110
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI NARATIF KELUARGA NURHAYATI DI DESA POLEWALI KEC SINJAI SELATAN) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana pada jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Siti Haryanti 105381100416 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI 2020

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

ii

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI

NARATIF KELUARGA NURHAYATI DI DESA POLEWALI

KEC SINJAI SELATAN)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana

pada jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Siti Haryanti

105381100416

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

2020

Page 2: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …
Page 3: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …
Page 4: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …
Page 5: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …
Page 6: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Jadikan mimpi mu sebagai ambisi mu,

Dan jadikan ambisi mu sebagai motivasi mu”

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayahnya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :

Ayah dan ibuku tercinta, yang telah mendukungku dalam segala hal serta

memberikan kasih sayang yang tidak bisa saya balas dengan apapun.

Teman- teman sosiologi 16 A, makasih atas kebersamaannya selama menempuh

pendidika di Unidmuh Makassar

Serta seluruh keluarga dan teman-temanku yang senantiasa memberikan motivasi

dan doa dalam mencapai keberhasilanku.

Page 7: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

vii

ABSTRAK

SITI HARYANTI, 2020, Pemberdayaan Perempuan Pengrajin Pattapi di Desa

Polewali, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai. Jurusan Pendidikan

Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar. Dibimbing Oleh Risfaisal dan Kaharuddin.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Proses Pemberdayaan

Perempuan Pengrajin Pattapi dan Faktor Penghambat Pemberdayaan Perempuan

Pengrajin Pattapi Di Desa Polewali, Kecamatan Sinjai Selatan, kabupaten Sinjai.

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu Kualitatif

dengan jenis pendekatan Metode Penelitian Naratif. Informan dalam penelitian ini

terdiri dari tujuh orang, enam Perempuan dan satu Laki-laki. Pengumpulan data

dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik yaitu Observasi, Wawancara, dan

Dokumentasi. Pengumpulan data, reduksi data penyajian data, dan penarikan

kesimpulan.

Hasil penelitian dari Proses Pemberdayaan Perempuan Pengrajin Pattapi

adalah proses pemberdayaan ini berjalan lancar meski masih ada beberapa

perempuan yang tidak ikut berpartisipasi dalam pemberdayaan tersebut, meski

demikian pemberdayaan tetap dilakukan agar tujuan dari pemberdayaan ini bisa

dicapai dengan kerja sama antara anggota kelompok dengan pemerintah dalam

meningkatkan ekonomi keluarga demi kestabilan hidup masyarakat di Desa

Polewali. Faktor Penghambat Dari Pemberdayaan Perempuan Pengrajin Pattapi

yaitu: 1)Faktor Budaya Patriarki, 2) Faktor akses Yang Tidak Memadai Dalam

Pengambilan Bahan Utama Pembuatan Pattapi, 3) Faktor COVID_19

Kata Kunci: Pemberdayaan, Perempuan, Pengrajin, Pattapi/Nyiru

Page 8: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

viii

ABSTRACT

SITI HARYANTI, 2020 Women Empowerment of Pattapi Craftsmen in Polewali

Village, South Sinjai District, Sinjai Regency. Department of Sociology

Education Faculty of Teacher And Educational Sciences Muhammadiyah

University Makassar. Guided by Risfaisal and Kaharuddin.

This research aims to find out the Process of Empowering Women

Craftsmen Pattapi and The Inhibitor factor of The Empowerment of Women

Craftsmen Pattapi In Polewali Village, South Sinjai Sub-District, Sinjai regency.

The type of research used in this study is Qualitative with this type of

narrative research method approach. The informants in the study consisted of

seven men, six Women and one Male. The data collection in this study uses three

techniques, namely Observation, Wawancar, and Documentation. Data collection,

reduction of data presentation data, and withdrawal of conclusions.

The result of the research from the Process of Empowering Women

Craftsmen Pattapi is that this empowerment process runs smoothly although there

are still some women who do not participate in the empowerment, nevertheless

empowerment is still carried out so that the purpose of this empowerment can be

achieved by cooperation between the group members and the government in

improving the family economy for the stability of people's lives in Polewali

Village. The Inhibition Factor of The Empowerment of Women Craftsmen Pattapi

namely: 1)Patriarchal Cultural Factor, 2) Inadequate Access Factor in The

Collection of The Main Material of Pattapi Making, 3) Factor COVID_19

Keywords: Empowerment, Women, Craftsmen, Pattapi/Nyiru

Page 9: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis lantunkan atas kehadirat Allah Azza wa Jalla atas

segala nikmat dan hidayah-Nya Sehingga. Shalawat serta salam selalu tercurahkan

kepada baginda Rasulullah saw karena berkat kerasulannya sehingga Islam tetap

Berjaya hingga saat ini. Dalam penyusunan proposal ini penulis telah banyak

mengalami halangan dan rintangan disebabkan keterbatasan penulis sendiri baik

dari hal pengetahuan, waktu dan biaya. Akan tetapi karena istiqamah yang kuat

dan petunjuk oleh Allahswt serta bantuan dari berbagai pihak sehingga semangat

penulis tetap terjaga hingga penyelesaian proposal ini.

Dalam penyusunan dan penyelesaian proposal ini, tidak sedikit mendapat

hambatan dan kesulitan yang dialami penulis. Namun, berkat bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak sehingga hambatan dan kesulitan dapat diatasi.

Oleh karena itu, patut kiranya dalam kesempatan ini penulis

menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang telah memberikan bantuan.

Oleh karena itu kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof Ambo Asse, M.Ag. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Page 10: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

x

2. Bapak, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Drs. H. Nurdin, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar.

4. Bapak Kaharuddin, M.Pd., Ph.D. selaku Pembimbing I yang dengan penuh

kesabaran dan keikhlasan membimbing penulis dalam penyelesaian proposal

ini.

5. Bapak Risfaisal, S.Pd,. M.Pd Selaku Pembimbing II yang selalu bijaksana

memberikan bimbingan, nasehat serta waktunya selama pembimbingan

pembuatan proposal.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu sehingga proposal ini

dapat terselesaikan, penulis ucapkan terima kasih. Adapun permohonan maaf

penulis yang sangat dalam jika dalam penulisan proposal ini terdapat kekurangan

karena sesunggunya kesempurnaan hanya milik Allah swt. Kami memohon

semoga apa yang telah kita lakukan dapat bernilai ibadah dan diberikan rahmat

semoga apa yang telah kita lakukan dapat bernilai ibadah dan diberikan rahmat

olehnya. semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin.

Makassar, Mei 2020

Penulis

Page 11: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................ iv

SURAT PERJANJIAN ................................................................................ v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. vi

ABSTRAK .................................................................................................. vii

ABSTRACT ............................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................. ix

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL...................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 10

D. Deinisi Operasional .......................................................................... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Konsep .................................................................................. 12

B. Kajian Teori ..................................................................................... 24

C. Penelitian Relevan ............................................................................ 26

D. Kerangka Pikir ................................................................................. 27

Page 12: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

xii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ....................................................... 28

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 28

C. Informan penelitian .......................................................................... 29

D. Fokus penelitian ............................................................................... 29

E. Instrumen Penelitian ........................................................................ 29

F. Jenis dan Sumber Data Penelitian .................................................... 30

G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 31

H. Teknik Analisis Data ....................................................................... 32

I. Teknik Keabsahan Data ................................................................... 33

J. Etika Penelitian ................................................................................ 34

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 36

B. Keadaan Geografis ........................................................................... 36

C. Batas Wilayah .................................................................................. 37

D. Topografi .......................................................................................... 37

E. Iklim ................................................................................................. 37

F. Demografi ......................................................................................... 39

G. Pemerintahan .................................................................................... 39

H. Kecamatan ........................................................................................ 42

I. Keadaan Penduduk ........................................................................... 43

J. Keadaan Ekonomi ............................................................................ 44

K. Icon Pariwisata ................................................................................. 44

Page 13: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

xiii

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAN

A. Deskrips Pengrajin Pattapi ............................................................... 48

B. Hasil Penelitian ................................................................................ 69

1. Proses Pemberdayaan Perempuan Pengrajin Pattapi di Desa

Polewali ................................................................................ 59

2. Faktor Penghambat Pemberdayaan Perempuan Pengrajin

Pattapi ................................................................................... 68

C. Pembahasan ...................................................................................... 75

1. Proses Pemberdayaan Perempuan Pengrajin Pattapi ........... 75

2. Faktor Penghambat Pemberdayaan Perempuan Pengrajin Pattapi79

3. Kesesuaian Teori dengan Hasil Penelitian ........................... 81

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan Hasil Penelitian ................................................................ 85

B. Saran ................................................................................................. 86

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 14: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 batas wilayah Kabupaten Sinjai .............................................. 37

Tabel 1.2 Daftar Bupati Sinjai yang menjabat sejak pembetukannya .... 39

Tabel 1.3 Anggota DPR yang menjabat ................................................. 40

Tabel 1.4 komposisi anggota DPRD Kabupaten Sinjai dalam dua

periode terakhir ....................................................................... 41

Tabel 1.5 Daftar Kecamatan Di Kabupaten Sinjai .................................. 42

Tabel 1.6 Penduduk kabupaten sinjai, per kecamatan tahun 2014 ......... 43

Tabel 1.7 Daftar Desa di Kecamatan Sinjai Selatan ............................... 47

Tabel 1.8 Sarana Pendidikan di Kecamatan Sinjai Selatan .................... 48

Tabel 1.9 Nama-Nama Kelompok Pengrajing Pattapi ............................ 51

Page 15: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.I Kerangka Konsep ..................................................................... 27

Page 16: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

1

BAB I

PENDAHULAN

A. Latar Belakang Masalah

Esensi pembangunan merupakan suatu inovasi untuk mengubah kontelasi

saat ini yang dipandang kurang baik menuju keadaan yang lebih baik. Oleh karena

itu pembangunan perlu dirancang secara sederajat dengan melibatkan dan juga

memberikan manfaat yang sama bagi laki-laki, perempuan, serta antara ras, suku,

agama, kelompok sosial, kelompok ekonomi. Realitanya kondisi itu sebelum bisa

memberikan yang sedrajat antara kaum laki-laki dan perempuan, karena

perempuan kurang dapat berperan aktif hal ini disebakan karena kondisi yang

kurang menguntungkan dibandingkan laki-laki seperti pelang dan kesempatan

yang terbatas dalam mengkses dan mengontrol sumber daya, system upah yang

merugikan serta tingkat kesehatan dan pendidikan yang rendah sehingga ada

kesenjangan, kesempatan dan kemampuan laki-laki dan perempuan menyebabkan

perempuan tidak dapat menjadi mitra kerja aktif laki-laki dalam berbagai masalah

social ekonomi ( Riant Nugroho : 2008)

Jutta Berninghausen dan Birgit Kerstan (1992:39) menyatakan

Masyarakat secara umum digolongkan menjadi beberapa jenis salah satunya

system diferensiasi. Pada system ini masyarakat digolongkan berdasarkan gender

salah satunya. Pada penggolongan berdasarkan gender adalah penggolongan

Page 17: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

2

berdasarkan jenis kelamin, hal ini membagi masyarakat menjadi dua kelompok

yaitu laki-laki dan perempuan.

Qasim Amin (2003 : 29) di jaman jahiliyah perempuan adalah kelempok

manusia yang selalu tertindas. Mereka tidak memiliki daya dan upaya keluar dari

belenggu tindasan, mereka tidak di hargai layaknya laki-laki, terutama yang

berkaitan dengan seksualitas dan produktivitas ekonomi. Ironisnya, ketertindasan

ini di alami oleh perempuan di dalam rumah tangganya dan oleh orang orang

terdekatnya sendiri (ayah atau suaminya)

Zaitunah (2014;46) menyatakan Di zaman sekarang, warisan nilai nilai

sejarah tersebut yang seakan akan di bingkai dengan nilai nilai normatifisme islam

salah interperetasi di karenakan benyaknya dogma islam secara kontekstual yang

membedakan peran perempuan dengan laki laki. Nilai ini sangat kental dalam

berbagai aspek kehidupan, baik poltik,social,ekonomi dan lainnya. yang tertindas

masih tetap bertahan sampai sekarang. Kenyataan ini memberikan pengaruh yang

luar biasa, sampai-sampai relasi jender yang hierarkis dalam rumah tangga telah

mengendap di alam bawah sadar baik laki-laki maupun perempuan. Tentu saja hal

ini bukan kecurigaan atau sikap apriori semata. Kesadaran seksis, yang

memunculkan upaya penegakan kesetaraan dan keadilan jender, termasuk

melepaskan peran domestik dari relasi jender yang bagi kaum perempuan

memiliki peran ganda (double burden) di lingkungan keluarga.

Hal lain yang perlu ditekankan sebagaimana yang dikemukakan Musda

Mulia ialah bahwa konsep dan gerakan kemitrasejajaran laki-laki-perempuan

dalam keluarga sesuai normativisme Islam secara teologis sama sekali tidak

Page 18: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

3

dimaksudkan untuk menghilangkan tugas dan tanggung jawab domestik kaum

perempuan (ibu), baik dalam perannya sebagai seorang isteri dan ratu rumah

tangga dalam lingkungan keluarga, maupun sebagai ibu yang diberi amanah untuk

mempersiapkan masa depan anak-anaknya yang sejahtera, baik dalam arti

material maupun moral spiritual.

Hasyim (2015; 113) Persoalan domestik dan peran ganda perempuan,

seringkali menjadi problem yang dilematis, terutama bagi mereka yang berprofesi

sebagai perempuan karir. Padahal sesungguhnya hal itu tidak perlu terjadi bila

perempuan tersebut benar-benar menghayati tugas dan kewajibannya sebagai

isteri, sebagai ibu rumah tangga dan perannya sebagai perempuan karir. Dalam

banyak persoalan, seringkali karir keperempuanan menjadi sangat dominan

sementara tugas dan tanggung jawab domestik dalam keluarga terabaikan yang

pada gilirannya harus dibayar dengan sangat mahal dalam bentuk kegagalan

membentuk rumah tangga sakinah. Persoalan seperti inilah yang perlu dicermati,

dan dianalisis lebih lanjut agar masalah domestikasi dan peran ganda perempuan

dalam keluarga mendapat relasi seimbang berdasarkan nilai-nilai normatif ajaran

Islam .Pembedaan laki-laki dan perempuan, pembagian ini menimbulkan

kontroversi pada pelaksananan diberbagai bidang, seperti pekerjaan, ekonomi dan

politik. Gerakan feminism dan emansipasi wanita menjadi sebuah isu hangat yang

mewarnai perjalanan kehidupan masyarakat dijaman modern ini.

Adapun tantangan tantangan Negara Indonesia saat ini adalah tantangan

kesematan kerja. Semakin banyaknya penduduk, mengakibatkan kompetisi

kesempatan kerja semakin sempit, banyak orang memerlukan pekerjaan,

Page 19: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

4

sementara lapangan kerja sangat minim atau sedikit. Contohnya saja dijaman

sekarang jumlah pengangguran semakin banyak akibat kurangnya lapangan kerja

yang tersedia. Ironisnya sebagian lapangan pekerjaan tidak dapat memenuhi

persayaratan dan kualifikasi yang diminta, jika hal ini dibiarkan ters menerus

tidak menutup kemungkinan jumlah penduduk yang miskin akan terus

bertambah. John Naisbith dan Patriacia Aburdens dalam bukunya Megatrend

2000, (http;/www. Naketrans. Go.id html)

Jumlah penduduk miskin di Indonesia bertambah. Badan pusat statistik

(BPS) mencatat, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada maret 2015

sebanyak 28,59 juta orang atau 11,22 prsen dari jumlah penduduk Indonesia, itu

artinya jumlah penduduk miskin di idonesia bertambah pada September 2014

ketika penduduk miskin berjumlah 27,73 juta jiwa atau 10,96 persen dari total

jumlah penduduk. Kemudian dalam enam bulan jumlah penduduk miskin telah

ertambah sebanyak 860,000 orang namun bila pesentase jumlah penduduk

miskin pada maret 2015 sebar 11,22 persen dibandingkan pada maret 2014 yakni

ketika porsi penduduk miskin sebanyak 11,25 persen maka terjadi penuruan

persentse penduduk miskin terhadap total jumlah penduduk yakni sebanyak 0,03

persen, meski terjadi penurunan pesentase secara tahunan (year on year) jumlah

penduduk miskin pada bulan maret 2015 ang sebanyak 28,59 juta jiwa secara

absolute lebih banyak dibandingkan pada maet 2014 naik dibanding pada

semtember 2014 dan data ini dalam tempo enam bulan penduduk miskin

tertambah sebanyak 860,000 orang. Maka dibutuhan terobosan baru untuk

mengatasikemiskinan

Page 20: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

5

(http//kompas.com/read2015/09/15/14222626/penduduk.miskin.Indonesia.14/03/

2016)

Upaya mengatasi upaya penaggulangan kemiskinan bisa menggunakan

kegiatan proses pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat artinya

memberikan sumberdaya, kesempatan, pengetahuan, dan keerampilan kepada

masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menentukan masa

depannya sendiri dan berpartisipasi dalam mempengaruhi kehidupan masyrakat

(zubaedi:2007)

Dalam sebuah masyarakat anggapan perempuan hanya sebatas menjadi

pekerja rumahan atau ibu rumah tangga yang bekerja sambilan dirumah, adapun

setian pekerjaan yang dilakukan perempuan dinilai hanya sebagai tambahan saja

karena penghasilan itu berasal dari laki-laki.

Kegiatan industri pada dasarnya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup

masyarkat, home industry diarahkan untuk mengembangkan industry agar bisa

menjadi besar dan bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru kepada masyarakat

yang tidak mendapatkan pekerjaan.home industry bisa diaskses baik masyarakt

kaum perempuan maupun laki-laki, tenaga kerj dalam produksi bisa berasal dari

lingkungan keluarga, ataupun lua daerah,dari hal itu maka perlu suatu strategi

yang dapat memberdayakn msyarakat hususnya para perempuan yang selama ini

dimarginalisasikan oleh budaya patriarki ( Mubyanto:2008)

Jadi perlu adanya pemberdayaan sebagai upaya memperbesar dan

memperluas kepuasan masyarakat untuk bisa berperan aktif dalam proses

Page 21: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

6

pembangun, pemberdayaan masyarakat selalu dikaitkan dengan konsep mandiri,

berpartisipasi, jaringan kerja dan kedilan, pembedayaan masyarakat yang

digunakan pembangunan bahwa seluruh masyarakat ikut terlibat ( Rini

Rinawati:2010). Namun pada kenyataannya masih banyak yang belum mengikut

sertakan para kaum perempuan pedesaan diberbagai aspek pembangunan sehigga

mereka perlu diberdayakan agar dapat bersungsi sebagai subjek maupun objek

dalam pembangunan baik sebagai perencana atau pemberi keputusan pelaksana

maupun masyarakat dan menikmati hasil pembangunan secara merata, dorongan

dari perubahan dalam paradigma pembangunan interasional yang telah menuntut

adanya perlibatan perempuan dalam pembangunan dan melahirkan beberapa

pendekatan pendekatan perempuan didalam strategi pembangunan yang merata

untuk masyarkat.

Perempuan merupakan potensi dan aset desa yang memiliki peranan dalam

peningkatan kesejahtraan umum, pemeberdayaan dan peningkatan kualitas

sumber daya manusia khususnya perempuan sangat mungkin dilakukan melalui

berebagai kegiatan guna memberdayakan mereka secara ekonomi, politik dan

psikologis ( Weni Rosdiana:2015)

Menururt Ambar T. Sulistyani (2004:80) Dalam hal peningkatan ekonomi

perempuan khususnya daerah pedesaan, perempuan memiliki keterbatasan dalam

menjalankan aktivitsnya keteratasan tersebut seperti rendahnya pedidikan,

keteramplan, sedikitnya kesempaan kerja dan jua dihadapkann pada kendala

tertentu yang seringkali dikenal dengan istilah “trippe burden of women” yaitu

perempan harus melakukan fungsi reproduksi, produksi dan fungsi social secara

Page 22: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

7

bersamaan dimasyarakat. Permaslahan perempuan dibidang ekonomi tidak

terlepas ari kemiskinan, perempuan dalam kegiatan usaha secara umum terbagi

empat kelompok yaitu perempuan tidak mampu berusaha kaena beban

kemiskinan, perempan yang tidakberuaha, perempuan pengusaha mikro,

perempuan pengusaha kecil atau menengah, didak memiliki ilain pihak ada

perempuan ingin maju tetapi tidak memiliki keterampilan atau penegtahuan

usaha,

Salah satu upaya yang dilakukan dalam pemberdayaan perempuan yaitu

melalui ekonomi kreatif sebagai pola pendorong baru dalam perekonomian yang

berbasis pada kreativitas. Ekonomi kreativitas dapat dijadikan sebagai salah satu

solusi dalam menghadapi tingkat persaingan tang kompetetif, sihingga

persaingan tidak dapat diteentukan oleh sebesar tingkat produksi yang dilakukan

tapi juga aspek kreativitan dan inovasi yang kuat terhadap perkembangan

ekonomi kreatif, industry kreatif ini juga dimanfaatkan untuk membuka

lapangan pekerjaan

Sangat baik jika masyarakat memiliki untuk membuat suatu yang kreatif

dan inovatif yang memiliki daya jual dan daya saing lebih untuk meningkatkan

perekonomian dan kesejahtraan masyarakat. Biasanya masyarakat pedesaan

memiliki potensial melahirkan ekonomi kreatif mungkin dikarenakan

keterbatasan dana atapun sulitnya mencari lapangan pekerjaan di daerah

pedesaan maupun ketika pergi kekota untuk merantau diambil ari masalah

jumlah pengangguran disuatu tempat pedesaan maka ekonomi kreatif bertujuan

untuk mensejaterakan masyarakat dalam hal membantu perekonomian

Page 23: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

8

masyarakat dan mengatasi pengagguran dengan dibukanya lapangan pekerjaan

baru

provinsi sulawesi selatan merupakan daerah yang memiliki destinasi

wisata serta dikatakan sebagai kota pelajar (Makassar), hal itu tak lepas dari

banyaknya tempt-tempat periwisatn dan tempat pendidikan, adanya sebutan itu

memberikan akses pada dunia industri kerajinan dan lainnya, karena banyakna

pendatang yang (pelajar/pekerja) maka kita butuh meningkatkan peberdayaan

terhadap kerajinan agar bisa memiliki nilai jual untuk mremenuhi kebutuhan

sehari-hari.

lokasi industry banyak tersebar Sulawesi selatan yang khususnya di

Kabupaten Sinjai bisa kita temukan beberpa sentra industri kelompok maupun

pribadi, bentuk pemeberdayaan perempuan dikecamatan sinjai selatan desa

polewali memiliki keunikan tersendiri yaitu memanfaatkan bambu dalam

membuat nyiru atau bahasa sinjainya pattapi mulai dari ukuran kecil maupun

besar, dengan kegiatan ini dapat meningkatkan prekonomian keluarga dan

sekitar lingkungannya, terutama pada ibu rumah tangga yang biasanya

mengurusi rumah tangganya sehingga waktu tidak terbuang si-siaaktika urusan

rumah tangga selesai. Dalam pebuatan bambu biasanya mengambil bahan aku

adalah para suami yang ikut dalam berprtisipsi dalam menyediakan bahan

biasanya langsung dibawah kerumah atau tempat perkumpulan ibu-ibu untuk

dianyam. Kegiatan ini tergolong santai tidak mengganggu kegiatan seperti

mengurus rumah yang biasanya ibu-ibu lakukan pada umumnya, selain itu

produk dihasilkan oleh para pengajin pattapi (nyiru) memilii keunggulan

Page 24: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

9

disbanding dengan produk dari luar, hal ini sudah diakui oleh msyarakat

setempat melalui penjualan dipasar, terbukti dengan ketahan produk tidak

mudah rapuh dan tahan lama (http;//Sinjaikab.go.id)

Adapun alasan peneliti sehingga mengangkat judul peneitian ini adalah

karena masih kurangnya penelitian yang mengkaji tentang pemberdayaan

pengrajin pattapi khususnya di kabupaten sinjai, pengrajin pattapi butuh

perhatian dari pemerintah agar mendapatkan bantuan pemberdayaan secara

konkrit berupa bahan mentah agar dikelola menjadi pattapi yang secara modern,

dan sebagai kajian sosiologi masyarakat pedesaan.

Selain itu hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Yani Angraini (2013:

19) dengan judul penelitian studi tentang proses pembuatan Anyaman Nyiru

yang hanya membahas mengenai proses pembuatan nyiru serta bahan-bahan apa

saja yang dibutuhkan dalam pembuatan nyiru, jadi peneliti tertarik untuk

meneliti dan mengkaji lebih mendalam terkait bagaimana proses pemberdayaan

perempuan yang dilakukan oleh pemerintah setempat serta bagaimana faktor

yang mempengaruhi pemberdayaan perempuan pengrajin Pattapi(nyiru) di Desa

Polewali Kecamatan Sinjai Selatan. Maka dari itu peneliti mengajukan

penelitian dengan judul “Pemberdayaan Perempuan Pengrajin Pattapi (Studi

Naratif Keluarga Nurhayati di Desa Polewali Kec Sinjai Selatan)

Page 25: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

10

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis menemukan bebrapa

rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pemeberdayaan perempuan pengrajin pattapi (nyiru) di,

Desa Polewali, Kecamatan Sinjai Selatan ?

2. Apakah faktor penghambat pemberdayaan perempuan pengrajin pattapi

(nyiru) di Desa Polewali Kecamatan sinjai Selatan ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui dalam

penelitian ini memiliki beberapa tujuan dan manfaat bagi masyarakat maupun

peneliti sendiri:

1. Tujuan penelitian

Sesuai rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui proses pemeberdayaan perempuan pengrajin pattapi

(nyiru) di, Desa Polewali, Kecamatan Sinjai Selatan.

b. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pemberdayaan perempuan

pengrajin pattapi (nyiru) di Desa Polewali Kecamatan sinjai Selatan.

2. Manfaat penelitian

Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut:

Page 26: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

11

a. Manfaat Akademik

Secara akademik manfaat penelitian ini untuk menambah pengetahuan

dan konsep mengenai pemberdayaan perempuan pengrajin pattapi di Desa

Polewali, Kecamatan Sinjai Selatan

b. Manfaat Praktis

Secara parktis penelitia ini diharapkan menjadi bahan rujukan bagi

masyarakat serta peneliti selanjutnya tentang pemberdayaan perempuan

pengrajin pattapi di Desa Polewali, Kecamatan Sinjai Selatan

D. Defenisi Operasional

1. Pemberdayaan

Pemberdayan adalah sebuah proses dimana orang menjadi cukup kuat untuk

berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan atas kejadian- kejadian serta

lembaga-lembaga yang mempengaruhi kebutuhannya.

2. Perempuan

Perempuan adalah Perempuan merupakaan makhlup lemah dan penuh kasih

syang karna persaannya yang halus, secara umum sifat perempuan yaitu

keindahan, kelembutan serta rendah hati dan memelihara

3. Pengrajin

Pengrajin adalah pekerja terampil yang menghasilkan atau membuat barang-

barang dengan tangan,

4. Nyiru

Pattapi/Nyiru adalah salah satu bentuk produk rumah tangga yang digunakan

oleh rumah tangga untuk menampi beras atau mengasingkan sekam beras

Page 27: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Konsep

1. Pemberdayaan

Istilah pemberdayaan tentunya kita pernah mendengarkan didalam

aktivitas kehidupan masyarakat terutama dimasyarakat pedesaan. Masyarakat

pedesaan menjunjung tinggi yang namanya nilai-nilai gotong royong itulah

yang menjadi ciri khas masyarakat yang ada dipedesaan, para pengrajin

pattapi di desa polewali membutuhkan perhatian baik dukungan secara

materil maupun non materil dari pemerintah masyarakat setempat. Olehnya

itu mereka membutuhkan perhatian maupun pemberdayaan agar profesi atau

pekerjaan tersebut tetap betahan ditengah arus globalisasi dan demostrasi.

Sulistiani (2004:7) menjelaskan bahwa “secara etimologis pemberdayaan

berasal dari kata dasar ‘daya’ yang berarti kekuatan atau kemampuan “

bertolak dari pengertian tersebut, maka pemberdayaan dimaknai sebagai

bentuk proses untuk memperoleh daya kekuatan atau kemampuan dari pihak

yang memiliki daya kepada yang kurang atau belum berdaya.

Sememtara menurut prijono, S. onni dan Prakarna, A.M.W (2008:55)

Pemberdayaan adalah proses kepada masyarakat agar menjadi berdaya,

mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau

keberdayaan auntuk menentukan pilihan hidupnya dan pemberdayaan harus

ditujukan pada kelompok atau lapisan masyarakat yang tertinggal.

Page 28: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

13

Dalam konteks pemberdayaan bagi perempuan menurut Rian Nugroho,

(2008:43) mengemukakan 4 indikator pemberdayaan:

1) Akses, dalam arti kesamaan hak dalam mengakses sumber daya produktif

didalam lingkungan.

2) Partisipasi, yaitu keikutsertaan dalam mendayagunakan aset atau sumer

daya yang terbatas.

3) kontrol,yaitu bahwa lelaki dan peremuan mempunyai kesempatan yang

untuk melakukan control atas pemanfaatan sumber daya tersebut.

4) Manfaat yaitu bahwa laki-laki dan perempuan harus samal-sama

menikmati hasil pemanfaatan sumberdaya atau pembangunan secara

bersama

Professor Gunawan Sumondiningrat (2009:23) menjelaskan untuk

melakukan pemberdayaan perlu 3 langkah yaitu:

1) Pemihakan artinya perempuan sebagai pihak yang diberdayakan harus

dipihaki dari laki-laki

2) Penyiapan, artinya pemberdayaan menentukan kemampuanperempuan

untuk bisa iku mengakses, berpatisipasi, mengontrol, dan mengambil

manfaat.

3) Perlindungan, artinya memberikan proteksi sampai dapat dilepas

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan

adalah proses untuk memperoleh daya, kekuatan atau kemampuan dri piak

yang memiliki daya kepada piak yang kurang atau belum berdaya. Dalam

Page 29: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

14

penelitian ini yang maksud pemberdayaan yang dilakukan terhadap

perempuan.

Dalam hal peningkatan ekonomi perempuan di Indonesia khususnya

didaerah pedesaan, perempuan memiliki keterbatasan dalam menjalankn

aktivitasnya, keterbatasan tersebut seperti rendahnya pendidikan,

keterampialn, sedikitnya ksempatan kerja, dan juga hambatan ideologis

perempuan yang terkait rumah tangga. Selain itu perempuan juga dihadapkan

pada kendala tertentu yang dikenal dengan istilah “triple burden of women”

yaitu perempuan harus melakukan fungsi reproduksi dan fungsi social secara

bersamaan dimasyarakat, hal ini disebabkan kesempatan perempuan untuk

memanfaatkan pelang ekonomi yang sangat terbatas. Oleh karena itu

pemberdayaan bagi perempuan dibidang ekonomi sangat diperlukan karena

pada dasarnya peempuan memiliki potensi yang luar biasa dalam hal

perekonomian terutama dalam pengaturan ekonomi rumah tangga.

Menurut Rian Nogroho (2008:164), tujuan dari program pemberdayaan

perempuan adalah:

1) Meningkatkan perempuan untuk meliatkankan diri dalam program

pembangunan, sebagai partisipasi aktif (subjek) agar tidak sekedar

menkadi objek pembangunan seperti yang terjadi selama ini.

2) Meningkatkan kemampuan kaum perempuan dalam kepemimpinan, untuk

meningkatakan posisi tawar-menawar dan keterlabatan dalam setiap

Page 30: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

15

pembangunan baik secara perencanaan, pelaksana dan pelaksaan, maupun

melakukn monitoring dan evaluasi kegiatan.

3) Meningkatkan kemampuan perempuan dalam mengelolah usaha skala

rumah tangga, industry kecil maupun industry besar untuk menunjang

kebutuhan rumah tangga, maupun untuk membuka peluang kerja produktif

dan mandiri

4) Meningatkan peran dan fungsi organisasi perempuan ditingkat local

sebagai wadah pemberdayaan kaum perempuan agar dapat terlibat secara

aktif dala program pembangnan pada wilayah tempat tinggalnya.

Dibidang perekonomi, pemberdayan perempuan lebih banyak ditekankan

untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelolah usaha, khususnya dalam

hal ini adala usaha home industry. Ada lima langkah penting yang perlu

diperhatikan dalam upaya pengembangan kemampan berwirausaha bagi

perempuan. Menurut IMF yang dikutip oleh Herri (2009:5) langkah tersebut

yaitu:

1) Membantu dan mendorong kaum perempuan untuk

Membangun dan mengembangkan pengetahuan serta kompetensi diri

mereka,melalui berbagai program pelatihan,

2) Membantu kaum perempuan dalam strategi usaha dan pemasaran produk,

pemerintah terkait dengan legalitas dunia usaha

3) Memberikan pemahaman terhadap regulasi dan peraturan pemerintah

terkait dengan legalis dunia usaha

4) Mendorong dan membantu kaum perempuan untuk mampu menggunakan

Page 31: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

16

tekhnolgi informasi dan komunikasi secara optimal

5) Membuat usaha mikro/jaringan usaha micro/forum pelatihan usaha

Program-program usahapemberdayaan perempuan yang ditawarkan Riant

Nugroho (2008:165-166) adalah:

1) Tingkat mulai dari kampung hingga nasional. Seperti misalnya PKK

(Pembinaan Kesejahteraan Keluarga), perkumpulan koperasi, maupun

yayasan social. Penguatan social kelembagaan ditujukan untuk

meningkatkan kemampuan lembaga agar dapat berperan aktif sebagai

perencana pelaksan maupun pengontrol.

2) Peningkatan fungsi dan peningkatan organisasi perempuan dalam

pemasaran social program-program pemberdayaan yang ada, kurang

disosialisasikan dan kurang melibatkan peran masyarakat.

3) Pelibatan kelompok perempuan dalam perencanaa, pelaksanaan dan

monitoring semua program pembangunan yang ada. Keterlibatan

perempuan meliputi program pembngunan fisik, pembangunan ekonomi,

peningkatan sumber daya manusia,

4) Peningkatan kemampuan kepemimpinan perempuan, agar mempuanyai

untuk posisi yang tawar yang serta memiliki akses dan peluang untuk

terlibat dalam pembangunan.

5) Peningkatan kemampuan anggota kelompok perempuan dalam bidang

usaha (Skala industry kecil/rumah tangga hingga skala besar) dengan

berbagai keterampialan yang menunjang seperti kemampuan produksi,

kemampuan manejemen, usaha serta kemampuan untuk mengakses kredit

Page 32: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

17

dan pemasaran yang lebuh luas

Terkait dengan pemberdayaan perempuan dalam home industry hal yang

perlu dilakukan adalah penciptaan iklim yang kondusif dapat dilakukan

dengan:

1) Mendorong motivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang

dimilki

2) Menciptakan aksebilitas terhadap berbagai peluang yang menjadikannya

semakin berdaya

3) Tindakan perlindungan terhadap potensi sebagai bukti keberpihakan untuk

mencegah dan membatasi pesaing yang tidak seimbang dan cenderung

eksploitasi terhadap yang lemah oleh yang kuat Roosganda Elizabet

(2007:131)

2. Perempuan

Dalam KBBI (2008: 372), bahwa wanita diartikan sebagai perempuan

dewasa. Adapun secara etimologis dalam bukunya zitunah zubhan menjelaskan

perempuan berasal dari kata empu yang artinya di hargai. Lebih lanjut zaitunah

(2014:46) menjelaskan pergeseran dari arti wanita menjadi perempuan. Kata

wanita berasal dari bahasa sangsekerta dengan dasar kata wan yang sehingga kata

wanita di artikan sebagai di nafsui. sedangkan plato menyatakan perempuan di

tinjau dari segi visik maupun spiritual, mental perempuan lebih lemah dari laki-

laki, tetapi perbedaan itu tidak menyebabkan adanya perbedaan dalam bakatnya.

(Mutahhari, 2010:108).

Page 33: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

18

Hasyim (2005:113) menyatakan bahwa“Perempuan merupakaan makhlup

lemah dan penuh kasih sayang karna perasaannya yang halus, secara umum sifat

perempuan yaitu keindahan, kelembutan serta rendah hatidan memelihara”.

John Naisbith dan Patriacia Aburdens dalam bukunya Megatrend 2000,

(http:/www. Nakertrans. Go.id.html)

Meramalkan bahwa abad ke 21 adalah abadnya perempuan. Abad 21 baru

berjalan 6 tahun tetapi tanda-tanda itu belum begitu banyak membahas perempuan

sekalipun dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya tetap sama seperti masa-

masa sebelumnya. Dalam perekonomian di Indonesia terdapat kenaikan angkatan

kerja wanita dari 22.216.000 tahun 2001 menjadi 22.669.000 (2002) tetapi

menjadi 22.174.000 (2002) dan 20.727.000 (2003).

Dalam Abdulah, (2012: 3), dikatakan bahwa:

Data BPS diatas meski menunjukkan ada peningkatan jumlah

perempuan bekerja secara kuantitatif saja belum kualitatif, karena jenis pekerjaan

mereka masih dinilai pekerjaan kasar, Semakin meningkatnya perempuan dalam

kegiatan ekonomi ditandai dua proses yaitu pertama, peningkatan jumlah wanita

yang terlibat dalam pekerjaan diluar rumah tangga (oud door activities) dari

32,43% tahun 1980 menjadi 38, 79% tahun 1990. Kedua, peningkatan dalam

“jumlah bidang pekerjaan” yang dapat dimasuki oleh perempuan, bahkan tidak

jarang menggeser pria pada berbagai sektor.

Qurais Shihab (2008:275) menyatakan bahwa perempuan mempunyai hak untuk

bekerja, selama pekerjaan itu membutuhkannya dan atau selama mereka

Page 34: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

19

membutuhkannya, serta pekerjaan tersebut di lakukan dalam suasana terhormat,

serta dapat pula menghindari dampak negatif terhadap diri dan ligkungannya

Dalam Abdulah, (2012: 5), dikatakan bahwa:

Kesempatan perempuan untuk keluar ruang domestiknya dan bekerja

diluar rumah atau melakukan kegiatan lain (wanita migran) dipengaruhi oleh

kesadaran baru atau karena pergeseran sistem nilai sehingga memungkinkan

mereka meninggalkan rumah. Pergeseran tersebut juga sebagai tanda adanya

permintaan pasar akan tenaga perempuan atau lembaga yang memberi jaminan

dan membina peluang untuk itu. Peningkatan itupun hanya untuk tenaga kasar

dari 9,12% tahun 1971 menjadi 15,07% tahun 1980 dan 16,26% tahun 1990

Balasong & Hasmawati (2006:25), Menyatakan bahwa:

Perspektif sosial budaya Sulawesi Selatan, ada tiga nilai tentang

perempuan yang merupakan norma dalam masyarakat, yaitu : (1) Perempuan

sebagai Indo Ana, yaitu ibu yang bertugas memelihara anak. (2) Perempuan

sebagai Pattaro Pappole Asalewangeng, yaitu peran perempuan sebagai

penyimpan dan pemelihara rejeki yang diperoleh oleh suami. (3) Perempuan

sebagai Repo’ Riatutui Siri’na, yaitu peran sebagai penjaga rasa malu dan

kehormatan keluarga. Ketiga nilai ini dapat disimpulkan bahwa, perempuan

dengan segala unsur yang dimilikinya dimasa lalu, hanya mempunyai kewajiban

menjaga anak, menyelenggarakan urusan rumah tangga, dan memelihara harta dan

martabat keluarga.

Jutta Berninghausen dan Birgit Kerstan (2007:39) mengatakan ada tiga dimensi

kehidupan perempuan yaitu dengan melihat pada berbagai kasus:

Page 35: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

20

Pertama dimensi simbolik, dengan memperhatikan bentuk-bentuk ekspresi

diri dan praktik-praktik yang di lakukan prempuan. Dengan cara ini akan dapat di

paham makna dari suatu bentuk ekspresi dan praktik bagi perempuan dan bagi

masyarakat secara umum. Kedua, dimensi evaluatif, yang meliputi pmahaman

tentang tata dan nilai dan perubahannya yang memungkinkan suatu bentuk

ekspresi diri dan praktik terwujud dalam kehidupan perempuan. Dimensi ini

mengarahkan mengkaji ke dalam diskusi etika kehidupan, yabg berfugsi dalam

menilai apa yang mungkin dan apa yan tidak mungkin di lakukan perempuan.

Ketiga, dimensi kognitif, dengan melihat sistem ideologi yang telah berperan

dalam berbagai etos kehidupan yang merupakan dasar pengetahuan tentang

realitas sosial itu sendiri.

Perempuan secara langsung menunjuk pada salah satu jenis kelamin,

meskipun di dalam kehidupan sosial di nilai sebagai The other sex yang sangat

menentukan mode representasi tentang status dan peran perempuan. Marginalisasi

perempuan yang muncul kemudian menunjukkan bahwa perempuan menjadi the

sekond sex seperti sering dikatakan warga kelas dua yang keberadaannya tidak

begitu di perhatikan

3. Pengrajin pattapi/nyiru

Pengrajin adalah orang yang bekerja membuat produk kerajinan atau orang

yang mempunyai kemampuan berkaitan dengan kerajinan tertentu, seperti

kelompok pembuat kerajinan anyaman nyiru didesa polewali kecamatan sinjai

selatan.

Page 36: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

21

Tampah atau nyiru dikatakan tradisional karena dibuat secara manual

menggunakan keterampilan tangan tanpa bantuan mesin. Harga alat dapur ini

relative murah sekitar Rp 5000- Rp 20.000 tergantung ukuran besar kecilnya

ukuran nyiru, ada berukuran kecil serta berukuran besar. Banyak pasar

tradisional yang masih menjual alat ini. Demikian pula setra produk anyaman

bambu juga masih banyak membuat nyiru, walaupun dalam perkembangannya

ditemukan alat serupah yang berbahan plastic namun keberadaan nyiru masih

eksis dikalangan ibu-ibu

Menurut (Wiyoso,: 2010) hasil karya kerajinan ini biasanya berbentuk seni

yang dapat diperjual belikan dengan demikian pengrajin merupakan orang

pengusaha atau pembuat kerajinan tangan dengan menggunakan alat tradisional

untuk diperdagangkan.

Anyaman nyiru merupakan bentuk karya tradisional yang keterampilannya

didapat dari proses sosialisasi dari nenek moyang yang diturunkan ke generasi-

generasi (turun-temurun)

Menurut S. Wahyuni Dalam Budi Ahmad (2008:11) anyaman adalah suatu

kegiatan usaha masyarakat dalam membuat produk-produk dengan cara

menyusup-menyusup antara lungsi dan pakan, lungsi merupakan suatu istilah

yang pakai untuk menyatakan elememen vita anyaman yang lurus dengan

menganyam.

Anyaman nyiru merupakan salah satu produk rumah tangga yang pakai

oleh ibu rumah tangga untuk menampi beras atau mengasingkan sekam dari

Page 37: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

22

beras. Menurut KBBI (2008:937) nyiru adalah alat rumah tangga yang bentuk

bundar atau bulat dibuat ari bambu yang dianyam untuk menampi beras.

Adapun alat yang digunakan untuk membuat nyiru adalah: 1) Parang.

Dipakai untuk memotong dan membelah batang bambu serta membersihkan

rumpun-rumpunnya. 2) Geregaji, digunakan untuk memotong bambu mejadi

potongan pendek sesuai ukuran yang dikehendaki. 3) pisau dapur, yang

ukurannya sedang untuk membelah belahan bambu sedangakan pisau dapur yang

ukuran kecil dipakai untuk membuat iratan bambu. 4) Pisau pengerok, digunakan

untuk menguliti kulit bambu. 5) balok dan alas papan digunakan landasan

pemotongan atau pembelahan bambu yang masih utuh tebal atau belahan tipis 6)

palu kayu, digunakan untuk memukul tancapan pisau pembelahan bambu iratan

Pembuatan anyaman pattapi/nyiru dibuat oleh pengrajin dengan

menggunakan beberapa jenis bahan ada beberapa jenis bahanya yaitu: Bambu,

rotan, dan kayu kalidai dengan cara dianyam. Anyaman merupakan seni yang

mempengaruhi kehidupan dan kebudayaan masyarakat Indonesia.

(Kamaen Nafed:2009) menjelaskan bambu merupakan salah satu tanaman yang

banyak manfaatnya, terlihat dari produk-produk yang dihasilkan. Bambu

merupakan kekayaan hutan bukan kayu yang merupakan bagian dari sumber

daya hutan. Bambu adalah salah satu cara dalam pengurangan penggunaan kayu

hutan yang semakin berkurang keberadaannya.

Adapun beberapa jenis bambu yaitu: bambu betun. Bambu andong, bambu

kuning, bambu tutul, bambu hitam, bambu cendani, bambu batu, bambu bali,

bambu gendang, bambu jepang

Page 38: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

23

Menurut (Suprihatin:2007) bahan tumbuhan yang bisa dianyam adalah

lidi, rotan, akar, bailah, pandan, mengkuan dan beberapa bahan tumbuhan lain

yang dikeringkan, anyaman bermaksud proses menyilangkan bahan-bahan dari

tumbuhan untuk dijadikan satu rumpun yang kuat dan boleh digunakan

Cara pengambilan bambu yaitu: 1) pertama-tama kita hati-hati waspada,

penuh pertimbangan dan tanggung jawab. 2) pastikan kita memilih bamboo yang

mudah dan tidak terlalu tua 3) tidak semua bambu bisa kita pakai untuk membuat

anyaman, karna jenis bambu sangat banyak dan funsinya pun berbeda-beda. 3)

cari bambu yang ujung dan ranringnya tidak menyatu bambu lain karna untuk

memudahkan kita nanti menarik pohonnya. 4) bersihkanlah ranting-ranting yang

sekiranya menghalngi langkah kita karna kebun bamboo biasanya dipakai sarang

ular. 5) ketika menebang harus perhatikan arah pohonnya dan dari dagu pohon

bambu itulah yang kita sarankan memulai pemotongannya

Menurut (Merisco:2005) cara membuat nyiru yaitu: 1) bambu tali, jenis bambu

ini mempunyai rumpun yang rapat, bulunya mencapai tinggi 10-20 m berwarna

hijau terang sampai kuning-kuningan, percabangan tidak besar panjang ruas

bambu tali 45 cm -65 cm dengan diameter batang 5 cm-8cm. batang bambu yang

berumur 3-5 tahun memiliki tebal daging dan kulit 3 mm- 15mm 2) kemudian

dibelah dengan ukuran1,5 cm dan dijemur dibawah sinar matahari kemudian

disayat dengan tipis 3) kemudian sayatan tipi situ dijemur sehingga diperoleh

sayatan yang peroleh cukup kering 4) anyam bilahan bambu tadi 5) rapikan

anyaman bambu 5) potong daging bambu agak tebal sekitar 0,5-0,75 cm

kemudian sisa daging bambu dijadikan anyaman bundar

Page 39: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

24

B. Kajian Teori

1. Teori Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Chambers, (1995) pemberdayaan masyarakat adalah sebuah

konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini

mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat “ people

centred, participatory, empowering, and sustainable”. Adapun yang

melatarbelakangi sehingga peneliti mengambil teori ini adalah teori ini sesuai

dengan kajian penelitian yang membahas tentang pemberdayaan masyarakat yang

mengkaji kehidupan sosial pengrajin pattapi di Desa Polewali kabupaten Sinjai.

2. . Teori Perubahan Sosial

Menurut Damsar, perubahan sosial masyarakat yaitu perubahan yang

mengacu pada cara orang atau masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka

terhadap jasa dan barang langka, artinya bahwa semua aktifitas seseorang atau

masyarakat berkaitan dengan hubungan produksi, distribusi, pertukaran dan

komsumsi jasa dan barang-barang langka.

Teori ini sesuai fakta sosial bagaimana pengrajin pattapi berusaha untuk

survive di kehidupan masyarakat agar mampu untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya dan berkreatifitas.

3. Teori Feminimisme Liberal

Menurut (Ratna Megawangi 2006:228) teori ini mengasumsikan pada

dasarnya tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, karena itu

perempuan harus mempunyai hak yang sama dengan laki-laki meskipun

Page 40: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

25

demikian, kelompok femins liberal menolak persamaan secara menyeluruh antara

laki-laki dan perempuan. Dalam beberapa hal masih tetap ada perbedaan

(distinction) antara laki-laki dan perempuan. Bagaimanapun juga fungsi

reproduksi organ bagi perempuan membawa konsekuensi logis dan dalam

kehidupan masyarakat

Teori kelompok ini termasuk paling moderat diantara teori-teori

feminisme pengikut teori ini menghendaki agar perempuan diintegrasikan secara

total dalam semua peran, termasuk bekerja diluar rumah, dengan demikian tidak

ada lagi suatu kelompok jenis kelamin yang lebih dominan. Organ reproduksi

bukan merupakan penghalang bagi perempuan untuk memasuki peran-peran

disektor public

C. Penelitian Terdahulu

Untuk mendukung penelitian ini, berikut dipaparkan hasil penelitian yang

relevan:

1. Selvi Samandra, 2018, Pemberdayaan Perempuan Pengrajin Tenun Ikat di

Kampung Pra ijing, Desa Tebar, Nusatenggara Timur, Untuk

Meningkatkan Perekonomian Keluarg, Jurusan Akuntansi, Menyatakan:

Menunjukkan budaya adat istiadat dan pandangan hidup mempengaruhi

bentuk dan wujud kain tenun, setiap suku memiliki, gaya, karakter, ciri,

motif dan warna yang digunakan karena berkaitan erat dengan latar

belakang geografis sejarah dan budaya

Page 41: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

26

2. Yani Angraeni, 2013, Studi Tentang pembuatan Anyaman Nyiru Di

Nagari Bukit Kanduan, Kecamatan Koto Diatas Kabupaten Solok, Jurusan

Seni Rupa FBS, Universitas Negeri Pandang, Menyatakan:

Pembuatan nyiru dilakukan oleh pengrajin dibukik kanduan menggunakan

beberapa jenis bahan baku betung, rotan, dan kayu kalidai. Proses

pengelolaan bahan bakukanya dilakukan dengan menggunakan peralatan

yang sederhana, anyaman nyiru dibentuk segi empat, teknik anyaman yang

dilakukan dengan dua naik turun. Untuk finishing anyaman nyiru

dilakukan dengan beberapa tahap yaitu: merapikan, memasang, bingkai,

mengikat bingkai, membuat balutan pada gagangan nyiru kemudian

menekuk sisi nyiru.

3. Bambang Nurdewanto, Eny Yuniriyanti, Ririn Sudarwati. Studi tentang

Pemberdayaan Perempuan Melalui Kelompok Dasa Wiswa PKK,

FakultasTeknologi Informasi Uversitas Merdeka Malang, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Medeka Malang, Menyatakan PKK

sebagai organisasi diharapkan bisa menjadi wadah potensial motor

penggerak pembangunan khususnya dalam hal pemberdayaan keluarga

masyarakat yang bertujuan memberdayakan perempuan agar dapat

menjadi perempuan mandiri dan dapat membina keluarganya. PKK

sebagai organisasi yang berbasis kepada keluarga dapat digunakan sebagai

ujung tombak pembangunan.

Page 42: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

27

D. Kerangka Pikir

Kerangka pikir yang diarahkan dalam penelitian ini tentang pemberdayaan

perempuan pengrajin nyiru di Kecamatan Sinjai Selatan, pemberdayaan sangat

diperlukan oleh masyarakat khususnya bagi kaum perempuan agar bisa hidup

mandiri dengan kemampuan atau skill yang dimiliki tentang pembuatan nyiru,

dengan adanya pemberdayaan maka perempuan tidak merasa dimarginalisasikan

oleh kaum laki-laki sebab perempuan sudah mampu memberikan kontribusi

berupa materi dalam rumah tangganya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

bagan berikut

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

Faktor – faktor pendukung

dan penghambat

pemberdayaan

Pemberdayaan Masyarakat Perempuan

Proses

Pemberdayaan

Desa Polewali Kecamatan

Sinjai Selatan

Dukungan pemerintah

terhadap pemberdayaan

Hasil

Page 43: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitian

kualitatif yang memperoleh data dengan melakukan observasi,wawancara dan

dokumentasi yang ingin mengunggkapkan, mengembangkan dan menafsirkan

data, peristiwa kejadian dann fenomena-fenomena yang terjadi pada saat sekarang

penilitian dengan menggunakan metode tersebut menitik beratkan pada observasi

dan suasana ilmiah.

Sementara pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

metode penelitian naratif , sebagai sebuah penelitian deskriktif, penelitian ini

hanya memaparkan situasi atau wacana, tidak mencari hubungan, tidak menguji

hipotesis, atau membuat prediksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana Pemberdayaan Perempuan Pengrajian Nyiru di Kecamtan Sinjai

Selatan, Kabupaten Sinjai

B. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi pada penelitian ini sendiri bertempat di Desa Polewali,

Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai, Yang Terletak Di Provinsi Sulawesi

Selatan

Page 44: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

29

C. Informan Penelitian

Adapun informan pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan

teknik purposive sampling.Menurut Arikunto, (2010:97) “Sampling bertujuan

(Purposive Sampling), yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika

peneliti mempunyai pertimbangaan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan

sampelnya.”.

Pada penelitian ini sendiri kriterian yang digunakan oleh peneliti adalah

sebagai berikut:

1. Desa Polewali

2. Anggota Kelompok Pengrajin Patapi

D. Fokus Penelitian

Adapun focus pada penelitian ini sendiri mengerucut pada beberapa hal

sebagai berikut:

1. proses pemeberdayaan perempuan pengrajin pattapi (nyiru) di, Desa

Polewali, Kecamatan Sinjai Selatan

2. faktor yang mempengaruhi pemberdayaan perempuan pengrajin pattapi

(nyiru) di Desa Polewali Kecamatan sinjai Selatan

E. Instrumen Penelitian

Ada pun isntrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti pada penelitian

ini yaitu sebagai berikut:

1. Pedoman wawancara

2. Alat tulis

3. Kamera Hand phone

Page 45: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

30

4. Peneliti sendiri

F. Jenis Dan Sumber Data Penelitian

Adapun jenis dan sumber data yang digunakan oleh peneliti pada

penelitiian ini meliputi sebagai berikut:

1. Jenis Data

Pada penelitian ini menggunakan 2 jenis data penelitian yaitu

sebagai berikut:

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh peneliti langsuing dilapangan,

baik dari hasil observasi maupun wawancara.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang di peroleh dari pihak ketiga atau

penyedia data seperti dokumen, data pusat satatistik, dan buku

referensi.

2. Sumber Data

Sumber data sendiri pada penelitian iniyaitu sebagai berikut:

a. Informan kunci yaitu Ibu Nurhayati

b. Informan biasa adalah Anggota Keluarga Ibu Nurhayati

Page 46: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

31

G. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Observasi

Sutrisno (Sugiyono, 2013:226), mengemukakan bahwa “observasi

merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari

berbagai proses biologi dan psikologis. Dua di antara yang terpenting

adalah proses-proses pengamatan dan ingatan”.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan tujuan tertentu. Percakapan

itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (yang mengajukan

pertanyaan) dan di wawancarai (yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu).

Wawancara dilakukan selama proses penelitian kepada informan

yang telah di tentukan sebelumnya untuk memperoleh data penelitian yang

dibutuhkan

3. Dokumentasi

Dokumentasi di lakukan untuk memperoleh dan melengkapi data

penelitian selama proses penelitian berlangsung.

4. Studi Pustaka

Studi pustaka yaitu Pengumpulan data dengan cara mempelajari

berbagai literatur, baik buku artikel, laporan penelitian maupun materi

Page 47: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

32

kuliah yang diperoleh serta sumber bacaan lain yang relevan dengan

eksistensi erempuan dalam dunia kerja.

H. Teknik Analisis Data

Patton (Baswori dan Suwandi, 2008:91), menjelaskan bahwa “analisis data

merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam pola,

kategori, dan satuan uaraian dasar”.

Data yang diperoleh dilapangan kemudian diolah secara kualitatif dengan

melalui tiga tahap yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan.

1. Reduksi data.

Mereduksi data berart imerangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting yang sesuai dengan focus

penelitian kemudian dicari temanya. Data-data yang telah di reduksiakan

memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hasil pengamatan dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya

dan mencarinya jika sewaktu-waktu diperlukan.

2. Display data.

Display data dilakukan untuk menyajikan sekumpulan data atau

informasi yang telah tarsusun rapi sehingga dapat lebih mudah ditangkap

maknanya dan dapat disajikan dalam bentuk yang lebih mudah dipahami.

Penyajian data biasanya dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori dan sejenisnya. Namun yang paling sering

Page 48: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

33

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif.

3. Penarikan kesimpulan.

Sejak awal peneliti memasuki lapangan dan selama proses

pengumpulan data. Peneliti sudah berusaha menganalisis kondisi dan hasil

dari penjelasan serta pengamatan berusaha untuk mengambil suatu

kesimpulan, tetapi kesimpulan yang diambil masih bersifat sementara, dan

akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan dapat

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Bertambahnya

informasi yang didapatkan melalui proses verifikasi secara terus-menerus,

maka dapat diperoleh kesimpulan yang bersifat induktif. Selanjutnya,

penelitian ini juga menggunakan data statistic seperlunya

I. Teknik Pengabsahan Data

Pengabsahan data yang ingin di capai dalam penelitian ini dengan

menggunakan trianggulasi data sebagai teknik pemeriksaan data. Moleong

(2008:330) bahwa “Trianggulasi adalah proses untuk mendapatkan data valid

melalui penggunaan variansi instrument”. Penelitian menggunakan triangulasi

sebagai teknik untuk mengecek data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari

pada yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap obyek

penelitian.

Trianggulasi meliputi empat hal yaitu: trianggulasi metode, trianggulasi

sumber, trianggulasi teori, dan trianggulasi pengamat. Pada penelitian ini peneliti

Page 49: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

34

menggunakan trianggulasi teknik atau metode. Dalam Sugiyono (2013:274),

triangulasi teknik atau metode merupakan bentuk trianggulasi dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengant eknik yang berbeda. Pada

penelitian ini untuk menguji keabsahan data mengunakan teknik atau metode,

yaitu dengan menggunakan diokumentasi

I. Etika Penelitian

Etika penelitian adalah sudut pandang atau ketentuan baik, buruk, benar

atau salah dalam kegiatan penelitian. Menurut Earl Babbie (1973) dalam

pembahasannya mengenai survei, bahwa ada beberapa aturan etika yang harus

ditaati oleh peneliti dan berlaku bagi semua metode penelitian.

Diantaranya adalah peneliti tidak dapat memaksa seseorang untuk terlibat dalam

penelitian

Babbie menyebutkan dua asas penting untuk melindungi identitas subyek.

Yatu asas anonimitas (anonymity)mdan kerahasiaan (confidentiality). Dalam

penelitian subyek peneliti adalah anonym (tidak dkenal) atau namanya tidak

tercamtum dalam daftar pertanyaan. Oleh karena itu, tidak dibenarkan jika penelti

memberikan kode atau tanda rahasia pada daftar pertanyaan dengan maksud agar

peneliti mengetahui identitas subyek penelitian diketahui, namun peneliti terikat

pada aturan mengenai kerahasiaan. Maka tidak heran jika ada peneliti yang tiak

hanya merahasiakan nama subyek penelitian namun juga lokasi penelitian.

Etika penelitian lain yang seharusnya tidak boleh dilanggar oleh peneliti

adalah mendorong subyek agar mau ikut serta dengan memberi keterangan yang

Page 50: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

35

keliru. Misalnya mengatasnamakan perusahaan atau lembaga dalam mengisi

daftar pertanyaan, padahal sebenarnya merupakan proyek pribadi belaka yang

tidak ada hubungan sama sekali dengan pihak perusahaan. Babbie menekankan

pula bahwa dalam menyajikan data peneliti harus jujur. Temuan yang negatif

perlu disajikan dengan temuan yang positif. Hipotesis dibuat sebelum penelitan

diawali, bukan setelah hasil penelitian diketahui.

J. Diagram Penelitian

No

Jenis Kegiatan Penelitian

April Agustus

S S R K J S S S R K J S

1 Pengajuan Judul

2 Penulisan Proposal

3 Penyusunan instrumen

4 Uji Coba Angket

Wawancara

5 Penyusunan Instrumen

Dokumentasi

6 Kumpulan Data

7 Analisis Data

8 Penyusunan Hasil

Penilitian

Page 51: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

36

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Kabupaten Sinjai

Kabupaten Sinjai adalah salah satu daerah tingkat II di Provinsi

Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu Kota kabupaten ini terletak di Balangnipa

atau kota sinjai berjarak sekitar kurang lebih 220 Km dari kota makassar,

kabupaten ini memiliki luas wilayah 819,96 km dan penduduk sebanyak

kurang lebih 236,497 jiwa.

2. Geografi

Secara geografis Kabupaten Sinjai terletak Pada titik 52’56-5 21’16

Lintang selatan dan 119 56’30 – 120 25’33 bujur timur. Kabupaten sinjai

terletak dibagian pantai timur provinsi sulawesi selatan yang berjarak sekitar

223 km dari kota makassar. Luas wilayahnya brdasarkan data yang ada

sekitar 819,96 km (81.996 ha)

Page 52: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

37

3. Batas wilayah

Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 batas wilayah Kabupaten Sinjai

Utara Kabupaten Bone

Timur Teluk Bone

Selatan Kabupaten Bulukumba

Barat Kabupaten Gowa

4. Topografi

Kabupaten Sinjai secara geografis terdiri atas wilayah pesisir, dataran

rendah dan dataran tinggi dengan ketinggia rata-rata 0-2.871 meter diatas

permukaan laut. Wilayahnya termasuk 9 pulau-pulau kecil diteluk bone yang

masuk ke wilayah kecamatan pulau sembilan. Pesisir kabupaten sinjai berada

di sepanjang sebelah timur dan tergolong sempit meliputi kecamatan sinjai

timur dan tergolong sempit meliputi kecamatan sinjai timur, sinjai utara dan

kecamatan tellu limpoe. Selanjutnya daerah dataran tinggi merupakan lereng

timur gunung lampobattang – gunung bawakaraeng meliputi sinjai barat dan

sinjai borong. Serta dataran tinggi pegunungan bohong langi sebagian

wilayah kecamatanwilayah bulu poddo

5. Iklim

Sepanjang tahun, daerah ini termasuk beriklim sub tropis, yang

mengenal dua musim yaitu musim penghujan pada periode April-oktober dan

musim kemarau oktober- April selain itu ada tiga type iklim (menurut

Page 53: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

38

Schmidt Dan Fergusson) yang terjadi dan berlangsung di wilayah ini yaitu

iklim type B2,C2,D2 & type D3

• Zona dengan iklim type B2 dimana bulan basah berlangsung

selama 7 – 9 bulan berturut-turut sedangkan bulan kering

berlangsung 2 – 4 bulan sepanjang tahun. Penyebarannya

meliputi sebagian besar wilayah kecamatan sinjai Timur dan

Sinjai Selatan.

• Zona daerah iklim type C2, dicirikan dengan adanya bulan

basah yang berlangsung antara 5 – 6 bulan, sedangkan bulan

keringnya berlangsung selama 3 – 5 bulan sepanjang tahun.

Penyebarannya meliputi sebagian kecil wilayah kecamatan,

SinjainTimur, Sinjai Selatan dan Sinjai Tengah.

• Zona dengan iklim type D2, mengalami bulan basah selama 3

– 4 bulan dan bulan keringnya berlangsung selama 2 – 3 bulan.

Penyebarannya meliputi wilayah bagian Tengah Kabupaten

Sinjai, yaitu sebagian kecil wilayah kecamatan Sinjai Tengah,

Sinjai Selatan, dan Sinjai Barat.

• Zona dengan ikim type D3, bercirikan dengan berlangsungnya

bulan basah antara 3 – 4 bulan dan bulan kering berlangsung

atar 3 – 5 bulan. Penyebarannya meliputi sebagan wilayah

kecamatan. Sinjai Barat, Sinjai Tengah dan Sinjai Selatan.

Page 54: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

39

Dari keseuruhan type iklim yang ada di Kabupaten Sinjai mempunyai curah

hujan berkisar antara 2.000 – 4.000 mm/ tahun, dengan hari hujan yang

bervariasi antara 100-160 hari hujan/tahun.

Kelembaban udara rata-rata, tercatat berkisar antara 64 – 87 persen, dengan

suhu udara rata-rata berkisar antara 21,1o C – 32,4o C.

6. Demografi

Bahasa resmi instansi pemerintahan di Kabupaten Sinjai adalah

bahasa Indonesia. Menurut statistik kebahasaan 2019 oleh Badan Bahasa,

terdapat satu bahasa daerah di Kabupaten Sinjai, yaitu bahasa Bugis

(khususnya dialek Sinjai)

7. Pemerintahan

1. Daftar Bupati Sinjai

Berikut ini adalah daftar bupati sinjai yang menjabat sejak

pembetukannya pada tahun 1960

Tabel 1.2 Daftar Bupati Sinjai yang menjabat sejak pembetukannya

pada tahun 1960

No Bupati Mulai

menjabat

Akhir

menjabat

Prd

1 Andi Abd. Latief 1960 1963 1

2 Andi Azikin 1963 1967 2

3 Drs.H.M.Nur Tahir 1967 1971 3

Page 55: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

40

4 Drs. H. A. Bintang 1971 1983 4

5

5 H. A. Arifuddin Mattotorang

S.H

1983 1993 6

7

6 H. Moh. Roem S.H Msi 1993 2003 8

9

7 Andi Rudiyanto Asapa S.H,

L.L.M

2003 2013 10

11

8 H. Sabiring Yahya S.Sos 2013 2018 12

9 Andi Seto Gadhista Asapa

S.H, L.L.M

2018 petahana 13

2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sinjai

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sinjai (disingkat

dengan DPRD Sinjai) adalah lembaga perwakilan rakyat daerah tingkat

kabupaten yang ada di Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulewesi elatan. DPRD

Sinjai memiliki 30 anggota yang tersebar di 11 partai politik, dengan

perolehan suara mayoritas diraih oleh Partai Gerakan Indonesia Raya

• Pimpinan Dewan

Pimpina DPRD Kabupaten Sinjai terdiri atas satu orang ketua

dan dua orang wakil ketua yang berasal dari partai politik yang

memiliki suara terbanyak di dewan

Tabel 1.3 Nama-nama Anggota DPR yang Menjabat

No Nama Jabatan Partai Politik

1 Drs. Lukman

H. Arsal

Ketua Partai Gerakan

Indonesia Raya

2 Sabir Wakil

Ketua I

Partai Golongan

Karya

3 Mapahakkang Wakil

Ketua II

Partai Amanat

Nasional

Page 56: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

41

• Komposisi Anggota

Berikut adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Sinjai

dalam dua periode terakhir

Tabel 1.4 adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten

Sinjai dalam dua periode terakhir

Partai Politik

Jumlah Kursi dalam Periode

2014 – 2019 2019 -

2024

PKB

3

Gerindra

4

PDI Perjuangan

1 -1

Golkar

4 -4

Nasdem

2

PKS

1

PPP

4

PAN

2

Hanura

4

Demokrat

4

PBB

1 -1

Jumlah Anggota

Jumlah partai

30 -30

11 -11

Page 57: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

42

4. Kecamatan

Berikut adalah daftar Kecamatan dan Kelurahan di Kabupaten Sinjai,

provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Kabupaten Sinjai Kepulauan terdiri dari

9 Kecamatan, 13 kelurahan, dan 67 desa. Pada tahun 2017, kabupaten ini

memiliki luas wilayah 798,96 kmecamatan, 13 kelurahan, dan 67 desa. Pada

tahun 2017, kabupaten ini memiliki luas wilayah 798,96 km2.

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Sinjai, adalah sebagai

berikut :

Tabel 1.5 Daftar Kecamatan Di Kabupaten Sinjai

Kode

kemendagri

kecamatan Jumlah

kelurahan

Jumlah

desa

Status

73.07.06 Bulupoddo 7 Desa

73.07.09 Pulau

Sembilan

4 Desa

73.07.01 Sinjai Barat 2 7 Desa

kelurahan

73.07.07 Sinjai

Borong

1 7 Desa

Kelurahan

73.07.02 Sinjai

Selatan

1 10 Desa

Kelurahan

73.07.04 Sinjai

Tengah

1 10 Desa

Kelurahan

73.07.03 Sinjai

Timur

1 12 Desa

Kelurahan

73.07.05 Sinjai

Utara

6 Desa

Kelurahan

Page 58: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

43

73.07.08 Tellu

Limpoe

1 10 Desa

Kelurahan

Total 13 67

8. Penduduk

Jumlah penduduk kabupaten Sinjai tahun 2014 sebanyak

236.497 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 3,3 persen dari hasil sensus

penduduk 2010 yang berjumlah 228.879 jiwa/km2 dan Kecamatan Bulupoddo

merupakan daerah terjarang penduduknya dengan 158 jiwa/km2. Sebanyak

99% penduduk Kabupaten Sinjai memeluk agama islam.

Berikut adalah penduduk kabupaten sinjai, per kecamatan tahun 2014.

Jumlah penduduk, luas wilayah, desa dan kelurahan di Kabupaten Sinjai

tahun 2014[4]

Tabel 1.6 Penduduk kabupaten sinjai, per kecamatan tahun 2014

Nama

kecamatan

Jumlah

penduduk

Luas

wilayah

Jumlah

desa

Jumlah

kelurahan

Kec.

Bulupoddo

15.687

jiwa

99,47

km2

7 -

Kec. Pulau

Sembilan

7.963

jiwa

7,55 km2 4 -

Kec. Sinjai

Barat

24.311

jiwa

135,53

km2

7 2

Kec. Sinjai

Borong

19.073

jiwa

66,97

km2

7 1

Page 59: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

44

Kec. Sinjai

Selatan

36.918

jiwa

131,99

km2

10 1

Kec. Sinjai

Tengah

27.507

jiwa

129,70

km2

10 1

Kec. Sinjai

Timur

30.421

jiwa

71,88

km2

12 1

Kec. Sinjai

Utara

43.505

jiwa

29,57

km2

- 6

Kec. Tellu

Limpoe

31.112

jiwa

147,30

km2

10 1

9. Ekonomi

Pertanian yang menonjol dari Kabupaten Sinjai adalah lada dan

coklat. Lada tumbuh hampir di semua kecamatan kecuali di Kecamatan Pulau

Sembilan. Luas area tanamnya mencapai 3.249 hektar dngan jumlah produksi

2.380 per tahun. Sedangkan coklat atau kakao tumbuh hampir di semua

kecamatan dengan luas area tanam 4.178 hektar dan hasil panen per tahun

mencapai 2.129 ton. Sinjai mengekspor coklat-coklat ini ke eropa

10. Icon Pariwisata Kabupaten Sinjai

Potensi Wisata di Kabupaten Sinjai cukup banyak meliputi wisata

sejarah, wisata budaya, wisata alam, bahari dan religinya. Salah satu yang

terkenal yaitu:

Page 60: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

45

1. Benteng Balangnipa

Benteng Balangnipa merupakan bangunan dan benteng kokoh

yang sudah ada sejak abad ke-15. Berdasarkan literatur sejarah

yang ada di pemda Sinjai, Benteng Balangnipa didirikan tahun

1557 oleh kerajaan Tellulimpoe. Yakni perserikatan antara rakyat

pribumi dan Lamatti, Tondong dan Bulo-Bulo. Benteng

Balangnipa dibangun di atas lahan dengan luas sekitar 2500 meter

persegi. Di dalam Benteng Balangnipa, Wisatawan dapat melihat

langsung sebuah Meriam yang terbuat dari tembaga. Beberapa

porselin kuno dari Ming, Shati dan juga Ching bisa dijumpai ini.

Dan ada ja keramik-keramik khas Eropa dan Jepang yang

digunakan oleh Belanda saat masih menjajah wilayah Nusantar.

2. Rumah Adat Karampuang

Karampuang sendiri merupakan nama dari sebuah kampung di

Sinjai. Namun inilah satu-satunya tempat yang masih memelihara

kebudayaan asli sinjai, di wilayah adat karampuang, masih berdiri

kokoh dua buah rumah adat berstruktur bugis kuno. Rumah pertama

dihuni oleh To Matoa (Raja), dan rumah kedua dihuni oleh Gella

(Kepala Pemerintahan Adat). Rumah adat karampuang tetap

memprtahankan nuansa tradisionalnya. Dari informasi warga

setempat, bahwa jika rumah adat tersebut hendak direnovasi, maka

diadakan upacara pengangkutan kayu dari dalam hutan. Upacara adat

tersebut bernama madduik.

Page 61: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

46

3. Batupake Gojeng

Menurut catatan sejarah Kabupaten Sinjai tempat wisata

puncak taman Purbakala Batu Pake Gojeng dahulunya merupakan

Benteng pengintaian dan markas pertahana Jepang. Tempat inilah

mereka akan mengawasi kapal laut dan pesawat uadara yang melintasi

teluk Bone.

4. Pulau Burungloe

Wisata pulau Burungloe terdapat 7 sumur sumber mata air

yang mengelilingi pulau. Saat air pasang, tujuh sumur tersebut akan

tertutup oleh air laut, namu saat surut, sumur akan tampak kembali.

Dan anehnya air sumur tetap tawar. Dan mitos ang berkembang di

masyarakat setempat, mengatakan bahwa jika ingin cepat

mendapatkan jodoh, maka mandilah di sumur tersebut.

5. Pulau Batanglampe

Kawasan wisata ini masih terjaga dengan baik karena

merupakan obyek wisata bahari. Teripang, merupakan salah satu

komoditas unggulan yang dikembangkan di pulau Batang Lampe

degan lahan budidaya sekitar 186 hektar dengan produksi rata 48,8 ton

pertahunnya.

Page 62: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

47

6. Pulau Larea-Rea

Larea rea adalah tempat wisata yang masih berada di kawasan

Pulau Sembilan. Namun hanya pulau ini saja tidak berpenghuni.

Meskipun tidak berpenghuni, tapi pulau larea rea tetap saja

mempesona.

11. Gambaran Umum Kecamatan Sinjai Selatan

Menurut Nurwahidah dalam Tribun Sinjai .com Kecamatan

Pasimasunggu Timur salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Sinjai

yang berseblahan dengan Kecamatan Sinjai Tengah yang mempunyai

beberapa desa yaitu:

Tabel 1.7 Daftar Desa di Kecamatan Sinjai Selatan

No. Kode pos Desa/Kelurahan

1 92661 Alenangka

2 92661 Aska

3 92661 Palae

4 92661 Talle’

5 92661 Gareccing

6 92661 Songing

7 92661 Polewali

8 92661 Puncak

9 92661 Palangka

Page 63: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

48

10 92661 Bulukamase

11 92661 Sangiaserri

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses pendidikan, juga

didukung oleh sarana dan prasarana yang menjadi standar sekolah istansi

pendidikan yang terkait. Di dalam pemenuhan kebutuhan sarana Pendidikan

di Kecamatan Sinjai Selatan pada saat ini sangat memadai, hal ini di tandai

dengan hadirnya fasilitas sarana Pendidikan. yang kejelasan sarana

Pendidikan di Kecamatan Sinjai Selatan sebagai berikut

Tabel 1.8 Sarana Pendidikan di Kecamatan Sinjai Selatan

No. Sarana dan prasarana Jumlah

1 Taman kanak-kanak (TK) 50

2 Sekolah Dasar 35

3 SMP 13

4 SMA/SMK 4

Page 64: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

49

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pengrajin Pattapi/nyiru

Pemberdayaan perempuan adalah upaya kemampuan perempuan

untuk memperoleh akses dan kontrol terhadap sumber daya ekonomi, politik,

social, budaya agar perempuan adap mengatur diri dan meningkatkan rasa

percaya diri untuk mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam

memecahkan masalah, sehingga mampu membangun kemampuan dan konsep

diri (Budhy Novian 2010)

Banyak hal yang dapat dilakukan dalam upaya pemberdayaan

perempuan salah satunya adalah melalui organisasi perempuan yang

bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan segala potensi yang

dimiliki agar dapat diaktualisasikan secara optimal dalam prosesnya dan

menempatkan perempuan sebagai seutuhnya.

a. Profil Komunitas Pengrajin Pattapi

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dalam kegiatan wawancara,

observasi, serta dokumentasi diperoleh data terkait tentang kelembagaan

Pengrajin Pattapi Desa Polewali Sebagai berikut:

Nama Lembaga : Komunitas Perempuan Pengrajin Pattapi

Alamat Lembaga : Dusun Mattiro_Lau Desa Polewali

Tahun Berdirinya : 2015

Page 65: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

50

Komunitas pengrajin pattapi mampu memberdayakan anggotanya

dengan memfokuskan untuk menjamin bahwa kelompok pengrajin pattapi

dikelolah dan dijalankan oleh anggotanya. Kelompok pengrajin pattapi

mempunyai aktivitas di bidang pertanian yang tumbuh berdasarkan

keakraban, keserasian, serta kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan

sumber daya yang ada. Kelompok pengrajin pattapi mempuyai usaha dalam

memberdayakan anggotanya, hal tersebut terbukti dengan adanya hasil yang

dicapai yaitu adanya peningkatan pendapatan ekonomi keluarga. Hal ini bisa

dicapai karna adanya beberapa pelatihan yang diberikan sehngga ia mampu

mengimplementasikan hasil dari pelatihan yang ia dapat.

Kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk usaha penyetaraan

gender yang diupayakan oleh komunitas pengrajin pattapi serta kegiatan ini

dapat mengembangkan partispasi para perempuan untuk mendapatkan

penghasilan sendiri juga menjadikan perempuan lebih mandiri sehingga

ketergantungan istri terhadap laki-laki yang cukup timggi dapat berkurang.

b. Visi dan Misi Kelompok Pengrajin Pattapi

Misi kelompok pengrajin pattapi merupakan sikap kerja yang

ditanamkan oleh ketua dan anggota kelompok sebagai upaya mewujudkan

visi kelompok pengrajin pattapi agar menjadi komunitas yang berkualitas

dan mampu menjawab semua kebutuhan anggota dan masyarakat pada

umunya.

Page 66: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

51

1. Visi

Menjadikan kelompok pengrajin pattapi mandiri dan sejahtera

2. Misi

a) Tersedianya sarana dan prasarana

b) Peningkatan sumber daya anggota kelompok

c) Penguatan dinamika kelompok

d) Pemasaran produk olahan keluar daerah.

c. Nama-nama Kelompok Pengrajin Pattapi

Tabel 1.9

Kepengurusan Kelompok Pengrajin Pattapi Di Desa Polewali

No Nama Jabatan

1 Nurhayati Ketua kelompok

2 Hijrah Anggota

3 Kasmi Anggota

4 Cabo’ Anggota

5 Bayang Anggota

6 Aryani Anggota

7 Hase’ Anggota

Page 67: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

52

8 Misi’ Anggota

9 Acce’ Anggota

10 Darma Anggota

11 Caya’ Anggota

12 Cangga Anggota

13 Nadira Anggota

14 Haying Anggota

15 Jume’ Anggota

16 Mingnga’ Anggota

17 Noro’ Anggota

18 Juli Anggota

19 Candra Anggota

20 Nurung Anggota

21 Halmina Anggota

22 Sahari Anggota

23 Sani’ Anggota

Page 68: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

53

24 Debo’ Anggota

25 Nabe’ Anggota

26 Jumalia Anggota

Unsur utama dalam proses pemberdayaan masyarakat khususnya

perempuan yaitu pemberian kewenangan dan pengembangan kapasitas

masyarakat, kedua unsur ini tidak bisa dipisahkan karena ketika masyarakat

telah diberi kewewenang namun belum mempunyai kapasitas untuk

menjalankan wewenang tersebut maka hasilnya tidak akan optimal,

masyarakat berada pada diposisi paling bawah disebabkan karena tidak

memiliki kedua unsur tersebut yaitu wewenang dan kapasitas, kondisi

tersebut sering disebut masyarakat yang kurang berdaya sehingga tidak punya

peluang untuk mengatur masa depannya

Proses pemberdayaan adalah proses kepada masyarakat agar menjadi

berdaya, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan

atau keberdayaan untuk menentukan pilihan hidupnya dan pemberdayaan

harus ditujukan pada kelompok atau lapisan masyarakat yang tertinggal. ‘

Dalam hal peningkatan ekonomi perempuan di Indonesia khususnya

didaerah pedesaan, perempuan memiliki keterbatasan dalam menjalankn

aktivitasnya, keterbatasan tersebut seperti rendahnya pendidikan,

Page 69: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

54

keterampialn, sedikitnya ksempatan kerja, dan juga hambatan ideologis

perempuan yang terkait rumah tangga. Selain itu perempuan juga dihadapkan

pada kendala tertentu yang dikenal dengan istilah “triple burden of women”

yaitu perempuan harus melakukan fungsi reproduksi dan fungsi social secara

bersamaan dimasyarakat, hal ini disebabkan kesempatan perempuan untuk

memanfaatkan pelang ekonomi yang sangat terbatas. Oleh karena itu

pemberdayaan bagi perempuan dibidang ekonomi sangat diperlukan karena

pada dasarnya perempuan memiliki potensi yang luar biasa dalam hal

perekonomian terutama dalam pengaturan ekonomi rumah tangga.

Berbicara tentang perempuan, di ujung dunia manapun selalu menjadi hal

yang sangat menarik dan hangat untuk di perbincangkan, bukan saja sisi

keperempuanannya melainkan lebih kepada isu-isu yang disusung olehnya,

yang senantiasa menjadi titik perbincangan menarik di tengah dunia yang di

dominasi oleh kaum laki-laki.

Di era globalisasi saat ini, perhatian terhadap gender semakin besar,

seperti yang di ketahui bahwa hampir seluruh negara yang mayoritas

menduduki setiap lembaga adalah laki-laki. Secara konstitusional laki-laki

dan perempuan memiliki hak dan kewajiban yang sebagai warga negara

indonesia sebagaimana yang termuat dalam UUD 1945 pasal 28 yang

menegaskan bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan

berkumpul mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan dan

sebagainya. Undang-undang tersebut menjadi cerminan dari negara

Page 70: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

55

demokratis yang memberikan ruang kepada seluruh masyarakat untuk

berkiprah, termasuk perempuan untuk bersaing dalam politik. Sejarah

mencatat, sejak awal sebelum berdirinya negara Indonesia, nama-nama

perempuan yang tidak asing yang di nobatkan sebagai pahlawan perempuan

atas dedikasinya yang sangat luar biasa misalkan Raden Ajeng Kartini yang

pemikirannya tertuang dalam karya yang diberi judul “Habislah Gelap

Terbitlah Terang” yang didalam memuat surat-surat yang ditulis kepada

sahabatnya di negeri belanda. Hal ini merupakan bukti betapa besarnya

mimpi kertini untuk melepaskan kaumnya dari diskriminasi yang membudaya

di zamannya dan harapan para perempuan saat ini adalah agar kiranya mereka

dibeerdayakan dengan skill yang mereka miliki. di jaman saat ini semangat

yang di miliki R.A Kartini tidak lagi di miliki oleh para perempuan di jaman

sekarang terhusus di Desa Polewali namun para pemerintah ingin

merealisasikan atas apa kemauan dari pejuang atau sang penggerak

emansipasi wanita dengan cara memeberdayakan perempuan yang memiliki

skill dalam menghasilkan kerajinan-kerajinan tangan yang dapat membantu

pemenuhan kebutuhan keluarga dari hasil observasi yang dilakukan peneliti

di Desa Polewali mengenai Pemberdayaan Perempuan pengrajin Pattapi.

“Memang benar pemerintah telah melakukan pemberdayaan kepada

masyarakat di Desa Polewali khususnya kepada kaum perempuan, hal ini

didasari karena keadaan ekonomi keluarga masyarakat desa polewali

kurang terpenuhi sebab para perempuan hanya bergantung dari

pendapatan suami saja itupun hanya sebagian perempuan yang bekerja

sebagai buruh tani yang punya musim tertentu jadi setelah selesai musim

mereka kembali menganggur tanpa ada pendapatan dalam membantu

pemenuhan kebutuhan” .(D.1/Observasi/15/September)

Page 71: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

56

Dalam membangun ekonomi keluarga, Desa Polewali membuat

program Pemberdayaan Perempuan pattapi dengan tujuan mengurangi angka

kemiskinan diakibatkan kurangnya pendapatan atau pekerjaan yang bisa

menutupi kebutuhan keluarga masyarakat Desa polewali, pemberdayaan ini

dilakukan agar membangun kesadaran perempuan tentang kesetaraan gender

agar mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya sehingga

perempuan mandiri dan berkarya, kesadaran mengenai peran perempuan

mulai berkembang yang diwujudkan dalam pendekatan program

pemberdayaan perempuan. Hal ini didasari pada satu pemikiran mengenai

perlunya kemandirian perempuan, supaya pembangunan dapat dirasakan oleh

semua pihak, karena perempuan merupakan sumber daya manusia yang

sangat berharga sehingga posisinya di ikut sertakan dalam pembangunan. Dan

memang pemberdayaan perempuan sangat strategi untuk meningkatkan peran

perempuan baik di domain domestic maupun publik.

Dalam proses pembuatan anyaman pattapi maka para pengrajin

pattapi perlu menyiapakan beberapa bahan utamanya yaitu bambu,

rotan dan kayu kalidai

(D.2/Observasi/15/September)

Dari data hasil observasi peneliti bahwa dalam pembuatan pattapi

bukan hanya mengandalkan kemampuan menganyam saja tetapi para

pengrajin pattapi perlu mengetahui bahan-bahan yang harus disiapkan, dalam

pemilihan bahan harus di perhatikan agar bisa menghasilkan kerajinan tangan

yang berkualitas dan pastinya disukai oleh konsumen. Jadi kategori bahan

yang memiliki kualitas yaitu bambu yang digunakan sebagai bahan anyaman

Page 72: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

57

adalah bambu hulo pengrajin menggunakan bambu hulo sebagai bahan

bakunya, karena bambu hulo cocok untuk pembuatan pattapi, Selanjutnya

rotan yang digunakan yaitu rotan yang berukuran kecil biasa digunakan

sering dijadikan sebagai tali. Jenis rotan ini disebut dengan rotan lilin. Rotan

lilin ini adalah jenis rotan yang memiliki ukuran kecil dengan garis tengahnya

hanya ½ cm, namun batangnya mencapai kurang lebih 20 m rotan ini sangat

baik digunakan sebagai tali pembuatan pattapi. Sama halnya dengan kayu

kalidai digunakan untuk membuat bingkai anyaman pattapi.

Dilihat dari proses pengelohan pattapi dan pengambilan bahan utama

pattapi/nyiru sangat diperlukan alat demi lancarnya proses kegiatan

yang dilakukan alat yang digunakan yaitu: parang, pisau, gergaji, dan

palu kayu (D.3/Observasi/15/September)

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa

disetiap kegiatan yang dilakukan memang butuh persiapan seperti halnya

dalam pembuatan pattapi bukan sekedar wadah dan skill yang diperlukan

tetapi juga perlu menyiapka beberapa peralatan yang dipakai dalam

pembuatan pattapi antara lain alat yang digunakan Parang, Pisau Gergaji,

Palu kayu adapun kegunaan dari alat ini sebagai berikut: 1) parang

merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menebang bambu dari

rumpungnya dan juga membersihkan cabang-cabang yang terdapat pada

batang bambu 2) Gergaji merupakan alat untuk memotong bambu dan kayu

pada bagian ruas-ruasnya dan membagi bambu menjadi beberapa potongan 3)

Pisau juga digunakan untuk meraut bambu dan merapikan pinggirnya yang

sudah dianyam. 4) Palu kayu digunakan untuk memukul parang dan pisau

ketika merapikan anyaman pattapi. Ketika semua perlengkapan yang telah

Page 73: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

58

diperlukan sudah siap maka proses pembuatan pattapi akan lebih efektif dan

efesien.

Bentuk dalam anyaman nyiru/pattapi merupakan satu kesatuan yang

harus diperhatikan dalam proses pembuatannya. Bentuk pada anyaman

nyiru diperoleh dari hasil anyaman bambu yang dianyam kemudian

menjdadi lebar dan akhirnya berbentuk bidang segi empat. Proses

pembetukan anyaman nyiru sendiri dilakukan dengan cara pengikatan

pada bingkai yang dinamakan dengan simpul kait setengah. Pengikat

yang dilakukan dengan dua cara yaitu: 1) kait setengah ganda. 2) kait

setengah.(D.4/Observasi/15/September)

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa

pembuatan nyiru tidak segampang yang dipikirkan karena proses

pembuatannya sangat rumit butuh kemampuan dan latihan khusus untuk

menguasainya jadi begitu jarang orang bisa membuat pattapi sebab bukan

sekedar pembuatannya yang susah namun begitu banyak istilah-istilah yang

ada pada pembuatan pattapi, dan istilah tersebut dijadikan sebagai patokan

agar tidak salah-salah dalam proses pembuatannya selanjutnya istilah-istilah

tersebut sebagai berikut : 1) kait setengah adalah langkah pertama untuk

membentuk simpul kaitsetengah ganda, salah satu dasar macramé. 2) kait

setengah ganda yaitu dua buah kait yang disimpulkan dalam rangkaian yang

berturut-turut menggunakan tali terpasang yang sama, sangat serbaguna

simpul ini dapat digunakan untuk menciptakan variasi efek-efek khusus

Page 74: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

59

B. Hasil Penelitian

1. Proses Pemberdayaan Perempuan Pengrajin Pattapi/nyiru Pattapi di

Desa Polewali

Berdasarkan hasil temuan peneliti di lapangan bahwa proses

pemberdayaan perempuan pengrajin pattapi di desa polewali sangat

berpengaruh terhadap kesejahteraan hidup. Olehnya itu peneliti mendapatkan

beberapa tahapan proses pemberdayaan perempuan pengrajin pattapi sebagai

berikut :

a. Menyediakan Sarana dan Prasarana

Program pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah di Desa

Polewali merupakan program pemberdayaan yang melihat apa yang

dibutuhkan, sesuai komitmen pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan

ekonomi kerakyatan sangat gencar dilakukan seiring dengan perkembangan

perekonomian umumnya di negara kita dengan hadirnya komitmen

pemerintah didasari oleh kemiskinan yang tinngi juga jumlah pengangguran

yang semakin banyak akibat kurangnya lapangan kerja yang disediakan di

Indonesia bukan lapangan pekrjaan yang tidak ada tetapi kita di atur oleh

sistem serta jarang di pakai ketika ada program tambang seperti halnya di

priport yang kebanyakan pekerjanya mayoritas orang asing hal tentunya akan

mendestruktif kehidupan masyarakat karna kurang dipakainya pekerja lokal

yang memang membutuhnkan pekerjaan apalagi dengan isu sekarang bahwa

pekerja asing bebas masuk ke Indonesia untuk bekerja. Oleh karena itu sangat

besar harapan pemerintah daerah agar dapat bersinergi dengan masyarakat

Page 75: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

60

dalam pembangunan, dengan adanya kepedulian pemerintah maka semua itu

harus menjadi sebuah keharusan dan kewajiban perempuan sebagai

pengendali ekonomi dalam rumah tangga khususnya untuk berperan aktif

dalam menciptakan kehidupan yang lebih mandiri dan kreatif. Untuk

menciptakan perempuan yang keratif dan mandiri pastinya dibutuhkan sarana

dan prasarana agar para perempuan bisa berproses dan menunjang

terlaksananya program pemberdayaan perempuan pengrajin pattapi seperti

yang dilakukan oleh pemerintah Desa Polewali yang dijelaskan oleh

“IM”Selaku Kepala Desa Polewali.

“dukungan pemerintah terhadap para perempuan yang tidak

berpenghasilan, sehingga pemerintah berinisiatif untuk membuat

program pemberdayaan perempuan pengrajin pattapi dengan

berjalannya program ini, Kami Sebagai Pemerintah tidak henti-

hentinya memberikan sumbangsi pemikiran juga menyediakan

beberapa sarana dan prasarana yang disediakan ketika ada

pelatihan.” (Narasumber IM,Laki-Laki, 38 tahun, 20, September)

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan

bahwa dalam program pemberdayaan perempuan pengrajin pattapi memang

butuh beberapa persiapan khusus, sebab untuk mencapai target yang

diinginkan pastinya menyiapakan sesuatu untuk memudahkan atau

memperlancar suatu kegiatan sama halnya yang dilakukan oleh pemerintah

Desa Polewali yang begitu antusias menyiapkan sarana prasarana sebagai

tempat untuk melakukan pelatihan dan kegiatan lainnya yang berkaitan

dengan program pemberdayaan perempuan pengrajin pattapi, penyediaan

sarana dan prasarana ini didasari dari adanya fungsi yang terkandung dalam

sarana dan prasarana itu sendiri antara lain,1) dapat mempercepat proses

Page 76: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

61

pelaksanaan pekerjaan sehingga mampu menghemat waktu, serta

meningkatkan produktivitas baik barang maupun jasa juga 2) membuat

ketetapan susunan stabilitas pekerja lebih terjamin 3) menimbulkan rasa puas

pada orang-orang yang berkepentingan yang mempergunakannya.

“pemerintah begitu antusias mendukung proses pemberdayaan

perempuan pengrajin pattapi sehinnga mereka ikut menyediakan

sarana dan prasarana karena sarana yang kami siapkan sebagai

anggota kelompok belum memadai dan butuh tambahan lagi.

(Narasumber NH, Perempuan, 40 tahun, 28, September)

Dari hasil wawancara peneliti dapat disimpulkan bahwa dalam

penyediaan sarana dan prasarana tentunya sangat penting demi

berlangsungnya proses pemberdayaan perempuan pengrajin pattapi sebab

sarana dan prasarana merupakan jenis peralatan dan perlengkapan kerja dan

fasilitas yang fungsinya sebagai alat utama atau membantu dalam

pelaksanaan pekerjaan dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang

berhubungan dengan organisasi kerja. Dalam penyediaan sarana dan

prasarana tidak sepenuhnya pemerintah yang menyediakan akan tetapi para

anggota kelompok ikut dalam penyediaannya karena mereka sadar bahwa

dihadirkannya program pemberdayaan perempuan pengrajin pattapi ini

didasari oleh kepedulian pemerintah untuk meningkatkan ekonomi keluarga

di Desa Polewali sebab pmerintah melihat konstelasi kehidupan mereka yang

serba bergantung pada pendapatan suami dan mengakibatkan kurangnya

pendapatan yang dimiliki keluar tersebut

Page 77: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

62

b. Memberikan pelatihan kepada anggota kelompok

Dalam pemberdayaan masyarakat pastinya memiliki tujuan tersendiri

seperti di Desa Polewali yang bertujuan memberdayakan perempuan agar

perempuan menjadi berdaya tanpa bergantung dari penghasilan suami dan

menimbulkan kemiskinan. Yang menjadi masalah terbesar saat ini adalah

tingkat kemiskinan yang meningkat karena kurangnya lapangan kerja. Jadi

dengan inisiatif pemerintah dalam memberdayakan perempuan pastinya harus

dilakukan dengan beberapa usaha. Usaha-usaha yang dilakukan untuk

memberdayakan perempuan yaitu dengan membentuk suatu perkumpulan

bagi kaum perempuan yang didirikan di masyarakat dengan melakukan

berbagai aktifitas kegiatan serta kepelatihan. Proses dan aktifitas

pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh kelompok perempuan sedikit

banyak membawa implikasi yang cukup signifikan dalam pola relasi

perempuan didalam keluarga dan masyarakat. Kemandirian perempuan harus

di bekali dengan paham kesetaraan gender agar mereka lebih antusias dalam

melaksanakan atau ikut dalam kegiatan pemberdayaan perempuan pengrajin

pattapi, bukan hanya itu perlu juga pelatihan agar para perempuan memiliki

skill atau kemampuan yang memadai serta mereka bisa kreatif dan mandiri

seperti halnya yang dilakukan oleh kelompok perempuan pengrajin pattapi di

Desa Polewali yang jelaskan oleh “NH” selaku ketua kelompok pengrajin

pattapi.

Page 78: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

63

“untuk mencapai tujuan dari program pemberdayaan ini yang

mengutamakan perempuan agar bisa kreatif dan mandiri. Tentunya

kami mengadakan pelatihan 2 kali setahun untuk para anggota yang

kurang mahir dalam pembuatan pattapi” (Narasumber NH,

Perempuan, 40 tahun, 28, September)

Dari hasil wawancara peneliti dapat disimpulkan bahwa dalam

pemberdayaan ada tujuan yang ingin dicapai tentunya menciptakan

perempuan yang kreatif sesuai keinginan atau harapan pemerintah yang

tertera di UU No. 20 tahun 2008 tentang prinsip pemberdayaan,

pemberdayaan bertujuan dalam rangka meningkatkan ekonomi kerakyatan

agar dapat meningkatkan pendapatan dan kesejateraan masyarakat.serta

memperluas lapangan pekerjaan untuk pengentasan rakayat dari masalah

kemiskinan. Jadi yang menjadi sasaran pemerintah adalah untuk

meningkatkan pembangunan pedesaan yang juga diperlukan adalah rumah

tangga pedesaan yang meliputi segala kegiatan anggotanya, sumber

penghasilan dan maslah yang dihadapi oleh perempuan dengan memberikan

kegiatan-kegiatan dalam kelompok tersebut seperti pembuatan keterampilan

didesa, keterampilan sala satu unsur dalam memecahkan maslah kemiskinan

dan untuk mencapai tujuan tersebut tentunya disetiap kelompok harus

mengadakan pelatihan agar ada peningkatan wawasan dan kemampuan yang

dimiliki oleh perempuan yang diberdayakan

c. P emasaran Hasil Kerajinan Perempuan Pengrajin Pattapi

Pemasaran merupakan suatu faktor yang penting dalam siklus yang

bermula dan berakhir pada terpenuhinya kebutuhan konsumen, pemasaran

harus dapat membaca, dan mengkobinasikan kebutuhan konsumen, berhasil

Page 79: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

64

tidaknya pemasaran yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

oleh suatu perusahaan atau komunitas maupun individu sangat tergantung

dari kondisi pemasaran yang dilakukan, jadi untu mencapai tujuan dari hasil

yang ingin dicapai perlu ada strategi atau cara agar barang dagangan bisa laku

sesuai target yang diinginkan. Adapun cara yang dilakukan oleh komunitas

pengrajin pattapi sebagai berikut.

“disini para pengrajin pattapi selain memasarkan dipasar mereka juga

menjual dagangannya lewat media sosial sebab dengan cara ini hasil

jualan akan lebih lancar jika hanya pemasarannya hanya berfokus

pada satu cara”(Narasumber HJ, Perempuan, 35 tahun, 28, September)

Dari hasil wawancara peneliti dapat disimpulkan bahwa dengan

perkembangan teknologi yang semakin pesat buktinya dari desa sampai kota

tidak jarang kita jumpai masyarakatnya yang menggunakan hp berbeda sekali

pada tahun 90an yang menggunakan hp hanya orang-orang kota saja, itupun

kalau ada yang menggunakan handphone pastinya hanya orang-orang yang

kaum atas. Dengan hadirnya beberapa alat komunikasi yang dibekali

beberapa aplikasi akan memberikan beberapa dampak terhadap kehidupan

masyarakat baik itu posisitif maupun negatif. Contoh dari dampak positifnya

yaitu mempermudah masyarakat dalam memperoleh informasi baik itu

politik, konomi, Sosial dan agama. Hal ini tentunya juga memberikan

kemudahan bagi para masyarakat khsusnya perempuan pengrajin pattapi

dalam mengakses barang dagangannya lewat media sosial yang tentunya

dengan cara ini barang dagangan yang dipromosikan lebih mudah dilihat atau

diketahui oleh banyak konsumen dalam hal ini pastinya barang dagangan bisa

laku dengan cepat sesuai target yang telah ditentukan

Page 80: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

65

“selain pemasaran konvensional saya sebagai ketua juga memasarkan

lewat media sosial jadi dengan mudahnya para pembeli memesan

selain itu harus diperhatikan adalah penentuan harga karena

penentuan harga adalah salah satu hal yang paling penting dalam

pemasarahn karena adanya perbandingan dengan produk yang lain,

selain atas kemauan dari beberapa anggota biasanya mereka

membawa hasil kerajian komunitas kami ke berbagai Desa tetangga

yang memang penduduknya lebih padat dari Desa kami..”(Narasumber

KS, Perempuan 30 tahun, 28, September)

Dari hasil wawancara peneliti dengan informan dapat disimpulkan

bahwa para perempuan pengrajin pattapi menjual barang dagangannya

dipasar serta menerima pesanan dari luar, selain itu mereka juga menjual

dagangannya lewat media social agar mudah diketahui oleh konsumen. Serta

mereka juga berinisiatif agar bisa bersaing dengan produk luar dengan

strategi menurunkan harga pattapi agar hasil kerajinan tangan mereka bisa

lancer karna prinsip yang mereka pakai sedikit kali banyak. Namun tidak

sampai disitu mereka juga melakukan penjualan dengan strategi pemilihan

lokasi yang pemukimannya banyak rumah Karena dengan strategi penjualan

akan semakin besar serta melakukan promosi didaerah yang sudah dikenal

sebagai sentral kerajinan sebab popularitas setra kerajinan biasanya terdengar

sampai ke pelososk daerah, jadi perlu memang melakukan kegiatan

pemasaran sebab untuk memperoleh keuntungan finansial juga dapat

digunakan untuk menarik minat masyarakat terhadap produk khas suatu

daerah. Untuk itu dukungan pemerintah daerah sangat penting dalam

memperlancar kegiatan ini.

Page 81: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

66

d. Hasil Yang di Capai Setelah Ikut Berparisipasi Dalam Komunitas

Pengrajin Pattapi

Dengan adanya program pemberdayaan perempuan pengrajin pattapi

diharapkan dapat memberikan hasil bagi para kelompok yang telah ikut

berpartisipasi sesuai target yang ingin dicapai dalam upaya menigkatkan

ekonomi keluarga. Program yang dilaksanakan tidak lain untuk menambah

wawasan dan keterampilan bagi penerima program, sehingga tujuan dari

pemberdayaan dapat tercapai, dengan menciptakan perempuan yang

terampil, mandiri dan dapat membantu meningkatkan ekonomi keluarganya.

Dan tidak bergantu terus kepada suami. Dalam bidang ekonomi manfaat

yang dirasakan adalah meningkatnya pendapatan keluarga. Pendapatan

keluarha tidak akan meningkat jika perempuan hanya bergantung pada

pendapatan suami saja tetapi ekonomi keluaga akan meningkat ketika

perempuan punya inisiatif dalam membantu pemenuhan kebutuhan keluarga

dengan cara ikut berpatisipsi ketika ada pemberdaayan perempuan karena ia

akan dilatih bagaimana belajar tentang yang akan dikerjakan dengan bekal

yang didapatkan dari hasil pelatihan sehingga dapat menambah wawasan

dan skill serta dapat membangun usaha sendiri dan menciptakan lapangan

kerja.

“setelah saya di tunjuk sebagai ketua dari komunitas pengrajin pattapi

(KPP) saya merasa program ini mempermudah saya dalam

menghasilkan uang dan mampu membuka uasaha kesil-

kecilan..(Narasumber CB, Perempuan 50 tahun, 28, September)

Page 82: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

67

Dari hasil wawancara peneliti dapat disimpulkan bahwa dengan

hadirnya program pemberdayaan perempuan memberikan dampak yang

begitu be sar kepada pengrajin pattapi sebab dalam proses pemberdayaan ini

kemampuan mereka lebih meningkat dari sebelumnya diakibatkan pelatihan

yang diterima selain itu dalam pendapatan ekonomi juga mengalami

peningkatan sebab hasil kerajinan mereka dijual diberbagai tempat dengan

strategi pemasaran yang tidak ketinggalan atau kekinian, jadi dalam

peningkatan ekonomi keluarga memang masyrakat perlu bantuan pemerintah

untuk diberdayakan, karena fungsi pemerintah membangun, melindungi dan

memberdayakan dengan ketiga fungsi tersebut dapat disimpulkan bahwa

pemerintah tidak terlepas untuk membantu masyarakatnya begitupun

masyarakat tidak terlepas membutuhkan bantuan dari pemerintah dalam hal

pembangunan maupun dalam memberikan perlindungan kepada

masyarakatnya agar pemerintah tetap pada tugasnya yaitu memberdayakan,

melindungi, dan membangun.

“dari hasil pelatihan, memang banyak manfaatnya yang saya dapatkan

keterampilan meningkat, dan dapat menambah penghasilan untuk

membuat usaha sendiri meskipun masih kecil-kecilan” (Narasumber

BY, Perempuan, 39 tahun, 28, September)

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya program

pemberdayaan perempuan pengrajin pattapi memang sangat memberikan

perubahan ayng signifikan dan perubahan itu bukan dirsakan oleh satu orang

saja melainkan perubahan itu dirasakan oleh semua perempuan yang ikut

berpartisipasi dalam program komunitas perempuan pengrajin pattapi, yang

Page 83: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

68

dimaksudkan perubahan disini adalah perubahan yang sifatnya progresif

tentunya dapat memberikan manfaat bagi anggota ketua maupun anggota

kelompok, bukti yang autentiknya sekarang dapat dilihat hasilnya ada

disparitas pendapatan dahulu dengan sekarang sebab para perempuan mampu

mmenuhi kebutuhan kaluarga bahkan ada anggota kelompok yang mampu

membuka usaha sendiri meski masih kecil-kecilan dan memang perempuan

pengrajin pattapi di desa polewali sudah layak dikatakan bahwa mereka

kreatif dan mandiri. Tentunya harapan pemerintah yang selama ini

direncanakan agar perempuan bisa berdaya dan keluar dari tekanan para

pemikir yang memarginalisasikan perempuan dapat terealisasi meskipun itu

hanya dibeberapa daerah saja tapi itu perlu disyukuri karena ada harapan

bahwa perempuan yang ada di Indonesia agar kiranya mampu memandirikan

dirinya tanpa bergantung dari pendapatan laki-laki saja.

2. Faktor Penghambat Pemberdayaan Perempuan Pengrajin

Pattapi/Nyiru di Desa Polewali

Kemiskinan selalu menjadi topik yang hangat untuk dibicarakan,

berbagai bentuk penyebab, dampaknya yang kerap untuk bisa diulas.

Kemiskinan pada umumnya didefenisikan dari segi ekonomi, khususnya

pendapatan dalam bentuk uang ditamah dengan keuntungan-keuntungan non

material yang diterimah oleh sesesorang. Jadi dalam lingkup kehidupan sosial

harus ada. Pemberdayaan masyarakat di berbagai bidang tidak lepas dari

berbagai hambatan yang menyertainya. Hambatan yang sering muncul adalah

sulitnya untuk mensinergikan berbagai pemberdayaan itu dalam suatu

Page 84: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

69

program yang terpadu. Dengan memusatkan pada satu dimensi,

pengenmbangan akan mengabaikan kekayaan dan kompleksitas kehidupan

manusia dan pengalaman masyarakat. Tidak ada alasan untuk mengatakan

bahwa berbaga tindakan untuk memberdayakan masyarakat secara terpadu

dapat digambarkan sebagai serangkaian kegiatan pemberdayaan yang

dilakukan secara sistematis dan saling lengkap.

Pemberdayaan bukanlah program yang dapat dilaksanakan dalam

jangka waktu singkat atau bersifat temporer. Pemberdayaan harus

dilaksankan secara berkesinambungandengan terus mengembangkan jenis-

jenis kegiatan tertentu. Meskipun telaahan mengenai program pemberdayaan

banyak mengemukakan kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam

pelaksanaan program dan ketidakberhasilan kelompok sasaran untuk

mencapai tujuan namun harus diakui juga bahwa ada banyak program

pemberdayaan yang berhasil dan mencapai tujuan yang ditetapkan, seperti

yang terjadi di desa polewali program pemberdayaan perempuan pengrajin

pattapi sudah dikatakan berhasil meskipun masih ada beberapa kendala untuk

meningkatkan pemberdayaan perempuan pengrajin pattapi. yaitu

a. Budaya Patriarki

Patriarki merupakan sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki

sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam peran

kepemimpinan politik, otoritas, moral, hak sosial dan harta benda. Beberapa

masyarakat juga patriliniear yang berarti bahwa property dan gelar diwariskan

Page 85: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

70

kepada keturunan laki-laki. Secara tersirat sistem ini melembagakan

pemerintahan dan hak istimewa laki-laki serta menempatkan posisi

perempuan dibawah laki-laki. Sistem sosial patriarki menjadikan laki-laki

memiliki hak istimewa terhadap perempuan dominasi mereka tidak mencakup

ranah persona saja tetapi juga dalam ranah politik, ekonomi, sosial dan

hokum dll. Dalam ranah personal budaya patriarki adalah akar munculnya

berbagai kekerasan yang dialamatkan oleh laki-laki kepada perempuan

atasdasar hak istimewa yang dimiliki laki-laki mereka juga merasa memiliki

hak untuk mengeksploitasi tubuh perempuan, budaya patriarki ini sering dan

selalu menjadi penghalang bagi perempuan yang memiliki kelurga yang

menganut paham ini seperti halnya di DesaPolewali yang sebagian

masyarakatnya masih ada yang menganut paham budaya patriarki dan

mengakibtkan kurangnya perempuan yang ikut berpartisipasi dalam

pemberdayaan perempuan pengrajin pattapi.

“yang menjadi faktor sedikitnya perempuan yang ikut atau beralih ke

sektor publik karena masih banyak masyarakat yang menganut budaya

patriarki.” ;” (Narasumber AY, Permpuan, 28 tahun, 28, September

2020)

Dari hasil wawancara peneliti dapat disimpulkan ternyata di Desa

Polewali Sebagian masyarakatnya masih menganut budaya patriarki

sebagaimana budaya patriarki menganggap perempuan hanya dijadikan

sebagai pelengkap hidup, ia di sejajarkan dengan nilai tukar barang. Misalnya

perempuan yang akan di nikahi harus dibeli dengan sejumlah uang, hewan

atau barang yang bernilai mahal seturut dengan adat istiadat, keadaan ini

Page 86: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

71

menjadi salah satu faktor atau jadi bahan reverensi masyarakat bahwa

perempuan itu kerjanya hanya jadi pendamping suami, karena untuk saat ini

budaya patriarki masih melekat disebagian masyarakat, hal ini yang

menandakan bahwa laki-laki masih pada posisi paling atas sehinga posisi

perempuan dalam masyarakat masih dikucilkan atau tidak setara dengan laki-

laki. Tetapi dengan hadirnya beberapa program pemerintah yang telah

terealisasi sedikit demi sedikit sebagian perempuan terkontaminasi atau mulai

ikut serta dalam program pemberdayaan demi pemenuhan kebutuhan

keluarga.

“salah satu alasan sebagian perempuan yang tidak ikut dalam program

pemberdayaan ini salah satunya mereka dilarang untuk melakukan

pekerjaan diluar rumah dan hanya melakukan pekerjaan dirumah saja”

(Narasumber HS, Perempuan,39 tahun, , September 2020)

Dari hasil wawancara peneliti dapat disimpulkan bahwa dalam setiap

program pastinya sering ditemukan beberapa maslah atau penghambat pada

hal melihat dari tujuan pemberdayaan ini sangatlah mulia sebab memberikan

kesempatan bagi perempuan untuk bisa berkarya dan keluar dari hakikatnya

sebagai perempuan, hambatan yang dirasakan oleh sebagian perempuan di

Desa Polewali adalah adanya tekanan dari pihak keluarga agar perempuan

dilarang untuk melakukan aktifitas diluar rumah yang berkaitan dengan

ekonomi, politik dll. Perempuan hanya di anggap sebagai pelengkap hidup

saja tanpa ada hak untuk mengambil keputusan. Hal ini menjadi problem

yang sangat susah dipecahkan tentunya menghalangi cita-cita pemerintah

untuk memberdayakan perempuan serta mengurangi jumlah kemiskinan

Page 87: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

72

akibat kurangnya lapangan kerja juga karna ketergantungan perempuan

kepada pendapatan laki-laki tanpa ada tambahan dari seorang istri.

b. Penyediaan Bahan

Dalam pemberdayaan masyarakat diberbagai bidang tidak terlepas dari

berbagai hambatan yang menyertainya. Hambatan yang sering muncul adalah

sulitnya untuk mensinergikan berbagai pemberdayaan itu dalam suatu

program yang terpadu. Dengan memusatkan pada satu dimensi,

pengembangan akan mengabaikan kekayaan dan konpleksitas kehidupan

masyarakat. Tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa pemberdayaan tidak

dapat disinergikan. Pemberdayaan tentunya memberdayakan perempuan yang

tidak berdaya meski hal itu susah untuk dilakukan. Tapi tidak dengan

masyarakat di Desa Polewali yang merealisasikan pemberdayaan perempuan

pengrajin meski terdapat beberapa hambatan seperti dalam pengambilan

bahan utama atau bahan dasar dalam pembuatan anyaman pattapi/nyiru yang

dijelaskan oleh “HS” seabagai anggota kelompok pengrajin pattapi.

“Selain itu yang menjadi penghambat dalam proses pembuatan pattapi

yaitu penyediaan bahan yang cukup sulit di jangakau oleh para

pengrajin karena harus masuk ke dalam hutan untuk mengambil bahan

yang dibutuhkan dan seabagaimana kita tahu bahwa perempuan itu

mempunyai keterbatasan fisik beda dngan laki-laki” (Narasumber HS,

Perempuan 39 tahun, 28, September)

Dari hasil wawancara peneliti dapat disimpulkan bahwa dalam setiap

kegiatan pasti ada hambatan yang dihadapai karena setiap alur kehidupan

pasti ada senang dan susahnya begitupun hambatan yang dialami oleh para

pengrajin pattapi tidak hanya budaya patriarki yang menjadi kendala terhadap

Page 88: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

73

proses pemberdayaan perempuan pengrajin pattapi tetapi pada saat

pengumpulan atau pengambilan bahan dasar pembuatan pattapi pada musim

hujan, para perempuan mengeluh untuk mencapai tempat pengambilan bahan

sebab jalanan yang tidak mendukung karna becek maskipun banyak halangan

yang dirasakan oleh pengrajin pattapi tetapi mereka tetap berinisiatif untuk

bisa mencapai tujuan yang ingin dicapai agar bisa mebuahkan hasil maka

dari itu para perempuan pengrajin pattapi menyuruh para suaminya dalam

pengambilan bahan utama pembuatan pattapi yang memang bisa dijangkau

oleh kaum laki-laki. selanjutnya dipertegas oleh “AY” selaku anggota

kelompok pengrajin pattapi

“biasanya dalam pengambilan bahan pattapi pada saat musim

kemarau gamoang sekaliji kalau pergi ambil bahannya ka bagusji

jalanan tapi kalau musim hujan susah ka licinki jalanan baru minta

tolong paki sama kaum laki-laki buat sediakanki bahannya”

(Narasumber AY, Perempuan, 28 tahun, 28, September)

Dari hasil wawancara peneliti dapat disimpulkan bahwa dalam

penyiapan bahan untuk membuat pattapi butuh usaha atau perjuangan sebab

harus melewati beberapa rintangan apalagi saat musim hujan, masyarakat

Desa Polewali khususnya para kaum perempuan ragu untuk bisa sampai di

tempat pengambilan bahan akibat jalanan yang begitu licin dan hanya bisa di

jangkau oleh kaum laki-laki sebab kaum laki-laki lebih kuat dari perempuan

kalau berbicara masalah fisik. Berbeda pada saat musim kemarau, para

perempuan pengrajin pattapi lebih gampang untuk sampai ke tempat

pengambilan bahan pattapi karena jalanan yang memadai akibat panasnya

matahari. Jadi untuk mencapai tujuan dalam pembuatan pattapi bukan hanya

Page 89: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

74

skiil membuat pattapi saja yang harus disediakan namun mental juga harus di

perkokoh agar hasil yang didapatkan sesuai yang diharapkan.

c. Virus Corona

Pandemi Covid-19 telah berlangsung sejak awal tahun 2020 pemerintah

telah melakukan beragam upaya dalam mencegah penyebarab virus ini.

Beberapa uapaya yang telah dilakukan pemerintah antara lain kebijakan

pembatasan sosial berskla besar dan adaptasi kebiasaan baru . kebijakan

tersebut mendorong masyarakat untuk menyesuaikan perilaku dengan

protocol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Selain itu, pandemi

Covid-19 telah merubah tatanan hidup masyarakat. Sebab aspek kehidupan

mayarakat berubah secara cepat, sebagai penyedia data statistic berkualitas,

badan pusat statistic dalam memberikan informasi terkait penanganan

pandemi. Virus Korona memberikan dampak yang begitu besar kepada

masyarakat khususnya para perempuan pengrajin pattapi yang ada di Desa

Polewali yang tak lagi melakukan kegiatan sebagaimana biasanya karena

adanya kebijakan pemerintah untuk jaga jarak. Hal ini dijelaskan oleh “NH”

selaku Ketua kelompok.

“yang menjadi factor penghambat untuk sekarang adalah untuk

pelatihan jarang lagi dilakukan karena korona dek susahki kumpul ka

nda na biarkanki untuk sementara waktu takutnya ada yang terkena

virus jadi sendiri-sendiri mami orang buat pattapi” (Narasumber NH,

Perempuan, 40 tahun, 28, September)

Dari beberapa pernyataan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

Virus Korona adalah salah satu virus yang mematikan dan menakutkan akibatnya

semua orang mengeluh akibat virus ini sebab dengan dengan adanya virus ini

Page 90: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

75

beberapa kebijakan muncul dan ditetapkan oleh pemerintah seperti jaga jarak.

Dengan adanya kebijakan pemerintah untuk jaga jarak maka untuk menjalin

silaturahmi sat ini sangatlah susah sebab adanya batasan untuk mengurangi

aktivitas tatap muka dan bersentuhan langsung. Virus Korona ini sangat

memberikan dampak baik itu dari ekonomi, politik, pendidikn dll. Dengan

dampak yang ditimbulkan Virus ini membuat para perempuan pengrajin pattapi

susah untuk melakukan kegiatan seperti hari-hari sebelumnya. Dan membuat

kerajinan pattapi dirumah masing-masing.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam pembahasan menjelaskan terkait dari hasil penelitian menurut

pemahaman oleh peneliti yang dituangkan dalam pembahasan, sehingga dapat

memberikan pemahaman terhadap pembaca terkait apa yang telah di teliti.

1. Proses Pemberdayaan Perempuan Pengrajin Pattapi/Nyiru di Desa

Polewali

Berdasarkan proses pemberdayaan perempuan pengrajin pattapi di Desa

Polewali perlu persiapan yang matang agar tujuan dari pemberdayaan itu bisa

dicapai sesuai keinginan dan harapan pemerintah demi mengurangi jumlah

kemiskinan yang diakibatkan oleh kurangnya lapangan pekerjaan serta kurangnya

penghasilan keluarga sebab ketergantungan para kaum perempuan pada

pendapatan suami. Dengan adanya program pemberdayaan perempuan pengrajin

pattapi, para perepuan dituntut agar ikut berpartisipasi dalam program tersebut,

demi peningkatan pendapatan ekonomi keluarga selain itu untuk merealisasikan

Page 91: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

76

program tersebut pemerintah harus menyiapkan beberapa hal untuk memperlancar

proses pemberdayaan tersebut dengan cara menyediakan sarana dan prasarana.

dalam penyediaan sarana dan prasarana tentunya sangat penting demi

berlangsungnya proses pemberdayaan perempuan pengrajin pattapi sebab sarana

dan prasarana merupakan jenis peralatan dan perlengkapan kerja dan fasilitas

yang fungsinya sebagai ,1) dapat mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan

sehingga mampu menghemat waktu, serta meningkatkan produktivitas baik

barang maupun jasa juga 2) membuat ketetapan susunan stabilitas pekerja lebih

terjamin 3) menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan yang

mempergunakannya.

Upaya pemberdayaan yang dilakukan di desa polewali merupakan wujud

pengentasan kemiskinan. Dalam program pemberdayaan perempuan pengrajin

pattapi diharapkan menjadi produsen dari bahan lokal serta keterampilan atau

kemampuannya untuk memenuhi permintaan. Program pemberdayaan yang

berkelanjutan, jika melalui perecanaan yang tepat sesuai dengan permasalahan

yang menjadi kendalanya. Pentingnya peningkatan kemampuan dan kepandaian

masyarakat agar mampu mengembangkan komunikasi dan solidaritas antara

mereka dalam kelompok Selanjuatnya dalam pemberdayaan tidak fokus pada satu

strategi untuk mencapai tujuannya akan tetapi perlu beberapa persiapan lain untuk

meningkatkan skill atau kemampuan, pengetahuan, kemandirian serta kekreatifan

anggota kelompok jadi perlu juga mempersiapkan pelatihan dalam proses

pemberdayaan.

Page 92: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

77

Pelatihan ini dilakukan agar sumber daya manusia (SDM) atau anggota

yang menduduki suatu lembaga atau komunitas tertentu kadang mempunyai level

kemampuan yang berbeda-beda. Kadang-kadang kemampuan mereka meningkat

namun kadang juga menurun. Ada pula kemampuannya kurang sesuai dengan

persyaratan yang diperlukan dalam jabatan tertentu. Hal itu bisa terjadi karena

karna latar belakangnya berbeda dengan komunitas yang ia masuki, jadi pelatihan

dan pengembangan SDM yang tepat maka dapat memberikan efek yang baik

kepada anggota kelompok, anggota kelompok dapat mengembangkan diri dan

mampu memahami selak-beluk pelaksanaan pekerjaan lebih mendalam, dapat

memahami perkembangan komunitas atau lembaga mulai dari mengerti akan

perlunya kerjasama dalam melaksanakan pekerjaan serta mengerti pembuatan

anyaman pattapi mengapa pelatihan perlu dilakukan? Sebab apabila pelatihan

tidak dilakukan maka akan berdapak pada kualitas SDM dan mengakibatkan 1)

sering bebuat kesalahan 2) hasil kerjanya tidak memenuhi standar pembuatan

pattapi 3) munculnya rasa tidak puas dengan hasil anyaman sendiri. 4)

kesinambuangan lembaga atau komunitas tidak bisa terjamin.

Proses pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah tentunya telah

menyiapkan beberapa hal baik itu pemikiran maupun materi namun tidak samapi

disitu, sebab ketika persiapan yang dibutuhkan dalam proses pemberdayaan itu

sudah disiapkan maka selanjuatnya memasarkan hasil kerajinan dari kelompok

pengrajinpattapi hal ini juga sangat urgen sebab pemasaran merupakan salah satu

kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi.

Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga barang dan jasa, faktor penting dalam

Page 93: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

78

menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan komsumsi. Pemasaran

menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan komsumsi sebab manusia

harus menemukan kebutuhannya terlebih dahulu sebelum iya memenuhinya usaha

untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan

suatu hubungan, dengan demikian pemasaran juga diarikan suatu usaha untuk

memuaskan kebutuhan pembeli dan penjual. Didalam pemasaran perlu diketahui

beberapa faktor penting yang digunakan sebagai dasar dalam konsep pemasaran

yaitu: 1) Orientasi konsumen. Pada intinya, jika suatu perusahaan atau kelompok

pengrajin pattapi ingin menerapkan orientasi konsumen ini, maka menentukan

kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi. 2) Koordinasi

dan integrasi dalam perusahaan untuk memberikan kepuasan secara optimal

kepada konsumen, semua elemen pemasaran yang ada harus diintegrasikan. 3)

mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen sebab salah satu tujuan dari

penyedia barang atau penjual adakah mendapatkan laba untuk bisa tumbuh dan

berkembang dengan kemampuan yang besar. Jadi pemasaran sangat penting

diperhatikan dalam menjual hasil kerajinan pattapi sebab pemasaran sangat

berperan bagi masyarakat karena pemasaran menyangkut berbagai aspek

kehidupan, termasuk bidang ekonomi dan sosial.

Setelah melakukan pemasaran maka kita akan mengetahui perubahan

ekonomi dari para anggota kelompok sebab kita bisa membandingkan saat ia

belum bergabung dan setelah bergabung di komunitas perempuan pengrajin

pattapi dan memang terjadi perubahan yang signifikan mengenai peningkatan

ekonomi keluarga yang disebabkan oleh beberapa persiapan yang direnvanakan

Page 94: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

79

dan direalisasikan demi menghilangkan ketergantungan perempuan serta

memandirikan dan meningkatkan pengetahuan atau wawan para perempuan yang

aktif berpartisipasi dalam komunitas pengrajin pattapi juga mengurangi angka

kemiskinan di Desa Polewali. agar terciptanya masyarakat yang sejahtera.

2. Faktor Penghambat Pemberdayaan Perempuan Pengrajin Pattapi di

Desa Polewali

Di indonesia kesenjangan gender dalam kehidupan ekonomi masih

menjadi sebuah tantangan yang harus di hadapi saat ini dikarenakan jumlah

keterlibatan perempuan dalam setiap aktivitas publik maupun politik belum tarlalu

terlibat untuk itu pemerintah indonesia telah berkomitmen untuk mewujudkan

kesetaraan gender, dibuktikan dengan diterbitkannya berbagai pranata hukum

mulai dari ratifikasi konfensi CEDAW.

Dalam undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 penghapusan bentuk

deskriminasi perempuan, kemudian terbitnya peraturan pemerintah nomor 8 tahun

2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan rencana pembangunan daerah serta intruksi presiden. Namun

nyatanya indonesia masih berada di nomor 80 dari 156 negara yang ada dalam

indeks pembanguan gender pada tahun 2007, sedangkan pada tahun 2009 terjadi

penurunan yang sangat signifikan, indonesia berada di urutan 90, yang megertikan

perempuan indonesia masih belum menikmati hak dan standar yang sama dengan

laki-laki. UNDP (2010)

Page 95: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

80

Dalam memberdayaan perempuan menjadi salah satu tantang bagi

pemerintah untuk bisa merealisasikan tentang harapan yang selama ini dinantikan

namun masih saja ada beberapa kendala yang menjadi hambatan dari

pemberdauyaan perempuan tersebut yaitu masih berlakunya budaya patriarki

disebagian masyarakat yang memarginalisasikan kaum perempuan tanpa

memberikan hak yang sama kepada laki-laki baik dari sisi ekonomi, politik dll

selain itu yang menjadi faktor penghambat proses pemberdayaan perempuan di

Desa Polewali adalah akses untuk mencapai spot pengambilan bahan utama

pattapi ketika musim hujan menjadi keluh kesah bagi perempuan pengrajin pattapi

selain itu masa pandemi saat ini juga menjadi penghambat untuk kelangsungan

proses pemberdayaan perempuan sebab dengan adanya kebijakan yang

dikeluarkan pemerintah untuk beraktivitas di rumah dan menjaga jarak antara

sesama masyarakat tentunya para anggota kelompok tidak lagi melakukan

aktifitas diluar rumah dan pelatihan tidak lagi dilaksanakan,

3. Kesesuaian Teori Dengan Hasil Penelitian

Dalam penjelasan cara kerja teori ini menjelaskan bagaimana teori yang

digunakan dalam skripsi ini dapat memperkuat dan mendukung terkait hal yang

diteliti oleh peneliti, sehingga pembahasannya dapat dipertangguang jawabkan

dengan penguatan teori yang digunakan.

a. Proses Pemberdayaan Perempuan Pengrajin Pattapi di Desa Polewali

Keterkaitan teori dengan masalah yang diteliti menjelaskan bahwa dalam

proses pemberdayaan perempuan pengrajin pattapi perlu menyiapkan beberapa

Page 96: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

81

hal yaitu: Menyediakan Sarana dan Prasarana untuk memudahkan atau

memperlancar suatu kegiatan sama halnya yang dilakukan oleh pemerintah Desa

Polewali yang begitu antusias menyiapkan sarana prasarana sebagai tempat untuk

melakukan pelatihan dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan program

pemberdayaan perempuan pengrajin pattapi, penyediaan sarana dan prasarana ini

didasari dari adanya fungsi yang terkandung dalam sarana dan prasarana itu

sendiri antara lain,1) dapat mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga

mampu menghemat waktu, serta meningkatkan produktivitas baik barang maupun

jasa juga 2) membuat ketetapan susunan stabilitas pekerja lebih terjamin 3)

menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan yang

mempergunakannya.

Selain menyiapkan sarana dan prasarana juga harus melakukan

pelatihan karena dalam pemberdayaan ada tujuan yang ingin dicapai tentunya

menciptakan perempuan yang kreatif sesuai keinginan atau harapan pemerintah

yang tertera di UU No. 20 tahun 2008 tentang prinsip pemberdayaan,

pemberdayaan bertujuan dalam rangka meningkatkan ekonomi kerakyatan agar

dapat meningkatkan pendapatan dan kesejateraan masyarakat.serta memperluas

lapangan pekerjaan untuk pengentasan rakayat dari masalah kemiskinan. Jadi

yang menjadi sasaran pemerintah adalah untuk meningkatkan pembangunan

pedesaan yang juga diperlukan adalah rumah tangga pedesaan yang meliputi

segala kegiatan anggotanya, sumber penghasilan dan maslah yang dihadapi oleh

perempuan dengan memberikan kegiatan-kegiatan dalam kelompok tersebut

seperti pembuatan keterampilan didesa, keterampilan sala satu unsur dalam

Page 97: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

82

memecahkan maslah kemiskinan dan untuk mencapai tujuan tersebut tentunya

disetiap kelompok harus mengadakan pelatihan agar ada peningkatan wawasan

dan kemampuan yang dimiliki oleh perempuan yang diberdayakan. Setelah

program pemberdayaan terealisasi maka hasil dari kerajinan anggota kelompok

harus dipasarkan sebab Pemasaran merupakan suatu faktor yang penting dalam

siklus yang bermula dan berakhir pada terpenuhinya kebutuhan konsumen,

pemasaran harus dapat membaca, dan mengkobinasikan kebutuhan konsumen,

berhasil tidaknya pemasaran yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai oleh suatu perusahaan atau komunitas maupun individu sangat tergantung

dari kondisi pemasaran yang dilakukan, jadi untu mencapai tujuan dari hasil yang

ingin dicapai perlu ada strategi atau cara agar barang dagangan bisa laku sesuai

target yang diinginkan.

Setelah beberapa persiapan yang disiapkan oleh pemerintah maupun

anggota kelompok maka dapat dilihat perbedaan yang dirasakan para perempuan

pengrajin pattapi belum ikut dan setelah ikut berpartisipasi dalam pemberdayaan

perempuan pengrajin pattapi. Teori yang berkaitan dengan penelitian ini adalah

teori Strukturan Fungsional bahwa pada teori ini menekankan bahwa individu

maupun kelompok harus menjalankan perannya sesuai dengan porsinya seperti

halnya dengan penyediaan sarana dan prasarana, pemberian pelatihan, proses

pemasaran dari hasil kerajinan anggota kelompok.

Page 98: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

83

b. Faktor Penghambat Pemberdayaan Perempuan Pengrajin Pattapi di

Desa Polewali

Keterkaitan teori dengan masalah yang diteliti menjelaskan mengenai

faktor penghambat dari pemberdayaan perempuan pengrajin pattapi yaitu

kurangnya perempuan yang ikut berpartisipasi dalam pemberdayaan perempuan

pengrajin pattapi akibat dari budaya patriarki sebagaimana budaya patriarki

menganggap perempuan hanya dijadikan sebagai pelengkap hidup, ia di

sejajarkan dengan nilai tukar barang. Misalnya perempuan yang akan di nikahi

harus dibeli dengan sejumlah uang, hewan atau barang yang bernilai mahal seturut

dengan adat istiadat, keadaan ini menjadi salah satu faktor atau jadi bahan

reverensi masyarakat bahwa perempuan itu kerjanya hanya jadi pendamping

suami, karena untuk saat ini budaya patriarki masih melekat disebagian

masyarakat, hal ini yang menandakan bahwa laki-laki masih pada posisi paling

atas sehinga posisi perempuan dalam masyarakat masih dikucilkan atau tidak

setara dengan laki-laki. Tetapi dengan hadirnya beberapa program pemerintah

yang telah terealisasi sedikit demi sedikit sebagian perempuan terkontaminasi atau

mulai ikut serta dalam program pemberdayaan demi pemenuhan kebutuhan

keluarga. Faktor penghambat pemberdayaan pattapi yang dijelaskan diatas sangat

berkaitan dengan teori Feminimisme Liberal pada teori ini mengamsumsikan pada

dasarnya tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, karena itu

perempuan harus mempunyai hak yang sama dengan laki-laki meskipun

demikian, teori ini menolak persamaan secara keseluruhan dalam beberapa hal

masih tetap ada perbedaan. Seperti halnya yang dilakukan oleh pemerintah untuk

Page 99: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

84

memberdayakan perempuan agar ia bisa keluar dari tekanan budaya patriarki yang

memarginalisasikan perempua.

Selain itu pada masa pandemi ini menjadi faktor penghambat karena

Virus Korona adalah salah satu virus yang mematikan dan menakutkan akibatnya

semua orang mengeluh akibat virus ini sebab dengan dengan adanya virus ini

beberapa kebijakan muncul dan ditetapkan oleh pemerintah seperti jaga jarak.

Dengan adanya kebijakan pemerintah untuk jaga jarak maka untuk menjalin

silaturahmi sat ini sangatlah susah sebab adanya batasan untuk mengurangi

aktivitas tatap muka dan bersentuhan langsung. Virus Korona ini sangat

memberikan dampak baik itu dari ekonomi, politik, pendidikn dll. Dengan

dampak yang ditimbulkan Virus ini membuat para perempuan pengrajin pattapi

susah untuk melakukan kegiatan seperti hari-hari sebelumnya. Dan membuat

kerajinan pattapi dirumah masing-masing.

Page 100: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

85

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Desa Polewali Kecamatan Sinjai

Selatan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Proses Pemberdayaan Perempuan Pengrajin Pattapi di Desa Polewali berjalan

lancar meski masih ada beberapa perempuan yang tidak ikut berpartisipasi

dalam pemberdayaan perempuan pengrajin pattapi tersebut, sebab proses

kegiatan tersebut didukung oleh pemerintah setempat dengan tujuan

menciptakan perempuan yang kreatif, berpengetahuan, mandiri, dan inovatif

2. Faktor Penghambat Pemberdayaan Perempuan Pengrajin Pattapi Di Desa

Polewali Yaitu

a. Faktor Budaya Patriarki.

b. Faktor Akses yang tidak mendukung untuk pengambilan bahan pattapi

c. Faktor Covid-19

Page 101: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

86

B. Saran Penelitian

1. Bagi para pengrajin pattapi diharapkan tetap menjalin kerja sama dan

meningkatkan kreativitas kerja.

2. Bagi peneliti pembaca hasil penelitian ini untuk dapat memberikan kritikan

dan masukan yang membangun bagi peneliti

3. Bagi peneliti selanjutnya, agar melakukan penelitian masalah Pemberdayaan

Perempuan Pengrajin Pattapi mampu mencari informasi yang akurat melalui

sumber atau informasi yang benar-benar mengetahui apa yang ingin kita teiti,

dan melakukan observasi langsung ke lapangan.

Page 102: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

87

DAFTAR PUSTAKA

Abdulah 2012. Reproduksi Ketimpangan Gender Partisipasi Wanita Dalam Kegiatan Ekonomi Dan Sosial Bandung

Arikunto 2010. Menejemen Penelitian. Jakarta Astuti, Wulan. 2012. Pemberdayaan perempuan Miskin Berbasis Pemanfaatan Buku Panduan Proposal dan skripsi Universitas Muhammadiyah Makassar Baswori dan Suwandi, 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung Baihaqi, Wazin, 2011. Pengembangan Perempuan Dalam Wilayah Ekonomi

Domstik-Publik. Jurnal. Banten Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2008. Pemberdayaan Koperasi,

Mikro, Kecil, Menengah. http//bappenas.go.id (2 januari, 2016 Farida, Lena. 2011. Kontribusi Pendapatan perempuan Bekerja di Sektor

Informal Pada Ekonomi Keluarga. Jurnal . Pekanbaru Gunawan Sumondiningrat 2009. Pembangunan Perekonomian Rakyat.

Yogyakarta Hamdi, Hartrisari, dan Amiruddin Saleh. 2013, Pemberdayaan Perempuan dari

Masa Ke Masa. Jurnal: Bogor Herri 2009. Akuntansi Keuangan Menengah. Jakarta Hasyim 2005. Pengantar Feminimisme Dan Fundamentalisme Islam. Yogyakarta Helmi, Faisal, Zaini A. 2014. Pembangunan Pedesaan. Artikel Indah, Aswiati. 2016. Peran wanita dalam menunjang Perekonomian Rumah

tangga Keluarga Petani tradisional Untuk Penanggulangan Angka kemisikinan. Jurnal Holistik, Tahun IX No 17

Jutta Berninghausen dan Birgit Kerstan 2007. Feminimst Social Methologyand

Rural Women In Jafa Kamaen Nafed 2009. Menggali Peluang Ekspor Untuk Produk Dari Bambu.

Jakarta Moleong 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung Mubyanto 2005. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta Mutahhari 2010. Hak-Hak Wanita Dalam Islam. Jakarta Merisco 2005. Pemanafaatan Bambu Sebagai Bahan Pembuatan Kerajian

Tangan. Yogyakarta Merton 2011. Teori Sosiologi. Jakarta Prijono, S 2008. Pemberdayaan Konsep Kebijakan Dan Inplementasi, CSIS.

Jakarta

Page 103: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

88

Qasim Amin 2003. Sejarah Penindasan Perempuan: menggugat “islam laki-laki”

Menggugat perempuan Baru, Yogyakarta Qurais Shihab 2008. Membumikan Alquran Fungsi Dan Peran Terhadap

Kehidupan Masyarkat. Bandung Riant Nugraho 2008. Public polici. PT Elex Media Komputindo: Jakarta Rian Nugroho 2008. Kebijakan Publik: Formulasi, Inplementasi, Dan Evaluasi.

Jakarta Roosganda Elizabet 2007. Pencapaian Daya Saing Produk Berbasis Pertanian.

Bogor Ratna Megawangi 2006. Pendidikan Berkarakter Solusi Yang Tepat Untuk

Membangun Bangsa. Jakarta zubaedi 2007. Pendidikan Berbasis Masyarakat. YogyakartaSulistiani 2004.

Kemintraan dan Model-Model Pemberdayaan. Yogykarta Sugyono 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung Suprihatin 2007. Teknologi Fermentasi. Surabaya Weni Rosdiana 2015. Implementasi Program Gerakan Perempuan. Surabaya Wahyuni Dalam Budi Ahmad 2008. Teknik Budidaya yang Belum Optimal.

Jakarta Wiyoso 2010. Desain Kriya Tekstil Dengan Menjalin. Bandung Wirawan 2012. Teori-Teori Sosial. Jakarta zaitunah 2014. Perempuan Dan Politik Dalam Islam. DKI Jakarta Zulminarni, Nani. 2008. Lembaga Keuangan dalam kerangka Pemberdayaan

Masyarakat Perempuan Miskin. (Makalah Workshop) Jakarta Sumberdaya Lokal Melalui pendekatan sosial. Jurnal. Sumatera barat.

Page 104: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

DOKUMENTASI PENELITI

Proses pengambilan hulo

Selasa, 15 september 2020

Proses pemotongan hulo

Selasa, 15 september 2020

Page 105: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

Selasa, 15 september 2020

Selasa, 15 september 2020

Page 106: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

Senin, 21 september 2020

Senin,28 september 2020

Page 107: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

Senin, 28 september 2020

Senin,28 september 2020

Page 108: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …
Page 109: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

RIWAYAT HIDUP

Siti Haryanti, Lahir di Desa Polewali, padatanggal 25 Desember 1998. Merupakan anak kesatu dari buah kasih sayang pasanganAlimuddin dengan Fatmawati. Penulismenempuh pendidikan Sekolah Dasar di SDNNo. 121 Coddong pada Tahun 2009. Pada tahunyang sama penulis melanjutkan pendidikanSekolah Menengah Pertama di SMPN 1 SinjaiSelatan, lulus pada tahun 2012. Kemudian

penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 2 Sinjai Utara dan tamat ditahun 2015. Dan pada tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikan diUniversitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan jurusan Pendidikan Sosiologi dan berhasil lulus diProgram Strata 1 (S1) Kependidikan. Pada tahun 2020 penulismenyelesaikan studi dengan gelar Sarjana Pendidikan denganmenyusun karya ilmiah (skripsi) yang berjudul “PemberdayaanPerempuan Pengrajin Pattapi(Studi Naratif Ibu Nurhayati di DesaPolewali Kecamatan Sinjai Selatan)”.

Page 110: PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGRAJIN PATTAPI (STUDI …

18%SIMILARITY INDEX

18%INTERNET SOURCES

0%PUBLICATIONS

9%STUDENT PAPERS

1 6%

2 2%

3 2%

4 2%

5 2%

6 2%

Exclude quotes Off

Exclude bibliography Off

Exclude matches < 2%

Siti Haryanti 105381100416ORIGINALITY REPORT

PRIMARY SOURCES

eprints.uny.ac.idInternet Source

digilib.uin-suka.ac.idInternet Source

id.wikipedia.orgInternet Source

repository.iainpurwokerto.ac.idInternet Source

journal.uin-alauddin.ac.idInternet Source

gema.idInternet Source