Upload
vunga
View
238
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PEMBERDAYAAN PELAKU EKONOMI MIKRO ANGGOTAKOPERASI SERBA USAHA (KSU) CIPTA BOGA KELURAHAN
KRANGGAN KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun Oleh:
Eka Putra Prasetya Budi
NIM: 1112054100001
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2017 M
i
ABSTRAK
EKA PUTRA PRASETYA BUDI
PEMBERDAYAAN PELAKU EKONOMI MIKRO ANGGOTA KOPERASI SERBAUSAHA (KSU) CIPTA BOGA KELURAHAN KRANGGAN KOTA TANGERANGSELATAN
Keberagaman potensi yang ada di Kelurahan Kranggan membuat Koperasi SerbaUsaha (KSU) Cipta Boga turut peran dalam mengembangkannya.Usaha Kecil Menengah(UKM) adalah salah satu potensi yang telah ada dalam perputaran roda ekonomi masyarakatKranggan. Jenis usaha yang mereka jalakan berbasis home industry antara lain usaha keripiksingkong, keripik pisang, kembang goyang, kacang sangrai dan pengrajin paper bag.Pemberdayaan melalui pengembangan yang dilakukan Koperasi Serba Usaha (KSU) CiptaBoga dengan cara membangun masyarakat Kranggan yang dimana pelaksaanaanya denganmemperkenalkan berbagai jenis usaha dan produknya sudah membuat Kelurahan Kranggansebagai sentra oleh-oleh Tangerang Selatan tidak hanya itu saja Koperasi Seba Usaha (KSU)Cipta Boga sudah dibeberapa kali mendapatkan undangan pada Hari Koperasi Nasionaldengan menunjukan beberapa hasil produk terbaiknya pada event tersebut.
Adapun metode yang digunakan dalam peyusunan skripsi ini dengan pendekatankualitatif, teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, dan dokummentasi. Dimanawawancara dilakukan pada kelima pelaku usaha, perangkat desa, dan pengurus Koperasi.Pemilihan informan dilakukan secara sengaja atau dengan teknik purposive sampling.
Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga berdiri sejak tahun 2010, pada awalberdirinya Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga ini pak Alwani selaku pimpinan darikoperasi yang mengawali bagaimana awal mula koperasi ini sejak menjadi sebuah KelompokUsaha Bersama (KUB) dimana dari Kelompok Usaha Bersama (KUB) ini munculah berbagaimacam usaha kecil dengan munculnya usaha kecil ini pak Alwani selaku ketua kelompok iniingin memperbesar lagi kelompok ini menjadi sebuah koperasi. Pada akhirnya lahir KoperasiSerba Usaha (KSU) Cipta Boga pada tanggal 08 Februari 2010, yang dimana dalam koperasiini adanya usaha kecil yang muncul dengan berbagai inovasi dengan kreatifitas baik yangdimana kreatifitas dan inovasi itu lahir dengan bimbingan dari pengurus koperasi yangdimana untuk meningkatkan penjualan dan pemasaran karena dengan inovasi baru dalamproduksi akan meningkatkan daya jual dan meningkatkan perekonomian dari pelaku usahakecil tersebut yang nantinya akan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Kata Kunci : Pemberdayaan, Ekonomi masyarakat, Usaha Kecil Menengah, Koperasi
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Rasa syukur yang teramat dalam dipersembahkan kepada Allah SWT atas
rahmatNya serta karuniaNya saya masih bisa diberi kekuatan untuk menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam Allah curahkan kepada Nabi besar Muhammad
SAW, kepada keluarganya, para sahabat dan kepada umatnya akhir zaman.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana
sosial (S.Sos). Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini sulit untuk dapat
terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dan membimbing penyusunan skripsi ini, diantaranya:
1. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik.
Dr. Hj Roudhonah MA, selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum.
Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
2. Lisma Dyawati Fuadia, M.Si selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan
Sosial, Nunung Khoiriyah, MA selaku Sekertaris Program Studi, dan
Dosen-Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah banyak
memberikan ilmu-ilmu dan pengalaman kepada penulis. Semoga ilmu dan
pengalaman yang telah diberikan selama masa perkuliahan dapat
bermanfaat untuk yang akan datang.
3. Ahmad Zaky, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah tulus dan
ikhlas dalam meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan dengan sabar
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Alwani S.Pd selaku ketua Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga yang
telah banyak membantu dalam penelitian di Kranggan.
5. Pak Artito Selaku Staff Dinas Koperasi Kota Tangerang Selatan
memberikan bimbingan dan sabar dalam membantu penelitian di
Kranggan.
6. Kedua Orang Tua tercinta Slamet Budi Sutrisno dan Sudijati serta adik
Dwi Budi Septianto yang telah banyak memberikan semangat saya, atas
doa kepada Allah SWT dan kasih sayangnya.
iii
7. Keluarga besar Mbah Bardi yang telah banyak memberikan dorongan dan
motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Keluarga Besar Mbah Santa yang terus memberikan support yang bisa
memacu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Kekasih tersayang Najema Farhani yang selalu memberikan semangat dan
memotivasi saat malas mengerjakan dan selalu menemani penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Keluarga Besar Rosalia Indah Group yang terus mensupport penulis untuk
tak patah semangat mengerjakan skripsi
11. Keluarga Besar Yuka Wisata Group yang memberikan dorongan Semangat
dalam menulis skripsi ini
12. Sahabat penulis Galang Fitriansyah, Aldia Praditio, Annas Syah putra dan
Adhi Nugraha yang memotivasi penulis untuk terus maju dalam
menjalakan skripsi ini
13. Keluarga besar Kesejahteraan Sosial angkatan 2012 yang memberikan
dukungan dan kenyamanan saat perkuliahan
14. Serta seluruh pihak telah membantu secara moril maupun material
sehingga penyusnan skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis senantiasa memanjatkan doa untuk kalian semua teman-teman
Kesejahteraan Sosial semoga kelak nanti kita dapat dipertemukan dengan
kesuksesan yang telah kita gapai, Aamiin. Penulis menyadari terdapat
kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Namun penulis berharap semoga
hasil yang disajikan dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikumWr.Wb
Ciputat, 16 November 2017
Eka Putra Prasetya Budi
iv
Daftar Isi
Abstrak .......................................................................................................................... i
Kata Pengantar.............................................................................................................. ii
Daftar Isi....................................................................................................................... iv
Daftar Tabel .................................................................................................................. vi
Daftar Gambar ............................................................................................................. vii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah..................................... 7
C. Tujuan Penelitian........................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian...................................................................... 8
E. Metodologi Penelitian................................................................. 8
F. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 21
G. Sistematika Penulisan................................................................. 23
BAB II Tinjauan Teoritis
A. Pemberdayaan ............................................................................ 24
B. Wirausaha .................................................................................. 35
C. Usaha Kecil Menengah (UKM) .................................................. 36
BAB III Profil Lembaga
A. Profil Kelurahan Kranggan ......................................................... 39
v
B. Profil KSU CiptaBoga ................................................................ 51
BAB IV Temuan Analisis Data
A. Tahapan Pemberdayaan Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga
................................................................................................... 68
B. Implikasi Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga Bagi Pelaku Usaha
................................................................................................... 77
BAB V Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan ................................................................................ 85
B. Saran .......................................................................................... 86
Daftar Pustaka............................................................................................................... 88
Lampiran - Lampiran .................................................................................................... 90
vi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Tabel Pemilihan Informan............................................................... 13
2. Tabel 3.1 Batasan wilayah Kelurahan ............................................................. 41
3. Tabel 3.2 Luas Wilayah Menurut Wilayah Rukun Tetangga (RT) Kelurahan
Keranggan ...................................................................................................... 42
4. Tabel 3.3 Rekapitulasi Penduduk .................................................................... 44
5. Tabel 3.4 Penduduk Berdasarkan Klasifikasi Usia .......................................... 45
6. Tabel 3.5 Aliran Kepercayaan Penduduk Kelurahan Keranggan...................... 45
7. Tabel 3.6 Suku Etnis Penduduk Kelurahan Keranggan.................................... 45
8. Tabel 3.7 Lembaga Pendidikan di Kelurahan Keranggan ................................ 47
9. Tabel 3.8 Tingkat Pendidikan Masyarakat Kelurahan Keranggan.................... 48
10. Tabel 3.9 Jenis Pekerjaan ............................................................... 49
11. Tabel 3.10 Struktur Kelurahan Kranggan........................................................ 50
12. Tabel 4.1 Hasil Produksi Ibu Iin .................................................................... 80
13. Tabel 4.2 Hasil Produksi Ibu Supiah ............................................................... 82
14. Tabel 4.3 Hasil Produksi Pak Adung............................................................... 84
vii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 3.1 Logo Koperasi Serba Usaha Cipta Boga ........................................... 51
2. Gambar 4.1 Proses Pembuatan Keripik Pisang..................................................... 80
3. Gambar 4.2 Proses Pegemasan Kembang Goyang................................................ 82
4. Gambar 4.3 Proses Pemasakan Kacang Sangrai ................................................... 83
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemiskinan merupakan permasalahan yang mendasar dalam
pembangunan ekonomi, terutama pada negara berkembang seperti Indonesia.
Kemiskinan didefinisikan sebagai ketidakmampuan seseorang dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya karena ketidak berdayaannya dalam
mengakses atau menguasai sumber-sumber ekonomi. Ketidakmerataan
pembangunan ekonomi menjadi salah satu penyebab terjadinya kemiskinan.
Oleh karena itu, pengentasan kemiskinan dan pemerataan pembangunan
menjadi aspek yang penting dalam agenda kebijakan pemerintah.1
Masalah kemiskinan di Indonesia merupakan masalah yang senantiasa
hadir di tengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang.
Kemiskinan memang telah ada sejak dahulu kala dan masih hadir hingga saat
ini, dalam krisis ekonomi yang masih dihadapi oleh bangsa Indonesia pada
tahun 2015 yang awalnya tinggi mencapai angka 28.513.000 jiwa atau sekitar
11,13% pada semester kedua pada hasil sensus 2 Semptember 2015 yang
mengalami penurunan pada tahun ini menurut Badan Statistik Nasional (BPS)
yaitu mencapai angka 28.005.000 jiwa atau sekitar 10,86%.2Angka penurunan
ini cukup baik dalam perkembangan masyarakat mampu di Indonesia bisa
sedikit demi sedikit memperbaiki perekonomian mereka.
1Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 22, No. 1, 2014 h, 562Badan Pusat Statistik, angka kemiskinan turun menjadi 10,86%. Artikel di akses pada tanggal 11November 2016 dari https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1219
2
Kemiskinan dan ketimpangan pendapatan adalah masalah sosial yang
harus diselesaikan dan ini menjadi tanggung jawab bersama, baik pemerintah,
swasta, dan organisasi masyarakat sipil. Dari sisi peran pemerintah berbagai
program dan kebijakan pembangunan telah di lakukan untuk memacu
pertumbuhan ekonomi, namun ini tidak serta merta dapat menyelesaikan
masalah sosial tersebut secara komprehensif. Menurut Yunus (2007), pada
dasarnya pemerintah dapat melakukan banyak hal untuk menyelesaikan
masalah social karena kemampuannya dalam mengakses dan mengelola
sumber daya. Akan tetapi upaya penyelesaian masalah social dengan
wirausaha sosial dengan menggunakan metode pendekatan kewirausahaan
merupaka terobosan yang luar biasa.3
Dalam Undang-undang No 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
Pasal 1 ayat 10 yang berbunyi.Pemberdayaan sosial adalah semua upaya yang
diarahkan untuk menjadikan warganegara yang mengalami masalah sosial
mempunyai daya, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.4
Tetapi program pemerintah tersebut belum mampu menurunkan angka
kemiskinan. Maka dari hal tersebut, banyak para cendikiawan, aktifis, dan
stake holder yang mulai resah akan perubahan yang terjadi pada realita
mastarakat tersebut, maka akan muncul formulasi baru dari para pemikir-
pemikir tersebut, yaitu dengan pengembangan masyarakat. Mereka mereka
yang biasa disebut organisasi non pemerintah, atau biasa disebut Non
3Suharyanto, Motivasi Masyarakat untuk Pengembangan Kewirausahaan ( dalam buku Dimensi-dimensi Masalah Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat), (Yogyakarta: APMD Press, 2005), h.1574Undang-undang No 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial Pasal 1 ayat 10
3
Government Organitation (NGO) atau Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM).Pengembangan masyarakat (community development) mempunyai arti
di antara dua istilah social welfare (Kesejahteraan Sosial) dan social work
(Pekerja Sosial). Kesejahteraan social merujuk kepada upaya untuk
meningkatkan kehidupan layak, sementara pekerja social lebih merujuk pada
profesi dalam membantu masyarakat untuk melakukan perubahan,
memperbaiki kehidupannya atau memecahkan permasalahan hidup dan
hubungan manusia untuk meningkatkan kehidupan mereka, keberadaan hidup
yang lebih baik ini pula yang menjadi perhatian pengembangan masyarakat.5
Dalam pengembangan sumber daya manusia termasuk didalamnya adalah
meningkatkan partisipasi manusia melalui perluasan kesempatan untuk
mendapatkan penghasilan, peluang kerja, dan berusaha. Dapatlah dikatakan
pegembangan-pengembangan sumber daya manusia mengandung pengertian
upaya meningkatkan keterlibatan manusia dalam proses pembangunan.
Dengan demikian, manusia seharusnya diletakan sebagai inti dalam
pembangunan. Pembangunan harus bergerak disekitar manusia, bukan
manusia disekitar pembangunan.Pembangunan harusnya berasal dari manusia,
dilakukan oleh manusia, dan untuk kepentingan manusia.6
Kewirausahaan merupakan bidang ilmu yang telah berkembang selama
bertahun-tahun dan menarik untuk dikembangkan.Lebih lanjut Hisrich
mengemukakan bahwa individu yang mempelajari kewirausahaan akan
5Kusmana, Bunga Rampai Islam dan Kesejahteraan social, IAIN Indonesia Social Equety Project2006, h 886Tadjudin Noer Eveffendi, Sumber Daya Manusia Peluang Kerja Dan Kemiskinan (Yogyakarta:Tiara Wacana Yogya 1995), h. 5
4
memiliki keinginan 3 hingga 4 kali lebih besar dalam memulai usahanya
sendiri, bahkan memiliki pendapatan 20 hingga 30% lebih tinggi
dibandingkan mereka yang mempelajari bidang lain. Individu-individu yang
kemudian terlibat dalam berbagai kegiatan entrepreneurial dengan memulai
suatu usaha dikenal sebagai wirausaha.Oleh karena itu, wirausaha kemudian
didefinisikan sebagai individu yang mengambil resiko dan memulai hal baru.7
Upaya pengembangan kewirausahaan ini sebenarnya sudah digaungkan
sejak berpuluh tahun yang lalu. Dalam GBHN 1993, tidak kurang dari 4 butir
kebijakan yang menekankan pentingnya pengembangan kewirausahaan.
Dalam kebijaksanaan pengembangan usaha nasional (angka 8, butir f)
disebutkan bahwa “Pembinaan usaha ekonomi rakyat diutamakan pada
pengembangan kewirausahaan, penyediaan sarana dan prasarana fasilitas
pendidikan dan pelatihan, pembiayaan dan penyuluhan serta permodalan”.
Kepedulian dan pengakuan masyarakat terhadap ekonomi masyarakat semakin
tinggi dan semakian percaya bahwa ekonomi masyarakat sangat potensial
dikembangkan untuk penopang perekonomian nasional.Kehadiran
kewirausahaan ditengah-tengah kita bertujuan untuk mengadakan perubahan
sikap mental dan perilaku yang menghambat menjadi bermanfaat dan
memberikan bekal agar dalam keadaan darurat sekalipun kita tetap mampu
berdiri atas kemampuan sendiri untuk menolong dirinya keluar dari kesulitan
yang dihadapi.8
7Slamet Farnky; Karunia Hetty Tunjungsari, Dasar-dasar Kewirausahaan Teori dan Praktik(Jakarta Barat : PT Indeks Kembangan 2014), h 38Suharyanto, Motivasi Masyarakat untuk Pengembangan Kewirausahaan ( dalam buku Dimensi-dimensi Masalah Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat), (Yogyakarta: APMD Press, 2005), h.158
5
Dalam program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif
usaha kecil menengah yang merupakan program pemberdayaan dari Dinas
Koperasi Kota Tangerang Selatan ini yang dimana program ini adalah salah
satu program perkembangan bagi para wirausahawan untuk mengembangkan
usahanya yang bisa menciptakan peluang dalam mengedapankan usahanya
bisa sampai ranah nasional tidak hanya ranah lingkungan kota.
Didalam UU No. 20 Tahun 2008 dijelaskan bahwa usaha mikro, kecil dan
menengah merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan
kerja dan proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat,
mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam mewujudkan stabilitas
nasional. Pengembangan dan pertumbuhan UKM merupakan salah satu nomor
penggerak yang krusial bagi pembangunan ekonomi daerah. Berdasarkan
pengalaman dinegara-negara maju menunjukan bahwa UKM adalah sumber
dari inovasi dan teknologi, pertumbuhan jumlah wirausahawan yang kreatif
dan inovatif dan penciptaan tenaga kerja terampil dan fleksibel dalam proses
produksi untuk menghadapi perubahan permintaan pasar yang cepat.
Pertumbuhan ekonomi Kota Tanggerang Selatan mencapai level tertinggi
(7,24%) di atas rata-rata LPE provinsi dan nasional, namun dampaknya belum
dirasakan merata oleh warga Tanggerang Selatan. Kontradiksi ini dapat dilihat
dari pendapatan perkapita penduduk hanya sebesar Rp. 8.459.08 masih di
bawah rata-rata provinsi (Rp. 12.756.09).9
9Direktori Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Tanggerang Selatan
6
Pada pengembangan kewirausahan ini dari pihak Dinas Koperasi ini
memberikan perkembangan sarana dan prasarana guna penunjang usaha kecil
untuk berkembang seperti adanya bedah warung, promosi hasil usaha,
pameran dan exibithion.
“Seperti Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga yang berada diKelurahan Kranggan Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan yang telahmengembangkan usaha dari pengembangan usaha dari masyarakat merekayang menghasilkanl produk usaha kacang sangrai kranggan, kripik singkong,kripik pisang, kripik ubi, kripik buah bit dan opak semua produk tersebutsudah bermerek Makita itu sudah sampai pasaran tingkat nasional dan sudahjadi salah satu oleh-oleh khas dari kota Tangerang Selatan selain menjadisebuah oleh-oleh dari kota Tangerang Selatan (KSU) Cipta Boga ini sudahmencapai kedalam kampung digital yang dimana kampung digital ini kerjasama dengan pihak CSR PT Telkom Indonesia untuk mengembangkanjaringan perdagangan para pengrajin usaha untuk mereka jual dengan sistemsecara perdangan online.”10
Dari hasil pengkajian peneliti mengenai Koperasi Serba Usaha (KSU)
Cipta Boga ini yang sudah banyak menghasilkan produk maupun hasil
kerajinan yang buat oleh anggota dari Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta
Boga ini penulis menarik sebuah judul yaitu “Pemberdayaan Pelaku
Ekonomi Mikro Anggota Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga
Kelurahan Kranggan Kota Tangerang Selatan”.
Alasan peneliti mengangkat permasalahan dan judul di atas karena untuk
mengetahui bagaimana pemberdayaan ekonomi oleh dinas koperasi untuk para
anggota koperasi melalui usaha kecil menengah dalam program
kewirausahaan dan kompetitif usaha kecil menengah di kelurahan Kranggan
kecamatan Setu kota Tangerang Selatan.
10Hasil wawancara dengan Pak Artito selaku staff Dinas Koperasi Tangerang Selatan 14 Desember2016
7
B. PEMBATASAN DAN RUMUSAN MASALAH
1. Pembatasan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka penulis membatasi penelitian ini pada
Pemberdayaan Pelaku Ekonomi Mikro Anggota Koperasi Serba Usaha
(KSU) Cipta Boga Kelurahan Kranggan Kota Tangerang Selatan
Periode 2012 - 2017
2. Perumusan Masalah
Sebagaimana pemaparan Latar Belakang diatas penulis membuat
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Tahapan Pemberdayaan Ekonomi Usaha Kecil
Menengah DI Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga Kelurahan
Keranggan Kota Tangerang Selatan?
2. Bagaimana Implikasi Koperasi bagi anggota KSU Cipta Boga bagi
anggota.
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penulisan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana pemberdayaan pelaku ekonomi
mikro anggota Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga Kelurahan
Kranggan Kota Tangerang Selatan.
b. Untuk mengetahui Tahapan dari Pemberdayaan Ekonomi Usaha
Kecil Menengah Di Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta
BogaKelurahan Kranggan Kota Tangerang Selatan.
8
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Manfaat Akademis
a. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mendapatkan
temuan tentang pemberdayaan masyarakat melalui program
kewirausahaan
b. Memberikan kontribusi pengetahuan tentang pemberdayaan dalam
koperasi
2. Manfaat Praktis
a. Untuk mengetahui tahapan pemberdayaan ekonomi mikro
b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk mengetahui
program pemberdayaan ekonomi mikro
E. METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah penelitian
kualitatif.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitaif lebih menekan makna dari
pada generalisasi.11
11Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung : Alfabeta, 2009), h. 1
9
Menurut Kirk dan Miller yang ditulis dalam buku Syamsir Salam, MS
dan Jaenal Aripin penelitian kualtatif merupakan tradisi tertentu dalam
ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari
pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam
peristilahaannya. Sedangkan, menurut Bogdan dan Taylor penelitian
kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati.12
Menurut Leedy dan Ormod penelitian kualitatif merupakan penelitian
yang mencoba memahami fenomena dalam setting dan konteks naturalnya
(buka didalam laboraturium) dimana peneliti tidak berusaha memanipulasi
frnomena yang diamati.13
Menurut Denzin dan Lincoln, penelitian kualitatif lebih ditujukan
untuk mencapai pemahaman mendalam mengenai organisasi atau
peristiwa khusus dari pada mendeskripsikan bagian permukaan dari
sampel besar dari sebuah populasi. Denzin dan Lincoln menegaskan
bahwa penelitian kualitatif ditujukan untuk mendapatkan pemahaman
yang mendasar melalui pengalaman first-hand dari peneliti yang langsung
berproses dan melebur menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan dengan
12Syamsir Salam, MS dan Jaelani Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta : LembagaPenelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press,2006), h. 2313Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar, (Jakarta : PT Indeks, 2012), h. 7
10
subjek dan latar yang akan diteliti berupa laporan yang sebenar-benarnya,
apa adanya, dan catatan-catan lapangan yang aktual.14
Dari penejelasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menghasilakan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan, untuk di rumuskan menjadi suatu generalisasi
yang dapat diterima oleh akal sehat manusia dan mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.
2. Pendekatan Penelitian
Adapun pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan Deskriptif.
Pendekatan Deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditunjukan
untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena
alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa
bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan
perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.
Menurut Bogdan dan Biklen, deskriptif adalah data yang dikumpulkan
lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar dari pada angka-angka.
Hasil penelitian tetulis berisi kutipan-kutipan dari data untuk
mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi. Data tersebut
14Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta : PenerbitSalemba Humanika, 2010), h. 7
11
mencakup transkip wawancara, catatan lapangan, fotografi, videotape,
dokumen pribadi, memo dan rekaman-rekaman resmi lainnya.15
Dimana data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan
angka-angka. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan
lapangan, catatan atau memo dan dokumentasi resmi lainnya.16 Laporan
penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran
penyajian laporan tersebut.17
Dalam penelitian deskriptif ini penulis menganalisa Pemberdayaan
ekonomi mikro melalui program pengembangan kewirausahaan dan
kompetitif usaha kecil menengah (UKM) di KSU Cipta Boga kelurahan
Kranggan Kota Tangerang Selatan, yang bertujuan untuk mengetahui
bagaimana proses pemberdayaan pelaku ekonomi mikro melalui program
pengembangan kewirausahaan dan kompetitif ini.
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian skripsi ini di laksanakan di Koperasi Serba Usaha
Cipta Boga yang berlokasi di Jalan Lingkar Selatan Tangerang Selatan No
56. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai
Juli 2017. Penelitian ini di laksanakan selama enam bulan lamanya.
15Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2011), h. 316Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003),h. 3917Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007),h. 11
12
4. Pemilihan Informan
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah Teknik
Pemilihan Informan Penelitian
Dalam pemilihan informan peneliti menggunakan teknik
pengambilan sampling yaitu purposive sampling, purposive sampling
adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang sering digunakan dalam
penelitian. Secara bahasa, kata purposive berarti sengaja. Jadi,
sederhananya purposive sampling berarti teknik pengambilan sampel
secara sengaja. Dari pengambilan sampel secara sengaja adalah peneliti
menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada pertimbangan
tertentu, jadi sampel diambil tidak secara acak, tapi peneliti sendiri yang
menentukan.18
Dalam penelitian kualitatif, pemilihan subjek secara acak (random)
akan dihinndari. Mereka yang terpilih merupakan orang-orang kunci (key
person) dan sumber data atas fenomena yang diteiti. Karena adanya
asumsi bahwa subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya dan
tema penelitian yang sedang diteliti, tentu aja akan dialami keterbatasan
jumlah subjek penelitian sehingga asumsi dipilihnya subjek bukan lagi
pada jumlah yang banyak dan acak, tetapi lebih pada informasi yang
dimilikinya.
18Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2011), h. 14
13
Tabel : 1.1
Pemilihan Informan
No Informan Informasi yang dibutuhkan Jumlah1
Pak Alwani (PimpinanKSU Cipta Boga)
Sejarah KSU Cipta Boga Visi dan Misi Program KSU Cipta
Boga Jenis UKM yang
dijalankan
1Orang
2Kepala Desa Keranggan
Gambaran Umum Jumlah Penduduk Desa Monografi Demografi
1Orang
3 Pelaku UKM AnggotaKoperasi
Peran dalam KSU? Manfaat yang didapat
dalam mengikuti KSU?
5Orang
Total7
Orang
5. Teknik Pengumpulan Data
Pemilihan metode penelitian akan menentukan teknik dan alat
pengumpulan data yang digunakan. Secara umum, dalam penelitian
kualitatif alat pengumpulan data yang paling sering digunakan adalah
wawancara, pengamatan lapangan, dan telaahan dokumen.19
Untuk mencapai tujuan penelitian kualitatif, peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data yang khas kualitatif seperti observasi dan
wawancara yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif. Akan tetapi
penelitian kualitatif ini pengumpulan datanya tidak terbatas pada observasi
19Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar, (Jakarta : PT Indeks, 2012), h. 37
14
dan wawancara saja. Dalam penelitian kuaitatif teknik lain seperti
dokumen, riwayat hidup subjek, karya subjek dan publikasi teks.20
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode wawancara,
observasi lapangan (pengamatan lapangan) dan dokumentasi, yaitu
a. Wawancara
Wawancara adalah satu alat yang paling banyak digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian kualitatif. Wawancara memungkinkan
peneliti mengumpulkan data yang beragam dati para responden dalam
berbagai situasi dan konteks. Meskipun demikian wawancara perlu
digunakan dengan berhati-hati karena perlu ditrianguasi dengan data
lain.
Menurut Khan dan Cannel wawancara adalah sebuah diskusi anatar
dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu dan dengan wawancra
peneliti juga dapat memperoleh banyak data yang berguna bagi
penelitiannya.21
Menurut Steward dan Cash warancara diartikan sebagai sebuah
interkasi yang didalamnya terdapat pertukaran atau berbagai aturan,
tanggung jawab, perasaan, kepercayaan, motif, dan informasi.
Wawancara bukanlah suatu kegiatan dengan kondisi satu orang
melakukan atau memulai pembicaraan sementara yang lain hanya
mendengarkan.22
20Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta : PenerbitSalemba Humanika, 2010), h. 1121Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar (Jakarta : PT Indeks, 2012), h. 4522Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta : PenerbitSalemba Humanika, 2010), h. 118
15
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan
wawancara, pengumpul data telah telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara ini setiap
responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data
mencatatnya.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen
sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat
menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan
material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi
lancar.23
Wawancara juga memiliki beberapa tipe yang dapat digolongkan
berdasarkan seberapa tingkat formalitas dan tersrturkturnya wawan
cara tersebut yaitu:
Wawancara terstruktur
Dalam wawancara terstruktur ini yang dimana
menggunakan list pertanyaan yang telah disusun
sebelumnya sehingga memiliki standar yang sama. Peneliti
atau pewawancara hanya mencatat jawaban dari informan,
dalam menanyakan dan mencatat jawaban informan,
23 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 233
16
peneliti harus menggunakan nada suara yang sama dan
mencatat dengan standar yang sama demi menghindari bias.
Wawancara tidak terstruktur
Menurut Gilham dalam wawancara tidak terstruktur ini
sifat wawancara adalah informal yang dimana kebalikan
dari wawancara terstruktur yaitu dalam wawancara ini
tanpa pedoman apapun.Dalam wawancara tidak terstruktur
ini dimulai dengan mengeksplorasi suatu topik umum
bersama-sama informan.Informan diberikan kebebasan
untuk untuk mengungkapkan apapun yang mengenai
dengan topik wawancara.24
b. Observasi
Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan
dan mengikuti. Memperhatikan dan mengikuti dalam arti mengamati
dengan teliti dan sistematis sasaran perilaku yang dituju. Menurut
Cartwright mendefinisikan sebagai suatu proses melihat, mengamati
dan mencermati serta “merekam” perilaku secara sistematis untuk
suatu tujuan tertentu. Observasi adalah suatu kegiatan mencari yang
dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis.25
Nasution menyatkan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu
fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
24Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar, (Jakarta : PT Indeks, 2012), h. 46-4725Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta : PenerbitSalemba Humanika, 2010), h. 131
17
Marshall menyatakan bahwa “Trough observation, the reseaecher
learn abaout behavior and the meaning attached to those behavior” .
Melalui observasi, cara ini sesuai untuk mengkaji proses dan
perilaku. Menggunakan metode ini berarti menggunakan mata dan
telinga sebagai jendela untuk merekam data. Dilihat dari sejauh mana
keterlibatan peneliti dalam masalah yang diamati, observasi dibagi dua
yaitu observasi partisipan dan observasi non partisipan.
a. Observasi partisipan
Dalam observasi jenis ini peneliti adalah bagian dari apa
yang diamati. Seorang peneliti bisa menjadi anggota suatu
kelompok atau organisasi tertentu dan mengamati serta
menghimpun data darinya. Kelebihan pengamatan jenis ini
adalah kemampuan dalam menjaga kelemahan.Kelemahan
pengamatan partisipan adalah dibutuhkan tenaga terlatih dan
berpengalaman. Pasti tidak mudah berada atau teribat didalam
suatu kegiatan sekaligus merekam kegiatan itu sendiri.
b. Observasi non partisipan
Dalam pengamatan ini peneliti tidak berada didalam atau
melakukan keterlibatan dalam kegiatan yang diamati. Dengan
kata lain, pengamatan berada diluar kegiatan yang diamati.
Sebagian menilai hal ini yang menyebabkan ketidakalamiahan
proses peristiwa atau perilaku orang-orang yang diamati.
Mungkin, hanya sedikit bisa menekan bias dengan cara
18
memperbanyak kehadiran, yang meningkatkan keterbatasan
orang yang diamati terhadap kehadiran pengamat.26
c. Dokumen
Dokumen adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif
dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh
subjek itu sendiri atau orang lain tentang subjek.
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan
misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita,
biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar,
misalnya foto, gambaran hidup, sketsa dan lain lain.27
Moleong mengemukakan dua bentuk dokumen yang dapat
dijadikan bahan dalam studi dokumen, anatar lain:
a. Dokumen pribadi
Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang
secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya.
Tujuan dari studi dokumen pribadi adalah untuk memperoleh sudut
pandang original dari kejadian atau situasi nyata yang pernah
dialami oleh subjek secara langsung disertai dengan situasi sosial
yang melingkupinya dan bagaimana subjek mengartikan kejadian
dan situasi tersebut.
b. Dokumen resmi
26Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta : CV Andi Offset, 2014), h. 41-4327 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2011) h. 240
19
Dokumen resmi dapat dibagi dua kategori, yaitu dokumen
internal dan dokumen eksternal. Dokumen internal dapat berupa
catatan, seperti memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu
lembaga, sistem yang diberlakukan, hasil notulensi rapat keputusan
pimpinan, dan lain sebagainya. Dokumen eksternal dapat berupa
bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial,
seperti majalah, Koran, buletin, surat pernyataan, dan lan
sebagainya.
Dokumen resmi dipandang mampu memberikan gambaran
mengenai aktivitas, keterlibatan individu pada suatu komunitas
tertentu dalam setting sosial. Selain itu, perjalanan karir, jabatan,
dan tanggung jawab yang pernah diterima oleh individu tertentu
mampu memberikan gambaran kepribadian dan karakter objek.28
6. Sumber dan Data
a. Data primer adalah data yang diperoleh dari catatan-catatan atau
dokumen yang berkaitan dengan penelitian.
b. Data skunder adalah data yang diperoleh dari sumber utama yaitu
informan.
7. Teknik Analisis Data
a. Proses awal yang penulis lakukan adalah observasi ke lembaga.
Setelah itu penulis mengamati seluruh data dari hasil wawancara
28Haris Herdiansyah, Metofologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta : SalembaHumanika, 2010), h. 141-146
20
secara detail dan melakukan berulang-ulang dari awal dan selama
proses ini berlangsung, data yang penulis kumpulkan kemudian
penulis rangkum data terhimpun dan menyeleksi sesuai dengan
konsep penelitian.
b. Selanjutnya penulis menyusun dalam catatan lapangan, kemudian
diringkas, dirangkum dipilah-pilah hal-hal yang penting dan pokok
dan disusun secara sistematis dengan mengacu kepada perumusan
masalah dan tinjauan teoritis yang berkaitan dengan penelitian ini.
Dalam menganalisa peneliti menggunakan analisa deskriptif,
mendeskriptifkan hasil penemuan secara sistematis, aktual dan
akurat yang disertai petikan wawancara.
Penulisan menganalisa secara kualitatif data-data kualitatif dari
hasil wawancara mendalam yang berupa kalimat-kalimat atau
pertanyaan pendapat tersebut dianalisa untuk mengetahui makna
yang terkandung didalamnya, untuk mengetahui makna yang
terkandung didalamnya, untuk memahami keterlibatan dengan
permasalahan yang diteliti.
8. Teknik Penulisan
Untuk mempermudah dalam penulisan ini maka penulis mengacu
kepada pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tessis dan disertasi) yang
diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance)
cetakan kedua, April 2007.
21
F. TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka merupakan tinjauan atas kepustakaan (literatur) yang
berkaitan dengan topik pembahasan peneliti yang dilakukan pada
penulisan skripsi ini. Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan untuk
membantu dan mengetahui dengan jelas penelitian yang akan dilakukan
untuk penulisan skripsi ini, terkait dengan pemilihan metode penelitian,
atau yang memberikan inspirasi dan mendasari dilakukannya penelitian.
1. Nama : Mustofa
NIM :104054102121
Jurusan : Kesejahteraan Sosial
Fakultas : Ilmu Dakwah dan Komunikasi
Universitas : Universitas Islam Negri Syarif Hidayattullah
Jakarta
Judul : Pemberdayaan Kaum Dhuafa Melalui Program
Laboraturium Skill di Yayasan Bina Insani Mandiri Depok
Persamaan skripsi diatas dengan skripsi penulis yaitu sama-sama
menggunakan focus atau kajian pemberdayaan. Sedangkan perbedaan
skripsi tersebut dengan skripsi penulis meneliti Strategi Pemberdayaan
Ekonomi Wirausaha Sosial Dalam Ketahanan Keluarga, sedangkan
Mustofa meneliti tentang Pemberdayaan Kaum Dhuafa Melalui Program
Laboraturium Skill di Yayasan Bina Insani Mandiri Depok.
2. Nama : Amir Hamzah
NIM : 111054100017
Jurusan : Kesejahteraan Sosial
22
Fakultas : Ilmu Dakwah dan Komunikasi
Universitas : Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah
Jakarta
Judul : Pemberdayaan Ekonomi Nelayan di Desa Tanjung
Pasir Kabupaten Tanggerang
Persamaan skripsi diatas dengan skripsi penulis yaitu sama-sama
memfokuskan pada pemberdayaan.Sedangkan perbedaan skripsi tersebut
dengan skripsi penulis yaitu subjek yang di teliti, penulis meneliti Strategi
Pemberdayaan Ekonomi Wirausaha Sosial Dalam Ketahanan Keluarga.
Sedangkan Amir Hamzah meneliti tentang Pemberdayaan Ekonomi
Nelayan di Desa Tanjung Pasri Kabupaten Tanggerang.
23
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan skripsi ini penulis membagi dalam lima bab,
yaitu:
BAB I Pendahuluan meliputi : latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka
dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori, merupakan bab yang melandasi
pemikiran dalam menganalisa dari data-data yang telah
dikumpulkan. Kerangka pemikiran yang digunakan adalah
teori-teori yang berkaitan dengan strategi pemberdayaan
ekonomi wirausaha dalam pengembangan wirausaha.
BAB III Gambaran Lembaga, seperti sejarah berdirinya, visi dan
misistruktur organisasi, sarana temu kembali informasi,
fasilitas dan perlengkapan yang ada serta kerja sama dan
program kerja.
BAB IV Temuan dan Analisis Data, hasil penelitian yaitu
merupakan strategi pemberdayaan wirausaha dalam
pengembangan kewirausahaan.
BAB V Penutup, yang didalamnya berisi kesimpulan serta saran-
saran yang dapat membangun dan memajukan wirausaha
tersebut.
24
24
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Makna
pemberdayaan sebagai tujuan, yakni keberdayaan, sejatinya adalah
indkator keberhasilan pemberdayaan sebuah proses.
Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan
kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok
lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami
masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk
pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan
sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau
mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti
memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi,
mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial,
dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan.
Pemberdayaan lebih dari sekedar penguatan ekonomi masyrakat. Ia
mencakup peningkatan partisipasi warga dalam ranah politik dan
penguatan kapasitas masyarakat untuk melakukan sesuatu yang sesuai
dengan aspirasi, kemampuan dan sumber daya yang dimilikinya.29
29Edi Suharto, CSR & COMDEV Intervestasi Kreatif Perusahaan di Era Globalisasi, (Bandung :Alfabeta, 2010), h. 82-83
25
Berdasarkan kutipan dari buku Pengantar Kesejahteraan Sosial
terdapat beberpa definisi lain dari para ahli tentang pemberdayaan,
yang pertama adalah Gutierrez yang menyatakan pemberdayaan ini
untuk meningkatkan kekuatan pribadi, antarpribadi, atau politik,
keluarga, dan komunitas yang dimana untuk mengambil tindakan
untuk memperbaiki situasi hidup mereka. Sedangkan menurut
Robbins, Chatterjee dan Canda pemberdayaan menunjukan proses
yang dengan itu individu-individu dan kelompok-kelompok
memperoleh kekuatan, akses pada sumber-sumber, dan control atas
kehdupan mereka sendiri. Dalam melakukan itu, mereka memperoleh
kemampuan untuk mencapai aspirasi-aspirasi dan tujuan-tujuan pribadi
dan kolektif mereka yang tinggi.30
Menurut Zastrow mendifinsikan pemberdayaan (empowerment)
sebagai proses menolong individu, keluarga kelompok, dan komunitas
untuk meningkatkan kekuatan personal, interpersonal, sosial ekonomi,
dan politik dan pengaruhnya terhadap peningkatan kualitas hidupnya.31
Pemberdayaan mempunyai dimensi subjektif. Aspek subjektif dari
pemberdayaan adalah Self-efficacy yang menunjukan keyakinan bahwa
seseorang mempunyai kemampuan untuk menghasilakn dan untuk
mengatur peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Self-efficacy harus
dihubungkan dengan pengembangan kesadaran yang kritis yang
membantu mengidentifikasikan struktur kekuatan yang menekan dan
30Adi Fahrudin, Pengantar Kesejahteraan Sosial, (Bandung : Refika Aditama, 2012), h. 67-6831Siti Napsiyah ariefuzzaman dan Lisma Diawati Fuadia, Belajar Teori Pekerjaan Sosial, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 51
26
menghasilakan tindakan yang di tujukan untuk mengubah kondisi-
kondisi sosial yang menekan atau menyebabkan ketidak berdayaan.32
2. Strategi Pendampingan dalam Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Sumodiningrat, pendampingan merupakan kegiatan
yang diyakini mampu mendorong terjadinya pemberdayaan
masyarakat kurang mampu secara optimal. Perlunya pendampingan
dilatar belakangi oleh adanya kesenjangan pemahaman antara pihak
yang memberikan bantuan dengan sasaran penerima bantuan.
Kesenjangan dapat disebabkan oleh berbagai perbedaan dan
keterbatasan kondisi sosial, budaya dan ekonomi. Dalam pelaksanaan
tugasanya, para pendamping memposisikan dirinya sebagai
perencanaan, pembimbing, pemberi informasi, motivator, penghubung,
fasilitator, dan sekaligus evaluator. Mengacu pada Ife, peran
pendamping mencakup beberapa peran yaitu:
a. Fasilitator
Merupakan peran yang berkaitan dengan pemberian
motivasi, kesempatan, dan dukungan bagi masyarakat.
Beberapa tugas yang berkaitan dengan peran ini antara lain
model, melakukan mediasi dan negosiasi, memberikan
dukungan, serta melakukan pengorganisasian dan
pemanfaatan sumber.
b. Educator
32Adi Fahrudin, Pengantar Kesejahteraan Sosial, (Bandung : Refika Aditama, 2012), h. 69
27
Pendamping berperan aktif sebagai agen yang
memberikan masukan positif dan direktif berdasarkan
pengetahuan dan pengalamannya serta bertukar gagasan
dengan pengetahuan dan pengalaman masyarakat yang
didampinginya. Membangkitkan kesadaran masyarakat,
menyampaikan informasi, melakukan konfrontasi,
menyelenggarakan pelatihan bagi masyarakat adalah
beberapa tugas yang berkaitan dengan peran educator
(pendidik)
c. Perwakilan Masyarakat
Peran ini dilakukan dalam kaitannya dengan
interaksi antara pendamping dengan lembaga-lembaga
eksternal atas nama dan demi kepentingan masyarakat
dampaingannya. Pekerja sosial dapat bertugas mencari
sumber-sumber, melakukan pembelaan, menggunanakan
media, meningkatkan hubungan masyarakat, dan
membangun jaringan kerja.
d. Peran Teknis
Mengacu pada aplikasi keterampilan yang bersifat
praktis. Pendamping dituntut tidak hanya mampu menjadi
manajer perubahan yang mengorganisasi kelompok,
melainkan pula mampu melaksanakan tugas-tugas teknis
sesuai dengan keterampilan dasar, seperti; melakukan
analisis sosial, mengelola dinamika kelompok, menjalin
28
relasi, bernegosiasi, berkomunikasi, memberikan
konsultasi, dan mencari serta mengatur sumber dana.33
Upaya yang dilakukan dalam pemberdayaan
masyarakat menurut konsep ini adalah dengan
meningkatkan kemampuan atau kapasitas masyarakat
khususnya masyarakat miskin. Meningkatkan kemampuan
dan kapasitas masyarakat ini disebut juga dengan
penguatan kapasitas (Capacity building) yaitu suatu proses
meningkatkan atau merubah pola perilaku individu,
organisasi, dan sistem yang ada dimasyarakat untuk
mencapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien.
Sehingga masyarakat dapat memahami dan
mengoptimalkan potensi yang mereka miliki untuk
mencapai tujuan pemberdayaan, yaitu kesejahteraan hidup
masyarakat.
Strategi Pemberdayaan
Dalam konteks pekerja sosial, pemberdayaan dapat dilakukan
melalui tiga aras atau matra pemberdayaan , yaitu aras Mikro, aras
Mezzo dan aras Makro yang di tulis oleh Edi Suharto, yaitu:
a. Aras Mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara
individu melalui bimbingan, konseling, stress management,
crisis intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau
melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya.
33Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung : PT Refika Aditama,2005), h. 95-103
29
Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat
pada tugas (task centered approach)
b. Aras Mezzo, pemberdayannya dilakukan terhadap sekelompok
klien. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan
kelompok sebagian media intervensi. Pendidikan dan pelatihan,
dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam
meningkatkan kesadaran, pengetahuan keterampilan dan sikap-
sikap klien agar memiliki kemamuan memecahkan
permasalahan yang di hadapinya.
c. Aras Makro, pendekatan ini disebut juga sebagai strategi sistem
besar (large system strategy), karena sasaran perubahan
diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan
kebijakann, perencanaan sosial, kampanye aksi sosial,
lobbying, pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik,
adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi sistem
besar memandang klien sebagai orang yang memiliki
kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri,
dan untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk
bertindak.34
3. Proses Pemberdayaan
Menurut Parsons pemberdayaan adalah sebuah proses dengan
mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagai
34Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung : PT Refika Aditama,2005), h. 66-67
30
pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap, kejadian-kejadian
serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya.35
Maka pemberdayaan sebagai suatu proses merupakan sesuatu
yang berkesinambungan dimana komunitas atau kelompok masih ingin
melakukan perubahan serta perbaikan dan tidak hanya terpaku pada
satu program saja.36
Pemberdayaan adalah sebuah proses adalah serangkaian
kegiatan untuk memperkuat kekuaasaan atau keberdayaan kelompok
lemah mastarakat, termasuk individu-individu yang mengalami
masalah kemiskinan.
4. Tahapan Pemberdayaan
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam melakukan
pemberdayaan. Namun demikian, tahapan ini tidaklah selalu linear dan
diterapkan secara kaku, melainkan diterapkan secara lebih fleksibel
dan berbentuk spiral. Fase kegiatan ini meliputi:
a. Persiapan (Engagement)
Dalam tahap persiapan terdapat dua hal yang perlu
dilakukan. Pertama adalah menyiapkan petugas dan
menyatukan persepsi anggota tim. Kedua, penyiapan lapangan
dengan cara studi kelayakan daerah sasaran, mengurus
35Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung : Refika Aditama,2005), h. 5836Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial,(Jakarta : Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2002), h. 173
31
perijinan, menjalin sosialisasi dengan para tokoh baik secara
formal maupun secara informal. 37
b. Pengkajian (Assesment)
Proses assessment yang disini dapat dilakukan secara
individual melalui tokoh-tokoh masyarakat. Tetapi juga dapat
melalui kelompok-kelompok dalam masyarakat. Pada tahapan
ini petugas sebagai agen perubahan berusaha mengidentifikasi
masalah (kebutuhan yang dirasakan) dan juga sumber daya
yang dimiliki klien.38
c. Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan (Designing)
Pada tahapan ini, petugas sebagai agen perubahan
secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk
berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan
bagaimana cara mengatasi permasalahan yang ada pada
masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa
alternatif program dan kegiatan yang dapat mereka lakukan.
d. Pemformulasian Rencana Aksi (Designing)
Pada tahapan ini petugas membantu masing-masing
kelompok masyarakat unutk memformulasikan gagasan
mereka dalam bentuk tertulis, terutama bila ada kaitannya
dengan pembuatan proposal kepada pihak penyandang
dana, dimana bantuan dari pihak petugas ini biasanya amat
37Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial,(Jakarta : Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2002), h. 18238Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran Pembangunan Kesejahteraan Sosial, (Jakarta :Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2002), h. 186
32
diperlukan pada kelompok yang belum pernah mengajukan
proposal kepada penyandang dana.39
e. Pelaksana Program atau Kegiatan (Implementasi)
Tahapan ini merupakan salah satu tahap yang paling
penting dalam program pemberdayaan masyarakat, karena
sesuatu yang sudah di rencanakan dengan baik akan dapat
melenceng dalan pelaksanaan dilapangan bila tidak ada
kerja sama antar petugas dengan warga masyarakat,
maupun kerja sama antar warga.40
f. Evaluasi (Evaluation)
Disini evaluasi sebagai proses pengawasan dari
warga dan petugas terhadap program pemberdayaan
masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan
dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga pada
tahap ini diharapkan akan terbentuk suatu system dalam
komunitas untuk melakukan pengawasan secara internal.
Sehingga dalam jangka panjang diharapkan akan dapat
membekuk suatu system dalam masyarakat yang lebih
mandiri dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
g. Teminasi (Disengagement)
39Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial,(Jakarta : Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2002), h. 188-18940Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran Pembangunan Kesejahteraan Sosial, (Jakarta :Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2002), h. 190
33
Tahapan ini merupakan pemutusan hubungan secara
formal dengan komunitas sasaran.Terminasi dalam suatu
program pemberdayaan masyarakat, tidak jarang dilakukan
bukan karena masyarakat sudah dianggap mandiri, tetapi
lebih karena proyek sudah harus dihentikan karena sudah
melebihi jangka waktu yang ditetapkan sebelumya, atau
karena anggaran sudah selesai dan tidak ada penyandang
dana yang dapat dan mau meneruskan.41
5. Tujuan Pemberdayaan
Tujuan utama pemberdayaan adalah memperkuat
kekuasaan masyarakat, khususnya kelompok lemah yang
memiliki ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal
(misalnya persepsi mereka sendiri), maupun karena kondisi
eksternal (misalnya ditindas oleh struktur sosial yang tidak
adil).42
Ada beberapa tujuan pemberdayaan diantaranya adalah :
a. Mendorong, memotivasi, meningkatkan kesadaran akan
potensinya, dan menciptakan iklim atau suasana untuk
berkembang.
b. Memperkuat daya, potensi yang dimiliki dengan langkah-
langkah positif memperkembangkannya.
41Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran Pembangunan Kesejahteraan Sosial, (Jakarta :Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2002), h. 195
42Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung : Refika Aditama,2005), h. 60
34
Pemberdayaan masyarakat disebut sebagai tujuan, yakni
pemberdayaan menunjuk pada keadaan yang berdaya, memiliki
kekuasaan atau mempunyai pengethuan dan kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya baik bersifat fisik, ekonomi,
maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu
menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian,
berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam
melaksanakan tugas-tugas kehidupan.43
6. Indikator Pemberdayaan
Menurut Kieffer, pemberdayaan mencakup tiga dimensi
yang meliputi kompetensi kerakyatan, kemampuan sosiopolitik,
dan kompetensi partisipatif. Parsons juga mengajukan tiga dimensi
pemberdayaan yang merujuk pada:
a. Sebuah proses pembangunan yang bermula dari
pertumbuhan individual yang kemudian berkembang
menjadi sebuah perubahan sosial yang lebih besar.
b. Sebuah keadaan psikologis yang ditanda tangani oleh
rasa percaya diri, berguna dan mampu mengendalikan
diri dan orang lain.
c. Pembebasan yang dihasilakn dari sebuah gerakan
sosial, yang dimulai dari pendidikan dan politisasi
orang-orang lemah dan kemudian melibatkan upaya-
43Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, (Bandung : PT RefikaAditama, 2005), h. 60
35
upaya kolektif dari orang-orang lemah tersebut untuk
memperoleh kekuasaan dan mengubah struktur-struktur
yang masih menekan.44
Dapat disimpulkan pemberdayaan adalah proses dan tujuan.
Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangaian kegiatan untuk
memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam
masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah
kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjukan
pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan
sosial; yaitu masyarakat yang bedaya, memiliki kekuasaan atau
mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan hidup baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial
seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan
inspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam
kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas
kehidupannya.45
B. Wirausaha
Wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani
mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai
kesempatan.Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri
dan berani memulai usaha.46
44Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, (Bandung : PT RefikaAditama, 2005), h. 6345Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, (Bandung : PT RefikaAditama, 2005), h. 6046Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 15
36
Wirausaha merupakan padanan dari entrepreneurship dalam
bahasa inggris.Kata entrepreneurship sendiri sebenarnya berawal dari
bahasa Prancis yaitu entreprende yang berarti petualang, pencipta, dan
pengelola usaha.Istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh Rihard
Cantillon.Istilah ini semakin poluler setelah di gunakan oleh pakar
ekonomi J.B. Say untuk menggambarkan para pengusaha yang mampu
memindahkan sumber daya ekonomis dari tingkat produktivitas rendah ke
tingkat lebih tinggi serta menghasilkan banyak lagi produk.47
Wirausaha berkaitan dengan nilai-nilai dan prilaku yang meotivasi
seseorang untuk melakukan usaha memperbaiki taraf hidup secara kreatif
dan inovatif dalam menemukan sesuatu yang baru. Dari definisi wirausaha
itu memiliki dimensi yang luas yang mencakup nilai nilai-nilai,
kemampuan, dan prilaku. Beberapa nilai wirausaha dijelaskan sebagai
berikut:
a. Percaya diri, artinya sikap dan keyakinan seseorang dalam
melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugasnya.
b. Berorientasi tugas dan hasil, artinya selalu mengutamakan
nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada hasil, ketekunan
dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat,
energik, dan berinisiatif.48
C. Usaha Kecil Menengah (UKM)
Usaha kecil menengah (UKM) yaitu pengelompokan jenis usaha
yang meliputi usaha industri dan perdagangan. Pengertian mengenai
47Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, Kewirausahaan, (Jakarta : Perdana Media Group, 2010), h. 1248Hendar, Manajemen Perusahaan Koperasi, (Semarang : Penerbit Erlangga, 2010), h. 226
37
usaha kecil menengah (UKM) tidak selalu sama, tergantung konsep
yang digunakan negara tersebut.49
Departemen Perindustrian RI pada tahun 1983 membagi sektor
industri dalam tiga kelompok. Pertama adalah kelompok industri dasar
(basic industry), seperti metal dan kimia. Kedua adalah aneka industri
yang menyerap banyak tenaga kerja dan menggunakan teknologi yang
sifatnya tradisional atau yang sederhana.Kelompok ketiga adalah
industri yang mempunyai asset tetap (Fixed asset) kurang dari Rp. 70
juta di luar nilai tanah yang dikuasainya.
Dengan berkembangnya perekonomian nasioanl, maka pada tahun
1991 Departemen tersebut melakukan penyesuaian rumusan
pengelompokan industri yaitu untuk industri kecil dan kerajinan
didefinisikan sebagai kelompok perusahaan yang dimiliki penduduk
Indonesia dengan jumalh asset kurang dari Rp. 600 juta di luar nilai
tanah dan bangunan yang digunakannya. Sedangkan Bank Indonesia
menentukan batas tertinggi dari investasi, di luar tanah dan bangunan,
sebesar Rp. 600 juta bagi industri kecil.
Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995, kriteria usaha
kecil dilihat dari segi keuangan dan modal yang dimilikinya adalah :
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta (tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha)
b. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 1 miliar pertahun
Untuk kriteria usaha menengah :
49Titik Sartika Pratomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil / Menengah danKoperasi, (Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia, 2002), h. 13
38
a. Untuk sektor industri, memiliki total asset paling banyak Rp. 5
miliar
b. Untuk sektor non industri, memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp. 600 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha, memiliki penghasilan penjualan tahunan paling banyak
Rp. 3 miliar
Menurut INPRES No. 10 Tahun 1999 usaha meengah adalah unit
kegiatan yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp. 200
juta sampai maksimal 10 miliar (tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha).50
50Titik Sartika Pratomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil / Menengah danKoperasi, (Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia, 2002), h. 14
39
BAB III
PROFIL LEMBAGA
Kelurahan Keranggan dan Koperasi Serba Usaha Cipta Boga
A. Profil Kelurahan Kranggan
a. Gambaran umum
Kelurahan Keranggan merupakan pecahan dari Kelurahan
Kademangan yang masuk kedalam Kecamatan Cisauk yang
dimana Kecamatan Cisauk ini masuk dalam pemerintahan
Kabupaten Tangerang, tetapi Kelurahan Keranggan ini masuk
kedalam Kecamatan Setu yang dimana masuk kedalam
pemerintahan Kota Tangerang Selatan.51
Kelurahan Keranggan berupa daratan adapun keadaan statistic
iklim didasarkan pada penelitian di Stasiun Geofisika Klas I
Tangerang, yaitu berupa data temperatur (suhu) udara, kelembaban
udaradan intensitasi matahari, curah hujan dan rata-rata kecepatan
angin.
Secara administratif Kelurahan Keranggan terletak di wilayah
Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan, dengan posisi batas
wilayah kelurahan tetangga serta menjadi batas barat Kota
Tangerang Selatan dengan Kabupaten Tangerang.52
51Wawancara Pak Ahmad Kasi Kessos 7 Februari 201752Observasi dari Kelurahan Keranggan 30 Januari 2017
39
40
Kelurahan Keranggan yang merupakan desa terakhir dari kota
Tangerang Selatan pemekaran wilayah dari Kecamatan Setu yang
tadinya daerah ini masuk daerah pinggiran kali Cisadane
Kabupaten Tangerang yang terpisah dari Kabupaten Tangerang
pada tahun 2013.
Kelurahan Keranggan ini merupakan lokasi yang salah satunya
akan dijadikan sebuah ekowisata dibantaran sungai Cisadane, yag
dimana program ekowisata dicangangkan oleh pihak Koperasi
Serba Usaha Cipta Boga, yang dimana koperasi tersebut telah
melahirkan beberapa UKM yang cukup naikan popularitas daerah
Keranggan ini.
Kelurahan Keranggan akan dijadikan sebuah lokasi atau sentra
oleh-oleh khas kota Tangerang Selatan seperti keripik singkong,
opak, kembang goyang, kacang sangrai dan handy craft. Yang
dimana semua hasil dari UKM tersebut diditribusikan kebeberapa
daerah seperti Bandung dan Jakarta.53
b. Letak Geografis
Kelurahan Keranggan yang secara structural merupakan bagian
integral yang tidak terpisahkan yakni menjadi bagian persatuan dan
kesatuan dari sistem perwilayahan Kecamatan Setu.Di pandang dari sisi
geographic Kelurahan Keranggan terletak antara kota Tangerang Selatan
dan Kabupaten Tangerang. Kelurahan Keranggan memiliki potensi yang
53Hasil Wawancara dengan Pak Alwani 11 Februari 2017
41
cukup strategis karena secara administratif terdiri dari 19 (Sembilan Belas)
Rukun Tetangga (RT) 6 (Enam) Rukun Warga (RW) dengan luas wilayah
± 217 Ha. (yang kemudian diambil sebagai luas wilayah Kecamatan Setu –
Tangerang Selatan)
Tabel : 3.1
Batas –batas Kelurahan Keranggan
Batas wilayah Kelurahan Keranggan adalah sebagai berikut:
Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Kademangan Kec.
Setu Kota Tangerang Selatan
Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Muncul Kec. Setu
Kota Tangerang Selatan
Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pabuaran Kec. Gunung
Sindur Kabupaten Bogor
Sebelah barat berbatasan dengan Desa Cibogo Kec. Cisauk
Kabupaten Tangerang
Jarak tempuh ke Kecamatan Setu ± 2 Km yang dapat ditempuh
dengan waktu 10 menit, sedangkan jarak dengan Ibu Kota Tangerang
Batas Kelurahan / Desa KecamatanUtara Kademangan Setu
Selatan Pabuaran Gunung Sindur – Kab.Bogor - Jabar
Timur Muncul Setu
Barat Cibogo Cisauk – Kab Tangerang- Banten
42
Selatan ± 3 Km yang dapat ditempuh dengan waktu 20 menit, adapun
jarak tempuh dengan Ibu Kota Provinsi Banten ± 58 Km yang dapat
ditempuh dengan waktu 180 menit (3 jam) sedangkan jarak dengan Ibu
Kota Negara ± 62 Km yang dapat ditempuh dengan waktu 180 menit
(3 jam).
Tabel : 3.2
Luas Wilayah Menurut Wilayah Rukun Tetangga (RT)
Kelurahan Keranggan
NoRukun
Tetangga(RT)
Nama KetuaRT
LuasWilayah
Persentaseterhadap
luasKelurahan
Keterangan
1 001/01 Iwan Setiawan 14 Ha 6.54 % Kp.Momonggor
2 002/01 SukronMa’mun
7 Ha 3.23 % Kp. Koceak
3 003/001 Rojali 28 Ha 12.95 % Kp. Koceak4 004/02 Sumari 35 Ha 16.13 % Kp. Koceak5 005/02 Supriani 52 Ha 24.01 % Kp. Koceak6 006/02 Nursidi
Kurniawan9 Ha 4.15 % Kp. Koceak
7 007/03 Juhri 7 Ha 3.23 % Kp.Keranggan
8 008/03 Rihlas 9 Ha 4.15 % Kp.Keranggan
9 009/04 Sanian 10 Ha 4.61 % Kp.Keranggam
10 010/04 Ruslani 6 Ha 2.76 % Kp.Keranggan
11 011/05 Majen 6 Ha 2.76 % Kp.Keranggan
12 012/05 Ahmad Firdaus 11 Ha 5.07 % Kp.Keranggan
13 013/05 Madhasan 8 Ha 3.69 % Kp.Keranggan
14 014/03 Suhada 12 Ha 5.53 % Kp.Keranggan
43
15 001/06 Suparno 0.40 Ha 0.02 % Perum CPS2
16 002/06 Yaya Sunarya 0.30 Ha 0.01 % Perum CPS2
17 003/06 Nurdin 0.30 Ha 0.01 % Perum CPS2
18 009/06 Subandi 1 Ha 0.69 % PerumVBM
19 010/05 Nuris Safaat 1 Ha 0.46 % PerumVBM
Kelurahan Keranggan 217 Ha 100 %
Menurut tabel diatas wilayah keRT-an yang paling luas adalah RT
005/02 yang berada di Kampung Koceak yang dimana masih
banyaknya tanah yang belom sama sekali dikelola oleh masyarakat dan
banyak hasil bumi seperti kelapa disana.
c. Kondisi Wilayah
Kelurahan Keranggan dengan luas wilayah 217 Ha, dari luas
tersebut terbagi kedalam beberapa peruntukan seperti pemukiman,
persawahan, perkebunan, pemakaman, pekarangan, taman,
perkantoran, sarana umum dan lain-lain. Luas lahan yang
digunakan untuk pemukiman umum dan perumahan ± 110 Ha, luas
lahan untuk pertanian terbagi dua kategori lahan untuk persawahan
± 17 Ha, pertnian ± 13 Ha, perkebunan ± 20 Ha, luas lahan untuk
pemakaman ± 17 Ha, halaman pekarangan ± 15 Ha, taman kantor
Kelurahan ±100 M2, perkantoran kelurahan ± 400 M2, prasarana
umum lainnya (sekolah, puskesmas dan jaan) ± 22.95 Ha.
Berdasarkan data tersebut Kelurahan Keranggan adalah kelurahan
yang masih bisa dikembangkan dibidang pertanian
44
d. Demografi / Kependudukan
Berdasarkan data administrasi pemerintah kelurahan tahun
2015, jumlah penduduk di Kelurahan Keranggan adalah 6.160
jiwa, dengan rincian 3.171 laki-laki dan 2.989 perempuan. Jumlah
penduduk ini tergabung dalam 1.755 KK. Dan jumlah penduduk
Kelurahan Keranggan memiliki masing – masing keyakinan agama
yang di anut, (islam dan Kristen). Namun kewarganegaraan
masyarakat Kelurahan Keranggan mayoritas warga negara
Republik Indonesia. Ada pun etnis suku terbagi dari beberapa
suku, terdapat juga warga kami yang memiliki cacat fisik dan
mental, agar dapat mendeskripsikan dengan lengkap tentang
informasi keadaan kependudukan di Kelurahan keranggan maka
perlu di identifikasi usia, ada beberapa informasi ssesuai dengan
keterangan di atas dalam tabel sebagai berikut:
Tabel : 3.3
Rekapitulasi Penduduk
Jumlah Laki-laki 3.171 OrangJumlah Perempuan 2.989 Orang
Total 6.160 OrangJumlah KK 1.755 KK
45
Tabel : 3.4
Penduduk Berdasarkan Klasifikasi Usia
USIA LAKI-LAKI PEREMPUAN0 – 5 Tahun 306 orang 321 orang
6 – 11 Tahun 259 orang 279 orang12 – 16 Tahun 265 orang 290 orang17 – 25 Tahun 456 orang 474 orang26 – 35 Tahun 391 orang 403 orang36 – 45 Tahun 413 orang 434 orang46 – 55 Tahun 317 orang 344 orang56 – 65 Tahun 339 orang 346 orang66 – 75 Tahun 226 orang 259 orang
75 Tahun Keatas 16 orang 21 orangTOTAL 6160 orang
Dari tabel diatas berdasarkan klasifikasi usia yang ada di
Kelurahan Keranggan, dimana usia remaja akhir yang paling
dominan dari pada usia lainnya.
Tabel : 3.5
Aliran Kepercayaan Penduduk Kelurahan Keranggan
No Agama Laki-laki Perempuan1 Islam 3.141 Orang 2.956 Orang2 Kristen 30 Orang 33 Orang
Jumlah 3.171 Orang 2.989 Orang
Tabel : 3.6
Suku Etnis Penduduk Kelurahan Keranggan
No Etnis Laki-laki Perempuan
1 Sunda 3.102 orang 2.919 orang
46
2 Jawa 60 orang 60 orang
3 Batak 9 orang 10 orang
Jumlah 3.171 orang 2.989 orang
e. Pendidikan
Eksistensi pendidikan adalah salah satu hal penting dalam
memacukan tingkat kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan
tingkat perekonomian pada khususnya. Dengan tingkat pendidikan
yang tinggi maka akan memacu pada tingkat kecakapan hidup
masyarakat yang pada siklusnya akan mendorong tumbuhnya
keterampilan dan kewirausahaan serta lapangan kerja baru, dan
dengan sendirinya akan membantu program pemerintah dalam
mengatasi pengangguran dan pengentas kemiskinan, karena
pendidikan dengan pasti akan dapat mempertajam sistematika
berfikir atau pola pikir individu, selain dari mudah menerima
informasi yang lebih maju juga tidak gagap dalam zona teknologi,
atau memplantasi perihal pendidikan di Kelurahan Keranggan telah
di bangun SDN, MI, SMP Islam dan Pesantren. Dibawah ini
terdapat tabel yang menunjukan sarana dan prasarana dan tingkat
pendidikan masyarakat Kelurahan Keranggan.
47
Tabel : 3.7
Lembaga Pendidikan di Kelurahan Keranggan
NamaJumlah
Status(Terdatar,
Terakreditasi)
Kepemilikan JumlahTenaga
Pengajar
JumlahSiswa /Siswi
Pemerintah Swasta Kel.
TK 2 - Swasta 15 orang 250orang
TKQ 1 - Swasta 4 orang 43orang
TPQ 1 - Swasta 8 orang 75orang
PAUD 3 - Swasta 15 orang 235orang
SD
1 Negri - 18 orang 342orang
1 - Swasta 14 orang 264orang
SMP 1 - Swasta 16 orang 46orang
MI 1 - Swasta 12 orang 263orang
Ponpes 1 - Swasta 7 orang 151orang
48
Tabel : 3.8
Tingkat Pendidikan Masyarakat Kelurahan Keranggan
No Tingkat pendidikan Laki-laki Perempuan1 TK 135 orang 147 orang2 Belum TK 204 orang 211 orang3 SD 357 orang 369 orang4 Tidak Tamat SD 150 orang 159 orang5 SMP 356 orang 349 orang6 Tidak Tamat SMP 419 orang 418 orang7 SMA 219 orang 225 orang8 Tidak Tamat SMA 279 orang 263 orang9 D-2 12 orang 6 orang
10 D-3 9 orang 5 orang11 S-1 17 orang 13 orang12 S-2 1 orang -13 SLB (B) 1 orang
TOTAL 6160 orang
Dari data tabel diatas menunjukan tingkat pendidikan
masyarakat Keranggan yang masih rendah dikarenakan
banyakanya masyarakat Keranggan yang tidak tamat SMP sekitar
837 orang yang tidak tamat SMP ini.
f. Mata Pencaharian
Masyarakat Kelurahan Keranggan mayoritas berada dalam
kondisi transisi bila dipandang dari sisi ekonomi dan penghasilan
namun demikian mereka berupaya dengan sekuat tenaga demi
kelangsungan hidup keluarga, kehidupan sehari-hari masyarakat
terasa sulit karena himpitan kebutuhan ekonomi yang kurang dari
pendapatan sehingga masih banyak kaum perempuan yang ikut
berjuang mencari nafkah untuk bertahan serta mencoba
49
meningkatkan taraf hidup, kondisi ini sudah menjadi lumrah bagi
masyarakat Kelurahan Keraggan namun kedepan harus menjadi
pembahasan atau dialog penting bagi pemerintahan dengan melihat
kondisi masyarakat Kelurahan Keranggan.
Kalau dilihat dari tabel 3.8 dimana banyaknya masyarakat
yang tidak tamat SMP ini sehar- harinya mengisi waktu dengan
mengikuti kegiatan wirausaha yang di adakan oleh pihak Koperasi
Cipta Boga.
Berkut kegiatan mata pencaharian penduduk Kelurahan
keranggan sebagai berikut:
Tabel : 3.9
Jenis Pekerjaan
NO JENIS PEKERJAAN LAKI-LAKI PEREMPUAN1 Buruh 136 orang 72 orang2 Jasa 331 orang 87 orang3 Pedagang 35 orang 40 orang4 Wiraswasta 230 orang 290 orang5 PNS 24 orang 9 orang6 Peternak 26 orang -7 Perikanan 32 orang -8 Guru/Dosen 11 orang 7 orang9 Pegawai Swasta 50 orang 71 orang
10 Seniman 15 orang -11 Pemulung 3 orang -12 Kontraktor 6 orang -13 Paranormal 5 orang -14 Tidak Memiliki Pekerjaan
Tetap670 orang 440 orang
Dari hasil tabel diatas yang dimana mata pencaharian
masyarakat Keranggan adalah wiraswasta.Dimana masyarakat
diKeranggan adalah anggota dari Koperasi Cipta Boga.
Struktur Organisasi Kelurahan Keranggan
Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan
LURAH AGUS MUHDI, S.Ag
NIP. 197707312008011003
LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPM)
SEKKEL HAEDAR, SE
NIP. 196201082007011006
SEKSI-SEKSI
KASI EKBANG LAMSANI
KASI KESSOS ENDANG
KASI PEMERINTAHAN Drs. SOBRI
KASI YAN. UMUM MIPTAHUDIN
ASTRI SUSANTI ALWANI, S.Pd AHMAD M. YUSUP, SE
PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA
BAHRIAH YUNI YASRI, A.M.d LULUS UJIYANTI AHYAR
SUBHAN ZAINAL ABIDIN KHAERUR RIZQIN
IMANUDIN, A.M.d
ORGANISASI MASYARAKAT
50
51
B. Profil Lembaga
a. Profil KSU Cipta Boga
Koperasi serba usaha (KSU) Cipta Boga didirikan sejak 1
Muharram 1434, bergerak dibidang pemberdayaan ekonomi
masyarakat Tangerang Selatan yang berbasisi ekonomi lokal.Yang
bermula melalui perkumpulan pemuda di desa Keranggan ini yang
mengumpulkan para pengusaha makanan ringan. Dari kelompok
itu berdiri lah Koperasi Serba Usaha Cipta Boga yang disepakati
oleh anggota dan penurus yang di himpun oleh mayoritas kaum
ibu-ibu.
Sampai saat ini Koperasi Serba Usaha Cipta Boga ini sudah
mempunyai berbagai macam hasil dari para pelaku UKM yang di
motori oleh bapak Alwani selaku kepala Koperasi Serba Usaha
Cipta Boga ini.
Gambar 3.1 Logo Koperasi Serba Usaha Cipta Boga
52
b. Visi dan Misi KSU Cipta Boga
Visi
Menjadi koperasi terdepan yang kreatif, inovatif dan produktif.
Misi
1. Menumbuhkan kehidupan ekonomi masyarakat.
2. Membina masyarakat dalam pengembangan kegiatan usaha.
3. Memberikana pelayanan dan pembiayaan bagi masyarakat
4. Mempererat tali silaturahmi melalui suatu wadah organisasi
yang positif dan produktif.
5. Mengembangkan kemitraan produksi, kapasitas dan
kualitas produksi
c. Tujuan KSU Cipta Boga
KSU Cipta Boga bertujuan sebagai penggerak roda
perekonomian yang berbasis kerakyatan yang dimana KSU ini
sendiri memposisikan diri sebagai pendamping bagi pelaku ukm
dalam segi pembngunan jenis usaha seperti permodalan yang bisa
di bantu dari pinjaman bank yang menjalin kemitraan, KSU ini
juga sebagai pendamping dalam memilih bahan baku para pelaku
ukm yang dimana mereka bisa dapatkan dengan Cuma-Cuma yang
disediakan pihak koperasi ini.
d. Anggota KSU Cipta Boga
Koperasi Serba Usaha Cipta Boga ini sudah memiliki
anggota sebanyak 150 orang yang dimana mereka mempunyai
berbagai basic keahlian masng masing dalam bidangnya.
53
e. Sejarah Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga
Dalam awal mula memulai koperasi ini seorang bapak yang
memulai pergerakan koperasi di Kelurahan Keranggan ini bapak
Alwani S.Pd dimana beliau yang memotori jalannya koperasi yang
ada di kelurahan Kranggan, pak Alwani memulai koperasi ini dengan
mengadakan kelompok usaha bersama dengan tujuan mengumpulkan
pelaku UKM yang ingin melakukan bisnis wirausaha untuk
memajukan perekonomian daerah yang hanya dilihat daerah pinggiran
oleh masyarakat luas.
Dalam pembentukan kelompok usaha ini pak Alwani menerapkan
kreativitas kepada para pelaku UKM untuk menunjang proses
penjualan yang tidak biasa agar dapat meningkat kejenjang
selanjutnya. Kelompok Usaha Bersama bertahan selama 1 tahun
lamanya, dengan adanya Kelompok Usaha Bersama para pengurus
menginginkan peningkatan dalam perkumpulan ini dimana pengurus
ingin menjadi kan perkumpulan ini mempunyai legalitas dan diakui
oleh pihak Dinas Kota Tangerang selatan, pak Alwani dan pengurus
mengajukan pembentukan Pra Koperasi, yang dimana Pra Koperasi ini
adalah masa uji coba dalam meningkatkan keorganisasian yang ada
pada kelompok usaha.
Dari pembentukan Kelompok Usaha Berasam (KUB) salah satumasyarakat ibu Supiah yang saat ini menjadi anggota koperasimemaparkan “ibu disini dek diajak pak Alwani untuk ikut dalamKelompok Usaha Bersama (KUB) ini untuk mengembangkan usaha
54
ibu bisa belajar juga dengan beberapa pengurus untuk memajukanusaha ibu”54 tutur ibu Supiah.
Dari Pra Koperasi ini pak Alwani meberikan suntikan support
dengan memulai perbanyak produksi usaha untuk kembali
meningkatkan target utama yaitu menjadi Koperasi Serba Usaha yang
nantinya dipadukan oleh produksi yang kreatif dan inovatif dijalankan
oleh para anggota koperasinya kedepannya. Karena sebagian pelaku
usahanya memproduksi jajanan ringan khas dari daerah Kranggan
yang nantinya akan bersaing dengan produk produk yang sudah
ternama. Disni pak Alwani dengan para pengurus menggenjot para
pelaku usaha untuk berkreasi seunik mungkin dengan produksi yang
dibuatnya. Pra kopersi ini berjalan selama 3 bulan dengan pantau
langsung dari Dinas Kopersi Kota Tangerang Selatan yang nantinya
akan di naikan legalitasnya menjadi Koperasi Serba Usaha (KSU).
Koperasi Serba Usaha (KSU) lahir setelah masa percobaan 3 bulan
dari Dinas Koperasi Kota Tangerang Selatan, setelah mengalami
proses panjang akhirnya pak Alwani mendapatkan legalitas untuk
Koperasi dengan surat keputusan yang disahkan langsung oleh Menteri
Negara Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah dengan nomor SK
518/12/BH/XI.08 KOPUKM pada tanggal 08 Februari 2010. Dengan
adanya Koperasi Serba Usaha (KSU) dimana mayoritas adalah
pengusaha jajanan atau makanan ringan khas Tangerang Selatan di
namakan lah Koperasi Serba Usaha Cipta Boga.
54 Wawancara dengan Ibu Supiah 14 Februari 2017
55
Usaha Kecil Menengah (UKM) ini dalam Koperasi Serba Usaha
(KSU) Cipta Boga cukup maju dengan pendampingan oleh pengurus
Koperasi yang dimana pendampingan ini untuk memajukan para
pelaku usaha dalam menjalankan usaha, dimana nantinya usaha
tersebut untuk mensejahterakan keluarga pelaku usaha nantinya dalam
menjalankan hidup.
Proses pemberdayaan yang diterapkan oleh pak Alwani disini
dimana dengan awlanya merekrut beberapa anggotanya dengan
memberikan beberapa pelatihan usaha kecil seperti pelatihan usaha
kripik singkong dan kripik pisang dimana anggota diberikan
pembelajaran mulai dari pemilihan bahan baku yang terbaik,
pemelihan untuk kemasan yang bisa menarik konsumen dan proses
mengatur keuangan usaha dimana ini yang menjadi inti dari sebuah
usaha dimana manejemen keuangan ini untuk meningkatkan penjualan
kedepannya. Setelah diberikan pembelajaran itu semua pelaku UKM
ini menerapkan langsung dengan mereka membuka usahanya dengan
modal pinjaman awal dari pihak koperasi yang dibantu oleh pihak
perbankan yaitu bank BNI yang dimana permodalan ini disesuaikan
dengan jenis usaha mereka.
Disini lah pak Alwani kembali mengeluarkan ide baru nya untuk
mengembangkan semua pelaku UKM.
Pak Alwani mengeluarkan terobosan baru dimana pelaku usaha /
pelaku UKM bisa memasarkan hasil produksinya di outlet koperasi
56
yang sudah dibangun sebagai centra mart dari hasil produksi pelaku
UKM, yang bisa langsung dipilih oleh para konsumen untuk dijadikan
buah tangan sanak saudaranya. Dimana proses pembukaan outlet ini
cukup lama pak Alwani kembali berinovasi dengan melakukan
penjualan secara online dengan pesan melalui web ksuciptaboga.com
semua hasil produksi pelaku usaha didisplay dalam satu home web
agar dapat dipilih oleh konsumen untuk memudahkan para konsumen
untuk mebeli produk yang dihasilkan oleh pelaku usaha tanpa harus
kelokasi outlet dimana dengan berkembangnya teknologi pengurus
kopersi tak ingin ketinggalan dalam sistem penjualan secara online.
Dalam proses produksi UKM ini sendiri pihak koperasi melakukan
beberapa penunjangan bagi setiap para pelaku UKM diberikan
dorongan seperti pembinaan dalam proses bagaimana produksi bahan
mentah menjadi bahan siap konsumsi dengan diberikan bimbingan
oleh pengurus koperasi dengan diberikan arahan mengenai bahan baku
yang baik, proses pemasakan bahan yang baik untuk konsumsi dan
pengemasan produk yang bisa membuat produk bisa tahan lama dan
menarik konsumen dalam pemasaran produk tersebut.
Dalam produksi sendiri pelaku usaha memerlukan modal dalam
mengembangkan usahanya.Dalam permodalan ini pihak koperasi
mendapatkan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dari PT Bank
Nasional Indonesia Tbk (BNI).Dalam program ini dimana pelaku
usaha yang menjadi anggota dari Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta
Boga ini bisa mendapatkan bantuan kredit usaha melalui Bank BNI,
57
dimana bantuan ini dipergunakan untuk peningkatan produksi anggota
koperasi. Pak Ferry Payacun selaku Kepala Bidang Perindustrian
menyatakan pihaknya mendukung program kerja sama antara pelaku
usaha dengan pihak swasta, maupun pihak perbankan pemerintah,
yang dalam hal ini memberikan fasilitas dalam bentuk meyakinkan
fakta dan data pada pihak perbankan.
“jadi kami, pemerintah merupakan fasilitator untuk melakukanperlindungan kepada masyarakat guna memperoleh pinjaman kepadapihak perbankan tentu dengan mengedepankan kelayakan usahanya”55
ujar pak Ferry dalam mensupport program ini.
Dari pembinaan yang dijalan kan Koperasi Serba Usaha (KSU)
Cipta Boga pelaku usahanya sudah memiliki izin dari Dinas Kesehetan
Kota Tangerang Selatan dengan nomor 215367401219 dan telah
mendapat sertifikkasi halal dari MUI Kota Tangerang Selatan dengan
nomor 171000077180912. Dengan semua izin yang dikeluarkan oleh
kedua lembaga tersebut membuat pelaku usaha dibawah binaan
Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga ini menjadi semakin yakin
dengan persaingan dengan produk ternama diluar sana.
Dalam Koperasi Serba Usaha (KSU) terdapat beberapa unit usaha
diantaranya:
1. Makanan Ringan
Makanan ringan ini adalah hasil dari produksi pelaku usaha
yang menjadi anggota Koperasi yang dipasarkan dalam outlet
Koperasi.
55Wawancara pribadi dnegan pak Ferry Kepala Bidang Perindustrian 17 April 2017
58
2. Sembako
Sembako ini dimana untuk memenuhi kebutuhan usaha dari
pelaku usaha dalam memproduksi makanan ringan yang untuk
dipasarkan pada konsumen
3. Industri Kreatif
Dalam Industri kreatif ini anggota Koperasi menunjukan
keterampilan yang dijalankan, yaitu:
a. Paper Bag
Paper bag merupakan salah satu keterempilan yang
menonjol di Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta boga
karena Paper bag ini menjadi pilihan untuk pengganti dari
plastik untuk pengemasan saat berbelanja. Tidak hanya
untuk pengemasan di outlet mart tetapi Paper bag ini sudah
merambah sampai kota Bandung untuk pengemasan oleh
oleh di outlet sekitar Dago Kabupaten Bandung. Dalam
pengiriman Paper bag ini 2000 pcs setiap satu minggu
sekali dikirim dari Kranggan ke Dago Kabupaten Bandung
b. Kemasan
Kemasan ini merupakan satu keterampilan baru yang dibuat
oleh pengurus Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga,
saat ini kemasan yang dibuat adalah pengemasan untuk
pengemasan minyak. Pengemasan minyak ini sendiri
menggunakan kemasan botol untuk mengurangi
penggunaan plastik dalam produksi.
59
4. Industri Pariwisata
Dalam industri pariwisata ini anggota Koperasi membangun
lingkungan dengan mengembangkan lingkungan menjadi
lokasi wisata seperti:
a. Kuliner
Kuliner ini dijalankan untuk menonjolkan masakan khas
Kranggan yang langsung diambil dari sungai Cisadane
aneka ikan, ayam bakar dan sate kambing muda. Disjikan
langsung dipinggiran sungai Cisadane
b. Pertanian
Pertanian ini dikembangkan untuk penunjang pelaku usaha
yang bahan bakunya berasal dari alam seperti pisang,
singkong, kacang dan padi. Selain untuk menunjang pelaku
usaha pertanian disini juga untuk media pembelajaran
kepada anak anak yang melakukan outbond untuk
mengenal bagaimana proses pertanian.
c. Peternakan
Peternakan disini untuk penunjang kuliner yang ada di
sekitaran Kranggan seperti peternakan ayam, sapi, kambing
dan ikan.
d. Pemancingan
Pemancingan ini dijadikan saran hiburan untuk pengunjung
dari luar Kranggan sebagai penghilang jenuh setelah sibuk
dalam sepekan bekerja disini bisa melepas rasa penat
60
diakhir pekan dengan aktivitas memancing. Diakhir pekan
diadakan lomba galatama mancing diakhir pekan dengan
beraneka ragam ikan yang ada dipemancingan ini seperti
ikan mas, ikan gurame, ikan patin, ikan bawal, ikan muajir
dan ikan lele.
e. Outbond
Outbond disini dimana menjadikan sarana pendidikan alam
bagi anak anak untuk wahan bermain dengan alam agar
anak anak dapat melastarikan alam dan lebih dekat dengan
alam. Dalam bermain dialam ini anak anak bisa meraakan
beramain dengan binatang seperti kerbau, sapi dan ikan.
f. AD/ART
Menurut anggaran dasar rumah tangga dengan Nomor
518/12/BH/XI.08KOPUMKM yang dikeluarkan pada tanggal 8
Februari 2010 dan disahkan oleh MENTERI NEGARA
KOPERASI DAN PENGUSAHA KECIL MENENGAH.
Berikut adalah anggaran dasar rumah tangga dari Koperasi
Cipta Boga ini :
a. Kepengurusan
Dalam Anggaran dasar rumah tangga koperasi Cipta Boga
ini membahas mengenai kepengurusan koperasi dalam pasal 22
yang berbunyi:
61
1. Pengurus Koperasi Cipta Boga dipilih dari dan anggota
koperasi dalam rapat anggota.
2. Pengurus merupakan pemegang kuasa rapat anggota.
3. Persyaratan untuk dapat dipilih menjadi pengurus,
sebagai berikut:
a. Mempunyai kemampuan pengetahuan tentang
perkoperasian, kejujuran, loyal, dan berdedikasi
terhadap koperasi.
b. Mempunyai keterampilan kerja dan wawasan usaha
serta semangat kewirausahaan.
c. Sudah menjadi anggota koperasi sekurang-
kurangnya 3 tahun, kecuali pada awal pendirian
koperasi.
d. Antar pengurus tidak mempunyai hubungan
keluarga sedarah dan semenda samapi derajat
kedua.
e. Belum pernah terbukti melakukan tindakan apapun,
terlibat organisasi terlarang seperti diatur didalam
rumah tangga.
4. Pengurus dipilih untuk masa jabatan 3 tahun.
5. Anggota pengurus yang telah dianggkat dicatat dalam
buku daftar pengurus.
6. Anggota pengurus yang masa jabatannya telah berakhir
dapat dipilih kembali untuk masa jabatan berikutnya,
62
apabila yang bersangkutan berprestasi baik dalam
mengelola koperasi.
7. Sebelum melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai
pengurus, harus terlebih dahulu mengucapkan sumpah
atau janji didepan rapat anggota.
8. Tata cara pemilihan pengangkatan, pemberhentian atau
sumpah janji pengurus diatur dan ditetapkan dalan
anggaran rumah tangga.
b. Keanggotaan
Dalam Anggaran dasar rumah tangga koperasi Cipta
Boga ini membahas mengenai keanggotaan koperasi dalam
pasal 7 persyaratan yang dapat diterima menjadi anggota
koperasi Cipta Boga yaitu sebagai berikut :
1. Warga negara Indonesia.
2. Memiliki kesinambungan kegiatan usaha dengan
kegiatan usaha koperasi.
3. Memiliki kemampuan penuh untuk melakukan
tindakan hukum tidak berada dalam perwalian dan
pengampunan.
4. Bersedia membayar simpanan pokok sebesar Rp.
100.000 (seratus ribu rupiah) dan simpanan wajib
yang besarnya ditetapkan dalam Anggaran Rumah
Tangga dan keputusan rapat anggota.
63
5. Menyetujui isi Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga serta ketentuan lain yang berlaku
pada koperasi Cipra Boga.
6. Mempunyai Kartu Tanda Penduduk (KTP) wilayah
Kota Tangerang Selatan atau yang berdomisili tetap
di luar Kota Tangerang Selatan.
Dalam pasal 11 dijelaskan mengenai hak dan kewajiban
dari anggota sebagai berikut:
1. Bagi mereka yang meskipun telah melunasi
pembayaran simpanan pokok, tetapi secara formal
belum sepenuhnya melengkapi persyaratan
administratif, belum menandatngani buku daftar
anggota atau membayar seluruh simpanan pokok
termasuk simpanan wajib dan lain-lain sebagaimana
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga sebagai
calon anggota
2. Calon anggota memiliki hak sebagai berikut:
a. Memperoleh pelayanan dari koperasi
b. Menghadiri dan berbicara dalam rapat anggota
c. Mengajukan pendapat, saran dan usul untuk
perbaikan serta kemajuan koperasi
3. Setiap calon anggota mempunyai kewajiban
a. Membayar simpanan wajib sesuai ketentuan
yang diputuskan dalam rapat anggota
64
b. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha koperasi
c. Menaati ketentuan dalam Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, keputusan rapat
anggota dan ketentuan lainnya yang berlaku
dalam koperasi.
d. Memelihara dan menjaga nama baik dan
kebersamaan dalam koperasi
c. Sisa Hasil Usaha (SHU)
Dalam Anggaran dasar rumah tangga koperasi Cipta
Boga ini membahas mengenai Sisa Hasil Usaha (SHU)
koperasi dalam pasal 48, 49 dan 50 yaitu sebagai berikut :
Pasal 48
1. Sisa Hasil Usaha, merupakan pendapatan yang
diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan
biaya yang dapat dipertanggung jawabkan,
penyusutan udan kewajiban lainnya termasuk pajak
dan zakat yang harus dibayarkan dalam tahun buku
yang bersangkutan
2. Sisa Hasil Usaha yang di peroleh dibagikan untuk :
a. 25% untuk cadangan
b. 20% untuk anggota sesuai jasa usaha
c. 20% untuk anggota sesuai jasa simpanan
d. 5% untuk dana pendidikan
e. 15% untuk insentif pengurus dan pengawas
65
f. 10% untuk dana kesejahteraan karyawan
koperasi
g. 2.5% untuk dana sosial
h. 2.5% untuk dana pembangunan daerah kerja
3. Bagian dari pendapatan koperasi yang diperoleh
dari pendapatan non operasional dipergunakan
sebagai berikut:
a. 50% untuk cadangan
b. 25% untuk anggota sesuai dengan jasa simpan
c. 15% untuk dana pendidikan
d. 10% untuk dana sosial
4. Penggunaan dana pendidikan dan dana sosial diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga dan atau
diputuskan dalam Rapat Anggota
5. Pembagian dan prosentase sebagaimana yang
dimaksud dalam ayat 2 dan 3 diatur didalam
Anggaran Rumah Tangga dan diputuskan oleh
Rapat Anggota
Pasal 49
Bagian sisa hasil usaha untuk anggota dapat
diberikan secara langsung atau dimasukan dalam
simpanan atau tabungan yang bersangkutan sesuai
dengan keputusan Rapat Anggota.
Pasal 50
66
1. Cadangan dipergunakan untuk penumpukan
modal dan menutup kerugian koperasi sesuai
dengan keputusan Rapat Anggota
2. Bagian dari cadangan koperasi dapat dibagikan
kepada anggota dalam bentuk simpanan khusu,
apabila jumlah cadangan telah mencapai lebih
dri ½ (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh
simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan
khusus anggota.
3. Rapat anggota dapat memutuskan untuk
mempergunakan paling tinggi ½ (satu perdua)
bagian atau 50% daru jumlah seluruh cadangan
untuk perluasan perusahaan kopeasi.
4. Sekurang-kurangnya ½ (satu perdua) bagian
atau 50% dari uang cadangan dapat disimpan
dalam bentuk Giro pada bank yang ditunjuk
oleh pengurus.
5. Anggota koperasi yang berhenti dari
keanggotaan secara sah dapat memperoleh
bagian atas cadangan koperasi berdasarkan
prosentase jumlah simpanan pokok dan
simpanan wajib yang disimpan pada koperasi
yang ketentuannya diatur lebih lanjut pada
Anggaran Rumah Tangga.
67
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Pada bab ini peneliti membahas semua temuan dan analisis data yang
mana merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian. Kajian ini meliputi
bagaimana strategi dari Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga dalam
melakukan pemberdayaan terhadap para pelaku UKM.
A. Tahapan Pemberdayaan Ekonomi Usaha Kecil Menengah Di
Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga Kelurahan Keranggan
Kota Tangerang Selatan
Seperti yang peneliti ketahui bahwasanya Koperasi Serba Usaha
(KSU) Cipta Boga ini telah melakukan sebuha pemberdayaan, namun
pemberdayaan ini agak sedikit berbeda pada umumnya, karena
pemberdayaan dengan melakaukan pengembangan pelaku usaha UKM
yang menjadi anggota Koperasi Serba usaha (KSU) Cipta Boga yang ada
di Kelurahan Keranggan Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan. Untuk
kelancaran pemberdayaan yang dilakukan oleh Koperasi Serba Usaha
(KSU) Cipta Boga, maka dari itu dilaksanakan dengan tahapan dibawah
ini antara lain :
1. Persiapan (Engagement)
Pada awala mulanya pak Alwani melihat lingkungan
Kelurahan Keranggan adalah sebuah lingkungan yang memiliki
potensi-potensi yang tersimpan dan masih banyak yang belum
tersalurkan atau dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari
67
68
banyaknya pengusaha kecil (home industry) yang beroperasi
seperti yang dijelaskan oleh pak Alwani berikut:
“Kalo Eka liat disini banyak masyarakat yang usaha,dibelakang koperasi ada 3 pelaku usaha yang berbeda-beda meskipun usahanya hanya buat keripik pisang dansingkong saja.”56
Melihat hal seperti itu, pak Alwani mengajak beberapa
dari pelaku usaha untuk membangun sebuah Koperasi Serba
Usaha (KSU) Cipta Boga. Setelah itu dilanjutkan kepada pihak
perangkat pemerintahan sekitar yaitu Kelurahan Keranggan
yang dimana pihak Kelurahan sangat terbantu dengan Visi dan
Misi dari Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga ini untuk
mengembangkan dan membangun Kelurahan Keranggan. Lurah
Keranggan Pak Agus Muhdi sangat beruntung mempunyai
seorang pak Alwani seorang kepala Bagian Ekbang Kelurahan
Keranggan. Dengan pak Alwani menggerakan sebuah organisasi
Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga ini tingkat
pembangunan perekonomian masyarakat Kelurahan Keranggan
mulai terbangun.
2. Pengkajian (Assessment)
Hal pertama yang dilihat dari Kelurahan Keranggan
adalah banyaknya masyarakat yang masih berada dibawah garis
kemiskinan. Hal ini memicu lahirnya masalah baru yaitu,
pengangguran dan anak putus sekolah. Melihat banyaknya
56 Wawancara dengan Pak Alwani, Keranggan 11 Februari 2017
69
masalah tersebut pak Alwani mencoba melakukan pendekatan
secara individu kepada mereka dengan mencoba mendatangi
mereka kerumah-rumah, menghadiri perkumpulan seperti
pengajian RT mau pun RW. Selain itu pak Alwani
mendapatkan data-data tersebut dari BPS Kota Tangerang
Selatan, internet dan dari sumber lainnya.
Selain itu pak Alwani juga mengali potensi atau sumber
daya yang dimiliki masyarakat dan Kelurahan Keranggan ini.
Dari situ didapat data bahwa Kelurahan Keranggan ini memiliki
banyak potensi diantaranya banyak hamparan tanah yang cocok
untuk pertanian dan adanya masyarakat yang berusaha kecil.
Kemudian Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga ini
melakukan pengamtan kebeberapa pelaku usaha kecil untuk
memberikan kesempatan dalam mengembangkan usahanya
agar bisa mengsinpirasi bagi banyak masyarakat dilingkungan
Kelurahan Keranggan nantinya. Hal ini diungkapkan oleh pak
Alwani dalam wawancaranya.
“Beberapa pelaku usaha kecil disini kami amati usahayang dimana nantinya akan kami kembangkan untukdijadikan percontohan bagi masyarakat laininya danuntuk menginspirasi, dari perjuangan, omset penjualan,marketing hingga pemasarannya.”57
Setelah melalui langkah pengamatan ini pak Alwani
bisa memilih pengusaha yang menjadi salah satu usaha
khas dari Kelurahan Keranggan ini, yang nantinya tidak
57 Wawancara dengan Pak Alwani Keranggan 11 Februari 2017
70
hanya dilihat dari sisi produksinya tetapi dilihat bagaimana
segi perkembangan usahanya ini mulai dari omset usaha
dan konsisten dalam menjalankan usahanya ini. Dari hal ini
bisa menjadisebuah dasar agar nantinya masyarakat mau
berwirausaha dan mengembangkan lingkungannya.
Setelah diamati dari anggota Koperasi pada awalnya
hanya 20 orang. Namun semakin berkembangnya Koperasi
Serba Usaha (KSU) Cipta Boga ini saat ini anggotanya
mencapai 150 orang, dimana 150 orang ini mayoritas saat
ini membuka Usaha Kecil Menengah (UKM) yang
diantaranya pengusaha kacang sangrai, pengusaha keripik
singkong, pengusaha keripik pisang, pengusaha kembang
goyang dan kerjainan paper bag.
3. Perencanaan Program atau Kegiatan (Designing)
Selain menyediakan program dan menjalankan kegiatan
program tersebut, Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga
juga menjadi mediator antara pemerintah daerah dan pengusaha
kecil. Seperti saat ini pak Alwani menawarkan dana pinjaman
modal bagi para pengusaha yang ingin mengembangkan
usahanya ini, karena untuk mengembangkan usaha ini pelaku
usaha ini mengeluarkan modal besar tetapi modal yang dimiliki
pelaku usaha minim sekali hanya mengandalkan kantong
sendiri. Namun hal ini tidaklah mudah untuk pak Alwani
71
karena cara pandang masyarakat yang masih takut
menggunakan dana bantuan yang mereka rasa sulit untuk
mengembalikannya, berikut penjelasan dari pak Alwani
“Ada beberapa masyarakat yang takut jika kami berikandana bantuan, karena nantinya mereka akan sulitmengembalikannya. Tetapi kan kita disini koperasi yangdimana nantinya bantuan itu bisa dikembalikan dengansistem simpan pinjam koperasi.” 58
Ada juga beberapa masyarakat yang kurang amanah
atau tidak digunakan semana mestinya, seperti meminjam atau
pengajuan bantuan dana untuk pengembangan usaha atau baru
membuka usaha namun digunakan untuk kepentingan pribadi
seperti membeli barang-barang diluar untuk menunjang
perkembangan usaha yang mereka jalani. Tetapi jenis kegiatan
bantuan ini cukup dibaik hanya saja beberapa pandangan
masyarakat yang masik belum tahu mengenai bantuan ini.
4. Pemformulasi Program (Designing)
Dalam hal ini pengajuan bantuan dana untuk
pengembangan usaha ini masih ada beberapa anggota koperasi
yang menjadi pelaku usaha tidak mengajukan dana bantuan.
Selain beberapa anggota menolak dengan alasan nantinya akan
sulit untuk mengembalikan dana bantuan yang dipinjamkan
oleh pihak koperasi dan mereka lebih siapdengan modal sendiri
58 Wawancara dengan pak Alwani 11 Februari 2017
72
meskipun sedikit. Karena modal itu nantinya yang
dikembalikan ke koperasi akan menjadi simpanan mereka.
5. Pelaksanaan Program (Implementation)
Kerja sama antara pak Alwani dengan anggota Koperasi
Serba Usaha (KSU) Cipta Boga cukup terlihat disini. Hal ini
terlihat dari beberapa paket wisata dan beberapa lokasi untuk
sentra oleh-oleh khas kota Tangerang Selatan dengan
pemanfaatan lahan masyarakat yang masih kosong maupun
yang terpakai untuk kepentingan bersama dalam kegiatan
produksi maupun untuk kegiatan wisata.
Pada tahapan ini Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta
Boga menerapkan pada beberapa kegiatan yang ada dengan
rangkaian kegiatan Kampung Wisata dan Bisnis Keranggan.
Kegiatan ini memanfaatkan fasilitas dan usaha-usaha yang
terdapat pada pelaku usaha yang dijalankan oleh anggota
Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga. Sebagai contoh
pemancingan cere dan rumah makan cere yang dimana tanah
itu milik masyarakat yang digunakan untuk menungjang
perekonomian dengan adanya rumah makan dan pemancingan
tersebut yang dimana ikan yang dipancing oleh pengunjung
bisa langsung dimasak dirumah makan cere, selain
pemancingan itu dapat dijadikan pembibitan ikan untuk dijual
73
kembali dimasukan kekolamdan dipancing oleh pengunjung
dan disediakan paket wisata alam dan outbond.
Betuk pengembangan potensi ini tercantum dengan
beberapa rangkaian kegiatam Kampung Wisata dan Bisnis
Keranggan, antara lain
a. Training Enterpreneur
Kegiatan ini dilakukan oleh pengurus
Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga yang
dimana dalam kegiatan ini melatih para anggotanya
untuk menjadi pengusaha kecil mulai dari pemilihan
bahan baku, sistem produksi, pengemasan produk,
dan pemasaran dari produk yang dihasilkan. Dari
pelatihan ini pelaku usaha pun diberikan pengarahan
dalam bidang pemasaran yang dimana pemasaran ini
mereka salurkan kebeberapa lokasi seperti pasar
modern BSD, PUSPITEK, outlet koperasi, outlet
rumah makan dan media sosial. Setelah itu mereka
mendapatkan pelatihan manajemen keuangan hasil
penjualan itu yang dimana nantinya mereka akan
gunakan untuk pengembangan usaha mereka untuk
berjalan kedepannya.
74
b. Outbond
Kegiatan ini memadukan beberapa
permainan pedesaan dengan paduan permainan
modern. Antara lain:
1. Menanam tanaman sayuran organik dan
menanam padi
2. Permainan flying fox, halang rintang dan
bola air
3. Menangkap ikan di kolam
4. Memandikan kerbau disungai
5. Permainan galasin, eggrang, bakiak dll
Tujuan penting kegiatan outbond ini utnuk
pendidikan, antara lain;
1. Membangkitkan semangat dan motivasi
untuk terus berada dalam kegiatan
2. Mampu berkomunikasi secara aktif
3. Mampu membangun kerja sama tim
yang baik
4. Dapat menghargai pendapat orang lain
5. Dapat mengetahui kekuatan dan
kelemahan diri
6. Mengembangankan nilai positif yang
berkarakter
75
7. Memberikan contoh dan karakter yang
baik terhadap lingkungan
c. Charity Creativity
Sebuah rangkaian kegiatan pelatihan aneka
kreatifitas berupa pelatihan pembuatan aneka
makanan kering, pembuatan aksesoris paper bag,
pembuatan sandal, dan tas dari batok kelapa.
Pengunjung yang ingin belajar bagaimana pelatihan
kreatifitas bisa didapatkan dalam satu paket jika
wisata dengan rombongan dengan didampingi
instruktur atau yang ahli dalam bidangnya seperti
membuat paper bag teh Lia yang dimana teh Lia
ini menjadi instruktur dalam keajinan membuat tas
dari kertas atau paper bag.
“Kadang pak Alwani memnita sayauntuk memberikan pembelajaran padabeberapa pengunjung jika ada kunjunganuntuk pembuatan tas dari kertas (paperbag).”59
Selain dari pelaksanaan diatas, Koperasi
Serba Usaha (KSU) Cipta Boga juga
mengembangkan para pelaku usahanya ini melalui
promosi melalui media internet, seminar daerah,
koran, majalah dan seminar nasional.
59 Wawancara pribadi dengan Teh Lia 20 Februari 2017
76
6. Evaluasi (Evaluation)
Tahap evaluasi yang dilakukan oleh Koperasi Serba
Usaha (KSU) Cipta Boga beserta pelaku usaha yang
dilaksanakan selama kegiatan berlangsung. Pada thaun-tahun
sebelumnya masih diadakan rapat anggota dengan pengurus
koperasi mengenai pembahasan kegiatan yang telah dijalankan,
namun akhir-akhir ini anggota mebahas usaha mereka secara
langsung kepada pak Alwani.
7. Terminasi (Disengagement)
sampai dengan saat ini Koperasi Serba Usaha (KSU)
Cipta Boga dengan pelaku usaha tetap terikat kerja sama karena
sesuai dengan motto dari koperasi yang dimana “Membina
masyarakat dalam pengembangan kegiatan usaha”, jadi
pengurus membina pelaku usaha sampai mereka mandiri dari
modal, packing, pemasaran dan perbaikan omset yang baik
yang nantinya mereka akandijadikan seorang motivator usaha
bagi pelaku usaha lainnya.
B. Implikasi Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga Bagi Anggota
Pada awal mulanya Koperasi ini hanyalah sekumpulan kelompok
orang yang mau mebuka usaha dengan asas kebersamaan maka berdirilah
Kelompok Usaha Bersama (KUB). Kelompok Usaha Bersama (KUB) ini
sendiri hanya beranggotakan 10 anggota yang dimana mereka mejalankan
usaha seperti kacang sangrai, keripik singkong, keripik pisang, stick
77
singkong dan kembang goyang. Berlanjut selama 1 tahun berdirilah Pra
Koperasi dimana Pra Koperasi ini adalah masa percobaan bagi koperasi
dalam meningkatkan kinerjanya bersama anggotanya, dengan
meningkatnya menjadi Pra Koperasi jumlah anggota pun bertambah yang
tadinya hanya 10 orang menjadi 20 orang anggota dari Pra Koperasi.
Dalam jangka waktu 3 bula Pra Koperasi ini hadir dan lahir lah Koperasi
Serba Usaha (KSU) Cipta Boga ini dengan pertama kali hadirnya koperasi
ini beranggotakan 50 orang anggota pada saat diresmikan Koperasi ini dan
saat ini berkembang pesat menjasdi 150 anggota yang bergabung bersama
Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta boga.
Dibawah naungan dari Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga ini
terdapat beberapa Usaha Kecil Menengah (UKM) diantaranya pengrajin
paper bag, usaha kerpik singkong, usaha keripik pisang, usaha kembang
goyang, dan kacang sangrai. Dari beberapa Usaha Kecil Menengah
(UKM) ini mayoritas yang menjadi pelaku usaha disini adalah kaum
wanita yang menjalankan usahanya, kecuali kacang sangrai itu yang
menjadi pelaku usahanya adalah kaum pria karena dari segi produksi yang
cukup berat dalam proses produksinya.
Dari pembinaan yang dijalankan Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta
Boga ini mempunyai dampak besar bagi masyarakat Kelurahan Kranggan
ini dimana mereka dapat mebuka lapangan pekerjaan sendiri dengan
mereka menjadi pelaku usaha dengan kreasi mereka yang mereka jalankan
dengan berwirausaha dengan keahlian mereka.
78
Mereka yang tadinya hanyalah seorang buruh tambang pasir atau ibu
rumah tangga biasa mereka dibimbing dan dibina secara terstruktur oleh
para pengurus Koperasi yang dimana menjadikan pengusaha kecil untuk
meningkatkan perekonomian keluarga mereka.
Seperti salah satu pelaku UKM dari binaan Koperasi Serba Usaha
(KSU) Cipta Boga ibu Iin, beliau tadinya hanya ibu rumah tangga biasa
yang hanya mengandalkan keuangan dari suaminya yang bekerja sebagai
buruh bangunan, tetapi saat suami tidak bekerja dia tidak dapat
membayarkan biaya sekolah ketiga anaknya. Berkat kemauan dan
ketekuananya beliau mau menjadi salah satu anggota Koperasi di Koperasi
Serba Usaha (KSU) Cipta Boga. Ibu Iin ini memproduksi kripik pisang
yang beliau jajakan disekitar Kranggan maupun Puspitek, beliau hanya
bermodalkan Pisang Kepok mentah sebanyak 1 tandan yang bisa
menghasilkan kurang lebih 50 bungkus yang untuk beliau jual keliling.
Setelah berjalan kurang lebih 3 tahun ibu Iin selaku anggota Koperasi
mendapatkan bantuan berupa pinjaman modal untuk memperbesar usaha
dengan menambah bahan baku yang tadinya hanya 1 tandan menjadi 3
tandan untuk dipasarkan kebeberapa daerah.
Tadinya ibu Iin hanya memasarkan disekitaran Kranggan dan
Puspitek, tapi kali ini dengan penambahan produksi dan jaringan yang
diberikan oleh pihak Koperasi ibu Iin bisa memasarkannya dipasar
Modern BSD, Telkom BSD maupun pihak Dinas Kota Tangerang Selatan.
Tidak hanya ibu Iin memasarkan tetapi banyak juga yang langsung
menghampiri kediam ibu Iin ini untuk memesan langsung keripik pisang
79
ini sebagai buah tangan saudara-saudara atau untuk dikonsumsi disebuah
acara tertentu.
Gambar 4.1 Proses Pembuatan Keripik Pisang
Sumber : Peneliti
“dulunya dek ibu Cuma bisa jualan keliling aja dek ke kampungkampung, yah dengan modal Cuma 450 ribu dek itu juga alhamdulilahdek, pas ibu ikut di ajak sama adek ibu Lia ibu masuk jadi anggotaKoperasi disini. Alhamdulilah ibu bisa nambah gedein usaha ibu,alhamduliha bisa lanjutin bayar sekolah anak ibu. Sekarang dek kalo lagimusim menjelang puasa atau mau lebaran dek banyak dek ibu pesenandari Dinas dek biasanya buat acara pengajian atau ngga buat acarakeluarga gitu bapak ibu dinas mesen kesini dek. Biasanya kalo mesen adayang 3 kilo kalo ngga 5 kilo. Itu juga 1 orang dek. Kadang ibu sampekehabisan bahan buat bikinnya lagi dek”60 ujar ibu Iin dalam menjalankanproduksi keripik pisang.
Tabel 4.1 Hasil Produksi Usaha Ibu Iin
No Produk Usaha Omset Perbulan Modal Usaha
1 Keripik Pisang Nangka Rp 3.250.000 Rp 1.840.000
2 Keripik Pisang Kepok Rp 2.750.000 Rp 1.550.000
Laba Rp 2.610.000
60 Wawancara pribadi dengan Ibu Iin 13 Februari 2017
80
Selain ibu Iin ada juga yang menjadi anggota Koperasi yaitu ibu
Supiah beliau salah stu anggota koperasi juga yang sudah lama masuk saat
Koperasi ini masih menjadi Kelomok Usaha bersama (KUB) beliau sudah
17 tahun menjalankan usaha kembang goyang, ibu Supiah ini tinggal di
RT 12 RW 05 Kelurahan Kranggan, sebelum ibu Supiah usaha kembang
goyang beliau memasarkan di pasar Kebayoran Lama, karena semakin
bertambahnya uisa beliau mencoba memasarkan disekitaran Kranggan.
Setelah ibu Supiah diikut sertakan oleh pak Alwani selaku pimpinan dari
Koperasi ibu Supiah dibimbing untuk meningkatkan kualitas produksinya.
Dari pihak Koperasi ini ibu Supiah pun mendapatkan bantuan
berupa alat masak untuk membuat kembang goyang dan bantuan pinjaman
yang turunkan dari Bank Nasional Indonesia (BNI). Dengan adanya
bantuan ini membuat produksi semakin meningkat yang setiap harinya
mendapkan pesanan dari berbagai daerah yang langsung menghampiri
beliau. Dulu ibu Supiah hanya memproduksi untuk di pasarkan di
Kebayoran Lama hanya 50 bungkus, saat ini setelah mengikuti pembinaan
dari Koperasi dan bantuan dari Bank beliau bisa meningkatkan
produksinya perhari bisa mencapai 120 bungkus perharinya untuk
memenuhi pesanan.
81
Gambar 4.2 Proses Pengemasan Kembang Goyang
Sumber : Peneliti
“ini dek emak mah dulu cuma jualan kembang goyang dibawa kepasar Kebayoran Lama dijual dulu dikereta pas masih KRL merah belombagus kaya sekarang, emak dulu jualan disini kurang laku dek tapidibantu sama pak Alwani dagangan emak dimasukin diinternet sama pakAlwani alhamdulilahnya sekarang banyak aja dek orang yang kesini pesenkembang goyang sma emak. Emak masak kembang goyang dibantuinsama anak emak dek kalo sendiri emak kaga kuat dek banyak kalosekalinya orang mesen dek.”61 Ujar ibu Supiah pelaku usaha kembanggoyang.
Tabel 4.2 Hasil Produksi Usaha Ibu Supiah
No Produk Usaha Omset Perbulan Modal Usaha
1 Kembang Goyang Rp 2.200.000 Rp 1.145.000
Laba Rp 1.055.000
Dengan berjalannya Usaha Kecil Menengah (UKM) disini
membuat masyarakat terbantu dengan adanya usaha kecil ini mereka yang
tadinya tidak memiliki pekerjaan mereka bisa membantu jalannya usaha
seperti salah satu warga Kranggan pak Adung, beliau salah salah satu
61 Wawancara pribadi dengan ibu Supiah 14 Februari 2017
82
pelaku usaha kacang sangrai yang sudah turun temurun dari zaman
kakeknya sampai generasi beliau anak dari kakek beliau yang bisa
meneruskan usaha kacang sangrai sampai saat ini. Pak Adung dalam
menjalankan usahanya dibantu oleh beberapa warga sekitaran RT 13 RW
05 yang membantu dalam proses pemasakan kacang, proses pengemasan
kacang dalam kemasan untuk dipasarkan keberbagai toko. Dalam
pendapatan pak Adung bisa kembali diputarkan menjadi modal dalam
produksi untuk penjualan beliau perbulan bisa mengantongi 3-4 jt
perbulan dan itu bisa untuk membayar gaji yang membantu dalam
produksi kacang sangrai.
Gambar 4.3 Proses pemasakan Kacang Sangrai
Sumber : Peneliti
“saya disini dek biasa dibantu oleh warga dek kalo lagi ngolahkacang, kalo masak ini saya dibantu sama pak Endang dia bisa masakkacang sampe matengnya pas dek, karena kacang Kranggan sama kacangdidaerah Jawa sana berbeda. Karena dari rasa yang di hasilkan kacang
83
Kranggan agak manis sedangkan kacang dari Jawa lebih kerasa gurih.”62
Ujar pak Adung pelaku usaha kacang sangrai
Tabel 4.3 Hasil Produksi Usaha Pak Adung
No Produk Usaha Omset Perbulan Modal Usaha
1 Kacang Sangrai Rp. 4.000.000 Rp 2.850.000
Laba Rp. 1.150.000
Dengan hadirnya Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga ini
lingkungan daerah Kranggan ini menjadi salah satu destinasi sentra
kerajinan pangan di Kota Tangerang Selatan dengan aneka jajanan khas
tempo dulu membuat para pengunjung menyempatkan berkunjung disini
untuk membeli oleh oleh atau berkunjung untuk makan disaunng
dibantaran sungai Cisadane ini yang terkenal dengan lingkungan cere,
dimana pengunjung dapat menikmati ikan yang langsung diambil dari
sungai Cisadane ini, ada juga sate kambing muda Abah Asmid dan ayam
bakar Bu Intan yang terkenal di Kranggan ini.
Tidak hanya kuliner saja yang dikembangkan oleh pengurus KSU
ini tetapi Ekowisata seperti sekolah alam dan outbond yang sudah mulai
dijalankan oleh masyarakat sekitar sebagai penunjang saran yang ada di
Kranggan ini. Ekowisata ini sendiri didirikan untuk program pengenalan
alam kepada anak anak agar mereka bisa didekatkan dengan alam sekitar
yang dimana Kranggan ini masih terhitung daerah yang cukup asri karena
62 Wawancara pribadi dengan Pak Adung 16 Februari 2017
84
sampai saat ini masih banyak bantaran sawah dan perkebunan yang berada
didekat sungai Cisadane ini.
Dari dampak pemberdayaan ini tidak hanya saja anggota koperasi
saja yang merasakannya tetapi masyarakat sekitar pun turut merasakanan
seperti Dampak Sosial Masyarakat yang dimana hadirnya Usaha Kecil
Menengah (UKM) masyarakat bisa membuka lapangan pekerjaan bagi
lingkungan Kelurahan Kranggan. Dimana masyarakat bisa mandiri dalam
menunjang usahanya. Dampak Ekonomi Masyarakat dimana
pemberdayaan yang diberikan Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga
ini bisa meningkatkan perekonomian masyarakat dan mensejahterakan
masyarakat seperti contohnya petani kacang dimana hasil panennya bisa
dibeli oleh pelaku usaha kacang untuk disangrai dan dijadikan produk
untuk buah tangan.
85
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang saya lakukan yang saya dapat dari
observasi, wawancara dan studi dokumentasi di Kelurahan Keranggan
Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan dalam menjawab rumusan
masalah yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya yaitu “Bagaimana
Strategi Pemberdayaan Ekonomi Usaha Kecil Menengah di Kranggan
Kota Tangerang Selatan”, dapat disimpulakn bahwa:
1. Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga telah melakukan
pemberdayaan dengan aras mezzo yaitu dengan ruang lingkup
kelompok atau komunitas dengan anggota koperasi sebagai
media intervensinya. Pemberdayaan ini dilakukan dengan cara
menggali potensi yangada pada lingkungan Keranggan dangan
berbagai tahapan pemberdayaan diantaranya persiapan
(engagement), pengkajian (assesment), perencanaan program
(designing), pemformulasi rencana aksi (designing),
pelaksanaan program (implementasi), evaluasi (evaliation) dan
terminasi (disengagement). Selanjutnya dikembangkan dengan
lebih baik lagi melalui beberapa kegiatan antara lain outbond,
dan charity creatifity. Dalam rangka pemberdayaan terhadap
pelaku usaha maupun anggota Koperasi Serba Usaha (KSU)
Cipta Boga melakukan beberapa promosi terhadap produk
85
86
anggota koperasi yang sebagai pelaku usaha yang ada di
Kelurahan Keranggan ini melalui media sosial, internet dan
seminar daerah. Pemberdayaan melalui beberapa kegiatan
seperti dijadikan sentra oleh-oleh ini mampu meningkatkan
perekonomian dan kesejahteraan anggota Koperasi Serba
Usaha (KSU) Cipta Boga.
2. Pencapaian sosial ekonomi masyarakat di Kranggan ini sudah
bisa dikatakan membaik dengan hadirnya Koperasi Serba
Usaha (KSU) Cipta Boga ini dimana meningkatkan
perekonomian daerah Kranggan ini yang dibantu dengan
hadirnya berbagai program yang dijalankan Koperasi Serba
Usaha (KSU) Cipta Boga ini dengan hadirnya centra oleh-oleh
Tangerang Selatan. Dimana masyarakat dapat merasakan
perkembangan ekonomi yang mulai meningkat dengan
hadirnya berbagai pembinaan yang dijalankan Koperasi Serba
Usaha (KSU) Cipta Boga.
B. Saran
Dari hasil penelitian dan informasi yang saya dapatkan, terdapat
beberapa saran atau usulan yang ditujukan Koperasi Serba Usaha Cipta
Boga.Hal ini untuk menjadikan pemberdayaan yang dilaksanankan
menjadi lebih baik dengan diharapkan hasil yang maksimal.
1. Pendekatan melalui promosi yang harus ditingkatkan karena
dengan banyaknya UKM yang baru berdiri dan
pengembangannya lebih ditekankan kepada usaha yang baru
87
2. Fasilitas outlet yang harus dikembangkan agar semakin
lengkap hasil produk dari para pelaku usaha agar semua produk
pelaku usaha bisa masuk didisplay outlet dan bisa
mensejahterkan pelaku usaha itu sendiri.
3. Higenitas dalam proses produksi oleh pelaku Usaha Kecil
Menengah (UKM) agar lebih ditingkatkan kembali untuk
menjaga standarisasi kebersihan usaha.
4. Peningkatan promosi hasil produk usaha dari pelaku usaha oleh
pengurus Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga agar
meratanya promosi yang dijalankannya.
5. Pengingkatan informasi usaha yang diberikan oleh Dinas
Koperasi Kota Tangerang Selatan kepada pelaku usaha
dibawah naungan Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga.
88
Daftar Pustaka
Adi Isbandi Rukminto, pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan KesejahteraanSosial, Jakarta : Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2002.
Ariefuzzaman Siti Napsiyah dan Lisma Diawati Fuadia, Belajar Teori PekerjaanSosial, Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Bungin Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT Raja GrafindoPersada, 2003.
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2011.
Eveffendi Tadjudin Noer, Sumber Daya Manusia Peluang Kerja DanKemiskinan, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1995.
Fahrudin Adi , Pengantar Kesejahteraan Sosial, Bandung : Refika Aditama,2012.
Farnky Slamet dan Karunia Hetty Tunjungsari, Dasar-dasar KewirausahaanTeori dan Praktik, Jakarta Barat : PT Indeks Kembangan, 2014.
Hariadi Bambang, Startegi Manajemen, Malang : Bayumedia Publishing, 2003.
Hendar, Manajemen Perusahaan Koperasi, Semarang : Penerbit Erlangga, 2010.
Herdiansyah Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial,Jakarta : Penerbit Salemba Humanika, 2010.
Kasmir, Kewirausahaan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006.
Kusmana, Bunga Rampai Islam dan Kesejahteraan social, IAIN IndonesiaSocialEquety Project 2006.
Moleong Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT RemajaRosdakarya, 2007.
MS Syamsir Salam dan Jaelani Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta :Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press,2006.
Pratomo Titik Sartika dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil /Menengah dan Koperasi, Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia, 2002.
Sarosa Samiaji, Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar, Jakarta : PT Indeks, 2012.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung : Alfabeta, 2009.
Suharto Edi, CSR & COMDEV Intervestasi Kreatif Perusahaan di EraGlobalisasi, Bandung : Alfabeta, 2010.
88
89
Suharto Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung : PTRefika Aditama, 2005.
Suharyanto, Motivasi Masyarakat untuk Pengembangan Kewirausahaan ( dalambuku Dimensi-dimensi Masalah Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat),Yogyakarta: APMD Press, 2005.
Suryana Yuyus dan Kartib Bayu, Kewirausahaan, Jakarta : Perdana Media Group,2010.
Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, Yogyakarta : CV Andi Offset,2014.
Artikel
Badan Pusat Statistik, angka kemiskinan turun menjadi 10,86%. Artikel di aksesPada tanggal 11 November 2016 darihttps://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1219
Direktori Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Tanggerang Selatan
http://hariannetral.com/2014/12/pengertian-strategi-menurut-beberapa-ahli.html,Budi Prasetyo
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 22, No. 1, 2014 h, 56
Undang-undang No 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial Pasal 1 ayat 10
90
90
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
A. Profil Informan
1. Profil Kelurahan Kranggan
a. Bagaimana sejarah Kelurahan Kranggan
b. Bagaimana demografi Kelurahan Kranggan
c. Bagaimana korelasi anatara Kelurahan – Koperasi - UKM
2. Profil Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga
a. Bagaimana sejarah berdirinya Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta
Boga
b. Siapakah yang menjadi penggerak dari pendirian Koperasi Serba
Usaha (KSU) Cipta Boga
c. AD/ART
d. Bagaimana posisi Koperasi terhadapa pelaku Usaha Kecil
Menengah (UKM) atau anggota Kopersi
e. Adakah kendala dala berjalannya Koperasi ini
f. Apa saja potensi yang ada di Koperasi ini
g. Dampak Koperasi bagi anggota
h. Bagaimana pola kerja sama Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta
Boga dengan pelaku usaha
i. Bagaimana program dalam memberdayakan pelaku usaha atau
anggota koperasi
3. Profil Pelaku Usaha Keripik Pisang
a. Bagaimana sejarah dalam pembuatan keripik pisang
b. Seperti apa proses produksi bahan baku mentah menjadi siap
konsumsi
c. Bagaimana proses dari permodalan – produksi – packing –
pemasaran – pendapatan – omset
d. Apakah kendala dalam menjalankan usaha keripik pisang
e. Bagaimana sistem pemasaran keripik pisang
f. Siapakah tenaga kerja yang memproduksi keripik pisang dari
bahan mentah menjadi bahan siap konsumsi
4. Pelaku Usaha Keripik Singkong
a. Bagaimana sejarah dalam pembuatan keripik singkong
b. Seperti apa proses produksi bahan baku mentah menjadi siap
konsumsi
c. Bagaimana proses dari permodalan – produksi – packing –
pemasaran – pendapatan – omset
d. Apakah kendala dalam menjalankan usaha keripik Singkong
e. Bagaimana sistem pemasaran keripik Singkong
f. Siapakah tenaga kerja yang memproduksi keripik singkong dari
bahan mentah menjadi bahan siap konsumsi
5. Pelaku Usaha Kembang Goyang
a. Bagaimana sejarah dalam pembuatan Kembang Goyang
b. Seperti apa proses produksi bahan baku mentah menjadi siap
konsumsi
c. Bagaimana proses dari permodalan – produksi – packing –
pemasaran – pendapatan – omset
d. Apakah kendala dalam menjalankan usaha Kembang Goyang
e. Bagaimana sistem pemasaran Kembang Goyang
f. Siapakah tenaga kerja yang memproduksi Kembang Goyang dari
bahan mentah menjadi bahan siap konsumsi
6. Pelaku Usaha Kacang Sangrai
a. Bagaimana sejarah dalam pembuatan kacang sangrai
b. Seperti apa proses produksi bahan baku mentah menjadi siap
konsumsi
c. Bagaimana proses dari permodalan – produksi – packing –
pemasaran – pendapatan – omset
d. Apakah kendala dalam menjalankan usaha kacang sangrai
e. Bagaimana sistem pemasaran kacang sangrai
f. Siapakah tenaga kerja yang memproduksi kacang sangrai dari
bahan mentah menjadi bahan siap konsumsi
7. Pengrajin Paper Bag
a. Bagaimana sejarah dalam pembuatan kerajinan paper bag
b. Seperti apa proses produksi bahan baku mentah menjadi siap
konsumsi
c. Bagaimana proses dari permodalan – produksi – packing –
pemasaran – pendapatan – omset
d. Apakah kendala dalam menjalankan kerajinan paper bag
e. Bagaimana sistem pemasaran paper bag
f. Siapakah tenaga kerja yang memproduksi paper bag dari bahan
mentah menjadi bahan siap konsumsi
B. Strategi Pemberdayaan oleh Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga
1. Penggalian Potensi
a. Bagaimana cara Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga
menerapkan program kepada anggota koperasi
b. Bagaimana cara Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga
menggali potensi anggota koperasi
2. Pengembangan Potensi
a. Bagaimana cara Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga
mengembangkan potensi anggota
b. Bagaimana cara penerapan program kepada pelaku UKM
c. Produk apa saja yang dikembagkan
d. Apa manfaat yang didapat dari Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta
Boga dari pemberdayaan masyarakat Kranggan
C. Indikator Keberdayaan
1. Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga
a. Bagaimana perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat
Kranggan
b. Apa yang dilakukan masyarakat Kranggan dalam
mensejahtrakan kehidupan sosialnya
c. Perubahan apa sja yang dirasakan oleh masyarakat Kranggan
2. Perangkat Daerah
a. Bagaimana keadaan daerah Kranggan saat ini
b. Peran apa saja yang telah dibrikan bagi perangkat daerah untuk
kemajuan daerah Kranggan
c. Peran apa yang telah diberikan Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta
Boga kepada daerah Kranggan
d. Apa harapan masyarakat sekitar kedepannya kepada Koperasi
Serba Usaha (KSU) Cipta Boga
3. Pelaku Usaha Kripik Pisang
a. Apa dampak adanya koperasi bagi anda
b. Apa fungsi koperasi bagi anda
c. Apa manfaat koperasi bagi anda
d. Bagaimana perubahan yang anda rasakan sebelum adanya
koperasi maupun sudah adanya koperasi
4. Pelaku Usaha Kripik Singkong
a. Apa dampak adanya koperasi bagi anda
b. Apa fungsi koperasi bagi anda
c. Apa manfaat koperasi bagi anda
d. Bagaimana perubahan yang anda rasakan sebelum adanya
koperasi maupun sudah adanya koperasi
5. Pelaku Usaha Kembang Goyang
a. Apa dampak adanya koperasi bagi anda
b. Apa fungsi koperasi bagi anda
c. Apa manfaat koperasi bagi anda
d. Bagaimana perubahan yang anda rasakan sebelum adanya
koperasi maupun sudah adanya koperasi
6. Pelaku Usaha Kacang Sangrai
a. Apa dampak adanya koperasi bagi anda
b. Apa fungsi koperasi bagi anda
c. Apa manfaat koperasi bagi anda
d. Bagaimana perubahan yang anda rasakan sebelum adanya
koperasi maupun sudah adanya koperasi
7. Pengrajin Paper Bag
a. Apa dampak adanya koperasi bagi anda
b. Apa fungsi koperasi bagi anda
c. Apa manfaat koperasi bagi anda
d. Bagaimana perubahan yang anda rasakan sebelum adanya
koperasi maupun sudah adanya koperasi
TRANSKIP WAWANCARA
A. Profil Informan
1. Profil Kelurahan Kranggan 30 Januari 2017
a. Bagaimana sejarah Kelurahan Kranggan?
“Kelurahan Kranggan adalah derah terakhir rekrutan dari KotaTangerang Selatan yang tadinya termasuk dari kecamatan Cisaukyang masih masuk dalam lingkungan daerah Kota Tangerang,Kelurahan Kranggan masuk ke Kota Tangerang Selatan pada awaltahun 2013”
b. Bagaimana demografi Kelurahan Kranggan
“Berdasarkan data administrasi pemerintah Kelurahan tahun 2015,jumlah penduduk Kelurahan Kranggan adalah 6.160 jiwa, denganrincian 3.171 laki-laki dan 2.989 perempuan. Jumlah penduduk initergabung dalam 1.755 kepala keluarga. Dan jumlah pendudukKelurahan Kranggan memiliki masing-masing kepercayaan dalamkeyakinan beragama yang dianut, (islam dan Kristen). Namunkewarganegaraan masyarakat Kelurahan Kranggan adalah WargaNegara Indonesia (WNI)”
c. Bagaimana korelasi anatara Kelurahan – Koperasi – UKM
“Dari korelasi antara pemerintahaan kelurahan sampai pelakuusaha ini melalui perantara dengan koperasi.Dimana nantinyapihak kelurahan yang akan menurunkan program dan di terapkanoleh koperasi kepada pelaku usaha dimana nantinya untukmensejahterakan sipelaku uisaha yang mayoritas masyarakatKranggan.”
2. Profil Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga 11 Februari 2017
a. Bagaimana sejarah berdirinya Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta
Boga?
“awal berdirinya Koperasi ini bermula dari sebuha KelompokUsaha Bersama (KUB) yang mulai dirintis pada tahun 2011 yangberanggotakan 10 orang, yang dimana anggota ini memproduksibarang dan hasilnya dijual kemasyarakat luas. Kelompok UsahaBersama (KUB) ini bertahan selama 1 tahun karena pengurusmenginginkan sebuah kemajuan untuk membangun Koperasi
akhirnya dibuatlah Pra Koperasi, dimana Pra Koperasi ini adalahlangkah uji coba untuk melangkah menuju Koperasi. Pada PraKoperasi ini terdiri dari 20 anggota dimana nantinya mereka akanbergabung dengan pendahulunya dari Kelompok Usaha Bersama(KUB). Pra Koperasi berjalan selama 3 bulan lamanya.Setelah 3bulan denga Pra Koperasi lahirlah pembentukan Kopersi.Karenakoperasi ini berbasis usaha atau wirausaha terutama dibidangkuliner maka dibuatlah Koperasi Serba Usaha (KSU) CiptaBoga.Dengan Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga munculahbeberapa unit usaha seperti makanan ringan, sembako, repackingminyak, industri kreatif dan industri pariwisata.”
b. Siapakah yang menjadi penggerak dari pendirian Koperasi Serba
Usaha (KSU) Cipta Boga?
“Dalam Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga ini dimana pakAlwani selaku ketua Koperasi yang memulai pergerakan awaldalam menjalankan koperasi ini mulai dari saat menjadi KelompokUsaha Bersama (KUB), Pra Koperasi Sampai saat ini”
c. AD/ART
“Untuk Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga yangditerapkan oleh Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga ini danadisahkan oleh MENTERI NEGARA KOPERASI DANPENGUSAHA KECIL MENEGAH yang disahkan pada tanggal 8Februari 2010”
d. Bagaimana posisi Koperasi terhadappelaku Usaha Kecil Menengah
(UKM) atau anggota Koperasi?
“Koperasi sebagai salah satu pendamping kepada anggota danpelaku Usaha Kecil Menengah (UKM). Yang dimana penguruskoperasi yang membina pelaku usaha mulai dari pemilihan bahanbaku, permodalan, proses produksi yang baik, pengemasan sampaipemasaran.”
e. Adakah kendala dala berjalannya Koperasi ini?
“Kendala dari berjalannya Koperasi ini proses dimana pemerintahpusat kurang support dalam mengembangkan ide ide baru ini tetapiide baru ini bisa di antisipasi bahwa ini akan membuat koperasi inibisa maju dengan merubah inovasi yang dimana koperasi tidakmuluk hanya meberdayakan tetapi bisa membuat lapanganpekerjaan.”
f. Apa saja potensi yang ada di Koperasi ini?
“Dalam Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga ini memilikipotensi yang dimana untuk mengembangkan penjualan dari hasilproduksi pengurus kopersai menggunakan sistem penjualan secaraonline yang mempermudah konsumen untuk memilih produk yangdisukai untuk dibelinya”
g. Dampak Koperasi bagi anggota ?
“Dengan adanya Koperasi anggota koperasi yang mayoritas adalahmasyarakat Kranggan, dengan mereka ikutn menjadi anggotamereka merasakan menjadi pelaku usaha dengan dibina unutkmenjadi pengusaha kecil dan dibantu dalam memasarkan hasilproduknya dengan cara modern. Selain itu anggota bisa merasakanbantuan untuk memperbesar usahanya yang dibantu daripemerintah”
h. Bagaimana pola kerja sama Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta
Boga dengan pelaku usaha?
“Dalam pola kerja sama yang dijalan pihak koperasi dengan pelakuusaha disini koperasi menyediakan perlengkapan sembako untukproses produksi dan untuk meningkatkan pemasaran produkkoperasi membantu dalam pemasaran secara online.”
i. Bagaimana program dalam memberdayakan pelaku usaha atau
anggota koperasi?
“Dalam program pemberdayaan untuk pelaku usaha disinipengurus koperasi membuka pelatihan untuk produksi anekajajanan khas Tangerang Selatan pelatihan packing kemasan agarmenarik peminat dan bagaimana memange keuangan daripermodalan hingga laba.”
3. Profil Ibu Iin Pelaku Usaha Keripik Pisang 13 Februari 2017
a. Bagaimana sejarah dalam pembuatan keripik pisang
“awalnya hanya untuk memenuhi penjualan untuk adiknya ibu Iinhanya 2 tandan untuk dijual keliling, hanya dapet sekitar 50 pcsdijual 2 hari sekali keliling di daerah lengkong dan dipasar BSD.”
b. Seperti apa proses produksi bahan baku mentah menjadi siap
konsumsi?
“Proses pembuatan kripik pisang pisangnya dikupas lalu direndamdi air bersih dan di kasih bumbu garam dan bawang putih lalu dimasak di minyak panas, lalu di tiriskan minyak dipeniris sampaiminyak hilang semua, lalu di kemas di plastik.”
c. Bagaimana proses dari permodalan – produksi – packing –
pemasaran – pendapatan – omset
“Untuk proses awal dari permodalan sendiri kita dibantu darikoperasi untuk dana pinjaman dari bank juga untuk permodalanawal, produksi biasanya 2 hari sekali untuk dipasarkan langsung.Untuk pendapatan biasanya disisihkan untuk modal kembali.”
d. Apakah kendala dalam menjalankan usaha keripik pisang
“Kendala dalam menjalankan usaha keripik pisang ini biasanyadari bahan baku, biasanya menggunakan Pisang Nangka.Tapi kalongga ada Pisang Nangka diganti dengan kulitas yang agakmenurun sedikit seperti pisang kepok.”
e. Bagaimana sistem pemasaran keripik pisang
“Untuk pemasaran keripik pisang ini biasanya dipasarkan dengandijajakan keliling, dimasukan dioutlet koperasi atau biasanya oranglangsung menghampiri kerumah.”
f. Siapakah tenaga kerja yang memproduksi keripik pisang dari
bahan mentah menjadi bahan siap konsumsi
“Dalam proses produksi ini biasanya dibantu oleh tetangga atauanak jika mereka tidak sekolah atau libur, tetpi lebih sering dengantetangga.”
4. Profil Ibu Hanifah Pelaku Usaha Keripik Singkong 15 Februari 2017
a. Bagaimana sejarah dalam pembuatan keripik singkong
“Awal mula pembuatan keripik singkong ibu Hanifah sudah 15tahun membat keripik singkong ini awalnya beliau membuat opaksemakin banyak pemesanan akhirnya beliau menkrasi menjadikeripik singkong dan stik singkong sudah sejak dulu.”
b. Seperti apa proses produksi bahan baku mentah menjadi siap
konsumsi
“Untuk awalnya keripik singkong dikupas terlebih dulu lalu dicucisampai bersih singkongnya lalu diiris tipis-tipis lalu dimasukankebumbu sampai meresap kemudian digoreng sampai matang,setelah matang ditiiriiskan sampai minyaknya habis siap dimasukan ke kemmasan untuk siap dijual.”
c. Bagaimana proses dari permodalan – produksi – packing –
pemasaran – pendapatan – omset
“Untuk permodalan ada bantuan dari koperasi lalu untukproduksinya dikupas dulu singkongnya lalu di cuci samppai bersihseteah bersih diiris tipis lau dimasukan kebumbu dan siap di masaksampai matang ditiriskan sampai kering lalu dikemas siap di jual,untuk pemsaran ini biasanya ibu Hanifa menjajankan diwarungmakan atau ngga dimasukan dioutlet koperasi maupun diwebkoperasi, untuk pendapatan sendiri ibu Hanifa bisa untukdilanjutkan modal untuk membuat keriik maupun stik singkonglalu disisikan untuk menabung.”
d. Apakah kendala dalam menjalankan usaha keripik Singkong
“Untuk kendala dalam menjalankan usaha ini sendiri tidak terlalukarena dari segi bahan baku sendiri ibu Hanifah masih bisamelakukan sistem simpan pinjam.”
e. Bagaimana sistem pemasaran keripik Singkong
“Untuk pemasaran sendiri ibu Hanifah dibantu oleh penguruskoperasi dengan produknya dimasukan dalam outlet koperasi dandimasukan dalam web koperasi. Tidak hanya dibantu oleh koperasiibu Hanifah juga menjajakan sendiri kewarung-warung sekitaranKranggan dan BSD.”
f. Siapakah tenaga kerja yang memproduksi keripik singkong dari
bahan mentah menjadi bahan siap konsumsi
“Untuk tenaga kerja sendiri ibu Hanifah dibantu oleh anaknyasendiri untuk memproduksi keripik dan stik singkong.”
5. Profil Ibu Supiyah Pelaku Usaha Kembang Goyang 14 Februari 2017
a. Bagaimana sejarah dalam pembuatan Kembang Goyang
“ awal pembuatan usaha kembang goyang ini berawal dari ibuSupiah menjajakan opak didaerah Kebayoran Lama dijajakandipasar setiap harinya ibu Supiah harus naik kereta dari StasiunSerpong menuju Stasiun Kebayoran Lama. Sampai ibu Supiahbelajar membuat makanan kembang goyang yang menjadi salahsatu tambahan daya jual kepada konsumen sampai saat ini yangterkenal dari ibu supiah yaitu kembang goyang yang sudah sampaipada ketingkat pemerintahan pun memesan jajanan tradisional ini.”
b. Seperti apa proses produksi bahan baku mentah menjadi siap
konsumsi
“Dalam proses pembuatan kembang goyang ini memiiki prosesyang singkat, yaitu dengan bahan tepung beras, gula, garam dan airsecukupnya. Cara pemasakannya larutkan tepung beras dengan airhingga larut semuanya, lalu masukan gula dan garam lalu adukdengan merata hingga tercampur semua, setelah itu masukancetakannya hingga rata adonan di cetakan masukan cetakankedalam inyakpanas hinngga mengembang adonan dan lepas daicetaakan hinngga matang angkat kembang goyang dari wajanhingga iris minyak smua lalu bisa di kemasan dalam kemasan.”
c. Bagaimana proses dari permodalan – produksi – packing –
pemasaran – pendapatan – omset
“Dalam tahapan usaha ini ibu Supiah mendapatkan permodalandengan dana pinjjaman bank dari BNI tanpa bunnga untuk usahakecil menengah yang dimana ini dibantu oleh koperasi, dariproduksi ini sendiri semua masi tradisional tetap terjaga hinggaproses packing ini pun sudah dengan brand, dalam pemasaran initidak hanya dibantu oleh koperasi dengan di pasarkan dioutlet dandiweb koperasi, tetapi ibu Supiah ini juga menjajakan sendirikepada masyarakat sekitar hingga sebagian dari pemerintahan kotaTangerang Selatan pun sampai tertarik dengan jajanan tradisonalini. untuk pendapata ini sendiri ibu Supiah harus menyisihkansedikit untuk mebayarkan cicilan pinjaman dari bank yang dimananantinya diputarkan kembali menjadi modal esoknya.”
d. Apakah kendala dalam menjalankan usaha Kembang Goyang
“Untuk Kendala ini sendiri hanya dari harga bahan baku yangmungkin harga yang mungkin naik turunnya dipasaran hinggatidak terlalu masalah.”
e. Bagaimana sistem pemasaran Kembang Goyang
“dalam pemasaran sendiri ibu Supiah dibantu oleh pihak koperasimelalui outlet koperasi dan ditampilkan dalam web koperasi, tidakitu saja ibu Supiah sendiri pun menjajakan sendiri kedaerah sekitarKranggan.”
f. Siapakah tenaga kerja yang memproduksi Kembang Goyang dari
bahan mentah menjadi bahan siap konsumsi
“Untuk tenaga kerja yang membantu ibu Supiah biasanya ibusupiah dibantu oleh anaknya dan menantunya untuk membuatberbagai pesanan yang dipesan oleh konsumennya.”
6. Profil Pak Adung Pelaku Usaha Kacang Sangrai 16 Februari 2017
a. Bagaimana sejarah dalam pembuatan kacang sangria
“Awal usaha kacang sangrai ini berawal dari orang tua pak Adungyang sudah turun temurun, pada generasi ini pak Adung yangmemegang usaha kacang sangrai khas Kranggan ini. yang dimanapak Adung adalah generasi ketiga dari penerus usaha kacangsangrai ini. usaha ini sudah berjalan kurang lebih 20 tahun lamanyadan usaha ini lah yang sudah cukup lama berada diKranggan ini”.
b. Seperti apa proses produksi bahan baku mentah menjadi siap
konsumsi
“Untuk proses bahan mentah dimulai dengan dicuci untukmemunculkan rasa kacang lalu ditaro dua malam untukpengendapan rasa agar muncul kembali, untuk proses terakhirlangsung disangrai diatas wajan besar sampai matang.”
c. Bagaimana proses dari permodalan – produksi – packing –
pemasaran – pendapatan – omset
“Untuk permodalan ini sendiri pak Adung biasanya memintaakacang untuk dipasok terlebih dulu lalu di masak sampai bisadijual untuk kacang yang dari jawa tetai untuk kacang Krangganini sendiri tidak perlu modal, untuk produksi ini sendiri untukkacang dari jawa biasanya dicuci terlebih dulu untukmengembaliikan rasa yang sedikit hiilaang karena prosespengiriman dari jawa hingga ke bengkel lalu setelah dicuci kacangdidiamkan selama 2 hari untuk penirisan air yang ada dikacang.Setelah itu siap untuk langsung dimasak oleh pak Udin dan pak
Adung seteah dimasak di siangi atau dipilih kacang terbaik untukdikemas dalam kemasaan utnuk siap dipasarkan. Biaasanyapemasaran ini pak Adung lebih memilih untuk memasarkan kacangini sendiri karena kurang bisanya pihaak koperasi dalammemasarkannya, pendapatan yang didapat pak Adung disortirkembali untuk permodalan lalu sisa modal dialihkkan untukmembayar yang membantu pak Adung dalam produksi.”
d. Apakah kendala dalam menjalankan usaha kacang sangrai
“Untuk kendala yang dihadapi oleh pak Adung yaitu bagaimanasistem pemasaran kacangnya yang masih kurang begitu lancaryang dipasarkan oleh pihak koperasi menurut beliau pihak koperasikurang bisa untuk memasakan kaacang, tetapi pak adung tidakmenyerah beliau memasarkan sendri yang dimana lebih banyykyang beliau pasarkan sendiri ketimbang dari koperasi.”
e. Bagaimana sistem pemasaran kacang sangrai
“Untuk pemasaran sendiri pak Adung dibantu oleh pihak koperasidengan dimasukan produknya dalam outlet koperasi dandimasukan dalam penjualan online diweb koperasi. Tidak hanyadibantu oleh pihak koperasi tetapi pak Adung juga menjajakankebeberapa warung warung disekitar Kranggan.”
f. Siapakah tenaga kerja yang memproduksi kacang sangrai dari
bahan mentah menjadi bahan siap konsumsi
“Untuk tenaga kerja yang dilibatkan dalam produksi kacangsangrai ini pak Adung tidak sendiri beliau dibantu oleh pak Udinselaku yang memasak kacang diatas wajan lalu untuk pengemasankacang dibntu oleh ibu ibu disekitar bengkel kacang.”
7. Profil Teh Lia Pengrajin Paper Bag 20 Februari 2017
a. Bagaimana sejarah dalam pembuatan kerajinan paper bag
“Awal mula pembuatan kerajinan paper bag ini teh Lia membantupak Alwani untuk administrasi koperasi, tetapi dengan berjalannyawaktu dengan banyaknya limbah pabrik didekat Kranggan ini tehLia dibantu oleh pak Alwani membuat kerajinan paper bag darilimbah pabrik yang didaur ulang menjadi kertas dan dijadikanpengganti dari plastik yang bahannya bisa hancur. Disini dalamperjalanan usahanya teh Lia sudah beberapa produknya langsungdiditribusikan keberbagai kota besar seperti Jakarta dan Bandungdimana untuk wadah dari hasil oleh oleh yang dibeli olehkonsumen sentra oleh-oleh.”
b. Seperti apa proses produksi bahan baku mentah menjadi siap
konsumsi
“Untuk bahan baku ini didapat dari sisa limbah pabrik yang sudahtidak terpakai. Untuk awalnya dipotong terlebih dulu karena besarlalu diukur untuk dipotong berbagai ukuran lalu dilipat dan dilem.Setelah terbentuk jadi tas dibolongi untuk tentengan dengan talidan siap untuk di jual atau dikirim ke daerah.”
c. Bagaimana proses dari permodalan – produksi – packing –
pemasaran – pendapatan – omset
“Untuk proses permodalan yang dimana teh Lia mendapatkanbantuan dari koperasi karena ini masih salah satu kerajinan baruyang ada dikoperasi ini. Sementara untuk produksinya dibantu olehbeberapa anggota yang mau untuk membuat paper bag ini denganberbagai ukuran. Packing ini sendiri disesuaikan dengan setiapukurannya dijadikan satu setiap ukuran dan siap untuk dikirimkeberbagai outlet yang memesan. Untuk pedapatan ini sendiribiasanya dibagi menjadi dua dimana masuk kedalam kas koperasidan masuk kantong teh Lia sendiri.
d. Apakah kendala dalam menjalankan kerajinan paper bag
“Untuk kendala yang dihadapi oleh teh Lia yaitu kurangnya tenagapemotong kertas yang besar menjadi berbagai ukuran ataukemasan, karena pekerjaan itu berat jadi teh Lia harus mencaritenaga kerja pria yang sesuai dengan keterampilannya.”
e. Bagaimana sistem pemasaran paper bag
“Untuk pemasaran sendiri teh Lia biasanya mendapatkan pesanapaper bag dari kota Bandung dioutlet oleh-oleh sebagai wadaholeh-oleh untuk dibawa oleh konsumen begitu juga dijakartabiasanya dalam 1 minggu teh Lia diharuskan mengirim 1000 paperbag dari berbagai jenis.”
f. Siapakah tenaga kerja yang memproduksi paper bag dari bahan
mentah menjadi bahan siap konsumsi
“Uuntuk tenaga kerja produksi paper bag ini teh Lia dibantu olehbeberapa ibu-ibu anggota koperasi lain yang dimana bahanmentahnya diambil dikoperasi dan dikerjakan dirumah merekamasing-masing.”
B. Strategi Pemberdayaan oleh Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga
1. Penggalian Potensi
a. Bagaimana cara Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga
menerapkan program kepada anggota koperasi
“Dalam penerapan program ini pengurus koperasi denganjajarannya dalam menjalankan program pemberdayaan ini menariksupport pemerintah daerah seperti lingkungan RT dan RW,Kelurahan, Kecamatan dan tingkat Walikota pun dilibatkan yangdimana untuk menarik tutor sebagai contoh untuk dilihat olehanggotanya yang diterapkan oleh anggotanya itu sendiri.”
b. Bagaimana cara Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga
menggali potensi anggota koperasi
“Pengurus koperasi dalam menggali potensi anggota koperasi inidengan mengadakan kegiatan workshop usaha mandiri yangdimana semua anggota koperasi ini menjalan usaha mikro dalamlingkup kecil yang dimana nantinya akan disurvey oleh pengurusdan yang mana anggota yang bisa sampai mencapai ditargetkanoleh pengurus mereka lah yang akan bisa melanjutkan usahanyadengan dana bantuan oleh pengurus koperasi ini.”
2. Pengembangan Potensi
a. Bagaimana cara Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga
mengembangkan potensi anggota
“Dalam mengembangkan potensi anggota koperasi ini penguruskoperasi ini mendampingi jalannya kegiatan anggotanya dalamsetiap usahanya yang nantinya mereka akan difollow up olehpengurus setiap bulannya dan akan dibantu dari segi perlengkapandalam usaha mereka.”
b. Bagaimana cara penerapan program kepada pelaku UKM
“Dalam penerapan program pemberdayaan kepada pelaku UKMini pengurus koperasi melakukan berbagai pendekatan dimanapendektana ini untuk mengawasi produksi dari pelaku UKM itusendri hingga pengawasan pemasaran yang dimana menunjangkesejahteraan pelaku UKM tersebut.”
c. Produk apa saja yang dikembagkan
“Untuk pengembangan produk disini keseluruhan produk untukmeningkatkan kesejahteraan anggota, dimana disini didaerahKranggan ini menjadi salah satu produksi kacang sangrai terbesarsekota Tangerang Selatan, selain kacang sangrai ada pula anekajenis kripik mulai dari kripik singkong, kripik pisang hinggakembang goyang pun didaerah Kranggan ini memproduksi semuaitu.”
d. Apa manfaat yang didapat dari Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta
Boga dari pemberdayaan masyarakat Kranggan
“Dari pemberdayaan yang dilakukan oleh Koperasi Serba Usaha(KSU) Cipta Boga ini mereka bisa membantu perekonomianmasyarakat Kranggan yang dimana mereka masih termasuk daerahpengembangan baru yang dimana perekonomian mereka yangmasih kurang dinamis. Tetapi dengan hadirnya Koperasi SerbaUsaha (KSU) Cipta Boga yang sebagian besar anggotanya adalahmasyarakat Kranggan ini bisa menikmati pertumbuhan ekonomiyang mulai meningkat dengan hadirnya koperasi ini.”
C. Indikator Keberdayaan
1. Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga
a. Bagaimana perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat
Kranggan
“Perubahan sosial yang dirasakan oleh masyarakat denganhadirnya koperasi ini mereka bisa belajar dan menerapkanmengembangkan berbagai potensi yang ada didaerah Krangganini.”
b. Apa yang dilakukan masyarakat Kranggan dalam
mensejahtrakan kehidupan sosialnya
“Masyarakat Kranggan dengan menjalankan berbagai usahayang diterapkan dalam koperasi dan dijalankan oleh anggotadimana anggotanya adalah masyarakat Kranggan ini merekaterapkan dalam kehidupan mereka dengan menjadi wiraswastadengan pembinaan yang diberikan pengurus koperasi untukmengangkat tingkat kesejahteraan keluarga mereka.”
c. Perubahan apa sja yang dirasakan oleh masyarakat Kranggan
“Perubahan yang dirasakan oleh masyarakat Kranggan inicukup signifikan seperti perubahan perekonomian yang mulaisedikit demi sedikit mulai naik dengan hadirnya koperasi danpemberdayaan mereka menjadi pelaku UKM yang dimanauntuk mensejahterakan mereka selaku masyarakat, perubahanstatus sosial mereka yang tadinya mereka hanya sebagai buruhcuci, buruh bangunan saat ini mereka sudah menjadiwiraswasta yang menjalankan usaha mereka sendiri hasil daripemberdayaan yang diberikan oleh pengurus koperasi.”
2. Perangkat Daerah
a. Bagaimana keadaan daerah Kranggan saat ini
“Keadaan daerah Kranggan ini saat ini sudah mulai berubahmulai dari kesejahteraan masyarakatnya, perekonomianmasyarakatnya dan perubahan status sosial masyarakat.”
b. Peran apa saja yang telah diberikan bagi perangkat daerah
untuk kemajuan daerah Kranggan
“Perangkat daerah disini yaitu pihak kelurahan yang disinipihak kelurahan berperan sebagai penghubung antara KoperasiSerba Usaha (KSU) Cipta Boga dengan Masyarakat sekitaryang dimana dibantu pula dengan pak Alwani selaku anggotadari Kasi Ekbang dimana Ekbang ini menunjang perekonomianmasyarakat dari keluraha Kranggan.”
c. Peran apa yang telah diberikan Koperasi Serba Usaha (KSU)
Cipta Boga kepada daerah Kranggan
“Peran yang diberikan oleh pihak Koperari Serba Usaha (KSU)Cipta Boga ini dimana mereka memberikan pemberdayaanuntuk masyarakat Kranggan menjadi pengusaha kecil ataupelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) ini untuk menunjangperekonomian daerah dan meningkatkan kesejahteraanmasyarakat Kranggan.”
d. Apa harapan masyarakat sekitar kedepannya kepada Koperasi
Serba Usaha (KSU) Cipta Boga
“Masyarakat mempunyai harapan dengan hadirnya koperasi inimereka bisa banyak belajar untuk meningkatkan usaha dan bisamenambahkan hasil produksi mereka untuk peningkatanekonomi dan status sosial masyarakat.”
3. Pelaku Usaha Kripik Pisang
a. Apa dampak adanya koperasi bagi anda
“Dampak hadirnya koperasi bagi ibu Iin diman beliau bisalebih mudah dalam mengembangkan usahanya dengan berbagaipelatihan dan bantuan yang diberikan oleh pengurus koperasi.”
b. Apa fungsi koperasi bagi anda
“Fungsi koperasi ini menurut ibu Iin dimana membantu pelakuusaha yang kesulitan dalam mendapatkan modal usaha selainitu membantu dalam memasarkan produk yang dihasilkannyadan berbagi ilmu dengan hadirnya pelatihan.”
c. Apa manfaat koperasi bagi anda
“Manfaat koperasi bagi ibu Iin bisa mendapatkan banyak ilmuyang sebelumnya beliau belum pernah dapat saat beliaumenjalan usaha sendiri dari pada saat ini beliau menjadi banyakbervariasi dalam menjalankan usahanya.”
d. Bagaimana perubahan yang anda rasakan sebelum adanya
koperasi maupun sudah adanya koperasi
“Untuk perubahan yang dirasakan oleh ibu Iin beliau kali inibisa terbebas oleh rentenir karen beliau meminjam uang olehrentenir untuk modal usaha tapi kali ini beliau bisa menjalanusaha dengan bantuan modal usaha yang diberikan olehpengurus koperasi.”
4. Pelaku Usaha Kripik Singkong
a. Apa dampak adanya koperasi bagi anda
“Dengan hadirnya koperasi disini bisa mempermudah untukpermodalan dan pemasaran”
b. Apa fungsi koperasi bagi anda
“Koperasi tempat berbagi ilmu dari berbagai anggota bisamenambah ilmu yang belum didapat.”
c. Apa manfaat koperasi bagi anda
“Bertambahnya ilmu yang didapat dari hasil pertemuan denganpekumpulan anggota lain.”
d. Bagaimana perubahan yang anda rasakan sebelum adanya
koperasi maupun sudah adanya koperasi
“Dengan adaanya koperasi ibu Hanifa ini bisa sampai terkkenalkeripik singkong dan stik singkongnya di lingkunganKranggan sampai BSD.”
5. Pelaku Usaha Kembang Goyang
a. Apa dampak adanya koperasi bagi anda
“Dampak dari hadirnya kopersi bagi ibu Supiah ini beliau bisameningkatkan ekonomi keluarga ibu Supiah”
b. Apa fungsi koperasi bagi anda
“Menurut ibu Supiah koperasi berfungsi sebagai sarana belajarbagi setiap anggotanya karena semua kegiatan yang beliaulakukan semua berawal dari kegiatan pemberdayaan yangdiberikan oleh pengurus koperasi.”
c. Apa manfaat koperasi bagi anda
“Menurut ibu Supiah koperasi bermanfaat untuk membantupemasaran produk yang dihasilkan oleh ibu Supiah ini danbermanfaat untuk program pinjaman usaha.”
d. Bagaimana perubahan yang anda rasakan sebelum adanya
koperasi maupun sudah adanya koperasi
“Perubahan yang dirasakan oleh ibu Supiah ini beliaumerasakan peningkatan ekonomi beliau karena tadinya beliauhanya bisa mendaatkan pendapatan dari penjualan opak tetpikali ini dengan hasil penjualan kembang goyang ibu Supiahbisa meningkatkan ekonomi beliau.”
6. Pelaku Usaha Kacang Sangrai
a. Apa dampak adanya koperasi bagi anda
“Untuk dampak koperasi biasa saja menurut pak adung karenasebagain besar untuk pemasaran pak Adung lebih memegangperan sendiri.”
b. Apa fungsi koperasi bagi anda
“Fungsi koperasi bagi pak Adung ini sendiri hanya berbagiinovasi dan kreatifitas bagi setiap anggotanya.”
c. Apa manfaat koperasi bagi anda
“Manfaat koperasi bagi pak Adung bisa sedikit menanmbahsegi pemasarannya walaupun tidak seperti ia pasarkan secarapribadi tapi setidaknya bisa membantu.”
d. Bagaimana perubahan yang anda rasakan sebelum adanya
koperasi maupun sudah adanya koperasi
“Untuk perubahan yang pak Adung rasakan dengan adanyakoperasi ini dimana pak Adung ditak harus terlebih dulumengutang dengan mengambil bahan baku terlebihdahuu kalipak Adung sedikit lebih lancar dalam produksinya denganadanya koperasi ini dan bisa berjalan dengan lebih baik setelahmendapatkan arahan dan masukan dari koperasi.”
7. Pengrajin Paper Bag
a. Apa dampak adanya koperasi bagi anda“Dengan adanya koperasi ini tadinya teh Lia hanya sebagaimembantu produksi ibu Iin tapi kali ini teh Lia diberikanketerampilan baru dengan diajarkannya pembuatan paper bagini jadi semakin bertambah ilmu yang didapat oleh teh Lia ini.”
b. Apa fungsi koperasi bagi anda
“Fungsi koperasi bagi teh Lia ini sebagai saran belajar untukmendapatkan ilmu yang tidak bisa didapat diluar sana dimanadisini teh Lia bisa mendapatkan ilmu keterampilan seperti inidan bisa dipromosikan untuk didistribusikan keberbagaitempat.”
c. Apa manfaat koperasi bagi anda
“Manfaat yang dirasakan teh Lia ini bisa menambah skill yangbelum teh Lia punya yang hanya membantu kakaknya ibu Iinsaat ini dia bisa menambah ilmunya.”
d. Bagaimana perubahan yang anda rasakan sebelum adanya
koperasi maupun sudah adanya koperasi
“Perubahan yang dirasakan teh Lia cukup baik dimanasebelumnya teh Lia hanya membantu kakaknya ibu Iin tetapidari pengurus koperasi memberikan pembelajaran keterampilanmembuat paper bag dengan ini teh Lia bisa meningkatkanperekonomiannya yang sebelumnya hanya bisa untukmembayar sekolah anaknya tetapi saat ini beliau bisamenabungkan dari hasil paper bag ini untuk kebutuhanlainnya.”
PEDOMAN OBSERVASI
No Objek Observasi Hasil1 Profil UKM
Ibu Iin Pelaku Usaha Keripik Pisang 13Februari 2017 dikediaman Ibu Iin
Kegiatan yang dilakukan dikediamanibu Iin dimana beliau melakukanproses produksi keripik pisang yangdimana proses tersebut dilakukandengan pengupasan pisang kepok ataupisang nangka, setelah dikupasdibersihkan diair mengalir sampaibersih direndam selama 1 jam yangdimana air rendamannya dicampurbumbu, lalu diiris tipis tipis denganalat diatas penggorengan yang sudahada minyak panasnya sambildigoreng, saat digoreng ditambahkanbumbu gurih goreng hinggakecokelatan dan ditirskan siap untukkemas. Dalam produksi ini ibu Iindibantu oleh anaknya dantetangganya.
Ibu Supiah Pelaku Usaha KembangGoyang 14 Februari 2017 dikediaman IbuSupiah
Dikediaman ibu Supiah ini kegiatanproduksi kembang goyangberlangsung mulai dari pembuatanadonan, penggorengan adonan yangdicetak oleh cetakan berbentukkembang sampai dikemas diplastikdan siap untuk didistribusikankebeberapa pasar dan outlet bahkansudah tinggaldiambil oleh konsumen.Dalam produksi kembang goyang iniibu Supiah dibantu oleh anaknyauntuk mempercepat prosesproduksinya.
Ibu Hanifah Pelaku Usaha KeripikSingkong 15 Februari 2017 dikediamanIbu Hanifah
Dimana kediaman ibu Hanifah inijuga berlangsung proses produksiKeripik Singkong yang dimana dalamproses pembuatan ini cukup memakanwaktu disebabkan singkon inimerupakan bahan makanan yang agaklama proses penyerapan bumbukedalam singkong, proses pembuatanKeripik Singkong disini singkongyang sudah didapat dari petanisingkong di kupas sampai hilangkulitnya semua, lalu dicuci sampaibersih sampai tidak ada tanahmenempel lalu di masukankedalambaskom berisi campuran bumbu untuk
singkong selama kurang lebih 3 jamagar menyerap bumbunya lalusingkong diiris tipis diataspenggorengan yang berisi minyakpanas sambil digoreng singkong yangsudah diiris sampaikecokelatan laluditiriskan dan siap untuk dikemas.Dalam proses produksi ini ibuHanifah dibantu oleh anaknya.
Pak Adung PelakuUsaha Kacang Sangrai16 Februari 2017 dibengkel kacang
Dalam kegiatan produksi kacangsangrai ini pak Adung melakukannyadisebuah bengkel didekat rumahnyadimana semua proses pemasakankacang ini dilakukan mulai daripencucian kacang, penjemurankacang, pemilihan kacang hinggaproses memasak pun dilakukandibengkel terebut. Proses pemasakanini cukup unik karena masihtradisonal yang dimana prosesnya inidengan menggunakan kwali besaryang berdiameter 1,5 meter terdapat 2kwali besar dalam bengkel tersebutuntuk memasak kacang tersebut.Dalam proses produksi pak adungdibantu oleh pak Endang dan istrinya.
Teh Lia Pengrajin Tas Kertas (Paper Bag)20 Februari 2017 diKoperasi Serba Usaha(KSU) Cipta Boga
Teh Lia dalam produksi tas kertasnya(paper bag) itu dilakukan didalamKoperasi Serba Usaha (KSU) CiptaBoga karena tidakada ruangdirumahnya untuk melakukan prosesproduksinya yang dimana prosesproduksinya itu dengan pemotongankertas besar dari hasil sisa limbah laludibuat pola sesuai ukuran lalupemasakan lem kertas yang dibuatdari tepung kanji lalu proses pelipatanberlangsung dengan sekaligus dilemtasnya dan siap untuk dipasang taliuntuk penggah saat digunakan. Prosesproduksi ini melibatkan beberapaanggota koperasi yang belummemiliki usaha.
2 Profil Koperasi Serba Usaha (KSU)Cipta Boga
Lokasi Outlet Koperasi Serba Usaha(KSU) Cipta Boga
Koperasi Serba Usaha (KSU) CiptaBoga berada di Jalan Lingkar SelatanNo 56 Kelurahan KerangganKecamatan Setu Kota TangerangSelatan. Yang dimana lokasinya
sanggat strategis karena terletakdipinggir jalan dan beberapa pelakuusaha dekat dengan outlet ini.
Tata ruang Outlet Koperasi Serba Usaha(KSU) Cipta Boga
Didalam outlet Koperasi Serba Usaha(KSU) Cipta Boga terdapat beberaparuangan yang terdiri 1 ruangan kepalakoperasi, 1 ruangan untuk produksitas kertas (paper bag) dan ruanganpenjualan produk.
PEDOMAN DOKUMENTASI
No Dokumen yang dikaji DokumenTerlampir
Dokumenhanya dilihat
(tidakterlampir)
Kesimpulanterhadapdokumen
1 Profil Lembaga Ada - Dokumendalam bentukfile data(softcopy)
2 Program Lembaga Ada - Dokumendalam bentukfile data(softcopy)
3Foto Kegiatan KoperasiSerba Usaha (KSU) CiptaBoga
Ada -
Dokumendalam bentukfotokegiatanpelaku usahadan KoperasiSerba Usaha(KSU) CiptaBoga
4 Pemberdayaan PelakuUsaha
- Ada Pemberdayaandalam bentuk
5 Profil Pelaku Usaha - Ada
Dokumendalam bentukcerita daripelaku usaha
6 Produk Pelaku Usaha Ada -
Dokumenberbentukbarang hanyabisa difoto
7 Profil KelurahanKeranggan
Ada - Dokumendalam bentukfile data(softcopy)
8 Data penduduk KelurahanKeranggan
Ada - Dokumendalam bentukfile data(softcopy)
9 Data Pelaku Usaha yangada diKelurahanKeranggan
- - -
LAMPIRAN GAMBAR
Logo Koperasi Serba Usaha (KSU) Cipta Boga
Produk Kacang Sangrai
Produk Kembang Goyang Produk Paper Bag
Lokasi Outlet Koperasi Serba Usaha Cipta Boga
Proses Pembuatan Paper Bag
Proses Pembuatan Keripik Pisang
Proses Pembuatan Keripik SIngkong