Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PEMBELAJARAN ONLINE PADA MASA PANDEMI COVID19
SEBAGAI STRATEGI PEMBELAJARAN DAN CAPAIAN HASIL
BELAJAR PADA SISWA KELAS III B MI AL-ITTIHAAD
CITROSONO KECAMATAN GRABAG KABUPATEN
MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
KHOIRUNNISSA
NIM 23040160133
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
ii
iii
PEMBELAJARAN ONLINE PADA MASA PANDEMI COVID19
SEBAGAI STRATEGI PEMBELAJARAN DAN CAPAIAN HASIL
BELAJAR PADA SISWA KELAS III B MI AL-ITTIHAAD
CITROSONO KECAMATAN GRABAG KABUPATEN
MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
KHOIRUNNISSA
NIM 23040160133
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
iv
Dr. Maslikhah, S.Ag. M.Si.
Dosen IAIN Salatiga
Persetujuan Pembimbing
Hal : Naskah Skripsi
Lamp : 4 eksemplar
Saudara: Khoirunnissa
Kepada:
Yth. Dekan FTIK IAIN
Salatiga
Di Salatiga
Assalamualaikum. Wr.Wb
Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami
kirimkan naskah skripsi saudara/saudari:
Nama : Khoirunnissa
NIM : 23040160133
Prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul :
PEMBELAJARAN ONLINE PADA MASA PANDEMI COVID19 SEBAGAI
STRATEGI PEMBELAJARAN DAN CAPAIAN HASIL BELAJAR PADA
SISWA KELAS III B MI AL-ITTIHAAD CITROSONO KECAMATAN
GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Dengan ini kami mohon skripsi saudara/saudari tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb. Salatiga, 27 Juni 2020
Dr. Maslikhah, S.Ag., M.Si.
v
vi
vii
viii
MOTTO
“Jangan jadikan pendidikan sebagai alat untuk mendapatkan harta, demi
memperoleh uang untuk memperkaya dirimu. Belajarlah supaya tidak menjadi orang
bodoh dan dibodohi oleh orang”
~Ulilamrir Rahman~
“Hanya pendidikan yang bisa menyelamatkan masa depan, tanpa pendidikan
Indonesia tak mungkin bertahan”
~ Najwa Shihab ~
ix
PERSEMBAHAN
Puji syukur selalu dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat mempersembahkan skripsi kepada:
1. Almarhum Bapak saya Srinoto Alias Toto Sumanto dan Ibu saya Turyati, yang
telah merawat dan membesarkan saya dari kecil, serta adik saya yang selalu
memberikan saya dukungan dan senantiasa mendoakan saya disetiap waktu.
Semoga pengorbanan Bapak dan Ibu menjadi pahala besar dari Allah SWT,
semoga selalu diberi kesehatan dan kelancaran rezeki.
2. Yang terhormat Ibu Ani Supadmi, S.E selaku kepala sekolah serta guru saya saat
Madrasah Ibtidaiyah dan Bapak Agus Tsani, yang telah memberikan banyak
dukungan kepada saya sehingga saya dapat menjalani perkuliahan dengan lancar
dan memperoleh gelar sarjana yang baik. Semoga bantuan dan dorongan
semangat dari Ibu Ani dan Bapak Agus menjadi ladang pahala kebaikan di dunia
dan di akhirat.
3. Sahabat-sahabat persatuan PGMI 2016 yang telah membarikan bantuan selama
perkuliahan di IAIN Salatiga.
4. Sahabat-sahabat Ya Bismillah dan Bidikmisi yang selalu memberikan banyak
dukungan dan motivasi selama saya kuliah di IAIN Salatiga.
5. Sahabat-sahabat seperjuangan Amalia Setianing Putri, Trinita Septiyani, Nurul
Fauzatun Nikmah, Ervian Yulia Kusuma Atmaja, Yuliana Kusumawati, Tri
x
Rahayu Kurniasih, Nila Melati, Alda Gemelia yang selalu memberi saya
dukungan dan motivasi selama perkuliahan.
6. Sahabat-sahabat Keluarga Tanpa KK Nurul Fauzatun Nikmah, Siti Maryam,
Devi Rahmawati, Nanda Selly, Achmad Naf’an, Irvan Dwi Cahyana, dan Nawa
Satria Hutama yang telah memberikan dukungan dan motivasi selama menjalani
KKN hingga sekarang, semoga selalu dilancarkan dalam penyusunan skripsinya.
7. Semua teman saya yang tidak bisa sebutkan namanya satu persatu, saya ucapkan
terima kasih telah membantu saya dalam banyak hal, selalu memberikan bantuan
dan motivasi serta doa.
xi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan lancar. Tidak lupa sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda
Nabi Muhammad saw yang telah membimbing kita dari zaman jahiliyah ke zaman
islamiah yang terang benderang ini.
Skripsi yang penulis susun dengan judul Pembelajaran Online pada Masa
Pandemi Covid19 sebagai Strategi Pembelajaran dan Capaian Hasil Belajar pada
Siswa Kelas III B MI Al-Ittihaad Citrosono Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang
Tahun Pelajaran 2019/2020.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak
yang telah membantumenyelesaikan skripsi yang penulis susun ini.
Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag.
2. Dekan Fakulas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Bapak Prof. Dr. KH. Mansur,
M.Ag.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasaah Ibtidaiyah, Ibu Dr. Peni
Susapti, S.Si., M.Si.
xii
4. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku doesen pembimbing akademik yang telah
memberikan saran dan motivasinya selama menjalani perkuliahan di IAIN
Salatiga.
5. Ibu Dr. Maslikhah, S.Ag., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan arahan dalam setiap bimbingan skripsi, memberikan saran dan
masukan dengan sangat baik.
6. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya kepada saya selama
perkuliahan sehingga dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.
7. Bapak Muh Kromin, S.Pd. selaku guru kelas III B MI Al-ittihaad Citrosono yang
telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat kesalahan dan
jauh dari kata sempurna, untuk itu dengan penulis menghaturkan permohonan maaf
yang sebesar-besarnya dan memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk perbaikan. Semoga hasil dari penelitian yang penulis susun ini memberikan
banyak manfaat bagi pembaca, Amin.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Salatiga, 6 Juni 2020
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR ................................................................................i
LEMBAR BERLOGO IAIN ...................................................................................ii
HALAMAN SAMPUL DALAM ...........................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN
PUBLIKASI ............................................................................................................vi
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ..................................vii
HALAMAN MOTTO ...........................................................................................viii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................ix
HALAMAN KATA PENGANTAR .......................................................................xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................xiii
ABSTRAK ............................................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................1
B. Fokus Masalah .........................................................................................5
xiv
C. Tujuan Penelitian .....................................................................................6
D. Manfaat Masalah .....................................................................................6
E. Penegasan Istilah .....................................................................................7
F. Sistematika Penulisan ............................................................................12
BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................................13
A. Landasan Teori ....................................................................................13
1. Pembelajaran Online ......................................................................13
2. Pandemi Covid19 ...........................................................................33
3. Strategi Pembelajaran .....................................................................34
4. Hasil Belajar....................................................................................37
B. Kajian Penelitian Terdahulu ................................................................39
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................42
A. Jenis Penelitian ...................................................................................42
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................44
C. Sumber dan Jenis Data ........................................................................45
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................46
E. Analisis Data .......................................................................................48
F. Pengecekan Keabsahan Data...............................................................50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................52
A. Gambaran Umum MI Al-ittihaad Citrosono .......................................52
xv
B. Temuan Penelitian ...............................................................................55
1. Hasil Laporan Observasi ................................................................56
2. Hasil Laporan Wawancara .............................................................56
3. Pembahasan ....................................................................................61
4. Bukti Fisik Media Belajar Online...................................................73
BAB V PENUTUP .................................................................................................92
A. Kesimpulan .........................................................................................92
B. Saran ....................................................................................................94
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................95
LAMPIRAN-LAMPIRAN .....................................................................................99
PEDOMAN OBSERVASI ...................................................................................100
PEDOMAN WAWANCARA ..............................................................................102
DOKUMEN PENELITIAN .................................................................................119
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ...........................................122
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................126
xvi
ABSTRAK
Khoirunnissa. 2020. Pembelajaran Online pada Masa Pandemi Covid19 Sebagai Strategi
Pembelajaran dan Capaian Hasil Belajar pada Siswa Kelas III B MI Al-
Ittihaad Citrosono Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun Ajaran
2019/2020. Skirpsi. Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Dr. Maslikhah, S.Ag., M.Si.
Kata Kunci: Pembelajaran Online, Strategi Pembelajaran, Hasil Belajar
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran online pada masa
pandemi Covid19 sebagai strategi pembelajaran dan capaian hasil belajar pada siswa kelas
III B MI Al-ittihaad Citrosono. Pertanyaan yang ingin dijawab dari penelitian ini adalah:
bagaimanakah pembelajaran online pada masa pandemi Covid19? bagaimanakah strategi
pembelajaran online pada masa pandemi Covid19? dan bagaimanakah hasil belajar online
pada masa pandemi Covid19?
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, informan penelitian ini adalah kepala
madrasah, guru kelas III B, dan 2 orang siswa kelas III B. Pengumpulan data penelitian ini
dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
digunakan dengan reduksi data, penyusunan data dan kategorisasi.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Pembelajaran online dilaksanakan
secara daring dengan menyusun perencanaan dan pelaksanaan, perencanaannya yaitu
membuat materi dan sosal evaluasi, sedangkan pelaksanaannya yaitu membagikan materi
dan tugas ke grup WhatsApp serta siswa yang tidak memiliki handphone mengambil soal
ke sekolah atau guru datang ke rumah siswa. Selain itu guru juga membuat RPP untuk
pembelajaran online (2) Strategi pembelajaran sebagai perencanaan pembelajaran online
menggunakan pendekatan dan model belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pendekatannya dengan menerangkan materi melalui video, siswa yang menjalani offline
mempelajari materi dari LKS, metodenya yaitu guru membuat video yang sedang
menerangkan materi kemudian dikirim melalui WhatsApp. Daring dilakukan setiap hari
sedangkan luring ditentukan sendiri, pengumpulan tugasnya sesuai dengan kesepakatan
guru. Medianya menggunakan foto atau video, siswa mengumpulkan tugasnya melalui
link Google form. Materinya berasal dari buku paket maupun LKS dan sudah sesuai
dengan kompetensi dasar, kemudian guru membuat soal sebagai evaluasi
pembelajaran.(3) hasil belajar siswa menunjukkan bahwa tidak semua siswa dapat
menjalani pembelajaran online dan hasil belajar siswa tidak semua tercapai disebabkan
berbagai faktor seperti siswa tidak mempunyai handphone atau aplikasi WhatsApp , signal
internet yang sulit dijangkau sebab rumah siswa yang berada di desa, kesadaran siswa
akan tanggungjawabnya dalam mengerjakan tugas masih kurang, dan kesadaran orangtua
maupun kondisi lingkungan yang kurang mendukung sehingga capaian hasil belajar siswa
kurang maksimal.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pandemi Covid19 telah merubah tatanan kehidupan masyarakat, tidak hanya
menyerang negara Indonesia namun juga melanda dunia. Keberadaan Covid19
membuat masyarakat untuk memberhentikan aktivitas di luar rumah yang semestinya
dilakukan seperti pada hari-hari biasa. Masyarakat harus menjaga jarak aman atau
disebut dengan physical distancing, keadaan di mana orang-orang dikarantina dan
diisolasi di dalam rumah masing-masing termasuk dalam melaksanakan pekerjaan
sehingga setiap individu yang rentan tidak akan tertular virus Covid19. Apabila
masyarakat ingin keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti membeli
sesuatu untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat diwajibkan menggunakan masker
dan tentu dengan menjaga jarak aman dengan orang lain.
Pelaksanaan karantina dan isolasi mandiri yang dihimbau oleh pemerintah
tentu tidak hanya berimbas pada pekerjaan masyarakat saja, akan tetapi juga
berdampak pada sistem pendidikan yang mesti tetap berjalan. Wabah virus Covid19
berdampak pada kegiatan belajar mengajar siswa dan guru. Kegiatan yang mana biasa
dilaksanakan di dalam ruang kelas pada lingkungan sekolah kini berubah menjadi
dengan belajar di dalam rumah.
Kondisi ini tentu tidak mudah dilalui oleh masyarakat, di mana orang tua ikut
berperan sebagai guru atau pengajar ketika belajar di dalam rumah. Siswa diberikan
2
tugas sebagai sarana untuk mengetahui pencapaian atau penilaian kemampuan siswa.
Adapun kecemasan pada diri siswa di mana tugas yang diberikan oleh guru sebagai
kegiatan memindahkan aktivitas kelas dari belajar di sekolah menjadi belajar di
rumah dibebankan pada siswa bahkan lebih banyak. Selain itu, sekolah tetap
melakukan kegiatan penilaian untuk kepentingan rapor kenaikan kelas pada tiap-tiap
kelas.
Kegiatan belajar dari rumah yang diterapkan oleh masyarakat menyebabkan
siswa dan guru kehilangan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain dalam
menjalin hubungan sosial, menumbuhkan sikap solidaritas antar sesama manusia,
kehilangan rasa peduli dan empati. Kegiatan yang seharusnya siswa dan guru lalui
memberikan pembelajaran tidak hanya tentang materi pelajaran namun juga
menyampaikan tentang pentingnya bersosialisasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Keadaan ini belum bisa dilaksanakan karena adanya himbauan physical distancing
dari pemerintah guna melakukan pencegahan terhadap penyebaran virus Covid19.
Belajar dari rumah tentu berbeda dengan kegiatan belajar di sekolah, selain
adanya perangkat pembelajaran kegiatan belajar juga didukung oleh media belajar
untuk memudahkan siswa dalam memahami materi. Menurut Indriana (2011: 15)
media pembelajaran dimaksudkan merupakan salah satu alat komunikasi dalam
proses pembelajaran, dikatakan demikian karena di dalam proses pembelajaran
terdapat proses penyampaian pesan dari pendidik kepada anak didik. Media
pembelajaran juga diartikan sebagai salah satu faktor eksternal yang berpengaruh
terhadap keberhasilan kegiatan pembelajaran, secara umum manfaat media
3
pembelajaran yakni untuk memperlancar interaksi anatar guru dengan siswa sehingga
pembelajaran lebih efektif dan efisien (Numiek,2013: 94-95).
Kegiatan belajar dari rumah akan membutuhkan media pembelajaran yang
dibutuhkan siswa, agar siswa mudah memahami materi pelajaran. Pada kondisi ini
akan sulit memberikan media pembelajaran karena orang tua kurang berpengalaman
dalam mengajarkan anak materi dari sekolah dan siswa membutuhkan media
pendukung sebagai sarana kelancaran belajar.
Terdapat beberapa hal dalam mempertimbangkan memilih media
pembelajaran yang tepat, menentukan ketepatan dalam memilih media akan
mempengaruhi efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Media yang digunakan
belum tentu merupakan media yang mahal dan modern, namun sebaliknya jenis
media yang harganya murah dan sederhana yang mudah dibuat serta mudah
didapatkan mungkin lebih efektif dan efisien (Zainul, 2017:10).
Salah satu cara dalam mengatasi pembelajaran siswa dan guru di sekolah
dengan mengubah sistem pembelajaran di rumah yakni menggunakan sistem
pembelajaran online atau daring. Pembelajaran online dilakukan menggunakan
gadget masing-masing baik berupa smartphone, laptop, komputer, atau tablet.
Penggunaan pembelajaran online dirasa merupakan strategi yang tepat dalam
menggantikan pembelajaran di kelas.
Perubahan strategi belajar tentu dilengkapi dengan media belajar yang baru,
sebagai penunjang dalam kegiatan pembelajaran. Pada kondisi ini pergantian sistem
pembelajaran biasa menjadi pembelajaran online diikuti pula dengan media belajar
4
lain yaitu media internet. Penerapan pembelajaran online dapat berjalan dengan
lancar dan stabil bila dibantu oleh adanya koneksi jaringan internet yang akan diakses
pada perangkat gadget. Media pembelajaran mempunyai fungsi sebagai sumber
belajar dan dapat sebagai sarana perantara dalam penyampaian informasi, maka dari
itu media pembelajaran memiliki peran penting dalam penggunaan sistem
pembelajaran online pada masa pandemi Covid19.
Jadi, pembelajaran online yang diterapkan pada masa pandemi Covid19
merupakan strategi baru yang diterapkan untuk melanjutkan kegiatan belajar
mengajar antara pendidik dan siswa yang dapat dilaksanakan dari rumah, kegiatan
tersebut tidak lepas dari penggunaan media internet agar dapat efektif dalam
penerapannya. Pada pelaksanaannya siswa dan guru tidak perlu lagi melakukan
kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di ruang kelas, namun kini sudah bisa
belajar dengan sistem pembelajaran online. Guru memberi tugas harian sebagai
sarana pemerolehan nilai siswa yang akan dicantumkan dalam rapor. Penilaian
tersebut sebagai acuan tercapainya tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang
diharapkan di tengah wabah virus Covid19.
MI Al-ittihaad Citrosono Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang merupakan
lembaga pendidikan yang ikut menerapkan kegiatan pembelajaran online dalam
mengatasi permasalahan pendidikan pada masa pandemi Covid19 ini. Lembaga yang
berada di bawah naungan kementrian Agama Republik Indonesia ikut berperan serta
dalam penanganan masalah belajar dari rumah dalam rangka pencegahan tersebarnya
virus corona atau Covid19. Seluruh sekolah dasar ataupun madrasah ibtidaiyah di
5
Indonesia secara serentak melakukan kegiatan pembelajaran di rumah, yakni melalui
pembelajaran online atau disebut juga daring.
Oleh karena itu, berdasarkan penjabaran masalah di atas peneliti akan
melaksanakan penelitian yang berjudul “Pembelajaran Online Pada Masa Pandemi
Covid19 Sebagai Strategi pembelajaran Dan Capaian Hasil Belajar Di MI Al-Itihaad
Citrosono Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun 2019/2020”.
B. Fokus Masalah
Berdasarkan penjabaran pada latar belakang masalah di atas, maka peneliti
menarik rumusan masalahnya antara lain:
1. Bagaimanakah pembelajaran online pada masa pandemi Covid19 sebagai strategi
pembelajaran dan capaian hasil belajar pada siswa kelas III B MI Al-Itihaad
Citrosono Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun 2019/2020?
2. Bagaimanakah strategi pembelajaran pada masa pandemi Covid19 pada siswa
kelas III B MI Al-Itihaad Citrosono Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang
Tahun 2019/2020?
3. Bagaimanakah hasil belajar pada masa pandemi Covid19 pada siswa kelas III B
MI Al-Itihaad Citrosono Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun
2019/2020?
6
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan penulis di atas, adapun
tujuan dari penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui pembelajaran online pada masa pandemi Covid19 sebagai
strategi pembelajaran dan capaian hasil belajar pada siswa kelas III B MI Al-
Itihaad Citrosono Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun 2019/2020.
2. Untuk mengetahui strategi pembelajaran pada masa pandemi Covid19 pada siswa
kelas III B MI Al-Itihaad Citrosono Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang
Tahun 2019/2020.
3. Untuk mengetahui hasil belajar pada masa pandemi Covid19 pada siswa kelas III
B MI Al-Itihaad Citrosono Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun
2019/2020.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan hasil penjabaran yang telah ditulis oleh penulis, berikut merupakan
manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian yang dilakukan oleh peneliti diharapkan dapat
dijadikan sebagai bahan kajian dan referensi dalam pengembangan keilmuan
dalam bidang pendidikan.
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Kepala Sekolah
1) Sebagai sarana dalam meningkatkan sistem pendidikan agar tetap
berlangsung pada masa pandemi Covid19.
2) Sebagai usaha dalam menjaga keberlangsungan pembelajaran di tengah
wabah virus Covid19.
b. Bagi Guru
1) Sebagai strategi pendukung dalam mengatasi permasalahan pendidikan di
tengah wabah virus Covid19.
2) Dapat mengembangkan media baru dalam penyampaian informasi atau
materi yang dilakukan secara online/daring.
c. Bagi Siswa
1) Sebagai sarana alternatif dalam pembelajaran untuk tetap melaksanakan
kegiatan belajar dari rumah.
2) Sebagai acuan evaluasi dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
dalam pelaksanaan kegiatan belajar dari rumah.
E. Penegasan Istilah
Penulis menafsirkan beberapa pengunaan kata pada judul dalam penelitian ini,
berikut ini merupakan pengertian dari kata-kata yang tercantum pada setiap variabel
judul antara lain:
8
1. Pembelajaran Online
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran menurut Usman (2012:12) menyatakan bahwa
pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan
dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Pembelajaran adalah suatu
proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasr
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi yang edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu.
b. Definisi Pembelajaran Online
Pembelajaran online atau disebut juga E-learning merupakan suatu
pembelajaran yang didukung oleh penggunaan alat dan konten digital.
Pembelajaran online melibatkan beberapa bentuk interaktivitas termasuk
berupa interaksi online yang dilakukan antara pendidik dengan siswa.
Pembelajaran ini diakses melalui jaringan internet, dan E-learning lebih
disebut dengan pembelajaran melalui internet atau jaringan.
Kata E-learning berasal dari huruf “e” yaitu electronic dan “learning”
yang berarti pembelajaran. Jadi dapat diartikan bahwa E-learning adalah
pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika. Definisi E-learning atau
pembelajaran online secara umum merupakan suatu pengiriman materi
pembelajaran melalui media elektronik seperti internet, intanet/externet,
satellite broadcast, audio/video tape, interactive TV, CD-ROM, dan computer-
based training (CBT). Sedangkan definisi secara khusus E-learning
9
merupakan pemanfaatan teknologi internet untuk mendistribusikan materi
pembelajaran sehingga siswa dapat mengakses dari mana saja (Suryati,2017:
3-4).
Pembelajaran online pada penelitian ini dilaksanakan secara daring
melalui media internet. Wabah Covid19 menyebabkan pembelajaran yang
biasa dilakukan di sekolah kemudian diganti dengan belajar dari rumah.
Untuk itu, penggunaan jaringan internet dan alat bantu elektronik lainnya
seperti smartphone, komputer, atau laptop digunakan dalam pembelajaran
online untuk mentransformasikan materi dari pendidik kepada siswa.
2. Strategi pembelajaran
a. Definisi Strategi
Menurut David (2011:18-19) pengetian dari strategi adalah sarana
bersama dengan tujuan jangka waktu yang hendak dicapai. Pada strategi
bisnis terdapat ekspansi geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan
produk, penetrasi pasar, pengetatan, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan
atau joint venture. Strategi merupakan aksi potensial yang membutuhkan
keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah
yang besar.
b. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan sebuah pendekatan yang dilakukan
secara menyeluruh pada sistem pembelajaran tentang pedoman umum dan
berisi kerangka kegiatan agar mencapai sutau tujuan pembelajaran.
10
Pengertian strategi pembelajaran menurut Darmayah (2010:17) adalah
strategi yang berisi pengorganisasian isi pelajaran, penyampaian pelajaran,
dan pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan berbagai
sumber belajar sebagai media pembelajaran untuk mempermudah guru
dalam menunjang proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Keberlangsungan pembelajaran pada masa pandemi Covid19
merupakan suatu stategi yang digunakan semua pihak agar dapat
menjalankan sistem pendidikan di tengah wabah yang melanda seluruh
dunia. Strategi pembelajaran menggunakan berbagai cara untuk meneruskan
sistem pendidikan di Indonesia agar tetap berjalan untuk mencerdaskan
generasi bangsa, baik ditunjang dengan alat peraga, buku, maupun alat
elektronik yang dapat melancarkan kegiatan belajar dari rumah.
Strategi pembelajaran dalam penelitian ini adalah menggunakan
strategi mandiri, guru memberikan tugas kepada siswa sebagai pedoman
dalam memberikan penilaian. Melalui strategi pembelajaran mandiri siswa
dalam mengerjakan tugas yang diberikan secara daring ini didampingi oleh
orang tua karena siswa kelas III B masih kelas rendah. Pendampingan orang
tua bertujuan untuk mengarahkan siswa pada penggunaan pembelajaran
online melalui alat elektronik yang pada umumnya siswa belum mengerti
tentang penggunaan pembelajaran secara daring.
11
3. Capaian Hasil Belajar
Pengertian hasil belajar menurut Richardo dan Rini (2017:193) ialah suatu
akumulasi pembelajaran yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran. Hasil
belajar merupakan tujuan pendidikan yang dilaksanakan dalam proses
pembelajaran sehingga siswa dapat mengetahui, memahami, serta
mengaplikasikan pengetahuan yang diterima. Menurut Hasan (2015:40) hasil
belajar mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran,
proses penilaian hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang
kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan
belajar. Selanjutnya melalui informasi tersebut guru dapat menyusun dan
membina kegiatan-kegiatan lebih lanjut, baik untuk kesehatan kelas ataupun
individu.
Capaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu ungkapan tujuan
pendidikan yang merupakan suatu pernyataan tentang apa yang diharapkan
diketahui, dipahami, dan dapat dikerjakan oleh siswa setelah menyelesaikan
suatu periode belajar. Capaian pembelajaran merupakan kemampuan yang
diperoleh melalui internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi,
dan akumulasi pengalaman kerja.
Pada penelitian ini, hasil belajar yang diperoleh merupakan hasil belajar
yang berasal dari nilai tugas-tugas, dan nilai rapot. Pada masa pandemi ini siswa
tidak dapat belajar di sekolah secara langsung, untuk itu guru memberikan tugas
12
mandiri kepada siswa sebagai penilaian melalui pembelajaran online atau sistem
daring.
F. Sistematika Penulisan
Berikut merupakan sistematika penulisan skripsi, antara lain:
Bab I Pendahuluan, terdiri dari: latar belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian, penegasan istilah, sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka, terdiri dari: pembelajaran online, pandemi Covid19, strategi
pembelajaran, capaian hasil belajar dan tinjauan pustaka dari penelitian terdahulu.
Bab III Metode penelitian terdiri dari: profil umum sekolah, jenis penelitian, lokasi
dan waktu penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data dan
pengecekan keabsahan data.
Bab IV Analisis tentang pembelajaran online pada masa pandemi Covid19 sebagai
strategi pembelajaran dan capaian hasil belajar pada MI Al-itihaad Citrosono
Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.
Bab V Penutup, Bab ini merupakan bab penutup atau bab akhir dari penyusunan
skripsi yang disusun oleh peneliti. Pada bab lima ini peneliti mengemukakan
kesimpulan dari seluruh hasil penelitian dan saran.
13
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pembelajaran Online
a. Definisi Pembelajaran
Menurut Mieke dan Nyoman (2019:136) pengertian belajar adalah
segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh
seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan
pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya.
Upaya dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siswa diikuti denan
kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan model suatu pembelajaran
untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Kegiatan pemilihan,
penetapan, dan pengembangan model tersebut didasarkan pada kondisi
pembelajaran yang tersedia.
Berdasarkan pernyataan tersebut, pembelajaran mempunyai hakekat
perencanaan atau disebut juga perancangan sebagai upaya dalam melaksanakan
tindakan pembelajaran pada siswa, maka itulah sebabnya siswa dalam kegiatan
belajar tidak hanya berinteraksi dengan guru yang merupakan salah satu sumber
belajar, namun juga berinteraksi dengan semua sumber belajar yang
memungkinkan untuk dipakai guna memperoleh tujuan pembelajaran.
14
Terdapat pula pengertian belajar menurut Abdul Aziz dan Abdul Aziz
Majid dalam kitabnya yang berjudul “At-Tarbiyah Wa Turuku Al-Tadris”,
yakni:
“Sesungguhnya belajar merupakan perubahan di dalam orang yang belajar
(murid) yang terdiri atas pengalaman lama, kemudian menjadi perubahan baru”.
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru tersusun
secara terprogram dan terdesain instruksional yang mengolah tahapan interaksi
antara siswa dengan siswa, guru dengan siswa, dan dengan sumber belajar.
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi siswa dengan siswa dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar serta bantuan yang diberikan guru agar
dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan penguasaan kemahiran
dan tabiat, pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa (Mieke dan
Nyoman, 2019:138).
b. Prinsip-prinsip Pembelajaran
Menurut Saifuddin dan Idham (2017:9) pembelajaran melibatkan
sejumlah komponen dalam kegiatannya. Komponen-komponen tersebut
bertujuan untuk mencapai suat standar akhir yang diinginkan, yitu kompetensi
minimal yang seharusnya dimiliki oleh seorang lulusan pada jenjang pendidika
15
tertentu. Kompetensi tersebut diatur dalam suatu standar isi yakni memuat
sejumlah materi minimal yang harus dikuasai oleh murid.
Prinsip pembelajaran juga diatur dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun
2016 antara lain:
1) Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu.
2) Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis
aneka sumber belajar.
3) Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah.
4) Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi.
5) Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu.
6) Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multidimensi.
7) Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif.
8) Pendekatan dan keseimbangan antara keterampilan fisik dan keterampilan
mental.
9) Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan siswa
sebagai pembelajar sepanjang hayat.
16
10) Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas siswa.
11) Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah dan di masyarakat.
12) Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa
saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.
13) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
14) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta
didik.
2. Pembelajaran Online
Pengertian pembelajaran online atau E-learning menurut Numiek (2013:92)
adalah salah satu bentuk model pembelajaran yang difasilitasi dan didukung
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. E-learning mempunyai
karakteristik yaitu interaktivitas, kemandirian, aksesibilitas, dan pengayaan
(Rusman dkk, 2011: 264). Pembelajaran online juga dapat didefinisikan sebagai
sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan dibidang pendidikan dalam
bentuk dunia maya.
Pembelajaran online pada hakekatnya merupakan suatu pembelajaran yang
menggunakan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam
menyalurkan kegiatan pembelajaran antara guru dengan siswa. Penggunaan
17
pembelajaran online bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas,
transparansi, dan akuntabilitas pembelajaran.
Pembelajaran online merupakan suatu model yang memusatkan siswa dalam
pelaksanaannya. Hal ini menyebabkan siswa dituntut untuk belajar secara mandiri
dan memiliki tanggung jawab terhadap setiap proses pembelajarannya, karena
pembelajaran online dapat dilaksanakan di mana saja dan kapan saja tergantung
dengan alat yang tersedia. Melalui pembelajaran online siswa siswa dapat
menggali informasi dan matei pembelajaran sesuai dengan silabus yang telah
ditetapkan oleh guru.
Pembelajaran online membuat siswa memiliki informasi yang tak terbatas
karena mereka dapat mengakses informasi dari berbagai sumber yang sesuai
dengan materi pembelajarannya. Kegiatan yang dapat siswa lakukan pada
pembelajaran online bisa berupa diskusi online dengan yang ahli pada bidangnya,
dapat pula melalui e-mail atau chatting. Diterapkannya sistem pembelajaran online
diharapkan dapat mencapai hasil akhir pada proses belajar dengan baik, dapat
memenhi ketuntasan belajar, dan tetap menjalankan kagiatan pendidikan ditengah
pandemi.
Bahan pembelajaran online yang dirancang guru menentukan hasil belajar
dari siswa, bahan yang dirancang dengan baik dan profesional akan menunjang
kegiatan bekajar siswa dengan efisien. Penyusunan bahan ajar oleh guru juga harus
memperhatikan dan penggunaan alat multimedia. Bahan belajar dapat berupa teks,
gambar, grafik, animasi, simulasi, audio, dan video. Pemilihan warna yang tepat
18
pada bahan belajar akan mempengaruhi efektifitas pembelajaran yang ditampilkan
pada layar monitor. Hal ini daopat menjadikan pembelajaran online sebuah model
belajar yang menarik, berkesan bagi siswa, interaktif, dan atraktif.
Penerapan pembelajaran online dilakukan melalui beberapa macam media
online. Media tersebut digunakan dengan tujuan agar materi dapat tersampaikan
kepada siswa. Macam-macam media pembelajaran online antara lain:
1. Pembelajaran berbasis E-learning
Menurut Faridatun (2017:2) E-learning merupakan metode
pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi (IT) berbasis web yang
dapat diakses dari jarak jauh sehingga pembelajaran yang dilakukan tidak
hanya terpaku dalam ruang kelas dan dalam jam tertentu saja tetapi juga dapat
dilakukan kapan saja dan di mana saja. Pembelajaran ini merupakan inovasi
baru dalam pendidikan di mana memberi peran dan fungsi yang berpengaruh
terhadap dunia pendidikan.
Istilah-istilah dalam mengungkapkan pendapat tentang pembelajaran
elektronik yaitu online learning, internet-enable learning, virtual learning,
atau web-based learning, web based distance education, e-learning, dan web
based teaching and learning.
19
Berikut beberapa syarat yang terdapat pada pembelajaran e-learning,
antara lain:
a. Pembelajaran dilakukan dengan pemanfaatan jaringan, jaringan dalam
pengertian ini yaitu dibatasi pada penggunaan internet, mencakup LAN
atau WAN dalam bentuk website eLearners.com.
b. Tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh
siswa, contohnya CD-ROM atau bahan cetak.
c. Tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu siswa apabila
mengalami kesulitan.
d. Adanya lembaga yang menyelenggarakan kegiatan e-learning.
e. Sikap positif dari siswa dan tenaga kependidikan terhadap teknologi
komputer dan internet.
f. Rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari oleh setiap siswa.
g. Sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar siswa.
h. Mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga
penyelenggara.
2. Video
Penggunaan video dalam menyampaikan materi kepada siswa
merupakan suatu inovasi guru dalam pembelajaran. Penerapan video
pembelajaran akan membantu guru dalam penyampaian bahan ajar, dan
efektif digunakan pada masa pandemi Covid19 ini. Guru tidak harus bertatap
muka langsung dengan siswa dalam menyalurkan materi, namun guru hanya
20
membuat suatu interaksi dari pembuatan video untuk ditujukan kepada siswa
lalu akan mempelajarinya.
Menurut Hamdan Husein (2020:78-79) pada penerapan video
pembelajaran atau mata kuliah dalam hal ini menerapkan video untuk siswa
sekolah dasar dapat dilakukan dengan 4 (empat) tahap, antara lain:
a. Tahap Pra Produksi (persiapan)
Tahap ini merupakan aktivitas awal sebelum perekaman video, pada
tahap ini juga penting dilakukan untuk mempersiapkan pembuatan video
yang sesuai dengan harapan (Labasariyani dan Marlinda, 2014:95).
Terdapat beberapa langkah dalam persiapan pembuatan video, yaitu:
1) Menganalisis tujuan dan materi pelajaran.
2) Menganalisis referensi yang memaparkan tentang video
pembelajaran.
3) Berdiskusi dengan siswa seputar ciri video pembelajaran yang
diharapkan siswa.
4) Menulis rancangan materi video dalam bentuk skrip
5) Mempersiapkan peralatan shooting di kamar studio buatan sendiri
seperti lampu, kamera, kain hijau, laptop, dan alat visualisasi materi
lainnya, ataupun menggunakan ruangan lain yang nyaman untuk
membuat konten video pembelajaran.
6) Mengatur jadwal perekaman.
7) Mengatur tata letak alat yang digunakan dalam proses perekaman.
21
8) Berlatih berbicara di depan kamera sesuai dengan skrip yang sudah
dibuat.
b. Tahap Produksi (perekaman)
Tahap produksi merupakan tahap proses shooting atau
pengambilan gambar, merekam suara, dan memotret objek yang
diperlukan dalam memproduksi sebuah video pembelajaran atau tutorial
(Asmara, 2015:166). Kegiatan merekam ini dapat dilakukan di dalam
rumah atau indoor shooting bertujuan agar terhindar dari suara bising dari
luar, mengoptimalkan penataan pencahayaan lampu, serta memudahkan
pembuatan video itu sendiri. Alat perekam yang digunakan guru dalam
pembuatan video dapat dengan kamera smartphone/handphone ataupun
dengan kamera modern lainnya.
c. Tahap Purna Produksi (penyelesaian)
Tahap ini merupakan tahap dimana hasil rekaman video diedit
supaya lebih bagus sesuai dengan skrip yang telah disusun (Fajar,
2017:13-14). Pengeditan dilakukan untuk tampilan gambar pada setiap
susunannya, mengedit suara pada video agar lebih jelas, tampilan video
dapat diberi teks, gambar ilustrasi, dan juga panah petunjuk.
d. Tahap Implementasi
Menurut Hamdan Husein (2020:7) penerapan video pembelajaran
sebagai media belajar pada masa pandemi Covid19 ini dapat dilakukan
dengan cara membagikan video tersebut melalui WhatsApp Group kelas
22
siswa dan Google Classroom. Kemudian memberikan bimbingan kepada
siswa seputar kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran seperti
berdiskusi tentang isi video, mempraktikkan materi video, dan membuat
produk media pembelajaran yang inovatif berdasarkan materi yang telah
dijelaskan melalui video tersebut.
3. WhatsApp Group
Aplikasi WhatsApp merupakan salah satu media komunikasi yang dalam
penggunaannya harus melalui install terlebih dahulu pada smartphone,
berfungsi sebagai alat komunikasi berupa chat dengan mengirimkan pesan
baik itu pesan teks, gambar, video, maupun telpon. Penggunaan WhatsApp
membutuhkan paket data dalam kartu telpon pemilik smartphone (Suryadi
dkk, 2018:5).
Menurut Hartanto (2010:100) penjelasan tentang WhatsApp yang ditulis
dalam penelitian yang dilakukan oleh Suryadi dkk dengan judul Penggunaan
Sosial Media WhatsApp dan Pengaruhnya terhadap Disiplin Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SMK Analisis
Kimia YKPI Bogor) bahwa WhatsApp merupakan sebuah aplikasi mengirim
pesan untuk pengguna smartphone yang memiliki basic mirip dengan Black
Berry Messenger.
Penggunaan WhatsApp memungkinkan penggunanya untuk dapat
bertukar pesan tanpa biaya SMS karena WhatsApp Messenger menggunakan
paket data internet yang juga digunakan ketika memakai email ataupun
23
browsing. WhatsApp menggunakan koneksi 3G/4G maupun jaringan WiFi
dalam mengaplikasikannya. Penggunanya bisa berkomunikasi melalui obrolan
secara online, berbagi macam-macam file, mengirim foto atau video.
Sebenarnya fungsi dari WhatsApp sama dengan SMS yaitu mengirimkan
pesan atau berkomunikasi melalui telpon, namun WhatsApp tidak
menggunakan pulsa akan tetapi dengan data internet.
Menurut Wildan dan Prarasto (2019:54) aplikasi WhatsApp mempunyai
fitur yang dapat menyimpan dokumen baik dalam bentuk microsoft word, pdf,
excel, ataupun powerpoint. Pada kegiatan berbagi dokumen menggunakan
WhatsApp akan lebih mudah dengan format tersebut. Aplikasi WhatsApp bisa
digunakan untuk meneruskan pesan sehingga memudahkan siswa jika ingin
berbagi pesan dengan siswa yang lainnya. Misalnya ada siswa yang catatan
materi di sekolah kurang lengkap lalu meminta bantuan kepada teman yang
lain yang memiliki catatan materi lebih lengkap maka ia bisa membagikannya
dengan fitur forward. Fitur ini bertujuan agar memudahkan siswa untuk
mengirim maupun melanjutkan ke teman yang lain tanpa harus membuka file
manager di smartphone/gawai.
Salah satu manfaat dari penggunaan aplikasi WhatsApp yakni dapat
melaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan fitur voice note.
Pada kegiatan ini siswa dan guru dapat bergabung dalam satu grup tertentu
dalam aplikasi WhatsApp, pembelajaran jarak jauh dapat terjadi jika guru
tidak bisa mengajar secara langsung. Guru membagikan materi kepada siswa
24
melalui fitur Group tersebut atau hanya sekedar memberikan
pengumuman/pemberitahuan. Selain dengan voice note, guru juga dapat
membagikan materi berupa teks microsoft word atau pdf, foto, maupun video.
Media sosial WhatsApp juga bisa digunakan untuk berdiskusi, baik guru
dengan siswa maupun antar siswa dengan siswa lainnya. Pembelajaran ini
dapat dimulai ketika guru memberikan materi pelajaran kepada siswa yang
terdapat dalam grup, lalu guru memberi arahan pada siswa untuk mengerjakan
soal tersebut. Siswa juga bisa memberikan pendapatnya yang disertai nama
dan nomor absensi sebagai identitas agar guru dapat memberi penilaian
terhadap semua siswa yang berpartisispasi di dalam grup tersebut.
Pada pembelajaran jarak jauh ini guru harus bisa membuat suatu inovasi
baru dalam menyusun materi supaya menarik yang kemudian akan dikirim
kepada siswa. Jika materi pembelajaran tidak diolah sedemikian rupa maka
siswa akan merasa bosan, didukung juga dengan tidak adanya pertemuan
langsung atau tatap muka antar siswa dan guru maka siswa akan merasa
bingung dalam memahami materi tersebut (Wildan dan Prarasto, 2019:54).
4. Google Classroom
Teknologi Google Classroom merupakan sarana yang digunakan untuk
mempermudah dan memperlancar pada kegiatan komunikasi jarak jauh antara
guru dan siswa, terutama pada kelas pengelolaan konten digital (Swita,
2019:231). Google Classroom dapat digunakan pada beberapa perangkat
seperti smartphone dan laptop yang disampungkan dengan koneksi internet.
25
Terdapat aplikasi lain yang juga bisa digunakan dalam mengerjakan tugas
seperti Ruang Kerja, Duolingo, dan TED. Penggunaan perangkat pencarian ini
bertujuan untuk mempermudah jalannya pembelajaran maupun pengiriman
tugas.
Aplikasi Google Classroom merupakan teknologi komunikasi yang
biasa digunakan pada proses pembelajaran. Teknologi ini memiliki
kemampuan dalam penggunaannya dengan metode pembelajaran secara e-
learning atau online. Semua siswa yang menerapkan pembelajaran ini
memperoleh kesempatan sama, sebagai sarana belajar bersama dan menerima
serta membaca materi yang tertera di dalam Google Classroom, kemudian
mengirimkan tugas dari jarak jauh sehingga dapat menampilkan penilaian
tugas tersebut secara keterbukaan.
Gambar 1 Tampilan Google Classroom pada laptop
26
Contoh Gambar 2 Tampilan Google Classroom pada smartphone
Sumber: https://bandungkita.id
Menurut Swita (2019:230) juga menambahkan bahwa Google
Classroom dianggap memiliki pengaruh yang baik karena dapat dijadikan
pilihan baru dalam mengembangkan keilmuan. Pengguna Google Classroom
bisa memaksimalkan perangkat internet dan fasilitasnya untuk memilih
sumber mana yang bisa digunakan melalui bantuan dari berbagai sumber yang
informasi tanpa batas. Menerapkan teknologi ini dapat memberi dorongan
untuk menguasai supaya pembelajaran berlangsung dengan baik.
27
5. Google Form
Teknologi Google form merupakan sebuah aplikasi berupa template
formulir atau lembar kerja yang bisa digunakan secara mandiri maupun
bersama-sama yang bertujuan untuk memperoleh informasi. Aplikasi tersebut
bekerja pada penyimpanan umum pada Google Drive yang diikuti aplikasi
lainnya seperti Google Sheet, Google Docs, dan pengayaan lainnya (Tria
Mardiana dkk, 2017:3).
Penggunaan template pada Google form sangat mudah, terdapat banyak
pilihan bahasa yang dapat digunakan sehinga memudahkan penggunanya.
Pemakaian aplikasi Google form harus memiliki akun Google sebagai syarat
dalam pembuatan form tersebut.
Adapun tahapan dari pembuatan soal evaluasi dengan lembar kerja
Google form, antara lain:
1) Membuka lembar kerja
Pada template Google form terdiri dari pilihan menu yang praktis,
dapat diisi langsung maupun disesuaikan, pertama yakni membuka akun
Google Drive melalui drive.google.com, lalu arahkan kursor di menu New
kemudian silahkan pilih Form.
28
Gambar 3. Tampilan pada Drive Google
Gambar 4. Tampilan Google Form
29
2) Mapping Out lembar kerja
Tahap ini merupakan merancang kuesioner, kerangka materi dan
roundown disiapkan, dan merancang performance kuesioner. Di bawah ini
merupakan pertanyaan-pertanyaan dalam pembuatan mapping out kuesioner,
yaitu:
a. Apakah responden perlu mengisikan jawaban berupa teks atau angka?
Bila demikian maka dibutuhkan field tempat mengetiknya.
b. Apakah jawaban berupa pilihan multiple choice atau scale?
c. Apakah materi pertanyaan perlu ditambah ilustrasi berupa tabel atau
gambar?
d. Apakah materi pertanyaan hanya membutuhkan sebuah jawaban
langsung ataukah memerlukan jawaban dan pertanyaan lanjutan untuk
setiap jawabannya?
e. Apakah tampilan memerlukan perpindahan halaman sesuai kerangka
yang dibuat sehingga perlu ditambahkan judul halaman?
3) Pengisian lembar kerja
Laman Google aktif melakukan pembaruan aplikasi, tidak terkecuali
pada Google form. Pembaruan pada tampilam dan menu-menu. Saat ini
pengguna Google form telah dimudahkan dengan adanya pilihan “klik dan
isikan”, juga “klik, pilih, dan masukkan teks”.
Selanjutnya me-review kuesioner yang telah dibuat agar jika ada
kesalahan dalam pembuatannya dapat diedit atau diperbaiki, contohnya pada
30
ketentuan, materi, kalimat, penggunaan bahasa dan tanda baca. Kemudian
owner akan diberi link berupa alamat url kuesioner, dan alamat tersebut
dibuat panjang atau pendek sesuai yang diinginkan.
4) Kolaborasi
Kolaborasi adalah suatu bentuk kerjasama dalam kegiatan kerja,
berguna pada kerangka pengayaan ide dan konsep kerja yang diinginkan.
Owner bisa memberi hak akses kepada lebih dari satu akun Google dalam
pembuatan, editing, dan analisis data responden. Terdapat tiga hal yang perlu
diperhatikan dalam tahap ini, yakni alamat url akan dibagikan (sharing),
alamat email, dan hak akses kolaborator. Keuntungannya yaitu adanya
kegiatan sharing antara kolaborator, pemerikasaan bersama dan uji coba
lebih maksimal serta hasilnya akan baik.
5) Uji coba kuesioner
Pada tahap ini masing-masing kolaborator dapat saling memberi
masukan apabila ada kekurangan ataupun kegagalan pada kuesioner.
Contohnya: data responden ada yang kosong, pertanyaan dari materi sulit
dipahami oleh responden atau kesalahan kalimat. Hal penting dari tahap ini
adalah apakah responen dapat memperbaiki setiap jawaban kuesioner dan
link kuesioner dapat diakses oleh akun email tertentu, semua orang dapat
mengakses yang mengetahui link tersebut (Tria Mardiana dkk, 2017: 3-5).
Penerapan pembelajaran online sangat membantu guru dalam
mengatasi sistem pendidikan di tengah pandemi Covid19 ini. Sistem
31
pembelajaran yang dilakukan harus dengan jarak jauh membuat guru dan
siswa tidak dapat bertatap muka secara langsung untuk melangsungkan
kegiatan pembelajran.
Berdasarkan uraian dari teori-teori di atas, dapat dibei kesimpulan
bahwa pembelajaran online memberi manfaat baik bagi guru maupun siswa,
manfaat yang diperoleh antara lain:
a. Siswa dapat mengakses bahan pembelajaran setiap.
b. Siswa bisa berkomunikasi dengan guru kapanpun.
c. Guru menjadi lebih mudah memperbarui bahan pembelajaran
d. Sebagai sarana untuk mengembangkan diri bagi guru
e. Supaya guru dapat mengatur kegiatan belajar siswa.
f. Guru bisa memantau siswa kegiatan siswa.
g. Guru dapat memeriksa jawaban siswa kemudian memberitahukan
hasilnya kepada siswa.
Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan pembelajaran online.
Kelebihan tersebut antara lain:
a. Tersedianya fasilitas e-moderating antara pendidik dan siswa yang dapat
berkomuniasi dengan mudah melalui internet kapan saja dan tida dibatasi
oleh jarak, tempat, dan waktu.
b. Pendidik dan siswa dapat menggunakan bahan ajar yang terstruktur dan
terjadwal melalui internet.
32
c. Dapat mengulas bahan ajar setiap saat apabila diperlukan dan bahan ajar
dapat di simpan pada komputer atau alat elektronik lain.
Kekurangan pembelajaran online antara lain:
a. Kurangnya interaksi langsung antara pendidik dengan siswa maupun antar
siswa yang dapat memperlambat terbentuknya nilai moral dalam proses
belajar mengajar.
b. Cenderung mengabaikan aspek sosial dan mendorong tumbuhnya aspek
komersial.
c. Proses pembelajaran cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
d. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
e. Guru dituntut menguasai teknik pembelajaran ICT.
f. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan mempuanyai keterampilan dalam
menguasai internet.
Pembelajaran online yang diterapkan pada siswa kelas III B MI Al-ittihaad
Citrosono menggunakan media WhatsApp Group, video, dan Google form.
Media tersebut bertujuan untuk memudahkan dalam mentransfer materi kepada
siswa agar materi pelajaran dapat tersampaikan dengan baik pada masa pandemi
Covid19 ini.
33
3. Pandemi Covid19
a. Definisi Pandemi
Pandemi merupakan salah satu level penyakit yang berdasarkan
penyebarannya. Pada umumnya terdapat tiga level penyakit yang dikenal dalam
dunia epidemiologi, yakni endemi, epidemi, dan pandemi. Ketiga level penyakit
tersebut masing-masing defininya diberikan oleh Centre for Disease Control
and Prevention (CDC). Sedangkan endemi adalah kehadiran konstan suatu
penyakit menular pada suatu populasi dalam cakupan wilayah tertentu. Epidemi
adalah pertambahan angka kasus penyakit, biasanya secara tiba-tiba, di atas
batas normal yang diprediksi pada opulasi di suatu area. Pademi adalah epidemi
yang sudah menyebar ke beberapa negara dan benua dengan jumlah penularan
yang masif (Tahrus, 2020:07).
b. Definisi Covid19
Covid19 atau coronavirus merupakan suatu virus dengan RNA strain
tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen. Virus jenis ini masuk pada
golongan ordo Nidovirales dari keluarga Coronaviridae. Coronavirus tersusun
membentuk struktur seperti kubus dengan protein S yang berlokasi di
permukaan virus. Protein S atau disebut juga spike protein merupakan salah
satu protein antigen utama virus dan merupakan struktur utama untuk penulisan
gen. Protein S berperan dalam penempelan dan masuknya virus ke dalam sel
host, yakni interaksi protein S dengan reseptornya pada sel inang.
34
Covid19 sensitif terhadap panas dan secara efektif diinaktifkan oleh
desinfektan yang mengandung klorin, pelarut lipid dengan pengaturan suhu
56oC dalam waktu 30 menit, eter, alkohol, asam perioksiasetat, deterjen non-
ionik, formalin, oxidizing agent dan kloroform. Zat kimia jenis klorheksidin
tidak efektif dalam menonaktifkan virus corona (Yuliana, 2020:02).
Virus corona biasanya menginfeksi hewan, lalu bersirkulasi pada tubuh
hewan. Coronavirus menyebabkan timbulnya penyakit berat pada hewan seperti
babi, sapi, kuda, kucing, dan ayam. Biasanya virus ini dibawa atau carier
patogen kemudian bertinda sebagai vektor untuk penyakit menular tertentu oleh
hewan liar seperti kelelawar, tikus bambu, unta, dan musang.
4. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran menurut Darmayah (2010:17) adalah suatu tindakan
pengorganisasian isi pelajaran, menyampaikan isi pelajaran, dan pengelolaan
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang
digunakan pendidik dalam mendorong tercapainya proses kegiatan belajar yang
efektif dan efisien. Berdasarkan pendapat tersebut strategi merupakan sebuah
usaha yang dilakukan dalam penyampaian isi pelajaran untuk memperoleh tujuan
pendidikan tertentu, seperti meningkatkan hasil belajar siswa ataupun menciptakan
suasana belajar kelas yang efektif dan efisien.
Strategi pembelajaran dapat didefinisikan sebagai sebuah perencanaan yang
berisi mengenai rangkaian kegiatan yang disusun sedemikian rupa guna mencapai
35
tujuan pendidikan tertentu (Ahmadi, 2011:10). Strategi pembelajaran digunakan
pada hakekatnya merupakan sebuah rancangan yang digunakan pendidik atau
lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mensukseskan capaian pendidikan
tertentu. Hasilnya akan mempengaruhi seberapa jauh siswa mendapatkan ilmu
yang diajarkan.
Setiap tahap yang terdapat pada strategi pembelajaran diharapkan dapat
mencapai tujuan tertentu, dan siswa dapat meraih hasil yang baik dalam
pembelajaran sebagai hasil akhirnya. Seorang pendidik harus memiliki potensi
dalam menyusun sebuah strategi pembelajaran agar dapat tercapai tujuan belajar
yang mengacu pada hasil akhir belajar siswa.
Terdapat dua hal yang perlu dicermati mengenai definisi strategi
pembelajaran, antara lain: (Ahmadi, 2011:12)
a. Strategi pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam penggunaan
metode belajar dan kegiatan memanfaatkan sumber daya tertentu dalam
pembelajaran. Hal ini merupakan suatu penyusunan strategi yang masih dalam
tahap rencana kerja, belum tertuju pada sebuah tindakan kegiatan.
b. Strategi yang disusun guna meraih suatu tujuan, penyusunan strategi
pembelajaran digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
penyusunannya yang berisi tahap-tahap pembelajaran, pemanfaatan fasilitas
belajar, dan sumber belajar ditujukan agar tercapai suatu tujuan.
36
Supaya dapat melaksanakan strategi pembelajaran dengan efektif terdapat
beberapa unsur stategi dasar, antara lain:
1. Menentukan spesifikasi dari kualifikasi perubahan tingkah laku, tujuan selalu
dijadikan sebagai pedoman dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.
Untuk itu maka tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara spesifik dalam
arti menuju pada perubahan perilaku dan operasional yang dapat diukur.
2. Memilih pendekatan pembelajaran yakni suatu cara dalam menyampaikan apa
yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Kegiatan
pembelajaran harus dipertimbangkan dan dipilih mana jalan pendekatan yang
paling utama, tepat dan efektif.
3. Memilih dan menetapkan metode, teknik, dan prosedur pembelajaran. Metode
yakni cara yang dipilih utnuk menyampaikan bahan sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Teknik yaitu cara untuk melaksanakan metode dengan sarana
penunjang pembelajaran yang telah ditentukan dengan memperhatikan
kecepatan dan ketepatan belajar. Kemudian merancang penilaian, remidial, dan
pengayaan.
Menurut Nurdyansyah (2015:51-53) terdapat strategi dan ciri-ciri pengajaran
dalam menghadapi modalitas belajar siswa, strategi pembelajaran ini menghadapi
belajar siswa secara visual antara lain:
a. Menggunakan materi visual seperti gambar, diagram, dan peta.
b. Mengunakan warna untuk menandai hal-hal yang penting.
c. Dirangsang untuk membaca buku-buku ilustrasi.
37
d. Menggunakan multimedia.
e. Mendorong anak mengilustrasikan imajinasinya dan gambar.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian strategi
pembelajaran merupakan suatu rencana kegiatan yang menggunakan metode
tertentu di mana tindakan tersebut kemudian diterapkan pada proses pembelajaran
oleh pendidik kepada siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
5. Hasil Belajar
a. Definisi Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah
mengalami pengalaman belajar dalam proses pembelajaran. Prestasi belajar ini
pada hakekatnya yakni suatu hasil yang didapatkan oleh seseorang setelah
melalui kegiatan belajar tertentu. Hasil belajar biasanya diberikan dalam bentuk
angka, simbol, huruf, maupun kalimat (Khusnul, 2016:14).
Hasil belajar sering disebut juga sebagai prestasi belajar menurut
Fathurrahman dan Sulistyorini (2012:118) yang dikutip oleh Zaiful Roshid
(2019:5) menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan gabungan dari dua
kata, yaitu kata “prestasi” dan “belajar” yang diterjemahkan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia pengertian prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari
yang telah dilakukan dan dikerjakan. Prestasi juga diartikan sebagai hasil yang
38
diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Sedangkan kata
belajar berarti
Menurut Sudijono (2012:32) menyatakan bahwa hasil belajar adalah
sebuah tindakan evaluasi yang dapat mengungkapkan aspek proses berpikir,
juga dapat mengungkapkan aspek kejiwaan lainnya seperti aspek nilai atau
sikap dan aspek keterampilan yang melekat pada diri siswa itu sendiri. Hal ini
menjelaskan bahwa melalui hasil belajar dapat terungkap secara holistik
penggambaran pencapaian siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran.
b. Faktor-faktor yang Memperngaruhi Hasil Belajar
Menurut Slameto (2010:72) mengemukakan faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar yakni sebagai berikut:
1. Faktor internal, terdiri dari dua aspek yaitu faktor fisiologis dan faktor
psikologis.
2. Faktor eksternal, terdiri dari dua aspek yaitu sosial dan non sosial. Aspek
sosial meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan pendidikan
formal, dan faktor masyarakat. Sedangkan aspek non sosial yakni keadaan
alam, tempat belajar, dan alat-alat belajar.
Hasil belajar siswa kelas III B MI Al-itihaad Citrosono diperoleh melalui
ulangan harian, guru tidak mengadakan UTS ataupun UAS dalam penilaian
akhir. Guru menggunakan nilai ulangan harian dalam memperoleh capaian hasil
39
belajar siswa yang kemudian di rata-rata keseluruhannya untuk mengetahui
bagaimana hasil belajar siswa. Ulangan harian yang dilaksanakan pada laman
Google Form, guru menyusun soal-soal ulangan harian kemudian siswa
mengerjakan melalui smartphone/gawai dalam mengakses laman Google Form
tersebut.
B. Kajian Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelusuran pada penelitian terdahulu, terdapat beberapa hasil
dari penelitian terdahulu sebagai kajian pustaka. Hasil dari penelitian yang ditemukan
dapat digunakan untuk mengembangkan penelitian yang dilaksanakan.
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Fitri Hidayah yang berjudul
“Penerapan E-learning Sebagai Media Pembelajaran Mata Diklat Pemrograman
WEB Kelas XI Teknik Komputer Jaringan SMK 2 Pengasih”, Universitas Negeri
Yogyakarta tahun 2012. Hasil penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan E-learning sebagai media pembelajaran pada siswa SMK 2 Pengasih.
Hasilnya menunjukkan bahwa angket dari ahli media menunjukkan bahwa 80,6% e-
learning layak digunakan sebagai media pembelajaran pemrograman web siswa kelas
XI SMK N 2 Pengasih. Hasil post-test dari kedua kelompok memperoleh t hitung 6.679
> t tabel 5% = 1.701. Keputusan yang diambil yaitu Ho ditolak dan Ha diterima,
sehingga dapat diartikan bahwa perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan e-
learning materi berbasis teks dan gambar dengan yang menggunakan e-learning
materi berbasis teks pada pada materi pemrograman web. Siswa yang menggunakan
40
e-learning materi berbasis teks dan gambar memperoleh nilai yang lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang menggunakan e-learning materi berbasis teks saja.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Dessta Putra Wijaya NIM
10110241002 yang berjudul “Ilmplementasi E-learning di SMP Negeri 10
Yogyakarta”, Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2015. Penelitian ini menunjukkan
hasil bahwa kebijakan yang melatarbelakangi e-learning berasal dari kebijakan
RENSTRA tahun 2005-2009, RENSTRA tahun 2010-2014, Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025 DEPDIKNAS, serta penerapan kurikulum
2013. Penerapan e-learning dilihat dari segi SDM masih sedikit yang
melaksanakannya, masih minimnya bahan ajar dan materi pembelajaran, pelaksanaan
e-learning sudah baik dilihat dari segi infrastruktur hardware dan software yang
terdapat di sekolah. Implementasi e-learning belum berjalan dengan baik karena
masih terdapat permasalahan sehingga mengakibatkan adanya kendala. Faktor
pendorong dalam pelaksanaan e-learning adalah motivasi dalam penggunaan dan
pengaplikasian internet sangat besar baik dari kepala sekolah, guru, maupun siswa,
sarana prasarana udah mencukupi. Faktor penghambatnya adalah kemampuan guru
yang terbatas, SDM yang belum optimal, belum adanya website e-learning, dan
kesadaran semua pihak dalam pentingnya pembelajaran e-learning.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Johan Widagdo NIM 1102411060
yang berjudul “Persepsi Mahasiswa dalam Implementasi E-learning Menggunakan
WEB di Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Semarang”, Universitas
Negeri Semarang tahun 2015. Hasil dari penelitian tersebut mengemukakan bahwa
41
mata kuliah yang menerapkan pembelajaran berbasis web mengkaji dan menerapkan
pembelajaran online berbasis web. Mata kuliah pengembangan e-learning
bekerjasama dengan sekolah membuat e-learning berbasis Learning Management
System serta mengadakan pelatihan kepada guru, siswa, dan administrator. Saat
pelatihan ada beberapa siswa yang belum kompeten dalam memberikan arahan.
Simpulan dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa persepsi mahasiswa terhadap
implementasi e-learning menyatakan pemanfaatannya akan mendukung proses
pembelajaran.
Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Edi Santoso NIM 810108004 dengan
judul “Pengaruh Pembelajaran Online Terhadap Presentasi Belajar Kimia Ditinjau
dari Kemampuan Awal Siswa: Studi Pada Siswa SMA Negeri 1 Purwantoro,
Wonogiri”. Penelitian ini merupakan tesis di Universitas Sebelas Maret Surakarta
tahun 2009. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran online
memberikan pengaruh yang lebih tinggi daripada pembelajaran dengan menggunakan
LKS terhadap prestasi belajar kimia. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan
antara jenjang kemampuan awal tinggi dengan jenjang kemampuan awal rendah
terhadap prestasi belajar kimia siswa, tidak ada interaksi pengaruh yang signifikan
antara jenis penggunaan media dengan jenjang kemampuan awal siswa terhadap
prestasi belajar kimia siswa, serta pembelajaran online dapat digunakan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa.
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang disusun oleh penulis ialah deskriptif, dalam pelaksanaannya
menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskripsi merupakan suatu penelitian
paling dasar, yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu fenomena yang terjadi,
baik fenomena yang bersifat alami maupun fenomena buatan manusia. Penelitian
deskriptif yakni sebuah tindakan yang mempelajari mengenai bentuk, aktivitas,
karakter, hubungan, perubahan, perbedaan, dan kesamaan dengan suatu fenomena
lainnya. Hasil yang diperoleh dari tindakan penelitian ini dapat menemukan temuan-
temuan yang penting sebagai contoh sebuah temuan mengenai sistem tata surya,
tanaman yang tumbuh, kehidupan seseorang terhadap lingkungannya, dan
sebagainya.
Permasalahan dalam suatu penelitian dapat dilakukan suatu tindakan untuk
memecahkan permasalahan tersebut yakni dengan adanya informasi, dengan
penelitian deskriptif dapat digunakan untuk melakukan pengumpulan data informasi.
Terdapat beberapa macam informasi yang digunakan untuk mengatasi permasalahan
dalam penelitian. Informasi yang pertama yaitu tentang keadaan saat ini, bagaimana
keadaan yang kita hadapi sekarang ini, apa saja yang kita miliki, tentang hal-hal yang
dilakukan, mengenai kelebihan dan kelemahan yang kita miliki, kesalahan-kesalahan
43
yang kita lakukan, dan sebagainya. Informasi yang kedua yaitu informasi yang sesuai
dengan yang diinginkan.
Penelitian ini dilakukan guna menampung data informasi mengenai suatu
dorongan atau desakan yang harus diselesaikan, mengenai kebutuhan yang ingin
dipenuhi, dan kesulitan yang dilalui. Informasi yang ketiga adalah bagaimana cara
untuk mencapai tempat tujuan, bagaimana cara menggapainya, serta informasi yang
terkumpul didapatkan melalui pengalaman dari seseorang lainnya yang menjalani
desakan yang sama.
Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah
dimana peneliti merupakan sebagai instrumen kunci. Teknik pengumpulan datanya
dilakukan secara gabungan (tringulasi), lalu analisis datanya bersifat induktif atau
kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada
generalisasi.
Penelitian kualitatif bertujuan untuk menguraikan suatu fenomena tertentu dan
menceritakan sebuah peristiwa baik itu dari individu maupaun kelompok. Metode
kualitatif digunakan untuk memperoleh informasi yang mendalam, suatu data yang
mengandung makna. Makna yang dimaksud adalah data yang sebenarnya, merupakan
data yang sudah pasti yang menjadi suatu nilai di balik data yang terlihat. Maka dari
itu penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, akan tetapi lebih fokus
pada maknanya. Generalisasi dalam penelitian kualitatif disebut dengan
transferability.
44
Berdasarkan penjabaran dari data kualitatif, tujuan yang hendak dicapai oleh
peneliti antara lain:
1. Memperoleh penjelasan mengenai cara seseorang menjelaskan suatu hal yang
dilakukan tentang aktivitas, rancangan, dan sebagainya.
2. Menguraikan suatu situasi yang terdiri dari suatu peristiwa untuk menjelaskan
tindakan tertentu yang tidak dapat dipisahkan dari keadaan lingkungan yang
tersedia.
3. Mendeskripsikan dan menjelaskan proses berlangsungnya suatu tindakan itu
dapat terjadi dan cara tindakan tersebut dilakukan.
4. Menjelaskan argumen atau pendapat mengenai tindakan yang telah dilakukan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dusun Citrosono 1 Desa Citrosono Kecamatan
Grabag Kabupaten Magelang. MI Al-ittihaad Citrosono merupakan pertama
kalinya melakukan penerapan pembelajaran online pada tahun 2020 ini.
Sebelumnya sekolah tersebut belum pernah menerapkan pembelajaran online pada
siswanya sehingga peneliti tertarik untuk mengulas tema pembelajaran online di
MI Al-ittihaad Citrosono dalam penelitian ini.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada saat wawancara terhadap narasumber
melalui pembicaraan dengan telekomunikasi. Penelitian dilakukan di luar jam aktif
45
pelajaran, di mana guru memberikan atau mengirimkan tugas melalui WhatsApp,
aplikasi Google Classroom, atau media aplikasi lainnya.
C. Sumber dan Jenis Data
Data yang dihimpun terdiri dari macam-macam data tentang pembelajaran
online pada masa pandemi Covid19 sebagai strategi pembelajaran dan capaian hasil
belajar pada siswa kelas III B MI Al-ittihaad Citrosono Kecamatan Grabag
Kabupaten Magelang. Data yang dikumpulkan pada umumnya meliputi data primer
dan data sekunder.
Data primer merupakan suatu data yang disusun oleh peneliti yang digunakan
untuk mencapai tujuan dalam menyelesaikan permasalahan yang akan diteliti.
Peneliti mengumpulkan data-data langsung yang diperoleh dari sumber utama atau
tempat penelitian tersebut dilaksanakan. Adapun data yang diperoleh merupakan hasil
dari wawancara dengan kepala madrasah, guru kelas III B, dan siswa kelas III B yang
berjumlah 2 anak, terdiri dari 1 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan.
Sedangkan data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen.
Data tersebut bisa diperoleh dengan cepat, dan sumber datanya bisa berasal dari buku,
artikel, tunjangan literatur, dan sebagainya (Sugiyono, 2015: 225).
46
D. Teknik Pengumpulan Data
Salah satu faktor tercapainya keberhasilan suatu penelitian terletak pada
pemilihan metode atau pendekatan penelitian, serta informasi yang telah
dikumpulkan peneliti sebagai penentu hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan
macam-macam teknik pengumpulan data, antara lan:
1. Metode Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan merekam atau mencatat sebuah
peristiwa menggunakan instrumen bertujuan untuk keperluan ilmiah maupun
tujuan yang lain. Peneliti menggunakan segenap kemampuan yang dimiliki untuk
memperoleh data informasi. Data informasi bisa didapatkan melalui interaksi
langsung.
Observasi dilakukan untuk mengetahui tentang pembelajaran online dan
strategi pembelajaran sebagai data awal, observasi dilakukan secara daring
melalui percakapan WhatsApp. Data yang terkumpulkan melalui observasi
dihasilkan berdasarkan pernyataan dari guru kelas III B mengenai pembelajaran
online dan strategi pembelajaran yang merupakan suatu pembelajaran yang baru
pertama kali diaplikasikan kepada siswa.
2. Metode Wawancara
Wawancara adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh suatu data
dari narasumber yang dilakukan oleh peneliti, kegiatan tersebut berupa dengan
47
mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber atau responden secara
langsung dan berusaha mencari data informasi.
Wawancara terbagi menjadi dua macam, yaitu wawamcara terstruktur dan
wawancara tidak terstruktur. Definisi wawancara terstruktur merupakan kegiatan
yang dilakukan sebelum wawancara, peneliti akan mempersiapkan kisi-kisi
pertanyaan tertulis yang akan diajukan kepada narasumber guna memperoleh
data informasi dalam penelitan yang dilakukan. Sedangkan definisi wawancara
tidak terstruktur merupakan suatu kegiatan wawancara yang dilaksanakan tidak
direncanakan terlebih dahulu, topik pembicaraan yang dipilih penulis bersifat
bebas tidak terikat, dapat terjadi di mana saka dan waktu yang tidak ditentukan
pula, serta pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan terucap dengan tanpa
disengaja atau spontan (Syamsudin, 2014: 404).
Pada penelitian ini, metode wawancara dilakukan untuk menemukan data
informasi tentang pembelajaran online, strategi pembelajaran, dan hasil belajar
siswa kelas III B. Data informasi yang diperoleh ini dari kegiatan wawancara
dengan koresponden sebagai informan mengenai pembelajaran online yang
diterapkan pada siswa kelas III B MI Al-ittihaad Citrosono.
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kegiatan pengumpulan informasi atau data yang
ditata berdasarkan hasil dari catatan, buku, surat kabar, majalah, dan agenda.
Dokumentasi dapat berupa bahan tertulis atau berbentuk film yang dipersiapkan
48
secara tidak sengaja oleh peneliti seperti penggunaan kamera untuk
mengabadikan kegiatan waancara sebagai dokumentasi.
Metode dokumentasi bertujuan dalam memperoleh data informasi yang
dilakukan peneliti adalah berupa dokumen-dokumen dan buku-buku serta
kumpulan dari sejumlah penelitian atau pengamatan yang dilaksanakan langsung
di lokasi penelitian. Dokumen tersebut bisa berupa gambar, foto, atau sketsa.
Dokumen juga bisa berbentuk karya seni, misalnya berupa gambar, patung,
maupun film (Sugiyono, 2015:240).
Pada penelitian ini, dokumentasi didapatkan melalui instrumen-instrumen
wawancara. Instrumen wawancara tersebut dapat berupa buku catatan, tape
recorder atau perekam suara, dan kamera. Buku catatan digunakan untuk
mencatat hasil wawancara dengan narasumber agar tidak lupa atau bahkan
hilang. Perekam suara juga berfungsi untuk merekam pernyataan-pernyataan dari
koresponden secara detail dan dapat diputar berulang-ulang untuk dapat
mengingatnya. Sedangkan kamera berguna untuk mengabadikan kegiatan
wawancara dengan koresponden tersebut sebagai bukti dokumentasi bahwa telah
melakukan wawancara.
E. Analisis Data
Analisis data pada penelitian kualitatif merupakan teknik yang diarahkan untuk
menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Pada
49
penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik
pengumpulan data yang bermacam-macam (Sugiyono, 2015:243).
Berikut ini merupakan tahap-tahap dalam analisis data, antara lain:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan kegiatan pemilihan data karena data yang
diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak. Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dan dicari tema serta polanya. Dengan demikian, data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah
peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya.
Pada tahap reduksi data, peneliti melakukan tindakan abstraksi yakni
membuat rangkuman data informasi dari data penelitian yang telah dikumpulkan
dari berbagai sumber seperti hasil dari pengamatan lapangan, wawancara
narasumber, dan dokumentasi kegiatan sehingga dapat diperoleh hal-hal yang
penting dalam fokus penelitian ini.
Peneliti dalam tahap ini melakukan reduksi data dengan membuat
rangkuman data yang diperoleh melalui kegiatan observasi untuk mendapatkan
informasi tentang strategi pembelajaran, merangkum data dari hasil wawancara
dengan koresponden mengenai pembelajaran online, dan memilah data-data
dokumentasi dari kegiatan observasi dan wawancara sehingga dapat fokus pada
hal penting dalam penelitian ini.
50
2. Penyusunan Satuan
Dalam tahap ini peneliti menyusun hal-hal pokok yang diperoleh dari hasil
penelitian atau pengamatan, kemudian mengelompokkannya dalam sebuah pola,
inti, tema atau kategori sehingga tema utama yang dirancang dapat diketahui
dengan mudah lalu mendeskripsikannya sesuai dengan materi penelitian tersebut.
3. Kategorisasi
Peneliti melakukan penggolongan atau pengorganisasian yang berasal dari
tema utama, dapat dilakukan dengan cara mengelompokkan tema tersebut atau
merangkum keterkaitan antar tema.
Berdasarkan tindakan tersebut, peneliti dapat melakukan upaya
menyajikan data informasi yang telah dirancang dengan melakukan kajian-kajian
dan penafsiran data informasi, sehingga penulis dapat menjabarkan permasalahan
dalam penelitian secara sistematis dan tepat, sesuai dengan hal-hal yang
berkaitan dengan suatu peristiwa yang diamati.
F. Pengecekan Keabsahan Data
Penelitian ini agar memperoleh keabsahan data, maka peneliti menggunakan
teknik triangulasi, teknik ini merupakan sebuah pemeriksaan atau pengecekan
keabsahan data dengan menggunakan berbagai sumber yang dilakukan dengan cara
yang beragam. Validator dalam pengecekan keabsahan data yang disusun oleh
penulis yaitu Kepala Madrasah dan satu guru kelas III B MI Al-ittihaad Citrosono.
51
Menurut Moleong (2011: 330-331) terdapat beberapa macam cara teknik
triangulai, antara lain:
1. Triangulasi dengan Sumber
Triangulasi dengan sumber merupakan kegiatan melakukan pengecekan
atau pengujian kesungguhan data informasi yang didapatkan dari berbagai
sumber.
2. Triangulasi Metode
Tindakan triangulasi yang dilakukan dapat melalui dua cara, yakni
melakukan pengecekan pada temuan hasil penelitian berdasarkan teknik
pengumpulan data, dan mengecek sumber data menggunakan teknik yang serupa.
Berdasarkan penjelasan teknik tringulasi di atas, penelitian ini menggunakan
teknik tringulasi metode. Data informasi yang diperoleh berdasarkan teknik
pengumpulan data di mana informasi didapatkan dari kegiatan observasi, wawancara,
dan dokumentasi.
52
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum MI Al-ittihaad Citrosono
MI Al-ittihaad Citrosono berlokasi di Dusun Citrosono, Desa Citrosono
Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang ini berdiri pada tahun 1958. MI Al-ittihaad
Citrosono merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar yang bercirikan Islam berada
di bawah naungan Kementrian Agama dan Yayasan Al-Ittihaad Citrosono. MI Al-
ittihaad Citrosono berstatus sekolah swasta dan sudah terakreditasi A, serta menjadi
sekolah swasta berakreditasi terbaik se-kabupaten Magelang. MI Al-ittihaad
Citrosono memiliki dewan guru yang berjumlah 16 orang terdiri dari 5 orang guru
laki-laki dan 11 orang guru perempuan. Jumlah siswa yang dimiliki sebanyak 270
anak. Rincian siswa terdiri dari 144 siswa laki-laki dan 126 siswa perempuan.
MI Al-ittihaad Citrosono mempunyai visi dan misi yang merupakan sebuah
cita-cita atau harapan bagi sekolah untuk menjadi sebuah madrasah yang unggul.
Visinya yaitu “TERWUJUDNYA SISWA YANG BERAKHLAK MULIA,
DISIPLIN, PEDULI DAN BERWAWASAN ILMU PENGETAHUAN DAN
TEKNOLOGI”. Sedangkan misi MI Al-itihaad Citrosono yaitu:
1. Melaksanakan pembelajaran profesional dan bermakna dengan pendekatan
PAKEM yang dapat menumbuh kembangkan petensi siswa secara maksimal
dengan landasan religius, disiplin, dan peduli.
53
2. Melaksanakan program bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa
berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki agar menjadi
insan yang religius, disiplin, dan peduli.
3. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan siswa terhadap ajaran agama Islam
serta mengembangkan pembiasaan yang religius, disiplin, dan peduli.
4. Menumbuhkan dan mengembangkan pembiasaan religius, disiplin, dan peduli di
lingkungan madrasah.
5. Melaksanakan pengelolaan madrasah dengan manajemen partisipatif dengan
melibatkan seluruh warga madrasah dan kelompok kepentingan landasan nilai
religius, disiplin, dan peduli.
6. Melaksanakan pembelajaran ekstrakurikuler melalui kegiatan unit
pengembangan bakat dan minat secara efektif sesuai bakat dan minat sehingga
setiap siswa memiliki keunggulan dalam berbagai lomba non akademik dengan
landasan nilai religius, disiplin, dan peduli.
7. Melaksanakan pembelajaran yang ramah lingkungan melalui kegiatan yang
mengarah pada upaya pencegahan terhadap terjadinya pencemaran dan
kerusakan lingkungan serta upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup secara
integratif di dalam kegiatan intra dan ekstra kurikuler dengan landasan nilai
religius, disiplin, dan peduli.
8. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan kepedulian sosial
warga madrasah dengan landasan nilai religius, disiplin, dan peduli.
54
IDENTITAS MADRASAH
1. Nama Madrasah : MI Al-ittihaad Citrosono
2. No Statistik Madrasah : 111233080278
3. Status sekolah : Terakreditasi A
4. Alamat Madrasah :Dusun Citrosono 1, Desa Citrosono,
Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang
5. Nama Kepada Madrasah : Ani Supadmi, S.E
6. No. Telp/HP : 085878594222
7. Tahun berdiri : 1958
8. Nama Yayasan : Yayasan Dakwah, Pendidikan dan Sosial
Al-ittihaad
9. Akta Notaris : Kunsri Kastuti, SH no 12/2001
10. Alamat Yayasan : Kompleks Masjid Al-ittihaad
11. No. Telp Yayasan : (0293) 5595975
12. Kepemilikan Tanah : Milik Sendiri
13. Status Tanah : Wakaf Ber-Sertifikat
14. Luas Tanah : 910 m2
15. Status Bangunan : Permanen Milik Sendiri Sertifikat Wakaf
16. Luas Bangunan : 120 m2
17. Rekening : BRI No. 3662-01-019631-53-0 a/n: MI
Al-ittihaad Citrosono
55
Data Guru MI AL-ittihaad Citrosono
No Nama Jabatan
1 Ani Supadmi, S.E Kepala Madrasah
2 Jarkoni, S.Pd.I Guru Kelas
3 Khamim As’ari, S.Pd Guru Kelas
4 Tri Wahyudi, S.E Guru Kelas
5 Sarifah Mahsun, S.Pd.I Guru Kelas
6 Umi Faridha, S.Pd.I Guru Kelas
7 Titin Faridha, S.E Guru Kelas
8 Ana Lathifah, S.Pd.I Guru Kelas
9 Ika Lestari, S.Pd Guru kelas
10 Maulidia Nindy Pratiwi, S.Kom Guru Kelas
11 Muh Kromin, S.Pd Guru Kelas
12 Maya Guita Mawar, S.Pd Guru Kelas
13 Diah Octavia Puji Astuti, S.Pd Guru Kelas
B. Temuan Penelitian
Penelitian ini berfokus pada pembelajaran online pada masa pandemi Covid19
sebagai strategi pembelajaran dan capaian hasil belajar. Peneliti telah melakukan
56
observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk memperoleh data informasi dari
sumber penelitian.
a. Hasil Laporan Observasi
1. Pembelajaran online pada masa pandemi covid19 sebagai strategi
pembelajaran dan capaian hasil belajar siswa kelas III B MI Al-ittihaad
Citrosono
Pada masa pandemi Covid19 sekolah menerapkan pembelajaran online
atau daring di rumah untuk mencegah penyebaran virus corona. Pembelajaran
yang dijalankan setelah datangnya pandemi sangat berbeda tidak seperti
sebelum pandemi, siswa dapat belajar di sekoah dan guru dapat
menyampaikan langsung materi pelajaran kepada siswa. Untuk itu sekolah
merubah sistem pembelajaran tatap muka di kelas menjadi pembelajaran
online yang dilaksanakan dari rumah.
Berikut pernyataan narasumber yang merupakan wali kelas III B MI
AL-itihaad Citrosono:
“Pembelajaran yang diterapkan saat pandemi adalah dengan cara
berkomunikasi lewat WhatsApp, guru memberikan materi atau tugas melalui
pesan WhatsApp berupa teks, video, atau link. Bagi siswa yang tida punya
handphone atau WhatsApp guru datang ke rumah siswa memberikan soa;
atau bahan ajar sesuai kebutuhan.”
(Observasi secara daring melalui WhatsApp 16 Juni 2020 jam 15.36)
b. Hasil Laporan Wawancara
Wawancara dilaksanakan secara bertahap, dalam penelitian ini penulis
melibatkan 4 orang narasumber, diantaranya yaitu Kepala Madrasah, guru kelas
57
III B, dan 2 orang siswa kelas III B B yang dipilih secara acak oleh guru kelas III
B B.
Terkait dengan pembelajaran online yang dilaksanakan pada masa
pandemi Covid19 yang diterapkan di kelas III B MI Al-itihaad Citrosono
menjelaskan:
“Pembelajaran online merupakan sebuah tantangan bagi guru, karena
guru harus mengatur ulang strategi pembelajaran agar materi pembelajaran
dapat tersampaikan kepada siswa, guru juga membuat media pembelajaran yang
baru seperti membuat video, menyusun soal-soal, dan melakukan penilaian
lainnya.” (Wawancara, M.K, 18 Juni 2020)
“Untuk pembelajaran online kami membuat strategi baru, yaitu membuat
grup WhatsApp untuk mengirimkan tugas kepada siswa. Setiap hari guru akan
memantau dengan mengirimkan sebuah link yang nantinya siswa akan
mengumpulkan tugas-tugasnya. Ketika pembelajaran online aktivitas yang
dilakukan guru adalah mengirimkan materi baik itu berupa foto, video, atau
buku LKS kemudian mengirimkannya kepada siswa.” (Wawancara, M.K, 18 Juni
2020)
“Pembelajaran online dilakukan dengan menggunakan aplikasi
WhatsApp, untuk ulangan harian dengan menggunakan Google form, cara-cara
tersebut digunakan untuk yang tercapai daring. Apabila ada yng tidak tercapai
daring maka guru akan mendatangi rumah siswa untuk memberikan tugas satu
minggu sekali. Persentase yang menggunakan daring hanya 75% karena dari
ada beberapa faktor yang mempengaruhi terhambatnya daring. Jadi, ada siswa
yang memakai daring/online dan ada siswa yang menggunakan luring (luar
jaringan) untuk siswa yang tidak dapat mengakses aplikasi.” (Wawancara, A.S,
19 Juni 2020)
Terkait dengan perencanaan dan pelaksanaan yang terdapat pada
pembelajaran online, dibuktikan dengan hasil wawancara berikut ini:
“Ada perencanaan dan pelaksanaan pembelajarannya. Perencanaannya
ya membuat materi dan soal evaluasi, pelaksanaannya ya ngeshare ke Group
WA dan menyuruh siswa yang tidak punya WA mengambil soal ke sekolah atau
terkadang guru yang ke rumah siswa. Selain itu guru juga membuat RPP untuk
pembelajaran online”. (Wawancara, M.K, 18 Juni 2020)
58
Penjelasan tentang strategi pembelajaran yang diterapkan dalam
pembelajaran online di masa pandemi Covid19 pada kelas III B sebagai berikut:
“Strategi pembelajarannya dengan membuat grup WhatsApp dan link
Google form untuk mengirimkan tugas kepada siswa, guru memberikan materi
atau tugas lewat grup WhatsApp, lalu untuk kegiatan pembiasaan seperti sholat
dhuha dan hafalan juz 30 dikirim melalui link Google form, guru membuat soal-
soal yang ringan agar siswa tidak terbebani.” (Wawancara, M.K, 18 Juni 2020)
“Guru membuat strategi pembelajaran dengan mengumpulkan materi
belajar yang menarik, agar siswa tidak bosan. Latihan soal-soalnya juga
dikemas lebih menarik seperti kuis. Selain itu, guru juga memberi reward bagi
anak yang rajin mengerjakan tugas. Untuk program unggulan madrasah seperti
pembiasaan siswa berupa sholat dhuha dan hafalan diunggah melalui link
Google form:
https://docs.google.com./forms/d/e/1FAIpQLSf9ffHhMOl93qzps_DEJkiEhyUwne
UKg1GVwNMyqe11daQ/viewform?usp=sf_link ”.
Berikut terkait tentang pendekatan dan metode yang digunakan guru
dalam mengatur strategi pembelajaran online, antara lain:
“Pendekatan yang dilaksanakan yaitu menerangkan materi melalui video,
kemudian untuk siswa yang offline atau luring yaitu siswa mempelajari materi di
LKS. Kemudian metodenya yaitu menggunakan video pembelajaran, jadi guru
membuat video sedang menerangkan materi.” (Wawancara, M.K, 18 Juni 2020)
Penjelasan tentang alokasi waktu kegiatan daring dan luring serta
pengumpulan tugasnya, yaitu:
“Alokasi waktunya berbeda dari pembelajaran normal, kalau daring
dilakukan setiap hari, kalau offline alokasi waktunya mandiri dan waktu
pengumpulan tugasnya itu sesuai dengan kesepakatan dari guru misalnya
seminggu sekali tugasnya dikumpulkan”. (Wawancara, M.K, 18 Juni 2020)
Berkaitan dengan kelebihan dan kelemahan strategi pembelajaran yang
dipakai ketika pembelajaran online, sebagai berikut:
“Kelemahannya siswa merasa bosan, selalu berkeinginan untuk belajar di
sekolah. Ada juga orang tua yang sibuk bekerja sehingga kurang maksimal
dalam memantau anak-anaknya belajar, ada siswa yang tidak punya smartphone
59
ataupun tidakn punya aplikasi WhatsApp sehingga siswa sulit mendapatkan
materi dan tugas dari guru, signal yang susah karena letaknya yang di desa.
Kelebihannya perkembanan siswa dapat dipantau langsung oleh orang tua dan
mengetahui kekurangan yang belum dicapai siswa, dalam hal teknologi baik
siswa ataupun orang tua menjadi bisa menjalankan smartphone, memperoleh
pengetahuan untuk menjalankan WhatsApp yang dapat digunakan untuk
mengerjakan tugas dengan cepat.” (Wawancara, M.K, 18 Juni 2020)
Penjelasan tentang faktor pendukung dan penghambat kegiatan
pembelajaran online sebagai berikut:
“Faktor pendukungnya yaitu ada anggaran untuk guru, guru diberikan
fasilitas oleh madrasah seperti kuota internet sebagai penunjang berjalannya
pemberian tugas kepada siswa, dan pembuatan link Google form disediakan oleh
sekolah. Sedangkan faktor penghambatnya adalah signal yang sulit terjangkau
karena letak siswa yang berada di desa, tidak semua siswa dapat menjangkau
signal untuk mengakses WhatsApp dan Google form, kemudian siswa merasa
jenuh dan respon siswa terhadap siswa masih kurang.” (Wawancara, M.K. 18
Juni 2020)
Penjelasan tentang media yang digunakan dalam pembelajaran online
yakni sebagai berikut:
“Guru menggunakan media dengan jaringan internet, guru menggunakan
video untuk menerangkan materi, membuat soal-soal, lalu kuis lewat internet,
kemudian guru juga memberikan reward untuk siswa yang rajin dan tepat waktu
dalam mengirimkan tugas.” (Wawancara, M.K, 18 Juni 2020)
Penjelasan tentang rata-rata ketercapaian siswa kelas III B dalam
pembelajaran online sebagai berikut:
“Pembelajaran daring tidak harus tercapai semua, karena mengingat
kondisi pengguna daring dari madrasah hanya 75%, itu artinya tidak semua
siswa menggunakan daring, ada sebagian siswa yang mengerjakan tugas offline
dengan cara mendatangi rumah siswa satu persatu. Hal ini disebabkan oleh
faktor siswa yang tidak punya handphone maupun aplikasi WhatsApp dan sulit
menjangkau signal.” (Wawancara, M.K, 18 Juni 2020)
“Karena pembelajaran online itu sebenarnya tidak efektif maka
ketercapaian siswa tidak bisa tercapai secara maksimal, hal ini disebabkan oleh
tidak adanya target untuk mencapai KI dan KD. Seperti yang disampaikan oleh
Menteri Pendidikan Pak Nadim Makarim bahwa pada masa pandemi ini guru
60
tidak terbebani untuk mengejar target KI dan KD. Pada umunya seharusnya ada
target untuk mengejar KI dan KD untuk ketercapaian siswa. Akan tetapi jika
pada pembelajaran online diberikan target sesuai KI dan KD maka tidak sesuai,
siswa akan terlalu terbebani oleh tugas-tugas yang sangat banyak. Untuk itu
selama daring tidak diterapkan target KI dan KD karena hal itu hanya akan
membebani siswa dengan banyak tugas, sedangkan di masa sulit ini siswa tidak
boleh terbebani banyak tugas.” (Wawancara, A.S, 19 Juni 2020)
“Karena guru tidak bisa bertemu langsung, kesimpulannya adalah jika
siswa itu sudah mengerjakan tugas, nilainya sudah bagus, sudah menyimak
materi dari grup WhatsApp maka saya anggap sudah paham jika tidak ada siswa
yang bertanya, dan guru tidak bisa mengukur atau mengetes sejauh mana siswa
paham dengan materi yang dibagikan, yang terpenting adalah materi pelajaran
sudah tersampaikan ke siswa.” (Wawancara, M.K, 18 Juni 2020)
Penjelasan tentang rata-rata ketercapaian siswa kelas III B dari
pelaksanaan pembelajaran online, sebagai berikut:
“Jumlah siswanya ada 17, 13 anak menggunakan daring, 4 anak
menggunakan luring” (Wawancara, M.K, 18 Juni 2020)
Penjelasan mengenai hasil belajar siswa kelas III B di MI Al-ittihaad
Citrosono dalam pembelajaran online pada masa pandemi Covid19, sebagai
berikut:
“Hasil belajar untuk kelas III B mengalami penurunan dalam segi
materinya, karena materi yang tersampaikan tidak semuanya terserap siswa.
Selain itu, hasil belajar juga mengalami peningkatan dalam segi keterampilan
mereka, seperti sikap mereka di rumah, kemudian mereka mengeksplorasi
pengetahuan di rumah meskipun di luar materi dalam pembelajaran, tetapi di
rumah siswa mungkin dapat belajar lebih luas dan memperdalam bakat
mereka.” (Wawancara, M.K, 18 Juni 2020)
Berikut penjelasan tentang perasaan siswa kelas III B terhadap
pembelajaran online dari rumah antara lan:
“Tidak senang, pusing dan bosan.” (Wawancara, N.Z.H, 21 Juni 2020)
“Tidak senang, bosan.” (Wawancara, T.O, 21 Juni 2020)
61
c. Pembahasan
1. Pembelajaran online pada masa pandemi Covid19 pada siswa kelas III B B MI
Al-ittihaad Citrosono
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tentang pembelajaran
online pada masa pandemi Covid19 menjelaskan bahwa di kelas III B guru
telah menerapkan pembelajaran online atau daring dalam kegiatan belajar dari
rumah sebagai wujud pencegahan penyebaran virus corona dibuktikan dari
hasil observasi sebagai berikut:
“Pembelajaran online dilakukan dengan menggunakan aplikasi
WhatsApp, untuk ulangan harian dengan menggunakan Google form, cara-
cara tersebut digunakan untuk yang tercapai daring. Apabila ada yng tidak
tercapai daring maka guru akan mendatangi rumah siswa untuk memberikan
tugas satu minggu sekali. Persentase yang menggunakan daring hanya 75%
karena dari ada beberapa faktor yang mempengaruhi terhambatnya daring.
Jadi, ada siswa yang memakai daring/online dan ada siswa yang
menggunakan luring (luar jaringan) untuk siswa yang tidak dapat mengakses
aplikasi.” (Wawancara, A.S, 19 Juni 2020)
Pernyataan di atas menjelaskan bahwa pembelajaran online
dilaksanakan dengan menggunakan aplikasi WhatsApp dalam menyampaikan
materi kepada siswa, tugas-tugas harian juga dikirim melalui WhatsApp.
Pernyataan tersebut didukung oleh hasil wawancara pada tanggal 19 Juni
2020. Ulangan harian dikerjakan siswa melalui Google form, ketika siswa
sudah selesai mengerjakan tugas maka hasilnya bisa langsung sampai pada
guru. Namun tidak semua siswa dapat belajar menggunakan daring,
persentase siswa yang memakai daring hanya 75% karena ada beberapa faktor
62
penghambat siswa dalam mengakses materi dan tugas. Siswa yang tidak dapat
menjalani daring maka tetap belajar dengan luring (luar jaringan).
Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan mengenai pembelajaran
online yang dilakukan menggunakan aplikasi WhatsApp, sebagai berikut:
“Pembelajaran yang diterapkan saat pandemi adalah dengan cara
berkomunikasi lewat WhatsApp, guru memberikan materi atau tugas melalui
pesan WhatsApp berupa teks, video, atau link. Bagi siswa yang tida punya
handphone atau WhatsApp guru datang ke rumah siswa memberikan soal;
atau bahan ajar sesuai kebutuhan.” (Observasi secara daring melalui
WhatsApp 16 Juni 2020 jam 15.36)
Berdasarkan pernyataan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran
online telah digunakan pada siswa kelas III B dalam kegiatan belajar mengajar
di masa pandemi Covid19. Pernyataan ini didukung dengan data observasi
yang dilakukan pada tanggal 16 Juni 2020 jam 15.36 secara daring melalui
WhatsApp. Pembelaajran online ini diterapkan agar kegiatan belajar tetap
berjalan walaupun harus di rumah saja. Pembelajaran online dilaksanakan
dengan cara berkomunikasi melalui aplikasi WhatsApp, guru mengirimkan
materi pelajaran dan mengirimkan tugas-tugas kepada siswa melalui
WhatsApp yang dapat berupa teks, video, atau link Google form guna
mengirimkan tugas pembiasaan siswa yang merupakan program unggulan
madrasah.
Guru membuat perencanaan dan pelaksanaan dalam pembelajaran
online, terkait dengan perencanaan dan pelaksanaannya dibuktikan dengan
hasil wawancara berikut ini:
63
“Ada perencanaan dan pelaksanaan pembelajarannya.
Perencanaannya ya membuat materi dan soal evaluasi, pelaksanaannya ya
ngeshare ke Group WA dan menyuruh siswa yang tidak punya WA mengambil
soal ke sekolah atau terkadang guru yang ke rumah siswa. Selain itu guru
juga membuat RPP untuk pembelajaran online”. (Wawancara, M.K, 18 Juni
2020)
Pernyataan di atas menjelaskan bahwa dalam pembelajaran online guru
mempersiapkan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Perencanaan yang
dilakukan yaitu guru membuat materi dan soal evaluasi, sedangkan
pelaksanaannya yaitu guru membagikan materi dan tugas ke grup WhatsApp
kemudian siswa yang tidak mempunyai WhatsApp diminta oleh guru datang
ke sekolah untuk mengambil soal atau tugas, selain siswa yang diminta datang
ke sekolah terkadang guru yang mendatangi rumah siswa.
Terdapat beberapa faktor pendorong dan penghambat strategi
pembelajaran dibuktikan dengan hasil wawancara berikut:
“Faktor pendukungnya yaitu ada anggaran untuk guru, guru diberikan
fasilitas oleh madrasah seperti kuota internet sebagai penunjang berjalannya
pemberian tugas kepada siswa, dan pembuatan link Google form disediakan
oleh sekolah. Sedangkan faktor penghambatnya adalah signal yang sulit
terjangkau karena letak siswa yang berada di desa, tidak semua siswa dapat
menjangkau signal untuk mengakses WhatsApp dan Google form, kemudian
siswa merasa jenuh dan respon siswa terhadap tugas masih kurang.”
(Wawancara, M.K. 18 Juni 2020)
Berdasarkan pernyataan tersebut, menjelaskan bahwa terdapat beberapa
faktor pendorong dan penghambat pelaksanaan pembelajaran online.
Pernyataan ini didukung dengan data wawancara yang dilakukan pada tanggal
18 Juni 2020. Faktor pendorongnya yaitu sekolah menyediakan anggaran
kepada guru untuk membelikan kuota internet yang digunakan untuk
64
membuat akun Google form maupun membuat grup akun WhatsApp guna
mengirimkan materi dan tugas kepada siswa. Faktor penghambatnya yaitu
jaringan internet atau signal yang sulit dijangkau oleh siswa karena rumah
siswa yang berada di desa, tidak semua daerah mudah menjangkau signal
internet. Kendala lainnya berasal dari diri siswa sendiri yang memiliki
kesadaran yang kurang terhadap tugas-tugas yang harus siswa kerjakan.
2. Strategi pembelajaran yang diterapkan pada masa pandemi Covid19 di kelas
III B B MI Al-ittihaad Citrosono
Sistem pembelajaran yang berubah berpengaruh juga terhadap strategi
yang digunakan dalam mengajar. Berbeda dari strategi sebelumnya yang
menggunakan metode-metode seperti metode diskusi, metode ceramah,
maupun metode penugasan lainnya pada masa pandemi Covid19 guru juga
mengubah strategi pembelajaran tersebut. Hal ini bertujuan untuk
menyampaikan materi atau informasi kepada siswa agar siswa dapat mencapai
suatu target penilaian tertentu.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tentang strategi
pembelajaran pada masa pandemi Covid19 menjelaskan bahwa menurut
observasi guru membuat strategi pembelajaran yang berbeda dari startegi yang
dipakai saat sebelum pandemi, berikut bukti hasil observasi strategi
pembelajaran:
“Guru membuat strategi pembelajaran dengan mengumpulkan materi
belajar yang menarik, agar siswa tidak bosan. Latihan soal-soalnya juga
dikemas lebih menarik seperti kuis. Selain itu, guru juga memberi reward
65
bagi anak yang rajin mengerjakan tugas. Untuk program unggulan madrasah
seperti pembiasaan siswa berupa sholat dhuha dan hafalan diunggah melalui
link Google
form:https://docs.google.com./forms/d/e/1FAIpQLSf9ffHhMOl93qzps_DEJkiE
hyUwneUKg1GVwNMyqe11daQ/viewform?usp=sf_link ” (Observasi secara
daring melalui WhatsApp 16 Juni 2020 jam 15.36)
Berdasarkan pernyataan di atas, menunjukkan bahwa strategi guru
dalam pembelajaran online yakni dengan membuat materi belajar yang
menarik agar siswa tidak bosan belajar di rumah. Pernyataan ini didukung
dengan data observasi yang dilakukan pada tanggal 16 Juni 2020 jam 15.36
secara daring. Pembelajaran yang monoton dan biasa saja dapat membuat
siswa jenuh ketika harus belajar di rumah, untuk itu guru membuat strategi
belajar yang berbeda dengan mengirimkan materi berupa foto maupun video
yang menarik, membuat kuis soal lalu kemudian siswa mengirimkan tugasnya
ke link Google form.
Pelaksanaan pembelajaran online juga mengharuskan guru untuk
membuat strategi pembelajaran yang baru, berikut bukti hasil wawancara
tentang pembelajaran online yang mendorong guru untuk membuat strategi
pembelajaran baru:
“Untuk pembelajaran online kami membuat strategi baru, yaitu
membuat grup WhatsApp untuk mengirimkan tugas kepada siswa. Setiap hari
guru akan memantau dengan mengirimkan sebuah link yang nantinya siswa
akan mengumpulkan tugas-tugasnya. Ketika pembelajaran online aktivitas
yang dilakukan guru adalah mengirimkan materi baik itu berupa foto, video,
atau buku LKS kemudian mengirimkannya kepada siswa.” (Wawancara, M.K,
18 Juni 2020)
66
Berdasarkan pernyataan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran
online menyebabkan guru membuat strategi pembelajaran baru. Pernyataan ini
didukung dengan data wawanvara pada tanggal 18 Juni 2020. Strategi yang
digunakan setelah pandemi datang berbeda dengan sebelum adanya pandemi,
sebelum pandemi datang pembelajaran dilakukan di sekolah dengan
pertemuan tatap muka kemudian menggunakan strategi pembelajaran yang
sesuai di dalam kelas. Pada saat pandemi guru merubah strategi pembelajaran
ketika menyampaikan materi dan memberikan tugas melalui aplikasi
WhatsApp, guru memberikan materi baik berupa teks, foto, maupun video.
Dalam pelaksanaan strategi pembelajaran, guru menyusun pendekatan
dan metode yang digunakan guru dalam mengatur strategi pembelajaran
online, hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara berikut:
“Pendekatan yang dilaksanakan yaitu menerangkan materi melalui
video, kemudian untuk siswa yang offline atau luring yaitu siswa mempelajari
materi di LKS. Kemudian metodenya yaitu menggunakan video pembelajaran,
jadi guru membuat video sedang menerangkan materi.” (Wawancara, M.K,
18 Juni 2020)
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pendekatan dan
metode belajar disusun untuk dapat menerapkan strategi pembelajaran.
Pendekatan yang dilakukan adalah guru menerangkan materi melalui video,
siswa yang menjalani offline mempelajari materi dari LKS (lembar kerja
siswa). Sedangkan metodenya adalah guru menggunakan video sebagai alat
pembelajarannya, guru merancang sebuah video yang di dalamnya terdapat
67
guru yang sedang menerangkan materi pelajaran dengan direkam kemudian
dibagikan melalui grup WhatsApp.
Pelaksanaan startegi pembelajaran terdapat alokasi waktu kegiatan
daring dan luring, serta metode dalam pengumpulan tugas siswa dibahas
dalam wawancara berikut ini:
“Alokasi waktunya berbeda dari pembelajaran normal, kalau daring
dilakukan setiap hari, kalau offline alokasi waktunya mandiri dan waktu
pengumpulan tugasnya itu sesuai dengan kesepakatan dari guru misalnya
seminggu sekali tugasnya dikumpulkan”. (Wawancara, M.K, 18 Juni 2020)
Berdasarkan pernyataan dari wawancara di atas, dapat diketahui bahwa
alokasi waktu yang dilaksanakan ketika pembelajaran online berbeda dengan
pembelajaran biasa ketika di sekolah. Pada pembelajaran online dilakukan
setiap hari, sedangkan offline atau luring alokasi waktunya secara mandiri
atau ditentukan sendiri. Sistem pengumpulan tugasnya sesuai dengan
kesepakatan yang sudah ditetapkan oleh guru.
Strategi pembelajaran baru dapat memberikan manfaat bagi guru untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan dalam penggunaan
teknologi. Namun ada strategi pembelajaran yang diterapkan pada masa
pandemi Covid19 ini mempunyai kelebihan dan kelemahan, hal tersebut
dibuktikan dengan pernyataan sebagai berikut:
“Kelemahannya siswa merasa bosan, selalu berkeinginan untuk
belajar di sekolah. Ada juga orang tua yang sibuk bekerja sehingga kurang
maksimal dalam memantau anak-anaknya belajar, ada siswa yang tidak
punya smartphone ataupun tidakn punya aplikasi WhatsApp sehingga siswa
sulit mendapatkan materi dan tugas dari guru, signal yang susah karena
letaknya yang di desa. Kelebihannya perkembanan siswa dapat dipantau
68
langsung oleh orang tua dan mengetahui kekurangan yang belum dicapai
siswa, dalam hal teknologi baik siswa ataupun orang tua menjadi bisa
menjalankan smartphone, memperoleh pengetahuan untuk menjalankan
WhatsApp yang dapat digunakan untuk mengerjakan tugas dengan cepat.”
(Wawancara, M.K, 18 Juni 2020)
Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa strategi pembelajaran baru
memiliki kelemahan dan kelebihan. Pernyataan ini didukung dengan data hasil
wawancara pada tanggal 18 Juni 2020. Kelemahannya adalah siswa merasa
bosan bila belajar di rumah, orang tua siswa yang sibuk bekerja sehingga
kurang dapat memantau belajar anak. Jaringan internet terkadang tidak dapat
dijangkau atau susah signal karena leta rumah siswa yang di desa, ada siswa
yang di rumah tidak punya handphone atau smartphone yang ada aplikasi
WhatsApp nya sehingga siswa tidak dapat mengakses materi dan tugas yang
diberikan guru.
Sedangkan kelebihan dari strategi pembelajaran ini adalah siswa dapat
dipantau langsung oleh orang tua sehingga orang tua dapat mengetahui sampai
sejauh mana anak mereka paham tentang materi pelajaran dan mengetahui
kekurangan belajar yang ada pada diri siswa. Kelebihan lainnya dalam hal
teknologi baik untuk orang tua maupun siswa itu sendiri dapat menambah
pengetahuan dan kemampuan menggunakan teknologi, seperti orang tua dan
siswa dapat menjalankan internet untuk mengakses materi dan tugas, dan
menggunakan aplikasi WhatsApp untuk pendidikan.
Pada pembelajaran online, strategi pembelajaran didukung dengan
penggunaan media belajar. Guru juga menggunakan media belajar untuk
69
memudahkan siswa memahami materi yang disampaikan secara daring.
Pernyataan ini dibuktikan dari hasil wawancara berikut:
“Guru menggunakan media dengan jaringan internet, guru
menggunakan video untuk menerangkan materi, membuat soal-soal, lalu kuis
lewat internet, kemudian guru juga memberikan reward untuk siswa yang
rajin dan tepat waktu dalam mengirimkan tugas.” (Wawancara, M.K, 18 Juni
2020)
Berdasarkan pernyataan wawancara tersebut, guru menggunakan media
belajar lewat internet untuk menyampaikan materi kepada siswa berupa video,
guru membuat soal-soal kuis yang kemudian diunggah di Google form agar
siswa tidak mudah jenuh dengan tugas yang biasa-biasa saja. Kemudian guru
memberikan reward pada siswa yang rajin mengerjakan tugas dan
mengirimkan tugas tepat waktu.
3. Hasil belajar siswa kelas III B B MI Al-ittihaad Citrosono pada masa pandemi
Covid19
Hasil belajar siswa diperoleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara tentang hasil belajar siswa kelas III B pada
masa pandemi Covid19 menjelaskan bahwa hasil belajar siswa tidak harus
tercapai semua, pernyataan ini dibuktikan dari hasil wawancara sebagai
berikut:
“Pembelajaran daring tidak harus tercapai semua, karena mengingat
kondisi pengguna daring dari madrasah hanya 75%, itu artinya tidak semua
siswa menggunakan daring, ada sebagian siswa yang mengerjakan tugas
offline dengan cara mendatangi rumah siswa satu persatu. Hal ini disebabkan
oleh faktor siswa yang tidak punya handphone maupun aplikasi WhatsApp
dan sulit menjangkau signal.” (Wawancara, M.K, 18 Juni 2020)
70
Berdasarkan pernyataan di atas, hasil pembelajaran daring tidak harus
semuanya tercapai, karena banyak kendala yang menghambat proses kegiatan
daring seperti ketidaktersedianya fasilitas untuk daring seperti smartphone,
tidak ada aplikasi WhatsApp, dan signal yang sulit dijangkua. Pernyataan ini
didukung dengan data wawancara tanggal 18 Juni 2020. Tidak semua siswa
menggunakan daring, persentase siswa yang melaksanakan daring hanya 75%.
Ada beberapa siswa yang melaksanakan offline dikarenakan kendala-kendala
tersebut. Siswa yang melaksanakan offline dengan cara guru mendatangi
rumah siswa satu persatu untuk memberikan materi dan tugas. Guru datang
setiap satu minggu sekali, dan tugas yang diberikan juga berlaku untuk satu
minggu.
Hasil yang diperoleh dari pembelajaran online tidak maksimal karena
pembelajaran secara daring dinilai kurang efektif untuk sistem pembelajaran
pada siswa kelas III B. Hal ini dibuktikan dari pernyataan hasil wawancara
berikut:
“Karena pembelajaran online itu sebenarnya tidak efektif maka
ketercapaian siswa tidak bisa tercapai secara maksimal, hal ini disebabkan
oleh tidak adanya target untuk mencapai KI dan KD. Seperti yang
disampaikan oleh Menteri Pendidikan Pak Nadim Makarim bahwa pada masa
pandemi ini guru tidak terbebani untuk mengejar target KI dan KD. Pada
umunya seharusnya ada target untuk mengejar KI dan KD untuk ketercapaian
siswa. Akan tetapi jika pada pembelajaran online diberikan target sesuai KI
dan KD maka tidak sesuai, siswa akan terlalu terbebani oleh tugas-tugas
yang sangat banyak. Untuk itu selama daring tidak diterapkan target KI dan
KD karena hal itu hanya akan membebani siswa dengan banyak tugas,
sedangkan di masa sulit ini siswa tidak boleh terbebani banyak tugas.”
(Wawancara, A.S, 19 Juni 2020)
71
Berdasarkan pernyataan di atas, menjelaskan bahwa pelaksanaan
pembelajaran online yang diterapkan sesungguhnya tidak efektif karena tidak
bisa mencapai KI dan KD secara maksimal. Pernyataan tersebut didukung
dengan data wawancara tanggal 19 Juni 2020. Pembelajaran yang tidak
berpedoman pada KI dan KD akan tidak menghasilkan target belajar sesuai KI
dan KD. Hal tersebut telah disampaikan juga Menteri Pendidikan Indonesia
Nadim Makarim tentang tidak adanya target KI dan KD dala pembelajaran
daring. Pada pembelajaran umum ada target KI dan KD untuk menunjang
hasil belajar siswa, namun dengan adanya pandemi Covid19 yang
mengharuskan siswa belajar dari rumah maka pembelajaran online tidak
dibebani target KI dan KD.
Pembelajaran daring menyebabkan guru dan siswa tidak bisa bertatap
muka secara langsung sehingga tidak dapat mengetahui secara langsung
apakah siswa memahami materi dengan benar atau belum. Hal ini dibuktikan
dengan hasil wawancara sebagai berikut:
“Karena guru tidak bisa bertemu langsung, kesimpulannya adalah jika
siswa itu sudah mengerjakan tugas, nilainya sudah bagus, sudah menyimak
materi dari grup WhatsApp maka saya anggap sudah paham jika tidak ada
siswa yang bertanya, dan guru tidak bisa mengukur atau mengetes sejauh
mana siswa paham dengan materi yang dibagikan, yang terpenting adalah
materi pelajaran sudah tersampaikan ke siswa.” (Wawancara, M.K, 18 Juni
2020)
Pernyataan tersebut didukung dengan data wawancara pada tanggal 18
Juni 2020 menjelaskan bahwa pemahaman siswa tidak dapat diukur secara
langsung oleh guru karena tidak dapat memantau siswa secara langsung.
72
Pemahaman siswa dapat diketahui berdasarkan nilai mereka, apabila
menunjukkan hasil yang baik maka siswa dianggap telah memahami materi.
Hal penting dari guru yakni siswa telah menerima materi pelajaran.
Berikut merupakan pernyataan tentang rata-rata ketercapaian siswa
kelas III B dalam pembelajaran online, didukung oleh hasil dari wawancara
berikut:
“Jumlah siswanya ada 17, 13 anak menggunakan daring, 4 anak
menggunakan luring” (Wawancara, M.K, 18 Juni 2020)
Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa ketercapaian siswa
kelas III B pengguna daring dari jumlah siswa satu kelas 17 anak, terdapat 13
siswa yang mengikuti pembelajaran online dan 4 siswa menjalani
pembelajaran offline atau luring.
Berikut hasil wawancara mengenai hasil belajar siswa kelas III B dalam
pembelajaran online pada masa pandemi Covid19. Hasil belajar menunjukkan
beberapa kenaikan dan penurunan, dibuktikan dari hasil wawancara sebagai
berikut:
“Hasil belajar untuk kelas III B mengalami penurunan dalam segi
materinya, karena materi yang tersampaikan tidak semuanya terserap siswa.
Selain itu, hasil belajar juga mengalami peningkatan dalam segi keterampilan
mereka, seperti sikap mereka di rumah, kemudian mereka mengeksplorasi
pengetahuan di rumah meskipun di luar materi dalam pembelajaran, tetapi di
rumah siswa mungkin dapat belajar lebih luas dan memperdalam bakat
mereka.” (Wawancara, M.K, 18 Juni 2020)
Berdasarkan pernyataan di atas yang didukung dengan data wawancara
tanggal 18 Juni 2020 menjelaskan bahwa dari kegiatan pembelajaran online
73
hasil belajar siswa kelas III B MI Al-ittihaad Citrosono mengalami penurunan
sekaligus mengalami kenaikan. Siswa mengalami penurunan dalam segi
materi, materi pelajaran yang tersampaikan tidak semua dapat diserap oleh
siswa. Selain mengalami penurunan, siswa juga mengalami kenaikan hasil
belajar dari segi keterampilan. Siswa dapat mengasah keterampilan mereka
selama belajar dari rumah dan memperkaya pengetahuan.
d. Bukti Fisik Media Belajar Online
Pembelajaran online yang diterapkan pada siswa kelas III B di MI Al-
ittihaad Citrosono menggunakan aplikasi internet sebagai media dalam
menyampaikan materi dan pemberian tugas dalam pembelajaran. Media tersebut
yakni menggunakan aplikasi WhatsApp dengan memanfaatkan fitur WhatsApp
Group, guru menggunakan bantuan video dalam menerangkan materi agar siswa
lebih mudah memahami yang kemudian dikirim di dalam WhatsApp Group
tersebut.
Selain itu guru juga menggunakan Google form dalam menerima tugas-
tugas dari siswa. Aplikasi ini lebih efisien dalam menampung tugas siswa karena
tidak memakan memori dalam gawai milik guru maupun sekolah, karena
tersimpan otomatis di laman internet tersebut. Jadi, dalam pembelajaran online
guru hanya menggunakan fitur aplikasi WhatsApp Group dan Google Form
untuk mengirim materi dan tugas kepada siswa.
74
1. WhatsApp Group
Guru membuat grup pada fitur aplikasi WhatsApp yang digunakan
untuk berkomunikasi dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran online.
Keadaan yang tidak dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka guru
membuat grup ini untuk memberi informasi kepada siswa, baik itu mengenai
materi pelajaran maupun tugas-tugas siswa.
Gambar 5 bukti fisik WhatsApp Group kelas III B
75
Gambar 6 Gambar 7
Gambar tersebut merupakan bukti dari penggunaan media WhatsApp Group
dalam pembelajaran. Pada group ini guru dapat mengirimkan informasi, memberi
materi, maupun tugas kepada siswa. Kemudian siswa mengirim atau meng-
apload tugas tersebut pada Google Form yang sudah disediakan link-nya pada
WhatsApp Group tersebut.
76
Gambar 8 Gambar 9
77
Gambar 10 Gambar 11
2. Video
Penggunaan video dalam pembelajaran online guru membuatnya
kemudian dikirim melalui WhatsApp Group. Guru merekam kegiatan sedang
menerangkan materi kemudian meng-aploadnya di group tersebut. Cara ini
bertujuan untuk memudahkan siswa menangkap dan memahami materi dari
pembelajaran jarak jauh ini.
78
Gambar 12 dan 13 bukti fisik video dalam pembelajaran online
Pada kegiatan tersebut, guru sedang menerangkan materi
pembelajaran matermatika KD 3.1.3 dan 4.1.3 pada gambar 8 tentang
membuat diagram. Guru mengambil materi dari LKS, lalu cara menjelaskan
materi tersebut dengan merekamnya menjadi sebuah video. Kemudian
gambar 9 guru menerangkan tentang ayat Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat
179.
79
Gambar 14 bukti fisik guru menerangkan dengan video
tentang Tematik muatan Pkn
3. Google Form
Penggunaan Google Form dimanfaatkan guru untuk melaksanakan
ulangan harian atau penilaian lainnya. Penerapan ini berguna bagi guru
karena lebih efisien sehingga guru tidak perlu menyiapkan dalam bentuk
print out yang kemudian diserahkan kepada siswa. Pada laman Google Form
ini siswa bisa langsung mengisi atau memilih jawaban pada
smartphone/gawai tanpa harus print out.
80
Gambar 15
81
Gambar 16 bukti fisik penggunaan Google Form untuk ulangan harian
82
Gambar 17
83
Gambar 18
Laman ini berisi bahan materi yang dipelajari siswa. Google Form
sangat efektif dalam kegiatan pembelajaran online karena guru dapat
mengunggah bermacam-macam materi. Kemudahan lainnya yakni siswa
dapat mengakses secara luas tanpa harus bertatap muka.
84
Gambar 19 bukti fisik laman Google Form
Guru juga menggunakan Google Form untuk penilaian akhir semester.
Laman ini mudah digunakan karena siswa dapat mengaksesnya dengan mudah
tanpa mengerjakan secara manual dan tatap muka. Siswa hanya menekan
option pada laman tersebut untuk menjawab pertanyaan.
85
Gambar 20
Pada laman ini siswa mengisi nama, kemudian identitas lainnya. Setelah
selesai mengisi data diri lalu siswa mulai mengerjakan soal yang terdapat di
bawah kolom identitas tersebut dengan teliti. Siswa hanya klik pada
lingkaran-lingkaran kecil tersebut.
86
Gambar 21
4. RPP
Pada pembelajaran online guru juga menyiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). RPP tersebut berisi susunan kegiatan pembelajaran
online yang akan dilaksanakan guru dengan murid secara online. RPP
disusun bertujuan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran online.
87
Gambar 22 Bukti fisik RPP pembelajaran online
88
5. Nilai Siswa
Penilaian Akhir Tahun Semester 1 Kelas III B Tahun Pelajaran
2019/2020
No Mata Pelajaran Jumlah
Siswa
Capaian
Target
Rata
Rata
1 Al-Quran Hadist 17 100% 82,94
2 Fikih 17 100% 85,29
3 SKI 17 100% 81,18
4 Bahasa Arab 17 100% 82,94
5 Akidah Akhlak 17 100% 83,53
6 PPkN 17 100% 77,65
7 Bahasa Indonesia 17 100% 77,06
8 Matematika 17 100% 75,29
9 SBdP 17 100% 78,24
10 PJOK 17 100% 82,94
11 Bahasa Jawa 17 100% 80,59
Jumlah 1447
Berdasarkan data di atas, dapat dijelaskan bahwa daftar nilai siswa
pada semester 1 rata-rata nilai yang tertinggi ada pada mata pelajaran fikih
dengan rata-rata 85,29 dan rata-rata nilai terendah terdapat pada mata
pelajaran matematika dengan angka 75,29.
89
Penilaian Akhir Tahun Semester 2 Kelas III B
Tahun Pelajaran 2019/2020
No Mata Pelajaran Jumlah
Siswa
Capaian
Target
Rata
Rata
1 Al-Quran Hadist 17 100% 82,94
2 Fikih 17 100% 85,29
3 SKI 17 100% 80,00
4 Bahasa Arab 17 100% 82,94
5 Akidah Akhlak 17 100% 83,53
6 PPkN 17 100% 77,65
7 Bahasa Indonesia 17 100% 77,06
8 Matematika 17 100% 78,24
9 SBdP 17 100% 78,24
10 PJOK 17 100% 78,24
11 Bahasa Jawa 17 100% 79,41
Jumlah 1333
Berdasarkan data di atas menjelaskan bahwa nilai rata-rata di semester
2 tertinggi terdapat pada mata pelajaran fikih yaitu dengan hasil 85,29
sedangkan nilai rata-rata terendah ada pada mata pelajaran bahasa indonesia
dengan nilai 77,06.
90
Kedua tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa capaian rata-rata
nilai siswa pada semester 1 lebih tinggi daripada rata-rata nilai siswa di
semester 2. Jumlah rata-rata pada semester 1 sebesar 1447, sedangkan
jumlah rata-rata di semester 2 pada masa pandemi Covid19 hanya 1333. Hal
tersebut berarti rata-rata nilai hasil belajar siswa mengalami penurunan di
semester 2 karena adanya pandemi Covid19 lalu menerapkan pembelajaran
online dengan berbagai kendala yang dialami sehingga capaian hasil belajar
kurang maksimal.
91
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik
kesimpulan antara lain:
1. Pembelajaran online yang diterapkan pada kelas III B MI Al-ittihaad Citrosono
merupakan suatu tantangan baru bagi guru dalam mengatur ulang strategi
pembelajaran agar materi belajar dapat tersampaikan kepada siswa. Pembelajaran
online dilaksanakan secara daring melalui jaringan internet dengan menyusun
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran oleh guru. Perencanaan
pembelajarannya yaitu dengan membuat materi dan soal evaluasi untuk siswa,
sedangkan pelaksanaan pembelajarannya yaitu membagikan materi dan tugas ke
grup WhatsApp serta meminta siswa yang tidak memiliki handphone atau
WhatsApp untuk mengambil soal ke sekolah atau guru yang datang ke rumah
siswa untuk memberikan tugas. Selain itu, guru juga membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran untuk pembelajaran online.
2. Strategi pembelajaran yang diterapkan pada siswa kelas III B MI Al-ittihaad
Citrosono sebagai sebuah perencanaan rangkaian pembelajaran online dengan
menggunakan pendekatan dan model belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Pendekatan pembelajarannya dilakukan dengan menerangkan
materi melalui video. Siswa yang menjalani luring atau offline mempelajari
92
materi dari LKS (lembar kerja siswa) yang sudah dibawa oleh masing-masing
siswa. Metode pembelajarannya yaitu guru membuat video yang sedang
menerangkan materi kemudian dikirim kepada siswa melalui WhatsApp. Alokasi
waktu daring dilakukan setiap hari, sedangkan offline ditentukan sendiri atau
secara mandiri, dan pengumpulan tugasnya sesuai dengan kesepakatan dari guru.
Media belajar yang digunakan yaitu foto atau video yang diakses dari WhatsApp
kemudian siswa mengumpulkan tugasnya melalui link Google form. Materinya
berasal dari buku paket siswa maupun LKS dan materi yang disampaikan sesuai
dengan kompetensi dasar, kemudian guru membuat soal sebagai evaluasi
pembelajaran.
3. Hasil belajar siswa menunjukkan bahwa tidak semua siswa dapat menjalani
pembelajaran online dan hasil belajar tidak semua tercapai disebabkan berbagai
faktor seperti siswa tidak mempunyai handphone atau aplikasi WhatsApp , signal
internet yang sulit dijangkau sebab rumah siswa yang berada di desa, kesadaran
siswa akan tanggungjawabnya dalam mengerjakan tugas masih kurang, dan
kesadaran orangtua maupun kondisi lingkungan di sekitar siswa yang kurang
mendukung sehingga menyebabkan capaian hasil belajar siswa kurang maksimal.
Pelaksanaan pembelajaran online kurang efektif diterapkan oleh siswa kelas III B
MI Al-ittihaad Citrosono karena tidak adanya capaian target sesuai KI dan KD.
93
B. Saran
1. Sekolah
Pembelajaran online lebih diterapkan lagi secara maksimal, mendukung
sarana prasarana dan fasilitas agar pembelajaran tetap berjalan dengan lancar.
2. Guru
Meningkatkan strategi dan media pembelajaran dalam menyampaikan
materi pelajaran secara daring kepada siswa yang menggunakan sistem
pembelajaran online maupun siswa yang menggunakan pembelajaran offline.
3. Siswa
Meningkatkan kesadaran akan tugas-tugas yang diberikan guru, tugas yang
diberikan oleh guru kepada siswa segera dikerjakan baik yang daring maupun
yang tidak secara daring.
94
DAFTAR PUSTAKA
Abdi, Usman Rianse. 2012. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Bandung: Alfabeta.
Abidin, Zainul. 2017. Penerapan Pemilihan Media Pembelajaran. Edcomtech Jurnal Kajian
Teknologi Pendidikan.
Ahmadi. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Asmara, A. P. 2015. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual Tentang
Pembuatan Koloid. JURNAL ILMIAH DIDAKTIKA: Media Ilmiah Pendidikan dan
Pengajaran, 15(2), 156-178.
Baharun, Hasan. 2015. Penerapan Pembelajaran Active Learning Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa di Madrasah. Jurnal Pendidikan Pedagogik, Vol. 1 No. 1
Batubara, Hamdan Husein. 2020. Penggunaan Video Tutorial Untuk Mendukung
Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Virus Corona. Muallimuna Jurnal Madrasah
Ibtidaiyah.
Darmansyah, S.T. M, Pd. 2010. Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor.
Jakarta: Bumi Aksara.
David, Fred R. 2011. Strategic Management. Buku 1 Edisi 12 Jakarta.
Dina Indriana. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: Diva Press.
Fajar, I., Kamal, N., Faisal, D., Ds, S., & Ds, M. 2017. Perencanaan Video Promosi Cafe
Ombewok. DEKAVE: Jurnal Desain Komunikasi Visual, 5(2).
95
Fathurrahman, M., & Sulistyorini. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras.
Hanum, Numiek Sulistyo. 2013. Keefektifan E-learning Sebagai Media Pembelajaran (Studi
Evaluasi Model Pembelajaran E-learning SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto).
Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol. 3, Nomor 1.
Hapsari, Swita Amalia 2019. Pemanfaatan Google Classroom Sebagai Media Pembelajaran
Online di Universitas Dian Nuswantoro. WACANA Jurnal Ilmiah Komunikasi.
Hartanto, Aat. 2010. Panduan Aplikasi Smartphone. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 Tentang Standar Proses
Pendidikan dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.
Khotimah, Khusnul. 2016. Pengaruh Strategi Pembelajaran terhadap Hasil Belajar
Ditinjau dari Aktivitas Belajar. Surakarta: Tiga Serangkai.
Labasariyani, N. L. P., & Marlinda, N. 2014. Penggunaan Video Pembelajaran Sebagai Alat
Bantu dalam Mempersiapkan Bahan Ajar Kalkulus I Untuk Mahasiswa STIMIK
STIKOM Indonesia. Junal S@ CIES, 5, 1-3.
Mahmud, Syaifuddin, & M. Idham. 2017. Strategi Belajar Mengajar. Syiah Kuala: Syiah
Kuala University.
Mandagi, Mieke O., & Nyoman Sudana Degeng. 2019. Model dan Rancangan
Pembelajaran. Malang: CV Seribu Bintang.
96
Mardiana, Tria, & Arif Miyat Purnanto. 2017. Google Form Sebagai Alternatif Pembuatan
Latihan Soal Evaluasi. Journal.ummgl.ac.id.
Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Nadziroh, Faridatun. 2017. Analisa Efektifitas Sistem Pembelajaran Berbasis E-Learning.
Jurnal Ilmu Komputer dan Desain Komunikasi Visual 2.
Noor, Syamsudin. 2014. Penerapan Analisis SWOT Dalam Menentukan Strategi Pemasaran
Daihatsu Luxcio di Malang.
Nurdyansyah, N, & Andiek Widodo. 2015. Inovasi Teknologi Pembelajaran. Sidoarjo:
Nizamial Learning Center.
Richardo, & Rini Intansari M. 2017. Impak Minat dan Motivasi Belajar terhadap Hasil
Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran Vol 2 No. 2.
Rosyid, Zaiful. 2019. Prestasi Belajar. Malang: Literasi Nusantara.
Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,
Membangun Profesionalitas Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Sahidillah, M. Wildan, & Prarasto Miftahurrisqi. 2019. WhatsApp Sebagai Media Literasi
Digital Siswa. Journals.ums.ac.id.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjono, A. 2012. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
97
Sugandi, A. Suryati, & C. Indah, D.R. 2017. Pengaruh Pembelajaran CTL Berbasis
Enterpreneurship Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Minyak Bumi.
Prosiding Seminar Nasional Pendidik dan Pengembang Pendidikan Indonesia.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suryadi, E., Ginanjar, M. H., & Priyatna, M. 2018. Penggunaan Sosial Media WhatsApp dan
Pengaruhnya terhadap Disiplin Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam. Jurnal Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam, 07(1), 1-22.
Tahrus, Zainun N.H. 2020. Dunia dalam Ancaman Pandemi: Kajian Transisi Kesehatan
Mortalitas Akibat Covid19. https://www.researchgate.net/publication/340224377
Yuliana. 2020. Corona Virus Diseases (Covid19); Sebuah Tinjauan Literatur. WELLNESS
AND HEALTHY MAGAZINE Volume 2, Nomor 1.
98
LAMPIRAN-LAMPIRAN
99
PEDOMAN OBSERVASI
PEMBELAJARAN ONLINE PADA MASA PANDEMI COVID19 SEBAGAI
STRATEGI PEMBELAJARAN DAN CAPAIAN HASIL BELAJAR PADA SISWA
KELS III MI AL-ITTIHAAD CITROSONO KECAMATAN GRABAG
KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2019/2020
Observasi secara daring
100
101
PEDOMAN WAWANCARA
PEMBELAJARAN ONLINE PADA MASA PANDEMI COVID19 SEBAGAI
STRATEGI PEMBELAJARAN DAN CAPAIAN HASIL BELAJAR PADA SISWA
KELS III MI AL-ITTIHAAD CITROSONO KECAMATAN GRABAG
KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2019/2020
Wawancara dengan Kepala Madrasah
Kode Koresponden : A.S
Hari/Tanggal : Sabtu/20 Juni 2020
Waktu : 08.30-Selesai
Daftar Pertanyaan :
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran online pada masa pandemi Covid19 pada
siswa kelas III MI Al-ittihaad Citrosono?
2. Bagaimana strategi pembelajaran yang digunakan pada masa pandemi Covid19
ini?
3. Apakah pembelajaran online itu efektif untuk siswa?
4. Apa hambatan dari pelaksanaan pembelaaran online?
5. Apakah pembelajaran online berpengaruh terhadap nilai siswa?
6. Apakah perbedaan kompetensi siswa sebelum dan sesudah pandemi Covid19
datang?
102
Wawancara dengan guru kelas III
Kode Koresponden : M.K
Hari/Tanggal : Kamis/ 18 Juni 2020
Waktu : 09.00 - selesai
Daftar Pertanyaan :
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran online pada saat pandemi Covid19 yang
diterapkan pada siswa kelas III MI Al-ittihaad Citrosono?
2. Bagaimana strategi pembelajaran yang diterapkan pada masa pandemi Covid19
ini?
3. Apakah kelebihan dan kelemahan dari strategi pembelajaran online?
4. Apakah faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembelajaran online?
5. Media apakah yang digunakan dalam pembelajaran online?
6. Bagaimana antusiasme siswa dalam pembelajaran online?
7. Bagaimana rata-rata ketercapaian siswa kelas III B dari pelaksanaan
pembelajaran online?
8. Apakah ada peningkatan atau penurunan dari nilai siswa sejak sebelum pandemi
hingga pandemi datang?
9. Dari manakah sumber nilai siswa berasal?
10. Adakah feedback / complain dari siswa?
11. Bagaimana kendala dari pembelajaran online pada siswa kelas III sebagai kelas
rendah?
103
12. Bagaimana pendapat guru tentang pembelajaran online pada masa pandemi
Covid19 ini?
104
Wawancara dengan siswa
Kode Responden : N.Z.H dan T.O
Hari/Tanggal : Minggu, 21 Juni 2020
Waktu : 13.31 dan 14.45
Daftar pertanyaan :
1. Bagaimana perasaan adik belajar ketika di rumah?
2. Ketika mengerjakan tugas dari guru adik belajar dengan siapa?
3. Mata pelajaran apa yang paling adik sulit pahami?
4. Apa kesulitan adik ketika belajar di rumah?
5. Apa yang adik harapkan ketika corona sudah pergi?
105
Transkrip observasi secara daring
Tanggal : 16 Juni 2020
Waktu : 15.10
Kegiatan yang diobservasi : Pembelajaran Online pada siswa kelas III B
Transkrip observasi Pembelajaran yang diterapkan saat pandemi adalah
dengan cara berkomunikasi lewat grup WA. Guru
memebrikan materi atau tugas melalui pesan WA berupa
teks, video, atau link. Bagi siswa yang tida punya
handphone / WA guru datang ke rumah siswa
memberikan soal atau bahan ajar sesuai kebutuhan.
Tanggapan pengamat Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan aplikasi WhatsApp untuk mengirimkan
materi dan tugas kepada siswa, jika ada siswa yang tidak
mempunyai handphone atau WhatsApp maka guru akan
mendatangi rumah siswa memberikan materi dan tugas
untuk dikerjakan.
106
Transkrip observasi secara daring
Tanggal : 16 Juni 2020
Waktu : 15.10
Kegiatan yang di observasi : Strategi Pembelajaran pada siswa kelas III B
Transkrip
observasi
Guru mengumpulkan materi yang menarik agar siswa tidak bosan.
Latihan atau soalnya juga dikemas lebih menarik seperti kuis. Selain itu
juga ada reward bagi anak yang rajin mengerjakan tugas. Untuk
pembiasaan siswa seperti sholat dhuha, hafalan di upload lewat link:
https://docs.google.com./forms/d/e/FAIpQLAf9
ffHhMO93qzpsDEJkiEhy
UwneUKg1GVwNMyqe11daQ/viewform?usp=sfl_link
Pengamat Strategi yang digunakan guru yakni dengan membuat materi yang
semenarik mungkinagar siswa tidak mudah bosan ketika belajar
dirumah. Selain itu, dalam membuat soal dan latihan guru
mengemasnya dengan cara yang berbeda yaitu kuis. Apabila ada siswa
yang rajin memngerjakan tugas maka guru akan memberikan reward
atau hadiah kepada siswa yang rajin. Pengiriman tugas melalui link
Google form.
107
Transkrip Wawancara
Nama Koresponden : Ani Supadmi, S.E
Tanggal : 20 Juni 2020
Waktu : 08.30-selesai
Tempat wawancara : Kantor sekolah
Materi Wawancara
Peneliti Bagaimana pelaksanaan pembelajaran online pada masa pandemi
Covid19 pada siswa kelas III MI Al-ittihaad Citrosono?
Koresponden Pembelajaran online menggunakan media seperti WhatsApp, untuk
ulangan harian memakai Google form, itu untuk yang tercapai
daring. Siswa yang tidak tercapai daring ya guru menghampiri
rumah siswa kemudian memberikan tugas untuk dikerjakan sesuai
dengan kebutuhan. Persentase pemakai daring hanya 75%, karena
tida semua siswa bisa menjangkau daring.
Peneliti Bagaimana strategi pembelajaran yang digunakan pada masa
pandemi Covid19 ini?
Koresponden Ya dengan aplikasi WhatsApp, guru mengirimkan materi dan tugas
kepada siswa untuk dikerjakan kemudian siswa mengumpulkan
tugasnya dikirim melalui Google form, dapat berupa teks, foto,
108
maupun video.
Peneliti Apakah pembelajaran online itu efektif untuk siswa?
Koresponden Tidak efektif, karena KI dan KD tidak bisa tercapai secara
maksimal seperti yang disampaikan oleh Pak Nadim Makarim
bahwa pada pandemi ini pembelajaran tidak menargetkan
tercapainya KI dan KD, jika siswa diberi tugas sesuai KI dan KD
maka siswa akan terbebani dengan tugas yang sangat banyak.
Pembelajaran seharusnya ada target KI dan KD, tapi karena
pandemi jadi tidak bisa.
Peneliti Apa hambatan dari pelaksanaan pembelaaran online?
Korespinden Hambatannya tergantung situasi, mod orangtua juga mempengaruhi
belajar anak, kesadaran orangtua yang kurang juga menjadi
hambatan.
Peneliti Apakah pembelajaran online berpengaruh terhadap nilai siswa?
Koresponden Kalau pengaruh dengan nilai itu tinggi rendahnya guru sudah tahu
karakter siswa, tapi untuk mengukur siswa secara objektif dengan
daring juga kesulitan. Kalau daring siswa mengerjakan bisa dibantu
orang lain, kalau di sekolah siswa secara objektif diamati langsung
oleh guru.
Peneliti Apakah perbedaan kompetensi siswa sebelum dan sesudah pandemi
Covid19 datang?
109
Koresponden Perbedaan kompetensi siswa sebelum pandemi dengan setelah
pandemi kalau sesuai target jelas tidak, tapi menurun dari standar
yang di grid kan, tapi kalau diteliti dari standar pembelajaran
offline dengan yang online ya tetap bagus yang offline. Dari standar
yang biasa berjalan tidak diukur jika daring ini bisa mempengaruhi
penurunan atau kenaikan nilai siswa karena ini baru pertama kali
dilakukan, dengan materi yang sama siswa melakukan daring dan
offline baru bisa diindikasikan bahwa ini menurun karena di daring,
tapi dari sistem daring itu menurunnya yaitu dari gridnya yang
normal.
110
Transkrip Wawancara
Nama Koresponden : Muh Kromin, S.Pd
Tanggal : 18 Juni 2020
Waktu : 09.00-selesai
Tempat wawancara : Ruang Kelas
Materi Wawancara
Peneliti Bagaimana pelaksanaan pembelajaran online pada saat pandemi
Covid19 yang diterapkan pada siswa kelas III MI Al-ittihaad
Citrosono?
Koresponden Untuk pembelajaran online kami membuat strategi baru, salah
satunya membuat grup WA, WA ini setiap harinya kita pantau
dengan mengirimkan sebuah link yang nantinya anak itu seperti
pembiasaan pagi, sholat dhuha, hafalan atau belajar bisa diupload
disini. Untuk aktivitas pembelajaran guru mengirimkan materi yang
disampaikan, bisa berupa video, foto, dan buku LKS lalu
dikirimkan.
Peneliti Apakah ada perencanaan dan pelaksanaan dari guru? Lalu
bagaimana perencanaan dan pelaksanaan oleh guru dalam
pembelajaran online?
111
Koresponden Ada perencanaan dan pelaksanaan pembelajarannya.
Perencanaannya ya membuat materi dan soal evaluasi,
pelaksanaannya ya ngeshare ke Group WA dan menyuruh siswa
yang tidak punya WA mengambil soal ke sekolah atau terkadang
guru yang ke rumah siswa. Selain itu guru juga membuat RPP
untuk daring.
Peneliti Bagaimana strategi pembelajaran yang diterapkan pada masa
pandemi Covid19 ini?
Koresponden Strateginya ya membuat grup WA dan link Google form. Guru
memberikan materi atau tugas lewat grup WA, kemudian untuk
pembiasaan siswa seperti sholat dhuha, hafalan diapload di link
Google form.
Peneliti Pendekatan apa yang dilakukan dan metode apa yang digunakan
dalam menjalankan strategi pembelajaran online?
Koresponden Pendekatan yang dilaksanakan yaitu menerangkan materi melalui
video, kemudian untuk siswa yang offline atau luring yaitu siswa
mempelajari materi di LKS, metodenya yaitu menggunakan video
pembelajaran jadi guru membuat video menerangkan materi.
Peneliti Bagaimana alokasi waktu dalam pembelajaran online maupun
offline dan bagaimana sistem pengumpulan tugasnya?
Koresponden Alokasi waktunya berbeda dari pembelajaran normal, kalau daring
112
setiap hari kalau offline alokasi waktunya mandiri dan waktu
pengumpulan tugasnya itu sesuai dengan kesepakatan guru
misalnya seminggu sekali tugasnya dikumpulkan.
Peneliti Apakah kelebihan dan kelemahan dari strategi pembelajaran
online?
Koresponden Kelemahannya siswa sendiri mungkin bosan, kemudian orang tua
yang sibuk bekerja, ada siswa yang tidak punya handphone atau
WA, signal yang susah atau komunikasinya. Untuk kelebihannya
perkembangan murid bisa dipantau langsung oleh orangtua, mereka
jadi bisa menggunakan teknologi.
Peneliti Apakah faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
pembelajaran online?
Koresponden Faktor pendukungnya guru ada anggarannya, dari madrasah sendiri
membelikan kuota, untuk siswanya faktor pendukungnya ya dari
orang yua sendiri, kalau ada tugas responnya cepat ya langsung
mengerjakan, fasilitas lain seperti link yang sudah disiapkan oleh
madrasah untuk siswa mengirimkan tugas disitu. Faktor
penghambatnya ada siswa yang bisa menggunakan internet dan WA
juga punya handphone tapi dia tidak mau mengerjakan, respon
siswa yang kurang, dan gampang bosan di rumah.
Peneliti Media apakah yang digunakan dalam pembelajaran online?
113
Koresponden Medianya saya pakai video untuk menerangkan yang saya membuat
sendiri videonya, membuat soal, kuis lewat internet. Kemudian
memberikan reward kepada anak yang rajin mengerjakan tugas dan
yang mengirim tugas tercepat.
Peneliti Bagaimana antusiasme siswa dalam pembelajaran online?
Koresponden Mungkin ada anak yang senang oh ternyata belajar pakai
handphone lebih gampang nilainya langsung keluar, kemudian
untuk guru ini adalah sebuah tantangan, membuat inovasi baru
bagaimana walaupun dengan online guru tetap bisa mengajar
dengan baik.
Peneliti Bagaimana rata-rata ketercapaian keseluruhan siswa dalam satu
madrasah dari pelaksanaan pembelajaran online?
Koresonden Daring sendiri kan tidak harus tercapai semuanya, karena
mengingat kondisinya untuk daring ini yang hanya 75%, jadi daring
ini ketercapaiannya 75%.
Peneliti Bagaimana rata-rata ketercapaian siswa kelas III B dari pelaksanaan
pembelajaran online?
Koresponden Dari jumlah siswa kelas III B itu 17 anak, 13 anak menjalani daring
dan 4 anak yang menjalani luring.
Peneliti Apakah ada peningkatan atau penurunan dari nilai siswa sejak
sebelum pandemi hingga pandemi datang?
114
Koresponden Kenaikan nilai siswa terjadi karena ketika siswa mengerjakan tugas
nggak tahu itu siapa yang mengerjakan, bisa saja dibantu kakaknya
atau ibuknya, tapi kebanyakan meningkat.
Peneliti Dari manakah sumber nilai siswa berasal?
Koresponden Nilai siswa dari tugas-tugas, tugasnya dikumpulkan lalu dirata-rata,
sekecil apapun tugasnya tetap dinilai, nilainya berdasarkan yang
tercepat ngirimnya, tugasnya sudah benar atau belum, berpatokan
dengan nilai tugas atau mapel lain.
Peneliti Adakah feedback / complain dari siswa?
Koresponden Untuk complain siswa ada yang susah signalnya, tugasnya terlalu
banyak, ada yang samapi keluar dari grup WA agar tidak dapat
tugas banyak,
Peneliti Bagaimana kendala dari pembelajaran online pada siswa kelas III
sebagai kelas rendah?
Koresponden Kendala paling banyak di komunikasi, kemudian di strateginya,
misalnya sudah bagus buat video yang menarik tapi siswa tidak bisa
mengakses, kendala dari guru harus aktif kemudian harus berpikir
bagaimana siswa itu bisa belajar, materinya bisa tersampaikan guru
harus ekstra lebih memantaunya 24 jam karena kadang siswa
mengirim tugasnya malam.
Peneliti Bagaimana pendapat guru tentang pembelajaran online pada masa
115
pandemi Covid19 ini?
Koresponden Pembelajaran online sebagai sebuah tantangan guru, karena guru
harus mengatur strategi ulang, guru bikin video, soal, macam-
macam, pokoknya anak itu tertarik untuk belajar.
116
Transkrip Wawancara
Nama Koresponden : Naufal Zidny Hudaya
Tanggal : 21 Juni 2020
Waktu : 13.31-selesai
Tempat wawancara : wawancara dilakukan secara daring
Materi Wawancara
Peneliti Bagaimana perasaan adik belajar ketika di rumah?
Koresponden Tidak senang, enak belajar di sekolah
Peneliti Ketika mengerjakan tugas dari guru adik belajar dengan siapa?
Koresponden Dengan ibuk
Peneliti Mata pelajaran apa yang paling adik sulit pahami?
Koresponden Matematika
Peneliti Apa kesulitan adik ketika belajar di rumah?
Koresponden Kadang sinyalnya susah
Peneliti Apa yang adik harapkan ketika corona sudah pergi?
Koresponden Bisa masuk sekolah lagi
117
Transkrip Wawancara
Nama Koresponden : Tita Oktavia
Tanggal : 21 Juni 2020
Waktu : 14.45-selesai
Tempat wawancara : wawancara dilakukan secara daring
Materi Wawancara
Peneliti Bagaimana perasaan adik belajar ketika di rumah?
Koresponden Tidak senang, senang di sekolahan
Peneliti Ketika mengerjakan tugas dari guru adik belajar dengan siapa?
Koresponden Sendiri
Peneliti Mata pelajaran apa yang paling adik sulit pahami?
Koresponden Bahasa Arab
Peneliti Apa kesulitan adik ketika belajar di rumah?
Koresponden Susah sinyal
Peneliti Apa yang adik harapkan ketika corona sudah pergi?
Koresponden Bertemu teman-teman di sekolah
118
DOKUMEN PENELITIAN
Dengan Ibu Ani Supadmi, S.E
119
Dengan Pak Muh Kromin, S.Pd
120
Dengan Naufal Zidny Hudaya Dengan Tita Oktavia
121
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : MI AL-ITTIHAAD
Kelas / Semester : III /Genap
Tema 7 : Perkembangan Teknologi
Sub Tema 2 : Perkembangan Teknologi Produksi Sandang
Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia, Matematika, SBdP
Pembelajaran ke : 1
Alokasi waktu : 1 hari
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan membaca teks, siswa dapat mengidentifikasi ide pokok dari teks
dengan tepat.
2. Dengan mencermati teks, siswa dapat menuliskan informasi tentang
perkembangan teknologi produksi sandang dengan rinci.
3. Dengan percobaan, siswa dapat mengidentifikasi bangun datar yang memiliki
simetri lipat dengan tepat.
4. Dengan membuat sumbu simetri, siswa dapat menentukan banyak simetri lipat
pada sebuah bangun datar dengan benar.
5. Dengan mencermati gerakan memintal dan menenun, siswa dapat
mengidentifikasi kuat lemahnya gerak tangan, kaki, dan kepala dalam tarian
dengan tepat.
122
6. Dengan mencermati gambar gerakan tari, siswa dapat memperagakan kuat
lemahnya gerak tangan, kaki, dan kepala dalam tarian.
7. Dengan menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari hari ini, siswa dapat
memahami manfaat keberadaan alam ciptaan Tuhan untuk kehidupannya
seharihari.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Melakukan Pembukaan dengan Salam dan Dilanjutkan
Dengan Membaca Doa (Orientasi)
2. Mengaitkan Materi Sebelumnya dengan Materi yang akan
dipelajari dan diharapkan dikaitkan dengan pengalaman
peserta didik (Apersepsi)
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari
pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
(Motivasi)
15
menit
Kegiatan inti Ayo Membaca. (Sintak Model Discovery Learning)
Siswa berlatih membaca tanpa suara (silent reading).
Mintalah siswa membaca sambil mencermati isi teks.
Siswa menggaris bawahi kalimat pertama dalam setiap paragraf.
Siswa menjelaskan isi cerita dari setiap paragraf (HOTS)
Ayo Menulis
Siswa menuliskan informasi penting yang ditemukan pada teks dengan menggunakan bahasa baku dan kalimat efektif.
Ayo Mencoba
Siswa menggambar bentuk bangun datar yang ditemukan di
buku kerja.
Siswa membuat bentuk-bentuk bangun datar menggunakan kertas bekas.
Siswa Melakukan percobaan melipat kertas berbentuk bangun datar menjadi dua bagian yang saling menutupi
dengan tepat.
Ayo Berlatih.
Siswa mencoba mencari banyak cara melipat dari masing-
140
menit
123
masing bentuk. Setelah percobaan selesai, siswa kembali
membuat sumbu simetri pada garis lipatan yang terbentuk.
Siswa menuliskan hasil percobaannya pada tabel yang
tersedia. Siswa dapat mengerjakannya di buku kerja siswa.
Ayo Mengamati
Siswa berdiskusi tentang gerakan orang memintal dan menenun. Jika perlu, perlihatkan video cara memintal dan
menenun.
Siswa memperagakan gerakan memintal dan menenun. Perhatikan anggota tubuh apa saja yang bergerak saat
memintal dan menenun.
Siswa membaca teks beberapa gerakan tari sambil
mencermati gambar. (Literasi)
Ayo Menari
Bantu siswa mencoba memperagakan gerakan pertama sampai terakhir dan mempraktikkannya berulang-ulang.
Guru dapat mendorong siswa berkreasi dengan menambah gerakan untuk membuat tarian menjadi indah. (Creativity
and Innovation)
Mintalah siswa yang pandai menari memberi contoh gerakan
kepada teman- temannya.
Siswa memperagakan gerakan tarian secara berulang-ulang.
Kegiatan
Penutup
A. Guru meminta siswa menyampaikan penilaiannya tentang
kegiatan hari ini. Siswa dapat menyampaikannya dengan
satu kata. Misalnya, ‘hebat’, ‘seru’, ‘semangat’,
Peserta Didik :
Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru
tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran tentang materi yang baru dilakukan.
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung
diperiksa.
Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi
hadiah/ pujian
15
menit
124
C. PENILAIAN (ASESMEN)
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu
dari pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil
karya/projek dengan rubrik penilaian.
Mengetahui Grabag, 11 Mei 2020
Kepala Sekolah, Guru Kelas
Ani Supadmi, S.E Muh Kromin, S.Pd.
125
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Khoirunnissa
TTL : Magelang, 19 April 1997
NIM : 23040160133
Prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Alamat : RT 04 RW 01 Dsn. Citrosono 1, Desa
Citrosono, Kec. Grabag, Kab.Magelang.
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. MI Al-ittihaad Citrosono
2. SMP Negeri 2 Grabag
3. SMA Negeri 2 Grabag
126
127
128
129
130
131