148
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI KETERAMPILAN HANDICRAFT: TUNA RUNGU WICARA DI YAYASAN RUMAH REGIS TANJUNG BARAT JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Dauatus Saidah 1113054000016 PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS

MELALUI KETERAMPILAN HANDICRAFT:

TUNA RUNGU WICARA DI YAYASAN RUMAH REGIS

TANJUNG BARAT JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Dauatus Saidah

1113054000016

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITASMELALUI KETERAMPILAI\ HANDICRAFT :

TUNA RUNGU WICARA DI YAYASAN RUMAH REGISTANJUNG BARAT JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk memenuhi persyaratan

Memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

DAUATUS SAIDAH1 1 130s4000016

Drs. Yusra Kilun. M.Pd.Nip. 1957060s 199103 1 004

PROGRAM STUDI PENGEMBA}IGAI{ MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAi\i ILMU KOMUN-IKASI

ITNTVERSITAS ISLAM IYEGERI SYARIF HIDAYATULLAII

JAKARTA

1438Ht20L7 M

Pembimbing Skripsi:

\1, I

Page 3: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

skripsi berjudul PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABII,ITAS MELALUI

KETERAMPILAN HANDICRAFT: TUNA RUNGU WICARA DI YAYASAN

RUMAH REGIS TANJUNG BARAT JAKARTA SELATAN telah diujikan

dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada 10 Agustus 2017. Skripsi ini telah diterima sebagai salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi

Pengembangan Masyarakat Islam.

Jakarta, 10 Agustus 2017

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang

M. Hudri. M.Ag.NIP. 19720606 199803 I 003

NIP. 19600720 t99103 I001

Drs. Yusra Kilun. M.Pd.NrP. 19570605 199103 1 004

r9710s20 199903 2 002

Penguji II

NrP. 197s0618 20081 2Atj

Penguji I ,14

Prof. or. nse) Zsman tsmail. ua.

Page 4: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

I,EllIBAR P E RI{YA TAA Ii

Dengan ini saya menyatakan:

l. skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu syarat memperoleh gelar Strata I di UIN Syarif Hidavatutlah

Jakarta.

Semua sumber vang saya gunakan dalam penulisan ini telah sa,va cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syaril'Hidayatullah Jakarta.

.lika dikernudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli sa1,a atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UiN S},aril'Hidayatullah Jakarta.

1

Page 5: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

i

ABSTRAK

Dauatus Saidah

Pemberdayaan Masyarakat Disabilitas Melalui Kegiatan Keterampilan

Handicraft: Tuna Rungu Wicara Di Yayasan Rumah Regis Tanjung Barat

Jakarta Selatan

Pada dasarnya penyandang disabilitas merupakan bagian dari warga Negara

yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan warga Negara yang tidak

menyandang cacat. Namun yang terlihat adalah sebaliknya, mereka seakan

keberadaanya mereka kurang diakui oleh masyarakat. Kurangnya akses pendidikan,

pekerjaan, dan lain sebagainya menjadikan penyandang disabilitas sulit menjalankan

kehidupannya seperti masyarakat normal pada umumnya.

Salah satu upaya agar penyandang disabilitas mendapatkan hak dan kewajiban

dalam bernegara adalah dengan cara diberdayakan. Salah satu bentuk pemberdayaan

yaitu memberikan pelatihan keterampilan. Seperti yang dilakukan Yayasan Rumah

Regis yang memberdayakan penyandang disabilitas dengan memberikan pelatihan

keterampilan handicraft.

Penelitian ini ingin mengetahui proses pelaksanaan pemberdayaan pelatihan

keterampilan handicraft. Mulai dari bagaimana pelaksanaan pelatihan keterampilan

tersebut, seperti apa pemberdayaan yang dilakukan, bagaimana tingkat

keberhasilannya, serta apa yang menjadi penghambat dalam proses pemberdayaan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dari hasil

observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Kegiatan pelatihan keterampilan ini dapat dikatakan memberikan perubahan

terhadap penyandang disabilitas, mereka yang tadinya tidak berdaya menjadi berdaya,

mandiri, berani, mampu bersosialisasi dengan baik, bahkan mendapatkan penghasilan

dari keterampilan yang mereka buat.

Page 6: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat dan

karunia Nya yang tidak terhingga kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

Tidak lupa penulis kirimkan Sholawat serta salam kepada junjungan Nabi kita

yakni Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya menuju jalan yang

diridhai Allah, mengajarkan kita untuk menyayangi dan mengasihi sesama makhluk,

serta menjadi suritauladan yang baik.

Penulis menyadari tanpa bimbingan, dukungan, dan motivasi dari semua

pihak, skripsi ini tidaklah mungkin dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang selalu memberikan bimbingan,

motivasi, dan dukungan selama penyusunan pembuatan skripsi berlangsung kepada:

1. Orang tua tercinta ayahanda Jauhari dan ibu tersayang Omah Komalasari,

penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih atas kasih sayang yang

kalian berdua berikan, selalu memotivasi penulis, serta do’a yang tidak ada

henti-hentinya kalian panjatkan, berkat dukungan kalian Alhamdulillah

penulis dapat menyelsaikan skripsi ini dengan baik.

2. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

iii

3. Ibu Wati Nilamsari M.Si., selaku ketua jurusan dan Bapak Hudri M.Ag.,

selaku Sekretaris Jurusan beserta jajaran staf Fakultas Dakwah dan

Komunikasi.

4. Bapak Drs. Yusra Kilun, S.pd., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar

dan ikhlas mengorbankan waktunya, serta memberikan bimbingan, arahan,

kritik, saran, dan motivasi yang besar kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan

ilmu pengetahuannya kepada penulis selama menjalankan perkuliahan,

semoga ilmu yang diberikan selalu tersalurkan dalam kehidupan dan sanubari

yang tak terhenti hingga akhir hayat.

6. Sahabat tersayang Novita sari yang sering memberikan dorongan, serta

motivasi, dalam penulisan skripsi ini. Juga menyempatkan waktunya

menemani penulis memperoleh data di lapangan.

7. Untuk seseorang yang selalu menyemangatiku: Buni Buchori

8. Special untuk Teman seperjuangan sekaligus sahabat baikku yang selalu

sama-sama mendukung dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan

skripsi, selalu ada saat duka maupun suka yaitu: Fauzia Nurul Kh, Nur

Syamsiyah, Ahmad Ali N., Vikron Fahreza, Abidin, Ade Fauzan, M. Fahmi

Nurdin.

9. Untuk alumni Pondok Pesantren Tapak Sunan angkatan 15, semoga kita

semua dapat menjadi orang yang berhasil.

Page 8: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

iv

10. Seluruh pengurus Yayasan Rumah regis di Tanjung Barat khususnya Ibu

Madya yang telah membantu penulis selama penelitian.

Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu dengan iringan doa

kepada Allah SWT, penulis menghaturkan banyak terima kasih yang tak terhingga

atas segala dukungan dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini. Penulis

berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa, khususnya bagi penulis.

Jakarta, 25 Juli 2017

Penulis

Page 9: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... v

DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................... 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 11

D. Metodologi Penelitian .............................................................. 12

E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 20

F. Sistematika Penulisan ............................................................... 22

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Pemberdayaan ........................................................................ 24

1. Pengertian pemberdayaan ............................................... 24

2. Tujuan pemberdayaan ..................................................... 28

3. Indikator Pemberdayaan ................................................. 29

4. Tahapan Pemberdayaan .................................................. 32

B. Disabilitas .............................................................................. 34

1. Pengertian Disabilitas ..................................................... 34

2. Pengertian Tuna Rungu Wicara ...................................... 36

3. Karakteristik Tuna Rungu Wicara .................................. 36

4. Klasifikasi Tuna Rungu .................................................. 38

5. Faktor Penyebab Tuna Rungu ........................................ 39

C. Keterampilan .......................................................................... 41

1. Pengertian Keterampilan ................................................ 41

2. Jenis Keterampilan .......................................................... 42

BAB III. TEMUAN PENELITIAN

A. Profil Lembaga .................................................................... 44

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................ 44

2. Gambaran Umum Yayasan Rumah Regis .................... 44

3. Maksud dan Tujuan Yayasan Rumah Regis ................. 47

4. Visi dan Misi Yayasan Rumah Regis ........................... 48

5. Sasaran Pelayanan ........................................................ 49

6. Struktur Organisasi Yayasan Rumah Regis ................. 50

7. Kegiatan Yayasan Rumah Regis ................................... 50

8. Sumber Dana Yayasan Rumah Regis ............................ 50

9. Sarana dan Prasarana .................................................... 51

10. Nama-nama Disabilitas Tuna Rungu Tuna Wicara ...... 51

11. Prestasi Yayasan Rumah Regis .................................... 53

B. Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat

Page 10: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

vi

disabilitas melalui Keterampilan Handicraft di Yayasan Rumah

Regis ................................................................................... 54

1. Kegiatan Keterampilan ................................................. 55

2. Metode Keterampilan ................................................... 55

3. Waktu Pelaksanaan Keterampilan ................................ 56

4. Proses Pembuatan Keterampilan Handicraft ................ 57

5. Pemasaran Produk Keterampilan ................................. 58

6. Produk Keterampilan .................................................... 59

C. Hasil yang Diperoleh Oleh Anggota ................................... 60

1. Aspek Ekonomi ............................................................ 60

2. Aspek Pengetahuan ...................................................... 60

3. Aspek Keterampilan ..................................................... 61

4. Aspek Pengalaman ....................................................... 61

5. Sosial Masyarakat ......................................................... 61

D. Hambatan Dalam Pelaksanaan Program ............................. 61

1. Komunikasi .................................................................. 61

2. Dana .............................................................................. 62

BAB IV. ANALISIS ATAS TEMUAN LAPANGAN

A. Proses Pemberdayaan Penyandang Cacat di Yayasan

Rumah Regis ......................................................................... 65

B. Hasil dari Program Pemberdayaan Melalui Keterampilan

Handicraft di Yayasan Rumah Regis ..................................... 71

C. Hambatan Dalam Pelaksanaan Program Pemberdayaan

Masyarakat Melelui Keterampilan Handicraft ...................... 80

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 83

B. Saran ...................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 87

LAMPIRAN……………………………………………………………... 90

Page 11: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

viii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 (Rancangan Informan) ....................................................... 19

2. Tabel 2 (Nama Disabilitas Tuna Rungu Tuna Wicara) ................... 52

3. Tabel 3 (Nama Disabilitas Undangan Event) .................................. 53

4. Tabel 3 (Pembagian Waktu Kegiatan Keterampilan) ..................... 57

Page 12: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia yang memiliki kecacatan fisik atau mental terkadang

membuat dirinya merasa tidak percaya diri dalam melakukan semua

kegiatan dan rutinitas sehari-hari. Tetapi, mereka juga bagian dari warga

Negara Indonesia yang mempunyai hak, dan kewajiban yang sama dengan

warga Negara yang tidak menderita cacat tubuh maupun psikis. Agar

kelompok disabilitas mempunyai kemampuan dalam menjalani kegiatan

sehari-hari maka mereka perlu mendapatkan perhatian yang serius.

Pada Abad ke dua puluh, hampir di semua masyarakat barat,

disabilitas telah dihubungkan dengan kekurangan pikiran dan tubuh, yaitu

meliputi orang pincang, duduk di kursi roda, menjadi korban keadaan

seperti kebutaan, kekurangan pendengaran, sakit jiwa dan gangguan jiwa.

Orang-orang yang memiliki kekurangan biasanya sangat tergantung

kepada keluarga, teman, dan pelayanan sosial yang kadang berlebihan di

tempatkan dalam sebuah lembaga.1

Sebagian besar dari penyandang cacat tersebut adalah mereka yang

masih dikategorikan anak. Anak-anak butuh perhatian khusus terlebih lagi

keadaan sosial mereka masih sangat rentan mendapatkan diskriminasi dari

lingkungan mereka yang tergolong normal. Keluargalah yang berperan

penting dalam perkembangan sosial anak agar menjadi pribadi yang baik

di masa depannya. Setiap anak juga memiliki Hak Asasi Manusia

1 Kusuma, dkk., Disabiitas Sebuah Pengantar. (Jakarta: PIC UIN Jakarta, 2007), h. 1.

Page 13: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

2

termasuk di dalamnya anak berkebutuhan khusus. Mereka juga diakui oleh

masyarakat Bangsa-bangsa di dunia dan merupakan landasan bagi

kemerdekaan, keadilan dan perdamaian di seluruh dunia. Diakui dalam

masa pertumbuhan secara fisik dan mental, anak membutuhkan perawatan,

perlindungan yang khusus, serta perlindungan hukum baik sebelum

maupun sesudah lahir.2

Keluarga sangat berperan penting dalam mengembangkan sosial

pada anak, karena anak pada awalnya memulai sosialisasi dengan

keluarga, setelah itu meluas ke masyarakat sekitarnya. Apalagi anak yang

memiliki kelainan fisik atau mental yang menyebabkan sang anak rentan

mendapatkan diskriminasi dari teman-temannya. Pihak keluarga harus

memberikan perhatian yang lebih kepada anak agar anak tidak merasa

dikucilkan.

Berdasarkan hasil pendataan, jumlah penyandang disabilitas pada 9

provinsi di Indonesia sebanyak 299.203 jiwa, sekitar 67,33% disabiltas

dewasa tidak memiliki keterampilan dan pekerjaan. Jenis keterampilan

utamanya adalah pijat, pertukangan, petani, buruh dan jasa.3

Dari data tersebut bahwa mayoritas kelompok disabilitas tidak

mempunyai pekerjaan. Padahal setiap warga Negara mempunyai hak

untuk memiliki pekerjaan. Namun, pekerjaan-pekerjaan yang tersedia di

ranah publik seakan-akan tidak diperuntukkan bagi kelompok disabilitas.

Pekerjaan office boy misalnya, tidak dapat dilakukan oleh kelompok

2 Syamsu Yusuf, Psikology Perkembangan Anak dan Remaja (Bandung: Penerbit PT

Remaja Rosdakarya, 2011), h. 36. 3 Nawir, Expose Data Penyandang Cacat Berdasarkan ICF Tahun 2009, artikel di akses

pada 5 September 2016, dari www.kemsos.go.id

Page 14: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

3

disabilitas fisik seperti kursi roda dan lain-lain. Mereka tidak bisa

melakukan pekerjaan tersebut, dikarenakan keadaan fisiknya yang tidak

memungkinkan.

Sedangkan pada Seminar peringatan Hari Internasional

Penyandang Cacat (HIPENCA) mengatakan Penyandang Disabilitas pada

tahun 2011 berjumlah 4.783.267 jiwa. 602.784 jiwanya adalah

penyandang disabilitas Tuna Rungu Wicara.4

Data tersebut menjelaskan sekitar 15 % nya adalah penyandang

disabilitas Tuna Rungu Wicara.

Ketunarunguan yang dialami oleh seseorang akan menimbulkan

berbagai permasalahan dalam sapek sosial, emosional, dan mental.

Masalah yang muncul akibat ketunarunguan antara lain masalah

perkembangan bahasa, keterampilan berbicara, sosial, emosi, dan

intelektual, yang pada akhirnya akan menghambat perkembangan dalam

segala aspek kehidupan dan kemanusiaannya, juga mempersempit

kesempatan pendidikan dan lapangan pekerjaan.5

Persaingan yang semakin keras di dunia kerja serta banyaknya

masyarakat yang tidak menyetarakan kemampuan yang dimiliki

penyandang tuna rungu wicara membuat mereka semakin sulit untuk

berkembang damn hidup mandiri.

Persepsi terhadap penyandang cacat sebagai orang yang tidak

berguna, mengalir begitu saja. Sedikit sekali keterlibatan mereka dalam

4 http://rehsos.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=1420 artikel

diakses pada 21 Agustus 2017. 5 Lani Bunawan, Pendidikan Anak Tuna Rungu dan Permasalahannya (Jakarta: Yayasan

Santi Rama, 1999), h. 1.

Page 15: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

4

aktivitas ekonomi. Hal ini sebagai konsekuensi dari kegagalan mereka

dalam menyesuaikan diri dengan kelompok mayoritas. Mereka terpola

sedemikian rupa sebagai orang yang “berbeda”. Terlebih lagi, reaksi yang

ditunjukkan orang-orang terhadap “penyandang cacat” menstimulasi

ketakutan yang mendalam, kegagalan mereka untuk menerima diri mereka

seperti itu dan orang lain yang secara sederhana melihat mereka seperti itu

dan orang lain yang secara sederhana melihat mereka sebagai yang lain”.6

Masih ada masyarakat yang beranggapan bahwa penyandang

cacat adalah orang-orang yang hanya menyusahkan orang lain. Padahal

masih ada penyandang cacat yang mempunyai bakat dan ternyata bisa

mengangkat derajatnya lebih dihargai di lingkungan sekitarnya

dibandingkan orang yang normal. Hal ini bisa diambil pelajarannya,

bahwa tidak semua penyandang cacat merugikan orang lain. Seharusnya

manusia normal malu, dan bisa mengambil pelajaran dari orang tersebut.

Kelompok-kelompok tertentu yang mengalami diskriminasi dalam

suatu masyarakat, seperti masyarakat kelas sosial ekonomi rendah,

kelompok minoritas etnis, wanita, populasi lanjut usia, serta penyandang

cacat (disabilitas), adalah orang-orang yeng mengalami ketidakberdayaan.

Keadaan dan perilaku mereka yang berbeda dari keumuman kerapkali

dipandang sebagai ‘deviant’ (penyimpang). Mereka seringkali kurang

dihargai dan bahkan dicap sebagai orang yang malas, lemah, yang

disebabkan oleh dirinya sendiri. Padahal ketidakberdayaan mereka

6 Kusmana,dkk., Disabilitas Sebuah Pengantar,h. 14-17.

Page 16: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

5

seringkali merupakan akibat dari adanya kekurangadilan dan deskriminasi

dalam aspek-aspek kehidupan tertentu.7

Kecacatan pada anak merupakan kondisi yang tidak diinginkan.

Pada satu sisi, kecacatan bukan sebagai faktor penghambat bagi anak

dalam pemenuhan hak-haknya. Namun disisi lain kecacatan pada anak

memerlukan penanganan secara khusus, sebab anak dengan kecacatan

memiliki hak dalam keberlangsungan hidup, tumbuh kembang,

berpartisipasi dan mendapatkan perlindungan dari perlakuan yang tidak

kondusif bagi keberadaan, perkembangan dan masa depannya

sebagaimana yang diamanahkan konversi hak anak.8

Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 04 Tahun 1997

tentang Penyandang Cacat, dinyatakan bahwa kecacatan merupakan

kelainan fisik ataupun mental yang dapat mengganggu serta menjadi

rintangan dan hambatan untuk melakukan kegiatan secara layak.9

Sedangkan Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak, bab 1 ayat 1 pasal 7 menyatakan bahwa, anak yang

menyandang cacat adalah anak yang mengalami hambatan fisik maupun

mental sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan secara

wajar.10

7 Edi Suharto, Mengembangkan Masyarakat Memberadyakan Rakyat, (Bandung: PT Rifka

Aditama, 2005), h. 60-61. 8 Direktorat jendral dan rehabilitasi sosial, Pedoman Pelayanan dan Rehabilitasi Social

Anak Cacat dalam Keluarga, (Departemen Sosial RI, tahun, 2005), h. 2. 9 Departemen Sosial RI Sekretariat Jendral Pusat dan Informasi Kesejahterahan Sosial,

Penyandang Cacat, (Jakarta, Tahun 2002), hal. 1. 10 Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2002, Tentang Perlindungan Anak,

Depsos RI Dirjen Pelayanan dan Rehabilitas Sosial, Direktorat Bina Pelayanan Sosial Anak,

Tahun 2002, hal. 5.

Page 17: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

6

Merujuk pada undang-undang no. 4 tahun 1997 pasal 1 bab 1 dan

no. 23 tahun 2002, dapat disimpulkan bahwa setiap warga Negara berhak

mendapatkan perlindungan tanpa membeda-bedakan warga negaranya,

yang berarti penyandang cacat juga ikut mendapatkan perlindungan.

Seperti yang kita ketahui, difabel adalah seseorang yang keadaan

fisiknya atau biologisnya berbeda dengan orang lain pada umumnya. Pada

dasarnya kecacatan mempunyai beberapa penyebab di antaranya karena

faktor bawaan sejak lahir, saat terjadi kecelakaan, dan karena sakit.

Kecacatan fisik yaitu berupa kecacatan yang mengakibatkan gangguan

terhadap fungsi pendengaran, penglihatan, tubuh, dan gangguan bicara.

Sedangkan kecacatan mental yaitu berupa gangguan mental yang bisa

disebabkan karena sakit, kecelakaan, maupun bawaan sejak lahir.

Menurut Anwar dalam Human Capital Theory, manusia

merupakan sumber daya utama, berperan sebagai subjek baik dalam upaya

meningkatkan taraf hidup dirinya maupun dalam melestarikan dan

memanfaatkan lingkungannya.11

Pada umumnya masyarakat mendambakan kondisi yang ideal yang

merupakan tatanan kehidupan yang diinginkannya. Kondisi tersebut

menggambarkan sebuah kehidupan yang di situ kebutuhan-kebutuhan

dapat terpenuhi, suatu kondisi yang tidak lagi diwarnai kekhawatiran hari

11 Anwar, Manajemen Pemberdayaan Perempuan, (Bandung: CV. Alfabeta , 2007), h. 3.

Page 18: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

7

esok, kehidupan yang memberi iklim kondusif guna aktualisasi diri dan

untuk terwujudnya proses relasi yang berkeadilan.12

Apabila kehidupan sekarang belum memenuhi kondisi ideal

tersebut selalu ada dorongan usaha untuk mewujudkannya. Demikian juga

apabila terdapat realitas yang dianggap menghambat tercapainya kondisi

ideal tersebut, akan mendorong usaha untuk mengubah dan

memperbaikinya.

Edi Suharto dalam bukunya mengatakan bahwa pemberdayaan

menunjuk pada kemampuan orang khususnya kelompok rentan dan lemah

sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam memenuhi

kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom),

dalam arti bukan saja bebas dalam mengemukakan pendapat, melainkan

bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan; selain

itu mampu menjangkau sumber-sumber yang produktif yang

memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan

memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan; dan dapat

berpartisapi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang

mempengaruhi mereka.13

Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh

keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk

12 Soetomo, Pembangunan Masyarakat;Merangkai Sebuah Kerangka, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2012), h. 1. 13 Edi Suharto, Mengembangkan Masyarakat Memberadyakan Rakyat, h. 58.

Page 19: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

8

mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi

perhatiannya.14

Mengenai perkembangan kognitif anak-anak tuna rungu secara

umum baik khusus dalam segi berfikir dan pemahaman. Artinya bahwa

mereka mempunyai perkembangan kognisi dikarenakan ada hubungan

yang erat antara perkembangan berbahasa dan berfikir.15

Kemampuan berfikir sangat berhubungan sekali dengan kreativitas

seseorang. Dengan demikian kemampuan berfikir atau kognitif sangatlah

mempengaruhi kretivitas seseorang. Begitupun dengan anak tuna rungu.

Mereka bukan berarti tidak mempunyai kreativitas yang tinggi. Terkadang

mereka mempunyai kemampuan tetapi tidak ada sarana yang dapat

menyalurkan kemampuannya tersebut.

Salah satu upaya pemberdayaan masyarakat terutama pada kasus

penyandang cacat Tuna Rungu Wicara yaitu dengan menyelenggarakan

pendidikan keterampilan sebagai bagian dalam upaya memandirikan

mereka, serta mengoptimalkan potensi dan kreativitasnya sehingga bisa

mengangkat derajatnya, yang dikalangan masyarakatnya dianggap hanya

menyusahkan orang lain dan dipandang sebelah mata. Karena, mereka

termasuk orang-orang yang sebetulnya mempunyai kemampuan hanya

faktor komunikasi saja yang harus sinergis.

14 Edi Suharto, Mengembangkan Masyarakat Memberadyakan Rakyat, h. 59. 15 Bandi Dolphie, Pembelajaran anak berkebutuhan Khusus, (Bandung: Refika Aditama

2006), Cet. Pertama, h. 106.

Page 20: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

9

Salah satu tempatnya adalah di Yayasan Rumah Regis, Yayasan

Rumah Regis adalah salah satu wadah untuk menyalurkan ide-ide mereka.

Di sini anak-anak Tuna Rungu Wicara diberikan pelatihan membuat

kreativitas dari bahan karung goni yang diolah menghasilkan kerajinan-

kerajinan seperti, Bantal, Tas dan lain sebagainya. Tidak hanya dari

berbahan karung goni ada juga yang berbahan dari kain flannel, bahan

bermotif batik yang dibuat menjadi Bros, Kalung, Tempat Tissu dan lain

sebagainya. Tetapi, bahan utama dari handicraft di Yayasan Rumah Regis

adalah karung goni.

Hasil dari kerajinan tersebut sangat diminati masyarakat,

permintaan masyarakat juga meningkat. Hasil kerajinan yang dibuat

penyandang cacat ini pernah dipasarkan ke luar negeri seperti Dubai,

Hongkong, China, India, dan Australia. Data tersebut didapat dari

wawancara langsung. Seperti yang dikatakan Ibu Madya;

“kerajinan yang dibikin mereka ada yang pernah terjual ke luar negri

seperti Dubai, Hongkong, China, India, dan Australia. Masyarakat

yang membelipun lumayan banyak. Ada toko tetapnya kok, kamu bisa

liat di mall kokas taukan Mall Kota Casablanka di lantai dasar nama

tokonya regis.16

Selain kerajinan tersebut melampaui pasar luar negeri, sebagian

penyandang cacat ini bisa mengajarkan keterampilan yang diperoleh dari

pembelajaran di Yayasan Rumah Regis untuk diajarkan ke orang-orang

yang normal. Mereka juga pernah diundang ke acara seminar.

16 Wawancara Pribadi dengan Ibu Maya, di Yayasan Rumah Regis Jakarta 5 Desember

2016.

Page 21: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

10

Hanya saja, di Yayasan Rumah Regis ini sampai saat ini hanya

memberdayakan anak-anak Tuna Rungu Wicara. Kecacatan rungu wicara

adalah seseorang yang menurut ilmu kedokteran dinyatakan mempunyai

kelainan atau gangguan pada fungsi pendengaran dan bicara, sehingga

tidak dapat melakukan komunikasi secara wajar.17

Dengan adanya wadah tersebut sangat diharapkan penyandang

cacat dapat mengubah status sosialnya menjadi lebih baik, dan menjadi

lebih diakui masyarakat, dengan salah satu caranya melalui keterampilan

yang diberikan oleh Yayasan Rumah Regis.

Dari penjelasan tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti

mengenai “Pemberdayaan Masyarakat Disabilitas Melalui Kegiatan

Keterampilan Handicraft: Tuna Rungu Wicara Di Yayasan Rumah

Regis Tanjung Barat Jakarta Selatan”.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka

penulis akan melakukan penelitian yang berfokus pada Pemberdayaan

Masyarakat Disabilitas Melalui Kegiatan Keterampilan Handicraft:

Tuna Rungu Wicara di Yayasan Rumah Regis.

2. Rumusan Masalah

17 Direktorat Jendral Rehabilitasi Sosial Orang Dengan Kecacatan, Pandunan

Pelaksanaan Komunikasi Total Bagi Orang Dengan Kecacatan Rungu Wicara (Jakarta:

Kementrian Sosial Republik Indonesia, 2010), h. 6.

Page 22: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

11

a. Bagaimana Proses pemberdayaan masyarakat disabilitas Tuna

Rungu Wicara oleh Yayasan Rumah Regis ?

b. Apa manfaat/hasil yang diperoleh masyarakat disabilitas Tuna

Rungu Wicara dari program pemberdayaan tersebut?

c. Apa hambatan yang ditemukan oleh Yayasan dalam melaksanakan

pemberdayaan keterampilan tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

a. Mengetahui bagaimana proses pemberdayaan masyarakat

disabilitas Tuna Rungu Wicara yang dilakukan Yayasan Rumah

Regis..

b. Mengetahui manfaat atau hasil oleh masyarakat disabilitas Tuna

Rungu Wicara yang diperoleh dari program pemberdayaan

tersebut di atas.

c. Mengetahui hambatan yang ditemukan oleh Yayasan dalam

melaksanakan pemberdayaan keterampilan tersebut.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

konstribusi bagi jurusan Pengembangan Masyarakat Islam,

Khususnya di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan

dengan bidang kecacatan.

Page 23: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

12

b. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi

kepada keluarga disabilitas tentang pentingnya suatu metode yang

berbentuk pelatihan, guna meningkatkan kreativitas sehingga

mereka dapat menumbuh kembangkan dan mengoptimalkan

tingkat kreativitas dalam pertumbuhannya secara layak.

c. Untuk menambah wawasan bagi para pembaca, umumnya bagi

penulis khususnya para calon pekerja sosial agar mendapat

gambaran umum tentang pemberdayan penyandang cacat di

Yayasan Rumah Regis.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian pada skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif

yakni berdasarkan sumber lisan (wawancara mendalam), observasi dan

tinjauan lapangan langsung.18

Menurut Bagdan dan Taylor metodologi kualitatif adalah

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.19

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

kualitatif berdasarkan tujuan penelitian mendapatkan gambaran

bagaimana pemberdayaan yang dilakukan Yayasan Rumah Regis

terhadap masyarakat Disabilitas dalam keterampilan Handicraft.

2. Macam dan Sumber Data

18 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,

2011), Cet .12, h. 209. 19 Lexy j. Moleong, Metedologi Penelitian Kualitatif, h. 4.

Page 24: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

13

Sumber dalam data penelitian terbagi menjadi 2 yaitu:

a. Data Primer berupa pengamatan dan wawancara langsung dengan

pihak pelaksana pelatihan yaitu staff Yayasan dan penerima

manfaat layanan pelatihan handicraft.

b. Data sekunder berupa data yang diperoleh dari dokumen-dokumen

yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan penulis, seperti

tulisan, foto terkait pelatihan.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Yaitu pengamatan dan pencacatan yang sistematis terhadap

gejala-gejala yang diteliti. Dalam hal ini penulis melakukan

pengamatan secara langsung dengan mengunjungi, meninjau

lokasi, penelitian Yayasan Rumah Regis Tanjung Barat Jakarta

Selatan, serta mengamati segala bentuk kegiatan yang berlangsung

di lokasi penelitian dengan hasil pengamatannya digunakan sebagai

sumber data.20

b. Wawancara

Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi

verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh

informasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yaitu

wawancara (interviwer) yang mengajukan pertanyaan dan yang

diwawancarai (unterviewee) adalah orang yang memberikan

20 Husaini Usman dan Purnomo, Metedologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2000), h. 54.

Page 25: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

14

jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian, kepada

seseorang yang diwawancarai atau responden.21

Dalam penelitian ini penulis mewancarai Ibu Madya Putri

Andang selaku ketua sekaligus pendiri Yayasan Rumah Regis.

Penulis mengadakan Tanya jawab berkenaan dengan

pemberdayaan masyarakat disabilitas Tuna Rungu Wicara melalui

keterampilan handicraft, yang semuanya mempunyai tujuan untuk

menjadikan Tuna Rungu Wicara ini lebih dihargai masyarakat,

menghilangkan persepsi masyarakat yang menunjukan mereka

sebagai orang yang tidak berguna, dan menjadikan mereka sebagai

orang yang lebih percaya diri.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah proses mencari data yang tertulis,

baik berupa buku, jurnal, maupun lainnya. Dalam hal ini untuk

memperoleh kelengkapan data, penulis mencari data yang

sumbernya dari buku, jurnal, maupun lainnya yang nantinya bisa

membantu penulis untuk melengkapi data-data dalam menulis

skirpsi.22

4. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Moleong adalah proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan

satuan uraian dasar sehingga dapat ditentukan tema dan dapat

21 Lexy j. Moleong, Metedologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2006), Cet. 22,h. 186. 22 Imam Suprayogo dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial Agama, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2004), h. 34.

Page 26: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

15

dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Analisis

data bermaksud mengorganisasikan data, diantaranya mengatur,

mengurutkan, mengkelompokkan, memberi kode dan

mengkategorikannya.23

Jadi dalam menganalisis data, peneliti memperoleh data dari

lapangan dan diolah serta dianalisa sesuai dengan kategori data yang

terkumpul yaitu observasi, wawancara, dan dokumen-dokumen yang

berhubungan dengan penelitian, dengan menggunakan analisis

deskriptif.

Analisis deskriptif biasanya bersifat penilaian, analisis verbal

non angka, untuk menjelaskan makna lebih jauh dari yang Nampak

oleh panca indra.24

Dilihat dari tujuan analisis, maka ada dua hal yang ingin

dicapai dalam analisis data kualitatif, yaitu: menganalisis proses

berlangsungnya fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran

yang tuntas terhadap proses tersebut. selain itu untuk menganalisis

maka yang ada dibalik informasi, data, dan proses suatu fenomena

sosial itu.25

Analisis data adalah proses yang dilakukan secara sistematis

untuk mencari, menemukan dan menyusun transkip wawancara,

23 Adang Rukhiyat, dkk, Panduan Penelitian Bagi Remaja, (Jakarta: CV. TumaRitis,

2003), Cet. 3, h. 54. 24 Moh Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif, (Malang: UIN Maliki

Press, 2010), Cet. 2, h. 196 25 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan

Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010 ) h. 153.

Page 27: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

16

catatan-catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya yang telah

dikumpulkan peneliti dengan teknik-teknik pengumpulan data lainnya.

Adapun tahap kegiatan dalam menganalisis data kualitatif, adalah

sebagai berikut :

a. Reduksi data, Untuk memudahkan pemahaman terhadap data yang

diperoleh. dalam tahap ini peneliti mencoba memilah data yang

relevan dengan tujuan dan masalah penelitian. Tujuannya adalah

untuk mencari tahu proses pemberdayaan penyandang cacat Tuna

Rungu dan Wicara melalui keterampilan Handicraft dan untuk

mengetahui dampak dari pemberdayaan tersebut.

b. Penyajian data, Penyajian data ini digunakan sebagai bahan untuk

menafsirkan dan mengambil simpulan atau dalam penelitian

kualitatif dikenal dengan istilah inferensi yang merupakan makna

terhadap data yang terkumpul dalam rangka menjawab

permasalahan.

c. Menarik simpulan/verifikasi, Simpulan tersebut merupakan

pemaknaan terhadap data yang telah dikumpulkan. Penarikan

simpulan dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian

pernyataan responden dengan makna yang terkandung dalam

masalah penelitian secara konseptual.26

Dalam tahapan ini peneliti akan menginterpretasikan data-

data yang didapat berdasarkan teori yang digunakan dalam

penelitian.

26 Zaenal Arifin, Penelitian Pendidikan, Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2011), h. 172-173

Page 28: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

17

Namun dalam proses ini peneliti akan menggunakan

analisis data dengan beberapa tahapan yaitu, pertama membaca

hasil kegiatan pengumpulan data, kedua melengkapi data yang

kurang, ketiga menginterpretasikan data berdasarkan teori yang

digunakan dalam penelitian.

5. Teknik Pengujian Keabsahan Data

Seperti yang telah dijelaskan oleh Lexy J. Moleong dalam

bukunya Metodologi Kualitatif, untuk menentukan keabsahan data

adalah dengan melakukan triangulasi. Triangulasi adalah teknik

pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.27

Dalam hal ini peneliti akan melakukan cek dan recek data

antara data yang didapat melalui dokumentasi, laporan-laporan dan

dokumen-dokumen yang ada di lapangan dengan hasil dari observasi

dan wawancara yang akan penulis lakukan nantinya, dengan begitu

keabsahan data yang didapat oleh peneliti menjadi valid.

6. Instrumen dan Alat Bantu

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti. Kedudukan

peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit, ia sekaligus

merupakan perencana, pelaksanaan pengumpulan data, analisis,

penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil

penelitiannya. Pengertian instrument atau alat penelitian di sini tepat

karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian.28

27 Lexy j. Moleong, Metedologi Penelitian Kualitatif , h. 330. 28 Lexy j. Moleong, Metedologi Penelitian Kualitatif , h. 168.

Page 29: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

18

Dalam mengumpulkan data-data penulis membutuhkan alat

bantu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa alat bantu

yang digunakan:

a. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan

tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman ini disusun

tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan

teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

b. Alat Perekam

Alat perekam berguna sebagai alat bantu pada saat wawancara,

agar peneliti dapat berkonsentrasi pada proses pengambilan data

tanpa harus berhenti untuk mencatat jawaban-jawaban dari subyek.

Dalam pengumpulan data, alat perekam baru dapat dipergunakan

setelah mendapatkan izin dari subyek untuk mempergunakan alat

tersebut pada saat wawancara berlangsung.

c. Kamera

Kamera berguna sebagai alat bantu untuk mengambil gambar pada

saat berjalannya kegiatan keterampilan yang dilakukan oleh

Yayasan Rumah Regis.

7. Teknik Pemilihan Informan

Dalam penelitian ini peneliti melakukan teknik pemilihan

informan dengan metode Purposive Sampling (bertujuan). Purposive

Sampling merupakan tekhnik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu. Penulis memilih orang sebagai sempel dengan memilih orang

Page 30: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

19

yang benar-benar mengetahui atau memiliki kopetensi dengan topik

penelitian.

Berikut ini adalah tabel informan dan objek yang terpilih dalam

pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian:

Tabel 1

Rancangan Informan

No. Informan Informasi yang dicari Jumlah

1. Pimpinan yayasan Gambaran yayasan, Latar

belakang yayasan,

pelaksanaan program

pemberdayaan

1 orang

2. Pengurus yayasan Pelaksanaan program

pemberdayaan, hambatan

dalam proses

pemberdayaan

2 orang

3. Anggota pelatihan Mengetahui proses

pelaksanaan program

keterampilan

3 orang

4. Undangan event Apa saja kegiatan

yayasan, produk

keterampilan

4 orang

5. Guru pendamping

event

Mengetahui hasil dan

manfaat dari pelatihan

keterampilan

3 orang

8. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitan ini dilakukan di Yayasan Rumah Regis yang

berlokasi di Jalan Tanjung Barat Selatan Gang seratus nomor 16 A,

Kaveling 2, RT 005 RW 01, Kelurahan Tanjung Barat, Kecamatan

Jagakarsa Jakarta Selatan.

Page 31: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

20

Sedangkan waktu penelitian skripsi dilaksanakan pada awal

bulan Maret 2017 sampai bulan Mei 2017.

E. Tinjaun Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini, sebelum penelitian lebih lanjut

kemudian menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah, maka langkah awal

yang penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu skripsi-skripsi yang

mempunyai judul yang hampir sama dengan yang akan penulis teliti.

Diantaranya:

Penulis : Ryan Rusdiyanto

NIM : 104054002094

Jurusan : Pengembangan Masyarakat Islam, Lulus Tahun

2011

Judul Skripsi : Pemberdayaan Penyandang Cacat Tunagrahita

Oleh Yayasan Wahana Bina Karya Penyandang

Cacat di Kelurahan Lebak Bulus Kecamatan

Cilandak Jakarta Selatan.

Isi Pembahasan : Skripsi ini membahas tentang proses

pemberdayaan penyandang cacat tunagrahita di Yayasan Wahana Bina

Karya Penyandang Cacat serta keberlangsungan penyandang cacat

Tunagrahita dalam melaksanakan proses pemberdayaan tersebut.

Persamaan dan perbedaan dari skripsi di atas adalah dengan skripsi

penulis yaitu persamaannya terletak pada subyeknya yaitu penyandang

cacat. Dan perbedaannya terletak pada obyeknya dan tempat

penelitiannya. Skripsi di atas pemberdayaannya melalui keterampilan tata

Page 32: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

21

busana, tata boga, pertenunan, keterampilan sablon, pertanian terpadu, dan

perkayuan. Sedangkan skripsi penulis pemberdayaannya melalui kegiatan

handicraft.

Penulis : Mia Maisyatur Rodiah

NIM : 1110054000022

Jurusan : Pengembangan Masyarakat Islam, Tahun Lulus

2014

Judul Skripsi : Pemberdayaan Kelompok Disabilitas Melalui

Kegiatan Keterampilan Handicraft dan Woodwork

di Yayasan Wisma Cheshire Jakarta Selatan.

Isi Pembahasan : Skripsi ini membahas tentang bagaimana pengaruh

kegiatan pemberdayaan terhadap kelompok disabilitas, dan bagaimana

pelaksanaan pemberdayaannya.

Persamaan dan perbedaan dari skripsi di atas adalah dengan skripsi

penulis yaitu persamaannya terletak pada subyeknya yaitu penyandang

cacat. Dan perbedaannya terletak pada obyeknya dan tempat

penelitiannya. Skripsi di atas pemberdayaannya melalui keterampilan

handicraft, keterampilan tangan pada skripsi ini adalah menjahit yang

hasinya berupa sarung tangan dan keterampilan Woodwork yaitu

keterampilan kayu yang menghasilkan panggung kecil untuk boneka

tangan. Sedangkan skripsi penulis pemberdayaannya melalui kegiatan

handicraft, kerajinan tangan yang terbuat dari karung goni yang diolah

menghasilkan kerajinan tas, bantal, kalung dan sebagainya.

Penulis : Nur Hikmah

Page 33: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

22

NIM : 1110054100025

Jurusan : Kesejahteraan Sosial, Tahun Lulus 2014

Judul Skripsi : Pemberdayaan Keterampilan Menyulam Bagi

Penyandang Tuna Rungu Di Sekolah Luar Biasa

(SLB B-C) Sumber Budi Jakarta Selatan.

Isi Pembahasan : Skripsi ini membahas tentang program

pemberdayaan keterampilan menyulam dan manfaat dari keterampilan

menyulam.

Persamaan dan perbedaan dari skripsi di atas adalah dengan skripsi

penulis yaitu persamaannya terletak pada subyeknya yaitu penyandang

cacat Tuna Rungu. Dan perbedaannya terletak pada obyeknya dan tempat

penelitiannya. skripsi di atas pemberdayaannya melalui keterampilan

menyulam, menjahit, computer, dan tata boga. Sedangkan skripsi penulis

pemberdayaannya melalui keterampilan handicraft, yaitu kerajinan tangan

yang terbuat dari karung goni yang diolah menghasilkan kerajinan tas,

bantal, kalung dan sebagainya.

F. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan

Bahasan dalam bab ini adalah latar belakang masalah,

pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan

sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Page 34: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

23

pada bab ini dijelaskan tentang pengertian pemberdayaan,

tujuan pemberdayaan, indikator keberdayaan, tahapan

pemberdayaan, pengertian disabilitas, pengertian tuna

rungu wicara, karakteristik tuna rungu wicara, klasifikasi

tuna rungu, faktor penyebab tuna rungu, pengertian

keterampilan, jenis keterampilan, dan landasan teori akan

digunakan sebagai analisis pada bab IV.

BAB III : Temuan Penelitian

Pada bab ini dijelaskan tentang gambaran umum mengenai

lokasi penelitian yakni terdiri dari profile, visi dan misi,

struktur yayasan, maksud dan tujuan didirikan yayasan,

sasaran pelayanan, sumber dana, prestasi, jadwal kegiatan,

sarana dan prasarana.

BAB IV : Analisa

Pada bab ini menjelaskan tentang temuan lapangan dan di

analisis sesuai teori pada bab II.

BAB V : Penutup

Penutup merupakan bab terakhir dari skripsi ini, yang

memuat kesimpulan dan saran-saran hasil penelitian yang

dilakukan.

Page 35: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

24

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pemberdayaan

1. Pengertian Pemberdayaan

Secara istilah pemberdayaan dapat disamakan atau setidaknya

diserupakan dengan istilah pengembangan. Dalam pengertian lain,

pemberdayaan atau pengembangan atau tepatnya pengembangan

sumber daya manusia adalah upaya memperluas horizon pilihan bagi

masyarakat. Ini berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan

memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. Dengan memakai

logika ini, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah

yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk mengadakan

pilihan-pilihan.1

Beberapa pengertian pemberdayaan menurut para ahli,

diantaranya:

a. Menurut Shardlow sebagaimana dikutip oleh Isbandi Rukminto

Adi, mengemukakan bahwa pada intinya pemberdayaan

membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas

berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan

1 Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam;

Ideologi, Strategi Sampai Tradisi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h.41-42.

Page 36: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

25

mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan

keinginan mereka.2

b. Menurut Mc. Ardle sebagaimana dikutip oleh Saymsir Salam,

dkk, lebih menitikberatkan pemberdayaan pada proses

pengambilan keputusan oleh orang-orang yang secara konsekuen

melaksanakan keputusan tersebut. Orang-orang yang telah

mencapai tujuan kolektif diberdayakan melalui kemandiriannya,

bahkan merupakan keharusan untuk lebih diberdayakan melalui

usaha mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan, keterampilan,

serta sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan mereka tanpa

tergantung pada pertolongan dari hubungan eksternal.3

Menurut Kartasasmita sebagaimana dikutip oleh Anwar, istilah

keberdayaan dalam konteks msyarakat adalah kemampuan individu

dengan individu-individu lainnya dalam masyarakat untuk

membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan. Oleh sebab

itu maka, memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk

memperkuat unsur-unsur keberdayaan itu untuk meningkatkan harkat

dan martabat lapisan masyarakat yang berada dalam kondisi tidak

mampu dengan mengandalkan kekuatannya sendiri sehingga dapat

keluar dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan, atau proses

memampukan dan memandirikan masyarakat.4

2 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan, Intervensi

Komunitas: Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, (Jakarta: FE-UI, 2001), h. 33. 3 Syamsir Salam, dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan, (Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah, 2008) h. 238. 4 Anwar, Manajemen Pemberdayaan perempuan, (Bandung: Alfabeta, 2007), h.1

Page 37: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

26

Menurut Payne sebagaimana dikutip oleh Syamsir Salam, dkk.

Pemberdayaan adalah membantu klien memperoleh daya untuk

mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan

yang terkait dengan diri mereka, termasuk efek hambatan pribadi dan

sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui

peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan

daya yang ia miliki.5

Edi Suharto dalam bukunya mengatakan bahwa pemberdayaan

merunjuk pada kemampuan orang khususnya kelompok rentan dan

lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam

memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan

(freedom), dalam arti bukan saja bebas dalam mengemukakan

pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan,

bebas dari kesakitan; selain itu mampu menjangkau sumber-sumber

yang produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan

pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang

mereka perlukan; dan dapat berpartisapi dalam proses pembangunan

dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.

Menurut Parsons sebagaimana dikutip oleh Edi Suharto

Pemberdayaan adalah sebuah proses membantu orang menjadi cukup

kuat untuk berpartisipasi dalam berbagi pengontrolan atas, dan

mempengaruhi terhadap, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga

yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan

5 Syamsir Salam, dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan, h. 238.

Page 38: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

27

bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan

yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang

lain yang menjadi perhatiannya.

Dengan demikian, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan

untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah

dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami

masalah kemiskinan.. Pengertian keberdayaan sebagai tujuan

seringkali digunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan

sebagai sebuah proses.6

Dari berbagai pendapat mengenai pengertian pemberdayaan,

pada intinya terfokus pada tiga hal, yakni pemberkuasaan, penguatan

kapasitas diri, dan memandirikan. Ketiga hal ini merupakan hal yang

penting dalam proses pemberdayaan. Pemberkuasaan merupakan

suatu tahap untuk menguatkan diri seseorang khususnya orang yang

lemah fisik serta kehidupan bermasyarakat. Dalam arti, mereka

termarginalkan, dan dikucilkan dengan keadaan fisik yang lemah.

Untuk menguatkan kapasitas diri dan memandirikannya salah satunya

bisa melalui partisipasi dalam masyarakat yang bersangkutan dalam

kehidupan sosial mereka melalui penguatan kapasitas diri seperti

memanfaatkan skill atau kemampuan yang ada sehingga dari

kemampuan tersebut terciptalah kemandirian.

6 Edi Suharto, Mengembangkan Masyarakat Memberdayakan Rakyat, h.58-60.

Page 39: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

28

Menurut penulis, pada umumnya kegiatan pemberdayaan

dilakukan untuk mewujudkan dan meningkatkan taraf hidup yang

lebih baik. Setiap orang mampu merubah kehidupannya, seperti orang

yang penakut menjadi pemberani, yang tadinya tidak mampu menjadi

mampu, orang yang tidak bisa menjadi bisa, orang yang tidak berdaya

menjadi berdaya, dll. Semua ini dapat tercapai apabila masyarakat

yang diberdayakan ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan

pemberdayaan yang dilaksanakan di lingkuangannya.

2. Tujuan Pemberdayaan

Salah satu tujuan pemberdayaan masyarakat adalah

memandirikan masyarakat atau membangun kemampuan untuk

memajukan diri ke arah yang lebih baik secara berkesinambungan.

Oleh karenanya pemberdayaan masyarakat adalah upaya perluasan

horizon pilihan bagi masyarakat. Masyarakat diberdayakan untuk

melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. Untuk itu

setiap upaya pemberdayaan masyarakat harus diarahkan untuk

peningkatan martabat manusia sehingga menjadi masyarakat maju

dalam berbagai aspek.7

Sebagai tujuan, maka pemberdayaan merujuk pada keadaan

atau hasil yang ingin dicapai oleh perubahan sosial; yaitu masyarakat

yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan

kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat

fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri,

7 Agus Ahmad Syafe’i, Manajemen Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung:

Gerbang Masyarakat Baru, 2001), h. 39.

Page 40: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

29

mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian,

berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan

tugas-tugas kehidupannya. Tujuan utama pemberdayaan adalah

memperkuat kekuasaan masyarakat khususnya kelompok lemah yang

memiliki ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal maupun

kondisi eksternal.8

Pada intinya tujuan pemberdayaan dilakukan melalui berbagai

proses untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang dianggap

kurang berdaya dengan memanfaatkan berbagai peluang melalui

kemandiriannya. Selain itu tujuan pemberdayaan adalah bentuk

penguatan bagi masyarakat, agar mereka mampu mempertahankan

dan memperjuangkan apa yang menjadi hak-haknya sebagai warga

masyarakat yang berdaulat, sehingga sampai pada kehidupan yang

sejahtera.

3. Indikator Keberdayaan

Parsons et.al. sebagaimana dikutip oleh Edi Suharto,

mengajukan tiga dimensi pemberdayaan yang merujuk pada:

a. Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan

individual yang kemudian berkembang menjadi perubahan sosial

yang lebih besar.

b. Keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri, berguna

dan mampu mengendalikan diri dan orang lain.

8 Edi Suharto, Mengembangkan Masyarakat Memberdayakan Rakyat, h. 59-60.

Page 41: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

30

c. Pembebasan yang dihasilkan dari gerakan sosial, yang dimulai

dari pendidikan dan politisasi orang-orang lemah dan kemudian

melibatkan upaya-upaya kolektif dari orang-orang lemah tersebut

untuk memperoleh kekuasaan dan mengubah struktur-struktur

yang masih menekan.9

Schuler, Hashemi dan Riley sebagaimana yang dikutip oleh

Edi Suharto, mengembangkan delapan indikator pemberdayaan, yang

mereka sebut sebagai Empowerment Index atau indeks pemberdayaan.

Diantaranya:

a. Kebebasan mobilitas, kemampuan individu untuk pergi ke luar

rumah atau wilayah tempat tinggalnya, seperti ke pasar, fasilitas

medis, bioskop, rumah ibadah, ke rumah tetangga. Tingkat

mobilitas ini dianggap tinggi jika individu mampu pergi

sendirian.

b. Kemampuan membeli komoditas kecil, kemampuan individu

untuk membeli barang-barang kebutuhan keluarga sehari-hari

(beras, minyak tanah, minyak goreng, bumbu); kebutuhan dirinya

(minyak rambut, sabun mandi, rokok, bedak, sampo). Individu

dianggap mampu melakukan kegiatan ini terutama jika ia dapat

membuat keputusan sendiri tanpa meminta ijin pasangannya; jika

ia dapat membeli barang-brang tersebut dengan menggunakan

uangnya sendiri.

9 Edi Suharto, Mengembangkan Masyarakat Memberdayakan Rakyat, h.63.

Page 42: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

31

c. Kemampuan membeli komoditas besar, kemampuan individu

untuk membeli barang-barang sekunder atau tersier, seperti lemari

pakaian, TV, radio, Koran, majalah, pakaian keluarga. Seperti

halnya indikator tersebut, poin tinggi diberikan terhadap individu

yang dapat membuat keputusan sendiri tanpa meminta ijin

pasangannya; terlebih jika ia dapat membeli barang-barang

tersebut dengan mengunakan uangnya sendiri.

d. Terlibat dalam pembuatan keputusan-keputusan rumah tangga,

mampu membuat keputusan secara sendiri maupun bersama

suami/istri mengenai keputusan-keputusan keluarga, misalnya

mengenai renovasi rumah, pembelian kambing untuk diternak,

memperoleh kredit usaha.

e. Kebebasan relatif dari dominasi keluarga, responden ditanya

mengenai apakah dalam satu tahun terakhir ada seorang (suami,

istri, anak-anak, mertua) yang mengambil uang, tanah, perhiasan,

dari dia tanpa ijinnya; yang melarang mempunyai anak; atau

melarang bekerja di luar rumah.

f. Kesadaran hukum dan politik, mengetahui nama salah seorang

pegawai pemerintah desa/kelurahan; seorang anggota DPRD

setempat; nama presiden; mengetahui pentingnya memiliki surat

nikah dan hukum-hukum waris.

g. Keterlibatan dalam kampanye dan protes-protes, seseorang

dianggap ‘berdaya’ jika ia pernha terlibat dalam kampanye atau

bersama orang lain melakukan protes, misalnya, terhadap suami

Page 43: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

32

yang memukul istri; istri yang mengabaikan suami dan

keluarganya; gaji yang tidak adil; penyalahgunaan bantuan sosial;

atau penyalahgunaan kekuasaan polisi dan pegawai pemerintah.

h. Jaminan ekonomi dan konstribusi terhadap keluarga; memiliki

rumah, tanah, asset produktif, tabungan. Seseorang dapat

dianggap memiliki poin tinggi jika ia memiliki aspek-aspek

tersebut secara sendiri atau terpaksa dari pasangannya.10

4. Tahapan Pemberdayaan

Isbandi Rukminto Adi menyebutkan tahapan-tahapan

pemberdayaan di dalam bukunya yang berjudul “Pemberdayaan,

Pengembangan Masyarakat dan, Intervensi Komunitas”.

a. Tahapan Persiapan

Pada tahapan persiapan ini terdapat dua tahap yaitu penyiapan

petugas dan penyiapan lapangan.

b. Tahap Pengkajian

Dalam proses Assessment masyarakat sudah dilibatkan secara aktif

agar mereka dapat merasakan bahwa permasalahan yang sedang

dibicarakan benar-benar permasalahan yang keluar dari pandangan

mereka sendiri. Disamping itu, pada tahap ini pelaku perubahan

juga memfasilitasi warga untuk menyusun prioritas dari

permasalahan yang akan ditindaklanjuti pada tahap berikutnya,

yaitu tahap perencanaan.

10 Edi Suharto, Mengembangkan Masyarakat Memberdayakan Rakyat, h. 63-66.

Page 44: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

33

c. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini petugas secara partisipatif mencoba melibatkan

warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan

bagaimana. Dalam upaya mengatasi permasalahan yang ada,

masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif

program dan kegiatan yang dapat mereka lakukan. Dalam proses

ini petugas bertindak sebagai fasilitator yang membantu

masyarakat berdiskusi dan memikirkan program dan kegiatan apa

saja yang tepat dilaksanakan pada saat itu.

d. Tahap Pemformulasian Rencana Aksi

Pada tahap ini agen Perubahan (community worker) membantu

masing-masing kelompok masyarakat untuk memformulasikan

gagasan mereka dalam bentuk tertulis, terutama bila ada kaitannya

dengan pembuatan proposal kepada penyandang dana. Bantuan

dari pihak petugas ini biasanya amat diperlukan pada kelompok

yang belum pernah mengajukan proposal kepada peyandang dana,

tetapi bagi kelompok yang telah beberapa kali mengajukan

permohonan maka peran petugas menjadi lebih berkurang. Dalam

tahap ini comunity worker dan masyarakat sudah dapat

membayangkan dan menuliskan tujuan jangka pendek apa yang

akan mereka capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.

e. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang paling

krusial (Penting) dalam proses pengembangan masayarakat, karena

Page 45: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

34

sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik akan dapat

melenceng dalam pelaksanaan di lapangan bila tidak ada kerja

sama antara petugas dan warga masyarakat, maupun kerja sama

antar warga. Karena pertentangan antar kelompok warga juga dapat

menghambat pelaksanaan suatu program ataupun kegiatan.

f. Tahap Evaluasi

Evaluasi sebagai proses pengawasan diri warga dan petugas

terhadap program yang sedang berjalan pada pengembangan

masyarakat sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga.

Dengan keterlibatan warga pada tahap ini diharapkan akan

terbentuk suatu sistem dalam komunitas untuk melakukan

pengawasan secara internal. Sehingga dalam jangka panjang

diharapkan dapat membentuk suatu sistem dalam masyarakat yang

lebih mandiri dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

g. Tahap Terminasi

Tahap ini merupakan tahap di mana seluruh program telah berjalan

secara optimal dan petugas fasilitator pemberdayaan masyarakat

sudah akan mengakhiri kerjanya.11

B. Disabilitas

1. Pengertian Disabilitas

Menurut WHO (World Health Organization) tahun 1980

pengertian disabilitas yaitu yaitu sebagai suatu ketidakmampuan

melaksanakan suatu aktifitas/kegiatan tertentu sebagaimana layaknya

11 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan, Intervensi

Komunitas: Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, h. 173-178.

Page 46: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

35

orang normal yang disebabkan oleh kondisi impairment yang

berhubungan dengan usia dan masyarakat dimana seseorang berada.12

Definisi disabilitas menurut Undang-undang RI Nomor 8

Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas menjelaskan bahwa

penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami

keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka

waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dan

mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh

dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak.13

Adapun pengertian disabilitas yang dikemukakan oleh

Disabled People’s International (DPI) yaitu hilangnya atau terbatasnya

kesempatan untuk mengambil bagian dalam kehidupan normal di

dalam masyarakat dan tingkat yang sama dengan yang lain

dikarenakan halangan fisik dan sosial.14

Sedangkan pengertian disabilitas menurut penulis adalah

seseorang yang mempunyai keterbatasan fisik, baik itu disebabkan

karena bawaan lahir atau insiden kecelakaan. Keterbatasan fisik

tersebut mengakibatkan keterbatasan dalam menjalankan kehidupan

sehari-harinya, keterbatasan untuk mendapatkan pekerjaan dan

12 Departemen Sosial RI, panduan kriteria penyandang cacat fisik, (Jakarta: Direktorat

Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat, Direktoriat Jenderal Pelayanan dan

Rehabilitasi Sosial, Direktorat Sosial RI, 2006), h. 5. 13 Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 2016, Tentang Penyandang

Disabilitas, artikel diakses pada 7 maret 2017dari www. kmendagri.go.id 14 Kusuma, dkk, Disabilitas Sebuah Pengantar, (Jakarta: PIC UIN Jakarta 2007), h. 105.

Page 47: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

36

pendidikan, bahkan keterbatasannya dalam bersosialisasi dengan

lingkungan sekitarnya.

2. Pengertian Tuna Rungu Wicara

Orang dengan kecacatan rungu wicara adalah seseorang yang

menurut ilmu kedokteran dinyatakan mempunyai kelainan atau

gangguan pada fungsi pendengaran dan bicara, sehingga tidak dapat

melakukan komunkasi secara wajar.15

Tuna rungu diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan

pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap

berbagai rangsangan, terutama melalui indera pendengarannya.16

Menurut penulis cacat tuna rungu wicara adalah seseorang

yang pendengarannya menyimpang atau mempunyai kelainan

mendengar, dan mengalami kelainan baik dalam pengucapan bahasa

maupun suaranya dari bicara normal, sehingga menimbulkan kesulitan

dalam berkomunikasi dalam lingkungannya.

3. Karakteristik Tuna Rungu Wicara

Karakteristik tuna rungu yaitu miskin dalam kosakata, sulit

memahami kata-kata abstrak, sulit mengartikan kata-kata yang

mengandung kiasan, adanya gangguan bicara, maka hal-hal itu

merupakan sumber masalah pokok bagi anak tersebut.17

15 Direktorat Jendral Rehabilitasi Sosial Orang Dengan Kecacatan, Pandunan

Pelaksanaan Komunikasi Total Bagi Orang Dengan Kecacatan Rungu Wicara (Jakarta:

Kementrian Sosial Republik Indonesia, 2010), h. 6. 16 T. Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung: PT Refika Aditama,

2006), h. 93. 17 T. Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, h. 100.

Page 48: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

37

Bentuk mimik peserta didik tuna rungu wicara berbeda dengan

anak-anak lain, karena mereka tidak pernah mendengar atau

menggunakan salah satu panca indranya terutama telinga dan mulut.

Oleh sebab itu mereka tidak terlalu paham dengan apa yang dimaksud

dan dikatakan oleh orang lain.

Menurut Gregory, S perilaku yang dominan yang muncul

terhadap peserta didik dengan kelainan tuna rungu wicara di sekolah

secara dominan berkaitan dengan hambatan dalam perkembangan

bahasa dan komunikasi. Ciri-ciri umunya antara lain:

a. Kurangnya memperhatikan saat guru memberikan pelajaran di

kelas.

b. Selalau memiringkan kepalanya sebagai upaya untuk berganti

posisi telinga terhadap sumber bunyi, sering kali ia meminta

pengulangan penjelasaan guru saat di kelas.

c. Mempunyai kesulitan untuk mengikuti petunjuk secara lisan.

d. Keengganan untuk berpartisipasi secara oral, mereka

mendapatkan kesulitan untuk berpartisipasi secara oral dan

dimungkinkan karena hambatan pendengarannya.

e. Adanya ketergantungan terhadap petunjuk atau intruksi saat di

kelas.

f. Mengalami hambatan dalam perkembangan bahasa dan bicara.

g. Perkembangan intelektual peserta didik tuna rungu wicara

terganggu.

Page 49: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

38

h. Mempunyai kemampuan akademik yang rendah, khususnya

dalam membaca.18

4. Klasifikasi Tuna Rungu

Ada beberapa jenis gangguan pendengaran, tergantung dari

suatu pendengaran. Berdasarkan bagian alat pendengaran yang

mengalami kerusakan, jenis ganguan pendengaran dapat dibagi

menjadi :

a. Tuna Rungu Konduksi

Telinga bagian luar dan tengah mengalami kerusakan. Getaran-

getaran udara tidak ditangkap oleh membrane tympani dan

getaran suara tidak dapat mencapai syaraf pendengaran.

b. Tuna Rungu Perceptif

Yang mengalami kerusakan ialah telinga bagian dalam, sehingga

serabut-serabut syaraf tidak dapat berfungsi. Akibatnya, getaran-

getaran suara tidak dapat diteruskan atau disampaikan ke pusat

syaraf pendengaran di otak. Mungkin organ pendengaran bagian

luar dan tengah normal tetapi rangsangan suara yang

ditangkapnya tidak dapat diteruskan ke otak.

c. Gejal Tuli Campuran

Seluruh organ luarnya rusak, baik bagian luar, tengan maupun

dalam.19

18 Ika Nurjayanti, Peran Pekerja Sosial Terhadap Biopsikososial Spiritual Anak Tuna

Rungu Wicara di Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Bambu Apus Jakarta Timur, (Skripsi

S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2012), h. 62.

Page 50: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

39

Andreas Dwidjosumarto sebagaimana dikutip oleh sutjihati

klasifikasi menurut tarafnya dapat diketahui dengan tes audiometris:

a. Tingkat I, kehilangan kemampuan mendengar antara 35-54 dB,

penderita hanya memerlukan latihan berbicara dan bantuan

mendengar secara khusus.

b. Tingkat II, kehilngan kemampuan mendengar antara 55-69 dB,

penderita kadang-kadang memerlukan penempatan sekolah secara

khusus, dalam kebiasaan sehari-hari memerlukan latihan

berbicara dan bantuan latihan berbahasa secara khusus.

c. Tingkat III, kehilangan kemampuan mendengar antara 70-89 dB.

d. Tingkat IV, kehilangan kemampuan mendengar 90 dB ke atas.

Penderita dari tingkat I dan II dikatakan mengalami ketulian.

Dalam kebiasaan sehari-hari mereka sesekali latihan berbicara,

mendengar bahasa, dan memerlukan pelayanan pendidikan secara

khusus. Anak yang kehilangan kemampuan mendengar dari tingkat III

sampai IV pada hakekatnya memerlukan pendidikan khusus.20

5. Faktor Penyebab Tuna Rungu

Secara umum penyebab tuna rungu dapat terjadi sebelum lahir,

saat lahir, dan setelah lahir.

19 Nur Hikmah, Pemberdayaan Keterampilan Menyulam Bagi Penyandang Tuna Rungu

Di Sekolah Luar Biasa (SLB B-C) Sumber Budi Jakarta Selatan, (Skripsi S1 Dakwah dan

Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2014), h. 30-31. 20 T. Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, h. 95.

Page 51: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

40

Tuna rungu sebelum lahir, yaitu tuna rungu yang terjadi ketika

anak masih dalam kandungan ibunya. Adapun penyebabnya antara

lain sebagai berikut:

a. Salah satu atau kedua orang tua anak menderita tuna rungu atau

mempunyai gen/ sel pembawa sifat abnormal.

b. Sewaktu ibu mengandung terserang penyakit, terutama penyakit-

penyakit yang diderita pada saat kehamilan tri semester pertama

yaitu pada saat pembentukan ruang telinga.

c. Karena keracunan obat, pada saat hamil sang ibu meminum obat-

obatan terlalu banyak, ibu seorang pecandu alcohol atau ibu yang

tidak mengehndaki kehadiran anaknya sehingga ia meminum obat

penggugur kandungan. Hal ini dapat menyebabkan

ketunarunguan pada anak yang dilahirkan.

Tuna rungu saat kelahiran. Yaitu ketunarunguan yang terjadi

saat anak dilahirkan.

a. Sewaktu ibu melahirkan, ibu mengalami kesulitan sehingga

persalinan dibantu dengan penyedotan.

b. Prematur, yaitu bayi yang dilahirkan sebelum waktu melahirkan.

Tuna rungu setelah dilahirkan. Yaitu ketunarunguan yang

terjadi setelah anak dilahirkan oleh ibunya.

a. Ketulian yang terjadi karena infeksi, misalnya infeksi pada otak

(meningitis) yang terjadinya akibat kecelakaan, seperti jatuh, atau

Page 52: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

41

terkena benturan benda-benda keras, yang bisa menyebabkan

ketuna runguan.

b. Kecelakaan, yang mengakibatkan kerusakan alat pendengaran

sehingga alat pendengaran tidak dapat berfungsi.21

C. Keterampilan

1. Pengertian Keterampilan

Keterampilan memiliki kata dasar “terampil” yang berarti

cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Sedangkan

keterampilan mempunyai arti kecakapan untuk menyelesaikan tugas.

Maka keterampilan adalah bagaimana kemampuan untuk

menyelesaikan tugas.22

Menurut W. Gulo keterampilan tidak mungkin berkembang

apabila tidak didukung oleh sikap, kemampuan dan pengetahuan.

Manusia merupakan pribadi yang unik di mana aspek rohaniah,

mental intelektual, dan fisik merupakan satu kesatuan yang utuh.23

Keterampilan sangat erat kaitannya dengan sumber daya

manusia. The Liang Gie mengemukakan pengertian keterampilan

adalah kegiatan menguasai sesuatu keterampilan dengan tambahan

bahwa mempelajari keterampilan harus dibarengi dengan kegiatan

praktik, berlatih, dan mengulang-ngulang suatu kerja. Seseorang yang

memahami semua asas, metode pengetahuan dan teori dan mampu

21 T. Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, h. 94-95. 22 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2007), cet. Ke 4, h. 1180. 23 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Grafindo, 2002), h. 29.

Page 53: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

42

melaksanakan secara praktis adalah orang yang memiliki

keterampilan.24

Keterampilan adalah pelajaran yang berisi kemampuan

konseptual, apresiatif, dan kreatif produktif dalam menghasilkan

benda produk kerajinan atau produk teknologi yang memberikan

penekanan pada penciptaan benda-benda fungsional dari karya

kerajinan, karya teknologi sederhana, yang bertumpu pada

keterampilan tangan. Keterampilan menjadi hal yang cukup penting

dalam kehidupan, karena salah satu dari tujuan pendekatan melalui

keterampilan adalah untuk mengembangkan sikap percaya diri,

bertanggung jawab, dan rasa kesetiakawanan sosial dalam

menghadapi berbagai problem kehidupan.25

Menurut penulis, keterampilan adalah kemampuan yang dapat

ditemukan pada diri seseorang dan pemahaman seseorang akan

sesuatu cara atau metode dalam menyelesaikan tugasnya. sehingga

seseorang dapat memperaktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Jenis Keterampilan

Keterampilan dapat dikelompokkan ke dalam empat jenis,

diantaranya:

a. Keterampilan Personal (Personal Skill) yang mencakup

keterampilan mengenai diri sendiri, keterampilan berfikir rasional

dan percaya diri.

24 Syarif Makmur, Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektivitas Organisasi:

Kajian Penyelenggaraan Pemerintah Desa (Jakarta: PT. Gajah Grafindo, 2008), h. 70. 25 Ari Kurniawan, Peran Yayasan Kumala Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui

Pendidikan Keterampilan di Kelurahan Rawa Badak Utara Kecamatn Koja Jakarta Utara,

(Skripsi S1 Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010), h. 52-53.

Page 54: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

43

b. Keterampilan Sosial (Social Skill) seperti keterampilan

melakukan kerjasama, bertenggang rasa, dan tanggun jawab

sosial.

c. Keterampilan Akademik (Academic Skill) adalah keterampilan

yang berkaitan dengan melakukan penelitian, percobaan-

percobaan dengan pendekatan ilmiah.

d. Keterampilan Vokasional (Vocasional Skill) adalah keterampilan

yang berkaitan dengan suatu bidang kejuruan/keterampilan

tertentu seperti bidang perbengkelan, menjahit, peternakan,

pertanian, dan produksi barang tertentu.26

26 Sarifudin, Strategi Panti Sosial Development Center For Children (SDC) Dalam

Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Pelatihan keterampilan, (Skripsi S1 Dakwah dan

Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2012), h. 50.

Page 55: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

44

BAB III

TEMUAN PENELITIAN

A. Profil Lembaga

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kelurahan Tanjung Barat sebagai salah satu Kelurahan di wilayah

Kecamatan Jagakarsa Kota Administrasi Jakarta Selatan terbentuk

berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1815 Tahun 1989

tanggal 29 Desember 1989. Luas wilayah Kelurahan Tanjung Barat adalah

364,64 Ha.

Batas wilayah Kelurahan Tanjung Barat adalah:

- Sebelah Utara : Jalan Poltangan Kel. Pejaten Timur Kecamatan

Pasar Minggu

- Sebelah Timur : Sungai Ciliwung Kel. Kali Sari Jakarta Timur

- Sebelah Selatan : Jl.Gang 100 Kel. Lenteng Agung

- Sebelah Barat : Rel Kereta Api, Kel. Pasar Minggu/Kel. Lenteng

Agung

Kondisi Geografis Keluarahan Tanjung Barat:

- Ketinggian dari permukaan laut 50 M

- Curah Hujan Rata-rata 200 mm/hari

- Suhu udara rata-rata 25-33 C1

2. Gambaran Umum Yayasan Rumah Regis

1 Profil Kelurahan Tanjung Barat,

Page 56: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

45

Yayasan Rumah Regis merupakan sebuah Yayasan yang terletak di

Jalan Tanjung Barat Gang Seratus Nomor 16 A Kavling 2 RT 005 RW 01

Kelurahan Tanjung Barat Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan. Yayasan

yang berada di Jakarta ini telah berdiri sejak Januari 2015, sedangkan

program pemberdayaan disabilitasnya sudah ada sejak tahun 2012 jauh

sebelum berdirinya Yayasan. Yayasan ini bertempat di kediaman ketua

Yayasan Rumah Regis, yang bernama Ibu Madya Putri Andang yang

berasal dari Jember dengan pendidikan lulusan Universitas Indonesia

Fakultas Kedokteran.

Sebelum mendapatkan ide untuk memberdayakan disabilitas, Ibu

Madya ini berstatus Single Parents di mana suaminya meninggal akibat

sakit kanker. Sedangkan Ibu Madya mempunyai dua orang anak yang

salah satunya merupakan menyandang disabilitas.

Dari kondisi tersebut, Ibu Madya terus berfikir bagaimana caranya

dengan mempunyai kekurangan yang seperti tersebut agar masa depan

anaknya terjamin, mandiri dan anak disabilitas dapat menyamai bahkan

mengalahkan potensi orang normal pada umumnya.

Pada tahun 2012, Ibu Madya mulai mempunyai program

memberdayakan disabilitas. Namun Ibu Madya menyadari dirinya punya

keterbatasan kalau harus merangkul semua anak-anak disabilitas.

Akhirnya Ibu Madya hanya memilih anak-anak Tuna Rungu. Karena

menurutnya mereka ini pada dasarnya bisa menyerap ilmu dengan baik,

hanya faktor komunikasi saja yang harus sinergis, sejalan dengan bahasa

isyarat. Apalagi saat di sekolah mereka sudah di ajarkan keterampilan

Page 57: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

46

menjahit jadi tinggal mengarahkan kemampuan yang mereka bisa dengan

baik.

Saat Ibu Madya mendapatkan ide untuk memberdayakan

disabilitas dengan membuat kerajinan, akhirnya untuk tahap awal Ibu

Madya mencoba membuat kerajinan dengan mengajak dua anak

disabilitas dengan membuat pakaian adat berbahan dasar kain flannel dan

Limbah kain. Namun saat itu, permintaan yang datang kurang banyak.

Beberapa bulan kemudian, terlintas dengan mencoba membuat

kerajinan dengan barbahan karung goni. Ibu Madya mendapatkan ide

tersebut dari salah satu anaknya pada saat di kebun orang tuanya.

Anaknya mengatakan karung goni bisa diolah menjadi kerajinan. Pada

akhirnya Ibu Madya memutuskan untuk membuat kerajinan berbahan

karung goni.

Setelah membuat kerajinan dengan berbahan karung goni,

permintaan masyarakat terus naik, yang membuat Ibu Madya beserta anak

disabilitas kewalahan, sehingga pada saat itu mengajak anak disabilitas

lagi menjadi 6 orang. Hasil produk yang dibuat oleh penyandang

disabilitas dipasarkan melalui bazar-bazar, pameran, pemasaran ke luar

negeri dan mempunyai toko tetapnya di Mall Kota Casablanka.

Hal demikian dijelaskan oleh Ibu Madya yang mengatakan

“kerajinan yang dibikin mereka ada yang pernah terjual ke luar negri

seperti Dubai, Hongkong, China, India, dan Australia. Masyarakat

yang membelipun lumayan banyak. Ada toko tetapnya kok, kamu bisa

Page 58: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

47

liat di mall kokas taukan Mall Kota Casablanka di lantai dasar nama

tokonya regis”.2

Ketika produk di pasarkan ke Luar Negeri diharuskan membawa

legalitas prodaknya, Dengan demikian Ibu Madya beserta rekan

anggotanya mengajukan pembuatan CV yang bertujuan untuk

memudahkan pelaku usaha melakukan kegiatan usaha dengan modal yang

terbatas.

Setelah memberdayakan disabilitas di atas legalitas CV selama 3

tahun, akhirnya Ibu Madya di sarankan oleh Kementrian Pendidikan dan

Budaya mendirikan Yayasan, karena program dan proses yang di

laksanakan Ibu Madya beserta rekan-rekanya merupakan salah satu bentuk

kegiatan yang mengarah ke pendidikan non formal.

Akhirnya pada tahun 2015, Yayasan berdiri di atas rumah Ibu

Madya yang sudah disepakati para anggota. Pada mulanya nama CV

adalah regis. Jadi, Yayasan tersebut dinamai Yayasan Rumah Regis. Nama

Regis terinspirasi dari nama kedua Putra Putrinya kesayangannya.

Anaknya yang pertama bernama Rezika Radina Putri, dan yang kedua

bernama Gilang Kumara.3

3. Maksud dan Tujuan didirikan Yayasan Rumah Regis

Tujuan didirikan Yayasan Rumah Regis adalah untuk

memungkinkan anak-anak belajar keterampilan baik di dalam maupun di

luar Yayasan, dengan harapan mereka bisa mendapatkan dan menemukan

2 Wawancara Pribadi dengan Ibu Maya, di Yayasan Rumah Regis, Jakarta 5 Desember

2016. 3 Wawancara Pribadi Dengan Ibu Madya, di Yayasan Rumah regis, Jakarta 3 Maret 2017.

Page 59: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

48

lapangan pekerjaan yang sesuai dengan kondisinya, karena yang sering

kita jumpai pekerjaan yang tersedia di ranah publik seakan-akan tidak

diperuntukkan bagi mereka. Serta mereka mendapatkan kehidupan yang

bebas, yang keberadaannya dapat diakui oleh masyarakat sekitar.

Oleh sebab itu ibu Madya beserta rekannya ingin meningkatkan

kesejahteraan sosial anak-anak Difabel, menggali potensi dan

meningkatkan SDM sebagai subyek pembangunan, memperkuatkan

jaringan kerja sama dengan badan sosial yang menangani penyandang

Disabilitas baik di dalam Negeri maupun di luar Negeri, berperan aktif

sebagai mitra pemerintah Indonesia dalam program pengembangan

kesejahteraan sosial, mengembangkan kemandirian, menghimpun

penyandang Disabilitas se-Indonesia tanpa pandang tingkat

pendidikannya berusia 17 ke atas, sebagai mitra kerja pemerintah

Indonesia dan badan sosial yang menangani kesejahteraan sosial, sebagai

wadah komunikasi horizontal bagi seluruh anggota guna memperoleh

pertukaran informasi dan pengalaman serta sebagai sarana pendidikan

mentalitas.4

4. Visi dan Misi Yayasan Rumah Regis

a. Visi

Menolong masyarakat Disabilitas dalam meningkatkan kapasitas

hidupnya dan membangun kemandiriannya dengan memberikan

keterampilan kepada Disabilitas.

b. Misi

4 Profil Yayasan Rumah Regis, 2015.

Page 60: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

49

1. Mendukung masyarakat untuk hidup mandiri.

2. Memfasilitasi kemandiriannya dengan mengajarkan keterampilan

handicraft.

3. Memberikan bekal ilmu tentang keterampilan dengan cara

menjahit.

4. Menggali potensi dan meningkatkan sumber daya manusia .

5. Dengan berdirinya Yayasan Rumah Regis menjadikan wadah

komunikasi bagi seluruh anggota.5

5. Sasaran Pelayanan

Sasaran pelayanan dari Yayasan Rumah Regis merupakan para

disabilitas Tuna Rungu Tuna Wicara. Dikarenakan belum menyanggupi

kalau harus memberdayakan semua disabilitas, akhirnya Ibu Madya hanya

memilih anak-anak Tuna Rungu. Karena menurutnya mereka ini pada

dasarnya bisa menyerap ilmu dengan baik, hanya faktor komunikasi saja

yang harus sinergis. Ibu Madya mengatakan:

“Untuk saat ini tuna rungu tuna wicara saja, sebetulnya ibu ingin

memberdayakan penyandang disabilitas yang lainnya. Tapi balik lagi,

ibu masih belum mampu soalnya yang diperlukan gak hanya

ekonominya saja tapi sarana prasarananya juga, seperti ini rumah ibu

kan tidak terlalu besar, kalau untuk mengadakan pemberdayaan nanti

tempatnya sempit, alat-alatnya juga pastikan butuh banyak. Untuk

sementara ibu baru menyanggupi memberdayakan mereka dulu. Kalo

niatnya mah udah ada”.6

Dari hasil wawancara tersbut, sasaran pelayan pelatihan keterampilan

untuk saat ini hanya sebatas Tuna Rungu Wicara. Padahal sebenarnya Ibu

Madya beserta pengurus lainnya ingin memperluas pemberdayaannya ke

5 Profil Yayasan Rumah Regis, 2015. 6 Wawancara Pribadi Dengan Ibu Madya, di Yayasan Rumah Regis, Jakarta 3 Maret 2017

Page 61: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

50

semua jenis penyandang disabilitas. Untuk memperluas pemberdayaan maka

semua kebutuhan juga menjadi meningkat. Karena itulah pihak Yayasan

belum mampu memberdayakan semua kalangan penyandang disabilitas.

6. Struktur Organisasi Yayasan Rumah Regis

Struktur organisasi pada Yayasan Rumah Regis terdiri dari:

a. Pembina

b. Ketua

c. Sekretaris

d. Bendahara

e. Pengawas

7. Kegiatan Yayasan Rumah Regis

a. Mengadakan pelatihan keterampilan anak disabilitas tuna rungu

wicara di sekolah Luar Biasa Nusantara Depok.

b. Mengadakan pelatihan keterampilan anak disabilitas tuna rungu

wicara di sekolah Luar Biasa Negeri 2 Lenteng Agung.

c. Mengadakan pelatihan keterampilan kepada Ibu-ibu PKK.

d. Mengadakan outbond setiap setahun sekali untuk para disabilitas.

e. Mengikuti penjualan di bazar-bazar.

f. Menjadi narasumber diberbagai seminar.7

8. Sumber Dana Yayasan Rumah Regis8

Adapun sumber dana yang dikelola oleh Yayasan Rumah Regis

diantaranya:

7 Wawancara Pribadi dengan Ibu Madya, di Yayasan Rumah Regis, Jakarta 13 Maret

2017. 8 Wawancara Pribadi dengan Ibu Madya, di Yayasan Rumah Regis, Jakarta 13 Maret

2017.

Page 62: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

51

a. Donatur

b. PT. Aneka Tambang

c. BCA Syariah

d. Telkom

e. PT. Timah Indonesia

f. Angkas Pura II

g. FIF Group Finance Astra

h. PT Sucofindo

i. Hasil penjualan produk kerajinan

9. Sarana dan Prasarana

Ruangan garasi ukuran 3 x 3.5 meter, 2 gulung tikar, 3 mesin jahit,

1 unit mesin obras, 1 buah meja, 1 buah rak, 2 lemari, dan alat jahit

menjahit seperti benang, jarum, gunting, penggaris, kater, silet, lem, dan

lain sebagainya.9

10. Nama-nama Disabilitas Tuna Rungu Tuna Wicara10

9 Profil Yayasan Rumah Regis, 2015. 10 Buku Daftar Anggota Yayasan Rumah Regis.

Page 63: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

52

Tabel 2

Tabel Nama-nama Disabilitas Tuna Rungu Tuna Wicara

No Nama Jenis Kelamin Usia Pendidikan

1. Rosita Perempuan 26 SMA

2. Tri Mulyani Perempuan 33 SMA

3. Hanan Perempuan 24 SMA

4. Eka Pujiastuti Perempuan 28 SMA

5. Kusuma Perempuan 27 SMA

6. Devy Perempuan 20 SMA

7. Fitri Perempuan 22 SMA

8. Tya Perempuan 22 SMA

Sumber: Buku Daftar Anggota Yayasan Rumah Regis

Data tabel 2 tersebut adalah nama anggota yang diberdayakan rutin

setiap hari senin sampai hari jum’at di Yayasan Rumah Regis. Dari

pengamatan penulis selama penelitian yang rajin datang adalah Mba Tri. Ia

juga merupakan senior di Yayasan Rumah Regis. Selain anggota tersbut

masih banyak anggota lain yang diberdayakan melalui panggilan

undangan, seperti dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Nusantara yang

beralamat di Depok.

Page 64: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

53

Tabel 3

Tabel Nama-nama Disabilitas Undangan Event

No Nama Jenis Kelamin Usia Pendidikan

1. Ida Ayu Widyasari Perempuan 22 SMP

2. Mutia Cahyani Perempuan 15 SMA

3. Annisa Anindya Perempuan 17 SMA

4. Abdul Aziz Saliu Laki-laki 16 SMA

5. Irsan Laki-laki 15 SMA

6. Danang Laki-laki 16 SMA

7. Siska Perempuan 17 SMA

8. Amril Laki-laki 20 SMA

9. Bela Perempuan 19 SMP

Sumber: hasil wawancara dari bapak Sujono selaku kepala sekolah (SLB).

Data tabel 3 merupakan beberapa nama yang diundang untuk

diberikan pelatihan keterampilan di Yayasan Rumah Regis. Program ini

diadakan beberapa kali dalam setahun, terakhir diadakan dari sekolah SLB

Nusantara Depok. Dari 9 nama di data tabel 3, 4 orangnya berhasil penulis

wawancara.

Mereka diundang ke Yayasan bersama pendamping/Guru.

Pendamping ini diikutsertakan untuk membantu proses pelatihan

keterampilan, caranya dengan membantu berkomunikasi dengan mereka.

Pendamping tersebut adalah Ibu Dwi Ida dan Ibu Lia Amalia.

11. Prestasi Yayasan Rumah Regis

Page 65: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

54

a. Penghargaan juara ke 2 stand terbaik dalam pameran Pekan Produk

Kreatif Daerah (PPKD) tahun 2012.

b. Penghargaan stand favorit ke 2 pada pameran Pekan Olahraga

Nasional (PON) di Riau tahun 2012.

c. Penghargaan juara 1 produk unggulan mengikuti lomba Usaha

Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) Provinsi DKI Jakarta tahun

2013.

d. Perhagaan sebagai Enterprenour Sosial dari wakil mentri perdagangan

bapak Bayu Krisna Mukti yang di selenggarakan oleh Yayasan Kuala

Swadaya tahun 2013.

e. Penghargaan juara terbaik nasional produk kreatif dalam mengikuti

lomba Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) tingkat

nasional tahun 2014.

f. Penghargaan mengikuti AKSARA Internasional di Kendari tahun

2014.

g. Penghargaan juara 2 untuk UMKM Award provinsi DKI Jakarta tahun

2014.

h. Penghargaan sebagai juri produk kreatif pada peringatan hari kartini

yang diselenggaran oleh kementrian pekerjaan umum.

i. Penghargaan juara 2 Gugus Kendali Mutu yang diselenggrakan oleh

Dinas Industri Kota Administrasi Jakarta Selatan.11

B. Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat disabilitas melalui

Keterampilan Handicraft di Yayasan Rumah Regis

11 Profil Yayasan Rumah Regis, 2015.

Page 66: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

55

1. Kegiatan Keterampilan

Kegiatan keterampilan handicraft merupakan keterampilan yang

diajarkan oleh Yayasan Rumah Regis. Kegiatan ini seperti rutinitas wajib

yang harus dilalukan oleh masyarakat disabilitas ketika di Yayasan

Rumah Regis. Dengan harapan kegiatan keterampilan ini akan menjadi

bekal untuk mereka menjadi pribadi yang mandiri, menjadikan mereka

percaya diri sehingga bekal yang dimilikinya mereka menghasilkan

penghasilan sendiri tanpa harus menerima belas kasihan orang lain, serta

pelajaran yang mereka dapat bisa mengembangkan potenisnya dibidang

keterampilan.12

2. Metode Keterampilan

Dalam pelaksanaan keterampilan, Yayasan Rumah Regis tidak

memberikan pelatihan khusus kepada para disabilitas, hanya saja ada

beberapa pelajaran yang diajarkan kepada mereka. Seperti diajarkannya

untuk berani tampil di depan banyak orang. cara mengajarnya dengan

melatih mental mereka, dan mereka ikut mengajar keterampilan yang

sudah mereka kuasai pada seminar-seminar.

Selain itu, metode pembelajaran keterampilan yang dilakukan yaitu

saling mengajarkan antara satu sama lain. Hal ini biasanya dilakukan oleh

para disabilitas yang sudah lama dan menguasai cara membuatnya dengan

mengajarkan ke mereka yang baru memulai membuat keterampilan di

yayasan. Metode tersebut biasa diebut dengan belajar sambil bekerja.13

12 Wawancara Pribadi dengan Ibu Madya, di Yayasan Rumah Regis, Jakarta 3 Maret

2017. 13 Wawancara Pribadi dengan Ibu Madya, di Yayasan Rumah Regis, Jakarta 3 Maret

2017.

Page 67: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

56

3. Waktu Pelaksanaan Keterampilan

Kegiatan keterampilan handicraft dilakukan selama 5 hari dalam

seminggu yaitu hari senin sampai hari jum’at. Waktu keterampilannya

dari pukul 09:00 sampai 12:00, setelah waktu menunjukkan pukul 12:00

para disabilitas boleh berisitirahat. Dalam waktu istirahat biasanya para

disabilitas menggunakan waktunya untuk beribadah dan makan siang.

Setelah waktu menunjukkan pukul 13:00 mereka melanjutkan membuat

keterampilan sampai pukul 17:00. Seperti yang dikatakan oleh ibu Rezika

“Mereka datang setiap hari senin sampai jum’at, dari jam 9 pagi

sampai jam 5 sore. Kegiatannya ya membuat kerajinan-kerajinan saja,

nanti pas jam waktu istirahat sekitar jam 12 sampai jam 1 anak-anak

istirahat. Anak-anak masak sendiri setiap hari ganti-gantian nanti kalo

udah selesai istirahat mulai kerja lagi.”14

Berikut table pembagian waktu kerja dalam satu hari

14 Wawancara Pribadi dengan Mba Rezika, di Yayasan Rumah Regis, Jakarta 8 Mei

2017.

Page 68: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

57

Tabel 4

Tabel Pembagian Waktu Kegiatan Keterampilan Dalam Satu Hari

di Yayasan Rumah Regis Tahun 2017

No. Waktu Kegiatan Keterangan

1 09:00-12:00 Praktik membuat

keterampilan

handicraft.

Masing-masing fokus

mengerjakan tugasnya,

sesuai yang sudah di

bagi-bagi pekerjaannya.

2 12:00-13:00 Istirahat Beribadah, Makan siang.

3 13:00-17:00 Praktik membuat

keterampilan

handicraft.

Masing-masing fokus

mengerjakan tugasnya,

sesuai yang sudah di

bagi-bagi pekerjaannya.

Sumber: Olahan data dari wawancara dengan Ibu Rezika, 8 Mei 2017.

4. Proses Pembuatan Keterampilan Handicraft

a. Langkah pertama belanja bahan-bahan yang dibutuhkan

Untuk membuat keterampilan dibutukan beberapa bahan. Dalam tahap

ini biasanya pengurus bergantian berbelanja bahan-bahan yang

diperlukan. Untuk khusus bahan karung goni, karena susah

mendapatkan bahannya jadi selagi pemasok goninya banyak, pihak

yayasan membaginya untuk dibuat menjadi bebrapa hari. Agar karung

goni ini terlihat menarik, maka diperlukan beberapa bahan lainnya

seperti bahan kain batik, kain flannel, dan lain sebagainya.

b. Langkah kedua proses membersihkan karung goni

Pada proses ini, goni yang sudah dibeli tadi dibersihkan dahulu

dengan cara dibersihkan debu-debunya terlebih dahulu selanjutnya

dicuci sampai bersih. Ketika sudah terlihat bersih maka langkah

Page 69: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

58

selanjutnya direndam goninya dengan pewangi, selanjutnya dijemur.

Stelah selesai dijemur, karung goni ini disetrika.

c. Langkah ketiga proses pengerjaan keterampilan

Sambil menunggu goni selesai disetrika, para disabilitas yang lainnya

berbagi tugas membuat pola sesuai dengan kerajinan yang ingin

dibuat. Setelah selesai disetrika, pola yang tadi sudah dibuat

ditempelkan ke bahan goni lalu di gunting sesuai dengan polanya.

Setelah selesai memotong bahan goninya dilanjutkan dengan menjahit

bahan tersebut menjadi kerajinan. Untuk memperindah bahan goni

tersebut, bahan-bahan yang sudah dibeli seperti kain batik, atau kain

flannel diperlukan untuk menambahkan hiasan agar terlihat menarik.

d. Langkah keempat pemeriksaan produk

Dalam tahap ini produk-produk yang sudah dibuat diperiksa kembali.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui, produk yang dihasilkan

tersebut sudah layak dipasarkan atau masih perlu diperbaiki. Jika dari

segi kualitas produknya terlihat cukup memuaskan, maka produk ini

siap dipasarkan.

e. Langkah terakhir adalah pengemasan produk

Setelah produk handicraft lolos tahap pemeriksaan produk, maka

produk-produk tersbut di kemas dengan rapih kemudian akan

dipasarkan melalui bazar, pameran, dan toko.15

5. Pemasaran Produk Keterampilan16

a. Toko Regis

15 Wawancara Pribadi dengan Pak Lucky, di Yayasan Rumah Regis, Jakarta 8 Mei 2017. 16 Olahan Data Wawancara Mba Rezika dan Brousur Yayasan, Jakarta 8 Mei 2017.

Page 70: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

59

Toko Regis merupakan sebuah toko yang terletak di Mall Casablanca.

Toko ini dibuat untuk memudahkan pelanggan mencari untuk

membeli produk kerajinan dari para disabilitas. sebagian dari produk

yang sudah dikemas di pasarkan melalui Toko Regis.

b. Melalui Bazar-bazar dan Pameran

Selain pemasaran produk melalui toko regis, yayasan Rumah Regis

memasarkan produknya melalui bazar dan pameran yang di

selenggrakan baik dari pemerintah maupun Swasta, diantaranya;

1) INA CRAFT 2013 JHCC

2) PON 2012 RIAU

3) Trade Export Internasional

4) Festival Embroidery Internasional

5) Women Internasional Club & Charity

6) Bali Craft and Tourisme

7) PPKD

8) PPKI

9) JACK CRAFT

10) Gelar IKM Product

6. Produk Keterampilan

Produk yang dibuat oleh para disabilitas beraneka macam. Pada

sebelum yayasan berdiri Ibu madya bersama rekannya sudah mulai

mempunyai program memberdayakan anak-anak disabilitas. pelatihan

keterampilan yang dari dahulu diajarkan adalah keterampilan handicraft.

Page 71: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

60

Bahan utama yang dipakai adalah karung goni. Karung goni ini

diolah menjadi Tas, sarung bantal, tempat tissu, taplak meja, tempat

pensil. Ada juga yang dibuat selain dengan bahan karung goni seperti

menggunakan bahan kain flannel, kain perca, kain batik, pita, biji mute.

Bahan-bahan tersebut menghasilkan kerajinan seperti kalung, bross,

sandal untuk di dalam rumah, dan boneka kurumi. Sebagaimana yang

dikatakan oleh Ida:

“Membuat sandal, bross, kurumi itu seperti boneka, terbuat dari

kertas, boneka jepang gitu terus disusun-susun yang suka di bajuin

kimono, kalung. Kalo sandal dibuatnya pake bahan perca gitu,

kainnya di sambung-sambung terus dibungkus, dibentuk terus dipakai

pita terus di lem. Dijahit juga jadi anak-anak bisa jahit jelujur tangan

aja”.17

Pernyataan tersebut dikatakan juga oleh Ibu Rezika selaku pengurus di

yayasan:

“Banyak ya, pada pertama-tama mengadakan pelatihan itu bahan

utama yang sering dipakai ya karung goni trus diolah menjadi tas, nah

tasnya ini gak polos kaya karung goni tapi di kasih sedikit kain batik

supaya diliatnya cantik, trus kalung, tempat tissu, bross, sarung bantal,

trus ada buat boneka-boneka kurumi”.18

C. Hasil yang Diperoleh oleh Anggota19

1. Aspek Ekonomi

Program keterampilan yang diajarkan oleh pihak yayasan bisa

memberikan penghasilan bagi anak-anak disabilitas. hasil ini menambah

penghasilan yang dapat membantu pengeluaran kebutuhan setiap harinya.

2. Aspek Pengetahuan

17 Wawancara Pribadi dengan Ida di damping Ibu Sumiati dan Ibu Lia, di Ruang Kelas

SLB Nusantara, Depok 24 Mei 2017. 18 Wawancara Pribadi dengan Mba Rezika, di Yayasan Rumah Regis, Jakarta 8 Mei 2017. 19 Hasil olahan dari Wawancara dengan Pengamatan Langsung di Lapangan.

Page 72: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

61

Anak-anak disabilitas awalnya tidak mengerti apa itu keterampilan

handicraft? Lalu bagaimana cara membuatnya?. Di sini mereka diajarkan

keterampilan dan apa saja yang diperlukan dalam membuat keterampilan.

3. Aspek Keterampilan

Setelah mereka mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan mengenai

keterampilan, anak-anak ini menjadi lebih trampil dalam membuat

berbagai jenis keterampilan tangan.

4. Aspek Pengalaman

Ketika mereka dapat membuat keterampilan dengan baik dan bagus. Hasil

kerajinannya ini dipamerkan melalui bazar atau diikut sertakan dalam

kegiatan lomba. Hal ini dapat menambahkan pengalaman mereka.

5. Sosial Masyarakat

Ketika mereka mau mengikuti berbagai perlombaan, mereka jadi dikenal

oleh masyarakat sekitar, hal ini membuat mereka menjadi tidak malu

dalam bersosialisasi dengan masyarakat. Selain itu, beberapa dari mereka

diajak pengurus yayasan untuk ikut mengajar dalam seminar yang

diadakan oleh pihak yayasan ataupun dari luar yayasan. Hal ini juga

menjadi tempat belajar anak-anak untuk mengenal masyarakat, sehingga

mereka mampu bersosialisasi dengan masyarakat dengan baik.

D. Hambatan dalam Pelaksanaan Program

1. Komunikasi

Salah satu faktor penghambat dalam pelaksaan program

keterampilan adalah komunikasi. Karena komunikasi adalah alat yang

Page 73: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

62

paling dibutuhkan dalam berbagai kegiatan. Tanpa komunikasi pekerjaan

yang dikerjaan sedikit terhambat.

Semua pengurus Yayasan Rumah Regis belajar bahasa isyarat yang

nantinya digunakan untuk salah satu cara berkomunikasi dengan anak-

anak disabilitas.

2. Dana

Dalam proses pemberdayaan anak-anak disabilitas, semua

kebutuhan atau semua peralatan yang kurang harus dilengkapi agar

pengerjaan produk berjalan lancar. Hal ini membutuhkan sejumlah uang

untuk membeli berbagai jenis kebutuhan. Ketika sumber dana yang

masuk ke yayasan berkurang maka ini menjadi hambatan.

Page 74: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

63

BAB IV

ANALISIS ATAS TEMUAN LAPANGAN

Manusia yang memiliki kecacatan fisik atau biasa disebut disabilitas

terkadang membuat dirinya merasa tidak percaya diri dalam melakukan semua

kegiatan dan rutinitas sehari-hari. Mereka merupakan bagian dari warga Negara

Indonesia yang perlu diperhatikan dan perlu perlindungan, terutama perlu

perhatian di bidang masalah keterampilan dan pendidikan. Karena Pendidikan dan

keterampilan sangat dibutuhkan untuk kepentingan dan kebutuhan sehari-hari

mereka, bahkan untuk melanjutkan kehidupannya di masa yang akan datang.

Mereka secara sadar atau tidak sadar akan mengalami perubahan hidupnya.

Kecacatan yang mereka miliki bukan dari kemauannya akan tetapi

disebabkan oleh berbagai hal seperti penyakit, kecelakaan, bahkan ada yang sejak

lahir sudah mengalami kecacatan.

Cruickshank yang dikutip oleh Yuke R. Siregar kemudian dikutip kembali

oleh T. Sutjihati Somantri mengemukakan bahwa anak tuna rungu sering

memperlihatkan keterlambatan dalam belajar dan kadang-kadang tampak

terbelakang. Keadaan ini tidak hanya disebabkan oleh derajat gangguan

pendengaran yang dialami anak tetapi juga tergantung potensi kecerdasan yang

dimiliki, rangsangan mental, serta dorongan dari lingkungan luar yang

memberikan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan kecerdasan itu.1

1 T. Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), h. 97.

Page 75: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

64

Dari kutipan tersbut disimpulkan bahwa anak tuna rungu memiliki

keterlambatan belajar, dikarenakan kondisi mereka yang susah untuk

berkomunikasi.

Penelitian yang dilakukan peneliti terhadap disabilitas tuna rungu terdapat

banyak pelajaran dan pengalaman yang tidak seperti biasa. Pada awal peneliti

ingin berwawancara atau bahkan menyapa, mereka seperti mencoba untuk

tertutup dan malu. Hal ini berlangsung beberapa kali setiap peneliti ingin

mendekatinya. Awalnya agak susah untuk berkomunikasi dengan mereka yang

memiliki kekurangan tersebut. Namun di sana ada beberapa pengurus yang

membantu peneliti dalam proses wawancara.

Peneliti mengamati, sebenarnya anak-anak tuna rungu ini pada dasarnya

mempunyai potensi. Hanya saja potensi ini tertutup dengan sifat malu dan

tertutupnya. Setelah beberapa kali diajarkan keterampilan, banyak dari mereka

yang cepat tanggap dalam membuatnya.

Benar yang dikatakan Cruickshank, bahwa kecerdasan yang mereka miliki

dapat berkembang apabila mendapatkan banyak dorongan dari lingkungan sekitar

untuk mengembangkan potensinya tersbut. Tapi yang terlihat, masih banyak

masyarakat yang tidak mendukungnya bahkan meremehkan mereka. Banyaknya

disabilitas juga tidak sebanding dengan jumlah wadah atau tempat untuk

memberdayakan mereka. Padahal kalau mereka diberdayakan melalui potensi

yang mereka miliki, kehidupan sosial mereka akan menjadi berkembang.

Dalam dunia pendidikan, pendidikan tidak hanya diberikan kepada orang

normal saja, tetapi disabilitas pun mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan

Page 76: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

65

yang sama. Pelatihan keterampilan adalah salah satu pendidikan yang mereka bisa

dapatkan. Dengan adanya pelatihan keterampilan yang mereka pelajari, dapat

memotivasi mereka untuk maju dan berkembang.

Untuk itu Yayasan Rumah Regis membantu mereka dengan memberikan

pelatihan keterampilan handicraft agar mereka dapat hidup mandiri, menumbukan

sifat berani untuk bersosialisasi dengan masyarakat, serta mencapai cita-cita yang

mereka harapkan.

A. Proses Pemberdayaan masyarakat Disabilitas Melalui Keterampilan

Handicraft di Yayasan Rumah Regis

Berdasarkan uraian yang terdapat di bab III mengenai kegiatan

pelatihan keterampilan yang ada di Yayasan Rumah Regis, dan diperkuat di

bab II yang menjelaskan proses pemberdayaan maka penulis pada ba IV akan

memaparkan analisa temuan lapangan.

Penelitian yang dilakukan penulis menggunakan teknik observasi dan

wawancara di tempat lokasi penelitian. Ibu Madya selaku ketua Yayasan

Rumah Regis mengatakan bahwa latar belakang mendirikan Yayasan adalah

untuk memberi pengetahuan dan bekal bagi anak-anak disabilitas untuk masa

depannya. Sehingga mereka nantinya bisa mendapatkan kehidupan yang jauh

lebih baik.

Pelatihan keterampilan ini merupakan wadah yang disediakan agar

mereka mampu mengasah skill dan keterampilan mereka. Bekal ini nantinya

dapat membantu meringankan dan memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

Ibu Madya mengatakan:

Page 77: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

66

“Awal mempunyai ide membuat memberdayakan disabilitas itu karena

ibu mempunyai anak disabilitas, jadi ketika dari pengamatan, dari

penglihatan ibu, sebenarnya konsepnya sangat sederhana, ketika ibu

melihat kondisi anak-anak seperti itu ibu jadi berfikir ini anak

kedepannya mau jadi apa”.2

Proses pemberdayaan masyarakat disabilitas yang telah dilakukan oleh

Yayasan Rumah Regis dibagi menjadi 5 tahapan, yaitu:

1. Melalui Tahapan Persiapan

Pada tahap persiapan ini ada dua hal yang paling ditekankan yaitu

penyiapan petugas dan penyiapan lapangan. Tahapan ini adalah awal

sebuah program pemberdayaan berlangsung. Dalam tahapan ini ibu Madya

selaku ketua yayasan beserta rekan-rekan pengurusnya melakukan

musyawarah bersama untuk membicarakan sarana dan prasarana yang

nantinya akan digunakan dalam proses pemberdayaan.

Pada tahapan ini para pengurus yayasan Rumah Regis siap

menerima anak-anak disabilitas baru yang akan bergabung dengan

yayasan. Tahap awal penerimaan anak-anak disabilitas yang sudah

meyelesaikan sekolah di SLB lalu dipanggil untuk dilatih di yayasan

Rumah Regis. Devy anggota disabilitas sebagaimana didampingi oleh Ibu

Madya mengatakan:

“Dulu selagi sekolah sering ikut belajarnya di sini jadi taunya dari

sekolah”.3

2 Wawancara Pribadi dengan Ibu Madya, Jakarta 3 Maret 2017. 3 Wawancara Pribadi dengan Devy didampingi Ibu Madya, di Yayasan Rumah Regis,

Jakarta 10 April 2017.

Page 78: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

67

Setelah beberapa anak dipanggil, biasanya temannya ada yang

ingin ikut pelatihan di yayasan. Mba Tri anggota disabilitas sebagaimana

didampingi oleh Ibu Madya mengatakan:

“Taunya dari teman”.4

Mba Tri ini adalah salah satu anggota yang mengikuti pelatihan

keterampilan di yayasan Rumah Regis. Ia mengetahui adanya pelatihan

keterampilan di yayasan dari temannya.

2. Tahap Pengkajian

Yaitu suatu tahap pengkajian yang dilakukan untuk

mengidentifikasi masalah yang dirasakan kelompok sasaran sehingga

menemukan apa kebutuhan yang mereka butuhkan dengan melatih bakat

dan potensi yang mereka miliki. Ibu Madya mengatakan:

“Jadi ketika dari pengamatan, dari penglihatan ibu, sebenarnya

konsepnya sangat sederhana, ketika ibu melihat kondisi anak-anak

seperti itu ibu jadi berfikir ini anak kedepannya mau jadi apa?

Akhirnya ibu terpanggil untuk membuat prodak dengan pelatihan

keterampilan”.5

Dalam pernyataan tersebut, Ibu Madya mengidentifikasi masalah

dengan melihat dan mengamati anak-anak disabilitas tersebut. Hal

demikian disadari sebagai suatu masalah. Banyak sekali pekerjaan yang

tersedia di ranah publik seakan-akan tidak diperuntukkan bagi mereka

yang keadaanya tidak normal. Untuk itu Ibu Madya beserta rekan-

rekannya ingin melakukan suatu perubahan yang berguna dan dapat

mengatasi permasalahan yang dihadapi anak-anak disabilitas tersebut.

4 Wawancara Pribadi dengan Mba Tri didampingi Ibu Madya, di Yayasan Rumah Regis,

Jakarta 10 April 2017. 5 Wawancara Pribadi dengan Ibu Madya, di Yayasan Rumah Regis, Jakarta 3 Maret 2017.

Page 79: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

68

Salah satu program yang cocok untuk mereka adalah memberikan

pelatihan keterampilan handicraft, karena pada dasarnya tidak semua Tuna

Rungu dan Tuna Wicara mempunyai daya serap yang tidak baik, hanya

faktor komunikasi saja yang harus sinergis.

3. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini program pemberdayaan dibahas secara maksimal

dengan melibatkan beberapa pihak terkait dan semua pengurus yayasan

Rumah Regis yang bertujuan untuk memikirkan solusi atas hambatan yang

nantinya akan terjadi. Karena, dalam setiap menjalankan program

memungkinkan terjadi hambatan-hambatan yang tidak diinginkan.

Setelah melakukan pengkajian kepada anak-anak disabilitas, pihak

yayasan sudah mengetahui program apa yang cocok untuk diberikan. Agar

pelaksanaan program nanti berjalan dengan baik maka dilakukan

identifikasi kebutuhan. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui segala

kebutuhan yang nantinya akan dibutuhkan dalam proses pelaksanaan

program keterampilan handicraft. Seperti mencari dana, karena sumber

dana adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar. Karena dari dana

tersebut pihak pengurus bisa membeli perlengkapan sarana dan prasarana

yang kurang.

4. Tahap Pelaksanaan Program

Tahap ini merupakan bentuk pelaksanaan serta penerapan program

yang telah dirumuskan sebelumnya. Tahap pelaksanaan ini merupakan

salah satu tahap yang paling penting dalam proses pemberdayaan, karena

Page 80: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

69

keberhasilan dari tahap ini tergantung kerja sama yang baik antar

pengurus.

Program keterampilan handicraft di Yayasan Rumah Regis

merupakan salah satu upaya bidang pelatihan, yang bertujuan untuk

meningkatkan potensi, mengasah skill serta membantu mereka memenuhi

kebutuhannya. Pelaksanaan pemberdayaan disabilitas pada program

pelatihan keterampilan terdiri dari beberapa tahapan diantaranya:

1) Pemberian materi keterampilan

Pada tahap ini para disabilitas diberikan materi mengenai

proses pembuatan kerajinan handicraft, bagaimana cara

mengoprasikan mesin jahit, bagaimana cara membersihkan karung

goni, bagaimana caranya membuat pola. Devy mengatakan:

“Sebelum membuat barang, diajarkan sedikit tentang materi

keterampilan sesuai barang yg mau dibuat”6

Dari wawancara tersebut menjelaskan bahwa sebelum

dilakukan membuat kerajianan, maka anak-anak diajarkan materi-

materi yang bersangkutan dengan produk apa yang mau dibuat.

Sebagai penguat data, Ibu Madya mengatakan:

“Anak-anaknya sih macam-macam ada yang daya serap

belajarnya cepat ada yang lama. Kalo yang cepat ibu melihatkan

caranya ke mereka misalnya membuat kalung, nah ibu perlihatkan

caranya ke mereka kalo misalnya mereka masih kurang faham

dari ibu nya yang harus banyak Tanya, soalnya mereka harus

dipancing komunikasi dulu baru mau bertanya. Nah kalo yang

agak lama ya ibu harus sabar sih pelan-pelan aja nanti lama-lama

juga mereka bisa sendiri”.7

6 Wawancara Pribadi dengan Devy didampingi Ibu Madya, di Yayasan Rumah Regis,

Jakarta 10 April 2017. 7 Wawancara Pribadi dengan Ibu Madya, di Yayasan Rumah Regis, Jakarta 3 Maret 2017.

Page 81: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

70

Dari hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bagaimana

cara Ibu Madya memberikan materi pelatihan kepada anak-anak yaitu

dengan cara melihatkan praktek membuat kerajinan kepada mereka.

Setelah memperlihatkan cara-caranya, mereka mulai mengikuti sesuai

dengan materi yang sudah diajarkan.

2) Kegiatan Keterampilan

Selanjutnya, mereka yang sudah dianggap menguasai materi

yang diberikan sebelumnya, anak-anak disabilitas mulai

mempraktikkan membuat kerajinan handicraft. Yaitu mulai dari

pembersihan karung goni, pembuatan pola, menjahit pola yang sudah

dibuat, sampai pengemasan produk.

5. Tahap Evaluasi

Setelah anak-anak disabilitas melakukan beberapa tahapan

keterampilan, dan dirasa sudah bisa melakukannya sendiri, maka tahapan

selanjutnya adalah melakukan evaluasi. Tahap evaluasi adalah cara

penilaian yang dilakukan oleh pengurus Yayasan Rumah Regis untuk

mengetahui kemampuan mereka dalam aspek pengetahuan, dan

keterampilan terhadap materi pembelajaran yang telah diberikannya.

Tahap evaluasi yang dilakukan oleh Yayasan adalah dengan

memberikan test keterampilan. Mereka diberitahu pengurus untuk

membuat keterampilan tertentu tanpa bantuan pengurus dan teman-teman

lainnya. Mba Rezika mengatakan:

Page 82: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

71

“Caranya diberikan ujian keterampilan. Jadi dari pengurus menyuruh

mereka membuat keterampilan tertentu tanpa bantuan pengurus dan

temennya”.8

Ketika hasil dari keterampilan yang dibuatnya baik maka mereka di

ajak Ibu Madya ikut mengajar pelatihan kepada Ibu PKK, atau di acara

seminar-seminar dengan memperlihatkan atau memperaktekkan caranya

saja ke audiens. Ibu Madya mengatakan:

“Setelah mereka diajarkan keterampilan, dia juga mengajar

masyarakat normal, seperti ibu-ibu PKK. Dari hasil anak-anak belajar

keterampilan handicraft dia jadi berani mengajar masyarakat

normal”.9

B. Manfaat/Hasil yang Dicapai dari Program Pemberdayaan Melalui

Keterampilan Handicraft di Yayasan Rumah Regis

1. Menambah pengetahuan mengenai keterampilan handicraft

Edi Suharto dalam bukunya mengatakan bahwa pemberdayaan

merunjuk pada kemampuan orang khususnya kelompok rentan dan lemah

sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam memenuhi

kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan. selain itu

mampu menjangkau sumber-sumber yang produktif yang memungkinkan

mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-

barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan.10

Pada intinya pemberdayaan menekankan bahwa orang lemah

memperoleh kekuasaan, pengetahauan, keterampilan yang cukup untuk

membuat dirinya menjadi pribadi yang mandiri. Teori tersebut

8 Wawancara Pribadi dengan Mba Rezika, di Yayasan Rumah Regis, Jakarta 8 Mei 2017. 9 Wawancara Pribadi dengan Ibu Madya, di Yayasan Rumah Regis, Jakarta 8 Mei 2017. 10 Edi Suharto, Mengembangkan Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT.

Rifka Aditama, 2005), h.58.

Page 83: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

72

menjelaskan bahwa semua kelompok manusia berhak mendapatkan

pengetahuan. Begitupun dengan kelompok disabilitas, mereka juga berhak

mendapatkan pengetahuan dan pendidikan yang sama.

Yayasan Rumah Regis adalah salah satu tempat di mana

masyarakat disabilitas mendapatkan ilmu pengetahuan. Mutia

mengatakan:

“Jadi menambah pengetahuan cara membuat banyak kerajinan”11

Mereka yang mengikuti kegiatan pemberdayaan melalui membuat

keterampilan menjadikan mereka menambah banyak pengetahuan. Salah

satunya cara-cara membuat macam-macam kerajinan. Ida mengatakan:

“bisa ngajarin membuat produknya ke orang yang gak ikut ke

yayasan”12

Hasil dari mereka mendapatkan pengetahuan, mereka dapat

mengajarkan ilmu keterampilan yang mereka dapatkan di yayasan ke

orang lain.

Sebagai penguat, Bapak Sujono juga mengatakan:

“Semacam selter tempat latihan keterampilan dan di dalamnya itu

berbagai keterampilan, yang saya lihat itu. Dan yayasan ini memang

harus didukung. Jarang lembaga yang semacam ini jarang sekali

menyentuh anak-anak disabilitas, jadi lembaga Yayasan Rumah

Regis menurut saya baik dan perlu dilanjutkan, perlu didukung

ketika masyarakat tau harusnya ramai-ramai mendukung.”13

11 Wawancara Pribadi dengan Mutia didampingi Ibu Sumiati dan Ibu Lia, di Yayasan

Rumah Regis, Jakarta 24 Mei 2017. 12 Wawancara Pribadi dengan Ida didampingi Ibu Sumiati dan Ibu Lia, di Yayasan

Rumah Regis, Jakarta 24 Mei 2017. 13 Wawancara Pribadi dengan Bapak Sujono, di Ruang Kantor Kepala Sekolah, Depok 2

Mei 2017.

Page 84: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

73

Sebelum masyarakat disabilitas ikut bergabung dengan Yayasan

Rumah Regis, banyak dari mereka yang belum mengetahui tentang

kerajinan handicraft, jenis dan macam kerajinan, serta bagaimana cara

membuat kerajinan.

Setelah mereka bergabung dan mulai mengikuti kegiatan

keterampilan handicraft, sedikit demi sedikit mereka menjadi lebih

terampil dan memiliki kegiatan untuk mengisi kekosongan waktu yang

mereka miliki. Pada awalnya mereka beradaptasi dengan teman-teman

yang sudah lebih lama bergabung dengan yayasan, awalnya mereka malu

untuk bersosialisasi. Tapi setelah beberapa kali mengikuti kegiatan

akhirnya mereka tidak canggung untuk bersosialisasi denga temannya.

Sejalan dengan beradaptasi dengan teman-temannya, mereka juga

mulai beradaptasi dengan kegiatan yang dijalankan oleh yayasan.

Biasanya mereka belajar dari cara melihat teman atau pengajar

keterampilannya membuat kerajinan. Ibu Madya mengatakan:

“Anak-anaknya sih macam-macam ada yang daya serap belajarnya

cepat ada yang lama. Kalo yang cepat ibu melihatkan caranya ke

mereka misalnya membuat kalung, nah ibu perlihatkan caranya ke

mereka kalo misalnya mereka masih kurang faham dari ibu nya yang

harus banyak tanya, soalnya mereka harus di pancing komunikasi

dulu baru mau bertanya. Nah kalo yang agak lama ya ibu harus sabar

sih pelan-pelan aja nanti lama-lama juga mereka bisa sendiri.”14

Setelah mereka bergabung di yayasan, mereka diwajibkan

mengikuti dan menekuni kegiatan keterampilan yang bertujuan

14 Wawancara Pribadi dengan Ibu Madya, di Yayasan Rumah Regis, Jakarta, 3 Maret

2017.

Page 85: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

74

memandirikan masyarakat atau membangun kemampuan untuk

memajukan diri ke arah yang lebih baik secara berkesinambungan.15

Dengan keterampilan yang telah dimilikinya nanti diharapkan

mereka bertahan dalam menjalankan kehidupan sosial dengan keahlian

yang telah mereka tekuni selama di yayasan Rumah Regis. Serta

menjadikan mereka pribadi yang mandiri dan dapat hidup seperti

masyarakat pada umunya.

2. Menambah penghasilan ketika produknya diminati banyak orang

Salah satu indikator keberdayaan adalah Kemampuan membeli

komoditas kecil, kemampuan individu untuk membeli barang-barang

kebutuhan keluarga sehari-hari (beras, minyak tanah, minyak goreng,

bumbu); kebutuhan dirinya (minyak rambut, sabun mandi, rokok, bedak,

sampo). Individu dianggap mampu melakukan kegiatan ini terutama jika

ia dapat membuat keputusan sendiri tanpa meminta ijin pasangannya; jika

ia dapat membeli barang-brang tersebut dengan menggunakan uangnya

sendiri.16

Dari kegiatan keterampilan yang ditekuni di yayasan Rumah Regis,

selain mendapatkan pengetahuan yang nantinya menjadi bekal untuk di

masa depan, kegiatan keterampilan ini juga menghasilkan pendapatan dari

usahanya sendiri tanpa meminta belas kasihan orang lain. Walaupun

penghasilan yang didapat tidak begitu besar, namun penghasilan yang

didapatkan bisa membantu menutupi kebutuhan-kebutahan setiap

bulannya. Devy didampingi oleh Ibu Madya mengatakan:

15 Agus Ahmad Syafe’i, Manajemen Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung:

Gerbang Masyarakat baru, 2001), h. 39. 16 Edi Suharto, Mengembangkan Masyarakat Memberdayakan Rakyat, h. 63-66.

Page 86: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

75

“Bisa buat jajan, sama uangnya suka dikasih ke ibu buat bantu-bantu

pengeluaran”.17

Mba Tri didampingi oleh Ibu Madya mengatakan hal yang sama, yaitu:

“Penghasilannya Bisa bayar kos setiap bulannya”.18

Pendapatan yang dihasilkan oleh setiap anak tidak menentu dan

penghasilan yang didapatkan oleh masing-masing individu berbeda-beda.

Sesuai dengan perkadatangan ke yayasan, semakin rajin datang ke

yayasan dan membuat kerajinan maka akan bertambah pula penghasilan

yang akan didapatkan. Ibu madya mengatakan:

“Dikasih 50.000 perhari setiap mereka datang, kan suka ada yang

gak datang. kalo gak datang ya gak dikasih”.19

Kegiatan membuat kerajinan ini dimulai hari senin sampai jum’at,

pendapatan perharinya Rp. 50.000,- . Jika anggota datang setiap hari

selama sebulan, maka penghasilan yang di dapat sebesar Rp. 1.000.000,-

Selama kegiatan berlangsung di Yayasan Rumah Regis ketika waktu

menunjukkan jam istirahat, maka para anggota mulai berhenti sebentar.

Sebagian dari mereka ada yang melakukan sholat Zuhur ada juga yang

memasak, hal ini dilakukan secara bergantian.

Ketika para anggota melakukan kegiatan di yayasan, biaya yang

dikeluarkan pada waktu makan siang ditanggung pihak yayasan. Apabila

17 Wawancara Pribadi dengan Devy didampingi Ibu Madya, di Yayasan Rumah Regis,

Jakarta 10 April 2017. 18 Wawancara Pribadi dengan Mba Tri didampingi Ibu Madya, di Yayasan Rumah Regis,

Jakarta 10 April 2017. 19 Wawancara Pribadi dengan Ibu Madya, di Yayasan Rumah Regis, Jakarta 3 Maret

2017.

Page 87: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

76

mereka datang setiap hari, maka para anggota dapat menghemat

pengeluaran setiap harinya.

3. Menumbuhkan sifat percaya diri sehingga mampu bersosialisasi

dengan masyarakat lainnya

Payne mengatakan bahwa: Pemberdayaan adalah membantu klien

memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan

yang akan ia lakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk efek

hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan

melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk

menggunakan daya yang ia miliki.20

Pada dasarnya anak-anak disabilitas mempunyai kehidupan yang

kurang baik di lingkungannya, hal ini menyebabkan mereka menjadi

orang yang tidak dihargai dan tidak diakui keberadaannya. Dengan

permasalahan tersebut mereka menjadi takut untuk mengambil langkah

apa yang baik yang nantinya dapat merubah kehidupan sosialnya. Oleh

karena itu mereka perlu diberikan perhatian khusus untuk menata

kehidupan yang jauh lebih baik.

Pelatihan yang dilakukan oleh Yayasan Rumah Regis merupakan

kegiatan yang bersifat positif. Di mana anak-anak disabilitas dilatih

kemampuannya dan dikembangkan potensinya. Di sini mereka diajarkan

untuk hidup mandiri tanpa mendapat belas kasihan orang lain dan

diajarkan untuk berani dan percaya diri. Devy didampingi oleh Ibu Madya

mengatakan:

20 Syamsir Salam, dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan, (Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 238.

Page 88: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

77

“Aku lebih percaya diri, berani, bisa cari uang, mempunyai banyak

temen juga”.21

Anak-anak disabilitas yang sudah dirasa cukup oleh pengurus

dalam membuat kerajinan-kerajinan, selanjutnya mereka diajak untuk

belajar mengajar keterampilan yang mereka ketahui kepada masyarakat

lainnya yang keadannya jauh lebih baik dari mereka. Ibu Madya

mengatakan:

“Anak-anak diajarkan untuk berani di depan banyak orang, kaya

datang untuk seminar, anak-anak harus punya keberanian

mengajarkan keterampilannya ke banyak orang. suka ibu suruh jadi

asisten ibu, jadi kalo ibu ngajar ibu pkk mereka ikut ibu, nah mereka

ikut mengajar juga, karena mereka tidak bisa berbicara dan

mendengar jadi cara mereka mengajar ya peraktekin membuat

prodak aja”.22

Pada awalnya mereka sangat pemalu, untuk diajak berkomunikasi

saja sulit. Tapi dengan cara mendekatinya terlebih dahulu sedikit-sedikit

bisa menghilangkan sifat ketertutupannya.

Dan salah satu hasilnya adalah mereka mau tampil menjadi

narasumber di seminar-seminar yang diadakan Yayasan Rumah Regis.

Seperti seminar yang diajarkan ke ibu PKK.

Mereka memang mempunyai kekurangan mendengar dan

berbicara, tapi tidak dengan kekuatan semangatnya. Ia datang menjadi

narasumber yang berbeda tidak seperti orang normal pada umunya, ia

hanya memberi pengarahan cara-cara membuat aneka produk yang sudah

21 Wawancara pribadi dengan Devy didampingi Ibu Madya, di Yayasan Rumah Regis,

Jakarta 10 April 2017. 22 Wawancara Pribadi dengan Ibu Madya, di Yayasan Rumah Regis, Jakarta 3 Maret

2017.

Page 89: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

78

diajarkan di Yayasan Rumah Regis. Pengarahannya pun langsung

memperaktekkan cara-caranya di depan para audiens.

Langkah yang dilakukan Ibu Madya selaku ketua di Yayasan,

sangatlah baik. Upaya pemberdayaan ini dapat mengasah mental anak-

anak disabilitas yang tadinya pemalu menjadi pribadi yang berani dan

percaya diri. Kegiatan ini mendorong mereka mau bersosialisasi dengan

masyarakat sekitar. Mereka ikut mengajar keterampilan kepada

masyarakat yang normal ini merupakan satu tahap menuju kehidupan

yang lebih baik.

4. Menjadikan pribadi yang mandiri

Menurut Shardlow sebagaimana yang dikutip oleh Isbandi

Rukminto Adi, pemberdayaan membahas bagaimana individu, kelompok

ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan

mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan

mereka.23

Anak-anak disabilitas merupakan orang yang butuh perhatian

khusus, mereka perlu dibimbing agar lebih dihargai dan masa depan

mereka menjadi lebih baik dari sebelumnya. Salah satu caranya adalah

mengajarkan mereka keterampilan.

Di Yayasan Rumah Regis ini mereka diberi pengetahuan mengenai

bagaimana cara membuat kerajinan dari barang yang tidak terpakai, yang

nantinya mempunyai harga jual yang tinggi. Awalnya mereka perlu

23 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan, Intervensi

Komunitas: Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, (Jakarta: FE-UI, 2001), h. 33.

Page 90: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

79

dibimbing, dan diawasi saat pengerjaannya. Tapi setelah beberapa kali

mereka membuat kerajinan, akhirnya mereka bisa melakukannya sendiri.

Bagi mereka yang sudah berkeluarga, mempunyai skill membuat

kerajinan adalah sesuatu yang diperlukan. Karena dari hasil kerajinan yang

sudah dibuat nantinya dijual dan mendapatkan uang dari penjualan

tersebut. Mba Tri didampingi oleh Ibu Madya mengatakan:

“Penghasilannya Bisa bayar kos setiap bulannya”.24

Mengikuti kegiatan keterampilan ini membantunya dalam

membayar uang sewa kos-kosan. Banyak diluar sana mereka yang

berkebutuhan khusus atau penyandang disabilitas untuk memenuhi

kebutuhannya dengan meminta kepada keluarganya. Berbeda dengan Mba

Tri, ia harus bekerja dan menghasilkan uang untuk memenuhi

kebutuhannya. Tentunya hal ini dapat membuat dirinya menjadi lebih

mandiri.

5. Menumbuhkan sifat berani sehingga mau bersaing dalam

perlombaan

Seperti yang dikatakan oleh Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad

Safei bahwa pemberdayaan dapat dikatakan bahwa masyarakat yang

berdaya adalah yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk

mengadakan pilihan-pilihan.25

24 Wawancara Pribadi dengan Mba Tri didampingi Ibu Madya, di Yayasan Rumah Regis,

Jakarta 10 April 2017. 25 Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam;

Ideologi, Strategi Sampai Tradisi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h.41-42.

Page 91: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

80

Program pelatihan keterampilan yang diajarkan Yayasan ini

menumbuhkan sifat berani pada diri anak-anak disabilitas. Sehingga

mereka menentukan pilihannya untuk mau ikut berlomba dalam membuat

keterampilan yang sudah mereka kuasai. Hanan mengatakan:

“Berani ikut lomba-lomba, awalnya dipaksa ikut tapi lama-lama jadi

mau ikut terus”26

Munculnya sifat berani pada anak-anak membuat mereka ingin

terus mengikuti lomba yang diadakan oleh pemerintah ataupun swasta,

dan nasional ataupun internasional. Perlombaan yang mereka ikuti pun

banyak yang pulang membawa piala. Ibu Madya mengatakan:

“Kemajuan dari anak-anak yang terlihat prestasinya, terbukti dengan

adanya award-award, lihat aja tuh pialanya banyak, misalnya juara

ukm, kan dilihat dari produksinya juga, seperti ini produksinya dari

limbah, kok bisa jadi ini, kreativitasnya, bahan perca bisa jadi seperti

itu, dan bisa mempunyai nilai jual”.27

Program yang diadakan Yayasan Rumah Regis merupakan salah

satu kegiatan positif yang dapat melatih mental mereka menjadi berani.

Terbukti mereka mau dan berani mengikuti perlombaan-perlombaan,

meskipun awalnya mereka takut untuk bersaing di dunia luar, namun

dengan diberikannya pelatihan, mereka jadi berani bersaing dalam

perlombaan.

C. Faktor Penghambat Dalam Pelaksanakan Program Keterampilan

Handicraft di Yayaysan Rumah Regis

26 Wawancara Pribadi dengan Hanan didampingi Ibu Madya, di Yayasan Rumah Regis,

Jakarta 23 Agustus 2017. 27 Wawancara Pribadi dengan Ibu Madya, di Yayasan Rumah Regis, Jakarta 3 Maret

2017.

Page 92: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

81

Dalam berbagai pelaksanaan kegiatan tentu ada sesuatu hal yang

menjadi penghambat dalam pelaksanannya. Begitu juga dalam program

pemberdayaan melalui keterampilan handicraft ini tidak lepas dari hambatan

atau kendala.

Faktor penghambat dalam pelaksanaan program keterampilan di

Yayasan Rumah Regis salah satunya adalah kesulitan para disabilitas dalam

menjahit, karena pada awalnya tidak semua dari mereka mempunyai

keterampilan menjahit.

Selanjutnya pada awal mengadakan program ini, para anggota yang

ikut membantu mengajarkan menjahit sulit untuk berkomunikasi dengan para

disabilitas. Dikarenakan mereka mempunyai kekurangan mendengar sehingga

untuk berbicara pun mereka tidak bisa. Oleh karena itu para anggota

diharuskan mempunyai pengetahuan komunikasi menggunakan bahasa

isyarat. Pak Lucky mengatakan:

“Susah komunikasi, jadi secara tidak langsung kita sebagai pengurus di

wajibkan mempelajari bahasa isyarat, belajarnya pun dari internet aja

lama-lama ngerti”28

Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa semua pengurus yang

terlibat dalam Yayasan Rumah Regis diwajibkan mengetahui dan

mempelajari bahasa-bahasa yang diperlukan dalam mengajarkan

keterampilan. Hal ini dilakukan untuk kelancaran dan kesuksesan dalam

mengajarkan keterampilan kepada anak-anak disabilitas.

28 Wawancara Pribadi dengan Pak Lucky, di Yayasan Rumah Regis, Jakarta 8 Mei 2017.

Page 93: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

82

Komunikasi juga dirasakan para disabilitas sebagai salah satu faktor

penghambat dalam bekerja. Seperti yang dikatakan oleh Devy didampingi

oleh Ibu Madya mengatakan:

“Susah komunikasi”29

Selain komunikasi, dana juga menjadi faktor penghambat apabila

sedang tidak adanya donatur. Karena segala sesuatu yang dibutuhkan

membutuhkan biaya, jika dana pemasukannya berkurang atau tidak ada maka

akan menghambat kegiatan keterampilan. Pak Lucky mengatakan:

“terkadang biaya juga, kalo selagi tidak ada donatur terkadang

pemberdayaanya sedikit terhambat. Karna kan apa-apa butuh biaya”.30

29 Wawancara Pribadi dengan Devy didampingi Ibu Madya, di Yayasan Rumah Regis,

Jakarta 10 April 2017. 30 Wawancara Pribadi dengan Pak Lucky, di Yayasan Rumah Regis, Jakarta 8 Mei 2017.

Page 94: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Proses Pemberdayaan yang dilakukan Yayasan Rumah Regis

Proses pemberdayaan yang dilakukan Yayasan Rumah Regis melalui

beberapa tahapan, yaitu: Pertama, tahapan persiapan. Pada tahapan ini ada

dua hal yang paling ditekankan oleh yayasan yaitu persiapan petugas dan

persiapan lapangan. Kedua, tahapan pengkajian. Pada tahapan ini yayasan

melakukan identifikasi masalah yang dirasakan kelompok sasaran guna

menemukan solusi apa yang cocok untuk mereka. Ketiga, tahapan

perencanaan. Pada tahapan ini semua program dibahas secara maksimal

untuk mengetahui kebutuhan apa yang nantinya dibutuhkan saat pelaksanaan

program dan mengantisipasi terjadinya hambatan serta mencari solusi atas

hambatan yang nantinya akan terjadi. Keempat, tahapan pelaksanaan

program. Pada tahapan ini yayasan melaksanakan program yang sudah

direncakan tersebut, dalam pelaksanaan program ada beberapa yang

diterapkan yaitu:

a. Pemberian Materi Keterampilan

Pada tahap ini para disabilitas diberikan materi mengenai keterampilan

seperti cara membuat, memotong, menjahit dan lain sebagainya.

b. Kegiatan Keterampilan

Page 95: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

84

Setelah mereka mendapatkan materi keterampilan, mereka dapat

mempraktikkan membuat kerajinan.

Kelima, tahapan evaluasi. Pada tahapan ini pihak yayasan menilai

kamampuan mereka dalam membuat kerajinan dengan cara diberikan ujian

keterampilan.

2. Manfaat atau hasil yang dicapai dari Program pemberdayaan

a. Menambah pengetahuan mengenai keterampilan handicraft. Para

penyandang disabilitas awalnya tidak mengetahui tentang keterampilan,

tetapi setelah mengikuti kegiatan keterampilan, mereka menjadi banyak

mengetahui mengenai keterampilan, terutama keterampilan handicraft.

b. Kegiatan pelatihan dan pemberdayaan ini menambah penghasilan anggota

disabilitas ketika prodaknya diminati banyak orang. Dari belajar

mengenai keterampilan tersebut, mereka menjadi trampil dalam membuat

kerajinan. Sehingga prodak yang dijual dapat menambah penghasilan

setiap bulannya.

c. Pelatihan dan Pemberdayaan berhasil menumbuhkan sifat percaya diri

sehingga mampu bersosialisasi dengan masyarakat lainnya. Mereka yang

dirasakan pengurus sudah cukup terampil, diajak untuk mengajar

keterampilan yang sudah mereka kuasai ke kelompok lain, hal ini

membuat mereka lebih percaya diri.

d. Menjadikan pribadi yang mandiri Dari hasil pendapatan yang mereka

dapat, mereka dapat membeli kebutuhannya sendiri, dan membantu

keluarga dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Mereka mempunyai

Page 96: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

85

penghasilan sendiri tanpa belas kasihan orang lain hal ini membuat

mereka menjadi pribadi yang mandiri.

e. Pelatihan dan pemberdayaan berhasil menumbuhkan sifat berani sehingga

mereka mau bersaing dalam perlombaan. Program pelatihan keterampilan

yang diajarkan Yayasan ini menumbuhkan sifat berani pada diri anak-

anak disabilitas, mereka menentukan pilihannya untuk mau ikut berlomba

dalam membuat keterampilan yang sudah mereka kuasai.

3. Faktor penghambat dalam pelaksanaan program keterampilan

a. Komunikasi. Pada awal pelaksanaan program komunikasi adalah salah

satu penghambatnya, karena komunikasi sangat dibutuhkan ketika

program sedang dilaksanakan.

b. Dana. Ketika sedang sedikit donatur atau tidak adanya donatur maka

faktor penghambatnya adalah dana. Karena dana ini sangat dibutuhkan

untuk membeli perlatan atau perlengkapan yang kurang.

B. Saran

1. Kepada semua pengurus Yayasan Rumah Regis agar mempertahankan

kegiatan dalam program pelatihan keterampilan handicarf yang dapat

mencetak anak-anak disabilitas yang kreatif dan mandiri.

2. Kepada para anak-anak disabilitas agar tidak malu dan lebih percaya diri

dalam belajar keterampilan untuk mengembangkan pengetahuan

keterampilannya sehingga mampu menjadi anak yang berkualitas.

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini

untuk memperbanyak pengetahuan tentang bagaimana menyikapi anak-

Page 97: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

86

anak disabilitas dalam memandirikan kepribadiannya sehingga mereka

dapat menjalankan kehidupan sosialnya.

Page 98: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

87

87

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan,

Intervensi Komunitas: Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis.

Jakarta: FE-UI, 2001.

Anwar. Manajemen Pemberdayaan Perempuan. Bandung: CV Alfabeta, 2007.

Arifin, Zaenal. Penelitian Pendidikan, Metode dan Paradigma Baru. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Bunawan, Lani. Pendidikan Anak Tuna Rungu dan Permasalahannya. Jakarta:

Yayasan Santi Rama, 1999.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik

dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.

Dolphie, Bandi. Pembelajaran anak berkebutuhan Khusus. Bandung: Refika

Aditama 2006.

Gulo, W. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo, 2002.

Depertemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka, 2007.

Departemen Sosial RI Sektretariat Jendral Pusat dan Informasi Kesejahterahan

Sosial. Penyandang Cacat. Jakarta, 2002.

Departemen Sosial RI. panduan kriteria penyandang cacat fisik. Jakarta:

Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat, Direktoriat

Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Direktorat Sosial RI, 2006.

Direktorat Jendral Rehabilitasi Sosial Orang Dengan Kecacatan. Pandunan

Pelaksanaan Komunikasi Total Bagi Orang Dengan Kecacatan Rungu

Wicara.Jakarta: Kementrian Sosial Republik Indonesia, 2010.

Direktorat jendral dan rehabilitasi sosial. Pedoman Pelayanan dan Rehabilitasi

Social Anak Cacat dalam Keluarga. Departemen Sosial RI, 2005.

Direktorat Jendral Rehabilitasi Sosial Orang Dengan Kecacatan. Pandunan

Pelaksanaan Komunikasi Total Bagi Orang Dengan Kecacatan Rungu

Wicara. Jakarta: Kementrian Sosial Republik Indonesia. 2010.

Hikmah, Nur. Pemberdayaan Keterampilan Menyulam Bagi Penyandang Tuna

Rungu Di Sekolah Luar Biasa (SLB B-C) Sumber Budi Jakarta Selatan.

Skripsi S1 Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta,

2014.

Kasiram, Moh. Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. Malang: UIN Maliki

Press, 2010.

Kurniawan, Ari. Peran Yayasan Kumala Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan

Melalui Pendidikan Keterampilan di Kelurahan Rawa Badak Utara

Kecamatn Koja Jakarta Utara. Skripsi S1 Dakwah dan Komunikasi,

Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010.

Kusuma, dkk. Disabilitas Sebuah Pengantar. Jakarta: PIC UIN Jakarta, 2007.

Machendrawaty, Nanih dan Agus Ahmad Safei. Pengembangan Masyarakat

Islam; Ideologi, Strategi Sampai Tradisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2001.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2006.

Page 99: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

88

Nurjayanti, Ika. Peran Pekerja Sosial Terhadap Biopsikososial Spiritual Anak

Tuna Rungu Wicara di Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Melati” Bambu

Apus Jakarta Timur. Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi,

Universitas Islam Negeri Jakarta, 2012.

Rukhiyat, Adang, Dkk. Panduan Penelitian Bagi Remaja. Jakarta: CV.

TumaRitis, 2003.

Salam, Syamsir dan Amir Fadhilah. Sosiologi Pedesaan. Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008.

Sarifudin. Strategi Panti Sosial Development Center For Children (SDC) Dalam

Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Pelatihan keterampilan. Skripsi S1

Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2012.

Soetomo. Pembangunan Masyarakat; Merangkai Sebuah Kerangka. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2012.

Somantri, T. Sutjihati. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT Refika Aditama,

2006.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,

2011.

Suharto, Edi. Mengembangkan Masyarakat Memberadyakan Rakyat. Bandung:

PT Rifka Aditama, 2005.

Suprayogo, Imam dan Tobroni. Metode Penelitian Sosial Agama. Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2004.

Syafe’i, Agus Ahmad. Manajemen Pengembangan Masyarakat Islam. Bandung:

Gerbang Masyarakat baru, 2001.

Usman, Husaini dan purnomo. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2000.

Yusuf, Syamsu. Psikology Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Penerbit

PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Wawancara pribadi

Wawancara Pribadi dengan Ibu Madya Putri Andang, Jakarta 3 Maret 2017.

Wawancara Pribadi dengan Mba Tri Mulyani didampingi Ibu Madya, Jakarta 10

April 2017.

Wawancara Pribadi dengan Devy didampingi Ibu Madya, Jakarta 10 April 2017.

Wawancara Pribadi dengan Annisa Anindya didampingi Pak Sujono, Depok 2

Mei 2017.

Wawancara Pribadi dengan Abdul Aziz Saliu didampingi Pak Sujono, Depok 2

Mei 2017.

Wawancara Pribadi dengan Pak Sujono, Depok 2 Mei 2017.

Wawancara Pribadi dengan Mba Rezika Radhina Putri, Jakarta 8 Mei 2017.

Page 100: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

89

Wawancara Pribadi dengan Pak Lucky Tjahyono, Jakarta 8 Mei 2017.

Wawancara Pribadi dengan Ida Ayu Widyasari didampingi Ibu Sumiati dan Ibu

Lia Amalia, Depok 24 Mei 2017.

Wawancara Pribadi dengan Mutia Cahyani didampingi Ibu Sumiati dan Ibu Lia

Amalia, Depok 24 Mei 2017.

Wawancara Pribadi dengan Ibu Sumiati, Depok 24 Mei 2017.

Wawancara Pribadi dengan Ibu Lia Amalia, Depok 24 Mei 2017.

Wawancara Pribadi dengan Hanan didampingi oleh Ibu Madya, Jakarta 22

Agustus 2017.

Sumber Internet

http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=1013

www. kmendagri.go.id

http://rehsos.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=1420

Page 101: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

LAMPIRAN

Page 102: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

91

PEDOMAN WAWANCARA PIMPINAN YAYASAN

Nama :

Usia :

Pendidikan :

Tanggal Wawancara :

Tempat Wawancara :

1. Apa yang dimaksud dengan Yayasan Rumah Regis?

2. Bagaimana sejarah yang melatarbelakangi berdirinya Yayasan Rumah Regis?

3. Apa maksud dan tujuan berdirinya Yayasan Rumah Regis?

4. Dari manakah sumber dana yang diperoleh Yayasan Rumah Regis?

5. Dengan pihak siapa saja Yayasan Rumah Regis bekerja sama?

6. Bagaimana cara melatih para disabilitas dalam program keterampilan di

Yayasan Rumah Regis?

7. Siapa sajakah yang menjadi sasaran dari pelatihan keterampilan di Yayasan

Rumah Regis?

8. Adakah pelatihan khusus yang diberikan kepada para disabilitas dalam

program keterampilan?

9. Bagaimana proses pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan

Rumah Regis?

10. Adakah kendala terbesar dalam proses pengajaran?

11. Manfaat dan perubahan apa yang diterima oleh para disabilitas setelah

mengikuti program keterampilan di Yayasan Rumah Regis?

Page 103: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

92

12. Adakah kemajuan yang terlihat dari para disabilitas setelah mengkuti kegiatan

keterampilan?

13. Berapakah pendapatan yang diberikan kepada mereka?

Page 104: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

93

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN PIMPINAN YAYASAN

Nama : Madya Putri Andang

Usia : 53 Tahun

Pendidikan : S1

Tanggal Wawancara : 3 Maret 2017

Tempat Wawancara : Yayasan Rumah Regis

1. Apa yang dimaksud dengan Yayasan Rumah Regis?

Tempat para disabillitas melatih keterampilan, ya khususnya keterampilan

yang terkait handicraft kaya membuat kalung, bross, tas. Di sini anak-anak

diajarkan bagaimana caranya bisa terampil yang nantinya mereka bisa hidup

mandiri.

2. Bagaimana sejarah yang melatarbelakangi berdirinya Yayasan Rumah Regis?

Awal mempunyai ide membuat memberdayakan disabilitas itu karena ibu

mempunyai anak disabilitas, jadi ketika dari pengamatan, dari penglihatan

ibu, sebenarnya konsepnya sangat sederhana, ketika ibu melihat kondisi anak-

anak seperti itu ibu jadi berfikir ini anak kedepannya mau jadi apa? Akhirnya

ibu terpanggil untuk membuat prodak dengan pelatihan keterampilan.

Awalnya menggunkan kain flannel. Obsesi ibu masa iya sih tidak bisa

mengalahkan orang normal. Ibu akan buktikan bahwa prodak anak-anak ini

jangan dipandang sebelah mata. Dan akhirnya dengan kreativitas terbukti

mendapatkan juara-juara.

Berdiri yayasan disuruh sama kemendikbud, sebelumnya ibu udah punya

kegiatan dan udah berkegiatan seperti untuk lomba, untuk di bawa ke luar

Page 105: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

94

negeri kan haru membawa legalitasnya. Kemudian ibu bikinlah CV, tapi

ketika ibu ketemu kemendikbud ibu disarankan, ternyata kegiatan ibu ini tidak

hanya membuat prodak untuk di perdagangkan tetapi dari sisi perilaku,

kegiatan, prosesnya ini udah termasuk melakukan kegiatan non formal. Nah

kalo udah termasuk kegiatan non formal bisa memakai payung yayasan.

Nama yayasannya rumah regis karena CV nya udah regis. Namanya dibuat

dari kedua anak ibu si Rezika Radina Putri sama Gilang Kumara.

3. Apa maksud dan tujuan berdirinya Yayasan Rumah Regis?

Berdirinya yayasan ini ibu ingin meningkatkan kesejahteraan sosial anak-

anak Difabel, juga untuk mengubah persepsi masyarakat salah satunya

memberikan pelatihan untuk mereka, agar mereka percaya diri dan lebih

dihargai masyarakat luas.

4. Dari manakah sumber dana yang diperoleh Yayasan Rumah Regis?

Kalo yayasan itu terkaitnya dana hibah, kalo dana hibah itu atas kepercayaan

dikasihkan, tinggal laporkan pengelolaannya. Kaya BCA kemaren tuh

uangnya buat pembelian alat, alatnya difoto terus ada faktur pembeliannya

dari toko alatnya, baru dikirimkan laporannya.

Mitranya ada PT Aneka Tambang, BCA Syariah, Telkom, PT Timah

Indonesia, Angkasa Pura II, FIF Group Finance Astra, Sukufindo,

Kementrian Direktorat Peningkatan Produktifitas.

5. Dengan pihak siapa saja Yayasan Rumah Regis bekerja sama?

Mitranya ada PT Aneka Tambang, BCA Syariah, Telkom, PT Timah

Indonesia, Angkasa Pura II, FIF Group Finance Astra, Sukufindo,

Kementrian Direktorat Peningkatan Produktifitas.

Page 106: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

95

6. Bagaimana cara melatih para disabilitas dalam program keterampilan di

Yayasan Rumah Regis?

Anak-anaknya sih macam-macam ada yang daya serap belajarnya cepat ada

yang lama. Kalo yang cepat ibu melihatkan caranya ke mereka misalnya

membuat kalung, nah ibu perlihatkan caranya ke mereka kalo misalnya

mereka masih kurang faham dari ibu nya yang harus banyak Tanya, soalnya

mereka harus di pancing komunikasi dulu baru mau bertanya. Nah kalo yang

agak lama ya ibu harus sabar sih pelan-pelan aja nanti lama-lama juga

mereka bisa sendiri

7. Siapa sajakah yang menjadi sasaran dari pelatihan keterampilan di Yayasan

Rumah Regis?

Untuk saat ini tuna rungu tuna wicara saja, sebetulnya ibu ingin

memberdayakan penyandang disabilitas yang lainnya. Tapi balik lagi, ibu

masih belum mampu soalnya yang diperlukan gak hanya ekonominya saja

tapi sarana prasarananya juga, seperti ini rumah ibu kan tidak terlalu besar,

kalau untuk mengadakan pemberdayaan nanti tempatnya sempit, alat-alatnya

juga pastikan butuh banyak. Untuk sementara ibu baru menyanggupi

memberdayakan mereka dulu. Kalo niatnya mah udah ada.

8. Adakah pelatihan khusus yang diberikan kepada para disabilitas dalam

program keterampilan?

Anak-anak diajarkan untuk berani di depan banyak orang, kaya datang untuk

seminar, anak-anak harus punya keberanian mengajarkan keterampilannya ke

banyak orang. suka ibu suruh jadi asisten ibu, jadi kalo ibu ngajar ibu pkk

mereka ikut ibu, nah mereka ikut mengajar juga, karena mereka tidak bisa

Page 107: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

96

berbicara dan mendengar jadi cara mereka mengajar ya peraktekin membuat

prodak aja. Biasanya ibu suka bawa 2 anak.

9. Bagaimana proses pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan

Rumah Regis?

Sekarang karena prodak handicraft masih banyak di toko, ibu berfikir gimana

caranya anak-anak tetep beraktivitas seperti biasanya, akhirnya ibu

mengajarkan anak-anak membuat tahu bakso, kenapa kuliner? Soalnya kalo

makan kan pasti setiap orang butuh tiap hari, tapi kalo kaya kalung, bros, tas,

orang-orang tidak mungkin beli tiap hari, karena itu bukan kebutuhan tapi

keperluan. Sekarang ibu ajarkan anak-anak bikin tahu bakso, kemaren

tahunya kotak, sekarang bulat, isinya ada jamurnya juga.

10. Adakah kendala terbesar dalam proses pengajaran?

Sebenarnya kendala terbesar sih gak ada ya, dulu kendalanya ya susah untuk

komunikasi, tapi ini udah resiko ibu. Ibu berani ambil langkah

memberdayakan tuna rungu wicara berarti ibu harus terima apapun

resikonya. Ibu belajar bahasa sandi itu otodidak, belajar sendiri aja suka liat

di internet, awalnya memang susah, tapi karna di niatin ya kelamaan jadi

mudah.

11. Manfaat dan perubahan apa yang diterima oleh para disabilitas setelah

mengikuti program keterampilan di Yayasan Rumah Regis?

Setelah mereka diajarkan keterampilan, dia juga mengajar masyarakat

normal, seperti ibu-ibu PKK. Dari hasil anak-anak belajar keterampilan

handicraft dia jadi berani mengajar masyarakat normal. Pernah juga di

Page 108: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

97

undang jadi narasumber, dari situ sudah muncul ekstensi mereka. Dan

mereka sudah menjadi satu kebanggan. Dia juga belajar mengasisten ibu.

12. Adakah kemajuan yang terlihat dari para disabilitas setelah mengkuti kegiatan

keterampilan?

Kemajuan dari anak-anak yang terlihat prestasinya, terbukti dengan adanya

award-award, lihat aja tuh pialanya banyak, misalnya juara ukm, kan dilihat

dari produksinya juga, seperti ini produksinya dari limbah, kok bisa jadi ini,

kreativitasnya, bahan perca bisa jadi seperti itu, dan bisa mempunyai nilai

jual.

13. Berapakah pendapatan yang diberikan kepada mereka?

Dikasih 50.000 perhari setiap mereka datang, kan suka ada yang gak datang.

kalo gak datang ya gak dikasih.

Page 109: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

98

PEDOMAN WAWANCARA PENGURUS YAYASAN

Nama :

Usia :

Pendidikan :

Tanggal Wawancara :

Tempat Wawancara :

1. Apa saja program yang ada di Yayasan Rumah Regis?

2. Produk apa saja yang dihasilkan dari kegiatan keterampilan yang ada di

Yayasan Rumah Regis?

3. Kemana saja sasaran pemasaran produk yang sudah jadi?

4. Apa saja sarana dan prasarana yang tersedia di Yayasan Rumah Regis?

5. Apa saja kegiatan para disabilitas setiap datang ke Yayasan Rumah Regis?

6. Bagaimana cara mengevaluasi para disabilitas yang sudah diberikan pelatihan

keterampilan?

Page 110: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

99

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN PENGURUS YAYASAN

Nama : Rezika Radhina Putri

Usia : 26 Tahun

Pendidikan : D3

Tanggal Wawancara : 8 Mei 2017

Tempat Wawancara : Yayasan Rumah Regis

1. Apa saja program yang ada di Yayasan Rumah Regis?

Programnya itu mengadakan pelatihan dengan mengundang sekolah-sekolah

slb di Jakarta dan sekitarnya, mengikuti bazar-bazar, ikut pameran,

mengadakan outbond setahun sekali, outbondnya ini pengurus ngadain

sendiri kaya tahun kemaren ke ancol.

2. Produk apa saja yang dihasilkan dari kegiatan keterampilan yang ada di

Yayasan Rumah Regis?

Banyak ya, pada pertama-tama mengadakan pelatihan itu bahan utama yang

sering dipakai ya karung goni trus diolah menjadi tas, nah tasnya ini gak

polos kaya karung goni tapi di kasih sedikit kain batik supaya diliatnya cantik,

trus kalung, tempat tissu, bross, sarung bantal, trus ada buat boneka-boneka

kurumi,

3. Kemana saja sasaran pemasaran produk yang sudah jadi?

Kalo pemasarannya lewat bazar-bazar aja, suka juga ikut pameran, nah ini

belum lama ikut pameran di kementrian kesenian dan budaya, nah ibu madya

ini buka toko tetap juga di mall kota casablanka di lantai dasar nama tokonya

regis, di situ kamu bisa liat produk-produk yang pernah anak-anak buat.

Page 111: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

100

4. Apa saja sarana dan prasarana yang tersedia di Yayasan Rumah Regis?

Ruang garasi ukuran 3 x 3,5 meter, 2 gulung tikar, 3 mesin jait, 1 mesin

obras, 1 meja, 1 rak, 2 lemari, alat jahit menjahit seperti jarum, gunting

benang sulam, benang jait, silet, alat ukur.

5. Apa saja kegiatan para disabilitas setiap datang ke Yayasan Rumah Regis?

Mereka datang setiap hari senin sampai jumat, dari jam 9 pagi sampai jam 5

sore. Kegiatannya ya membuat kerajinan-kerajinan saja, nanti pas jam waktu

istirahat sekitar jam 12 sampai jam 1 anak-anak istirahat, anak-anak makan

masak sendiri setiap hari ganti-gantian nnti kalo udah selesai istirahat mulai

kerja lagi. Selama proses membuat kerajinan anak-anak dilarang membuka

hp atau bermain hp, nanti kalo waktu istirahat boleh. Soalnya anak-anak kalo

udah liat hp kerjanya jadi males-malesan.

6. Bagaimana cara mengevaluasi para disabilitas yang sudah diberikan pelatihan

keterampilan?

Caranya diberikan ujian keterampilan. Jadi dari pengurus menyuruh mereka

membuat keterampilan tertentu tanpa bantuan pengurus dan temennya.

Page 112: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

101

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN PENGURUS YAYASAN

Nama : Lucky Tjahyono

Usia : 49 Tahun

Pendidikan : S1

Tanggal Wawancara : 8 Mei 2017

Tempat Wawancara : Yayasan Rumah Regis

1. Bagaimana proses pelaksanaan keterampilan yang dilakukan Yayasan Rumah

Regis?

Kalo proses pelaksanaan membuat keterampilan, seperti kami membeli

karung goni di tempat yang sudah di tetapkan, lalu karungnya ini di cuci

sampai bersih, trus direndam, setelah direndam dijemur sampai debu sama

kotorannya tidak ada, setelah itu disetrika, trus dibuatkan pola, kalo udah

dibuatkan pola tinggal di gunting sesuai pola lalu dijahit agar rapih setelah

itu dikasih kain-kain batik buat hiasannya.

2. Perubahan apa yang paling terlihat setelah para disabilitas mengikuti program

pelatihan?

Mereka jadi terlihat percaya diri, membuat kerajinannya saja sangat teliti,

tidak malu untuk bersosialisasi, walaupun mereka tidak bisa berbicara seperti

anak normal tapi mereka masih bisa menggunakan bahasa isyarat.

3. Bagaimana pendapat bapak/ibu dengan adanya keterampilan untuk para

disabilitas?

Program seperti ini tentunya sangat membantu disabilitas dalam hal ekonomi

maupun sosialnya dari segi ekonomi mereka merasa terbantu karna yang kita

Page 113: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

102

tau pekerjaan yang tersedia di ranah publik itu seakan-akan tidak

diperuntukkan bagi mereka, sedangkan ini kan seperti membuka lapangan

pekerjaan buat mereka. Dari segi sosial, yang saya lihat mereka jadi punya

banyak teman, dari berteman ini mereka jadi mau bersosialisasi. Hanya saja

yang diberdayakan di sini baru terbatas tuna rungu tuna wicara.

4. Bagaimana proses pemberdayaan yang dilakukan Yayasan Rumah Regis

dalam menjalankan program pemberdayaan?

Kalo prosesnya, anak-anak disabilitas ini dikasih pengetahuan seputar

keterampilan, dikasih tau juga cara-cara membuat keterampilannya nanti

sekiranya udah bisa ya mereka mulai buat sendiri nanti dilihat hasilnya kalo

masih kurang baik, kita ajarin lagi biar hasilnya lebih baik.

5. Apa saja hambatan yang dirasakan saat melakukan program pemberdayaan

pada disabilitas?

Susah komunikasi, jadi secara tidak langsung kita sebagai pengurus di

wajibkan mempelajari bahasa isyarat, belajarnya pun dari internet aja lama-

lama ngerti, terkadang biaya juga, kalo selagi tidak ada donatur terkadang

pemberdayaanya sedikit terhambat. Karna kan apa-apa butuh biaya.

Page 114: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

103

PEDDOMAN WAWANCARA ANGGOTA YAYASAN/EVENT

Nama :

Usia :

Pendidikan :

Tanggal Wawancara :

Tempat Wawancara :

Pendamping :

1. Sudah berapa lama saudara/i mengikuti program keterampilan di Yayasan

Rumah Regis?

2. Dari mana saudara/i tahu tentang beradanya Yayasan Rumah Regis yang

memberikan keterampilan untuk para disabilitas?

3. Kegiatannya apa saja?

4. Apa yang menyebabkan saudara/i mempunyai kondisi seperti ini?

5. Banyak Yayasan lain yang sudah terkenal seperti Yayasan Wisma Cheshire,

tetapi mengapa memilih Yayasan Rumah Regis?

6. Apa perubahan yang saudara/i rasakan setelah mengikuti program pelatihan

handicraft dengan sebelum mengikuti program pelatihan?

7. Apakah penghasilan dari pembuatan kerajinan tersebut bisa memenuhi

kebutuhan sehari-hari?

8. Kira-kira apakah mau terus ikut program yayasan tersebut, atau mau mencoba

membuat keterampilan sendiri di rumah?

9. Apa faktor penghambat dalam membuat keterampilan?

10. Susah tidak belajarnya?

11. Apa manfaat/hasil yang dirasakan setelah mengikuti kegiatan pemberdayaan?

Page 115: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

104

12. Bagaimana cara saudara/i mengikuti pemberdayaan yang diadakan yayasan

dengan kekurangan tersebut?

13. Bagaimana saudara/i mengatasi keterbatasan dalam beraktivitas?

14. Seperti apa proses pemberdayaan yang diterapkan oleh yayasan?

15. Materi apa saja yang diajarkan dalam keterampilan handicraft?

Page 116: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

105

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN ANGGOTA YAYASAN

Nama : Tri Mulyani

Usia : 33 Tahun

Pendidikan : SMA

Tanggal Wawancara : 10 April 2017

Tempat Wawancara : Yayasan Rumah Regis

Pendamping : Ibu Madya

1. Sudah berapa lama saudara/i mengikuti program keterampilan di Yayasan

Rumah Regis?

2 tahun

2. Dari mana saudara/i tahu tentang beradanya Yayasan Rumah Regis yang

memberikan keterampilan untuk para disabilitas?

Dari teman

3. Kegiatannya apa saja?

Sandal, kalung, tas, boros, tahu

4. Apa yang menyebabkan saudara/i mempunyai kondisi seperti ini?

Lahir

5. Banyak Yayasan lain yang sudah terkenal seperti Yayasan Wisma Cheshire,

tetapi mengapa memilih Yayasan Rumah Regis?

Taunya dari teman

6. Apa perubahan yang saudara/i rasakan setelah mengikuti program pelatihan

handicraft dengan sebelum mengikuti program pelatihan?

Bisa cari uang

Page 117: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

106

7. Apakah penghasilan dari pembuatan kerajinan tersebut bisa memenuhi

kebutuhan sehari-hari?

Penghasilannya Bisa bayar kos setiap bulannya

8. Kira-kira apakah mau terus ikut program yayasan tersebut, atau mau mencoba

membuat keterampilan sendiri di rumah?

Kerja terus

9. Apa faktor penghambat dalam membuat keterampilan?

Bicara

10. Susah tidak belajarnya?

Tidak

11. Apa manfaat/hasil yang dirasakan setelah mengikuti kegiatan pemberdayaan?

Berani berkumpul sama orang lain, mau ikut mengajar.

12. Bagaimana cara saudara/i mengikuti pemberdayaan yang diadakan yayasan

dengan kekurangan tersebut?

Melihat caranya yang diajarkan aja.

13. Bagaimana saudara/i mengatasi keterbatasan dalam beraktivitas?

Setelah belajar di sini, aku jadi percaya diri.

14. Seperti apa proses pemberdayaan yang diterapkan oleh yayasan?

Membuat pola, trus polanya di jait.

15. Materi apa saja yang diajarkan dalam keterampilan handicraft?

Cara menjait karungnya, dan memotong polanya.

Page 118: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

107

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN ANGGOTA YAYASAN

Nama : Devy

Usia : 20 Tahun

Pendidikan : SMA

Tanggal Wawancara : 10 April 2017

Tempat Wawancara : Yayasan Rumah Regis

Pendamping : Ibu Madya

1. Sudah berapa lama saudara/i mengikuti program keterampilan di Yayasan

Rumah Regis?

Aku ikut pelatihan di sini setahun lebih

2. Dari mana saudara/i tahu tentang beradanya Yayasan Rumah Regis yang

memberikan keterampilan untuk para disabilitas?

Kalo anak ini dulu waktu sekolah sering ikut ke sini, ibu kan sering undang

event dari sekolah-sekolah, jadi ibu ajak dia ikut pelatihan lagi sekaligus

kerja di sini. Dianya pun mau.

3. Kegiatannya apa saja?

buat tempat tissu, buat tas, buat kalung. kadang suka ikut jualan di bazar-

bazar.

4. Apa yang menyebabkan saudara/i mempunyai kondisi seperti ini?

Oh ini kata mamahnya dari lahir, ketauannya pas dia umur 2 tahun.

5. Banyak Yayasan lain yang sudah terkenal seperti Yayasan Wisma Cheshire,

tetapi mengapa memilih Yayasan Rumah Regis?

Dulu selagi sekolah sering ikut belajarnya di sini jadi taunya dari sekolah.

Page 119: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

108

6. Apa perubahan yang saudara/i rasakan setelah mengikuti program pelatihan

handicraft dengan sebelum mengikuti program pelatihan?

Aku lebih percaya diri, berani,bisa cari uang, mempunyai banyak temen juga.

7. Apakah penghasilan dari pembuatan kerajinan tersebut bisa memenuhi

kebutuhan sehari-hari?

Bisa buat jajan, sama uangnya suka dikasih ke ibu buat bantu-bantu

pengeluaran.

8. Kira-kira apakah mau terus ikut program yayasan tersebut, atau mau mencoba

membuat keterampilan sendiri di rumah?

mau

9. Apa faktor penghambat dalam membuat keterampilan?

Susah komunikasi.

10. Susah tidak belajarnya?

Tidak

11. Apa manfaat/hasil yang dirasakan setelah mengikuti kegiatan pemberdayaan?

Sekarang merasa jadi lebih mandiri, bisa dapat penghasilan juga.

12. Bagaimana cara saudara/i mengikuti pemberdayaan yang diadakan yayasan

dengan kekurangan tersebut?

Mengikuti yang diajarkan aja, kalo mau bertanya pake bahasa tangan.

13. Bagaimana saudara/i mengatasi keterbatasan dalam beraktivitas?

Biasa aja sih, paling kalo mau ngomong aja gak bisa.

14. Seperti apa proses pemberdayaan yang diterapkan oleh yayasan?

Sebelum membuat barang, diajarkan sedikit tentang materi keterampilan

sesuai barang yg mau dibuat.

Page 120: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

109

15. Materi apa saja yang diajarkan dalam keterampilan handicraft?

Cara membuat barangnya, cara jaitnya sama cara ngemasnya.

Page 121: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

110

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN ANGGOTA YAYASAN

Nama : Hanan

Usia : 24 Tahun

Pendidikan : SMA

Tanggal Wawancara : 22 Agustus 2017

Tempat Wawancara : Yayasan Rumah Regis

Pendamping : Ibu Madya

1. Sudah berapa lama saudara/i mengikuti program keterampilan di Yayasan

Rumah Regis?

Belum lama, sekitar hampir setahun.

2. Dari mana saudara/i tahu tentang beradanya Yayasan Rumah Regis yang

memberikan keterampilan untuk para disabilitas?

Dari temen

3. Kegiatannya apa saja?

Membuat banyak barang kaya tas, kalung, sandal, selain itu pernah diajak

ngajar juga.

4. Apa yang menyebabkan saudara/i mempunyai kondisi seperti ini?

Tidak tau.

5. Banyak Yayasan lain yang sudah terkenal seperti Yayasan Wisma Cheshire,

tetapi mengapa memilih Yayasan Rumah Regis?

Tidak tau.

6. Apa perubahan yang saudara/i rasakan setelah mengikuti program pelatihan

handicraft dengan sebelum mengikuti program pelatihan?

Banyak temen.

Page 122: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

111

7. Apakah penghasilan dari pembuatan kerajinan tersebut bisa memenuhi

kebutuhan sehari-hari?

Lumayan buat jajan.

8. Kira-kira apakah mau terus ikut program yayasan tersebut, atau mau mencoba

membuat keterampilan sendiri di rumah?

Tidak mau, enakan di sini dapet uang.

9. Apa faktor penghambat dalam membuat keterampilan?

Malu kalo mau nanya.

10. Susah tidak belajarnya?

Ada yang susah ada yang tidak.

11. Apa manfaat/hasil yang dirasakan setelah mengikuti kegiatan pemberdayaan?

berani ikut lomba-lomba, awalnya dipaksa ikut tapi lama-lama jadi mau ikut

terus.

12. Bagaimana cara saudara/i mengikuti pemberdayaan yang diadakan yayasan

dengan kekurangan tersebut?

Kan gak bisa ngomong sama denger, jadi ikutin pengajarnya aja cara

membuatnya.

13. Bagaimana saudara/i mengatasi keterbatasan dalam beraktivitas?

Kaya biasa aja, Cuma kalo berkomunikasi sama orang lewat mamah aku,

soalnya gak semua ngerti bahasa isyarat.

14. Seperti apa proses pemberdayaan yang diterapkan oleh yayasan?

Awalnya satiap beberapa bulan sekali memanggil anak-anak yang lain

bergabung di sini, trus diajarin cara membuat barangnya deh.

15. Materi apa saja yang diajarkan dalam keterampilan handicraft?

Page 123: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

112

Kasih tau keterampilan itu apa sama jenis keterampilan, trus juga cara

menjahit.

Page 124: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

113

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN ANGGOTA EVENT

Nama : Ida Ayu Widyasari

Usia : 22 Tahun

Pendidikan : 2 SMP

Tanggal Wawancara : 24 Mei 2017

Tempat Wawancara : Ruang Kelas Sekolah SLB Nusantara

Pendamping : Ibu Sumiati dan Ibu Lia Amalia

1. Sudah berapa lama saudara/i mengikuti program keterampilan di Yayasan

Rumah Regis?

Kalo untuk dia, di undang dari rumah regisnya dua kali pertemuan, pernah

dua kali kegiatan, ya dua kali undangan.

2. Dari mana saudara/i tahu tentang beradanya Yayasan Rumah Regis yang

memberikan keterampilan untuk para disabilitas?

Dari yayasan datang kasih undangan juga dari sekolah-sekolah lainnya.

Hampir semua sekolah disabilitas di undang yang masih daerah Jakarta, ada

beberapalah yang terpilih gitu untuk ikutan. Sekolah 01 negeri waktu itu ikut.

3. Kegiatannya apa saja?

Membuat sandal, bross, kurumi itu seperti boneka, terbuat dari kertas,

boneka jepang gitu terus disusun-susun yang suka di bajuin kimono, kalung.

Kalo sandal dibuatnya pake bahan perca gitu, kainnya di sambung-sambung

terus dibungkus, dibentuk terus dipakai pita terus di lem. Dijahit juga jadi

anak-anak bisa jahit jelujur tangan aja.

4. Apa yang menyebabkan saudara/i mempunyai kondisi seperti ini?

Page 125: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

114

Ini sih waktu kecilnya sakit ya, di rekammedisnya maksudnya di riwayatnya

dia itu kecilnya sakit panas tinggi stepp, jadi panas tinggi jadi

mengakibatkan kaya gini.

5. Banyak Yayasan lain yang sudah terkenal seperti Yayasan Wisma Cheshire,

tetapi mengapa memilih Yayasan Rumah Regis?

6. Apa perubahan yang saudara/i rasakan setelah mengikuti program pelatihan

handicraft dengan sebelum mengikuti program pelatihan?

Bisa buat bross, bisa buat sandal, bisa buat boneka-boneka, bisa buat

kalung. Jadi ya perubahannya banyak pengalaman lebih trampil lagi,

sebelumnya gak bisa jadi bisa.

7. Apakah penghasilan dari pembuatan kerajinan tersebut bisa memenuhi

kebutuhan sehari-hari?

Kalo di sini cuma pelatihan keterampilannya aja, nanti kalo dikirim alat-

alatnya baru buat sendiri di sini terus di jual produknya, kalo kemaren sih

Cuma belajar pelatihannya aja.

8. Kira-kira apakah mau terus ikut program yayasan tersebut, atau mau mencoba

membuat keterampilan sendiri di rumah?

Kalo di undang pasti ikut lagi, karena ini kan kesempatan untuk belajar, kalo

mencoba membuat keterampilan dirumah ya pasti buat.

9. Apa faktor penghambat dalam membuat keterampilan?

Sarana prasaranya yang kurang atau alat-alatnya terbatas, kalo dari segi

komunikasi tidak terlalu sulit karena sedikit-sedikit dia masih bisa dengar

jadi kalo kita ngomong apa pasti dia ngerti.

10. Susah tidak belajarnya?

Page 126: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

115

Gampang kok membuatnya.

11. Apa manfaat/hasil yang dirasakan setelah mengikuti kegiatan pemberdayaan?

bisa ngajarin membuat produknya ke orang yang gak ikut ke yayasan.

12. Bagaimana cara saudara/i mengikuti pemberdayaan yang diadakan yayasan

dengan kekurangan tersebut?

Kan kalo ke sana didampingi guru. Kalo aku gak ngerti aku Tanya sama guru

pendamping dulu.

13. Bagaimana saudara/i mengatasi keterbatasan dalam beraktivitas?

Aku kan sekolah di sini itu asrama, jadi gak malu kalo mau melakukan apa-

apa. Kan temen aku di sini punya kekurangan juga.lagi pula mereka juga

punya kelebihan masing-masing, jadi percaya diri aja.

14. Seperti apa proses pemberdayaan yang diterapkan oleh yayasan?

Yang aku tau di ajarin jahit bahan kalo udah bisa baru diajarin buat

produknya. Kalo kaya bikin kalung gak usah pake jahit jadi langsung

diajarin bikinnya.

15. Materi apa saja yang diajarkan dalam keterampilan handicraft?

Dikasih tau seputar keterampilan, sama menjahit.

Page 127: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

116

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN ANGGOTA EVENT

Nama : Mutia Cahyani

Usia : 15 Tahun

Pendidikan : SMA

Tanggal Wawancara : 24 Mei 2017

Tempat Wawancara :Ruang Kelas Sekolah SLB Nusantara

Pendamping : Ibu Sumiati dan Ibu Lia Amalia

1. Sudah berapa lama saudara/i mengikuti program keterampilan di Yayasan

Rumah Regis?

Kalo yang ini baru sekali doang.

2. Dari mana saudara/i tahu tentang beradanya Yayasan Rumah Regis yang

memberikan keterampilan untuk para disabilitas?

Dari yayasan datang kasih undangan juga dari sekolah-sekolah lainnya.

Hampir semua sekolah disabilitas di undang yang masih daerah Jakarta, ada

beberapalah yang terpilih gitu untuk ikutan. Sekolah 01 negeri waktu itu ikut.

3. Kegiatannya apa saja?

Membuat sandal, bross, kurumi itu seperti boneka, terbuat dari kertas,

boneka jepang gitu terus disusun-susun yang suka di bajuin kimono, kalung.

Kalo sandal dibuatnya pake bahan perca gitu, kainnya di sambung-sambung

terus dibungkus, dibentuk terus dipakai pita terus di lem. Dijahit juga jadi

anak-anak bisa jahit jelujur tangan aja.

4. Apa yang menyebabkan saudara/i mempunyai kondisi seperti ini?

Page 128: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

117

Kalo ini sebelum lahir, umur 8 bulan di kandungan, kecelakaan. Ayanya lagi

naik motor sama ibunya, tiba-tiba ayahnya ngerem mendadak terlalu keras

jadi perut ibunya tertekan.

5. Banyak Yayasan lain yang sudah terkenal seperti Yayasan Wisma Cheshire,

tetapi mengapa memilih Yayasan Rumah Regis?

Kalau ini sih taunya dari kepala sekolah aja, kan yang menyuruh datang ke

pelatihan-pelatihan ya kepala sekolahnya

6. Apa perubahan yang saudara/i rasakan setelah mengikuti program pelatihan

handicraft dengan sebelum mengikuti program pelatihan?

Jadi bisa membuat kalung, bross, kurumi, sandal. Sama sih kaya yang lain,

rata-rata pada bisa trus juga dia jadi percaya diri.

7. Apakah penghasilan dari pembuatan kerajinan tersebut bisa memenuhi

kebutuhan sehari-hari?

Kalo waktu di sana kan anak-anak cuma mengikuti pelatihannya saja supaya

nanti bisa buat sendiri. Kalo di sini kita terapin cara buat kerajinannya

seperti yang udah diajarin Yayasan, nanti hasilnya baru dijual. Hasilnya

juga buat anak-anak juga, kaya di sini kana da yang boarding, berarti kan

butuh makan, dan kebutuhan lainnya.

8. Kira-kira apakah mau terus ikut program yayasan tersebut, atau mau mencoba

membuat keterampilan sendiri di rumah?

Mau buat sendiri

9. Apa faktor penghambat dalam membuat keterampilan?

Page 129: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

118

Ya itu alat-alatnyanya, waktu itu Yayasan menjanjikan mau mengirimkan

alat-alat kerajinan tapi sampai sekarang belum ada yang datang paket alat-

alat kerajinannya.

10. Susah tidak belajarnya?

Tidak susah.

11. Apa manfaat/hasil yang dirasakan setelah mengikuti kegiatan pemberdayaan?

Jadi menambah pengetahuan cara membuat banyak kerajinan.

12. Bagaimana cara saudara/i mengikuti pemberdayaan yang diadakan yayasan

dengan kekurangan tersebut?

Sama kaya ayu.

13. Bagaimana saudara/i mengatasi keterbatasan dalam beraktivitas?

Kadang kalo dipikirin suka nangis, tapi sekarang di bawa biasa aja.kalo mau

komunikasi sama orang lain paling pake isyarat atau nulis.

14. Seperti apa proses pemberdayaan yang diterapkan oleh yayasan?

Karna di sekolah udah diajarin cara menjahit jadi sewaktu di sana langsung

diajarin membuat produknya aja.

15. Materi apa saja yang diajarkan dalam keterampilan handicraft?

Yang aku tau keterampilan aja.

Page 130: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

119

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN ANGGOTA EVENT

Nama : Annisa Anindya

Usia : 17 Tahun

Pendidikan : SMA

Tanggal Wawancara : 2 Mei 2017

Tempat Wawancara : Ruang Kantor Sekolah SLB Nusantara

Pendamping : Bapak Sujono

1. Sudah berapa lama saudara/i mengikuti program keterampilan di Yayasan

Rumah Regis?

Tiga kali

2. Dari mana saudara/i tahu tentang beradanya Yayasan Rumah Regis yang

memberikan keterampilan untuk para disabilitas?

Guru

3. Kegiatannya apa saja?

Kalung, anting

4. Apa yang menyebabkan saudara/i mempunyai kondisi seperti ini?

5. Banyak Yayasan lain yang sudah terkenal seperti Yayasan Wisma Cheshire,

tetapi mengapa memilih Yayasan Rumah Regis?

6. Apa perubahan yang saudara/i rasakan setelah mengikuti program pelatihan

handicraft dengan sebelum mengikuti program pelatihan?

Senang jadi bisa membuat kalung

7. Apakah penghasilan dari pembuatan kerajinan tersebut bisa memenuhi

kebutuhan sehari-hari?

Jajan kue

Page 131: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

120

8. Kira-kira apakah 120a uterus ikut program yayasan tersebut, atau mau

mencoba membuat keterampilan sendiri di rumah?

Tidak

9. Apa faktor penghambat dalam membuat keterampilan?

Susah saat membuat kerajinannya

10. Susah tidak belajarnya?

Tidak susah

11. Apa manfaat/hasil yang dirasakan setelah mengikuti kegiatan pemberdayaan?

Jadi lebih mandiri dengan menghaslkan uang.

12. Bagaimana cara saudara/i mengikuti pemberdayaan yang diadakan yayasan

dengan kekurangan tersebut?

Melihat yang diterapkan oleh pengajar.

13. Bagaimana saudara/i mengatasi keterbatasan dalam beraktivitas?

Gak tau.

14. Seperti apa proses pemberdayaan yang diterapkan oleh yayasan?

Dikumpulkan dalam satu ruangan trus diberikan materi keterampilan setelah

itu masuk ke cara pembuatannya.

15. Materi apa saja yang diajarkan dalam keterampilan handicraft?

Cara memotong pola sama penempelan aksesorisnya.

Page 132: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

121

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN ANGGOTA EVENT

Nama : Abdul Aziz Saliu

Usia : 16 Tahun

Pendidikan : SMA

Tanggal Wawancara : 2 Mei 2017

Tempat Wawancara : Ruang Kantor Sekolah SLB Nusantara

Pendamping : Bapak Sujono

1. Sudah berapa lama saudara/i mengikuti program keterampilan di Yayasan

Rumah Regis?

Tiga kali

2. Dari mana saudara/i tahu tentang beradanya Yayasan Rumah Regis yang

memberikan keterampilan untuk para disabilitas?

Guru

3. Kegiatannya apa saja?

Kalung, anting

4. Apa yang menyebabkan saudara/i mempunyai kondisi seperti ini?

5. Banyak Yayasan lain yang sudah terkenal seperti Yayasan Wisma Cheshire,

tetapi mengapa memilih Yayasan Rumah Regis?

6. Apa perubahan yang saudara/i rasakan setelah mengikuti program pelatihan

handicraft dengan sebelum mengikuti program pelatihan?

Senang jadi bisa membuat kalung

7. Apakah penghasilan dari pembuatan kerajinan tersebut bisa memenuhi

kebutuhan sehari-hari?

Bisa jajan

Page 133: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

122

8. Kira-kira apakah 122a uterus ikut program yayasan tersebut, atau mau

mencoba membuat keterampilan sendiri di rumah?

Mau

9. Apa faktor penghambat dalam membuat keterampilan?

Susah saat memasukan bandulan kalung

10. Susah tidak belajarnya?

Tidak

11. Apa manfaat/hasil yang dirasakan setelah mengikuti kegiatan pemberdayaan?

Menambah pengetahuan.

12. Bagaimana cara saudara/i mengikuti pemberdayaan yang diadakan yayasan

dengan kekurangan tersebut?

Percaya diri.

13. Bagaimana saudara/i mengatasi keterbatasan dalam beraktivitas?

Minta bantu guru.

14. Seperti apa proses pemberdayaan yang diterapkan oleh yayasan?

Dilatih keterampilannya dengan mengembangkan potensi yang dimiliki.

15. Materi apa saja yang diajarkan dalam keterampilan handicraft?

Menjahit.

Page 134: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

123

PEDOMAN WAWANCARA PENDAMPING EVENT

Nama :

Usia :

Pendidikan :

Tanggal Wawancara :

Tempat Wawancara :

1. Menurut bapak/ibu apa sih Yayasan Rumah Regis?

2. Ketika para disabilitas di undang mengikuti keterampilan, apa perubahan

yang terlihat?

3. Bagaimana menurut bapak/ibu dengan adanya program keterampilan di

Yayasan Rumah Regis?

4. Bagaimana cara mengajar para disabilitas?

5. Apakah bapak/ibu mendukung Yayasan Rumah Regis dalam program

memberikan keterampilan kepada disabilitas?

Page 135: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

124

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN GURU PENDAMPING EVENT

Nama : Sujono

Usia : 56 Tahun

Pendidikan : S3

Tanggal Wawancara : 2 Mei 2017

Tempat Wawancara : Ruang Kantor Sekolah SLB Nusantara

1. Menurut bapak/ibu apa sih Yayasan Rumah Regis?

Semacam selter tempat latihan keterampilan dan di dalamnya itu berbagai

keterampilan, yang saya lihat itu. Dan yayasan ini memang harus didukung.

Jarang lembaga yang semacam ini jarang sekali menyentuh anak-anak

disabilitas, jadi lembaga Yayasan Rumah Regis menurut saya baik dan perlu

dilanjutkan, perlu didukung ketika masyarakat tau harusnya ramai-ramai

mendukung.

2. Ketika para disabilitas di undang mengikuti keterampilan, apa perubahan

yang terlihat?

Perubahannya menyangkut wawasan, pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Dan anak-anak menemukan bakat minatnya. “Oh ternyata aku punya bakat

ini” yang mungkin tadinya gak terlihat dan setelah melalui pelatihan

keterampilan di sana dianya ternyata “aku bisa di ini ya, itu di bakat

minatnya” kemudian di pengetahuannya yang tadinya tidak tau keterampilan

itu jadi tau kemudian sikapnya dia menjadi lebih dewasa. Jadi ada 5 aspek

wawasan pengetahuannya nambah, kepribadiannya suka kepada

Page 136: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

125

keterampilan itu, keterampilannya meningkat, apalagi bakat minatnya “oh

ternyata aku senang di sini ni gitu”

3. Bagaimana menurut bapak/ibu dengan adanya program keterampilan di

Yayasan Rumah Regis?

Harusnya ya didukung, karena tidak banyak lembaga-lembaga yang

memberikan pelatihan ke anak-anak disabilitas. anak-anak pun sangat

seneng dengan adanya pelatihan itu, dan semoga lembaga ini tetap eksis ya

berjalan terus dan mampu membuat anak-anak disabilitas ini mandiri.

4. Bagaimana cara mengajar para disabilitas?

Mengajarnya sesuai kemampuan mereka, kaya disabilitas tuna grahita itu

kan ada golongannya.

5. Apakah bapak/ibu mendukung Yayasan Rumah Regis dalam program

memberikan keterampilan kepada disabilitas?

Ya iya, lembaga ini harus didukung. Pemerintah sendirikan belum bisa buka

boarding ya, jadi adanya lembaga ini sangat membantu, apalagi jarang kan

lembaga yang mau melatih anak-anak disabilitas, jadi selagi ada lembaga

yang seperti ini harus di dukung.

Page 137: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

126

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN GURU PENDAMPING EVENT

Nama : Sumiati

Usia : 39 tahun

Pendidikan : S1 Bahasa Inggris

Tanggal Wawancara : 24 Mei 2017

Tempat Wawancara :Ruang Kelas Sekolah SLB Nusantara

1. Menurut bapak/ibu apa sih Yayasan Rumah Regis?

Duh saya kurang tau ya Yayasan ini apa, pokoknya yang saya tau yayasan ini

memberdayakan orang-orang yang tidak normal.

2. Ketika para disabilitas di undang mengikuti keterampilan, apa perubahan

yang terlihat?

Perubahannya yang sebelumnya gak bisa jadi terampil lagi, terus lebih pede,

bisa mengajarkan ke teman-temannya.

3. Bagaimana menurut bapak/ibu dengan adanya program keterampilan di

Yayasan Rumah Regis?

Programnya sangat bagus ya, karena jarang juga yayasan yang mempunyai

program pemberdayaan seperti ini.

4. Bagaimana cara mengajar para disabilitas?

Cara mengajarnya sebenernya sama aja dengan anak-anak normal Cuma dia

memang memerlukan perhatian khusus biasanya diutamakan individunya ya

dari pada klasikalnya. Karena di satu kelas ini pun kemampuannya beda-

beda. Kaya ida dengan siska, kemampuan ida lebih cepat siska lebih lambat.

Page 138: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

127

Jadi kita lebih mengutamakan yang individunya dulu. Tapi kita klasikal juga

kita laksanakan juga.

5. Apakah bapak/ibu mendukung Yayasan Rumah Regis dalam program

memberikan keterampilan kepada disabilitas?

Sangat mendukung sekali, yayasan ini sangat membantu karena jarang ya

yang mau mengajar anak-anak disabilitas itu gak semua yayasan, biasanya

kalo yayasan itu kan cenderung ke normal kaya udah betul-betul ada hasil,

kalo anak-anak ini kadang-kadang berhasil gak sih, kadang ragu-ragu, bisa

gak sih anak-anak ini, takutnya buang-buang ini kan suka ada yang kaya

gitu.

Page 139: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

128

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN GURU PENDAMPING EVENT

Nama : Lia Amalia

Usia : 25 tahun

Pendidikan : masih kuliah di Unindra smstr 4

Tanggal Wawancara : 24 Mei 2017

Tempat Wawancara : Ruang Kelas Sekolah SLB Nusantara

1. Menurut bapak/ibu apa sih Yayasan Rumah Regis?

Setau saya yang memberi kesempatan, dia itu kayaknya yayasan itu khusus

untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus yang di ikut sertakan. Kan setau

saya juga kan anaknya sendiri seperti itu jadi kayaknya memberikan

lapangan pekerjaanlah, pembekalan buat anak-anak kaya gini, jadi dia

peduli sama anak-anak yang berkebutuhan khusus.

2. Ketika para disabilitas di undang mengikuti keterampilan, apa perubahan

yang terlihat?

Kalo dari dia sendiri sih suka keterampilan jadi ya lebih trampil lagi, karena

kan dia lebih menonjol dibanding temen-temennya. Dia aktif makanya bisa

ngajarin yang lain juga yang kaya agak-agak lamban.

3. Bagaimana menurut bapak/ibu dengan adanya program keterampilan di

Yayasan Rumah Regis?

Kalo liat dari programnya bagus, soalnya ya gak semua yayasan punya

program memberdayakan anak-anak disabilitas, apalagi yang saya dengar

yayasan ini suka menjual hasil-hasilnya ke bazar-bazar.

4. Bagaimana cara mengajar para disabilitas?

Page 140: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

129

Kalo tuna rungu sama sih kaya anak normal cara ngajarnya kita kasih materi

kita kasih ceramah sedikit, kita juga pakai metode laptop apa sih namanya

visual, mereka yang tidak bisa sama sekalilebih suka yang gambar, senang

sama gambar. Yang di ajarin semua pelajaran. Ketika kita kasih klasikal kita

keliling jadi harus di dekatin. Karena kosakatanya minim jadi harus dengan

gambar juga. Karena anak ini secara abstrak bingung. Ini apa sih.

5. Apakah bapak/ibu mendukung Yayasan Rumah Regis dalam program

memberikan keterampilan kepada disabilitas?

Ya pasti mendukung dong, kan jarang yang mau mengajarkan, mendidik

anak-anak berkebutuhan khusus, selagi itu ada kita harus dukung.

Page 141: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

Struktur Organisasi Yayaan Rumah Regis Tahun 2015

Sumber: Profil Yayasan Rumah Regis, 2015

PEMBINA

Lucky Tjahyono

KETUA

Madya Putri A.

SEKRETARIS

Raezika Radhina

BENDAHARA

Gilang Kumara

PENGAWAS

Hanan

Page 142: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

Nomor : IstimewaLampiran : l BerkasPerihal : Permohonan Pengajuan Judul Skripsi

Ciputat, 8 Desember 2016

Kepada YthKetua Dewan Pertimbangan SkripsiUIN Syarif Hidayatullah JakartaDi Tempat

Assalamu'alaikum Wr. WSalam sejahtera, semoga Bapak/ Ibu dalam lindungan Allah SWT serta selalu sukses

dalam menjalankan aktifitas sehari-hmi. Selanjutnya saya yang bertandatangan di bawah ini:

NamaNIMFakultasJurusanSemester

Dauatus Saidah1 I 13054000016Ilmu Dakwah dan Ilmu KomunikasiPengembangan Masyarakat IslamvII (Tujuh)

Bermaksud untuk mengajukan proposal skripsi dengan judul o.PemberdayaanPenyandang Cacat Melatui Keterampilan Handicraft di Yayasan Rumah RegisTanjung Barat Jakarta Selatan. Proposal skripsi ini selanjutnya diharapkan dapatdilanjutkan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar S. Sos dalam jenjang Strata 1 diUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dengan ini saya lampirkan :

1. Outline2. Proposal Skripsi3. Daftar Pustaka Sementara

Demikian permohonan ini saya sampaikan,ucapkan terimakasih.Wass alqmu' alailatm Wr. W

atas segala perhatian Bapak/ Ibu, saya

Penasehat Akademik, Pemohon,

Drs. Yusra Kildn. M.Pd Dauatus SaidahNIM. 1113054000016NrP. 195706051991 031 004

WatiNrP. 1971

ilamsari, M.Si.0520 199903 2002

Page 143: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …

L

P,*,&ro, ?i'Y'lY^ ft l"'or'

lray, fn?l

rH'IE ET TFh'%f,Efi fi

fuMDAMPAK PEMBERDAYAAN LIF..E SKILL

ru]I,tT

PENYANDANG CACAT TT]NA RTINGU DAN TT]NAWICARA MELALUI KETERAMPILAN IIANDICRAFT

DI YAYASAN RUMAIT RAGISTANJTING BARAT JAKARTA SELATAN

Proposal Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu symat untuk memperoleh gelarsarjana Ilmu Sosial (S.Sos)

Disusun oleh:

Dauatus Saidah

I 1 13054000016

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

F'AKIILTAS DAI(WAII DAN KOMUNIKASI

LINIVERSITAS ISLAM NE GERI

SYARIF' HIDAYATTTLLAII

JAKARTA

2016

"2a yo,*arhzr'Cfc,,tl *rArynh

lanfor" IlyuY

Page 144: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …
Page 145: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …
Page 146: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …
Page 147: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …
Page 148: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DISABILITAS MELALUI …