81
PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP PENURUNAN KADAR TRIGLISERIDA DAN PENINGKATAN KADAR HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) PADA MENCIT OBESITAS (Skripsi) Oleh RAMA AGUNG PRAKASA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

  • Upload
    ngokien

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP

PENURUNAN KADAR TRIGLISERIDA DAN PENINGKATAN KADAR

HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) PADA MENCIT OBESITAS

(Skripsi)

Oleh

RAMA AGUNG PRAKASA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 2: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP

PENURUNAN KADAR TRIGLISERIDA DAN PENINGKATAN KADAR

HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) PADA MENCIT OBESITAS

Oleh

Rama Agung Prakasa

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA KEDOKTERAN

pada

Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 3: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

ABSTRACT

PROVISION OF MODERATE INTENSITY EXERCISE TO DECREASED

TRIGLYCERIDE LEVELS AND ELEVATED HIGH DENSITY

LIPOPROTEIN (HDL) LEVELS IN OBESITY MICE

By

RAMA AGUNG PRAKASA

Background: Obesity is an abnormal condition where there is an excess of lipid

accumulation in adipose tissue, causing the occurrence of health problems, which

is dyslipidemia. Physical exercise is an effort in dealing with obesity. Physical

exercise has a good effect on the body, especially in the prevention of

cardiovascular disease. This study investigated the provision of moderate intensity

exercise to decreased triglyceride levels and elevated levels of high density

lipoprotein (HDL) in obesity mice.

Methods: This study is an experimental laboratory study using posttest control

group design. The study was conducted for 35 days. Samples of 36 male mice

were divided into 3 groups: normal control group (K), obesity control group (K2),

treatment group (P1) obesity mice + medium intensity exercise.

Results: The results of the analysis showed significant differences in the

triglyceride examination group (p = 0.027) and the HDL examination group (p =

0.001). There were significant differences between K1 group and K2 group on

triglyceride examination (p = 0,042) and significant difference between group K2

and group P1 on HDL examination (p = 0,001).

Conclusion: Moderate intensity exercise can not lower triglyceride levels, but can

increase HDL levels in obesity mice.

Keywords : high density lipoprotein, moderate intensity exercise, obesity,

triglyceride

Page 4: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

ABSTRAK

PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP PENURUNAN

KADAR TRIGLISERIDA DAN PENINGKATAN KADAR HIGH DENSITY

LIPOPROTEIN (HDL) PADA MENCIT OBESITAS

Oleh

RAMA AGUNG PRAKASA

Latar Belakang: Obesitas merupakan suatu kondisi abnormal tubuh dimana

terjadi penumpukan lemak berlebih pada jaringan adiposa tubuh, sehingga

menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan salah satunya adalah dislipidemia.

Latihan fisik merupakan suatu upaya dalam menangani obesitas. Latihan fisik

memiliki pengaruh yang baik terhadap tubuh, terutama dalam pencegahan

penyakit kardiovaskuler. Penelitian ini meneliti tentang pemberian latihan

intensitas sedang terhadap penurunan kadar trigliserida dan peningkatan kadar

high density lipoprotein (HDL) pada mencit obesitas.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium

menggunakan posttest control group design. Penelitian dilakukan selama 35 hari.

Sampel berupa mencit jantan dengan jumlah 36 sampel dibagi dalam 3 kelompok

penelitian yaitu kelompok kontrol normal (K), kelompok kontrol obesitas (K2),

kelompok perlakuan (P1) mencit obesitas + latihan intensitas sedang.

Hasil : Hasil uji analisis menunjukkan adanya perbedaan bermakna pada

kelompok pemeriksaan trigliserida (p=0,027) dan kelompok pemeriksaan HDL

(p=0,001). Terdapat perbedaan bermakna antara kelompok K1 dengan kelompok

K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

kelompok K2 dengan kelompok P1 pada pemeriksaan HDL (p=0,001). Simpulan: Latihan intensitas sedang tidak dapat menurunkan kadar trigliserida,

namun dapat meningkatkan kadar HDL pada mencit obesitas.

Kata kunci : high density lipoprotein, latihan intensitas sedang, obesitas,

trigliserida.

Page 5: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara
Page 6: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara
Page 7: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara
Page 8: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 10 Mei 1996, sebagai anak pertama dari

Bapak Taruna Bifi Koprawi dan Ibu Anita Ahyuni.

Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan di SD Pertiwi Teladan Metro pada tahun

2008, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMP Negeri 1 Metro

pada tahun 2011, dan Sekolah Menengan Atas (SMA) diselesaikan di SMA

Negeri 1 Metro pada tahun 2014.

Tahun 2014, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi

Negeri (SBMPTN).

Selama menjadi mahasiswa, penulis mengikuti organisasi Perhimpunan

Mahasiswa Pecinta Alam dan Tanggap Darurat PAKIS Rescue Team pada tahun

2014-2015 sebagai Anggota Muda, lalu sebagai anggota tetap pada divisi

Pendidikan dan Latihan (Diklat) tahun 2015-2016 dan sebagai Wakil Ketua

Umum PMPATD PAKIS Rescue Team tahun 2016-2017. Selama mahasiswa

pula, penulis menjabat sebagai Ketua Angkatan 2014 dan anggota asisten dosen

bidang Anatomi tahun 2016-2017. Penulis pernah meraih juara 2 dalam ajang

Regional Medical Olimpiad (RMO) cabang Cardiorespi yang diselenggarakan di

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung tahun 2016.

Page 9: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan segala kasih serta karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Latihan Intensitas Sedang

Terhadap Penurunan Kadar Trigliserida dan Peningkatan Kadar High Denisty

Lipoprotein (HDL) pada Mencit Obesitas”

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat masukan, bantuan,

dorongan, saran, bimbingan dan kritik dari berbagai pihak. Maka dengan

segenap kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar- besarnya kepada:

Dr. dr. Muhartono, S.Ked., M. Kes., Sp. PA., selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung ;

dr. Khairun Nisa, S.Ked., M.Kes., AIFO selaku pembimbing pertama yang

selalu bersedia untuk meluangkan waktunya, memberikan nasihat,

bimbingan, saran, dan kritik yang bermanfaat dalam proses penyelesaian

skripsi ini;

dr. Tri Umiana Soleha, S.Ked., M.Kes selaku pembimbing kedua atas

kesediaannya untuk meluangkan waktu, memberikan nasihat, bimbingan,

saran, dan kritik yang bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi ini;

dr Agustyas Tjiptaningrum, S.Ked., Sp.PK selaku pembahas atas

Page 10: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

kesediannya untuk senantiasa memberikan kritik, saran, dan masukan yang

membangun dimana sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan

menyempurnakan penulisan skripsi ini;

Terima kasih kepada seluruh staf dosen dan civitas akademika Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung atas ilmu, waktu, dan bimbingan yang

telah diberikan dalam proses perkuliahan;

Terimakasih teruntuk Papa dan Mama yang sangat saya cintai dan sayangi

atas doa, perhatian, semangat, kesabaran, kasih sayang, dan dukungannya

selama ini;

Terimakasih kepada adik-adik saya Tri Tarsita Aprilyano dan Faisal Ilham

Kurniawan, serta seluruh keluarga besar atas doa, dukungan, dan

motivasinya sehingga saya dapat sampai ke tahap ini;

Terimakasih kepada Pertiwi Permata Putri yang selama ini selalu

memberikan dukungan, bantuan, dan waktunya sejak dari awal sampai

penyelesaian skripsi ini;

Terimakasih juga untuk Eva Aprilia atas dukungan dan bantuannya selama

dalam penyusunan skripsi ini, sejak dari pembuatan sampai penyelesaian

skripsi ini;

Terimakasih kepada teman-teman presidium inti PAKIS : Ramadirga

Thiosaba, Pertiwi Permata Putri, dan Lulu Wilda Nurani yang walaupun

berasal dari tempat berbeda namun memiliki satu visi dan misi;

Terimakasih juga kepada teman-teman presidium PAKIS : Natasya

Hayatillah, Nadiya Kusnadi, Ratu Faradhilla, Muhammad Fakih

Abdurrahman, Rosy Osiana, Riska Permata Sari, Fadlan Fadhillah Wahyu,

Page 11: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

Fernadya Sylvia Nurindi, Luh Dina Yulita, Karen Kuniya, Anugerah Indah

Sari, Osy Lu’lu Alfarossi, Dinah Zhafira Qubro, dan Septilia Sugiarti yang

sudah bekerja keras bersama-sama selama 1,5 tahun;

Semua rekan-rekan di SC09, SC10, dan SC11 di PMPATD PAKIS Rescue

Team, selama 3 tahun dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan

namanya satu persatu yang telah senantiasa memberikan bantuan dalam

penyelesaian skripsi ini;

Terimakasih kepada teman-teman sejawat angkatan 2014 atas kebersamaan,

keceriaan, kekompakan, kebahagiaan, dan dukungan bagi saya selama 3,5

tahun perkuliahan ini, semoga kelak kita bisa menjadi dokter yang amanah

dan sukses bagi masyarakat luas;

Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan

manfaat dan pengetahuan baru kepada setiap orang yang membacanya. Terima

kasih.

Bandar Lampung, 30 Desember 2017

Penulis

Rama Agung Prakasa

Page 12: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

xii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................. 5

1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5

1.4.1 Bagi Peneliti .................................................................................... 5

1.4.2 Bagi Institusi Terkait ....................................................................... 5

1.4.3 Bagi Masyarakat .............................................................................. 6

1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya ................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7

2.1 Obesitas ..................................................................................................... 7

2.1.1 Etiologi Obesitas ............................................................................. 8

2.1.1.1 Genetik pada Obesitas ......................................................... 8

2.1.1.2 Faktor Gaya Hidup dan Diet ................................................ 9

2.1.2 Prevalensi Obesitas .......................................................................... 9

2.1.3 Patofisiologi Obesitas .................................................................... 10

2.1.3.1 Perubahan secara Anatomi ................................................ 10

2.1.3.2 Pengaturan Lipid dan Metabolisme Glukosa ..................... 11

2.1.3.3 Peran Adipokin .................................................................. 12

2.1.4 Komplikasi .................................................................................... 13

2.1.4.1 Diabetes Melitus tipe 2 dan Resistensi Insulin .................. 13

2.1.4.2 Dislipidemia ....................................................................... 14

2.1.4.3 Hipertensi ........................................................................... 15

Page 13: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

xiii

2.1.4.4 Penyakit Kardiovaskuler .................................................... 17

2.1.4.5 Penyakit Jantung Koroner.................................................. 18

2.2 Jaringan Adiposa ..................................................................................... 19

2.2.1 Diferensiasi Sel Adiposit ............................................................... 19

2.2.2 Fungsi Penyimpanan pada Jaringan Adiposa ................................ 21

2.2.3 Fungsi Endokrin pada Jaringan Adiposa ....................................... 22

2.3 Lipid ........................................................................................................ 23

2.3.1 Metabolisme Lipoprotein .............................................................. 24

2.3.1.1 Jalur Metabolisme Eksogen ............................................... 25

2.3.1.2 Jalur Metabolisme Endogen .............................................. 26

2.3.1.3 Jalur Reverse Cholesterol Transport ................................. 26

2.4 Aktivitas Fisik dan Latihan ..................................................................... 27

2.4.1 Tipe Gerakan Otot ......................................................................... 28

2.4.1.1 Gerakan Statis (isometric) ................................................. 28

2.4.1.2 Gerakan Dinamis (Isotonic) ............................................... 28

2.4.1.3 Gerakan Dinamis (Isokinetic) ............................................ 28

2.4.2 Kategori Latihan ............................................................................ 29

2.4.2.1 Light-Intensity Activity....................................................... 30

2.4.2.2 Moderate-Intensity Activity ............................................... 30

2.4.2.3 Vigorous-Intensity Activity ................................................ 30

2.4.2.4 High-Intensity Activity ....................................................... 31

2.4.3 Latihan Fisik dan Kardiovaskuler ................................................. 31

2.4.4 Latihan Fisik dan Komponen Lipid ............................................... 32

2.5 Hewan Percobaan dalam Penelitian ........................................................ 33

2.5.1 Mencit ............................................................................................ 34

2.5.1.1 Klasifikasi Mencit .............................................................. 35

2.5.2 Latihan pada Hewan Percobaan .................................................... 36

2.5.2.1 Treadmill pada Tikus ......................................................... 36

2.5.2.2 Latihan Roda Putar pada Tikus.......................................... 37

2.5.2.3 Renang pada Tikus ............................................................ 38

2.6 Kerangka Teori ....................................................................................... 39

2.7 Kerangka Konsep .................................................................................... 39

2.8 Hipotesis ................................................................................................. 40

2.8.1 Hipotesis Null (H0) ........................................................................ 40

2.8.2 Hipotesis Alternatif (H1)................................................................ 40

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 41

3.1 Desain Penelitian .................................................................................... 41

3.2 Tempat dan Waktu .................................................................................. 41

3.2.1 Tempat ........................................................................................... 41

3.2.2 Waktu ............................................................................................ 41

3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................... 42

3.3.1 Populasi ......................................................................................... 42

Page 14: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

xiv

3.3.2 Sampel ........................................................................................... 42

3.4 Alat dan Bahan ........................................................................................ 44

3.4.1 Alat ................................................................................................ 44

3.4.2 Bahan ............................................................................................. 45

3.5 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel ........................ 45

3.5.1 Identifikasi Variabel ...................................................................... 45

3.5.1 Definisi Operasional Variabel ....................................................... 46

3.6 Prosedur Penelitian ................................................................................. 46

3.6.1 Alur Penelitian ............................................................................... 46

3.6.2 Prosedur Pemberian Latihan Intensitas Sedang ............................ 50

3.6.3 Prosedur Pengambilan Darah Mencit ............................................ 51

3.6.4 Prosedur Pemeriksaan Profil Lipid ................................................ 51

3.7 Rancangan Analisis Data ........................................................................ 52

3.7.1 Uji Normalitas Data (p>0,05) ........................................................ 53

3.7.2 Uji Homogenitas Data (p>0,05) .................................................... 53

3.7.3 Uji Parametrik (One-way Anova) .................................................. 53

3.8 Etika Penelitian ....................................................................................... 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 55

4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................ 55

4.1.1 Analisis Univariat .......................................................................... 55

4.1.1.1 Hasil Pemeriksaan Kadar Trigliserida dan High Density

Lipoprotein (HDL) pada Hewan Coba ............................................ 55

4.1.2 Analisis Bivariat............................................................................. 56

4.1.2.1 Uji Normalitas ................................................................... 56

4.1.2.2 Uji Homogenitas ................................................................ 57

4.1.2.3 Uji One-Way ANOVA ...................................................... 57

4.1.2.4 Uji Posthoc Bonferroni...................................................... 58

4.2 Pembahasan .............................................................................................. 59

BAB V KESIMPULAN ...................................................................................... 68

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 68

5.2 Saran ........................................................................................................ 69

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 70

Page 15: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1. Kriteria Obesitas pada orang dewasa menurut BMI. ................................ 2

Tabel 2. Karakteristik Apolipoprotein .................................................................. 24

Tabel 3. Pertimbangan dalam pemilihan hewan untuk penelitian tentang latihan. 36

Tabel 4. Definisi Operasional ............................................................................... 46

Tabel 5. Rerata Kadar Trigliserida dan HDL Tiap Kelompok .............................. 56

Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk ......................................................... 56

Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Lavane ............................................................... 57

Tabel 8. Hasil Uji One-Way ANOVA .................................................................. 57

Tabel 9. Hasil Uji Posthoc Bonferroni dan Perbandingan Kadar Trigliserida dan

HDL antar Kelompok ............................................................................. 58

Page 16: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1. Prevalensi status gizi kurus, BB lebih, obesitas penduduk dewasa (>18

tahun) menurut provinsi, Indonesia 2013 ............................................ 10

Gambar 2. Diferensiasi sel adiposit. Tanda panah balik pada gambar menunjukan

bahwa sel adiposit dapat kembali mengecil ketika suplai energi

menurun. ............................................................................................. 20

Gambar 3. Kategori intensitas latihan dan pengukuran subjektif dan objektif tiap

kategori. .............................................................................................. 29

Gambar 4. Kelebihan dari penggunaan hewan percobaan. ................................... 33

Gambar 5. Kekurangan pada penggunaan hewan percobaan................................ 34

Gambar 6. Kerangka Teori .................................................................................... 39

Gambar 7. Kerangka Konsep ................................................................................ 39

Gambar 8. Alur Penelitian..................................................................................... 49

Gambar 9. Grafik Pengaruh Latihan Intensitas Sedang Terhadap Penuruna Kadar

Trigliserida dan Penurunan Kadar HDL Mencit Obesitas. ................. 60

Page 17: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obesitas adalah kondisi abnormal dimana terjadi penumpukan lemak berlebih

pada jaringan adiposa tubuh, sehingga dapat menyebabkan terjadinya

gangguan kesehatan (WHO, 2000). Prevalensi dari obesitas terus meningkat di

berbagai negara berkembang yang sedang menghadapi nutrition transition

(Rachmi, Li, Alison Baur, 2017), yaitu perubahan pola diet yang diakibatkan

urbanisasi dan modernisasi (Popkin, Adair, Ng, 2013). Pengukuran yang

dilakukan untuk mengetahui derajat obesitas penderita adalah dengan

menggunakan indeks massa tubuh (IMT). IMT adalah berat badan dalam

kilogram dibagi tinggi dalam meter kuadrat (Villareal, Apovian, Kushner, et

al., 2005).

Indonesia, secara nasional pada tahun 2013, prevalensi kejadian obesitas

sentral sebanyak 26,6 persen. Prevalensi penduduk laki-laki dewasa obesitas

pada tahun 2013 adalah 19,7 persen, lebih tinggi dari tahun 2007 (13,9%) dan

tahun 2010 (7,8%) sedangkan prevalensi obesitas perempuan dewasa (>18

tahun) adalah 32,9 persen, naik 18,1 persen dari tahun 2007 (13,9%) dan 17,5

Page 18: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

2

persen dari tahun 2010 (15,5%). (Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan, 2013).

Obesitas berhubungan dengan berbagai komorbiditas atau komplikasi,

diantaranya adalah penyakit kardiovaskuler, diabetes tipe 2, hipertensi,

kanker, dan sleep apnea. Obesitas atau overweight dapat mempengaruhi

fungsi jantung melalui faktor resiko yang disebabkan, seperti dislipidemia,

hipertensi, intoleransi glukosa, dan hipoventilasi. Secara garis besar, obesitas

dapat merupakan predisposisi untuk terjadinya gagal jantung, penyakit jantung

kongestif, dan kematian melalui dampaknya terhadap sistem kardiovaskuler

(Poirier, Giles, Bray, et al., 2006). Selain itu, obesitas juga merupakan faktor

risiko yang berperan besar dalam tingginya angka prevalensi penyakit jantung

koroner (Lavie, Milani, Blair, et al., 2014).

Obesitas berhubungan dengan peningkatan kejadian dislipidemia.

Dislipidemia yang diakibatkan oleh obesitas memiliki komposisi low-density

lipoprotein (LDL) yang tidak normal, penurunan kadar high-density

lipoprotein (HDL), peningkatan kadar trigliserida, dan kadar asam lemak

bebas plasma yang tinggi (Jung, Choi, 2014). Kadar trigliserida yang tinggi

dan rendahnya kadar HDL merupakan faktor risiko untuk terjadinya penyakit

jantung koroner (Lee, Chang, Zhang, et al., 2017)

Salah satu upaya untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi pada obesitas

adalah dengan melakukan latihan fisik. Latihan fisik adalah suatu kegiatan

Page 19: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

3

multifaktorial yang dapat memberi manfaat yang baik untuk seluruh organ dan

jaringan di tubuh. Selain memberi manfaat kesehatan bagi tubuh, bila kurang

melakukan aktifitas fisik dapat mengarah ke berbagai gangguan kronis

(American Psychological Association, 2006). Gangguan kronis tersebut dapat

berupa gangguan kardiovaskuler. Oleh karena itu, latihan fisik merupakan

salah satu upaya penting dalam pencegahan penyakit kardiovaskuler (Bostick,

Aroor, Habibi, et al., 2017).

Untuk mengetahui pengaruh latihan fisik terhadap perubahan kadar profil lipid

dapat di lakukan penelitian dengan hewan percobaan. Hewan percobaan

adalah hewan yang dipergunakan dalam penelitian secara biologis maupun

biomedis yang dipilih berdasarkan syarat tertentu (Ridwan, 2013). Penelitian

penyakit dengan menggunakan sistem hewan percobaan dapat memberikan

pemahaman tentang patofisiologi maupun patogenesis suatu penyakit dan

membuka wawasan terhadap pengobatan baru (Lieschke, Currie, 2007).

Tikus banyak digunakan sebagai hewan percobaan karena mudah untuk

didapatkan dan dikendalikan, selain itu tikus percobaan juga didapatkan

dengan harga murah dibandingkan dengan hewan percobaan yang lain. Tikus

secara luas digunakan sebagai model utama dalam penelitian terkait penyakit

pada manusia (Sharif, Irshad, 2012). Banyak penyakit yang bisa diteliti

melalui tikus diantaranya penyakit jantung, kanker, gangguan metabolik,

obesitas, dan diabetes. Hal ini merupakan alasan mengapa tikus dapat

digunakan sebagai model dalam pemeriksaan metabolik, fisiologis, dan stres

Page 20: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

4

perilaku, yang hasilnya nanti dapat di bandingkan dengan klinis manusia

(Rosenthal, Brown, 2007).

Model latihan fisik pada tikus dapat berupa perlakuan treadmill, roda putar

dan renang. Setiap model latihan fisik tersebut memiliki kelebihan dan

kekurangannya masing-masing. Salah satu nya adalah perlakuan treadmill,

model ini memiliki kelebihan yaitu intensitas dan durasi latihannya dapat

diatur. Selain itu, total usaha yang dilakukan oleh hewan percobaan dapat

dihitung dan diamati (American Psychological Association, 2006).

Merupakan suatu fakta yang kuat bahwa latihan berhubungan dengan

prognosis yang baik terkait perkembangan penyakit kardiovaskuler dan

mortalitasnya (Lind, Carlsson, Siegbahn, et al., 2016). Hal inilah yang

mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian

latihan intensitas sedang terhadap perubahan kadar profil lipid pada mencit

obesitas sebagai pengembangan ilmu lanjut dalam modifikasi faktor risiko

terjadinya penyakit kardiovaskuler.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, dapat diuraikan masalah

penelitian yaitu “Apakah pemberian latihan intensitas sedang dapat

menurunkan kadar trigliserida pada mencit obesitas?” dan “Apakah pemberian

latihan intensitas sedang dapat menurunkan kadar HDL pada mencit

obesitas?”

Page 21: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

5

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui pengaruh latihan intensitas sedang terhadap

penurunan kadar trigliserida pada mencit obesitas.

2. Untuk mengetahui pengaruh latihan intensitas sedang terhadap

peningkatan kadar HDL pada mencit obesitas.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui rerata kadar trigliserida mencit obesitas setelah

diberi latihan intensitas sedang.

2. Untuk mengetahui rerata kadar HDL mencit obesitas setelah diberi

latihan intensitas sedang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Menambah pengalaman dan wawasan referensi dalam bidang ilmiah

terutama terkait dengan latihan fisik dan pengaruhnya terhadap

penurunan kadar trigliserida dan peningkatan kadar HDL.

1.4.2 Bagi Institusi Terkait

Hasil dari skripsi ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bacaan

terutama untuk penelitian lebih lanjut di Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung.

Page 22: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

6

1.4.3 Bagi Masyarakat

Hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan bagi masyarakat

akan pentingnya latihan fisik dalam menurunkan resiko terjadinya

komplikasi obesitas.

1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan dan melengkapi

kekurangan yang ada pada penelitian ini.

Page 23: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Obesitas

Obesitas didefinisikan sebagai kondisi abnormal dimana terjadi penumpukan

lemak berlebih pada jaringan adiposa tubuh, sehingga dapat menyebabkan

terjadinya gangguan kesehatan (WHO, 2000). Obesitas dapat terjadi akibat

adanya kelainan pada kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme

energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik spesifik (Sugondo,

2014). Kriteria untuk derajat obesitas menurut WHO menggunakan kriteria

pada tabel di bawah ini :

Tabel 1. Kriteria Obesitas pada orang dewasa menurut BMI. Classification BMI Risk of Comorbidities

Underweight <18.50 Low (but risk of other clinical

problems increased)

Normal Range 18.50-24.99 Average

Overweight ≥25.00

Preobese 25.00-29.99 Increased

Obese class I 30.00-34.99 Moderate

Obese Class II 35.00-39.99 Severe

Obese Class III ≥40.00 Very Severe

Sumber : (WHO, 2000)

Page 24: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

8

2.1.1 Etiologi Obesitas

2.1.1.1 Genetik pada Obesitas

Tidak semua orang yang terpapar dengan gaya hidup perkotaan

dapat menderita obesitas. Meskipun perkiraannya beragam,

namun diperkirakan menurut penelitian tingkat IMT terwariskan

tinggi, berkisar antara 40 – 70% (Bray, Loos, McCaffery, et al.,

2016). Obesitas itu sendiri merupakan suatu penyakit

multifaktorial, melibatkan interaksi antara faktor genetik dengan

faktor lingkungan dan gaya hidup (Comuzzie, Allison, 1998).

Faktor genetik hanya menyumbangkan kurang dari 5% pada

kasus obesitas anak. Meskipun faktor genetik berperan penting

dalam perkembangan obesitas, namun faktor ini bukan

merupakan penyebab utama dari obesitas itu sendiri (Bhadoria,

Sahoo, Sahoo, et al., 2015). Berbagai bentuk monogenik langka

dari obesitas sekarang telah dikenali, termasuk diantaranya

adalah defisiensi leptin dan melanocortin-4 receptors, yang di

ekspresikan oleh hipotalamus dan berperan dalam regulasi

homeostasis energi (Pigeyre, Yazdi, Kaur, et al., 2016). Mutasi

dari gen melanocortin-4 receptor merupakan penyebab tersering

dari obesitas monogenik, tampak pada 2 sampai 5% anak-anak

dengan obesitas berat (Heymsfield, Wadden, 2017)

Page 25: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

9

2.1.1.2 Faktor Gaya Hidup dan Diet

Gaya hidup dan diet sangat berperan penting dalam peningkatan

resiko terjadinya obesitas, terutama pada anak-anak. Pemasukan

kalori yang berlebih di dominasi oleh makanan yang

mengandung lemak tinggi. Pola makan yang buruk seperti

melewati jam makan yang seharusnya dan menghasilkan makan

yang banyak pada satu waktu sangat berhubungan dengan resiko

terjadinya obesitas, dan mungkin saat ini menjadi suatu

kebiasaan di masyarakat. Sebagai contohnya adalah kebiasaan

melewati sarapan pagi dan makan yang berlebihan ketikan makan

malam, termasuk kebiasaan minum soft drink serta makan

makanan fast food berlebih (Sinha, Kling, 2009).

2.1.2 Prevalensi Obesitas

Prevalensi status gizi masyarakat Indonesia pada tahun 2013

menunjukkan bahwa penduduk dewasa kurus 8,7%, berat badan lebih

13,5% dan obesitas 15,4%. Pada tahun 2013, penduduk dengan kejadian

obesitas terendah terdapat di provinsi Nusa tenggara Timur (6,2%) dan

tertinggi di Sulawesi Utara (24,0%). Sedangkan secara nasional,

prevalensi obesitas sentral pada tahun 2013 adalah 26.6 persen, lebih

tinggi dari prevalensi pada tahun 2007 (18,8%), dilihat berdasarkan

pengukuran lingkar perut (LP). Dikatakan obesitas sentral bila laki-laki

dengan LP >90 cm atau perempuan dengan LP >80 cm (Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013).

Page 26: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

10

Gambar 1. Prevalensi status gizi kurus, BB lebih, obesitas penduduk dewasa

(>18 tahun) menurut provinsi, Indonesia 2013 Sumber : (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013)

2.1.3 Patofisiologi Obesitas

2.1.3.1 Perubahan secara Anatomi

Jumlah dari lemak, terutama triglyceride dalam jaringan adiposa

sebanding dengan peningkatan volum massa pada otot skelet,

hati, dan organ lainnya (Heymsfield, Gonzalez, Shen, et al.,

2014). Seseorang obesitas dengan berat yang stabil di banding

dengan orang tanpa obesitas, memiliki lemak yang lebih besar,

bersamaan dengan pengeluaran energi istirahat, cardiac output,

tekanan darah dan massa sel-β pancreas yang lebih besar.

Sekresi insulin pada saat puasa dan setelah pemasukan glukosa

meningkat secara linear dengan IMT (Heymsfield, Wadden,

2017).

Lemak berlebihan didistribusikan ke banyak bagian pada tubuh.

Banyak adiposit pada jaringan adiposa subukutan terdiri atas

Page 27: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

11

lemak putih, dengan fungsinya menyimpan triglyceride

(Tchkonia, Thomou, Zhu, et al., 2013). Obesitas juga disertai

dengan peningkatan dari sel imunitas di jaringan adiposit,

karena adanya remodeling jaringan sebagai respon dari

apoptosis sel adiposit. Sel-sel imun ini menyekresikan sitokin

yang dapat menyebabkan resistensi insulin pada pasien obesitas

(Heymsfield, Wadden, 2017).

2.1.3.2 Pengaturan Lipid dan Metabolisme Glukosa

Lemak yang tersimpan dalam jumlah banyak ditubuh sangat

dibutuhkan untuk bertahan hidup terutama ketika dalam keadaan

kelaparan. Namun, bila lemak yang disimpan terlalu banyak

akan menyebabkan obesitas. Penyimpanan asam lemak seperti

triacylglycerol dalam sel adiposit melindungi tubuh terhadap

toksik asam lemak, sebaliknya bila asam lemak bersirkulasi

bebas dalam tubuh, dapat meghasilkan stress oksidatif yang

tersebar luas di tubuh. Namun, pada obesitas, terjadi proses

lipolisis sehingga asam lemak dalam jumlah besar dilepaskan.

Pelepasan asam lemak bebas ini kemudian menyebabkan

terjadinya lipotoksisitas, dengan membentuk stress oksidan pada

reticulum endoplasma dan mitokondria (Redinger, 2007).

Asam lemak bebas yang dilepaskan berlebihan juga akan

menghambat lipogenesis, sehingga mencegah klirens dari serum

Page 28: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

12

triacylglycerol yang menyebabkan terjadinya hypertri-

glyceridemia. Pelepasan asam lemak bebas oleh endothelial

lipoprotein lipase dapat menyebabkan terjadinya lipotoksisitas.

Hal ini menyebabkan terjadinya disfungsi reseptor insulin.

Selain itu asam lemak bebas juga mengurangi pemanfaatan

glukosa otot yang diperantarai insulin, sehingga menambah

kejadian hiperglikemia (Redinger, 2007).

2.1.3.3 Peran Adipokin

Adiposit memiliki peran endokrin selain dari perannya sebagai

tempat penyimpanan lemak. Adipokin yang di sekresikan

diantaranya adalah proteohormon leptin, adiponectin dan

visfatin. Bersama dengan insulin, hormone-hormon tersebut

berperan dalam pengaturan massa lemak dalam tubuh

(Niswender, Baskin, Schwartz, 2004). Selain itu, terdapat

adipokin lain yaitu sitokin, growth factors dan complement

proteins (Matsuzawa, Funahashi, Kihara, et al., 2004).

Termasuk didalamnya adalah tumor necrosis factor (TNF)-α,

interleukin (IL)-1 dan IL-6 yang menyebabkan terjadinya

steatonekrosis (Redinger, 2007).

Adipokin spesifik mempengaruhi fungsi endotel dengan

menyekresikan rennin, angiotensinogen, dan angiotensin II,

yang mirip dengan system renin-angotensin, tetapi ketika di

Page 29: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

13

sekresikan dari adiposit, akan memicu terjadinya hipertensi pada

pasien obesitas (Chinetti, Fruchart, Staels, 2003). Sekresi TNF-α

juga meningkat setara dengan peningkatan dari massa tubuh dan

memicu terjadinya inflamasi dalam hati dantempat penyimpanan

lemak lainnya di tubuh, terutama di pancreas, mesenterium, dan

visceral usus (Redinger, 2007).

2.1.4 Komplikasi

2.1.4.1 Diabetes Melitus tipe 2 dan Resistensi Insulin

Obesitas sangat berkaitan dengan kejadian diabetes melitus tipe

2 pada orang dewasa. Hal ini diakibatkan karena adanya

mekanisme resistensi insulin yang terjadi pada tubuh penderita

obesitas (Segula, 2014). Namun, kebanyak individu penderita

obesitas dengan resistensi insulin tidak mengalami hiperglikemi

seperti pada penderitas diabete melitus lainnya. Pada kondisi

normal, sel-β pankreas akan melepaskan insulin lebih banyak

apabila efisiensi kerja insulin menurun, sehingga toleransi

glukosa normal dapat dijaga. Untuk penderita obesitas dan

resistensi insulin, sel-β tidak dapat mengompensasi penurunan

sensitifitas insulin tersebut (Kahn, Hull, Utzschneider, 2006).

Pada obesitas, resistensi insulin merupakan akibat tidak

langsung dari peningkatan oksidasi lipid akibat tingginya kadar

asam lemak bebas plasma. Pada otot, akibat dari penurunan

Page 30: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

14

terus-menerus oksidasi glukosa, menyebabkan penggunaan lipid

sebagai sumber energi yang membatasi penggunaan glukosa

dari glikogen dan sebagai penghambat aktivitas glucose

synthase. Efek penghambatan ini dikompensasi dengan

peningkatan glukosa plasma dan respon insulin terhadap

pemasukan karbohidrat dalam tubuh (Golay, Ybarra, 2005).

2.1.4.2 Dislipidemia

Dislipidemia yang disebabkan oleh obesitas memiliki

karakteristik adanya peningkatan kadar trigliserida, penurunan

kadar high density lipoproteins (HDL), dan perubahan pada low

density lipoproteins (LDL) menjadi lebih aterogeik (small dense

LDL). Semua hal tersebut berhubungan dengan meningkatnya

risiko penyakit kardiovaskuler (Franssen, Monajemi, 2011).

Perubahan lipid pada obesitas juga disebabkan oleh perubahan

pada resistensi insulin. Keadaan resistensi insulin menyebabkan

penurunan efisiensi insulin dalam inhibisi lipolisis trigliserida

oleh hormone-sensitive lipase (HSL) pada tempat penyimpanan

lemak. Sebagai akibatnya, terjadi peningkatan asam lemak bebas

ke dalam hati dan berkontribusi dalam penimbunan emak di hati.

Resistensi insulin juga menyebabkan gangguan aktivasi

lipoprotein lipase (LPL) sehingga terjadi peningkatan kadar

trigliserida di sirkulasi darah (Franssen, Monajemi, 2011).

Page 31: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

15

Penurunan kadar HDL pada penderita obesitas disebabkan oleh

menurunnya klirens dari very low density lipoprotein (VLDL)

yang menghasilkan hipertrigliseridemia. Hasil ini diakibatkan

oleh menurunnya aliran apolipoprotein dan fosfolipid dari

kilomikron dan partikel VLDL, yang secara normal digunakan

pada pematangan HDL. Selain itu, ditemukan adanya

peningkatan enzim cholesteryl ester transfer protein (CETP)

yang juga berkontribusi dalam rendahnya kada HDL pada

penderita obesitas melalui proses transfer cholesteryl ester dari

HDL ke trigliceride-rich lipoproteins (kilomikron, VLDL)

(Franssen, Monajemi, 2011).

2.1.4.3 Hipertensi

Aktivasi sistem saraf simpatis memiliki peran yang penting

dalam patogenesis dari penyakit hipertensi pada penderita

obesitas. Pemasukan kalori dalam jumlah yang tinggi

meningkatkan kerja norepinefrin pada jaringan perifer serta

meningkatkan konsentrasi norepinefrin plasma (Kotsis,

Stabouli, Papakatsika, et al., 2010). Diet makanan yang tinggi

lemak dan karbohidrat telah diperkirakan dapat menstimulasi

reseptor α1- dan β-adrenergic, memicu pe-ningkatan aktivitas

simpatis dan hipertensi (Rocchini, Yang, Gokee, 2004).

Page 32: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

16

Distribusi abnormal asam lemak bebas pada penderita obesitas

dapat meningkatkan sensitifitas α-adrenergic. Lisofosfolipid dan

asam lemak bebas menghambat Na+,K+-ATPase dan pompa

sodium sehingga meningkatkan resistensi vaskuler. Lisofos-

folipid dan asam lemak bebas yang terikat dengan Na/K-ATPase

akan mengubah interaksi enzim dengan membran protein

sekitar, menyebabkan reseptor epidermal growth factor

teraktivasi dan terjadi peningkatan produksi reactive oxygen

spesies (Kotsis, Stabouli, Papakatsika, et al., 2010).

Selain itu, proses terjadinya hipertensi juga diperantarai oleh

terganggunya fungsi ginjal akibat obesitas. Pada kondisi normal,

sistem renin-angiotensin bekerja sebagai sistem pengaturan yang

mencegah untuk terjadinya perubahan tekanan darah yang

ekstrim yang diakibatkan oleh tingginya garam yang

dikonsumsi. Namun, pada obesitas, angiotensinogen dari

jaringan adiposa dapat masuk ke dalam sirkulasi. Produksi

hormon tersebut dapat sebagai pemicu terjadinya hipertrofi

adiposit dan peningkatan tekanan darah melalui aktifasi dari

angiotensin II, yang minginduksi terjadinya vasokonstriksi,

retensi air dan sodium, serta peningkatan produksi aldosteron

(Kotsis, Stabouli, Papakatsika, et al., 2010).

Page 33: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

17

2.1.4.4 Penyakit Kardiovaskuler

Salah satu komplikasi dari obesitas adalah penyakit

kardiovaskuler, diantaranya yang paling sering selain dari

hipertensi adalah gagal jantung dan penyakit jantung koroner

(PJK). Peningkatan kadar leptin, suatu hormon yang di

sekresikan oleh adiposit yang mengendalikan pemasukan

makanan dan metabolisme energi berhubungan dengan penyakit

kardiovaskuler (Enriori, Evans, Sinnayah, et al., 2006).

Obesitas meningkatkan total blood volume, cardiac output, dan

kerja jantung. Hal ini diakibatkan oleh stroke volume, meskipun

karena peningkatan aktivasi simpatis, denyut jantung yang

biasanya normal juga ikut meningkat. Kurva Frank-Starling juga

bergeser ke kiri karena adanya peningkatan pada volume dan

filling pressure, sehingga meningkatkan kerja jantung. Dengan

bertambahnya filling pressure dan volum, pada penderita

obesitas sering terjadi dilatasi ruang ventrikel kiri (Lavie,

Milani, Ventura, 2009).

Penderita obesitas memiliki resiko yang besar untuk terjadi left

ventricular hypertrophy (LVH), termasuk gangguan struktural

jantung (Lavie, Milani, Ventura, et al., 2007). Selain terjadinya

gangguan pada ventrikel, obesitas juga dapat menyebabkan

kelainan pem-besaran pada atrium kiri, akibat dari

Page 34: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

18

meningkatnya volum sirkulasi darah termasuk kelainan

pengisian diastol. Kelainan tersebut dapat meningkatkan resiko

terjadinya gagal jantung. Selain dari gagal jantung, dapat juga

terjadinya fibrilasi atrium. Obesitas juga menyebabkan

gangguan pada fungsi diastolik dan sistolik kerja jantung (Lavie,

Milani, Ventura, 2009).

2.1.4.5 Penyakit Jantung Koroner

Obesitas berhubungan dengan peningkatan risiko dari penyakit

diabetes mellitus tipe 2, kelainan metabolic, hipertensi, dan

dislipidemia, dimana semuanya merupakan faktor risiko dari

penyakit jantung koroner. Perubahan sensitifitas insulin pada

penderita obesitas menyebabkan perubahan pada fungsi endotel

yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner.

Selain itu, beberapa respon inflamasi ditemukan pada obesitas

seperti peningkatan faktor pembekuan fibrinogen, faktor von

Willebrand, dan faktor VII dan VIII, serta peningkatan

plasminogen activator inhibitor type I yang mengarah kepada

peningkatan kejadian penyakit jantung coroner (Jahangir,

Schutter, Lavie, 2014).

Obesitas meningkatan risiko dislipidemia, dimana IMT yang

tinggi berhubungan dengan peningkatan kadar kolesterol total,

rendahnya kadar HDL, kadar trigliserida yang tinggi, dan

Page 35: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

19

tingginya kadar LDL aterogenik. Perubahan-perubahan tersebut

berpotensi meningkatkan risiko kejadian penyakit jantung

koroner (Jahangir, Schutter, Lavie, 2014).

2.2 Jaringan Adiposa

Jaringan adiposa merupakan tempat penyimpanan energi yang paling besar

bagi mamalia terutama manusia. Fungsi utama dari jaringan ini adalah untuk

menyimpan energi dalam bentuk trigliserida melalui proses lipogenesis yang

kemudian akan di mobilisasi melalui proses lipolisis ketika dibutuhkan energi

yang lebih oleh tubuh (Sugondo, 2014). Saat ini telah diketahui bahwa

jaringan adiposa memiliki fungsi lain yaitu fungsi endokrin sejak

ditemukannya leptin pada tahun 1994. Jaringan ini terdiri atas sel adiposit dan

bentuk sel lain, diantaranya sel stromavaskuler, matriks jaringan ikat, jaringan

saraf dan sel imun (Musi, Guardado-Mendoza, 2004).

2.2.1 Diferensiasi Sel Adiposit

Sel pre-adiposit yang terdapat di fraksi stromavaskuler jaringan adiposa

dapat berdiferensiasi menjadi sel adiposit dewasa. Proses diferensiasi ini

terjadi di stimulasi oleh insulin dan asam lemak (Frayn, Karpe, 2003).

Diferensiasi sel ini memungkinkan untuk terjadinya ekspansi

hiperplastik jaringan adiposa ketika kebutuhan tempat penyimpanan

lemak meningkat (Coelho, Oliveira, Fernandes, 2013).

Page 36: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

20

Proses diferensiasi tersebut disebut sebagai adipogenesis. Proses ini

melibatkan enam stase yaitu : mesenchymal precursors, committed

preadipocytes, growth-arrested preadipocytes, mitotic clonal expansion,

and terminal differentiation, dan mature adipocyte. Adipogenesis dalam

tingkatan molecular masih belum diketahui, tetapi banyak faktor yang

terlibat dalam proses ini telah di teliti. Diantaranya adalah peroxisome

proliferator-activated receptor γ (PPAR γ), enhancer binding protein α,

β, dan δ (C/EBP α, C/EBP β, dan C/EBP δ), single transducers and

activators of transcription (STATs), transcriptional factor sterol-

regulatory-element-binding-protein-1 (SREBP1), insulin-like growth

factor 1 (IGF-1), macrophage colony stimulating factor, asam lemak,

prostaglandin, dan glukokortikoid (Lefterova, Lazar, 2009).

Gambar 2. Diferensiasi sel adiposit. Tanda panah balik pada gambar

menunjukan bahwa sel adiposit dapat kembali mengecil ketika suplai energi

menurun. Sumber : (Ali, Hochfeld, ., 2013)

Saat proses diferensiasi, terdapat berbagai interaksi molekul yang terjadi

diantara bagian dari CCAAT-enhancer-binding protein (C/EBPs) dan

famili peroxisome proliferator-activated receptor (PPAR). Kemudian

C/EBPb dan C/EBPm menginduksi PPAR γ yang merupakan

heterodimer dengan RXR dan meregulasi adipogenesis (Brey, Nelder,

Hailemariam, et al., 2009).

Page 37: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

21

2.2.2 Fungsi Penyimpanan pada Jaringan Adiposa

Pada mamalia terdapat dua jenis jaringan adiposa yaitu white adipose

tissue sebagai tempat penyimpanan energi berlebih dan brown adipose

tissue sebagai jaringan thermogenesis. Kedua jaringan ini memiliki

morfologi dan fungsi sel adiposit yang berbeda (Coelho, Oliveira,

Fernandes, 2013).

White adipose tissue merupakan jaringan adiposa yang berperan sebagai

tempat utama penyimpanan energi dan menyimpan triacylglycerol saat

kelebihan energi (Gregoire, Smas, Sul, 1998). Sel adiposit pada white

adipose tissue berbentuk sferis yang ukurannya bergantung pada ukuran

droplet lipid yang disimpan di dalamnya. Droplet ini terdiri atas

trigliserida dan menempati 90% volum sel adiposit (Saely, Geiger,

Drexel, 2011).

Di sisi lain, Brown adipose tissue berlainan dengan white adipose tissue.

Fungsi dari jaringan ini adalah sebagai penghasil panas yang disebut

sebagai nonshivering thermogenesis. Jaringan lemak ini banyak terdapat

di hewan mamalia dan bayi yang baru lahir (Saely, Geiger, Drexel,

2011). Sel adiposit brown adipose tissue hanya mengandung trigliserida

dalam bentuk vakuola kecil yang berbentuk polygonal dengan diameter

yang bervariasi. Karakterisitik utama dari sel ini adalah mitokondrianya

Page 38: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

22

yang banyak, berbentuk besar, sferis dan dilapisi oleh lamina cristae

(Cinti, 2009).

2.2.3 Fungsi Endokrin pada Jaringan Adiposa

Fungsi endokrin dari jaringan adiposa mulai di pahami sejak di

temukannya adipokin leptin pada tahun 1994. Pentingnya fungsi

endokrin dari jaringan adiposa ini terlihat pada saat terjadinya gangguan

metabolik pada kelebihan atau kekurangan jaringan adiposa. Kelebihan

jaringan adiposa atau obesitas, tertuama pada lapisan visceral, dapat

menyebabkan resistensi insulin, hiperglikemia, dislipidemia, dan

prothrombic dan proinflamasi (Musi, Guardado-Mendoza, 2004).

Salah satu adipokin yang di sekresikan oleh jaringan adiposa adalah

leptin. Leptin adalah suatu peptida kecil (16 kDa), termasuk dalam

sitokin IL-6 karena mirip secara structural dan fungsional (Coelho,

Oliveira, Fernandes, 2013). Kerja utama leptin adalah sebagai sinyal

metabolik dari kecukupan energi dibandingnkan kelebihan energi (Flier,

1998). Hal ini berhubungan dengan respon tubuh terhadap kelaparan

termasuk peningkatan nafsu makan dan penurunan pengeluaran energi

(Musi, Guardado-Mendoza, 2004). Reseptor leptin tidak hanya di

ekspresikan di system saraf pusat tetapi juga pada saraf tepi, sehingga

memungkinkan leptin memeiliki fungsi lain selain sebagai pengaturan

pemasukan makanan dan pengeluaran energi (Galic, Oakhill, Steinberg,

2010).

Page 39: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

23

2.3 Lipid

Plasma lipid pada tubuh terdiri atas triasilgliserol, fosfolipid, kolesterol dan

ester kolesteril serta asam lemak bebas (FFA). Lipid memiliki sifat yang

sukar larut dalam air sehingga perlu dibuat dalam bentuk terlarut, untuk itu

dibutuhkan suatu protein yang disebut sebagai apolipoprotein atau apoprotein

sebagai zat pelarutnya. Terdapat sembilan jenis apoprotein yaitu, Apo A,

Apo B, Apo C, dan Apo E. Senyawa lipid dan apoprotein ini dikenal sebagai

lipoprotein (Adam, 2014). Karakteristik tiap apolipoprotein dapat dilihat

dalam tabel 2.

Komposisi satu lipoprotein terdiri atas kolesterol (bebas atau ester),

trigliserid, fosfolipid, dan apolipoprotein. Setiap lipoprotein berbeda dalam

densitas, ukuran, dan komposisi lemak serta apolipoprotein (Adam, 2014).

Terdapat empat kelompok utama lipoprotein yang penting secara fisiologis

yaitu kilomikron, very-low density lipoproteins (VLDL), LDL, dan HDL.

Triasil gliserol merupakan lipid utama pada kilomikron dan VLDL,

sedangkan kolesterol dan fosfolipid merupakan lipid utama pada HDL dan

LDL (Botham, Mayes, 2012). Selain itu terdapat juga dua jenis lipoprotein

lainnya yaitu intermediate-density lipoprotein (IDL), dan lipoprotein a kecil

(Lp(a)) (Adam, 2014).

Page 40: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

24

Tabel 2. Karakteristik Apolipoprotein Apolipoprotein Massa

Molekul

Lipoprotein Fungsi Metabolik Sintesis

Apo AI 28,016 HDL,

kilomikron

Komponen struktural HDL;

aktivator LCAT

Usus dan

hati

Apo AII 17,414 HDL,

kilomikron

Belum diketahui Hati

Apo AIV 46,465 HDL,

kilomikron

Terlibat dalam pembentukan

dan sekresi kilomikron

Usus

Apo AV HDL, VLDL,

kilomikron

Memiliki efek dalam

konsentrasi plasma

trigliserida; aktivator

hidrolisis intravaskuler oleh

LPL; memodulasi

metabolisme hepatik

trigliserida

Utamanya

di hati

Apo B48 264,000 Kilomikron Dibutuhkan untuk

pembentukan dan sekresi

kilomikron dari usus halus

Usus

Apo B100 540,000 VLDL, IDL,

LDL

Dibutuhkan untuk

pembentukan dan sekresi

VLDL dari hati; struktur

protein dari VLDL, IDL,

LDL; sebagai ligand untuk

reseptor LDL

Liver

Apo CI 6630 Kilomikron,

VLDL, IDL,

HDL

Menghambat ambilan hati

terhadap LDL, IDL, LDL,

kilomikron, dan remnant

VLDL

Liver

Apo CII 8900 Kilomikron,

VLDL, IDL,

HDL

Aktivator enzim lipoprotein

lipase

Apo CIII 8800 Kilomikron,

VLDL, IDL,

HDL

Inhibitor enzim lipoprotein

lipase; dapat menghambat

ambilan kilomikron, VLDL,

IDL, HDL, dan VLDL di

hati

Disintesis

di hati

Apo E 34,145 Kilomikron,

VLDL, IDL,

HDL

Ligand untuk beberapa

lipoprotein dari reseptor

LDL, LRP, dan

kemungkinan terhadap apo

E reseptor hati lain.

Liver

Apo(a) 250,000-

800,000

Lp(a) Belum diketahui Liver

Sumber : (Ramasamy, 2014)

2.3.1 Metabolisme Lipoprotein

Metabolisme lipoprotein terdiri atas tiga jalur utama yaitu jalur

metabolisme eksogen, jalur metabolisme endogen, dan jalur reverse

Page 41: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

25

cholesterol transport. Dua jalur pertama berhubungan dengan

metabolisme LDL dan trigliserida, sedangkan jalur reverse cholesterol

transport berhubungan dengan metabolisme HDL (Adam, 2014).

Apolipoprotein (apo) merupakan komponen penting dalam regulasi

transpor lipid dan berperan dalam pembentukan lipoprotein, transpor

lipid, dan metabolisme lipid sebagai mediator interaksi antara reseptor,

enzim, dan protein transport (Ramasamy, 2014).

2.3.1.1 Jalur Metabolisme Eksogen

Lemak eksogen, lemak yang berasal dari makanan dan hati yang

berada pada usus halus, akan diserap ke dalam enterosit mukosa

usus halus. Trigliserid akan diserap sebagai asam lemak bebas,

sedangkan kolesterol diserap sebagai kolesterol. Dalam usus

halus, asam lemak bebas akan diubah kembali menjadi

trigliserid, sedangkan kolesterol mengalami esterifikasi menjadi

kolesterol ester dan keduanya akan membentuk kilomikron

bersama dengan fosfolipid dan apolipoprotein (Adam, 2014).

Ketika kilomikron berada dalam aliran darah, trigliserid dalam

kilomikron mengalami hidrolisis menjadi asam lemak bebas oleh

enzim lipoprotein lipase. Asam lemak bebas dapat disimpan

sebagai trigliserid dalam jaringan adiposa. Kilomikron yang

kehilangan komponen trigliserid akan menjadi kilomikron

Page 42: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

26

remnant yang hanya mengandung kolesterol ester dan akan

dibawa ke hati (Adam, 2014).

2.3.1.2 Jalur Metabolisme Endogen

Trigliserid dan kolesterol hasil dari sintesis di hati akan di

sekresikan ke sirkulasi darah sebagai lipoprotein VLDL. Dalam

sirkulasi, komponen trigliserid pada VLDL mengalami hidrolisis

oleh enzim LPL dan VLDL berubah menajdi IDL yang kemudian

juga terhidrolisis membentuk LDL. Sebagian VLDL, IDL, dan

LDL menangkut kolesterol ester kembali ke hati. Sebagian

kolesterol dari LDL akan dibawa ke hati dan sebagian lagi

mengalami oksidasi dan ditangkap oleh reseptor scavenger-A

(SR-A) makrofag dan membentuk sel busa (foam cell) (Adam,

2014).

2.3.1.3 Jalur Reverse Cholesterol Transport

HDL dilepaskan sebagai HDL nascent. HDL nascent berasal dari

usus halus dan hati mengandung apolipoprotein A1. HDL

nascent ini kemudian mendekati makrofag untuk mengambil

komponen kolesterol di dalamnya. Setelah mengambil kolesterol,

kemudian HDL nascent berubah menjadi HDL dewasa. Sebelum

diambil oleh HDL nascent, kolesterol dalam makrofag terlebih

dahulu dibawa ke permukaan membran sel oleh adenosine

Page 43: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

27

triphosphate-binding cassette transporter-1 (ABC-1) (Adam,

2014).

Kolesterol bebas yang telah diambil dari makrofag akan

mengalami esterifikasi menjadi kolesterol ester oleh enzim

lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT). Kemudian, sebagian

kolesterol ester dibawa ke hati lalu ditangkap oleh reseptor SR-

B1, sedangkan sebagian ditukarkan dengan tigliserid VLDL dan

IDL oleh bantuan enzim cholesterol ester transfer protein

(CETP) (Adam, 2014).

2.4 Aktivitas Fisik dan Latihan

Aktivitas fisik didefinisikan sebagai suatu gerakan tubuh, di produksi oleh

otot skelet dan membutuhkan energi dari tubuh. Total kalori yang

dikeluarkan melalui aktivitas fisik di tentukan oleh banyaknya massa otot

menghasilkan gerakan tubuh berupa intensitas, durasi, dan frekuensi dari

kontraksi otot (Caspersen, Powell, Christenson, 1985). Latihan merupakan

salah satu upaya penting dalam penanganan dari obesitas. Bukan hanya

meningkatkan pelepasan energi dan penurunan lemak, aktivitas fisik juga

melindungi tubuh dari kehilangan massa tubuh berlebih, meningkatkan

fungsi kerja sistem kardiovaskuler dan respirasi, serta menurunkan resiko

gangguan jantung dan metabolik akibat obesitas (Okay, Jackson,

Marcinkiewicz, et al., 2009).

Page 44: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

28

2.4.1 Tipe Gerakan Otot

2.4.1.1 Gerakan Statis (isometric)

Tipe ini terjadi ketika otot menghasilkan gaya tanpa mengubah

panjang dan tidak ada gerakan sendi apapun. Pada gerakan statis,

myosin dan aktin membentuk jembatan silang dan menghasilkan

gaya, tetapi tekanan eksternal lebih besar daripada gaya yang

diproduksi. meskipun membutuhkanenergi, tetapi pada gerakan

ini tidak ada kerja yang dilakukan karena tidak adanya

perpindahan (Rivera-Brown, Frontera, 2012).

2.4.1.2 Gerakan Dinamis (Isotonic)

Gerakan ini dibagi menjadi dua, yaitu konsentris dan eksentris.

Saat gerakan konsentris, otot menghasilkan cukup gaya untuk

melawan tahanan eksternal, myosin dan aktin membentuk

jembatan silang dan saling melewati satu sama lain, terjadi

pemendekan otot, dan sendi bergerak. Sedangkan, gerakan

eksentris otot memanjang saat menghasilkan gaya (Witvrouw,

Mahieu, Roosen, et al., 2007).

2.4.1.3 Gerakan Dinamis (Isokinetic)

Gerakan ini ditandai dengan ada kecepatan konstan. Gerakan

isokinetik dapat berupa konsentris maupun eksentris (Rivera-

Brown, Frontera, 2012).

Page 45: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

29

2.4.2 Kategori Latihan

Kategori latihan dimulai dari tingkat terendah yaitu aktivitas sehari-hari

seperti duduk diam sampai ke tingkat ekstrim yaitu latihan intensitas

tinggi. Untuk lebih mudahnya, kategori tersebut di kategorikan menjadi

intensitas. Setiap kategorinya memiliki ukuran kebutuhan energi yang

beragam (Norton, Norton, Sadgrove, 2010). Setiap jenis kategorinya

dijelaskan pada gambar berikut :

Gambar 3. Kategori intensitas latihan dan pengukuran subjektif dan objektif

tiap kategori. Sumber : (Norton, Norton, Sadgrove, 2010)

Kategori tersebut diurutkan berdasarkan kebutuhan energi dan

menampilkan gradien pada respon metabolik dan neurohormonal saat

aktivitas. Respon terhadap stres tidak linear pada setiap peningkatan

intensitas. Sedikit saja perubahan pada intensitas latihan dapat

menyebabkan perubahan yang besar terhadap kebutuhan metabolik dan

Page 46: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

30

fisiologis dari tubuh. Perubahan yang meningkat secara linear dengan

peningkatan intensitas latihan berupa kadar laktat, ventilasi paru dan laju

pernafasan (Norton, Norton, Sadgrove, 2010).

2.4.2.1 Light-Intensity Activity

Termasuk didalamnya adalah aktivitas sehari-hari seperti

mencuci, menjemur pakaian, setrika baju, memasak, makan,

bekerja didepan komputer dan sebagainya. Intensitas ringan ini

memiliki metabolic equivalent antara 1,6<3.0 METs atau

intensitas relatifnya 40<55% HRmax (Norton, Norton, Sadgrove,

2010).

2.4.2.2 Moderate-Intensity Activity

Aktivitas yang masuk kedalam kategori ini berkisar dari 3<6

METs atau intensitas relatifnya 55<70% HRmax. Aktivitas

intensitas sedang ini berupa jalan-jalan sekitar 10 menit atau

lebih atau aktivitas lain seperti berenang, tenis, dan golf (Norton,

Norton, Sadgrove, 2010).

2.4.2.3 Vigorous-Intensity Activity

Pada kategori ini, metabolic equivalent berkisar antara 6-9

METs. Aktivitas yang masuk di dalamnya adalah berupa joging,

bersepedah, dan aerobik dengan intensitas relatif nya 70<90%

HRmax (Norton, Norton, Sadgrove, 2010).

Page 47: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

31

2.4.2.4 High-Intensity Activity

Aktivitas intensitas tinggi memiliki tingkat intensitas relatif

sedikitnya 90% HRmax, dan membutuhkan sedikitnya 9 METs

(Norton, Norton, Sadgrove, 2010).

2.4.3 Latihan Fisik dan Kardiovaskuler

Latihan aerobik merupakan latihan dengan intensitas ringan sampai

sedang. Manfaat dari latihan tersebut terhadap jantung antara lain adalah

jantung bertambah besar dan denyut nadi menjadi lebih kuat. Terjadi

berbagai respon seperti peningkatan kontraktilitas otot jantung,

peningkatan tekanan darah sistolik, peningkatan denyut jantung, dan

respon perifer termasuk vasokonstriksi pada otot-otot dalam keadaan

istirahat. Setelah latihan teratur, terjadi peningkatan efisiensi kerja

jantung, sehingga terjadi penurunan frekuensi denyut jantung yang

ditandai dengan penurunan denyut jantung yang ditandai dengan

penurunan denyut nadi saat istirahat (Palar Djon; Ticoalu, Shane H. R.,

2015).

Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan penurunan massa ventrikel kiri

yang berhubungan dengan penurunan fungsi jantung (Perhonen, Franco,

Lane, et al., 2001). Efek latihan fisik terhadap jantung dengan fungsi

ventrikel kiri yang normal dapat membantu dalam pencegahan gangguan

patologis jantung terkait usia, adaptasi fisiologis jantung terhadap latihan

Page 48: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

32

terus-menerus, dan pencegahan gangguan fungsi sistolik dan diastolik

jantung (Gielen, Schuler, Adams, 2010).

Latihan fisik menghambat akumulasi dari reactive oxygen species (ROS)

yang dapat menyebabkan kerusakan sel dengan meningkatkan proteksi

antioksidatif dalam myokardium. Selain itu, aktivitas fisik yang terus

menerus, dapat menyebabkan adaptasi jantung, yang menghasilkan

hipertrofi otot jantung. Adaptasi jantung ini dikenal sebagai Athlete’s

Heart (Gielen, Schuler, Adams, 2010).

2.4.4 Latihan Fisik dan Komponen Lipid

Latihan aerobik menunjuklam peningkatan prognosis yang baik pada

penyakit kardiovaskuler. Latihan aerobik sendiri di definisikan sebagai

segala bentuk aktivitas fisik yang menyebabkan peningkatan denyut

jantung dan volum respirasi untuk memenuhi kebutuhan oksigen dari

otot. Latihan ini dapat mempengaruhi proses reverse cholesterol

transport (RCT) dengan meningkatkan kadar HDL (Wang, Xu, 2017).

Mekanisme pengaruh latihan terhadap kadar lipid melibatkan

peningkatan aktivitas lipoprotein lipase (LPL). LPL yang sering

terdeteksi adalah post-heparin LPL. Latihan berat atau episode latihan

aerobik yang panjang meningkatkan aktivitas dari post-heparin LPL,

yang kemudian melaksanakan perannya dalam hidrolisis tigliserida.

Selain itu ditemukan adanya peningkatan dari ekspresi ATP-binding

Page 49: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

33

cassette transporter A-1 (ABCA1) dalam makrofag yang memiliki

pengaruh terhadap RCT, formasi HDL plasma, dan proteksi dari

aterosklerosis (Wang, Xu, 2017).

2.5 Hewan Percobaan dalam Penelitian

Hewan percobaan didefinisikan sebagai setiap hewan yang dipergunakan

pada sebuah penelitian yang dipilih dengan berdasar pada suatu standar yang

ditentukan dalam penelitan tersebut (Ridwan, 2013). Hewan percobaan dapat

digunakan sebagai pengganti manusia dalam penelitian tentang suatu peyakit.

Hewan ini dipilih karena kemiripannya dengan manusia dalam hal genetik,

anatomi maupun fisiologisnya. Selain itu, hewan percobaan juga dipilih

sebagai subjek penelitian karena mudah untuk didapatkan dan dikendalikan

(Sharif, Irshad, 2012).

Gambar 4. Kelebihan dari penggunaan hewan percobaan. Sumber : (Vandamme, 2015)

Page 50: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

34

Gambar 5. Kekurangan pada penggunaan hewan percobaan.

Sumber : (Vandamme, 2015)

Penelitian biomedis saat ini, bergantung pada penggunaan hewan percobaan

untuk mempelajari baik dari patogenesis maupun patofisiologi serta uji suatu

obat terhadap suatu penyakit (Lieschke, Currie, 2007). Kelebihan dan

kekurangan dari penggunaan hewan percobaan dapat dilihat pada gambar 4

dan 5.

2.5.1 Mencit

Tikus dan mencit merupakan hewan paling sering digunakan pada

penelitian. Tikus maupun mencit dipilih karena ketersediaannya,

biayanya yang murah, ukuran, laju reproduksi yang tinggi, serta

kemudahannya dikendalikan untuk memenuhi berbagai kriteria

penelitian (Sharif, Irshad, 2012). Hasil dari penelitian dengan

menggunakan mencit dapat di bandingkan langsung dengan klinis

Page 51: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

35

manusia sehingga penelitian stress metabolik, fisologis dan perilaku

dapat di lakukan untuk mengembangkan penelitian biomedis. Mencit

merupakan model hewan percobaan yang paling mudah dalam

kaitannya dengan prinsip-prinsip tubuh dan fungsi sel. (Rosenthal,

Brown, 2007).

Perkembangan terus menerus pada bidang manipulasi genetik tikus

maupun mencit telah memberikan kontribusi besar pada penelitian

medis. Pengembangan genom tikus menunjukkan berbagai jalur untuk

memahami patogenesis dan patofisiologi dari suatu penyakit manusia

(Rosenthal, Brown, 2007).

2.5.1.1 Klasifikasi Mencit

Klasifikasi untuk mencit Mus musculus L. (ITIS Report, 2017):

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Rodentia

Famili : Muridae

Suku : Murinae

Genus : Mus

Spesies : Mus musculus L.

Page 52: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

36

2.5.2 Latihan pada Hewan Percobaan

Pada beberapa penelitian tentang pemberian latihan, penggunaan

manusia sebagai subjek sulit untuk dipenuhi atau tidak diinginkan

karena selama penelitian, subjek manusia tidak dapat di lakukan suatu

prosedur yang invasif karena tidak etis. Kemudian, dikembangkan

berbagai protokol atau panduan penggunaan hewan percobaan untuk

penelitian dalam mengetahui dampak pemberian latihan. Namun, dalam

penggunaan hewan percobaan pada penelitian tentang latihan, perlu

juga dipilih hewan yang sesuai agar hasil nya valid (American

Psychological Association, 2006). Beberapa pertimbangan dalam

pemilihan hewan percobaan di cantumkan dalam tabel 3.

Tabel 3. Pertimbangan dalam pemilihan hewan untuk penelitian tentang latihan. Considerations in Selecting an Animal Model for Exercise Research

Scientific Practical

Appropriateness of the system for

testing the proposed hypothesis

Availability of the animal, including

appropriate age, sex, reproductive status,

genetic characteristics, and numbers

Responses of the animal to necessary

surgical and experimental procedures

Availability of facilities and husbandry

care necessary for appropriate housing

Number of animals needed, based on

sound statistical design

Availability of appropriate equipment and

expertise for exercise training, surgery,

and other necessary experimental

activities

Experimental requirements, such as

biological age or genetic background

Any special animal care requirements and

necessary housing or testing equipment

Sumber : (American Psychological Association, 2006)

2.5.2.1 Treadmill pada Tikus

Penggunaan treadmill memiliki kelebihan dibandingkan dengan

latihan bentuk lain, yaitu adalah jumlah kerja eksternal yang

dilakukan oleh tikus dapat dengan mudah dihitung (Brooks,

White, 1978). Kelebihan lainnya adalah peneliti dapat mengatur

Page 53: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

37

intensitas dan durasi latihan (American Psychological

Association, 2006).

Meskipun dengan kelebihan-kelebihan tersebut, treadmill juga

memiliki kekurangan. Diantaranya adalah treadmill merupakan

bentuk dari latihan paksa, sehingga tikus tidak memiliki pilihan

untuk berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Sehingga perlu

adanya suatu stimulus lain untuk memotivasi tikus bergerak. Hal

tersebut menyebabkan hasil dari latihan tidak menunjukkan pola

aktivitas fisik normal. Selain itu, tikus yang lari di treadmil

memiliki resiko besar untuk mengalami cedera, sehingga

memerlukan perawatan lebih (American Psychological

Association, 2006).

2.5.2.2 Latihan Roda Putar pada Tikus

Latihan jenis ini melibatkan penggunaan roda putar sebagai alat

untuk penelitian. Satu kelebihan yang penting dari penggunaan

latihan jenis ini adalah adanya intervensi yang minimal dari

peneliti. Alasan lainnya adalah latihan ini menawarkan

mekanisme jangka panjang untuk peningkatan aktivitas fisik

pada tikus (American Psychological Association, 2006).

Satu kekurangan utama dari latihan jenis ini adalah, peneliti

tidak dapat mengatur intesitas maupun durasi dari latihan

Page 54: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

38

kecuali intervensi diet. Hewan itu sendiri yang memiliki

kekuasaan penuh atas intensitas dan durasi latihannya

(American Psychological Association, 2006).

2.5.2.3 Renang pada Tikus

Renang tidak membutuhkan alat yang mahal seperti pada latihan

treadmill, tetapi peneliti harus hati-hati dalam memilih tempat

renang termasuk suhu dan kedalaman kolam. Tidak seperti pada

latihan treadmill, renang tidak menyebabkan cedera ada kaki

(American Psychological Association, 2006).

Satu kekurangan dari renang adalah beberapa hewan tidak

menunjukkan perilaku renang terus-menerus, tetapi menun-

jukkan perilaku menyelam. Perilaku tersebut mungkin sebagai

respon untuk melarikan diri atau bertahan hidup dari tenggelam

(American Psychological Association, 2006).

Page 55: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

39

2.6 Kerangka Teori

Gambar 6. Kerangka Teori

2.7 Kerangka Konsep

Gambar 7. Kerangka Konsep

Variabel Dependen Variabel Independen

Latihan Intensitas

Sedang Trigliserida

HDL

Risiko

Penyakit

Kardiovaskuler ↑ Trigliserida ↓ HDL ↑ LDL ↓

HDL ↓

Trigliserida ↑

LDL ↑

Olah Raga

Risiko Penyakit

Kardiovaskuler ↓

Intensitas

Sedang

Intensitas

Ringan

Intensitas

Berat

Dislipidemia

Genetik

Obesitas

Gaya Hidup Pola Makan

Hipertensi

Peningkatan

jumlah jaringan

adiposa

Resistensi Insulin

DM Tipe 2

Page 56: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

40

2.8 Hipotesis

2.8.1 Hipotesis Null (H0)

1. Tidak terdapat pengaruh pemberian latihan intensitas sedang

terhadap penurunan kadar trigliserida pada mencit obesitas.

2. Tidak terdapat pengaruh pemberian latihan intensitas sedang

terhadap peningkatan kadar HDL pada mencit obesitas.

2.8.2 Hipotesis Alternatif (H1)

1. Terdapat pengaruh pemberian latihan intensitas sedang terhadap

penurunan kadar trigliserida pada mencit obesitas.

2. Terdapat pengaruh pemberian latihan intensitas sedang terhadap

peningkatan kadar HDL pada mencit obesitas

Page 57: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental laboratorium

menggunakan posttest control group design. Pada penelitian ini terdapat 3

kelompok penelitian, yaitu kelompok kontrol normal (K), kelompok kontrol

obesitas (K2), kelompok perlakuan (P1) mencit obesitas + latihan intensitas

sedang.

3.2 Tempat dan Waktu

3.2.1 Tempat

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung dan Laboratorium Biokimia Molekuler Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung.

3.2.2 Waktu

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September sampai bulan Oktober

2017.

Page 58: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

42

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah mencit jantan (Mus musculus L.)

3.3.2 Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit. Penentuan

besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Frederer. Rumus

penentuan besar sampel untuk uji eksperimental rancangan acak lengkap

(RAL) adalah :

Dimana t merupakan jumlah kelompok penelitian dan n merupakan

jumlah sampel tiap kelompok. Penelitian ini terdapat 3 kelompok

penelitian sehingga didapat perhitungan sampel sebagai berikut :

Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus Frederer, didapatkan

jumlah sampel yang digunakan untuk tiap kelompok adalah sembilan

ekor mencit, lalu dikalikan dengan tiga kelompok perlakuan sehingga

didapatkan jumlah total sampel adalah 27 ekor mencit.

(t-1)(n-1) ≥ 15

(3-1)(n-1) ≥ 15

2n – 2 ≥ 15

2n ≥ 17

n ≥ 8,5

Page 59: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

43

Untuk menghindari drop out sampel saat penelitian maka setiap

kelompok diberi tambahan sampel dengan rumusan sebagai berikut :

N =𝑛

1 − 𝑓

Keterangan :

N : Besar sampel koreksi

n : Besar sampel awal

f : Perkiraan proporsi dropout sebesar 10%

Dari rumusan tersebut didapatkan perhitungan :

N =9

1 − 10%

N =9

1 − 0,1

N =9

0,9

N = 10

Dari hasil perhitungan maka dapat ditentukan sampel yang digunakan

pada tiap kelompok adalah 10 dan jumlah kelompok 3, sehingga total

sampel yang digunakan adalah 30 ekor mencit jantan.

a. Kriteria Inklusi Mencit Kontrol

1. Berumur 6-16 minggu

2. Berat badan normal rata-rata 20-30 gram

3. Diperoleh dari tempat pembiakan yang sama

4. Dipelihara pada tempat dan waktu yang sama

Page 60: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

44

b. Kriteria Inklusi Mencit Obesitas

1. Mencit Obesitas

2. Berumur 6-16 minggu

3. Berat badan rata-rata 30-60 gram

4. Diperoleh dari tempat pembiakan yang sama

5. Dipelihara pada tempat dan waktu yang sama

c. Kriteria Eksklusi

1. Terjadi penurunan berat badan selama proses pemeliharaan lebih

dari 10%

2. Tampak sakit selama proses pemeliharaan (gerak terbatas, bulu

terlihat kusam, terdapat luka gigitan, kotoran cair)

3. Mencit mati

3.4 Alat dan Bahan

3.4.1 Alat

a. Kandang mencit

b. Tempat makan dan minum mencit

c. Timbangan mencit, timbangan analitik

d. Alat treadmill mencit

e. Logbook dan alat tulis

f. Automatic Biochemistry Analyzer (Kenza 240 TX)

g. Micropipet

h. Spuit 1 cc

Page 61: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

45

i. Flacon

j. Tip

k. Vacutainer

3.4.2 Bahan

a. Mencit berumur 6-16 minggu

b. Pakan standar

c. Pakan tinggi lemak danprotein (TLP)

d. Larutan anestesi ketaminexylazine

e. Reagen HDL-Cholesterol REF 90206 direct method

f. Reagen Trigliserida REF 80019 GPO method

3.5 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel

3.5.1 Identifikasi Variabel

a. Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian adalah

pemberian latihan intensitas sedang dan diet tinggi lemak dan protein

pada mencit.

b. Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah

kadar trigliserida dan HDL darah.

Page 62: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

46

3.5.1 Definisi Operasional Variabel

Tabel 4. Definisi Operasional Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil

Ukur

Skala

Ukur

Latihan

Intensitas

Sedang

Pemberian

aktivitas fisik

dengan

menggunakan

alat treadmill

yang

dilakukan

untuk

memberikan

perlakuan

terhadap

hewan

percobaan

dengan cara

berlari

diatasnya

dengan waktu

dan intensitas

yang telah

ditentukan

Treadmill Lari 0 = tidak

diberi

latihan

intensitas

sedang

1 = diberi

latihan

intensitas

sedang

Nominal

Kadar

trigliserida

Metode yang

diukur untuk

evaluasi lipid

berupa fraksi

trigliserida

Spektrofotometer Metode

GPO

Kadar

dalam

plasma

(mg/dL)

Numerik

Kadar

HDL

Metode yang

diukur untuk

evaluasi lipid

berupa fraksi

HDL

Spektrofotometer Metode

direct

Kadar

dalam

plasma

(mg/dL)

Numerik

Mencit

Obesitas

Mencit yang

dibuat

obesitas

(berat lebih

dari 30 gram)

dengan diberi

pakan tinggi

lemak dan

tinggi protein

Timbangan Ditimbang Gram Numerik

3.6 Prosedur Penelitian

3.6.1 Alur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium yang

dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian latihan intensitas

sedang terhadap penurunan kadar trigliserida dan peningkatan kadar

Page 63: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

47

HDL pada mencit obesitas. Mencit dibagi ke dalam 3 kelompok besar

yang terdiri dari 9 mencit di tiap kelompok dengan total mencit yang

digunakan adalah sebanyak 30 ekor. Kelompok perlakuan dalam

penelitian ini adalah kelompok kontrol normal (K1) yaitu mencit dengan

berat badan normal, kontrol positif (K2) yaitu mencit dengan berat badan

lebih dari 30 gram, dan kelompok perlakuan 1 (P1) yaitu kelompok

mencit obesitas yang diberi perlakuan latihan intensitas sedang dengan

treadmill. Perlakuan pemberian latihan intensitas sedang dilakukan

setiap 5 hari berturut-turut dengan waktu istirahat selama 2 hari dalam

seminggu selama 35 hari.

Sebelum dimulai penelitian, mencit diaklimatisasi di laboratorium

selama 7 hari. Suhu kandang dijaga sekitar 25˚C dan ada pertukaran

gelap dan terang setiap 12 jam.

Kelompok K1 diberi pakan standar BR-2 serta minum ad libitum

Kelompok K2 diberi pakan tinggi lemak dan protein serta minum

ad libitum

Kelompok P1 diberi pakan tinggi lemak dan protein serta minum

ad libitum dan diberi perlakuan latihan intensitas sedang

Pada hari ke-36 mencit dipuasakan terlebih dahulu selama 10 jam,

kemudian dilakukan terminasi pada mencit lalu dilakukan cardiac

puncture untuk pemeriksaan kadar trigliserida dan HDL. Hasil penelitian

berupa data dan ditabulasi untuk mengetahui pengaruh latihan intensitas

Page 64: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

48

sedang dengan treadmill terhadap kadar trigliserida dan HDL pada

mencit obesitas.

Page 65: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

49

ALUR PENELITIAN

Gambar 8. Alur Penelitian

Mencit dibuat obesitas dengan diberi pakan tinggi lemak dan tinggi protein

selama 1 bulan

Mencit diadaptasi di laboratorium selama 7 hari

K1 K2 P1

Mencit diberi

pakan standar

dan minum ad

libitum

Mencit diberi

pakan TLTP dan

minum ad

libitum

Mencit diberi

pakan TLTP dan

minum ad

libitum + Latihan

intensitas sedang

setiap 5 hari

dalam seminggu

Pada hari ke-36 mencit dipuasakan selama 10

jam, kemudian diterminasi

Sampel darah mencit diambil dengan cardiac puncture

Sampel darah diperiksa kadar trigliserida dan HDL di

Laboratorium Biologi Molekuler Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung

Analisis data

Interpretasi hasil pengamatan

Page 66: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

3.6.2 Prosedur Pemberian Latihan Intensitas Sedang

Penelitian ini menggunakan alat treadmill khusus yang disambungkan ke

listrik. Latihan fisik dilakukan dalam dua tahapan yaitu tahapan adaptasi

dan tahapan latihan inti. Tahapan adaptasi dilakukan selama 7 hari,

dengan durasi 10 menit setiap hari dengan kecepatan 5 meter/menit

(Satria, Yus, Rezeki, et al., 2013).

Latihan inti dilakukan pada minggu kedua dengan intensitas sedang

(50% sampai 70% kecepatan lari maksimal), dimulai dari tahapan

pemanasan selama 10 menit dengan kecepatan 5 meter/menit,

dilanjutkan dengan tahapan inti dengan kecepatan yang ditingkatkan

secara bertahap setiap minggunya mulai dari 5 meter/menit sampai 20

meter/menit, kemudian dilanjutkan dengan tahapan pendinginan selama

10 menit dengan kecepatan 5 meter/menit (Souza, Flues, Paulini, et al.,

2007).

Tahapan inti diberikan dengan kecepatan 5 meter/menit selama 30 menit

pada minggu pertama, ditingkatkan menjadi 11 meter/menit dengan

waktu 30 menit pada minggu kedua, lalu ditingkatkan kembali menjadi

14 meter/menit dengan waktu 45 menit pada minggu ketiga, dan terakhir

ditingkatkan kecepatannya sampai 20 meter/menit dengan durasi 1 jam

pada minggu keempat. Latihan inti dilakukan diatas alat treadmill

dengan interval antar latihan selama 1 hari, dilakukan sampai 5 hari

dalam seminggu (Souza, Flues, Paulini, et al., 2007).

Page 67: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

51

3.6.3 Prosedur Pengambilan Darah Mencit

Pengambilan darah pada mencit diawali dengan proses terminasi.

Terminasi dimulai dengan pemberian obat anestesi Ketaminexylazine

75-100 mg/kg + 5-10 mg/kg secara intraperitoneal. Kemudian mencit di

euthanasia dengan metode cervical dislocation yaitu dimana ibu jari dan

jari telunjuk di tempatkan di kedua sisi leher mencit lalu ditekan ke dasar

tengkorak dan tangan lainnya pada pangkal ekor atau kaki belakang

dengan cepat ditarik sehingga terjadi pemisahan antara tengkorak dengan

tulang leher (Leary, Underwood, Anthony, et al., 2013). Setelah

diterminasi, dilakukan cardiac puncture untuk mengambil sampel darah.

Darah diambil dengan menggunakan spuit sebanyak 1cc menggunakan

metode cardiac puncture. Darah dimasukkan ke dalam vacutainer.

Komponen darah yang digunakan dalam pemeriksaan kadar trigliserida

dan HDL adalah komponen serum darah.

3.6.4 Prosedur Pemeriksaan Profil Lipid

Darah mencit yang telah diambil di sentrifugasi dengan kecepatan

12.000 rpm selama 2 menit. Setelah sentrifugasi selesai, serum akan

terbentuk berupa warna bening pada bagian atas. Serum digunakan

dalam analisis profil lipid trigliserida dan HDL. Akuades digunakan

sebagai larutan blanko pada pemeriksaan ini.

Page 68: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

52

Analisis trigliserida dilakukan dengan metode GPO dengan pengambilan

10 µL serum darah ditambahkan 1 ml reagen. Larutan blanko

menggunakan akuades sebanyak 10 µL ditambahkan 1 ml reagen.

Larutan standar sebanyak 10 µL dan ditambah 1 ml reagen. Selanjutnya

serum, larutan blanko, dan larutan standar yang telah diberi reagen

dimasukkan ke dalam alat untuk dilakukan pemeriksaan fotometri pada

absorbansi 500 nm.

Analisis HDL dilakukan dengan metode direct melalui dua tahap

pemeriksaan fotometri. Pertama, serum sebanyak 3 µL ditambah dengan

300 µL reagen R1 (accelerator). Larutan kalibrator disiapkan

menggunakan reagen kalibrator CK-MB sebanyak 3 µL dan dicampur

300 µL reagen R1. Larutan blanko disiapkan dengan mengambil 300 µL

reagen R1. Ketiga larutan yang telah dicampur dengan reagen

dimasukkan ke dalam alat pemeriksaan dengan absorbansi 600 nm.

Setelah itu, masing-masing larutan blanko, kalibrator, dan serum

ditambahkan 100 µL reagen R2 (selective detergent) dan kembali

diperiksa pada absorbansi 600 nm.

3.7 Rancangan Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan program statistik dengan

prosedur sebagai berikut :

Page 69: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

53

3.7.1 Uji Normalitas Data (p>0,05)

Uji normalitas data menggunakan Shapiro Wilk test karena jumlah

sampel pada penelitian ini kurang dari 50. Hasil uji normalitas ini untuk

menentukan analisis data berikutnya, yaitu analisis parametrik bila data

berdistribusi normal atau non parametrik bila data berdistribusi tidak

normal.

3.7.2 Uji Homogenitas Data (p>0,05)

Pengujian homogentias data dengan menggunakan Leven’s untuk

mengetahui data homogen atau tidak homogen.

3.7.3 Uji Parametrik (One-way Anova)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan rerata pengaruh kelompok

kontrol 1 (K1), kelompok kontrol 2 (K2), dan kelompok perlakuan (P1)

terhadap profil lipid mencit obesitas dengan perlakuan latihan intensitas

sedang. Bila data tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji non

parametrik Kruskal-Wallis. Hipotesis dianggap bermakna bila p<0,05.

Jika pada uji One-way Anova atau Kruskal-Wallis meghasilkan nilai

p<0,05, maka dilanjutkan dengan melakukan analisis Post-Hoc

Bonferroni bila varian data sama atau Post-Hoc Tamhane’s bila varian

data berbeda pada analisis parametrik atau Post-Hoc Mann-Whitney bila

analisis non parametrik untuk melihat perbedaan antar kelompok.

Page 70: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

54

3.8 Etika Penelitian

Penelitian ini telah diajukan dan mendapatkan persetujuan etik dari Komite

Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dengan nomor

registrasi No:4463/UN26.8/DL/2017.

Page 71: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Hasil pemeriksaan kadar trigliserida didapatkan rerata pada kelompok

kontrol normal (K1) sebesar 57,33 ± 22,057 mg/dl, pada kelompok kontrol

positif (K2) sebesar 86 ± 28,062 mg/dl, dan pada kelompok perlakuan 1

(P1) sebesar 60,44 ± 17,444 mg/dl.

2. Hasil pemeriksaan kadar HDL didapatkan rerata pada kelompok kontrol

normal (K1) sebesar 76,78 ± 11,519 mg/dl, pada kelompok kontrol positif

(K2) sebesar 63,22 ± 14,412 mg/dl, dan pada kelompok perlakuan 1 (P1)

sebesar 91,78 ± 15,442 mg/dl.

3. Pemberian latihan intensitas sedang pada mencit obesitas dapat

meningkatkan kadar HDL.

4. Pemberian latihan intensitas sedang pada mencit obesitas tidak dapat

menurunkan kadar trigliserida.

Page 72: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

69

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat dilakukan penelitian terhadap variabel-variabel lain yang dapat

mendukung penelitian ini.

2. Perlu penelitian lebih lanjut tentang pengaruh kombinasi latihan intensitas

sedang dengan diet pada profil lipid mencit obesitas.

3. Dapat dilakukan penelitian tentang perbandingan pengaruh antar intensitas

latihan.

4. Lakukan penimbangan dan penyetaraan berat badan hewan coba terlebih

dahulu untuk menghindari hasil yang tidak sesuai.

5. Perlu diperhatikan pengambilan sampel dan transport darah mencit yang

akan diperiksa agar menghindari terjadinya hemolisis yang dapat

mempengaruhi hasil pemeriksaan sampel.

Page 73: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

70

DAFTAR PUSTAKA

Adam JM. 2014. Dislipidemia. In S. Setiati et al., eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II. Jakarta: Interna Publishing, 2549–58.

Ali AT, Hochfeld WE, Myburgh R, Pepper MS. 2013. Adipocyte and

adipogenesis. European Journal of Cell Biology, 92(6–7):229–36.

American Psychological Association. 2006. Resource Book for the Design of

Animal Exercise Protocols. Resource Book for the Design of Animal

Exercise Protocols, (February):53–6.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar

(RISKESDAS) 2013. Laporan Nasional 2013:1–384.

Bhadoria A, Sahoo K, Sahoo B, Choudhury A, Sufi N, Kumar R. 2015. Childhood

obesity: Causes and consequences. Journal of Family Medicine and Primary

Care, 4(2):187.

Blazek A, Rutsky J, Osei K, Maiseyeu A, Rajagopalan S. 2013. Exercise-

mediated changes in high-density lipoprotein : Impact on form and function.

American Heart Journal, 166(3):392–400.

Bostick B, Aroor AR, Habibi J, Durante W, Ma L, DeMarco VG, et al. 2017.

Daily exercise prevents diastolic dysfunction and oxidative stress in a female

mouse model of western diet induced obesity by maintaining cardiac heme

oxygenase-1 levels. Metabolism: Clinical and Experimental, 66:14–22.

Botham KM, Mayes PA. 2012. Pengangkutan dan Penyimpanan Lipid. In R. K.

Murray et al., eds. Biokimia Harper. Jakarta: EGC, 264–78.

Page 74: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

71

Bray MS, Loos RJF, McCaffery JM, Ling C, Franks PW, Weinstock GM, et al.

2016. NIH working group report-using genomic information to guide weight

management: From universal to precision treatment. Obesity, 24(1):14–22.

Brey CW, Nelder MP, Hailemariam T, Gaugler R, Hashmi S. 2009. Krüppel-like

family of transcription factors: An emerging new frontier in fat biology.

International Journal of Biological Sciences, 5(6):622–36.

Brooks GA, White P. 1978. Determination of metabolic and heart rate response of

rats to treadmill exercise. Journal of Applied Physiology.

Caspersen CJ, Powell KE, Christenson GM. 1985. Physical activity, exercise, and

physical fitness: definitions and distinctions for health-related research.

Public health reports (Washington, D.C. : 1974), 100(2):126–31.

Chinetti G, Fruchart J-C, Staels B. 2003. Peroxisome proliferator-activated

receptors and inflammation: from basic science to clinical applications.

International journal of obesity and related metabolic disorders : journal of

the International Association for the Study of Obesity, 27 Suppl 3:41-5.

Cinti S. 2009. Reversible physiological transdifferentiation in the adipose organ.

The Proceedings of the Nutrition Society, 68(4):340–9.

Coelho M, Oliveira T, Fernandes R. 2013. Biochemistry of adipose tissue: An

endocrine organ. Archives of Medical Science, 9(2):191–200.

Comuzzie AG, Allison DB. 1998. The Search for Human Obesity Genes. Science,

280(5368):1374–7.

Cooper G. 2008. Basic Lessons in Laboratory Quality Control Basic Lessons in

Laboratory Quality Control, Bio-Rad Laboratories, Inc.

Enriori PJ, Evans AE, Sinnayah P, Cowley M a. 2006. Leptin resistance and

obesity. Obesity (Silver Spring, Md.), 14 Suppl 5:254–8.

Flier JS. 1998. CLINICAL REVIEW 94 What ’ s in a Name ? In Search of Leptin

’ s Physiologic Role *. Endocrinology And Metabolism, 83(5):1407–13.

Page 75: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

72

Fox J, Barthold S, Davisson M, Newcomer C, Quimby F, Smith A. 2006. The

mouse in biomedical research: normative biology, husbandry, and models

Second Edi., Philadelphia:Academic Press.

Franssen R, Monajemi H. 2011. Obesity and Dyslipidemia. Medical Clinics of

NA, 95(5):893–902.

Frayn KN, Karpe F, Fielding B a, Macdonald I a, Coppack SW. 2003. Integrative

physiology of human adipose tissue. International journal of obesity and

related metabolic disorders : journal of the International Association for the

Study of Obesity, 27:875–88.

Galic S, Oakhill JS, Steinberg GR. 2010. Adipose tissue as an endocrine organ.

Molecular and Cellular Endocrinology, 316:129–39.

Gielen S, Schuler G, Adams V. 2010. Cardiovascular effects of exercise training:

Molecular mechanisms. Circulation, 122(12):1221–38.

Golay A, Ybarra J. 2005. Link between obesity and type 2 diabetes. Best Pract

Res Clin Endocrinol Metab, 19(4):649–63.

Gregoire FM, Smas CM, Sul HS. 1998. Understanding adipocyte differentiation.

Physiological reviews, 78(3):783–809.

Heymsfield SB, Gonzalez MCC, Shen W, Redman L, DianacThomas. 2014.

Weight Loss Composition is One-Fourth Fat-Free Mass: A Critical Review

and Critique of This Widely Cited Rule. Obesity, 15(4):310–21.

Heymsfield SB, Wadden TA. 2017. Mechanisms, Pathophysiology, and

Management of Obesity. New England Journal of Medicine, 376(3):254–66.

ITIS Report. 2017. Mus musculus taxonomy. Integrated Taxonomic Information

System on-line database.

Jahangir E, Schutter A De, Lavie CJ. 2014. The relationship between obesity and

coronary artery disease. Translational Research, 164(4):1–9.

Page 76: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

73

Jung U, Choi M-S. 2014. Obesity and Its Metabolic Complications: The Role of

Adipokines and the Relationship between Obesity, Inflammation, Insulin

Resistance, Dyslipidemia and Nonalcoholic Fatty Liver Disease.

International Journal of Molecular Sciences, 15(4):6184–223.

Kahn SE, Hull RL, Utzschneider KM. 2006. Mechanisms linking obesity to

insulin resistance and type 2 diabetes. Nature, 444(7121):840–6.

Klop B, Elte JWF, Cabezas MC. 2013. Dyslipidemia in Obesity: Mechanisms and

Potential Targets. Nutrients, 5:1218–40.

Kotsis V, Antza C, Doundoulakis G, Stabouli S. 2017. Obesity , Hypertension ,

and Dyslipidemia. Obesity, Endocrinology, 4:1–15.

Kotsis V, Stabouli S, Papakatsika S, Rizos Z, Parati G. 2010. Mechanisms of

obesity-induced hypertension. Hypertension Research, 33(5):386–93.

Lavie CJ, Milani R V, Ventura HO. 2009. Obesity and Cardiovascular Disease.

Risk Factor, Paradox, and Impact of Weight Loss. Journal of the American

College of Cardiology, 53(21):1925–32.

Lavie CJ, Milani R V, Ventura HO, Cardenas GA, Mehra MR, Messerli FH.

2007. Disparate Effects of Left Ventricular Geometry and Obesity on

Mortality in Patients With Preserved Left Ventricular Ejection Fraction.

American Journal of Cardiology, 100(9):1460–4.

Lavie CJ, Milani R V, Blair SN, McAuley PA, Church TS. 2014. Obesity and

Cardiovascular Diseases Implications Regarding Fitness, Fatness, and

Severity in the Obesity Paradox. Journal of the American College of

Cardiology, 63(14).

Leary S, Underwood W, Anthony R, Cartner S. 2013. AVMA Guidelines for the

Euthanasia of Animals: 2013 Edition, Tersedia dari:

https://www.avma.org/kb/policies/documents/euthanasia.pdf.

Lee JS, Chang P, Zhang Y, Kizer JR, Best LG, Howard B V. 2017. Triglyceride

and HDL-C Dyslipidemia and Risks of Coronary Heart Disease and Ischemic

Stroke by Glycemic Dysregulation Status : The Strong Heart Study. :1–9.

Page 77: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

74

Lefterova MI, Lazar MA. 2009. New developments in adipogenesis. Trends in

Endocrinology and Metabolism, 20(3):107–14.

Lieschke GJ, Currie PD. 2007. Animal models of human disease: zebrafish swim

into view. Nature reviews. Genetics, 8(5):353–67.

Lind L, Carlsson AC, Siegbahn A, Sundström J, Ärnlöv J. 2016. Impact of

Physical Activity on Cardiovascular Status in Obesity.

Mann S, Beedie C, Jimenez A. 2014. Differential Effects of Aerobic Exercise ,

Resistance Training and Combined Exercise Modalities on Cholesterol and

the Lipid Profile : Review , Synthesis and Recommendations. Sports Med,

44:211–21.

Matsuzawa Y, Funahashi T, Kihara S, Shimomura I. 2004. Adiponectin and

Metabolic Syndrome. Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology,

24(1):29–33.

Musi N, Guardado-Mendoza R. 2004. Adipose Tissue as an Endocrine Organ.

Cellular Endocrinology in Health and Disease, 89(6):p229–237.

Nikolac N. 2014. Lipemia : causes , interference mechanisms , detection and

management. Biochemia Medica, 24(1):57–67.

Niswender KD, Baskin DG, Schwartz MW. 2004. Insulin and its evolving

partnership with leptin in the hypothalamic control of energy homeostasis.

Trends in Endocrinology and Metabolism, 15(8):362–9.

Norton K, Norton L, Sadgrove D. 2010. Position statement on physical activity

and exercise intensity terminology. Journal of Science and Medicine in

Sport, 13(5):496–502.

Nybo L, Sundstrup E, Jakobsen MD, Mohr M, Hornstrup T, Simonsen L, et al.

2010. High-intensity training versus traditional exercise interventions for

promoting health. Medicine and Science in Sports and Exercise,

42(10):1951–8.

Page 78: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

75

Okay DM, Jackson P V, Marcinkiewicz M, Papino MN. 2009. Exercise and

Obesity. Primary Care - Clinics in Office Practice, 36(2):379–93.

Pal S, Hospital P. 2005. Study of lipid profile from riqas quality control sample. ,

20(2):18–23.

Palar Djon; Ticoalu, Shane H R CM W. 2015. Manfaat Latihan Olahraga Aerobik

Terhadap Kebugaran Fisik Manusia. Jurnal e-Biomedik, 3(1):316–21.

Perhonen M a, Franco F, Lane LD, Buckey JC, Blomqvist CG, Zerwekh JE, et al.

2001. Cardiac atrophy after bed rest and spaceflight. Journal of applied

physiology (Bethesda, Md. : 1985), 91(2):645–53.

Pigeyre M, Yazdi FT, Kaur Y, Meyre D. 2016. Recent progress in genetics,

epigenetics and metagenomics unveils the pathophysiology of human

obesity. Clin Sci (Lond), 130(12):943–86.

Poirier P, Giles TD, Bray GA, Hong Y, Stern JS, Pi-Sunyer FX, et al. 2006.

Obesity and cardiovascular disease: Pathophysiology, evaluation, and effect

of weight loss. Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology,

26(5):968–76.

Popkin BM, Adair LS, Ng SW. 2013. NOW AND THEN: The Global Nutrition

Transition: The Pandemic of Obesity in Developing Countries. , 70(1):3–21.

Rachmi CN, Li M, Alison Baur L. 2017. Overweight and obesity in Indonesia:

prevalence and risk factors—a literature review. Public Health, 147:20–9.

Ramasamy I. 2014. Recent advances in physiological lipoprotein metabolism. ,

52(12):1695–1727.

Redinger RN. 2007. The pathophysiology of obesity and its clinical

manifestations. Gastroenterology and Hepatology, 3(11):856–63.

Ridwan E. 2013. Etika Pemanfaatan Hewan Percobaan dalam Penelitian

Kesehatan. Journal Indonesian Medical Assosiation, 63(3):112–16.

Page 79: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

76

Rivera-Brown AM, Frontera WR. 2012. Principles of exercise physiology:

Responses to acute exercise and long-term adaptations to training. PM and R,

4(11):797–804.

Rocchini AP, Yang JQ, Gokee A. 2004. Hypertension and Insulin Resistance Are

Not Directly Related in Obese Dogs. Hypertension, 43(5):1011–16.

Rosenthal N, Brown S. 2007. The mouse ascending: perspectives for human-

disease models. Nature cell biology, 9(9):993–9.

Saely CH, Geiger K, Drexel H. 2011. Brown versus white adipose tissue: A mini-

review. Gerontology, 58(1):15–23.

Samuel VT, Shulman GI. 2016. The pathogenesis of insulin resistance :

integrating signaling pathways and substrate flux, 126(1).

Satria D, Yus TM, Rezeki S, Fisiologi B, Kedokteran F, Syiah U, et al. 2013.

Pengaruh Latihan Fisik Teratur terhadap Kadar Glukosa Darah dan

Hubungannya dengan Kadar Testosteron Total pada Tikus Model Diabetes

Effects of Regular Physical Exercise on Blood Glucose Levels and Its

Relationship to Total Testosterone Levels in Diabetic, 47(1):16–21.

Segula D. 2014. Complications of obesity in adults: a short review of the

literature. Malawi medical journal, 26(1):20–4.

Shaodong C, Haihong Z, Manting L, Guohui L, Zhengxiao Z, Ym Z. 2013.

Research of influence and mechanism of combining exercise with diet

control on a model of lipid metabolism rat induced by high fat diet. Lipids in

Health and Disease, 12(1):1.

Sharif Y, Irshad S. 2012. Animal models for human genetic diseases. African

Journal of Biotechnology, 11(86):15200–5.

Sinha A, Kling S. 2009. A review of adolescent obesity: Prevalence, etiology, and

treatment. Obesity Surgery, 19(1):113–120.

Page 80: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

77

Souza SBC, Flues K, Paulini J, Mostarda C, Rodrigues B, Souza LE, et al. 2007.

Role of exercise training in cardiovascular autonomic dysfunction and

mortality in diabetic ovariectomized rats. Hypertension, 50(4):786–91.

Sugondo S. 2014. Obesitas. In S. Setiati et al., eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II. Jakarta: Interna Publishing, 2559–69.

Tan A, Gagné S, Lévesque IA, Lachance S, Boudreau N, Lévesque A. 2012.

Impact of hemolysis during sample collection : How different is drug

concentration in hemolyzed plasma from that of normal plasma ? Journal of

Chromatography B, 901:79–84.

Tchkonia T, Thomou T, Zhu Y, Karagiannides I, Pothoulakis C, Jensen MD, et al.

2013. Mechanisms and Metabolic Implications of Regional Differences

among Fat Depots. , 17(5):644–56.

Trombold JR, Christmas KM, Machin DR, Kim I, Coyle EF. 2013. Acute high-

intensity endurance exercise is more effective than moderate-intensity

exercise for attenuation of postprandial triglyceride elevation. J Appl Physiol,

114:792–800.

Tuazon MA, Mcconnell TR, Wilson GJ, Anthony TG, Henderson GC. 2017.

Intensity-dependent and sex-specific alterations in hepatic triglyceride

metabolism in mice following acute exercise, (40):61–70.

Vandamme TF. 2015. Rodent models for human diseases. European Journal of

Pharmacology, 759:84–9

Villareal DT, Apovian CM, Kushner RF, Klein S. 2005. Obesity in older adults:

Technical review and position statement of the American Society for

Nutrition and NAASO, The Obesity Society. American Journal of Clinical

Nutrition, 82(5):923–34.

Wang Y, Xu D. 2017. Effects of aerobic exercise on lipids and lipoproteins. Lipid

in Health and Disease, 16(132):1–8.

WHO. 2000. Obesity : Preventing and Managing the Global Epidemic.

Page 81: PEMBERIAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP …digilib.unila.ac.id/30018/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · K2 pada pemeriksaan trigliserida (p=0,042) dan perbedaan bermakna antara

78

Witvrouw E, Mahieu N, Roosen P, Mcnair P. 2007. The role of stretching in

tendon injuries. Br J Sports Med, 41:224–6.