Upload
rudy-hartonos
View
15
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Modul Pemberdaya Masyarakat
Citation preview
MODUL 4 KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PLKSDA-BM
Program Penanganan Lahan Kritis danSumber Daya Air Berbasis Masyarakat
(PLKSDA-BM)
DIREKTORAT JENDERAL
BINA PEMBANGUNAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri
2KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PLKSDA-BM
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................. 2
Modul 4 Konsep Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program PLKSDA-BM .................................................................. 3
Bahan Bacaan Konsep Pemberdayaan Masyarakat dalam Pelaksanaan
Program PLKSDA-BM ................................................................... 6
A. Pengertian Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat ......................... 6
B. Pemberdayaan Masyarakat Merupakan Jalur Utama dalam
Pembangunan ........................................................................................ 8
C. Visi dan Misi Pemberdayaan Masyarakat .............................................. 10
D. Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Program PLKSDA-BM ....... 10
E. Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat dalam PLKSDA-BM ............... 11
F. Metode Pemberdayaan Masyarakat Dalam PLKSDA-BM ...................... 14
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri
3KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PLKSDA-BM
Modul 4 Konsep Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pelaksanaan
Program PLKSDA-BM
GambaranUmum
: Program Penanganan Lahan Kritis Berbasis PemberdayaanMasyarakat (PLKSDA-BM) merupakan program Pemerintah,dalam hal ini Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah(Ditjen. Bina Bangda) Kementrian Dalam Negeri, yang secarasubstansial berupaya memberdayakan masyarakat dalam upayapenanganan lahan kritis. Dalam implementasi PLKSDA-BM didaerah, dimana masyarakat didudukkan sebagai subyek dandiberdayakan agar mampu melakukan penanganan lahan kritissecara mandiri dan berkelanjutan.
Pemberdayaan masyarakat meruapakan proses perubahandengan menempatkan kreativitas dan prakarsa masyarakatyang sadar diri dan terbina sebagai titik tolak bagi masyarakatuntuk terlibat aktif dalam pembangunan, termasuk penanganlahan kritis, yang diharapkan dapat mendukung peningkatanekonomi masyarakat dan perbaikan system bercocok tanamyang memperhatikan aspek konservasi serta pelestarianlingkungan.
Tujuan : 1. Membantu peserta dalam memahami dan meningkatkankomitmen pemberdayaan masyarakat dalam penangananlahan kritis;
2. Menjelaskan konsep Pemberdayaan Masyarakat3. Menjelaskan pemberdayaan masyarakat dalam kerangka
pelaksanaan PLKSDA-BM ditingkat desa;4. Membangun komitmen penerapan prinsip kesetaraan gender
dalam pemberdayaan masyarakat.5. Mendiskusikan model-model pemberdayaan masyarakat yang
sesuai dalam upaya penanganan lahan kritis;6. Mendiskusikan peran-peran strategis TPM dalam
pemberdayaan masyarakat.
PokokBahasan
: 1. Konsep Pemberdayaan Masyarakat dalam pelaksanaanPLKSDA-BM ditingkat desa;
2. Pemberdayaan Masyarakat sebagai komponen programPLKSDA-BM ditingkat desa;
3. Model-model Pemberdayaan Masyarakat;
4. Peran strategis TPM dalam pemberdayaan masyarakat;
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri
4KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PLKSDA-BM
Alat &Bahan
: § OHP, transparansheet, dan spidol transparan
§ Infocus dan Lap Top
§ Papan tulis/dinding
§ Kertas buram Plano (Flip chart)
§ Kertas Metaplane
§ Spidol Artline (ukuran Besar dan Tanggung)
§ Celotape atau malam penempel kertas
Waktu : 135 menit (3 JPL)
Proses Fasilitasi:
Langkah-langkah
1. Mintalah pendapat peserta “apabila kita mendengar istilah pemberdayaan
masyarakat atau masyarakat diberdayakan” apa yang anda bayangkan?.
Tulislah pendapat peserta dalam kertas flip chart
2. Setelah peserta memiliki gambaran masyarakat yang sudah berdaya,
Jelaskan pengertian Pemberdayaan Masyarakat berikut kata-kata kuncinya.
3. Setelah peserta memahami pengertian dan kata kunci pemberdayaan
masyarakat bagilah peserta menjadi tiga kelompok, masing-masing
mendiskusikan akar masalah dan akibat dari masyarakat tidak berdaya
4. Mulailah fokuskan diskusi kelompok pada pertanyaan-pertanyaan kunci
berikut ini :
§ Masyarakat tidak berdaya: Siapa mereka, Apa cirinya, Bagaimana sifat-
sifatnya?, Apa yang membuat mereka tidak berdaya ?
§ Masyarakat berdaya: Siapa mereka, apa cirinya, bagaimana sifat-
sifatnya?, apakah si-Berdaya mampu memberdayakan yang Tidak
Berdaya?, apa syarat-syaratnya? Bagaimana sifat-sifat utama si-
Pemberdaya?
5. Setelah masing masing diskusi mintalah masing-masing kelompok
mempresentasikan, beri kesempatan dari kelompok lain menyampaikan
pertanyaan atau klarifikasi.
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri
5KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PLKSDA-BM
Langkah-langkah
6. Setelah masing-masing mempresentasikan hasil diskusi. Tegaskan bahwa
akibat dari tidak berdayanya masyarakat akan berakibat fatal terhadap
efektifitas dan efisiensi pembangunan.
7. Jelaskan posisi pemberdayaan masyarakat sebagai arus utama (mainstream)
dalam pembangunan daerah/desa.
8. Lakukan curah pendapat berdasarkan pengalaman dan pengamatan peserta
mengapa kelompok perempuan dan kelompok miskin berada dalam posisi
yang lemah, tulislah pendapat peserta tersebut dalam kertas flip chart .
9. Lanjutkan curah pendapat; sebagai Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM),
apa yang harus anda lakukan untuk memberdayakan kelompok perempuan
dan kelompok miskin.
10. Jelaskan kepada peserta model-model pemberdayaan masyarakat dan
mintalah peserta mengkritisi dari model pendekatan pemberdayaan
masyarakat selama ini yang pernah dilakukan.
11. Lakukan curah pendapat dari model-model pendekatan pemberdayaan
masyarakat, model mana yang paling sesuai dengan kondisi social yang ada
dimasyarakat kita dengan mempertibangkan efisiensi dan efektifitas serta
kesinambungannya.
12. Beri penjelasan singkat tentang pengorganisasi masyarakat (Pengorganisasi
Kelompok Tani) sebagai bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat dalam
pelaksanaan PLKSDA-BM;
13. Sebelum mengakhiri sesi ini lakukan curah pendapat setelah pelatihan ini
apa yang akan anda laksanakan untuk merancang dan melaksanakan
program pemberdayaan masyarakat pelaksanaan program PLKSDA-BM.
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri
6KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PLKSDA-BM
Bahan BacaanKonsep Pemberdayaan Masyarakat Dalam PLKSDA-BM
A. Pengertian Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat
Ancangan baru pembangunan yang kita anut saat ini yaitu ancangan
pembangunan yang berorientasi pada pemberdayaan dimana masyarakat
didudukkan sebagai pelaku utama pembangunan dan diberdayakan agar
mampu menanggulangi persoalan yang mereka hadapi. Untuk itu
berbagai upaya baik di tingkat Internasional maupun Nasional telah pula
dirintis dalam rangka menerapkan strategi pemberdayaan masyarakat
tersebut. Dalam rangka memasyarakatkan strategi pemberdayaan tersebut
diatas, maka pada tahun 1988 Sidang Majelis Umum PBB mencanangkan
Resolusi nomor 43/181 yang dikenal dengan Global Shelter Strategy to
The Year 2000 (GSS 2000). GSS 2000 ini memperkenalkan ancangan
baru dalam strategi perumahan dan permukiman yang dikenal dengan
“Enabling Strategy” (Strategi Pemberdayaan Masyarakat).
Ancangan baru ini menuntut perubahan yang mendasar dari peran
Pemerintah sebagai “Prider” menjadi “Enabler” yang berarti pelaku utama
pembangunan adalah justru masyarakat sendiri. Pemberdayaan
Masyarakat adalah upaya terencana untuk meningkatkan keberdayaan
masyarakat dengan membangun dan mengembangkan potensi
masyarakat khususnya masyarakat yang tertinggal dalam pembangunan.
Dengan demikian, maka pemberdayaan masyarakat merupakan
serangkaian upaya pengembangan kesadaran, kemampuan dan akses
sumberdaya peningkatan kemandirian mengelola diri dan lingkungan
dalam rangka mewujudkan kemakmuran, kesejahteraan, dan
ketenteraman masyarakat.
Rumusan pengembangan masyarakat yang dikemukakan oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menekankan konsep pengembangan
masyarakat sebagai suatu proses dimana masyarakat setempat
memadukan bantuan dari luar dengan kemampuannya sendiri. Inti dari
rumusan tersebut adalah sifat bantuan dari luar yang hanya dimaksudkan
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri
7KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PLKSDA-BM
sebagai perangsang terlaksananya suatu proyek. Bagian utama dari
kebutuhan pelaksanaan proyek dan perencanaan serta pengambil
keputusan yang bertalian harus datang dari masyarakat setempat.
Untuk mendorong, membangkitkan, membantu dan membimbing
masyarakat dalam proses perubahan ini, diperlukan kegiatan
pengembangan masyarakat (Community Development/CD) yang dapat
dikatakan sebagai suatu falsafah dan metoda pendekatan pada
masyarakat. Dengan demikian, maka Pemberdayaan masyarakat
merupakan serangkaian upaya berkelanjutan yang bertumpu pada tingkat
kesadaran, kemampuan dan akses sumberdaya yang dimiliki masyarakat
setempat. Setiap capaian merupakan titik awal upaya selanjutnya. Wujud
nyata pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan adalah
pengikutsertaan masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan (monitoring & evaluasi), dan pemilikan pembangunan.
(Dalam UU nomor 22 Tahun 1999, penjelasan pasal 92 ayat (2), aspek
pengawasan tidak disebutkan).
Pemberdayaan masyarakat dapat pula meruapakan proses perubahan
dengan menempatkan kreativitas dan prakarsa masyarakat yang sadar
diri dan terbina sebagai titik tolak. Pengertian pemberdayaan masyarakat
tersebut mengandung dua eleman pokok yaitu: (a) Kemandirian, dan (b)
Partisipasi. Kemandirian adalah proses kebangkitan kembali dan
pengembangan kekuatan pada diri manusia atau kader, yang mungkin
sudah hilang karena ketergantungan, exploitasi dan sub-ordinasi.
Kemandirian mencakup 3 elemen pokok yaitu :
1. Kemandirian Intelektual Pembentukan dasar pengetahuan otonom
oleh kader yang memungkinkan mereka menanggulangi bentuk-
bentuk dominasi yang lebih halus sekalipun yang muncul diluar kontrol
terhadap pengetahuan itu.
2. Kemandirian Manajemen Kemampuan otonom untuk membina diri dan
menjalani serta mengelola kegiatan kolektif, agar ada perubahan
dalam situasi kehidupan organisasi.
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri
8KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PLKSDA-BM
3. Kemandirian Material Tidak sama dengan konsep sanggup mencukupi
kebutuhan dana sendiri. Kemandirian material adalah kemampuan
produktif guna memenuhi kebutuhan dana, dan mekanisme untuk
dapat brtahan pada waktu krisis.
Sedangkan Partisipasi adalah proses aktif, inisiatif diambil oleh masyarakat
sendiri, dibimbing oleh cara berpikir mereka sendiri, dengan menggunakan
sarana dan proses (lembaga dan mekanisme) dimana mereka dapat
menegaskan kontrol secara efektif.
1. Partisipasi pasif, dimana masyarakat hanya dilibatkan dalam tindakan
yang telah dipikirkan atau dirancang oleh orang lain dan dikontrol oleh
orang lain.
2. Partisipasi aktif, merupakan proses pembentukan kekuatan untuk
keluar dari masalah mereka sendiri. Titik tolak partisipasi aktif adalah
Memutuskan, Bertindak, Berefleksi atas tindakan mereka sebagai
subyek yang sadar.
B. Pemberdayaan masyarakat merupakan jalur utama dalampembangunan
Terjadinya kesenjangan oleh sebab adanya sebagian masyarakat yang
tidak mampu mengikuti proses transformasi yang terjadi dalam segala
bidang, sosial, ekonomi, demografi, teknologi, dan lain-lain, sehingga perlu
diberdayakan agar tidak tertinggal. Proses migrasi desa-kota
menghasilkan penduduk migran yang teralienasi dari sumber daya yang
biasa dimilikinya di desa, sehingga perlu diberdayakan agar mampu
mengelola sumberdaya baru yang dimiliknya serta dibukakan akses ke
sumber daya kunci yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan hidupnya
secara layak. Pergeseran paradigma pembangunan dari ekonomi-sosial ke
pemanusiaan. Ketiga hal tersebut mendorong diterapkannya Strategi
Pemberdayaan Masyarakat.
Reformasi untuk demokratisasi dan desentralisasi menuntut adanya
perubahan pola pikir, cara pandang dan cara kerja dalam
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri
9KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PLKSDA-BM
penyelenggaraan pembangunan, yang digerakkan oleh semangat sebagai
berikut:
1. Kepemerintahan yang baik dan berwibawa (good governance),
yaitu penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan
umum yang partisipatif, transparan, akuntabel, berkelanjutan,
berkeadilan, menghormati HAM dan supremasi hukum, peka dan
tanggap terhadap masalah dan kebutuhan rakyat (responsif),
persetujuan segenap pelaku (konsesus), prinsip kesetaraan gender,
efektif dan efisien, prioritas berdasarkan visi strategis, dan pendidikan
kewargaan.
2. Otonomi daerah, yaitu pelimpahan kewenangan kepada daerah/desa
untuk mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi dan potensi sumberdaya setempat.
3. Pemberdayaan rakyat (people empowerment), yaitu pengikutsertaan
masyarakat dalam proses pembuatan keputusan pembangunan, baik
pada tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan (monitoring &
evaluasi) dan pemilikan. Uraian ringkas tersebut menunjukkan, bahwa
pemberdayaan masyarakat merupakan jalur utama (mainstream) dalam
pembangunan. Jadi, bukan semata-mata bagian dari tiga semangat
yang menggerakkan perubahan pola pikir, cara pandang dan cara kerja
pembangunan di jaman reformasi ini.
Tabel 1Ciri Masyarakat yang Belum dan Telah Berdaya
Sebelum Berdaya Sesudah Berdaya§ Tergantung pada pihak lain§ Reaktif§ Menyalahkan pihak lain§ Tidak mengenal diri dan
lingkungan§ Tidak bertanggung-jawab§ Bersikap sebagai obyek
§ Merdeka sebagai pribadi§ Proaktif§ Pihak lain sebagai sesama
sepenanggungan dan rekanseperjalanan§ Mengenal diri dan lingkungan§ Bertanggung-jawab§ Bersikap sebagai subyek
Konsep membangun daerah dan membangun masyarakat harus
ditinggalkan dan digantikan dengan daerah membangun dan
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri
10KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PLKSDA-BM
masyarakat membangun . Pergeseran konsep tersebut sesuai dengan
prinsip: pembangunan dari, oleh, dan untuk rakyat , sebagai berikut:
1. Pembangunan dari rakyat, artinya segala bentuk program
pembangunan bertumpu pada kebutuhan, kepentingan, potensi
sumberdaya, harapan, aspirasi, dan usulan masyarakat.
2. Pembangunan oleh rakyat, artinya mengikutsertakan segenap warga
masyarakat dalam proses pembuatan keputusan pembangunan, baik
pada tahapan perencanaan, pelaksanan, pengawasan maupun
pemilikan dan pengembangan.
3. Pembangunan untuk rakyat, segala bentuk program pembangunan,
langsung dan/atau tidak langsung, memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi kemakmuran, kesejahteraan, dan ketenteraman
masyarakat.
C. Visi dan Misi Pemberdayaan Masyarakat
Pada umumnya Visi Pemberdayaan Masyarakat adalah: Terciptanya
masyarakat yang berdayan dan mampu bekerjasama denganpemerointah daerah maupun kelompok peduli lainnya dalam
penanganan lahan kritis di desanya secara mandiri danberkelanjutan . Sedangkan yang menjadi Misi Pemberdayaan
Masyarakat adalah: Mengembangkan kesadaran, kemampuan dan
akses sumberdaya masyarakat petani dan kelompok tani . Kesadaran
menyangkut sikap, nilai dan norma. Kemampuan berkenaan dengan
pengetahuan dan daya pikir, ketrampilan dan tindakan. Akses sumberdaya
berarti memperoleh jalan masuk untuk mendapatkan informasi,
pengetahuan, teknologi, modal, kesempatan, dll.
D. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dalam Program PLKSDA-BM
Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam program PLKSDA-BM
diartikan sebagai upaya yang terencana untuk mengembangkan dan
meningkatkan potensi masyarakat petani agar mereka mampu melakukan
upaya penanganan lahan kritis dengan baik dan benar sehingga dapat
meningkatkan atau mempertahankan produktivitas lahan pertanian dan
meningkatkan kesejahteraan mereka.
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri
11KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PLKSDA-BM
Strategi ini merupakan salah satu bentuk pemihakan terhadap masyarakat
petani pada desa-desa sasaran langsung program PLKSDA-BM untuk
diberdayakan agar mereka mampu menerapkan prinsip-prinsip budidaya
tanaman dengan memperhatikan aspek konservasi lahan dan pelestarian
lingkungan hidup di desa mereka. Strategi pemberdayaan ini mencakup
upaya-upaya sebagai berikut:
1. Membangun kelembagaan Masyarakat petani, sehingga terbuka akses
ke sumberdaya kunci dan peluang pembangunan bagi masyarakat,
agar mampu menyelenggarakan hidupnya secara layak dan mencapai
kemajuan;
2. Membangun organisasi Kelompok Tani, untuk menggalang potensi
kelompok dan menciptakan wahana pemebelajaran bersama yang
kompatibel dengan pranata formal yang ada di desa;
3. Membangun manusia untuk menciptakan manusia produktif secara
ekonomi dan efektif secara sosial sehingga mampu menentukan
sejarahnya sendiri.
E. Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat Dalam PLKSDA-BM
1. Targeted, artinya terarah atau memihak kepada petani, dalam
pengertian bahwa sebelum program PLKSDA-BM dilaksanakan, perlu
dilakukan identifikasi terhadap masyarakat sasaran agar pengucuran
program bantuan tepat pada golongan masyarakat sasaran langsung
program dengan segala keterbatasannya: keterbatasan informasi,
modal dan kualitas lingkungan hidupnya.
2. Partisipasi masyarakat petani sasaran harus muncul dan
dikembangkan menjadi salah satu pola masyarakat itu sendiri dalam
mengatasi segenap permasalahannya. Masyarakat petani tidak lagi
hanya pasif menunggu bantuan pemerintah atau pihak lain, tetapi
berperan aktif, mempunyai motivasi walaupun dengan sumber daya
yang terbatas.
3. Peran aktif masyarakat petani tidak akan berarti bila dilakukan secara
individu tanpa dukungan anggota masyarakat petani lainnya. Disinilah
pentingnya pendekatan pembangunan yang Bertumpu Pada Kelompok
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri
12KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PLKSDA-BM
(Community Based Development) dengan memperkuat institusi
Kelompok Tani di desa untuk menampung, merumuskan, dan
mengusulkan alternatif pemecahannya penanganan lahan kritis di
wilayahnya.
Pendekatan pemberdayaan sebagaimana lazimnya, perlu membentuk
kelompok masyarakat yang terorganisir (organized Client) sebagai pelaku
utama pembangunan. Pembentukan kelompok masyarakat terorganisir
dibutuhkan sebagai salah satu instrument dalam rangka memberi akses
secara lebih luas bagi kelompok masyarakat sehingga seluruh keputusan
dan tindakan pembangunan benar-benar didasarkan pada :
1. Aspirasi Masyarakat: Penyerapan aspirasi masyarakat dalam
mengimplementasikan program sesuai dengan target program adalah
faktor signifikan, karena program yang akan direalisasikan didalamnya
merupakan representasi dari harapan yang berkembang di masyarakat.
2. Kepentingan Masyarakat: Bahwa upaya pemberdayaan masyarakat
harus mengetahui secara mendalam kepentingan masyarakat sebagai
dasar bagi pelaksanaan kegiatan, sehingga hasil dan program yang
dimaksudkan dapat berbanding lurus dengan kepentingan masyarakat
dilingkungan tersebut.
3. Kemampuan masyarakat: Kemampuan masyarakat dalam perspektif
program ini adalah kemampuan masyarakat merespon serta
keterlibatan para pelaku untuk mendayagunakan hasil program
(infrastruktur yang telah tersedia) yang telah direalisasikan.
4. Upaya Masyarakat: Optimalisasi program merupakan modal utama
yang harus terus diciptakan dan dipelihara, sehingga target program
bukan saja akan lestari tetapi juga akan tumbuh dan berkembang.
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri
13KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PLKSDA-BM
Tabel 2Bentuk Intervensi pada Upaya Pemberdayaan Masyarakat
Basis Kegiatan Intervensi
CommunityDriven
§ Refleksi permasalahanlahan kritis di desa§ Membangun visi kedepan
dalam upaya penangananlahan kritis
§ Pengetahuan tentang lahankritis/degradasi lahan;§ Technical assistance
rencana penanganan lahankritis;
CommunityParticipatory
§ Penghimpunan kemampuansumberdaya yg dimilikimasyarakat petani di desa
§ Bantuan pengetahuan &keterampilan bercocoktanam, kewirausahaan;
CommunityManagement
§ Pengelolaan sumberdayapetani;§ Pengembangan kemampuan
manajemen pengelolaanpetani;§ Penguatan Kelompok Tani
§ Pengetahuan pelaksanaanPLKSDA-BM(perencanaan, pelaksanaa,pemanfaatan,pemeliharaan,pengawasan, pengaturan).
Upaya pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan RIS PNPM
kedepan, harus diarahkan secara jelas, keterkaitan antara basis
pendekatan yang digunakan serta bentuk kegiatan maupun bentuk
intervensi yang diperlukan, seperti pada matriks tersebut tabel dibawah ini.
Jadi Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat dalam RIS PNPM
dilaksanakan melalui penguatan kelembagaan masyarakat yang dapat
berfungsi sebagai lembaga Intermediasi, untuk dapat menjangkau
lembaga-lembaga formal yang ada. Selain itu pemberdayaan masyarakat
dalam pelaksanaan RIS PNPM juga untuk memberi kepercayaan diri
kepada masyarakat, bahwa mereka dapat menyelesaikan masalahnya
sendiri. Sehingga masyarakat mempunyai keyakinan bahwa mereka
mampu mengatasi suatu keadaan dari situasi yang kurang baik untuk
dirubah menjadi lebih baik.
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri
14KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PLKSDA-BM
F. Metode Pemberdayaan Masyarakat Dalam PLKSDA-BM1. Empowerment, atau pengembangan potensi & kapasitas suatu petani
yang dititikberatkan pada pembenahan organisasi/kelompok tani yang
sudah ada maupun bentuk baru, meliputi Tata-Aturan Main atau piranti
lunaknya; aspek manusianya dengan penggalian potensi dari sektor
ekonomi, sektor sosial dan sektor lingkungannya.
2. Enablement, adalah penciptaan suatu iklim yang kondusif bagi
kelompok tani yang telah terbentuk untuk mempunyai akses ke
peluang-peluang pengembangan program penanganan lahan kritis,
pengembangan usaha tasni, akses ke sumberdaya modal, informasi;
adanya perlindungan hukum dan pengakuan atas usaha swadaya
masyarakat dalam menyumbang pembangunan negara. .
Pengembangan masyarakat petani secara khusus diarahkan untuk dapat
mendorong keberlanjutan program PLKSDA-BM, sebagai suatu proses
dinamis di dalam kehidupan petani dengan berpartisipasi secara aktif
dalam setiap kegiatan pembangunan, khususnya upaya penaanganan
lahan kritis di desanya. Secara mendasar upaya mendorong keberlanjutan
penanganan lahan kritis akan difokuskan pada parameter-parameter
berikut:
1. Terjadinya “pemahaman/penyadaran secara kolektif” dan kepedulian
dari semua pihak (stakeholders), sesuai dengan konsep yang
melandasi program PLKSDA-BM.
2. Terjadinya gerakan di daerah dan masyarakat berdasarkan
“kebersamaan” untuk upaya penanganan lahan kritis.
3. Terjadinya “kemitraan sinergis” antara pemerintah – masyarakat petani
– kelompok keahlian untuk berbagai kegiatan penanganan lahan kritis
dan konservasi di wilayah masing-masing.
4. Adanya beberapa keberhasilan yang dapat dijadikan contoh (best
practice), untuk dapat diterapkan di wilayah lain.
5. Terjadinya mekanisme “kontrol-sosial” di masyarakat untuk terus
memelihara dan mengembangkan konsep, tujuan dan sasaran
PLKSDA-BM.
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri
15KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PLKSDA-BM
Dengan demikian, maka pola pembangunan yang dipilih dalam
pelaksanaan PLKSDA-BM adalah bersifat berkelanjutan, dengan
pengertian dapat ditindak-lanjuti secara terus menerus, baik dalam konteks
program maupun pelaksanaannya. Prinsip utama agar program dapat
berlangsung secara berkelanjutan, akan memerlukan beberapa
persyaratan sebagai berikut:
1. Harus didasari oleh kebutuhan (need based assesment), dan program
merupakan hasil kesepakatan masyarakat petani.
2. Penetapan keadaan awal yang harus dimiliki dan keadaan akhir yang
akan dicapai serta dampak sosial budaya yang ditimbulkan, dengan
didukung oleh bentuk inventori yang mampu memberi informasi
keadaan awal daerah, permasalahan serta potensi yang dimiliki.
3. Penetapan bentuk dan besaran dampak sosial-ekonomi yang
ditimbulkan oleh program.
4. Kesepakatan institusional untuk melaksanakan program PLKSDA-BM
berdasarkan kemampuan kelembagaan petani, termasuk sumber daya
manusia yang ada.
5. Penetapan cara/metoda untuk mengatasi serta mengelola beban
pengoperasian dan pemeliharaan dalam jangka panjang.
6. Penggunaan teknologi tepat guna dengan penerapan sistem
pengelolaan sumber daya secara terpadu dan optimal
Secara umum keberlanjutan ini digambarkan melalui terjadinya perubahan
pemahaman dan penyadaran petani secara kolektif untuk menjadi
pendorong terjadinya suatu gerakan masyarakat dalam upaya penanganan
lahan kritis, dengan didukung melalui pola masyarakat peduli terhadap
upaya perbaikan pembangunan sosial ekonomi masyarakat desa itu
sendiri. Semua ini harus dilakukan dalam semangat pemihakan dan
perlindungan kepada petani.
Sebagai suatu rangkuman dari pemahaman tentang kerangka
implementasi PLKSDA-BM, maka di bawah ini disusun strategi dasar untuk
pengembangan masyarakat dalam pelaksanaan RIS PNPM, yang meliputi:
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri
16KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PLKSDA-BM
1. PLKSDA-BM meruapakan program yang secara substansial
mendorong terjadinya proses pemberdayaan petani dalam upaya
penanganan lahan kritis. Konsep dasar pelaksanaan PLKSDA-BM
adalah pengelolaan kegiatan diserahkan kepada petani setempat
didampingi TPM. Fungsi pemerintah memfasilitasi agar terjadi situasi
kondusif sehingga masyarakat petani dapat berpartisipasi dalam
mengelola program secara maksimal.
2. Dalam konsep PLKSDA-BM, masyarakat petani diperankan sebagai
subyek, bukan hanya menjadi penerima manfaat yang pasif (obyek).
Agar masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam keseluruhan kegiatan
program, maka perlu dikembangkan berbagai instrument, yaitu
meningkatkan kemampuan Kelompok Tani sebagai kelembagaan
lokal;
3. Kelompok Tani dibentuk melalui proses “demokratis” yang
mencerminkan keikut-sertaan seluruh warga desa. Lembaga ini
dimaksudkan untuk menumbuhkan kehidupan masyarakat petani yang
mandiri dan mampu mengatasi persoalan-persoalan mereka secara
mandiri, termasuk persoalan penanganan lahan kritis di desanya.