapan dalam membaca dan menulis.5 Literasi

    lebih dari sekedar kemampuan baca tulis, oleh karena itu literasi tidak

    terlepas dari keterampilan bahasa yaitu pengetahuan bahasa tulis dan lisan

    yang memerlukan kemampuan kognitif, pengetahuan tentang genre dan

    kultural.6 Deklarasi UNESCO itu juga menyebutkan bahwa literasi informasi

    dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan,

    mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan

    dan mengomunikasikan informasi untuk mengatasi berbagai persoalanan.7

    Keterampilan membaca dalam konteks literasi merupakan keterampilan untuk

    memperoleh beragam pengetahuan yang kemudian diolah secara kritis.8

    Tujuan Umum Literasi yakni Menumbuhkan budi pekerti peserta

    didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan

    5 Hendra Kurniawan, Literasi dalam pembelajaran sejarah, Yogyakarta, penerbit Gava

    Media,2018,hlm. 13. 6http://www.literasipublik.com/pengertian-literasi?_. Diakses pada tanggal 10 Maret 2018 pukul

    21.00 7 Pangesti Wiedardti.,(dkk),Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah,Jakarta, Direktorat Jendral

    Pendidikan Dasar dan Menengah kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,2016,hlm.7. 8 Hendra Kurniawan, 2018, “Pembelajaran Literasi dalam Mata Pelajaran Sejarah”, Historia vitae,

    Vol 32, No. 1, Universitas Sanata Dharma, hlm. 4.

    7

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://www.literasipublik.com/pengertian-literasi?_e_pi=7%2CPAGE_ID10%2C4869810429

  • 8

    dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang

    hayat.9 Sementara tujuan khusus literasi yaitu:

    1. Menumbuhkan budaya literasi di sekolah 2. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat. 3. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan

    ramah anak agar warga sekolah mampu mengekika pengetahuan

    4. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.

    Membaca merupakan seperangkat keterampilan proses berfikir yang

    dipadukan dengan pengetahuan awal (konteks) pembaca untuk menggali

    pemahaman utuh atas makna yang terkandung dalam bacaan atau teks.10

    Membaca dalam konteks literasi dipandang sebagai usaha untuk

    memahami, meggunakan, merefleksikan, dan melibatkan diri dalam berbagai

    jenis teks untuk mencapai satu tujuan. Membaca dapat diartikan sebagai

    kegiatan membangun makna, menggunakan informasi dari bacaan secara

    langsung dalam kehidupan, dan mengaitkan informasi dari teks dengan

    pengalaman pembaca. Membaca membutuhkan kemampuan menganalisis

    dan menyintesis informasi sehingga pemahaman yang dihasilkan memiliki

    struktur makna yang kompleks.11

    2. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

    GLS merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif

    dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga

    kependidikan, pengawas sekolah, komite sekolah, orang tua atau wali murid

    9 Sutrianto,(dkk), Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas, Jakarta

    Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah kementrian Pendidikan dan

    Kebudayaan,2016,hlm. 2. 10 Hendra Kurniawan op. cit.,hlm 49. 11 Hendra Kurniawan op. cit., hlm 49.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    peserta didik), akademisi, penerbit, media masa, masyarakat (tokoh

    masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.) dan,

    pemangku kepentingan dibawah koordinasi Direktorat Jendral Pendidikan

    Dasar dan Menengah Kementriaan Pendidikan dan Kebudayaan. Gerakan ini

    adalah gabungan dan wujud kerja sama dari berbagai elemen yang

    mempunyai tujuan yang sama yaitu memajukan minat baca penerus bangsa,

    maka sangat diharapkan seluruh warga sekolah untuk dapat

    mengoordinasikan kegiatan tersebut.

    a. Tujuan Gerakan Literasi

    1) Tujuan Umum

    Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui

    pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan

    Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.

    2) Tujuan Khusus

    a) Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.

    b) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.

    c) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah

    anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.

    b. Komponen Literasi

    Menumbuhkan budi pekerti dapat dilakukan dengan cara

    membiasakan membaca berbagai materi baca yang berisikan nilai moral

    dalam konteks kebangsaan dan kenegaraan Indonesia seperti yang

    terkandung dalam butir-butir Nawacita: Nilai-nilai budi pekerti, kearifan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan

    peserta didik.

    Komponen Literasi terdiri dari:

    a) Literasi Dasar (Basic Literacy) Literasi dasar, yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara,

    membaca, menulis, dan menghitung (Counting) berkaitan dengan

    kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating),

    Mempersepsikan informasi, mengomunikasikan, serta menggambarkan

    informasi berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan

    pribadi.

    b) Literasi Perpustakaan (Library Literacy) Literasi perpustakaan antara lain, memberikan pemahaman cara

    membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi

    dan periodikal, memahami Dewey Demical System sebagai klasifikasi

    pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan,

    memahami menggunakan katalog dan pengideksan, hingga memiliki

    pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang menyelesaikan

    sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.

    c) Literasi Media (Media Literacy) Literasi media yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai

    bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik

    (media radio, media televisi) media digital (media internet), dan

    memahami tujuan penggunaannya.

    d) Literasi Teknologi (Technology Literacy) Literasi Teknologi yaitu kemampuan memahami kelengkapan yang

    mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak

    (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi,

    berikutnya kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak,

    mempresentasikan, dan mengakses internet.

    e) Literasi visual ( Visual Literacy) Literasi Visual adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi

    media dan litarasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan

    kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audio

    visual secara kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap materi visual

    yang tidak terkandung, baik dalam bentuk cetak, auditori, maupun

    digital (perpaduan ketiganya disebut teks multimodal), perlu dikelola

    dengan baik. Bagaimanapun didalamnya banyak manipulasi dan

    hiburan yang benar-benar perlu disaring berdasarkan etika dan

    kepatutan.12

    12Pangesti Wiedardti.,(dkk) op. cit., hlm 9.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    Dalam konteks SMK, contoh kegiatan literasi dipaparkan sebagai berikut.

    Tabel: 1 Contoh Kegiatan Literasi

    No

    Komponen

    Contoh Kegiatan

    Tahap

    Pembiasaan

    Tahap

    Pengembangan

    Tahap

    pembelajaran

    1. Literasi Dasar Membaca 15

    menit sebelum

    kegiatan

    belajar seti/ap

    hari

    Mendiskusikan

    bacaan

    Menuliskan

    analisis

    terhadap bacaan

    2. Literasi

    Perpustakaan

    Mencari

    bahan pustaka

    yang diminati

    untuk kegiatan

    membaca 15

    menit

    Menggunakan

    perpustakaan

    sebagai sumber

    informasi dalam

    diskusi tentang

    bacaan

    Mencantumkan

    daftar pustaka

    dalam laporan

    tugas/ praktik

    setiap mata

    pelajaran

    3. Literasi Media Membaca

    berita dari

    media cetak/

    daring dalam

    kegiatan

    membaca 15

    menit

    Mendiskusikan

    berita dari

    media cetak/

    daring

    Membuat

    pembelajaran

    untuk diskusi

    dan berbagi

    informasi

    terkait

    pemahaman

    mata pelajaran

    antar teman,

    guru, dan antar

    sekolah

    4. Literasi Teknologi

    Membaca

    buku

    elektronik

    Memberikan

    komentar

    terhadap buku

    elektronik

    Setiap mata

    pelajaran

    memanfaatkan

    teknologi

    (komputasi,

    searching, dan

    share) dalam

    mengolah,

    ,menyaji,

    melaporkan

    hasil kegiatan/

    laporan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    5. Literasi Visual Membaca film

    atau iklan

    pendek

    Mendiskusikan

    film atau iklan

    pendek

    Menggunakan

    aplikasi

    video/film

    dalam menyaji

    dan melaporkan

    kegiatan hasil

    praktik/diskusi/

    observasi

    melalui website

    sekolah,

    youtube, dll13

    Pihak yang berperan aktif dalam pelaksanaan komponen literasi adala sebagai

    berikut:

    Tabel: 2 Pihak yang berperan dalam pelaksanaan komponen literasi

    No KOMPONEN

    LITERASI

    PIHAK YANG BERPERAN AKTIF

    1. Literasi usia dini Orang tua dan keluarga, guru/PAUD,

    pamong/pengasuh

    2. Literasi dasar Pendidikan formal

    3. Literasi perpustakaan Pendidikan formal

    4. Literasi Teknologi Pendidikan formal dan keluarga

    5. Literasi Media Pendidikan formal, keluarga, dan lingkungan

    sosial (tetangga/masyarakat sekitar)

    6. Literasi Visual Pendidikan formal, keluarga, dan lingkungan

    sosial (tetangga/masyarakat sekitar)

    14

    13 Sutrianto, (dkk).Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas, Jakarta

    Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah kementrian Pendidikan dan

    Kebudayaan,2016,hlm.7 14 Pangesti Wiedarti.,(dkk), Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah,Jakarta Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,2006,hlm.10

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    c. Ihwal Literasi di Sekolah

    Metode pembelajaran kurikulum 2013 yang menetapkan siswa sebagai

    subyek pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitatornya, akses yang luas

    pada sumber informasi misalnya melalui internet, televisi dan media lainnya

    dapat menjadikan siswa lebih tau daripada guru, dan guru menjadi fasilitator

    yang baik dan berkualitas dengan cara mengarahkan siswa.

    Dalam konteks sekolah subjek dalam kegiatan literasi adalah peserta didik,

    pendidik, tenaga kependidikan (pustakawan, pengawas), serta kepala sekolah.

    Semua komponen ini berkolaborasi menjadi sebuah timTLS (Tim Literasi

    Sekolah) di bawah koordinasi kepala sekolah dan dikuatkan dengan SK

    kepala sekolah. Tim Literasi Sekolah diharapkan dapat menciptakan suasana

    akademik yang kondusif, yang mampu membuat seluruh anggota komunitas

    antusias untuk belajar.

    a) Prinsip-prinsip Literasi Sekolah

    Menurut Beers (2009), praktik-praktik yang baik dalam gerakan literasi

    sekolah menekankan prisip-prinsip sebagai berikut.

    1. Perkembangan literasi berjalan sesuai tahap perkembangan yang dapat diprediksi.

    Tahap perkembangan anak dalam belajar membaca dan menulis

    saling beririsan antartahap perkembangan. Memahami tahap

    perkembangan literasi peserta didik dapat membantu sekolah untuk

    memilih strategi pembiasaan dan pembelajaran litarasi yang tepat

    sesuai kebutuhan perkembangan mereka

    2. Program literasi yang baik bersifat berimbang. Sekolah yang menerapkan program literasi berimbang menyadari

    bahwa tiap peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda. Oleh

    karena itu, strategi membaca dan jenis teks yang dibaca perlu

    divariasikan dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Program

    literasi yang bermakna dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan

    bacaan kaya ragam teks, seperti karya sastra untuk anak remaja.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    3. Program literasi terintegrasi dengan kurikulum. Pembiasaan dan pembelajaran literasi disekolah adalah tanggung

    jawab semua guru di semua mata pelajaran sebab pembelajaran mata

    pelajaran apapun membutuhkan bahasa, terutama membaca dan

    menulis. Dengan demikian, pengembangan professional guru dalam

    hal literasi perlu diberikan kepada guru semua mata pelajaran.

    4. Kegiatan membaca dan memiliki dilakukan kapanpun Misalnya, ‘menulis surat kepada presiden’ atau ‘membaca untuk ibu’ merupakan

    contoh-contoh kegiatan literasi yang bermakna.

    5. Kegiatan literasi mengembangkan budaya lisan Kelas berbasis literasi yang kuat diharapkan memunculkan berbagai kegiatan lisan berupa

    diskusi tentang buku selama pembelajaran di kelas. Kegiatan diskusi

    ini juga perlu membuka kemungkinan untuk perbedaan pendapat agar

    kemampuan berpikir dapat diasah. Peserta didik perlu belajar untuk

    menyampaikan perasaan dan pendapatnya, saling mendengarkan, dan

    menghormati perbedaan pandangan.

    6. Kegiatan literasi perlu mengembangkan kesadaran terhadap keberagaman.

    Warga sekolah perlu menghargai perbedaan melalui kegiatan

    literasi di sekolah. Bahkan bacaan untuk peserta didik perlu

    merefleksikan kekayaan budaya Indonesia agar mereka dapat terpajang

    pada pengalaman multikultural.15

    d. Tahap Pelaksanaan GLS

    1. Tahap Pembiasaan : penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit

    membaca (permendikbud no. 23 Tahun 2015).

    2. Tahap Pengembangan : meningkatkan kemampuan literasi melalui

    kegiatan menanggapi buku pengayaan

    3. Tahap Pembelajaran : meningkatkan kemampuan literasi di semua mata

    pelajaran menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua

    mata pelajaran.

    15 Ibid., hlm. 11.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    3. Konsep Belajar

    a. Belajar

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar adalah berusaha

    memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan

    yang disebabkan oleh pengalaman.16

    Belajar menurut para ahli:

    Menurut James O. Whittaker belajar adalah proses dimana tingkah laku

    ditimbulkan atau diubah melalui latian atau pengalaman.

    Menurut Hamalik bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan

    tingkah laku berkat pelatian dan pengalaman. Belajar merupakan suatu proses dan

    bukan semata-mata hasil yang hendak dicapai. Proses itu sendiri berlangsung

    melalui serangkaian pengalaman sehingga terjadi modifikasi tingkah laku

    seseorang atau terjadi penguatan pada tingkah laku yang dimiliki sebelumnya.

    Belajar adalah sebuah aktivitas yang akan menghasilkan sebuah pengalaman dan

    akan sangat berpengaruh pada perubahan-perubahan cara berpikir, pemahaman,

    tingkah laku bahkan sifat seorang individu.

    Menurut Winkel belajar merupakan aktivitas mental ataupun psikis yang

    berlangsung baik di lingkungan dengan interaksi yang aktif. Selain itu belajar

    diharuskan atau menghasilkan perubahan yang secara langsung ataupun tidak

    langsung dalam pribadi yang melakukannya. Dalam belajar akan ada hasil

    perubahan dalam pengelolaan pemahaman dalam sisi apapun. Terutama untuk

    anak-anak yang baru mengenal.

    16https://octavianinur.wordpress.com/2013/11/07/defifinisi-belajar-mengajar-dan-pembelajaran-

    menurut-para-ahli/?_e_pi_=7%2PAGE_ID10%2C1096782510. Diakses pada tanggal 11 Maret

    2018 pukul 20.15

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://octavianinur.wordpress.com/2013/11/07/defifinisi-belajar-mengajar-dan-pembelajaran-menurut-para-ahli/?_e_pi_=7%252PAGE_ID10%2C1096782510https://octavianinur.wordpress.com/2013/11/07/defifinisi-belajar-mengajar-dan-pembelajaran-menurut-para-ahli/?_e_pi_=7%252PAGE_ID10%2C1096782510

  • 16

    Menurut Ernest R.Hilgard belajar memiliki pengertian sebagai proses

    dari perbuatan yang telah dilakukan dengan sengaja atau dilakukan dalam keadaan

    sadar. Kemudian menimbulkan adanya perubahan dan menyebabkan keadaan

    yang berbeda dari sebelumnya. Berdasarkan pengertian ini belajar juga

    menimbulkan perubahan diri dan lebih baik jika atas kemauan masing-masing

    pribadi dan bukan paksaan, karena dengan cara ini tak jarang mereka yang belajar

    berakhir depresi hingga tekanan mental.17

    Belajar merupakan hal penting bagi setiap individu entah itu belajar formal

    seperti dikelas maupun non formal yaitu belajar dari pengalaman diri sendiri.

    b. Sejarah

    Sejarah dalam bahasa Arab disebut dengan Sajaratun (syajaroh) yang

    berarti pohon, maksudnya kita ketahui bahwa semua sejarah diawali dengan satu

    peristiwa kecil dan kemudian berkembang besar. Sejarah secara umum adalah

    kejadian yang terjadi dimasa lampau yang disusun berdasarkan bukti peninggalan-

    peninggalan dari berbagai peristiwa. Sejarah adalah peristiwa-peristiwa yang

    benar-benar terjadi pada masa lampau dalam kehidupan manusia sebagai makluk

    social. Selain itu sejarah dapat dikatakan juga sebagai ilmu yang mempelajari

    peristiwa-peristiwa yang benar terjadi pada masa lampau.18

    c. Pembelajaran Sejarah

    Pembelajaran merupakan jantung dari proses pendidikan. Pembelajaran

    menjadi sangat penting karena dalam kegiatan ini terdapat proses interaksi antara

    17 ibid 18https://www.sekolahpendidikan.com/2017/02/pengertian-sejarah-lengkap-

    secara.html/_e_pi=7%2CPAGE-ID10%2C99888888115. Diakses pada tanggal 11 Maret 2018

    pukul 20.40.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://www.sekolahpendidikan.com/2017/02/pengertian-sejarah-lengkap-secara.html/_e_pi=7%2CPAGE-ID10%2C99888888115https://www.sekolahpendidikan.com/2017/02/pengertian-sejarah-lengkap-secara.html/_e_pi=7%2CPAGE-ID10%2C99888888115

  • 17

    guru dengan siswa. Arti penting pembelajaran ini memberikan penjelasan bahwa

    pembelajaran merupakan proses yang tidak bisa dianggap remeh dalam proses

    kemajuan bangsa.19

    Dalam rangka pembangunan bangsa pengajaran sejarah tidak semata-mata

    berfungsi untuk memberikan pengetahuan sejarah sebagai kumpulan informasi

    fakta sejarah tetapi juga bertujuan menyadarkan anak didik atau membangkitkan

    kesadaran sejarahnya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka sejarah yang

    diajaarkan haruslah sejarah yang mengedepankan nilai-nilai kehidupan, bukan

    sejarah hapalan yang hanya menyuguhkan nama, tempat, angka tahun dan

    peristiwa semata. Kendatipun unsur-unsur tersebut tidak dapat ditinggalkan dari

    pembelajaran sejarah, akan tetapi bukan berarti pembelajaran yang dilakukan

    hanya memfokuskan pada hal-hal tersebut, yang akan menjadikan pembelajaran

    sejarah menjadi kering dari makna dan tidak dapat memberi penyadaran20

    pembelajaran sejarah juga sebagai proses internalisasi nilai-nilai peristiwa masa

    lalu yang berupa asal-usul, silsislah, pengalaman dan keteladanan pelaku sejarah.

    Pembelajaran seajarah memanglah sangat penting dimana kita mempelajari

    peristiwa-peristiwa masa lalu untuk menjadi pedoman atau suatu bekal untuk

    kehidupan di masa depan.

    a. Kurikulum 2013

    Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang.

    Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru di Indonesia. Beberapa sekolah di

    Indonesia telah menerapkan kurikulum 2013. Kurikulum ini telah mulai

    19Heri susanto.Seputar Pembelajaran Sejarah (Isu,Gagasan dan Strategi

    Pembelajaran).Yogyakarta,Aswaja Pressindo,2014,hlm.56. 20 Ibid.hlm.35

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    dilaksanakan pada tahun ajaran 2013-2014 pada sekolah-sekolah yang ditunjuk

    mampu untuk menerapkan kurikulum ini. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum

    berbasis kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian

    autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.21

    Orientasi pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 adalah untuk

    menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif dan efektif melalui

    penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana) dan pengetahuan

    (tahu apa).22 Prinsip utama pengembangan kurikulum 2013 adalah didasarkan

    model kurikulum berbasis kompetensi dengan standar kompetensi lulusan yang

    ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan dan program

    pendidikan. Selain itu kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek

    pengetahuan, aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan

    perilaku. Kurikulum selalu berubah dari masa ke masa. Hal itu disebabkan karena

    kebutuhan masyrakat yang setiap tahunnya berkembang dan tuntutan zaman yang

    selalu berubah. Pada dasarnya Kurikulum 2013 sangat baik dan tepat digunakan

    pada masa sekarang. Tetapi walaupun begitu bukan berarti Kurikulum ini

    memiliki keunggulan dan kekurangan sebagai berikut:

    a) Keunggulan Kurikulum 2013

    1. Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah

    2. Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya didapat dari nilai ujuan saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi,

    praktek, sikap dan lain-lain.

    3. Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah diintergrasikan ke dalam semua program studi.

    21 Abdul Majid.Pendekatan Ilmiah dalan Implementasi Kurikulum 2013.Bandung.PT Remaja

    Rosdakarya,2014,hlm.1. 22 Ibid.hlm.2

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    4. Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.

    5. Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistic domain sikap, ketrampilan dan pengetahuan

    6. Banyak kompetensi yang dibutuhkan sesuai perkembangan seperti pendidikan karakter, metodologi, pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dam hard

    skills, kewirausahaan.

    7. Hal paling menarik dari kurikulum 2013 kini adalah sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial. Hal ini mulai dari perubahan sosial yang

    terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.

    8. Standar penelitian mengarahkan kepada penilaian berbasis kompetensi seperti sikap, ketrampilan dan pengetahuan secara proporsional.

    9. Mengharuskan adanya remidiasi secara berkala 10. Sifat pembelajaran sangan konstektual. 11. Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan

    kompetensi,profesi,pedagogi,sosial dan personal

    12. Ada rambu-rambu yang jelas bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran (buku induk)

    13. Guru berperan sebagai fasilitator 14. Diharapkan kreatifitas guru akan semakin meningkat 15. Efisiensi dalam managemen sekolah contohnya dalam pengadaan buku,

    dimana buku sudah disiapkan dari pusat

    16. Sekolah dapat memperoleh pendampingan dari pusat dan memperoleh koordinasi dan supervise dari daerah

    17. Pembelajaran berpusat pada siswa dan kontekstual dengan metode pembelajaran yang lebih bervariasi

    18. Penilaian meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik sesuai proporsi. 19. Ekstrakulikuler wajib Pramuka meningkatkan karakter siswa terutama dalam

    kedisiplinan, kerjasama, saling menghargai, cinta tanah.

    b) Kelemahan kurikulum 2013

    1. Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata

    pelajaran yang harus tetap harus menggunakan penjelasan dari guru

    2. Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum 2013, karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif, pada kenyataannya

    sangat sedikit para guru yang seperti itu.

    3. Tidak adanya keserasian antara orientasi proses pembelajaran serta hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan itu sulit untuk dicapai dikarenakan kebijakan

    Ujian Nasional (UN) masih tetap diberlakukan. UN hanya bisa mendorong

    orientasi pendidikan tergantung pada hasil semata dan tanpa sama sekali

    memperhatikan proses belajar yang berlangsung. Hal ini sangat berdampak

    pada tidak dianggapnya penting untuk mata pelajaran yang tidak di-UN-kan.

    Padahal kita tahu, mata pelajaran yang tidak di-UN-kan juga memberi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    konstribusi yang sangat besar untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang ingin

    dicapai.23

    Kurikulum 2013 adalah pendidikan karakter agar dapat terbentuknya

    peserta didik yang berbudi pekerti. Dalam menumbuhkan budi pekerti dalam

    peserta didik kurikulum 2013 dapat di kolaborasikan dengan Gerakan Literasi

    Sekolah (GLS) yang mempunyai tujuan menumbuhkan budi pekerti peserta didik

    melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah adar menjadi pembelajar

    sepanjang hayat.

    B. Penelitian yang Relevan

    1. Yuliati (2014) Model Budaya Baca-Tulis berbaris Balance Literacy dan

    Gerakan Informasi Literasi di Sekolah Dasar. Model mengonstruksi budaya

    baca-tulis berbasis pendekatan Balance Literacy dan Gerakan Informasi

    Literasi ini efektif untuk mengembangkan kemampuan membaca, menulis dan

    meningkatkan aktifitas baca tulis siswa sekolah dasar. Perlu adanya kerja

    keras guru, kepala sekolah, dan petugas perpustakaan sekolah untuk

    membangun aktivitas-aktivitas dalam model berupa program-program yang

    dikembangkan dan didukung produk yang terdiri atas :

    a. Pedoman guru 1: Model Pengembangan Budaya Baca-Tulis Berbasis Balance Literacy dan Gerakan Informasi Literasi di SD.

    b. Pedoman guru 2: Penataan Kelas Pendukung Pengembangan Budaya Baca-Tulis Berbasis Balance Literacy dan Gerakan

    Informasi Literasi di SD.

    c. Pedoman guru 3: Program Gerakan Informasi Literasi untuk Pengembangan Budaya Baca-Tulis.

    23http://huzaeniridwan.blogspot.co.id/2014/01/kelebihan-dan-kekurangan-kurikulum-

    2013.html?m=1. Diakses pada tanggal 12 Maret 2018 pukul 19.22.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://huzaeniridwan.blogspot.co.id/2014/01/kelebihan-dan-kekurangan-kurikulum-2013.html?m=1http://huzaeniridwan.blogspot.co.id/2014/01/kelebihan-dan-kekurangan-kurikulum-2013.html?m=1

  • 21

    d. Pedoman guru 4: Silabus dan RPP Pembelajaran Membaca dan Menulis Berbasis Pendekatan Balance Literacy dan Gerakan

    Informasi Literasi di SD

    2. Penelitian dari Ropita Dewi Sartika yang berjudul Pembelajaran Sejarah

    Indonesia yang memanfaatkan Literasi di SMA Negeri 1 Ngaglik. Dalam

    penelitian ini ditunjukan bahwa :

    a. Perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru adalah membuat RPP yang mengandung unsur-unsur literasi dengan baik.

    b. Pelaksanaan pembelajaran telah dilakukan oleh guru dengan baik sesuai dengan RPP yang dibuat oleh guru.

    c. Hasil pembelajaran sejarah Indonesia yang memanfaatkan literasi pada ketiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik sudah

    mencapai KKM 75.

    Mengacu dalam penelitian di atas maka dapat dilakukan penelitian yang

    sejenis tetapi dengan kajian yang berbeda. Maka dalam kesempatan kali ini

    peneliti akan mengkaji dan mencoba memanfaatkan Gerakan Literasi Sekolah

    dalam pembelajaran sejarah di salah satu sekolah di Yogyakarta yakni SMK

    Negeri 2 Depok Sleman.

    C. Kerangka Berpikir

    Pembelajaran literasi sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan

    mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai

    aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis dan/atau berbicara.

    24Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan

    secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran

    yang warganya literat sepanjang hayat melalui perlibatan publik. Gerakan literasi

    24 Sutrianto.,(dkk),Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas, Jakarta

    Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah kementrian Pendidikan dan

    Kebudayaan,2016,hlm.2

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    merupakan salah satu cara untuk menanamkan budi pekerti luhur. Disini guru

    akan sangat berperan penting dalam merangsang siswa untuk belajar dengan cara

    memotivasinya.

    Gerakan Literasi Sekolah (GLS) telah diterapkan dibeberapa sekolah di

    Yogyakarta salah satunya adalah SMK Negeri 2 Depok Sleman. Dengan

    menerapkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) inilah diharapkan dapat

    mengembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem

    literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar peserta

    didik menjadi pembelajar sepanjang hayat. Dalam proses pelaksanaan Gerakan

    Literasi ini dalam pembelajaran sejarah yang melibatkan guru dan siswa dan

    seluruh Tim Literasi Sekolah diharapkan dapat menumbuhkan budaya literasi,

    kebiasaan membaca, dan mengembangkan sikap budi pekerti.

    Pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah bertujuan untuk

    mengurangi rendahnya minat baca peserta didik dalam belajar sejarah.

    Pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah juga membantu peserta didik

    dalam mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam aspek

    kognitif, peserta didik dapat meningkatkan pemahaman terkait materi yang

    dipelajari. Dalam aspek afektif, peserta didik dapat meningkatkan minat belajar

    sejarah dan menambah rasa keingintahuan terkait materi yang dipelajari. Dalam

    aspek psikomotorik, peserta didik dapat mengembangkan keterampilannya dalam

    proses pembelajaran yang dapat dilihat dari hasil produk literasi berupa artikel

    narasi yang dibuat oleh peserta didik.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    Gambar 1. Kerangka Berpikir

    LITERASI

    PESERTA

    DIDIK

    PEMBELAJAR

    AN SEJARAH

    HASIL

    BELAJAR

    MEMBACA

    MENYIMAK

    MENULIS

    BERBICARA

    ASPEK AFEKTIF

    ASPEK

    PSIKOMOTORIK

    ASPEK KOGNITIF

    GURU

    PRODUK LITERASI

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    a) Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Depok Sleman yang beralamat

    di Jl. SMK Pembangunan No.6A, Santren, Caturtunggal, Kec. Depok,

    Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

    b) Waktu Penelitian

    Penelitiaan ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2018

    c) Subyek dan Objek Penelitian

    Subjek penelitian ini adalah guru dan peserta didik kelas X Kimia SMK

    Negeri 2 Depok Sleman, dan objek penelitian ini adalah penerapan Gerakan

    Literasi Sekolah (GLS) dalam pembelajaran mata pelajaran sejarah Indonesia.

    B. Pendekatan Penelitian

    Pendekatan Kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu

    situasi tertentu (dalam konteks tertentu) lebih banyak meneliti hal-hal yang

    berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif, lebih lanjut,

    mementingkan pada proses dibandingkan dengan hasil akhir, oleh karena itu

    urutan-urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi dalam

    banyaknya gejala-gejala yang ditemukan.25 Penelitian ini menggunakan jenis

    penelitian kualitatif dengan model studi kasus. Pendekatan kualitatif adalah

    25 Sarwono Jonathan,Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif,Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu,

    2006, hlm.257

    24

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi

    yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pendekatan ini,

    peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan

    terinci, dari pandangan informan dan melakukan studi pada situasi yang

    alami.26

    Penelitian studi kasus adalah studi mengeksplorasi suatu masalah dengan

    batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan

    menyertakan berbagai sumber informasi.

    Penelitian kualitatif dengan model studi kasus bersifat deskriptif yaitu

    peneliti melaksanakan dan menggambarkan hasil dari penelitian yang telah

    dilakasanakan.

    C. Sumber Data

    Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, tindakan,

    selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lain-lain.27 Sumber data

    merupakan asal informasi yang diperoleh dalam kegiatan penelitian. Sumber

    data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah

    data yang dikumpulkan langsung dari sumbernya dan diolah sendiri oleh suatu

    organisasi atau perseorangan. Sedangkan data sekunder adalah data yang

    diperoleh oleh suatu organisasi dalam bentuk yang sudah jadi berupa

    publikasi.28

    26 Hamid Darmadi,Metode Penelitian dan Sosial, Bandung : Alfabeta,2014, hlm.287. 27 Lexy. J. Moleong, Metodologi penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014, hlm.157 28 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV. Alfabeta,2005, hlm.9

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

    1. Sejarah, visi dan misi dan tujuan SMK Negeri 2 Depok Sleman

    2. Hasil wawancara tentang penerapan GLS dalam pembelajaran mata

    pelajaran sejarah Indonesia kepada guru mata pelajaran sejarah.

    3. Hasil wawancara terhadap peserta didik seputar penerapan GLS dalam

    pembelajaran sejarah Indonesia.

    Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik

    pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, dan hasil

    observasi. Bentuk lain data kualitatif yaitu hasil pemotretan saat kegiatan

    pembelajaran. Sumber data lainnya yaitu kuesioner mengenai minat

    peserta didik terhadap pelaksanaan gerakan literasi seklolah dalam

    pembelajaran sejarah Indonesia dan observasi pelaksanaan gerakan literasi

    sekolah dalam pembelajaran sejarah Indonesia yang didapat dari guru dan

    peneliti.

    D. Metode Pengumpulan Data

    Sebuah data bagi suatu penelitian merupakan bahan yang akan digunakan

    untuk menjawab permasalahan penelitian. Oleh sebab itu maka, data haruslah

    selalu ada agar permasalahan dapat terpecahkan. Metode pengumpulan data

    dari penelitian ini:

    1. Observasi

    Pada tahap awal observasi dilakukan secara umum, peneliti

    mengumpulkan data atau informasi sebanyak mungkin. Tahap selanjutnya

    peneliti harus melakukan observasi yang terfokus, yaitu mulai menyempitkan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    data atau informasi yang diperlukan sehingga peneliti dapat menemukan pola-

    pola perilaku dan hubungan yang terus menerus terjadi.29

    Untuk memahami lebih komprehensif dan mendalam tentang kasus

    tertentu, penelit melakukan observasi langsung atau observasi partisipasif.

    Observasi langsung adalah observasi yang dilaksanakan untuk melihat

    keadaan tertentu. Misalnya keadaan tentang kondisi bangunan sekolah,

    kondisi kelas, keadaan sarana dan fasilitas pendukung dan lain sebagainya.

    Sedangkan observasi partisipasif adalah observasi yang dilakukan oleh

    observaser ketika terjun langsung pada kegiatan. Artinya sambil melaksanakan

    observasi, observaser adalah bagian dari kegiatan.30 Dalam penelitian ini,

    observasi dilakukan peneliti dengan melihat kegiatan siswa di kelas saat

    penerapan GLS di sekolah dan saat Pembelajaran berlangsung. Observasi ini

    dilakukan untuk mengetahui informasi mengenai aktivitas pelaksanaan

    kegiatan pembelajaran literasi.

    2. Kuisioner

    Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai metode pengumpulan

    data. Peneliti menyebarkan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai

    pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah dan melibatkan peserta

    didik.

    29 Sarwono Jonathan,Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif,Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu,

    2006, hlm.224. 30 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur, Jakarta: Kencana,2013,

    hlm.76

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    Dalam penelitian ini kuisioner merupakan alat yang berfungsi untuk

    mengetahui ketertarikan peserta didik dalam pembelajaran sejarah dan

    digunakan untuk mencari informasi suatu masalah dari responden.

    3. Wawancara

    Wawancara adalah percakapan yang diarahkan pada suatu masalah

    tertentu. Ini merupakan tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih

    berhadapan-hadapan secara fisik. Wawancara pada penelitian kualitatif

    merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa

    pertanyaan informal.31

    Peneliti awalnya menyusun pertanyaan yang terkait dengan pelaksanaan

    gerakan literasi sekolah dalam mata pelajaran sejarah Indonesia.wawacara

    melibatkan guru mata pelajaran sejarah dan peserta didik.

    Jenis wawancara yang digunakan ialah wawancara mendalam (in-dept-

    interview) yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

    dengan cara tanya jawab dengan bertatap muka antara pewawancara dengan

    informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan

    pedoman wawancara.

    Wawancara yang ditujukan pada guru dan siswa untuk menggali

    informasi terkait pendapat dan presepsi guru dan peserta didik terkait

    pembelajaran literasi dalam mata pelajaran sejarah.

    31 Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Prenadamedia Group, 2016, hlm 77.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    4. Dokumen atau Dokumentasi

    Dokumen merupakan sarana pembantu peneliti dalam mengumpulkan

    data atau informasi dengan cara membaca surat-surat, pengumuman, iktisar

    rapat, pernyataan tertulus kebijakan tertentu dan bahan-bahan tulisan lainnya.

    32Sedangkan dokumentasi ialah sebuah fakta-fakta yang terkandung pada

    foto-foto, audio, dan video. Metode pencarian data ini sangat bermanfaat

    karena dapat dilakukan dengan tanpa mengganggu obyek atau suasana

    peneliti. Peneliti dengan mempelajari dokumen-dokumen tersebut dapat

    mengenal dan nilai-nilai yang dianut oleh obyek yang diteliti.33 Dalam

    penelitian ini dokumen yang digunakan adalah persiapan, pelaksanaan dan

    hasil penelitian berupa RPP, bahan ajar, daftar nilai dan hasil produk artikel

    narasi peserta didik. Dokumentasi berupa foto saat kegiatan pembelajaran

    literasi.

    E. Instrumen Pengumpulan Data

    1. Instrumen Observasi

    Dalam kesempatan kali ini, peneliti melakukan observasi langsung saat

    kegiatan guru dan peserta didik di dalam kelas. Selain itu peneliti juga melakukan

    observasi dengan menggunakan lembar observasi terkait dengan pemanfaatan

    GLS dalam Pembelajaran Sejarah. Penelitian menggunakan lembar observasi

    berupa chek-list yaitu pedoman observasi yang berisikan aspek yang diamati

    terkait dengan aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran literasi.

    (Lampiran 1)

    32 Sarwono Jonathan, op. cit.225 33Sarwono Jonathan, op. cit.225

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    2. Instrumen Wawancara

    Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada guru mata pelajaran

    sejarah beserta peserta didik di SMK Negeri 2 Depok Sleman dengan

    menggunakan pertanyaan wawancara yang disusun berdasarkan kisi-kisi yang

    dibuat oleh peneliti. Pertanyaan wawancara dibuat berkaitan dengan pemanfaatan

    GLS dalam pembelajaran sejarah di SMK Negeri 2 Depok Sleman. Berikut kisi-

    kisi wawancara yang digunakan oleh peneliti:

    Tabel: 3 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN

    Fokus

    Penelitian Indikator Butir-butir Pertanyaan NO

    Pembelajaran

    sejarah yang

    memanfaatkan

    literasi

    Pelaksanaan pembelajaran

    sejarah yang

    memanfaatkan

    literasi

    Kelebihan proses pembelajaran sejarah dengan memanfaatkan

    pembelajaran literasi

    Kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajan sejarah dengan

    memanfaatkan pembelajaran

    literasi

    Cara mengatasi kesulitan yang dihadapi

    Pemahaman yang didapatkan dalam pelajaran sejarah dengan

    memanfaatkan pembelajaran

    literasi

    Kesan peserta didik dalam proses pembelajaran sejarah yang

    memanfaatkan literasi

    1

    2

    3

    4

    5

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    3. Instrumen Dokumen atau Dokumentasi

    Dalam hal ini peneliti mempelajari dokumen resmi intern tentang

    Permendikbud nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti yaitu

    sebuah upaya untuk menumbuhkan budi pekerti pada anak didik/siswa. Peneliti

    juga mempelajari perangkat yang terkait pengimplementasian Gerakan Literasi

    Sekolah (GLS) dalam pembelajaran sejarah dan untuk mengetahui kelengkapan

    dokumen yang terkumpul, maka peneliti menggunakan instrumen-instrumen yang

    telah telah disiapkan.

    4. Instrumen Kuesioner

    Dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk mengetahui minat dan

    ketertarikan peserta didik pada pemanfaatan gerakan literasi sekolah dalam mata

    pelajaran sejarah Indonesia. Skor kuesioner terdiri dari lima kategori yaitu: (SS)

    Sangat Setuju dengan skor 5, (S) Setuju dengan skor 4, (KS) Kurang Setuju

    dengan skor 3, (TS) Tidak Setuju dengan skor 2, dan (STS) Sangat Tidak Setuju

    dengan skor 1. (Lampiran 21)

    F. Teknik Sampling

    Dalam penelitian kualitatif untuk memperoleh informasi yang mendalam

    mengenai fokus penelitian, maka peneliti akan menggunakan teknik purposive

    sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sample sumber data

    dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan ini misalnya, orang yang dipilih

    dianggap paling tahu tentang informasi terkait dengan penelitian yang dilakukan.

    Dalam penelitian ini ada 8 peserta didik dan 1 guru mata pelajaran sejarah untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    diwawancarai terkait dengan pemanfaatan literasi dalam pembelajaran sejarah

    Indonesia.

    G. Validitas data

    Validitas adalah suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala

    tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.34 Validitas

    merupakan derajat ketepatan antara dua yang terjadi pada objek penelitian dengan

    data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Pengembangan validitas yang

    diharapkan dapat mencapai tingkat kebenaran yang diharapkan, dilakukan dengan

    cara observasi termasuk di dalamnya pengumpulan data baik gambar maupun

    audio dan audio visual yang dilakukan oleh beberapa peneliti, serta deskripsi dari

    masing-masing peneliti. Dengan cara tersebut, penelitian diharapkan dapat

    melakukan pembandingan terhadap setiap data dan hasil penilitan yang diperoleh

    dari masing-masing peneliti/ tim peneliti yang terlibat. Dalam penelitian ini,

    peneliti memilih uji data dengan triangulasi, meningkatkan ketekunan, diskusi

    dengan teman sejawat.

    1. Triangulasi

    Triangulasi adalah pengecekan dengan cara pemeriksaan ulang.

    Pemeriksaan ulang bisa dan biasa dilakukan sebelum dan atau sesudah data

    dianalisis. Pemeriksaan dengan cara triangulasi dilakukan untuk meningkatkan

    derajat kepercayaan dan akurasi data.35 Tringulasi terdiri dari tiga strategi,

    yaitu:36

    34 Sarwono Jonathan, op. cit,.hlm.100 35 Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, Jakarta: RajaGrafindo Persada,

    2012,hlm.10335 Sugiyono, Metode Penelitian pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan

    R&D),Bandung: Alfabeta, 2010 hlm. 273.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    a. Triangulasi Sumber

    Triangulasi sumber yaitu menguji krebilitas data dilakukan dengan cara

    mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam

    penelitian ini, peneliti melakukan triangulasi sumber dengan menggunakan

    data yang diperoleh dari sumber penelitian. Penelitian melakukan triangulasi

    berdasarkan observasi aktifitas guru, kuesioner peserta didik yang mengikuti

    pembelajaran literasi, dan hasil wawancara kepada guru dan peserta didik.

    Setelah itu data dideskripsikan dan dikategorisasikan yang kemudian

    dianalisis sehingga menghasilkan kesimpulan.

    b. Triangulasi Teknik

    Triangulasi teknik yaitu menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

    mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam

    penelitian ini peneliti memperoleh data melalui observasi, wawancara, dan

    peneliti melengkapi dengan dokumen dan dokumentasi.

    c. Triangulasi Waktu

    Triangulasi waktu yaitu pengumpulan data dilakukan pada waktu yang

    tepat, dimana sumber tidak merasa terbebani oleh sesuatu, sumber masih

    segar, sehingga data yang diperoleh lebih valid, sehingga lebih kredibel.

    Dalam penelitian ini, peneliti menentukan waktu yang tepat dan sesuai dengan

    waktu narasumber untuk pengambilan data. Dalam hal ini peneliti mengambil

    waktu wawancara setelah kegiatan pembelajaran dan saat pulang sekoalah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    2. Meningkatkan Ketekunan

    Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih

    cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan

    urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sitematis. Demikian juga

    dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat memberikan deskripsi

    data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.37 Dalam penelitian

    ini sebagai bekal untuk meningkatkan ketekunan adalah membaca referensi

    hasil penelitian atau dokumen yang berkaitan dengan temuan yang diteliti

    sehingga peneliti dapat melakukan pengecekan ulang terkait data yang

    ditemukan dengan pengamatan secara cermat dan berkesinambungan terkait

    dengan proses evaluasi pembelajaran.

    3. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi

    Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil

    akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat.

    Dengan demikian pemeriksaan sejawat berarti pemeriksaan yang dilakukan

    dengan jalan mengumpulkan rekan-rekan yang sebaya, yang memiliki

    pengetahuan umum yang sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga

    bersama mereka peneliti dapat me-review presepsi, pandangan, dan analisis

    yang dilakukan.38 Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pemeriksaan

    sejawat dengan teman-teman yang juga melakukan penelitian yang sama.

    selain itu peneliti juga melakukan diskusi dengan dosen.

    37 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014, hlm.

    370. 38 idem.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    H. Analisis Data

    Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

    dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang

    dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan

    pola yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat

    diceritakan kepada orang lain. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model

    analisis data dari Miles dan Hurberman, yaitu model interatif. Proses analisis

    interaktif ini merupakan proses siklus dan interaktif. Artinya, peneliti harus

    bergerak diantara proses pengumpulan data, penyajian data reduksi data, dan

    kesimpulan atau verifikasi. Dengan begitu, analisis ini merupakan sebuah proses

    yang berulang dan berlanjut secara terus menerus dan saling menyusul.

    Berikut proses analisis model Miles dan Hurberman:

    Gambar 2. Proses analisis model Miles dan Huberman39

    39 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta Bandung,

    2012, hlm 246

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    1. Tahap Pengumpulan Data

    Dalam pengumpulan data, peneliti melakuakan proses yang telah ditentukan

    dari awal. Proses pengumpulan data harus melibatkan narasumber yang terdiri

    dari 1 guru mata pelajaran sejarah dan 32 peserta didik. Observasi yang dilakukan

    saat kegiatan pembelajaran literasi berlangsung. Dalam hal ini peneliti

    mengumpulkan data dari kuesioner untuk peserta didik dan wawancara dengan

    melibatkan informan yang diambil secara acak (Purpose sampling), dan

    dilengkapi dengan dokumen dan dokumentasi.

    2. Tahap Reduksi Data

    Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan data kasar yang

    muncul dari catatan tertulis dari lapangan. Tahapan reduksi dapat merupakan

    bagian kegiatan analisis sehingga pilihan-pilihan peneliti tentang bagian data

    mana yang dikode, dibuang, pola-pola, cerita apa yang berkembang, merupakan

    pilihan-pilihan analitis. Inti dari reduksi data adalah proses penggabungan dan

    penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan

    (scipt) yang akan dianalisis. 40Dengan begitu proses reduksi data dimaksudkan

    untuk lebih menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang bagian data

    yang tidak diperlukan, serta mengorganisasikan data sehingga memudahkan untuk

    dilakukan penarikan kesimpulan. Dalam hal ini, peneliti melakukan reduksi data

    dari data-data yang diperoleh melalui observasi, kuesioner, wawancara, dan

    dokumen dan dokumentasi terkait dengan pelaksanaan pembelajaran literasi

    dalam mata pelajaran sejarah.

    40 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, Jakarta Selatan:

    Selemba Humanika, 2010, hlm. 165.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    3. Penyajian data

    Display data atau penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun

    yang memeberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

    tindakan. Dengan mencermati penyajian data ini, peneliti lebih mudah memahami

    apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Data yang peneliti sajikan

    berupa hasil penelitian atau temuan, table, dan hasil penemuan kendala.

    4. Verifikasi dan penarikan kesimpulan

    Verifikasi dan penarikan kesimpulan dimaknai sebagai penarikan arti data

    yang telah ditampilkan.pemberian makna ini tentu saja sejauh pemahaman peneliti

    dan interprestasi yang dibuatnya. Dengan melakukan verifikasi, peneliti kualitatif

    dapat mempertahankan dan menjamin validitas dan reabilitas hasil temuannya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    1. Sistematika Penulisan

    Penulisan penelitian ini dimuat dalam lima bab sebagai berikut:

    Bab I Pendahuluan,

    Berisi tentang pokok bahasan utama yang menjadi latar belakang

    penelitian ini.

    Bab II Kajian Pustaka

    Berisi tentang kajian teor, penelitian yang relevan, dan kerangka

    berfikir tentang Gerakan Literasi Sekolah

    Bab III Metodologi penelitian

    Mencangkup tempat dan waktu penelitian, pendekatan penelitian,

    sumber data, metode pengumpulan data, instrumen pengumpulan

    data, teknik pengumpulan data, validitas data, anlisis data, dan

    sistematika penulisan

    Bab IV Hasil Penelitan,

    Mencangkup deskripso latar, deskripsi penelitian, dan pembahasan

    Bab V Kesimpulan dan Saran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Depok. SMK Negeri 2

    Depok terletak di Jalan STM Pembangunan, Mrican, Caturtunggal, Depok,

    Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekolah ini sebelumnya bernama STM

    Pembangunan Yogyakarta dan diresmikan pada 29 Juni 1972. Masa pendidikan

    yang wajib ditempuh adalah 4 tahun yang dengan didukung dengan fasilitas

    penunjang yang lengkap. SMK Negeri 2 Depok atau yang lebih dikenal dengan

    nama STEMBAYO (STM Pembangunan Yogyakarta) memiliki komitmen tinggi

    terhadap pendidikan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap menghadapi

    persaingan di era pasar bebas. SMK Negeri 2 Depok untuk mewujudkan Sumber

    Daya Manusia (SDM) yang berkualitas maka sekolah membuka program 3 tahun

    dan program 4 tahun yang dapat dijadikan pilihan sesuai dengan cita-cita.

    1. Sejarah SMK Negeri 2 Depok

    Pada tahun 1970/1971 pemerintah dengan program pembangunan lima

    tahun kesatu (PELITA 1) berpikir untuk membentuk suatu lembaga sekolah

    teknik tingkat menengah, oleh karenanya diadakan suatu proyek dengan nama

    “Proyek Perintis Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan” dengan masa studi

    lebih lama dibanding standar SMU atau SMK lain, yaitu butuh waktu 4 tahun

    untuk bersekolah di STM Pembangunan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

    Negeri 2 Depok adalah sekolah menengah kejuruan yang berlokasi di Kabupaten

    39

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekolah ini, dahulu bernama STM Negeri

    Pembangunan Yogyakarta atau dikenal dengan singkatan STEMBAYO,

    diresmikan pada tanggal 29 Juni 1972 oleh Presiden Soeharto, dengan lima

    jurusan yaitu Mesin Umum dan Konstruksi, Listrik Arus Kuat dan Lemah, Sipil

    Basah dan Bangunan, Kimia Industri, Geologi Tambang. Pada saat Tahun Ajaran

    baru Januari 1972, Kompleks Sekolah yang terletak di Mrican Yogyakarta, belum

    selesai secara sempurna baik dari bangunan fisik dan peralatan belajar. Pada saat

    awal penerimaan siswa pertama tidak dilakukan di Kampus STM pembangunan

    Mrican, akan tetapi dilakukan di STM Negeri 1 Jetis. Siswa angkatan pertama

    yang berasal dari wilayah sekitar Yogyakarta dan beberapa dari luar daerah,

    langsung melaksanakan proses belajar mengajar dengan peralatan yang paling

    lengkap dizamannya hingga saat ini dan siswa secara intensif belajar mengajar

    selama 4 tahun.

    Setelah tahun 1985 nama “perintis” sudah tidak digunakan lagi sehingga

    sejak tahun 1m 986 kedelapan sekolah tersebut berubah nama menjadi “STMN

    Pembangunan”. Nama STEMBAYO tercetus pada tahun kedua sejak berdirinya

    sekolah yaitu tahun 1973. Untuk keperluan kegiatan ekstra kurikuler pada saat itu

    sekelompok siswa pecinta alam mendirikan perkumpulan Camille

    Papasektembayo (Putra Pecinta Alam STM Pembangunan Yogyakarta) yang

    selanjutnya secara lebih mudah mereka menyebut Pecinta Alam STEMBAYO.

    Nama ini diketahui oleh pengelola sekolah, sehingga istilah STEMBAYO lebih

    dikenal dan familiar untuk sebutan STM Pembangunan Yogyakarta hingga

    sekarang. Organisasi sejenis diantaranya Pepeal STEMBAYO. Bersamaan dengan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    tercetusnya nama STEMBAYO, diciptakan juga lagu Mars STM Pembangunan

    yang saat ini dikenal yang diciptakan oleh Sdr. Almarhum Sudarto, SPd. setelah

    terpilih dalam lomba cipta lagu mars STM Pembangunan yang diikuti oleh

    perwakilan STM Pembangunan seluruh Indonesia. Almarhum Sudarto, SPd.

    adalah alumni angkatan ke 2 (1973) STM Pembangunan Yogyakarta atau lebih

    dikenal STEMBAYO.

    Pada tanggal 7 Maret 1997 dengan Keputusan Mendikbud No.

    036/O/1997, Nama sekolah ini berubah menjadi SMK Negeri 2 Depok

    Yogyakarta. Dari segi fasilitas, SMK Negeri 2 Depok memiliki gedung sekolah

    bagi setiap jurusan, sarana praktik, dua lokasi tempat parkir (bagi guru dan bagi

    siswa), auditorium, lab bahasa, kantin yang dinyatakan sebagai kantin terbaik

    antara SMA/SMK di Kabupaten Sleman, masjid, ruang sidang, gedung-gedung

    dan ruangan unt